bab ii tinjauan pustaka 2.1 pengertian aktiva tetap setiap

21
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap perusahaan menggunakan berbagai aktiva tetap, seperti peralatan, perabotan, alat-alat, mesin-mesin, bangunan, dan tanah. Aset tetap (fix asset) merupakan aset jangka panjang atau aset yang relative permanen. Aset berwujud atau tangible asset merupakan aset berwujud atau terlihat secara fisik. Aset tersebut dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian operasi normal. Peranan aset tetap ini sangatlah besar dalam perusahaan baik ditinjau dari segi fungsinya, dari segi jumlah dana yang diinvestasikan, dari segi pengelolaannya yang melibatkan banyak orang, maupun dari segi pengawasannya yang agak rumit. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, dalam buku Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2011:16,2) bahwa yang dimaksud dengan aktiva tetap adalah: “Aktiva tetap adalah aset berwujud yang: Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administrasi; dan Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Upload: doandung

Post on 31-Dec-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Aktiva Tetap

Setiap perusahaan menggunakan berbagai aktiva tetap, seperti peralatan,

perabotan, alat-alat, mesin-mesin, bangunan, dan tanah. Aset tetap (fix asset)

merupakan aset jangka panjang atau aset yang relative permanen. Aset berwujud atau

tangible asset merupakan aset berwujud atau terlihat secara fisik. Aset tersebut

dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai

bagian operasi normal.

Peranan aset tetap ini sangatlah besar dalam perusahaan baik ditinjau dari segi

fungsinya, dari segi jumlah dana yang diinvestasikan, dari segi pengelolaannya yang

melibatkan banyak orang, maupun dari segi pengawasannya yang agak rumit.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, dalam buku Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (2011:16,2) bahwa yang dimaksud dengan aktiva tetap adalah:

“Aktiva tetap adalah aset berwujud yang:

Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang

atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan

administrasi; dan

Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap

8

Soemarso S.R (2005:20) dalam bukunya berjudul “Akuntansi Suatu

Pengantar”, menuliskan secara berpoin yaitu:

“Aset tetap yaitu aset berwujud yang :

1. Masa manfaatnya lebih dari satu tahun.

2. Digunakan dalam kegiatan perusahaan.

3. Dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan.

4. Nilainya cukup besar.

Pengertian aktiva tetap menurut Mulyadi dalam bukunya Sistem Akuntansi

(2001:591) yaitu:

“Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai

manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk

melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali.”

Sedangkan pengertian aktiva tetap menurut Sunarto dan Teguh Ernawati

dalam bukunya Akuntansi Aktiva Tetap (2003:77) adalah:

“Aktiva tetap adalah aktiva yang mempunyai manfaat dalam jangka panjang

lebih dari satu tahun dipergunakan secara aktif untuk kegiatan usaha dan tidak

dimaksudkan untuk dijual kembali dalam rangka untuk memperoleh laba.”

Aktiva tetap merupakan bagian utama dalam suatu perusahaan. Penentuan

apakah suatu pengeluaran yang berhubungan dengan aktiva tetap (penyusutan,

perolehan, dan lain-lain) merupakan suatu aktiva atau beban dapat berpengaruh

signifikan dalam hasil operasi yang dilaporkan perusahaan. Oleh karena itu,

perusahaan perlu untuk membuat kebijakan khusus mengenai aktiva tetap untuk

menghindari salah saji dalam laporan keuangan.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap

9

Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk dapat diakui

sebagai aktiva tetat, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

b. Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali untuk memperoleh laba.

c. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk dipergunakan.

d. Biaya perolehan aset tetap dapat diukur secara handal.

e. Dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.

2.2 Nilai Perolehan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 Tahun

2011 (2011:16.2) mengenai nilai perolehan adalah:

“Nilai Perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai

wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada

saat perolehan”

Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset pada

awalnya harus diakui sebesar biaya perolehan. Komponen biaya perolehan meliputi :

1. Harga Perolehannya

Bea Impor

Pajak Pembelian

2. Biaya-biaya yang dapay diatribusikan secara langsung

Biaya Imbalan kerja

Biaya Penyiapan Lahan Untuk Pabrik

Biaya Handling dan Penyerahan awal

Biaya Perakitan dan Instalasi

Biaya Pengujian Aset

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap

10

Komisi Profesional

3. Estimasi Awal Biaya Pembongkaran dan Pemindahan Aset Tetap dan

Restorasi Lokasi Aset.

2.3 Pencatatan Perolehan Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang ada dalam perusahaan dapat diperoleh dengan berbagai

cara, dimana masing-masing cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga

perolehan. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing cara untuk mendapatkan aktiva

tetap.

1. Pembelian Tunai

Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat di buku-

buku dengan jumlah yang dikeluarkan. Dalam jumlah uang yang dikeluarkan untuk

memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan

agar aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai, seperti biaya angkut, premi asuransi

dalam perjalanan,biaya balik nama, biaya pemasangan, dan biaya percobaan.

Semua biaya tersebut dikapitalisasikan sebagai perolehan aktiva tetap

tersebut. Apabila dalam pembelian aktiva tetap tersebut ada potongan tunai, maka

potongan tersebut merupakan pengurangan terhadap harga faktur, tidak memandang

apabila potongan itu didapat atau tidak. Apabila dalam suatu perolehan lebih dari satu

macam aktiva tetap maka harus dialokasikan pada masing-masing aktiva tetap.

Jurnal yang dibuat saat pembelian tunai aktiva tetap adalah :

Dr. Aktiva Tetap xxx

Cr. Kas xxx

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap

11

2. Pembelian Dengan Angsuran

Pembelian-pembelian atas aktiva tetap perusahaan seringkalio dilakukan

dengan cara pembelian secara angsuran dalam melakukan pembelian secara angsuran

biasanya dilakukan dengan menyerahkan sebagaian uang dari harga aktiva tersebut

sebagai uang muka dan selanjutnya dalam melakukan pelunasan yaitu dengan cara

pembayaran angsuran sesuai dengan waktu, jumlah dan bunga yang sudah disepakati.

Jurnal yang dibuat saat pembelian aktiva tetap dengan cara angsuran adalah:

Dr. Aktiva Tetap xxx

Cr. Hutang Usaha xxx

Kas xxx

Angsuran pertama = Harga Pokok : Jumlah Cicilan = xxx

Bunga Pertama = % x sisa cicilan = xxx

Jumlah yang Harus Dibayar = xxx

Jurnal yang Dibuat saat melakukan pembayaran angsuran :

Dr. Hutang Usaha xxx

Biaya Bunga xxx

Cr. Kas xxx

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap

12

3. Penerbitan Surat-Surat Berharga

Jika perusahaan memperoleh aktiva tetap dengan cara mengeluarkan surat-

surat berharga (misalnya penerbitan saham obligasi). Maka dasar pencatatan aktiva

tetap tersebut adalah nilai pasar. Surat berharga pada saat pembelian apabila harga

pasar saham atau obligasi itu tidak diketahui, maka harga perolehan aktiva tetap

ditentukan sebesar harga pasar aktiva tetap tersebut. Kadang-kadang harga pasar surat

berharga dan aktiva tetap yang ditukar keduaduanya tidak diketahui, maka dalam

keadaan seperti ini nilai pertukaran dipakai pencatatan harga perolehan aktiva tetap

dan nilai-nilai surat berharga yang ditukarkan.

Jurnal yang dibuat jika laba adalah :

Dr. Aktiva Tetap xxx

Cr. Modal Saham/Obligasi xxx

Agio xxx

Sedangkan jika rugi adalah :

Dr. Aktiva Tetap xxx

Disagio xxx

Cr. Modal Saham/Obligasi xxx

4. Perolehan Aktiva Tetap Dengan Cara Pertukaran Dengan Aktiva Lain

Aktiva tetap menurut cara ini diperoleh dengan cara menukarkan aktiva tetap

yang dimiliki oleh perusahaan dengan aktiva tetap lainnya yang dimiliki oleh pihak

lain. Transaksi penukaran aktiva tetap bisa bersihtanpa tambahan-tambahan lain atau

bisa juga ditambah dengan transaksi tambahan lainnya (boot).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap

13

Dalam perolehan aktiva tetap dengan cara pertukaran ini, maka dalam

perlakuan akuntransinya terdiri dari 2 macam kasus, yaitu:

a. Pertukaran yang Bersifat Khusus

Transaksi dalam kasus ini ditandai dengan harga pasar aktiva tetap yang

ditukarkan tidak diketahui, aktiva tetap yang saling ditukarkan adalah sejenis dan

dalam hal aktiva tetap ditransfer kepada perusahaan disebabkan adanya reorganisasi

pada aktiva perusahaan.

Dengan konsep conservatism yang dianut, maka apabila ada suatu kerugian

harus diakui, sedang jika mengalami keuntungan maka pengakuannya ditangguhkan

sehingga laba tersebut sudah dapat direalisasikan.

b. Pertukaran Yang Bersifat Umum (general case)

Keadaan suatu pertukaran akan dinyatakan general case apabila aktiva tetap

yang ditukarkan tidak sejenis, atau aktiva tetap tersebut sejenis tapi tidak termasuk ke

dalam productive asset dan biaya kedua aktiva tetap tersebut dapat diketahui nilai

pasarnya.

Apabila aktiva tetap yang baru diperoleh perusahaan dengan cara pertukaran

dengan aktiva lama maka akan dinilai sebesar nilai pasar yang wajar dari aktiva yang

baru tersebut atau senilai dengan aktiva yang lama yang diserahkan dalam pertukaran,

jika, nilai pasar aktiva tersebut lebih mudah diketahui daripada nilai pasar aktiva yang

baru.

Apabila proses pembentukan pendapatan dianggap telah selesai, maka selisih

antara nilai pasar yang digunakan sebagai dasar pertukaran dengan nilai buku aktiva

tetap yang digunakan sebagai dasar pertukaran dengan nilai buku aktiva tetap yang

dipertukarkan harus diakui sebagai gain atau loss.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap

14

Jurnal yang dibuat saat mendapatkan keuntungan saat pertukaran aset tetap

adalah:

Dr. Aktiva Tetap (baru) xxx

Akm. Penyusutan Aktiva Tetap (lama) xxx

Cr. Aktiva Tetap (lama) xxx

Laba Pertukaran xxx

Sedangkan jurnal yang dibuat saat mengalami kerugian adalah:

Dr. Aktiva Tetap (baru) xxx

Akm. Penyusutan Aktiva Tetap (lama) xxx

Rugi pertukaran xxx

Cr. Aktiva Tetap (lama) xxx

Kas xxx

5. Perolehan Aktiva Tetap Dengan Cara Membangun Sendiri

Suatu perusahaan mungkin membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan,

seperti gedung, alat-alat dan perabot pembuatan aktiva tetap ini biasanya dengan

tujuan untuk menekan biaya operasional perusahaan memanfaatkan fasilitas yang

tidak terpakai (idle capacity) dengan keinginan mendapatkan mutu yang lebih baik.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap

15

a. Biaya Overhead yang Dibebankan

Seperti yang telah diketahui dalam pembuatan suatu produk itu memerlukan

biaya-biaya yang dapat mendukung pembentukan produk tersebut seperti biaya bahan

langsung, biaya upah langsung, dan biaya tidak langsung (overhead cost). Dalam

pembuatan aktiva semua biaya yang dapat di bebankan langsung seperti bahan, upah

langsung dan overhead langsung tidak menimbulkan masalah dalam menentukan

harga pokok aktiva yang dibuat. Sedangkan untuk menentukan jumlah biaya

overhead, apalagi ada kegiatan produksi yang lain maka timbul kesulitan,karena

biasanya ada biaya yang sama-sama di bayar atau dibebankan untuk semua kegiatan.

Untuk menetapkan berapa besar biaya overhead yang akan dibebankan terhadap

produk yang dibangun sendiri itu ada 2 cara. Cara yang pertama yaitu biaya overhead

yang dibebankan adalah kenaikan atau tambahan biaya overhead sedangkan cara

kedua adalah biaya yang dibebankan bukan saja kenaikan biaya overhead tetapi biaya

overhead tetap secara pro-rata baik untuk kegiatan biasa maupun untuk kegiatan

pembangunan sendiri.

b. Laba rugi dari pembangunan aktiva

Dalam hal harga pokok aktiva yang di buat, apabila aktiva yang di buat

tersebut lebih rendah dari pada harga beli luar, maka sselisihnya merupakan

penghematan biaya yang tidak bisa diakui sebagai laba. Tetapi apabila harga pokok

aktiva yang dibuat tersebut lebih tinggi dari harga beli di luar (dengan kualitas yang

sama) maka selisih yang ada harus diakui sebagai kerugian, sehingga aktiva akan

dicatat dengan jumlah sebesar harga normal.

c. Biaya bunga dalam masa pembangunan

apabila suatu perusahaan falam pembuatan aktivanya menggunakan dana

yang berasal dari pinjaman, maka bunga pinjaman selama masa pembuatan aktiva

dikapitalisasikan dalam harag perolehan active. Setelah aktiva selesai dibuat, maka

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap

16

biaya bunga pinjaman dibebankan sebagai biaya dalam periode tersebut. Biaya-biaya

lain yang timbul dalam masa pembuatan aktiva akan dibebankan sebagai perolehan

aktiva tetap.

6. Perolehan Aktiva Tetap Dari Sumbangan

Jika aktiva tetap diperoleh dengan cara ditemukan sendiri atau dari

sumbangan pihak lain, maka transaksi ini disebut dengan non reciprocal transfer atau

transfer yang tidak memerlukan umpan balik.

Aktiva ini harus dicatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan

penilaian yang dilakukan oleh pihak-pihak independen (appraisal company) dan

dikredit modal donasi (donation capital).

Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:

Dr. Aktiva Tetap xxx

Cr. Modal Donasi xxx

7. Perolehan Aktiva Tetap Dengan Cara Sewa Guna Usaha (Leasing)

Pengertian sewa guna usaha (leasing) menurut Surat Keputusan Bersama

Mentri Keuangan, Perdagangan dan Mentri Perindustrian No.32/M/SK/2/1974

yang ditemukan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (2004:30.1), adalah:

“Leasing adalah setiap pembiayaan perusahaan dalam bentuk

penyediaan barang- modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk

jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala

disertai dengan hak pilih (optie) bagi perusahaan tersebut untuk membeli

barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu

leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama”.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap

17

Cara pencatatan perolehan ini tergantung dari jenis leasing yang di mabil oleh

perusahaan, leasing dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Capital Lease

aktiva yang diperoleh dengan cara ini dicatat sebagai aktiva tetap dalam

kelompok tersendiri dan juga harus diamortisasi. Kewajiban sewa guna usahanya pun

disajikan terpisah dari kewajiban lainnya, biasanya cara ini diambil bial aktiva

tersebut disewa lebih dari 2 tahun.

b. Operating Lease

Bila perusahaan memilih cara ini maka pencatatan angsuran tiap bulan tidak

dianggap sebagai aktiva tetap tetapi langsung merupakan biaya sewa aktiva yang

diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus selama masa sewa guna usaha,

meskipun pembayaran dilakukan dalam jumlah yang tidak sama tiap periode.

2.4 Penyusutan Aktiva Tetap

Bagi para akuntan, penyusutan buakan merupakan masalah penilaian tetapi

merupakan alat untuk alokasi biaya. Aset tidak disusutkan berdasarkan penurunan

nilai pasar wajar, tetapi berdasarkan pembenahan sitematis terhadap beban. Menurut

Kieso dalam bukunya “intermediate Accounting” dituliskan bahwa:

“Penyusutan (depreciation) didefinisikan sebagai proses akuntansi dalam

mengalokasikan biaya aset berwujud ke beban dengan cara yang sistematis dan

rasional selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari pengguna aset

tersebut.” (kieso, weigandt and warfield; 2005:520)

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap

18

Sedangkan pengertian penyusutan menurut Soemarso S.R dalam bukunya

yang berjudul “Akuntansi Suatu Pengantar” dinyatakan bahwa “Penyusutan

adalah pembebanan biaya yang disebabkan pemakaian aset tetap”

(Soemarso,2005:24)

2.4.1 Faktor-Faktor Dalam Menentukan Beban Penyusutan

Ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah beban

penyusutan yang diakui setiap periode. Tiga faktor tersebut adalah :

Harga Perolehan / Biaya Awal Aset Tetap

Jumlah kas yang dibayarkan dan diberikan untuk memperoleh suatu aset pada

saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi tepat yang

siap untuk dipergunakan.

Nilai Sisa / Nilai residu

Jumlah neto yang diharapkan dapat diperoleh pada akhir masa manfaat suatu

aset setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan.

Masa Manfaat / Umur Ekonomis

Periode suatu aset diharapkan digunakan oleh perusahaan atau jumlah

produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aset perusahaan.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap

19

2.4.2 Metode Perhitungan Penyusutan

Menurut PSAK no.16 Tahun 2011 penyusutan dapat dilakukan dengan

metode yang dapat dikelompokan sebagai berikut:

1. Dasar Waktu

a. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

b. Metode Pembebanan Menurun

- Metode Jumlah Angka Tahun (sum of the year digit method)

- Metode Saldo Menurun / Saldo Menurun Ganda (declining /

double declining balance method)

2. Dasar Penggunaan

- Metode Jam Jasa (service hour method)

- Metode Unit Produksi (productive output method)

3. Dasar Kriteria Lainnya

- Metode Berdasarkan Jenis dan Kelompok (Group And Composite

Methode)

- Metode Anuitas (Anuity Method)

- Sistem Persediaan (inventory system)

2.4.2.1 Metode Garis Lurus (straight line method)

Dalam Metode Garis Lurus, biaya penyusutan dialokasikan berdasarkan

berjalannya waktu, dalam jumlah beban yang sama selama masa manfaat aset tetap

berwujud tersebut.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap

20

Menurut Waluyo dalam bukunya berjudul “Akuntansi Pajak”’ , menghitung

penyusutan dalam metode garis lurussebagai berikut:

Biaya Penyusutan = Tarif Penyusutan x (Harga Perolehan-Nilai Residu)

Biaya Penyusutan = Biaya Perolehan-Nilai Residu

Masa Manfaat

Tarif Penyusutan = 100%

Masa Manfaat

Contoh : Harga perolehan aset tetap Rp 300.000.000,00 ; nilai residu Rp

40.0000.000,00 ; masa manfaat aset tetap 5 tahun.

Tarif Penyusutan = 100% = 20%

5

Biaya Penyusutan = 20% (Rp 300.000.000,00 – Rp 40.000.000,00)

= Rp 52.000.000,00/thn

Tabel 2.1 Daftar Penyusutan Menggunakan Metode Garis Lurus

Th Biaya

Penyusutan

Biaya

Penyusutan

Akumulasi

Penyusutan

Nilai Buku

1 Rp 300.000.000 Rp 52.000.000 Rp 52.000.000 Rp 248.000.000

2 Rp 300.000.000 Rp 52.000.000 Rp 104.000.000 Rp 196.000.000

3 Rp 300.000.000 Rp 52.000.000 Rp 156.000.000 Rp 144.000.000

4 Rp 300.000.000 Rp 52.000.000 Rp 208.000.000 Rp 92.000.000

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap

21

5 Rp 300.000.000 Rp 52.000.000 Rp 260.000.000 Rp 40.000.000

Sumber : Waluyo (2008:94)

2.4.2.2 Metode Jumlah Angka Tahun (sum of the year)

metode ini sering disebut jumlah angka tahun yang akan menghasilkan jumlah

penyusutan yang semakin menurun dari tahun ke tahun.

Menurut Waluyo dalam bukunya berjudul “Akuntansi Pajak”, menyusun

penyusutan dengan metode jumlah angka tahun sebagai berikut :

Biaya Penyusutan =Angka tahun yang dibalik x (Harga Perolehan–Nilai Residu)

Jumlah Angka Tahun

Contoh: Harga Perolehan aset tetap Rp 300.000.000 ; Nilai Residu Rp 45.000.000 ;

Masa Manfaat aset tetap 5 tahun.

Jumlah Angka Tahun = 1+2+3+4+5 = 15

Biaya penyusutan selama 5 Tahun:

Ke-1 = 5/15 x (Rp 300.000.000 – Rp 45.000.000) = Rp 85.000.000

Ke-2 = 4/15 x (Rp 255.000.000) = Rp 68.000.000

Ke-3 = 3/15 x (Rp 255.000.000) = Rp 51.000.000

Ke-4 = 2/15 x (Rp 255.000.000) = Rp 34.000.000

Ke-5 = 1/15 x (Rp 255.000.000) = Rp 17.000.000

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap

22

Tabel 2.2 Daftar Penyusutan Sum Of The Year

(dalam Rupiah)

th Harga

Perolehan

Tarif Biaya

penyusutan

Akumulasi

Penyusutan

Nilai Buku

1 300.000.000 5/15 85.000.000 85.000.000 215.000.000

2 300.000.000 4/15 68.000.000 153.000.000 147.000.000

3 300.000.000 3/15 51.000.000 204.000.000 96.000.000

4 300.000.000 2/15 34.000.000 238.000.000 62.000.000

5 300.000.000 1/15 17.000.000 255.000.000 45.000.000

Sumber: Waluyo (2008:96)

2.4.2.3`Metode Saldo Menurun / Saldo Menurun Ganda (declining/double

declining balance method)

Dalam metode ini, besarnya biaya penyusutan semakin lama menjadi lebih

kecil dari tahun ke tahun, dengan dasar pemikiran bahwa kapasitas aset tetap dalam

memberikan jasanya dari tahun ke tahun semakin menurun.

Menurut Waluyo dalam bukunya berjudul “Akuntansi Pajak”, menghitung

penyusutan dengan saldo menurun / saldo menurun ganda sebagai berikut:

Biaya Penyusutan = Tarif x (Harga Perolehan-Akumulasi Penyusutan)

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap

23

Biaya Penyusutan = Tarif x Nilai Buku Awal Periode

Tarif Peneyusutan = 100% x 2

Masa Manfaat

Contoh : Harga Perolehan Rp 300.000.000 ; Nilai Residu Rp 40.000.000 ; Masa

manfaat aset tetap 5 tahun.

Tarif Penyusutan = (100% / 5) x 2 = 40%

Biaya Penyusutan Selama 5 Tahun :

Ke-1 = 40% x Rp 300.000.000 = Rp 120.000.000

Ke-2 = 40% x (Rp 300.000.000-Rp 120.000.000) = Rp 72.000.000

Ke-3 = 40% x (Rp 180.000.000-Rp 72.000.000) = Rp 43.200.000

Ke-4 = 40% x (Rp 108.000.000-Rp 43.200.000) = Rp 25.000.000

Tabel 2.3 Daftar Penyusutan Menggunakan Metode Saldo menurun/Saldo

Menurun Ganda

(dalam Rupiah)

th Harga Perolehan Biaya Penyusutan Akumulasi

Penyusutan

Nilai Buku

1 300.000.000 120.000.000 120.000.000 180.000.000

2 300.000.000 72.000.000 192.000.000 108.000.000

3 300.000.000 43.200.000 235.200.000 64.800.000

4 300.000.000 25.920.000 261.120.000 38.880.000

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap

24

5 300.000.000 (1,120.000)

260.000.000 40.000.000

Sumber: Waluyo (2008:97)

2.4.2.4 Metode Jam Jasa (Service Hour Method)

Pada metode ini besarnya penyusutan dihitung dengan mendasarkan pada

teori bahwa pembelian aset tetap ditunjukan dari jumlah jam jasa langsung dan dalam

metode ini mengakui estimasi masa manfaat aset tetap yang diukur dalam jam jasa.

Menurut Waluyo dalam bukunya “Akuntansi Pajak”, menghitung

penyusutan dengan metode jam jasa sebagai berikut:

Tarif Penyusutan perJam = Harga Perolehan-Nilai Residu

Estimasi Total Jam Jasa

Biaya Penyusutan = Jam Jasa yang Digunakan x Tarif Penyusutan per Jam

Contoh: Harga perolehan aset tetap Rp 100.000.000; estimasi total jam jasa sebesar

20.000 jam; Nilai Residu Rp 5.000.000 dan Masa Manfaat 5 tahun. Taksiran jam jasa

yang digunakan setiap tahunnya telah diketahui.

Tarif Penyusutan per Jam = Rp 100.000.000 – Rp 5.000.000

20.000 jam

= Rp 4.750 per Jam

Biaya Penyusutan selama 5 tahun:

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap

25

Ke-1 = 3000 Jam x Rp 4.750 = Rp 14.250.000

Ke-2 = 5000 Jam x Rp 4.750 = Rp 23.750.000

Ke-3 = 5000 Jam x Rp 4.750 = Rp 23.750.000

Ke-4 = 4000 Jam x Rp 4.750 = Rp 19.000.000

Ke-5 = 3000 Jam x Rp 4.750 = Rp 14.250.000

Tabel 2.4 Daftar Penyusutan Menggunakan Metode Jam Jasa

(dalam Rupiah)

th Harga

Perolehan

Jam

Jasa

Biaya

Penyusutan

Akumulasi

Penyusutan

Nilai Buku

1 100.000.000 3000 14.250.000 14.250.000 85.750.000

2 100.000.000 5000 23.750.000 38.000.000 62.000.000

3 100.000.000 5000 23.750.000 61.750.000 38.250.000

4 100.000.000 4000 19.000.000 80.750.000 19.250.000

5 100.000.000 3000 14.250.000 95.000.000 5.000.000

total 20.000 95.000.000

Sumber: Waluyo (2008:98)

2.4.2.5 Metode Unit Produksi (productive output method)

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap

26

Dalam metode unit produksi, taksiran manfaat dinyatakan dalam kapasitas

produksi yang dapat dihasilkan. Kapasitas produksi ini dapat dinyatakan dalam

bentuk jam pemakaian atau urut-urut kegiatan lainnya.

Menurut Waluyo dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi Pajak”,

menghitung penyusutan dengan metode unit produksi sebagai berikut:

Tarif Penyusutan per Unit : Harga Perolehan-Nilai Residu

Kapasitas Produksi

Biaya Penyusutan = Unit yang diproduksi x Tarif Penyusutan per Unit

Contoh: Harga perolehan suatu aset tetap Rp 25.000.000; taksiran masa manfaat 5

tahun; taksiran nilai residu Rp 2.500.000; taksiran kapasitas produksi 5.000.000 unit.

Produksi selama 5 tahun sebagai berikut:

Tahun Ke-1 = 1.600.000 unit

Tahun Ke-2 = 1.400.000 unit

Tahun Ke-3 = 1.000.000 unit

Tahun Ke-4 = 600.000 unit

Tahun Ke-5 = 400.000 unit

Tarif penyusutan per unit = Rp 25.000.000 – Rp 2.500.000

5.000.000 unit

= Rp 4,50 per Unit

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap

27

Biaya Penyusutan selama 5 tahun:

Ke-1 = 1.600.000 unit x Rp 4,50 = Rp 7.200.000

Ke-2 = 1.400.000 unit x Rp 4,50 = Rp 6.300.000

Ke-3 = 1.000.000 Unit x Rp 4,50 = Rp 4.500.000

Ke-4 = 600.000 Unit x Rp 4,50 = Rp 2.700.000

Ke-5 = 400.000 Unit Rp 4,50 = Rp 1.800.000

Tabel 2.5 daftar penyusutan menggunakan metode Unit produksi

Th Hasil Produksi Biaya Penyusutan Akumulasi

Penyusutan

Nilai Buku

Rp 25.000.000

1 1.600.000unit Rp 7.200.000 Rp 7.200.000 Rp 17.800.000

2 1.400.000unit Rp 6.300.000 Rp 13.500.000 Rp 11.500.000

3 1.000.000unit Rp 4.500.000 Rp 18.000.000 Rp 7.000.000

4 600.000unit Rp 2.700.000 Rp 20.700.000 Rp 4.300.000

5 400.000unit Rp 1.800.000 Rp 22.500.000 Rp 2.500.000

Sumber: Waluyo (2008:99)