bab ii tinjauan pustaka 1. pengertian perbankaneprints.umm.ac.id/47202/3/bab ii.pdf2) sistem...

35
19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Perbankan Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, menjelaskan bahwa : a. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. b. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/ atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank juga merupakan lembaga keuangan yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana kepada masyarakat, serta memberikan fasilitas pelayanan jasa perbankan lainnya. 23 Guna memahami lebih spesifik mengenai bank, terdapat beberapa definisi bank yang dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya : 24 23 Kasmir. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal. 2. 24 Malayu S.P. Hasibuan. 2004. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 1-2.

Upload: others

Post on 12-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 19

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. Pengertian Perbankan

    Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor

    10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7

    Tahun 1992 Tentang Perbankan, menjelaskan bahwa :

    a. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang

    bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara

    dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

    b. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

    masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

    kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/ atau bentuk-

    bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

    rakyat banyak.

    Bank juga merupakan lembaga keuangan yang kegiatan

    usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan

    kembali dana kepada masyarakat, serta memberikan fasilitas pelayanan

    jasa perbankan lainnya.23 Guna memahami lebih spesifik mengenai

    bank, terdapat beberapa definisi bank yang dikemukakan oleh

    beberapa ahli, diantaranya :24

    23 Kasmir. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal. 2.

    24 Malayu S.P. Hasibuan. 2004. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 1-2.

  • 20

    a. Pierson

    Bank adalah badan usaha yang hanya menerima kredit dan tidak

    memberikan kredit, sehingga bank disini dalam melaksanakan

    kegiatan usahanya bersifat “pasif” yaitu hanya sebagai tempat

    untuk menitipkan uang.

    b. Prof. G.M Verryn Stuart

    Bank adalah badan usaha yang memberikan kredit, mengeluarkan

    uang kertas dan logam, sehingga bank disini melakukan kegiatan

    usahanya bersifat “aktif dan pasif” yaitu mengumpulkan dana dari

    masyarakat yang memiliki kelebihan dana (surplus spending unit)

    dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan

    dana (defisit spending unit).

    c. Dr. B.N Ajuha

    Bank adalah badan usaha yang digunakan sebagai tempat untuk

    menginvestasikan tabungan secara aman dengan tingkat bunga

    yang menarik yang diberikan kepada masyarakat.

    d. Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan

    Bank adalah lembaga keuangan yang menciptakan uang,

    mengumpulkan dana, menyalurkan kredit, melaksanakan lalu lintas

    pembayaran di sektor perbankan, sebagai stabilisator, dan

    dinamisator dalam pertumbuhan ekonomi.

  • 21

    2. Fungsi Perbankan

    Dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

    Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

    Tentang Perbankan, menjelaskan bahwa :

    “Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai

    penghimpun dan penyalur dana masyarakat.”

    Bank merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

    penyimpan dana, penyalur dana, dan memberikan pelayanan jasa

    perbankan lainnya.25 Bank dalam menjalankan kegiatan usahanya

    mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu :26

    a. Menghimpun Dana dari Masyarakat

    Masyarakat dalam melakukan kegiatan di bidang keuangan

    mempercayai bank sebagai tempat yang aman untuk menyimpan

    dananya dalam bentuk simpanan dan sebagai tempat untuk

    melakukan investasi di sektor perbankan.

    b. Menyalurkan Dana kepada Masyarakat

    Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh bank adalah menyalurkan

    dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana, disamping

    menghasilkan keuntungan bagi bank yang akan memperoleh

    pendapatan dari penyaluran dana dari masyarakat, juga untuk

    25 Ismail. 2011. Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Kencana

    Prenada Media Group. Hal. 4.

    26 Ibid. Hal. 4-6.

  • 22

    memanfaatkan dana yang idle (idle fund), artinya dana tersebut

    tidak boleh dibiarkan mengendap dan harus segera disalurkan

    kepada masyarakat yang membutuhkan dana.

    c. Memberikan Pelayanan Jasa Perbankan

    Bank memberikan pelayanan jasa-jasa perbankan untuk memenuhi

    kebutuhan masyarakat dalam menjalankan kegiatan di sektor

    perbankan, seperti pengiriman uang, pemindahbukuan, penagihan

    surat-surat berharga, kliring, letter of credit, dan penagihan sebagai

    kegiatan pendukung yang disediakan oleh bank kepada

    masyarakat.

    3. Jenis-Jenis Layanan Perbankan

    Layanan jasa perbankan yang disediakan oleh bank kepada

    nasabah untuk melakukan kegiatan transaksi di sektor perbankan,

    diataranya sebagi berikut :

    a. Tabungan

    Jenis simpanan yang diperlukan oleh nasabah untuk menyimpan

    dananya dan penarikan dananya hanya dapat dilakukan menurut

    syarat tertentu yang telah disepakati dan dana tersebut tidak dapat

    diambil dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau alat

    pembayarannya sejenisnya.27

    27 Ismail. Op.cit. Hal 67.

  • 23

    b. Deposito

    Dana nasabah yang penarikannya dilakukan sesuai dengan

    perjanjian antara bank dan nasabah berdasarkan jangka waktu yang

    telah disepakati, sehingga jangka waktu penarikan dana deposito

    berjangka jelas dan diangap sebagai dana semi stabil, serta semakin

    lama jangka waktu deposito berjangka akan semain besar tingkat

    suku bunga yang didapatkan oleh nasabah.28

    c. Kredit

    Penyaluran dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana selaku

    pemberi pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana selaku

    peminjam, sehingga di dalam kesepatakan kredit yang dilakukan

    oleh kedua belah pihak, peminjam mempunyai kewajiban untuk

    melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu pada saat jatuh

    tempo dengan pemberian bunga.29

    d. Kiriman Uang (Transfer)

    Bentuk pelayanan yang diberikan oleh bank kepada nasabah

    berupa pengiriman uang antar bank yang dikehendaki oleh nasabah

    selaku penyimpan dana kepada pihak lain melalui jasa pengiriman

    yang disediakan oleh bank, serta lama pengiriman tergantung pada

    sarana yang digunakan untuk mengirim dana dari nasabah.

    28 Ibid. Hal. 79. 29 Ibid. Hal. 93.

  • 24

    e. Kliring (Clearing)

    Jasa penyelesaian utang piutang antar bank dengan menyerahkan

    warkat kliring seperti cek, bilyet giro, wesel bank, dan alat

    pembayaran sejenisnya yang nantinya akan dikliringkan melalui

    lembaga kliring, sehingga perhitungan utang piutang dapat

    dilakukan dengan mudah, efisien, dan aman.

    f. Inkaso (Collection)

    Jasa penyelesaian untuk menagihkan warkat yang berasal dari luar

    kota maupun warkat yang berasal dari luar negeri, serta jangka

    waktu penagihan warkat dan besarnya biaya tagih nantinya akan

    dibebankan kepada nasabah, tergantung pada kebijakan bank yang

    bersangkutan.30

    g. Elektronik Banking

    Eletronik banking merupakan layanan jasa perbankan yang

    memungkinkan nasabah untuk mendapatkan informasi, melakukan

    komunikasi, dan melakukan transaksi melalui media elektronik.

    Adapun beberapa produk layanan elektronik banking, yakni :

    1) Automatic Teller Machine (ATM)

    Transaksi perbankan melalui mesin elektronik yang melayani

    nasabah untuk menarikuang dan melakukan transaksi lainnya

    tanpa dilayani oleh teller bank.31

    30 Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Edisi Revisi). Jakarta: Raja

    Grafindo Persada. Hal. 148-153. 31 Ensiklopedia Bebas. 2018. Automatic Teller Machine. http://www.wikipedia.org.

    Diakses tanggal 22 April 2018.

    http://www.wikipedia.org/

  • 25

    2) Electronic Data Capture (EDC)

    Transaksi perbankan melalui mesin elektronik untuk

    memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi pembayaran

    yang penggunaanya dengan cara menggesek ATM, kartu debit,

    dan kartu kredit pada mesin EDC.32

    3) Internet Banking

    Transaksi perbankan melalui komputer dan sarana elektronik

    lainnya yang terhubung pada jaringan internet bank dengan

    mengakses website resmi milik bank.

    4) Mobile Banking (M-Banking)

    Layanan jasa perbankan yang diakses secara langsung melalu

    telepon seluler/ handphone android/ GSM (Global for Mobile

    Communication).

    5) Phone Banking

    Layanan jasa perbankan yang digunakan untuk mempermudah

    nasabah dalam mendapatkan informasi perbankan dan

    melalukan transaksi non cash melalui telepon seluler/

    handphone.

    32 Aziz Mulyana. 2018. Electronic Data Capture. http://www.infoperbankan.com.

    Diakses tanggal 8 Oktober 2018.

    http://www.infoperbankan.com/

  • 26

    6) SMS Banking

    Layanan informasi perbankan yang diakses secara langsung

    melalui telepon seluler/ handphone dengan menggunakan

    media SMS (Short Message Service).33

    B. Tinjauan Umum Tentang Internet Banking

    1. Pengertian Internet Banking

    Penjelasan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

    6/18/DPNP/2004 Tentang Penerapan Manajemen Risiko pada

    Aktivitas Pelayanan Jasa Bank Melalui Internet (Internet Banking)

    pada bagian umum nomor 1, menjelaskan bahwa :

    “Internet Banking adalah salah pelayanan jasa bank yang

    memungkinkan nasabah untuk memperoleh informasi,

    melakukan komunikasi, dan melakukan transaksi perbankan

    melalui jaringan internet, sehingga pendirian dan kegiatan

    Internet Only Bank tidak diperkenankan.”

    Internet banking adalah layanan jasa perbankan yang

    menggunakan cara baru untuk melakukan transaksi di sektor

    perbankan dengan menggunakan jaringan internet guna memudahkan

    nasabah dalam berinteraksi dengan bank, dimana pun dan kapan pun

    dengan mudah, serta aman digunakan oleh nasabah.34 Internet banking

    merupakan salah satu jenis layanan baru yang disediakan oleh bank

    sebagai saluran perpanjangan jarak jauh yang digunakan bank untuk

    33 Bank Indonesia. 2013. Produk Jasa Perbankan. http://www.bi.go.id. Diakses tanggal

    22 April 2018. 34 Bank Rakyat Indonesia. 2015. Bantuan: Internet Banking. http://www.ib.bri.co.id.

    Diakses tanggal 26 juli 2018.

    http://www.bi.go.id/http://www.ib.bri.co.id/

  • 27

    mengantarkan jasa-jasa perbankan kepada nasabah dalam hal

    pembayaran elektronik yang memungkinkan nasabah untuk menerima

    dan melakukan pembayaran melalui internet banking, sehingga

    memudahkan nasabah dalam bertransaksi di sektor perbankan.35

    2. Kelebihan dan Kekurangan Internet Banking

    a. Kelebihan Internet Banking

    Terdapat beberapa kelebihan dalam penggunaan layanan

    internet banking, yaitu sebagai berikut :36

    1) Aman

    Internet banking milik PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

    Tbk. mempunyai sistem pengamanan yang canggih dan sesuai

    dengan standar internasional, sehingga akan memberikan

    keamanan bagi nasabah pada saat melakukan kegiatan di sektor

    perbankan dengan menggunakan layanan internet banking.

    2) Mudah

    PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. merancang fasilitas

    layanan internet banking dengan mudah, terlebih memberikan

    petunjuk langkah demi langkah dalam menggunakan layanan

    internet banking agar dapat dimengerti oleh nasabah.

    35 Muhammad Fadhli dan Rudy Fachruddin. 2016. Pengaruh Persepsi Nasabah Atas

    Risiko, Kepercayaan, Manfaat, dan Kemudahan Penggunaan Layanan Internet Banking. Jurnal

    Ekonomi Akutansi Jimeka. Vol. 1. No. 2. 36 Bank Rakyat Indonesia. 2015. Bantuan: Keuntungan Internet Banking.

    http://www.ib.bri.co.id. Diakses tanggal 14 Agustus 2018.

    http://www.ib.bri.co.id/

  • 28

    3) Akses tidak terbatas

    Nasabah dalam berinteraksi dengan bank untuk mengetahui

    saldo rekening dan melakukan kegiatan transaksi di sektor

    perbankan selama 24 jam perhari, 7 hari seminggu tanpa

    terbatas tempat dan waktu.

    4) Hemat waktu dan biaya

    Nasabah tidak perlu mendatangani kantor bank untuk

    melakukan kegiatan atau transaksi perbankan lainnya.

    b. Kekurangan Internet Banking

    Selain memiliki kelebihan yang memberikan keuntungan

    bagi nasabah, layanan internet banking juga memiliki bebrapa

    kekurangan dalam penggunaan layanannya, yakni :37

    1) Kejahatan cyber yang dilakukan oleh hacker

    Kejahatan melalui internet dengan berbagai teknik peretasan

    pada sistem layanan internet banking untuk mendapatkan

    informasi nasabah guna mendapatkan keuntungan bagi pelaku

    peretasan yang mengakibatkan kerugian secara financial yang

    dialami oleh nasabah.

    2) Sistem keamanan yang kurang baik terhadap serangan virus

    Perangkat komputer dan sarana elektronik lainnya harus

    ditamanmkan antivirus dan antimalware agar penggunaan

    layanan internet banking terjamin keamanannya dan terhindar

    37 Cermati. 2018. Internet Banking: Fitur, Kelebihan, dan Kekurangannya.

    http://www.cermati.com. Diakses tanggal 14 Agustus.

    http://www.cermati.com/

  • 29

    dari kejahatan melalui internet yang nantinya berdampak pada

    kerugian yang dialami oleh nasabah saat menggunakan layanan

    internet banking.

    3. Jenis-Jenis Layanan Internet Banking

    Adapun beberapa jenis layanan yang ditawarkan dari internet

    banking, yaitu sebagai berikut :38

    a. Komputer Banking

    Layanan bank yang diakses oleh nasabah melalui koneksi internet

    ke pusat data bank untuk melakukan beberapa transaksi di sektor

    perbankan, seperti menerima dan membayar tagihan.

    b. Direct Payment (also electronic bill payment)

    Bentuk pembayaran tagihan yang mengizinkan nasabah untuk

    membayar tagihan melalui transfer dana secara elektronik, yang

    mana nasabah harus menginisiasi setiap transaksi pembayaran

    langsung (direct payment).

    c. Electronic Bill Presentment and Payment (EBPP)

    Bentuk pembayaran tagihan yang diinformasikan oleh bank kepada

    nasabah secara online melalui e-mail atau catatan rekening bank,

    setelah penyampaian tagihan nasabah diperbolehkan membayar

    tagihan secara online, tetapi pembayaran secara elektronik tersebut

    akan mengurangi saldo simpanan dari nasabah.

    38 Wahyu Hidayat. 2010. Dikutip dari: Yulianto. “Pelaksanaan Transfer antar Rekening

    Bank yang Sama Melalui Layanan Internet Banking”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas

    Muhammadiyah. Malang.

  • 30

    d. Electronic Fund Transfer (EFT)

    Transaksi perbankan melalui media elektronik berupa perpindahan

    uang atau pinjaman dari satu rekening bank ke rekening bank

    lainnya (transfer antar bank).

    e. Preauthorized Debit or Automatic Bill Payment

    Bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk

    mengotorisasi pembayaran rutin secara otomatis yang diambil

    melalui rekening nasabah untuk melakukan pembayaran dengan

    jumlah tertentu yang di transfer dari rekening nasabah ke rekening

    kreditur (pembayaran listrik ke PLN, pembayaran tagihan telepon

    ke PT. Telkom).

    4. Kendala-Kendala Dalam Penggunaan Internet Banking

    Permasalahan yang terjadi dalam penggunaan layanan internet

    banking mengakibatkan layanan internet banking tidak dapat

    digunakan dengan maksimal oleh nasabah. Permasalahan dalam

    penggunaan layanan internet banking, diantaranya :

    a. Gangguan Sistem (Error System)

    Terdapat beberapa penyebab terganggunya penggunaan

    layanan internet banking yang mengakibatkan layanan tersebut

    mengalami gangguan sistem (error system), yaitu :

    1) Koneksi Jaringan Internet

    Penggunaan layanan internet banking memanfaatkan jaringan

    internet untuk mengakses dan menggunakan layanannya.

  • 31

    Apabila jaringan internet terganggu, maka layanan internet

    banking akan mengalami gangguan yang berakibat pada

    penggunaan layanan internet banking yang tidak maksimal.

    2) Pemelihaan Sistem (Maintenance System)

    Bank sering melakukan pemeliharaan sistem pada layanan jasa

    perbankan seperti layanan internet banking untuk sementara

    waktu tidak bisa digunakan oleh nasabah dalam melakukan

    transaksi online antar bank dan transaksi lainnya, serta

    pemeliharaan sistem yang dilakukan oleh bank digunakan

    untuk meningkatkan kualitas layanan pada bank.39

    b. Serangan Virus

    Terdapat beberapa serangan virus terhadap penggunaan

    layanan internet banking, yakni :40

    1) Phising

    Tindakan memancing nasabah melalui media komputer dengan

    mengirimkan pesan palsu melalui e-mail, website, SMS ataupun

    media elektronik lainnya yang digunakan untuk

    memberitahukan mengenai informasi rahasia dari nasabah.

    2) Man/ Malware in the Browser (MIB)

    Teknik pembobolan rekening milik nasabah dengan

    memasukkan software jahat (malware) ke dalam browser

    39 Bank Rakyat Indonesia. 2015. Pemeliharaan Sistem Layanan BRI.

    http://www.bri.co.id. Diakses tanggal 19 Juli 2018. 40 Otoritas Jasa Keungan. 2015. Bijak Ber-EBanking. http://www.ojk.go.id. Diakses

    tanggal 19 Juli 2018.

    http://www.bri.co.id/http://www.ojk.go.id/

  • 32

    nasabah untuk mencari user ID dan password nasabah, serta

    mengambil alih koneksi nasabah ke bank, kemudian

    memindahkan rekening milik nasabah ke rekening milik

    pelaku.

    3) Typoside

    Membuat halaman website yang mirip dengan halaman website

    resmi milik bank untuk menjebak nasabah agar memasukkan

    user ID dan password guna mendapatkan data rahasia dari

    nasabah.

    4) Keylogging (Keylogger)

    Perangkat yang dipasang keyboard komputer dan CPU yang

    digunakan pelaku untuk merekam segala sesuatu yang ditulis

    oleh nasabah guna mendapatkan user ID dan password

    nasabah.

    5. Risiko Dalam Penggunaan Internet Banking.

    Disamping layanan internet banking memberikan kemudahan

    dalam melakukan kegiatan transaksi di sektor perbankan, layanan

    internet banking juga memiliki beberapa risiko yang melekat dalam

    penggunaan layanan internet banking, diantaranya :41

    41 Krisna Satria. 2007. “Kajian Yuridis Sosiologis Penerapan Fasilitas Internet Banking

    Dalam Transaksi Pembayaran Perbankan”. Fakultas Hukum. Universitas Muhammadiyah.

    Malang.

  • 33

    a. Risko Kredit (Credit Risk)

    Risiko yang berdampak terhadap pendapatan dan modal bank yang

    timbul dari adanya kegagalan obligator untuk menyepakati setiap

    kontrak yang dilakukan dengan bank.

    b. Risiko Suku Bunga (Interest Rate Risk)

    Risiko yang berdampak terhadap pendapatan dan modal bank yang

    timbul dari adanya pergerakan suku bunga.

    c. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)

    Risiko yang dihadapi oleh bank dalam rangka memenuhi

    kebutuhan likuiditasnya.

    d. Risiko Transaksi (Transaction Risk)

    Risiko yang berdampak terhadap pendapatan dan modal bank yang

    mengakibatkan adanya praktek penipuan, kesalahan, serta

    ketidakmampuan bank untuk menyerahkan produk dan jasa kepada

    nasabah.

    e. Risiko Komplain (ComplainRisk)

    Risiko yang berdampak terhadap pendapatan dan modal bank

    akibat adanya pelanggaran hukum, regulasi, dan standar etik yang

    dapat mempengaruhi reputasi, pengurangan penjualan, dan

    pembatasan terhadap kesempatan bisnis.

    f. Risiko Reputasi (Reputation Risk)

    Risiko yang berdampak terhadap pendapatan dan modal bank

    akibat adanya pendapat negatif dari masyarakat, sehingga

  • 34

    membuka kemungkinan terjadinya persengketaan di lembaga

    pengadilan, serta kemunduran nasabah dari bank.

    6. Tinjauan Yuridis Tentang Penggunaan Layanan Internet Banking

    a. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang

    Perlindungan Konsumen

    Perlindungan terhadap nasabah, berkaitan erat dengan hak

    dan kewajiban dari pihak-pihak yang bersangkutan yaitu bank

    dengan nasabah, dalam penggunaan layanan internet banking. Hak

    dan kewajiban nasabah selaku konsumen jasa keuangan yang

    menggunakan layanan internet banking, termuat dalam Pasal 4 dan

    5, menjelaskan bahwa :

    Pasal 4 berbunyi :

    “Hak konsumen adalah :

    1) Hak atas kenyamanan, kemananan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/ atau jasa.

    2) Hak untuk memilih barang dan/ atau jasa serta mendapatkan barang dan/ atau jasa tersebut sesuai

    dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang

    dijanjikan.

    3) Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/ atau jasa.

    4) Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/ atau jasa yang dipergunakan.

    5) Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen

    secara patut.

    6) Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen.

    7) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.

  • 35

    8) Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/ atau penggantian, apabila barang dan/ atau jasa yang

    diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak

    sebagaimana mestinya.

    9) Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.”

    Pasal 5 berbunyi :

    “Kewajiban konsumen adalah :

    1) Membaca dan mengikuti petunjuk informasi dan petunjuk pemakaian atau pemanfaatan barang dan/ atau

    jasa, demi kemanan dan keselamatan.

    2) Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/ atau jasa.

    3) Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati. 4) Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa

    perlindungan konsumen secara patut.”

    Dijelaskan pula mengenai hak dan kewajiban bank selaku

    pelaku usaha jasa keuangan yang menyediakan layanan internet

    banking kepada nasabah yang termuat pada Pasal 6 dan 7,

    menjelaskan bahwa :

    Pasal 6 berbunyi :

    “Hak pelaku usaha adalah :

    1) Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepatakan mengenai kondisi dan nilai tukar barang

    dan/ atau jasa yang diperdagangkan.

    2) Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang tidak beritikad baik.

    3) Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen.

    4) Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan

    oleh barang dan/ atau jasa yang diperdagangkan.

    5) Hak-hak yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan lainnya.”

  • 36

    Pasal 7 berbunyi :

    “Kewajiban pelaku usaha adalah :

    1) Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya. 2) Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur

    mengenai kondisi dan jaminan barang dan/ atau jasa

    serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan, dan

    pemeliharaan.

    3) Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak dikriminatif.

    4) Menjamin mutu barang dan/ atau jasa yang diproduksi dan atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar

    mutu barang dan/ atau jasa yang berlaku.

    5) Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/ atau mencoba barang dan/ atau jasa tertentu serta

    memberikan jaminan dan/ atau garansi atas barang yang

    dibuat dan/ atau diperdagangkan.

    6) Memberi kompensasi, ganti rugi dan/ atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian, dan

    pemanfaatan barang dan/ atau jasa yang

    diperdagangkan.

    7) Memberi kompensasi, ganti rugi dan/ atau penggantian apabila barang dan/ atau jasa yang diterima atau

    dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.”

    Berkaitan dengan tanggung jawab bank sebagai penyedia

    layanan internet banking akibat kerugian yang dialami oleh

    nasabah dalam penggunaan layanan internet banking, termuat

    dalam Pasal 19 ayat (1) dan (2), yang menjelaskan bahwa :

    1) Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan/ atau kerugian

    konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/ atau jasa

    yang dihasilkan atau diperdagangkan.

    2) Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang atau penggatian barang dan/

    atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau

    perawatan kesehatan dan/ atau pemberian santunan

    dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

  • 37

    b. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang

    Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

    Perbankan

    Bank sebagai penyedia layanan internet banking kepada

    nasabah wajib memberikan informasi-informasi terkait dengan

    penggunaan layanan internet banking yang digunakan oleh nasabah

    termasuk risiko yang timbul dari penggunaan layanan internet

    banking. Hal terserbut terdapat dalam Pasal 29 ayat (4),

    menjelaskan bahwa :

    “Demi kepentingan nasabah, bank wajib menyediakan

    informasi mengenai kemungkinan timbulnya risiko

    kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang

    dilakukan melalui bank.”

    Bank sebagai badan usaha yang tugas utamnya

    menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada

    masyarat memiliki kewajiban untuk menjamin dana dari nasabah

    yang dipercayakan kepada bank dari risiko yang berpotensi

    menimbulkan kerugian bagi nasabah dalam penggunaan layanan

    jasa perbankan seperti layanan internet banking. Terdapat dalam

    Pasal 37 B ayat (1), menjelaskan bahwa :

    “Setiap bank wajib menjamin dana dari masyarakat yang

    disimpan pada bank yang bersangkutan.”

  • 38

    c. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang

    Informasi dan Transaksi Elektronik

    Terhadap pelaksanaan dan pemanfaat teknologi informasi

    elektronik seperti layanan internet banking, maka pihak

    penyelenggara transaksi elektronik yaitu bank memupunyai

    kewajiban untuk menyediakan kelengkapan informasi terkait

    dengan penggunaan layanan yang disediakan. Hal tersebut termuat

    dalam Pasal 9 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang

    Informasi dan Transaksi Elektronik, menjelaskan bahwa :

    “Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui Sistem

    Elektronik harus menyediakan informasi yang lengkap dan

    benar berkaitan dengan syarat kontrak, produsen, dan

    produk yang ditawarkan.”

    Dalam hal tanggung jawab penyelenggara transaksi

    elektronik yaitu bank terhadap penggunaan layanan elektronik

    seperti layanan internet banking yang berpotensi menimbulkan

    kerugian bagi pengguna layanan elektronik yaitu nasabah, terdapat

    pada Pasal 21 ayat (2) huruf c, Pasal 21 ayat (3) dan (4) Undang-

    Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi

    Elektronik, menjelaskan bahwa :

    1) Jika dilakukan melalui Agen Elektronik, segala akibat hukum dalam pelaksanaan Transaksi Elektronik

    menjadi tanggung jawab penyelenggara Agen

    Elektronik.

    2) Jika kerugian Transaksi Elektronik disebabkan gagal beroperasinya Agrn Elektronik akibat tindakan pihak

    ketiga secara langsung terhadap Sistem Elektronik,

    segala akibat hukum menjadi tanggung jawab

    penyelenggara Agen Elektronik.

  • 39

    3) Jika kerugian Transaksi Elektronik disebabkan gagal beroperasinya Agen Elektronik akibat kelalaian pihak

    pengguna jasa layanan, segala akibat hukum menjadi

    tanggung jawab pengguna jasa layanan.

    d. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/6/PBI/2005

    Tentang Transparansi Produk Bank dan Penggunaan Data Nasabah

    Pada Pasal 4 Peraturan Bank Indonesia Nomor

    7/6/PBI/2005 Tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan

    Penggunaan Data Pribadi Nasabah, menjelaskan bahwa :

    1) Bank wajib menyediakan informasi tertulis dalam bahasa Indonesia secara lengkap dan jelas mengenai

    karakteristik setiap produk bank.

    2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disampaikan kepada nasabah secara tertulis dan/ atau

    lisan.

    3) Dalam memberikan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), bank dilarang memberikan

    informasi yang menyesatkan (mislead) dan/ atau tidak

    etis (misconduct).

    Dalam Pasal 5 ayat (1) Peraturan Bank Indonesia Nomor

    7/6/PBI/2005 Tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan

    Penggunaan Data Pribadi Nasabah, menjelaskan bahwa :

    “Informasi mengenai karakteristik produk bank

    sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 sekurang-kurangnya

    meliputi :

    1) Nama produk bank 2) Jenis produk bank 3) Manfaat dan risiko yang melekat pada produk bank 4) Persyaratan dan tata cara penggunaan produk bank 5) Biaya-biaya yang melekat pada produk bank 6) Perhitungan bunga atau bagi hasil dan margin

    keuntungan

    7) Jangka waktu berlakunya produk bank 8) Penertbit (issuer/ originator) produk bank”

  • 40

    e. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/10/PBI/2008

    Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor

    7/7/PBI/2005 Tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah

    Dalam hal pengaduan yang dilakukan oleh nasabah

    terhadap penggunaan layanan jasa perbankan seperti layanan

    internet banking, terdapat pada Pasal 6, menjelaskan bahwa :

    1) Bank wajib menerima setiap Pengaduan yang diajukan oleh Nasabah dan atau Perwakilan Nasabah yang terkait

    dengan Transaksi Keuangan yang dilakukan oleh

    Nasabah.

    2) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara tertulis dan atau lisan.

    3) Dalam hal Pengaduan dilakukan secara tertulis, maka Pengaduan tersebut wajib dilengkapi fotokopi identitas

    dan dokumen pendukung lainnya (4) Pengaduan yang

    dilakukan secara lisan wajib diselesaikan dalam waktu

    2 (dua) hari kerja.

    Dalam penyelesaian pengaduan nasabah, Bank

    berkewajiban menyelesaikan masalah pengaduan yang diajukan

    oleh nasabah berdasarkan ketentuan yang berlaku yang sesuai

    dalam Pasal 10, menjelaskan bahwa :

    “Bank wajib menyelesaikan Pengaduan paling lambat 20

    (dua puluh) hari kerja setelah tanggal penerimaan

    Pengaduan tertulis.”

  • 41

    f. Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

    1/POJK.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa

    Keuangan

    Dalam ketentuan Pasal 4 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

    Nomor 1/POJK.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen Sektor

    Jasa Keuangan, menjelaskan bahwa :

    1) Pelaku Usaha Jasa Keuangan wajib menyediakan dan/atau menyampaikan informasi mengenai produk

    dan/atau layanan yang akurat, jujur, jelas, dan tidak

    menyesatkan.

    2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam dokumen atau sarana lain yang dapat

    digunakan sebagai alat bukti.

    3) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib : a) Disampaikan pada saat memberikan penjelasan

    kepada Konsumen mengenai hak dan kewajibannya.

    b) Disampaikan pada saat membuat perjanjian dengan Konsumen.

    c) Dimuat pada saat disampaikan melalui berbagai media antara lain melalui iklan di media cetak atau

    elektronik.

    Dalam penggunaan layanan jasa perbankan seperti

    layanan internet banking yang digunakan oleh nasabah, maka

    bank memiliki kewajiban untuk menjaga kepentingan nasabah

    di sektor perbankan. hal tersebut termuat dalam Pasal 25

    Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013

    Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan,

    menjelaskan bahwa :

    “Pelaku Usaha Jasa Keuangan wajib menjaga keamanan

    simpanan, dana, atau aset Konsumen yang berada

    dalam tanggung jawab Pelaku Usaha Jasa Keuangan.”

  • 42

    Dalam hal kerugian yang timbul pada saat

    menggunakan layanan jasa perbankan seperti layanan internet

    banking, maka bank berkewajiban untuk melakukan

    penggantian kerugian kepada nasabah. Pada Pasal 29 Peraturan

    Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 Tentang

    Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan, menjelaskan

    bahwa :

    “Pelaku Usaha Jasa Keuangan wajib bertanggung jawab

    atas kerugian Konsumen yang timbul akibat kesalahan

    dan/atau kelalaian, pengurus, pegawai Pelaku Usaha

    Jasa Keuangan dan/atau pihak ketiga yang bekerja

    untuk kepentingan Pelaku Usaha Jasa Keuangan.”

    g. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

    6/18/DPNP/2004 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Pada

    Aktivitas Pelayanan Jasa Bank Melalui Internet (Internet Banking)

    Dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

    6/18/DPNP/2004 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Pasa

    Aktivitas Pelayanan Jasa Bank Melalui Internet (Internet Banking)

    pada bagian Pedoman Manajemen Risiko, menjelaskan bahwa :

    1) Bank yang menyelenggarakan internet banking wajib menerapkan manajemen risiko pada aktivitas internet

    banking secara efektif, yang meliputi :

    a) Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi. b) Sistem pengamanan (security control). c) Manajemen risiko, khususnya risiko hukum dan

    risiko reputasi.

    2) Penerapan manajemen risiko sebagaimana dimaksud dalam angka 1 wajib dituangkan dalam suatu kebijakan,

    prosedur dan pedoman tertulis, dengan mengacu pada

  • 43

    Pedoman Penerapan Manajemen Risiko pada Aktivitas

    Pelayanan Jasa Bank Melalui Internet (Internet

    Banking), yang merupakan lampiran dan bagian yang

    tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini. Pedoman

    penerapan manajemen risiko internet banking tersebut

    merupakan bagian dari Pedoman Penerapan Manajemen

    Risiko Bank secara keseluruhan sebagaimana diatur

    dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003

    tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank

    Umum.

    C. Tinjauan Umum Tentang Jaringan Internet

    1. Pengertian Jaringan Internet

    Jaringan internet adalah sebuah jaringan yang berkaitan dengan

    suatu lingkup umum atau global untuk memfasilitasi sebuah

    komunikasi layanan file atau data yang bertujuan untuk meningkatkan

    perkembangan tekhnologi dunia tanpa batasan, serta jaringan internet

    merupakan jaringan komputer terbesar yang sering diistilahkan bahwa

    jaringan internet yaitu network on network artinya jaringan internet

    berkedudukan diatas jaringan komputer.42 Jaringan internet

    memberikan manfaat dalam hal mempermudah dalam penyampaian

    informasi dan memudahkan penyimpanan data atau file pada komputer

    lain yang berada jauh dari lokasi komputer seseorang.

    42 Adzikra Ibrahim. 2015. Pengertian Jaringan Internet.

    http://www.pengertiandefinisi.com. Diakses tanggal 6 Oktober 2018.

    http://www.pengertiandefinisi.com/

  • 44

    2. Jenis-Jenis Jaringan Internet

    Kemajuan teknologi membuat semakin banyak penggunaan

    layanan internet yang ada di Indonesia, mulai dari layanan internet

    berbasis kabel ataupun layanan internet berbasis nirkabel. Terdapat dua

    jenis jaringan internet, diantaranya sebagai berikut :

    a. Jaringan Internet Berkabel (Wired Network)

    Jaringan yang menghubungkan antara satu jaringan dengan

    jaringan lainnya dengan menggunakan kabel jaringan yang

    berfungsi untuk mengirimkan informasi. Ada tiga jenis jaringan

    internet berkabel, yaitu :

    1) Dial Up

    Koneksi yang menggunakan kabel telepon yang terhubung

    dengan komputer melalui modem yang digunakan untuk

    melakukan pemanggilan telepon (dial up) kepada pihak

    penyelenggara jasa internet untuk mengakses internet.

    2) Asymetric Digital Subscriber Line (ADSL)

    Koneksi yang menggunakan saluran telepon yang telah

    terpasang perangkat ADSL dan saluran telepon masih tetap

    bisa digunakan walaupun koneksi internet sedang berjalan,

    serta dalam ADSL jarak sangat mempengaruhi kecepatan

    internet.

  • 45

    3) Cable

    Koneksi yang menggunakan kabel TV untuk mendapatkan

    koneksi internet dan tidak mengganggu saluran telepon

    dikarenakan memiliki kabel tersendiri, sehingga setiap saat

    koneksi internet selalu tersambung.43

    b. Jaringan Internet Nonkabel/ Nirkabel (Wireless Network)

    Jaringan yang menggunakan medium gelombang elektromagnetik

    yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal informasi dari saru

    jaringan ke jaringan lainnya tanpa menggunakan kabel jaringan.

    Ada tiga jenis jaringan internet nonkabel/ nirkabel, yakni :

    1) Hotspot

    Jaringan Wireless LAN yang tersedia di tempat-tempat umum

    dengan biaya yang murah, tetapi koneksi jaringan internet

    tergantung pada cuaca dan tidak dapat stabil jika digunakan di

    tempat tertutup.

    2) Global System for Communication (GSM)

    Teknologi yang memiliki kecepatan sinyal maksimum dan

    dapat mengakses internet dengan cepat, tetapi kecepatannya

    tergantung pada kualitas sinyal dan berpengaruh pada tempat

    penggunaan teknologi GSM.

    43 Yohan Jati Waloeya. 2012. Computer Networking. Yogyakarta: Andi Ofset. Hal. 45-47.

  • 46

    3) Code Division Multiple Access (CDMA)

    Teknologi yang menggunakan spectrum pita lebar untuk

    transmisi data dan memanfaatkan kode sebagai pembeda untuk

    masing-masing link komunikasi.44

    D. Tinjauan Umum Tentang Kerugian

    1. Pengertian Kerugian

    Kerugian adalah suatu keadaan yang mengakibatkan

    berkurangnya harta kekayaan dari seseorang (pihak yang dirugikan)

    yang disebabkan oleh perbuatan, baik melakukan atau membiarkan

    yang melanggar norma oleh seseorang (pihak yang menimbulkan

    kerugian) yang ditimbulkan dari adanya suatu perikatan, baik mellaui

    perjanjian atau melalui undang-undang, dimaan dalam terjadinya

    kerugian terdapat unsur-unsur kerugian, sebagai berikut :45

    a. Kerugian yang nyata diderita (damnum emergens), meliputi biaya

    dan rugi.

    b. Keutungan yang tidak peroleh (lucrum cessans), meliputi bunga.

    2. Jenis-Jenis Kerugian

    Dalam hukum kerugian dibedakan menjadi dua klasifikasi,

    yaitu sebagai berikut :46

    44 Ibid. Hal. 47-49. 45 Tjoanda. 2010. Wujud Ganti Rugi Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

    Jurnal Hukum Sasi. Vol. 16. No. 4. 46 Bimo Prasetyo. 2011. Dimana Pengaturan Kerugian Konsekuensial dalam Hukum

    Indonesia. http://www.hukumonline.com. Diakses tanggal 24 Juli 2018.

    http://www.hukumonline.com/

  • 47

    a. Kerugian Materiil

    Kerugian yang terjadi (nyata ada) yang telah diderita oleh

    seseorang/ pihak yang dirugikan.

    b. Kerugian Immateriil

    Kerugian atas manfaat yang akan diterima oleh seseorang/ pihak

    yang dirugikan atau kerugian atas hilangnya keuntungan yang

    diterima oleh seseorang/ pihak yang dirugikan di kemudian hari.

    E. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Hukum Nasabah Bank

    1. Pengertian Perlindungan Hukum

    Secara umum perlindungan hukum merupakan perlindungan

    mengenai harkat dan martabat, serta pengakuan hak-hak yang dimiliki

    oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan hukum untuk melindungi

    dari perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan hukum.47

    Terdapat beberapa definisi menurut para ahli terkait dengan

    perlindungan hukum, diantaranya :48

    a. Sajipto Raharjo

    Perlindungan hukum adalah pemberian pengayoman terhadap hak

    asas manusia yang dirugikan oleh orang lain agar seseorang dapat

    menikmati hak-hak yang diberikan oleh hukum.

    47 Philipus M. Hadjon. 1987. Perlindungan Bagi Rakyat Indonesia. Surabaya: Bina Ilmu.

    Hal. 1-2. 48 Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim. 1998. Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta:

    Sinar Bakti. Hal. 98.

  • 48

    b. Philipus M. Hadjon

    Perlindungan hukum adalah pemberian perlindungan terhadap

    harkat dan martabat, serta pengakuan atas hak asasi manusia

    seseorang berdasarkan kewenangan dan ketentuan yang berlaku.

    c. CST Kansil

    Perlindungan hukum adalah suatu upaya yang diberikan oleh

    aparat penegak hukum untuk memberikan rasa aman kepada

    seseorang terhadap gangguan dan ancaman dari pihak manapun.

    Dalam kegiatan di sektor perbankan, bank dapat dikatakan

    sebagai pelaku usaha di bidang jasa keuangan dan nasabah dapat

    dikatakan sebagai konsumen di bidang jasa keuangan, sehingga

    perlindungan yang diberikan kepada nasabah berkaitan dengan

    perlindungan yang diberikan kepada konsumen yang menggunakan

    barang dan jasa yang dihadirkan oleh pelaku usaha.

    Dalam Pasal 1 ayat (1), (2), dan (3) Peraturan Otoritas Jasa

    Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen

    Sektor Jasa Keuangan, menjelaskan bahwa :

    a. Pelaku Usaha Jasa Keuangan adalah Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat, Perusahaan Efek, Penasehat Investasi,

    Bank Kustodian, Dana Pensiun, Perusahaan Asuransi,

    Perusahaan Reasuransi, Lembaga Pembiayaan, Perusahaan

    Gadai, dan Perusahaan Penjaminan, baik yang

    melaksanakan usahanya secara konvensional maupun

    secara syariah.

    b. Konsumen adalah pihak-pihak yang menempatkan dananya dan/ atau memanfaatkan pelayanan yang tersedia di

    Lembaga Jasa Keuangan antara lain nasabah pada

  • 49

    Perbankan, pemodal di Pasal Modal, pemegang polis di

    Perasuransian, dan peserta pada Dana Pensiun, berdasarkan

    peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

    c. Perlindungan Konsumen adalah perlindungan terhadap konsumen dengan cakupan perilaku Pelaku Usaha Jasa

    Keuangan.

    Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

    Tentang Perlindungan Konsumen, menjelaskan bahwa :

    “Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin

    adanya kepatian hukum untuk memberi perlindungan kepada

    konsumen.”

    Berkaitan dengan nasabah selaku konsumen yang

    menggunakan layanan jasa perbankan, disini hukum memberikan

    perlindungan terhadap hak-hak dan kepentingan nasabah sebagai

    pengguna layanan jasa perbankan yang disediakan oleh pihak bank.

    Perlindungan terhadap konsumen digunakan sebagai suatu istilah

    untuk menggambarkan mengenai perlindungan hukum yang yang

    diberikan kepada konsumen guna memenuhi kebutuhannya dan

    menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat merugikan konsumen.49

    Berkaitan dengan undang-undnag perlindungan konsumen, maka

    perlindungan terhadap konsumen dilakukan untuk :50

    a. Menciptakan keterbukaan informasi dan menjamin adanya

    kepastian hukum bagi konsumen.

    b. Melindungi kepentingan konsumen dan pelaku usaha.

    49 Zulham. 2013. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Kencana Prenada Media

    Group. Hal. 21. 50 Ibid. Hal. 22.

  • 50

    c. Meningkatkan kualitas dari barang dan jasa yang diberikan

    kepada konsumen.

    d. Menghindarkan konsumen dari praktik usaha yang menipu

    dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian bagi

    konsumen.

    e. Menggabungkan mengenai penyelenggaraan,

    pengembangan, dan pengaturan terhadap perlindungan

    kepada konsumen dengan pengaturan pada bidang-bidang

    lainnya.

    2. Jenis-Jenis Perlindungan Hukum

    Dalam bidang ilmu hukum, perlindungan hukum dibagi

    menjadi dua, diantaranya sebagai berikut :51

    a. Perlindungan Hukum Preventif

    Perlindungan hukum preventif merupakan upaya yang dilakukan

    dalam pencegahan terhadap ancaman dan melindungi keselamatan

    seseorang melalui perundang-undangan dan peraturan-peraturan

    terkait dengan perlindungan terhadap seseorang yang dilaksanakan

    sebagai landasan hukum untuk memberikan perlindungan bagi

    seseorang, sekelompok orang, masyarakat, dan sekelompok

    masyarakat dari suatu keadaan yang tidak diinginkan.

    51 Tami Rusli. 2010. Perlindungan Hukum Konsumen (Nasabah) Elektronic Banking

    Melalui Anjungan Tunai Mandiri. Jurnal Ilmu Hukum Pranata Hukum. Vol. 5. No. 2.

  • 51

    b. Perlindungan Hukum Represif

    Perlindungan hukum represif merupakan upaya penanggulangan

    (penyelesaian sengketa) terhadap keselamatan seseorang yang

    mana pelaksanaan keamanan dan keselamatan tersebut sebagai

    landasan hukum pelaksana yang menanggulangi dan memberikan

    perlindungan terhadap seseorang, sekelompok orang, masyarakat,

    dan sekelompok masyarakat dari suatu keadaan yang tidak

    diinginkan.

    3. Hubungan Bank Dengan Nasabah

    Hubungan hukum merupakan hubungan anatar dua atau lebih

    subyek hukum, dimana hubungan ini menimbulkan hak dan kewajiban

    anatar lain pihak yang satu berhadapan dengan hak dan kewajiban dari

    pihak lain yang dalamm hubungan tersebut memiliki tiga unsur

    pendukung, diantaranya :52

    a. Adanya hak dan kewajiban

    b. Adanya objek yang berlaku

    c. Adanya hubungan terhadap objek yang bersangkutan

    Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada dua unsur

    yang paling terkait, yaitu hukum dan kepercayaan. Suatu bank hanya

    dapat melakukan kegiatan dan mengembangkan kualitas bank apabila

    nasabah percaya untuk menempatkan dananya pada layanan jasa

    perbankan yang disediakan oleh bank.

    52 Sovia Hasanah. 2018. Arti Peristiwa Hukum dan Hubungan Hukum.

    http://www.hukumonline.com. Diakses tanggal 2 Agustus 2018.

    http://www.hukumonline.com/

  • 52

    Hubungan kontraktual antara bank dangn nasabah memiliki

    tingkatan dari pemberlakuan hubungannya, sebagai berikut :53

    a. Sebagai hubungan anatar bank (debitur) dan nasabah (kreditur)

    selaku pihak penyimpan dana.

    b. Sebagai hubungan kontraktual lainnya yang tidak hanya sebatas

    antara keditur dan debitur.

    c. Sebagai hubungan implied contract, berarti hubungan kontrak yang

    tersirat, yaitu suatu hubungan yang berkekuatan hukum yang

    timbul secara langsung antara pihak-pihak yang melakukan

    perjanjian.

    4. Upaya Perlindungan Terhadap Nasabah Bank

    Dalam rangka melindungi hak dan kepentingan nasabah, maka

    dirasa perlu adanya perlindungan terhadap nasabah, yakni sebagai

    berikut :54

    a. Pembuatan Peraturan Baru

    Pembuatan peraturan baru di bidang perbankan atau melakukan

    revisi terhadap peraturan yang ada merupakan salah satu cara untuk

    memberikan perlindungan kepada nasabah di suatu bank dan

    peraturan tersebut akan dapat secara langsung maupun tidak

    langsung bertujuan melindungi nasabah.

    53 Ibid. Hal. 103. 54 Munir Fuady. Op.cit. Hal. 106-108.

  • 53

    b. Pelaksanaan Peraturan yang Ada

    Melaksanakan peraturan yang ada di bidang perbankan khususnya

    peraturan yang berkaitan dengan perlindungan nasabah harus

    ditegakkan secara obyektif, sehingga dapat dijamin oleh law

    enforcement yang baik.

    c. Memperketat Perizinan Bank

    Memperketat dalam hal pemberian izin terhadap pendirian bank

    baru merupakan salah satu cara agar bank tumbuh kuat dan

    kualified, sehingga nantinya bank dapat memberikan keamanan

    dan kenyamanan bagi nasabah.

    d. Memperketat Pengaturan di Bidang Kegiatan Bank

    Ketentuan-ketentuan tentang kegiatan bank secara langsung

    bertujuan untuk melindungi nasabah dengan mengatur ketentuan

    mengenai permodalan, ketentuan mengenai manajemen, ketentuan

    mengenai kualitas aktiva produktif, ketentuan mengenai likuiditas,

    ketentuan mengenai rentabilitas, ketentuan mengenai solvabilitas,

    dan ketentuan mengenai kesehatan bank.

    e. Memperketat Pengawasan Bank

    Dalam hal meminimalisir risiko yang ada di suatu bank, maka

    khususnya Bank Indonesia harus melakukan tindakan dan

    pembinaan terhadap bank, baik bank milik pemerintah maupun

    bank milik swasta.