bab ii tinjauan pustaka 2.1 konformitas teman sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143...

33
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya 2.1.1 Definisi Konformitas Teman Sebaya David O’Sears (1985:76) menyebutkan bahwa konformitas merupakan suatu perilaku yang ditampilkan oleh seseorang karena disebabkan orang lain juga menampilkan perilaku tersebut. Jalaluddin (2004:148) juga mengatakan konformitas, bahwa bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Konformitas (conformity) muncul ketika individu meniru sikap atau tingkah laku orang lain dikarenakan ada tekanan yang nyata maupun yang dibayangkan oleh mereka. Tekanan untuk mengikuti teman sebaya menjadi sangat kuat pada masa remaja. Remaja terlibat dengan tingkah laku sebagai akibat dari konformitas yang negatif, dengan menggunakan bahasa yang asal-asalan, mencuri, mencorat coret dan mempermainkan orang tua serta guru mereka. Berndt menemukan konformitas remaja terhadap perilaku antisosial yang dimiliki oleh teman sebaya menurun pada tingkat akhir masa sekolah menengah dan kesesuaian antara orang tua dan teman sebaya mulai

Upload: dinhdang

Post on 02-Mar-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konformitas Teman Sebaya

2.1.1 Definisi Konformitas Teman Sebaya

David O’Sears (1985:76) menyebutkan bahwa konformitas

merupakan suatu perilaku yang ditampilkan oleh seseorang karena

disebabkan orang lain juga menampilkan perilaku tersebut. Jalaluddin

(2004:148) juga mengatakan konformitas, bahwa bila sejumlah orang

dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada

kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal

yang sama.

Konformitas (conformity) muncul ketika individu meniru sikap

atau tingkah laku orang lain dikarenakan ada tekanan yang nyata

maupun yang dibayangkan oleh mereka. Tekanan untuk mengikuti

teman sebaya menjadi sangat kuat pada masa remaja. Remaja terlibat

dengan tingkah laku sebagai akibat dari konformitas yang negatif,

dengan menggunakan bahasa yang asal-asalan, mencuri, mencorat

coret dan mempermainkan orang tua serta guru mereka. Berndt

menemukan konformitas remaja terhadap perilaku antisosial yang

dimiliki oleh teman sebaya menurun pada tingkat akhir masa sekolah

menengah dan kesesuaian antara orang tua dan teman sebaya mulai

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

13

meningkat dalam banyak hal.Hampir semua remaja mengikuti tekanan

teman sebaya dan ukuran lingkungansocial (Santrock, 2003:221).

Menurut Hurlock (1999:206) karena remaja banyak berada di

luar rumah bersama dengan teman-teman sebaya sebagai kelompok,

maka dapatlah dimengerti bahwa pengaruh teman sebaya pada sikap,

pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku terkadang lebih besar

daripada pengaruh keluarga.Konformitas muncul pada remaja awal,

yaitu anatara 13 tahun-16 atau 17 tahun, yaitu ditujukan dengan cara

menyamakan diri dengan teman sebaya dalam hal berpakaian,

bergaya , berperilaku, berkegiatan dan sebagainya. Dengan meniru

kelompok atau teman sebayanya maka timbul rasa percaya diri dan

kesempatan diterima kelompok yang lebih besar.oleh karena itu

remaja cenderung menghindari penolakan dari teman sebaya dengan

bersikap konfrom atau sama dengan teman sebaya.

Konformitas merupakan perubahan perilaku remaja sebagai

usaha untuk menyesuaikan diri denga norma kelompok acuan baik ada

maupun tidak ada tekanan secara langsung yang berupa suatu tuntutan

tidak tertulis dari kelompok teman sebaya menyebabkan munculnya

perilaku-perilaku tertentu pada remaja anggota kelompok

tersebut.Konsep konformitas di definisikan oleh Shepard didefinisikan

sebagai bentuk interaksi yang didalamnya seseorang berprilaku

terhadap orang lain sesuai dengan harapan kelompok. Pada umumnya

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

14

kita cenderung bersifat konformis. Berbagai studi memperlihatkan

bahwa manusia mudah dipengaruhi orang lain. Salah satu diantaranya

ialah studi Muzafer Sherif, yang membuktikan bahwa dalam situasi

kelompok orang cenderung membentuk normasocial.

Sears (1985:76) menjelaskan bahwa seringkali individu atau

organisasi berusaha agar pihak lain menampilkan tindakan tertentu

pada saat pihak tersebut tidak ingin melakukannya.Salomon Asch

menjelaskan bahwa konformitas hanya terjadi dalam situasi yang

ambigu, yaitu bila orang merasa amat tidak pasti mengenai apa standar

perilaku yang benar. Konformitas merupakan penyesuaian diri

terhadap kelompok yang bertentangan dengan persepsi yang ia

miliki.Tekanan untuk melakukan konformitas berakar dari kenyataan

bahwa diberbagai konteks ada aturan-aturan eksplisit ataupun tak

terucap yang mengindikasikan bagaimana kita seharusnya atau

sebaiknya bertingkah laku. Aturan-aturan semacam ini disebut dengan

norma sosial, dan aturan ini sering kali menimbulkan efek yang kuat

pada tingkah laku kita.

Konformitas merupakan salah satu bentuk penyesuaian dengan

melakukan perubahan-perubahan perilaku yang disesuaikan dengan

norma kelompok. Konformitas terjadi pada remaja karena pada

perkembangan sosialnya, remaja melakukan dua macam gerak yaitu

remaja mulai memisahkan diri dari orangtua dan menuju ke arah

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

15

teman-teman sebaya (Monks, 2004:76) Sarwono menjabarkan

konformitas sebagai bentuk perilaku sama dengan orang lain yang

didorong oleh keinginan sendiri. Adanya konformitas dapat dilihat

dari perubahan perilaku atau keyakinan karena adanya tekanan dari

kelompok, baik yang sungguh-sungguh ada maupun yang dibayangkan

saja .

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

konformitas teman sebaya merupakan suatu perilaku atau sikap yang

diikuti oleh individu dikarenakan individu tersebut berusaha untuk

menyesuaikan diri dengan teman sebaya dalam kelompoknya, dengan

alasan karena individu tersebut ingin diterima dalam kelompok

tersebut.

2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Konformitas Teman Sebaya

Menurut David O’sears (1985:85)menyebutkan ada empat

factor yang mempengaruhi konformitas antara lain:

a. Kekompakan kelompok

Yang dimaksud kekompakan dalam kelompok adalah jumlah total

kekuatan yang menyebabkan orang tertarik pada suatu kelompok

dan yang membuat mereka ingin tetap menjadi annggotanya.

Kekompakan yang tinggi menimbulkan konformitas yang semakin

tinggi. Alasan utamanya adalah bahwa bila seseorang merasa dekat

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

16

dengan anggota kelompok lain akan semakin menyenangkan bagi

mereka untuk mengakuai kita, dan semakin menyakitkan bila

merka mencela kita.

b. Kesepakatan kelompok

Orang yang dihadapkan pada keputusan kelompok yang sudah

bulat akan mendapatkan tekanan yang kuat untuk menyesuaikan

pendapatnya. Namun bila kelompok tidak bersatu aka nada

penurunan tingkat konformitas.Penurunan konformitas ini juga

terjadi dalam kondisi dimana orang yang berbeda pendapat

memberikan jawaban yang salah. Bila orang menyatakan pendapat

yang berbada setelah mayoritas mayoritas menyatakan

pendapatnya, maka konformitas akan menurun.

c. Ukuran kelompok

Serangkaian eksperimen menunjukkan bahwa konfermitas akan

meningkat bila ukuran meyoritas yang sependapat juga meningkat,

setidak-tidaknya sampai tingkat tertentu. Asch dalam

eksperimennya menemukan bahwa dua orang menghasilkan

tekanan yang lebih kuat daripada satu orang, tiga orang

memberikan tekanan yang lebih besar daripada dua orang, dan

empat orang kurang lebih sama dengan tiga orang. Dia

menyimpulkan bahwa untuk konformitas yang paling tinggi,

ukuran kelompok yang optimal adalah tiga atau empat orang.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

17

d. Keterikatan pada penilaian bebas

Keterikatan sebagai kekuatan total yang membuat seseorang

mengalami kesulitan untuk melepaskan suatu pendapat. Orang

yang secara terbuka dan sungguh-sungguh terikat suatu penilaian

bebas akan lebih enggan menyesuaikan diri terhadap perilaku

kelompok yang berlawanan. Keterikatan merupakan kekuatan total

yang membuat seseorang mengalami kesulitan untuk melepaskan

suatu pendapat. Secara khusus keterikatan dapat dipandang sebagai

perasaan terikat pada suatu pendapat.

Dengan demikian factor yang mempengaruhi konformitas

teman sebaya bisa dijabarkan sebagai berikut: kekompakan

kelompok, kesepakatan kelompok, ukuran kelompok, keterikatan

pada penilaian bebas

2.1.3 Aspek-Aspek Konformitas Teman Sebaya

DavidO’Sears (1985:81) mengemukakan secara eksplisit bahwa

konformitas remaja ditanndai dengan adanya 3 hal, yaitu:

1. Kekompakan

Konformitas dipengaruhi oleh eratnya hubungan antara

individu dengan kelompoknya. Yang dimaksudkan kekompakan

disini yaitu jumlah kekuatan yang menyebabkan orang lain tertarik

pada suatu kelompok dan yang membuat mereka ingin tetap

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

18

menjadi anggotanya. Semakin besar rasa suka anggota yang satu

terhadap anggota yang lain, dan semakin besar harapan untuk

memperoleh manfaat dari keanggotaan kelompok serta semakin

besar kesetiaan mereka maka semakin kompak kelompok tersebut.

Kekompakan yang tinggi menimbulkan konformitas yang

semakin tinggi. Alasan utamanya adalah bahwa bila seseorang

merasa dekat dengan anggota kelompoknya yang lain, akan

semakin menyenangkan bagi mereka untuk mengakui kita, dan

akan semakin menyakitkan bila mereka mencela kita. Artinya,

kemungkinan untuk menyesuaikan diri atau tidak menyesuaikan

diri akan semakin besar bila kita mempunyai keinginan yang kuat

untuk menjadi anggota kelompok tersebut. Kelompok yang

beranggapan bahwa tugasnya penting atau berharga akan

menghasilkan tingkat konformitas yang lebih besar dibandingkan

kelompok yang memandang suatu tugas sebagai suatu tugas yang

tidak penting.

a. Penyesuaian Diri

Jika seseorang merasa nyaman dengan anggota kelompok yang

lainnya , maka akan semakin menyenangkan bagi mereka

untuk dapat mengakui dirinya dan kemungkinan untuk dapat

menyesuaikan diri akan semakin besar.

b. Pengetahuan terhadap kelompok

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

19

Pengetahuan terhadap kelompok disini meliputi pengetahuan

yang dimiliki oleh individu dalam kelompok tersebut tentang

anggota kelompoknya dan pengetahuan yang dimiliki individu

tentang aktivitas dalam kelompoknya.

2. Kesepakatan

Kesepatan dalam hal ini diharapkan individu-individu

dalam kelompok tersebut dapat menyesuaikan diri dan mematuhi

aturan-aturan yang berlaku dalam kelompoknya. Kesepakatan

dalam kelompok meliputi: kepercayaan antar anggota kelompok

yang satu dengan yang lainnya, mampu memberikan pendapat

tentang kelompoknya, menyamakan persepsi dalam kelompok,

serta terdapat pula kesesuaian aktiivitas kelompok. Morris &

Miller 1975 menunjukkan bahwa saat terjadinya perbedaan

pendapat bisa menimbulkan perbedaan. Bila orang yang

menyatakan pendapat yang berbeda setelah meyoritas menyatakan

pendapatnya, maka konformitas akan menurun. Tetapi bila orang

yang mempunyai pendapat berbeda itu memberikan jawabannya

sebelum mayoritas mengemukakan jawaban, maka akan terjadi

penurunan konformitas yang lebih besar. Penurunan konformitas

yang drastis karena hancurnya kesepakatan disebabkan oleh

beberapa faktor, diantaranya:

a. Kepercayaan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

20

Tingkat kepercayaan terhadap mayoritas akan menurun bila

terjadi perbedaan pendapat, meskipun orang yang berbeda

pendapat itu sebenarnya kurang ahli jika dibandingkan anggota

lain yang membentuk mayoritas.

b. Kesamaan pendapat

Bila anggota kelompok lain mempunyai pendapat yang sama,

keyakinan individu terhadap terhadap pendapatnya sendiri

akan semakin kuat.

c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok

Bila orang mempunyai pendapat yang berbeda dengan orang

lain dia akan dikucilkan dan dan dipandang sebagai orang yang

menyimpang. Baik dalam pandangannya sendiri maupun

dalam pandangan orang lain.

3. Ketaatan

Konformitas teman sebaya menuntut adaya tekanan dalam

kelompok acuan pada remaja yang membuatnya rela melakukan

tindakan walaupun remaja tersebut tidak menginginkannya.

Individu harus bersedia mematuhi perlakuan kelompok serta

mampu memenuhi permintaan orang lain dalam kelompoknya.

Dan individu juga diharapkan dapat bekerjasama dalam kelompok

tersebut dan saling menjaga kepercayaan individu terhadap

anggota kelompok.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

21

Salah satu untuk menimbulkan ketaatan adalah dengan

meningkatkan tekanan tehadap individu untuk menimbulkan

perilaku yang diinginkan melalui suatu hukuman ataupun ancaman.

Dan selain itu harapan dari orang lain juga mempengaruhi, yaitu

ketika seseorang rela memenuhi permintaan orang lain hanya

karena orang lain tersebut mengharapkannya. Dan hal tersebut

akan mudah dilihat secara langsung bila permintaan tersebut

diajukan secara langsung.

2.1.4 Ciri-Ciri Konformitas Teman Sebaya

Ciri-ciri konformitas menurut Sarwono (1989:182), yaitu:

a. Besarnya kelompok, kelompok yang kecil lebih memunginkan

melakukan konformitas daripada kelompok yang besar.

b. Suara bulat, lebih mudah mempertahankan pendapat jika banyak

kawannya

c. Keterpaduan, semakin besar keterpaduan maka akan tinggi

keinginan individu untuk melakukan konformitas terhadap

kelompok

d. Tanggapan umum perilaku yang terbuka sangat dapat di dengar

atau dilihat secara umum lebih mendorong konformitas dari pada

perilaku yang dapat didengar atau dilihat oleh orang-orang tertentu.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

22

e. Komitmen umum, konformitas akan lebih mudah terjadi pada

orang yang tidak mempunyai komitmen apa-apa

f. Status

Bila status individu dalam kelompok tidak ada maka individu akan

melakukan konformitas agar dirinya dapat memperoleh status

sesuai harapannya.

2.1.5 Hal-Hal Yang Mempengaruhi Adanya Konformitas Teman

Sebaya

Menurut David O. Sears, Jonathan L.Freedman, L.Anne Peplau

(Rahmadani, 2011:http/kmjppb.wordpress.com), hal-hal yang

mempengaruhi adanya konformitas teman sebaya yaitu:

a. Kurangnya Informasi

Orang lain merupakan sumber informasi yang penting. Seringkali

mereka mengetahui sesuatu yang tidak kita ketahui; dengan

melakukan apa yang mereka lakukan, kita akan memeperoleh

manfaat dari pengetahuan mereka.

b. Kepercayaan terhadap kelompok

Dalam situasi konformitas, individu mempunyai suatu pandangan

dan kemudian menyadari bahwa kelompoknya menganut

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

23

pandangan yang bertentangan. Individu ingin memberikan

informasi yang tepat. Oleh karena itu, semakin besar kepercayaan

individu terhadap kelompok sebagai sumber informasi yang benar,

semakin besar pula kemungkinan untuk menyesuaikan diri terhadap

kelompok.

c. Kepercayaan diri yang lemah

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi rasa percaya diri dan

tingkat konformitas adalah tingkat keyakinan orang tersebut pada

kemampuannya sendiri untuk menampilkan suatu reaksi. Semakin

lemah kepercayaan seseorang akan penilaiannya sendiri, semakin

tinggi tingkat konformitasnya. Sebaliknya, jika dia merasa yakin

akan kemampuannya sendiri akan penilaian terhadap sesuatu hal,

semakin turun tingkat konformitasnya.

d. Rasa takut terhadap celaan social

Celaan sosial memberikan efek yang signifikan terhadap sikap

individu karena pada dasarnya setiap manusia cenderung

mengusahakan pesetujuan dan menghindari celaan kelompok dalam

setiap tindakannya. Tetapi, sejumlah faktor akan menentukan

bagaimana pengaruh persetujuan dan celaan ibi terhadap tingkat

konformitas individu.

e. Rasa takut terhadap penyimpangan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

24

Rasa takut dipandang sebagai orang yang menyimpang merupakan

faktor dasar hampir dalam semua situasi sosial. Kita tidak mau

dilihat sebagai orang yang lain dari yang lain, kita tidak ingin

tampak seperti orang lain. Kita ingin agar kelompok tempat kita

berada menyukai kita, memperlakukan kita dengan baik dan

bersedia menerima kita.

f. Kekompakan kelompok

Konformitas juga dipengaruhi oleh eratnya hubungan antara

individu dengan kelompoknya. Kekompakan yang tinggi

menimbulkan konformitas yang semakin tinggi.

g. Kesepakatan kelompok

Orang yang dihadapkan pada keputusan kelompok yang sudah bulat

akan mendapat tekanan yang kuat untuk menyesuaikan

pendapatnya. Namun, bila kelompok tidak bersatu akan tampak

adanya penurunan tingkat konformitas.

h. Ukuran kelompok

Konformitas akan meningkat bila ukuran mayoritas yang

sependapat juga meningkat, setidak-tidaknya sampai tingkat

tertentu. Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Wilder (1977) disimpulkan bahwa pengaruh ukuran kelompok

terhadap tingkat konformitas tidak terlalu besar, melainkan jumlah

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

25

pendapat lepas (independent opinion) dari kelompok yang berbeda

atau dari individu merupakan pengaruh utama.

i. Keterikatan pada penilaian bebas

Orang yang secara terbuka dan bersungguh-sungguh terikat suatu

penilaian bebas akan lebih enggan menyesuaikan diri terhadap

penilaian kelompok yang berlainan. Atau dengan kata lain

keterikatan sebagai kekuatan total yang membuat seseorang

mengalami kesulitan untuk melepaskan suatu pendapat.

j. keterikatan terhadap Non-Konformitas

Orang yang, karena satu dan lain hal, tidak menyesuaikan diri pada

percobaan-percobaan awal cenderung terikat pada perilaku

konformitas ini. Orang yang sejak awal menyesuaikan diri akan

tetap terikat pada perilaku itu.

2.1.6 Kelompok-kelompok teman sebaya sebagai wadah penyesuaian

pribadi dan sosial remaja.

Para ahli (dalam Mappiare, 1982:158), sepakat bahwa terdapat

kelompok-kelompok yang terbentuk dalam masa remaja kelompok-

kelompok tersebut diantaranya, yaitu:

a. Kelompok “Chums” (sahabat karib)

Chums yaitu kelompok dalam nama remaja bersahabat karib

dengan ikatan persahabatan yang sangat kuat. Anggota kelompok

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

26

biasanya terdiri dari 2-3 remaja dengan jenis kelamin sama,

memilik minat, kemampuan dan kemauan yang sama pula.

Kesamaan inilah yang membuat mereka sangat akrab.

b. Kelompok “Cliques” (komplotan sahabat)

Cliques biasanya terdiri dari 4-5 remaja yang memiliki minat,

kemampuan dan kemauan-kemauan yang relative sama. Dalam

Cliques inilah remaja pada umumnya banyak melakukan kegiatan-

kegiatan bersama.

c. Kelompok “crowds” (kelompok banyak remaja)

Kelompok ini biasa terdiri dari banyak remaja, lebih banyak

dibanding Cliques. Pada kelompok ini para remaja membutuhkan

penerimaan dari teman sebayanya.

d. Kelompok yang diorganisir

Merupakann kelompok yang sengaja dibentuk dan diorganisir oleh

orang-orang dewasa yang biasanya melalui lembaga tertentu.

e. Kelompok “gangs”

Gangs merupakan kelompok yang terbentuk sendirinyayang pada

umumnya merupakan akibat pelarian dari empat jenis kelompok

tersebut diatas. Anggota gangs dapat berlainan jenis kelamin dan

dapat pula sama.

2.1.7 Konformitas Teman Sebaya menurut Islam

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

27

Ikut-ikutan atau yang disebut dengan konformitas sama dengan

orang yang tidak mempunyai pendirian dan hal tersebut bisa dikatakan

dengan orang munafik. Di antara tanda-tanda lain kemunafikan ialah

bahwa seorang munafik tidak memiliki satu kepribadian dan identitas

yang kokoh dan mandiri. Di lingkungan manapun ia akan

menyesuaikan diri dengan warna lingkungan tersebut. Ketika ia berada

di kalangan orang-orang Mukmin maka ia menunjukkan keimanan dan

kebersamaan. Dan ketika ia berada di kalangan musuh-musuh agama

dan umat serta pemimpin Islam, maka ia pun akan bersatu suara

dengan mereka dan berbicara tentang hal-hal yang anti orang- orang

beriman. Untuk menarik perhatian mereka ia pun menertawakan

serta melecehkan kaum mukmin. naruqlA tayA Al Baqoroh ayat 14.

وإذالقىاالذينآمنىاقالىاآمناوإذاخلىاإليشياطينهمقالىاإنامعكمإنمانحنمستهزؤون

Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang

beriman, mereka berkata : "Kami ini telah beriman ", dan apabila

mereka telah bersendirian dengan setan-setan mereka, mereka

katakan : "Sesungguhnya kami adalah (tetap) bersama kamu, kami ini

hanyalah mengolok-.olokkan mereka itu. " (Depag, 2005:3)

Ayat-ayat ini juga memperingatkan kita agar jangan sampai

tertipu oleh sikap lahir seseorang. Siapapun yang mengaku sebagai

orang yang beriman, janganlah kita menerimanya begitu saja dan‏‏‏

memperlakukannya sebagai seorang mukmim. Tetapi hendaknya kita

lihat terlebih dahulu dengan siapa ia bergaul dan siapa teman-teman

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

28

dekatnya. Adalah hal yang tak dapat diterima, bahwa seseorang

beriman tetapi ia juga bersahabat baik dengan musuh- musuh agama.

Iman tak dapat bercampur dengan sikap bersahabat dan berdamai

dengan musuh-musuh agama.

Ayat tersebut mengungkap3 poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Setan, tidak terbatas pada setan yang merupakan makhluk halus.

Manusia pun dapat menjadi penyebab tersesatnya orang lain dapat

disebut sebagai setan. Untuk itu kita harus menjauhkan diri dari

manusia yang seperti itu.

2. Rencana rahasia, pertemuan secara sembunyi-sembunyi anti

pemerintahan Islam, menunjukkan tidak adanya keberanian

menyatakan akidah dan keyakinan. Munafikin yang

selalu menghina dan melecehkan ahli iman. Mereka manusia

pengecut dan tak memiliki mental yang lurus.

3. Munafikin adalah kaki tangan musuh yang ada di dalam

masyarakat. Di depan musuh, mereka mengatakan: Inna ma'akum,

sesungguhnya kami bersama kalian, bukan bersama orang-orang

mukmin.

2.2 Kepuasan Memilih Jurusan

2.2.1 Definisi Kepuasan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

29

Kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa Latin ”satis”

yang berarti cukup baik, memadai, dan ”facio” yang berarti

melakukan atau membuat. Sehingga kepuasan (satisfaction) dapat

diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu

memadai. Pada dasarnya setiap remaja menghendaki semua

kebutuhannya terpenuhi secara wajar. Terpenuhinya kebutuhan-

kebutuhan tersebut secara memadai akan menimbulkan

keseimabangan dan keutuhan pribadi. Remaja yang kebutuhannya

terpenuhi secara memadai akan memperoleh suatu kepuasan hidup.

Para remaja akan merasa gembira, harmonis, produktif dan merasa

puas manakala kebutuhannya terpenuhi (Ali, 2008:161).

Sebaliknya remaja akan mengalami kekecewaan,

ketidakpuasan, atau bahkan frustasi dan pada akhirnya akan

mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya jika kebutuhannya

tidak terpenuhi. Dengan demikian setiap tingkah laku remaja

khususnya manusia pada umumnya selalu berkaitan dengan tujuan

yang ingin dicapainya.Dan hal yang ingin dicapainya, pada dasarnya

dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ada dalam dirinya

(Ali, 2008: 162).

2.2.2 Teori Kepuasan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

30

Teori kepuasan berkaitan dengan teori motivasi. Dengan

demikian teori kepuasan berhubungan dengan teori kebutuhan. Teori

tentang kebutuhan atau kepuasan menemukan bahwa kebutuhan dan

dan motif yang ada pada diri individu dapat menggerakkan,

mengarahkan, melanjutkan dan membrhentikan perilaku individu

tersebut.

1. Abraham H. Maslow

Seperti halnya yang diungkap oleh Maslow (dalam Koeswara,

1991:118), mengatakan bahwa banyak tingkah laku manusia yang bisa

diterangkan dengan memperhatikan tendensi individu untuk mencapai

tujuan-tujuan personal yang membuat kehidupan bagi individu yang

bersangkutan penuh makna dan memuaskan. Maslow melukiskan

bahwa manusia sebagai makhluk yang tidak akan pernah berada

dalam keadaan sepenuhnya puas. Baginya manusia kepuasan itu

sifatnya adalah sementara, jika suatu kebutuhan telah terpuaskan ,

maka kebuthan-kebutuhan lain akan muncul menuntut pemuasan,

begitu seterusnya. Dan berdasarkan ciri-ciri yang demikian Maslow

mengungkapkan gagasan bahwa kebutuhan yang ada pada manusia

adalah merupakan bawaan. Oleh sebab itu maslow merincikan hirarki

kebutuhan manusia dari yang paling dasar yang harus segera dipenuhi

oleh setiap individu, yaitu:

a. Kebutuhan fisiologis

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

31

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan setiap individu yang paling

mendasar, paling kuat dan paling jelas dari sekian banyak

kebutuhan individu kerana pada kebutuhan ini individu dituntut

untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan

akan minum, makan, tempat tinggal, seks, tidur dan oksigen. Bisa

juga disebut kebutuhan secara fisik pada diri individu, dalam hal

ini menyangkut sarana dan prasarana yanag tersedia di seklah

(laboraturium khusus untuk setiap jurursan serta buku-buku yang

lengkap untuk menunjang pengetahuan siswa-siswi di sekolah).

b. Kebutuhan Rasa aman

Diatas kebutuhan fisiologis atau kebutuhan yang lebih tinggi

adalah kebutuhan akan rasa aman. Goble, dalam penelitiannya,

mendapati para psikolog dan para pendidik menemukan bahwa

anak-anak membutuhkan dunia yang jelas dan dapat diramalkan.

Seseorang yang merasa tidak aman akan memiliki kebutuhan yang

berlebihan akan keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha

keras menghindari segala sesuatu yagn dipandang asing bagi

dirinya dan tidak diharapkan oleh dirinya. Pada orang-orang

dewasapun kebutuhan rasa aman itu nampak dan berpengaruh

secara efektif, yaitu seperti kebutuhan memperoleh perlindungan

dan keselamtan kerja, penghasilan tetap dan membayar

asuransi.Jika dihubungkan dengan memilih kepuasan memilih

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

32

jurusan meliputi hal sebagai berikut: guru cepat tanggap jika ada

siswa yang kesulitan serta tidak ada guru yang killer.

c. Kebutuhan Rasa memiliki dan kasih sayang (kebutuhan sosial)

Semua individu sesungguhnya merasakan kebutuhan yang

mendalam akan cinta dan kasih sayang dari orang lain. Inidividu

akan merasa sedih jika dirinya tidak memiliki dan tidak dimiliki

oleh orang lain dalam kelompoknya. Menurut Maslow rasa cinta

dan kasih sayang merupakan sesuatu yang hakiki dan sangat

berharga dalam kehidupan individu karena didalamnya

menyangkut hubungan yang erat dan penuh kasih sayang antara

satu dan yang lain, serta menumbuhkan sikap saling percaya.

Keinginan untuk mempunyai teman serta berdiskusi dengan teman

yang mempunyai pengetahuan yang sama, merupakan indikator

dari aspek ini.

d. Kebutuhan akan rasa harga diri

Ada dua kebutuhan akan harga diri, yaitu pengahargaan terhadap

diri sendiri dan penghargaan dari orang lain. Penghargaan dari diri

sendiri meliputi hasrat untuk memperoleh kompetensi,

kepercayaan diri, kekuatan pribadi, edukasi, kemandirian dan

kebebasan. Individu ingin mengetahui atau yakin bahwa dirinya

berharga serta mampu mengatasi segala tantangan dalam hidupnya.

Sedangkan penghargaan dari orang lain yaitu meliputi prestasi,

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

33

dalam hal ini individu membutuhkan penghargaan atas apa-apa

yang dilakukannya.

e. Kebutuhan Aktualisasi diri

Kebutuhan psikologis untuk menumbuhkan, mengembangkan dan

menggunakan kemampuannya secara penuh oleh Maslow disebut

“aktualisasi diri“. Kebutuhan aktualisasi diri merupakan satu aspek

yang sangat penting dalam teorinya tentang motivasi. Kebutuhan-

kebutuhan aktualisasi diri tidak memerlukan penyeimbangan.

Sekali diperoleh, dia akan terus dirasakan. Kebutuhan-kebutuhan

ini mencakup hasrat untuk terus-menerus mewujudkan potensi-

potensi diri, keinginan untuk menjadi apa yang anda bisa (Boeree,

2007:284).

Kebutuhan itu mempunyai beberapa karakteristik sebagai

berikut (Yusuf, 2011:156)

a) Kebutuhan yang lebih rendah dalam hirarki merupakan kebutuhan

yang kuat, potensial dan priritas, sementara yang lebih tinggi

dalam hirarki merupakan kebutuhan yang paling lemah.

b) Kebutuhan yang paling tinggi muncul terakhir dalam rentang

kehidupan manusia.

c) Kebutuhan yang paling tinggi kurang diperlukan dalam rangka

mempertahankan hidup, sehingga pemuasannya dapat diabaikan.

Kegagalannya dalam pemuasannya tidak akan menimbulkan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

34

krisis, tidak seperti apabila gagal dalam memenuhi kepuasan

kebutuhan yang lebih rendah. Dengan alasan ini, Maslow

menyebutkan kebutuhan yang lebih rendah ini dengan kebutuhan

deficit atau defisiensi. Kegagalam dalam memuaskan kebutuhan

ini akan mengakibatkan ketidaknyamanan dalam diri individu.

d) Pemuasan kubutuhan yang lebih tinggi amat bermanfaat, baik

bagi fisik maupun psikis. Kondisi ini dapat melahirkan rasa

senang, bahagia dan perasaan bermakna.

e) Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi memerlukan situasi

eksternal yang lebih baik (sosial, ekonomi dan politik) daripada

pemuasan kebutuhan yang lebih rendah. Contoh: untuk mengejar

aktualisasi diperlukan suasana kehidupan yang memberi

kebebasan untuk berekspresi dan berpeluang. Hirarki kebutuhan

digambarkan dalam bentuk piramida berikut ini:

2. Herzberg

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

35

Menyimpulkan tentang teori kepuasan kerja digunakan sebagai

dasar untuk menjelaskan teori kepuasan siswa, teori-teori manajemen

mungkin dapat diguankan diruang kelas dan teknik-teknik mengajar

yng lebih baik akan mempunyai dampak terhadap sikap siswa yang

lebih baik dan akan mengurangi ketidakpuasan siswa. Herzberg

kepuasan dalam bekerja sebagai faktor motivator (fakto internal) dan

ketidakpuasan sebagai faktor hygiene (faktor eksternal). Kedua teori

tersebut disebut teori dua faktor. Faktor hygiene bersifat preventif dan

memperhitungkan lingkungan yang berhubungan dengan kerja. Faktor

ini mencegah terjadinya ketidakpuasan, namun bukan sebagai

penyebab kepuasan. Herzberg menjelaskan bahwa faktor hygiene tidak

dapat memotivasi karyawan dalam bekerja, sedangkan yan gdapat

memotivasi karyawan dalam bekerja addalah faktor motivator, yaitu

meliputi fakktor keberhasilan, penghargaan dan pencapaian (Sopiatin,

2010:34).

2.2.3Defini Memilih Jurusan

Penjurusan di sekolah menengah sudah lama diberlakukan dalam

pendidikan kita. Sejak dulu pembagian jurusan yang dikenal kurang

lebih tidak jauh berbeda dengan sekarang. Terbagi menjadi ilmu

pengetahuan alam (IPA), ilmu pengetahuan sosial (IPS) dan Bahasa,

sedangkan dulu disebut A1, A2 dan A3.Baru kemudian berubah menjadi

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

36

yang seperti sekarang ini. Beberapa tahun silam, penjurusan dilakukan

ketika siswa hendak naik kelas III (sekarang kelas XII), saat ini

penjurusan dilakukan lebih dini. Penjurusan dimulai saat siswa naik ke

kelas XI dan dilanjutkan di kelas XII, artinya mata pelajaran umum

hanya dipelajari awal tahun saat duduk kelas X. Beda jurusan artinya

berbeda mata pelajaran pula, dan tentunya saat UAS mata pelajaran

yang diujikan juga berbeda pula (Purnama, 2010:54)

Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains atau yang biasa

disebut IPA biasanya diperuntukkan untuk siswa yang memiliki

kemampuan ekstraka yang baik, di jurusan ini siswa/siswi akan belajar

mata pelajaran biologi, fisika, kimia, matematika, bahasa indonesia dan

bahasa inggris. Dan untuk mata pelajaran umum yang lainnya tetap

dipelajari. Untuk program jurusan Ilmu Pegetahuan Sosial (IPS),

diperuntukkan kepada siswa/siswi yang mempunyai bakat dan minat

dalam bidang ekonomi dan ilmu social yang lebih baik. Pelajaran yang

akan mereka pelajari diantaranya yaitu geografi, ekonomi-akutansi dan

sosiologi, selain mata pelajaran yang lainnya. Dan selanjutnya yaitu

program jurusan Bahasa, pada program ini dikhususkan untuk siswa

yang menyukai bahasa atau budaya.Biasanya tentang bahasa asing yang

mendunia, seperti prancis, bahasa jerman dan bahasa mandarin, ada juga

mata pelajaran sastranya. Setiap sekolah bahasa asing yang dipelajari

tidak sama (Purnama, 2010:55).

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

37

Penentuan penjurusan sangat ditentukan oleh minat, bakat dan

kemampuan kita. Selain melihat kearah dalam diri kita untuk

mengetahui tentang minat, pihak sekolah biasanya melakukan

pengarahan dan tes minat, sebelum melakukan penjurusan. Tugas ini

biasanya dilakukan oleh pihak bimbingan dan konseling serta wali kelas

masing-masing. Tujuan dari penjurusan ini adalah untuk mengarahkan

siswa lebih mudah memilih bidang atau jurusan nanti ketika akan masuk

ke perguruan tinggi (Purnama, 2010:55).

Dapat disimpulkan bahwa pemilihan jurusan merupakan proses

atau langkah yang dilakukan oleh siswa-siswi ketika hendak melangkah

menuju kelas XI dengan mempertimbangkan bakat, minat serta

kemampuan siswa-siswi tersebut, dan tidak lupa juga dengan

pengarahan oleh guru BK. Dengan demikian pengambilan keputusan

pemilihan jurusan merupakan sebuah kesimpulan akhir yang dilakukan

setelah memikirkan berbagai macam alternative pemecahan masalah

melalui proses pertimbangan.

2.2.5 Kepuasan Memilih Jurusan Menurut Islam

Kebahagiaan suatu hal yang senantiasa dicari oleh setiap insan

di dunia. Sebab dengan bahagia itu manusia dapat mencapai kepuasan

batin yang tertinggi.Karena itulah setiap manusia selalu berjuang dan

berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh kebahagiaan yang

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

38

sejati.Namun dalam kehidupan ini ternyata banyak orang yang gagal

dalam usahanya memperoleh kebahagiaan, sehingga mereka sering

mengalami berbagai penderitaan yang dahsyat dalam

hidupnya.Kenyataan seperti itu sungguh banyak kita saksikan dalam

kehidupan masyarakat, orang-orang yang menderita tekanan batin,

terkena stres, putus asa, gila bahkan ada yang bunuh diri. Ayat

Alqur’an QS: Yusuf:53

Yusuf berkata, dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari

kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada

kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku, yakni

kecuali orang yang dijaga oleh Allah swt (Depag, 2005:242)

Sebenarnya orang-orang yang merasa gagal dalam memperoleh

kebahagiaan sejati dalam hidup ini menurut Hilman (2010:

http://hilmanmuchsin.blogspot.com/2010/06/kebahagiaan-menurut-

pandangan-islam.html), disebabkan antara lain oleh :

1. Mereka mengukur kebahagiaan hanya dengan materi.

Jadi menurutnya orang bisa mencapai bahagia bila sudah

memiliki banyak harta benda, simpanan uang, rumah yang mewah,

mobil yang bagus atau tanah yang luas. Jika belum mendapatkan

semua itu maka belumlah dikatakan bahagia.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

39

2. Yang menjadikan orang gagal mencapai kebahagiaan ialah karena

ia mengukur kebahagiaan hidup ini dengan nafsu.

3. Tidak mempunyai pegangan hidup atau salah dalam memilih

pegangan hidup.

Salah satu syarat untuk mencapai kebahagiaan hakiki, seseorang

harus mempunyai pegangan hidup yang jelas dan benar. Sebab

dengan pegangan hidup yang jelas dan benar, maka akan jelas

pulalah tujuan hidup kita di dunia ini. Pegangan hidup yang benar

merupakan modal dasar untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki

dan abadi.

2.3 Pengaruh Konformitas Teman Sebaya Terhadap Kepuasan Memilih

Jurusan

Konformitas merupakan perubahan perilaku remaja sebagai usaha

untuk menyesuaikan diri dengan norma kelompok acuan baik ada maupun

tidak ada tekanan secara langsung yang berupa suatu tuntutan tidak tertulis

dari kelompok teman sebaya terhadap anggotanya namun memiliki pengaruh

yang kuat dan dapat menyebabkan munculnya perilaku-perilaku tertentu

pada remaja anggota kelompok tersebut.

Konformitas mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan remaja

seperti pilihan terhadap aktivitas sekolah atau sosial yang akan diikuti,

penampilan, bahasa yang digunakan, sikap dan nilai-nilai yang dianut.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

40

Konformitas pada remaja umumnya terdiri atas keinginan untuk dilibatkan di

dalam dunia teman sebaya, seperti berpakaian seperti teman-teman dan

keinginan untuk meluangkan waktu dengan anggotanya (Santrock, 1983:46).

Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan sebuah bangsa.

Pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang

berkualitas dan produktif. Dunia pendidikan mempunyai fungsi utama

menyediakan lulusan, bukan saja dalam jumlah besar dan banyak tetapi juga

berkualitas dan disiplin tinggi, mampu menjadi dinamisator, inovator,

motivator dan penggerak pembangunan. Dunia pendidikan berfungsi

memproduksi tenaga-tenaga kerja yang berkualitas untuk berbagai jenis dan

tingkatan keahlian. Berkaitan dengan hal tersebut, untuk dapat meningkatkan

kualitas sumber daya manusia dari sektor pendidikan, maka dibutuhkan

banyak faktor yang diperlukan antara lain: pemanfaatan teknologi informasi,

kompetensi, disiplin kerja dan lingkungan sekolah (Anisa, 2010:159).

Seringkali remaja melakukan hal apapun untuk dapat diterima oleh

kelompok atau lingkungannya bahkan dalam hal mengambil keputusan untuk

memilih jurusan. Banyak para remaja khususnya siswa SMA, mereka memilih

jurusan karena ikut temannya, bukan karena potensi bakat dan minat yang

mereka miliki (Maria, 2012:3),pengambilan keputusan diambil secara sengaja

bukan secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Harus bisa

merumuskan masalahnya terlebih dahulu, sedangkan untuk pemecahannya

harus didasarkan pemilihan alternative terbaik dari alternative-alternatif yang

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

41

disajikan. Dalam pengambilan keputusan memilih jurusan di sekolah setiap

individu dituntut untuk dapat melakukannya dengan baik agar tidak menyesal

di kemudian hari karena pengambilan keputusan yang dilakukan merupakan

tindakan konformitas yang diikuti bersama teman-teman terdekat mereka.

2.4 Penelitian Terdahulu

Tujuan dari dicantumkannya penelitian terdahulu ini adalah untuk

mendapatkan bahan perbandingan antara penelitia yang dilakukan saat ini

dan penelitian sebelumnya, serta sebagai bahan refrensi untuk menghindari

anggapan bahwa kesamaan dengan penelitian terdahulu yang telah

dilakukan.Maka peneliti mencantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu.

Dalam penelitian lain juga dijelaskan bagaimana konformitas

mempengaruhi kehidupan remaja, yaitu seperti penelitian yang dilakukan

Amelia Mardiani dengan judul penelitian Hubungan Antara Konfrmitas

Terhadap Teman Sebaya Dengan Kecenderungan Gaya Hidup Experiencers

Pada Siswa Kelas XI SMA Labschool Jakarta pada tahun 2007, dengan

menggunakan sampel kelas XI, remaja tengah berusia antara 15-17 tahun dan

tidak bekerja. Metode pengumpulan data dalam penelitian tersebut

menggunakan dua skala yaitu skala kecenderungan gaya hidup experiencers,

dengan jumlah item 60 (α = 0,889), dan skala konformitas terhadap teman

sebaya dengan jumlah item 36 (α = 0,823). Hasil analisis yang diperoleh

bahwa terdapat hubungan positif antara konformitas terhadap teman sebaya

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

42

dengan kecenderungan gaya hidup experincers pada siswa kelas XI SMA

Labschool Jakarta. Semakin tinggi konformitas terhadap teman sebaya maka

semakin tinggi pula kecenderungan gaya hidup experincers. Hal ini

dibuktikan dengan sumbangan efektif yang telah diperoleh dari konformitas

terhadap teman sebaya yaitu sebesar 21,2% terhadap kecenderungan gaya

hidup experincers. Sisanya sebesar 78,8% dijelaskan oleh factor lain yang

berperan.

Sukmawati, Dra. Siswati, M.Si., Achmad Mujab Masykur S.Psi pada

tahun 2008, dengan judul Konsep Diri Dengan Konformitas Terhadap

Kelompok Teman Sebaya Pada Aktivitas Clubbing (Sebuah Studi Korelasi

pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Purwokerto yang Melakukan Clubbing),

menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri

dengan konformitas terhadap kelompok teman sebaya pada aktivitas clubbing,

semakin tinggi konsep diri maka akan semakin rendah konformitas terhadap

kelompok teman sebaya pada aktivitas clubbing. Dengan korelasi Pearson

(rxy) =-0,340 Dan p = 0,021 (p <0,05) yang menyatakan semakin tinggi

konsep diri akandimiliki sesuai rendah untuk rekan kelompok kegiatan

clubbing. determinan nilai(R2) dari 0,115 yang berarti bahwa kontribusi

konsep diri sesuai to peerkelompok pada aktivitas clubbing adalah 11,5%,

sedangkan untuk sisanya 88,5% disumbangkan oleh faktor-faktor lain baik

faktor internal dan faktor eksternal. Penelitian ini menggunakan sampel

sebanyak 46 siswa

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

43

Penelitian lain yang berjudul hubungan konformitas dan perilaky

konsumtif pada remaja di SMKN 2 Malang yang dilakkukan oleh Aziz Rizki

pada tahun 2011, menyebutkan bahwa ada hubungan antara konformitas

dengan perilaku konsumtif yaitu sebesar 0,316 dari p = 0,316 < 0,05. Yang

menunjukkan pada variable konformitas terdapat 67,3% siswa kategori sedang,

27,3% berkategori rendah dan 12,6% dengan kategori tinggi. Sedangkan pada

vaiabel perilaku konsumtif terdapat 54% siswa berkategori sedang, 45%

berkategori rendah dan 0,47% berkategori tinggi. Penelitian yang dilakukan di

SMKN 2 Malang ini meggunakan sampel sebanyak 135 orang.

Budhi Poniman, 2009, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap

Kepuasan Siswa Pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 4 Klaten Terdapat

pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel independen yang

terdiri dari: tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy

terhadap kepuasan siswa pada SMK Negeri 4 Klaten. Hal ini dibuktikan

dengan hasil analisa yang menggunakan model regresi dengan uji R sebesar

0,653 atau 65,3% yang berarti variabelitas variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabel independen sebesar 65,3%, sedangkan sisanya 34, 7%

dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi

misalnya jalur lingkungan lokasi. Penelitian ini menggunakan populasi

sebesar 1000 orang danpenambilan sampel adalah 15% dari populasi dengan

teknik random sampling.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konformitas Teman Sebaya …etheses.uin-malang.ac.id/1851/5/09410143 _Bab_2.pdf · c. Penyimpangan pendapat dalam kelompok Bila orang mempunyai pendapat

44

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi

problematika yang diajukan dalam penlitiannya. Dugaan jawaban tersebut

merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya

dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian (Arikunto,

2005:55).Berdasarkan teori yang dikemukakan diatas maka rumusan jawaban

hipotesis untuk masalah yang akan diteliti adalah:

a. Ha : ada pengaruh konformitras terhadap kepuasan pengambilan

keputusan memilih jurusan pada Siswa/Siswi Kelas XI Di MAN 2

Pamekasan

b. Ho : tidak ada pengaruh konformitras terhadap kepuasan pengambilan

keputusan memilih jurusan pada Siswa/Siswi Kelas XI Di MAN 2

Pamekasan