bab ii (print)
DESCRIPTION
tinjauan pelaksanaan dan perhitungan struktur bajaTRANSCRIPT
BAB II
GAMBARAN UMUM PROYEK
2.1. Data Proyek
Data proyek merupakan kumpulan informasi yang diperoleh dari hasil
pengamatan pada suatu proyek pembangunan. Data proyek dapat berupa data
umum proyek dan data teknis proyek. Data umum proyek memberikan informasi
mengenai keadaan umum identitas dari suatu proyek, sedangkan data teknis
proyek berhubungan langsung dengan perencanaan struktur bangunan yang berisi
tentang spesifikasi teknis pekerjaan.
2.1.1.Data Umum Proyek
Adapun data umum Proyek Pembangunan Steam Turbine Generator (STG) dan
Boiler Batu Bara ini adalah sebagai berikut:
Nama Proyek : Steam Turbine Generator (STG) dan Boiler Batu
Bara
Lokasi Proyek : Komplek PT Pupuk Sriwidjaja Jalan Mayor Zen,
Palembang, Sumatera Selatan
Pemilik Proyek : PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
Sifat Proyek : Engineering Procurement Construction (EPC)
Kontraktor EPC : PT Rekayasa Industri
Sub Kontraktor Steel Structure: PT Guna Teguh Abadi
Sub Kontraktor Civil Work : PT Panca Duta Prakarsa
Sub Kontraktor Chimney : PT Teknik Lancar Mandiri
Sumber Dana : Konsorsium Perbankan di Indonesia (Bank BNI,
Bank BCA, Bank Mandiri, Bank Sumsel Babel,
Bank BRI)
Periode Pelaksanaan : 30 Agustus 2013 – Mei 2016
Luas Proyek : 4 hektar
Konstruksi : Rangka Baja
Ni Nilai Kontrak : Rp 1.900.000.000.000,-
(Satu Triliun Sembilan Ratus Milyar Rupiah)
5
6
2.1.2.Data – Data Teknis Bangunan Transfer Tower 3
Data Teknis Struktur Bangunan Terdiri Dari :
Luas Bangunan : 64 m²
Tinggi Bangunan : 21,7 m
Jumlah Lantai : 3 lantai
Struktur Bawah
1. Jenis Pondasi : Tiang Pancang
2. Bentuk Penampang : Lingkaran
3. Diameter Tiang Pancang : 400 mm
4. Panjang Tiang Pancang : 24 m
5. Jumlah Titik : 23 titik
6. Mutu Beton Pondasi : K-210 (210 kg/cm²) = f c'
17,43 Mpa
7. Mutu Beton Tiang Pancang : K-600 (600 kg/cm²) =f c'
60 MPa
8. Alat Pemancang : Hammer
Struktur Atas
1. Jenis konstruksi : Rangka Baja
2. Balok, kolom : Baja berat
3. Pelat lantai : Grating Galvanis
4. Atap, dinding : Fibre Alum
5. Mutu Baja (f y) : 2400 kg/cm²
6. Jenis Sambungan : Baut (A325 Bolts)
7. Alat Ereksi Baja : Mobile Crane
2.2. Lokasi Proyek
Proyek pembangunan Steam Turbine Generator (STG) dan Boiler Batu
Bara berlokasi di Komplek PT Pupuk Sriwidjaja, Jalan Mayor Zen, Palembang.
Letak proyek ini berada di arah utara Sungai Musi sekitar 10 km dari arah
tenggara Kota Palembang. Jika diukur dari Bandara Internasional Sultan Mahmud
Badaruddin II Palembang, jaraknya sekitar 20 km dari arah timur laut area proyek.
Lokasi proyek STG dan Boiler Batu Bara ini juga berdekatan dengan pelabuhan
umum Boom Baru yang dioperasikan oleh PT Pupuk Sriwidjaja. Lokasi proyek
STG dan Boiler Batu Bara terlihat pada Gambar 2.1.
Universitas Sriwijaya
7
(Sumber : Google Maps, 2015)
Gambar 2.1 Peta Lokasi Proyek Steam Turbine Generator (STG) dan Boiler Batu Bara
2.3. Organisasi Proyek Konstruksi
Organisasi proyek konstruksi adalah sebuah sistem kerjasama antara
kelompok manusia untuk mencapai sasaran yang dikehendaki dengan
memperhatikan berbagai faktor dan persyaratan, disamping harus memenuhi
syarat umum, harus pula memenuhi keinginan agar struktur organisasi tersusun
sedemikian rupa sehingga konsep manajemen proyek dapat diterapkan dan
dijalankan sebaik – baiknya dalam mengolah sumber daya proyek menjadi suatu
hasil kegiatan yang berupa bangunan. Hubungan antara satu pihak dengan pihak
yang lain dalam satu bagan organisasi dapat terdiri dari dua hubungan kerja yaitu:
1. Hubungan Fungsional adalah hubungan sesuai fungsi masing – masing
pihak yang terlibat dalam proyek.
2. Hubungan Kontrak adalah hubungan berdasarkan kontrak antara pihak –
pihak yang terlibat dalam suatu proyek. Kontrak merupakan kesepakatan
atau perjanjian secara sukarela antara pihak – pihak yang mempunyai
kekuatan hukum. Kesepakatan ini dicapai setelah satu pihak penerima
Universitas Sriwijaya
Komplek PT PUSRI
Lokasi Proyek
8
penawaran yang diajukan oleh pihak lain untuk melakukan sebagaimana
yang tercantum dalam penawaran
Hubungan kerja antara pihak – pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
Proyek Steam Turbine Generator (STG) dan Boiler Batu Bara PT Pupuk
Sriwidjaja Palembang dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Hubungan Kerja Pelaksana Proyek STG dan Boiler Batu Bara
2.4. Pihak – Pihak yang Terlibat dalam Proyek
Dalam suatu proyek pasti memerlukan sistem koordinasi yang efektif dan
efisien, yang bertujuan untuk mewujudkan kelancaran dan lebih terjaminnya
pelaksanaan suatu proyek. Usaha – usaha untuk mewujudkan sebuah bangunan
diawali dari tahap ide hingga tahap pelaksanaan. Agar pelaksanaan dalam
pembangunan proyek dapat berjalan baik, maka dilibatkan banyak pihak dalam
pembangunan tersebut. Secara umum pihak-pihak yang terlibat dalam proyek
Universitas Sriwijaya
9
pembangunan Steam Turbine Generator (STG) dan Boiler Batu Bara PT Pupuk
Sriwidjaja Palembang, antara lain :
2.4.1.Pemilik Proyek (Owner)
Pemilik proyek adalah orang atau badan yang memiliki proyek dan
memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan membayar biaya pekerjaan
tersebut (Ervianto, 2005: 44). Dalam proyek pembangunan STG dan Boiler Batu
Bara ini selaku pemilik proyek PT Pupuk Sriwidjaja Palembang. Adapun tugas
dan wewenang dari pemilik proyek (owner) adalah sebagai berikut :
a. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).
b. Menyediakan lahan atau lokasi proyek.
c. Mengurus surat izin mendirikan bangunan
d. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa
sejumlah biaya yang diperlukan dalam proyek.
e. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan
cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak
atas nama pemilik proyek.
f. Menyetujui dan menolak penambahan atau pengurangan pekerjaan.
2.4.2.Kontraktor EPC
Kontraktor EPC adalah kontraktor utama yang melaksanakan dan
mengendalikan seluruh kegiatan pekerjaan proyek, mengatur schedule proyek
dan bertanggung jawab langsung kepada owner. Kontraktor EPC bertanggung
jawab atas kegiatan perencanaan (engineering), pengadaan material dan peralatan
(procurement), dan pelaksanaan konstruksi (construction). Peraturan dan
persetujuan tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak diatur dalam
dokumen kontrak. Dalam proyek pembangunan STG dan Boiler Batu Bara ini
selaku kontraktor adalah PT Rekayasa Industri.
Kontraktor utama memiliki peranan penting dalam proses perencanaan,
pengadaan dan pelaksanaan konstruksi, oleh sebab itu dibutuhkan suatu
pengaturan yang baik agar semua tahapan proyek dapat tercapai sesuai dengan
tujuan yang diinginkan. Untuk menunjang hal tersebut, PT Rekayasa Industri
Universitas Sriwijaya
10
mempunyai struktur organisasi tersendiri. Dengan adanya struktur organisasi
proyek ini diharapkan agar pekerjaan dan pelaksanaan sesuai dengan yang
direncanakan dan tidak terjadi keterlambatan jadwal, sesuai target dan untuk
mempermudah pengerjaan proyek. Adapun struktur organisasi kontraktor EPC
dapat dilihat pada Gambar 2.3.
(Sumber : PT Rekayasa Industri, 2015)
Gambar 2.3. Struktur Organisasi Kontraktor Proyek STG dan Boiler Batu Bara
Berdasarkan struktur organisasi pada Gambar 2.3. Berikut ini adalah tugas,
kewajiban, serta tanggung jawab dari unsur-unsur struktur organisasi kontraktor
Universitas Sriwijaya
AdmViona N
SurveyorPujianto
Precom ManagerMulyonoProject
AdminTriendah
Construction ManagerDwinovianto
Chief LogisticLaimin
Chief Const. Cont
Junaidi
Chief QA/QCAndi
Civil Edwin
Piping Asep Dedi S
Project Control Adm
Rika M
Mechanic Bayu R.N.K
ScheduleLafandi
Logistic AdminJeni
Material ControlHeri F
Subcont EngTBN
PurchaserRestu N
Cost ControlNovirwan
Electrical Syahril
Piping Triyanto
Chief EngTBN
Civil EngKunto B
Mechanic TBN
ParamedicDarmawan
Safety AdmDinda T
Chief HSEBimo
Project ManagerIsep Tony
11
proyek pembangunan Steam Turbine Generator (STG) dan Boiler Batu Bara PT
Pupuk Sriwidjaja Palembang :
a. Project Manager
Seorang project manager adalah orang yang memimpin dan mengatur
pelaksanaan pekerjaan agar berjalan dengan baik, sesuai dengan rencana dan
perjanjian kontrak. Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab project
manager yaitu : membuat rencana kerja dan anggaran konstruksi, mengendalikan
seluruh kegiatan konstruksi, melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait,
menetapkan kebutuhan sumber daya, menunjuk pemasok dan subkontraktor,
menentukan alternatif untuk mencapai target, menyetujui rencana dan metode
kerja.
b. Construction Manager
Tugas construction manager adalah membantu project manager, melakukan
koordinasi dan bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan konstruksi di lokasi
proyek agar memenuhi sesuai jadwal dan kualitas, bertanggung jawab atas seluruh
pekerja dan subkontraktor, melakukan pengawasan terhadap pengelolaan
pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan metode konstruksi, sistematika dan
tahapan pelaksaan konstruksi.
c. Project Admin
Tugasnya project admin adalah membuat laporan keuangan atau kas bank
proyek, laporan pergudangan, daftar hutang, laporan bobot pretasi proyek ,
melakukan verifikasi bukti-bukti pekerjaan yang akan dibayar oleh owner sebagai
pemilik proyek, mengisi data-data kepegawaian, asuransi tenaga kerja dan
pembayaran gaji serta tunjangan para karyawan, membuat laporan akuntansi
proyek dan menyelesaikan perpajakan serta retribusi.
d. Chief HSE (Healt, Safety and Environment)
Kepala HSE bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan tenaga
kerja selama masa pelaksanaan proyek. Tugas kepala HSE adalah mengawasi dan
memastikan tenaga kerja bekerja sesuai dengan standard operationg procedure
(SOP) agar kesehatan dan keselamatan kerja terjamin, membuat program kerja
K3, mampu melakukan penanggulangan pada saat terjadi kecelakaan kerja,
Universitas Sriwijaya
12
melakukan pemeriksaan pada peralatan kerja, tenaga kerja, kesehatan tenaga kerja
dan lingkungan kerja.
e. Chief Engineering
Seorang kepala engineer bertanggung jawab atas kegiatan desain seluruh
disiplin ilmu (sipil, mekanikal, elektrikal). Kegiatan dilakukan mulai dari
perhitungan struktur bangunan, pembuatan gambar rencana hingga menghasilkan
spesifikasi, kriteria, gambar untuk pembelian peralatan atau material pelaksanaan
konstruksi. Tugas chief engineering adalah mengkoordinir pembuatan master
schedule, shop drawing, dan laporan progres pelaksanaan proyek secara periodik.
f. Chief Logistic
Tugas dan tanggung jawab seorang chief logistic adalah membuat dan
menyusun laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan laporan lainnya yang
berhubungan dengan bidang tugasnya, membuat berita acara penerimaan atau
penolakan bahan dan material setelah pengontrolan kualitas dan kuantitas oleh
quality control, dan bertanggung jawab terhadap cara penyimpanan barang dan
mencatat keluar masuknya barang-barang yang tersedia di penyimpanan atau
gudang.
g. Quality Assurance (QA) / Quality Control (QC)
Tugas dan kewajiban QA dan QC adalah memantau perkembangan semua
pekerjaan yang dikerjakan di lapangan dan bertanggung jawab untuk memperoleh
kualitas dalam produk dan jasa suatu kegiatan dan memonitor setiap proses yang
terlibat dalam produksi pekerjaan, merekomendasikan pengolahan ulang produk-
produk berkualitas rendah dan bertanggung jawab untuk dokumentasi inspeksi
dan tes yang dilakukan pada produk dari suatu pekerjaan.
h. Surveyor
Tugas dan kewajiban surveyor adalah melakukan pelaksanaan survei
lapangan dan pengukuran tempat-tempat lokasi yang akan dikerjakan terutama
untuk pekerjaan mayor item, mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang
telah dilakukan sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak
koreksi dan pencegahannya, melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan
ke kepala proyek.
Universitas Sriwijaya
13
2.4.3.Subkontraktor
Subkontraktor adalah pihak ketiga yang dilibatkan oleh kontaktor utama
dalam suatu pekerjaan konstruksi untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan
tertentu yang lebih terpusat sesuai dengan bidangnya. Subkontraktor
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi. Pekerjaan
yang dilakukan oleh subkontraktor untuk dan atas nama kontraktor utama. Dalam
proyek pembangunan STG dan Boiler Batu Bara ini selaku subkontraktor adalah
PT Guna Teguh Abadi, PT Panca Duta Prakarsa dan PT Teknik Lancar Mandiri.
2.4.4.Pemasok (Supplier)
Pemasok adalah badan usaha yang menyediakan berbagai sumber daya yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. Pemasok tidak terlibat langsung dalam
proses pengerjaan proyek, tetapi mempunyai peranan yang cukup penting dalam
proyek EPC karena pada proyek EPC alat dan bahan yang dibutuhkan jumlahnya
ribuan jenis serta mempunyai spesifikasi khusus.
2.5. Tahapan Pembangunan Proyek Konstruksi
Proyek Pembangunan Steam Turbine Generator (STG) dan Boiler Batu
Bara termasuk jenis proyek EPC (engineering, procurement, and construction).
Proyek EPC merupakan jenis proyek yang lebih komplek dari proyek konstruksi
biasa. Proyek EPC sering kali ditemukan pada proyek berskala besar, seperti
pembangunan industri atau pabrik. Adapun tahap pelaksanaan proyek EPC
adalah sebagai berikut :
a. Tahap perancangan (engineering)
Engineering adalah proses yang mewujudkan suatu gagasan menjadi sistem
yang diinginkan bagi keperluan operasional ataupun utilisasi. Tahap perencangan
atau desain bertujuan melengkapi penjelasan proyek dan menentukan tata letak,
rancangan, metode konstruksi dan taksiran biaya agar mendapat persetujuan dari
pemilik proyek dan pihak berwenang yang terlibat. Kontraktor harus bertanggung
jawab atas desain dari pekerjaan serta keakuratan dan kelengkapan persyaratan
dari pemilik proyek.
Universitas Sriwijaya
14
b. Tahap pengadaan (procurement)
Kegiatan pengadaan (procurement) adalah usaha untuk mendapatkan barang
berupa material dan peralatan dan atau jasa (subkontraktor) dari pihak luar untuk
proyek (Soeharto, 2001: 49). Kegiatan pengadaan meliputi kegiatan pembelian,
ekspedisi, inspeksi dan pengendalian mutu untuk seluruh peralatan dan material
yang akan digunakan, pengangkutan, sampai kepada penerimaan dan
penyimpanan barang di lokasi. Peralatan dan material yang dibeli bisa berasal dari
dalam maupun luar negeri. Setelah barang yang dibeli tiba dilokasi proyek,
kegiatan selanjutnya adalah penyimpanan dan pengeluaran peralatan dan material
sesuai dengan kebutuhan konstruksi. Sedangkan untuk pengadaan jasa meliputi
kegiatan-kegiatan subcontracting, seperti proses pemilihan sampai penunjukan,
perencanaan pekerjaan, koordinasi dan pengendalian pekerjaan subkontraktor.
c. Tahap pelaksanaan (construction)
Tahap pelaksanaan bertujuan mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh
pemilik proyek dalam batasan biaya dan waktu yang telah disepakati, serta dengan
mutu yang telah disyaratkan. Kegiatan yang dilakukan adalah mengkoordinasi dan
mengendalikan semua operasional di lapangan mulai dari kegiatan penyiapan
lahan, proses pemancangan, pelaksanaan konstruksi pondasi dan struktur baja,
instalasi peralatan mekanik, sistem pipa, instalasi listrik dan instrumental.
Universitas Sriwijaya