bab ii tinjauan pustaka 2.1 rokok 2.1.1 pengertian · pdf filemenurut kamus besar bahasa...

15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok 2.1.1 Pengertian Rokok Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rokok merupakan suatu gulungan tembakau berukuran kira-kira sebesar kelingking yang dibungkus dengan daun nipah atau kertas. Konsumsi rokok dilakukan dengan cara menghisap rokok di salah satu ujungnya dan membakarnya pada ujung yang lain. Secara umum rokok dikemas dalam kotak dengan isi rata-rata 16-20 batang. Dalam kemasan rokok biasanya terdapat peringan tentang bahaya merokok, yang merupakan suatu program pemerintah untuk menekan jumlah perokok aktif di Indonesia. Di Indonesia rokok dibedakan berdasarkan beberapa karakteristik sebagai berikut. Berdasarkan bahan pembungkusnya rokok dibedakan menjadi: (1) klobot, rokok yang dibungkus dengan daun jagung; (2) kawung, rokok yang dibungkus dengan daun aren; (3) sigaret, rokok yang dibungkus dengan kertas, (4) cerutu, rokok yang dibungkus dengan daun tembakau. Berdasarkan bahan bakunya rokok dibedakan menjadi: (1) rokok putih, isinya daun tembakau yang diberi efek rasa dan aroma tertentu; (2) rokok kretek, isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi efek rasa dan aroma tertentu; (3) rokok klembak, isinya berupa daun tembakau, cengkeh dan kemenyan yang diberi efek rasa dan aroma tertentu. berdasarkan proses pembuatannya rokok dibedakan menjadi: (1) sigaret kretek tangan, proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan 5

Upload: vukhanh

Post on 01-Feb-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok 2.1.1 Pengertian · PDF fileMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rokok merupakan suatu gulungan tembakau berukuran kira-kira sebesar kelingking yang

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rokok

2.1.1 Pengertian Rokok

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rokok merupakan suatu

gulungan tembakau berukuran kira-kira sebesar kelingking yang dibungkus

dengan daun nipah atau kertas. Konsumsi rokok dilakukan dengan cara

menghisap rokok di salah satu ujungnya dan membakarnya pada ujung yang

lain. Secara umum rokok dikemas dalam kotak dengan isi rata-rata 16-20

batang. Dalam kemasan rokok biasanya terdapat peringan tentang bahaya

merokok, yang merupakan suatu program pemerintah untuk menekan jumlah

perokok aktif di Indonesia.

Di Indonesia rokok dibedakan berdasarkan beberapa karakteristik

sebagai berikut. Berdasarkan bahan pembungkusnya rokok dibedakan

menjadi: (1) klobot, rokok yang dibungkus dengan daun jagung; (2) kawung,

rokok yang dibungkus dengan daun aren; (3) sigaret, rokok yang dibungkus

dengan kertas, (4) cerutu, rokok yang dibungkus dengan daun tembakau.

Berdasarkan bahan bakunya rokok dibedakan menjadi: (1) rokok putih, isinya

daun tembakau yang diberi efek rasa dan aroma tertentu; (2) rokok kretek,

isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi efek rasa dan aroma

tertentu; (3) rokok klembak, isinya berupa daun tembakau, cengkeh dan

kemenyan yang diberi efek rasa dan aroma tertentu. berdasarkan proses

pembuatannya rokok dibedakan menjadi: (1) sigaret kretek tangan, proses

pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan

5

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok 2.1.1 Pengertian · PDF fileMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rokok merupakan suatu gulungan tembakau berukuran kira-kira sebesar kelingking yang

6

tangan dan atau alat bantu sederhana; (2) sigaret kretek mesin (SKM), proses

pembuatannya menggunakan mesin. Berdasarkan penggunaan filter pada

rokok maka rokok dibedakan menjadi: (1) rokok filter, rokok yang pada

bagian pangkalnya terdapat gabus sebagai penyaring asap; (2) rokok nonfilter

adalah rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus penyaring

asap (Haris dkk, 2012; Syarfa, 2015).

2.1.2 Zat-zat Kimia dalam Rokok

Rokok terdiri dari berbagai macam zat kimia, telah dilaporkan bahwa

asap rokok mengandung sekitar 7.000 jenis zat kimia dan sebagian besar

bersifat toksik (Department of Health and Human Services USA, 2010a).

Kandungan zat kimia pada rokok terdiri dari beberapa golongan antara lain

golongan alkaloid, nitrosamin, hidrokarbon aromatik polisiklik, senyawa

volatil termasuk aldehid, logam berat, amina aromatik, dan amina heterosiklik

(Department of Health and Human Services USA, 2010b).

Sumber zat kimia golongan alkaloid dalam rokok adalah daun

tembakau. Tanaman tembakau memiliki kandungan alkaloid yang tinggi

biasanya memiliki efek pertahanan farmakologis alami terhadap

mikroorganisme, serangga, dan vertebrata sehingga digunakan sebagai bahan

pembuatan pestisida. Alkaloid yang terkandung dalam tembakau antara lain:

anatabin, anabasin, nornicotin, N-metilanabasin, anabasein, nicotin, nicotin

N-oksida, myosmi, β-nikotirin, cotinin, dan 2,3-bipiridil (Department of

Health and Human Services USA, 2010b).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok 2.1.1 Pengertian · PDF fileMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rokok merupakan suatu gulungan tembakau berukuran kira-kira sebesar kelingking yang

7

Gambar 2.1 Struktur kandungan alkaloid dalam tembakau

Nikotin memiliki jumlah dan efek paling besar dari berbagai jenis

alkaloid yang ada pada tembakau. Efek paling penting yang ditimbulkan oleh

nikotin adalah adiksi atau ketergantungan. Sedangkan gabungan dari

anabasin, anatabin, dan nirkotinin hanya mampu menyamai 5% dari

konsentrasi nikotin. Beberapa penelitian pada hewan menemukan bahwa

kandungan minor dari alkaloid juga menimbulkan efek pada serat otot halus,

tekanan darah, dan inhibisi enzim (Department of Health and Human Services

USA, 2010b).

Kandungan selanjutnya dalam rokok adalah nitrosamin. Nitrosamin

mengandung gugus nitroso yang berikatan pada amina nitrogen (Department

of Health and Human Services USA, 2010b). Ada dua tipe nitrosamin yang

terkandungan dalam tembakau dan asap tembakau yaitu nitrosamin volatil

dan nitrosamin nonvolatil, termasuk TSNA. Yang termasuk nitrosamin volatil

yaitu 4-(N-nitroso-N-methylamin) butyric acid, N-nitrosopipecolic acid, N-

nitrososarcosine, 3-(N-nitroso-N-methylamino) propionic acid, N-

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok 2.1.1 Pengertian · PDF fileMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rokok merupakan suatu gulungan tembakau berukuran kira-kira sebesar kelingking yang

8

nitrosoproline, dan N-nitrosodiethanolamine. Yang termasuk nonvolatil

TSNA antara lain N’-nitrosonornicotine (NNN), 4-(methylnitrosamino)1-(3-

pyridyl)-1-butanone (NNK), N’-nitrosoanatabine (NATB), dan N’-

nitrosoanabasine (NAB). Tembakau mrupakan bahan dengan kandungan

nitrosamin tertinggi jika dibandingakan dengan sumber nitrosamin yang lain

(Department of Health and Human Services USA, 2010b; IARC, 2007).

Kandungan ketiga dalam rokok adalah hidrokarbon aromatik

polisiklik atau biasa disingkat dengan PAH. PAH merupakan senyawa kimia

dengan 2 atau lebih aromatik yang terkondensasi serta cincin karbon dan

hidrogen. PAH merupakan senyawa hidrokarbon yang paling stabil dan

biasanya tersusun dalam campuran yang kompleks dan sangat jarang

berbentuk senyawa tunggal. PAH dihasilkan dari hasil pembakaran material

biologis yang bersifat inkomplit dan asapnya bersifat karsinogenik (Ravindra

dkk, 2007), salah satunya pada saat rokok dibakar. Faktor yang

mempengaruhi kadar PAH pada rokok adalah tipe dari rokok itu sendiri dan

kandungan nitratnya. Kandungan selanjutnya dalam rokok adalah senyawa

volatil. Senyawa volatil bersama dengan gas lainnya terdapat dalam asap

rokok. Kadar dari senyawa volatil digunakan sebagai parameter dalam

menentukan tingkat toksisitas dari asap rokok Department of Health and

Human Services USA, 2010b).

Rokok juga mengandung zat kimia golongan metal dan metaloid

namun tanpa membedakan ukuran massanya, kandungan metal dan metaloid

dalam rokok sering disebut logam berat. Logam ini dapat berasal dari partikel

yang ada di udara, pestisida saat tanaman belum diolah, dan sebagian besar

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok 2.1.1 Pengertian · PDF fileMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rokok merupakan suatu gulungan tembakau berukuran kira-kira sebesar kelingking yang

9

berasal dari penyerapan di dalam tanah. Jadi kandungan logam berat pada

rokok sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan dan perawatan tanaman

tembakau sebelum dipanen (Xiao dkk, 2004). Suatu penelitian di United

Kingdom menyatakan bahwa kandungan tembakau pada rokok yang dibuat

secara manual memiliki kandungan logam berat yang lebih tinggi daripada

rokok yang dibuat di pabrik (Stephens dkk, 2005). Kandungan logam tersebut

antara lain arsen, kadmium, dan timah (Pappas dkk, 2007). Selain itu

penelitian lain juga menemukan kandungan logam lain dalam jumlah yang

lebih rendah yaitu: nikel (1.1-78.5 ng), kobalt (0.012-48.0 ng), kromium (1.1-

1.7 ng), antimoni (0.10-0.13 ng), talium (0.6-2.4 ng) dan merkuri (0.46-6.5

ng) (31, Pappas dkk, 2006).

Selanjutnya rokok juga mengandung amina aromatik yang biasanya

digunakan sebagai bahan pestisida dan plastik. Amina aromatik terdiri dari

satu atau lebih cincin hidrokarbon dan sebuah cincin pengganti amina

(Department of Health and Human Services USA, 2010b).

Kandungan terakhir adalah golongan amina heterosiklik yang terdiri

dari satu atau lebih cincin siklik dan sebuah cincin pengganti amina. HCA

dapat terbentuk pada saat memanggang daging sapi, daging ayam, dan saat

membakar rokok. HCA tidak ditemukan saat rokok belum dibakar. Jenis jenis

HCA yang ada pada asap rokok antara lain 2-amino- 9H-pyrido[2,3-b]indole;

2-amino-3-methyl-9H-pyrido[2, 3-b]indole; 3-amino-1,4-dimethyl-5H-

pyrido[4,3-b]indole (Trp-P-1); 3-amino-1-methyl-5H-pyrido[4,3-b]indole

(TrpP-2); 2-amino-3-methylimidazo[4,5-f]quinoline; 2-amino6-

methyldipyrido[1,2-a:3’,2’-d]imidazole (Glu-P-1); 2-aminodipyrido[1,2-

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok 2.1.1 Pengertian · PDF fileMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rokok merupakan suatu gulungan tembakau berukuran kira-kira sebesar kelingking yang

10

a:3’,2’-d]imidazole; and 2-amino1-methyl-6-phenylimidazo[4,5-b]pyridine

(PhIP) (Department of Health and Human Services USA, 2010b).

2.2 Nikotin

2.2.1 Struktur dan Karakteristik Nikotin

Nikotin atau 3-(1-metil-2-pirolidinil) piridin merupakan golongan

alkaloid parasimpatomimetik poten dengan rumus molekul C10H14N2. Nikotin

merupakan golongan alkaloid dengan konsentrasi tertinggi yang terkandung

pada rokok (Department of Health and Human Services USA, 2010b).

Konsentrasi nikotin pada produk tembakau yang beredar di pasaran berkisar

sekitar 6 hingga 18 mg/g (IARC, 2007; Counts dkk. 2005). Nikotin

merupakan suatu basa lemah yang terdiri dari cincin piridin dan sebuah cincin

pirolidin. (Chavez dkk, 2011; Benowitz, 2010). Piridin memiliki pKa 3.04

sedangkan pirolidin memiliki pKa 7.84 pada temperatur fisiologis. Dengan

karakteristik tersebut dapat diperkirakan 23% nikotin tidak terionisasi pada

pH fisiologis sehingga dapat dengan cepat memasuki membran sel pada

tubuh manusia (Chavez dkk, 2011).

Gambar 2.2 Stuktur kimia nikotin

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok 2.1.1 Pengertian · PDF fileMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rokok merupakan suatu gulungan tembakau berukuran kira-kira sebesar kelingking yang

11

Nikotin merupakan alkaloid volatil yang memiliki berat molekul

162.23. Absorpsi dan eliminasi nikotin melalui eksresi renal sangat

bergantung pada pH lingkungan. Pada pH basa nikotin berada pada fase non-

ionisasi, dimana nikotin akan lebih mudah melalui membran lipoprotein

daripada saat berada dalam fase ionisasi. Dalam keadaan non-ionisasi nikotin

dapat langsung diabsorbsi melalui epitel paru-paru, mukosa oral, mukosa

nasal, dan melalui kulit. Nikotin dalam asap rokok akan langsung terserap

dengan cepat karena permukaan alveolus yang luas dan persebaran nikotin

akan melapisi epitel paru-paru (memfasilitasi terjadinya absorpsi karena

memiliki pH fisiologis yang basa) (Department of Health and Human

Services USA, 2014).

2.2.2 Farmakodinamik Nikotin

Farmakodinamik merupakan studi yang menjelaskan tentang aktivitas

obat dan zat kimia lainnya terhadap tubuh, dalam hal ini menjelaskan

pengaruh nikotin terhadap tubuh manusia. Nikotin mempengaruhi sistem

saraf tepi dan sistem saraf pusat serta telah dinyatakan bahwa dapat

meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah saat terjadi kontraksi

pembuluh darah koroner dan kutan (Schroeder dan Hoffman, 2014). Nikotin

bekerja pada suatu area di otak yang bernama area tegmental ventral (VTA)

untuk mengaktivasi sistem dopamin mesolimbik (Katzung dkk, 2012).

Nikotin merupakan obat simpatomimetik yang melepaskan katekolamin,

meningkatkan denyut jantung dan kontraksi jantung, mengkontraksikan

pembuluh darah, dan meningkatkan tekanan darah yang bersifat sementara.

Nikotin juga mengurangi sensitivitas terhadap insulin dan kemungkinan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok 2.1.1 Pengertian · PDF fileMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rokok merupakan suatu gulungan tembakau berukuran kira-kira sebesar kelingking yang

12

memperburuk atau meningkatkan risiko diabetes, serta kemungkinan

berperan dalam disfungsi endotel. Berbagai efek yang disebabkan oleh

nikotin pada sistem kardiovaskular secara teori dapat meningkatkan risiko

arterogenesis dan kejadian iskemia akut pada orang yang memiliki penyakit

jantung koroner (Benowitz, 2010).

Nikotin bukan merupakan penyebab langsung dari keganasan, namun

ada kekhawatiran bahwa nikotin merupakan tumor promoter. Nikotin juga

memiliki efek terhadap sistem reproduksi, yang paling menonjol adalah efek

neurotetatogenik pada fetus. Pada umumnya penggunaan nikotin pada saat

kehamilan sangat dilarang karena meningkatkan risiko pre-eklamsia, namun

ada juga penelitian yang hasilnya berlawanan menyatakan bahwa merokok

dapat menurunkan risiko menderita preeklamsia pada ibu hamil. Pengaruh

lain dari nikotin adalah nikotin merupakan vasokonstriktor yang poten padan

jaringan kulit sehingg adapat menghambat penyembuhan luka. Sebuah

clinical trial menggunakan obat pengganti nikotin untuk membantu

pemulihan pada pasien pasca operasi, mengindikasikan bahwa pemulihan

pada pasien dengan obat pengganti nikotin jauh lebih cepat daripada pasien

yang melanjutkan kebiasaan merokoknya (Benowitz, 2010).

2.2.3 Farmakokinetik Nikotin

Farmakokinetik merupakan studi yang menjelaskan mekanisme yang

dilakukan tubuh terhadap obat atau zat kimia yang masuk ke dalam tubuh,

dalam hal ini menjelaskan mekanisme yang dilakukan oleh tubuh manusia

terhadap nikotin yang masuk ke dalam tubuh. Farmakokinetik nikotin dibagi

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok 2.1.1 Pengertian · PDF fileMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rokok merupakan suatu gulungan tembakau berukuran kira-kira sebesar kelingking yang

13

menjadi tiga yaitu proses absorpsi, distribusi ke jaringan tubuh, dan eliminasi

dari tubuh. Merokok merupakan cara yang efektif untuk memasukan nikotin

ke dalam tubuh. Nikotin memerlukan waktu sekitar 5-15 detik setelah dihisap

untuk menimbulkan reaksi dalam tubuh.

Absorpsi nikotin melalui membran sel sangat tergantung pada pH dari

lingkungan dalam tubuh. Pada lingkungan asam, nikotin mengalami fase

ionisasi sehingga tidak bisa memasuki membran sel. Namun, pada kondisi

lingkungan basa seperti darah manusia (pH 7,4), 31% dari nikotin tidak

terionisasi dan akan menyebar dengan cepat memasuki membran sel (Snel

dan Lorist 2013). Selain itu perbedaan metode pada proses pembuatan rokok

dan perbedaan cara menghisap rokok kemungkinan menyebabkan perbedaan

dalam penyebaran dan tingkat absorpsi nikotin dalam tubuh (Snel dan Lorist

2013; Benowitz, 2010).

Pada lingkungan yang bersifat basa, nikotin diabsorpsi melalui

mukosa oral atau mukosa nasal karena mukosa tersebut memiliki lapisan

epitel yang tipis dan kaya akan aliran darah. Jalur absorpsi ini menyebabkan

peningkatan kadar nikotin yang signifikan di dalam darah karena tidak

melalui metabolisme di hati. Asap yang berasal dari pipa atau cerutu bersifat

basa, hal ini menjelaskan mengapa orang yang menggunakan pipa atau cerutu

untuk merokok tidak perlu menghisap tembakau dalam waktu yang lama

untuk meningkatkan kadar nikotin dalam darah (Benowitz, 2010).

Selain melalui rokok, nikotin juga dapat dikonsumsi dengan cara

menelan daun tembakau. Pada awalnya tembakau akan dikunyah lalu ditelan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok 2.1.1 Pengertian · PDF fileMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rokok merupakan suatu gulungan tembakau berukuran kira-kira sebesar kelingking yang

14

dan masuk ke sistem pencernaan yaitu lambung. Pada lambung nikotin tidak

dapat terserap dengan baik karena lingkungan lambung memiliki pH asam.

Selanjutnya nikotin akan memasuki usus halus dan terserap dengan baik

karena lingkungan yang memiliki pH basa. Selain itu permukaan yang luas

dari usus halus juga akan membuat absorpsi menjadi lebih maksimal

(Rockville, 2010).

Merokok merupakan suatu bentuk yang unik dari penyebaran zat

secara sistemik karena dapat mengantarkan nikotin dalam waktu yang sangat

singkat menuju ke otak. Nikotin juga terdistribusi secara cepat dan luas pada

jaringan lain dalam tubuh dengan volume yang stabil yaitu sekitar 2.6 L/kg.

Stimulasi dari konsentrasi nikotin yang dicapai pada berbagai organ setelah

menghisap rokok telah dicobakan menggunakan data distribusi jaringan dan

dilakukan pada kelinci. Darah pada arteri dan konsentrasi pada otak menigkat

tajam setelah diberikan perlakuan dan menurun setelah 20-30 menit karena

nikotin telah terdistribusi ke jaringan lainnya termasuk tulang dan otot. Pada

menit-menit awal dan segera setelah absorpsi nikotin, kadar nikotin sangat

tinggi dalam darah arteri daripada vena. Perbedaan antara kadar nikotin di

darah arteri dan vena telah diobservasi pada kelinci yang telah diberikan

injeksi nikotin scera intravena dan pada manusia setelah menghisap rokok.

Konsentrasi nikotin pada darah vena berkurang sedikit demi sedikit,

menandakan bahwa terjadi redistribusi dari jaringan tubuh dan tingkat

eliminasi. Rasio konsentrasi nikotin di otak dan pada darah vena menunjukan

kadar tertinggi saat dan pada akhir periode stimulasi dan menurun secara

bertahap saat memasuki fase eliminasi. Berlawanan dengan absorpsi melalui

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok 2.1.1 Pengertian · PDF fileMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rokok merupakan suatu gulungan tembakau berukuran kira-kira sebesar kelingking yang

15

proses inhalasi, pada rute oral, nasal dan transdermal menghasilkan

peningkatan konsentrasi nikotin secara bertahap di otak (Houezec, 2010).

Eliminasi nikotin sebagian besar terjadi di hati dan sebagian kecil di

paru-paru dan juga ginjal. Eksresi nikotin melalui ginjal tergantung pada pH

urin dan aliran urin, biasanya sejumlah 5-10% dari total eliminasi. Eliminasi

waktu paruh nikotin rata-rata 2 jam, walaupun ada variasi waktu tertentu pada

setiap individu. Metabolit primer dari nikotin adalah kotinin sebanyak 70%

dan nikotin-N-oksida sebanyak 4%. Sisanya kemungkinan dimetabolisme

dalam bentuk ion isometonium dan nornikotin. Kotinin terbentuk dalam liver

melalui 2 tahapan yang melibatkan sitokrom P-450 dan enzim aldehid

oksidase. Setelah itu kotinin mengalami metabolisme lebih lanjut dan hanya

17% kotinin diekskresi melalui urin. Metabolit utama dari kotinin adalah

trans-3-hidroksikotinin, hasil metabolit lain dalam jumlah kecil berupa

kotinin-N-oksida dan 5-hidroksikotinin ditemukan di urin namun diketahui

tidak memiliki peran yang terlalu penting. Karena waktu paruh kotinin yang

cukup panjang hingga 16 jam, kotinin biasanya digunakan sebagai marker

biokimia penggunakan nikotin (Houezec, 2010; Benowitz, 2010).

2.2.4 Mekanisme Ketergantungan Nikotin

Rokok memang mengandung banyak zat yang berdampak buruk bagi

tubuh, namun para peneliti dan pemerintah telah sepakat bahwa nikotin

merupakan penyebab ketergantungan terhadap rokok (D’souza dan Markou,

2011). Ketergantungan didefinisikan sebagai dorongan penggunaan obat

walaupun pengguna sudah mengetahui efek buruk dari obat yang dipakai.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok 2.1.1 Pengertian · PDF fileMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rokok merupakan suatu gulungan tembakau berukuran kira-kira sebesar kelingking yang

16

Karakteristik utama dari ketergantungan adalah sifatnya yang sulit

dihilangkan dalam jangka waktu yang sangat lama. Walaupun beberapa orang

dapat menghilangkan dorongan untuk merokok, namun sebagian besar sangat

sulit disembuhkan dan terkadang cenderung mengalami kekambuhan terkait

dengan faktor genetik dan non-genetik (Hyman, 2010).

Nikotin bekerja sebagai sebuah ligan agonis pada pada sebuah

reseptor yang bernama reseptor asetikolin nikotinik (nAChR). Reseptor ini

merupakan reseptor pertama yang diteliti secara ekstensif terkait dengan

perannya dalam menyababkan ketergantungan terhadap nikotin (Frances dkk,

2012; Dani dkk, 2011; Picciato dan Kenny, 2016). Peran dari nikotin

asetikolin reseptor (nAChR) dalam meregulasi aktivitas neuronal dan

motivasi perilaku sangat kompleks dan bervariasi pada region otak. Aktivitas

neuronal dan pelepasan neurotransmiter pada berbagai region pada otak

diregulasi oleh aktivitas kolinergik endogen dan mungkin dipengaruhi oleh

nikotin asetikolin reseptor (nAChR) eksogen baik agonis maupun antagonis

(Leslie dkk, 2013). nACHR terdiri dari kombinasi 5 sub unit yaitu sub-unit α,

β, γ, δ, dan ε. Dari penelitian diketahui bahwa sub unit α memiliki peranan

yang sangat penting dalam peran nikotin sebagai ligan agonis karena

berfungsi sebagai sisi aktif utama (Offrmanns dan Rosenthal, 2008).

Kombinasi sub-unit yang memiliki keterikatan yang tinggi terhadap nikotin

salah satunya (α4)3(β2)2 (Rockville, 2010; Katzung dkk, 2012). Jika sisi aktif

nACHR yang mengandung kombinasi (α4)3(β2)2 berikatan dengan nikotin

maka kanal ion akan terbuka dan terjadi pertukaran antara ion Na+ dan Ca

+

dengan ion K+. Peristiwa ini akan menyebabkan terjadinya depolarisasi

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok 2.1.1 Pengertian · PDF fileMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rokok merupakan suatu gulungan tembakau berukuran kira-kira sebesar kelingking yang

17

neuronal serta peningkatan frekuensi potensial aksi lalu akan memicu

terjadinya aktivasi sistem dopamin mesolimbik pada VTA. Aktivasi dari

sistem ini akan disertai dengan peristiwa modifikasi eksitabilitas intraseluler

yang berpengaruh pada perubahan kerja otak dan berujung pada peristiwa

pelepasan neurotransmiter, khususnya dopamin (Offrmanns dan Rosenthal,

2008). Dengan dikonsumsinya nikotin secara reguler oleh perokok maka akan

semakin meningkatkan kadar nikotin di dalam otak yang akan menyebabkan

rusaknya suatu sinyal yang bernama reward pathway. Reward pathway

merupakan hasil normal dari aktivitas sistem mesolimbik yang menyebabkan

penyesuaian respon tubuh dengan keadaan luar. Contohnya pada saat tubuh

kekurangan bahan untuk memproduksi energi otak akan memberi sinyal rasa

lapar, namun jika keadaan di luar tidak memungkinkan untuk makan reward

pathway akan menyebabkan tubuh bisa menahan rasa lapar dalam kurun

waktu tertentu. Fungsi lainnya adalah untuk menekan efek toleransi terhadap

nikotin. Jika sinyal tersebut rusak maka tubuh tidak akan dapat menekan

toleransi terhadap nikotin dan menyebabkan suatu perilaku yang bersifat

kompulsif dan susah dikontrol. Semakin lama tubuh akan memerlukan asupan

nikotin dalam jumlah yang lebih banyak. Proses inilah yang menyebabkan

suatu keadaan yang bernama ketergantungan nikotin (Katzung dkk, 2012)

Ketergantungan terhadap nikotin memiliki tiga karakteristik yang

mirip dengan ketergantungan zat lainnya. Karakteristik pertama adalah

pemakaian dan pengaturan nikotin. Pada manusia, penggunaan nikotin

melalui merokok menyebabkan efek rasa senang, euforia sedang,

meningkatkan gairah, mengurangi kelelahan, dan efek relaksasi. Penguatan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok 2.1.1 Pengertian · PDF fileMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rokok merupakan suatu gulungan tembakau berukuran kira-kira sebesar kelingking yang

18

efek ini memerankan peran yang penting dalam memulai dan mengatur

perilaku merokok (D’souza & Markou, 2011).

Karakteristik kedua adalah adanya gejala putus obat jika konsumsi

nikotin dihentikan. Penggunaan nikotin dalam waktu yang lama akan

menyebabkan neuroadaptasi pada otak dan menyebabkan ketergantungan

nikotin. Penggunan nikotin harus melanjutkan mengonsumsi nikotin untuk

menghindari gejala somatik dan gejala putus obat. Adapun gejala yang

dialami oleh pengguna nikotin pada awal penghentian pemakaian nikotin

adalah depresi, ansietas, iritabilitas, sulit berkonsentrasi, craving, bradikardi,

insomnia, ketidaknyamanan gastrointestinal, dan penambahan berat badan

(D’souza & Markou, 2011).

Karakteristik ketiga adalah sangat mudah untuk relaps, pada orang

yang berhenti merokok cenderung untuk relaps dalam seminggu, sebulan,

bahkan setahun setelah berhenti merokok. Sebuah penelitian di United States

menyatakan bahwa dari 40% perokok yang mencoba untuk berhenti merokok,

hanya 3-6 % saja yang berhasil berhenti merokok selama 6 sampai 12 bulan

dan sebagian besar mulai merokok lagi setelah 8 hari (D’souza & Markou,

2011).

2.3 Fagerstrom Test for Nicotine Dependence (FTND)

Fagerstrom Test for Nicotine Dependence (FTND) merupakan sebuah

kuisioner self-administered yang digunakan sebagai alat skrining untuk menilai

tingkat ketergantungan terhadap nikotin pada perokok. Fagerstrom Test for

Nicotine Dependence (FTND) terdiri dari 6 buah pertanyaan mengenai perilaku

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok 2.1.1 Pengertian · PDF fileMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rokok merupakan suatu gulungan tembakau berukuran kira-kira sebesar kelingking yang

19

merokok seperti seberapa banyak konsumsi rokok, seberapa sering mengonsumsi

rokok, sejak kapan mulai mengonsumsi rokok dan lain-lain. Pada saat ini sudah

dikembangkan banyak modifikasi dari Fagerstrom Test for Nicotine Dependence

(FTND) dengan menyesuaikan objek yang akan dites dan mengubah pertanyaan

dalam kuisioner, contohnya Fagerstrom Test for Nicotine Dependence on

Smokeless Tobacco (FTND-ST) (Ebbert dkk, 2010).

No. Pertanyaan Jawaban Nilai

1 Berapakah selang waktu antara

jam bangun tidur anda dengan

jam pertama kali anda melakukan

aktivitas merokok?

( ) 5 menit setelah bangun tidur

( ) 6 -30 menit setelah bangun tidur

( ) 31-60 menit setelah bangun tidur

( ) > 60 menit setelah bangun tidur

3

2

1

0

2 Apakah Anda sulit untuk

menahan aktivitas merokok di

tempat-tempat dengan larangan

merokok, seperti gereja,

perpustakaan dan lainnya?

( ) Ya

( ) Tidak

1

0

3 Aktivitas merokok pada waktu

manakah yang Anda benci untuk

tidak dilakukan?

( ) Rokok pertama di pagi hari

( ) Semua aktivitas merokok di

waktu lainnya

1

0

4 Berapa banyakkah rokok yang

Anda konsumsi setiap harinya?

( ) 31 batang atau lebih

( ) 21-30 batang

( ) 11-20 batang

( ) 10 batang atau kurang

3

2

1

0

5 Apakah Anda lebih sering

melakukan aktivitas merokok di

pagi hari dibandingkan dengan

waktu lainnya?

( ) Ya

( ) Tidak

1

0

6 Apakah Anda tetap melakukan

aktivitas merokok walaupun

sedang tidak sehat hingga

beristirahat di tempat tidur

sepanjang hari?

( ) Ya

( ) Tidak

1

0