bab ii teknik membaca nyaring menggunakan a....

29
1 BAB II KONSEP KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA DINI DAN TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN BUKU CERITA BERGAMBAR A. Konsep Perkembangan Bahasa Anak 1. Pengertian Bahasa Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Hurlock (1978:176) memaparkan bahasa adalah bentuk komunikasi pikiran dan perasaan disimbolkan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Hal yang mencakup bentuk bahasa menurut Hurlock yaitu bahasa lisan, bahasa tulisan, bahasa isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah. Santrock (2007:303) “language is a form of communication, whether spontaneous, written, or signed, that is based on a system of symbolik”. Maksudnya adalah bahasa sebagai salah satu bentuk komunikasi walaupun dalam bentuk spontan, tertulis atau bahasa isyarat, yang kesemuanya menjadi dasar dari sistem berupa simbol. Berdasarkan pendapat di atas, bahasa adalah suatu alat yang digunakan untuk berkomunikasi kepada orang lain dalam bentuk simbol baik dalam bahasa tertulis ataupun isyarat. Tujuan utama dari sebuah pembelajaran bahasa adalah untuk berkomunikasi. Penguasaan bahasa sendiri dapat terjadi melalui dua proses, yaitu pemerolehan dan pembelajaran. Pemerolehan bahasa terjadi secara tidak disadari

Upload: trinhminh

Post on 02-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

1

BAB II

KONSEP KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA DINI DAN

TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN

BUKU CERITA BERGAMBAR

A. Konsep Perkembangan Bahasa Anak

1. Pengertian Bahasa

Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen yaitu keterampilan

menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan

menulis. Hurlock (1978:176) memaparkan bahasa adalah bentuk komunikasi

pikiran dan perasaan disimbolkan agar dapat menyampaikan arti kepada orang

lain. Hal yang mencakup bentuk bahasa menurut Hurlock yaitu bahasa lisan,

bahasa tulisan, bahasa isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah.

Santrock (2007:303) “language is a form of communication, whether

spontaneous, written, or signed, that is based on a system of symbolik”.

Maksudnya adalah bahasa sebagai salah satu bentuk komunikasi walaupun dalam

bentuk spontan, tertulis atau bahasa isyarat, yang kesemuanya menjadi dasar dari

sistem berupa simbol.

Berdasarkan pendapat di atas, bahasa adalah suatu alat yang digunakan untuk

berkomunikasi kepada orang lain dalam bentuk simbol baik dalam bahasa tertulis

ataupun isyarat. Tujuan utama dari sebuah pembelajaran bahasa adalah untuk

berkomunikasi. Penguasaan bahasa sendiri dapat terjadi melalui dua proses, yaitu

pemerolehan dan pembelajaran. Pemerolehan bahasa terjadi secara tidak disadari

Page 2: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

2

karena sebagai akibat dari komunikasi alami. Kegiatan bahasa ini dialami oleh

anak-anak dan orang-orang yang cukup lama dalam interaksi sosial. Berbeda

dengan pemerolehan bahasa, pembelajaran bahasa mengacu pada pengumpulan

pengetahuan bahasa melalui sesuatu yang disadari, berupa kemampuan yang

dipelajari, dan bukan kemampuan yang diperoleh.

Lerner dalam Itta (2007:5) menyatakan bahwa dasar utama perkembangan

bahasa adalah melalui pengalaman-pengalaman berkomunikasi yang kaya.

Pengalaman yang kaya itu akan menunjang faktor-faktor bahasa yang lain yaitu

yang termasuk ke dalam keterampilan berbahasa yang reseptif yaitu

mendengarkan dan membaca, sedangkan berbicara dan menulis merupakan

keterampilan berbahasa yang ekspresif.

2. Fungsi Bahasa

Pada dasarnya fungsi paling utama dari bahasa adalah sebagai alat untuk

berkomunikasi. Suhartono (2005:7) fungsi bahasa untuk anak-anak sebagai

berikut.

a. alat komunikasi dengan lingkungan terdekat, maksudnya adalah bahwa

dengan anak mampu berbahasa maka kecenderungan untuk dapat

berkomunikasi dengan orang-orang disekitar akan menjadi besar. Anak

akan banyak mencurahkan bentuk perasaan, ide, dan gagasan kepada

orang lain dengan menggunakan bahasa tersebut,

b. alat mengembangkan kemampuan dasar anak yang meliputi sejumlah

ranah (domain) yaitu: logika, matematik, bahasa, musik, ruang dan tempat,

Page 3: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

3

kinestetik, sosialisasi dengan orang lain (Interpersonal), dapat memahami

diri sendiri (Intrapersonal),

c. alat mengembangkan ekspresi: perasaan, imajinasi, dan pikiran. Bahasa

dalam hal ini memegang peranan sangat sentral baik dalam kehidupan bayi

sampai orang dewasa.

3. Peranan Bahasa

Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan yang hanya dimiliki oleh

manusia. Bahasa banyak memiliki peranan bagi manusia. Manusia akan

melakukan hubungan komunikasi dengan orang lain apabila terdapat satu

kesamaan atau kemiripan berbahasa, baik isyarat maupun tertulis. Suhartono

(2005:12) mengemukakan tiga peranan berbahasa berikut.

a. bahasa merupakan sarana utama untuk berpikir dan bernalar. Manusia

diberkahi Allah SWT kemampuan berpikir yang membedakannya dengan

mahluk lain. Bahasa muncul karena manusia berpikir, sehingga dengan

bahasa memudahkan manusia untuk mencari berbagai informasi dan

komunikasi,

b. bahasa sebagai alat penerus dan pengembang kebudayaan. Setiap

kebudayaan memiliki nilai-nilai atau adat istiadat yang berbeda dengan

kebudayaan lain. Agar nilai-nilai itu tetap terjaga, maka perlu diwariskan

kepada generasi muda baik menggunakan bahasa verbal ataupun isyarat,

c. bahasa sebagai alat pemersatu. Bahasa memudahkan manusia untuk

berkomunikasi. Manusia akan merasa nyaman berhubungan atau mencari

informasi apabila terdapat kesamaan bahasa.

Page 4: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

4

4. Tahap-Tahap Perkembangan Bahasa Anak

a. Tahap Pralinguistik

Tahap pralinguisik umumnya dialami oleh anak berusia 0-1 tahun. Anak

pada usia ini oleh para ahli dianggap belum dapat berbahasa, walaupun

mereka sudah dapat mengeluarkan bunyi-bunyi. Maksudnya adalah anak

belum dapat mengucapkan “bahasa ucapan” seperti ucapan oleh orang

dewasa.

1) tahap meraban pertama (0-6) bulan. Pada tahap ini selama bulan-bulan

awal kehidupan, bayi dengan menangis, mendekut, mendenguk, menjerit,

dan tertawa.

2) tahap meraban kedua (6-12) bulan. Pada tahap ini anak mulai aktif karena

aspek fisik anak sudah jauh lebih baik seperti untuk mampu melakukan

gerakan-gerakan seperti memegang dan mengangkat benda.

b. Tahap Linguistik

Tahap linguistik umumnya dialami anak mulai umur 1-5 tahun. Anak

sudah mulai dianggap dapat mengucapkan bahasa ucapan yang menyerupai

orang dewasa. Para ahli pada tahap ini membagi ke dalam empat bagian.

1) tahap holofrastik (tahap linguistik pertama 1-2 tahun). Tahap ini adalah

tahap di mana anak sudah mulai mengucapkan suku kata.

2) ucapan-ucapan dua kata. Tahap linguistik kedua ini biasanya mulai

menjelang tahun ke dua. Komunikasi yang ia sampaikan adalah bertanya

dan meminta.

Page 5: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

5

3) pengembangan tata bahasa (2,5-5 tahun). Perkembangan bahasa pada

tahap ini bervariasi, hal ini bergantung pada perkembangan-perkembangan

sebelumnya yang dialami anak.

4) tata bahasa menjelang dewasa. Tahap perkembangan bahasa anak yang ke

empat ini biasaya dialami oleh anak yang sudah berumur antara 5-10

tahun. Pada tahap ini anak sudah mulai menerapkan struktur tata bahasa

yang rumit.

B. Perkembangan Keterampilan Berbicara Anak

1. Pengertian

Pengertian bicara secara khusus dikemukakan Tarigan, (1981:15) bahwa

keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi

dari kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran,

gagasan, dan perasaan. Dalam bentuk atau wujudnya, berbicara dinyatakan

sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau

penyimak.

Arsyad dan Mukti U.S dalam Rosita (2007) mengungkapkan bahwa

keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucap kalimat-kalimat untuk

mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

Senada dengan pendapat di atas, Hurlock (1978:176) menyatakan bahwa

berbicara adalah suatu bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata

Page 6: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

6

yang digunakan untuk menyampaikan maksud, karena berbicara merupakan

bentuk komunikasi yang paling efekif, penggunaannya paling luas dan penting.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, yang dimaksud dengan

keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucap kalimat untuk

mengekspresikan gagasan, perasaan, dalam bentuk rangkaian kata melalui alat

ucap seseorang.

Hurlock dalam Itta (2007:5) menyatakan bahwa awal masa kanak-kanak

umumnya merupakan saat berkembang pesatnya tugas pokok dalam belajar

berbicara, yaitu menambah kosakata, menguasai pengucapan kata dan

menggabungkan kata-kata menjadi kalimat.

Selama masa awal kanak-kanak, anak memiliki keinginan yang kuat untuk

belajar bicara. Hal ini disebabkan karena dua hal. Pertama, belajar bicara

merupakan sarana pokok dalam sosialisasi. Anak yang mampu berkomunikasi

akan mudah mengadakan kontak sosial dan lebih mudah diterima sebagai anggota

kelompok teman sebaya dari pada anak yang kemampuan berkomunikasinya

terbatas. Kedua, belajar bicara merupakan sarana untuk memperoleh kemandirian.

Anak-anak yang tidak dapat mengemukakan keinginan dan kebutuhannya atau

yang tidak dapat berusaha agar dimengerti orang lain cenderung diperlakukan

untuk selalu dibantu dan tidak berhasil memperoleh kemandirian yang diinginkan.

2. Tujuan Berbicara

Tujuan utama dari berbicara, yaitu untuk berkomunikasi. Tujuan umum

pengembangan bicara terebut ialah agar anak dapat melafalkan bunyi bahasa yang

digunakan secara tepat, agar anak mempunyai perbendaharaan kata yang memadai

Page 7: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

7

untuk keperluan berkomunikasi dan mampu menggunakan kalimat secara baik

untuk berkomunikasi secara lisan.

Adapun Hartono (2005:123) memaparkan bahwa terdapat lima tujuan

umum dalam pengembangan bicara anak, yaitu sebagai berikut:

a. Memiliki perbendaharaan kata yang cukup yang diperlukan untuk berkomunikasi sehari-hari,

b. Mau mendengarkan dan memahami kata-kata serta kalimat, c. Mampu mengungkapkan pendapat dan sikap dengan lafal yang tepat, d. Berminat menggunakan bahasa yang baik, e. Berminat untuk menghubungkan antara bahasa lisan dan tulisan.

Dhieni (2006:3.5) memaparkan bahwa terdapat dua tipe perkembangan

berbicara anak, yaitu:

a. Egosentric speech, terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun, dimana anak

berbicara kepada dirinya sendiri (monolog). Perkembangan berbicara anak

dalam hal ini sangat berperan dalam mengembangkan kemampuan

berpikirnya.

b. Socialized speech, terjadi ketika anak berinteraksi dengan teman ataupun

lingkungannya. Hal in berfungsi untuk mengembangkan kemampuan

adaptasi sosial anak. Berkenaan dengan hal terebut, terjadi lima bentuk

socialized speech yaitu saling tukar informasi untuk tujuan bersama,

penilaian terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain, kenyaringan suara

dan kelancaran dalam berbicara, serta relevansi dan penguasaan terhadap

topik tertentu.

Page 8: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

8

3. Tahapan Perkembangan Berbicara Anak

Jamaris (2006:30) mengatakan pada dasarnya tahapan perkembangan

berbicara anak terbagi menjadi dua yaitu perkembangan resepif dan

perkembangan ekspresif.

a. perkembangan resepif. Pada perkembangan ini secara umum anak melihat,

mengamati, menjelajah, mengenal objek, peristiwa, tempat dan lain-lain

agar dapat memahami dunia sekitar.

b. perkembangan ekspresif. Pada perkembangan ini secara umum anak sudah

dapat mengutarakan keinginannya, pendapatnya maupun penolakannya

dengan menggunakan bahasa lisan sebagai alat komunikasi.

Anak akan dapat mengutarakan pendapatnya secara lisan dalam komunikasi

sehai-hari apabila anak telah melewati tahapan perkembangan berbicara

sebelumnya. Berhasilnya anak melewati satu tahapan dengan baik maka akan

mempengaruhi tahapan selanjutnya.

Vygotsky dalam Dhieni (2006:3.7) ada tiga tahap perkembangan bicara anak

yang menentukan tingkat perkembangan berpikir dengan bahasa, yaitu:

a. Tahap pertama yaitu tahap eksternal. Pada tahap ini merupakan berpikir

dengan bahasa yang disebut berbicara secara eksternal. Maksudnya adalah

sumber berpikir anak datang dari luar dirinya. Sumber itu terutama berasal

dari orang dewasa yang memberi pengarahan kepada anak dengan cara

tertentu,

b. Tahap kedua yaitu tahap egosentris. Tahap ini meupakan tahap dimana

orang dewasa tidak lagi menjadi persyaratan,

Page 9: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

9

c. Tahap ketiga yaitu tahap internal. Di sini anak menghayati sepenuhya

proses berpikirnya. Pada tahap ini anak memproses pikirannya dengan

pikirannya sendiri.

Pateda dalam Suhartono (2005:9) menjelaskan tahapan awal ujaran anak,

yaitu:

a. Tahap penamaan. Pada tahap ini anak baru mulai mampu mengujarkan

urutan bunyi kata tertentu dan ia belum mampu untuk memaknainya,

b. Tahap telegrafis. Pada tahap ini anak sudah mulai bisa menyampaikan

pesan yang ingin diinginkan dalam bentuk urutan bunyi yang berwujud

dua atau tiga kata,

c. Tahap transformasional. Pada tahap ini anak sudah mulai mampu untuk

menstranformasi ide atau gagaannya untuk berkomunikasi dengan orang

lain.

4. Ukuran Kemampuan Berbicara

Dhieni (2006:3.5) menyatakan ada beberapa faktor yang dapat dijadikan

ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan dan non

kebahasaan. Aspek kebahasaan meliputi faktor-faktor, yaitu.

a. ketepatan ucapan b. penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai c. pilihan kata d. ketepatan sasaran pembicaraan Aspek non kebahasaan meliputi faktor-faktor sebagai berikut: a. sikap tubuh, pandangan, bahasa tubuh, dan mimik yang tepat b. kesediaan menghargai pembicaraan maupun gagasan orang lain c. kenyaringan suara dan kelancaran berbicara d. relevansi, penalaran dan penguasaan terhadap topik tertentu

Page 10: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

10

Hurlock dalam Dhieni (2006:35) mengemukakan dua kriteria untuk

mengukur tingkat kemampuan berbicara anak, apakah anak berbicara secara benar

atau hanya sekedar membeo, yaitu:

a. Anak mengetahui arti kata yang digunakan dan mampu

menghubungkannya dengan objek yang diwakilinya. Maksudnya adalah

kata yang diucapkan oleh anak benar-benar dimengerti artinya dan mampu

menggunakannya langsung dengan objek.

b. Anak mampu melafalkan kata-kata yang dapat dipahami orang lain dengan

mudah. Anak menggunakan ketepatan ucapan kata dengan jelas sehingga

orang lain mudah memahami dan menangkap maksud dari kata yang

diucapkannya.

c. Anak memahami kata-kata tersebut bukan karena telah sering mendengar

atau menduga-duga. Sebelum anak dapat memahami kata, proses yang

dialami adalah yang pertama karena anak sering mendengar dan melihat

orang lain mengucapkannya, kemudian anak mencoba menggunakannya

untuk berkomunikasi. Apabila dari komunikasi itu anak merasa puas,

maka dia akan menggunakan, memahami kata tersebut dan bukan lagi

sekedar menduga-duga.

Hong (2008:76) menegaskan bahwa ciri-ciri anak yang keterampilan

berbicaranya kurang, sebagai berikut.

a. cara anak berbahasa kurang jelas,

b. anak tidak suka berbicara,

c. kalau ada pertanyaan maka anak akan menjawab tidak jelas,

Page 11: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

11

d. tidak bisa menangkap inti pembicaraan,

e. penggunaan kosakata yang tidak tepat,

f. tidak dapat menceritakan isi cerita secara menarik,

g. pada saat berbicara kurang ada rasa humoris,

h. tidak banyak memiliki teman.

5. Hambatan-hambatan dalam berbicara

Aida Nur Aminah (2006:19) Hambatan-hambatan yang ditemui ketika

seseorang akan berbicara adalah sebagai berikut.

a. keberanian, percaya diri

Dale Carnagie menyatakan bahwa hampir semua orang mampu berbicara

dengan cara yang dapat diterima oleh publik, kalau dia mempunyai rasa

percaya diri dan sebuah ide yang mendidih dan membara di dalam dirinya.

Cara mengembangkan rasa percaya diri adalah dengan mengerjakan hal yang

kita takutkan dan memperoleh satu catatan dari pengalaman orang-orang yang

sukses. Hambatan berbicara dapat diatasi dengan adanya pemaksaan dan

pelatihan yang dilakukan terus menerus.

b. rasa grogi, gugup.

Rasa grogi dan gugup biasa dialami oleh sebagian orang pada saat

berbicara, terlebih berbicara di depan umum. Rasa grogi dan gugup dapat

muncul karena keidaksiapan dengan bahan pembicaraan.

c. gejala-gejala tertekan

1) gejala fisik ditunjukan seperti detak jantung yang semakin cepat, lutut

gemetar atau sulit berdiri dengan tenang di muka pendengar, suara yang

Page 12: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

12

bergemetar, gelombang hawa panas, atau perasaan seperti akan pingsan,

kesulitan untuk bernafas, dan mata berair atau hidung berlendir.

2) gejala mental. Gejala ini timbul seperti tidak menyadari mengulang kata,

kalimat atau pesan, dan ketidakmampuan mengingat isi pembicaraan dan

melupakan hal-hal penting.

C. Membaca sebagai Suatu Proses

1. Pengertian

Pakar bahasa dan pakar pengajaran bahasa telah banyak mengemukakan

pendapatnya tentang pengetian membaca. Menurut Tarigan (1979:7) bahwa

membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca

untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media

kata atau bahasa tertulis.

Membaca pada hakekatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak

hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan tetapi juga melibatkan aktivitas visual,

dan berpikir. Sebagai proses visual, membaca merupakan proses menterjemahkan

simbol tertulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir,

membaca mencakup aktifitas pengenalan kata. Sewaktu kegiatan membaca

berlangsung, otak dan mental pembaca bekerja secara intensif untuk menerima

gagasan yang terdapat dalam bacaan.

Dawud (2008:1) menyebutkan bahwa membaca merupakan proses

mengkonstruksi makna bacaan. Pembaca aktif mengolah, memikirkan,

mengembangkan, dan memaknai teks yang sedang dibacanya. Dalam proses

Page 13: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

13

mengkonstruksi makna tersebut banyak aspek yang terlibat. Aspek itu meliputi

aspek psikologis-kognitif diri pembaca dan karakteristik teks yang dibaca.

2. Tahap-Tahap Perkembangan Membaca

Secara khusus, perkembangan kemampuan membaca pada anak berlangsung

dalam beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap fantasi

Pada tahap ini, anak mulai belajar menggunakan buku, mulai berpikir

bahwa buku itu penting, melihat atau membolak balikan buku dan kadang-

kadang anak membawa buku kesukaannya. Pada tahap pertama, orang tua atau

guru dapat memberikan atau menunjukkan model tentang perlunya membaca,

membacakan suau buku pada anak, dan membicarakan buku dengan anak.

b. Tahap pembentukan konsep diri

Pada tahap ini, anak memandang dirinya sebagai pembaca dan mulai

melibatkan diri dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku, memberi

makna pada gambar atau pengalaman sebelumnya dengan buku, menggunakan

bahasa buku meskipun tidak cocok dengan tulisan.

c. Tahap membaca gambar

Pada tahap ini anak menjadi sadar pada cetakan yang tampak serta dapat

menemukan kata yang sudah dikenal, dan mengungkapkan kata-kata yang

memiliki makna dengan dirinya, dan dapat mengulang kembali cerita yang

tertulis.

Page 14: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

14

d. Tahap pengenalan bacaan

Anak mulai menggunakan tiga sistem isyarat (graphonic, semantic dan

syntatic) secara bersama-sama. Anak tertarik pada bacaan, mulai mengingat

kembali cetakan pada konteknya, berusaha mengenal tanda-tanda pada

lingkungan serta membaca berbagai tanda.

e. Tahap membaca lancar

Pada tahap ini, anak dapat membaca berbagai jenis buku yang berbeda

secara bebas. Menyusun pengertian tanda, pengalaman dan isyarat yang

dikenalnya, dapat membuat perkiraan bahan-bahan bacaan. Bahan-bahan yang

berhubungan secara langsung dengan pengalaman anak semakin mudah dibaca.

3. Tujuan Membaca

Sebagaimana dikemukakan oleh Glenn Doman dalam Rajak (1989:25)

berpendapat bahwa membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting

dalam kehidupan manusia dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar

didasarkan pada membaca. Melalui kegiatan membaca itu pula orang dapat

mengembangkan diri dalam bidangnya serta dapat mengikuti perkembangan baru

yang terjadi pada saat itu.

Begitu pentingnya kegiatan membaca, ahli lain dikutip dari Rajak (1989:25)

melukiskan bahwa membaca merupakan suatu sarana yang dapat membantu

seseorang dalam usaha memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi (McNeil,

1985:4).

Page 15: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

15

Dawud mengemukakan berdasarkan teori skema, proses membaca memiliki

empat aspek yaitu membaca merupakan proses aktif mencari makna, proses

konstruktif, proses penerapan beragam pengetahuan dan proses strategis.

Aspek-aspek proses membaca, yaitu:

a. Membaca sebagai proses aktif mencari makna

Membaca harus dipandang sebagai proses pemahaman dan merupakan

bentuk khusus dari penalaran, bukan semata-mata mengenali atau

mengucapkan kata-kata. Pengertian membaca sebagai proses mencari makna

itu bukan berarti mengabaikan huruf atau kata. Huruf atau kata harus

diidentifikasi oleh pembaca. Pengidentifikasian itu bertujuan untuk

menemukan makna.

b. Membaca sebagai proses konstruktif

Membaca merupakan kegiatan membuat hubungan bermakna dari

gagasan-gagasan dalam bacaan. Membaca juga merupakan kegiatan

menghubungkan gagasan-gagasan itu dengan latar belakang pengetahuan

yang dimiliki pembaca.

c. Membaca sebagai proses penerapan beragam pengetahuan

Untuk memperoleh pemahaman yang tepat tentang suatu bacaan, pembaca

perlu menggunakan pengetahuannya tentang “dunia”. Disamping

pengetahuan tentang bacaan yang sedang dibacanya. Pembaca harus

memanfaatkan informasi yang telah dimilikinya selama ini, yakni informasi

yang diperoleh selama ia hidup.

d. Membaca sebagai proses strategis

Page 16: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

16

Pembaca yang efektif memiliki dan mampu menentukan tujuan membaca

dengan benar. Tujuan membaca sangat menentukan proses dan cara

membaca, sekalipun jenis bacaan yang dibacanya sama. Membaca sebagai

proses strategis itu diwujudkan dalam bentuk monitoring kesesuaian aktivitas

membaca pemahamannya dengan tujuan membacanya. Dalam memahami

suatu bacaan, pembaca memonitor pemahaman, penafsiran, dan tujuan

membacanya. Dawud menyatakan berdasarkan hasil penelitian menunjukan

bahwa latar belakang pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat sangat

mempengaruhi proses dan hasil membaca. Pengaruh itu tampak pada

pengorganisasian dan penyimpanan informasi dalam ingatan, pengolahan

informasi tentang suatu topik, dan pembuatan hubungan antara gagasan

dalam bacaan dengan pengetahuan yang dimilikinya, serta penerapan dan

penggunaan kosakata atau bahasa saat seseorang itu membacanya.

4. Membaca Nyaring

Tarigan (1979:22) menyatakan bahwa membaca nyaring adalah suatu

aktifitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid ataupun pembaca

bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap atau

memahami informasi, pikiran dan perasaan seseorang pengarang. Membaca

nyaring adalah membaca keras dan jelas sehingga orang lain dapat mendengarkan

bacaan yang dibaca, membaca nyaring berarti membaca untuk diperdengarkan.

Membaca nyaring yang dilakukan guru dihadapan anak dengan maksud untuk

mengetahui isi atau informasi atau pikiran yang ada di dalam buku dan untuk

mengetahui perasaan seorang pengarang. Orang yang membaca nyaring harus

Page 17: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

17

mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam bahan bacaan,

mempelajari keterampilan-keterampilan penafsiran atas lambang-lambang tertulis

sehingga penyusunan kata-kata serta penekanan sesuai ujaran pembicaraan yang

hidup. Membaca nyaring yang baik menuntut pembaca memiliki ketepatan mata

yang tinggi serta pandangan mata yang jauh, karena dia harus melihat pada bahan

bacaan untuk memelihara kontak mata dengan pendengar, dapat mengelompokkan

kata-kata dengan baik dan tepat agar jelas maknanya bagi pendengar.

Membaca nyaring merupakan suatu cara yang dapat memuaskan serta

memenuhi berbagai ragam tujuan serta mengembangkan sejumlah minat. Oleh

karena itu, seseorang pembaca yang membaca nyaring harus dapat memahami

proses komunikasi dua arah.

Agar seorang dapat membaca nyaring dengan baik, maka pendengar harus

menguasai keterampilan-keterampilan persepsi (penglihatan dan daya tangkap)

sehingga dia mengenal atau memahami kata-kata dengan cepat dan tepat. Yang

sama pentingnya adalah dapat mengelompokkan kata-kata ke dalam kesatuan-

kesatuan pikiran serta membacanya dengan kata-kata yang baik dan lancar.

Tarigan (1979:26) mengemukakan berbagai cara yang digunakan oleh seorang

guru ketika membaca nyaring, antara lain:

a. Menyoroti ide-ide baru dengan mempergunakan penekanan yang jelas.

Dalam membaca nyaring diperlukan suara yang jelas, intonasi yang tepat

agar pendengar dapat mengetahui bahwa seorang pembaca sedang

menyoroti ide yang baru.

Page 18: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

18

b. Menjelaskan perubahan-perubahan dari satu ide ke ide lainnya. Membaca

buku cerita bergambar dengan suara nyaring agar dapat dimengerti dengan

baik oleh anak yaitu dengan memberikan suatu peralihan dalam membaca

nyaring supaya anak tidak merasakan adanya perubahan terhadap apa yang

dibacakan.

c. Menerangkan kesatuan-kesatuan pikiran di dalam satu kalimat dengan

penyusunan kata-kata yang tepat dan baik. Dalam buku cerita bergambar

tertera tulisan atau teks yang singkat tetapi mewakili objek gambar atau

ilustrasinya, sehingga memungkinkan guru atau pembaca lainnya untuk

menggunakan kalimat atau kata-kata tambahan yang lebih dimengerti oleh

anak.

d. Menghubungkan ide-ide yang bertautan dengan jalan menjaga suaranya

agar tinggi sampai tujuan tercapai.

e. Menjelaskan klimaks-klimaks dengan gaya dan daya ekspresi yang baik

dan tepat. Membaca nyaring memerlukan gaya dan ekspresi yang

menggambarkan bahan bacaan yang sedang dibacakan, agar anak atau

pendengar bisa larut dalam kegiatan.

Setiap metode, pendekatan, media bahkan teknik memiliki sisi kelebihan dan

kekurangan masing-masing. Membaca nyaring memiliki sisi kelebihan (good

points) dan kekurangan (not so good points). Menurut Wrigth (1995:10) kelebihan

dan kelemahan membaca nyaring sebagai berikut:

Good points a. You don’t have to learn the story, b. If you read the story then the children will always hear exactly the same

text and this will help them to predict what is to come,

Page 19: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

19

c. It demonstrates that books are a source of interesting ideas and so encourages reading,

d. The children can, perhaps, borrow the book afterwards, e. Pictures in the book can help the children’s understnading. Berdasarkan hal tersebut di atas, pada saat membaca nyaring seorang

pembaca tidak perlu khawatir karena tidak mengetahui tentang cerita yang akan

dibacakannya, karena hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang sangat esensial

dari membaca nyaring. Pada saat membaca buku cerita bergambar dengan

nyaring, seorang pembaca tidak perlu takut banyak membuat kesalahan dalam

bahasa, karena dalam membaca nyaring pembaca hanya perlu membaca teks yang

tertera dalam buku. Ketika sebuah buku cerita bergambar dibacakan secara

berulang kali dengan suara nyaring, maka akan membantu anak dapat

memprediksi kejadian atau cerita yang akan datang. Membaca nyaring akan

memunculkan anggapan dalam diri anak atau pendengar bahwa buku merupakan

sumber yang menarik untuk didengar dan memungkinkan anak untuk membuka,

melihat, bahkan meminjam buku cerita. Selain itu membaca buku cerita

bergambar membantu anak untuk berpikir dan mengerti pesan yang tertuang

dalam buku.

Berikut adalah sisi kekurangan dari membaca nyaring:

Not so good points a. You must be careful not to read too quickly because written texts are

usually very precise, economical, and unrepetitive, and that makes listening to them reather difficult,

b. It is easy to “bury yourself” in a book and forget the listeners.

Membaca nyaring memiliki sisi kekurangannya yaitu seorang pembaca harus

berhati-hati untuk tidak membaca terlalu cepat karena tulisan atau teks dalam

buku biasanya langsung pada intinya, tidak banyak kata yang diulang dan

Page 20: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

20

dijelaskan berulang kali, dan hal tersebut dapat membuat pendengaran anak

sedikit sulit. Seorang pemula dalam membaca nyaring harus dapat berhati-hati

karena biasanya akan larut pada teks dan gambar yang ada dan lupa dengan

pendengar sehingga tidak melakukan kontak.

Selain memiliki kekurangan dan kelebihan, membaca nyaring juga memiliki

manfaat sebagaimana dikemukakan Jim Baice dalam Hong (2008:56) mengatakan

bahwa membaca nyaring dapat memperbaiki hubungan anak dan dapat

membiasakan anak untuk membaca.

Hyon Ju dalam Hong (2008:157-160) menegaskan beberapa manfaat dari

membaca nyaring sebagai berikut.

a. anak dapat mendengar cerita yang dibacakan sambil mengaiktkan dengan

pengalaman sendiri,

b. meningkatkan keterampilan menstranlet judul yang sebenarnya setelah

dibacakan.

c. menerima informasi dengan mendengar, sehingga setelah anak membaca

buku cerita sendiri, ia akan merasa mudah untuk membaca buku cerita

kembali secara sendiri,

d. membaca buku cerita bergambar kepada anak secara berkali-kali akan

membatu anak untuk mengingat beberapa kata yang penting ke dalam

ingatan anak sehingga anak akan belajar beberapa kata yang baru,

e. meningkatkan keterampilan berbicara anak,

f. konsentrasi anak menjadi meningkat,

g. daya ingat anak menjadi meningkat,

Page 21: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

21

h. lebih mudah mengeluarkan ekspresi atau perasaannya,

i. imajinasi anak akan meningkat,

j. membatu memperbaiki pengucapan anak yang kurang tepat dan jelas.

Hong (2008:50) menegaskan bahwa mengapa harus membaca dengan

nyaring? Jawabannya adalah suara pembaca dapat menyampaikan kasih sayang

kepada anak secara langsung, pembaca memberikan pengakuan bahwa hanya

anak yang menjadi perhatiannya saat itu, dengan membaca nyaring dapat

meningkatkan kemampuan berpikir anak, kosa kata anak dapat meningkat,

imajinasi dan sensitivitas bahasa (buku adalah pondasi bagi anak), memberi

kebiasaan bagi anak untuk senang dalam membaca, meningkatkan kemampuan

anak dalam mengungkapkan ekspresi atau perasaannya, rasa percaya diri, jika

dalam buku terdapat kalimat yang indah atau menyenangkan, maka emosi anak

akan mengikuti kalimat indah tersebut, meningkatkan kepekaan dan menggali

suasana yang aman dan tenang.

Membaca dengan suara nyaring akan memberikan manfaat bukan hanya

kepada anak tetapi kepada pembacanya juga dapat dirasakan, seperti akan

menghilangkan rasa stress dan menghibur hatinya sendiri, dapat mengeluarkan

ekspresi atau perasaannya.

5. Peranan Membaca Nyaring dalam Meningkatkan Keterampilan

berbicara Anak Usia Dini

Keterampilan berbicara anak dapat ditingkatkan melalui berbagai pendekatan,

metode, teknik dan media tertentu. Teknik yang digunakan beraneka ragam salah

satunya membaca nyaring menggunakan buku cerita bergambar.

Page 22: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

22

Snow (1983) mengungkapkan “Listening to books read aloud helps children

go beyond their existing oral vocabularies and presents them new conseps and

new word. Membaca nyaring dengan menggunakan buku cerita dapat membantu

anak lebih maju lagi dalam perkembangan kosakatanya dengan munculnya konsep

dan kata-kata yang baru daripada hanya melalui percakapan dalam sehari-hari.

Dalam percakapan sehari-hari, biasanya anak hanya menggunakan kata-kata atau

kalimat yang sama setiap harinya. Berbeda dengan membaca nyaring, anak dapat

melihat, dan mendengar serta menyebutkan kata-kata yang baru dikenalnya.

Cunningham and Stanovich (2008) menyebutkan “Reading aloud to children

is a proven and productive means for giving children opportunities to develop

new vocablary, because children’s book a present more advanced, less familiar

vocabulary than everyday speech”. Maksudnya adalah membaca dengan nyaring

kepada anak sudah dibuktikan dapat memberikan makna dan kesempatan yang

produktif dalam mengembangkan kosakata yang baru.

Berdasarkan dua pendapat di atas, dengan membaca nyaring, pendengaran

anak akan terlatih untuk mendengarkan bagaimana sebuah kata diucapkan.

Mendengarkan kata akan membantu kinerja otak untuk menyimpan kata-kata itu

ke dalam memorinya, sehingga membacakan buku cerita dengan suara nyaring

pada anak sangat penting dalam membantu meningkatkan keterampilan berbicara

anak.

Phillips (2004:46) “one way into reading with very young children is to read

them stories aloud from a picture book, show them the word and pictures as you

read, and they will begin to associate sounds and meaning written syimbols”.

Page 23: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

23

Maksudnya adalah salah satu proses dalam mengenalkan membaca pada anak

yang masih kecil adalah membaca nyaring dengan buku cerita bergambar. Mereka

akan melihat kata dan gambar dari apa yang dibacakan dan mereka akan memulai

mengasosiasikan suara dan makna dengan simbol tertulis.

Corcoran (1990) menyatakan bahwa ketika anak mendapatkan pengalaman

terus menerus dibacakan buku dengan suara nyaring oleh orang tua akan

mempengaruhi keterampilan bahasa anak.

D. Konsep Buku Cerita Bergambar

1. Pengertian

Buku bergambar adalah buku cerita yang disajikan dengan menggunakan teks

dan ilustrasi atau gambar. Buku bergambar dapat memotivasi anak-anak unuk

belajar. Dengan buku bergambar, anak akan terbantu dalam proses memahami dan

memperkaya pengalaman dari cerita.

Menurut Stewing dalam Abu (2002:2) buku cerita bergambar adalah suatu

buku yang menjajarkan cerita dengan gambar. Kedua elemen ini bekerjasama

untuk menghasilkan cerita dengan ilustrasi dan gambar. Selain ceritanya secara

verbal harus menarik, buku harus mengandung gambar sehingga mempengaruhi

minat siswa untuk membaca cerita. Oleh karena itu gambar dalam cerita anak-

anak harus hidup dan komunikatif.

William Joyce dalam Hong (2008:152) mengatakan bahwa gambar selalu

berinteraksi dengan tulisan sehingga tulisan menyampaikan isi cerita 50% dan

Page 24: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

24

begitupun gambar dapat menyampaikan isi cerita 50% juga sehingga buku cerita

bergambar adalah bahasa visual.

Machei Datasi dalam Hong (2008:149) mendefinisikan bahwa buku cerita

bergambar adalah buku yang dibaca oleh orang dewasa kepada anak dan bukan

yang dibaca sendiri oleh anak.

Dalam dunia buku cerita bergambar, anak dapat melihat gambar dengan

matanya sambil mendengarkan dengan telinganya sehingga akan memberikan

pengalaman yang penuh dengan imajinasi dan khayalan yang luas dan dalam.

orang dewasa membaca buku cerita bergambar hanya dengan sekilas mata, namun

bagi anak membaca buku cerita bergambar sangat dalam karena anak dapat

terlibat didalamnya dan akhirnya anak akan menjadi satu kesatuan dengan buku

cerita bergambar.

Hong (2008:150) mengatakan bahwa pada saat anak membaca buku cerita

bergambar sendiri, maka akan ada penyekat waktu sehingga tidak dapat menjadi

satu kesatuan dalam cerita, tetapi berbeda dengan kalau anak hanya

mendengarkan cerita dengan telinganya dari yang dibacakan oleh orang, maka

anak akan menjadi satu kesatuan dalam buku cerita bergambar.

Biasanya orang tua atau guru hanya membaca tulisan yang tertera dalam buku

cerita bergambar dan anak biasanya hanya melihat gambar dalam buku. pembaca

harus dapat mulai membaca gambar tidak hanya membaca tulisan saja karena

gambar merupakan karya seni yang nyata bagi anak. Dari gambar yang dilihat

oleh anak secara perlahan akan menumbuhkan rasa cinta terhadap seni.

Page 25: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

25

Yonagida dalam Hong (2008:154) menekankan bahwa buku cerita bergambar

dalam kehidupan manusia dibaca tiga kali yaitu pada saat anak masih kecil, orang

dewasa, dan orang yang sudah tua. jadi intinya adalah buku cerita bergambar tidak

hanya diperuntukan bagi anak saja.

2. Jenis-jenis buku bergambar

Buku bergambar (picture book) dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis.

Rothlein dan Meinbach dalam Abu membedakan jenis buku bergambar menjadi 5

macam, yaitu 1) buku abjad (alpabet book), 2) buku mainan (toys book), buku

konsep (concept books), 4) buku bergambar tanpa kata (wordless picture books),

dan 5) buku cerita bergambar.

a. Buku abjad (alpabet book). Dalam buku alfabet, setiap huruf harus

dikaitkan dengan suatu ilustrasi objek yang diawali dengan huruf. Ilustrasi

harus jelas berkaitan dengan huruf-huruf kunci dan gambar objek serta

mudah teridentifikasi. Buku alfabet berfungsi untuk membantu anak

menstimulasi dan membantu pengembangan kosakata.

b. Buku mainan (toys book). Buku mainan ini mengarahkan anak-anak untuk

lebih memahami teks, mengeksplorasi konsep nomor, kata bersajak dan

alur cerita. Buku mainan anak-anak untuk mengembangkan keterampilan

kognitif, meningkatkan kemampuan bahasa dan sosialnya serta mencintai

buku.

c. Buku konsep (concept books). Buku konsep adalah buku yang menyajikan

konsep dengan menggunakan satu atau lebih contoh untuk membantu

pemahaman konsep yang sedang dikembangkan. Konsep-konsep

Page 26: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

26

ditekankan melalui alur cerita atau dijelaskan melalui repitisi dan

perbandingan. Melalui berbagai konsep seperti warna, bentuk, ukuran

dapat didemontrasikan sendiri dengan konsep yang lainnya.

d. Buku bergambar tanpa kata (wordless picture books). Buku bergambar

tanpa kata adalah buku untuk menyampaikan suatu cerita melalui ilustrasi

saja. Alur cerita disajikan dengan gambar yang diurutkan dan tindakan

juga digambarkan dengan jelas.

e. Buku cerita bergambar. Buku cerita bergambar memuat pesan melalui

ilustrasi dan teks tertulis. Kedua elemen ini merupakan elemen penting

pada cerita. Buku-buku ini memuat berbagai tema yang sering didasarkan

pada pengalaman kehidupan sehari-hari anak.

3. Manfaat buku bergambar

Buku cerita bergambar dapat digunakan untuk membantu anak mengenal

lingkungan dan situasi yang berbeda dengan lingkungan mereka. Stewing dalam

Hafid (2002:83) menyatakan bahwa ada tiga manfaat buku cerita bergambar yaitu:

a. Memberikan masukan bahasa kepada anak-anak,

b. Memberikan masukan visual bagi anak-anak,

c. Menstimulasi kemampuan verbal dan visual anak.

Dengan demikian, melalui buku cerita bergambar anak dapat memberikan

komentar atau reaksi terhadap gambar, misalnya orang, benda, tempat, warna dan

lain sebagainya. Dengan mengajukan dan menggali komentar anak, guru dapat

memahami bahasa mereka dan kebiasaan anak dalam bereaksi terhadap buku.

Selain itu, guru dapat membantu anak mempertajam kemampuan anak untuk

Page 27: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

27

mengekspresikan apa yang mereka perhatikan dan juga membantu cara mereka

bereaksi terhadap buku bergambar.

Menurut Stewing dalam Abu (2002:4) menggunakan buku cerita bergambar

dapat menstimulasi bahasa verbal. Karenanya buku cerita bergambar dapat

membantu anak dalam meningkatkan keterampilan berbicaranya.

4. Kriteria pemilihan buku bergambar

Dalam memilih buku cerita bergambar yang akan digunakan untuk kegiatan

pembelajaran ada beberapa kriteria yang harus diperhatian (Abu, 2002:4)

diantaranya:

a. Apakah gambar mendukung teks? b. Apakah gambar jelas dan mudah dibedakan? c. Apakah ilustrasi memperjelas latar, rangkaian cerita dan karakter? d. Apakah anak mampu mengidentifikasi karakter dan tindakan? e. Apakah gaya dan ketepatan bahasa cocok untuk anak-anak? f. Apakah ilustrasi menghindarkan klise? g. Apakah temanya mempunyai kegunaan? h. Apakah ada ketepatan konsep untuk anak-anak? i. Apakah variasi buku yang telah dipilih merefleksikan keragaman budaya? j. Apakah buku yang dipilih merefleksikan berbagai gaya? Sedangkan menurut Hong (2008:153) menyebutkan hal yang sama berkaitan

dengan kriteria buku cerita bergambar diantaranya:

a. Memberikan kesan yang baik pada anak. Ketika anak melihat buku cerita

bergambar yang baru, ia akan tertaik untuk melihat-lihat gambar

didalamnya, meminta orang dewasa untuk membacakannya atau apa pun

jenisnya.

b. Kreatif. Buku cerita bergambar harus dapat menampilkan gambar-gambar

yang kreatif, sehingga anak dapat merasa puas dan menghilangkan rasa

Page 28: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

28

bosan terhadap buku. memunculkan minat anak untuk terus bersama

dengan buku

c. Isi gambar beraneka ragam. Dalam buku cerita bergambar harus

menampilkan banyak gambar, tidak hanya beberapa gambar atau tokoh

karena hal itu akan membuat anak merasa tidak tertarik. Banyak ilustrasi

yang membuat gambar semakin hidup ketika dibacakan di hadapan anak.

d. Gambar jelas. maksudnya adalah apa yang anak lihat dalam buku cerita

bergambar adalah sesuatu yang kongkrit, tidak membingungkan atau

membuat makna ambigu bagi anak. Gambar harus dapat membuat orang

yang membaca atau melihat merasa puas dan jelas hanya dengan

gambarnya.

e. Cerita dan tulisan harus nyambung. kesuksesan dalam buku cerita

bergambar sangat tergantung pada cerita dan tulisannya. 50% tergantung

pada tulisan dan 50% tergantung pada gambarnya. meskipun anak belum

dapat membaca simbol tulisan yang tertera dalam buku cerita bergambar,

tetapi dengan adanya tulisan akan membantu anak memahami atau

mengerti tentang simbol tertulis dengan suara yang keluar dari si

pembicara. anak akan mulai mengasosiasikan antara suara dan tulisan.

f. Cover buku harus dapat menjelaskan isi cerita. Cover diibaratkan sebagai

nyawa atau jantung dalam buku cerita bergambar. Cover harus dapat

menumbuhkan pembaca untuk tertarik melihat dan membaca sehingga

orang yang baru pertama kali melihat buku cerita sudah dapat menebak

inti dari cerita dalam buku bergambar.

Page 29: BAB II TEKNIK MEMBACA NYARING MENGGUNAKAN A. …a-research.upi.edu/operator/upload/s_paud_0611181_chapter1.pdf · ukuran kemampuan bicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan

29

g. Anak menyukai buku tersebut. Kriteria ini adalah kriteria yang paling

penting. Buku cerita bergambar harus muncul pada saat anak merasa

nyaman, senang, aman, dan tenang ketika dibacakan. Adakalanya anak

akan terus menerus meminta untuk melihat-lihat dan meminta untuk

membacakan buku bergambar yang sama.