bab ii teori dan hipotesis penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/41960/3/bab ii.pdfseperti belanja...

12
7 BAB II TEORI DAN HIPOTESIS Penelitian Terdahulu A. Berikut adalah penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan dengan tema atau permasalahan yang sama : Sun’an & Astuti (2008) dalam penelitiannya dengan judul “ Analisis Investasi, Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kesempatan Kerja di Provinsi Nusa Tenggara Barat” dengan menggunakan metode regresi linier berganda yaitu variabel Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesempatan kerja sedangkan pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh terhadap kesempatan kerja di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Hal ini disebebakan masih terfokusnyan sebagian besar alokasi dana dalam APBD kepada persoalan internal pemerintah daerah setempat seperti belanja pegawai, belanja rutin daerah, belanja barang, bunga dan pengeluaran rutin lainnya. Nainggolan (2009) dalam penelitiannya dengan judul ”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja pada Kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara” dengan menggunakan metode analisis Generalized Least Square (GLS) dengan Random Effek Model (REM), variabel PDRB kabupaten/kota berpengaruh positif dan signifikan, Upah Minimum Kabupaten/Kota berpengaruh negatif dan signifikan sedangkan Tingkat Bunga Kredit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kesempatan kerja pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera

Upload: others

Post on 10-Feb-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7

    BAB II

    TEORI DAN HIPOTESIS

    Penelitian Terdahulu A.

    Berikut adalah penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan dengan tema

    atau permasalahan yang sama :

    Sun’an & Astuti (2008) dalam penelitiannya dengan judul “ Analisis

    Investasi, Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap

    Kesempatan Kerja di Provinsi Nusa Tenggara Barat” dengan menggunakan

    metode regresi linier berganda yaitu variabel Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesempatan kerja sedangkan

    pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh terhadap kesempatan kerja di Provinsi

    Nusa Tenggara Barat. Hal ini disebebakan masih terfokusnyan sebagian besar

    alokasi dana dalam APBD kepada persoalan internal pemerintah daerah setempat

    seperti belanja pegawai, belanja rutin daerah, belanja barang, bunga dan

    pengeluaran rutin lainnya.

    Nainggolan (2009) dalam penelitiannya dengan judul ”Faktor-Faktor yang

    Mempengaruhi Kesempatan Kerja pada Kabupaten/kota di Provinsi Sumatera

    Utara” dengan menggunakan metode analisis Generalized Least Square (GLS)

    dengan Random Effek Model (REM), variabel PDRB kabupaten/kota berpengaruh

    positif dan signifikan, Upah Minimum Kabupaten/Kota berpengaruh negatif dan

    signifikan sedangkan Tingkat Bunga Kredit berpengaruh negatif dan tidak

    signifikan terhadap kesempatan kerja pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera

  • 8

    Utara. Dari hasil penelitian bahwa tidak siginifikannya tingkat bunga kredit

    dikarenakan kurangnya para pengusaha untuk melakukan peminjaman kredit

    kepada Bank Umum di Provinsi Sumatera Utara.

    Chrissanta (2014) dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh Produk

    Domestik Bruto, Upah Minimum, Dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

    Terhadap Kesempatan Kerja Di Provinsi Bali” dengan menggunakan Model Efek

    Acak/Random Effect Model diketahui bahwa variabel PDRB dan Tingkat

    Partisipasi Angkatan Kerja berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja

    maka dari itu dapat diketahiu bahwa setiap kenaikan nilai PDRB dan nilai TPAK

    di provinsi Bali akan menyebabkan kenaikan nilai kesempatan kerja yang ada.

    Sedangkan untuk variabel Upah Minimum tidak berpengaruh secara signifikan

    terhadap kesempatan kerja di provinsi Bali.

    Prasetya (2015) dalam penelitiannya dengan judul “ Pengaruh Upah

    Minimum Kabupaten/Kota (UMK) Rill dan Produk Domestik Regional Bruto

    (PDRB) Rill terhadap Kesempatan Kerja di Jawa Tengah 2009-2013”. Dalam

    penelitiannya dengan menggunakan model analisis Fixed Effect bahwa variabel

    Upah Minimum tidak berpengaruh terhadap kesempatan kerja, sedangkan variabel

    PDRB berpengaruh positif terhadap kesempatan kerja di Provinsi Jawa tengah.

    Hal ini berarti tingkat upah minimum Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu

    masalah penganggu bagi pengguna tenaga kerja untuk memperkerjakan.

    Sondakh et al., (2017) dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh Belanja

    Modal Pemerintah Daerah dan Investasi Swasta terhadap Kesempatan Kerja dan

    Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Manado (Tahun 2006-2015)”. Dalam

  • 9

    penelitiannya dengan menggunakan model analisis path bahwa variabel belanja

    modal pemerintah daerah dan investasi swasta berpengaruh positif dan signifikan

    terhadap kesempatan kerja di Kota Manado. Artinya apabila terjadi kenaikan

    dalam belanja modal pemerintah daerah maupun investasi swasta maka akan

    membuka kesempatan kerja di kota Manado dan akan meningkatkan pertumbuhan

    ekonomi yang dimiliki oleh kota Manado.

    Prakoso (2015) dalam penelitiannya dengan judul “ Pengaruh PDRB,

    Investasi dan Upah Minimum terhadap Kesempatan Kerja di Provinsi Jawa

    Timur” dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda variabel

    PDRB, Investasi dan Upah Minimum berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    kesempatan kerja di Jawa Timur. Artinya bahwa PDRB yang semakin meningkat,

    investasi yang semakin tinggi, dan upah minimum yang ditetapkan sesuai dengan

    perkembangan perekonomian akan memberikan kontirbusi dalam meningkatkan

    kesempatan kerja.

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu dari variabel

    yang digunakan, jenis data yang digunakan dan cara menganalisisnya. Periode

    penelitian menggunakan tahun terbaru yaitu tahun 2011-2015. Persamaanya

    adalah dalam penelitiannya terdapat pengujian hiipotesis. Dalam penelitian ini

    menggunakan variabel PDRB (X1), Investasi (X2), dan Kesempatan Kerja (Y)

    dengan obyek penelitian di kabupaten/kota Provinsi NTB.

  • 10

    Landasan Teori B.

    1. Teori Kesempatan Kerja

    Kesempatan kerja secara umum yaitu suatu keadaan yang

    mencerminkan jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut

    secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah

    penduduk berusia 15 tahun ke atas yang bekerja atau disebut pula pekerja.

    Bekerja yang dimaksudkan di sini adalah paling sedikit satu jam secara terus-

    menerus selama seminggu yang lalu. (Sagir, 1995) Kesempatan kerja dapat

    diartikan sebagai jumlah penduduk atau orang yang bekerja atau yang sudah

    memperoleh pekerjaan, semakin banyak orang yang bekerja akibat dari suatu

    kegiatan ekonomi, dengan demikian kesempatan kerja mencakup lapangan

    pekerjaan yang sudah diisi dan kesempatan kerja juga dapat diartikan sebagai

    partisipasi dalam pembangunan.

    Menurut Said (1986) gambaran mengenai kesempatan kerja adalah

    dengan menggunakan data sensus penduduk, jumlah penduduk yang bekerja

    biasanya dipandang mencerminkan jumlah kesempatan kerja yang ada.

    Dalam pengertian ini kesempatan kerja bukanlah lapangan kerja yang masih

    terbuka. Walaupun komponen terakhir ini akan menambah kesempatan kerja

    yang ada dalam waktu yang akan datang. Memang mungkin pada suatu waktu

    lapangan pekerjaan yang masih terbuka cukup banyak, sementara jumlah

    pencari kerja (pengangguran) juga banyak. Maka dari penjelasan tersebut

    dapat disimpulkan bahwa kesempatan kerja ditunjukan oleh jumlah orang

    yang bekerja atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kesempatan kerja

    http://repository.unej.ac.id/http://repository.unej.ac.id/http://repository.unej.ac.id/http://repository.unej.ac.id/http://repository.unej.ac.id/http://repository.unej.ac.id/http://repository.unej.ac.id/http://repository.unej.ac.id/http://repository.unej.ac.id/

  • 11

    adalah jumlah penduduk yang bekerja dalam asumsi perekonomian yang

    mengalami surplus tenaga kerja, maka kesempatan kerja akan tercermin

    dalam jumlah orang yang terserap dalam proses kegiatan ekonomi.

    Berbicara mengenai kesempatan kerja maka membicarakan mengenai

    ketenagakerjaan. Dimana kita juga perlu mengetahui bebrapa konsep

    ketenagakerjaan yang berlaku secara umum (Mulyadi, 2008:59), yaitu:

    a. Tenaga Kerja (manpower)

    Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (15-64-tahun) atau

    jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi

    barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika

    mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.

    b. Angkatan Kerja (labor force)

    Angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya

    terlibat atau berusaha terlibat dalam kegiatan produksi barang dan jasa.

    Angkatan kerja dapat dirumuskan melalui persamaan sebagai berikut :

    AK = K + MP.

    c. Bukan Angkatan Kerja (unlabour force)

    Bukan angkatan kerja adalah penduduk yang berusia (15-64 tahun),

    namun dalam kegiatan utamanya selama seminggu yang lalu adalah

    sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. Apabila seorang yang

    kegiatan utamnya adalah sekolah dan mereka bekerja minimal 1 jam

    selama seminggu yang lalu, maka individu tersebut tetap termasuk dalam

  • 12

    kelompok bukan angkatan kerja. Jumlah usia kerja (UK) dapat dilihat

    melalui persamaan sebagai berikut :

    UK = AK + BAK

    d. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (labour force participation rate)

    Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah menggambarkan jumlah

    angkatan kerja dalam suatu kelompok umur sebagai persentase penduduk

    dalam kelompok umur tersebut, yaitu dengan membandingkan angkatan

    kerja dengan tenaga kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)

    dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

    TPAK =

    x 100%

    e. Tingkat Pengangguran.(unemloyment rate)

    Tingkat pengangguran adalah angka yang menunjukan berapa

    banyak dari jumlah angkatan kerja sedang aktif mencari pekerjaan, yaitu

    dengan membandingkan jumlah orang yang mencari pekerjaan dengan

    jumlah angkatan kerja. Tingkat pengangguran (TP) dirumuskan sebagai

    berikut :

    TP =

    x 100%

    Model kesempatan kerja dapat dijelaskan dari dua sudut pandang, yaitu

    dari teori klsasik dan teori Keynes.

    a. Teori klasik

    Teori klasik mengemukakan pandangan mereka mengenai

    kesempatan kerja, yaitu bahwa tingkat output dan harga keseimbangan

  • 13

    hanya bisa dicapai apabila perekonomian berada pada tingkat

    kesempatan kerja penuh (full employment). Sementara, keseimbangan

    dengan tingkat kesempatan kerja penuh (equilibrium with full

    emloyment) hanya bisa dicapai melalui bekerjanya mekanisme pasar

    bebas.

    b. Teori Keynes

    Berbeda dengan klasik, menurut pandangan Keynes, kegiatan

    perekonomian tergantung pada segi permintaan, yaitu tergantung kepada

    perbelanjaan atau pengeluaran agregat yang dilakukan perekonomian

    yaitu pengeluaran yang dilakukan untuk membeli barang dan jasa yang

    dihasilkan oleh suatu perekonomian pada periode tertentu, dan hanya

    bisa diukur untuk suatu tahun tertentu.

    2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

    Produk domestik daerah merupakan semua barang dan jasa yang

    dihasilkan dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang berlangsung di wilayah

    domestik, tanpa memperdulikan asal dan kepemilikan faktor produksi dari

    penduduk daerah tersebut ataupun tidak. Penghitungan produk domestik atau

    yang dikenal dengan istilah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),

    disebut domestik karena menyangkut batasan wilayah dan dinamakan bruto

    karena telah memasukan komponen penyusutan dalam perhitungan (Agung,

    2015).

    Hasil perhitungan PDRB disajikan atas dasar harga berlaku dan atas

    dasar harga konstan. Perhitungan atas dasar harga berlaku (At Current Price)

  • 14

    merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh

    unit-unit produksi dalam suatu periode tertentu, biasanya dalam satu tahun

    yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan. Pada perhitungan atas

    dasar harga berlaku belum menghilangkan faktor inflasi, jadi faktor inflasi

    masih terdapat didalamnya. Perhitungan atas dasar harga konstan (At

    Constant Price) menggambarkan perubahan volume/kuantum produksi saja.

    Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai harga suatu

    tahun dasar tertentu. Pada perhitungan atas dasar harga konstan ini, faktor

    inflasi telah dihilangkan. Perhitungan atas dasar konstan berguna untuk

    melihat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atas dasar sektoral

    (Adventua, 2012).

    Untuk menghitung angka-angka Produk Domestik Regional Bruto

    dapat digunakan dan dijelaska oleh 3 pendekatan berikut ini :

    1. Pendekatan Produksi, Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah

    nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit

    produksi di wilayah suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya

    satu tahun).

    2. Pendekatan Pendapatan, Produk Domestik Regional Bruto adalah

    jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut

    serta dalam proses produksi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu

    (biasanya satu tahun).

    3. Pendekatan Pengeluaran, Produk Domestik Regional Bruto adalah

    semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari: pengeluaran

  • 15

    konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, konsumsi

    pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan

    investor dan ekspor neto (ekspor dikurangi impor).

    3. Investasi

    Investasi adalah pengeluaran-pengeluaran yang dugunakan untuk

    membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan

    tujuan untuk mengganti dan menambah barang modal dalam perekonomian

    yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa yang akan

    datang (Sukirno, 2000). Dengan kata lain, dalam teori ekonomi investasi

    yaitu kegiatan perbelanjaan menambah barang dan jasa dalam masyarakat

    seperti pertambahan mesin-mesin baru, pembuatan jalan baru, lahan baru, dan

    sebagainya.

    Menurut Sukirno (2000) kegiatan investasi memungkinkan suatu

    masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan

    kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf

    kemakmuran masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari

    kegiatan investasi, yaitu: a) Investasi merupakan salah satu komponen dari

    pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan

    permintaan agregat, pendapatan nasional serta kesempatan kerja. b)

    Pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah

    kapasitas produksi. c) Investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.

    Menurut Todaro (2003) persyaratan umum dalam pembangunan

    ekonomi suatu negara yang pertama adalah akumulasi modal. Dalam hal ini

  • 16

    termasuk akumulasi baru dalam bentuk tanah, peralatan fisik dan sumber

    daya manusia (SDM). Kedua, perkembangan penduduk yang dibarengi

    dengan pertumbuhan tenaga kerja dan keahliannya. Dan yang ketiga,

    kemajuan teknologi. Akumulasi modal akan berhasil apabila beberapa bagian

    atau proporsi pendapatan yang ada ditabung dan diinvestasikan untuk

    memperbesar produk (output) dan pendapatan di kemudian hari.

    Hubungan Variabel Independen terhadap Variabel Dependent C.

    1. PDRB terhadap Kesempatan Kerja

    PDRB adalah nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan

    oleh berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode, yang

    merupakan salah satu indikator yang amat penting, dalam menilai kinerja

    suatu perekonomian dan tingkat kesejahteraan penduduk. Pada dasarnya

    diantara pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja memiliki hubungan

    yang positif, yaitu apabila pertumbuhan ekonomi meningkat maka

    kesempatan kerja yang tercipta juga akan meningkat, begitu juga sebaliknya

    (Harijono, 2013). Hal ini disebabkan karena pertumbuhan ekonomi selalu

    dipakai sebagai ukuran terciptanya lapangan kerja baru untuk mengurangi

    tingkat pengangguran (Samuelson dan Nordhaus, 1992).

    2. Investasi terhadap Kesempatan Kerja

    Menurut Sukirno (2007) kegiatan investasi memungkinkan suatu

    masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan

  • 17

    kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf

    kemakmuran masyarakat.

    Menurut Harrod-Domar (Mulyadi, 2002:8), hubungan antara investasi

    (PMDN dan PMA) dengan kesempatan kerja yaitu investasi tidak hanya

    menciptakan permintaan, akan tetapi juga memperbesar kapasitas produksi.

    Tenaga kerja yang merupakan salah satu faktor produksi, otomatis akan

    ditingkatkan penggunanya. Dinamika penanaman modal mempengaruhi

    tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu setiap negara berusaha

    menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi terutama investasi

    swasta yang dapat membantu membuka lapangan kerja sehingga dapat

    meningkatkan kesempatan kerja (Dumairy, 1997).

    Kerangka Pemikiran D.

    Berdasarkan landasan teori dan penelitian-penelitian terdahulu dan hasil

    yang telah didapat, dijelaskan bahwa PDRB dan Investasi berpengaruh terhadap

    kesempatan kerja maka disusun kerangka pemikiran teori sebagai berikut :

    Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teori

  • 18

    Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah Kesempatan Kerja

    sebagai variabel dependen dan sebagai variabel independen yaitu PDRB dan

    Investasi. Tujuan pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh setiap negara salah

    satunya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta untuk mencapai

    keseimbangan internal maupun eksternal. Keseimbangan eksternal adalah

    terwujudnya pertumbuhan ekonomi, terjadinya kestabilan harga serta terjadinya

    tingkat pengerjaan yang optimal. Faktor-faktor lainnya seperti investasi

    merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kesempatan kerja. Investasi

    merupakan faktor krusial bagi kelangsungan proses pembangunan ekonomi atau

    pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Dengan adanya investasi akan mendorong

    terciptanya barang modal baru sehingga akan menyerap faktor produksi baru yaitu

    menciptakan lapangan kerja baru atau kesempatan kerja yang dapat mendorong

    dalam pembangunan ekonomi.

    HipotesisE.

    Berdasarkan pembahasan permasalahan, teori serta kerangka pemikiran

    yang sebelumnya disajikan, maka hipotesis dalam penelitian ini, “Diduga PDRB

    dan Investasi berpengaruh signifikan terhadap Kesempatan Kerja Kabupaten/Kota

    di Provinsi NTB”