bab ii. perkembangan t padi.,

17
BAB II. PERKEMBANGAN TANA MAN PADI ., 2.1. Asal Tanaman Padi Padi mempunyai nilai historis yang tinggi dan sejak lama menjadi makanan pokok utama bagi bangsa Indonesia. Walaupun berbagai sumber karbohidrat yang menjadi makanan pokok banyak dikenal, seperti jagung, juwawut, cantel, sagu, aren, singkong, ketela rambat, uwi, ganyong, dan talas, namun padi tetap lebih populer dan paling banyak diminati. Sebagai upaya untuk mengurangi komsumsi beras telah disusun program diversifikasi pangan sejak tahun 1980an, namun belum menunjukkan hasil yang memuaskan karena padi memang sangat penting bagi kehidupan bangsa. Berdasarkan bukti-bukti artefak, para ahli prasejarah sepakat bahwa pertanian pertama kali berawal di daerah bulan sabit subur di daerah Mesopotamia pada sekitar 800 SM. Tanaman pertama yang diusahakan adalah jenis gandum, buncis, dan kacang arab. Sementara itu pada saat yang tidak jauh berbeda di daerah yang sangat jauh dari Mesopotamia, yaitu di Cina telah menanam jenis padi (Oryza sativa) karena keadaan topografi dan iklim yang sesuai. Tanaman jenis padi diperkirakan didomestikasikan di lembah sungai Yangtze di Cina sekitar 8.000-9.000 tahun lalu, sedangkan domestikasi padi di kawasan Gangga, India, sekitar 4.000 tahun lalu (Pikiran Rakyat, 2011). Oleh karena itu, bisa dikatakan "padi pertama" ditanam di Tiongkok (belum ada pakar dan ilmuwan modem yang mengetahui angka tahun dengan pasti). Migrasi padi kemudian menyebar ke India (di lembah sungai-sungai besar), yang kemudian sampai ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang kita. Padi yang kita kenal sekarang ini merupakan turunan dari kerabat dekat Oryza, yaitu Oryza sativa dan Oryza glaberina (Fagi et al, 2002). Atas kepiawaian dan kepekaan intuisinya, bangsa kita lebih memilih mengembangkan padi dari genus Indica dari pada Japonica. Genus Indica dinilai lebih cocok serta disenangi l' masyarakat, sehingga terus ditumbuh kembangkan dengan baik. Adapun genus Japonica sepertinya lebih banyak berkembang dan diusahakan di daerah sub tropika. Tanaman padi di Indonesia 7

Upload: others

Post on 10-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II. PERKEMBANGAN T PADI.,

BAB II. PERKEMBANGAN TANA MAN PADI.,

2.1. Asal Tanaman PadiPadi mempunyai nilai historis yang tinggi dan sejak lama

menjadi makanan pokok utama bagi bangsa Indonesia. Walaupunberbagai sumber karbohidrat yang menjadi makanan pokok banyakdikenal, seperti jagung, juwawut, cantel, sagu, aren, singkong,ketela rambat, uwi, ganyong, dan talas, namun padi tetap lebihpopuler dan paling banyak diminati. Sebagai upaya untukmengurangi komsumsi beras telah disusun program diversifikasipangan sejak tahun 1980an, namun belum menunjukkan hasil yangmemuaskan karena padi memang sangat penting bagi kehidupanbangsa.

Berdasarkan bukti-bukti artefak, para ahli prasejarah sepakatbahwa pertanian pertama kali berawal di daerah bulan sabit subur didaerah Mesopotamia pada sekitar 800 SM. Tanaman pertama yangdiusahakan adalah jenis gandum, buncis, dan kacang arab.Sementara itu pada saat yang tidak jauh berbeda di daerah yangsangat jauh dari Mesopotamia, yaitu di Cina telah menanam jenispadi (Oryza sativa) karena keadaan topografi dan iklim yang sesuai.Tanaman jenis padi diperkirakan didomestikasikan di lembahsungai Yangtze di Cina sekitar 8.000-9.000 tahun lalu, sedangkandomestikasi padi di kawasan Gangga, India, sekitar 4.000 tahun lalu(Pikiran Rakyat, 2011). Oleh karena itu, bisa dikatakan "padipertama" ditanam di Tiongkok (belum ada pakar dan ilmuwanmodem yang mengetahui angka tahun dengan pasti). Migrasi padikemudian menyebar ke India (di lembah sungai-sungai besar), yangkemudian sampai ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang kita.Padi yang kita kenal sekarang ini merupakan turunan dari kerabatdekat Oryza, yaitu Oryza sativa dan Oryza glaberina (Fagi et al,2002). Atas kepiawaian dan kepekaan intuisinya, bangsa kita lebihmemilih mengembangkan padi dari genus Indica dari padaJaponica. Genus Indica dinilai lebih cocok serta disenangi l'

masyarakat, sehingga terus ditumbuh kembangkan dengan baik.Adapun genus Japonica sepertinya lebih banyak berkembang dandiusahakan di daerah sub tropika. Tanaman padi di Indonesia

7

Page 2: BAB II. PERKEMBANGAN T PADI.,

dahulu hanya ditanam di lahan kering saja, dengan sistem pelada-ngan berpindah. Sistem peladangan ini sampai sekarang secarasporadis masih ada di beberapa wilayah.

2.2. Nilai Budaya Padi di IndonesiaSejarah kehidupan manusia tidak akan terlepas dari nilai

budaya yang menyertainya, budaya akan terus berkembang danberubah sesuai kebutuhan individu dan kelompok yang semakinmeningkat dan berkembang. Cerita mengenai manusia sebagianbesar merupakan riwayat pergulatan untuk menaklukan lingkungansehingga terjadi pengaturan terhadap alam dan lingkungannya,termasuk pengaturan terhadap kehidupan tanaman. Untukmemenuhi kebutuhan hidupnya timbul upaya untuk meningkatkandan memantapkan hasil usahataninya. Upaya tersebut diantaranyadilakukan dengan cara mengairi daerah-daerah pertanaman yangkurang curah hujannya. Budaya tersebut terus berkembang, yangakhimya membentuk sistem persawahan dengan segalaperkembangan teknologi inovasinya seperti yang terjadi saat ini.Sesuai kondisi iklim tropis dan budaya sawah yang sudah mengakardalam nilai-nilai kebudayaan asli Indonesia, maka seyogyanyapengembangan padi di tanah air dapat berkembang lebih pesat.

Sekilas cerita di bawah menggambarkan kuatnya budaya padidalam budaya bangs a kita, terutama masyarakat Jawa, Sunda, danBali.

"Dahulu kala bertahtalah raja dewa yang sangat mashyur disebuah kerajaan yang disebut Kahyangan, lengkapnya KahyanganJonggring Saloko (janggring sepadan dengan tempat yang tinggi,saloko adalah emas). Pada suatu hari di Kahyangan, sang raja dewayaitu Batara Guru atau Sang Yang Jagat Girinoto, atau Sang YangJagat Pratingkah, atau Sang Yang Manik Moyo, merasa resahgundah gulana hatinya, menginginkan sesuatu yang bisamenenangkan resah hatinya. Kemudian bersemedilah sang rajadewa (meditasi) memuja (menciptakanimeminta sesuatu dengankekuatan batin) seorang putri yang cantik jelita (versi lain, sangputri tersebut sebenamya adalah putri angkat yang lahir/menetas

8

Page 3: BAB II. PERKEMBANGAN T PADI.,

dari telur mustika ajaib yang berasal dari tetes air mata kesedihandewa ular bemama Antaboga (Hanantaboga). Kala itu Hanantabogatakut yang amat sangat dan sedih tak terperi karena titah sang rajadewa "Bagi siapa yang tidak bersedia gotong royong memperindahKahyangan akan dipotong tangannya", sementara sebagai dewaular Antaboga tidak punya tangan, sehingga lehemya akan sangatmungkin bisa menjadi gantinya, yang berarti kematian baginya).Sang putri ciptaan atau yang menetas dari telur ajaib tersebut diberinama Nyi Pohaci (Sunda) atau Dewi Sri (Jawa) atau Batara Sri(Bali) yang tugasnya berhubungan dengan kesuburan dankemakmuran. Putri tersebut setelah tumbuh dewasa menjadi putriyang sangat cantik jelita. Kemolekan sang putri sangat menggodadan menawan hati para dewa, termasuk Batara Guru sang raja dewasendiri. Ketertarikan hati sang raja dewa inilah yang kemudianmemicu gempamya Kahyangan yang sebelumnya tenteram damai,karena hasrat cinta sang raja yang tak terbendungkan. Nafsusyahwat hasrat cinta sang raja dewa tidak terkendali, melihat itumaka para dewa berbuat sesuatu untuk menyelamatkan kesuciansang putri dewi dan kedamaian Kahyangan. Para dewa kemudiansepakat untuk membunuh sang putri jelita tersebut menggunakanracun (versi lain, sang putri mati karena sangat terkejut disentuhtangan oleh Batara Guru yang tidak bisa memenuhi permintaansang Dewi, yaitu: "jenis bahan makanan yang enak cita-rasanya dantidak membosankan sepanjang masa '. Kematian sang dewi menim-bulkan kekacauan di Kahyangan dan kesedihan yang luar biasa.Segera disiapkan untuk acara pemakaman, setelah selesai mema-kamkannya, para dewa termasuk Batara Guru menjadi sangatterkejut, heran penuh tanda tanya yang diliputi ketakutan, karenadari pusara sang Dewi Sri muncul berkas sinar menyilaukan yangkemudian secara ajaib muncul berbagai jenis tanaman di pusarasang dewi, satu diantaranya adalah tanaman padi yang muncul daribagian arah pusar (Erwin, 2008; Taufik, 2008; Plantus, 2008).

Legenda, memang mempunyai konotasi kuno dan sulitdipercaya, terutama bagi masyarakat sekarang yang berpikiranrasional. Sejak zaman dahulu nenek moyang leluhur kita memangsangat memuja dan mencintai padi, sehingga perlakuannya terhadaptanaman padi sangat baik, hati-hati dan penuh hormat.

9

Page 4: BAB II. PERKEMBANGAN T PADI.,

Penghormatan pada tanaman padi, ditampilkan pada perilakunyadalam membudidayakan padi. Mulai dari eara menanam yangberjalan mundur, sebelum pelaksanaan tanam dilakukan upaearawiwit (selamatan keeil di sawah untuk memanjatkan doa agartanamannya subur dan tidak diganggu hama/penyakit), memanendilakukan dengan eara ani-ani sebagai ungkapan kehati-hatian(waktu itu panen padi dilarang/tabu menggunakan arit). Sebelumpanen dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan metik (upaearaselamatan keeil di sawah) biasanya yang menjadi undangannyaanak-anak desa. Kegiatan anak-anak mengikuti aeara metiktersebut, dikenal sebagai nggagaki (seperti burung gagak yangmengerubungi makanan).

Padi waktu itu gabahnya tidak mudah rontok, sehingga malaipadi dengan tangkai malainya bisa diikat menjadi satu ikatan(gombyok, gedeng), menjemumya dengan eara gombyokan malaidibalik agar malai/butir gabah terkena sinar matahari seeara merata.Setelah gombyokan kering dan sebelum ditaruh ditempatpenyimpanan, terlebih dahulu dilakukan pembersihan pelepah daunbendera (sulung) yang terikut saat ani-ani. Pekerjaan pembersihanpelepah daun bendera tersebut dinamai utut. Setelah gombyokanpadi bersih dan kering lalu disimpan di lumbung.

Pada masyarakat Jawa terdapat 10 silsilah anak turun (anak,cucu, cucu buyut, cucu canggah, cucu wareng, cucu udeg-udeg,cucu gantung siwur; cucu gropak sente, cucu debok bosok, dan cucugalih asem), demikian simbahnya penulis meneeriterakan kepadaeueu buyutnya. Legenda tersebut merupakan khasanah eeri-tera/budaya rakyat yang hampir hilang, tetapi perlu dilestarikankarena mengandung arti yag eukup dalam, kearifan bagaimanamemperlakukan padi sebagai bahan pangan utama dalam kehi-dupan.

Legenda tersebut di atas sebenamya adalah bentuk pemujaanterhadap Dewi Sri/Dewi Pohaei/Dewi Padi, dimana padi sebagaimakanan pokok (Kalsum,2010). Padi memegang peranan utamabagi kehidupan manusia, seperti kata ungkapan "butir padi adalahtetes kehidupan". Begitu rumitnya proses yang dilalui, sehingga

10

Page 5: BAB II. PERKEMBANGAN T PADI.,

orang tua kita dahulu selalu berpesan kepada anaknya (kalau makanhams dihabiskan sampai bersih, kalau tidak nanti ayamnya mati).

Ungkapan dan pesan tersebut mengandung makna yang sangatdalam untuk menghargai keberadaan padi di sawah sampai menjadinasi di piring yang tersaji dimeja makan kita. Memang nenekmoyang kita Indonesia asal muasalnya adalah petani padi(Maryono, 2009). sayangnya generasi muda saat ini sebagian besarsudah kurang atau bahkan tidak lagi berminat dalam usaha kegiatanpertanian, khususnya bercocok tanam padi, bahkan sarna sekalitidak peduli lagi apakah padi yang disantap setiap hari dari hasilpertanian sendiri ataukah impor (Bergsma, 2002). Fenomena inisangat memprihatinkan, sehingga pencitraan petani, khususnyapetani sawah hams dapat ditingkatkan untuk menarik minat paragenerasi muda menjadi petani yang tentunya dengan kesan maju,modem, dan berpenampilan setara dengan pegawai yang seringmenjadi harapan dan cita-cita masyarakat umumnya.

Sejarah perkembangan hidup manusia dari masa ke masaselalu mengalami perubahan, yang diikuti oleh perubahankebutuhan bahan makanan pokok. Hal ini juga terjadi di Indonesia.Berdasarkan sejarah perkembangan bahan pangan pokok, bangsaIndonesia dahulu bahan pangan pokoknya bervariasi antar suku danantar pulau, yaitu beras, jagung, sagu, dan ketela, karena padazaman itu tanaman tumbuh berkembang/dikembangkan sesuaidengan kondisi alamnya. Seperti apa yang ada dalam catatansejarah, budaya akan berubah mengikuti perkembangan, tidakterkecuali terhadap bahan pangan pokok non beras bergeser keberas yang kemudian saat ini mendunia karena faktor ekonomimaupun non ekonomi.

Menurut para pakar pangan, pergeseran dari bahan pangan nonberas beralih ke beras disebabkan karena muncul pemahamanmasyarakat bahwa makan nasi dalam kesehariannya akanmenunjukkan kelas sosial yang lebih baik. Selain itu hegemonipembangunan masa lalu telah menyebabkan banyak wilayah ataukomunitas yang mengalami proses perubahan sosial budaya yangsangat mendasar. Masyarakat yang sebelumnya mempunyai

11

Page 6: BAB II. PERKEMBANGAN T PADI.,

kebiasaan mengkonsumsi bahan pokok seperti jagung, sagu atausingkong, kini merata mengkonsumsi beras (Tarigan, 2003).

Kebiasaan dan pemahaman yang keliru sehingga terjadinyaperubahan bahan pangan pokok pada waktu itu tidak didugatemyata berdampak saat ini dengan terancamnya ketersediaanpangan dunia karena tingkat konsumsi beras sekarang yangsedemikian besar. Oleh karena itu, upaya peningkatan produksi dandiversifikasi pangan perIu didukung oleh seluruh warga dan harusberhasil. Indonesia sebenamya negara yang kaya bahan panganlokal, yang bisa mensubstitusi kebutuhan pangan dari bahan beras.

Padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasisehingga tidak mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain.Substitusi bahan pangan non beras sebenamya juga telah mulaiterIihat walau masih terbatas di kalangan masyarakat rnenengah keatas, namun masih disayangkan rnakanan penggantinya dari bahantepung terigu yang berbahan baku tanaman gandum yang notabenebukan produksi nasional alias impor. Hal tersebut terIihat denganterus meningkatnya impor gandum dari 5,4 juta metrik ton padatahun 2011 menjadi 6,2 juta metrik ton tahun 2012 (Tempo, 2013).Oleh karena itu, muncul plesetan (pasemon) dalarn bahsa Jawa yangberbunyi "jas bukak iket blangkon" artinya sarna dengan tidak rnakanberas supaya tidak impor, tetapi makan gandum yang diimpor.Tidak ada pengaruhnya terhadap penurunan pangsa impor bahanpangan.

Indonesia masih merupakan pengkonsumsi beras terbesar Asia.Menteri perdagangan Kabinet Indonesia Bersatu jilid 2 menyebutsebagai tertinggi dunia dengan tingkat konsumsi 139 kg/kapi-ta/tahun). Bandingkan dengan China hanya 70 kg/kapita/tahun atauMalaysia hanya 63 kg/kapita/tahun. Kosumsi beras tersebutdiprediksi akan terus meningkat seiring dengan pertambahanpenduduk, yang sejak berakhimya era orde baru programpengendalian penduduk terkesan terabaikan.

Bagi Indonesia memang begitu pentingnya beras, ada pameoberas adalah gala-gala iman sehingga kegoncangan situasiperberasan akan segera menggoncangkan sendi-sendi kehidupanbangsa. Padi adalah bahan makanan pokok bagi sebagian besar

12

Page 7: BAB II. PERKEMBANGAN T PADI.,

penduduk Indonesia, beras mengandung gizi yang cukup bagi tubuhmanusia (karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, abu, vitamin,mineral seperti kalsium, magnesium, sodium, fosphor dan lainsebagainya), dan mempunyai cita rasa yang enak serta tidakmembosankan (seperti bahan pangan permintaan Dewi Sri yangtidak bisa dipenuhi oleh Batara Guru saat melamar sang Dewi).Selain sebagai bahan pangan pokok (nasi), beras bisa dimanfaatkansebagai bahan industri menengah (dodol, tape, brem, jamu beraskencur, dan lain lain), industri rumahan (apem, serabi, nagasari,dan masih banyak lagi lainnya), serta manfaat lainnya seperti utukobat dan sebagai obyek perbisnisan.

Beras memang luar biasa manfaat dan perannya dalamkehidupan. Sebutir beras telah menjalani rantai proses panjang,yang di dalamya tentu ada tetes keringat dan kesungguhan petaniyang perlu diapresiasi. Beras dititahkan oleh yang Maha Hidupsebagai salah satu bahan pangan dan sumber kehidupan bagi umatmanusia yang membutuhkan, sehingga pengelolaan dan peman-faatannya harus ditujukan untuk kemakrnuran rakyat.

2.3. Perkembangan Padi di IndonesiaPadi atau beras hingga saat ini masih menjadi tumpuan untuk

pemenuhan kebutuhan kalori dan protein sebagian besar pendudukIndonesia. Tingkat rata-rata hasil padi secara nasional sebesar 5,15tonlha, maka produksi beras Indonesia pada tahun 2014 mencapai70,61 juta ton (ARAM II), capaian produksi tesebut relatif turun(0,94%) jika dibandingkan dengan produksi nasional tahun 2013yang mencapai 71,18juta ton (BPS, 2014). Penurunan produksi inilebih banyak disebabkan karena cekaman abiotik berupa banjir dankekeringan, biotik berupa serangan hama penyakit terutama tikus,wereng batang cokelat, blast, hawar daun, dan penggerek batangpadi (Ditlintan, 2014). Oleh karena itu, perakitan varietas padi yangmulti toleran atau multi resistan baik terhadap cekaman abiotikmaupun biotik sangat diperlukan.

Di Indonesia, Revolusi Hijau berdampak positif terhadappeningkatan produksi padi nasional. Hal tersebut terutama didukung

13

Page 8: BAB II. PERKEMBANGAN T PADI.,

oleh perakitan dan pengembangan varietas unggul padi berdayahasil tinggi. Kondisi saat itu (1968) keberadaan varietas unggulmasih sangat terbatas, dan produktivitas padi hanya 2,2 tonlha.Setelah dilepas berbagai varietas unggul berdaya hasil tinggi padatahun 2007, produktivitas meningkat menjadi 4,7 t/ha (Fagi et al.,2009). Seorang peneliti IRRI - Dr. R.S. Zeigler, dalam RiceCongress menyampaikan bahwa dalam menghadapi pernbahaniklim global, maka kita sudah hams memulai revolusi hijau kedua.Kedepan target pemuliaa padi tidak boleh hanya fokus pada dayahasil tinggi saja, tetapi perIu mengantisipasi pernbahan iklimmelalui perakitan varietas padi yang memiliki multi-toleran/resisten/adaptif terhadap perubahan iklim (IRC 2014).

Pada kurun waktu tahun 2010-2014 telah dihasilkan berbagaitipe varietas unggul barn (VUB), varietas unggul hibrida (VUH)dan inovasi teknologi budi daya guna menjawab tantangan revolusihijau tahap kedua. Selama kurun waktu lima tahun tersebut,pemerintah (Balitbangtan) telah melepas 53 varietas unggul baru,terdiri atas 12 VUB pada tahun 2010, 17 VUB tahun 2011, 12 VUBtahun 2012, 7 VUB tahun 2013, dan 5 VUB tahun 2014. VUB yangdilepas selama kurun waktu tersebut masing-masing memilikikeunggulan-keunggulan (Lampiran 1).

Tersedianya varietas unggul padi yang memiliki keragamantinggi dengan multi-toleran/resisten terhadap abiotik dan biotikyang ditunjang dengan aplikasi teknologi inovatif sepertiPengelolaan Tanaman Terpadu (Tabel 1), maka diharapkan dapatmemaksima1kan potensi produksi yang dimiliki varietas unggu1barn (VUB). Selain itu, inovasi pengendalian hama dan penyakitdengan optimal dan efisien diharapkan membantu meningkatkanstabilitas produksinya. Penerapan komponen utama tersebutdiharapkan dapat mendukung ekspresi dari masing-masing VUByang sesuai dengan kebutuhan lahan.

14

Page 9: BAB II. PERKEMBANGAN T PADI.,

Tabel 1. Komponen teknologi utama pada pengelolaan sumberdayadan tanaman terpadu.

Padi sawah irigasi Padi sawah tadah Padigogo Padi rawahujan lebak

Varietas moderen Varietas moderen Pergiliran Varietas(VUB, PH, PTB) (VUB, PTB) varietas (VUB, moderen

PTB) (VUB,PTB)

Bibit bermutu dan Benih bermutu Benih bermutu Bibitsehat dan sehat dan sehat bermutu dan

sehat

Pemupukan efisien Pengelolaan hara Pemupukan Pemupukanmenggunakan BWD P dan K berdasar berdasar status berdasardan PUTS/petak PUTS kesuburan statusomisi/Permentan No. tanahlPUTK kesuburan40/0T.140/4/2007 Pemberian bahan tanahlPUTK

organikKonservasi tanahdan air

PHT sesuai OPT Pengendalian Konservasi tanah PHT sesuaiOPTsasaran. gulma terpadu dan air sasaran.

Sumber: Suryana et al., (2007)

Dalam menghadapi revolusi hijau kedua, juga perlu dilakukanperakitan varietas untuk memerangi malnutrisi yang terjadi diIndonesia. Malnutrisi di Indonesia, menyebabkan sekitar 37% anak-anak di bawah umur 5 tahun berhenti tumbuh dan perkembanganotaknya terhambat (Grede, 2014). Varietas yang diperlukandiantaranya varietas padi yang kaya nutrisi, seperti padi pro-vitaminA (golden rice), kaya antosianin (beras hitam dan merah), beras

15

Page 10: BAB II. PERKEMBANGAN T PADI.,

indeks glikemik rendah untuk penderita diabetes, beras kaya Fe danZn untuk manula, ibu hamil dan balita dan sebagainya. Ciherangmerupakan salah satu varietas unggul baru yang memiliki indeksglikemik rendah dan aman dikonsumsi oleh para penderita diabetes.Inpari 24 yang kaya akan antosianin pada endospermnya (berasmerah) dapat dikonsumsi oleh ibu hamil, bayi dan anak-anakdibawah 5 tahun. Beras kaya antosianin membantu pertumbuhanotak pada janin dan anak-anak. VUB padi yang diperkaya mineralFe juga telah berhasil dirakit, salah satunya Inpari 5 Merawu.Kandungan Fe tinggi mencapai 18-33 ppm pada beras pecahkulitnya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan Fe untuk ibu hamildan menyusui. Zat besi diperlukan oleh mereka untuk mengurangianemia dan menekan kejadian pendarahan saat persalinan, selain itujuga membantu penyerapan nutrisi oleh janin. Golden rice atauberas pro-vitamin A dihibahkan oleh sebuah perusahaan besarmultinasional untuk publik. Saat ini perakitan varietas komersialdengan kandungan pro-vitamin A di Indonesia masih dalam proses.

Pengelolaan air dan pupuklnutrient yang baik juga merupakansalah satu strategi yang perIu ditempuh, untuk mengoptimalkan danmengefisiensikan penggunaan sumber air dan pupuk yang terbatassekaligus mengurangi emisi gas methan. Pendekatan dari sisipemuliaan yang dapat di lakukan antara lain, merakit varietas yangmempunyai fase pertumbuhan vegetatif cepat sehingga kanopi cepatmenutup permukaan tanah dan menghalangi gulma tumbuh,perakitan varietas padi yang rendah emisi gas metan, merakit VUByang efektif dalam menggunakan air, pupuk P dan K. Diseminasivarietas unggul dengan berbagai kelemahan dan kelebihannyamasih sangat perIu dilakukan untuk menggugah petani agar dapatmemilih VUB yang tepat lokasi, meningkatkan ketersediaan benihVUB padi yang sesuai kebutuhan petani, jaminan stabilitas hargahasil pertanian dan transparansi harga pasar oleh para pengambilkebijakan akan sangat mendukung tercapainya swasembada pangan.

16

Page 11: BAB II. PERKEMBANGAN T PADI.,

2.4. Perkembangan Padi di Lahan Rawa

Tanaman padi di lahan rawa (varietas lokal) memiliki eiri-eiri:umumya dalam, tanaman rimbun dan tinggi ~ 100 em, mempunyairasa nasi enak, pera tetapi tidak keras, dan beraroma harum menurutpreferensi masayarakat rawa terutama suku Banjar, produktivitashasil rendah, dan dibudidayakan seeara spesifik. Produktivitasnyarendah karena selain potensi hasil yang rendah, eara budidayanyatidak intensif masih dengan eara-eara tradisional seperti tebas-puntal-balik-ampar dan tanpa pemupukan. Saat itu kesuburan tanahpertanian hanya mengandalkan alam (kondisi tanahnya alami,pupuk dari rumput, pupuk kandang), tanpa obat-obatan kimia.Varietas padi semaeam itu setelah pe riode revolusi hijau sampaisekarang, disebut sebagai padi lokal yang konotasinya berdaya hasilrendah sehingga tidak lagi sesuai dengan tuntutan keeukupanpenyediaan pangan.

Varietas padi lokal adalah varietas padi yang sudah lamaberkembang di daerah tertentu dengan kemampuan adaptasinyayang begitu baik, sehingga varietas tersebut mempunyai karak-teristik yang spesifik lokasi. Seperti padi bayar yang dianggapsebagai padi pertama yang dibudidayakan, padi ini dikembangkanoleh tokoh pasang surut yang dapat ditanam oleh petani padaumumnya dan bisa membayar setelah panen. Sebutan nama padilokal di daerah rawa masih bergema karena beberapa varietastemyata sangat digemari, diantaranya Karang Dukuh (Gambar 1).

Gambar l.Varietas Karang Dukuh di lahan rawa pasang surutKalimantan (butir gabah ramping kecily.

Sumber : Dok. Balittra.

17

Page 12: BAB II. PERKEMBANGAN T PADI.,

Karang dukuh dilaporkan sudah menyebar keluar pulauKalimantan hingga sampai Jakarta. Jenis nasi dari karang dukuh inicocok untuk nasi goreng karena bersifat pera, tetapi tidak keras.Kodrat alam, setiap cita rasa dan kepuasan terhadap bahan panganmengalami perubahan sesuai perkembangan kondisi masyarakat danlingkungannya seperti pertambahan jumlah penduduk, selera,ekonomi, tidak terkecuali padi sebagai bahan pangan pokok yangsemula produktivitasnya dinilai masih rendah diupayakan menjadiproduktivitas tinggi. Perubahan dari varietas lokal menjadi varietasberdaya hasil tinggi dilakukan melalui perbaikan genetik. Bagipemulia tanaman, beragamnya jenis varietas padi lokal di Indonesiamerupakan kekayaan sumberdaya genetik yang bisa dimanfaatkanuntuk merakit kultivar-kultivar baru yang dapat memberikanmaslahat terutama bagi yang menanam.

Pemuliaan padi secara sistematis baru dilakukan semenjakinternational Rice Research insitute (IRRI) didirikan di Filipinapada 1960-an, walaupun untuk kegiatan semacam itu sebenamyatelah berlangsung sejak manusia membudidayakan padi. Mulaiperiode itu, muncul berbagai kultivar padi berdaya hasil tinggi,sebagai hasil karya mulia para pemulia tanaman untuk memenuhikebutuhan pangan dunia. KuItivar-kultivar padi berdaya hasil tinggi(high yielding) hasil pemuliaan tanaman pertama adalah IRS danIR8, yang kemudian di Indonesia diuji adaptasi dan berhasil denganbaik, kemudian diberi nama PBS dan PB8.

Hadimya kuItivar PBS dan PB8 dalam sistem pertanianmelalui program Bimas (Bimbingan Masal) yang tersebar di hampirseluruh sawah (tidak terkecuali sawah pasang surut walaupunperkembangannya tidak secepat di lahan bukan rawa), membuatgempar masyarakat Indonesia terutama dikalangan petani. Pendapatmereka berbeda-beda, ada yang setuju karena hasilnya sangat tinggiberlipat dibandingkan dengan varietas lokal. Namun juga ada yang

18

Page 13: BAB II. PERKEMBANGAN T PADI.,

mengeluh karena perlu pemupukan dengan pupuk kimia, perlu obat-obatan pertanian, padinya pendek sehingga menyulitkan saat panen,nasinya keras terntama kalau sudah dingin. Dalam perbedaanpendapat ini, juga ada yang kontra karena dianggap berbiaya tinggidan hanya menguntungkan petani kaya saja, dan lain sebagainya.

Hadirnya kultifar-kultifar padi berdaya hasil tinggi (baik yangberasal dari metoda persilangan maupun metoda radiasi) sebagaialternatif pilihan, memudahkan petani dalam memilih vrietas yangdisukai. Eksistensi padi lokal secara perlahan terns menurunterntama pada lahan bukan rawa, sedangkan pada lahan rawasampai saat ini masih bergaung walaupun tidak seperti sebelumnya.

Para pemulia tanaman memang tidak henti-hentinya berinovasi,untuk mendapat kultivar yang berdaya hasil tinggi demi mengatasikemandekan peningkatan produksi. Menurnt Las et al., (2003) paditipe barn memiliki sifat penting yang akan membuat produkti-vitasnya tinggi, antara lain (a) jumlah anakan sedikit (7-12 batang)yang semuanya produktif, (b) malai lebih panjang dan 1ebat (>300butir/malaiy, (c) batang besar dan kokoh, (d) daun tegak, tebal, danhijau tua, (e) tingkat sterilitas gabah rendah, dan (f) perakaranpanjang dan lebat.

Berdasarkan fenotipe demikian padi tipe barn mempunyaipotensi hasil yang tinggi 10-25%, bahkan ada yang lebih optimis30-50% lebih tinggi dibandingkan dengan varietas unggul yang adasaat ini. Perakitaan varietas padi tipe barn, berbeda dengan varietasunggul barn seperti IR64 dan varietas unggul lainnya. Varietasunggul dihasilkan melalui persilangan antar padi jenis indica (padibulu), sedangkan padi tipe barn dihasilkan melalui persilanganantara padi jenis indica dengan japonica. Namun dari programtersebut, lahan rawa nampaknya masih tertinggal karena varietasyang dirakit khusus untuk lahan rawa masih relatif sedikit dibandinguntuk lahan bukan rawa. Selain itu, ketersediaan benih varietasspesifik lahan rawa masih sulit diperoleh. Penangkar benihkomersial bahkan BUMN sekalipun enggan memproduksi benihinpara dengan alasan nilai keuntungannya kecil. Oleh karena ituperlu adanya dukungan dari para pemerhati pertanian dan

19

Page 14: BAB II. PERKEMBANGAN T PADI.,

pemerintah daerah untuk mewujudkan kemandirian benih di daerah-daerah sub optimal.

Konsep mandiri benih menjadi perhatian Presiden ke-7 RI yangtersurat di salah satu visi misinya. Balitra sebagai salah satu institusiBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mempunyai mandatpengelolaan lahan rawa dan dengan dukungan Balai BesarPenelitian Tanaman Padi melakukan produksi benih beberapainpara dan mendistribusikan ke petani-petani lahan rawa diKalimantan dan sekitarnya. Namun distribusi benih model inidirasakan masih belum memadai untuk memenuhi kebutuhanpetani, terutama untuk lokasi-Iokasi yang sulit terjangkau karenaketerbatasan transportasi. Oleh karena itu, perlu diadakan pelatihan-pelatihan produksi benih padi bagi petani agar mereka mampumembuat benih mereka sendiri dengan kualitas genetik maupunfisik baik. Selain itu dukungan pembinaan dan pendanaan olehpemerintah daerah maupun perbankan akan sangat membantuproses produksi benih maupun budidaya komersial terutamapengadaan saprodi, sehingga produktivitas lahan rawa terjamin dankesejahteraan petani akan meningkat.

Varietas padi rawa yang sudah agak dilupakan di lahan rawaadalah padi air dalam (deep water rice) maupun padi apung(floating rice), sementara Thailand yang mempunyai lahan rawadapat memanfaatkannya dengan membudidayakan kedua jenis paditersebut. Belajar dari keberhasilan negara tetangga tersebut kitaperlu kembali memperkenalkan teknologi tersebut, yaitu: (l) padiair dalam. Padi tersebut memiliki kemampuan untuk bertahan padalahan dengan tinggi air kurang dari 100 em, sehingga eoeokdibudidayakan di lahan lebak tengahan (Gambar 2). Pemerintahmelalui Balai Besar Penelitian Padi, Badan Penelitian danPengembangan Pertanian pada tahun 2013 telah mengidentifikasibeberapa sumber daya lokal yang memiliki toleransi terhadapgenangan yang tinggi, antara lain mutiara, pandan harum, talunbagang, si bujang banu, serepet tinggi, padi kuning, puluk bolong,penyulu jambu dan popot; (2) padi apung khusus untukdibudidayakan di lebak dalam (Gambar 3). Galur padi ini memilikikemampuan memanjangkan batangnya dengan keeepatan tidakboleh lebih dari 2 em per hari, sifat tersebut diperlukan agar

20

Page 15: BAB II. PERKEMBANGAN T PADI.,

tanaman dapat menghemat penggunaaan fotosintat. Galur-galur iniharus memiliki kemampuan bangkit (kneeing ability), yaitukemampuan untuk tumbuh tegak kembali setelah rebah untukmempertahankan produktivitasnya.

Masih dari Negara tetangga, varietas padi air dalam maupunapung dengan teknologi sederhana mampu menghasilkan 3,0 - 3,5tonlha di Prachinburri, Thailand. Petani akan sebar benih langsungmenggunakan blower pada akhir musim kemarau dan tanaman akantumbuh saat hujan tiba. Petani mengaplikasikan pupuk NPK duakali, antara lain sekitar 1minggu setelah tanaman tumbuh dan 25-30hari setelah tumbuh. Pada bulan kedua dan selanjutnya, air akanterus meninggi secara bertahap hingga mencapai kedalaman 4meter. Menjelang panen di akhir musim hujan, air akan surutdengan cepat dari lahan dan terkadang hingga tanah retak karenakering. Pada umumnya, padi yang telah memanjang hingga 2-4meter ini akan rebah dan tumbuh tegak kembali hingga saat panentiba (Gambar 4). Panen dilakukan menggunakan power thresheratau combine harvester. Optimalisasi lahan sawah lebak tengahandan dalam menggunakan dua tipe varietas ini cukup ekonomisterutama bila dilakukan di semua daerah lebak di Indonesia.

21

Page 16: BAB II. PERKEMBANGAN T PADI.,

Gambar 2. Padi air dalam yang bertahan pada kedalaman airkurang dari 100 em

Sumber : Dok. Rumanti (2014)

Gambar 3. Padi apung pada kedalaman air meneapai 300 emSumber : Dok. Rumanti (2014)

22

Page 17: BAB II. PERKEMBANGAN T PADI.,

Gambar 4. Padi apung perlu mempunyai kemampuan bangkit(kneeing ability)

Sumber : Dok. Rumanti (2014)

Upaya peningkatan produktivitas padi tentu tidak akan berhentisampai disini saja, karena kedepan permasalahan tentu akan lebihkomp1ek. Diantara permasalahan tersebut, yaitu: (a) peningkatanjumlah penduduk, (b) tanah subur kini telah banyak yang sakit, (c)konversi lahan yang sulit dikendalikan, (d) persaingan komoditasyang mulai menggerus lahan padi, (e) deraan lingkungan akibatpemanasan global seperti banjir, kekeringan, perubahan suhu,pergeseran musim, hama, penyakit, (f) ketersediaan benih, pupukdan transportasi di lahan suboptimal sangat terbatas dan (g)pembukaan lahan baru yang masih terkendala. Melihat itu semua,maka peningkatan produktivitas padi akan tetap menjadi tantangandi masa depan. Oleh karena itu, kinerja sistem pertanian terutamapara pemulia tanaman dituntut lebih keras lagi demi kemaslahatanumat manusia. Disamping itu, diperlukan teknologi inovatif yangmampu mengoptimalkan potensi hasil padi tanpa mengganggukualitas lingkungan.