bab ii tinjauan pustaka 2.1. ruang lingkup bank 2.1.1
TRANSCRIPT
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ruang Lingkup Bank
2.1.1. Defenisi Bank
Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan
yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa
bank lainnya ( Kasmir, 2003;11)
Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan
yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu
berkaitan masalah bidang keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha
perbankan meliputi tiga kegiatan utama yaitu :
1. Menghimpun dana
2. Menyalurkan dana
3. Memberikan jasa bank lainnya
Kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana merupakan kegiatan
pokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa – jasa bank lainnya
hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan diatas.
Menghimpun dana adalah mengumpulkan atau mencari dana (uang)
dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro,
tabungan dan deposito. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh
bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat mau
Universitas Sumatera Utara
menanamkan dananya. Sedangkan menyalurkan dana adalah melemparkan
kembali dana yang diperoleh lewat simpanan giro, tabungan dan deposito ke
masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit) bagi bank yang berdasarkan
prinsip konvensional atau pembiayaan bagi bank yang berdasarkan prinsip
syariah ( Kasmir, 2003;13)
2.1.2 Jenis – jenis Bank
1. Jenis Bank Menurut Kepemilikannya
Kepemilikan bank dapat dilihat dari penguasaan saham dan juga akta
pendirian bank tersebut. Dalam hal ini bank – bank yang ada dibedakan
menjadi:
a. Bank Milik Pemerintah
Bank Milik Pemerintah adalah jenis bank dimana akta pendirian
dan modal bank tersebut adalah milik pemerintah sehingga semua
keuntungan yang diperoleh dari operasinya akan menjadi milik
pemerintah, misalnya Bank Negara Indonesia 46 (BNI 46)
b. Bank Milik Pemerintah Daerah
Bank Milik Pemerintah Daerah adalah jenis bank dimana
pemiliknya adalah pemerintah daerah tertentu, misalnya BPD Sumatera
Utara
c. Bank Milik Swasta
Universitas Sumatera Utara
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta
nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh pihak swasta,
begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.
Contoh bank milik swasta nasional adalah Bank Muamalat.
d. Bank Milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri,
baik milik swasta asing maupun milik pemerintah asing,
kepemilikannya pun dimiliki oleh pihak luar negeri. Contoh bank asing
adalah American Express Bank.
e. Bank Milik Koperasi
Bank Milik Koperasi adalah jenis bank yang dimana saham-
sahamnya dimiliki perusahaan yang berbadan hokum koperasi,
misalnya Bank Umum Koperasi Indonesia.
f. Bank Milik Campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan
pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas
dippegang oleh warga negara Indonesia. Contoh bank milik campuran
adalah Sumitomo Niaga Bank.
2. Jenis Bank Menurut Kegiatannya
Jenis bank menurut kegiatannya dapat dibedakan menjadi dua jenis
yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Bank Umum
Bank umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan
usahanya baik secara konvensional maupun berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatan usahanya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran
b. Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
3. Jenis Bank Menurut Target Pasar
Salah satu pelayanan bank dapat ditinjau berdasarkan target pasar
yang menjadi sasaran. Bedasarkan target pasar, bank – bank yang ada
dibagi kepada:
a. Retail Bank
Retail Bank Merupakan bank yang kegiatannya memberikan
pelayanan dan transaksi kepada nasabah – nasabah yang berskala
kecil. Retail Bank memberikan jasa pinjaman kredit tidak lebih dari
Rp.20 Milyar.
b. Corporate Bank
Universitas Sumatera Utara
Corporate bank adalah bank yang memberikan pelayanan dan
transaksi kepada nasabah yang berskala besar, biasanya berbentuk
korporasi. Namun, dalam hal ini tidak berarti semua nasabah wajib
berbentuk perusahaan.
c. Retail Corporate Bank
Retail Corporate Bank adalah bank yang memberikan pelayanan
kepada kelompok retail dan juga perusahaan- perusahaan besar. Jenis
bank ini memberikan pelayanan kepada semua jenis nasabah baik
nasabah besar maupun nasabah kecil.
4. Jenis Bank Menurut Prinsip Operasinya
Jenis bank menurut prinsip operasinya dapat dibedakan menjadi :
a. Bank Berdasarkan Prinsip Konvensional
Bank berdasarkan prinsip konvensional merupakan bank- bank
yang beroperasi dengan menggunakan sistem bunga dan fee based
untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Dalam hal ini pihak
bank akan membebankan sejumlah bunga atau fee kepada para
nasabah sebagai harga terhadap produk atau jasa yang digunakan.
Demikian juga sebaiknya, pihak perbankan akan memberikan
sejumlah imbalan bunga terhadap berbagai jenis simpanan yang
dipercayakan pihak nasabah kepada bank.
Universitas Sumatera Utara
b. Bank Berdasarkan Prinsip syariah
Bank berdasarkan prinsip syariah merupakan suatu lembaga
intermediasi yang menyediakan jasa keuangan bagi masyarakat
dimana seluruh aktivitasnya dijalankan berdasarkan prinsip- prinsip
Islam sehingga bebas dari unsur riba (bunga), bebas dari kegiatan
spekulatif non produktif (maysir), bebas dari kegiatan yang
meragukan (gharar), bebas dari perkara yang tidak sah (bathil), dan
hanya membiayai usaha- usaha yang halal.
2.2. Bank Syariah
2.2.1. Pengertian Bank Syariah
Menurut UU No 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, Bank
Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip – prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri dari Bank Umum
Syariah, Unit Usaha Syariah, dan Bank Pembiayaan Syariah (Andri
Soemitra, 2009;61). Sigit Triandu dan Totok Budisantoso (2006)
mendefenisikan bank syariah bank yang dalam aktivitasnya, baik
menghimpun dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan
dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi
hasil. Sedangkan Mudrajad Kuncoro (2002) mendefenisikan Bank Syariah
adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip – prinsip syariah Islam
yaitu mengacu kepada ketentuan – ketentuan yang ada dalam Al- Quran dan
Universitas Sumatera Utara
Al-Hadist. Dengan mengacu kepada Al-Quran dan Al-hadist, maka bank
syariah diharapkan dapat menghindari kegiatan- kegiatan yang mengandung
unsur – unsur riba dan bertentangan dengan syariat islam.
2.2.2. Karakteristik Bank Syariah
Bank syariah bukan sekedar bank bebas bunga, tetapi juga memiliki
orientasi pencapaian keseahteraan. Secara fundamental terdapat beberapa
karakteristik bank syariah (Andri Soemitra:2009;67 ) sebagai berikut:
1. Penghapusan riba
2. Pelayanan kepentingan publik dan merealisasikan sasaran sosio-ekonomi
Islam
3. Bank syariah bersifat universal yang merupakan gabungan dari bank
komersil dan bank investasi
4. Bank syariah akan melakukan evaluasi yang lebih berhati- hati terhadap
permohonan pembiayaan yang berorientasi kepada penyertaan modal,
karena bank komersil syariah menerapkan profit and loss sharing dalam
konsinyasi, ventura, bisnis atau industri
5. Bagi hasil cendrung mempererat hubungan antara bank syariah dan
pengusaha
6. Kerangka yang dibangun dalam membantu bank mengatasi
kesulitanlikuiditasnya dengan memanfaatkan instrumen bank pasar uang
antar bank syariah dan instrumen bank syariah berbasis syariah.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3. Tujuan Bank Syariah
Menurut Gus Irawan Direktur Utama PT. Bank Sumut, tujuan bank
syariah, sama seperti bank konvensional yaitu bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan dari kegiatan/bisnis yang dilakukan, namun bank syariah
menghindari riba dan berlandaskan syariah dari setiap aktivitas dan
produknya. Perbankan syariah tidak hanya dituntut untuk menghasilkan profit
secara komersial, namun dituntut untuk menghasilkan profit secara
komersial, namun dituntut untuk secara sungguh – sungguh menampilkan
realisasi nilai – nilai syariah.
2.2.4. Produk – Produk Bank Syariah
Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat
dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu produk Penyaluran Dana (financing),
produk Penghimpunan Dana (funding), produk Jasa (service)
1. Penyalur Dana
Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk
pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat kategori yang dibedakan
berdasarkan tujuan penggunaanya, yaitu :
a. Pembiayaan dengan prinsip jual beli (ba`i)
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya
perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property).
Universitas Sumatera Utara
Tingkat keuntungan bank ditentukan didepan dan menjadi bagian
harga atas barang yang dijual.
• Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah transaksi jual beli dimana bank
menyebutkan keuntungannya. Bank bertindak sebagi penjual,
sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli
bank dari pemasok ditambah keuntuntungan (margin)
• Pembiayaan Salam
Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang
diperjualbelikan belum ada. barang diserahkan secara tangguh
sementara pembayaran dilakukan tunai.
• Pembiayaan Istishna`
Produk istishna` menyerupai produk salam, tapi dalam
istishna` pembayaran dapat dilakuka oleh bank dalam beberapa kali
pembayaran.
b. Pembiayaan dengan prinsip sewa (ijarah)
Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada
dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi
perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek
transaksinya adalah barang, pada ijarah objek transaksinya adalah jasa.
c. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (syirkah)
Universitas Sumatera Utara
Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil
adalah :
1. Pembiayaan Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing- masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan
dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan
2. Pembiayaan Mudharabah adalah akad kerjasama anatara dua pihak
dimana pihak pertama (shahibul mal) menyediakan seluruh modal,
sedangkan pihak lainnya menjadi peengelola.
d. Pembiayaan dengan akad pelengkap
Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, biasanya diperlukan
juga akad pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari
keuntungan, tapi ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan.
1. Alih Utang Piutang (Hiwalah)
Tujuan fasilitas hiwalah adalah untuk membantu supplier
mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya. Bank
mendapatkan ganti biaya atau jasa pemindahan piutang.
2. Gadai (rahn)
Tujuan akad rahn adalah untuk memberikan jaminan pembayaran
kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan
3. Qardh
Universitas Sumatera Utara
Qardh adalah pinjaman uang. Aplikasi qardh dalam perbankan
biasanya dalam empat hal, yaitu :
• Sebagai pinjaman talangan haji
• Sebagai pinjaman tunai
• Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil
• Sebagai pinjaman kepada pengurus bank.
4. Perwakilan (Wakalah)
Wakalah adalah aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah
memberikan kuasa kepada bank untuk mewwakili dirinya melakukan
pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan L/C, inkaso dan transfer
uang.
5. Garansi Bank (Kafalah)
Garansi bank dapat diberikan dengan tujuan untuk menjamin
pembayaran suatu kewajiban pembayaran.
2. Produk Penghimpun Dana
Perbankan syariah menghimpun dananya dalam bentuk tabungan,
deposito, dan giro. Penghimpun dana pada bank syariah dilakukan
berdasarkan prinsip Wadiah dan Mudharabah. Pada produk rekening
giro, prinsip yang diterapkan adalah prinsip wadiah, sedangkan prinsip
Mudharabah diterapkan pada produk bank seperti tabungan dan deposito.
Universitas Sumatera Utara
Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak kepada
pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki (Huda-Heykal, 2010 :
87). Secara umum ada 2 macam wadiah yakni Wadiah Yad Al Amanah
dan Wadiah Yad Adh Dhamanah. Pada Wadiah Yad Al Amanah,
penerimaan titipan tidak boleh memanfaatkan harta ataupun barang yang
dititipkan oleh penitip, sedangkan pada Wadiah Yad Adh Dhamanah
penerima titipan boleh memanfaatkan harta ataupun barang yang
dititipkan oleh si penitip.
Pada prinsip wadiah, keuntungan dan kerugian dari kegiatan
penyaluran dana yang dilakukan oleh bank merupakan hak milik dan
tanggung jawab pihak bank, sedangkan pemilik dana tidak dijanjikan
imbalan dan tidak ikut menanggung resiko yang terjadi. Pihak bank dapat
memberikan bonus kepada pemilik dana sebagai suatu insentif untuk
menarik minat masyarakat dalam menyimpan dananya pada pebankan
syariah tetapi hal tersebut tidak boleh diperjanjikan dari awal.
Lain halnya dengan prinsip mudharabah. Dalam hal ini pemilik dana
dianggap sebagai shabibul maal, sementara pihak perbankan sebagai
pihak yang mengelola dana atau mudharib. Pada prinsip ini, pihak bank
dapat menggunakan dana tersebut, misalnya untuk kegiatan jula beli
Universitas Sumatera Utara
dengan memberitahukan margin keuntungan tertentu (murabahah) atau
untuk kegiatan sewa (ijarah) (Lubis,2010 : 111).
3. Produk jasa
1. Sharf (jual beli valuta asing)
Produk jasa perbankan syariah lainnya adalah sharf yaitu
kegiatan pertukaran mata uang suatu negara dengan negara lain. Mata
uang yang diperjualbelikan meruppakan mata uang yang berbeda dan
harus dilakukan pada waktu yang sama (spot). Jasa ini hanya ada pada
bank yang tergolong sebagai bank devisa.
2. Ijarah (sewa)
Salah satu bentuk produk jasa yang diberikan oleh perbankan
syariah yang tergolong sebagai ijarah atau sewa adalah penyewaan
kotak simpanan (safe deposit box) yang dapat dimanfaatkan nasabah
untuk menyimpan barang- barang berharga tertentu seperti perhiasaan,
ijazah, paspor dan dokumen penting lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5. Perbedaan Bunga dengan Bagi Hasil
Table 2.1 Perbedaan bunga dengan bagi hasil
Bunga Bagi Hasil
Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung
Penentuan besarnya rasio/ nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan pedoman pada kemungkinan untung rugi
Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal)yang dipinjamkan
Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperolah
Jumlah pembayaran tidak meningkat sekalipun jumlah keuntuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang “booming”
Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bial usaha merugi maka kerugiaan ditanggumng bersama anatara kedua belah pihak.
Eksistenssi bunga diragukan (kalau tidak dikecam ) oleh semua agama termasuk islam
Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil
Universitas Sumatera Utara
2.3. Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional
Tabel 2.2 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Karekteristik Bank Syariah Bank Konvensional
Hubungan dengan nasabah
Kemitraan Kreditur dan Debitur
Dewan Pengawas Memiliki Dewan Syariah Nasional (DPS) untuk mengawasi setiap produk dan aktivitas bank
Tidak mengenal dewan sejenis
Denda dalam kredit pembiayaan
Diakui sebagai dana kebijakan (sumber qardh)
Sebagai pendapatan bank
kegiatan social Pengumpul dana mendistribusikan zakat
Tidak melakukan kegiatan ini
Penyalahgunaan dana
Menghindari hal ini yaitu tidak memberikan dana secara tunai tetapi memberikan barang yang dibutuhkan (finance the goods and services) : Murabahah
Memberikan peluang yang sangat besar untuk sight streaming (penyalahgunaan dana pinjaman)
Business Framework Seluruh aktivitas comply dengan syariah
Secular principles dan tidak didasarkan pada hukum agama islam
Larangan riba dalam kredit pembiayaan
Berdasarkan transaksi jual beli, bagi hasil, system angsuran tetap sejak awal sampai dengan jatuh tempo pembiayaan
Orientasi bunga, sistem angsuran fixed/floating
Universitas Sumatera Utara
Larangan riba dalam simpanan
Sistem profit and loss sharing atau revenue sharing. Bank terhindar dari nagetive spread
Sistem bunga yang mewajibkan bank membayar bunga sesuai dengan yang diperjanjikan di awal, bank rentan terhadap negative spread
Sumber : Seminar Nasional Ekonomi Syariah(25 Maret 2012) 2.4. Proses Keputusan Pembelian
Menurut Setiadi (2003:16) menyatakan bahwa keputusan pembeli
terdiri dari lima, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternative, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Jelasnya
proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian actual berlangsung.
Pemasaran perlu memusatkan perhatian pada proses pembelian dan bukan
pada keputusan pembelian saja.
Lima proses keputusan pembelian dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian diawali dengan pengenalan kebutuhan. Kebutuhan
dapat dipicu oleh rangsangan internal ketika salah satu kebutuhan normal
seseorang seperti rasa lapar, rasa haus, seks, muncul pada tingkat yang
cukup tinggi untuk menjadi dorongan. Kebutuhan juga dapat dipicu oleh
rangsangan eksternal. Pada tahap ini, pemasaran harus meneliti konsumen
untuk menemukan jenis kebutuhan atau masalah yang akan muncul, dan
bagaimana kebutuhan atau masalah mengarah pada konsumen.
2. Pencarian informasi
Universitas Sumatera Utara
Konsumen yang tertarik akan mencari lebih banyak informasi. Jika
dorongan konsumen begitu kuat dan produk yang memuaskan berada
dalam jangkauan, konsumen kemungkinan besar akan membelinya. Jika
tidak, konsumen mungkin menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau
melakukan pencarian informasi yang berkaitan dengan kebutuhan. Pada
satu tingkat konsumen hanya mengalami perhatian yang meningkatkan
jumlan pencarian yang dilakukan tergantung pada dorongan kuatnya
jumlah pencarian yang dimilikinya pada saat memulai, kemudahan
memperoleh informasi yang banyak, nilai yang diberikannya pada
tambahan informasi dan kepuasaan yang dapatkan melakukan pencarian.
Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber.
Sumber- sumber itu meliputi :
a. Sumber pribadi, keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b. Sumber komersia, wiraniaga, dealer, kemasan, pajangan.
c. Sumber publik, media massa, organisasi penilai pelanggan.
d. Sumber pengalaman, mengenali, memeriksa, menggunakan produk.
Pengaruh relatif dari sumber – sumber infarmasi ini bervariasi
menurut produk dan pembeli. Biasanya, konsumen menerima hamper
semua informasi mengenai produk dari sumber komersial yang
dikendalikan orang pemasaran. Namun, sumber yang paling efektif
Universitas Sumatera Utara
cendrung pada sumber pribadi. Sumber pribadi tampaknyalebih penting
dalam mempengaruhi pembelian suatu jasa.
3. Evaluasi berbagai alternatif
Pemasaran telah mengetahui bagaimana konsumen menggunakan
informasi untuk mencapai satu set pilihan merek akhir. Pemasaran perlu
mengetahui bagaimana konsumen mengevaluasi berbagai alternatif.
Konsep – konsep dasar yang membantu pemasar menjelaskan proses
evaluasi konsumen yaitu, pertama, berasumsi bahwa setiap konsumen
melihat suatu produk sebagai satu paket atribut produk. Kedua, konsumen
akan memberikan tingkat kepentingan yang berbeda pada atribut – atribut
yang berbeda menurut kebutuhan dan keinginan yang unik.
4. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling
disukai. Ada dua faktor yang depat mempengaruhi keputusan pembelian
yaitu faktor pertama adalah sikap lain, sejauh mana sikap orang lain
tersebut terhadap alternatif pilihan seseorang. Pilihan kedua adalah situasi
yang tidak diharapkan. Konsumen mungkin membentuk niat membeli
berdasarkan faktor – faktor seperti pendapatan yang diperkirakan harga
yang diharapkan.
5. Prilaku Pasca Pembelian
Universitas Sumatera Utara
Tugas seorang pemasar tidak berakhir ketika produknya dibeli.
Setelah membeli produk, konsumen bias puas atau tidak akan terlihat
dalam perilaku pasca pembelian yang tetap menarik bagi pemasar.
Penentu apakah pembeli puas atau tidak puasada paa hubungan antara
harapan konsumen dengan kinerja yang dirasakan dari produk. Jika
produk gagal memenuhi harapan, konsumen kecewa, jika harapan
terpenuhi, konsumen puas, jika harapan terlampaui, konsumen amat
puas.
2.5. Pengertian Minat
Minat adalah kecendrungan yang menetapdan subyek untuk merasa
tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecambung dalam
hal atau hal itu. Perasaan senang akan menimbulkan pula minat yang
diperkuat lagi oleh sikap positif yang sama diantaranya hal – hal tersebut
timbul terlebih dahulu, sukar ditentukan secara pasti (Winkel,1993:30).
Sedangakan menurut (Hendi irawan:2009) minat adalah daya tarik
yang ditimbulkan oleh obyek tertentu yang membuat seseorang merasa
senang dan mempunyai keinginan yang berkecimpung atau berhubungan
dengan obyek tersebut sehingga timbul keinginan.
2.6. Pengertian Nasabah
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:683) nasabah adalah
orang yang biasa berhubungan dengan atau menjadi pelanggan Bank (dalam
hal keuangan ).
2.7. Kerangka Konseptual
Berdasarkan batasan penilitan dan beberapa variabel yang mendorong
masyarakat untuk menabung di Bank Muamalat. Maka kerangka konseptual
skripsi ini adalah :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Minat
Menabung
2.8. Penelitian Terdahulu
Anisa pulungan pada tahun 2009 didalam penelitiannya berjudul
“analisis faktor – faktor yang mempengaruhi nasabah untuk menggunakan
produk jasa PT. Bank Negara Indonesia (PERSERO),TBK CABANG
SARIAH MEDAN” menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan yang terdiri dari
faktor syariah (X1), faktor pelayanan (X2), faktor produk (X3) dan faktor
promosi (X4) secara bersama- sama berpengaruh positif dan signifikan
KEPUTUSAN MENABUNG (Y)
1. Lokasi ( X1) 2. Keyakinan
(X2) 3 Pelayanan
Universitas Sumatera Utara
terhadap keputusan nasabah pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Cabang Syariah Medan dimana nilai Fhitung adalah 24,704. Pada tingkat
kesalahan α = 5 % nilai Fhitung tersebut signifikan, maka H0 ditolak dan Ha
diterima.
Zia Muhammad pada tahun 2011 didalam penelitiannya berjudul
“anlisis faktor – faktor yang mempengaruhi minat menabung di Bank Syariah
Kota Lhokseumawe” menyimpulkan bahwa faktor keyakinan (agama) dan
bagi hasil merupakan faktor dominan sebagai faktor pendorong untuk
pengambilan keputusan menabung, diikuti variabel pelayanan dan lokasi
(jarak).
2.9. Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan atau jawaban sementara tentang
hubungan antar variabel-variabel dalam penelitian, dan merupakan pernyataan
paling spesifik (Kuncoro, 2009:59). Berdasarkan perumusan masalah dan
kerangka konseptual maka peneliti menetapkan hipotesis didalam penelitian
ini adalah lokasi, pelayanan, keyakinan mempunyai pengaruh yang signifikan
dalam memutuskan menabung di Bank Muamalat Kisaran.
Universitas Sumatera Utara