bab ii tinjauan pustaka 2.1 tanaman anggrek 2.1.1...

16
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Anggrek 2.1.1 Deskripsi Umum Anggrek termasuk dalam famili orchidaceae yang mempunyai 800 genera dan 25 000 spesies. Tanaman ini terdiri dari tanaman monokotil, herba dan tahunan. Daya tarik tanaman anggrek adalah keindahan bentuk bunga dan warna yang beraneka ragam sehingga tidak menimbulkan rasa bosan bagi pecintanya (Mattjik 2010 dalam Fauziah, 2014). Variasi yang ada pada anggrek terletak pada bentuk bunga, ada yang mirip kalajengking (Arachnis), kupu-kupu (Phalaenopsis) dan kantung (Paphiopedilum), selain itu jumlah kuntum, ukuran dan warna kuntum juga terlihat keragaman yang cukup banyak serta keragaman pada bentuk daun serta batangnya (pseudobulb) (Purwantoro, 2005). Tanaman anggrek tersebar luas dari daerah tropika hingga daerah sirkumpolar. Sebagian besar tanaman anggrek hidup secara epifit dengan melekat pada batang pohon tempatnya tumbuh namum tidak merugikan tanaman yang ditumpangi. Ada pula tanaman anggrek yang tumbuh secara geofitis atau sering dikenal terrestria artinya tumbuh di tanah dengan akar- akar di dalam tanah. Ada pula yang bersifat saprofit, tumbuh pada media daun-daun kering dan kayu-kayu lapuk yang telah membusuk menjadi humus pada beberapa anggrek yang berada pada iklim sedang biasanya hidup di tanah dan membentuk umbi sebagai salah satu bentuk adaptasi terhadap keadaan lingkungan disekitarnya.

Upload: nguyendat

Post on 26-May-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Anggrek

2.1.1 Deskripsi Umum

Anggrek termasuk dalam famili orchidaceae yang mempunyai 800

genera dan 25 000 spesies. Tanaman ini terdiri dari tanaman monokotil,

herba dan tahunan. Daya tarik tanaman anggrek adalah keindahan bentuk

bunga dan warna yang beraneka ragam sehingga tidak menimbulkan rasa

bosan bagi pecintanya (Mattjik 2010 dalam Fauziah, 2014). Variasi yang

ada pada anggrek terletak pada bentuk bunga, ada yang mirip kalajengking

(Arachnis), kupu-kupu (Phalaenopsis) dan kantung (Paphiopedilum),

selain itu jumlah kuntum, ukuran dan warna kuntum juga terlihat

keragaman yang cukup banyak serta keragaman pada bentuk daun serta

batangnya (pseudobulb) (Purwantoro, 2005).

Tanaman anggrek tersebar luas dari daerah tropika hingga daerah

sirkumpolar. Sebagian besar tanaman anggrek hidup secara epifit dengan

melekat pada batang pohon tempatnya tumbuh namum tidak merugikan

tanaman yang ditumpangi. Ada pula tanaman anggrek yang tumbuh secara

geofitis atau sering dikenal terrestria artinya tumbuh di tanah dengan akar-

akar di dalam tanah. Ada pula yang bersifat saprofit, tumbuh pada media

daun-daun kering dan kayu-kayu lapuk yang telah membusuk menjadi

humus pada beberapa anggrek yang berada pada iklim sedang biasanya

hidup di tanah dan membentuk umbi sebagai salah satu bentuk adaptasi

terhadap keadaan lingkungan disekitarnya.

12

Tanaman anggrek cenderung memiliki organ-organ

yang sukulen atau berdaging tebal dengan kandungan air yang tinggi.

Keadaan ini memungkinkan anggrek dapat hidup pada kondisi dengan

persediaan air yang rendah, baik air dari hujan, embun ataupun uap air di

udara. Akan tetapi tanaman anggrek tidak ditemukan pada daerah gurun.

Tanaman anggrek biasa ditemukan di alam dengan tumbuh sebagai

tanaman di hutan atau tanaman di bawah naungan (Fauziah, 2014).

Anggrek genus phalaenopsis atau lebih dikenal dengan anggrek

bulan adalah salah satu jenis anggrek yang popular. Anggrek yang berasal

dari genus phalaenopsis memiliki ciri khas yaitu bentuk bunga yang lebih

besar dengan warna yang bervariasi dan panjang dari mekar bunga yang

lebih lama dibandingkan dengan jenis anggrek yang lainnya. Pada saat ini

keberadaaan anggrek genus phalaenopsis atau anggrek bulan semakin

jarang, sehingga perlu dilakukan tindakan perbanyakan untuk

melestarikannya (Fauziah, 2014).

Pertumbuhan tanaman anggrek bulan tergolong dalam tipe

monopodial, yaitu memiliki tipe pertumbuhan ujung batang ke satu arah

(ke atas) dan terbatas. Anggrek genus phalaenopsis memiliki akar yang

menempel pada tumbuhan lain dan biasanya mengikuti permukaan batang

yang di terdapat bunga. Tanaman Phalaenopsis memiliki batang yang

pendek biasanya dengan tiga hingga 6 daun. Pada kelompok anggrek

genus phalaenopsis memiliki daun yang tumbuh lebat sampai ukuran

sekitar 5-10cm. Bentuk daun secara umumnya erbentuk lonjong dengan

ujung melebar dan pangkal menghimpit ke arah batang dan berderet dalam

13

dua baris serta berhadapan. Kelompok anggrek genus phalaenopsis terdiri

dari tiga buah kelopak bungan dan tiga tajuk bunga, satu buah kelopak

pada bagian punggung dan pada samping terdapat dua buah daun kelopak

serta memiliki warna yang sangat beragam (Fauziah. 2014)

Klasifikasi anggrek genus phalaenopsis :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivis : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Liliopsida

Ordo : Lilidae

Famili : Orchidaceae

Genus : Phalaenopsis (Fauziah. 2014)

Gambar 1. Tanaman Anggrek

14

2.2 Variasi Genetik

Genetik merupakan berbagai variasi aspek biokimia, struktur dan sifat

organisme yang diturunkan secara fisik dari induknya (orang tuanya). Genetik

ini dibentuk dari AND (Asam Deoksiribo Nukleat) yang berbentuk molekul-

molekul yang terdapat pada hampir semua sel. Karakter-karakter yang berbeda

disebabkan oleh adanya perbedaan susunan genetik. Gen merupakan suatu

potongan DNA yang hasil aktivitasnya (ekspesi) dapat diamati melalui

perubahan karakter morfologi yang dapat dipengaruhi oleh pengaruh

lingkungan (Souza dan Sorells, 2003 dalam Purwantoro, 2005).

Informasi keragaman genetik merupakan dasar bagi para ahli pemuliaan

dan genetika populasi untuk pengembangan dan perbaikan pada tanaman.

Pengetahuan tersebut sangat penting karena dapat memberikan perbedaan

antar spesies yang diperlukan untuk pengidentifikasian pada beberapa

genotipe secara tepat yang mana akan sangat penting bagi program pemuliaan

tanaman, terutama pada program yang perbanyakannya dilakukan secara

klonal. Pendugaan terhadap tingkat keragaman genetika merupakan langkah

penting untuk identifikasi gen-gen yang berpotensi dalam program pemuliaan

tanaman (Saro, 2007).

Keragaman genetik merupakan variasi gen dalam satu spesies baik

diantara populasi yang terpisah secara geografis maupun di antara individu

yang berada di dalam satu populasi. Analisis keragaman genetik pada suatu

populasi tanaman dapat dilakukan melalui penggunaan penanda (marker)

tertentu baik melalui penanda morfologis yaitu dengan pengamatan langsung

terhadap fenotipe tanaman atau dengan penanda molekuler (Sunarsih, 2012).

15

Purwantoro, 2005 menyatakan suatu populasi organisme memiliki

hubungan kekerabatan yang dapat dipelajari dengan menggunakan penanda

sebagai alat untuk identifikasi karakter genetik. Kekerabatan secara fenotip ini

didasarkan pada analilis yang dilakukan pada sejumlah penampilan fenotipe

suatu individu. Hubungan kekerabatan pada antar individu atau populasi dapat

diketahui dengan mengukur berdasarkan jumlah karakter yang memiliki

asumsi bahwa karakter tersebut berbeda disebabkan oleh adanya perbedaan

susunan genetik. Analisis keragaman genetik antar individu atau populasi

dapat dilakukan dengan menggunakan indikator morfologi atau morfometri.

Luchsinger, 1979 dalam Wijayanti, 2015 menyatakan analisis ini didasarkan

pada persamaan dan perbedaan antar organisme yang di deskripsikan dari

variasi karakteristik morfologi yang dimiliki.

2.2.1 Variasi Genetik Berdasarkan Karakter Morfologi

Setiap individu memiliki karakter morfologi yang berbeda antar satu sama

lainnya. Perbedaan pada karakter ini mejadi ciri khas pembeda yang hanya

dimiliki oleh masing-masing individu. Pada tanaman Anggrek, karakter

morfologi yang menjadi pembeda dengan kelompok tanaman lain yaitu

terletak pada karakter morfologi daun dan bunga. Perbedaan dari suatu

penampakan karakter fenotip antar individu di dalam suatu populasi disebut

keragaman (variability). Keragaman dari penampakan karakter yang terdapat

pada setiap individu dalam suatu populasi ini disebabkan karena tampilan

suatu karakter (fenotip) ditentukan oleh faktor genetik, faktor lingkungan serta

adanya interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan yang dibedakan

16

menjadi keragaman karakter kuantitatif dan keragaman karakter kualitiatif

(Sobir, 2015).

Karakter morfologi pada tanaman meliputi warna dan bentuk bunga

serta penampilan biji merupakan karakter yang sangat sedikit dipengaruhi

oleh faktor lingkungan, karakter tersebut memiliki tampilan yang tetap pada

berbagai lingkungan yang berbeda. Hal ini disebabkan karena sebagian besar

karakter dikendalikan oleh gen-gen yang mempengaruhi penampilan fenotip,

sehingga pengaruh lingkungan yang ada terhadap karakter yang ditampilkan

sangat kecil. Karakter tersebut termasuk kedalam karakter kualitatif yang

dapat diamati dengan jelas (Sobir, 2015).

Sobir, 2015 menyatakan karakter pada tanaman yang memiliki

hubungan langsung dengan pertumbuhan tanaman secara umum dipengaruhi

oleh faktor lingkungan. Pengaruh dari lingkungan yang besar sehingga

menyebabkan keragaman fenotip yang tampak pada karakter ini tidak dapat

dikelompokkan dengan jelas dan membentuk sebaran yang berkelanjutan.

Karakter ini sering disebut dengan karakter kuantitatif yang mana karakter ini

tidak dapat dilakukan dengan pengamatan visual melainkan harus dilakukan

dengan melakukan pengukuran.

17

2.3 Hubungan Kekerabatan

Analisis dari keragaman genetik dapat dilakukan dengan indikator

morfologi. Menurut Luchsinger, 1979 dalam Wijayanti, 2015 taksonomi

didasarkan pada persamaan dan perbedaan yang terdapat pada antar

organisme yang di deskripsikan dari variasi karakter morfologinya. Salah satu

metode yang dapat digunakan dalam analisis hubungan variasi kekerabatan

yaitu metode morfometri. Morfometri merupakan pengukuran morfologi yang

meliputi ukuran panjang, lebar skala kondisi fisik bedasarkan standar

mofologi tumbuhan yang stabil (Purnawati, 2005). Morfometri dilakukan

dengan menggunakan karakter kualitatif dan karakter kuantitatif pada

tumbuhan tersebut. Analisis morfometri pada tumbuhan dilakukan pada

bagian batang, cabang, daun, bungan serrta buah (Lestari, 2012).

Langkah selanjutnya yang dilakukan setelash analisis morfologi

dilanjutkan dengan analisis hubungan kekerabatan. Langkah analisis

hubungan kekerabatan yang pertama yaitu pemilihan objek studi. Objek studi

yang diamati dapat berupa individu, varietas, jenis, dan sebagainya.

Kemudian pemilihan karakter dengan cara pemberian kode pada ciri

tumbuhan yang digunakan. Dalam pengukuran karakter ciri hanya ada dua

tingkat yaitu jika karakter dimiliki oleh spesies ditandai dengan angka.

Kemudian analisis Kelompok (Cluster Analysis), yaitu pengelompokan objek

studi yang masuk dalam satu kelompok yang sama. Setelah itu dilanjutkan

dengan penataans ecara hierarki dalam bentuk diagram yang disebut dengan

dendogram. Kemudian diskriminasi, bertujuan untuk menentukan ciri konstan

yang dilihat dari nilai terbanyak dengan cara menelaah kembali ciri yang

18

digunakan. Terakhir adalah penarikan kesimpulan (Rahadi, 2002 dalam

Wijayanti, 2015).

Pada tahap menentukan objek studi yang akan dijadikan dasar untuk

penetuan yaitu varietas, jenis, atau marga. Pada setiap objek studi kemudian

dipilih ciri sebanyak mungkin, untuk dapat hasil yang baik membutuhkan

kurang lebih 50 ciri yang bersifat pasti yaitu sifat yang tidak dipengaruhi oleh

ligkungan (Sneath & Sokal dalam Sulasmi, 1997 dalam Ummulharbi, 2013).

Dalam penentuan kedekatan hubungan kekerabatan antar dua takson,

pasangan objek studi dihitung indeks kemiripan dengan menggunakan

koefisien asosiasi yang dihitung dengan rumus :

dih = ∑ 𝑝𝑗=1 (Xij - Xhj)

2

Keterangan :

dih: Jarak kuadrat Euclidean antara objek ke-i dengan objek ke-j

p : Jumlah variabel cluster

Xij : Nilai atau data dari objek ke-i pada variabel ke-j

Xhj : Nilai atau data dari objek ke-h pada variabel ke-j (Everitt 1993 dalam

Purwantoro, 2005).

Selanjutnya dilakukan pengelompokan terhadap objek studi dengan

menggunakan analisis kelompok. Analisis kelompok dihitung dengan rumus :

rjk= ∑ (𝑛

𝑗=1 Xij−𝑋𝑗) (𝑋𝑖𝑘−𝑋𝑘)

√∑ 𝑛𝑗=1 (𝑋𝑖𝑗−𝑋𝑗)2(𝑋𝑖𝑘−𝑋𝑘)2

Keterangan :

rjk: koefisien korelasi antara STOj dan STOk

Xij : nilai sifat ke-i pada STOj

19

Xj : nilai rata-rata dari semua sifat STOj

Xik : nilai sifat ke i pada STOj

Xk : nilai rata-rata dari semua sifat STOk

n : jumlah sifat yang dipakai (Fatimah, 2013).

Selanjutnya hasil dari analisis kelompok disajikan kedalam bentuk

dendogram taksonomi untuk lebih mudah dipahami jarak dari yang terdekat

hingga yang jauh antar hubungan kekerabatan.

2.4 Sumber Belajar

Degeng, 1990 dalam Abdullah, 2012 menyatakan sumber belajar

adalah segala sesuatu yang berwujud benda dan orang yang dapat menunjang

kegiatan belajar segingga mencakup semua sumber yang mungkin dapat

dimanfaatkan agar terjadi suatu perilaku belajar. Sedangkan menurut

Januszweski dan Molenda, 2008 dalam Abdullah, 2012 sumber belajar

merupakan semua sumber termasuk pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan

latar belakang yang dipergunakan oleh peserta didik baik secara individu

ataupun dalam kelompok untuk memfasilitasi kegiatan belajar dan

meningkatkan kinerja belajar. Sehingga sumber belajar adalah segala jenis

sumber yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar belakang

yang dimanfaatkan oleh peserta didik sebagai sumber dalam proses belajar

yang bertujuan memudahkan proses belajar dan untuk meningkatkan kualitas

belajar.

20

2.4.1 Jenis-jenis dan Fungsi Sumber Belajar

Sumber

Belajar

Pengertian Contoh

Pesan Informasi yang disampaikan oleh

komponen lainnya dapat berupa ide,

makna, dan fakta.

Materi Pembelajaran

IPA

Orang Seseorang yang bertidak dalam

penyimpanan dan atau penyampai

pesan

Guru, instruktur,

siswa, nara sumber,

dan tokoh masyarakat

Bahan Alat-alat (media/perangkat lunak)

yang berisikan atau menyimpan pesan

sebelum disampaikan dengan alat

yang telah dirancang sebelumnya

Buku teks, video,

film, majalah, koran,

dan recorder.

Alat Barang-barang (media/perangkat

lunak) yang digunakan untuk

menyajikan pesan

Komputer, OHP,

kamera, radio, televisi,

film bingkai, tape

recorder, dan

VCD/DVD

Teknik Langkah-langkah atau prosedu yang

digunakan dalam menyampaikan

pesan

Simulasi, diskusi,

pemecahan masalah,

dan seminar.

Latar Tempat atau lingkungan yang

digunakan dalam menyampaikan

pesan

Perpustakaan,

museum, taman,

kebun, dan

sebagainya.

(Sumber : Abdullah, 2012)

21

Fungsi dari sumber belajar sebagai berikut:

(1)Meningkatkan produktivitas pembelajaran

2) Memberikan pembelajaran yang sifatnya lebih individual sesuai

dengan kemampuan bagi peserta didik.

(3) Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran yang

lebih sistematis dan pengembangan bahasan pembelajaran

bebasis penelitian.

(4) Lebih memantapkan pembelajaran dengan peningkatan

kemampuan siswa dalam penggunaan media.

(5) Memungkinkan belajar secara langsung.

(6) Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas,

terutama dengan adanya media massa (Abdullah, 2012).

Berdasarkan dari uraian diatas, sumber belajar memiliki berbagai

jenis yang dapat menunjang pelaksaaan proses belajar mengajar. Sumber

belajar juga memiliki fungsi yang sangat berpengaruh dalam proses belajar

mengajar, sumber belajar juga membatu guru dan juga peserta didik dalam

mencapai tujuan / hasil belajar yang maksimal.

2.4.2 Pemanfaatan Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar

Menurut, Susilo (2013) Suatu penelitian dapat digunakan sebagai

sumber belajar melalui bebrapa tahapan sebagai berikut:

1. Identifikasi proses dan produk penelitian

Proses atau produk penelitian agar dapat diangkat sebagai

sumber belajar harus dikaji berdasarkan kurikulum

pendidikan yang berlaku. Dari kajian dapat dilihat kejelasan

22

potensi ketersediaan objek dan permasalahan yang diangkat,

kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, sasaran materi dan

peruntukannya, informasi yang akan diungkap, pedoman

eksplorasi dan perolehan yang akan dicapai.

2. Seleksi dan modifikasi proses dan hasil penelitian sebagai

sumber belajar

Terdapat dua hal yang perlu dipertimbangkan dalam rangka

mengangkat proses dan produk penelitian sebagai sumber

belajar. Kedua hal tersebut baru dilaksanakan setelah proses

dan hasil penelitian memenuhi persyaratan sumber belajar.

Langkah seleksi dan modifikasi proses dan hasil penelitian

adalah sebagai berikut :

1) Prosedur kerja penelitian harus disesuaikan dengan

kegiatan pembelajaran, khususnya kegiatan belajar yang

dilakukan peserta didik. Misalnya penyediaan objek/media, dan

pelaksanaan penelitian bagi peserta didik.

2) Produk penelitian yang berupa fakta, konsep, dan prinsip

disesuaikan dengan konsep atau subkonsep GBPP kurikulum

yang sedang berlaku.

3) Penerapan dan pengembangan proses dan hasil penelitian

sebagai sumber belajar ke dalam organisasi instruksional.

Penerapan proses dan hasil penelitian sebagai sumber belajar

diwujudkan ke dalam :

1. Rancangan Kegiatan Pembelajaran

23

2. Rancangan Pelaksanan Pembelajaran

Menurut Djohar dalam Susilo (2014), bahwa pemanfaatan obyek atau

kejadian secara efektif sebagai sumber belajar perlu memperhatikan syarat-

syarat sebagai berikut: (1) kejelasan potensinya, didasari pada proses dan

produk dari kegiatan penelitian yang dapat dijadikan sumber belajar; (2)

kejelasan sasarannya, berkaitan dengan sasaran subjek belajar atau sasaran

peruntukan sumber belajar; (3) kesesuaian dengan tujuan belajar, dimana

antara tujuan penelitian yang dilakukan dengan tujuan belajar sesuai dengan

tujuan intruksional yang dirumuskan; (4) kejelasan informasi yang dapat

diungkap, Informasi yang dapat diungkap dari hasil penelitian eksplorasi

ini berupa proses dan produk penelitian; (5) kejelasan pedoman penelitian,

berhubungan erat dengan prosedur pelaksanaan penelitian yang meliputi

penentuan tempat dan waktu penelitian, alat dan bahan, cara kerja,

pengolahan data serta penarikan kesimpulan; (6) kejelasan hasil yang

diharapkan, perolehan yang diharapkan disesuaikan dengan standar isi

kurikulum 2013 SMA yaitu 1) Perolehan kognitif yang merupakan siswa

mampu menggunakan cara berpikir tingkat tinggi untuk mendapat

pengetahuan melalui kegiatan. 2) Perolehan afektif yang mana siswa akan

mampu memiliki sikap-sikap ilmiah yang positif. 3) Perolehan psikomotorik

siswa memiliki keterampilan-keterampilan seperti menggali informasi,

menganalisis, berkomunikasi dan sebagainya yang melatih kemandirian siswa

dalam mengimplementasikan ilmu yang didapat. Dengan demikian hasil dari

penelitian dapat digunakan sebagai sumber belajar dengan kajian yang lebih

lanjut.

24

2.4.3 Pemanfaatan Proses dan Hasil Penelitian dalam Bentuk Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD)

Proses maupun hasil penelitian ini akan dimanfaatkan sebagai sumber

belajar SMA kelas X (sepuluh) mata pelajaran Biologi Bab 7 materi

mengenal tumbuhan, ciri-ciri morfologi, metagenesis, peranannya dalam

keberlangsungan hidup dalam bentuk Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

LKPD adalah panduan peserta didik yang digunakan untuk melakukan

kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah. Lembar kerja peserta didik

sangat berperan dalam proses pembelajaran karena dapat meningkatkan

aktivitas belajar peserta didik. Melalui penggunaan LKPD dapat membatu

guru untuk memberikan pengarahan pada peserta didik untuk menemukan

konsep melalui aktivitas atau pengamatan yang dilakukan secara individual

maupun kelompok dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sedangkan

bagi peserta didik adalah peserta didik mampu menyelesaikan persoalan yang

ada sesuai dengan kemampuan sendiri dan memberikan pemahaman konsep

secara mandiri (Trianto, 2009).

Penyususnan LKPD dapat dikembangkan oleh guru secara mandiri

yang menyesuaikan dengan tujuan dari penyusunan LKPD, bahan ajar, metode

yang digunakan, serta pertimbangan dari kepentingan sisi peserta didik.

Struktur dari LKPD meliputi : (1) judul kegiatan, tema, sub tema, kelas, dan

semester serta topik kegiatan yang menyesuaikan dengan KD dan tingkatan

kelas (2) tujuan belajar yang sesuai dengan KD (3) alat dan bahan yang

diperlukan (4) prosedur kerja meliputi petunjuk kerja untuk memudahkan

25

peserta didik melakukan kegiatan (5) tabel data, merupakan tabel yang

digunakan peserta didik untuk menuliskan hasil kegiatan/pengamatan yang

dilakukan (6) bahan diskusi, berisikan pertanyaan-pertanyaan yang

mengarahkan peserta didik untuk melakukan analisis data dan menemukan

konsep (Katriani, 2014).

26

Menentukan

Menghasilkan

2.5 Kerangka Konsep

Keanekaragaman Variasi

Anggrek Phalaenopsis

Karakteristik Kualitatif

1. Daun (bentuk daun, bentuk

ujung daun, warna daun)

2. Bunga (warna bunga, bentuk

bunga, aroma)

3. Batang (bentuk batang, warna

batang)

Karakteristik Kuantitatif

1. Daun (panjang daun, lebar daun)

2. Bunga (jumlah bunga setiap tangkai,

jumlah mahkota, panjang kelopak

bunga)

3. Batang(panjang batang)

4. Akar (panjang akar)

Analisis Variasi Fenetik

Berdasarkan penanda

Morfologi

Kekerabatan Genetik

Data analisis variasi

genetik berdasarkan

penanda morfologi

dikembangkan sebagai

Sumber Belajar Biologi

Karakter morfologi menentukan hubungan

kekerabatan serta penunjuk karakter gen yang

dibawa

Analisis Variasi Fenetik

Berdasarkan penanda

Morfologi