bab ii tijauan pustaka 2.1 komunikasi organisasi 2.1.1...

21
8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Organisasi R. Wayne Pace dan Don F. Faules yang dialihbahasakan oleh mulyana (2001: 31-32) menyebutkan definisi fungsional komunikasi organisai sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi, teridiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara satu debgan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Goldhaber (1993: 14-15) juga mengemukakan bahwa komunikasi organisasi dapat di definisikan dari berbagai sudut pandang, seperti yang berikut ini; 1. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya, baik internal (yang disebut budayanya) dan eksternal. 2. Komunikasi organisasi melibatkan pesan dan saluran, tujuan, arah dan media. 3. Komunikasi organisasi melibatkan orang-orang dan sikap mereka, perasaan dan hubungan dan keterampilan. 4. Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungannya yang saling tergantung satu sama

Upload: others

Post on 27-Oct-2019

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37031/3/jiptummpp-gdl-fahdafdall-51206-3-babii.pdf · Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola

8

BAB II

TIJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi Organisasi

2.1.1 Definisi Komunikasi Organisasi

R. Wayne Pace dan Don F. Faules yang dialihbahasakan oleh mulyana

(2001: 31-32) menyebutkan definisi fungsional komunikasi organisai sebagai

pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan

bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi, teridiri dari unit-unit

komunikasi dalam hubungan hierarkis antara satu debgan lainnya dan berfungsi

dalam suatu lingkungan.

Goldhaber (1993: 14-15) juga mengemukakan bahwa komunikasi

organisasi dapat di definisikan dari berbagai sudut pandang, seperti yang berikut

ini;

1. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks

yang dipengaruhi oleh lingkungannya, baik internal (yang disebut

budayanya) dan eksternal.

2. Komunikasi organisasi melibatkan pesan dan saluran, tujuan, arah dan

media.

3. Komunikasi organisasi melibatkan orang-orang dan sikap mereka,

perasaan dan hubungan dan keterampilan.

4. Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar

pesan dalam satu jaringan hubungannya yang saling tergantung satu sama

Page 2: BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37031/3/jiptummpp-gdl-fahdafdall-51206-3-babii.pdf · Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola

9

lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-

ubah.

2.1.2 Komponen Komunikasi Organisasi

Dalam proses komunikasi organisasi, ada beberapa komponen penting

untuk diperhatikan, yaitu;

1. Jalur komunikasi internal, eksternal, atas-bawah, bawah-atas, horizontal,

serta jaringan.

2. Induksi, antara lain orientasi tersembunyi dari para karyawan, kebijakan

dan prosedur, serta keuntungan para karyawan.

3. Saluran, yang diantaranya media elektronik (email, internet), media cetak

dan tatap muka.

4. Rapat, antara lain briefing, rapat staf, rapat proyek dan dengan pendapat

umum.

5. Wawancara, antara kain seleksi, tampilan kerja dan promosi karier.

Gambar 2.1 Komunikasi Organisasi Berdasarkan Struktur Organisasi (Alo

Liliweri,2013:370)

Page 3: BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37031/3/jiptummpp-gdl-fahdafdall-51206-3-babii.pdf · Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola

10

Keterangan

1. Garis komando – komunikasi vertical (hubungan antara atasan dan

bawahan)

2. Satu unit kerja dengan tugas dan fungsi sejenis

3. Garis tanggung jawab komunikasi vertikal (hubungan atasan dan

bawahan)

4. Komunikasi horizontal (hubungan antara dua pejabat yang mempunyai

posisi/level yang sama)

5. Satu unit klik (unit formal yang terbentuk oleh hubungan di antara

beberapa orang dari

level posisi yang berbeda)

6. Komunikasi diagonal (hubungan antara dua pejabat yang berasal dari

unit kerja yang

berbeda dan mempunyai level/posisi yang berbeda)

2.1.3 Tujuan Komunikasi Organisasi

Tujuan komunikasi organisasi adalah, untuk memudahkan,

melaksanakan, dan melancarkan jalannya organisasi. Menurut Koontz (dalam

Moekijat, 1993: 15-16), dalam arti yang lebih luas, tujuan komunikasi organisasi

adalah untuk mengadakan perubahan dan untuk mempengaruhi tindakakan ke

arah kesejahteraan perusahaan. Sementara itu, Lliliweri (2013: 372-373)

menyatakan bahwa ada empat tujuan komunikasi organisasi, yaitu;

1. Menyatakan pikiran, pandangan dan pendapat

2. Membagi informasi

3. Menyatakan perasaan dan emosi

4. Melakukan koordinasi

2.1.4 Fungsi Komunikasi Organisasi

Menurut Liliweri (2014: 373-374), ada dua fungsi komunikasi organisasi

yaitu yang bersifat umum dan bersifat khusus

Page 4: BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37031/3/jiptummpp-gdl-fahdafdall-51206-3-babii.pdf · Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola

11

2.1.4.1 Fungsi Umum

1. Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan atau memberikan

informasi kepda individu atau kelompok tentang bagaimana

melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan kompetensinya,

misal job deskrption atau deskripsi pekerjaannya.

2. Komunikasi berfungsi untuk menjual gagasan dan ide, pendapat

dan fakta. Termasuk juga menjual sikap organisasi dan sikap

tentang sesuatu yang merupakan subjek layanan, misal public

relation, pameran, ekspo dan lain-lain.

3. Komunikasi berfungsi untuk meningkatkan kemampuan para

karyawan, agar mereka bisa belajar dari orang lain (internal),

belajar tentang dipikirkan, dirasakan, dan dikerjakan orang lain

tentang apa yang “dijual” atau yang dicreritakan orang lain

tentang organisasi.

4. Komunikasi berfungsi untuk menentukan apa dan bagaimana

organisasi membagi pekerjaan atau siapa yang menjadi atasan dan

siapa yang menjadi bawahan, dan besara kekuasaan dan

kewenangan, serta menentukan bagaimana menangani sejumlah

orang, bagaimana memanfaatkan sumber daya manusia, dan

mengalokasikan manusia, mesin, metode dan teknik dalam

berorganisasi.

Page 5: BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37031/3/jiptummpp-gdl-fahdafdall-51206-3-babii.pdf · Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola

12

2.1.4.2 Fungsi Khusus

1. Membuat para karyawan melibatkan diri ke dalam isu-isu

organisasi lalu menerjemahkan ke dalam tindakan tertentu

di bawah suatu komando perintah.

2. Membuat para karyawan menciptakan dan menangani

relasi antar sesama bagi peningkatan produk organisasi

3. Membuat para karyawan memiliki kemampuan untuk

menangani dan mengambil keputusan-keputusan dalam

suasana ambigu dan tidak pasti.

Sehubungan dengan fungsi komunikasi organisasi di atas, Charles

Conrad (dalam Liliweri, 2014: 364) juga mengatakan ada dua fungsi komunikasi

organisasi, yaitu fungsi komando dan juga fungsi relasi yang mendukung

organisasi untuk mengambil keputusan, terutama ketika organisasi tersebut

menghadapi situasi yang kurang menentu, diantaranya;

2.1.4.3 Fungsi Komando

1. Mengarahkan dan tidak membatasi tindakan.

2. Menangani dan memelihara tampilan yang dekat melalui

umpan balik.

3. Menggunakan publikasi dan instruksi

2.1.4.4 Fungsi Relasi

1. Menciptakan dan melanjutkan sifat impresional dalam organisasi.

2. Membuat koordinasi antar unit kegiatan.

3. Memnentukan dan mendefisinikan peran organisasi.

Page 6: BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37031/3/jiptummpp-gdl-fahdafdall-51206-3-babii.pdf · Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola

13

2.1.4.5 Fungsi Komunikasi untuk Mengambil Keputusan dalam Suasana

yang Ambigu dan Tidak Pasti

1. Menjaga keseimbangan antara kepentingan organisasi dan kepentingan

individual.

2.Mengelola berbagai akibat yang ditinggalkan atau memelihara tradisi

organisasi.

3.Menciptakan perspektif bagi peluang pembagian pengalaman kerja

2.2 Pola Komunikasi

Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang

atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan cara yang tepat sehingga

pesan yang dimaksud dapat dipahami (Djamarah, 2004:1). Dimensi pola

komunikasi terdiri dari dua macam, yaitu pola yang berorientasi pada konsep dan

pola yang berorientasi pada sosial yang mempunyai arah hubungan yang

berlainan (Sunarto, 2006:1). Tubbs dan Moss mengatakan bahwa pola

komunikasi atau hubungan itu dapat dicirikan oleh: komplementaris atau

simetris. Dalam hubungan komplementer satu bentuk perilaku dominan dari satu

partisipan mendatangkan perilaku tunduk dan lainnya. Dalam simetri, tingkatan

sejauh mana orang berinteraksi atas dasar kesamaan. Dominasi bertemu dengan

dominasi atau kepatuhan dengan kepatuhan” (Tubbs, Moss, 2001:26). Pola

komunikasi terdiri atas beberapa macam, yaitu:

Page 7: BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37031/3/jiptummpp-gdl-fahdafdall-51206-3-babii.pdf · Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola

14

2.2.1 Pola Komunikasi Primer

Pola komunikasi primer merupakan proses penyampaian pesan

menggunakan simbol dengan media atau saluran. Dalam pola ada

terbagi dua lambang yaitu verbal dan nonverbal. Lambang verbal

yaitu bahasa yang biasa sering digunakan karena bahasa mampu

mengungkapkan suatu pikiran.

2.2.2 Pola Komunikasi Sekunder

Pola komunikasi sekunder merupakan proses penyampaian pesan

dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah

menggunakan lambang pada media pertama. Menggunakan media

ini karena yang menjadi sasaran komunikasi jauh tempatnya atau

banyak jumlahnya. Dalam proses komuunikasi secara sekunder ini

semakin lama akan semakin efektif dan efisien karena didukung

oleh teknologi informasi yang semakin canggih.

2.2.3 Pola Komunikasi Linier

Linier mengandung makna lurus berarti perjalanan dari satu titik

ketitik lain secara lurus. Dalam proses komunikasi ini biasanya

terjadi dalam komunikasi tatap muka (face to face), tetapi juga

kadang menggunakan media. Dalam proses komunikasi ini, pesan

yang disampaikan akan efektif apabila ada perencaan sebelum

melaksanakan komunikasi.

Page 8: BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37031/3/jiptummpp-gdl-fahdafdall-51206-3-babii.pdf · Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola

15

2.2.4 Pola Komunikasi Sirkular

Sirkular berarti bulat, bundar atau keliling. Dalam proses sirkular

terjadinya feedback atau umpan balik yaitu terjadinya arus dari

komunikan ke komunikator sebagai penentu utama keberhasilan

komunikasi. Dalam pola komunikasi ini, proses komunikasi

berjalan terus yaitu adanya umpan balik selama berlangsungnya

komunikasi.

2.2.5 Pola Komunikasi Atas Ke Bawah

Komunikasi dari atas ke bawah dalam sebuah organisasi, dimana

aliran komunikasi berasal dari manajer ke bawahannya tersebut.

Umumnya terkait dengan tanggung jawab dan kewenangannya

dalam suatu organisasi. Seorang manajer yang menggunakan jalur

komunikasi ke bawah memiliki tujuan untuk menyampaikan

informasi, merngarahkan, mengkoordinasikan, memotivasi,

memimpin, mengevaluasi, dan mengendalikan berbagai kegiatan

yang ada di level bawah.

2.2.6 Pola Komunikasi Bawah Ke Atas

Dalam struktur organisasi komunikasi dari bawah ke atas

merupakan kebalikan komunikasi dari atas ke bawah yaitu bawahan

menyampaikan informasi kepada atasan. Bentuk informasi yang

disampaikan dapat berupa laporan, penyajian dan pengajuan usul.

Untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam organisasi

Page 9: BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37031/3/jiptummpp-gdl-fahdafdall-51206-3-babii.pdf · Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola

16

dan mengambil keputusan secara tepat, sudah sepantasnya manajer

memperhatikan aspirasi dari bawahan. Dengan kata lain, partisipasi

bawahan dalam proses pengambilan keputusan akan sangat

membantu dalam pencapaian tujuan organisasi.

2.2.7 Pola Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal atau sering juga disebut dengan istilah

(lateral communication) adalah komunikasi yang terjadi antara

bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat dalam

organisasi. Tujuan organisasi lateral/horizontal antar lain untuk

melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberikan informasi

kepada bagian atau departermen yang memiliki kedudukan yang

sejajar.

2.2.8 Pola Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal melibatkan komunikasi antar dua tingkat

(level) organisasi yang berbeda. Bentuk komunikasi diagonal

memang menyimpang dari bentuk komunikasi tradisional yag ada

seperti komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Suatu

studi pernah menunjukkan bahwa baik komunikasi lateral maupun

komunikasi diagonal lebih banyak diterapkan dalam organisasi

yang berskala besar manakala terdapat saling ketergantungan antar

bagian atau antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut.

Page 10: BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37031/3/jiptummpp-gdl-fahdafdall-51206-3-babii.pdf · Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola

17

2.3 Komunikasi Pemerintahan

2.3.1 Definisi Komunikasi Pemerintahan

Komunikasi pemerintahan merupakan komunikasi antar manusia (human

communication) yang terjadi dalam konteks organisasi pemerintahan. Karena itu

komunikasi pemerintahan tidak lepas dari kontek komunikasi organisasi dan ia

juga merupakan bagian dari komunikasi organisasi. Arus penyampaian dan

penerimaan pesan dilakukan melalui jaringan yang sifat hubungannya saling

tergantung satu sama lain berdasarkan aturan-aturan formal. Pesan yang

disampaikan dan yang diterima bukan saja berupa informasi, melainkan juga

penyebaran idedan gagasan, instruksi, atau perasaan-perasaan (Malone, 1997:

170) berhubungan dengan tindakan dan kebijakan pemerintah. Melalui

komunikasi pemerintahan, birokrat pemerintah berbagi informasi, gagasan atau

perasaan, dan sikap dengan partisipan komunikasi lainnya yang disebut

komunikan, yaitu aparatur pemerintah untuk internal organisasi dan dunia usaha,

masyarakat dan organisasi-organisasi non-pemerintah untuk eksternal organisasi,

dan sebaliknya.

2.3.2 Proses Komunikasi Pemerintahan

Seperti komunikasi pada umumnya, maka komunikasi pemerintahan

menunjukkan proses pengiriman dan penerimaan pesan dari satu pihak kepada

pihak lain melalui cara- cara dan saluran-saluran tertentu dengan harapan terjadi

perubahan perilaku sesuai dengan pesan yang diterima. Jadi tiap komunikasi

pemerintahan adalah hasil dari proses rumit yang meliputi baik pemeikiran dan

Page 11: BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37031/3/jiptummpp-gdl-fahdafdall-51206-3-babii.pdf · Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola

18

perilaku. Oleh karena itu setiap aktivitas komunikasi harus didasarkan pada

elemen-elemen inti yang meliputi; Why?, For Whom?, What’s it About?, When?,

How?, Which Channel? Dan pemahaman tentang elemen-elemen dalam proses

komunikasi adalah satu tahap pertama dalam pengembangan pengetahuan

tentang komunikasi pemerintahan atau komunikasi di sektor publik.

Satu model umum tentang proses komunikasi pemerintahan diawali oleh

pengirim (administrator atau manajer pemerintah) yang berusaha berkomunikasi

dengan golongan-golongan yang mempunyai andil di pemerintahan, masyarakat

dan organisasi lain. Untuk itu dipilih seperangkat informasi sebagai pesan yang

ingin dikirimkan. Ketika hendak mengirim informasi, pengirim menterjemahkan

informasi tersebut dalam bentuk kata, tanda, atau lambing yang tepat, yang

diharapkan dapat dengan mudah dipahami oleh penerima dan memiliki efek

terhadap orang lain. Ekspresi gagasan atau ide dalam bentuk verbal atau

nonverbal, disebut pesan yang disampaikan dapat berupa kebijakan, prosedur,

peraturan, dan keputusan.

Jadi komunikasi pemerintahan pada hakekatnya merupakan proses penyebaran

dan pertukaran informasi di dalam dan dengan luar organisasi. Melalui

komunikasi pemerintahan, maka eksekutif pemerintahan bertukar dan membagi

informasi dengan yang lain, yaitu dengan legislatif, dengan staf, dengan pelaku

bisnis, dan dengan masyarakat. Melalui komunikasi, eksekutif pemerintah atau

administrator atau manajer pemerintah bermaksud untuk mempengaruhi sikap

(attitude), pemahaman (understanding), dan perilaku (behavior) birokrasi dan

masyarakat. Dengan demikian, tiap orang yang terlibat dalam penyelenggaraan

Page 12: BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37031/3/jiptummpp-gdl-fahdafdall-51206-3-babii.pdf · Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola

19

pemerintahan demokratis merupakan bagian dari proses komunikasi

pemerintahan, baik sebagai pengirim di satu waktu, dan di waktu lain ketika

menjadi penerima pesan tersebut.

2.4 Tata Kepemerintahan yang Baik (Good Governance)

Konsep Good Governance secara reguler digunakan dalam ilmu politik

dan administrasi publik. Konsep ini muncul sejalan dengan konsep-konsep

terminology demokrasi, masyarakat sipil, partisipasi rakyat, hak asasi manusia,

dan pembangunan masyarakat secara berkelanjutan. Sejumlah sudut pandang

muncul mengenai konsep good governance karena berkaitan dengan struktur

pemerintahan yang timbul, diantara lain;

1. Hubungan antara pemerintah dengan pasar.

2. Hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya.

3. Hubungan antara pemerintah dengan organisasi vo-luntary dan sector

privat.

4. Hubungan antara pejabat-pejabat yang dipilih (politisi) dan pejabat-

pejabat yang diangakat (pejabat birokrat).

5. Hubungan antara lembaga pemerintahan daerah dengan penduduk

perkotaan dan pedesaan.

6. Hubungan anatara legislatif dan eksekutif.

7. Hubungan pemerintah nasional dengan lembaga internasional.

Page 13: BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37031/3/jiptummpp-gdl-fahdafdall-51206-3-babii.pdf · Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola

20

Unit Nations Development Programme (UNDP) merumuskan istilah

governance sebagai suatu latihan dari kewenangan politik, ekonomi, dan

adiministrasi untuk menata, mengatur dan mengelola masalah-masalah sosialnya

(UNDP, 1997). Istilah governance menunjukkan suatu proses dimana rakyat bisa

mengatur ekonominya, institusi dan sumber-sumber sosial dan politiknya tidak

hanya digunakan untuk pembangunan tetapi juga untuk mencapai kohesi,

integrasi, dan kesejahteraan rakyatnya.

Dengan demikian jelas, bahwa kemapuan suatu negara atau wilayah

mencapai tujuan-tujuan pembangunan itu sangat tergantung kepada kualitas tata

kepemerintahannya dimana pemerintah melakukan interaksi dengan organisasi-

organisasi komersial dan masyarakat, dan juga kepemerintahan yang baik

merupakan suatu kondisi yang menjamin adanya proses, kesejajaran, kesamaan,

kohesi dan keseimbangan serta saling mengkontrol yang dilakukan oleh tiga

komponen, yaitu;

1. Pemerintah (Government)

2. Rakyat (Citizen/Civil Society)

3. Usahawan (Business) yang berada di sektor swasta.

Ketiga komponen diatas mempunyai tata hubungan yang sama dan

sederajat. Kesamaan derajat ini akan sangat berpengaruh terhadap upaya

mencipatakan tata kepemerintahan dengan baik. Jika kesamaan derajat itu tidak

sebanding, atau tidak terbukti maka akan terjadi pembiasan dari tata

kepemerintahan yang baik tersebut.

Page 14: BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37031/3/jiptummpp-gdl-fahdafdall-51206-3-babii.pdf · Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola

21

Gambar 2.2 Tiga Komponen Good Governance (UNDP, 1997)

2.5 Pengembangan Kawasan Wisata

2.5.1 Kawasan Wisata

Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung

atau budidaya (Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang). Lebih lanjut dalam regulasi tersebut dijelaskan maksud daripada

wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta

segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan

aspek administratif atau aspek fungsional. Adisasmita, 2007 (dalam

Muhammad Ilyas, 2009) mencoba menjelaskan maksud dari kawasan

wisata dengan menelaah kedua komponen tersebut. Kawasan adalah

bentangan permukaan (alam) dengan batas-batas dan sistemnya

ditentukan berdasarkan aspek fungsional. Kawasan memiliki fungsi

tertentu (misalnya kawasan lindung, kawasan budidaya, kawasan pesisir

pantai, kawasan pariwisata). Wisata berarti perjalanan atau bepergian.

Page 15: BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37031/3/jiptummpp-gdl-fahdafdall-51206-3-babii.pdf · Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola

22

Jadi kawasan wisata dalah bentangan permukaan yang dikunjungi atau

didatangi oleh orang banyak (wisatawan) karena kawasan tersebut

memiliki obyek wisata yang menarik.

2.5.2 Pelaku Pariwisata

1. Wisatawan.

Wisatawan memiliki beragam motif, minat, karakteristik sosial,

ekonomi, budaya, dan sebagainya. Dengan motif dan latar

belakang yang berbeda-beda itu menjadikan mereka pihak yang

menciptakan permintaan produk dan jasa wisata. Wisatawan

adalah konsumen atau pengguna produk dan layanan. Perubahan-

perubahan yang terjadi dalam kehidupan mereka berdampak

langsung pada kebutuhan wisata, yang dalam hal ini permintaan

wisata.

2. Industri Pariwisata

Industri pariwisata artinya semua usaha barang dan jasa bagi

pariwisata yang dikelompokkan ke dalam dua golongan utama

yaitu:

1. Pelaku langsung, yaitu usaha-usaha wisata yang

menawarkan jasa secara langsung kepada

wisatawan atau yang jasanya langsung dibutuhkan

oleh wisatawan. Termasuk dalam kategori ini

Page 16: BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37031/3/jiptummpp-gdl-fahdafdall-51206-3-babii.pdf · Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola

23

adalah hotel, restoran, biro perjalanan, pusat

informasi wisata, atraksi hiburan, dan lain-lain.

2. Pelaku tidak langsung, yaitu usaha yang

mengkhususkan diri pada produk-produk yang

secara tidak langsung mendukung pariwisata,

misalnya usaha kerajinan tangan, penerbit buku

atau lembar panduan wisata, penjual roti, dan lain-

lain

3. Pendukung Jasa Wisata

Kelompok ini adalah usaha yang tidak secara khusus menawarkan

produk dan jasa wisata tetapi seringkali bergantung kepada

wisatawan sebagai pengguna jasa dan produk tersebut. Termasuk

didalamnya adalah penyedia jasa fotografi, jasa kecantikan,

olahraga, usaha bahan pangan, penjualan bahan bakar minyak,

dan sebagainya.

4. Pemerintah

Pemerintah mempunyai otoritas dalam pengaturan, penyediaan

dan peruntukkan berbagai infrastruktur yang terkait dengan

kebutuhan pariwisata. Selain itu, pemerintah bertanggung jawab

dalam menentukan arah yang dituju perjalanan wisata. Kebijakan

makro yang ditempuh pemerintah merupakan panduan bagi

stakeholder yang lain di dalam memainkan peran masing-masing.

Page 17: BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37031/3/jiptummpp-gdl-fahdafdall-51206-3-babii.pdf · Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola

24

5. Masyarakat Lokal

Masyarakat lokal terutama penduduk asli yang bermukim di

kawasan wisata, menjadi salah satu peran kunci dalam pariwisata,

karena sesungguhnya merekalah yang akan menyediakan

sebagian besar atraksi sekaligus menentukan kualitas produk

wisata. Pengelolaan lahan pertanian secara tradisional, upacara

adat, kerajinan tangan, kebersihan merupakan beberapa contoh

peran yang memberikan daya tarik bagi pariwisata.

6. Lembaga Swadaya Masyarakat

Banyak Lembaga Swadaya Masyarakat, baik lokal, regional,

maupun internasional yang melakukan kegiatan di kawasan

wisata, bahkan jauh sebelum pariwisata berkembang, organisasi

non pemerintah ini sudah melakukan aktivitasnya baik secara

partikuler maupun bekerja sama dengan masyarakat. Kadang-

kadang fokus kegiatan mereka dapat menjadi salah satu daya tarik

wisata.

2.5.3 Wilayah Perencanaan/Pengelolaan Khusus

` Wilayah perencanaan/pengelolaan tidak selalu bersifat

administratif tapi berupa wilayah atau kawasan yang dibatasi berdasarkan

sifat-sifat tertentu pada wilayah baik sifat alamiah maupun non alamiah

yang sedemikian rupa sehingga perlu direncakan dalam kesatuan wilayah

perencanaan/pengelolaan. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu

Page 18: BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37031/3/jiptummpp-gdl-fahdafdall-51206-3-babii.pdf · Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola

25

wilayah yang terbentuk dengan matriks dasar siklus hidroologis (siklus

air), sehingga DAS sebagai suatu wilayah berdasarkan konsep ekosistem

perlu dikelola dan direncanakan secara seksama. Kawasan otoritas DAS

sering dibentuk sebagai suatu wilayah perencanaan yang dibentuk

berdasarkan asumsi konsep wilayah sistem ekologi.

2.5.4 Pengembangan Kawasan

Penentuan zona inti, terdapat konsentrasi objek dan pusat dari

atraksi utama yang merupakan tujuan utama wisatawan untuk

mendatangi kawasan. Penentuan zona pendukung langsung, dimana

terdapat pusat akomodasi, sarana pendukung wisata, pusat informasi dan

berbagai sarana lain yang mendukung kegiatan wisata. Selain itu juga

terdapat daya tarik pendukung yang dijadikan tujuan lain wisatawan

berkunjung ke kawasan selain mengunjungi atraksi pada zona inti

Bebrapa tinjauan pusataka tersebut menghasilkan indikator-indikator

yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu;

1. Daya tarik wisatawan.

2. Kelengkapan infastruktur yang mendukung tempat wisata

Kampung Warna-Warni Jodipan.

3. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pariwisata.

4. Koordinasi antar stakeholder.

Page 19: BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37031/3/jiptummpp-gdl-fahdafdall-51206-3-babii.pdf · Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola

26

2.6 Penelitian Terdahulu

Dari penelitian yang terdahulu, peneliti menemukan beberapa penelitian

yang membahas mengenai pola komunikasi, pemerintahan dan pengembangan,

diantaranya adalah;

1. Pola Komunikasi P3DM dalam Membuat Kebijakan mengenai

Pemengambangan Sumber Daya Manusia bagi Pedagang Pasar

Dinoyo. (Studi Deskriptif pada P3DKM / Persatuan Pedagang Pasar

Dinoyo Kota Malang. Pada penenelitian ini menggunakan jenis

penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik purposive

sampling yang menghasilkan, pola komunikasi yang digunakan ole

P3DKM dalam membuat kebijakan mengenai pengembagan sumber

daya manusia bagi pedagang pasar dinoyo adalah dengan

menggunakan Humas dan Korninator Wilayah sebagi dua orang

sentral dalam menyampaikan informasi kepada anggota organisasi

lainnya. Humas dalam hal ini menjadi pintu komunikasi bagi anggota

organisasi yang lain serta sebagai orang yang mengatur arus keluar

masuknya informasi di dalam organisasi. Sedangangkan Korddinator

Wilayah merupakan jembatan penghubung informasi antara anggota

organisasi diatas dengan anggota organisasi dibawah. Dari proses

komunikasi tersebut terbentuk suatu pola komunikasi ”Y” yang

menempatkan dua orang sentral sebagai pusat informasi bagi anggota

yang lainnya. (Darwanto,2014)

Page 20: BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37031/3/jiptummpp-gdl-fahdafdall-51206-3-babii.pdf · Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola

27

2. Pola Komunikasi pada Organisasi Kemahasiswaan (Studi pada Inti

Organisasi KINE Klub UMM). Pada penelitian ini menggunakan

jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan purposive

sampling yang menghasilkan, bahwa dalam organisasi KINE Klub

UMM ini sifat aliran komunikasi yang digunakan adalah aliran secara

berurutan dan serentak. Kedua sifat ini digunakan pada saat waktu

tertentu. Jika sifat aliran secara serentak digunakan pada saat rapat

dadakan, sedangkat sifat aliran berurutan terjadi pada saat tidak

dadakan, jadi secara sistematis mulai dari formatur meliputi ketua,

sekertaris, bendahara, dan dilanjutkan kepada ketua setiap CO.

sedangkan arah komunikasi KINE Klub UMM menggunakan

kmunikasi kebawah digunakan untuk pengarahan atau pemberian

tugas, untuk komonikasi keatas digunakan untuk evaluasi atau

laporan tugas yang sudah terlaksana. Pola jaringan pada KINE Klub

UMM membentuk dua klik, yaitu klik KINE Klub 1 yang membentuk

pola jaringan roda/bintang dan klik KINE Klub 2 yang membentuk

pola jaringan Y. (Sari,2015)

3. Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan

Kawasan Prioritas Perkotaan (Studi di Kecamatan Samarinda

Seberang Kota Samarinda Kalimantan Timur). Pada penelitian ini

menggnakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan mengambil

subjek penelitiannya adalah BAPPEDA Kota Samarinda, Dinas Cipta

Karya, Tata Kelola LSM, yang menghasilkan wilayah pengembangan

Page 21: BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37031/3/jiptummpp-gdl-fahdafdall-51206-3-babii.pdf · Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola

28

tersebut yang berada di sisi selatan sungai Mahakam. Rencana arah

pengembangan wilayah Kecamatan Samarinda Seberang sebagai

wilayah madiri. Pelaksanaan rencana pengembangan kawasan di

kecamatan Samarinda Seberang Kota Samarinda samapi sejauh ini

masih berjalan sesuai yang di rencanakan salah satungan dengan

pemerintah Kota Samarinda terus berupaya dalam penyempurnaan

sarana dan prasarana penunjang. Alih fungsi lahan menjadi masalah

yang besar, bukan hanya untuk lingkungan tetapi juga untuk tata

ruang. Rencana mengembangakan kawasan yang ada di Kecamatan

Samarinda Seberang dan lebih luas lagi Kota Samarinda tidak

berjalan dengan baik jika masih ada alih fungsi lahan.

(Nusianadar,2013)