bab ii sifat dasar kulit ikan kakap - digilib.itb.ac.id · no. nama bahan kimia rumus kimia 1 kapur...

17
BAB II SIFAT DASAR KULIT IKAN KAKAP Sampai saat ini, kulit ikan masih terdengar asing untuk disejajarkan dengan kulit kambing, kulit sapi, kulit ular, atau kulit reptil sebagai material bahan baku produk, seperti produk fesyen layaknya tas, sepatu, jaket, dan lain-lain, juga produk-produk lain. Padahal sebenarnya kulit ikan sudah lama diteliti dan dieksplor untuk dijadikan material alternatif pengganti material kulit lainnya yang harganya relatif tinggi. Di Indonesia, kulit ikan memiliki ketersediaan yang melimpah karena ikan merupakan salah satu komoditi industri pangan utama. Oleh karena itu, selain memiliki keunikan tersendiri, harga kulit ikan juga dapat ditekan sekecil mungkin karena jumlahnya sangat banyak dan dapat dihasilkan secara kontinu (terus-menerus). Kulit ikan yang sudah banyak diaplikasikan pada produk, meskipun masih dijual terbatas, adalah kulit ikan pari. Gambar 2.1 Dompet, tas, dan key holder dari kulit ikan pari (Sumber: Gallery Parri, Yogyakarta) Selain kulit ikan pari, saat ini Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP) Yogyakarta telah mengembangkan teknologi penyamakan untuk kulit ikan lainnya seperti kerapu dan kakap. Ikan kakap adalah ikan yang banyak diproduksi dalam bentuk filet dimana kulitnya hanya diolah menjadi kerupuk atau menjadi limbah yang belum termanfaatkan. 6

Upload: vodung

Post on 29-Apr-2018

220 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II SIFAT DASAR KULIT IKAN KAKAP - digilib.itb.ac.id · No. Nama Bahan Kimia Rumus Kimia 1 Kapur Ca(OH)2 2 Natrium Karbonat / Soda Abu Na2CO3 3 Natrium Bikarbonat / Soda Kue NaHCO3

BAB II

SIFAT DASAR KULIT IKAN KAKAP

Sampai saat ini, kulit ikan masih terdengar asing untuk disejajarkan dengan kulit

kambing, kulit sapi, kulit ular, atau kulit reptil sebagai material bahan baku

produk, seperti produk fesyen layaknya tas, sepatu, jaket, dan lain-lain, juga

produk-produk lain. Padahal sebenarnya kulit ikan sudah lama diteliti dan

dieksplor untuk dijadikan material alternatif pengganti material kulit lainnya yang

harganya relatif tinggi. Di Indonesia, kulit ikan memiliki ketersediaan yang

melimpah karena ikan merupakan salah satu komoditi industri pangan utama.

Oleh karena itu, selain memiliki keunikan tersendiri, harga kulit ikan juga dapat

ditekan sekecil mungkin karena jumlahnya sangat banyak dan dapat dihasilkan

secara kontinu (terus-menerus). Kulit ikan yang sudah banyak diaplikasikan pada

produk, meskipun masih dijual terbatas, adalah kulit ikan pari.

Gambar 2.1 Dompet, tas, dan key holder dari kulit ikan pari (Sumber: Gallery Parri, Yogyakarta)

Selain kulit ikan pari, saat ini Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP)

Yogyakarta telah mengembangkan teknologi penyamakan untuk kulit ikan lainnya

seperti kerapu dan kakap. Ikan kakap adalah ikan yang banyak diproduksi dalam

bentuk filet dimana kulitnya hanya diolah menjadi kerupuk atau menjadi limbah

yang belum termanfaatkan.

6

Page 2: BAB II SIFAT DASAR KULIT IKAN KAKAP - digilib.itb.ac.id · No. Nama Bahan Kimia Rumus Kimia 1 Kapur Ca(OH)2 2 Natrium Karbonat / Soda Abu Na2CO3 3 Natrium Bikarbonat / Soda Kue NaHCO3

2.1 Struktur Kulit Ikan

Berbeda dengan kulit hewan ternak, kulit ikan dalam kehidupannya di

perairan/lautan berfungsi sebagai jaringan pembatas, sebagai perlengkapan bagian

individu yang membedakan antar organisme dengan lingkungannya.3 Kulit ikan

beserta struktur aksesorisnya, membentuk dan menutup seluruh tubuh ikan untuk

kontak dengan lingkungan luarnya. Kulit ikan juga memelihara kontinyuitas

dengan membran mukus dalam mulut dan lubang permukaan makroskopik pada

seluruh tubuh ikan. Kulit terbentuk sebagai fungsi pertahanan dan menjalankan

fungsi utamanya yaitu sebagai metabolisme tubuh.

Gambar 2.2 Penampang struktur kulit ikan (Sumber: www.google.com)

Struktur kulit ikan, seperti binatang vertebrata lainnya, terdiri dari dua lapisan

utama. Pada bagian luar terdapat epidermis dan pada bagian dalamnya terdapat

dermis yang disebut Corium. Lapisan ini sangat berbeda, tidak hanya dalam

posisinya, tetapi juga dalam asal-usul, struktur, karakter, dan fungsinya.

Epidermis terbentuk dari ectoderm embrio. Pada binatang sederhana, epidermis

adalah struktur sederhana yang berisi lapisan tunggal sel-sel (simple epithelium).

Pada Cyclotomes dan binatang vertebrata tinggi, epidermis mempunyai komposisi

berlapis-lapis (stratified epithelium). Lapisan ini bervariasi tergantung pada

spesies, bagian tubuh, danumur ikan. Sebagai contoh, pada ikan-ikan kecil

3 Brown, M.E., 1957.

7

Page 3: BAB II SIFAT DASAR KULIT IKAN KAKAP - digilib.itb.ac.id · No. Nama Bahan Kimia Rumus Kimia 1 Kapur Ca(OH)2 2 Natrium Karbonat / Soda Abu Na2CO3 3 Natrium Bikarbonat / Soda Kue NaHCO3

(Osmerus), epidermis tebal dibagian kepala dan belakang, berisi dua belas sampai

lima belas lapisan, tetapi tipis di bagian sisi tubuh dan sangat tipis di bagian sirip

yang hanya terdiri dari empat atau lima lapisan saja.

2.2 Kulit Ikan Basah

Material kulit ikan yang akan dibahas lebih jauh dan dijadikan bahan eksperimen

dalam penelitian ini adalah material kulit ikan kakap yang berasal dari limbah

industri pengolahan filet ikan. Ikan yang diolah pada industri ini lebih tepatnya

disebut ikan kakap merah (Giant seaperch/Barramundi). Ikan kakap yang

merupakan bahan olahan organik menghasilkan limbah berupa kulit ikan kakap

yang juga bersifat organis. Seperti bahan organik lainnya, kulit ikan kakap

memiliki kadar air yang cukup tinggi sehingga seringkali disebut kulit ikan basah.

Karena kadar airnya yang tinggi tersebut, kulit ikan basah ini cepat sekali

mengalami pembusukan. Proses pembusukan ini disebut autolisis. Autolisis

ditandai dengan melunaknya kulit yang diikuti dengan timbulnya bau yang kurang

enak. Proses tersebut akan semakin berkembang hingga akhirnya butiran sisik

akan terlepas satu per satu. Apabila sudah mencapai tahap demikian, maka kulit

tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi.

Gambar 2.3 Industri pengolahan filet ikan kakap

8

Page 4: BAB II SIFAT DASAR KULIT IKAN KAKAP - digilib.itb.ac.id · No. Nama Bahan Kimia Rumus Kimia 1 Kapur Ca(OH)2 2 Natrium Karbonat / Soda Abu Na2CO3 3 Natrium Bikarbonat / Soda Kue NaHCO3

Proses pembuatan filet ikan sendiri menuntut bahan baku ikan segar berkualitas

dengan berat minimal 2 kg. Oleh karena itu ukuran limbah kulit ikan yang akan

dijadikan bahan eksperimen cukup besar untuk ukuran kulit ikan yaitu dengan

lebar minimal 20x10 cm. Pada saat-saat tertentu terdapat ikan dengan berat

mencapai 15 kg sehingga didapatkan kulit dengan lebar mencapai 40-50 cm.

Namun ukuran yang besar tersebut juga terkadang tidak dapat dimanfaatkan

secara maksimal karena ada bagian-bagian yang tergores atau lecet pada saat

proses pengulitan atau proses penyesetan yaitu proses pemisahan kulit dari daging

ikan.

Gambar 2.4 Proses pengulitan atau penyesetan kulit ikan kakap

Dalam industri filet, pemisahan daging dari kulit ikan dilakukan dengan pisau

khusus filet oleh tenaga kerja berpengalaman untuk menghindarkan tingginya

daging yang terbuang dan juga untuk memperoleh bentuk yang baik. Untuk

menghindari terjadinya luka pada kulit, maka pisau yang digunakan adalah pisau

yang tajam pada bagian sisinya namun tumpul pada bagian ujungnya, sehingga

tidak akan menusuk dan merusak kulit. Pada saat pengulitan, akan sangat tampak

adanya daerah perbatasan antara daging yang berwarna kemerahan dengan kulit

yang berwarna putih. Proses pemisahan kulit dari daging ini juga harus dilakukan

dalam irisan searah dengan kekebalan teratur untuk memperoleh filet segar

dengan bentuk seragam.

9

Page 5: BAB II SIFAT DASAR KULIT IKAN KAKAP - digilib.itb.ac.id · No. Nama Bahan Kimia Rumus Kimia 1 Kapur Ca(OH)2 2 Natrium Karbonat / Soda Abu Na2CO3 3 Natrium Bikarbonat / Soda Kue NaHCO3

Gambar 2.5 Proses penyesetan dilakukan secara searah

Karena pemisahan kulit terutama untuk memperoleh kualitas daging yang baik,

maka hasil kulit ikan yang diperoleh kurang diperhatikan ketebalannya, sehingga

kulit ikan sangat mungkin berlubang dan tergores pisau. Kondisi kulit yang

diperoleh sangat dipengaruhi oleh keterampilam karyawan bagian seset kulit atau

pengulitan. Pada bagian tengah ikan, guna mengejar ketebalan daging maksimal,

biasanya terjadi goresan atau luka pada kulit. Sedang pada bagian atas dan ekor

ikan pada umumnya terjadi kekurang telitian karena kondisi filet yang basah dan

licin. Kondisi ini akan mengakibatkan kualitas kulit pada penyamakan kurang

bagus karena luas penampang kulit menjai lebih kecil atau sempit.

Gambar 2.6 Luka atau goresan pada bagian tengah kulit ikan

yang telah melalui proses pengulitan atau penyesetan

Untuk memperoleh kulit ikan dengan kualitas bagus, harus dilakukan pengulitan

dengan teratur dan hati-hati, namun di satu sisi industri filet juga dituntut untuk

sesegera mungkin menyelesaikan proses produksi filet demi efisiensi waktu

10

Page 6: BAB II SIFAT DASAR KULIT IKAN KAKAP - digilib.itb.ac.id · No. Nama Bahan Kimia Rumus Kimia 1 Kapur Ca(OH)2 2 Natrium Karbonat / Soda Abu Na2CO3 3 Natrium Bikarbonat / Soda Kue NaHCO3

produksi. Oleh karena itu harus dilakukan kombinasi dan diperlukan koordinasi

yang tepat antara ketelitian dan kecepatan sehingga selain dapat meminimalisasi

daging yang terbuang, juga didapatkan kulit ikan dengan kualitas yang baik.

2.3 Proses Pengawetan

Kulit ikan basah memiliki sifat yang sangat sensitif, sekali terkena hujan, air, atau

lembab, kulit-kulit tersebut bisa rusak. Selain itu kulit ikan yang belum disamak

ini tidak memiliki kelenturan yang tinggi sehingga mudah robek. Oleh karena itu,

untuk menjaga agar kualitas kulit tetap terjaga dengan baik, maka pengulitan

dilakukan pada saat kondisi ikan masih segar. Penundaan waktu pengulitan akan

menyebabkan penurunan kualitas kulit karena terjadi pembususkan atau biasa

disebut autolisis.

Setelah melalui proses pengulitan, kulit ikan sebaiknya langsung disamak. Namun

proses penyamakan akan lebih efisien jika dilakukan dalam jumlah besar atau

banyak sekaligus. Oleh karena itu penyamakan dilakukan setelah kulit mentah

terkumpul dalam jumlah yang cukup. Adanya tenggang waktu antara proses

pengulitan dengan proses penyamakan ini menyebabkan proses pengawetan ini

menjadi tahap yang sangat penting untuk menjaga kulit agar tidak membusuk

sebelum proses penyamakan. Pengawetan kulit ikan harus dilakukan selambat-

lambatnya 3-4 jam setelah pengulitan selesai, bahkan semakin cepat semakin baik.

Pengawetan dilakukan dengan tujuan membuat kulit mentah menjadi tahan

terhadap pembusukan atau kerusakan mikro organisme hingga dilakukannya

proses penyamakan. Ada beberapa metode pengawetan kulit mentah, yaitu

pengawetan jangka pendek untuk 3-4 hari, jangka menengah untuk 1-2 minggu,

dan jangka panjang untuk 1-2 bulan.

11

Page 7: BAB II SIFAT DASAR KULIT IKAN KAKAP - digilib.itb.ac.id · No. Nama Bahan Kimia Rumus Kimia 1 Kapur Ca(OH)2 2 Natrium Karbonat / Soda Abu Na2CO3 3 Natrium Bikarbonat / Soda Kue NaHCO3

Proses Pengulitan penimbunan Proses Penyamakan

Proses Pengawetan

Bagan 2.1 Proses pengawetan yang dilakukan diantara proses pengulitan

dan proses penyamakan kulit ikan

2.3.1 Pengawetan Jangka Pendek

Sebelum pengawetan jangka pendek dilakukan, terlebih dahulu kulit dibersihkan

dari kotoran dan sisa daging yang masih melekat. Selanjutnya, 1 liter air dengan

200 g Kaporit dicampur. Campuran bahan kimia tersebut disemprotkan secara

merata pada permukaan bagian dalam (permukaan yang menempel pada daging)

dari tiap lembar kulit tersebut. Kulit-kulit yang telah disemprot selanjutnya

ditumpuk pada papan rata yang telah dilapisi dengan plastik, dengan posisi

permukaan bagian dalam berada di bawah (menghadap papan). Tumpukan kulit

sebaiknya tidak terlalu tinggi, yaitu tidak lebih dari setengah meter atau kurang

lebih tiga lembar kulit.

Apabila tidak tersedia kaporit, ada beberapa bahan kimia lain yang dapat

menggantikan fungsi kaporit. Beberapa bahan kimia tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Sodium Penta Clorphenate

Cara penggunaannya, mula-mula kulit mentah dimasukkan ke alam ember,

kemudian ditambahkan air sebanyak 50% dari berat kulit (jika kulit 1 kg maka

berat air 500 g) dan Sodium Penta Clorphenate 0,05% (5 g setiap 1 kg kulit). Kulit

direndam atau diaduk-aduk selama 30 menit, kemudian diangkat, ditiriskan, dan

ditumpuk.

12

Page 8: BAB II SIFAT DASAR KULIT IKAN KAKAP - digilib.itb.ac.id · No. Nama Bahan Kimia Rumus Kimia 1 Kapur Ca(OH)2 2 Natrium Karbonat / Soda Abu Na2CO3 3 Natrium Bikarbonat / Soda Kue NaHCO3

b. Biquanidine Hydrochlorida (Ventocil)

Biquanidine Hydrochlorida konsentrasi 10% disemprotka pada permukaan bagian

dalam kulit (bagian yang menempel pada daging) secara merata, kemudian

ditumpuk. Pengawetan dengan Biquanidine Hydrochlorida ini dapat

mempertahankan kulit mentah selama kurang lebih empat hari.

2.3.2 Pengawetan Jangka Menengah

Kulit yang telah bersih dari kotoran dan daging dimasukkan ke dalam campuran

yang terdiri dari 30% air (persentase dihitung berdasarkan berat kulit setelah

dibersihkan), 3% Natrium Sulphit, dan 1% Asam Asetat (asam cuka) dengan pH

4,5-4,7. Kulit direndam dalam campuran tersebut selama 60 menit kemudian

diangkat, ditiriskan, dan ditumpuk.

2.3.3 Pengawetan Jangka Panjang

Kulit yang telah bersih dimasukkan ke dalam larutan garam dengan kepekatan

kurang lebih 25o Be, yang dapat dibuat dengan mencampurkan air 200% dan

garam 30% (berdasarkan berat kulit mentah bersih). Perendaman dalam larutan

garam tersebut dilakukan selama kurang lebih 15 jam. Kemudian kulit diangkat

dan ditiriskan hingga tidak ada lagi air yang menetes. Selanjutnya, kulit tersebut

ditaburi secara merata campuran antara garam 2,5%, Soda abu 0,5%, dan

Nafthalen 0,5%. Kulit diletakkan diatas papan yang rata dengan permukan kulit

bagian luar menghadap ke atas. Penumpukan kulit dilakukan hingga sebanyak

kurang lebih 30 lembar.

2.4 Proses Penyamakan

Proses penyamakan sederhana biasanya dilakukan pada penyamakan kulit skala

kecil (industri kecil atau rumah tangga). Alat alat yang dipergunakan dalam proses

penyamakan kulit ikan dapat berupa seperangkat peralatan modern ataupun

seperangkat peralatan yang sederhana. Dengan peralatan yang sederhana bukan

13

Page 9: BAB II SIFAT DASAR KULIT IKAN KAKAP - digilib.itb.ac.id · No. Nama Bahan Kimia Rumus Kimia 1 Kapur Ca(OH)2 2 Natrium Karbonat / Soda Abu Na2CO3 3 Natrium Bikarbonat / Soda Kue NaHCO3

berarti hasil akhirnya menjadi lebih buruk, namun dengan peralatan sederhana

tersebut proses penyamakan tersebut juga dapat dilakukan secara tepat guna,

murah, dan dapat dengan mudah dimodifikasikan. Apabila penyamakan dilakukan

dalam skala besar, maka penggunaan peralatan yang modern jelas akan sangat

membantu dalam menciptakan efisiensi proses.

Proses penyamakan sederhana dilaksanakan dalam beberapa tahapan proses. Tiap

tahapan proses tersebut terdiri atas bagian-bagian proses yang saling terkait satu

sama lain, walaupun tujuan proses berbeda. Namun demikian, pada akhirnya akan

menghasilkan kulit siap pakai seperti yang diharapkan. Setiap proses yang

dilakukan harus dapat memenuhi standar kontrol yang telah ditentukan.

Kegagalan salah satu tahapan proses akan menyebabkan kegagalan pada proses

yang lain,sehingga kualitas produk akhir proses penyamakan tersebut juga akan

menyimpang dari yang diharapkan.

Selama proses pengolahan kulit ikan ini, digunakan berbagai bahan kimia yang

terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok bahan kimia umum dan kelompok

bahan kimia khusus. Kelompok bahan kimia umum dapat diperoleh di toko kimia,

toko besi, ataupun apotek. Yang termasuk bahan kimia umum dapat dilihat pada

Tabel 2.1.

No. Nama Bahan Kimia Rumus Kimia

1 Kapur Ca(OH)2

2 Natrium Karbonat / Soda Abu Na2CO3

3 Natrium Bikarbonat / Soda Kue NaHCO3

4 Soda Api NaOH

5 Asam Formiat / Asam Semut HCOOH

6 Asam Oksalat COOH2

7 Asam Sulfat H2SO4

8 Natrium Bisulfit NaHSO3

9 Natrium Hipoklorit NaOCl

10 Garam dapur NaCl

14

Page 10: BAB II SIFAT DASAR KULIT IKAN KAKAP - digilib.itb.ac.id · No. Nama Bahan Kimia Rumus Kimia 1 Kapur Ca(OH)2 2 Natrium Karbonat / Soda Abu Na2CO3 3 Natrium Bikarbonat / Soda Kue NaHCO3

11 Formalin HCOH

12 Glutaraldehid OCH CH2 CH2 CHO

13 Papain (pengempuk daging) Enzim / Protease

14 Tiner

15 Alkohol

16 Detergen / Tepol

17 Kaporit CaOcl2

18 Amonium Sulfat ZA=(NH4) 2SO4

19 Nitroselulose / Kolodion / Piroksilin C6O8NO2

20 Emulsi Paliurethan

21 Pigmen (pewarna)

22 Amonia

23 Kalium Permanganat

24 Sodium Thio Sulfat

Tabel 2.1 Kelompok bahan kimia umum

Sedangkan kelompok bahan kimia khusus (produk paten) dapat diperoleh pada

agen perwakilan yang ada, toko pengecer, atau pabrik-pabrik kulit. Yang termasuk

bahan kimia khusus adalah:

a. Minyak kelapa atau kelapa sawit yang tersulfatasi.

b. Minyak ikan yang disulfatasi atau sintesanya.

c Minyak ikan yang disulfiasi atau sintesanya.

d. Minyak Lanolin (emulsi lemak wol) / Minyak kaki sapi.

e. Pewarna celup (cat asam, cat direk atau cat katun, dan cat reaktif).

f. Naftalena sebagai bahan penyamak pembantu.

g. Bahan penyamak sintesis, mineral.

Proses penyamakan kulit pada dasarnya adalah kegiatan mengubah kulit mentah

atau basah yang bersifat organis dan labil yang sangat cepat membusuk menjadi

kulit tersamak (leather) yang sangat stabil untuk jangka waktu yang tidak terbatas

dan mempunyai nilai jual yang sangat signifikan. Garis besar tahapan kegiatan

15

Page 11: BAB II SIFAT DASAR KULIT IKAN KAKAP - digilib.itb.ac.id · No. Nama Bahan Kimia Rumus Kimia 1 Kapur Ca(OH)2 2 Natrium Karbonat / Soda Abu Na2CO3 3 Natrium Bikarbonat / Soda Kue NaHCO3

dalam proses penyamakan kulit ikan yang dilakukan oleh Balai Besar Kulit, Karet

dan Plastik (BBKKP) Yogyakarta ini secara sederhana dapat dilihat pada Bagan

2.2 di bawah ini.

Perendaman / pencucian

Pengapuran

Pembuangan sisik & sisa daging

Pembuangan kapur & pencucian

Pengikisan protein & lemak

Pencucian

Pengasaman

Penyamakan

Nabati sintan krom

Netralisasi

Peminyakan

Fiksasi

Pewarnaan dasar

Pencucian Lapisan pewarna Penambahan binder

Pekerjaan fisik Lapisan laminasi – Plate – Pengampelasan Perapihan/finishing

Bagan 2.2 Proses penyamakan kulit ikan

Dapat dilihat pada bagan tersebut bahwa secara garis besar proses penyamakan

dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan bahan kimia utama

yang digunakannya, yaitu:

16

Page 12: BAB II SIFAT DASAR KULIT IKAN KAKAP - digilib.itb.ac.id · No. Nama Bahan Kimia Rumus Kimia 1 Kapur Ca(OH)2 2 Natrium Karbonat / Soda Abu Na2CO3 3 Natrium Bikarbonat / Soda Kue NaHCO3

2.4.1 Penyamakan Nabati

Penyamakan nabati menggunakan bahan penyamak berupa ekstrak tumbuh-

tumbuhan, misalnya: mimosa, quebracho, gambir, akasia, dll. Kulit hasil samak

nabati ini cukup ulet dan cukup kuat terhadap panas. Oleh karena itu kulit ikan

hasil penyamakan ini dapat difinishing dengan plate yang panasnya mencapai

1000oC. Proses pemberian plate atau yang sering disebut plating ini adalah proses

pemberian laminasi atau lapisan transparan yang berguna untuk menutup pori-pori

kulit serta melindungi kulit dari air atau kelembaban yang berlebihan. Plate juga

berfungsi untuk memperkuat struktur kulit.

Kulit ikan yang disamak dengan bahan nabati ini memiliki kecendrungan warna

coklat, sehingga jika diberi pewarna warna apapaun hasil akhirnya tetap akan

berwarna gelap dan kecoklat-coklatan. Oleh karena itu kulit dengan samak nabati

ini paling cocok untuk produk yang menonjolkan warna-warna tanah atau gelap.

Gambar 2.7 Kulit hasil samak nabati setelah melalui proses plating

2.4.2 Penyamakan Mineral

Penyamakan mineral menggunakan mineral sebagai agensia penyamak, misalnya:

krom, besi, zirkonium, dll. Mineral-mineral tersebut digunakan dalam bentuk

garam. Mineral yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah mineral krom,

yaitu mineral yang paling sering digunakan pada banyak proses penyamakan,

17

Page 13: BAB II SIFAT DASAR KULIT IKAN KAKAP - digilib.itb.ac.id · No. Nama Bahan Kimia Rumus Kimia 1 Kapur Ca(OH)2 2 Natrium Karbonat / Soda Abu Na2CO3 3 Natrium Bikarbonat / Soda Kue NaHCO3

termasuk penyamakan kulit hewan ternak. Hal ini karena mineral krom

memberikan hasil terbaik dibanding mineral-mineral lain. Kulit ikan hasil

penyamakan dengan mineral krom memiliki tingkat keuletan dan kelenturan yang

paling tinggi dibandingkan denga jenis penyamakan lain. Selain itu kulit ini juga

memiliki daya tahan pada panas yang sangat tinggi sehingga tidak memiliki

masalah saat akan dilakukan proses finishing dengan plate yang sangat panas.

Sayangnya bahan penyamak berupa mineral krom ini tidak terlalu ramah terhadap

lingkungan.

Kulit ikan hasil penyamakan krom memiliki kecendrungan warna biru. Misalnya

jika diberi pewarna merah maka hasil akhir kulit akan berwarna keungu-unguan,

dan jika diberi pewarna kuning maka hasil akhirnya akan berwarna kehijau-

hijauan.

Gambar 2.8 Kulit hasil samak krom setelah melalui proses plating

2.4.3 Penyamakan Organik

Penyamakan organik mengunakan bahan penyamak organik seperti formaldehid,

sintetik, dll pada proses penyamakannya. Pada penelitian ini bahan organik yang

digunakan adalah bahan penyamak sintan. Kulit hasil samak sintan memiliki

karakter yang sangat berbeda dibading penyamakan nabati maupun penyamakan

mineral. Baik dalam hal keuletan, kelenturan, maupun ketahan terhadap panas,

18

Page 14: BAB II SIFAT DASAR KULIT IKAN KAKAP - digilib.itb.ac.id · No. Nama Bahan Kimia Rumus Kimia 1 Kapur Ca(OH)2 2 Natrium Karbonat / Soda Abu Na2CO3 3 Natrium Bikarbonat / Soda Kue NaHCO3

kulit hasil penyamakan sintan memiliki kualitas yang sangat rendah. Karena

ketidak tahanannya terhadap panas, kulit hasil penyamakan ini tidak dapat diberi

finishing dengan cara plating. Hal ini karena kulit akan mengkerut dan rusak

strukturnya saat terkena plate yang panasnya mencapai 1000oC.

Namun dalam hal warna, kulit hasil samak sintan ini memiliki keunggulan

dibandingkan dengan penyamakan lain. Kecenderungan warna kulit samak sinta

yang putih membuat kulit ini dengan mudah menerima warna jenis apapun tanpa

merubah hasil akhirnya. Jika diberi warna merah maka hasil akhirnya tetap merah,

kuning tetap kuning, biru tetap biru, berlaku juga untuk warna-warna lain,

termasuk warna-warna muda. Oleh karena itu bisa dibilang bahwa kulit ikan

dengan samak nabati ini meski kualitas strukturnya buruk namun kaya akan

warna.

Gambar 2.9 Kulit hasil samak sintan setelah melalui proses plating

Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak perbedaan antara

kulit ikan hasil samak krom, nabati, dan sintan. Perbedaan-perbedaan tersebut

dapat dibandingkan pada Tabel 2.2. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kulit

dengan bahan penyamak sintan memiliki sifat dan karakter yang paling berbeda

dibandingkan kulit-kulit hasil penyamak lain.

19

Page 15: BAB II SIFAT DASAR KULIT IKAN KAKAP - digilib.itb.ac.id · No. Nama Bahan Kimia Rumus Kimia 1 Kapur Ca(OH)2 2 Natrium Karbonat / Soda Abu Na2CO3 3 Natrium Bikarbonat / Soda Kue NaHCO3

Penyamak

Sifat

Krom Nabati Sintan

Keuletan +++ ++ +

Kelenturan +++ +++ +

Kekuatan terhadap panas +++ ++ +

Finishing yg memungkinkan Plate / nonplate Plate / nonplate nonplate

Kecenderungan warna Biru Coklat Putih

Variasi warna + + +++

Keramahan terhadap

lingkungan

+ +++ +++

Keterangan :+++ = baik ++ = cukup + = kurang

Tabel 2.2 Perbandingan sifat kulit hasil samak krom, nabati, dan sintan

2.5 Penggunaan Material Kulit Ikan Tersamak

Kulit ikan tersamak yang telah diproses sampai akhir hingga plating memiliki

struktur dan tekstur yang hampir sama dengan kulit hewan ternak tersamak seperti

kulit kambing atau kuli sapi. Hal ini disebabkan kulit ikan ini diperlakukan

hampir sama dengan kulit hewan ternak. Tekstur kantung sisik yang menjadi ciri

khas kulit ikan ini diabaikan dan ditutup dengan lapisan plate hingga halus

permukaannya pun sama seperti kulit kambing tersamak. Bedanya, kulit ikan

memiliki pola-pola yang terbentuk dari kantung sisik. Kulit kambing atau sapi

juga dapat dicetak dengan pola menyerupai pola sisik kulit ikan tersebut, sehingga

tidak menjadi sebuah keistimewaan tersendiri. Kulit ikan yang telah tersamak

dengan kulit kambing yang dicetak dengan pola sisik ikan tidak terlihat beda,

seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.10.

20

Page 16: BAB II SIFAT DASAR KULIT IKAN KAKAP - digilib.itb.ac.id · No. Nama Bahan Kimia Rumus Kimia 1 Kapur Ca(OH)2 2 Natrium Karbonat / Soda Abu Na2CO3 3 Natrium Bikarbonat / Soda Kue NaHCO3

Gambar 2.10 Kulit ikan tersamak dan kulit kambing yang dicetak dengan pola sisik ikan,

tidak terlihat beda

Material kulit ikan tersamak yang telah diteliti dan dijadikan bahan eksperimen

juga telah diuji coba dengan diterapkan sebagai material bahan baku produk.

Sayangnya pemanfaatkan material ini sebagai bahan baku produk hanya terbatas

pada produk-produk fesyen seperti jaket, sepatu, tas, dompet, dan ikat pinggang

(Gambar 2.11). Dan karena ukurannya yang kecil, material ini hanya menjadi

material komplemen, bukan bahan baku utama produk sehingga karakter kulit

ikan tidak terlihat menonjol. Selain itu, material kulit ikan kakap ini diperlakukan

sama seperti kulit ternak sehingga karakter kulit ikan yang memiliki keunikan

tersendiri justru tenggelam dan tidak terlihat bedanya dengan kulit ternak lain

seperti kulit sapi atau kulit kambing. Padahal dengan teksturnya yang unik,

material ini sangat potensial untuk dijadikan bahan baku industri lain seperti

furnitur, elemen estetis interior rumah dan mobil, houseware, office tool, dan lain-

lain.

21

Page 17: BAB II SIFAT DASAR KULIT IKAN KAKAP - digilib.itb.ac.id · No. Nama Bahan Kimia Rumus Kimia 1 Kapur Ca(OH)2 2 Natrium Karbonat / Soda Abu Na2CO3 3 Natrium Bikarbonat / Soda Kue NaHCO3

Gambar 2.11 Produk-produk dengan bahan komplemen material kulit ikan kakap tersamak

22