bab ii tinjauan dan landasan teori ii.1 tinjauan umum ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2009-2-00561-ar...

31
7 BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum Mixed use Building Salah satu perancangan yang menyatukan berbagai aktivitas dan fungsi yang berada di bagian area suatu kota sehingga terjadi satu struktur yang kompleks dimana semua kegunaan dan fasilitas saling berkaitan. (dikembangkan dari Mayer, 1983). Upaya tersebut dimaksudkan agar penggunaan lahan lebih efektif dan efisien, pelayanan kebutuhan lebih mudah dan lingkungan menjadi lebih nyaman dihuni. Mixed use Building atau Superblok dilihat sebagai bagian integral kota dan terdiri dari banyak massa serta diarahkan untuk maksud: 1. Efisiensi dan ekonomis dalam pengadaan infrastruktur dan utilitasnya 2. Perbaikan sistem transportasi 3. Memberikan kerangka yang fleksibel untuk perancangan bangunan dan lingkungannya. Latar Belakang Mixed use Building Istilah proyek “superblok” berasal dari Amerika Serikat, ketika proyek-proyek berskala besar di tengah kota mulai dibangun setelah berakhirnya Perang Dunia ke II. Kota-kota di Amerika Serikat umumnya ditata oleh jaringan jalan berbentuk grid. Petak-petak lahan itu kemudian disebut blok. Istilah tersebut umumnya dipakai sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak (misalnya ‘three blocks away’).

Upload: truongkhue

Post on 03-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

7

BAB II

TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

II.1 Tinjauan Umum

Mixed use Building

Salah satu perancangan yang menyatukan berbagai aktivitas dan fungsi yang

berada di bagian area suatu kota sehingga terjadi satu struktur yang kompleks dimana

semua kegunaan dan fasilitas saling berkaitan. (dikembangkan dari Mayer, 1983).

Upaya tersebut dimaksudkan agar penggunaan lahan lebih efektif dan efisien,

pelayanan kebutuhan lebih mudah dan lingkungan menjadi lebih nyaman dihuni.

Mixed use Building atau Superblok dilihat sebagai bagian integral kota dan

terdiri dari banyak massa serta diarahkan untuk maksud:

1. Efisiensi dan ekonomis dalam pengadaan infrastruktur dan utilitasnya

2. Perbaikan sistem transportasi

3. Memberikan kerangka yang fleksibel untuk perancangan bangunan dan

lingkungannya.

Latar Belakang Mixed use Building

Istilah proyek “superblok” berasal dari Amerika Serikat, ketika proyek-proyek

berskala besar di tengah kota mulai dibangun setelah berakhirnya Perang Dunia ke II.

Kota-kota di Amerika Serikat umumnya ditata oleh jaringan jalan berbentuk grid.

Petak-petak lahan itu kemudian disebut blok. Istilah tersebut umumnya dipakai

sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak (misalnya ‘three blocks away’).

Page 2: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

8

Bangunan besar yang dibangun meliputi beberapa blok untuk mewadahi berbagai

fungsi dan aktivitas itu kemudian disebut sebagai superblok.

II.1.1 Rumah Susun

II.1.1.1 Pengertian Rumah Susun

ru·mah n 1 bangunan untuk tempat tinggal; 2 bangunan pd umumnya (spt gedung). (Kamus Besar Bahasa Indonesia) su·sun n 1 kelompok atau kumpulan yg tidak berapa banyak; tumpuk; 2 seperangkat barang yg (diatur) bertingkat-tingkat; ; 3 rangkap (yg tindih-menindih). (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

• Penyebutan dari kata asing condominium, apartment, flat, dan

disingkat menjadi rusun (ruma susun). (Menpera Yudohusodo,

Seminar Rumah Susun, Jakarta 1993)

• Bangunan gedung bertingkat, yang dibangun dalam satu

lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang

distrukturkan secara fungsional dan dalam arah horisontal

maupun vertikal sebagai satuan-satuan yang dapat dimiliki dan

digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang

dilengkapi dengan bagian bersama/benda bersama dan tanah

bersama. (UU RI No.16 Tahun 1985, tentang Rumah Susun).

• Fasilitas tempat tinggal yang digunakan sebagai tempat hunian

secara bersama, berupa satu atau lebih blok bangunan bertingkat

yang didirikan dalam satu bidang setiap unit hunian telah

ditetapkan, sedangkan fasilitas umum (secara terbatas) bagi

Page 3: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

9

pelayanan lingkungannya disediakan untuk dimanfaatkan secara

bersama. (Badan Pertanahan Nasional),

• Pembangunan rumah susun sederhana sewa bagi masyarakat

yang belum mampu, Pemerintah memberikan subsidi berupa

tanah, atau pembiayaan, atau bangunan, atau prasarana dan

sarana dasar, atau kombinasi di antaranya sesuai dengan tingkat

kemendesakan untuk pemenuhannya, kemampuan kelompok

sasaran masyarakat yang akan menghuni, dan kemampuan

Pemerintah daerah setempat.. (Keputusan Menteri Negara

Perumahan dan Permukiman tentang

Kebijakan dan Strategi Pemabangunan Rumah Susun)

Jadi, dapat diartikan rumah susun adalah bangunan gedung

bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan dan dipergunakan

sebagai tempat hunian, dilengkapi dengan KM/WC serta dapur,

dapat bersatu dengan unit hunian ataupun terpisah dengan pengunaan

komunal dan diperuntukkan bagi golongan masyarakat

berpenghasilan menengah bawah dan MBR (masyarakat

berpenghasilan rendah).

II.1.1.2 Peran Rumah Susun

Perkembangan rumah susun (rusun) di Jakarta sejak tahun

1980-an memiliki peran strategis dalam merespon kebutuhan

perumahan dan permukiman di kota metropolitan yang mempunyai

Page 4: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

10

beban tekanan internal dan eksternal yang kuat. Peran rumah susun

dapat dilihat dari beberapa aspek, diantaranya:

• Perkotaan

- Efisiensi terhadap lahan perkotaan, mengingat keterbatasan

lahan dan tuntutan mobilitas penduduk perkotaan yang

semakin dinamis pada masa yang akan datang.

- Mewujudkan peremajaan kawasan perumahan kota, penataan

ruang yang sejalan dengan RUTR yang ada.

- Penurunan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi

diperkotaan.

- Mendorong pola pembangunan yang efisien dengan optimasi

pelayanan sarana prasarana perkotaan yang terpadu.

- Meningkatkan perolehan ruang-ruang terbuka hijau yang

bermanfaat bagi kesehatan warga kota.

• Sosial Ekonomi

- Peningkatan kehidupan ekonomi, social dan pendidikan

masyarakat.

- Penyesuaian budaya tinggal bertetangga dan bersama.

- Memberikan solusi tempat tinggal yang sesuai bagi

masyarakat menengah bawah dan berpenghasilan rendah.

Page 5: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

11

II.1.1.3 Jenis-jenis Rumah Susun

• Berdasarkan system penggabungan lantai

1. Simplex → merupakan 1 (satu) unit hunian terdiri dari 1

lantai.

2. Duplex → merupakan 1 (satu) unit hunian terdiri dari 2

lantai.

3. Triplex → merupakan 1 (satu) unit hunian terdiri dari 3

lantai

• Berdasarkan system pelayanan koridor

1. Single Loaded Corridor, koridor 1 (satu) sisi ditepi bangunan

pada system slab bloc.

2. Double Loaded Corridor, koridor ditengah pada system slab

block.

3. Koridor pada 2 (dua) sisi ditepi bangunan pada system slab

block.

4. Koridor terpusat ditengah-tengah bangunan pada system slab

block.

• Berdasarkan bentuk denah

1. Skip-stop plan

Plus: - Elevator membuka pada lantai tertentu sesuai

keinginan

Page 6: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

12

- Dapat mengurangi jumlah koridor penataan

efisiensi bangunan lebih tinggi

- Pencahayaan alamiah lebih banyak

Minus: - Membutuhkan tangga tambahan dalam ruangan

- Menyulitkan pencapaian bagi oran tua dan cacat

2. Tower Plan

Core terdapat dipusat dengan unit-unit unian

mengelilinginya, umumnya digunakan untuk penghuni

berpenghasilan tinggi.

Plus: - Ventilasi silang tercapai

- Tiap unit mempunyai 2 (dua) arah pandangan

- Mudah ditempatkan pada tapak yang berkontur

Minus: - Jumlah unit atau hunian terbatas

- Biaya st lebih banyak

3. Expended Tower Plan

Plus: - Jumlah unit atau hunian lebih banyak

Minus: - Mengurangi ventilasi silang dan penerangan 2

(dua) arah

4. Cross Plan

Mempunyai 4 (empat) sayap utama yang merupakan

perkembangan keluar dari satu core.

Plus: - Pencapaian langsung ke unit atau hunian rumah

susun

Page 7: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

13

- Ventilasi silang dan pandangan 2 (dua) arah

Minus: - Kesulitas orientasi terhadap matahari

5. Expended Cross Plan

Prinsip sama dengan Cross Plan. Kelebihan dari bentuk ini

jumlah unit atau lantai lebih banyak.

6. Circular Plan

Bengunan ini berbentuk limas segi 8 (delapan) hampir

menyerupai lingkaran. Prinsip sama dengan Tower Plan.

Kelebihan dari bentuk ini jumlah unit atau hunian tergantung

dari diameter bangunan.

7. Terrace Plan

Plus: - Orientasi terhadap matahari baik

- Umumnya single loaded corridor

- Ventilasi silang dapat tercapai

Minus: - Biaya relative lebih mahal

- Kesulitan menempatkan sirkulasi vertical

II.1.1.4 Aktivitas Rumah Susun

Aktivitas yang terjadi pada komplek rumah susun membutukan

tempat dan ruang, baik didalam hunian maupun diluar. Dengan KDB

50% - 60%, kebutuhan akan tempat dan ruang didasarkan pada:

• Kebutuhan Hunian

Pada bangunan untuk hunian, luas lahan maksimum 60%.

Page 8: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

14

Aktivitas Kebutuhan ruang

- Tidur/istirahat

- Berganti pakaian

- Berbincang/mengobrol

- Mengerjakan tugas

- Ruang tidur

- Mandi, bersih-bersih

- Buang air besar dan kecil

- Mencuci pakaian

- Kamar mandi/WC

- Memasak makanan dan air

- Memanaskan makanan

- Mencuci piring

- Dapur/Pantry

- Makan dan Minum

- Menyediakan makanan

- Ruang makan

- Menerima tamu

- Berbincang/mengobrol

- Berkumpul bersama keluarga

- Menonton TV

- Ruang Tamu dan Keluarga

o Luas tipe unit hunian pada rumah susun minimal 18 m2 dan

maksimal 50 m2.

Tipe unit Ruang yang ada

Tipe 18 m2 disebut dengan ‘Tipe

Tipe 21 m2 Studio’

Tipe 24 m2

* Tipe ini biasanya untuk keluarga

muda atau seseorang yang belum

memiliki keluarga.

- 1 Kamar tidur

- Ruang tamu/keluarga

- Kamar mandi/WC

- Dapur/Pantry + Ruang makan

Tabel 2.1 Aktivitas dan Kebuthan ruang

Page 9: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

15

Tipe 30 m2

Tipe 36 m2

Tipe 42 m2

Tipe 50m2

* Tipe ini untuk keluarga yang

sudah memiliki anak.

- 2 Kamar tidur

- Ruang tamu/keluarga

- Kamar mandi/WC

- Dapur/Pantry

- Ruang makan

• Kebutuhan Fasilitas

Fasilitas lingkungan yang ditempatkan pada lantai

bangunan rumah susun hunian harus memenuhi ketentuan

sebagai berikut:

1. Maksimal 30% dari jumlah luas lantai bangunan

2. Tidak ditempatkan lebih dari lantai 3 (tiga) bangunan rumah

susun hunian.

o Jenis Fasilitas Lingkungan Rumah Susun.

Jenis Fasilitas Lingkungan Fasilitas yang Tersedia

1. Niaga/Tempat kerja 1. Warung

2. Toko-toko perusahaan dan dagang

3. Pusat perbelanjaan termasuk usaha

2. Kesehatan 1. Posyandu

2. Balai pengobatan

3. Apotik

4. BKIA dan rumah bersalin

5. Praktek dokter

6. Puskesmas

Tabel 2.2 Tipe unit dan Ruang

Page 10: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

16

3. Peribadatan 1. Mushola

2. Mesjid kecil

4. Pemerintahan dan

Pelayanan Umum

1. Kantor RT

2. Kantor/Balai RW

3. Pos Hansip/Siskamling

4. Telepon Umum

5. Gedung Serba Guna

6. Ruang duka

7. Pos Polisi

8. Kotak surat

5. Pendidikan 1. Ruang belajar untuk pra belajar

2. Ruang belajar untuk sekolah dasar

3. Ruang belajar sekolah lanjutan tingkat

pertama

4. Ruang belajar sekolah menengah umum

6. Ruang Terbuka 1. Taman

2. Tempat bermain

3. Lapangan Olah Raga

4. Pelataran usaha

5. Sirkulasi

6. Parkir

• Luas lahan untuk fasilitas ruang terbuka, berupa taman sebagai

penghijauan, tempat bermain anak-anak dan lapangan olah raga

seluas-luasnya 20% dari luas lahan fasilitas lingkungan rumah

susun.

Tabel 2.3 Jenis Fasilitas Rumah Susun

Page 11: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

17

II.1.2 Pasar

II.1.2.1 Pengertian Pasar

• Sarana bertemunya pembeli dan penjual, baik secara langsung

maupun tidak langsung untuk melakukan kegiatan transaksi jual

beli. (Seri Pengetahuan Sosial, Yudhistira)

• Tempat dimana permintaan dan penawaran bertemu, dalam hal

ini lebih condong ke arah pasar tradisional. Sedangkan dalam arti

luas adalah proses transaksi antara permintaan dan penawaran,

dalam hal ini lebih condong ke arah pasar modern. Permintaan

dan Penawaran dapat berupa barang atau jasa. (Wikipedia Bahasa

Indonesia). Contoh pasar: pasar tradisional, pasar modern, bursa

kerja, bursa efek.

Jadi, dapat diartikan pasar adalah tempat bertemunya penjual

dan pembeli dalam melakukan proses permintaan dan penawaran,

dapat berupa barang dan jasa. Transaksi permintaan dan penawaran

tidak hanya dipasar tapi dapat disegala tempat.

Syarat terjadinya sebuah pasar terdiri dari 4 (empat) unsur,

yaitu:

1. Adanya penjual

2. Adanya pembeli

3. Tersedianya barang yang diperjualbelikan

4. Terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli

Page 12: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

18

II.1.2.2 Peran Pasar

Peran atau fungsi pasar dalam kegiatan ekonomi, yaitu:

• Distribusi

Sebagai alat distribusi berfungsi mendekatkan jarak antara

konsumen dengan produsen dalam melakukan transaksi.

• Pembentukan Harga

Sebelum terjadi transaksi jual beli, antara penjual dengan

pembeli sebenarnya telah terjadi proses tawar-menawar. Dalam

proses tawar-menawar tersebut keinginan kedua pihak

digabungkan untuk menentukan harga kesepakatan atau harga

pasar.

• Promosi

Agar produk yang dihasilkan laku dipasaran adalah dengan

mengenalkannya secara luas kepada masyarakat, salah satunya

dengan promosi, karena pasar setiap harinya banyak dikunjungi

oleh calon pembeli (konsumen).

II.1.2.3 Jenis-jenis Pasar

Jenis-jenis pasar dari berbagai sudut pandang, dibedakan menjadi:

• Berdasarkan Sifat/Wujud Barang dan Cara Penyerahannya

- Pasar Konkret/Nyata

- Pasar Abstrak

Page 13: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

19

• Berdasarkan Luas Wilayah Kegiatannya

- Pasar Lokal - Pasar Regional

- Pasar Nasional - Pasar Internasinal

• Berdasarkan Organisasi Pasarnya

- Pasar Persaingan Sempurna

- Pasar Persaingan Tidak Sempurna

• Berdasarkan Waktu Penyelenggaraannya

- Pasar Harian - Pasar Bulanan

- Pasar Mingguan - Pasar Tahunan

• Berdasarkan Jenis Barang yang diperjualbelikan

- Pasar Barang Konsumi

- Pasar Barang Produksi

II.1.2.4 Aktivitas Pasar

Aktivitas yang terjadi di pasar ditinjau dari beberapa hal, yaitu

o Kebutuhan Tempat

Aktivitas Kebutuhan Ruang

- Berdagang/Berjualan

- Melihat-lihat dagangan

- Tawar-menawar

- Transaksi jual beli

- Display area

- Makan atau minum, membeli

makanan kecil

- Warung makan atau toko-toko

kelontong

Tabel 2.4 Kebutuhan Tempat Pasar

Page 14: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

20

o Kebutuhan Fasilitas

Aktivitas Kebutuhan Ruang

- Droping barang

- Menyimpan barang dagangan

- Loading dok

- Gudang/lemari bawah lapak

- Buang air kecil/besar, bersih-bersih

- Salat

- Toilet/WC + Mushola

- Sirkulasi kendaraan

- Memarkir mobil dan motor

- Parkir

- Informasi mengenai pasar

- Informasi dan tata cara penyewaan

lapak dan toko

- Pengelolaan dan Managerial Pasar

- Kantor Pengelola

- Pengelolaan listrik dan air - Ruang Kontrol

II.2 Tinjauan Khusus

II.2.1 Data Tapak

Lokasi proyek berada di Jl. Tanjung Duren, Jakarta Barat. Pada tapak ini

telah berdiri bangunan komersil, PD Pasar Jaya Tomang atau Pasar Kopro.

Pasar ini terdiri dari 3 lantai dan merupakan pasar modern yang bersifat

tradisional, selain pertokoan dibagian depan bangunan juga terdapat

Ramayana pada lantai 2 dan 3.

Tabel 2.5 Kebutuhan Fasilitas Pasar

Page 15: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

21

- Luas tapak : 9072 m2

- KDB : 60%

- KLB : 4

- GSB : 9 m sebelah barat

7 m sebelah utara

7 m sebelah selatan

- Ketingian maximum : 12 lantai (rumah susun dan pasar)

II.2.2 Latar Belakang Tapak

• Tapak berada dipinggir jalan dan dikelilingi oleh fasilitas umum, seperti

kantor kecamatan, mesjid dan sekolah.

• Pencapaian dari dan ke tapak tidak dapat dari segala arah, karena sirkulasi

ke tapak hanya satu arah, sehingga lokasi tidak terlalu ramai dengan

kendaraan umum.

Peta 2.1 Lokasi tapak

Lokasi tapak

Page 16: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

22

• Tapak berada dekat dengan perumahan rakyat.

• Terdapat dua jalur kedalam tapak sehingga dalam perancangan sirkulasi

kendaraan yang masuk dan keluar tidak dalam satu pintu.

• Masih terdapat pohon-pohon besar disekitar tapak yang dapat

dimanfaatkan dalam proses perancangan.

II.2.3 Kondisi Tapak dan Lingkungan

• Tapak tidak berkontur.

• Terdapat pohon-pohon besar dan rindang yang membuat keadaan sekitar

tapak teduh bagi pejalan kaki.

• Terdapat trotoar bagi pejalan kaki.

• Banyaknya pedagang kelontong yang berjualan disekitar luar tapak.

• Terdapat ruko (rumah toko) disekitar luar tapak.

Foto 2.2 Lingkungan Jl. Tanjung Duren 6

Foto 2.1 Lingkungan Jl. Tanjung Duren

Foto 2.3 Lingkungan Jl. Tanjung Duren 5

Peta 2.2 Kondisi tapak dan lingkungan

Foto 2.4 Lingkungan Jl. Tanjung Duren 4

Page 17: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

23

II.3 Tinjauan Topik

II.3.1 Pengertian Hemat Energi

Hemat energi adalah mengurangi jumlah penggunaan energi yang tidak

dapat diperbaharui, seperti energi minyak bumi dan batu bara. (Wikipedia

bahasa Indonesia)

Hemat energi dalam arsitektur adalah meninimalkan penggunaan energi

tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun

produktivitas penghuninya.( Gelar seminar bangunan hemat energi, teknologi

pengolahan limbah pada gedung, 1997, hal.17).

II.3.2 Hemat Energi pada Bangunan

Bangunan sebagai suatu sistim terkait dengan masalah yang

berhubungan dengan perencanaan arsitektur, struktur, utilitas, yang

berhubungan dengan beberapa aspek teknis seperti aspek keamanan dan

keselamatan, kenyamanan, kemudahan dan kesehatan. Dalam perwujudannya

pemerintah telah menerbitkan UU.Bangunan Gedung No.28 Tahun 2002.

Hemat energi pada bangunan harus dimulai dari masing-masing cara

pengoperasiannya. Lebih dari 60 persen energi listrik yang dibangkitkan PLN

dikonsumsi oleh permukiman, sehingga terjadi peningkatan kenyamanan pada

bangunan. Suplai energi yang dibangkitkan relatif stagnan, sementara

kebutuhan (demand) meningkat dari tahun ke tahun dan harga energi terus

naik sehingga perlu tindakan hemat energi yang dimulai dari tahap

pemahamam rancangan, maupun manajemen pemanfaatan energi. Seperti

Page 18: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

24

yang dituturkan oleh Tri Endangsih, ST didalam Penerapan Hemat Energi

pada Kenyamanan Bangunan.

Aspek-aspek hemat energi pada bangunan:

• Lingkungan bangunan yang teduh dengan banyak tanaman sekitar akan

menurunkan suhu ruang bangunan.

• Penggunaan ventilasi alami atau penerangan alami akan diperoleh

penghematan biaya energi. Pembuatan penahan panas / shading yang

berfungsi sebagai sirip penahan panas membuat sinar yang masuk kedalam

ruang lebih sedikit, namun tetap disesuaikan dengan kebutuhan cahaya

dari jenis dan fungsi ruang tersebut.

• Pemilihan bahan yang mempunyai sifat fisik memantulkan panas, tidak

menyerap atau bahkan angka absorbsi dan angka transmisi kalornya

rendah sebagai bahan dinding luar bangunan dengan ketebalan tertentu

sangat berpengaruh terhadap panas yang ditransimisikan kedalam ruang

dalam bangunan.

II.3.3 Arsitektur Hemat Energi pada Desain

Krisis energi ini ternyata memicu perkembangan arsitektur baru dengan

disain sadar energi (energy conscious design) yang dapat di klasifikasikan

sebagai berikut:

• Arsitektur Hemat Energi (Energy-Efficient Architecture)

Arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran “meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan,

Page 19: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

25

kenyamanan maupun produktivitas penghuninya“ dengan memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir secara aktif..

Mengoptimasikan sistim tata udara-tata cahaya, integrasi antara sistim tata

udara buatan alamiah, sistim tata cahaya buatan-alamiah serta sinergi

antara metode pasif dan aktif dengan material dan instrumen hemat energi.

• Arsitektur Bioklimatik (Bioclimatic Architecture/Low Energy

Architecture)

Arsitektur yang berlandaskan pada pendekatan disain pasif dan minimum energi dengan memanfaatkan energi alam iklim setempat untuk menciptakan kondisi kenyamanan bagi penghuninya.

Dicapai dengan organisasi morfologi bangunan dengan metode pasif

antara lain konfigurasi bentuk massa bangunan dan perencanaan tapak,

orientasi bangunan, disain fasade, peralatan pembayangan, instrumen

penerangan alam, warna selubung bangunan, lansekap horisontal dan

vertikal, ventilasi alamiah.

• Arsitektur Surya (Solar Architecture)

Arsitektur yang memanfaatkan energi surya baik secara langsung (radiasi cahaya dan termal), maupun secara tidak langsung (energi angin) kedalam bangunan, dimana elemen- elemen ruang arsitektur (lantai,dinding,atap) secara integratif berfungsi sebagai sistim surya aktif ataupun sistim surya pasif.

Arsitektur surya pasif memanfaatkan atap dan dinding sebagai kolektor

panas dan dikembangkan dengan sistim surya aktif yang

mengimplementasikan keseluruhan sistim surya termosiphoning dan

berintegrasi penuh dengan keseluruhan elemen arsitektur. Inovasi

Page 20: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

26

teknologi lanjutan dalam sel photovoltaik menghasilkan prototipe

arsitektur baru yang spesifik.

Perancangan Hemat Energi pada Bangunan

Penghematan energi melalui rancangan bangunan mengarah pada

penghematan penggunaan listrik, baik bagi pendinginan udara, penerangan

buatan, maupun peralatan listrik lain. Hal tersebut membutuhkan strategi agar

bangunan dapat memodifikasi iklim luar yang tidak nyaman menjadi iklim

ruang yang nyaman tanpa banyak mengonsumsi energi listrik. Perancangan

bangunan hemat energi dapat dilakukan dengan dua cara: secara pasif dan

aktif.

• Rancangan Pasif

Pemanfaatan energi matahari tanpa mengonversikannya menjadi

energi listrik. Perancangan pasif di wilayah tropis basah seperti Indonesia

umumnya dilakukan untuk mengupayakan bagaimana pemanasan

bangunan karena radiasi matahari dapat dicegah, tanpa harus

mengorbankan kebutuhan penerangan alami. Sinar matahari yang terdiri

atas cahaya dan panas hanya akan dimanfaatkan komponen cahayanya dan

menepis panasnya. Bangunan yang menerapkan perancangan pasif di

Indonesia, yaitu bangunan lama karya Silaban: Masjid Istiqlal dan Bank

Indonesia. Bangunan modern di Jakarta, seperti Gedung S Widjojo dan

Wisma Dharmala Sakti.

Page 21: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

27

• Rancangan Aktif

Dalam rancangan ini, energi matahari dikonversi menjadi energi

listrik sel solar, kemudian energi listrik inilah yang digunakan memenuhi

kebutuhan bangunan. Di dalam perancagan ini juga harus diterapkan

perancangan pasif, karena tanpa penerapan perancangan pasif, penggunaan

energi dalam bangunan akan tetap tinggi apabila tingkat kenyamanan

termal dan visual harus dicapai. Contoh dari perancangan aktif di

Indonesian belum ada, hanya penggunaan sel solar yang masih terbatas

untuk penerangan di desa-desa terpencil Indonesia.

Salah satu bangunan yang dianggap paling berhasil menerapkan

teknik perancangan pasif dan aktif, dan sangat berhasil dalam

mengeksploitasi penggunaan sel solar adalah British Pavilion, Seville,

Spanyol yang dirancang oleh Nicholas Grimshaw & Partner.

II.3.4 Contoh Bangunan Hemat Energi

• Debis Headquarters, Berlin

Gambar 2.1 Multi-layer skin façade, debis Headquarters, Berlin

Page 22: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

28

Bangunan ini menggunakan multi layer skin façade sebgai penutup

dinding berupa jendela. Sistem kontrol jendela digunakan untuk

memanfaatkan pencahayaan alami ke dalam bangunan.

Penerapan desain fasad bangunan di Indonesia cukup baik, karena

Indonesia merupakan daerah sub tropis yang intensitas mataharinya lebih

terik di banding dengan wilayah yang memiliki empat musim sehingga

dapat mengontrol cahaya alami yang masuk dan menghalau panasnya.

• Mediaset Headquarters in Milan, Italy

Bangunan ini menggunakan Double-Skin Facade untuk melindungi

struktur dari bangunan, selain itu juga berfungsi untuk mengontrol cahaya

dan panas yang masuk ke dalam bangunan sehingga dapat mengurangi

penggunaan penerangan dan pengudaraan buatan.

Penerapan desain fasad bangunan ini di Indonesia cukup baik,

karena Indonesia merupakan daerah sub tropis yang intensitas mataharinya

lebih terik di banding dengan wilayah yang memiliki empat musim dan

dapat mengatur cahaya dan panas yang masuk ke dalam bangunan.

Gambar 2.2 Double-Skin Facade to Protect Original Structure

Page 23: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

29

• GSW Headquarters, Berlin

Bangunan ini menghadap timur dan barat sehingga pada masing-

masing fasad mendapat penyelesaian yang berbeda. Pada bagian barat

bangunan ini menggunakan double skin yang berfungsi sebagai penyaring

dari kondisi thermal luar bangunan, dalam hal pencahayaan dan

pengudaraan alami.

Penerapan desain fasad bangunan ini di Indonesia cukup baik,

karena cukup dapat menyelesaikan permasalahan bangunan yang

menghadap timur dan barat, sehingga pencahayaan dan pengudaraan alami

tetap dapat digunakan.

Gambar 2.3 Facing East – West Facades

Foto 14. - Menggunakan struktur

Hunian Hunian Hunian

Page 24: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

30

II.4 Studi Banding

II.4.1 Studi Lapangan

• Rumah Susun

Pada studi lapangan penulis mengambil beberapa contoh rumah susun sederhana sewa ataupun milik yang

ada di Jakarta Pusat.

Rumah Susun Tanah Abang

Rumah Susun Bendungan Hilir

Rumah Susun Kebon Kacang

- Luas lahan 3.6 Ha - Terdapat 30 blok bangunan

- Luas lahan 5 Ha - Terdapat 3 tower

- Luas Tanah 18.208 m2

- Terdapat 8 blok bangunan

- Setiap bangunan terdiri dari 4 lantai - 4 unit hunian @lantai - Ukuran unit hunian tipe 36 m2

- Setiap tower terdiri dari 9 lantai - Tower A 30 unit @lantai - Tower B 28 unit @lantai - Tower C 12 unit @lantai - Ukuran unit hunian tipe 27 m2

Setiap bangunan terdiri dari 4 lantai - Terdapat 600 unit dengan tipe berbeda *368 unit tipe F.21 *166 unit tipe F.42 *66 unit tipe F.51

Page 25: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

31

- Harga sewa unit 18 juta/thn - Harga sewa unit 1 jt/bln - Harga jual unit tiap lantai berbeda *F.21 = I,5 juta - 1,8 juta *F.42 = 3,5 juta - 4,5 juta *F.51 = 5,4 juta - 6,7 juta

- Penghuni mayoritas pedagang tanah abang dan dari seluruh kalangan

- Penghuni mayoritas dari seluruh kalangan

- Penghuni mayoritas dari seluruh kalangan

- Fasilitas yang diberikan * Lapangan multi fungsi * Taman bermain * PAM * Gas bumi * TPU * Parkir mobil dan motor * Koperasi

- Fasilitas yang diberikan * Lapangan multi fungsi * Taman bermain * PAM * Lift * TPU * Parkir mobil dan motor

- Fasilitas yang diberikan * Lapangan multi fungsi * Taman bermain * PAM * Gas bumi * TPU * Parkir mobil dan motor * Mesjid * Ruang komunal + koperasi

- Bangunan ini termasuk bangunan tropis. Memiliki bukaan/ventilasi dan material fasad bangunan menggunakan batu bata expos dan plester. Tetapi bangunan ini

- Bangunan ini termasuk bangunan tropis. Memiliki bukaan/ventilasi, tritisan pada setipa hunian dan material fasad bangunan menggunakan bata expos.

- Bangunan ini termasuk bangunan tropis. Memiliki bukaan/ventilasi, tritisan pada setiap hunian dan material fasad masih dalam bentuk plester.

Page 26: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

32

menggunakan atap dak beton. - Namun, pada kenyataannya hampir

dari penghuni bangunan tetap menggunakan AC.

- Pada kenyataannya, penghuni yang tinggal disini tetap menggunakan AC.

- Pada kenyataannya, penghuni yang

tinggal disini tetap menggunakan AC.

- Tidak tersedianya tempat menjemur pada hunian, membuat para penghuni menjemur pakaian di depan jendela hunian dan teras bangunan. Sehingga merusak pandangan ke bangunan

- Setiap hunian memiliki balkon, namun dipergunakan untuk tempat menjemur pakaian hingga keluar dari balkon, sehingga merusak pandangan ke bangunan.

- Tidak tersedianya tempat jemur, para penghuni menjemur pakaian di balkon hingga di depan jendela hunian mereka, sehingga merusak pandangan ke bangunan.

- Menggunakan sistem single loaded, jadi antara jalan dan teras jadi satu, sehingga udara masih dapat mengalir disekitar bangunan.

- Menggunakan sistem double loaded, sehingga jalan ini terlihat gelap walaupun bagian ujung lantai terdapat bukaan. Jalur air dan listrik pada plafond diexpos, sehingga jarak lantai dan plafond rendah.

- Menggunakan sistem single loaded dan juga digunakan sebagai teraspada hunian. Pemisahan jarak antar bangunan membuat sirkulasi udara mengalir dan memberikan sedikit ruang hijau pada bangunan.

Tabel 2.6 Studi lapangan rumah susun

Page 27: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

33

• Pasar

Pada studi lapangan penulis mengambil beberapa contoh pasar modern yang ada di Jakarta dan sekitarnya.

Pasar Modern BSD City

Fresh Market PIK

Fresh Market Kota Wisata

- Merupakan pasar tradisional yang dikelola secara modern

- Pemilik Sinar Mas

- Pasar tradisional yang dikelola secara modern

- Pemilik Agung Sedayu

- Pasar tradisional yang dikelola secara modern

- Pemilik Sinar Mas

- Luas lahan 3 Ha - Luas bangunan 1,4 Ha

- Luas lahan 1,5 ha - Luas bangunan 25.000 m2

-

Page 28: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

34

- Jumlah massa bangunan 4 - Jumlah lapis bangunan 1 - Memiliki daya tampung ± 3.000

orang

- Jumlah massa bangunan 1 - Jumlah lapis bangunan 3 - Memiliki daya tampung ± 2.500 orang

- Jumlah massa bangunan 3 - Jumlah lapis bangunan 1 - Memiliki daya tampung ± 2.500

orang - Merupakan bangunan tropis - Menggunakan atap miring - Menggunakan pencahayaan dan

pengudaraan alami

- Merupakan bangunan tropis - Menggunakan atap dak - Menggunakan pencahayaan dan

pengudaraan alami

- Merupakan bangunan tropis - Menggunakan atap miring - Menggunakan pencahayaan dan

pengudaraan alami - Lapak kering berukuran 2 x 2 m,

tidak disediakan air hanya listrik

- Lapak kering berukuran 2 x 2 m, tidak

disediakan air

- Lapak kering berukuran 2 x 2 m,

tidak disediakan air

- Lapak basah berukuran 2 x 2 m,

disediakan air dan listrik

- Lapak basah berukuran 2 x 2 m disediakan air beserta listrik

- Lapak basah berukuran 2 x 2 m disediakan air beserta listrik

Page 29: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

35

- Kios berukuran 3 x 3 m, 3 x 4m ,

3 x 5 m dan berada di sekeliling lapak – lapak.

- Kios berukuran 2,5 x 3 m dan berada

di sekitar lapak – lapak.

- Kios berukuran 3 x 3 m dan berada di

sekeliling lapak – lapak.

- Ruko 2 lantai berukuran 4 x 10 m,

4.5 x 10 m, 5 x 10 m, 5.5 x 10 m. - Berada di sekeliling kios dan

menghadap Jalan

- Ruko 2 lantai berukuran 4 x 4 m. - Berada di sekeliling kios dan

menghadap jalan

- Ruko 2 lantai berukuran 5 x 10 m. - Berada di sekeliling kios dan

menghadap jalan

- Terdapat 2 toilet yang berada di luar pasar dan ditempat yang berbeda

- Mushola di luar pasar dekat dengan toilet

- Toilet berada di setiap pojok lantai - Mushola berada di basement dekat

parkir mobil dan toilet.

- Terdapat 2 toilet yang berada di luar pasar dan ditempat yang berbeda

- Mushola di luar pasar dekat dengan toilet

Page 30: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

36

- Tempat pemotongan ayam termasuk

kandang ayam. Disediakan untuk pedagang ayam.

- Tempat pemotongan ayam termasuk

kandang ayam. Disediakan untuk pedagang ayam

- Tempat pemotongan ayam termasuk

kandang ayam. Disediakan untuk pedagang ayam.

- Dimensi @ 2 x 2 m. - Disediakan parkir untuk 500 mobil,

300 motor, 50 sepeda.

- Parkir mobil (700)terdapat di

sekeliling ruko, basement dan dak beton. Parkir motor (500) di basement.

- Parkir disediakan 400 mobil, 200

motor.

- Keamanan 24 jam berada di dekat Kantor pengelola

- Terdapat ATM center yang berada pada massa bangunan sendiri.

- Keamanan 24 jam berada di dekat Kantor pengelola.

-

- Keamanan 24 jam berada di dekat Kantor pengelola.

- Terdapat ATM center yang berada pada massa bangunan sendiri.

Page 31: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00561-AR Bab 2.pdf · sehari-hari misalnya dalam menyebutkan jarak ... Perkembangan rumah

37

- Tempat cuci piring bersama

pedagang yang berada dekat toilet.

- - Tempat cuci piring bersama pedagang

yang berada dekat toilet.

- Tempat pembuangan sampah

sementara yang diangkut setiap harinya oleh PEMDA

- Tempat pembuangan sampah sementara yang diangkut setiap harinya oleh PEMDA dan diolah oleh yayasan Buddha Tzu chi.

- Memiliki loading sendiri.

- Tempat pembuangan sampah

sementara yang diangkut setiap harinya oleh PEMDA.

- Memiliki loading sendiri.

Tabel 2.7 Studi lapanga npasar modern