bab ii tinjauan pustaka 2.1 penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/38026/3/bab ii.pdf ·...

15
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Anggraini et al (2013) dengan judul Analisis Efisiensi Pemasaran Ubi Kayu Di Provinsi Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem pemasaran ubi kayu di Provinsi Lampung. Penelitian ini menggunakan metode survey dan pengamatan langsung. Teknik pengambilan sampel petani dilakukan secara acak sederhana sedangkan sampel pedangan dilakukan dengan mengikuti alur pemasaran. Analisis efisiensi pemasaran dilakukan dengan menganalisis organisasi pasar melalui model SCP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pemasaran ubi kayu di Provinsi Lampung sudah efisien dilihat dari pangsa produsen (PS) yang lebih dari 80%, walaupun (1) struktur pasar yang terbentuk adalah pasar yang hampir mendekati pasar pesaingan sempurna, (2) perilaku pasar yaitu petani ubi kayu yang tidak menghadapi kesulitan dalam memasarkan hasil panennya, (3) keragaan pasar meliputi (a) saluran pemasaran yang terdiri dari dua saluran saja, (b) margin pemasaran yang relatif kecil sebesar 13,32%, (c) koefisien korelasi harga ubi kayu adalah 0,995 yang berarti ada hubungan yang sangat erat antara harga ditingkat petani dan harga ditingkat konsumen akhir, (d) elastisitas transmisi harga yang diperoleh sebesar 0,911 yang terjadi adalah pasar persaingan oligopsonistik yang hampir bersaing sempurna dan sistem pemasaran yang terjadi adalah sistem pemasaran yang hampir efisien. Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah pada objek dan tempat penelitian. Penelitian terdahulu tidak menggunakan metode analisis farmer share dan share keuntungan, sedangkan pada

Upload: others

Post on 03-Jan-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38026/3/BAB II.pdf · 2018-10-18 · Dilihat dari aspek ekonomi kegiatan pemasaran dapat dikatakan produktif jika

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Anggraini et al (2013) dengan judul Analisis Efisiensi Pemasaran Ubi Kayu Di

Provinsi Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem pemasaran ubi

kayu di Provinsi Lampung. Penelitian ini menggunakan metode survey dan

pengamatan langsung. Teknik pengambilan sampel petani dilakukan secara acak

sederhana sedangkan sampel pedangan dilakukan dengan mengikuti alur pemasaran.

Analisis efisiensi pemasaran dilakukan dengan menganalisis organisasi pasar melalui

model SCP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pemasaran ubi kayu di

Provinsi Lampung sudah efisien dilihat dari pangsa produsen (PS) yang lebih dari 80%,

walaupun (1) struktur pasar yang terbentuk adalah pasar yang hampir mendekati pasar

pesaingan sempurna, (2) perilaku pasar yaitu petani ubi kayu yang tidak menghadapi

kesulitan dalam memasarkan hasil panennya, (3) keragaan pasar meliputi (a) saluran

pemasaran yang terdiri dari dua saluran saja, (b) margin pemasaran yang relatif kecil

sebesar 13,32%, (c) koefisien korelasi harga ubi kayu adalah 0,995 yang berarti ada

hubungan yang sangat erat antara harga ditingkat petani dan harga ditingkat konsumen

akhir, (d) elastisitas transmisi harga yang diperoleh sebesar 0,911 yang terjadi adalah

pasar persaingan oligopsonistik yang hampir bersaing sempurna dan sistem pemasaran

yang terjadi adalah sistem pemasaran yang hampir efisien. Perbedaan dengan

penelitian terdahulu adalah pada objek dan tempat penelitian. Penelitian terdahulu tidak

menggunakan metode analisis farmer share dan share keuntungan, sedangkan pada

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38026/3/BAB II.pdf · 2018-10-18 · Dilihat dari aspek ekonomi kegiatan pemasaran dapat dikatakan produktif jika

11

penelitian sekarang peneliti tidak menggunakan elastisitas transmisi harga dan pangsa

produsen.

Dyanasari et al (2010), dengan judul Pendekatan S-C-P Pada Pengukuran

Efisiensi Pemasaran Bawang Merah di Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui efisiensi pemasaran bawang merah di Kabupaten

Probolinggo dengan pendekatan SCP. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebanyak 50 orang petani. Penentuan sampel dengan menggunakan metode

acak sederhana (simple random sampling). Penetuan sampel pedagang ditentukan

dengan menggunakan metode snowball sampil atau pengambilan sampel dengan teknik

bola salju. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

analisis struktur pasar, analisis rasio konsentrasi, share pasar, analisis perilaku pasar,

analisis kinerja pasar meliputi biaya pemasaran, margin pemasaran, keuntungan

pemasaran, share harga, share biaya dan intergrasi pasar. Hasil dari penelitian yang

telah dilakukan menunjukkan struktur pasar bawang merah bergerak pada kuantum

pasar oligopsoni dan persaingan sempurna, saluran pemasaran menunjukkan paling

tidak terdapat delapan saluran pemasaran. Analisis perilaku pasar menunjukkan bahwa

penetapan harga bawang merah didasarkan pada negosiasi individu. Analisis perilaku

pasar menunjukkan biaya pemasarn margin dan keuntungan antar jenis pedagang dan

saluran bervariasi, share harga menunjukkan bagian harga yang diterima petani cukup

tinggi dan share biaya menjukkan proporsi biaya yang dikeluarkan pedangang berkisar

10-40%. Perbedaan dengan penelitian terdahulu terletak pada objek dan tempat

penelitian. Perbedaan lain terletak pada metode analisis kinerja pasar.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38026/3/BAB II.pdf · 2018-10-18 · Dilihat dari aspek ekonomi kegiatan pemasaran dapat dikatakan produktif jika

12

Pujiharto (2014), dengan judul Pola Tataniaga Sayuran Dataran Rendah

Berbasis Structure, Conduct, Peformance (SCP). Penelitian ini bertujuan (1)

menggambarkan pola tataniaga sayuran dataran rendah, (2) untuk mengetahui konsep

dari tataniaga sayuran dataran rendah dengan menggunkan pendekatan SCP. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif analisis.

Data penelitian yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif-kuantitatif,

sedangkan analisis pasar dengan pendekatan structure, conduct, peformance (SCP).

Berdasarkan penelitian tersebut dapat diperoleh hasil yaitu terdapat empat pola saluran

tataniaga sayuran dataran rendah. Struktur pasar sayuran dataran rendah di wilayah

kecamatan Sumbang dan Kecamatan Kembaran adalah struktur pasar oligopsoni kuat.

Perilaku pasar yang terjadi antara lembaga pemasaran sebagian menunjukkan adanya

ikatan pemberian modal dengan tujuan memperoleh keuntungan. Kinerja pasar dilihat

dari sisi profit margin petani memperoleh profit margin terendah sebesar 13,95% dan

tertinggi adalah pedangan pengecer sebesar 24,81%. Nilai R/C petani sebesar 1,25 dan

B/C sebesar 0,25, sedangkan nilai R/C tengkulak sebesar 1,51 dan B/C tertinggi pada

pedagan besar dengan nilai 3,61. Farmer share sebesar 18,52%. Perbedaan dengan

penelitian terdahulu yaitu peneliti menggunakan sampel petani dari dua desa,

sedangkan perbedaannya terletak pada metode analisis data.

Situmorang et al (2015)dengan jual Analisis Efisiensi Pemasaran Sawi Manis

dengan Pendekatan Structure, Conduct, and Peformance (SCP) di Kecamatan Jambi

Selatan Kota Jambi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran

pemsaran sawi manis di Kecamatan Jambi Selatan, untuk menghitung efisiensi

pemasaran sawi manis dilihat dari analisis srtuktur pasar, kinerja pasar dan perilaku

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38026/3/BAB II.pdf · 2018-10-18 · Dilihat dari aspek ekonomi kegiatan pemasaran dapat dikatakan produktif jika

13

pasar. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan secara kualitatif dengan

pendekatan structure, conduct, performance (SCP). Hasil dari penelitian yang telah

dilakukan adalah pemasaran sawi manis di Kecamatan Jambi Selaran terdapat lima

pola saluran pemasaran. Fungsi yang dilakukan oleh lemabaga pemasaran adalah

fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Analisis dengan pendekatan struktur

pasar menunjukkan pasar sawi manis di Kecamatan Jambi Selatan cenderung

mengarah kepada persaingan oligopsony murni. Dilihat dari perilaku pasar sistem

pembayaran masih terjadi antar pedagang pengumpul dengan petani dan antara

pedagang pengumpul dengan pedangan pengecer. Analisis dengan kinerja pasar

menunjukkan bahwa penyebaran margin, farmer share, rasio keuntungan tidak merata

pada masing-masing lembaga pemasaran. Perbedaan dari penelitian terdahulu adalah

terletak pada objek yang digunakan serta penggunaan analisis data. Penelitian

terdahulu tidak menggunakan konsentrasi ratio dan korelasi harga sedangkan penelitian

sekarang menggunakan analisis tersebut.

Yuprin (2009) dengan Judul Analisis Pemasaran Karet di Kabupaten Kapuas.

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah (1) mengidentifikasi saluran pemasaran,

(2) mengetahui struktur pasar, (3) mengetahui perilaku pasar, (4) mengetahui

penampilan pasar. Penelitian ini menggunakan metode survei. Pengambilan sampel

petani dilakukan secara acak sederhana dari dua desa yang dipilih secara pusposive,

sedangkan pedagang desa, pedagang kecamatan, dan pedagang kabupaten dipilih

secara snowball sampling. Saluran pemasaran di jelaskan secara deskriptif dan data

kuantitatif dianalisis dengan pendekatan konsentrasi rasio untuk mengetahui struktur

pasar karet, korelasi dan elastisitas transmisi harga untuk mengetahui perilaku pasar

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38026/3/BAB II.pdf · 2018-10-18 · Dilihat dari aspek ekonomi kegiatan pemasaran dapat dikatakan produktif jika

14

karet, serta margin pemsaran da share keuntungan untuk mengetahui tampilan pasar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) saluran pemasaran karet di Kabupaten Kapuas

terdiri dari enam macam dan dapat diidentifikasi satu macam saluran yang paling

terbaik. (2) struktur pasar di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten bersifat oligopsoni

konsentrasi sedang yang berarti bahwa pedangan memiliki kekuasaan yang sedang

dalam mempengaruhi pasar. Struktur pasar di tingkat eksportir adalah monopsoni yang

berarti bahwa eksportir memiliki kekuasaan tunggal dalam mempengaruhi pasar. (3)

perilaku pasar ditunjukkan dengan tidak sempurnanya keterpaduan harga karet pada

pasar yang satu dengan harga karet pada pasar lain, baik secara vertikal maupun

horizontal. (4) penampilan pasar ditunjukkan dengan margin pemasaran yang relative

besar dan didominasi oleh share keuntungan yang besar dan tidak merata. Hal tersebut

menunjukkan bahwa pemasaran hasil karet tidak efisien, sehingga pedagang pada

tingkat bawah dan petani akan dirugikan dengan hal tersebut.. Perbedaan dengan

penelitian terdahulu terletak pada metode analisis data yaitu peneliti sekarang tidak

menggunakan analisis uji-t untuk menjelaskan hubungan harga antara harga ditingkat

petani dan konsumen akhir.

2.2 Kerangka Teori

2.2.1 Deskripsi Wortel (Daucus carota)

Wortel adalah tanaman holtikultura yang sudah sejak dulu dikonsumsi oleh

masyarakat. Tanaman wortel berasal dari darata Asia, kemudian menyebar hingga ke

daratan Eropa, Afrika Utara, Amerika selatan dan Amerika Utara. Wortel memiliki

kandungan gizi yang sangat baik bagi tubuh, terutama kandungan vitamin A. Karena

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38026/3/BAB II.pdf · 2018-10-18 · Dilihat dari aspek ekonomi kegiatan pemasaran dapat dikatakan produktif jika

15

wortel memiliki banyak manfaat, sehingga sampai saat ini wortel tetap menjadi salah

satu tanaman holtikultura yang dikonsumsi masyarakat (Ali et al, 2003).

Sama halnya dengan tanaman pada umumnya, wortel juga memiliki beberapa

syarat tumbuh sehingga saat panen nanti akan menghasilkan wortel dengan kualitas

yang terbaik. Syarat tumbuh wortel yang baik yaitu dipengaruhi oleh iklim dan curah

hujan, temperatur dan ketinggian tempat, kelembaban serta kondisi tanah. Iklim yang

cocok untuk ditanami wortel adalah kategori iklim sangat basah, basah dan agak basah,

sementara itu wortel adalah tanaman yang membutuhkan air yang cukup selama proses

pertumbuhan sebab, jika terlalu banyak air akan membuat tanaman cepat terserang

penyakit sedangkan jika terlalu kering umbi akan sulit berkembang. Temperatur yang

baik untuk pertumbuhan wortel yaitu 15-200C dengan ketinggian 1.000-1.500 diatas

permukaan laut. Tanaman wortel membutuhkan kelembapan yang tepat sebab jika

kelembapan lingkungannya rendah, penguapan yang dilakukan oleh tanaman wortel

juga akan semakin tinggi. Kondisi tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman

wortel adalah tanah lempung berpasir, memiliki tekstur yang baik dan konsistensi

lembab serta tingkat pH yang baik untuk pertumbuhan wortel kisaran 5,5-6,5 (Ali et

al, 2003).

2.2.2 Pertanian Organik

Pertanian organik merupakan pertanian yang ramah lingkungan sebab tidak

menggunakan bahan kimia baik pupuk kimia atau pestisida kimia. Pertanian organik

memang sudah berkembang cukup pesat di negara lain, namun di Indonesia pertanian

organik masih belum bisa berkembang sesuai dengan harapan karena terdapat beberapa

kendala yaitu (1) biaya untuk produksi pertanian organik masih sangat mahal, (2)

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38026/3/BAB II.pdf · 2018-10-18 · Dilihat dari aspek ekonomi kegiatan pemasaran dapat dikatakan produktif jika

16

dalam proses produksinya pertanian organik melibatkan tenaga akerja yang cukup

banyak, (3) pertanian organik tak jauh beda dengan pertanian tradisional yaitu

penggunaan pestisida dan pupuk alami sehingga para petani yang sudah terbiasa

menggunakan bahan kimia akan sulit beralih ke pertanian organik, (4) pertanian

organik tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia namun, menggunakan pupuk

alami dan pestisida nabati sehingga, akan berpengaruh kepada produktivitas tanaman

sebab peluang tanaman terkena dampak penyakit dan hama lebih besar (Sutanto, 2002)

Pertanian organik memang belum berkembang pesat di Indonesia namun

seiring berjalannya waktu, masyarakat akan mulai sadar betapa pentingnya untuk

mengkonsumsi produk makanan yang sehat serta lingkungan tetap terjaga

kelestariannya. Luas lahan pertanian organik di Indonesia meningkat setiap tahunnya,

pada tahun 2011 luas lahan yang sudah tersertifkasi mencapai 90.135,30 Ha (SPO1,

2011). Hal tersebut merupakan salah satu bukti bahwa pertanian organik di Indonesia

mulai berkembang. Menurut Sutanto (2002) terdapat beberapa manfaat jika pertanian

organik memang benar-benar diterapkan yaitu:

1. Dapat menghemat penggunaan unsur hara tanah, artinya pertanian organik

dapat memperpanjang umur produtif tanah.

2. Dapat melindungi dan melestarikan keragaman hayati dan fungsinya dalam

bidang pertanian.

3. Pencemaran lingkungan akan semakin berkurang sebab residu pestisida dan

pupuk, serta bahan kimia pertanian lainnya tidak digunakan.

4. Mengurangi ketergantungan petani terhadap input produksi yang mahal dan

berakibat buruk untuk lingkungan.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38026/3/BAB II.pdf · 2018-10-18 · Dilihat dari aspek ekonomi kegiatan pemasaran dapat dikatakan produktif jika

17

5. Adanya dorongan dan rangsangan untuk meningkatkan teknologi pertanian

organik dan penelitian pada pertanian organik.

6. Kesehatan masyarakat semakin meningkat baik karena produk pertanian yang

dikonsumsi bebas residu bahan kimia pertanian.

7. Peluang pasar produk organik akan semakin terbuka baik secara domestik

maupun internasional.

Tentunya dalam menikmati manfaat tersebut tidaklah instan, namun ada

beberapa persyaratan agar suatu produk pertanian tersebut bisa dikatakan sebagai

produk organik yang terpercaya. IFOAM (International Federation Of Organik

Agriclture Movement) memiliki standart baku pertanian organik yang dapat digunakan

sebagai acuan untuk quality control dan sertifikasi nasional. Menurut IFOAM

pertanian organik perlu mendapat sertfikat organik sebab untuk benar-benar

menyakinkan bahwa produk yang telah diproduksi disimpan, diproses, ditangani dan

dipasarkan sesuai spesifikasi teknis (standart) yang tepat dan layak mendapat sertifkat

organik oleh lembaga sertifikasi.

2.2.3 Definisi Pasar dan Pemasaran

Menurut Kotler & Keller (2009) pasar merupakan tempat dimana penjual dan

pembeli bertemu serta melakukan transaksi jual beli barang. Dengan adanya pasar

memudahkan para penjual dan pembeli untuk saling bertransaksi demi memenuhi

kebutuhan dan keinginan mereka. Sedangkan menurut Sudiyono (2002) pasar

merupakan tempat atau terjadinya pemenuhan kebutuhan dan keinginan dengan

menggunakan alat pemuas yang berupa barang atau jasa, dimana dalam kegiatan

tersebut terdapat pemindahan hak milik antara penjual dan pembeli. Sedangkan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38026/3/BAB II.pdf · 2018-10-18 · Dilihat dari aspek ekonomi kegiatan pemasaran dapat dikatakan produktif jika

18

pemasaran menurut Kotler & Keller (2009) yaitu sebuah proses kemasyarkatan dimana

terdapat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka inginkan dan apa yang

mereka butuhkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas

mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai kepada orang lain. Menurut Sudiyono

(2002) adalah proses aliran komoditi yang disertai perpindahan hak milik dan

penciptan guna waktu, guna tempat dan guna bentuk, yang dilakukan oleh lembaga-

lembaga pemasaran dengan melaksanakan satu atau lebih fungsi pemasaran.

Dilihat dari aspek ekonomi kegiatan pemasaran dapat dikatakan produktif jika

kegiatan tersebut memiliki nilai guna, yang merupakan proses dimana barang dan jasa

dibuat menjadi lebih berguna. Menurut Anindita (2005) terdapat empat jenis kegunaan

yang dilakukan dalam kegiatan pemasaran yaitu sebagai berikut:

1. Kegunaan bentuk (from utility), yakni jika suatu barang memiliki kriteria dan

standart tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan menjadi lebih berguna. Contoh :

tempat produksi usaha kripik apel yang merubah apel menjadi kripik sehingga

menambah nilai dari keripik tersebut

2. Kegunaan tempat (place utility), yaitu kegunaan yang ditimbulkan ketika hasil

produksi di suatu tempat yang mensyaratkan menginginkan barang tersebut.

3. Kegunaan waktu (time utility) yaitu produk akan lebih berguna jika tersedia dalam

waktu yang diinginkan.

4. Kegunaan milik (prossession utility) dilakukan ketika barang ditransfer atau

ditempatkan atas control dari seseorang yang diinginkan.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38026/3/BAB II.pdf · 2018-10-18 · Dilihat dari aspek ekonomi kegiatan pemasaran dapat dikatakan produktif jika

19

2.2.4 Struktur Pasar

Struktur pasar dapat terbentuk jika terdapat perbedaan jumlah penjual dan

pembeli. Struktur pasar juga dapat mempengaruhi perilaku pada setiap penjual dan

pembeli terhadap perubahan harga barang atau jasa yang ditawarkan dalam pasar

tersebut (Ahman, 2007).

Menurut Sudiyono (2002) dalam menganalisis dan mengidentifikasi struktur

pasar terdapat empat karakteristik yaitu:

1. Jumlah dan besar penjual dan pembeli yaitu apakah jumlah penjual banyak

sehingga tidak dapat mempengaruhi harga atau bahkan sebaliknya.

2. Keadaan produk yang diperjual belikan, yaitu apakah produk tersebut bersifat

homogen atau heterogen.

3. Kemudahan dalam masuk dan keluar pasar .

4. Pengetahuan konsumen terhadap harga dan struktur biaya produksi.

Menurut Sudiyono (2002) berdasarkan sifat dan bentuknya, pasar dapat

diklasifikasikan menjadi:

1. Pasar persaingan sempurna

Merupakan pasar bebas yang terdapat banyak penjual dan pembeli didalamnya

sehingga, harga yang terbentu adalah harga dari hasil penawaran dan permintaan. Jadi,

setiap penjual ataupun pembeli tidak dapat mempengaruhi kondisi dan keadaan pasar.

Ciri dari pasar persaingan sempurna adalah pertama dalam pasar persaingan

sempurna harus terdapat banyak penjual dan pembeli. Seorang penjual dalam pasar

persaingan sempurna tidak dapat menjadi price leader. Kedua, barang yang dihasilkan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38026/3/BAB II.pdf · 2018-10-18 · Dilihat dari aspek ekonomi kegiatan pemasaran dapat dikatakan produktif jika

20

bersifat homogen, artinya barang yang diproduksi oleh produsen adalah barang

subtitusi yang sempurna dari barang yang diproduksi oleh produsen yang lain. Ketiga,

adanya kebebasan keluar masuk pasar yaitu setiap penjual bebas untuk memasuki pasar

jika dirasa mengutungkan dan keluar pasar jika dirasa merugikan (Nuraini, 2013).

2. Pasar bersaing monopolistik

Pasar persaingan merupakan jenis pasar yang berada diantara dua jenis pasar

yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Oleh sebab itu, pasar

monopolistik memiliki sifat yang hampir sama dengan kedua pasar tersebut. Ciri-ciri

dari pasar monopolistik adalah terdapat banyak penjul dan pembeli, barangnya bersifat

berbeda corak, perusahaan memiliki sedikit kekuasaan dalam mempengaruhi harga,

keluar masuk dalam industri relatif mudah, persaingan dalam promosi penjualan yang

sangat aktif (Sukirno, 2013).

3. Pasar Oligopoli

Pasar oligopoli merupakan pasar yang tediri sekelompok kecil perusahaan dan

terdapat perusahaan raksasa atau penguasa didalam pasar tersebut (Sukirno, 2013).

Pasar oligopoli memiliki beberapa ciri-ciri yaitu (1) terdapat sedikit penjual yang

menjual produk subtitusi, (2) terdapat rintangan untuk memasuki industri oligopoli

sebab perusahaan yang terdapat dalam perusahaan reatif sedikit, (3) keputusan dalam

penentuan harga harus dipertimbangkan dengan perusahaan yang lain (Nuraini, 2013).

4. Pasar Monopoli

Struktur pasar monopoli hanya memiliki satu perusahaan yang menjual satu

produksi, dan perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak memiliki barang

pengganti (subsitusi) yang sangat dekat (Sudiyono, 2002). Menurut Nuraini (2013)

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38026/3/BAB II.pdf · 2018-10-18 · Dilihat dari aspek ekonomi kegiatan pemasaran dapat dikatakan produktif jika

21

terdapat ciri-ciri dai pasar monopoli yaitu didalam pasar hanya terdapat satu penjual,

jenis barang yang diproduksi tidak ada penggantinya, terdapat hambatan keluar dan

masuk pasar, penjual tunggal ini tidak dipengaruhi dan tidak mempengaruhi harga serta

output produk lain yang dijual dalam perekonomian.

2.2.5 Perilaku Pasar

Dalam menganalisis efisiensi pemasaran dengan menggunakan pendekatan

perilaku pasar yaitu bagaimana peserta pasar yang meliputi produsen, konsumen dan

lembaga-lembaga pemasaran lain yang ikut terlibat dalam proses pemasaran dapat

menyesuaikan diri dengan situasi penjualan dan pembelian yang terjadi. Dalam

menganalisis prilaku pasar ini, maka terdapat tiga pelaku pasar yang memiliki

kepentingan berbeda. Produsen menghendaki harga yang tinggi, pasar output

menghendaki pilihan beberapa pembeli (tidak terjadi struktur monopsonis atau

ologopsonistik), tersedia waktu dan informasi pasar yang cukup, serta kekuatan tawar

menawar yang kuat. Lembaga pemasaran menghendaki keuntungan maksimal, yakni

selisih margin pemasaran dengan biaya yang relatif besar untuk melaksanakan fungsi-

fungsi pemasaran. Konsumen menghendaki tersedianya produk pertanian sesuai

dengan kebutuhan konsumen dan dengan harga wajar (Sudiyono, 2002).

Menurut Sudiyono (2002) terdapat kriteria-kriteria dalam menganalisis

perilaku pasar yaitu: (1) praktek-praktek penentuan harga memungkinkan adanya

grading dan standarisasi komoditi, (2) biaya pemasaran harus seragam, (3) penentuan

harus bebas dari praktek-praktek persekongkolan, (4) intervensi pemerintah dalam

bentuk kebijaksanaan harga harus dapat memeperbaiki mutu produk dan peningkatan

keputusan konsumen.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38026/3/BAB II.pdf · 2018-10-18 · Dilihat dari aspek ekonomi kegiatan pemasaran dapat dikatakan produktif jika

22

2.2.6 Kinerja Pasar

Kinerja pasar merupakan hasil keputusan akhir yang dapat dambil dan

berhubungan dengan proses tawar menawar serta persaingan pasar. Fungsi dari

keragaan atau kinerja pasar adalah untuk melihat sejauh mana pengaruh struktur dan

tingkah laku pasar dalam proses pemasaran hasil pertanian. Keragaan pasar juga

merupakan salah satu indikator dalam melihat suatu efisiensi pemasaran. Untuk

melihat efisien atau tidak dalam pendekatan kinerja pasar terdapat beberapa indikator

yaitu (1) harus terdapat kemajuan tekonologi, (2) adanya orientasi untuk perkembangn

lembaga-lembaga pemasaran, (3) adanya efisiensi peningkatan penggunaan sumber

daya serta, (4) adanya kualitas produk dan maksimasi jasa pemsaran dengan biaya

serendah mungkin (Sudiyono, 2002).

2.3 Kerangka Pemikiran

Tujuan utama dari seorang petani dalam menanam suatu komoditi adalah

memperoleh keuntungan dari panen komoditas yang ditanam tersebut. Untuk

memperoleh keuntungan petani harus melawati proses yang dinamakan pemasaran.

Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pemasaran baik

perorangan atau individu untuk memindahkan kepemilikan dari produsen sampai ke

tangan konsumen akhir.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38026/3/BAB II.pdf · 2018-10-18 · Dilihat dari aspek ekonomi kegiatan pemasaran dapat dikatakan produktif jika

23

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Petani Wortel Organik

Analisa pemasaran

Masalah utama :

1. Petani merasa kesulitan dalam

memasarkan wortel organik

2. Belum ada lokasi pasar secara pasti

untuk memasarkan pertanian organik

3. Belum diketahui secara jelas struktur,

perilaku dan kinerja pasar dari komoditas

wortel organik

Kinerja Pasar Perilaku Pasar Struktur pasar

Kinerja pasar yang baik

1. Hambatan

keluar masuk

pasar

2. Diferensiasi

produk

3. IHH

1. Penentuan harga

antar lembaga

pemasaran

2. Sistem

pembayaran

(tunai, kredit)

3. Korelasi harga

1. Saluran

pemasaran

2. Marjin

pemasaran dan

profit marjin

3. Farmer share,

share biaya dan

share

keuntungan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38026/3/BAB II.pdf · 2018-10-18 · Dilihat dari aspek ekonomi kegiatan pemasaran dapat dikatakan produktif jika

24

Terdapat kendala dalam memasarkan wortel organik yaitu petani organik masih

merasa kesulitan dalam memasarkan wortel organiknya, sebab belum ada wadah atau

tempat secara khusus dalam memasarkan produk organik mereka. Kendala dalam

memasarkan produk organik inilah yang membuat enggan petani menekuni atau

mencoba bercocok tanam secara organik. Adanya analisis pemasaran yang dianalisis

menggunakan pendekatan struktur, perilaku dan kinerja pasar diharapkan akan mampu

menggambarkan bagaimana pemasaran dari wortel organik serta mengetahui efisiensi

dari pemasaran wortel organik tersebut.