bab ii tinjauan dan landasan teori ii. 1. tinjauan umum...

39
6 BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum II. 1. 1. Pengertian Apartemen Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang di strukturkan secara fungsional dalam arah horizontal dan arah vertikal yang merupakan satu-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan dihuni secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama. ( Undang-Undang No.16 Tahun 1985 ) Apartemen didefinisikan sebagai tempat tinggal ( terdiri atas kamar duduk, kamar tidur, kamar mandi, dapur, dsb ) yang berada pada suatu lantai bangunan bertingkat, rumah flat, rumah pangsa, bangunan bertingkat terbagi dalam beberapa tempat tinggal.( kamus besar bahasa indonesia, 1984 : 252 ) Apartemen adalah suatu bangunan yang terdiri dari tiga unit atau lebih hunian, yang merupakan suatu kehidupan bersama dalam lingkungan tanah terbatas, dan masing-masing unit hunian dapat dimiliki atau digunakan secara terpisah. ( Grolier, 1962 : 168 )

Upload: vonhu

Post on 10-Mar-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

6

BAB II

TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

II. 1. Tinjauan Umum

II. 1. 1. Pengertian Apartemen

Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam

suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang di strukturkan

secara fungsional dalam arah horizontal dan arah vertikal yang merupakan

satu-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan dihuni secara terpisah,

terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian bersama,

benda bersama dan tanah bersama. ( Undang-Undang No.16 Tahun 1985 )

Apartemen didefinisikan sebagai tempat tinggal ( terdiri atas kamar duduk,

kamar tidur, kamar mandi, dapur, dsb ) yang berada pada suatu lantai

bangunan bertingkat, rumah flat, rumah pangsa, bangunan bertingkat

terbagi dalam beberapa tempat tinggal.( kamus besar bahasa indonesia,

1984 : 252 )

Apartemen adalah suatu bangunan yang terdiri dari tiga unit atau lebih

hunian, yang merupakan suatu kehidupan bersama dalam lingkungan

tanah terbatas, dan masing-masing unit hunian dapat dimiliki atau

digunakan secara terpisah.

( Grolier, 1962 : 168 )

Page 2: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

7

Apartemen adalah kamar atau beberapa kamar( ruangan ) yang

diperuntukan sebagai tempat tinggal, terdapat didalam suatu bangunan

yang biasanya punya kamar atau ruangan semacam itu.( W.J.S

Poerwadarminta, 1976 : 166 )

Apartemen adalah bangunan hunian yang dipisahkan secara horizontal dan

vertikal agar tersedia hunian yang berdiri sendiri dan mencakup bangunan

bertingkat rendah atau bangunan bertingkat tinggi, dilengkapi berbagai

fasilitas yang sesuai dengan standar yang ditentukan. ( Ernst Neufert, 1980

: 86 )

Apartemen adalah merupakan suatu hunian, yang harus bebas dari

kebisingan, kekhawatiran, ketegangan, juga memiliki keindahan,

kemudahan, kesenangan, keamanan, privasi bagi keluarga yang tinggal di

dalamnya, serta mampu berkomunikasi dengan manusia dan lingkungan

sekitarnya. ( Paul Samuel, 1967 : 157 )

II. 1. 2 Karakteristik Apartemen

Suatu hunian vertikal dapat di katakan sebagai apartemen jika bangunan

tersebut memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut :

- Memiliki jumlah lantai lebih dari satu.

- Terdiri dari beberapa unit hunian dalam satu lantai.

- Dalam setiap unit, minimal memiliki tiga jenis ruang, yaitu ruang tidur, dapur,

dan kamar mandi.

- Sirkulasi vertikal memakai tangga atau lift, dan untuk sirkulasi horizontal

memakai Koridor.

Page 3: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

8

II. 1. 3 Persyaratan Apartemen

Membangun apartemen yang terdiri dari sejumlah besar unit rimah tangga

tidaklah mudah, perlu adanya persyaratan untuk membuatnya, agar apartemen

tersebut dapat memenuhi kebutuhan fisik dan kebutuhan psikis penghuninya,

berikut adalah persyaratan yang harus di penuhi dalam merancang apartemen

( Undang-Undang No. 16 Tahun 1985 ) :

Di dalam perencanaan harus dapat dengan jelas ditentukan dan dipisahkan

masing-masing satuan rumah susun serta nilai perbandingan proporsionalnya.

Rencana yang menunjukkan satuan rumah susun, harus berisi rencana tapak

beserta denah dan potongan yang menunjukkan dengan jelas batasan secara

vertikal dan haimntal dari satuan rumah susun yang dimaksud.

Batas pemilikan bersama harus digambarkan secara jelas dan mudah

dimengerti oleh semua pihak dan ditunjukkan dengan gambar dan uraian

tertulis yang terperinci.

Semua ruang yang dipergunakan untuk kegiatan sehari-hari harus mempunyai

hubungan langsung maupun tidak langsung dengan udara luar dan

pencahayaan langsung maupun tidak langsung secara alami dalam jumlah

yang cukup, sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

Dalam hal hubungan langsung maupun tidak langsung dengan udara luar dan

pencahayaan langsung maupun tidak langsung secara alami harus diusahakan

adanya pertukaran udara dan pencahayaan buatan yang dapat bekerja terus

Page 4: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

9

menerus selama ruangantersebut digunakan, sesuai dengan persyaratan yang

berlaku.

Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

dan penggunaan bahan bangunan yang memenuhi persyaratan konstruksi

sesuai dengan standar yang berlaku.

Rumah susun harus dilengkapi dengan:

a. jaringan air bersih yang memenuhi persyaratan mengenai perpipaan dan

perlengkapannya termasuk meter air, pengatur tekanan air, dan tangki air

dalam bangunan;

b. jaringan listrik yang memenuhi persyaratan mengenai kabel dan

perlengkapannya, termasuk meter listrik dan pembatas arus, serta

pengamanan terhadap kemungkinan timbulnya hal-hal yang

membahayakan.

c. jaringan gas yang memenuhi persyaratan beserta perlengkapannya

termasuk meter gas, pengatur arus, serta pengamanan terhadap bulnya hal-

hal yang membahayakan.

d. saluran pembuangan air hujan yang memenuhi persyaratan kualitas,

kuantitas, dan pemasangan.

e. saluran pembuangan air limbah yang memenuhi persyaratan kualitas,

kuantitas dan pemasangan.

f. saluran dan / atau tempat pembuangan sampah yang memenuhi

persyaratan terhadap kebersihan, kesehatan, dan kemudahan.

g. tempat untuk kemungkinan pemasangan jaringan telepon dan alat

Page 5: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

10

komunikasi lainnya.

h. alat transportasi yang berupa tangga, lift atau eskalator sesuai dengan

tingkat keperluan dan persyaratan yang berlaku.

i. pintu dan tangga darurat kebakaran.

j. tempat jemuran.

k. alat pemadam kebakaran.

l. penangkal petir.

m. alat/ sistem alarm.

n. pintu kedap asap pada jarak-jarak tertentu.

o. generator listrik disediakan untuk rumah susun yang menggunakan lift.

Lingkungan rumah susun harus dilengkapi dengan prasarana lingkungan dan

utilitas umum yang sifatnya menunjang fungsi lainnya dalam rumah susun

yang bersangkutan, meliputi :

a. jaringan distribusi air bersih, gas, dan listrik dengan segala

kelengkapannya termasuk kemungkinan diperlukannya tangki-tangki air,

pompa air, tangki gas, dan gardu-gardu listrik;

b. saluran pembuangan air hujan yang menghubungkan pembuangan air

hujan dari rumah susun ke sistem jaringan pembuangan air kota;

c. saluran pembuangan air limbah dan/ atau tangki septik yang

menghubungkan pembuangan air limbah dari rumah susun ke sistem

jaringan air limbah kota, atau penampungan air limbah tersebut ke dalam

tangki septik dalam lingkungan.

d. tempat pembuangan sampah yang fungsinya adalah sebagai tempat

Page 6: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

11

pengumpulan sampah dari rumah susun untuk selanjutnya dibuang ke

tempat pembuangan sampah kota, dengan memperhatikan faktor-faktor

kemudahan pengangkutan, kesehatan, kebersihan, dan keindahan;

e. kran-kran air untuk pencegahan dan pengamanan terhadap bahaya

kebakaran yang dapat menjangkau semua tempat dalam lingkungan

dengan kapasitas air yang cukup untuk pemadam kebakaran.

f. tempat parkir kendaraan dan/atau penyimpanan barang yang

diperhitungkan terhadap kebutuhan penghuni dalam melaksanakan

kegiatan-kegiatannya sesuai dengan fungsinya.

g. jaringan telepon dan alat komunikasi lain sesuai dengan tingkat

keperluannya.

II. 1. 4 Pengelompokan Apartemen

Apartemen dapat dikelompokan dalam beberapa jenis, berdasarkan

golongan ekonomi penghuninya, berdasarkan sistem kepemilikannya, berdasarkan

arsitektural bangunannya, berdasarkan jenis pembiayaannya. Berikut adalah

pengelompokannya :

a. Apartemen berdasarkan golongan ekonomi penghuninya

Ada 3 ( tiga ) macam apartemen berdasarkan golongan ekonomi

penghuninya, ( Apartments : Their Design and Development, 1967 : 42-43

)yaitu :

Apartemen golongan bawah

Apartemen golongan menengah

Apartemen mewah

Page 7: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

12

Perbedaan antara ketiga jenis apartemen ini hanya terletak pada ukuran ruang

pada tiap hunian, serta fasilitas yang disediakan olehapartemen tersebut,

semakin besar ukuran unit dan semakin banyak fasilitas yang tersedia,

semakin mahal harga per unit apartemen tersebut.

b. Apartemen berdasarkan sistem kepemilikan

Ada 2 ( dua ) jenis apartemen berdasarkan kepemilikan antara lain (

Apartments : Their Design and Development, 1967 : 39-42 ) :

1. Apartemen berdasarkan system sewa

Pada apartemen ini penghuni hanya membayar biaya sewa unit

yang ditempatinya kepada pemilik apartemen dan biasanya biaya itu

dibayarkan per bulan ataupun per tahun, biaya seperti listrik, air, gas,

telepon ditanggung oleh penyewa, sementara biaya pemeliharaan dan gaji

mpegawai pengelola apartemen ditanggung oleh pemilik, penyewa yang

tidak ingin lagi tinggal di apartemen tersebut, harus mengembalikan

apartemen tersebut kepada pemiliknya, kemudian pemilik akan mencari

lagi morang baruuntuk mengisi unit-unit yang kosong.

2. Apartemen dengan sistem beli

Apartemen dengan sistem beli terbagi 2 ( dua ) jenis yaitu :

- Apartemen dengan system kepemilikan bersama ( cooperative ownership

)Pada apartemen ini setiap penghuni memiliki saham dalam perusahaan

pemilik napartemen serta menempati satu unit tertentu sesuai denga

ketentuan perusahaan, penghuni hanya bisa menjual unitnya kepada

orang yang telah dianggap cocok oleh penghuni apartemen lainnya, bila

Page 8: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

13

terdapat unit apartemen yang kosong, maka sahamnya akan dibagi rata

antara penghuni dan mereka harus menanggung semua biaya perawatan

unit yang kosong tersebut, sampai unit tersebut ditempati oleh penghuni

baru.

- Kondominium

Pada apartemen ini setiap penghuni menjadi pemilik dari unitnya

sendiri dan memiliki kepemilikan yang sama dengan penghuni lainnya

terhadap fasilitas dan ruang publik, penghuni bebas menjual, menyewakan

ataupun memberikan kepemilikannya kepada orang lain, jika terdapat unit

apartemen yang kosong, maka biaya perawatan unit ditanggung oleh

badan pengelola apartemen.

c. Apartemen berdasarkan arsitektural

Secara arsitektural bangunan apartemen dapat dikelompokan berdasarkan

ketinggian bangunan, sirkulasi vertikal, sirkulasi horizontal, sistem

penyusunan lantai, bentuk massa bangunan, standar besaran ruang, dan jumlah

kamar tidur.

1. Apartemen berdasarkan ketinggian bangunan ( Apartments : Their desaign

and Development, 1967 : 44-47 )

a. Apartment low rise

Apartemen jenis ini biasanya memiliki ketinggian antara 2- 4 lantai,

apartemen ini dapat dibagi menjadi beberapa tipe yaitu :

1. Garden apartment, memiliki ciri sebagai berikut :

Ketinggian bangunan antara 2-3 lantai.

Page 9: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

14

Tiap unit hunian memiliki teras dan balkon sendiri.

Umumnya terdapat pada daerah pinggiran kota dengan

kepadatan rendah ( maksimal 30 keluarga perhektar )

Miliki banyak ruang terbuka hijau dan tempat parkir yang

dekat dengan bangunan

Antara massa bangunan satu dengan yang lain terdapat

ruang terbuka pemisah yang cukup luas.

2. Row house, townhouse, atau maisonette, memiliki ciri sebagai

berikut

Ketinggian bangunan antara 1- 2 lantai.

Antara massa bangunan satu dengan yang lain saling

berdempetan, atau bahkan saling berbagi tembok

pembatas yang sama.

Ruang terbuka yang ada hanya berupa halaman depan

dan halaman belakang yang sempit pada setiap massa

bangunan.

Umumnya dibangun pada daerah dengan kepadatan

sedang ( antara 35 -50 unit per hektar )

b. Apartment Mid – rise

Apartemen ini memili ketinggian antara 4 – 8 lantai.

c. Apartment high – rise

Apartemen tipe ini memiliki ketinggian diatas 8 lantai, tipe apartemen

ini umumnya merupakan apartemen untuk golongan menengah keatas

Page 10: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

15

karena biasanya dibangun di daerahyang memiliki keterbatasan lahan

dan harga lahannya mahal serta biaya konstruksi bangunannya cukup

mahal, apartemen ini sering kali berlokasi di tengah kota dan cukup

dekat dengan pusat kota bisnis, pada dasarnya para pembeli/penyewa

apartemen ini bertujuan untuk mendapatkan pemandangan lingkungan

sekitar tanpa terhalang bangunan lain.

2. Apartemen berdasarkan sirkulasi horizontal

Sirkulasi horizontal pada apartemen berupa koridor, pemakaian koridor

terbagi atas 2 ( dua ) jenis yaitu :

a. Single loaded corridor apartment

Apartemen dengan tipe koridor ini terbagi menjadi 2 ( dua ) jenis, yaitu :

Open corridor Apartment

Koridor pada tipe ini bersifat terbuka dengan pembatas terhadap ruang

luar berupa tembok atau railing dengan ketinggian tidak lebih dari 1 – 1,5

meter.

Closed corridor apartment

Koridor bersifat tertutup oleh dinding, kadang memliki bukaan berupa

jendela ataupun jalusi atau bahkan tidak ada bukaan sama sekali.

b. Double loaded corridor apartment

Tipe koridor pada apartemen ini dikelilingi oleh unit-unit hunian sehingga

sering kali terletak ditengah-tengah bamgumam ( central corridor ).

Page 11: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

16

3. Apartemen berdasarkan sirkulasi vertikal

Berdasarkan sirkulasi vertikal, apartemen dapat dibagi menjadi 2 ( dua ) yaitu (

Site Planning, 1984 : 280-281 ) :

- Walk – up Apartment

Pada apartemen ini sirkulasi vertikal utamanya adalah menggunakan

tangga, ketinggian bangunan apartemen ini maksimal hanya 4 lantai,

apartemen ini dirancang dengan koridor seminimal mungkin dan kebanyakan

unit hunian dekat dengan tangga sirkulas, apartemen ini dibagi 2 ( dua )

berdasarkan letak tangga sirkulasinya, yaitu :

a. Core – type walk up apartment

Pada apartemen tipe ini tangga sirkulasi ( stair core ) dikelilingi oleh unit-

unit hunian, berdasarkan jumlah unit hunian yang mengelilinginya,

apartemen ini dapat dibagi menjadi 3 ( tiga ) tipe yaitu :

1. duplex : tangga sirkulasi apartemen dikelilingi dua unit hunian

2. triplex : tangga sirkulasi apartemen dikelilingi tiga unit hunian

3. Quadruplex : tangga sirkulasi apartemen dikelilingi empat unit

hunian

b. Corridor- type walk up apartment

Pada apartemen ini tangga sirkulasi terletak di kedua ujung koridor, dengan

menggunakan tipe sirkulasi ini dapat memperbanyak jumlah unit pada satu

lantai.

Page 12: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

17

- Elevator Apartment

Pada Apartemen ini sirkulasi vertikal utamanya adalah lift dan memiliki

sirkulasi vertikal sekunder berupa tangga yang sering kali juga merupakan

tangga darurat, umumnya apartemen ini dilengkapi dengan lobby atau

ruang tunggu lift, ketinggian bangunan umumnya diatas 6 lantai, ada dua

macam sistem lift yang dapat digunakan pada btipe apartemen ini yaitu :

a. lift yang digunakan berhenti di setiap lantai bangunan

b. Lift yang digunakan diprogram untuk berhenti hanya pada lantai-lantai

tertentu

pada bangunan ( skip-floor elevator system ), umumnya sistem ini

digunakan pada apartemen dengan sistem penyusunan lantai duplex,

kelebihan sistem ini antara lain dapat mengurangi koridor publik dan

memperluas ukuran inut hunian pada lantai dimana lift tidak berhenti,

kelemahannya terletak pada perlunya penambahan tangga pada setiap unit

hunian.

4. Apartemen berdasarkan system penyusunan lantai

Ada dua macam apartemen berdasarkan system penyusunan lantai, yaitu :

a. Simple apartment

GAMBAR 2. 1. 4. 1

Page 13: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

18

Pada apartemen ini semua ruang pada unit hunian berada

pada satu unit lantai, tipe apartemen ini paling sering dijumpai di

daerah kota yang memiliki kepadatan tinggi dan permintaan akan

hunian yang banyak, bila apartemen menggunakan lift, maka lift

tersebut akan berhenti disetiap lantai, kelemahan apartemen ini

terletak pada banyaknya ruang yang terbuang untuk sirkulasi

koridor, kelebihannya, pada satu bangunan apartemen jumlah unit

yang dapat dimaksimalkan sehingga dapat lebih banyak unit yang

dapat dijual.

b. Duplex apartment

Pada apartemen ini, setiap unit hunian terdiri atas dua

lantai, sehingga ruang-ruang pada unit hunian akan terbagi antara 2

( dua ) lantai, pada lantai 1 ( satu ) umumnya terdiri atas ruang

untuk aktifitas bersama seperti ruang tamu, ruang keluarga, ruang

makan, dapur, sementara di lantai kedua terdiri atas ruang untuk

aktifitas pribadi seperti tidur, ruang kerja, kamar mandi, tipe

apartemen ini umumnya diperuntukan bagi kalangan menengah

GAMBAR 2. 1. 4. 2

Page 14: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

19

keatas, kelebihan tipe ini adalah dapat menghemat ruang untuk

sirkulasi ( koridor ) bila lift di program tidak berhenti pada setiap

lantai, dan dapat memberikan kesan luas pada penghuninya serta

ruang-ruang privat akan lebih terjaga privasinya, kelemahannya

pada tiap unit harus disediakan tangga yang akan merepotkan bagi

orang lanjut usia dan balita.

c. Triplex apartment

Hampir sama denganm system duplex, hanya saja pada tipe ini,

setiap unit hunian terdiri atas 3 ( tiga ) lantai, pembagian ruang

pada tiap lantai hampir sama dengan sistem duplex, pada lantai

pertama terdapat ruang servis seperti gudang, foyer, kamar

pembantu, ruang cuci dsb, sementara ruang bersama dan ruang

privat masing-masing berada pada lantai dua dan tiga, umumnya

diperuntukan bagi apartemen golongan atas dan

berkarakteristiksangat mewah.

5. Apartemen berdasarkan jenis pembiayaan

Ada 2 jenis apartemen berdasarkan jenis pembiayaannya, yaitu :

Apartemen yang dibiayai oleh pemerintah

Apartemen yang dibiayai oleh swasta

6. Apartemen berdasarkan bentuk massa bangunan.

Ada 3( tiga ) tipe apartemen berdasarkan bentuk massa bangunannya yaitu (

Apartment : Their Design and Development, 1967 : 46 ) :

Page 15: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

20

a. Apartemen dengan bentuk Slab

Pada apartemen bentuk slab , antara tinggi bangunan dan

lebar/panjang bangunan hampir sebanding, sehingga bangunan

berbentuk seperti kotak yang pipih, biasanya memiliki koridor

yang memanjang dengan unit-unit hunian berada disalah satu

atau kedua sisi koridor.

b. Apartemen berbentuk tower

Apartemen berbentuk tower, lebar/panjang bangunan lebih kecil

dibandingkan dengan tinggi bangunan, sehingga bentuk bangunan

seperti tiang, biasanya ketinggian bangunannya diatas 20 ( dua

puluh )lantai, system sirkulasinya menggunakan core, karena

menggunakan lift, ada berbagai variasi bentuk tower antara lain :

- Single tower

Apartemen dengan satu massa bangunan, core umumnya terletak

ditengah, luas koridor dapat di minimalkan, unit-unit hunian

akan terletak dekat dengan tangga dan lift, berdasarkan bentuk

massa, apartemen dengan satu tower dapat dibedakan menjadi

tower plan, expanded tower, circular tower plan, cross plan, dan

five wing plan.

- Multi tower

Apartemen yang memiliki lebih dari satu massa bangunan,

antara massa bangunan dapat dihubungkan oleh satu massa

penghubung ataupun hanya berupa pedestrian penghubung saja,

Page 16: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

21

bila massa bangunan dihubungkan oleh satu massa penghubung,

umumnya massa penghubung terletak di tengah dengan massa

lain mengelilinginya, lift dan tangga diletakkan pada massa

penghubung tersebut, sementara untuk massa yang hanya

dihubungkan oleh pedestrian, tiap massa akan memiliki lift dan

tangga masing-masing.

Ada 5 ( lima ) tipe hunian yang sering dijumpai pada apartemen

berdasarkan jumlah kamar tidur, antara lain :

Keterangan Ruang-ruang yang ada Tipe penghuni

Studio - 1 kamar mandi- Dapur kecil dan

ruang makan menjadi satu

- Ruang duduk dan kamar tidur menjadi satu

- lajang- Pasangan muda yang

baru menikah

1 Kamar tidur - Satu kamar mandi- dapu dan ruang makan

menjadi satu- Ruang duduk- Kamar tudur

- Lajang- Pasangan muda yang

baru menikah- Pasangan lanjut usia

2 Kamar tidur - 1 atau dua kamar mandi- Dapur- Ruang duduk dan ruang

makan menjadi satu- Kamar tidur

- Keluarga kecil dengan 1atau 2 anak yang masih kecil/belum menikah

- Pasangan lanjut usia yang tinggal dengan sanak saudara

3 Kamar tidur - 2 kamar tidur dengan satu kamar mandi dalam

- kamar tidur - Dapur- Ruang duduk- Ruang makan( bisa juga ruang duduk dan ruang makan menjadi satu )

- Keluarga kecil dengan 3-4 anak

Penthouse - Terdiri dari 2 lantai

TABEL 2. 1. 4. 1

Page 17: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

22

- 3 sampai 5 kamar tidur

- 3 kamar mandi- Dapur- Ruang makan- Ruang keluarga- Ruang kerja- Ruang tamu- Foyer- Ada pula yang

memakai kamar pembantu

- Keluarga besar dengan 4-5 anak

- Orang-orang kalangan atas

Ada beberapa fasilitas-fasilitas standar apartemen, berdasarkan kelas apartemen tersebut antara lain :

Lokasi Kelas Bawah Kelas menengah MewahDalam unit hunian

- Penjaga keamanan - Intercom- Alarm pintu- balkon- Pendingin ruangan tersendiri

- Penjaga pintu dan telepon- Balkon yang luas- Pendingin ruangan terpusat- Entrance service- Ruang pembantu

Dalam bangunan

- Binatu- Lobby kecil

- Binatu- Area

komersial- Ruang

bersama- Tempat

penyimpanan barang bersama

- Parkir yang terjaga kerat

- Tempat berbelanja

- Lift servis- Penjaga pintu- CCTV- Parkit sistem

valet- Ruang

pertemuan- Pusat

kebugaran- Kolam renang

tertutupPada tapak - Parkir di luar

ruangan- Tempat

menjemur pakaian

- Parkir dengan pengawasan parkir dalam bangunan

-Tempat bermain di luar ruangan

- Tempat duduk-duduk di luar ruangan

- Kolam renang

- Taman- Area rekreasi- Country club- Kolam renang

TABEL 2. 1. 4. 2

Page 18: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

23

II. 2. Tinjauan khusus

II. 2. 1. Tinjauan Terhadap Topik dan Tema

Untuk menerapkan suatu konsep pada bangunan, kita harus

mengetahui latar belakang konsep tersebut, dan bangaimana

konsep tersebut dapat di kaitkan dalam perancangan bangunan,

berikut adalah ulasan tentang latar belakang arsitektur tropis :

Salah satu alasan mengapa manusia membuat bangunan

adalah karena kondisi alam iklim tempat manusia berada tidak

selalu baik menunjang aktivitas yang dilakukannya. Aktivitas

manusia yang bervariasi memerlukan kondisi iklim sekitar tertentu

yang bervariasi pula. Untuk melangsungkan aktivitas diperlukan

ruang dengan kondisi visual yang baik dengan intensitas cahaya

yang cukup, kondisi termis yang mendukung dengan suhu udara

pada rentang-nyaman tertentu, dan kondisi audial dengan intensitas

gangguan bunyi rendah yang tidak mengganggu pengguna

bangunan.

Karena cukup banyak aktivitas manusia yang tidak dapat

diselenggarakan akibat ketidak sesuaian kondisi iklim luar,

manusia membuat bangunan. Dengan bangunan, diharapkan iklim

luar yang tidak menunjang aktivitas manusia dapat

dimodifikasidiubah menjadi iklim dalam (bangunan) yang lebih

sesuai.

Page 19: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

24

Usaha manusia untuk mengubah kondisi iklim luar yang

tidak sesuai menjadi iklim dalam (bangunan) yang sesuai

seringkali tidak seluruhnya tercapai. Dalam banyak kasus, manusia

di daerah tropis seringkali gagal menciptakan kondisi termis yang

nyaman di dalam bangunan. Ketika berada di dalam bangunan,

pengguna bangunan justru seringkali merasakan udara ruang yang

panas, sehingga kerap mereka lebih memilih berada di luar

bangunan.

Pada saat arsitek melakukan tindakan untuk menanggulangi

persoalan iklim dalam bangunan yang dirancangnya, ia secara

benar mengartikan bahwa bangunan adalah alat untuk

memodifikasi iklim. Iklim luar yang tidak sesuai dengan tuntutan

penyelenggaraan aktivitas manusia dicoba untuk diubah menjadi

iklim dalam (bangunan) yang sesuai. Para arsitek yang kebetulan

hidup, belajar dan berprofesi di negara beriklim sub-tropis, secara

sadar atau tidak atau karena aturan membangun setempat kerap

melakukan tindakan yang benar. Karya arsitektur yang mereka

rancang selalu didasari pertimbangan untuk memecahkan

permasalahan iklim setempat yang bersuhu rendah. Bangunan

dibuat dengan dinding rangkap yang tebal, dengan penambahan

bahan isolasi panas di antara kedua lapisan dinding sehingga panas

di dalam bangunan tidak mudah dirambatkan ke udara luar.

Page 20: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

25

Meskipun mereka melakukan tindakan perancangan guna

mengatasi iklim sub-tropis setempat, karya mereka tidak pernah

disebut sebagai karya arsitektur sub-tropis, melainkan sebagai

arsitektur Victorian, Georgian dan Tudor, sementara sebagian

karya yang lain diklasifikasikan sebagai arsitektur modern (

modern architecture ), arsitektur pasca-modern ( post-modern

architecture ), arsitektur modern baru ( new modern architecture ),

arsitektur teknologi tinggi (high-tech architecture), dan arsitektur

dekonstruksi (deconstruction architecture).

Di sini terlihat bahwa arsitektur yang dirancang guna

mengatasi masalah iklim setempat tidak selalu diberi sebutan

arsitektur iklim tersebut, karena pemecahan problematik iklim

merupakan suatu tuntutan mendasar yang 'wajib' dipenuhi oleh

suatu karya arsitektur di manapun dia dibangun. Sebutan tertentu

pada suatu karya arsitektur hanya diberikan terhadap ciri tertentu

karya tersebut yang kehadirannya 'tidak wajib', serta yang

kemudian memberi warna atau corak pada arsitektur tersebut.

Sebut saja arsitektur yang 'bersih' tanpa embel-embel dekorasi,

yang bentuknya tercipta akibat fungsi ( form follows functio n)

disebut arsitektur modern. Arsitektur dengan penyelesaian estetika

tertentu yang antara lain menyangkut bentuk, ritme dan

aksentuasidiklasifikasikan (terutama oleh Charles Jencks) ke dalam

berbagai nama, seperti halnya arsitektur pasca-modern, modern

Page 21: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

26

baru dan dekonstruksi. Semua karya arsitektur tersebut tidak

pernah diberi julukan 'arsitektur sub-tropis' meskipun karya

tersebut dirancang di daerah iklim sub-tropis guna mengantisipasi

masalah iklim tersebut.

Kemudian mengapa muncul sebutan arsitektur tropis?

Seolah-olah jenis arsitektur ini sepadan dengan julukan bagi

arsitektur modern, modern baru dan dekonstruksi. Jenis yang

disebut belakangan lebih mengarah pada pemecahan estetika

seperti bentuk, ritme dan hirarki ruang. Sementara arsitektur tropis,

sebagaimana arsitektur sub-tropis, adalah karya arsitektur yang

mencoba memecahkan problematik iklim setempat.

Bagaimana problematik iklim tropis tersebut dipecahkan

secara desain atau rancangan arsitektur? Jawabannya dapat seribu

satu macam. Seperti halnya yang terjadi pada arsitektur sub-tropis,

arsitek dapat menjawab dengan warna pasca-modern, dekonstruksi

ataupun High-Tech, sehingga pemahaman tentang arsitektur tropis

yang selalu beratap lebar ataupun berteras menjadi tidak mutlak

lagi. Yang penting apakah rancangan tersebut sanggup mengatasi

problematik iklim tropis seperti hujan deras, terik radiasi matahari,

suhu udara yang relatif tinggi, kelembapan yang tinggi (untuk

tropis basah) ataupun kecepatan angin yang relatif rendah sehingga

manusia yang semula tidak nyaman berada di alam terbuka,

menjadi nyaman ketika berada di dalam bangunan tropis itu.

Page 22: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

27

Bangunan dengan atap lebar mungkin hanya mampu mencegah air

hujan untuk tidak masuk bangunan, namun belum tentu mampu

menurunkan suhu udara yang tinggi dalam bangunan tanpa disertai

pemecahan rancangan lain yang tepat.

Dengan pemahaman semacam ini, kemungkinan bentuk

arsitektur tropis, sebagaimana arsitektur sub-tropis, menjadi sangat

terbuka. Ia dapat bercorak atau berwarna apa saja sepanjang

bangunan tersebut dapat mengubah kondisi iklim luar yang tidak

nyaman, menjadi kondisi yang nyaman bagi manusia yang berada

di dalam bangunan itu. Dengan pemahaman semacam ini pula,

kriteria arsitektur tropis tidak perlu lagi hanya dilihat dari sekedar

'bentuk' atau estetika bangunan beserta elemen-elemennya, namun

lebih kepada kualitas fisik ruang yang ada di dalamnya: suhu ruang

rendah, kelembapan relatif tidak terlalu tinggi, pencahayaan alam

cukup, pergerakan udara (angin) memadai, terhindar dari hujan,

dan terhindar dari terik matahari. Penilaian terhadap baik atau

buruknya sebuah karya arsitektur tropis harus diukur secara

kuantitatif menurut kriteria-kriteria fluktuasi suhu ruang (dalam

unit derajat Celcius); fluktuasi kelembapan (dalam unit persen);

intensitas cahaya (dalam unit lux); aliran atau kecepatan udara

(dalam unit meter per detik); adakah air hujan masuk bangunan;

serta adakah terik matahari mengganggu penghuni dalam

bangunan. Dalam bangunan yang dirancang menurut kriteria

Page 23: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

28

seperti ini, pengguna bangunan dapat merasakan kondisi yang

lebih nyaman dibanding ketika mereka berada di alam luar.

Penulis menganggap bahwa definisi atau pemahaman

tentang arsitektur tropis di Indonesia hingga saat ini cenderung

keliru. Arsitektur tropis sering sekali dibicarakan, didiskusikan,

diseminarkan dan diperdebatkan oleh mereka yang memiliki

keahlian dalam bidang sejarah atau teori arsitektur. Arsitektur

tropis seringkali dilihat dari konteks 'budaya'. Padahal kata 'tropis'

tidak ada kaitannya dengan budaya atau kebudayaan, melainkan

berkaitan dengan 'iklim'. Pembahasan arsitektur tropis harus

didekati dari aspek iklim. Mereka yang mendalami persoalan iklim

dalam arsitektur, persoalan yang cenderung dipelajari oleh disiplin

ilmu sains bangunan ( fisika bangunan ) akan dapat memberikan

jawaban yang lebih tepat dan terukur secara kuantitatif. Mereka

yang dianggap ahli dalam bidang arsitektur tropis Koenigsberger,

Givoni, Kukreja, Sodha, Lippsmeier dan Nick Baker memiliki

spesialisasi keilmuan yang berkaitan dengan sains bangunan,

bukan ilmu sejarah atau teori arsitektur.

Kekeliruan pemahaman mengenai arsitektur tropis di

Indonesia nampaknya dapat dipahami, karena pengertian arsitektur

tropis sering dicampur adukkan dengan pengertian 'arsitektur

tradisional' di Indonesia, yang memang secara menonjol selalu

dipecahkan secara tropis. Pada masyarakat tradisional, iklim

Page 24: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

29

sebagai bagian dari alam begitu dihormati bahkan dikeramatkan,

sehingga pertimbangan iklim amat menonjol pada karya arsitektur

tersebut. Manusia Indonesia cenderung akan membayangkan

bentuk-bentuk arsitektur tradisional Indonesia ketika mendengar

istilah arsitektur tropis. Dengan bayangan ini yang sebetulnya tidak

seluruhnya benar pembicaraan mengenai arsitektur tropis akan

selalu diawali dari sini pula pemahaman mengenai arsitektur tropis

lalu memiliki konteks dengan budaya, yakni kebudayaan

tradisional Indonesia. Hanya mereka yang mendalami ilmu sejarah

dan teori arsitektur yang mampu berbicara banyak mengenai

budaya dalam kaitannya dengan arsitektur, sementara arsitektur

tropis (basah) tidak hanya terdapat di Indonesia, akan tetapi di

seluruh negara yang beriklim tropis (basah) dengan budaya yang

berbeda-beda, sehingga pendekatan arsitektur tropis dari aspek

budaya menjadi tidak relevan.

Dari uraian di atas, perlu ditekankan kembali bahwa

pemecahan rancangan arsitektur tropis (basah) pada akhirnya

sangatlah terbuka. Arsitektur tropis dapat berbentuk apa saja tidak

harus serupa dengan bentuk-bentuk arsitektur tradisional yang

banyak dijumpai di wilayah Indonesia, sepanjang rancangan

bangunan tersebut mengarah pada pemecahan persoalan yang

ditimbulkan oleh iklim tropis seperti terik matahari, suhu tinggi,

hujan dan kelembapan tinggi.

Page 25: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

30

Pada sumber lain menyebutkan bahwa arsitektur tropis

lahir akibat budaya, yaitu kebiasaan manusia terdahulu dalam

upaya merespon akibat yang ditimbulkan oleh iklim tropis dengan

cara membuat bangunan yang beradaptasi dengan iklim yang ada,

seperti atap miring agar air hujan tidak masuk kedalam bangunan,

bangunan dengan dinding berongga agar udara luar dapat masuk

dll, dan bentuk-bentuk tersebut dikatakan sebagai ciri dari

bangunan tropis. Pemahaman inilah yang sampai sekarang banyak

dipakai dalam merancang bangunan di iklim tropis. Pemahaman

seperti ini tidaklah buruk tetapi arsitektur tropis tidak hanya untuk

beradaptasi dengan alam. arsitektur tropis harus di artikan sebagai

rancangan yang lebih spesifik, yang bukan hanya dapat beradaptasi

dengan iklim, tanpa memberikan dampak ke dalam bangunan,

tetapi dapat memecahkan problematika iklim yang ada ke dalam

bangunan. (Tri Harso Karyono 2000)

Definisi arsitektur tropis

Arsitektur tropis adalah rancangan arsitektur yang dibuat untuk mengatasi

problematika yang di timbulkan oleh iklim tropis, suatu rancangan yang

dibuat untuk memodifikasi iklim luar yang berkarakter tropis basah ( yang

tidak di kehendaki ) menjadi iklim dalam bangunan yang dikehendaki.

( Tri Harso Karyono, 1999 )

Page 26: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

31

Ciri-ciri Daerah tropis ( Lippsmeier 1994 ):

Daerah hutan hujan di pantai dan di dataran rendah katulistiwa

Landsekap hijau, tanah biasanya merah atau coklat

Vegetasi lebat, dengan pohon-pohon tinggi, tanah sangat lembab, muka air

tanah tinggi.

Perbedaan musim kecil, bulan terpanas ( panas dan lembab sampai sampai

basah ), bulan terdingin, panas sedang dan lembab sampai basah.

Berawan dan berkabut sepanjang tahun, terang, bila awan sedikit, dan abu-

abu suram bila awan tebal, lapisan awan 60 – 90 %

Ciri-ciri iklim tropis basah :

Radiasi matahari relatif tinggi 1500-2500 kwh/m�/tahun.

( Jakarta � 1800 kwh/m�/tahun )

Curah hujan ( dan tidak merata sepanjang tahun )

Sekitar 2000-3000 mm/tahun, jakarta � 2000 mm/tahun atau �160 mm/bulan

Suhu udara relatif tinggi 23� c-33� c dengan variasi ( perbedaan ) suhu

harian, bulanan dan tahunan relatif kecil ≤ 10� c.

Kelembaban udara tinggi 25 – 30 mm ( jakarta 60-95% ).

Kecepatan angin relatif rendah ( jakarta‹ 5m/s ).

Kesimpulan ciri-ciri iklim tropis Kelembaban tinggi dengan temperatur yang

hampir selalu tinggi, angin sedikit, karena tingginya kelembaban.

Page 27: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

32

Masalah umum dan masalah bangunan

pada iklim tropis basah adalah panas yang sangat tidak

menyenangkan, penguapan sedikit, karena pergerakan udara lambat, perlu

perlindungan terhadap radiasi matahari, hujan.

Hal-hal penting yang harus diperhatikan pada iklim tropis

Bangunan sebaiknya terbuka dengan jarak yang cukup antara masing-

masing bangunan, untuk mencegah pemanasan fasade yang lebih lebar,

lebar banguna untuk mendapatkan ventilasi silang, ruang sekitar bangunan

diberi peneduh, tanpa mengganggu ventilasi udara, persiapan penyaluran

air hujan dari atap dan halaman, bangunan ringan dengan daya serap panas

yang rendah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan dan perancangan di iklim

tropis :

a. Matahari

Berpengaruh pada orientasi massa bangunan

Berpengaruh pada bentuk fasade bangunan

Berpengaruh terhadap pemakaian material bangunan

Perletakan ruang dalam bangunan

b. Temperatur dan kelembaban udara

Berpengaruh pada perancangan iklim mikro

c. Curah hujan

Berpengaruh pada bentuk fasade bangunan

Berpengaruh pada sistem utilitas bangunan

Page 28: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

33

d. Gerakan angin

Berpengaruh pada ventilasi silang

Teknik perancangan bangunan pada iklim tropis basah :

1. Mencegah terjadinya efek rumah kaca dalam bangunan

agar pendinginan ruang ( penurunan suhu dalam dalam

ruang ) tidak memerlukan energi yang cukup besar,

dinding-dinding transparan harus dihindari dari jatuhnya

sinar matahari langsung.

2. Orientasi bangunan, dinding transparan terhadap matahari

untuk wilayah equator bukaan atau dinding transparan arah

ke utara-selatan.

3. Meletakan ruang-ruang perolehan panas pada sisi timur-

barat yang langsung berhadapan dengan jatuhnya sinar

matahari sebagai ruang antara guna mencegah aliran udara

panas menuju rauang utam, ruang antara ini dapat berupa

tangga, gudang, toilet pantry, dan sebagainya sebagai

buffer dari radiasi matahari.

4. seandainya pada sisi timur dan barat tidak dapat di hindari

harus diletakan ruang-ruang utama, maka untuk

menghindari pemanasan pada ruang-ruang utama perlu di

beri penghalang terhadap sinar matahari langsung, atau

dinding dibuat rangkap di mana diantara kedua dinding

Page 29: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

34

tersebut diberi ruang antara yang diberi lubang-lubang

ventilasi.

5. Menghindari pemanasan udara di sekitar bangunan dari

radiasi matahari, seperti mencegah jatuhnya radiasi pada

permukaan yang keras, contoh aspal, beton, keramik, dsb,

yang merupakan material yang menyerap panas kemudian

melepaskannya kembali ke udara, maka suhu udara di atas

permukaan keras cendrung lebih tinggi di banding dengan

di atas rumput atau peredu. Oleh karenanya di perlukan :

Mengurang perkerasan pada ruang terbuka dengan

material keras.

Memaksimalkan penghijauan di sekitar bangunan,

agar pemanasan matahari terhadap lingkungan

sekitar bangunan dapat di kurangi.

Menyediakan ruang-ruang terbuka di sekitar

bangunan agar terjadi aliran udar / angin, sehingga

di mungkinkan ventilasi silang di dalam bangunan.

6. Memaksimalkan sirkulasi udara silang dalam bangunan (

ventilasi silang ) pada bangunan yang tyidak

berpengkondisian udara ( non AC ) dengan bukaan yang

lebar untuk memberikan efek dingi, perlu di rancang

bangunan tipis. Hal ini dimaksudkan untuk kemudahan

Page 30: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

35

mendapatkan aliran udara yang baik pada setiap titik dalam

bangunan.

7. Mencegah terjadinya akumulasi panas pada ruang antara

atap dan langit-langit. Untuk bangunan dengan atap miring

perlu dipikirkan untuk menghindari terjadinya akumulasi

panas pada ruang antara penutup atap dengan langit-langit.

Untuk itu ruang ini perlu di beri bukaan, sehingga

memungkinkan aliran udara silang menyingkirkan panas

yang terakumulasi ini.

8. manfaat aliran udara malam hari yang bersuhu rendah.

Suhu minimum rata-rata di jakarta h�dala 23�C dan ini

terjadi pada malam menjelang pagi hari. Untuk

penghematan energi dalam bangunan, potensi ini di

manfaatkan dengan cara mengalirkan angin yang bersuhu

rendah tersebut melalui dinding ( Yang dibuat rangkap

berongga ) serta lantai ( berongga dengan raised floor ).

Bertujuan menurunkan suhu massa bangunan serendah

mungkin mendekati atau sama dengan suhu udara

minimum tersebut. Suatu ruang yang memiliki lantai langit-

langit dan dinding dengan suhu rendah akan lebih mudah

mencapai kenyamanan meskipun udara di luar relatif

tinggi, karena sensasi suhu si tentukan juga oleh suhu

Page 31: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

36

radiasi permukaan ruang ( lantai, dinding, dan langit-

langit).

9. Menghindari manusia serta sarana pendukung aktifitasnya

dari air hujan serta sengatan matahari agar manusia tetap

dapat melakukan aktifitasnya meskipun turun hujan atau

matahari beersinar terik, untuk itu perlu disediakan ruang-

ruang yang bebas dari kucuran hujan dan sengatan

matahari, seperti koridor-koridor penghubung antar

bangunan/ruang yang beratap.

10. Bangunan sebaiknya terbuka dengan jarak yang cukup

antara masing-masung bangunan, untuk menjamin sirkulasi

yang baik.

( Georg. Lippsmeier, 1997 )

Page 32: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

37

II. 2. 2. Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis

a. Asrama Paska sarjana Universitas Islam Negri

Lokasi asrama paska sarjana UIN ini IR. H. Juanda ( ciputat raya ),

jakarta selatan, peruntukan asrama ini h�dala untuk pengajar ( guru,

dosen ) yang mendapatkan beasiswa dari pemerintah untuk

melanjutkan studi s2 di UIN, letak asrama itu sendiri terletak � 500 m

dari universitas islam negri

Fasilitas yang tersedia di asrama paska sarjana UIN :

Ruang bersama

Sarana olah raga

Asrama UIN

PETA 2. 2. 2. 1

FOTO 2. 2. 2. 1

FOTO 2. 2. 2. 2

Page 33: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

38

Loker penyimpanan

sepatu

Tempat jemur

Ruang-ruang yang terdapat dalam bangunan asrama :

Ruang kamar tidur

Ruang dapur

Toilet

Gudang

Ruang bersama

Besaran kamar tidur 5m x 4 m = 20 m

Dalam 1 kamar tidur berkapasitas 4 orang

Kesimpulan :

- kamar tidur terlalu kecil untuk kapasitas 4 orang.

- terdapat ruang komunal yang sangat bermanfaat untuk bersosialisasi

antar penghuni

FOTO 2. 2. 2. 3

FOTO 2. 2. 2. 4

Page 34: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

39

b. Apartemen Mediterania

Apartemen mediterania garden secidences terletak di jalan tanjung

duren raya, jakarta barat, karena letaknya dekat dengan tempat

pendidikan ( universitas UKRIDA, tri sakti, UNTAR ) maka target dari

calon penghuni apartemen ini adalah para mahasiswa, dan pekerja yang

melakukan aktifitas di lingkungan dekat apartemen.

Data Proyek : Mediterania Garden Residences

Lokasi : Tanjung duren , Jakarta barat, Indonesia

Status : Selesai 2005

Site Area : 29.315 m2

GrossFloor Area : 214.085m2

Tinggi bangunan : 108 m

Jumlah lantai : 32 lantai

Jumlah unit : 2696

Jl.S. Parman

Jl.Tanjung duren raya

GAMBAR 2. 2. 2. 1

Page 35: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

40

Fasilitas yang ada di apartemen mediterania residences :

Kolam renang

Lapangan tenis

Lapangan basket

Fitness senter & aerobik

Hero super market

Toko-toko retail

Tempat parkir : out space dan juga di basement ( 1,2,3 )

Tersedia tempat untuk kotak surat

Ruang tunggu

Mushola untuk karyawan.

Carwash.

food court

Balai warga

Laundry.

Jumlah unit :

- Tipe 1 kamar tidur 132 unit ( 4,3 5% )

- Tipe 2 kamar tidur2106 ( 80,7% )

- Tipe 3 kamar tidur 458 unit (15% )

Kesimpulan :

- Unit tipe 2 kamar di buat lebih banyak, karena calon pembeli di daerah

Jakarta cendrung memilih tipe 2 kamar.

- tersedia balai warga untuk sosialisasi antar penghuni

Page 36: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

41

c. Survey jumlah kamar dan fasilitas pada apartemen

Nama Apartemen Kintamani Simprug Indah Apartment AllSon Residence, Oasis Mitra SaranaLuas Lahan 15,100 5,200 16,078KDB 24.13% 25% 28%KLB 2.68 3.438543489 4.2Developer PT Dharmala Intiland IntiMegah Santoso PT sumber Mitra Sarana RealindoJumlah Tower 4.00 1 3Jumlah Lantai 19.00 31 26Jumlah Unit 285.00 221 474Total Gross area 59,243.00 36,072 96,161Luas Lantai efektif 37,611.00 23,528 54,204Gross area 729 1000Jumlah Kamar 1 bedroom 56 54 72Jumlah Kamar 2 bedroom 112 108 180Jumlah Kamar 3 bedroom 112 54 180Jumlah Kamar 4 bedroom 4 36penthouse 4 4 6Occupancy Rate 70% 60% 60%

Fasilitas Parkir 343 244 343Medical clinic 1 1fitness centre 1 1 1swimming pool 1 1 1parabola 1 1playground 1000 1 1000squash 1 1 1jogging track 1 1lapangan tenis 1 1 1cafÄ 1community centre 1 100mushollatoko 1 1 1lainnya

jumlah lift 9 4 9kapasitas lift 15 15 15Nam a Apartem en Westling Kedoya Apartment Apartment Slipi brawijaya apartmentLuas Lahan 22,000 8,100 7,950KDB 20% 20% 32%KLB 3.5 4 3Developer Dharamala Intiland Multi Panen Kotrindo Laksayudha AbadiJum la h Tower 2 2 2Jum la h Lantai 21 26 10Jum la h Unit 312 270 154Total Gross area 40,000 33,000 28,218Luas Lantai efektif 36,000Gross area 900 787 2125Jum la h Kam ar 1 bedroom 30Jum la h Kam ar 2 bedroom 190 132 64Jum la h Kam ar 3 bedroom 114 132 46Jum la h Kam ar 4 bedroom 10penthouse 8 6 4Occupancy Rate 65% 75% 805%

Fasilitas Parkir 350 310 160Medical clinic 1fitness centre 1 1 1swim m ing pool 1 1 1parabola 1 1 1playground 1 1squash 1 1jogging track 1lapangan tenis 1 1 1cafÄcom m unity centre 1 1m usholla 1 1 1toko 1 1lainnya

jum lah lift 4 6 4kapasitas lift 17 13 13

TABEL 2. 2. 2. 1

Page 37: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

42

Kesimpulan :

- Unit tipe 2 kamar di buat lebih banyak, karena calon pembeli di daerah

Jakarta cendrung memilih unit apartemen tipe 2 kamar.

d. survey luasan unit

Nama Apartemen Hollywood Residence Sudirman Apartment The Peak ApartmentLuas Lahan 15,395KDB 26%KLB 5.5Developer Tradisi Sejahtera Surya Gading mas Sakti Agung PodomoroJumlah Tower 2 2 4Jumlah Lantai 28 32 55Jumlah Unit 580 1576 386Total Gross area 78,877Luas Lantai efektifGross areaJumlah Kamar 1 bedroom 192 116Jumlah Kamar 2 bedroom 240 1220 50Jumlah Kamar 3 bedroom 144 232 186Jumlah Kamar 4 bedroom 134penthouse 4 8 16Occupancy Rate

Fasilitas Parkir 658Medical clinic 1 1 1fitness centre 1 1 1swimming pool 1 1 1parabola 1 1 1playground 1 1 1squash 1 1jogging track 1 1lapangan tenis 1 1 1cafÄ 1 1community centre 1 1 1musholla 1 1 1toko 1 1 1lainnya jaccuzi preschool, sauna, perpustakaan, bbq,atm

jumlah lift 8 16 14kapasitas lift 17 20 15

TABEL 2. 2. 2. 2

Nama Apartemen unit tie 2 kamar unit tie studiomediterania garden 53 32mteluk intan 46m 35mbatavia 2.68 #VALUE!Developer PT Dharmala Intiland IntiMegah SantosoJumlah Tower 4.00 1Jumlah Lantai 19.00 31Jumlah Unit 285.00 221

Page 38: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

43

II. 2. 3. Tinjauan Terhadap Lokasi Proyek

Lokasi : Jl. Raya Kebon Jeruk, Jakarta-Barat

Peruntukan : Hunian

Luas Tapak : 14.000 m�

KDB : 60 %

KLB : 3

GSB : 9 m

Ketinggian Maksimal : 8 Lantai

Batas-batas tapak :

Barat : Kawasan hunian, dan Kawasan Komersial

Timur : Kawasan hunian

Utara : Kawasan Komersial

Selatan : Kawasan komersial

PETA 2. 2. 3. 1

Page 39: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00496-AR-Bab 2.pdf · Rumah susun harus direncanakan dan dibangun dengan struktur, komponen,

44

Potensi lingkungan tapak :

Jalan utama pada tapak di lalui kendaraan umum

Pada sekitar tapak terdapat klinik

Pada sekitar tapak terdapat ATM

Kondisi iklim lingkungan:

Temperatur � 27�C - 32�C

Kelembaban udara � 76% - 80%

Kecepatan angin � 2 – 4 m/detik

Curah hujan � 1000 mm – 5000 mm pertahun

FOTO 2. 2. 3. 1

FOTO 2. 2. 3. 2

FOTO 2. 2. 3. 3