bab ii tinjauan pstk
DESCRIPTION
pretinjauTRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. PENGERTIAN
Glukoma adalah penyakit kronis yang ditandai oleh tekanan intraokuler (TIO)
bola mata yang lebih tinggi dari normal, sehingga menyebabkan atropi serabut saraf
dan defek atau menciutnya lapang pandang. Angka kejadian terdapat pada orang
dewasa terutama pada umur lebih dari 40 tahun (1-2%), diduga merupakan penyakit
herediter sehingga apabila ada keluarga yang menderita glukoma harus waspada akan
penyakit itu dengan memeriksa mata secara rutin satiap 6 bulan atau satu tahun sekali.
Glukoma lebih banyak mengenai wanita di bandingkan dengan pria.3
Glukoma merupakan penyakit bilateral, walaupun onset penyakit ini tidak
bersamaan sehingga penderita sudah buta satu mata, sedangkan mata lainya masih
baik. Glukoma dapat juga congenital, baik primer maupun menyertai kelainan
kongenital lainnya yang manifestasinya dapat sejak bayi, anak-anak maupun baru
timbul gejala setelah dewasa. Glukoma dapat juga menyertai penyakit mata lain,
misalnya pada iritis, yang disebut sebagai glukoma sekunder.3
II. FISIOLOGI HUMOR AQUOUS6
Humor akuous dihasilkan oleh corpus siliaris, kemudian mengisi bilik mata
belakang (camera okuli posterior), mengalir ke bilik mata depan (camera okuli
anterior), melewati celah antara iris lensa, dan pupil, meninggalkan camera okuli
anterior lewat sudut camera okuli anterior, ke canalis schlemm kemudian ke saluran
kolektor dan bermuara ke pembuluh darah vena episklera. Kira-kira 20-25 % dari
humor akuous meninggalkan camera akuli anterior melalui uveoskleral ke supra koroid
dan berakhir pada vena di badan siliar.
Fungsi humor akuous adalah :
Membentuk bola mata
Memberi nutrisi pada kornea
Mengatur tekanan bola mata.
Giyani L Suebu, S.Ked Page 1
Tekanan intraokuler normal antara 10-20 mmhg. Bila meningkat antara 20-40
mmhg: diduga glukoma. Bila lebih dari 25 mmHg, glukoma. Tetapi juga tergantung
dari klinis, misalnya tekanan 30 mmhg, tetapi tanpa kelainan anatomi dan fungsi,
bukanlah glukoma. Sadangkan tekanan 20 mmhg, tetapi terdapat keluhan mungkin
glukoma.
Gangguan dinamika humor akuous terjadi pada :
Pembentukan humor akuous berlebihan, keadaan ini jarang.
Hambatan pada pengaliran humor akuous di camera okuli posterior ke camera
okuli anterior karena adanya blok pupil.
Hambatan aliran humor akuous dari Kamera okuli anterior ke kanal schlemm yang
terjadi di trabekel seperti adanya sudut sempit, membran di depan trabekel.
Hambatan pembuangannya seperti hambatan pada canalis schlemm.
III. PATOFISIOLOGI5
Terjadinya tekanan tinggi bola mata disebabkan karena adanya gangguan
pengaliran humor akuous, sehingga terdapat pengumpulan humor akuous yang
berlebihan di bilik depan mata (camera okuli anterior). Penyakit yang ditandai dengan
peninggian tekanan intraokuler ini, disebabkan :
Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar
Berkurangnya pengeluaran cairan mata didaerah sudut bilik mata atau dicelah
pupil
Hambatan pengeluaran cairan intraokuler
IV. GEJALA KLINIS3
Peningkatan TIO
Hilangnya/menurunnya lapang pandang
Giyani L Suebu, S.Ked Page 2
V. PEMERIKSAAN GLAUKOMA3,5
Anamnesa
Pada glukoma sudut terbuka dan glukoma sudut sempit yang tanpa serangan
hampir tidak ada keluhan pada stadium permulaan. Baru pada stadium lanjut kalau
penderita cukup jeli akan terasa ada penyempitan lapang pandang. Pada glukoma sudut
sempit dengan serangan, keluhan berupa sakit kepala disertai seperti melihat pelangi
sampai kabur yang dapat sembuh spontan atau dengan pengobatan. Pada glukoma
kongenital biasanya keluhan terjadi karena air matanya berair dan silau.
Visus/Ketajaman Penglihatan
Pada glukoma simplek visus tidak terganggu sampai stadium akhir. Sedangkan
pada glukoma sudut sempit pada waktu serangan visus sangat menurun. Bila serangan
teratasi visus kembali baik dengan sisa gangguan akomodasi. Pada glukoma kronik
visus sentral tidak terganggu tetapi penglihatan perifir yang terganggu karena adanya
skotoma.
Tonometer
Diperlukan untuk mengukur tekanan bola mata. Ada beberapa cara
pemeriksaan dengan tonometer :
Palpasi
Mata penderita ditutup kemudian mata ditekan dengan kedua telunjuk kita sama
kita memeriksa fluktuasi pada abses kemudian dibandingkan dengan fluktuasi mata
sebelahnya.
Cara Mekanik Dengan Tonometer Schiotz
Cara pengukuaran indirect yang paling banyak dipakai karena praktis dan
murah, tetapi hasilnya dipengaruhi oleh kekuatan sclera atau kornea. Cara pemakaian :
Penderita dengan posisi tidue dengan dagu dan dahi dalam posisi horizontal, kemudian
mata diberi tetes anestesi, tonometer ditera pada test blok sampai jarum menunjukkan
angka nol. Kemudian alat diberi beban terkecil 5,5 foof plate di disinfeksi dengan
alcohol 70 %. Foot palate diletakkan tepat pada kornea tanpa membuat tekanan.
Giyani L Suebu, S.Ked Page 3
Angka yang ditunjuk oleh jarum dibaca dan dicocokkan dengan tabel Friedenwald bila
jarum menunjukkan angka kecil dari 3 maka beban ditambah 7,5, 10, 15. Perubahan
tekanan intraokuler diurnal ini paling tinggai 4 mmHg pada mata normal sedangkan
pada mata glukoma perubahan ini dapat besar lebih dari 8 mmHg.
Tonografi
Bila tonometer tidak menunjang diagnosa maka kita lakukan tonografi untuk
melihat kemampuan humour aqueus meninggalkan bilik mata. Caranya : Menghitung
perbedaan tekanan Intra okuler sebelum dan sesudah penekanan kemudian dihitung dan
didapat dengan jumlah volume humor aqueus yang dapat dipindahkan, maka
didapatkan angka out flow facility yang dinyatakan dengan angka C.
Bila kurang dari angka 0,18 berarti aliran humor aqueus terganggu maka diagnosa
glukoma ditegakkan.
Test Provokasi
Dialakukan bila diagnosa belum dapat ditegakkan, misalnya tekanan intra
okuler meragukan, campus tidak khas, keadaan papil tidak khas, C < 0,18.
Terdapat beberapa cara :
Test Minum air
Penderita disuruh minum air 1 lt dalam waktu 5-10 menit. Setelah 15 menit
tekana intra okuler akan naik, dalam keadaan normal naiknya 3-5 mmHg sedangkan
pada glukoma terdapat kenaikan TIO lebih dari 8 mmHg. Test ini dilakukan pada pagi
hari dan belum minum obat antiglukoma sebelumnya
Test Kamar Gelap
Penderita disuruh diam dikamar gelap selama 1 jam, tidak boleh tidur, pupil
akan midriasis dan TIO akan naik. Pada glukoma didapat kenaikan lebih dari 8 mmHg
dalam waktu 60-90 menit.
Test Midriatika
Mata ditetesi dengan midriatika jangka pendek setelah lebih diukur Tio ulang.
Bila setelah midriasis TIO anaik lebih dari 8 mmHg berarti glukoma positif
Giyani L Suebu, S.Ked Page 4
Test Kortikosteroid
Diberikan tetes mata kortikosteroid 0,1 % selama 4-6 minggu atau 4 kali sehari,
pada penderita glukoma akan didapatkan TIO > 8 mmHg.
Pemeriksaan Lapang Pandang
Pemeriksaan visus dilakukan dengan cara memakai perimeter, tabir bjerrum,
cara konfrontasi
Pemeriksaan Gonioskopi
Untuk melihat apakah sudut matanya tertutup atau terbuka. Apakah ada
kelainan lain disudut bilik depan seperti perlengketan iris dengan kornea, dyalise iris,
hipema, adanya news vascularisasi. Secara kasar dapat dikira-kira :
Sudut 20-40 0 C dinyatakan sudut terbuka.
Sudut < 20 0 C dinyatakan sudut sempit.
Kalau Schwableline tdak tampak berarti sudut tertutup.
VI. KLASIFIKASI GLUKOMA1
Klasifikasi glukoma menurut Vaughen adalah sebagai berikut :
1. Glukoma Primer
Dimana terjadi glukoma tanpa ada penyakit mata yang lain, yang juga
dibedakan atas
glukoma sudut terbuka (glukoma simpleks)
glukoma sudut sempit atau tertutup
2. Glukoma skunder
Glukoma yang menyertai atau diakibatkan oleh penyakit mata seperti iris,
katarak immatur, katarak hipermatur, post operasi katarak, perubahan lensa, kelainan
uvea dan trauma.
3. Glukoma Kongenital
Adalah bila kelainan yang didapat sejak congenital sedangkan manifestasinya
didapat sejak bayi, anak-anak, atau sudah dewasa.
Giyani L Suebu, S.Ked Page 5
Glukoma kongenital dibagi atas :
Primer atau infantile, bila kelainan ini terjadi pada pertumbuhan di sudut
camera okuli anterior.
Sekunder, bila menyertai kelainan kongenital lain.
4. Glukoma absolut
Merupakan akhir dari glukoma dimana tekanan intra okuler tinggi, visus sudah nol
dan disertai dengan skuele, seperti kornea yang edema atau keruh, katarak, pupil lebar
dan atropi.
Dari pembagian diatas dapat dikenal glukoma dalam bentuk :
Glukoma sudut sempit primer dan skunder, (dengan blokade pupil atau tanpa
blokade pupil)
Glukoma sudut terbuka primer dan skunder
Kelainan pertumbuhan, primer (congenital, infantile, juvenil), skunder kelainan
pertumbuhan lain pada mata.
A. GLUKOMA PRIMER
Glukoma dengan etiologi tidak pasti, dimana tidak didapatkan kelainan yang
menyebabkan gukoma. Glukoma ini didapatkan pada orang yang telah memiliki bakat
bawaan glukoma, seperti :
Bakat dapat berupa gangguan fasilitas pengeluaran cairan mata atau susunan anatomis
bilik mata yang menyempit.
Mungkin disebabkan kelainan pertumbuhan pada sudut mata berupa goniodisgenesis,
trabekulodisgenesis, iridodisgenesis dan korneodisgenesis dan yang paling sering
berupa trabekulodisgenesis
Glukoma primer bersifat bilateral yang tidak selalu simetris dengan sudut bilik
mata terbuka ataupun tertutup, pengelompokkan ini berguna untuk penatalaksanaan
dan penelitian. Untuk setiap glukoma diperlukan pemeriksaan genioskopi.
a. Glukoma Terbuka Primer Atau Glukoma Simpleks
Glukoma ini merupakan glukoma yang penyebabnya tidak diketahui ditandai
dengan sudut mata terbuka lebar. Glukoma simpleks ini didiagnosis bila ditemukan
glukoma pada kedua mata pada pemeriksaan pertama tanpa ditemikan kelainan yang
Giyani L Suebu, S.Ked Page 6
dapat merupakan penyebab. Pada umumnya ditemukan pada usia 40 tahun keatas tetapi
kadang-kadang ditemukan pada usia muda. Pada jenis glukoma ini hambatan
pengeluaran cairan humor akuos terletek pada trabekulum dan kanal schlemm.
Terdapat factor resiko pada seseorang untuk mendapatkan glukoma seperti diabetes
mellitus, hipertensi, kulit berwarna dan miovia.
Gejala timbul glukoma simpleks sangat minim atau tanpa ada gejala sehingga penderita
tidak menyadari sampai akhirnya berlanjut dengan kebutaan. Pada keadaan ini
glukoma simpleks tersebut berakhir dengan glukoma absolut.
Pada pemeriksaan didapat :
Tekanan bola mata diatas 20 mmhg
Kornea kadang-kadang agak edema
Lapang pandang menyempit khas glukoma
Funduskopi : penggaungan dan papil atropi (komatous cupping) ketajaman
pengliatan tidak terganggu sampai stadium akhir
Prognosis glukoma sudut terbuka bila didiagnosa dini dan mendapat terapi yang
adekuat maka prognosis baik. Tetapi bila terapi terlambat prognosisnya jelek sebab
kelainan saraf yang sudah terjadi bersifat menetap sehingga tidak dapat kembali normal
walaupan diobati atau dioperasi.
Tujuan pengobatan pada glukoma simpleks adalah memperlancar pengeluaran
cairan mata atau untuk mengurangi produksi cairan mata. Penderita glukoma harus
memakai obat seumur hidup untuk mencegah kebutaan.
Pengobatan glukoma simpleks :
Bila tekanan 21 mmhg,sebaiknya dikontrol rasio C/D, periksa lapang
pandangan sentral, temukan titik buta yang meluas dan skotoma sekitar titik
fiksasi.
Bila tensi 24-30 mmhg, kontrol lebih ketat dan lakukan pemeriksaan di atas bila
masih dalam batas-batas normal mungkin suatu hipertensi okuli.
Terapi untuk glukoma simpleks adalah medikamentosa, dengan maksud
menurunkan mempertahankan tekanan bola mata dalam batas normal untuk selamanya
supaya keadaan diskus optikus dan lapang pandang tidak mengalami progresifitas.
Giyani L Suebu, S.Ked Page 7
Obat-obatan anti glukoma seperti pilokarpin di berikan tergantung pada keadaan
tekanan intra okuler dan kenyamanan penderita .
Bila tekanan tidak terkontrol dengan obat-obatan maka dilakukan tindakan operatif,
terapi operatip yang umum sekarang adalah trabkulektomi, membuat baypass dari
camera okuli anterior ke kanalis sklemm atau dibuat filtrasi ke sub konjungtiva.
Anjuran dan keterangan pada penderita glukoma primer sudut terbuka :
Penyakit ini tidak dipengaruhi emosi
Olah raga merendahkan trkanan bola mata sedikit
Minum tidak boleh sekali banyak, karena dapat menaikan tekanan
Tekanan darah naik cepat akan menaikan tekanan bola mata
Tekanan darah tinggi lama bila diturunkan cepat akan mengakibatkan
bertambah terancamnya saraf mata oleh tekanan mata.
B. Glukoma sudut tertutup atau sempit primer
Glukoma jenis ini trabekelnya baik, hambatan pengaliran humor akuous, terjadi
karena sudut bilik depan yang sempit, kemudian karena keadaan tertentu yang
menyebabkan sudut bilik depan tertutup sehingga hambatan menjadi total, dengan
akibat peninggian tekanan intra okuler. Bila hambatan total terjadi secara mendadak
maka akan terjadi serangan glukoma akut.
Serangan glukoma sudut tertutup dibedakan atas 4 stadium :
Stadium prodormal bila serangan sangat ringan, sakit kepala sentral sedikit,
penglihatan agak kabur, seperti ada pelangi disekitar lampu bila habis membaca
lama dan akan hilang setelah istirahat atau tidur. Pada pemeriksaan didapatkan
visus agak menurun, injeksi siliar, kornea agak udem, pupil agak melebar, dan
tekanan bola mata naik sedikit.
Stadium akut, (glukoma akut) serangan lebih hebat sehingga keluhan lebih
nyata. Pada pemeriksaan terlihat visus sangat menurun sampai 1/300,1/~
konjungtiva bulbi terlihat injeksi sampai kemosis, kornea keruh karena edema
bisa ada fistel dan abrasi, iris edema, tekanan bola mata sampai 50 mmhg. Bila
serangan tidak diterapi dengan baik akan menjadi glukoma sudut sempit kronik.
Giyani L Suebu, S.Ked Page 8
Stadium glukoma absolut, dimana visus menjadi 0, mata merah sakit dan
keadaannya seperti pada glukoma sudut sempit kronik.
Stadium degenerasi adalah stdium dimana terbentuk penebalan kornea yang
disebut band keratopathi.
Tata laksana yang baik untuk glukoma sudut sempit adalah oporatif dengan didahului
terapi medikamentosa untuk menurunkan tekanan intra okuler sebelum operasi.
Cara terapi intensif pada serangan glukoma sudut tertutup (glukoma akut) :
Berikan pilokarpin 2-4 % sesering mungkin, setiap ½ jam atau lebih sering.
Asetazol amide mula-mula 500 mg kemudian 4x250 mg.
Bila perlu gliserol 50% 1 cc/kgBB.
Pada glukoma sudut sempit yang tanpa serangan terapinya adalah trabekulektomi.
Prognosa glukoma sudut tertutup bisa lebih baik kalau dia datang pada serangan
pertama dan cepat teratasi, kemudian dilakukan diskus optikus pada serangan pertama.
GLUKOMA SKUNDER
Glukoma yang terjadi akibat kelainan pada mata, bisa :
Menyertai kelainan kongenital mata
Peradangan traktus uvealis
Kelainan pada lensa : katarak immature / hipermatur / apahkia
Neovaskularisasi iris
Glukoma skunder bisa dibedakan atas keadaan sudutnya : sudut terbuka dan sudut
tertutup. Sehingga bila ada glukoma sekunder kita harus mengetahui kausanya, dan
keadaan sudutnya. Pada terapi pertama kausanya dihilangkan, bila masih ada tertinggal
skuele setelah penyakit primer hilang maka terapi seperti glukoma primer, tergantung
dari keadaan sudutnya.
Giyani L Suebu, S.Ked Page 9
Glukoma Sekunder Pasca Trauma
Trauma dapat mengakibatkan kelainan jaringan dan sususnan jaringan mata
yang dapat mengganggu pengaliran cairan mata sehingga menimbulkan glukoma
skunder. Jenis kelainan yang dapat menimbulkan glukoma adalah kontusi sudut.
Glukoma kontusi sudut
Trauma dapat mengakibatkan tergesernya pangkal iris kebelakang sehingga
terjadi robekan trabekulum dan gangguan fungsi trabekulum, mengakibatkan hambatan
pengaliran keluar cairan mata.
Pengobatan biasanya dilakukan seperti glukoma sudut terbuka yaitu dengan obat local
dan sistemik bila tidak terkontrol dengan pengobatan maka dilakukan pembedahan.
Glukoma dengan dislokasi lensa
Akibat trauma tumpul dapat terjadinya terputusnya zonula zenn, yang
mengakibatkan kedudukan lensa tidak normal, sehingga akan mendorong iris kedepan
dan terjadi penutupan sudut bilik mata. Penutupan ini akan menghambat pengaliran
keluar cairan mata sehingga akan mengakibatkan glukoma skunder. Pengobatan yang
dilakukuan adalah mengangkat penyebab atau lensa sehingga sudut terbuka kembali.
GLUKOMA KONGENITAL
Glukoma Kongenital Primer
Adalah glukoma yang terjadi sejak lahir bersifat herediter resesif, biasanya
bilateral, lebih banyak pada bayi lelaki. Pada glukoma kongenital primer hambatan
aliran akuous disebabkan karena kelainan perkembangan sudut bilik depan dimana iris
tidak seluruhnya terpisah dari kornea, sehhingga sudut bilik depan tetap tertutup oleh
jaringan embrional sebagai membran yang menutupi trabekel yang disebut membran
barkan. Terapi pada glukoma jenis ini adalah membuka membran barkan.
Giyani L Suebu, S.Ked Page 10
Glukoma kongenital skunder
Adalah glukoma pada bayi yang terjadi karena kongenital mata yang dapat
menyebabkan hambatan aliran humor akuous misalnya :
Penbentukan celah yang tidak sempurna
Insersi m. siliar terlalu depan
Embriotoxan posterior dengan displasima mesodermal
Pembentukan bilik belakang terhambat.
Glukoma kongenital sekunder adalah glukoma yang terjadi akibat adanya kelainan
kongenital mata misalnya pada aniridia , hipermetropia, hemangioma pada mata,
marpan sindrom.
Terapi pada glukoma kongenital adalah operasi secepatnya, karena obat tidak
bermanfaat. Bila kornea masih jernih dilakukan geniotimi, bila kornea keruh dilakukan
trabkulotomi dan bila tidak berhasil maka dilakukan trabekulektomi dengan dibantu
obat.
GLUKOMA ABSOLUT
Glukoma absolut merupakan stadium akhir glukoma (sempit / terbuka) dimana
sudah terjadi kebutaan total akibat tekan bolamata memberikan fungsi lanjut .Pada
glukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, pupil atropi dengan
ekskapasi glukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit teru menerus
juga pusing .
Sering mata dengan buta ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah
sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris, keadaan ini
menyebabkan rasa sakit sekali akibat timbulnya glukoma hemoragik.
Pengobatan glukoma absolut dapat dengan memberikan memberikan sinar beta
pada badan siliar untuk menekan fungsi badan siliar, alkohol retrobulbar atau
melakukan pengangkatan bola mata karena mata telah tidak fungsi dan memberikan
rasa sakit.
Giyani L Suebu, S.Ked Page 11
VII. DIAGNOSA BANDING GLUKOMA3
Glukoma dengan mata merah dibedakan dengan konjunctuvitis, irodosiklitis.
TIO tinggi dengan mata tenang dibedakan dengan hipertensi okuler.
Kelainan lapang pandang harus dibedakan dengan kelainan lapang pandang
pada kelainan saraf optik
Papil yang pucat juga harus dibedakan dengan atrofi papil
Glukoma kongenital di DD dengan obstruksi nasolakrimalis, megalokornea,
miop tinggi dan edema kornea idiopatik.
VIII. TERAPI4
Maksud dari terapi pada glukoma adalah menurunkan tekanan bola mata dan
mempertahankan tekanan tersebut sehingga tidak terjadi kelainan lapang pandang dan
diskus optikus yang progresif, dan mempertahankan keadaan yang tersisa.
Terapi bisa :
1. Terapi Medikamentosa
a. Miotika untuk mengecilkan pupil supaya jalan humor akuous lancar,obat-
obatanya
b. Pilokarpin 2-4 %, diberikan 2-6 kalisehari untuk glukoma sudut terbuka dan
setiap jam untuk terapi intensif glukoma akut,
Obat lain adalah :
a. karbakol 0,75 %
b. fosfolin yodide 0,03 %
c. Obat untuk menurunkan produksi humor akuous.
d. Acetazolamid dengan dosis 4 x 250 mg.
e. Beta bloker 0,5 –1,5 %, diberikan 1-2 kali sehari.
f. Simpatomimetik 0,5 %, diberikan 2 kali sehari satu tetes.
g. Cairan hipersonik yang dapat menarik air sekitarnya termasuk cairan mata
kedalam pembuluh darah bisa di pakai pada persiaapan operasi, misalnya :
h. larutan gliserol 50% dosis 1-2 /kg BB
i. Inpus manitol 20 % dosis 1,5-3 ml/kg BB
Giyani L Suebu, S.Ked Page 12
2. Terapi operasi
a. Iredektomi untuk glukoma sudut terbuka di mana diduga keadaan trabrkula
masih baik
b. Trabekulektomi untuk glukoma sudut terbuka dan glukoma sudut tertutup bila
keadaan trabekula sudah jelek.
c. Trabekulotomi : untuk glukoma kongenital, membuka membran Barkan, bila
kornea keruh.
d. Goniotomi untuk glukoma kongenital, membuka membran barkan bila keadaan
kornea masih jernih.
e. Cyclo cryo dilakukan padaglukoma absolut atau glukoma dengan
neovaskularisasi di iris.
f. Enukleasi, pembuangan seluruh bola mata, dilakukan pada glukoma absolut
yang sakit.
g. Iridektomi dan trabekuloplastik dengan sinar laser.
Giyani L Suebu, S.Ked Page 13
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, S : Ilmu Penyakit Mata. FKUI, Jakarta. 2001
2. Junadi, P., Soemasto, A.S., Amelz, H : Kapita Selekta Kedokteran, Edisi kedua.
Media Aesculapius FKUI, Jakarta. 1992.
3. Anonimus. Referat Glaukoma 2011. Available : http//www.skydrugz.co.id (akses
25 agustus 2014) 20.04pm
4. Amerika academy of ophthalmology.treatment of glaucoma. Available :
http//www.worldscientific.com
5. Anonimus. Penatalaksanaan Glaukoma 2012. Available
:hhtp//ww.who.int.buletin.co.id (akses 27 agustus 2014) 01.20am
6. Anonimus. Patosisiologis Aquos Humor. available : http//www.pustaka.uns.ac.id
Giyani L Suebu, S.Ked Page 14