bab ii tinjauan pustaka 2.1 landasan teori 2.1.1...

18
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Corporate Social Responsibility (CSR) Di Indonesia, istilah Corporate Sosial Responsibility (CSR) populer digunakan sejak tahun 1990-an. Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA (Corporate Social Activity) atau aktivitas sosial perusahaan. Walaupun tidak menamainya sebagai CSR, secara faktual aksinya, mendekati konsep CSR yang mempresentasikan bentuk ”Peran serta” dan “kepedulian” perusahaan terhadap aspek sosial dan lingkungan (Wibisono, 2007:6). Pengertian CSR dikemukakan oleh Magnan & Farrel (2004) dalam Susanto (2007:21) mendefinisikan CSR sebagai ”A business acts in socially responsible manner when its decision and account for and balance diverse stake holder interest”. Definisi tersebut menekankan kepada perlunya memberikan perhatian secara seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholders yang beragam dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambil oleh para pelaku bisnis melalui perilaku yang sosial bertanggung jawab. Kotler and Lee (2005) mengemukakan CSR adalah sebuah tanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui tindakan bebas untuk menentukan praktek bisnis dan kontribusi sumber daya perusahaan. Maksud dari bebas menentukan praktek bisnis bukan berarti melanggar hukum atau tidak bermoral melainkan tindakan sukarela dari sebuah perusahaan untuk berkontribusi secara sosial terhadap komunitasnya. Istilah “komunitas” termasuk kondisi manusia dan lingkungan sekitarnya. Pengertian lain dikemukakan oleh The World Business Council Sustainable Development (WBCSD), lembaga internasional yang berdiri tahun 1995 itu dalam publikasinya Making Good Business Sense mendefinisikan CSR sebagai: Continuing commitment by business to behave ethically andcontribute to economic development while improving the quality of life

Upload: duongcong

Post on 28-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6979/2/T1... · Evaluasi dapat dilakukan agar menjadi panduan untuk strategi ... Pengkajian

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Corporate Social Responsibility (CSR)

Di Indonesia, istilah Corporate Sosial Responsibility (CSR)

populer digunakan sejak tahun 1990-an. Beberapa perusahaan sebenarnya

telah lama melakukan CSA (Corporate Social Activity) atau aktivitas

sosial perusahaan. Walaupun tidak menamainya sebagai CSR, secara

faktual aksinya, mendekati konsep CSR yang mempresentasikan bentuk

”Peran serta” dan “kepedulian” perusahaan terhadap aspek sosial dan

lingkungan (Wibisono, 2007:6).

Pengertian CSR dikemukakan oleh Magnan & Farrel (2004) dalam

Susanto (2007:21) mendefinisikan CSR sebagai ”A business acts in

socially responsible manner when its decision and account for and

balance diverse stake holder interest”. Definisi tersebut menekankan

kepada perlunya memberikan perhatian secara seimbang terhadap

kepentingan berbagai stakeholders yang beragam dalam setiap keputusan

dan tindakan yang diambil oleh para pelaku bisnis melalui perilaku yang

sosial bertanggung jawab.

Kotler and Lee (2005) mengemukakan CSR adalah sebuah

tanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui

tindakan bebas untuk menentukan praktek bisnis dan kontribusi sumber

daya perusahaan. Maksud dari bebas menentukan praktek bisnis bukan

berarti melanggar hukum atau tidak bermoral melainkan tindakan sukarela

dari sebuah perusahaan untuk berkontribusi secara sosial terhadap

komunitasnya. Istilah “komunitas” termasuk kondisi manusia dan

lingkungan sekitarnya.

Pengertian lain dikemukakan oleh The World Business Council

Sustainable Development (WBCSD), lembaga internasional yang berdiri

tahun 1995 itu dalam publikasinya Making Good Business Sense

mendefinisikan CSR sebagai:

“Continuing commitment by business to behave ethically

andcontribute to economic development while improving the quality of life

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6979/2/T1... · Evaluasi dapat dilakukan agar menjadi panduan untuk strategi ... Pengkajian

11

of the workforce and their families as well as of the local community and

society at large”.

Dalam bahasa bebas maksudnya adalah komitmen dunia usaha untuk terus

menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi

untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup

dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas

komunitas local dan masyarakat secara lebih luas.

CSR memiliki tahapan yang sistematis dan kompleks. Ini seperti

dijabarkan Ambadar (2008:39), langkah-langkah yang harus ditempuh

yakni:

1. Melihat dan menilai kebutuhan masyarakat sekitar. Caranya dengan

mengidentifikasi masalah atau problem yang terjadi di mayarakat dan

lingkungannya setelah itu dicarikan solusinya yang terbaik

sesuaikebutuhan masyarakat.

2. Membuat rencana aksi, lengkap dengan semua anggaran, jadwal waktu,

indikator untuk mengevaluasi dan sumber daya manusia yang dapat

ditunjuk untuk melakukannya.

3. Monitoring, yang dapat dilakukan melalui survey maupun kunjungan

langsung. Evaluasi dapat dilakukan agar menjadi panduan untuk strategi

atau pengembangan program selanjutnya.

Dengan melihat dan menempuh langkah-langkah tersebut, maka

diharapkan sebuah perusahaan mampu memberikan manfaat yang sebesar-

besarnya kepada masyarakat, dan karena itu perusahaan dalam hal ini

Public Relation perlu melakukan berbagai kegiatan yang menyentuh

kebutuhan masyarakat.

Dalam penelitian ini CSR merupakan salah satu bentuk tanggung

jawab Public Relation Lorin Solo Hotel terhadap masyarakat. melalui

kegiatan CSR Public Relation juga dapat mengkomunikasikan visi dan

misi perusahaan. Apabila hubungan masyarakat dengan perusahaan

terjalin dengan baik,maka eksistensi dan citra yang baik dari perusahaan

dapat dipertahankan.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6979/2/T1... · Evaluasi dapat dilakukan agar menjadi panduan untuk strategi ... Pengkajian

12

2.1.2 Prinsip-Prinsip Corporate Social Responsibility

Sebagai acuan dalam melaksanakan program CSR beberapa tokoh

mengajukan prinsip-prinsip dasar.

Warhurst dalam Wibisono (2007:39) mengajukan prinsip-prinsip CSR

sebagai berikut:

a. Prioritas Korporat. Mengakui tanggung jawab sosial sebagai prioritas

tertinggi korporat dan penentu utama pembangunan berkelanjutan.

Dengan begitu korporat bisa membuat kebijakan, program, dan praktek

dalam menjalankan operasi bisnisnya dengan cara yang bertanggung

jawab secara sosial.

b. Manajemen Terpadu. Mengintegrasikan kebijakan, program dan

praktek dalam setiap kegiatan bisnis sebagai satu unsur.

c. Proses Perbaikan. Secara berkesinambungan memperbaiki kebijakan,

dan kinerja sosial korporat, berdasar temuan riset mutakhir dan

memahami kebutuhan sosial serta menerapkan kriteria sosial tersebut

internasional.

d. Pendidikan karyawan. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan

serta motivasi karyawan.

e. Pengkajian. Melakukan kajian dampak sosial sebelum memulai

kegiatan atau proyek baru dan sebelum menutup suatu fasilitas atau

meninggalkan lokasi pabrik.

f. Produk dan Jasa. Mengembangkan produk dan jasa yang tak

berdampak negatif secara sosial.

g. Informasi Publik. Memberikan informasi dan (bila diperlukan)

mendidik pelanggan, distributor, dan publik tentang penggunaan yang

aman dan transportasi, penyimpanan dan pembuangan produk, dan

begitu pula dengan jasa.

h. Fasilitas dan operasi. Mengembangkan, merancang, mengoperasikan

fasilitas serta menjalankan kegiatan yang mempertimbangkan temuan

kajian dampak sosial.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6979/2/T1... · Evaluasi dapat dilakukan agar menjadi panduan untuk strategi ... Pengkajian

13

i. Penelitian. Melakukan atau mendukung penelitian dampak sosial

bahan baku, produk, proses, emisi dan limbah yang terkait dengan

kegiatan dan penelitian yang menjadi sasaran untuk mengurangi

dampak negatif.

j. Prinsip pencegahan. Memodifikasi manufaktur, pemasaran atau

penggunaan produk, atau jasa, sejalan dengan penelitian mutakhir

untuk mencegah dampak sosial yang bersifat negatif.

k. Siaga menghadapi darurat. Menyusun dan merumuskan rencana

menghadapi keadaan darurat, dan bila terjadi keadaan bahaya,

bekerjasama dengan layanan gawat darurat, instansi berwenang, dan

komunitas lokal.

l. Transfer Best Practise. Berkontribusi pada pengembangan dan transfer

praktek bisnis yang bertanggung jawab secara sosial pada semua

industri dan sektor publik.

m. Memberi Sumbangan. Sumbangan untuk usaha bersama,

pengembangan kebijakan publik dan bisnis, lembaga pemerintah dan

lintas departemen pemerintah serta lembaga pendidikan yang akan

meningkatkan kesadaran tentang tanggung jawab sosial.

n. Keterbukaan. Menumbuhkembangkan keterbukaan dan dialog dengan

pekerja da publik, megantisipasidan memberi respons terhadap

Potencial hazard, dan dampak operasi, produk limbah atau jasa.

o. Pencapaian Dan Pelaporan. Mengevaluasi kinerja sosial, melaksanakan

audit sosial secara berkala dan mengkaji pencapaian berdasarkan

kriteria korporat dan peraturan perundang-undangan dan

menyampaikan informasi tersebut kepada dewan direksi, pemegang

saham, pekerja, dan publik.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6979/2/T1... · Evaluasi dapat dilakukan agar menjadi panduan untuk strategi ... Pengkajian

14

2.1.3 Bentuk Kegiatan Dan Penerapan Kegiatan CSR

Konsep Piramida CSR

Tanggung Jawab

Filantropis

Tanggung Jawab Etis

Tanggung Jawab Legal

Tangung jawab Ekonomi

Gambar.1

Piramida Corporate Social Responsibility ( carroll: 2003 )

(carroll : 2003) mengemukakan konsep piramida CSR yang menjelaskan

mengenai tingkatan tanggung jawab perusahaan dalam aktivitasnya. Piramida

CSR tersebut antara lain :

1.Tanggung jawab ekonomis : perusahaan perlu menghasilkan laba sebagai

fondasi untuk dapat berkembang dan mempertahankan eksistensinya.

2.Tanggung Jawab legal : hukum adalah aturan mengenai yang benar dan salah

dalam masyarakat. dalam tujuannya mencari laba, sebuah perusahaan juga harus

bertanggung jawab secara hukum dengan mentaati hukum yang berlaku.

3.Tanggung Jawab etis : secara etis perusahaan juga harus bertanggung jawab

untuk mempraktekan hal-hal yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai, etika, dan

norma-norma kemasyarakatan. Perusahaan juga harus menjauhi berbagai tindakan

yang merugikan masyarakat.

4.Tanggung Jawab filantropis : perusahaan dituntut untuk memberi kontribusi

sumber daya kepada masyarakat. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup

masyarakat sejalan dengan operasi bisnisnya.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6979/2/T1... · Evaluasi dapat dilakukan agar menjadi panduan untuk strategi ... Pengkajian

15

Dalam literatur (Drumright dalam Sen, 2001) ada empat kegiatan pokok

yang bisa dikategorikan termasuk dalam Corporate social Responsibility :

a. Corporate Philanthropy, merupakan kegiatan perusahaan yang berupa

sumbangan-sumbangan dan kegiatan sosial yang tidak dimasukkan

kedalam rumusan strategi perusahaan.

b. Cause Related Marketing, misalnya perusahaan sebagian dari hasil

penjualan produknya disumbangkan pada yayasan atau lembaga

tertentu.

c. Minority support programs, perusahaan memberikan perhatian kepada

kelompok-kelompok masyarakat yang kurang mendapat perhatian,

misalnya masyarakat miskin, kelompok ras tertentu, penyandang cacat

dan sebagainya.

d. Socially responsible employment, perusahaan memberikan kesempatan

bagi karyawan untuk melakukan tugas-tugas kemasyarakatan selama

dia bekerja diperusahaan tersebut. Karyawan tidak dianggap sebagai

aset perusahaan tetapi sebagai aset bagian dari masyarakat yang

memiliki tanggung jawab terhadap lingkungannya.

2.1.4 Manfaat pelaksanaan Program CSR

Dalam menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan memiliki fokus

terhadap tiga hal yaitu profit, lingkungan dan masyarakat.

Dengan lebih banyak memberikan perhatian terhadap lingkungan

sekitar, perusahaan dapat ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas

hidup masyarakat.

Yusuf Wibisono (2007:78) mengungkapkan bahwa sulit untuk

menjamin perusahaan yang telah mengimplementasikan CSR dengan baik

akan mendapat benefitnya, namun benefit dan drivers lebih representative,

beberapa diantaranya dapat diidentifikasi sebagai berikut :

a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan Brand Image

perusahaan.

b. Layak mendapatkan Social licence to operate.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6979/2/T1... · Evaluasi dapat dilakukan agar menjadi panduan untuk strategi ... Pengkajian

16

c. Mereduksi resiko bisnis perusahaan.

d. Melebarkan akses sumber daya.

e. Membentangkan akses menuju Market.

f. Mereduksi biaya.

g. Memperbaiki hubungan dengan Stakeholders.

h. Memperbaiki hubungan dengan regulator.

i. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.

j. Peluang mendapatkan penghargaan.

2.2 Teori Evaluasi

a.Pengertian Evaluasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2004 : 1) evaluasi adalah kegiatan

untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang

selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif

yang tepat dalam mengambil keputusan.

Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan

informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk

menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah

dilakukan.

Menurut Worthen dan Sanders (1979 : 1) evaluasi adalah mencari

sesuatu yang berharga (worth). Sesuatu yang berharga tersebut dapat

berupa informasi tentang suatu program, produksi serta alternatif prosedur

tertentu. Karenanya evaluasi bukan merupakan hal baru dalam kehidupan

manusia sebab hal tersebut senantiasa mengiringi kehidupan seseorang.

Seorang manusia yang telah mengerjakan suatu hal, pasti akan menilai

apakah yang dilakukannya tersebut telah sesuai dengan keinginannya

semula.

Menurut stufflebeam dalam worthen dan sanders (1979 : 129)

evaluasi adalah : process of delineating, obtaining and providing useful

information for judging decision alternatives. Dalam evaluasi ada

beberapa unsur yang terdapat dalam evaluasi yaitu : adanya sebuah proses

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6979/2/T1... · Evaluasi dapat dilakukan agar menjadi panduan untuk strategi ... Pengkajian

17

(process) perolehan (obtaining), penggambaran (delineating), penyediaan

(providing) informasi yang berguna (useful information) dan alternatif

keputusan (decision alternatives).

Dari pengertian-pengertian tentang evaluasi yang telah

dikemukakan beberapa orang diatas, kita dapat menarik benang merah

tentang evaluasi yakni evaluasi merupakan sebuah proses yang dilakukan

oleh seseorang untuk melihat sejauh mana keberhasilan sebuah program.

Keberhasilan program itu sendiri dapat dilihat dari dampak atau

hasil yang dicapai oleh program tersebut.

Karenanya, dalam keberhasilan ada dua konsep yang terdapat

didalamnya yaitu efektifitas dan efisiensi. Efektifitas merupakan

perbandingan antara output dan inputnya sedangkan efisiensi adalah taraf

pendayagunaan input untuk menghasilkan output lewat suatu proses

(Sudharsono 1994 : 2)

Dalam evaluasi terdapat perbedaan yang mendasar dengan

penelitian meskipun secara prinsip, antara kedua kegiatan ini memiliki

metode yang sama. Perbedaan tersebut terletak pada tujuan

pelaksanaannya. Jika penelitian bertujuan untuk membuktikan sesuatu

(prove) maka evaluasi bertujuan untuk mengembangkan (improve).

Terkadang, penelitian dan evaluasi juga digabung menjadi satu frase,

penelitian evaluasi. Sebagaimana disampaikan oleh Sudharsono (1994 : 3)

penelitian evaluasi mengandung makna pengumpulan informasi tentang

hasil yang telah dicapai oleh sebuah program yang dilaksanakan secara

sistematik dengan menggunakan metodologi ilmiah sehingga darinya

dapat dihasilkan data yang akurat dan obyektif.

b.Tujuan evaluasi program

Setiap kegiatan yang dilaksanakan mempunyai tujuan tertentu.

demikian juga dengan evaluasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2004 : 13)

ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6979/2/T1... · Evaluasi dapat dilakukan agar menjadi panduan untuk strategi ... Pengkajian

18

umum diarahkan kepada program secara keseluruhan sedangkan tujuan

khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen.

Implementasi program harus senantiasa di evaluasi untuk melihat

sejauh mana program tersebut telah berhasil mencapai maksud

pelaksanaan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Tanpa adanya

evaluasi, program-program yang berjalan tidak akan dapat dilihat

efektifitasnya. Dengan demikian, kebijakan-kebijakan baru sehubungan

dengan program itu tidak akan didukung oleh data. Karenanya, evaluasi

program bertujuan untuk menyediakan data dan informasi serta

rekomendasi bagi pengambil kebijakan (decision maker) untuk

memutuskan apakah akan melanjutkan, memperbaiki atau menghentikan

sebuah program.

C..Hakekat Evaluasi Program

Menurut John L Herman dalam Tayibnapis (1989 : 6) program

adalah segala sesuatu yang anda lakukan dengan harapan akan

mendatangkan hasil atau manfaat. Dari pengertian ini dapat ditarik benang

merah bahwa semua perbuatan manusia yang darinya diharapkan akan

memperoleh hasil dan manfaat dapat disebut program.

Menurut Suharsimi Arikunto (2004 : 2) program dapat dipahami

dalam dua pengertian yaitu secara umum dan khusus. Secara umum,

program dapat diartikan dengan rencana atau rancangan kegiatan yang

akan dilakukan oleh seseorang di kemudian hari. Sedangkan pengertian

khusus dari program biasanya jika dikaitkan dengan evaluasi yang

bermakna suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan ralisasi atau

implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses

berkesinambungan dan terjadi dalam satu organisasi yang melibatkan

sekelompokorang.

Menilik pengertian secara khusus ini, maka sebuah program adalah

rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan secara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6979/2/T1... · Evaluasi dapat dilakukan agar menjadi panduan untuk strategi ... Pengkajian

19

waktu pelaksanaannya biasanya panjang. Selain itu, sebuah program juga

tidak hanya terdiri dari satu kegiatan melainkan rangkaian kegiatan yang

membentuk satu sistem yang saling terkait satu dengan lainnya dengan

melibatkan lebih dari satu orang untuk melaksanakannya.

Menurut Isaac dan Michael (1984 : 6) sebuah program harus diakhiri

dengan evaluasi. Hal ini dikarenakan kita akan melihat apakah program

tersebut berhasil menjalankan fungsi sebagaimana yang telah ditetapkan

sebelumnya. Menurut mereka, ada tiga tahap rangkaian evaluasi program

yaitu : (1) menyatakan pertanyaan serta menspesifikasikan informasi yang

hendak diperoleh, (2) mencari data yang relevan dengan penelitian dan (3)

menyediakan informasi yang dibutuhkan pihak pengambil keputusan

untuk melanjutkan, memperbaiki atau menghentikan program tersebut.

Berdasarkan pengertian diatas, maka evaluasi program sebagaimana

dimaknai oleh Kirkpatrick dapat dimaknai sebagai sebuah proses untuk

mengetahui apakah sebuah program dapat direalisasikan atau tidak dengan

cara mengetahui efektifitas masing-masing komponennya melalui

rangkain informasi yang diperoleh evaluator (Kirkpatrick 1996 : 3).

Tetapi, pengambil keputusan itu sendiri bukanlah evaluator melainkan

pihak lain yang lebih berwenang. Evaluator hanya menyediakan

informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pengambil kebijakan (decision

maker)

2.3 Model Evaluasi CIPP

Menurut Stufflebeam, (1993 : 118) dalam Eko Putro Widoyoko

mengungkapkan bahwa, “ the CIPP approach is based on the view that the

most important purpose of evaluation is not to prove but improve.”

Konsep tersebut ditawarkan oleh Stufflebeam dengan pandangan bahwa

tujuan penting evaluasi adalah bukan membuktikan, tetapi untuk

memperbaiki.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6979/2/T1... · Evaluasi dapat dilakukan agar menjadi panduan untuk strategi ... Pengkajian

20

Berikut ini akan di bahas komponen atau dimensi model CIPP yang

meliputi, context, input, process, product.

1. Context Evaluation (Evaluasi Konteks)

Stufflebeam (1983 : 128) dalam Hamid Hasan menyebutkan, tujuan

evaluasi konteks yang utama adalah untuk mengetahui kekutan dan

kelemahan yang dimilki evaluan. Dengan mengetahui kekuatan dan

kelemahan ini, evaluator akan dapat memberikan arah perbaikan yang

diperlukan. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin menjelaskan bahwa,

evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci

lingkungan kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang

dilayani, dan tujuan proyek.

2. Input Evaluation (Evaluasi Masukan)

Tahap kedua dari model CIPP adalah evaluasi input, atau evaluasi

masukan. Menurut Eko Putro Widoyoko, evaluasi masukan membantu

mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternative

apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, dan

bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. Komponen evaluasi

masukan meliputi : 1) Sumber daya manusia, 2) Sarana dan peralatan

pendukung, 3) Dana atau anggaran, dan 4) Berbagai prosedur dan aturan

yang diperlukan.

Menurut Stufflebeam sebagaimana yang dikutip Suharsimi Arikunto,

mengungkapkan bahwa pertanyaan yang berkenaan dengan masukan

mengarah pada pemecahan masalah yang mendorong diselenggarakannya

program yang bersangkutan.

3. Process Evaluation (Evaluasi Proses)

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6979/2/T1... · Evaluasi dapat dilakukan agar menjadi panduan untuk strategi ... Pengkajian

21

Worthen & Sanders (1981 : 137) dalam Eko Putro Widoyoko menjelaskan

bahwa, evaluasi proses menekankan pada tiga tujuan : “ 1) do detect or

predict in procedural design or its implementation during implementation

stage, 2) to provide information for programmed decision, and 3) to

maintain a record of the procedure as it occurs “. Evaluasi proses

digunakan untuk menditeksi atau memprediksi rancangan prosedur atau

rancangan implementasi selama tahap implementasi, menyediakan

informasi untuk keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip

prosedur yang telah terjadi. Evaluasi proses meliputi koleksi data penilaian

yang telah ditentukan dan diterapkan dalam praktik pelaksanaan program.

Pada dasarnya evaluasi proses untuk mengetahui sampai sejauh mana

rencana telah diterapkan dan komponen apa yang perlu diperbaiki.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, evaluasi proses dalam model

CIPP menunjuk pada “apa” (what) kegiatan yang dilakukan dalam

program, “siapa” (who) orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab

program, “kapan” (when) kegiatan akan selesai. Dalam model CIPP,

evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan

didalam program sudah terlaksana sesuai dengan rencana.

4. Product Evaluation (Evaluasi Produk/Hasil)

Sax (1980 : 598) dalam Eko Putro Widoyoko memberikan pengertian

evaluasi produk/hasil adalah “ to allow to project director (or techer) to

make decision of program “. Dari evaluasi proses diharapkan dapat

membantu pimpinan proyek atau guru untuk membuat keputusan yang

berkenaan dengan kelanjutan, akhir, maupun modifikasi program.

Sementara menurut Farida Yusuf Tayibnapis (2000 : 14) dalam Eko Putro

Widoyoko menerangkan, evaluasi produk untuk membantu membuat

keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah dicapai maupun apa

yang dilakukan setelah program itu berjalan.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6979/2/T1... · Evaluasi dapat dilakukan agar menjadi panduan untuk strategi ... Pengkajian

22

Dari pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpuan bahwa, evaluasi

produk merupakan penilaian yang dilakukan guna untuk melihat

ketercapaian/ keberhasilan suatu program dalam mencapai tujuan yang

telah ditentukan sebelumnya. Pada tahap evaluasi inilah seorang evaluator

dapat menentukan atau memberikan rekomendasi kepada evaluan apakah

suatu program dapat dilanjutkan, dikembangkan/modifikasi, atau bahkan

dihentikan.

2.4 Penelitian Terdahulu

1. Novi kartikasari (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi)

Universitas Kristen Satya Wacana Tahun 2012 dengan judul penelitian

“Audit komunikasi program Corporate Social Responsibility” (Studi

peran Public Relations pada PT coca cola amatil Indonesia). Rumusan

masalah dalam penelitian ini : “Bagaimana penerapan program

Corporate Social Responsibility PT. Coca Cola Amatil Indonesia

dalam membangun Community Relations?” Dalam penelitian ini di

temukan bahwa penerapan program CSR yang dilakukan PT. Coca

Cola Amatil Indonesia dalam memberdayakan masyarakat masih

sebatas pada tahap pelaksanaan program saja dan pada tingkat

patisipasi. Masyarakat hanya dapat memberikan sarannya saja namun

kewenangan memberikan keputusan masih dimiliki perusahaan

sepenuhnya.

2. Hanna Carissa (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi) Tahun

2013, Universitas Kristen Satya Wacana, dengan judul penelitian

”Evaluasi Program Komunikasi Pemasaran Terpadu Laras Asri Resort

& Spa Periode 2010-2012. Permasalahan penelitian ini adalah

Bagaimanakah gambaran evaluasi program komunikasi pemasaran

terpadu Laras Asri Resort & Spa periode 2010-2012, dengan

menggunakan metode evaluasi CIPP dalam menemukan faktor

penyebab perbedaan jumlah konsumen pada Number of guest dan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6979/2/T1... · Evaluasi dapat dilakukan agar menjadi panduan untuk strategi ... Pengkajian

23

Total guest in outlet? Hasil penelitian ini menyatakan bahwa program

komunikasi pemasaran terpadu yang dilaksanakan periode 2010-2012

tidak sesuai dengan tujuan dari Laras Asri Resort & Spa, yakni

menjadi hotel mewah yang terkemuka dan paling nyaman di jawa

tengah dengan perwujudan produk inti berupa kamar atau hunian.

Maka dari itu diperlukan peracangan ulang program komunikasi

pemasaran terpadu untuk dapat mewujudkan tujuan dari hotel tersebut.

3. Vica Natalia (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi) universitas

Kristen Satya Wacana, Tahun 2013 dengan judul penelitian “Pengaruh

Strategi Komunikasi Public Relation dengan pembentukan Citra Hotel

Lorin Business Resort & Spa Solo . Rumusan masalah dari penelitian

ini Seberapa besar hubungan antara strategi komunikasi Public

Relations dengan pembetukan citra Lor In Business Hotels Resorts &

Spa Solo? Dan Seberapa besar pengaruh strategi komunikasi Public

Relations terhadap pembentukan citra Lor In Business Hotels Resorts

& Spa Solo. Hasil penelitian ini menyatakan Secara keseluruhan

strategi komunikasi public relations Hotel Lor In Solo bertujuan untuk

menciptakan citra baik perusahaan sehingga menghasilkan kesetiaan

publik terhadap produk/jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.

Implikasi dari hasil penelitian ini, bahwa strategi komunikasi public

relations yang dilakukan melalui publikasi, events, berita, kegiatan

sosial, dan media identitas memberikan kontribusi yang cukup baik

terhadap pembentukan citra positif Hotel Lor In Solo.

4. Ester Krisnawati, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Tahun 2011

dengan judul penelitian Evaluasi Program Komunikasi Pemasaran

Pariwisata di Kabupaten Pati JAWA TENGAH. Evaluasi program ini

menggunakan metode CIPP. Permasalahan penelitian : Seberapa

efektif pelaksanaan program komunikasi pemasaran pariwisata daerah

yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah

Raga Kabupaten Pati tahun 2008 – 2010

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6979/2/T1... · Evaluasi dapat dilakukan agar menjadi panduan untuk strategi ... Pengkajian

24

Hasil dari penelitian ini pelaksanaan program komunikasi

pemasaran pariwisata di Kabupaten Pati tidak efektif, hal ini

dikarenakan kurang adanya perencanaan yang matang dalam

menyusun program komunikasi pemasaran pariwisata.

Ketidakefektifan tersebut juga dapat disebabkan oleh program

komunikasi pemasaran yang dirancang tidak menggunakan pedoman

dan analisa terlebih dahulu. Tujuan dari masing-masing program

menjadi tidak fokus pada pemasaran pariwisata, tidak dapat tercapai

dan sebagian tujuannya tidak realistis dan bukan merupakan tujuan

dari komunikasi pemasaran.

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengevaluasi program bantuan

bagi penderita Hydrceophalus yang dilakukan oleh Public Relation,

Lorin Solo Hotel. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya, dalam penelitian ini peneliti melihat gambaran program

CSR yang dilakukan oleh Public Relation, Lorin Solo Hotel, sehingga

dapat diketahui faktor-faktor penentu keberhasilan program.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6979/2/T1... · Evaluasi dapat dilakukan agar menjadi panduan untuk strategi ... Pengkajian

25

2.5 Kerangka Pikir

Gambar.3

Keterangan :

Lorin Solo Hotel merupakan salah satu Hotel Bintang Lima Di kota Solo

dengan alamat Jl. Adi Sucipto No.47 Kra-Solo. Hotel berbintang erat kaitannya

dengan kesan mewah dan komrsil, serta memiliki segmentasi kalangan menegah

ke atas dalam mempertahankan eksistensinya perusahaan di tuntut untuk tidak

berorientasi pada profit semata namun citra juga merupakan elemen penting

dalam mempertahankan eksistensinya.

Dalam kaitannya dengan citra perusahaan, Public Relation Lorin Solo

Hotel membuat program-program untuk mendapat citra positif dari masyarakat

dan menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan media maupun dengan

kalangan diluar perusahaan. Program-program CSR ini disusun sedemikian rupa,

Lorin Solo Hotel

Program-Program Corporate Social

Responsibility

(Dilihat dari peran serta kepedulian

perusahaan terhadap khalayak sasaran)

Program CSR“Bantuan bagi

penderita Hydrochepaulus”

Evaluasi program menggunakan

CIPP :

-Context

-Input

-Process

-Product

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6979/2/T1... · Evaluasi dapat dilakukan agar menjadi panduan untuk strategi ... Pengkajian

26

agar program yang dilakukan tidak hanya menguntungan pihak perusahaan saja,

namun juga menguntungkan bagi pihak eksternal. Dengan bekerjasama dengan

media Televisi di Solo, Lorin Solo Hotel menggelar program CSR rutin setiap dua

minggu sekali. Selama kurun waktu satu tahun Lorin Solo Hotel telah

menyelenggarakan 18 Program CSR, salah satu program yang paling menonjol

dan mendapat respon positif dari khalayak adalah program “Bantuan bagi

penderita Hydrocephalus” melalui program ini respon dari masyarakat sangat

besar sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan maupun khalayak

sasaran.

Untuk mengevaluasi program CSR peneliti menggunakan metode analisis

data model evaluasi CIPP dengan 4 tahapan :

Context evaluation : evaluasi terhadap konteks

Input evaluation : evaluasi terhadap masukan

Process evaluation : evaluasi terhadap proses

Product evaluation : evaluasi terhadap hasil

Evaluasi yang pertama dilakukan berdasarkan contextnya. Evaluasi

contaxt memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari keseluruhan

program untuk membantu dalam perencanaan perbaikan dan evalausi ini

berorientasi pada tujuan setiap program. Jadi pada evaluasi contaxt ini evaluasi

dilakukan pada tujuan program dan situasi lingkungan baik internal maupun

eksternal.

Evaluasi yang kedua dilakukan berdasarkan input. Evaluasi input

menyediakan informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari strategi alternatif

untuk mencapai tujuan program dengan penggunaan sumber daya secara efektif.

Evaluasi input meliputi evaluasi terhadap sumber daya manusia, sumberdaya

alam, anggaran, fasilitas dan waktu.

Evaluasi yang ke tiga adalah evaluasi terhadap process. Evaluasi process

ini berguna untuk meneliti efektivitas dari desain program dari perspektif

operasional atau procedural. Dalam evaluasi process ini hal-hal yang perlu

diperhatikan adalah strategi, taktik, implementasi dan control program. Setelah

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6979/2/T1... · Evaluasi dapat dilakukan agar menjadi panduan untuk strategi ... Pengkajian

27

mengevaluasi proses perencanaan dan pelaksanaan program maka selanjutnya

adalah melakukan evaluasi terhadap produk yang dihasilkan.

Pada evaluasi Product ini melihat hasil produk tersebut, apakah tujuan dari

program yang dilaksanakan dapat tercapai dan terlaksana secara efektif atau tidak.

Dari hasil evaluasi tersebut akan terlihat faktor apa saja yang menjadi

kekuatan maupun kekuatan program.