bab ii tinjauan pustaka 2.1 state of the art bab ii... · jurnal dengan judul “audit sistem...

Download BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art BAB II... · Jurnal dengan judul “Audit Sistem Informasi ... mengoptimalkan kualitas layanan sistem informasi ... Sub Bagian Penunjang

If you can't read please download the document

Upload: hacong

Post on 06-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Pada bagian tinjauan pustaka membahas mengenai latar belakang

    perusahaan, metode penelitian yang digunakan, standar kerangka kerja COBIT 4.1

    dan ITIL V3 sebagai teori pendukung dalam penelitian.

    2.1 State of the Art

    State of the Art berisi kumpulan acuan penelitian terdahulu yang

    digunakan sebagai panduan dalam melakukan penelitian. Berikut ini merupakan

    beberapa contoh jurnal yang digunakan sebagai panduan dalam pelaksanaan

    penelitian yaitu:

    1. Jurnal dengan judul Audit Sistem Informasi dengan ITIL V3 Sub Domain

    Service Desk, Incident Management, dan Problem Management di Bidang

    Keuangan Dishubkombudpar Kota Salatiga karya AR Anggun

    Cahyaningtyas, Yani Rahardja dan Agustinus Fritz W., dari Universitas

    Kristen Satya Wacana Salatiga. Penulis dalam jurnal ini menggunakan

    standar framework ITIL V3 dengan latar belakang bidang keuangan

    Dishubkombudpar kota Salatiga yang telah menggunakan Sistem

    informasi akuntansi dan keuangan (SIAKU) untuk pelaporan keuangannya

    untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas.

    2. Jurnal dengan judul Governance Audit Of Application Procurement

    Using COBIT Framework karya Gusti Ayu Theresia Krisanthi, I Made

    Sukarsa, I Putu Agung Bayupati dari Universitas Udayana. Penulis dalam

    jurnal menggunakan kerangka kerja COBIT 4.1 untuk pengukuran kinerja

    dan ITIL V3 sebagai strategi rekomendasi yang akan diberikan terhadap

    tata kelola pengadaan aplikasi.

    3. Jurnal dengan judul Audit Teknologi Informasi Untuk Mengukur

    Maturity Level Menggunakan COBIT 4.1 dan Berpedoman Pada ITIL

    Complimentarity karya Ros Sumiati, Muh Rozahi Istambul dari

    Universitas Widyatama Bandung. Penulis dalam jurnal ini menggunakan

  • 7

    standar framework COBIT 4.1 dan ITIL dengan latar belakang Freshingly

    Corp. Perusahaan ini yang kompleks dalam melaksanakan seluruh proses

    bisnis yang terdapat dalam perusahaan tersebut.

    4. Jurnal dengan judul Managing Control Object For IT (COBIT) Sebagai

    Standar Framework Pada Proses Pengelolaan IT Governance dan Audit

    Sistem Informasi karya Herison Surbakti dari Universitas Respati

    Yogyakarta memaparkan mengenai standar framework COBIT yang

    memiliki spektrum proses TI yang luas dan detail dalam mendefinisikan

    proses-proses TI baik yang bersifat teknis maupun operasional.

    5. Jurnal dengan judul Audit Sistem Informasi/Teknologi Informasi dengan

    Kerangka Kerja COBIT Untuk Evaluasi Manajemen Teknologi Informasi

    di Universitas XYZ karya Devi Fitrianah dari Universitas Mercu Buana,

    Indonesia dan Yudho Giri Sucahyo dari Universitas Indonesia, Depok,

    Indonesia. Penulis dalam jurnal ini menggunakan standar framework

    COBIT dengan menggunakan 210 detailed control objective yang ada

    dimana audit dilakukan berdasarkan tahapan IT Assurance Guide.

    6. Jurnal dengan judul Audit Sistem Informasi Akademik Perguruan Tinggi

    XYZ Menggunakan Kerangka Kerja COBIT 4.1 karya Diema Hernyka

    Satyareni, Fia Mahanani dari Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum

    Jombang Indonesia. Penulis dalam jurnal menggunakan kerangka kerja

    COBIT 4.1.dan ITIL V3 dengan latar belakang pengelolaan sistem

    informasi akademik yang berjalan lambat sehingga domain yang

    digunakan adalah domain DS (Delivery and Support). Penggunaan domain

    DS (Delivery and Support) karena lebih menekankan pada proses-proses

    teknis pengelolaan dan pelayanan sistem informasi.

    7. Jurnal dengan judul Audit Tata Kelola Teknologi Informasi Pada PTPN

    13 Pontianak Menggunakan Framework COBIT karya Gultom Manorang

    yang menggunakan kerangka kerja COBIT dalam audit tata kelola TI.

    Latar belakang audit ini adalah mengevaluasi TI di PTPN 13 Pontianak

    dan membantu pengambilan keputusan pimpinan dalam membangun dan

    mengembangkan pelayanan informasi yang sesuai dengan kebutuhan.

  • 8

    8. Jurnal dengan judul Model Perhitungan Tingkat Kedewasaan TI

    (Maturity Level) Menggunakan Framework COBIT 4.1 karya Indri

    Sudanawati Rozas yang menjelaskan tentang perancangan kuesioner

    dengan menggunakan kerangka kerja COBIT 4.1.

    9. Jurnal dengan judul Penilaian Tingkat Kematangan Tata Kelola TI Pada

    Sistem Informasi Manajemen Akademik karya Fitroh menekankan pada

    domain PO dan AI menggunakan kerangka kerja COBIT 4.1,

    mengevaluasi pelaksanaan dan menilai tingkat kematangan sehingga dapat

    memberikan rekomendasi perbaikan.

    10. Jurnal dengan judul Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi

    Menggunakan Kerangka Kerja COBIT Dalam Mendukung Layanan

    Sistem Informasi Akademik Studi Kasus Universitas Budi Luhur karya

    Purwanto menggunakan kerangka kerja COBIT 4.0 dengan fokus audit

    pada domain DS dan ME. Latar belakang dilakukan audit untuk

    mengoptimalkan kualitas layanan sistem informasi akademik dan

    mengetahui tingkat keselarasan antara rencana strategis TI dengan strategi

    bisnis organisasi.

    Berdasarkan teori-teori yang terdapat jurnal pada jurnal tersebut maka

    audit sistem informasi akuntansi dan keuangan menggunakan kerangka kerja

    COBIT 4.1 dan ITIL V3. Penggunaan kerangka kerja COBIT 4.1 karena standar

    tersebut mendefinisikan proses-proses TI lebih detail sedangkan penggunaan

    kerangka kerja ITIL V3 sebagai pendukung dalam pemberian rekomendasi karena

    standar tersebut mendefinisikan mengenai manajemen layanan TI lebih detail.

    2.2 Latar Belakang Perusahaan

    Sistem informasi akuntansi dan keuangan (SIAKU) Universitas Udayana

    merupakan salah satu sistem informasi yang dikelola oleh Divisi Teknologi

    Informasi dan Komunikasi (Divinkom). SIAKU Universitas Udayana bertujuan

    untuk menunjang pengelolaan administrasi keuangan di dalam lingkungan

    universitas agar kegiatan menjadi lebih efektif dan efisien.

  • 9

    2.2.1 Sejarah Universitas Udayana

    Universitas Udayana secara sah berdiri pada tanggal 17 Agustus 1962 dan

    merupakan perguruan tinggi tertua di daerah Propinsi Bali. Tetapi sebelumnya,

    sejak tanggal 29 September 1958 di Bali sudah berdiri sebuah fakultas yang

    bernama Fakultas Sastra Udayana sebagai cabang dari Universitas Airlangga

    Surabaya. Fakultas Sastra Udayana yang merupakan embrio dari Universitas

    Udayana secara resmi diakui sebagai bagian Universitas Airlangga sejak 1 Januari

    1959. Peresmian Fakultas Sastra Udayana mempunyai arti yang sangat penting

    bagi pertumbuhan dan perkembangan Universitas Udayana. Pada awal tahun

    1960-an masyarakat Bali menginginkan adanya sebuah Perguruan Tinggi di

    daerah ini. Untuk mewujudkan keinginan masyarakat tersebut maka pada tanggal

    12 Mei 1961 diadakan pertemuan di antara tokoh pendidikan, para pejabat daerah

    dan pemuka masyarakat. Pertemuan ini dipimpin oleh Prof. Dr. Purbatjaraka yang

    dibantu oleh seorang sekretaris yaitu Prof. Dr. Ida Bagus Mantra.

    Dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama formatur ini sudah dapat

    membentuk sebuah badan yang diberi nama Badan Perguruan Tinggi Daerah Bali

    yang diketuai oleh Ir. Ida Bagus Oka, (Koordinator Dinas Pekerjaan Umum Nusa

    Tenggara), Wakil Ketua Dr. I Gusti Ngurah Gede Ngurah dan dibantu oleh dua

    orang sekretaris yaitu Prof. Dr. Ida Bagus Mantra dan Drh. G. N. Teken Temadja,

    dilengkapi oleh Pelindung, Pengawas, Penasehat, Bandahara dan beberapa orang

    anggota. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIPNo.104/1962, tanggal 9

    Agustus 1962, Universitas Udayana secara syah berdiri sejak tanggal 17 Agustus

    1962 tetapi karena hari lahir Universitas Udayana jatuh bersamaan dengan hari

    Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia maka perayaan Hari Ulang Tahun

    Universitas Udayana dialihkan menjadi tanggal 29 September dengan mengambil

    tanggal peresmian Fakultas Sastra yang telah berdiri sejak tahun 1958.

    Struktur organisasi di Universitas Udayana ditampilkan seperti pada

    Gambar 2.1.

  • 10

    SENAT

    UNVERSITAS

    BAA

    REKTOR

    PR I, II, III, IV

    DEWAN

    PENYANTUN

    BAUK BAK BAPSI

    A B C D E F G H I J

    A1

    A2

    A3

    B1

    B2

    C1

    C2

    C3

    D1

    D2

    E1

    E2

    E3

    F1

    F2

    G1

    G2

    H1

    H2

    I1

    I2

    J1

    J1

    UPT

    Puskom, Perpus

    UPT lainnya

    Fakultas/PS LPPM BPMU Divisi SP1

    Kasubag TU

    K

    K1

    K2

    K3

    K4

    JurusanJurusan

    JurusanJurusan

    Sekretaris

    LPPM

    Bid. PenelitianL1

    L2

    L3

    Sek. Pusat Penelitian

    Bid. Pengabdian

    Sek. Pusat Pengabdian

    Unit Penjaminan Mutu

    Sekretaris Sekretaris

    Gambar 2.1 Struktur Organisasi di Universitas Udayana

    Keterangan :

    A : Bagian Pendidikan

    B : Bagian Kerjasama

    C : Bagian Tata Usaha, Rumah Tangga, Hukum dan Tata Laksana

    D : Bagian Kepegawaian

    E : Bagian Keuangan

    F : Bagian Perlengkapan

    G : Bagian Kesejahteraan Mahasiswa

    H : Bagian Minat Penalaran dan Informasi Kemahasiswaan

    I : Bagian Perencanaan

    J : Bagian Informasi

    K : Bagian Tata Usaha Fakultas

    L : Bagian Tata Usaha LPPM

  • 11

    A1 : Sub Bagian Pendidikan dan Evaluasi

    A2 : Sub Bagian Sarana Pendidikan

    A3 : Sub Bagian Registrasi dan Statistik

    B1 : Sub Bagian Kerjasama Dalam Negeri

    B2 : Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri

    C1 : Sub Bagian Tata Usaha

    C2 : Sub Bagian Hukum dan Tata Laksana

    C3 : Sub Bagian Rumah Tangga

    D1 : Sub Bagian Tenaga Akademik

    D2 : Sub Bagian Tenaga Administratif

    E1 : Sub Bagian Anggaran Rutin dan Pembangunan

    E2 : Sub Bagian Anggaran Dana Masyarakat

    E3 : Sub Bagian Monitoring

    F1 : Sub Bagian Pengadaan dan Pemeliharaan

    F2 : Sub Bagian Inventaris dan Penghapusan

    G1 : Sub Bagian Minat dan Penalaran

    G2 : Sub Bagian Fasilitas dan Informasi Kemahasiswaan

    H1 : Sub Bagian Penunjang Pendidikan dan Pembinaan Karir

    H2 : Sub Bagian Pelayanan Kesejahteraan Mahasiswa

    I1 : Sub Bagian Perencanaan Akademik

    I2 : Sub Bagian Perencanaan Fisik

    J1 : Sub Bagian Data

    J2 : Sub Bagian Pelayanan Informasi

    K1 : Sub Bagian Akademik

    K2 : Sub Bagian Kepegawaian dan Keuangan

    K3 : Sub Bagian Umum dan Perlengkapan

    K4 : Sub Bagian Kemahasiswaan

    L1 : Sub Bagian Umum

    L2 : Sub Bagian Program

    L3 : Sub Bagian Data dan Informasi

  • 12

    2.2.2 Profil Divinkom

    Divinkom (Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi) merupakan salah

    satu divisi di Universitas Udayana yang bertugas melakukan perencanaan,

    pengembangan, pengawasan, pelaksanaan dan pemeliharaan TIK (Teknologi

    Informasi dan Komunikasi) dalam mewujudkan tatakelola yang lebih baik. Unit-

    unit pada Divinkom Universitas Udayana antara lain GDLN dan UPT. Puskom.

    Divinkom selaku divisi yang memberikan pelayanan TIK di lingkungan

    Universitas Udayana memiliki beberapa kewajiban sebagai berikut:

    1. Mengembangkan TIK di tingkat universitas.

    2. Melakukan pemeliharaan fasilitas TIK di NOC GDLN, Rektorat, link

    backbone yang menghubungkan tiga lokasi kampus dan link ke fakultas.

    3. Melayani perluasan jaringan, termasuk melayani perguruan tinggi lain

    yang akan bergabung ke inherent.

    4. Melayani peningkatan kemampuan SDM Unud terhadap penguasaan TIK

    berdasarkan permintaan resmi unit kerja.

    5. Memberikan pertimbangan dan rekomendasi kepada semua unit kerja

    /fakultas yang memerlukan dalam pengembangan TIK.

    Kewajiban di atas merupakan hal yang harus dipenuhi Divinkom selaku

    divisi layanan TI di lingkungan Universitas Udayana. Layanan yang diberikan

    Divinkom sebagian besar digunakan untuk menunjang segala kegiatan di

    lingkungan Universitas Udayana dengan memanfaatkan teknologi informasi

    sebagai medianya. Layanan-layanan yang disediakan sebagai berikut:

    1. Website.

    2. Email dan milis.

    3. Hotspot, VoIP, SMS Gateway.

    4. Video Confrence.

    5. Sistem Informasi.

    6. Helpdesk.

    Layanan yang sebagian besar berbasis TI diharapkan mampu membantu

    segala proses bisnis yang berjalan di lingkungan Universitas Udayana.

  • 13

    2.2.3 Visi dan Misi Divinkom

    Visi merupakan suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan

    perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada

    masa yang akan datang. Sedangkan misi merupakan pernyataan tentang apa yang

    harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan visi. Adapun visi

    dari Divinkom Universitas Udayana adalah Integrasi teknologi informasi dan

    komunikasi dalam tata kelola Universitas yang baik untuk mewujudukan

    Universitas riset kelas dunia.

    Divinkom Universitas Udayana memiliki lima misi antara lain sebagai

    berikut:

    1. Menyelaraskan implementasi TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)

    dengan perencanaan strategi organisasi.

    2. Menyesuaikan implementasi TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)

    dengan kebutuhan stakeholder.

    3. Membangun integrasi antar unit.

    4. Penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien.

    5. Kualitas sistem yang tinggi.

    2.2.4 Struktur Organisasi Divinkom

    Struktur organisasi menjadi satu hal yang penting untuk menunjukkan

    peran dari masing-masing bagian atau unit kerja dalam perusahaan atau lembaga.

    Struktur organisasi biasanya menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi,

    dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal. Strukur organisasi Divinkom

    Universitas Udayana saat ini diperlihatkan pada Gambar 2.2.

  • 14

    Gambar 2.2 Struktur Organisasi Divinkom Universitas Udayana

    2.2.5 Sistem Informasi Akuntansi dan Keuangan (SIAKU)

    Sistem informasi akuntansi dan keuangan (SIAKU) Universitas Udayana

    merupakan salah satu sistem informasi yang digunakan untuk mengelola

    administrasi keuangan baik yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

    Belanja Negara (APBN) dan Dana Masyarakat (SPP, biaya mahasiswa lainnya

    dll) di lingkungan universitas baik dari tingkat prodi, fakultas hingga universitas.

    Adanya sistem informasi akuntansi dan keuangan tentu akan menambah tingkat

    efisiensi dan keefektifan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan administrasi

    keuangan keuangan.

    Sistem informasi akuntansi dan keuangan dikelola oleh Divinkom

    Universitas Udayana. Masing-masing program studi di lingkungan Universitas

    Udayana memiliki operator yang bertugas mengoperasikan SIAKU. Sedangkan di

    tingkat fakultas dan universitas terdapat verifikator. Tugas seorang verifikator

    adalah memeriksa berkas-berkas yang diajukan/diusulkan.

  • 15

    2.3 Dasar Teori

    Dasar teori merupakan teori pendukung yang digunakan dalam

    pelaksanaan penelitian. Teori tersebut dapat bersumber dari buku, artikel maupun

    jurnal. Teori-teori yang dipelajari menjadi pedoman untuk dapat memperoleh

    hasil audit sistem informasi akuntansi dan keuangan dengan tepat.

    2.3.1 Metode Penelitian

    Penelitian dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara atau sudut

    pandang. Menurut pendekatan analisisnya penelitian dibagi atas dua macam

    yaitu (a) penelitian kuantitatif dan (b) penelitian kualitatif.

    Penelitian dengan pendekatan kuantitatf menekankan analisisnya pada

    data numerik (angka) yang diolah dengan metoda statistika. Pada dasarnya,

    pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka

    pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu

    probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif

    akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan

    antar variabel yang diteliti. Pada umumnya penelitian kuantitaif merupakan

    penelitian sample besar.

    Penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada

    proses penyimpulan deduktif dan induktif serta analisis terhadap dinamika

    hubungan antar fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. Hal

    ini bukan berarti bahwa pendekatan kualitatif sama sekali tidak menggunakan

    dukungan data kuantitatif akan tetapi penekananya tidak pada pengujian

    hipotesis melainkan pada usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara-

    cara berfikir formal dan dan argumentatif. Banyak penelitian kualitatif yang

    merupakan penelitian sample kecil.

    Bila dilihat dengan kedalaman analisisnya, jenis penelitian terbagi atas

    penelitian deskriptif dan penelitian inferensial. Penelitian deskriptif melakukan

    analisis hanya sampai taraf deskripsi yaitu menganalisis dan menyajikan fakta

    secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk difahami dan disimpulkan.

    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang benar mengenai

    subyek yang diteliti. Kebanyakan pengolahan datanya didasarkan pada analisis

  • 16

    persentase dan analisis kecenderungan (trend) tanpa mengkaitkan dengan keadaan

    populasi dimana data tersebut diambil. Penelitian inferensial melakukan analisis

    hubungan antar variabel dengan pengujian hipotesis. Dengan demikian

    kesimpulan penelitian jauh melampaui sajian data kuantitatif saja.

    2.3.2 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara atau langkah tertentu

    untuk mengumpulkan data. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dan

    disimpulkan secara induktif sehingga dapat diputuskan hipotesis dapat diterima

    atau ditolak. Teknik pengumpulan data terdiri atas wawancara (interview) dan

    kuisioner (questionary).

    2.3.2.1 Wawancara

    Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan

    melakukan tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.

    Pewawancara disebut interviewer sedangkan orang yang diwawancarai disebut

    interviewee.

    Wawancara berguna untuk mendapatkan data dari tangan pertama

    (primer), pelengkap teknik pengumpulan lainnya menguji hasil pengumpulan data

    lainnya. Beberapa petunjuk yang harus diperhatikan dalam mengadakan

    wawancara adalah sebagai berikut.

    a. Interviewer harus mengenalkan dirinya kepada interviewee baik secaara

    langsung maupun tidak langsung serta menyampaikan maksud penelitian

    untuk kemajuan ilmu dan kepentingan bersama serta sekaligus meminta

    kesediaan kapan waktu wawancara boleh dimulai.

    b. Interviewer harus menciptakan hubungan baik dengan interviewee dengan

    cara saling menghormati, kerjasama, mempercayai, memberi dan

    menerima.

    c. Ciptakan suasana santai dan tidak tergesa-gesa dalam mengajukan

    pertanyaan.

    d. Interviewer hendaklah menjadi pendengar yang baik dan tidak memotong

    ataupun menggiring interviewee kepada jawaban yang diharapkan.

  • 17

    e. Interviewer harus terampil dalam bertanya. Agar terampil maka harus

    mempertimbangkan hal-hal berikut. Adakanlah pembicaraan pembukaan,

    gaya bicara jangan berbelit-belit, aturlah nada suara agar tidak

    membosankan, sikap bertanya jangan seperti menghakimi atau menggurui,

    mengadakan parafrasa, mengadakan prodding yaitu penggalian yang lebih

    dalam, mencatat dan menilai jawaban, aturlah waktu bertanya, jangan lupa

    buatlah pedoman sebagai bimbingan untuk mengajukan pertanyaan.

    Jenis-jenis wawancara ada dua yaitu wawancara tidak terpimpin dan

    terpimpin. Wawancara tidak terpimpin adalah wawancara yang tidak terarah.

    Kelemahannnya adalah tidak efisien waktu, biaya dan tenaga. Keuntungannya

    adalah cocok untuk penelitian pendahuluan, tidak memerlukan keterampilan

    bertanya dan dapat memelihara kewajaran suasana. Wawancara terpimpin adalah

    tanya jawab yang terarah untuk mengumpulkan data-data yang relevan saja.

    Kelemahan teknik ini adalah kesan-kesan seperti angket yang diucapkan serta

    suasana menjadi kaku dan formal. Sedangkan keuntungan dengan teknik ini

    adalah pertanyaan sistematis sehigga mudah diolah kembali, pemecahan masalah

    lebih mudah, memungkinkan analisis kuantitatif dan kualitatif, dan kesimpulan

    yang diperoleh lebih reliabel.

    Kesesatan wawancara bisa terjadi karena adanya error of recognition yaitu

    jika interviewer gagal memproduksi ingatannya kembali, error of omission yaitu

    jika interviewer melewatkan sesuatu yang seharusnya dilaporkan, error of

    addition yaitu jika interviewer melebih-lebihkan jawaban interviewee, error of

    transposition yaitu jika interviewer tidak mampu mereproduksi urutan jawaban

    dari interviewee.

    Kelemahan wawancara adalah harus pandai berbicara dengan jelas dan

    benar, waktu dan biaya serta tenaga tidak efisien, sangat bergantung pada

    kesediaan interviewee, proses wawancara sangat mudah dipengaruhi oleh

    keadaan, untuk objek yang luas diperlukan interviewer yang banyak.

    Teknik pengumpulan data melalui wawancara memiliki keuntungan

    sebagai berikut salah satu teknik terbaik untuk mendapatkan data pribadi, tidak

    terbatas pada tingkat pendidikan asalkan responden dapat berbicara dengan baik,

  • 18

    dapat dijadikan pelengkap teknik pengumpulan data lainnya, sebagai penguji

    terhadap data yang didapat dengan teknik pengumpulan data lainnya.

    2.3.2.2 Kuisioner

    Kuisioner merupakan daftar pertanyaan yang dikirimkan kepada

    responden baik secara langsung maupun tidak langsung. Jenis kuisioner ada dua

    yaitu tertutup dan terbuka. Jenis angket tertutup memiliki bentuk-bentuk

    pertanyaan seperti ya, tidak, pilihan ganda, skala penilaian dan daftar cek.

    Sedangkan jenis angket terbuka mempunyai bentuk pertanyaan berupa jawaban

    singkat dan uraian singkat.

    Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner memiliki

    beberapa keuntungan. Keuntungan kuisioner tertutup adalah mudah diolah,

    responden tidak perlu menuliskan buah pikirannya, pengisian menggunakan

    waktu yang singkat, dan dapat menjaring responden yang relatif banyak karena

    kemungkinan dikembalikan sangat besar. Keuntungan kuisioner terbuka adalah

    responden yang mengungkapkan buah pikirannya, dan berguna apabila peneliti

    ingin mengetahui keadaan responden lebih mendalam.

    Kelemahan kuisioner tertutup adalah responden tidak memiliki

    kesempatan untuk menjawab lebih bebas dan ada kemungkinan responden asal

    mengisi saja sedangkan kelemahan kuisioner terbuka adalah sulit mengolahnya,

    perlu waktu yang relatif panjang untuk mengisinya dan nilai jawaban sering tidak

    sama.

    2.3.3 Sistem Informasi

    Sistem informasi manajemen (Management Information System)

    merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung

    informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen.

    SIM (Sistem Informasi Manajemen) dapat didefinisikan sebagai kumpulan

    dari interaksi antar sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan

    mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna bagi semua tingkatan

    manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.

  • 19

    Secara teori, komputer tidak harus digunakan didalam sistem informasi

    manajemen, tetapi kenyataannya tidaklah mungkin sistem informasi manajemen

    yang kompleks dapat berfungsi tanpa melibatkan elemen komputer. Lebih lanjut,

    bahwa sistem informasi manajemen selalu berhubungan dengan pengolahan

    informasi yang didasarkan pada komputer (computer-based information

    processing). Sistem informasi manajemen tergantung dari besar kecilnya

    organisasi dapat terdiri dari sistem-sistem informasi sebagai berikut:

    1. Sistem informasi akuntansi (accounting information system),menyediakan

    informasi dari transaksi keuangan.

    2. Sistem informasi pemasaran (marketing information system), menyediakan

    informasi untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan

    pemasaran, kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan lain sebagainya yang

    berhubungan dengan pemasaran.

    3. Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management

    information system).

    4. Sistem informasi analisis kredit (credit analiysis information systems)

    5. Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and

    development information systems)

    6. Sistem informasi teknik (engineering information systems)

    Semua sistem informasi tersebut dimaksudkan untuk memberikan

    informasi kepada semua tingkatan manajemen, yaitu manajemen tingkat bawah

    (lower level management), managemen tingkat menengah (middle level

    management) dan manajemen tingkat atas (top level management).

    2.3.4 Tata Kelola TI

    Tata kelola TI adalah bagian yang sangat penting dalam audit sehingga

    dapat meningkatkan proses bisnis perusahaan yang lebih efektif dan efisien. Tata

    kelola TI erat kaitannya dengan proses perencanaan, pengelolaan, penerapan,

    pelaksanaan, dan pengawasan kinerja TI untuk memastikan TI benar-benar

    mendukung pencapaian sasaran perusahaan. Pada COBIT 4.1 terdapat lima fokus

    area tata kelola TI seperti Gambar 2.3.

  • 20

    Gambar 2.3 Fokus Area Tata Kelola TI

    Kelima bagian dari fokus utama dari area tata kelola TI (IT Governance)

    dipaparkan sebagai berikut :

    1. Penyelarasan Strategis (Strategic Alignment)

    Penyelarasan strategis menyangkut tentang kepastian terhadap keterkaitan

    antara strategi bisnis dan TI serta penyelarasan antara operasional TI

    dengan bisnis.

    2. Penyampaian Nilai (Value Delivery)

    Penyampaian nilai mencakup beberapa hal-hal yang terkait dengan

    penyampaian nilai yang memastikan bahwa TI memenuhi manfaat yang

    dijanjikan yang fokus terhadap pengoptimalan biaya dan pembuktian akan

    keberadaan TI.

    3. Pengelolaan Resiko (Risk Management)

    Pengelolaan resiko menyangkut tentang bagaimana penerapan TI yang

    seharusnya disertai dengan pengidentifikasian resiko-resiko TI sehingga

    semua dampak yang muncul dapat ditanggulangi.

    4. Pengelolaan Sumber Daya (Resource Management)

    Pengelolaan sumber daya erat kaitannya dengan pengoptimalan investasi

    yang dilakukan dan mengelola sumber daya TI yang kritis.

    5. Pengukuran Kinerja (Performance Measurement)

    Pengukuran kinerja berkaitan dengan pengawasan implementasi dari

    kinerja proses dan penyampaian dengan menggunakan kerangka kerja.

    Sumber :

    IT Governance Institute Team. 2007. COBIT 4.1. USA: IT Governance Institute.

  • 21

    HM, Jogiyanto dan Wily Abdilah. 2011. Sistem Tatakelola Teknologi Informasi.

    Yogyakarta: Andi.

    Fitroh. 2012. Penilaian Tingkat Kematangan Tata Kelola TI Pada Sistem Informasi

    Manajemen Akademik. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI),

    ISSN: 1907-5022. Yogyakarta.

    2.3.5 Audit Sistem Informasi

    Audit sistem informasi adalah salah satu bentuk audit operasional, tetapi

    kini audit sistem informasi sudah dikenal sebagai satu satuan jenis audit tersendiri

    yang tujuan utamanya lebih untuk meningkatkan tata kelola TI. Pelaksanaan audit

    dilakukan oleh seorang auditor intern dengan menerapkan pengetahuan teknis

    audit dan sistem informasi maupun pengalamannya, untuk evaluasi unit-unit

    sistem informasi, mengelola sumberdaya informasi, mengembangkan sistem

    aplikasi kemudian mengimplementasikan sistem tersebut dan mengevaluasinya.

    Pada kerangka kerja COBIT 4.1 audit sistem informasi, audit teknologi yang baik

    sebagai berikut:

    1. Penentuan ruang lingkup dan tujuan audit TI dimana ketika melakukan

    audit, langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan ruang lingkup

    seperti bagian organisasi yang akan diaudit.

    2. Pengumpulan bukti berupa pengumpulan informasi dalam penentuan data

    yang diaudit telah memenuhi persyaratan.

    3. Pelaksanaan uji kepatutan berupa pengumpulan bukti-bukti kemudian

    dilakukan uji kepatutan sehingga muncul temuan-temuan yang dapat

    direkomendasikan.

    4. Penentuan tingkat kematangan dimana disini dihitung seberapa tingkat

    kematangan proses teknologi informasi yang ada.

    (Sumber : Cahyaningtyas, Anggun., Rahardja, Yani., Fritz W, Agustinus. 2012. Audit

    Sistem Informasi dengan ITIL Version 3 Sub Domain Service Desk, Incident

    Management dan Problem Management di Bidang Keuangan Dishubkombudpar Kota

    Salatiga. Jurnal Teknologi Informasi -Aiti, Vol 9 No. 2. Semarang.)

  • 22

    2.3.6 Peranan Audit Dalam Tata Kelola TI

    Di era yang serba modern ini peranan teknologi informasi di suatu

    perusahaan sangat penting untuk menunjang segala aktivitas di dalam perusahaan

    tersebut. Tentu saja teknologi informasi juga harus dijaga agar peranannnya dapat

    lebih maksimal. Audit TI perlu dilakukan agar dapat meningkatkan efektifitas dan

    efisiensi di dalam perusahaan. Adapun beberapa alasan mengapa audit TI perlu

    untuk dilakukan di suatu perusahaan sebagai berikut:

    1. Kerugian akibat kehilangan data.

    Dalam organisasi sebuah data merupakan sesuatu yang sangat penting

    sehingga harus ditingkatkan keamanannya agar data tersebut tidak hilang.

    2. Resiko kebocoran data.

    Dalam organisasi data yang ada selain dijaga agar tidak hilang perlu juga

    dijaga agar data yang penting tidak tersebar ke organisasi lain.

    3. Penyalahgunaan komputer.

    Dalam hal ini komputer disalahgunakan oleh oknum tertentu dimana

    oknum tersebut berusaha menembus sistem agar memperoleh data yang

    diinginkan.

    4. Kerugian akibat kesalahan proses perhitungan.

    Data yang ada harus dikelola dengan baik sehingga peranan TI yang tepat

    guna diperlukan agar tidak terjadi kesalahan.

    5. Tingginya nilai investasi perangkat keras dan perangkat lunak.

    Organisasi tentu saja menjadikan TI sebagai investasi meskipun dengan

    biaya yang besar dan sulitnya mengukur seberapa keuntungan yang

    dicapai perusahaan sehingga dalam hal ini perlu dilakukan audit TI.

    (Sumber : Manorang, Gultom. 2012. Audit Tata Kelola Teknologi Informasi Pada PTPN

    13 Pontianak Menggunakan Framework COBIT. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, Vol 4 No. 1.)

    2.3.7 Kerangka Kerja Audit

    Ada banyak jenis kerangka kerja yang dapat digunakan dalam audit

    teknologi informasi untuk mengetahui seberapa tingkat kematangan proses TI itu

    sendiri. Adapun beberapa kerangka kerja tersebut diantaranya sebagai berikut:

  • 23

    2.3.7.1 COBIT

    Kerangka kerja COBIT merupakan salah satu standar untuk audit

    teknologi informasi yang diterbitkan oleh Information Systems Audit and Control

    Association (ISACA) dan IT Governance Institute (ITGI) pada tahun 1990an.

    Dalam kerangka kerja COBIT banyak terdapat proses-proses TI secara mendetail

    untuk keperluan audit.

    2.3.7.2 COSO

    Kerangka kerja COSO mendefinisikan lima komponen kontrol yang

    diintegrasikan dan dijalankan dalam semua unit bisnis, dan akan membantu

    mencapai sasaran kontrol internal. Kontrol internal meliputi seluruh organisasi

    dan semua bagian-bagiannya.Sasaran kontrol internal dikelompokkan menjadi

    tiga yaitu operations, financial reporting dan compliance.

    Gambar 2.4 Logo COSO

    2.3.7.3 ISO/IEC 17799

    International Standards Organization (ISO) mengelompokkan standar

    keamanan informasi yang umum dikenali secara internasional ke dalam struktur

    penomoran yang standar yakni ISO 17799. Standar informasi memiliki fungsi dan

    peran masing-masing yang berkembang ke seri lain sebagai berikut :

    1. ISO/IEC 27000 adalah dokumen yang berisikan definisi-definisi dalam

    bidang keamanan informasi yang digunakan sebagai istilah dasar dalam

    seri tersebut.

    2. ISO/IEC 27001 adalah dokumen yang berisi Information Security

    Management System (ISMS) yang memberikan gambaran secara umum

    mengenai apa saja yang seharusnya dilakukan dalam usaha

    pengimplementasian konsep-konsep keamanan informasi di perusahaan.

  • 24

    3. ISO.IEC 27002 berupa panduan praktis pelaksanaan dan implementasi

    sistem manajemen keamanan informasi perusahaan berdasarkan ISO/IEC

    27001.

    Gambar 2.5 Logo ISO

    2.3.7.4 ITIL

    Information Technology infrastructure Library (ITIL) merupakan standar

    yang dikeluarkan pemerintah United Kingdom sebagai kerangka kerja yang diacu

    oleh best practice process dan prosedur manajemen operasional. ITIL

    dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu Service Support Management dan

    Service Delivery. Tujuan kerangka kerja ITIL ini untuk meningkatkan efisiensi

    operasional TI dan kualitas layanan pelanggan karena hanya berfokus kepada

    pelayanan pelanggan dan sama sekali tidak menyertakan proses penyelarasan

    strategi perusahaan terhadap strategi TI yang dikembangkan.

    Gambar 2.6 Logo ITIL

    2.4 COBIT 4.1

    2.4.1 Definisi COBIT

    Control Objective for Information and Related Technology (COBIT)

    merupakan kerangka kerja untuk tata kelola teknologi informasi. Pada tahun

    1990an ISACA dan ITGI yang merupakan sebuah perusahaan menyusun

    kerangka kerja COBIT tersebut. Pertama kalinya COBIT diterbitkan tahun 1996

    kemudian diterbitkan kembali tahun 1998 hingga pada tahun 2000 diterbitkan

    untuk ketiga kalinya dan untuk tahun 2005 diterbitkan COBIT keempat. COBIT

  • 25

    merupakan standar yang berisi panduan mengenai tata kelola teknologi informasi.

    Kerangka kerja COBIT merupakan kerangka kerja yang digunakan untuk

    mengidentifikasi kontrol TI di suatu perusahaan bagi seorang auditor sedangkan

    bagi pengguna kerangka kerja COBIT dapat menambah kepercayaan user

    terhadap kehandalan aplikasi. Pada top management, COBIT dapat digunakan

    untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi teknologi informasi.

    Suatu organisasi dapat dikatakan sukses membangun TI dalam kerangka

    sistem informasi yang lengkap apabila telah memenuhi kriteria ukuran informasi.

    Kriteria ukuran informasi berdasarkan kerangka kerja COBIT 4.1 dapat dilihat

    pada Tabel 2.1.

    Tabel 2.1 Kriteria Ukuran Informasi Berdasarkan Kerangka Kerja COBIT 4.1

    Kriteria Deskripsi

    Efektifitas

    Berkaitan dengan informasi yang relevan dan berhubungan dengan

    proses bisnis, seperti halnya penyampaian yang tepat waktu, benar,

    konsisten dan tepat guna.

    Efisiensi Berhubungan dengan penyediaan informasi melalui penggunaan sumber

    daya secara optimal (produktif dan ekonomi).

    Kerahasiaan Berkaitan dengan pengamanan informasi yang penting dari

    ancaman/gangguan pihak yang tidak bertanggung jawab.

    Integritas Berkaitan dengan ketepatan dan kelengkapan informasi, seperti halnya

    keabsahannya berdasarkan nilai dan harapan bisnis.

    Ketersediaan

    Berkaitan dengan ketersediaan informasi yang diperlukan proses bisnis

    saat ini dan yang akan datang. Selain itu juga berhubungan dengan

    pengamanan sumber daya dan kemampuan yang diperlukan.

    Kepatuhan

    Berhubungan dengan kepatuhan pada hukum, regulasi, perjanjian

    kontrak untuk menjadikan proses bisnis sebagai prioritas yaitu kriteria

    bisnis eksternal seperti halnya kebijakan internal.

    Keandalan Berhubungan dengan ketentuan ketepatan informasi untuk

    mengoperasikan perusahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban.

    Sumber :

    IT Governance Institute Team. 2007. COBIT 4.1. USA: IT Governance Institute.

    HM, Jogiyanto dan Wily Abdilah. 2011. Sistem Tatakelola Teknologi Informasi.

    Yogyakarta: Andi.

    Fitrianah, Devi., Giri Sucahyo, Yidho. 2010. Audit Sistem Informasi/Teknologi

    Informasi Dengan Kerangka Kerja COBIT Untuk Evaluasi Manajemen Teknologi

    Informasi di Universitas XYZ. Jurnal Sistem Informasi MTI-UI, Vol 4 No. 1, ISBN:

    1412-8896.

  • 26

    Purwanto. 2010. Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Kerangka

    Kerja COBIT Dalam Mendukung Layanan Sistem Informasi Akademik Studi Kasus

    Universitas Budi Luhur. Jurnal TELEMATIKA MKOM, Vol 2 No. 1, ISSN: 2085-

    725X.

    2.4.2 Bagian-bagian COBIT 4.1

    Kerangka kerja COBIT merupakan kumpulan panduan yang digunakan

    untuk acuan dalam menentukan proses TI dan control objective yang diperlukan

    dalam pengelolaan TI. Prinsip kerangka kerja COBIT 4.1 dapat dilihat pada

    Gambar 2.7.

    Gambar 2.7 Konsep Dasar COBIT 4.1

    Pada Gambar 2.7 diperlihatkan bahwa kerangka COBIT didasarkan pada

    prinsip memberikan informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai

    tujuannya, perusahaan perlu untuk berinvestasi, mengelola dan mengendalikan

    sumber daya TI menggunakan satu set proses yang terstruktur untuk memberikan

    penyampaian layanan informasi yang diperlukan perusahaan. Kerangka kerja

    COBIT mendefiniskan 34 proses TI yang dikelompokkan ke dalam 4 domain

    utama, berikut:

    1. Plan and Organise (PO).

    Pada domain Plan and Organise terdapat proses perencanaan dan

    penyelarasan strategi TI dengan strategi perusahaan seperti halnya sebuah

    infrastruktur suatu perusahaan.

  • 27

    2. Acquire and Implement (AI).

    Pada domain Acquire and Implement terdapat proses realisasi strategi

    teknologi informasi mulai dari pengidentifikasia hingga pengembangan

    dan diintegrasikan dengan proses bisnis.

    3. Delivery and Support (DS).

    Pada domain Delivery and Support lebih menekankan pada proses

    pelayanan TI, keamanan sistem, pelatihan, pengelolaan data dan lain-lain

    dari aplikasi yang digunakan.

    4. Monitor and Evaluate (ME).

    Pada domain Monitor and Evaluate lebih menekankan proses pengawasan

    terhadap pengelolaan TI baik.

    Fungsi dan peran empat domain pada kerangka kerja COBIT dapat dilihat

    pada gambar berikut ini. Kerangka kerja COBIT seperti pada Gambar 2.8.

    Gambar 2.8 Kerangka Kerja COBIT 4.1

  • 28

    Kerangka kerja COBIT memiliki 4 domain dengan 34 proses TI dan 318

    tujuan pengendalian secara detail. Adapun 34 kontrol proses TI tersebut terdapat

    pada Tabel 2.2.

    Tabel 2.2 Domain COBIT 4.1

    Domain Proses TI (IT Process)

    Domain Perencanaan dan Persiapan (Plan and Organise)

    PO 01 Menentukan Rencana TI yang Stategis

    PO 02 Menentukan Arsitektur Informasi

    PO 03 Menentukan Arah Teknologi

    PO 04 Mementukan Proses TI, Struktur Organisasi dan Hubungan

    PO 05 Mengelola Investasi TI

    PO 06 Mengkomunikasikan Arah dan Tujuan Manajemen

    PO 07 Mengelola Sumber Daya Manusia di Bidang TI

    PO 08 Mengelola Kualitas

    PO 09 Mengelola dan Menilai Resiko TI

    PO 10 Mengelola Proyek

    Proses Memperoleh dan Menerapkan (Acquire and Implement)

    AI 01 Mengidentifikasi Solusi Otomatis

    AI 02 Memperoleh dan Memelihara Aplikasi Perangkat Lunak

    AI 03 Memperoleh serta Memelihara Infrastruktur Teknologi

    AI 04 Mengaktifkan Operasi dan Penggunaan

    AI 05 Pengadaan Sumber Daya Ti

    AI 06 Pengelolaan Perubahan

    AI 07 Instalasi, Akreditasi Solusi dan Perubahan

    Proses Memberi dan Mendukung (Deliver and Support)

    DS 01 Menetapkan dan Mengelola Tingkat Pelayanan

    DS 02 Pengelolaan Jasa Pihak Ketiga

    DS 03 Mengelola Kinerja dan Kapasitas

    DS 04 Memastikan Pelayanan yang Berkelanjutan

    DS 05 Memastikan Keamanan Sistem

    DS 06 Mengidentifikasi dan Mengalokasikan Biaya

    DS 07 Pendidikan dan Pelatihan untuk Pengguna

    DS 08 Pengelolaan Service Desk dan Insiden

    DS 09 Pengelolaan Konfigurasi

    DS 10 Pengelolaan Masalah

    DS 11 Pengelolaan Data

    DS 12 Pengelolaan Lingkungan Fisik

    DS 13 Pengelolaan Pekerjaan

    Proses Memantau dan Mengevaluasi (Monitor and Evaluate)

    ME 01 Memantau dan Mengevaluasi Kinerja TI

    ME 02 Memantau dan Mengevaluasi Pengendalian Internal

  • 29

    Domain Proses TI (IT Process)

    ME 03 Menjamin Kepatuhan dengan Persyaratan Eksternal

    ME 04 Menyediakan Tata Kelola TI

    Sumber :

    IT Governance Institute Team. 2007. COBIT 4.1. USA: IT Governance Institute.

    Sumiati, Ros., Istambul, Rozahi. 2012. Audit Teknologi Informasi Untuk Mengukur

    Maturity Level Menggunakan COBIT 4.1 dan Berpedoman Pada ITIL

    Complimentarity. Seminar Nasional Pengaplikasian Telematika (SINAPTIKA), ISSN:

    2086-8251. Jakarta.

    Fitroh. 2012. Penilaian Tingkat Kematangan Tata Kelola TI Pada Sistem Informasi

    Manajemen Akademik. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI),

    ISSN: 1907-5022. Yogyakarta.

    Surbakti, Herison. 2012. Managing Control Object For IT (COBIT) Sebagai Standar

    Framework Pada Proses Pengelolaan IT Governance dan Audit Sistem Informasi.

    Jurnal Teknologi Informasi, Vol 7 No. 19, ISSN: 1907-2430.

    Sudanawati Rozas, Indri. 2012. Model Perhitungan Tingkat Kedewasaan TI (Maturity

    Level) Menggunakan Framework COBIT 4.1. Seminar Nasional Teknik Informatika

    (SANTIKA). Surabaya.

    2.4.3 Model Kematangan COBIT

    COBIT 4.1 memiliki model kematangan mulai dari level 0 (non-existent)

    hingga 5 (optimized) yang diperlihatkan dalam maturity model Gambar 2.9

    sebagai berikut:

    Gambar 2.9 Model Kematangan COBIT 4.1

  • 30

    Masing-masing dari 34 proses TI memiliki skala pengukuran dari 0 (nol)

    sampai 5 (lima) yaitu mulai dari Non Existent sampai dengan Optimized yang

    dijelaskan pada Tabel 2.3 berikut:

    Tabel 2.3 Tingkat Kematangan COBIT

    Tingkat Kedewasaan (Maturity Level) Menurut COBIT

    Level 0 Tidak ada (Non-existent), organisasi belum mengenal isu

    permasalahan yang harus diarahkan atau diselesaikan. Setiap proses

    atau masalah yang ada tidak terdefinisi dengan jelas.

    Level 1 Inisialisasi (Initial), organisasi telah memiliki bukti dalam mengenal

    permasalan-permasalahan yang ada, namun perlu diarahkan.

    Level 2 Dapat diulang (Repetable), level ini telah mengalami perkembangan,

    telah ada prosedur untuk menjalankan proses yang didefinisikan,

    belum ada pelatihan formal & prosedur komunikasi yang standar.

    Level 3 Ditetapkan (Defined), sudah ada prosedur yang memiliki standar

    dan didokumentasikan dengan baik, sudah ada pelatihan formal

    tetapi pada tahap implementasinya masih tergantung pada individu

    apakah mau melakukan prosedur yang ditetapkan atau tidak.

    Level 4 Diatur (Managed), prosedur dan kebijakan yang ada sudah

    dilakukan secara efektif, dapat dipantau dan diukur sehingga apabila

    terjadi kesalahan sudah memiliki sederetan prosedur untuk tindakan

    perbaikan yang akan dilakukan. Perbaikan dilakukan secara

    konsisten dan memberikan praktek dan hasil terbaik.

    Level 5 Dioptimalkan (optimized), proses yang dilakukan telah dilakukan

    upaya perbaikan yang berkelanjutan sehingga menghasilkan proses

    dan hasil yang terbaik. Sudah ada penggunaan teknologi informasi

    yang terintegrasi untuk melakukan otomatisasi dilingkungan

    organisasi, sudah tersedia alat dan pendukung lainnya yang dapat

    meningkatkan kualitas dan efektifitas kinerja,dan organisasi sudah

    stabil dan dapat beradaptasi dengan baik.

    Skala 0 (nol) hingga 5 (lima) didasarkan pada skala kematangan sederhana

    yang menunjukkan bagaimana proses berkembang dari non-existent ke

    optimized. Tingkat kedewasaan dan kemampuan juga identik dengan

    meningkatnya resiko manajemen dan meningkatnya efektivitas dan efisiensi.

    Sumber :

    IT Governance Institute Team. 2007. COBIT 4.1. USA: IT Governance Institute.

    Sumiati, Ros., Istambul, Rozahi. 2012. Audit Teknologi Informasi Untuk Mengukur

    Maturity Level Menggunakan COBIT 4.1 dan Berpedoman Pada ITIL

  • 31

    Complimentarity. Seminar Nasional Pengaplikasian Telematika (SINAPTIKA), ISSN:

    2086-8251. Jakarta.

    Theresia, Gusti., Sukarsa, Made., Bayupati., Agung. 2013. Governance Audit Of

    Application Procurement Using COBIT Framework. Journal of Theoretical and

    Applied Information Technology, ISSN: 1992-8645, E-ISSN: 1817-3195.

    Purwanto. 2010. Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Kerangka

    Kerja COBIT Dalam Mendukung Layanan Sistem Informasi Akademik Studi Kasus

    Universitas Budi Luhur. Jurnal TELEMATIKA MKOM, Vol 2 No. 1, ISSN: 2085-

    725X.

    Hernyka Satyareni, Diema., Mahanani, Fia. 2014. Audit Sistem Informasi Akademik

    Perguruan Tinggi (PT) XYZ Menggunakan Kerangka Kerja COBIT 4.1. Seminar

    Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI), ISSN: 1907-5022. Yogyakarta.

    2.5 Kerangka Kerja ITIL V3

    2.5.1 Definisi ITIL

    Information Technology Infrastructure Library (ITIL) adalah kumpulan

    konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi

    teknologi informasi. Penggunaan ITIL baru berkembang sejak tahun 1990an

    dimana waktu itu yang diterbitkan ITIL versi 2.

    2.5.2 Bagian-bagian ITIL V3

    ITIL V3 terdiri dari lima bagian yang menekankan pada pengelolaan

    layanan yang disediakan oleh teknologi informasi. Adapun kelima bagian ITIL

    V3 tersebut sebagai berikut :

    1. Service Strategy

    Service strategy merupakan panduan untuk penentuan tujuan nilai kinerja

    dalam pengelolaan layanan teknologi informasi.

    2. Service Design

    Service design merupakan panduan untuk mendesain dan membangun

    layanan teknologi informasi.

    3. Service transition

    Service transition merupakan panduan untuk dapat mengembangkan

    layanan dan merubah desain layanan TI agar semakin efektif.

  • 32

    4. Service operation

    Service operation merupakan panduan yang digunakan untuk mengelola

    layanan-layanan TI setiap hari.

    5. Continual Service Improvement (CSI)

    Continual Service Improvement (CSI) merupakan panduan untuk

    menyusun dan memelihara kualitas layanan mulai dari desain, transisi dan

    operasi.

    Sumber :

    HM, Jogiyanto dan Wily Abdilah. 2011. Sistem Tatakelola Teknologi Informasi.

    Yogyakarta: Andi.

    Cahyaningtyas, Anggun., Rahardja, Yani., Fritz W, Agustinus. 2012. Audit Sistem

    Informasi dengan ITIL Version 3 Sub Domain Service Desk, Incident Management

    dan Problem Management di Bidang Keuangan Dishubkombudpar Kota Salatiga.

    Jurnal Teknologi Informasi -Aiti, Vol 9 No. 2. Semarang.

    Theresia, Gusti., Sukarsa, Made., Bayupati., Agung. 2013. Governance Audit Of

    Application Procurement Using COBIT Framework. Journal of Theoretical and

    Applied Information Technology, ISSN: 1992-8645, E-ISSN: 1817-3195.

    2.6 Pemetaan COBIT 4.1 dengan ITIL V3

    Pemetaan COBIT 4.1 dengan ITIL V3 dilakukan untuk mengetahui

    perbandingan setiap proses TI yang ada sehingga proses TI tersebut dapat saling

    melengkapi. Kerangka kerja ITIL V3 digunakan dalam pelaksanaan audit karena

    standar penggunaannya lebih menekankan pada kontrol service. COBIT 4.1

    digunakan untuk menentuka tujuan bisnis, tujuan TI dari perusahaan. Gambaran

    kualitatif cakupan ITIL V3 pada COBIT 4.1 dapat dilihat pada Tabel 2.4.

    Tabel 2.4 Pemetaan Kerangka Kerja COBIT 4.1 dan ITIL V3

    ITIL V3 Processes Mapped to High-level COBIT Processes

    COBIT 4.1 Processes and Domains

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

    Plan and Organise 0 - - 0 0 - - 0 0 - \ \ \

    Acquire and Implement 0 0 0 0 0 + + \ \ \ \ \ \

    Deliver and Support + 0 + 0 0 + - + + + 0 0 0

    Monitor and Evaluate 0 - - - \ \ \ \ \ \ \ \ \

  • 33

    Keterangan :

    (+) Significant match adalah kecocokan signifikan (lebih dari 30 persyaratan

    yang dipetakan pada sebuah proses COBIT 4.1).

    (0) Minor match adalah kecocokan lebih kecil (antara 15 sampai 29

    persyaratan yang dipetakan).

    (-) Unrelated or minor focus adalah fokus yang tidak terkait (kurang dari 15

    persyaratan yang dipetakan).

    (\) No Cobit IT process exits adalah tidak ada proses COBIT 4.1.