port state control

23
BAGUS JAMILUDDIN 4111100011 DWI YULIANTO 4111100027 EMMA PERISTINA N.P 4111100033 SYAHADI SAPUTRA 4111100073 M. FYAN DINGGI 4111100077 TRIFAJAR MEINANDA 4111100079 INTAN PRATIWI 4111100095 Peraturan Statutori (MN141251) PORT STATE CONTROL

Upload: dwi-yulianto

Post on 25-Dec-2015

237 views

Category:

Documents


45 download

DESCRIPTION

statutory regulations

TRANSCRIPT

Page 1: PORT STATE CONTROL

BAGUS JAMILUDDIN 4111100011

DWI YULIANTO 4111100027

EMMA PERISTINA N.P 4111100033

SYAHADI SAPUTRA 4111100073

M. FYAN DINGGI 4111100077

TRIFAJAR MEINANDA 4111100079

INTAN PRATIWI 4111100095

Peraturan Statutori (MN141251)

PORT STATE CONTROL

KATA PENGANTAR

Page 2: PORT STATE CONTROL

Surabaya, 22 September 2014

Penyusun

Peraturan Statutori (MN141251)

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas nikmat

dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Port State Control”

yang mana judul tersebut kami ambil berdasarkan tema tugas kedua pada mata kuliah

Peraturan Statutori (MN 141251).

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk melengkapi salah satu tugas mata

kuliah Peraturan Statutori. Selain itu, juga bertujuan untuk menambah pengetahuan

dan informasi kepada kami dan mahasiswa Teknik Perkapalan tentang Peraturan

Statutori yang Diratifikasi Pemerintah Indonesia.

Pada kesempatan ini penyusun juga menyampaikan terimakasih kepada:

1. Tuhan yang Maha Esa

2. Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc. selaku Dosen mata kuliah Peraturan

Statutori

3. Orang tua yang memberikan dukungan moril kepada kami

4. Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan

5. Pihak-pihak yang telah membantu atas terselesaikannya makalah ini

Namun kiranya wajar di dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalah ejaan

atau pun penulisan, karena keterbatasan kami sebagai penyusun yang juga hanya

sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, dengan penuh

kerendahan hati penyusun berterimakasih apabila ada pihak yang sudi memberikan

kritik dan saran positif kepada kami perihal penyusunan makalah ini.

pg. 1

Page 3: PORT STATE CONTROL

Peraturan Statutori (MN141251)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................1

DAFTAR ISI................................................................................................................................2

DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................3

DAFTAR TABEL.........................................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................5

BAB II PORT STATE CONTROL...................................................................................................6

2.1 Surveys, Verifications, Certifications.........................................................................6

2.2 Deficiencies, Detentions, Rectifications....................................................................7

2.3 Ships Targeted by PSC............................................................................................11

BAB III PENUTUP....................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................17

pg. 2

Page 4: PORT STATE CONTROL

Peraturan Statutori (MN141251)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Alur Pemeriksaan Kapal oleh PSCO.............................................................7

Gambar 2 Alur yang ditempuh kapal saat inspeksi PSC...............................................9

pg. 3

Page 5: PORT STATE CONTROL

Peraturan Statutori (MN141251)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kategori dan Jumlah kerusakan saat Inspeksi...............................................10

Tabel 2 Daftar Inspeksi dan Penahanan Kapal...........................................................11

pg. 4

Page 6: PORT STATE CONTROL

Peraturan Statutori (MN141251)

BAB I

PENDAHULUAN

Port State Control adalah prosedur pemeriksaan atau inspeksi kepada kapal

asing atau kapal berbendera negara lain yang masuk atau meninggalkan pelabuhan

untuk mengecek kondisi kapal dan perlengkapan kapal dengan syarat-syarat regulasi

internasional dalam hal keselamatan, keamanan, pencegahan polusi atau pencemaran

dan kehidupan pelaut kapal tersebut serta kondisi kerja pelaut, dan kapal dioperasikan

sesuai aturan-aturan yang ada.

Latar belakang dari Port State Control adalah membantu negara bendera

untuk menjamin bahwa kapalnya aman untuk dioperasikan dan berlayar sehingga

tidak menimbulkan bahaya bagi jiwa manusia dan lingkungan maritim.

Port State Control bertujuan untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan

internasional dimana targetnya adalah kapal sub-standar dengan tujuan utama adalah

mengeliminasi mereka , melalui sistem inspeksi prosedur harmonis. Inspeksi ini juga

bertujuan sebagai cadangan implementasi Flag State yang bertanggungjawab untuk

memastikan bahwa kapal sesuai dengan aturan atau syarat yang diberikan kepada

Owner dan Flag State. Akan tetapi beberapa Flag State dengan berbagai alas an gagal

melakukan tanggung jawab mereka dan membahayakan keselamatan semua yang

menaiki kapal tersebut dan juga lingkungan maritim.

pg. 5

Page 7: PORT STATE CONTROL

Peraturan Statutori (MN141251)

BAB II

PORT STATE CONTROL

2.1 Surveys, Verifications, Certifications

Setelah menentukan kapal yang akan diinspeksi, maka yang akan

dilakukan adalah menjalakankan proses inspeksi untuk memastikan kapal

memenuhi seluruh regulasi yang diwajibkan.

Fungsi dari port state control ini dilakukan oleh Port State Control

Officer (PSCO). PSCO adalah Orang yang diberi hak oleh pihak berwenang

(Marad) untuk melaksanakan inspeksi pengawasan negara pantai dan

bertanggung jawab ke party.

PSCO memiliki kewenangan yang diberikan dari negara berdaulat

yang mempekerjakannya serta berkewajiban tunduk pada hukum dari negara

tersebut. PSCO haruslah orang yang memiliki kualifikasi sebagai surveyor

dari flag state dan dapat berkomunikasi menggunakan bahasa inggris. Pada

dasarnya, PSCO tidak boleh memiliki kepentingan komersial dalam

menjalankan tugasnya yang berkaitan dengan pelabuhan, kapal atau

classification society. Dalam menjalankan tugasnya, PSCO membawa kartu

identitas yang dikeluarkan oleh otoritas maritim sebagai bukti kewenangan

untuk melakukan inspeksi. Inspeksi dapat dilakukan oleh seorang PSCO atau

sebuah team PSCO tergantung dari ukuran dan jenis kapal serta sumber daya

manusia yang tersedia.

pg. 6

Page 8: PORT STATE CONTROL

Peraturan Statutori (MN141251)

Gambar 1 Alur Pemeriksaan Kapal oleh PSCO

2.2 Deficiencies, Detentions, Rectifications

Dalam menjalankan tugasnya, PSCO sebagai pelaksana Port State

Control harus memutuskan aksi yang harus dilakukan terhadap kapal yang

tidak lolos inspeksi. Setelah dilakukan inspeksi, PSCO harus memutuskan

aksi yang harus dilakukan untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan

dan waktu yang dibutuhan untuk melakukannya.

PSCO dapat menahan kapal jika kapal memiliki kekurangan yang

sifatnya serius sehingga penahanan harus dilakukan. Atau kapal memiliki

kekurangan yang tidak terlalu serius secara individual namun ketika diakukan

secara menyeluruh dapat membahayakan sehingga harus dilakukan

penahanan. Keputusan dalam melakukan penahanan memerlukan

pertimbangan profesional yang didasarkan pada pengetahuan, pengalaman

dan integritas sehingga independensi dari PSCO sangatlah dibutuhkan.

Bila telah diputuskan penahanan terhadap kapal, maka PSCO akan

sesegera mungkin menginformasikan terhadap master dan menyarankannya

untuk segera mencari bantuan dan mengatur tindakan perbaikan agar tidak

terjadi penundaan dalam pelayaran. Setelah penahanan, PSCO diharuskan

pg. 7

Page 9: PORT STATE CONTROL

Peraturan Statutori (MN141251)

untuk menginformasikan flag state dan classification society yang isinya

mencakup laporan tentang inspeksi. Kapal tertahan dapat dilepaskan bila

menurut PSCO kekurangan tersebut sudah dapat diperbaiki secara

memuaskan. Bila perbaikan tersebut tidak dapat dilakukan di tempat

penahanan, maka PSCO dapat mengizinkan kapal untuk memperbaiki

kekurangan tersebut di galangan selama perbaikan sementara terhadap kapal

dapat menjamin kapal dapat berlayar untuk sementara.

Untuk kapal yang tidak memenuhi kondisi yang diwajibkan saat

pelepasan, maka kapal tersebut dilarang untuk memasuki seluruh wilayah

yang mencakup dari MoU tersebut dan kapal harus diperiksa kembali ketika

memasuki kawasan MoU tersebut .

Pada dasarnya, prinsip dari suatu MoU merupakan nama dan malu.

Kapal yang ditahan akan masuk kedalam daftar kapal yang ditahan dalam

website MoU yang di update secara regular untuk setiap bulannya. Dalam

kasus terdahulu terdapat beberapa kapal yang mencoba mengelabui inspeksi

konsekuensi yang berlaku dengan menganti nama kapalnya. Namun setiap

kapal diregristrasikan memili nomor identifikasi IMO yang unik sehingga

kebanyakan dari percobaan tersebut gagal.

pg. 8

Page 10: PORT STATE CONTROL

Peraturan Statutori (MN141251)

Gambar 2 Alur yang ditempuh kapal saat inspeksi PSC

Penahanan kapal terjadi saat kondisi dimana kapal atau kru dari kapal

tersebut tidak memenuhi konvensi-konvensi yang berlaku. Dengan kondisi

tersebut maka kapal dipastikan tidak pergi berlayar sampai bisa pergi berlayar

tanpa membahayakan kapal atau seseorang yang menaiki kapal tersebut, atau

tanpa membahayakan atau merusak lingkungan perairan yang dilewatinya.

Dalam menjalankan tugasnya, keputusan untuk menahan kapal

didasarkan penilaian yang obyektif. Bila dalam pemeriksaan ditemukan

kekurangan yang “jelas berbahaya bagi keselamatan, kesehatan dan

lingkungan” maka PSCO haruslah memastikan bahwa kekurangan tersebut

harus segera diperbaiki sebelum kapal diizinkan untuk berlayar kembali.

Dalam hal ini, terdapat 4 pilihan yang dapat digunakan oleh PSCO

dalam mengatasi masalah deficiencies yaitu:

pg. 9

Page 11: PORT STATE CONTROL

Peraturan Statutori (MN141251)

Perbaikan dari kekurangan yang dilakukan sebelum kapal dizinkan

untuk berlayar kembali.

Perbaikan dari kekurangan yang dilakukan di pelabuhan berikutnya

dikarenakan keterbatasan port dalam merepair kapal dengan ketentuan

dalam suatu kondisi spesifik tertentu.

Perbaikan dari kekurangan yang dianggap ringan hingga waktu 14

hari.

Penahanan Kapal.

Tabel 1 Kategori dan Jumlah kerusakan saat Inspeksi

pg. 10

Page 12: PORT STATE CONTROL

Peraturan Statutori (MN141251)

Berdasarkan data dari Tabel 1 yang di dapat dari annual report Asia

Pasific PSC TOKYO MOU 2013 Kita dapat melihat kategori-kategori

kerusakan yang terjadi saat proses inspeksi yang diambil . Bisa dilihat bahwa

ketiga tertinggi terjadi kerusakan saat inspeksi oleh PSC oadalah fire safety

measures, safety of navigation and life saving appliances.

Tabel 2 Daftar Inspeksi dan Penahanan Kapal

2.3 Ships Targeted by PSC

Kapal yang di awasi lebih ketat oleh PSC:

Kapal yang tidak pernah di inspeksi sebelumnya (contoh : kapal baru)

pg. 11

Page 13: PORT STATE CONTROL

Peraturan Statutori (MN141251)

Kapal atau pelaut yang mengoperasikan atau bendera kapal atau

klasifikasi kapal tersebut memiliki banyak kerusakan dan catatan

penahanan.

Kapal yang tidak diklasifikasi oleh anggota IACS

High risk ships :

1. Gas and chemical tankers yang berumur lebih dari 10

tahun.

2. Bulk carriers yang berumur lebih dari 12 tahun

3. Oil tankers yang berumur lebihdari 15 tahun dan

memiliki lebih 3000 Gross tonnage

4. Passenger Ships yang berumur lebihdari 15 tahun.

Jika ada bagian yang tidak sesuai dan dikhawatirkan akan mengancam

keselamatan orang, kapal ataupun pelabuhan sehingga dilakukan pemeriksaan

yang lebih rinci. PSCO harus menyadari bahwa terdapat hal membahayakan

pelaksanaan yang aman tertentu on-board operasi, misalnya operasi kargo,

jika dilakukan tes dan tidak sesuai, maka harus diperhatikan selama operasi

tersebut.

Pada bagian master deck.

Sementara memeriksa sertifikat kapal dan dokumen wajib yang terkait,

periksa apakah item:

Hilang atau keadaluwarsa.

Tidak diterjemahkan atau tidak diposting jika diperlukan.

Tidak berlaku untuk perbedaan dalam bentuk atau isi.

Mengenai pengawakan aman, periksa apakah:

manning memenuhi persyaratan

waktu istirahat minimum diterapkan

Mengenai kru, periksa apakah sertifikat:

pg. 12

Page 14: PORT STATE CONTROL

Peraturan Statutori (MN141251)

berlaku

dijabarkan

sesuai

Jika pemeriksaan medis tersedia dan valid.

Jika persyaratan usia minimum dipenuhi.

  Mengenai kode ISM, memeriksa apakah:

Personil akrab dengan keamanan perusahaan dan kebijakan

perlindungan lingkungan.

Dokumentasi manajemen keselamatan sudah tersedia di kapal.

Inspeksi pada Oil Tanker

Selanjutnya, hal-hal berikut harus dipertimbangkan sebagai bagian

dari pemeriksaan diperluas untuk kapal tanker minyak.

1. Black-out dan mulai dari generator darurat

2. Pemeriksaan pencahayaan darurat

3. Operasi pompa kebakaran darurat dengan dua selang kebakaran yang

terhubung ke jalur utama kebakaran

4. Operasi pompa lambung kapal

5. Penutupan pintu kedap air

6. Menurunkan satu pantai sekoci ke air

7. Uji berhenti darurat jauh mis boiler, ventilasi dan bahan bakar pompa

8. Pengujian perangkat kemudi termasuk perangkat kemudi tambahan

9. Pemeriksaan sumber darurat kekuatan untuk instalasi radio

10. Inspeksi dan, sejauh mungkin, uji ruang mesin pemisah

11. Sistem busa

12. Peralatan pemadam kebakaran pada umumnya

13. Pemeriksaan peredam api untuk ruang mesin dan akomodasi

14. Pengendalian tekanan gas dan oksigen konten lembam daripadanya

pg. 13

Page 15: PORT STATE CONTROL

Peraturan Statutori (MN141251)

15. Tank Ballast: setidaknya salah satu tangki ballast dalam area kargo

untuk diperiksa dari tangki lubang / dek, menilai dalam contoh

pertama, dan masuk jika inspektor menetapkan ranah yang jelas untuk

pemeriksaan lebih lanjut.

16. Verifikasi bahwa dokumen-dokumen berikut ini di papan, meninjau

mereka dan pastikan bahwa Negara Bendera atau Klasifikasi

Masyarakat telah mendukung mereka:

a) laporan survei struktural

b) laporan evaluasi kondisi

c) ketebalan laporan pengukuran

d) dokumen deskriptif disebut oleh IMO resolusi A.744 (18).

Inspeksi Diperluas Pada Gas and Chemichal Carriers

Item berikut dapat dianggap sebagai bagian dari pemeriksaan diperluas untuk

gas dan kimia operator.

1. Black-out dan mulai dari generator darurat

2. Pemeriksaan pencahayaan darurat

3. Operasi pompa kebakaran darurat dengan dua selang kebakaran yang

terhubung ke jalur utama kebakaran

4. Operasi pompa lambung kapal

5. penutupan pintu kedap air

6. Menurunkan satu pantai sekoci ke air

7. Uji berhenti darurat jauh mis boiler, ventilasi dan bahan bakar pompa

8. Pengujian perangkat kemudi termasuk perangkat kemudi tambahan

9. Pemeriksaan sumber darurat kekuatan untuk instalasi radio

10. Inspeksi dan, sejauh mungkin, uji ruang mesin pemisah

11. Cargo pemantauan tangki dan keselamatan perangkat yang berkaitan

dengan suhu, tekanan dan ullage

pg. 14

Page 16: PORT STATE CONTROL

Peraturan Statutori (MN141251)

12. Oksigen menganalisis dan ledakan meter perangkat, termasuk kalibrasi

mereka. Ketersediaan peralatan deteksi kimia dengan jumlah yang

sesuai tabung deteksi gas cocok untuk kargo tertentu yang

dilaksanakan.

13. Cabin escape set memberikan pernapasan yang sesuai dan pelindung

mata untuk setiap orang on board (jika diperlukan oleh produk yang

tercantum dalam Sertifikat Internasional kebugaran atau Sertifikat

Fitness untuk Carriage Kimia Berbahaya di Massal Liquefied Gas

atau di Massal, sebagaimana berlaku) .

14. Periksa apakah produk yang dilakukan tercantum dalam Sertifikat

Internasional kebugaran atau Certificate of Fitness untuk Carriage

Kimia Berbahaya di Massal Liquefied Gas atau di Massal,

sebagaimana berlaku.

pg. 15

Page 17: PORT STATE CONTROL

Peraturan Statutori (MN141251)

BAB IIIPENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok

bahasan dalam makalah Port State Control ini, tentunya masih banyak kekurangan

dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau

referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dalam memberikan

kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan

dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini

berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

pg. 16

Page 18: PORT STATE CONTROL

Peraturan Statutori (MN141251)

DAFTAR PUSTAKA

Tokyo mou "annual report 2013". (2013). Dipetik september 23, 2014, dari www.tokyo-mou.org

International Marine Organisation. (t.thn.). Dipetik September 23, 2014, dari http://www.imo.org

Kurniawati, H. A. (2014). Statutory Regulations. Surabaya.

Port State Control. (t.thn.). Dipetik September 23, 2014, dari http://www.imo.org/OurWork/Safety/Implementation/Pages/PortStateControl.aspx

pg. 17