bab ii tinjauan pustakadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-hermayanti... ·...

22
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remaja Masa remaja adalah masa transisi antara anak-anak dan dewasa, suatu masa perubahan biologis, intelektual, psikososial dan ekonomi. Periode ini, individu mencapai kedewasaan fisik dan seksual, menggembangkan kemampuan penalaran yang lebih baik, dan membuat berbagai keputusan yang akan membentuk karir mereka kelak. Perubahan pada remaja memiliki implikasi untuk memahami berbagai resiko kesehatan yang biasa dialami para remaja, tingkah laku berresiko yang mereka jalani, dan berbagai kesempatan peningkatan kesehatan yang ada dalam masyarakat ini (Wong, 1999). Masa remaja atau masa adolesensi adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang dtandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosianal dan sosial dan berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, et. al.2002). Istilah Adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata Belanda, adolescence yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa, merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa, dimulai saat anak secara seksual matang dan berakhir saat mencapai usia matang secara hukum (Hurlock, 1999).

Upload: ledang

Post on 02-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-hermayanti... · disamping itu ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya ... perilaku lebih besar

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja

1. Pengertian Remaja

Masa remaja adalah masa transisi antara anak-anak dan dewasa,

suatu masa perubahan biologis, intelektual, psikososial dan ekonomi.

Periode ini, individu mencapai kedewasaan fisik dan seksual,

menggembangkan kemampuan penalaran yang lebih baik, dan

membuat berbagai keputusan yang akan membentuk karir mereka

kelak. Perubahan pada remaja memiliki implikasi untuk memahami

berbagai resiko kesehatan yang biasa dialami para remaja, tingkah laku

berresiko yang mereka jalani, dan berbagai kesempatan peningkatan

kesehatan yang ada dalam masyarakat ini (Wong, 1999).

Masa remaja atau masa adolesensi adalah suatu fase

perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa

ini merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang

dtandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosianal dan

sosial dan berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra,

et. al.2002).

Istilah Adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere

(kata Belanda, adolescence yang berarti remaja) yang berarti tumbuh

atau tumbuh menjadi dewasa, merupakan masa peralihan dari masa

kanak-kanak ke dewasa, dimulai saat anak secara seksual matang dan

berakhir saat mencapai usia matang secara hukum (Hurlock, 1999).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-hermayanti... · disamping itu ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya ... perilaku lebih besar

6

2. Ciri-ciri masa remaja

Menurut Havighurst dalam Hurlock (1999) ciri-ciri remaja

anatara lain:

a. Masa remaja sebagai periode peralihan

Peralihan bukan berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang

telah terjadi sebelumnya. Tetapi peralihan merupakan perpindahan

dari satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya,

dengan demekian dapat diartikan bahwa apa yang telah terjadi

sebelumnya akan meninggalkan bekas pada apa yang terjadi

sekarang dan yang akan datang, serta mempengaruhi pola perilaku

dan sikap yang baru pada tahap berikutnya.

b. Masa remaja sebagai periode yang penting

Remaja mengalami perkembangan fisik dan mental yang cepat dan

penting dimana semua perkembangan itu menimbulkan perlunya

penyesuaian mental dan pembentukan sikap, nilai serta minat baru.

c. Masa remaja sebagai periode perubahan

Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja

sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Perubahan fisik yang terjadi

dengan pesat diikuti perubahan perilaku dan sikap yang juga

berlangsung pesat. Perubahan fisik menurun, maka perubahan sikap

dan perilaku juga menurun.

d. Masa remaja sebagai masa ambang dewasa

Remaja menjadi gelisah untuk meniggalkan stereotype belasan tahun

dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa,

remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan

dengan status dewasa yaitu: merokok, minum-minuman keras,

menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perbuatan seks.

Remaja menggangap bahwa perilaku ini akan memberi citra yang

mereka inginkan.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-hermayanti... · disamping itu ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya ... perilaku lebih besar

7

e. Masa remaja sebagai masa pencari identitas

Pencarian identitas dimulai pada akhir masa kanak-kanak,

penyesuian diri dengan standar kelompok lebih penting daripada

bersikap individualistis. Penyeseuaian diri dengan kelompok pada

remaja awal masih tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan,

namun lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri

dengan kata lain ingin menjadi pribadi yang lebih dalam berbeda

dengan orang lain (Nasution, 2007).

f. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik

Remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang

remaja inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal

cita-cita. Semakin tidak realitas cita-citanya remaja akan semakin

marah. Remaja akan merasa sakit hati dan kecewa apabila orang lain

mengecewakannya atau kalau remaja tidak berhasil mencapai tujuan

yang ditetapkan.

g. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

Anggapan stereotype budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang

tidak rapi, tidak dapat dipercaya dan cederung berperilaku merusak,

menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan

mengawasi kehidupan remaja muda takut bertanggung jawab dan

bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.

h. Masa remaja sebagai usia bermasalah

Setiap periode mempunyai masalahnya sendiri-sendiri, namun

masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik anak

laki-laki maupun anak perempuan (Nasution, 2007).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-hermayanti... · disamping itu ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya ... perilaku lebih besar

8

3. Karakteristik Remaja

Sesuai dengan pembagian usia menurut Monks (1999) dalam Nasution

(2007) terdapat tiga tahap proses perkembangan yang dilalui remaja

dalam proses menuju kedewasaan, disertai dengan karakteristiknya

yaitu:

a. Remaja Awal (12-15 tahun)

Pada tahap ini, remaja masih merasa heran terhadap perubahan-

perubahan yang terjadi pada dirinya dan dorongan-dorongan yang

menyertai perubahan-perubahan tersebut. Remaja mulai

mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan

jenis dan mudah terrangsang secara teoritis. Kepekaaan yang

berlebihan ini ditambah dengan berkurangnya pengedalian terhadap

ego dan menyebabkan remaja sulit mengerti dan dimengerti oleh

orang dewasa.

b. Remaja madya (15-18 tahun)

Pada tahap ini, remaja sangat membutuhkan teman-teman,

disamping itu ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya

sendiri, dengan cara lebih menyukai teman-teman yang mempunyai

sifat-sifat yang sama dengan dirinya.

c. Remaja akhir (18-21 tahun)

Tahap ini adalah masa mendekati kedewasaan yang ditandai

dengan pencapaian yaitu: minat yang semakin mantap terhadap

fungsi-fungsi intelek, egonya mencari kesempatan untuk bersatu

dengan orang lain dan mendapatkan pengalaman baru,

terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi,

egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)

diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri

dengan orang lain, serta tumbuh dinding pemisah antara diri sendiri

dengan masyarakat umum.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-hermayanti... · disamping itu ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya ... perilaku lebih besar

9

4. Tugas Perkembangan Remaja

Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

dewasa yang terjadi pada seorang individu yang berusia 12-21 tahun.

Pada setiap sirklus hidup yang dialami manusia pasti terdapat tugas

perkembangan yang harus dilalui untuk mencapai tingkat kehidupan

yang lebih tinggi. Tugas perkembangan yang harus dilalui oleh remaja

tersebut antara lain (Soetjiningsih, 2007):

a. Memperluas hubungan antar pribadi dan komunikasi secara lebih

dewasa.

b. Memperoleh peranan sosial.

c. Menerima keadaan tubuhnya dan menggunakannya secara afektif.

d. Memperoleh kebebasan emosional dari orangtua.

e. Mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri.

f. Memiliki dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan.

g. Mempersiapkan diri untuk perkawinan dan kehidupan berkeluarga.

h. Mengembangkan dan membentuk konsep-konsep moral.

5. Perubahan pada remaja (Hurclok, 1999)

a. Perubahan fisik

Berdasarkan perubahan fisik terdapat perbedaan pada setiap

individu. Perbedaan seks sangat jelas. Meskipun anak laki-laki

memulai pertumbuhan lebih lambat dari pada anak perempuan,

pertumbuhan anak laki-laki berlangsung lebih lama, sehingga pada

saat matang biasanya anak laki-laki lebih tinggi dari anak

perempuan. Perbedaan individual juga dipengaruhi oleh usia

kematangan. Anak yang matangnya terlambat cenderung memiliki

bahu yang yang lebih lebar dari pada anak yang matang lebih awal.

Anak perempuan yang matang lebih awal cenderung lebih berat,

lebih tinggi dan lebih gemuk dibandingkan dengan anak perempuan

yang matangnya terlambat.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-hermayanti... · disamping itu ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya ... perilaku lebih besar

10

b. Perubahan kepribadian

Remaja memahami apa yang membentuk “kepribadian yang

menyenangkan”. Remaja mengetahui sifat-sifat apa yang dikagumi

oleh teman sejenis maupun teman-teman lawan jenis. Meskipun

sifat-sifat yang dikagumi berbeda dari kelompok sosial ke kelompok

sosial yang lain, namun remaja mengerti apa yang dikagumi oleh

kelompoknya. Banyak remaja menggunakan standar kelompok

sebagai konsep mereka mengenai kepribadian “ideal” terhadap mana

mereka menilai kepribadian mereka sendiri. Tidak banyak yang

merasa dapat mencapai gambaran yang ideal ini dan mereka yang

tidak berhasil ingin mengubah kepribadian mereka.

c. Perubahan emosi

Masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan tekanan”, suatu

masa dimana ketengangan emosi meninggi sebagai akibat dari

perubahan fisik dan kelenjar. Tidak semua remaja mengalami masa

badai dan tekanan, sebagian remaja mengalami ketidakstabilan dari

waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuian diri pada

perilaku baru dan harapan sosial yang baru.

d. Perubahan sosial

Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah

penyesuian sosial. Bagian yang terpenting dan tersulit adalah

penyesuian diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok sebaya,

perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokkan sosial yang baru,

nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan, nilai-nilai baru dalam

dukungan dan penolakan sosial dan nilai-nilai baru dalam seleksi

pemimpin. Remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama

dengan teman-teman sebayanya, maka dapatlah dimengrti bahwa

pengaruh teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan

dan perilaku lebih besar dari pada pengaruh keluaraga. Misalnya,

sebagian besar remaja mengetahui bahwa bila mereka memakai

model pakaian yang sama dengan pakaian anggota kelompok yang

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-hermayanti... · disamping itu ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya ... perilaku lebih besar

11

populer, maka kesempatan baginya untuk diterima oleh kelompok

menjadi besar.

e. Perubahan moral

Salah satu tugas perkembangan penting yang harus dikuasai oleh

remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok

kepadanya dan kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai

dengan harapan sosial tanpa terus dibimbing, diawasi, didorong dan

diancam hukuman seperti yang dialami waktu anak-anak. Menurut

Mitchell terdapat lima perubahan dasar dalam moral yang harus

dilakukan oleh remaja, yaitu:

1) Pandangan moral individu makin lama menjadi lebih abstrak

dan konkret.

2) Keyakinan moral lebih terpusat pada apa yang benar dan kurang

pada apa yang salah.

3) Penilaian moral menjadi semakin kognitif.

4) Penilaian moral menjadi kurang egosentris.

Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal dalam

arti bahwa penilaian moral merupakan bahan emosi dan

menimbulkan ketegangan psikologis.

6. Perubahan Sosial Pada Remaja

Pada remaja, seseorang memasuki status sosial yang baru. Remaja

cenderung menggabungkan diri dalam kelompok teman sebaya yang

merupakan tempat yang aman bagi remaja, remaja juga harus

menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang

sebelumnya belum pernah ada serta menyesuiakan dengan orang

dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah. Untuk mencapai

tujuan pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat banyak

penyesuian baru. Bentuk penyesuian remaja terhadap perubahan sosial.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-hermayanti... · disamping itu ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya ... perilaku lebih besar

12

Menurut Hurlock (1999) adalah sebagai berikut:

a. Kuatnya pengaruh kelompok teman sebaya

Remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman-

teman sebaya sebagai kelompok, oleh karena itu pengaruh teman-

teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan

perilaku lebih besar daripada pengaruh keluarga. Namun, hal itu

berkurang dengan berjalannya waktu.

b. Perubahan dalam perilaku sosial

Dari semua perubahan yang terjadi dalam sikap dan perilaku sosial

yang paling menonjol terjadi adalah di bidang hubungan

interpersonal. Berbagai kegiatan sosial baik kegiatan dengan sesama

jenis atau dengan lawan jenis biasanya mencapai puncaknya selama

bertahun-tahun hingga sekolah menengah atas. Semakin banyak

partisipasi sosial, semakin besar kompetensi sosial remaja, seperti

terlihat dalam mengadakan pembicaraan dalam melakukan olahraga

dan permainan yang populer, dan berperilaku baik dalam berbagai

situasi sosial. Dengan demakian remaja memiliki kepercayaan diri

yang diungkapkan melalui sikap tenang seimbang dalam situasi

sosial.

c. Pengelompokan sosial baru

“Geng” pada masa kanak-kanak berangsur-angsur berakhir pada

masa puber digantikan oleh kelompok sosial baru. Pengelompokkan

sosial anak laki-laki biasanya lebih besar dan tidak terlampau akrab

dibandingkan dengan pengelompokkan anak perempuan yang kecil

dan akrab satu sama lain. Remaja sebagai kelompok cederung lebih

“pemilih” dalam memilih rekan dan teman-teman baik dibanding

ketika masih kanak-kanak.

d. Nilai baru dalam memilih teman

Remaja menginginkan teman yang mempunyai minat dan nilai-nilai

yang sama, yang dapat dimengerti dan membuatnya merasa aman

dan dapat dipercaya tentang masalah-masalah dan membahas hal-hal

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-hermayanti... · disamping itu ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya ... perilaku lebih besar

13

yang tidak dapat dibicarakan dengan orangtua atau guru. Para remaja

juga tidak lagi hanya menaruh minat pada teman-teman sejenis,

minat pada lawan jenis bertambah besar selama masa remaja.

Remaja berkeras untuk memilih sendiri teman-temannya tanpa

campur tangan orangtua karena remaja mengerti apa yang

diharapkan dari teman-temannya.

e. Nilai baru dalam penerimaan sosial

Penerimaan bergantung pada sekumpulan sifat dan perilaku yang

disenangi remaja dan dapat menambah gengsi dari kelompok remaja.

f. Nilai baru dalam memilih pemimpin

Remaja merasa bahwa pemimpin kelompok sebaya harus mewakili

mereka dalam masyarakat, mereka meninginkan pemimpin yang

berkemampuan tinggi yang akan dikagumi dan dihormati oleh orang

lain karena dengan demikian akan mengantungkan mereka. Remaja

mengharapkan pemimpinya mempunyai sifat-sifat tertentu.

B. Citra Tubuh

1. Pengertian

Citra tubuh adalah persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara

internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap

yang ditunjukkan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan

pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik serta persepsi dari

pandangan orang lain (Perry dan Potter, 2005). Citra Tubuh adalah

sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar

meliputi persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, penampilan dan

potensi tubuh saat ini dan masa lalu (Stuart dan Sundeen, 1991).

Citra atau gambar diri adalah gambaran kita terhadap diri sendiri

atau pikiran kita tentang pandangan orang lain terhadap diri kita. Nilai

diri kita berkaitan dengan cara kita memandang diri sendiri dan

bagaimana kita berfikir tentang penilaian orang lain terhadap diri kita.

Kadang kita terlalu terpaku pada pendapat umum. Misalnya adalah

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-hermayanti... · disamping itu ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya ... perilaku lebih besar

14

pendapat bahwa orang lain akan menghargai jika kita cantik atau

tampan, pintar, kaya, menarik, atau langsing. Sehingga orang yang

mempunyai bentuk badan yang tidak ideal, bentuk muka yang kurang

indah, atau kurang berhasil dalam pelajaran, dalam studinya tidak

terlalu dihargai (Hadiwibowo, 2002).

Menurut Roberta dan David body image adalah gambaran

mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya. Bagaimana

seseorang mempersepsikan dan memberikan penilaian atas apa yang

dipikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas

bagaimana kira-kira penilaian orang lain terhadap dirinya. Sebenarnya,

apa yang dia pikirkan dan rasakan, belum tentu benar-benar

mempresentasikan keadaan yang aktual, namun lebih merupakan hasil

penilaian diri yang subjektif.

Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya,

menerima reaksi dari tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain

kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya

terpisah dari lingkungan. Perkembangan mammae, mentruasi,

perubahan suara, pertumbuhan bulu, semua akan menjadi bagian dari

gambaran tubuh.

Gambaran diri berhubungan erat dengan kepribadian. Cara

individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

psikiologisnya. Pandangan yang realistik terhadap diri, menerima dan

menyukai bagian tubuh yang akan memberi rasa aman sehingga

terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri. Individu yang

stabil, realistis dan konsisten terhadap gambaran dirinya akan

memperlihatkan kemampuan mantap terhadap realisa yang akan

memacu sukses dalam kehidupan. Persepsi dan pengalaman individu

dapat merubah gambaran diri secara dinamis.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-hermayanti... · disamping itu ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya ... perilaku lebih besar

15

2. Aspek-aspek Citra Tubuh

Aspek-aspek citra tubuh dalam penelitian ini mengacu pada objek sikap

dan citra tubuh yaitu tubuh. Rincian objek sikap dari citra tubuh dalam

penelitian ini sebagai berikut:

a. Bagian tubuh seperti wajah, rambut, gigi, hidung, lengan, perut,

ukuran dan bentuk dada, pantat, pinggul, kaki, paha (Rosen dkk,

1995), leher (Wirakusumah, 2001), bentuk bibir dan mata

(Winiaswati, 2003), pipi (Hurlock, 1999).

b. Keseluruhan tubuh, mencakup berat badan, tinggi badan, proporsi

tubuh, penampilan fisik, dan bentuk tubuh (Rosen dkk, 1995).

3. Karakteristik citra tubuh negatif dan positif

a. Negatif

1) Citra tubuh negatif

Citra tubuh negatif adalah gambaran serta anggapan seseorang

tentang dirinya sendiri yang bersifat negatif. Citra tubuh negatif

tertanam didalam diri seseorang akibat pengaruh lingkungan,

orang lain atau pengalaman masa lalu yang membekas dalam

dirinya. Di daerah lingkungan hidupnya miskin para orangtua

menanamkan fikiran negatif terhadap putra putrinya. Ketika

anak menyampaikan cita-citanya maka orangtua selalu

merendahkanya. Jika ucapan berulang-ulang itu terrekam dalam

fikiran bawah sadar si anak secara mendalam, maka ucapan itu

telah membentuk citra tubuh si anak. Apapun usaha bisnis yang

digelutinya akan mengalami kehancuran selama citra tubuh

negatif itu masih tertanam dalam fikiran bawah sadarnya . untuk

mencapai sukses harus merubah citra dirinya. Mengubah citra

tubuh yang telah tertanam dalam diri seseorang membutuhkan

usaha yang sungguh-sungguh (Tadabbur, 2008).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-hermayanti... · disamping itu ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya ... perilaku lebih besar

16

2) Tanda-tanda orang yang mempunyai citra tubuh yang negatif

secara umum:

a) Merasa rendah diri, menggap diri tidak berguna dan tidak

berarti ditengah masyarakat. Merasa keberadaannya tidak

dibutuhkan oleh masyarakat dan lingkungan.

b) Merasa tidak pantas atau tidak berhak memiliki atau

mendapatkan sesuatu.

c) Merasa terlalu muda atau tua melakukan sesuatu.

d) Merasa dibenci atau tidak disukai oleh lingkungan dan

sekitarnya.

e) Merasa tidak mampu dan selalu khawatir mendapat

kegagalan dan cemoohan dari orang sekitarnya.

f) Merasa kurang pendidikan dibanding orang lain.

g) Jarang memiliki dorongan dan semangat hidup, tidak berani

memulai sesuatu hal yang baru, selalu khawatir berbuat

salah dan ditertawakan orang

b. Positif

1) Citra tubuh positif

Citra tubuh positif adalah anggapan atau gambaran seseorang

tentang dirinya sendiri yang bersifat positif. Umumnya sejak

anak-anak orangtua mereka telah menanamkan nilai-nilai positif

ke dalam fikiran si anak. Orang yang mempunyai citra tubuh

positif mempunyai semangat hidup dan semangat juang yang

tinggi. Ia mempunyai cita-cita dan gambaran yang jelas tentang

masa depanya. Mereka merasakan dirinya penuh semangat,

optimis, dan yakin pada setiap yang dikerjakan. Citra tubuh

positif menjadi blueprint kehidupanya, dunia seolah-olah tunduk

padanya, sukses demi diraih seiring dengan perjalanan waktu

(Tadubbar, 2008).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-hermayanti... · disamping itu ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya ... perilaku lebih besar

17

2) Tanda-tanda orang yang mempunyai citra tubuh positif antara

lain:

a) Mempunyai gambaran yang jelas tentang masa depanya.

b) Optimis mengurangi kehidupan.

c) Yakin dapat mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.

d) Penuh harapan dan yakin dapat meraih kehidupan yang

lebih baik.

e) Tidak ada hal yang tidak mungkin.

f) Penuh rasa percaya diri.

g) Segera bangkit dari kegagalan dan tidak larut dalam duka

berkepanjangan.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi citra tubuh remaja ( Rumini dan

Sundari, 2004)

a. Gender

Remaja awal sering memiliki citra tubuh yang lebih tinggi atau

rendah dari yang semestinya. Remaja putri sering menilai dirinya

lebih tinggi atau over estimate dan remaja pria sering menilai dirinya

lebih rendah atau under estimate.

b. Lingkungan

Dalam hidup bermasyarakat remaja dituntut untuk bersosialisasi.

Sejak anak-anak memasuki peer group bahkan sebenarnya sejak usia

4 tahun, anak telah merasakan kebutuhan atau kehausan sosial. Pada

masa menjelang remaja, peer group cenderung terdiri dari atas satu

jenis kelamin yang sama karena fisik mempunyai ciri yang berbeda.

Pada masa remaja awal anak pria maupun perempuan timbul

kesadaran terhadap dirinya. Persepsi terhadap dirinya disebut body

image. Istilah sex appropriate phisique lebih tepat untuk anak pria

sedangkan anak perempuan sex appropriateface dan figure. Dalam

peer group diusahakan agar physical appropriate tidak terlalu

berbeda sebab bagi yang sangat berbeda sering ditolak atau diberi

nama panggilan nickname yang bersifat menghina sehingga yang

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-hermayanti... · disamping itu ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya ... perilaku lebih besar

18

bersangkutan yakin bagaimana orang yang menganggap orang lain

dirinya.

c. Perubahan fisiologis, seksual dan sosial.

Perubahan fisik dan seksual atau bio seksual mempunyai arti penting

dalam psikososialnya bila dibanding dengan perkembangan tingkah

laku seksualnya. Keadaan citra tubuh mempengaruhi kehidupan

sosial seperti kurang percaya diri, malu, menarik diri, stres, frustasi

sampai dengan harga diri rendah.

d. Standar sosial budaya.

Berkaitan dengan kultur sosial budaya yang berbeda-beda pada

setiap orang dan keterbatasannya serta keterbelakangan dari budaya

tersebut menyebabkan pengaruh pada gambaran individu, seperti

adanya perasaan minder.

e. Pengalaman sukses dan gagal.

Ada kecendurungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan citra

tubuh dan demekian sebaliknya.

f. Penampilan fisik.

Penampilan fisik menggambarkan citra tubuh seseorang dan

mempengaruhi seseorang dalam berhubungan dengan orang lain.

C. Status Gizi

1. Pengertian Gizi

Zat gizi (nutriant) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh

untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi, membangun

dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan

(Almatsier, 2004).

Zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbonhidrat,

lemak dan protein. Oksidasi zat-zat ini dibutuhkan tubuh untuk

melakukan kegiatan atau aktivitas. Ketiga zat ini termasuk ikatan

organik yang mengandung karbon dan dapat di bakar, terdapat dalam

jumlah yang paling banyak dalam bahan makanan. Dalam fungsi

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-hermayanti... · disamping itu ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya ... perilaku lebih besar

19

sebagai zat pemberi energi, ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat

pembakar. Protein mineral dan air adalah bagian dari jaringan tubuh.

Oleh karena itu diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara

dan mengganti sel-sel yang rusak. Dalam fungsi ini ketiga zat gizi

tersebut dinamakan zat pembangun.

Menurut Soekirman (2000), status gizi berarti sebagai keadaan

fisik seseorang atau sekelompok orang yang ditentukan dengan salah

satu atau kombinasi dari ukuran-ukuran gizi tertentu. Menurut

Supariasa (2001), status gizi adalah ekspresi dari keadaan

keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudtan dari

nutrisi dalam bentuk variabel tertentu.

Protein, mineral, air dan vitamin diperlukan untuk mengatur

proses tubuh. Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel,

bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan

membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat infektif

yang dapat masuk ke dalam tubuh. Mineral dan vitamin diperlukan

sebagai pengatur dalam proses oksidasi, fungsi normal saraf dan proses

menua. Air diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan di dalam tubuh,

seperti di dalam darah, cairan pencernaan, jaringan , mengatur suhu

tubuh, membuang sisa-sisa atau sekresi. Dalam fungsi ini, protein,

mineral, air dan vitamin disebut zat pengatur (Almatsier, 2004).

2. Kebutuhan gizi pada remaja

Menurut Paath (2004) untuk mencapai kesehatan yang optimal

diperlukan makanan bukan sekedar makanan tetapi makanan yang

mengadung gizi atau zat-zat gizi. Zat-zat makanan yang diperlukan

untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan ini dikelompokkan

menjadi lima macam, yakni protein, lemak, karbonhidrat, vitamin dan

mineral. Zat makanan itu antara lain sebagai berikut:

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-hermayanti... · disamping itu ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya ... perilaku lebih besar

20

a. Protein

Protein diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan

(protein nabati) dan makanan dari hewan (protein hewani). Fungsi

protein bagi tubuh antara lain :

1) Membangun sel-sel yang rusak.

2) Menbentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon.

3) Membentuk zat inti energi (1 gram protein kira-kira

menghasilkan 4,1 kalori).

b. Lemak

Lemak berasal dari minyak goreng, daging, margarin, dan

sebagainya. Fungsi pokok lemak bagi tubuh ialah :

1) Menghasilkan kalori terbesar dalam tubuh manusia (1 gram

lemak menghasilkan 9,3 kalori).

2) Sebagai pelarut vitamin A,D,E,K.

3) Sebagai pelindung terhadap bagian-bagian tubuh tertentu dan

pelindung bagian tubuh pada temperatur rendah.

c. Karbohidrat

Karbohidrat berdasarkan gugus penyusun gulanya dapat dibedakan

menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Fungsi

karbohidrat adalah juga salah satu pembentuk energi yang paling

murah, karena pada umumnya sumber karbohirdrat ini berasal dari

tumbuh-tumbuhan (beras, jagung, singkong, dan sebagainya) yang

merupakan makanan pokok.

d. Vitamin-vitamin

Vitamin dibedakan menjadi dua, yakni vitamin yang larut dalam air

(vitamin A dan B) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin

A,D,E,K).

Fungsi masing-masing vitamin ini antara lain:

1) Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel dan

sebagai pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf dan mata.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-hermayanti... · disamping itu ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya ... perilaku lebih besar

21

2) Vitamin B1 berfungsi untuk metabolisme karbohidrat,

keseimbangan air dalam tubuh dan membantu penyerapan zat

lemak oleh usus.

3) Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar ke

saraf mata dan enim berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-

sel.

4) Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatan sel-sel darah dan dalam

proses pertumbuhan dan dalam proses pertumbuhan serta

pekerjaan urat saraf.

5) Vitamin C berfungsi sebagai aktivator macam-macam fermen

perombak protein dan lemak, dalam oksidasi dan dehidrasi

dalam sel, penting dalam pembentukan trombosit.

6) Vitamin D berfungsi mengatur kadar kapur dan fosfor dalam

bersama-sama kelenjar anak gondok, memperbesar penyerapan

kapur dan fosfor dari usus, dan mempengaruhi kerja kelenjar

endokrin.

7) Vitamin E berfungsi sebagai mencegah pendarahan bagi wanita

hamil serta mencegah keguguran dan diperlukan pada saat sel

sedang membelah.

8) Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protrombin, yang

berarti penting dalam proses pembekuan darah.

e. Mineral

Mineral terdiri dari zat kapur (Ca), zat besi (Fe), zat fluor (F),

natrium (Na), dan chlor (Cl), kalium (K), dan iodium (I). Secara

umum fungsi mineral adalah sebagai bagian dari zat yang aktif

dalam metabolisme atau sebagai bagian penting dari struktur sel dan

jaringan (Notoatmodjo, 2008).

f. Energi

Energi dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan, perkembangan

aktivitas otot, fungsi metabolik lainnya (menjaga suhu tubuh,

menyimpan lemak tubuh), dan untuk memperbaiki kerusakan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-hermayanti... · disamping itu ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya ... perilaku lebih besar

22

jaringan dan tulang yang disebabkan oleh karena sakit dan cedera.

Sumber energi makanan berasal dari karbonhidrat, protein, lemak

menghasilkan kalori masing-masing, sebagai berikut: karbonhidrat 4

kkal/g, protein 4kkal/g dan lemak 9 kkal/g.

g. Serat

Serat pada diet jumlahnya berlimpah, fungsinya pada tubuh adalah

untuk melancarkan proses pengeluaran dari tubuh. Sumber yang baik

dari diet, misalnya: seluruh produk padian-padian, beberapa jenis

buah dan sayur, kacang-kacangan kering, dan biji-bijian. Bila

kekurangan asupan menyebabkan konstipasi: sebaliknya bila

kelebihan asupan mungkin menimbulkan absorsi mineral berkurang.

h. Kalsium

Remaja membutuhkan kalsium lebih tinggi dibandingkan ketika

masih anak-anak atau saat dewasa, yang diperlukan untuk

pertumbuhan skeletal dan MTB (Massa Tubuh Bersih). Pertumbuhan

tinggi pada masa remaja mencapai 20% pertumbuhan tinggi dewasa

dan 45% masa skeletal dewasa. Kebutuhan kalsium pararel dengan

pertumbuhan skeletal, dan meningkat dari 800 mg/hari menjadi 1200

mg/hari pada kedua jenis kelamin pada umur 11-19 tahun.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang

a. Faktor sosial ekonomi atau ketahanan pangan keluarga

Penghasilan keluarga dapat mempengaruhi kemampuan

menyediakan kebutuhan pangan keluarga yang layak. Meskipun

faktor ini kurang berpengaruh sacara langsung (Akmadi, 2007).

b. Faktor intake makanan

Masukan makanan yang kurang atau berlebihan dalam jumlah dan

keragaman jelas memberikan pengaruh yang berbeda pada status gizi

seseorang.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-hermayanti... · disamping itu ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya ... perilaku lebih besar

23

c. Faktor pola makan

Kebiasaan sarapan, berapa kali makan dalam sehari, menghindari

makanan tertentu.

d. Faktor Infeksi

Adanya penyakit infeksi dalam tubuh akan mengganggu

keseimbangan tubuh dalam kebutuhan energi metabolisme.

e. Faktor Umur, Tinggi Badan, dan Berat Badan

Umur, tinggi badan, dan berat badan akan menentukan standar

normal status gizi seseorang.

f. Faktor aktivitas fisik

Kelelahan menguras banyak kalori, sedangkan banyak istirahat

menyimpan energi.

4. Pengukuran status gizi

Menurut Supariasa (2001), IMT merupakan alat yang sederhana untuk

memantau gizi orang dewasa khususnya berkaitan dengan kekurangan

dan kelebihan berat badan. Mempertahankan berat badan yang normal

memungkinkan seseorang untuk mencapai usia harapan hidup lebih

panjang. Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut:

IMT =BB(kg)TBଶ(m)

Gambar 2.1 Rumus IMT

Sumber: Supariasa, (2001)

Keterangan :

IMT :Indeks Massa Tubuh

BB :Berat Badan dalam kg

TB :Tinggi Badan dalam m

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-hermayanti... · disamping itu ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya ... perilaku lebih besar

24

Kategori Ambang Batas IMT untuk orang Indonesia:

Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan

tingkat berat

kekurangan berat badan

tingkat sedang

<17,0

<17,0-18,5

Normal >18,5-25,0

Gemuk kelebihan berat badan

tingkat ringan

kelebihan berat badan

tingkat berat

>25,0-27,0

>27,0

Tabel 2.1 KategoriAmbang Batas IMT untuk orang Indonesia

Sumber: Supariasa(2001)

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-hermayanti... · disamping itu ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya ... perilaku lebih besar

25

D. Kerangka Teori

Gambar 2.2 KerangkaTeori

Sumber: Tarwoto dan Wartonah (2006), Rumini dan Sundari (2004), Tadubbar,

(2008), dan Hurclok (1999)

Faktor-faktor yang mempengaruhi

citra tubuh remaja :

1. Gender

2. Perubahan fisiologis, seksual dan

sosial.

3. Penampilan fisik.

4. Pengalaman sukses dan gagal

5. Standar sosial budaya

6. Lingkungan

Perubahan pada remaja:

1. Fisik Berat badan dan tinggi badan.

2. Kepribadian 3. Emosi 4. Sosial 5. Perubahan moral

Tanda-tanda Citra Tubuh pada

remaja:

a. Negatif

1. Merasa rendah diri

2. Merasa tidak pantas

3. Merasa dibenci atau tidak

disukai

4. Merasa tidak mampu

b. Positif

1. Percaya diri

2. Penuh harapan

3. Optimis

4. Tidak ada hal yang tak

mungkin

5. Yakin dapat mengatasi

berbagai masalah

6. Mempunyai gambaran

yang jelas

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKAdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-hermayanti... · disamping itu ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya ... perilaku lebih besar

26

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel Independent Variabel Dependent

Status Gizi

Gambar 2.3 KerangkaKonsep

F. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah status gizi.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah citra tubuh.

G. Hipotesis Penelitian

Ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan citra tubuh.

Citra tubuh