bab ii kajian pustaka dan hipotesis penelitian 2.1 kajian ... 2.pdf · pengendalian oleh agent...

21
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori keagenan Teori keagenan menjelaskan bahwa perusahaan dapat dilihat sebagai suatu hubungan kontrak antar pemegang sumber daya. Suatu hubungan keagenan muncul ketika satu atau lebih individu yang disebut principal memperkerjakan satu atau lebih individu lain yang disebut sebagai agent untuk melakukan layanan tertentu dan kemudian mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan kepada agent. Principal merupakan pihak yang tidak secara langsung berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan seperti pemilik, kreditor, pemegang saham, pemerintah dan lainnya, sedangkan agent adalah pihak yang diberikan kepercayaan dan tanggung jawab oleh principal untuk mengelola perusahaan, yaitu manajer. Teori keagenan memiliki asumsi bahwa masing-masing individu semata- mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Principal menginginkan pengembalian yang sebesar-besarnya dan secepatnya atas investasi yang salah satunya dicerminkan dengan kenaikan porsi deviden dari tiap saham yang dimiliki, sedangkan agent menginginkan kepentingannya diakomodir dengan pemberian kompensasi yang memadai dan sebesar-besarnya atas kinerjanya (Gradiyanto, 2012). Selain itu, adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dengan pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan antara principal dan agent (Herawaty, 2008). Kepemilikan berhubungan

Upload: leanh

Post on 06-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian ... 2.pdf · pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan antara principal dan

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori keagenan

Teori keagenan menjelaskan bahwa perusahaan dapat dilihat sebagai suatu

hubungan kontrak antar pemegang sumber daya. Suatu hubungan keagenan muncul

ketika satu atau lebih individu yang disebut principal memperkerjakan satu atau

lebih individu lain yang disebut sebagai agent untuk melakukan layanan tertentu

dan kemudian mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan kepada agent.

Principal merupakan pihak yang tidak secara langsung berhubungan dengan

kegiatan operasional perusahaan seperti pemilik, kreditor, pemegang saham,

pemerintah dan lainnya, sedangkan agent adalah pihak yang diberikan kepercayaan

dan tanggung jawab oleh principal untuk mengelola perusahaan, yaitu manajer.

Teori keagenan memiliki asumsi bahwa masing-masing individu semata-

mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik

kepentingan antara principal dan agent. Principal menginginkan pengembalian

yang sebesar-besarnya dan secepatnya atas investasi yang salah satunya

dicerminkan dengan kenaikan porsi deviden dari tiap saham yang dimiliki,

sedangkan agent menginginkan kepentingannya diakomodir dengan pemberian

kompensasi yang memadai dan sebesar-besarnya atas kinerjanya (Gradiyanto,

2012). Selain itu, adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dengan

pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik

keagenan antara principal dan agent (Herawaty, 2008). Kepemilikan berhubungan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian ... 2.pdf · pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan antara principal dan

12

dengan dana yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan pengendalian terkait dengan

pengelolaan perusahaan oleh manajer

Menurut Fatmawati (2013) sampai saat ini telah diketahui ada lima macam

hubungan keagenan, yaitu:

1) Manajer vs kreditor, yaitu manajer memainkan angka-angka pada laporan

keuangan agar terlihat bagus sehingga diberi pinjaman oleh kreditor.

2) Manajer vs pemegang saham (Jensen & Meckling, 1976), yaitu pemegang

saham menginginkan kenaikan keuntungan, tetapi manajer memiliki

kepentingannya sendiri.

3) Manajer vs pemerintah, yaitu perusahaan yang besar cenderung diawasi

oleh pemerintah.

4) Pemegang saham vs pemegang hutang, yaitu manajer diasumsikan

bertindak atas nama pemegang saham sehingga manajer bertindak sebagai

agen dan pemegang hutang sebagai prinsipal (Jensen & Meckling, 1976).

5) Pemegang saham mayoritas vs pemegang saham minoritas, yaitu

pemegang saham mayoritas cenderung mementingkan kepentingannya

sendiri dengan mengorbankan kepentingan pemegang saham minoritas

(Ding et al., 2007).

Ketika hubungan keagenan terjadi akan cenderung timbul biaya keagenan,

yaitu biaya yang dikeluarkan dalam rangka mempertahankan hubungan keagenan

yang efektif, misalnya menawarkan bonus kinerja manajemen untuk mendorong

manajer bertindak untuk kepentingan pemegang saham. Macam biaya keagenan

ada tiga (Jensen & Meckling, 1976), yaitu:

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian ... 2.pdf · pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan antara principal dan

13

1) Biaya monitoring yang dikeluarkan oleh principal, yaitu biaya untuk

memonitor perilaku para agent, contohnya adalah biaya untuk mengaudit

laporan keuangan.

2) Biaya bonding yang dikeluarkan oleh agent, yaitu biaya-biaya untuk

menjamin bahwa agent tidak akan melakukan tindakan tertentu yang akan

merugikan principal, contohnya adalah mempersiapkan laporan keuangan.

3) Kerugian residual, yaitu jumlah kerugian yang dialami oleh principal yang

dikarenakan penyimpangan perilaku dan terlalu mahal untuk

menghilangkan semua perilaku oportunistik.

2.1.2 Manajemen laba

Teori keagenan menyebutkan pihak agent sebagai pengelola perusahaan lebih

banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan

datang dibandingkan principal. Kondisi ini dikenal sebagai asimetri informasi.

Asimetri informasi yang terjadi antara manajer (agent) dan pemilik (principal)

memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunistik, yaitu

memperoleh keuntungan pribadi. Apabila perusahaan berada dalam kinerja buruk,

manajer dapat bertindak oportunistik dengan menaikkan laba akuntansi guna

menyembunyikan kinerja yang buruk, sebaliknya bila perusahaan dalam kinerja

baik manajer bertindak oportunis dengan menurunkan laba akuntansinya untuk

menunda kinerja yang baik (Suyudi, 2009).

Perilaku oportunistik manajemen dengan memainkan angka-angka akuntansi

yang disajikan dalam laporan keuangan guna mempengaruhi informasi keuangan

dengan tujuan tertentu merupakan tindakan manajemen laba (Amertha, 2013).

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian ... 2.pdf · pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan antara principal dan

14

Menurut Healy dan Wahlen (1999) manajemen laba terjadi ketika manajer

menggunakan keputusan tertentu dalam laporan keuangan dan penyusunan

transaksi untuk mengubah laporan keuangan. Hal tersebut terkesan

mengelabui stakeholder tentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk

mempengaruhi hasil yang berhubungan dengan kontrak yang tergantung pada

angka akuntansi.

Manajemen laba tidak selalu diartikan sebagai suatu upaya negatif yang

merugikan karena tidak selamanya manajemen laba berorientasi pada manipulasi

laba. Manajemen laba lebih condong dikaitkan dengan pemilihan metode

akuntansi yang secara sengaja dipilih oleh manajemen untuk tujuan tertentu.

Manajemen laba dilakukan tetap dalam koridor standar akuntansi keuangan,

sementara manipulasi laba mengandung pengertian menyimpang dari standar

akuntansi. Sugiri (1998) dalam Aryati dan Walansendouw (2013) membagi definisi

manajemen laba menjadi dua, yaitu:

1) Manajemen laba dalam definisi sempit, yaitu hanya berkaitan dengan

pemilihan metode akuntansi dengan menggunakan komponen

diskresionari akrual dalam menentukan besarnya laba yang akan disajikan.

2) Manajemen laba dalam definisi luas, yaitu tindakan manajer untuk

meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit

di mana manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan

maupun penurunan profitabilitas ekonomis jangka panjang unit tersebut.

Positif accounting theory menjelaskan tiga hipotesis yang melatarbelakangi

terjadinya manajemen laba (Watt dan Zimmerman, 1986), yaitu:

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian ... 2.pdf · pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan antara principal dan

15

1) Bonus plan hypothesis, dilakukan para manajer yang bekerja pada

perusahaan yang menerapkan sistem bonus. Manajer akan berusaha

mengatur laba yang dilaporkannya dengan tujuan dapat memaksimalkan

jumlah bonus yang akan diterimanya. Cara yang umum dilakukan adalah

dengan memilih metode akuntansi yang dapat menggeser laba dari masa

depan ke masa kini sehingga dapat menaikkan laba saat ini.

2) Debt covenant hypothesis, dilakukan untuk menjaga reputasi perusahaan

dalam pandangan pihak eksternal khususnya kreditur. Jika perusahaan

semakin dekat dengan waktu pelanggaran perjanjian hutang, manajer akan

cenderung memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba saat ini

dengan harapan dapat mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami

pelanggaran kontrak hutang. Hal tersebut bertujuan agar perusahaan tidak

kesulitan dalam memperoleh dana tambahan dari pihak kreditur.

3) Political cost hypothesis, dilakukan dengan menurunkan laba guna

mengurangi tingkat visibilitasnya saat periode kemakmuran yang tinggi.

Semakin besar perusahaan, semakin besar pula kemungkinan perusahaan

tersebut memilih metode akuntansi yang menurunkan laba. Hal tersebut

bertujuan memperoleh kemudahan dan fasilitas dari pemerintah yang

biasanya akan mengambil tindakan seperti menaikkan pajak saat laba

perusahaan tinggi. Biaya politik muncul karena profitabilitas perusahaan

yang tinggi dapat menarik perhatian media dan konsumen.

Scot (2003:377) juga menyebutkan beberapa motivasi manajemen untuk

melakukan manajemen laba, yaitu:

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian ... 2.pdf · pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan antara principal dan

16

1) Motivasi bonus merupakan salah satu dorongan bagi manajer dalam

melaporkan laba perusahan, jika perusahaan tersebut mempunyai

kebijakan dalam pencapaian laba tertentu. Manajer yang rasional, akan

memilih kebijakan akuntansi yang sesuai dengan kepentingannya, yaitu

memilih kebijakan yang dapat memaksimalkan expected utility-nya.

2) Motivasi kontrak berkaitan dengan utang jangka panjang, yaitu manajer

menaikkan laba bersih untuk mengurangi kemungkinan perusahaan

mengalami technical default. Manajer perusahaan yang melakukan

pelanggaran perjanjian kredit cenderung memilih metode akuntansi yang

memiliki dampak meningkatkan laba untuk menjaga reputasi mereka

dalam pandangan pihak eksternal (Dimitrov and Tice, 2006).

3) Motivasi politik sangat berpengaruh, terutama pada perusahaan besar dan

industri yang mengusai hajat hidup orang banyak. Perusahaan dengan

tingkat laba yang tinggi dinilai akan mendapat perhatian luas dari kalangan

konsumen dan media yang nantinya juga akan menarik perhatian pihak

pemerintah dan regulator sehingga menyebabkan terjadinya biaya politis.

4) Motivasi pajak merupakan salah satu alasan dalam pengurangan laba yang

dilaporkan. Hal tersebut dikarenakan dengan laba perusahaan yang tinggi,

pemerintah akan segera mengambil tindakan seperti mengenakan

peraturan antitrust ataupun menaikkan pajak pendapatan perusahaan.

5) Pergantian chief executive officer (CEO) yang akan pensiun biasanya akan

berusaha untuk meninggikan laba untuk mendapat bonus yang lebih tinggi.

Meninggikan laba juga terjadi pada CEO yang memiliki kinerja buruk

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian ... 2.pdf · pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan antara principal dan

17

guna menghindari pemecatan. CEO baru terbukti melakukan praktik

manajemen laba yang menurunkan laba (income decreasing) untuk

memperbesar kemungkinan memperoleh laba yang lebih tinggi pada

periode berikutnya (Erawan dan Ulupui, 2013).

6) Penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) merupakan

celah manajer perusahaan go public melakukan manajemen laba untuk

memperoleh harga yang lebih tinggi atas sahamnya dengan harapan

mendapatkan respon pasar yang positif terhadap peramalan laba sebagai

sinyal dari nilai perusahaan.

Beberapa penelitian juga menyebutkan adanya motivasi lain dalam

melakukan manajemen laba, seperti yang dikemukakan oleh Healy dan Wahlen

(1999), yaitu:

1) Motivasi pasar modal, berkaitan dengan anggapan bahwa angka-angka

akuntansi khususnya laba merupakan salah satu sumber informasi penting

yang digunakan oleh investor dalam menilai harga saham. Sehingga tidak

mengherankan kalau ada manajer yang berusaha membuat laporan

keuangannya tampak baik dengan maksud untuk mempengaruhi kinerja

saham dalam jangka pendek. Manajemen cenderung melaporkan laba

lebih tinggi (overstate) ketika melakukan penawaran saham ke publik.

2) Motivasi kontrak, dikaitkan dengan penggunaan data akuntansi dalam

memonitor dan meregulasi kontrak atas perusahaan dan pihak-pihak lain

yang berkepentingan (stakeholders). Alasan yang menyebabkan

manajemen laba terjadi dalam konteks kontrak adalah kreditor maupun

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian ... 2.pdf · pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan antara principal dan

18

komite kompensasi yaitu komite yang menyiapkan berkas kontrak antara

manajer perusahaan, merasa bahwa upaya mengungkapkan ada tidaknya

manajemen laba adalah upaya yang mahal dan membutuhkan waktu.

Kondisi ini seakan menjadi pendorong bagi manajer untuk

melakukan manajemen laba.

3) Motivasi regulasi, berkaitan degan peraturan perundang-undangan

ataupun standar yang berlaku umum. Bagi para penetap standar, perhatian

terhadap manajemen laba menjadi penting karena manajemen laba apapun

alasannya dapat mengarah kepada penyajian pelaporan keuangan yang

tidak benar dan akhirnya dapat mempengaruhi alokasi sumber daya yang

ada. Manajer dapat memanipulasi laba dengan berbagai cara, baik yang

secara langsung berpengaruh terhadap keputusan operasi, pembiayaan,

investasi maupun dalam bentuk pemilihan prosedur akuntansi yang

diperbolehkan dalam prinsip akuntansi berterima umum.

Menurut Scot (2003:383) berbagai pola sering dilakukan manajer dalam

manajemen laba, yaitu:

1) Taking a bath merupakan pola yang terjadi pada saat reorganisasi

termasuk pengangkatan Chief Executive Officer (CEO) baru dengan

melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini diharapkan dapat

meningkatkan laba di masa yang akan datang.

2) Income minimization yaitu pola yang dilakukan dengan mempercepat

penghapusan aktiva tetap dan aktiva tak berwujud dan mengakui

pengeluaran sebagai biaya untuk mendapatkan laba tinggi. Pada saat

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian ... 2.pdf · pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan antara principal dan

19

profitabilitas perusahaan sangat tinggi dengan maksud agar tidak

mendapat perhatian secara politis, kebijakan yang diambil dapat berupa

penghapusan atas barang modal dan aktiva tidak berwujud, biaya iklan dan

pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan, hasil akuntansi untuk

biaya eksplorasi.

3) Income maximation bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi

untuk tujuan bonus yang lebih besar. Perencanaan bonus yang didasarkan

pada data akuntansi mendorong manajer untuk memanipulasi data

akuntansi tersebut guna menaikkan laba untuk meningkatkan pembayaran

bonus tahunan. Tindakan ini dilakukan pada saat laba perusahan menurun.

4) Income smoothing dilakukan dengan meratakan laba yang dilaporkan

dengan tujuan untuk pelaporan eksternal, terutama bagi investor, karena

pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.

Teknik melakukan manajemen laba menurut Setiawati dan Na’im (2000)

dapat dilakukan dengan tiga teknik, yaitu:

1) Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi melalui

perkiraan akuntansi seperti estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi

kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud,

estimasi biaya garansi, dan lain-lain.

2) Mengubah metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu

transaksi, seperti merubah metode depresiasi aktiva tetap, dari metode

depresiasi angka tahun ke metode depresiasi garis lurus.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian ... 2.pdf · pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan antara principal dan

20

3) Menggeser periode biaya atau pendapatan seperti dengan mempercepat

atau menunda pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan sampai

pada periode akuntansi berikutnya, mempercepat atau menunda

pengeluaran promosi sampai periode berikutnya, mempercepat atau

menunda pengiriman produk ke pelanggan, dan mengatur saat penjualan

aktiva tetap yang sudah tak dipakai.

2.1.3 Diversifikasi operasi

Kondisi pasar dewasa ini mengharuskan perusahaan untuk mendapat pangsa

pasar yang baru dan memperluas pangsa pasar yang ada dengan memberikan

peluang-peluang yang lebih baik sehingga perusahaan tetap memiliki keunggulan

bersaing dibandingkan dengan perusahaan lainnya (Hill dan Horkisson, 1987).

Salah satunya dengan melakukan diversifikasi operasi. Segmen operasi adalah

komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa

(baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan

komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan

segmen lain. Menurut PSAK No. 5 Revisi 2009 faktor-faktor yang dipertimbangkan

dalam menentukan terkait atau tidaknya produk atau jasa, meliputi:

1) Karakteristik produk atau jasa.

2) Karakteristik proses produksi.

3) Jenis atau golongan pelanggan (produk atau jasa).

4) Metode pendistibusian produk atau penyediaan jasa.

5) Jika praktis, karakteristik iklim regulasi, misalnya dalam perbankan,

asuransi, atau public utilities.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian ... 2.pdf · pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan antara principal dan

21

Bagi perusahaan yang melakukan diversifikasi operasi (multioperasional),

pelaporan masing-masing segmen operasinya tercantum dalam segment reporting.

Segment reporting merupakan standar pengungkapan yang terutama dan secara

khusus relevan bagi perusahaan berukuran besar dalam lokasi geografis yang

berbeda dan atau bermacam-macam bisnis. Menurut Radebaugh dan Street (2003)

dalam Indraswari (2010) tujuan dari standar tersebut adalah untuk memberikan

informasi mengenai perbedaan jenis aktivitas bisnis perusahaan dalam membantu

pengguna laporan keuangan untuk memahami kinerja perusahaan dengan lebih

baik, menilai lebih baik kemungkinan aliran kas masa depan, dan membuat

pertimbangan lebih informatif mengenai perusahaan secara keseluruhan.

PSAK No. 5 Revisi 2009 tentang Segmen Operasi menyebutkan bahwa

segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:

1) Yang terikat dalam aktivitas bisnis dalam menghasilkan pendapatan dan

menimbulkan beban.

2) Hasil operasi yang secara reguler dievaluasi oleh pembuat keputusan

operasi untuk menilai segmen individual dan membuat keputusan

mengenai sumber daya yang akan dialokasikan ke dalam segmen.

3) Ketika informasi keuangan terpisah tersedia yang dihasilkan oleh atau

berdasarkan sistem pelaporan internal.

Kriteria segmen yang akan dilaporkan harus memenuhi syarat kualitatif, yaitu

telah teridentifikasi sebagai segmen operasi atau hasil dari dua agregasi atau lebih

dan memenuhi satu dari batasan kuantitatif berikut (PSAK 05 Revisi 2009):

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian ... 2.pdf · pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan antara principal dan

22

1) Pendapatan yang dilaporkan adalah 10% atau lebih dari pendapatan total

dari semua segmen yang dapat dilaporkan.

2) Jumlah absolut dari laba atau rugi yang dilaporkan adalah 10% atau lebih

dari gabungan laba atau rugi yang dari semua segmen operasi.

3) Jika aset adalah 10% atau lebih dari aset gabungan semua operasi.

2.1.4 Diversifikasi geografis

Perusahaan yang terdiversifikasi geografis biasa disebut perusahaan

multinasional. Menurut PSAK No. 5 Revisi 2000 diversifikasi geografis atau

segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam

menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan atau wilayah ekonomi tertentu dan

komponen tersebut memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan

imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan atau wilayah ekonomi

lain. Segmen geografis dapat merupakan suatu negara, sekelompok negara, atau

wilayah dalam suatu negara. Selanjutnya operasi dalam lingkungan atau wilayah

ekonomi dengan risiko dan imbalan yang berbeda secara signifikan tidak boleh

dikelompokkan ke dalam segmen geografis yang sama. Faktor-faktor yang

dipertimbangkan dalam mengidentifikasi segmen geografis mencakup kondisi

ekonomi dan politik, hubungan antar operasi dalam wilayah geografis, kedekatan

geografis operasi, dan risiko mata uang (Verawati, 2012).

Strategi diversifikasi geografis dalam konteks internasional selain dapat

menghasilkan keuntungan juga dapat menghadapkan perusahaan pada risiko. Dua

risiko yang di hadapi oleh perusahaan ketika memutuskan untuk menerapkan

strategi diversifikasi geografis dalam konteks internasional dapat berupa risiko

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian ... 2.pdf · pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan antara principal dan

23

finansial dan risiko politik. Risiko finansial dapat terjadi karena fluktuasi mata uang

yang dapat mempengaruhi investasi perusahaan. Fluktuasi ini dapat mengakibatkan

keuntungan tambahan bagi investasi maupun kerugian karena penurunan nilai

investasi. Selain itu perbedaan tingkat bunga inflasi mengharuskan perusahaan

untuk menerapkan praktik-praktik pendekatan manajerial yang kompleks, strategi

bisnis, dan praktik akuntansi yang kompleks. Sedangkan risiko politik yang

dihadapi oleh perusahaan adalah keadaan politik dari negara tujuan yang dapat

mempengaruhi nilai investasi perusahaan, baik secara makro maupun mikro.

2.1.5 Good corporate governance (GCG)

Perusahaan-perusahaan yang kini tercatat di Bursa Efek Indonesia telah

diwajibkan menerapkan suatu konsep yang menitikberatkan pada prinsip

pengelolaan entitas bisnis yang sehat atau lebih dikenal dengan istilah corporate

governance (CG). CG adalah serangkaian mekanisme yang mengarahkan dan

mengendalikan suatu perusahaan agar operasional perusahaan berjalan sesuai

dengan harapan para pemangku kepentingan (stakeholders). Selanjutnya CG

mengalami perkembangan menjadi good corporate governance (GCG) sebagai

suatu tatanan pengelolaan perusahaan, penting dilakukan untuk memperjelas batas

hak dan kewajiban masing-masing pemilik dan pihak manajemen sehingga dapat

mengurangi adanya konflik dan asimetri informasi yang terjadi antara pemilik dan

manajemen. Menurut Indonesian Institute of Corporate Governance (IICG), GCG

adalah struktur, sistem dan proses yang digunakan oleh organ perusahaan sebagai

upaya untuk memberikan nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian ... 2.pdf · pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan antara principal dan

24

jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya

berdasarkan norma, etika, budaya dan aturan yang berlaku.

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) tahun 2006 dalam Utama

(2013) mendefinisikan lima prinsip utama penting yang ada dalam CG, yaitu:

1) Transparency (keterbukaan) adalah bentuk keterbukaan perusahaan dalam

kegiatan mulai dari proses pengambilan keputusan sampai dengan

keterbukaan dalam mengungkapkan informasi materil yang ada di dalam

perusahaan.

2) Accountability (akuntabilitas) adalah kejelasan sebuah fungsi dan

pertanggungjawaban seluruh organ yang ada di dalam perusahaan

sehingga dalam pengelolaan kegiatan perusahaan dapat berjalan efektif.

3) Responsibility (pertanggungjawaban) memberikan kewajiban perusahaan

untuk mematuhi semua hukum dan undang-undang, termasuk hukum

korporasi.

4) Indepedency (kemandirian) adalah keadaan dimana perusahaan dalam

pengelolaannya dijalankan secara professional tanpa adanya kepentingan

dan tekanan dari suatu pihak yang tidak sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

5) Fairness (kewajaran) merupakan bentuk sikap adil dan kesetaraan yang

dibentuk untuk memenuhi dan melindungi hak-hak stakeholder yang

timbul berdasarkan perjanjian di dalam peraturan perundangan yang

berlaku.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian ... 2.pdf · pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan antara principal dan

25

Selain Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), salah satu lembaga

independen yang berfokus pada penilaian penerapan konsep CG di perusahaan,

yang telah melakukan riset mengenai penerapan CG di Indonesia adalah Indonesian

Institute of Corporate Governance (IICG). IICG merupakan salah satu lembaga

independen yang melakukan pemeringkatan penerapan CG pada perusahaan-

perusahaan di Indonesia melalui riset yang dirancang guna memacu perusahaan

dalam peningkatan kualitas penerapan konsep CG. Pemeringkatan yang dilakukan

oleh IICG berupa indeks, yaitu Corporate Governance Perception Index (CGPI).

CGPI yang diselenggarakan oleh IICG bekerja sama dengan Majalah SWA

merupakan program tahunan sejak 2001 sebagai bentuk penghargaan terhadap

inisiatif dan hasil upaya perusahaan dalam mewujudkan bisnis yang etikal dan

bermartabat. Sejak tahun 2001 CGPI telah diikuti oleh perusahaan publik (emiten),

Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD),

Perbankan dan Perusahaan Swasta (BUMS).

Menurut IICG, penerapan GCG memiliki beberapa manfaat bagi perusahaan,

diantaranya menjaga sustainability perusahaan, meningkatkan nilai perusahaan dan

kepercayaan pasar, mengurangi agency cost dan cost of capital, meningkatkan

kinerja, efisiensi dan pelayanan kepada stakeholders, melindungi organ dari

intervensi politik dan tuntutan hukum, dan membantu terwujudnya good corporate

citizen. GCG juga dipercaya dapat meningkatkan kepercayaan investor dan

perusahaan yang menerapkan GCG memiliki kinerja operasi yang lebih efisien.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian ... 2.pdf · pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan antara principal dan

26

2.1.6 Pembahasan penelitian terdahulu

Tabel 2.1 berikut menyajikan ringkasan penelitian terdahulu yang dapat

dijadikan referensi dan berhubungan dengan penelitian ini.

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

No. Judul

Penelitian

Peneliti dan

Tahun

Penelitian

Alat Analisis

dan Variabel Hasil Penelitian

1. Corporate

Diversification

and Earnings

Management

El Mehdi dan

Seboui (2011)

Regresi Cross-

Sectional

Variabel

Independen:

- Diversifikasi

perusahaan

Variabel

Dependen:

- Akrual

diskresioner

Diversifikasi

geografis

berpengaruh

positif,

sedangkan

diversifikasi

industri

berpengaruh

negatif terhadap

manajemen laba.

2. Pengaruh

Diversifikasi

Operasi,

Diversifikasi

Geografis,

Leverage, dan

Struktur

Kepemilikan

terhadap

Manajemen

Laba

Diana

Verawati dan

Dul Muid

(2012)

Regresi Berganda

Variabel

Independen:

- Diversifikasi

operasi

- Diversifikasi

geografis

- Leverage

- Kepemilikan

terkonsentrasi

- Kepemilikan

asing

- Kepemilikan

institusional

- Kepemilikan

manajerial

Variabel

Dependen:

- Manajemen

laba

Diversifikasi

geografis,

leverage,

kepemilikan

terkonsentrasi

dan kepemilikan

institusional

berpengaruh

signifikan pada

manajemen laba,

sedangkan

diversifikasi

operasi,

kepemilikan

asing, dan

kepemilikan

manajerial tidak

berpengaruh

pada manajemen

laba.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian ... 2.pdf · pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan antara principal dan

27

Lanjutan Tabel 2.1

No. Judul

Penelitian

Peneliti dan

Tahun

Penelitian

Alat Analisis

dan Variabel Hasil Penelitian

3. Pengaruh Status

Internasional,

Diversifikasi

Operasi, dan

Legal Origin

terhadap

Manajemen

Laba (Studi

Perusahaan Asia

yang Terdaftar

di NYSE)

Ratih

Indraswari

(2010)

Regresi Berganda

Variabel

Independen:

- Status

internasional

- Diversifikasi

operasi

- Legal origin

Variabel

Dependen:

- Manajemen

laba

Status

internasional dan

diversifikasi

operasi

berpengaruh

positif terhadap

manajemen laba,

sedangkan legal

origin tidak

berpengaruh

terhadap

manajemen laba.

4. Pengaruh

Diversifikasi

Geografis,

Diversifikasi

Industri,

Konsentrasi

Kepemilikan

Perusahaan, dan

Masa Perikatan

Audit terhadap

Manajemen

Laba

Dewi

Fatmawati

(2013)

Regresi Berganda

Variabel

Independen:

- Diversifikasi

geografis

- Diversifikasi

industri

- Konsentrasi

kepemilikan

perusahaan

- Masa perikatan

audit

Variabel

Dependen:

- Manajemen

laba

Diversifikasi

geografis dan

masa perikatan

audit

berpengaruh

terhadap

manajemen laba,

sedangkan

diversifikasi

industri dan

konsentrasi

kepemilikan

perusahaan tidak

berpengaruh

terhadap

manajemen laba.

5. Analisis

Pengaruh

Diversifikasi

Perusahaan

terhadap

Manajemen

Laba

Titik Aryati

dan Yoel

Charisma

Walansendouw

(2013)

Regresi Berganda

Variabel

Independen:

- Diversifikasi

industrial

Variabel

Dependen:

- Manajemen

laba

Diversifikasi

perusahaan

(industrial) tidak

berpengaruh

terhadap

manajemen laba.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian ... 2.pdf · pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan antara principal dan

28

Lanjutan Tabel 2.1

No. Judul

Penelitian

Peneliti dan

Tahun

Penelitian

Alat Analisis

dan Variabel Hasil Penelitian

6. Pengaruh

Return On Asset

pada Praktik

Manajemen

Laba dengan

Moderasi

Corporate

Governance

Indra Satya

Prasavita

Amertha

(2013)

Moderated

Regression

Analysis

Variabel

Independen:

- Return On

Asset

Variabel

Dependen:

- Manajemen

laba

Variabel

Moderasi:

- Corporate

Governance

Return on asset

Berpengaruh

positif,

corporate

governance

berpengaruh

negatif dan

corporate

governance

dapat

memoderasi

(memperlemah)

hubungan return

on asset pada

manajemen laba.

7. Pengaruh Tata

Kelola

Perusahaan serta

Peringkat CGPI

Terhadap

Manajemen

Laba pada

Perusahaan

yang Terdaftar

di Bursa Efek

Indonesia

Lia Agustin

(2012)

Regresi Berganda

Variabel

Independen:

- Ukuran dewan

komisaris

- Proporsi dewan

komisaris

- Ukuran komite

audit

- Corporate

Governance

Perception

Index

Variabel

Dependen:

- Manajemen

laba

Ukuran dewan

komisaris,

proporsi dewan

komisaris, dan

kuran komite

audit tidak

berpengaruh,

sedangkan

corporate

governance

perception index

berpengaruh

pada manajemen

laba.

Sumber: Penelitian terdahulu yang diringkas, 2015

2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh diversifikasi operasi pada manajemen laba

Perusahaan yang terdiversifikasi industri beroperasi pada segmen-segmen

bisnis yang berbeda. Kemudian bila dikaitkan dengan pelaporan kinerja kepada

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian ... 2.pdf · pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan antara principal dan

29

investor, manajemen perusahaan dengan segmen bisnis yang beragam diduga pula

memiliki peluang untuk melakukan manajemen laba (Indraswari, 2010). Hal ini

dikaitkan dengan kompleksitas organisasi yang meningkatkan asimetri informasi

antara manajer dan investor (Satoto, 2009). Manajer memiliki peluang untuk

mengambil keputusan yang memaksimalkan dirinya sendiri. Hal tersebut

dibuktikan oleh Carnes dan Guffey (2000) yang meneliti hubungan antara

diversifikasi operasi perusahaan dengan rencana bonus manajer. Dikatakan bahwa

perusahaan dengan multioperasional memiliki kesempatan lebih besar untuk

mengambil keuntungan pajak melalui penggunaan perencanaan pajak (manipulasi

transfer pricing) yang dapat menyajikan beban pajak lebih rendah. Oleh sebab itu,

dapat dikatakan bahwa perusahaan yang beroperasi pada segmen tunggal memiliki

kecenderungan yang lebih rendah untuk melakukan manajemen laba. Berdasarkan

uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah:

H1: Diversifikasi operasi berpengaruh positif pada manajemen laba.

2.2.2 Pengaruh diversifikasi geografis pada manajemen laba

Semakin menyebarnya aset perusahaan dalam lingkup geografis maka tingkat

atau struktur organisasi perusahaan akan menjadi lebih kompleks dan menambah

tingkat asimetri informasi antara agent dan principal atau manajer dengan investor.

Penelitian El Mehdi dan Seboui (2011) memberikan hasil yaitu diversifikasi

geografis dapat menimbulkan praktik manajemen laba dengan metode peningkatan

laba pada perusahaan. Hasil ini sesuai dengan hipotesis konflik keagenan. Pada

perusahaan terdiversifikasi geografis, masing-masing anak perusahaan terletak di

berbagai negara sehingga menyebabkan pemilik perusahaan kesulitan mengawasi

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian ... 2.pdf · pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan antara principal dan

30

perilaku agent atau manajemen (El Mehdi & Seboui, 2011). Lupitasari dan

Marsono (2012), Verawati dan Muid (2012), serta Fatmawati (2013) menyatakan

bahwa diversifikasi geografis berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Hasil-

hasil penelitian tersebut mendukung argumen bahwa munculnya konflik keagenan

akibat terdiversifikasinya perusahaan secara geografis dapat berujung pada

kemungkinan adanya manajemen laba. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka

hipotesis yang diajukan adalah:

H2: Diversifikasi geografis berpengaruh positif pada manajemen laba.

2.2.3 Pengaruh diversifikasi operasi pada manajemen laba yang dimoderasi

oleh good corporate governance

Perusahaan yang terdiversifikasi secara operasional akan memiliki strukur

organisasi yang lebih kompleks, tingkat transparansi yang kurang sehingga investor

mengalami kesulitan dalam menganalisis perusahaan. Diversifikasi tidak hanya

memotivasi manajer untuk melakukan manipulasi akuntansi tetapi juga membuat

kondisi yang mendukung untuk membuat manajemen laba sulit dideteksi (El Mehdi

dan Seboui, 2011). Good corporate governance (GCG) dipercaya dapat menekan

munculnya masalah asimetri. Chtourou et al. (2001) dalam Dewantari dan Badera

(2015) mengungkapkan penerapan GCG dapat menghambat rekayasa kinerja yang

dilakukan perusahaan, mengatasi masalah keagenan dan mencegah manajemen laba

yang berlebihan. Agustin (2012) dan Amertha (2013) dalam penelitiannya

menyebutkan bahwa GCG dapat mempengaruhi manajemen laba pada suatu

perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah:

H3: Diversifikasi operasi yang tinggi akan meningkatkan manajemen laba

terutama pada perusahaan dengan good corporate governance yang rendah.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian ... 2.pdf · pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan antara principal dan

31

2.2.4 Pengaruh diversifikasi geografis pada manajemen laba yang dimoderasi

oleh good corporate governance

Perusahaan yang terdiversifikasi geografis memberikan kondisi yang lebih

menguntungkan untuk manajemen laba. Perusahaan yang terdiversifikasi geografis

memiliki anak-anak perusahaan yang berada di luar negeri. Hal ini dapat

meningkatkan asimetri informasi serta masalah atau konflik keagenan. Manajer

pada anak-anak perusahaan di luar negeri dapat melakukan praktik manajemen laba

tanpa diketahui oleh pemilik perusahaan karena minimnya pengawasan (Fatmawati,

2013). Teori keagenan memberikan pandangan bahwa masalah manajemen laba

dapat diminimumkan dengan pengawasan sendiri melalui good corporate

governance (GCG). GCG sebagai suatu sistem tata kelola perusahaan diduga

mampu mengendalikan perusahaan yang terdiversifikasi secara geografis untuk

mengurangi praktik manajemen laba oleh manajemen (Dinuka dan Zulaikha, 2014).

Hal tersebut juga didukung oleh penelitian Agustin (2012) dan Amertha (2013).

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah:

H4: Diversifikasi geografis yang tinggi akan meningkatkan manajemen laba

terutama pada perusahaan dengan good corporate governance yang rendah.