bab ii tinjauan pustaka 2.1. ruang lingkup bank 2.1.1

21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ruang Lingkup Bank 2.1.1. Defenisi Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya ( Kasmir, 2003;11) Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu berkaitan masalah bidang keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama yaitu : 1. Menghimpun dana 2. Menyalurkan dana 3. Memberikan jasa bank lainnya Kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa – jasa bank lainnya hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan diatas. Menghimpun dana adalah mengumpulkan atau mencari dana (uang) dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat mau Universitas Sumatera Utara

Upload: trannhan

Post on 13-Jan-2017

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ruang Lingkup Bank

2.1.1. Defenisi Bank

Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan

yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa

bank lainnya ( Kasmir, 2003;11)

Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan

yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu

berkaitan masalah bidang keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha

perbankan meliputi tiga kegiatan utama yaitu :

1. Menghimpun dana

2. Menyalurkan dana

3. Memberikan jasa bank lainnya

Kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana merupakan kegiatan

pokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa – jasa bank lainnya

hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan diatas.

Menghimpun dana adalah mengumpulkan atau mencari dana (uang)

dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro,

tabungan dan deposito. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh

bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat mau

Universitas Sumatera Utara

menanamkan dananya. Sedangkan menyalurkan dana adalah melemparkan

kembali dana yang diperoleh lewat simpanan giro, tabungan dan deposito ke

masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit) bagi bank yang berdasarkan

prinsip konvensional atau pembiayaan bagi bank yang berdasarkan prinsip

syariah ( Kasmir, 2003;13)

2.1.2 Jenis – jenis Bank

1. Jenis Bank Menurut Kepemilikannya

Kepemilikan bank dapat dilihat dari penguasaan saham dan juga akta

pendirian bank tersebut. Dalam hal ini bank – bank yang ada dibedakan

menjadi:

a. Bank Milik Pemerintah

Bank Milik Pemerintah adalah jenis bank dimana akta pendirian

dan modal bank tersebut adalah milik pemerintah sehingga semua

keuntungan yang diperoleh dari operasinya akan menjadi milik

pemerintah, misalnya Bank Negara Indonesia 46 (BNI 46)

b. Bank Milik Pemerintah Daerah

Bank Milik Pemerintah Daerah adalah jenis bank dimana

pemiliknya adalah pemerintah daerah tertentu, misalnya BPD Sumatera

Utara

c. Bank Milik Swasta

Universitas Sumatera Utara

Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta

nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh pihak swasta,

begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.

Contoh bank milik swasta nasional adalah Bank Muamalat.

d. Bank Milik Asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri,

baik milik swasta asing maupun milik pemerintah asing,

kepemilikannya pun dimiliki oleh pihak luar negeri. Contoh bank asing

adalah American Express Bank.

e. Bank Milik Koperasi

Bank Milik Koperasi adalah jenis bank yang dimana saham-

sahamnya dimiliki perusahaan yang berbadan hokum koperasi,

misalnya Bank Umum Koperasi Indonesia.

f. Bank Milik Campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan

pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas

dippegang oleh warga negara Indonesia. Contoh bank milik campuran

adalah Sumitomo Niaga Bank.

2. Jenis Bank Menurut Kegiatannya

Jenis bank menurut kegiatannya dapat dibedakan menjadi dua jenis

yaitu :

Universitas Sumatera Utara

a. Bank Umum

Bank umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan

usahanya baik secara konvensional maupun berdasarkan prinsip

syariah yang dalam kegiatan usahanya memberikan jasa dalam lalu

lintas pembayaran

b. Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan

kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah

yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran.

3. Jenis Bank Menurut Target Pasar

Salah satu pelayanan bank dapat ditinjau berdasarkan target pasar

yang menjadi sasaran. Bedasarkan target pasar, bank – bank yang ada

dibagi kepada:

a. Retail Bank

Retail Bank Merupakan bank yang kegiatannya memberikan

pelayanan dan transaksi kepada nasabah – nasabah yang berskala

kecil. Retail Bank memberikan jasa pinjaman kredit tidak lebih dari

Rp.20 Milyar.

b. Corporate Bank

Universitas Sumatera Utara

Corporate bank adalah bank yang memberikan pelayanan dan

transaksi kepada nasabah yang berskala besar, biasanya berbentuk

korporasi. Namun, dalam hal ini tidak berarti semua nasabah wajib

berbentuk perusahaan.

c. Retail Corporate Bank

Retail Corporate Bank adalah bank yang memberikan pelayanan

kepada kelompok retail dan juga perusahaan- perusahaan besar. Jenis

bank ini memberikan pelayanan kepada semua jenis nasabah baik

nasabah besar maupun nasabah kecil.

4. Jenis Bank Menurut Prinsip Operasinya

Jenis bank menurut prinsip operasinya dapat dibedakan menjadi :

a. Bank Berdasarkan Prinsip Konvensional

Bank berdasarkan prinsip konvensional merupakan bank- bank

yang beroperasi dengan menggunakan sistem bunga dan fee based

untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Dalam hal ini pihak

bank akan membebankan sejumlah bunga atau fee kepada para

nasabah sebagai harga terhadap produk atau jasa yang digunakan.

Demikian juga sebaiknya, pihak perbankan akan memberikan

sejumlah imbalan bunga terhadap berbagai jenis simpanan yang

dipercayakan pihak nasabah kepada bank.

Universitas Sumatera Utara

b. Bank Berdasarkan Prinsip syariah

Bank berdasarkan prinsip syariah merupakan suatu lembaga

intermediasi yang menyediakan jasa keuangan bagi masyarakat

dimana seluruh aktivitasnya dijalankan berdasarkan prinsip- prinsip

Islam sehingga bebas dari unsur riba (bunga), bebas dari kegiatan

spekulatif non produktif (maysir), bebas dari kegiatan yang

meragukan (gharar), bebas dari perkara yang tidak sah (bathil), dan

hanya membiayai usaha- usaha yang halal.

2.2. Bank Syariah

2.2.1. Pengertian Bank Syariah

Menurut UU No 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, Bank

Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan

prinsip – prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri dari Bank Umum

Syariah, Unit Usaha Syariah, dan Bank Pembiayaan Syariah (Andri

Soemitra, 2009;61). Sigit Triandu dan Totok Budisantoso (2006)

mendefenisikan bank syariah bank yang dalam aktivitasnya, baik

menghimpun dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan

dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi

hasil. Sedangkan Mudrajad Kuncoro (2002) mendefenisikan Bank Syariah

adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip – prinsip syariah Islam

yaitu mengacu kepada ketentuan – ketentuan yang ada dalam Al- Quran dan

Universitas Sumatera Utara

Al-Hadist. Dengan mengacu kepada Al-Quran dan Al-hadist, maka bank

syariah diharapkan dapat menghindari kegiatan- kegiatan yang mengandung

unsur – unsur riba dan bertentangan dengan syariat islam.

2.2.2. Karakteristik Bank Syariah

Bank syariah bukan sekedar bank bebas bunga, tetapi juga memiliki

orientasi pencapaian keseahteraan. Secara fundamental terdapat beberapa

karakteristik bank syariah (Andri Soemitra:2009;67 ) sebagai berikut:

1. Penghapusan riba

2. Pelayanan kepentingan publik dan merealisasikan sasaran sosio-ekonomi

Islam

3. Bank syariah bersifat universal yang merupakan gabungan dari bank

komersil dan bank investasi

4. Bank syariah akan melakukan evaluasi yang lebih berhati- hati terhadap

permohonan pembiayaan yang berorientasi kepada penyertaan modal,

karena bank komersil syariah menerapkan profit and loss sharing dalam

konsinyasi, ventura, bisnis atau industri

5. Bagi hasil cendrung mempererat hubungan antara bank syariah dan

pengusaha

6. Kerangka yang dibangun dalam membantu bank mengatasi

kesulitanlikuiditasnya dengan memanfaatkan instrumen bank pasar uang

antar bank syariah dan instrumen bank syariah berbasis syariah.

Universitas Sumatera Utara

2.2.3. Tujuan Bank Syariah

Menurut Gus Irawan Direktur Utama PT. Bank Sumut, tujuan bank

syariah, sama seperti bank konvensional yaitu bertujuan untuk mendapatkan

keuntungan dari kegiatan/bisnis yang dilakukan, namun bank syariah

menghindari riba dan berlandaskan syariah dari setiap aktivitas dan

produknya. Perbankan syariah tidak hanya dituntut untuk menghasilkan profit

secara komersial, namun dituntut untuk menghasilkan profit secara

komersial, namun dituntut untuk secara sungguh – sungguh menampilkan

realisasi nilai – nilai syariah.

2.2.4. Produk – Produk Bank Syariah

Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat

dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu produk Penyaluran Dana (financing),

produk Penghimpunan Dana (funding), produk Jasa (service)

1. Penyalur Dana

Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk

pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat kategori yang dibedakan

berdasarkan tujuan penggunaanya, yaitu :

a. Pembiayaan dengan prinsip jual beli (ba`i)

Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya

perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property).

Universitas Sumatera Utara

Tingkat keuntungan bank ditentukan didepan dan menjadi bagian

harga atas barang yang dijual.

• Pembiayaan Murabahah

Murabahah adalah transaksi jual beli dimana bank

menyebutkan keuntungannya. Bank bertindak sebagi penjual,

sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli

bank dari pemasok ditambah keuntuntungan (margin)

• Pembiayaan Salam

Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang

diperjualbelikan belum ada. barang diserahkan secara tangguh

sementara pembayaran dilakukan tunai.

• Pembiayaan Istishna`

Produk istishna` menyerupai produk salam, tapi dalam

istishna` pembayaran dapat dilakuka oleh bank dalam beberapa kali

pembayaran.

b. Pembiayaan dengan prinsip sewa (ijarah)

Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada

dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi

perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek

transaksinya adalah barang, pada ijarah objek transaksinya adalah jasa.

c. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (syirkah)

Universitas Sumatera Utara

Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil

adalah :

1. Pembiayaan Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau

lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing- masing pihak

memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan

dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan

2. Pembiayaan Mudharabah adalah akad kerjasama anatara dua pihak

dimana pihak pertama (shahibul mal) menyediakan seluruh modal,

sedangkan pihak lainnya menjadi peengelola.

d. Pembiayaan dengan akad pelengkap

Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, biasanya diperlukan

juga akad pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari

keuntungan, tapi ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan.

1. Alih Utang Piutang (Hiwalah)

Tujuan fasilitas hiwalah adalah untuk membantu supplier

mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya. Bank

mendapatkan ganti biaya atau jasa pemindahan piutang.

2. Gadai (rahn)

Tujuan akad rahn adalah untuk memberikan jaminan pembayaran

kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan

3. Qardh

Universitas Sumatera Utara

Qardh adalah pinjaman uang. Aplikasi qardh dalam perbankan

biasanya dalam empat hal, yaitu :

• Sebagai pinjaman talangan haji

• Sebagai pinjaman tunai

• Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil

• Sebagai pinjaman kepada pengurus bank.

4. Perwakilan (Wakalah)

Wakalah adalah aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah

memberikan kuasa kepada bank untuk mewwakili dirinya melakukan

pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan L/C, inkaso dan transfer

uang.

5. Garansi Bank (Kafalah)

Garansi bank dapat diberikan dengan tujuan untuk menjamin

pembayaran suatu kewajiban pembayaran.

2. Produk Penghimpun Dana

Perbankan syariah menghimpun dananya dalam bentuk tabungan,

deposito, dan giro. Penghimpun dana pada bank syariah dilakukan

berdasarkan prinsip Wadiah dan Mudharabah. Pada produk rekening

giro, prinsip yang diterapkan adalah prinsip wadiah, sedangkan prinsip

Mudharabah diterapkan pada produk bank seperti tabungan dan deposito.

Universitas Sumatera Utara

Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak kepada

pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan

dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki (Huda-Heykal, 2010 :

87). Secara umum ada 2 macam wadiah yakni Wadiah Yad Al Amanah

dan Wadiah Yad Adh Dhamanah. Pada Wadiah Yad Al Amanah,

penerimaan titipan tidak boleh memanfaatkan harta ataupun barang yang

dititipkan oleh penitip, sedangkan pada Wadiah Yad Adh Dhamanah

penerima titipan boleh memanfaatkan harta ataupun barang yang

dititipkan oleh si penitip.

Pada prinsip wadiah, keuntungan dan kerugian dari kegiatan

penyaluran dana yang dilakukan oleh bank merupakan hak milik dan

tanggung jawab pihak bank, sedangkan pemilik dana tidak dijanjikan

imbalan dan tidak ikut menanggung resiko yang terjadi. Pihak bank dapat

memberikan bonus kepada pemilik dana sebagai suatu insentif untuk

menarik minat masyarakat dalam menyimpan dananya pada pebankan

syariah tetapi hal tersebut tidak boleh diperjanjikan dari awal.

Lain halnya dengan prinsip mudharabah. Dalam hal ini pemilik dana

dianggap sebagai shabibul maal, sementara pihak perbankan sebagai

pihak yang mengelola dana atau mudharib. Pada prinsip ini, pihak bank

dapat menggunakan dana tersebut, misalnya untuk kegiatan jula beli

Universitas Sumatera Utara

dengan memberitahukan margin keuntungan tertentu (murabahah) atau

untuk kegiatan sewa (ijarah) (Lubis,2010 : 111).

3. Produk jasa

1. Sharf (jual beli valuta asing)

Produk jasa perbankan syariah lainnya adalah sharf yaitu

kegiatan pertukaran mata uang suatu negara dengan negara lain. Mata

uang yang diperjualbelikan meruppakan mata uang yang berbeda dan

harus dilakukan pada waktu yang sama (spot). Jasa ini hanya ada pada

bank yang tergolong sebagai bank devisa.

2. Ijarah (sewa)

Salah satu bentuk produk jasa yang diberikan oleh perbankan

syariah yang tergolong sebagai ijarah atau sewa adalah penyewaan

kotak simpanan (safe deposit box) yang dapat dimanfaatkan nasabah

untuk menyimpan barang- barang berharga tertentu seperti perhiasaan,

ijazah, paspor dan dokumen penting lainnya.

Universitas Sumatera Utara

2.2.5. Perbedaan Bunga dengan Bagi Hasil

Table 2.1 Perbedaan bunga dengan bagi hasil

Bunga Bagi Hasil

Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung

Penentuan besarnya rasio/ nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan pedoman pada kemungkinan untung rugi

Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal)yang dipinjamkan

Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperolah

Jumlah pembayaran tidak meningkat sekalipun jumlah keuntuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang “booming”

Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bial usaha merugi maka kerugiaan ditanggumng bersama anatara kedua belah pihak.

Eksistenssi bunga diragukan (kalau tidak dikecam ) oleh semua agama termasuk islam

Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil

Universitas Sumatera Utara

2.3. Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional

Tabel 2.2 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Karekteristik Bank Syariah Bank Konvensional

Hubungan dengan nasabah

Kemitraan Kreditur dan Debitur

Dewan Pengawas Memiliki Dewan Syariah Nasional (DPS) untuk mengawasi setiap produk dan aktivitas bank

Tidak mengenal dewan sejenis

Denda dalam kredit pembiayaan

Diakui sebagai dana kebijakan (sumber qardh)

Sebagai pendapatan bank

kegiatan social Pengumpul dana mendistribusikan zakat

Tidak melakukan kegiatan ini

Penyalahgunaan dana

Menghindari hal ini yaitu tidak memberikan dana secara tunai tetapi memberikan barang yang dibutuhkan (finance the goods and services) : Murabahah

Memberikan peluang yang sangat besar untuk sight streaming (penyalahgunaan dana pinjaman)

Business Framework Seluruh aktivitas comply dengan syariah

Secular principles dan tidak didasarkan pada hukum agama islam

Larangan riba dalam kredit pembiayaan

Berdasarkan transaksi jual beli, bagi hasil, system angsuran tetap sejak awal sampai dengan jatuh tempo pembiayaan

Orientasi bunga, sistem angsuran fixed/floating

Universitas Sumatera Utara

Larangan riba dalam simpanan

Sistem profit and loss sharing atau revenue sharing. Bank terhindar dari nagetive spread

Sistem bunga yang mewajibkan bank membayar bunga sesuai dengan yang diperjanjikan di awal, bank rentan terhadap negative spread

Sumber : Seminar Nasional Ekonomi Syariah(25 Maret 2012) 2.4. Proses Keputusan Pembelian

Menurut Setiadi (2003:16) menyatakan bahwa keputusan pembeli

terdiri dari lima, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi

alternative, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Jelasnya

proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian actual berlangsung.

Pemasaran perlu memusatkan perhatian pada proses pembelian dan bukan

pada keputusan pembelian saja.

Lima proses keputusan pembelian dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian diawali dengan pengenalan kebutuhan. Kebutuhan

dapat dipicu oleh rangsangan internal ketika salah satu kebutuhan normal

seseorang seperti rasa lapar, rasa haus, seks, muncul pada tingkat yang

cukup tinggi untuk menjadi dorongan. Kebutuhan juga dapat dipicu oleh

rangsangan eksternal. Pada tahap ini, pemasaran harus meneliti konsumen

untuk menemukan jenis kebutuhan atau masalah yang akan muncul, dan

bagaimana kebutuhan atau masalah mengarah pada konsumen.

2. Pencarian informasi

Universitas Sumatera Utara

Konsumen yang tertarik akan mencari lebih banyak informasi. Jika

dorongan konsumen begitu kuat dan produk yang memuaskan berada

dalam jangkauan, konsumen kemungkinan besar akan membelinya. Jika

tidak, konsumen mungkin menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau

melakukan pencarian informasi yang berkaitan dengan kebutuhan. Pada

satu tingkat konsumen hanya mengalami perhatian yang meningkatkan

jumlan pencarian yang dilakukan tergantung pada dorongan kuatnya

jumlah pencarian yang dimilikinya pada saat memulai, kemudahan

memperoleh informasi yang banyak, nilai yang diberikannya pada

tambahan informasi dan kepuasaan yang dapatkan melakukan pencarian.

Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber.

Sumber- sumber itu meliputi :

a. Sumber pribadi, keluarga, teman, tetangga, kenalan.

b. Sumber komersia, wiraniaga, dealer, kemasan, pajangan.

c. Sumber publik, media massa, organisasi penilai pelanggan.

d. Sumber pengalaman, mengenali, memeriksa, menggunakan produk.

Pengaruh relatif dari sumber – sumber infarmasi ini bervariasi

menurut produk dan pembeli. Biasanya, konsumen menerima hamper

semua informasi mengenai produk dari sumber komersial yang

dikendalikan orang pemasaran. Namun, sumber yang paling efektif

Universitas Sumatera Utara

cendrung pada sumber pribadi. Sumber pribadi tampaknyalebih penting

dalam mempengaruhi pembelian suatu jasa.

3. Evaluasi berbagai alternatif

Pemasaran telah mengetahui bagaimana konsumen menggunakan

informasi untuk mencapai satu set pilihan merek akhir. Pemasaran perlu

mengetahui bagaimana konsumen mengevaluasi berbagai alternatif.

Konsep – konsep dasar yang membantu pemasar menjelaskan proses

evaluasi konsumen yaitu, pertama, berasumsi bahwa setiap konsumen

melihat suatu produk sebagai satu paket atribut produk. Kedua, konsumen

akan memberikan tingkat kepentingan yang berbeda pada atribut – atribut

yang berbeda menurut kebutuhan dan keinginan yang unik.

4. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling

disukai. Ada dua faktor yang depat mempengaruhi keputusan pembelian

yaitu faktor pertama adalah sikap lain, sejauh mana sikap orang lain

tersebut terhadap alternatif pilihan seseorang. Pilihan kedua adalah situasi

yang tidak diharapkan. Konsumen mungkin membentuk niat membeli

berdasarkan faktor – faktor seperti pendapatan yang diperkirakan harga

yang diharapkan.

5. Prilaku Pasca Pembelian

Universitas Sumatera Utara

Tugas seorang pemasar tidak berakhir ketika produknya dibeli.

Setelah membeli produk, konsumen bias puas atau tidak akan terlihat

dalam perilaku pasca pembelian yang tetap menarik bagi pemasar.

Penentu apakah pembeli puas atau tidak puasada paa hubungan antara

harapan konsumen dengan kinerja yang dirasakan dari produk. Jika

produk gagal memenuhi harapan, konsumen kecewa, jika harapan

terpenuhi, konsumen puas, jika harapan terlampaui, konsumen amat

puas.

2.5. Pengertian Minat

Minat adalah kecendrungan yang menetapdan subyek untuk merasa

tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecambung dalam

hal atau hal itu. Perasaan senang akan menimbulkan pula minat yang

diperkuat lagi oleh sikap positif yang sama diantaranya hal – hal tersebut

timbul terlebih dahulu, sukar ditentukan secara pasti (Winkel,1993:30).

Sedangakan menurut (Hendi irawan:2009) minat adalah daya tarik

yang ditimbulkan oleh obyek tertentu yang membuat seseorang merasa

senang dan mempunyai keinginan yang berkecimpung atau berhubungan

dengan obyek tersebut sehingga timbul keinginan.

2.6. Pengertian Nasabah

Universitas Sumatera Utara

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:683) nasabah adalah

orang yang biasa berhubungan dengan atau menjadi pelanggan Bank (dalam

hal keuangan ).

2.7. Kerangka Konseptual

Berdasarkan batasan penilitan dan beberapa variabel yang mendorong

masyarakat untuk menabung di Bank Muamalat. Maka kerangka konseptual

skripsi ini adalah :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Minat

Menabung

2.8. Penelitian Terdahulu

Anisa pulungan pada tahun 2009 didalam penelitiannya berjudul

“analisis faktor – faktor yang mempengaruhi nasabah untuk menggunakan

produk jasa PT. Bank Negara Indonesia (PERSERO),TBK CABANG

SARIAH MEDAN” menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan yang terdiri dari

faktor syariah (X1), faktor pelayanan (X2), faktor produk (X3) dan faktor

promosi (X4) secara bersama- sama berpengaruh positif dan signifikan

KEPUTUSAN MENABUNG (Y)

1. Lokasi ( X1) 2. Keyakinan

(X2) 3 Pelayanan

Universitas Sumatera Utara

terhadap keputusan nasabah pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Cabang Syariah Medan dimana nilai Fhitung adalah 24,704. Pada tingkat

kesalahan α = 5 % nilai Fhitung tersebut signifikan, maka H0 ditolak dan Ha

diterima.

Zia Muhammad pada tahun 2011 didalam penelitiannya berjudul

“anlisis faktor – faktor yang mempengaruhi minat menabung di Bank Syariah

Kota Lhokseumawe” menyimpulkan bahwa faktor keyakinan (agama) dan

bagi hasil merupakan faktor dominan sebagai faktor pendorong untuk

pengambilan keputusan menabung, diikuti variabel pelayanan dan lokasi

(jarak).

2.9. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan atau jawaban sementara tentang

hubungan antar variabel-variabel dalam penelitian, dan merupakan pernyataan

paling spesifik (Kuncoro, 2009:59). Berdasarkan perumusan masalah dan

kerangka konseptual maka peneliti menetapkan hipotesis didalam penelitian

ini adalah lokasi, pelayanan, keyakinan mempunyai pengaruh yang signifikan

dalam memutuskan menabung di Bank Muamalat Kisaran.

Universitas Sumatera Utara