bab ii tinjauan pustaka 2.1. ikan mas (cyprinus carpio l ...repository.ump.ac.id/7009/3/bab...

14
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) 2.1.1 Klasifikasi Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) Klasifikasi ikan mas (C. carpio) menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Class : Pisces Subclass : Teleostei Ordo : Cyprinifarmes Subordo : Cyprinoidei Famili : Cyprinidae Subfamili : Cyprininae Genus : Cyprinus Species : Cyprinus carpio L. Nama daerah : ikan mas, Karper, Tombro, Rayo, Ameh, Masmasan. 4 Pemberian Ekstrak Biji..., Rinawatiasih, FKIP UMP, 2012

Upload: others

Post on 07-Jan-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Mas (Cyprinus carpio L ...repository.ump.ac.id/7009/3/BAB II_RINAWATIASIH_BIOLOGI'12.pdf · Helaian daun berbentuk bulat telur, berbagi menjari (tulang

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ikan Mas (Cyprinus carpio L.)

2.1.1 Klasifikasi Ikan Mas (Cyprinus carpio L.)

Klasifikasi ikan mas (C. carpio) menurut Saanin (1984) adalah sebagai

berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Pisces

Subclass : Teleostei

Ordo : Cyprinifarmes

Subordo : Cyprinoidei

Famili : Cyprinidae

Subfamili : Cyprininae

Genus : Cyprinus

Species : Cyprinus carpio L.

Nama daerah : ikan mas, Karper, Tombro, Rayo, Ameh, Masmasan.

4

Pemberian Ekstrak Biji..., Rinawatiasih, FKIP UMP, 2012

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Mas (Cyprinus carpio L ...repository.ump.ac.id/7009/3/BAB II_RINAWATIASIH_BIOLOGI'12.pdf · Helaian daun berbentuk bulat telur, berbagi menjari (tulang

5

Gambar 2.1 Ikan mas (Cyprinus carpio L.)

2.1.2 Biologi Ikan Mas (Cyprinus carpio L.)

Ikan mas (C. carpio) merupakan salah satu ikan yang banyak

dibudidayakan oleh masyarakat, karena dagingnya enak, kenyal, dan durinya

mengumpul. Daerah yang sesuai untuk mengusahakan pemeliharaan ikan ini

yaitu daerah yang berada antara 150 – 1000 meter, suhu optimum 25-30 oC,

pH perairan berkisar antara 7-8 (Rukmana, 2003). Ikan mas mempunyai daya

adaptasi dan laju pertumbuhan yang tinggi dengan pemberian pakan buatan

yang sesuai (Santoso, 1993).

Ikan mas (C. carpio) adalah salah satu ikan perairan tawar yang hidup

di danau, sungai yang perairannya tidak dalam, tidak begitu deras, dan berair

hangat. Ikan mas (C. carpio) termasuk dalam jenis ikan pemakan hewan dan

tumbuhan (omnivora). Ikan mas (C. carpio) bersifat pemakan jasad dasar

(bottom feeders), hal ini menyebabkan air keruh dan rusaknya pematang

tanah kolam (Tim Karya Tani, 2009).

Pemberian Ekstrak Biji..., Rinawatiasih, FKIP UMP, 2012

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Mas (Cyprinus carpio L ...repository.ump.ac.id/7009/3/BAB II_RINAWATIASIH_BIOLOGI'12.pdf · Helaian daun berbentuk bulat telur, berbagi menjari (tulang

6

Tubuh ikan mas (C. carpio) berbentuk agak panjang dan sedikit pipih

ke samping, bibir mulut lunak dan dapat disembulkan (protaktil), serta

memiliki kumis atau sungut (barbel) yang pendek dua pasang pada sudut-

sudut mulutnya. Warna tubuhnya bermacam-macam ada yang merah, hijau,

biru keperakan, hitam, kuning muda, coklat keemasan, dan berbelang-belang

campuran dari beberapa warna (Rukmana, 2003). Secara umum, hampir

semua tubuh ikan mas tertutupi sisik, kecuali beberapa strain yang hanya

memiliki sisik sedikit dan tipe sisiknya adalah sisik tipe sikloid (lingkaran)

(Amri, 2002).

Sirip punggung (dorsal) berukuran memanjang dengan bagian belakang

berjari keras dan di bagian akhir bergerigi. Letak sirip punggung

berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip dubur

mempunyai ciri seperti sirip punggung, yakni berjari keras dan bagian

akhirnya bergerigi. Garis rusuk (Linea lateralis atau gurat sisi) ikan mas

tergolong lengkap, berada di pertengahan tubuh melintang dari tutup insang

sampai ke ujung belakang pangkal ekor. Kulitnya banyak mengandung

kelenjar lendir, tertutup oleh sisik, sirip dan ekor yang simetris, insang

tertutup tutup insang (Amri, 2002).

2.1.3 Penyakit pada Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Penyakit merupakan salah satu hambatan dalam proses budidaya ikan,

selain faktor lingkungan dan manajemen. Penyakit ikan dapat didefinisikan

sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan suatu fungsi alat

tubuh baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyakit menyerang ikan

Pemberian Ekstrak Biji..., Rinawatiasih, FKIP UMP, 2012

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Mas (Cyprinus carpio L ...repository.ump.ac.id/7009/3/BAB II_RINAWATIASIH_BIOLOGI'12.pdf · Helaian daun berbentuk bulat telur, berbagi menjari (tulang

7

melalui proses hubungan antara tiga faktor, yaitu kondisi lingkungan (kondisi

di dalam air), kondisi inang (ikan), dan adanya jasad patogen (jasad

penyakit). Dengan demikian timbulnya serangan penyakit merupakan hasil

interaksi yang tidak serasi antara lingkungan, ikan, dan jasad organisme

penyakit (Kordi & Ghufran, 2004). Penyakit bakterial, virus, dan lainnya

merupakan suatu kendala dalam usaha budidaya ikan air tawar (Pasaribu &

Somantri, 2004).

Penyakit MAS pada ikan disebabkan oleh bakteri A. hydrophila, dan

penyakit ini bersifat sistemik (Hernayanti et al., 2004). Bakteri tersebut

menyerang apabila daya tahan tubuh ikan turun akibat stress dan penurunan

kualitas lingkungan (Munajat & Budiana, 2003). Penyakit MAS sering pula

menjadi infeksi sekunder setelah serangan parasit (Hernayanti et al., 2004).

Menurut Tim Karya Tani (2009) ikan mas yang terserang oleh bakteri

A. hydrophila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. sirip punggung, dada, dan ekor rusak serta pecah-pecah ;

2. keadaan ikan lemah, tidak lincah, dan kehilangan kesetimbangan.

3. pada permukaan tubuh ikan ada bagian yang berwarna merah berdarah,

terutama di bagian dada, perut, dan pangkal sirip ;

4. di beberapa tubuh ikan, sisik rusak dan rontok serta kulit tampak melepuh ;

5. insang rusak, dan berwarna keputih-putihan dan kebiru-biruan ;

Pemberian Ekstrak Biji..., Rinawatiasih, FKIP UMP, 2012

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Mas (Cyprinus carpio L ...repository.ump.ac.id/7009/3/BAB II_RINAWATIASIH_BIOLOGI'12.pdf · Helaian daun berbentuk bulat telur, berbagi menjari (tulang

8

2.2 Bakteri Aeromonas hydrophila

2.2.1 Klasifikasi Aeromonas hydrophila

Klasifikasi Aeromonas hydrophila menurut Holt et al. (1998) adalah

sebagai berikut :

Phylum : Protophyta

Classis : Schizomycetes

Ordo : Pseudanonadeles

Family : Vibrionaceae

Genus : Aeromonas

Species : Aeromonas hydrophila

2.2.2 Karakteristik Aeromonas hydrophila

A. hydrophila merupakan bakteri patogen yang menyerang ikan air

tawar. Bakteri A. hydrophila termasuk bakteri Gram negatif dan motil,

berbentuk batang dengan ukuran 0,7-0,8 µm. Bakteri ini bersifat fakultatif

dan dapat bergerak karena mempunyai satu flagel di salah satu kutub (Robert,

1978; Munajat & Budiana, 2003).

Bakteri A. hydrophila tidak membentuk kapsul maupun spora, koloni

berbentuk bulat, permukaan cembung dan berwarna kuning keputih-putihan

(krem). Suhu untuk pertumbuhan bakteri A. hydrophila adalah 4-45ºC,

sedangkan suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri A. hydrophila adalah

37°C (Robert, 1978). Bakteri tersebut menyerang semua jenis ikan air tawar

di daerah tropis, sehingga sangat berbahaya bagi budidaya ikan air tawar.

Bakteri ini sering menimbulkan wabah penyakit dalam tingkat kematian

Pemberian Ekstrak Biji..., Rinawatiasih, FKIP UMP, 2012

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Mas (Cyprinus carpio L ...repository.ump.ac.id/7009/3/BAB II_RINAWATIASIH_BIOLOGI'12.pdf · Helaian daun berbentuk bulat telur, berbagi menjari (tulang

9

tinggi (80-100%) dan dalam waktu singkat (1-2 minggu), A. hydrophila sulit

dikendalikan karena ada di air dan dapat menjadi resisten terhadap obat-

obatan (Kamiso, 2004).

Bakteri A. hydrophila menyerang hampir semua ikan air tawar dan ikan

kakap putih yang dipelihara di tambak dengan salinitas rendah. Serangan

bakteri ini baru terlihat apabila ketahanan tubuh ikan menurun akibat stress

yang disebabkan oleh penurunan kualitas air, kekurangan pakan, atau

penanganan ikan yang kurang baik (Kordi & Ghufron, 2004).

2.2.3 Patogenitas Aeromonas hydrophila

Bakteri A. hydrophila menyebabkan infeksi keseluruh tubuh ikan

disertai dengan pendarahan pada organ dalam tubuh. Bakteri ini dapat

menyebar secara cepat pada padat penyebaran yang tinggi, sehingga dapat

menyebabkan kematian benih sampai 90% (Kabata, 1985). Penyakit yang

dapat timbul oleh serangan A. hydrophila adalah penyakit bercak merah pada

permukaan tubuh, kulit meradang yang diakhiri dengan luka yang seperti

bisul. Ikan yang terinfeksi ini biasanya akan mati dalam waktu satu minggu

(Dana & Angka, 1990). Hal yang sama juga dinyatakan oleh Austin et al.

(1996) dalam Listriono (2009) bahwa penyakit yang ditimbulkan oleh A.

hydrophila adalah busuknya sirip dan ekor, haemorrhagic septicaemia,

pengelupasan sisik dan pendarahan pada bagian insang dan anus, mata

menonjol, dan abdomen membengkak.

Gejala internal yang muncul adalah pendarahan pada ginjal atau limpa,

bintil merah pada otot daging. Usus tidak berisi makanan tetapi berisi cairan

Pemberian Ekstrak Biji..., Rinawatiasih, FKIP UMP, 2012

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Mas (Cyprinus carpio L ...repository.ump.ac.id/7009/3/BAB II_RINAWATIASIH_BIOLOGI'12.pdf · Helaian daun berbentuk bulat telur, berbagi menjari (tulang

10

kuning, dan rongga mulut dipenuhi cairan kuning (Munajat & Budiana,

2003). Namun gejala eksternal akibat penyakit tersebut adalah adanya ulser

(bisul) yang berbentuk bulat atau tidak teratur dan berwarna merah ke abu-

abuan, mata membengkak dan menonjol (Munajat & Budiana, 2003; Kamiso,

2004; Mulia et al., 2005). Yang membedakan A. hydrophila dengan bakteri

lain adalah kemampuannya yang dapat menyebabkan exophthalmia. Hal

tersebut menunjukan bahwa A. hydrophila mempunyai mekanisme

patogenitas yang berbeda terhadap ikan. Patogenitas A. hydrophila ditentukan

oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan internal (Austin , 1999 dalam

Listiono, 2009).

2.3 Metabolit Sekunder

Metabolit sekunder pada tumbuhan didefinisikan sebagai senyawa yang

dihasilkan tumbuhan yang tidak terlibat secara langsung dalam pertumbuhan

namun tetap diperlukan guna menjaga kelangsungan hidup tumbuhan

tersebut. Metabolit sekunder yang diproduksi tanaman antara lain berperan

sebagai sistem pertahanan melawan mikroorganisme, insekta, dan herbivora.

Metabolit sekunder pada tanaman seperti flavonoid, terpenoid, tanin, dan

saponin dapat bersifat antimikroba (Robinson, 1995). Metabolit sekunder

dalam menghambat dan membunuh antimikroba antara lain dengan cara

perusakan dinding sel, menurunkan permeabilitas membran, perubahan

molekul protein dan asam nukleat, penghambatan kerja enzim, dan

penghambatan sintesis asam nukleat dan protein (Rice, 1984).

Pemberian Ekstrak Biji..., Rinawatiasih, FKIP UMP, 2012

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Mas (Cyprinus carpio L ...repository.ump.ac.id/7009/3/BAB II_RINAWATIASIH_BIOLOGI'12.pdf · Helaian daun berbentuk bulat telur, berbagi menjari (tulang

11

Sel memiliki jumlah enzim, protein, dan asam nukleat yang berperan

dalam proses metabolik. Membran semipermeabel mempertahankan integritas

seluler yaitu secara selektif mengatur keluar masuknya zat antar sel dengan

lingkungan luar. Dinding sel merupakan pelindung bagi sel dan berfungsi

dalam proses fisiologis, kerusakan pada dinding sel dapat mengawali

terjadinya perubahan-perubahan pada fisiologi sel sehingga dapat

menyebabkan kematian pada sel tersebut (Pelczar & Chan, 1988).

2.4 Pepaya (Carica papaya L.)

2.4.1 Klasifikasi pepaya (Carica papaya L.)

Dalam sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan pepaya

diklasifikasikan sebagai berikut (Cronquist, 1981) :

Divisio : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Parietales

Famili : Caricaceae

Genus : Carica

Species : Carica papaya L.

Pemberian Ekstrak Biji..., Rinawatiasih, FKIP UMP, 2012

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Mas (Cyprinus carpio L ...repository.ump.ac.id/7009/3/BAB II_RINAWATIASIH_BIOLOGI'12.pdf · Helaian daun berbentuk bulat telur, berbagi menjari (tulang

12

Gambar 2.2 Pepaya (C. papaya L.)

2.4.2 Morfologi Pepaya (Carica papaya L.)

Pepaya merupakan tanaman semak berbentuk pohon, tumbuh tegak,

batang berongga dan tidak berkayu, pada kulit batang terdapat tanda berkas

tangkai daun yang telah lepas dan bergetah, terkadang pada bagian atas

terdapat percabangan, tinggi pohon tidak mencapai 10 m (van Steenis, 2008).

Bentuk bunga pepaya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu bunga jantan (tidak

memiliki putik), bunga sempurna (berjenis kelamin dua/hermaprodit), dan

bunga betina (tidak memiliki benangsari), berwarna putih kekuningan. Bakal

buah menumpang, buah memilki satu ruang dan dengan 5 sekat semu,

termasuk buah buni (dinding buah terdiri dari dua lapisan, dengan lapisan luar

tipis, dan lapisan dalam yang tebal, lunak, dan berdaging). Biji berjumlah

banyak, bulat, permukaan berkerut, dan berwarna hitam (Tjitrosoepomo,

1999; Tjitrosoepomo, 2002; Warisno, 2003; Dalimartha, 2009). Daun

berkumpul di ujung batang dan ujung percabangan, tangkai daun berbentuk

Pemberian Ekstrak Biji..., Rinawatiasih, FKIP UMP, 2012

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Mas (Cyprinus carpio L ...repository.ump.ac.id/7009/3/BAB II_RINAWATIASIH_BIOLOGI'12.pdf · Helaian daun berbentuk bulat telur, berbagi menjari (tulang

13

bulat silindris, berongga. Helaian daun berbentuk bulat telur, berbagi menjari

(tulang daun menjari dengan torehan lebih dari setengah panjang tulang

daun), ujung daun meruncing, pangkal berlekuk, warna permukaan atas

berwarna hijau tua, permukaan bawah hijau muda, tulang daun menonjol

pada permukaan bawah (van Steenis, 2008; Tjitrosoepomo, 2002).

2.4.3 Kegunaan Pepaya (Carica papaya L.)

Pepaya (Carica papaya) merupakan salah satu tanaman yang sering

dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Kebanyakan masyarakat di Indonesia

memanfaatkan pepaya pada bagian buah, bunga, daun muda, dan batang

muda untuk bahan makanan, sedangkan getah daunnya sering digunakan

untuk melunakan daging (Dalimartha, 2009). Bagian-bagian dari pohon

pepaya dapat digunakan untuk obat mulai dari bagian buah, akar pohon, daun,

biji buah pepaya, dan getahnya pun dapat digunakan sebagai obat-obatan.

Buah pepaya berguna untuk mengobati maag, memperbaiki pencernaan,

sembelit, dan sariawan. Akar pohon pepaya dapat digunakan untuk

mengobati cacingan, penyakit ginjal, encok, dan racun ular. Bagian daun

pepaya dapat digunakan untuk mengatasi cacingan, demam, beri-beri,

disentri, kaki gajah, dan kanker. Biji buah pepaya dapat digunakan untuk

mengobati cacingan, dispepsia (kembung, mual, nyeri lambung) penyakit

kulit dan diare. Pada bagian getahnya dapat digunakan untuk mengobati luka

bakar, jerawat, kutil, dan eksim (Dalimartha, 2009). Secara tradisional biji

pepaya dapat dimanfaatkan sebagai obat cacing gelang, gangguan

pencernaan, diare, penyakit kulit, kontrasepsi pria, bahan baku obat masuk

Pemberian Ekstrak Biji..., Rinawatiasih, FKIP UMP, 2012

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Mas (Cyprinus carpio L ...repository.ump.ac.id/7009/3/BAB II_RINAWATIASIH_BIOLOGI'12.pdf · Helaian daun berbentuk bulat telur, berbagi menjari (tulang

14

angin dan sebagai sumber untuk mendapatkan minyak dengan kandungan

asam-asam lemak tertentu. Minyak biji pepaya yang berwarna kuning

diketahui mengandung 71,60 % asam oleat, 15,13 % asam palmitat, 7,68 %

asam linoleat, 3,60% asam stearat, dan asam-asam lemak lain dalam jumlah

relatif sedikit atau terbatas (Warisno, 2003). Selain mengandung asam-asam

lemak, biji pepaya mengandung metabolit sekunder seperti golongan fenol,

terpenoid, alkaloid, dan saponin. Golongan Triterpenoid merupakan

komponen utama dari biji pepaya dan memiliki aktifitas fisiologi sebagai

sebagai anti bakteri (Sukadana et al., 2008).

2.5 Cara Pemberian Obat Pada Ikan

2.5.1 Rendaman

Metode pengobatan secara rendaman dilakukan bila ikan yang terkena

penyakit hanya beberapa ekor, perendaman dapat dilakukan di dalam bak atau

wadah kecil. Akan tetapi jika jumlah ikan yang terserang cukup banyak,

sebaiknya dilakukan perendaman dalam kolam/bak. Untuk melakukan

perendaman ikan di kolam/tambak, terlebih dahulu harus dihitung berapa

volume air yang terdapat di dalam kolam/tambak tersebut. Volume air

kolam/tambak dapat dihitung dengan mengukur panjang, lebar, dan tinggi

permukaan kolam/tambak (Kordi & Ghufran, 2004).

Nuraeti (2006) meneliti pengaruh ekstrak metanol daun jarak cina

terhadap sintasan ikan mas yang terinfeksi bakteri A. hydrophila dengan cara

perendaman dan dapat menghasilkan sintasan sebesar 73,3% dibandingkan

dengan kontrol yang hanya 20,0%.

Pemberian Ekstrak Biji..., Rinawatiasih, FKIP UMP, 2012

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Mas (Cyprinus carpio L ...repository.ump.ac.id/7009/3/BAB II_RINAWATIASIH_BIOLOGI'12.pdf · Helaian daun berbentuk bulat telur, berbagi menjari (tulang

15

2.5.2 Pembilasan

Pembilasan biasanya diterapkan pada telur ikan yang telah terserang

penyakit jamur. Metode pembilasan dilakukan dengan memakai konsentrasi

yang relatif tinggi. Ikan dibilas sekaligus sambil dilakukan penggantian air

(Kordi & Ghufran, 2004).

2.5.3 Penyuntikan

Pengobatan melalui penyuntikan dilakukan untuk mengobati ikan yang

terserang penyakit infeksi. Tindakan pengobatan melalui penyuntikan hanya

efektif digunakan jika ikan yang terserang jumlahnya relatif sedikit (Kordi &

Ghufran, 2004).

Penyuntikan dapat dilakukan secara intraperitoneal (IP), yaitu

penyuntikan dilakukan pada bagian belakang dari rongga perut yakni tepat di

depan sirip perut, dan secara intramuscular (IM), yaitu penyuntikan

dilakukan pada bagian tengah otot punggung dekat sirip punggung.

Penyuntikan secara intramuscular ini dianggap lebih baik, sebab selain sering

dilakukan, resikonya juga relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan

penyuntikan secara intraperitoneal (Kordi & Ghufran, 2004).

2.5.4 Penyemprotan

Penanggulangan penyakit di kolam/tambak dapat dilakukan dengan

cara penyemprotan. Bahan yang digunakan biasanya adalah pestisida.

Pengobatan dengan penyemprotan pestisida ini hanya dilakukan sebagai cara

terakhir, setelah cara-cara lain tidak ada yang efektif (Kordi & Ghufran,

2004).

Pemberian Ekstrak Biji..., Rinawatiasih, FKIP UMP, 2012

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Mas (Cyprinus carpio L ...repository.ump.ac.id/7009/3/BAB II_RINAWATIASIH_BIOLOGI'12.pdf · Helaian daun berbentuk bulat telur, berbagi menjari (tulang

16

2.5.5 Pengobatan Melalui Makanan

Ikan yang telah terserang penyakit dapat juga disembuhkan dengan

pengobatan melalui makanan, terutama terhadap serangan penyakit yang

tidak mengakibatkan kematian secara tiba-tiba. Pengobatan melalui pakan

sebaiknya segera dilakukan pada tahap awal terjadinya serangan, sebab pada

saat itu ikan masih mempunyai nafsu makan. Caranya, obat yang hendak

digunakan dicampurkan dengan makanan (sesuai dosis) sesaat sebelum

makanan diberikan (Kordi, 2004).

2.6 Kualitas Air

Air merupakan media yang paling vital bagi kehidupan ikan. Di dalam

budidaya ikan, kualitas air dan kuantitas air yang memenuhi syarat

merupakan salah satu kunci keberhasilan budidaya ikan.

2.6.1 Suhu

Suhu merupakan salah satu faktor fisika yang sangat berpengaruh bagi

kehidupan ikan. Suhu mempengaruhi aktifitas fisika dan kimia dalam

perairan. Kenaikan suhu perairan akan menaikan derajat metabolisme. Suhu

optimal untuk pertumbuhan ikan di daerah tropis adalah 28-32ºC. Pada

kisaran tersebut, konsumsi oksigen mencapai 2,2 mg/g berat tubuh per jam.

Pada suhu 18-25ºC, ikan masih bertahan hidup tapi nafsu makannya mulai

menurun. Suhu air 12-18ºC mulai berbahaya bagi ikan, sedangkan pada suhu

kurang dari 12ºC ikan tropis mati kedinginan (Effendie, 1997). Suhu perairan

yang baik untuk pertumbuhan ikan mas adalah 25-30°C (Rukmana, 2003).

Pemberian Ekstrak Biji..., Rinawatiasih, FKIP UMP, 2012

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Mas (Cyprinus carpio L ...repository.ump.ac.id/7009/3/BAB II_RINAWATIASIH_BIOLOGI'12.pdf · Helaian daun berbentuk bulat telur, berbagi menjari (tulang

17

2.6.2 Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman (pH) adalah logaritma negatif dari konsentrasi ion

hidrogen yang terlepas dalam suatu cairan. pH suatu perairan mempunyai

pengaruh yang besar terhadap kehidupan suatu organisme perairan.

Pergoncangan pH yang terlalu besar secara terus menerus akan

mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan ikan maupun organisme yang

hidup di perairan. Pada umumnya nilai pH turun bersama dengan turunnya

kandungan mineral yang ada dalam perairan (Effendie, 1997). pH optimal

untuk ikan mas adalah kisaran 7-9 (Rukmana, 2003).

2.6.3 Oksigen Terlarut

Oksigen terlarut adalah banyaknya oksigen yang terkandung dalam air.

Oksigen sangat penting bagi kehidupan organisme, baik di darat maupun di

air. Oksigen agar dapat dimanfaatkan oleh organisme yang hidup di air harus

berada dalam keadaan terlarut dalam air. Kandungan oksigen terlarut dalam

suatu perairan dipengaruhi oleh luasnya daerah permukaan air yang

bersinggungan langsung dengan atmosfer, tekanan atmosfer, dan udara di

sekelilingnya. Pengurangan oksigen di air disebabkan oleh proses pernafasan

hewan dan tumbuhan air, serta proses penguraian bahan organik. Oksigen

terlarut dalam perairan sangat dibutuhkan semua organisme yang ada di

dalamnya untuk pernafasan dalam rangka melangsungkan metabolisme dalam

tubuh mereka (Effendie, 1997).

Pemberian Ekstrak Biji..., Rinawatiasih, FKIP UMP, 2012