bab ii pengembangan materi pembelajaran a. materi ...digilib.uinsby.ac.id/14311/43/bab 2.pdf ·...
TRANSCRIPT
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
BAB II
PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN
A. Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas
pendidikan maupun teori belajar, yang merupakan penentu utama
keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua
arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan
belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Sedangkan menurut Corey
sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful Sagala Pembelajaran adalah suatu
proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisikondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu,
pembelajaran merupakan subjek khusus dari pendidikan.1
Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut guru
dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan
rencana yang telah diprogramkan.2
Definisi di atas dapat ditarik satu pemahaman bahwa, pembelajaran
adalah proses yang disengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya
aktivitas belajar dalam diri individu. Dengan kata lain, pembelajaran
1 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung : Alfabeta, 2003), hal. 61 2 Dr.E.Mulyasa, M.Pd, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal 90.
15
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
merupakan sesuatu hal yang bersifat eksternal dan sengaja dirancang
untukmendukung terjadinya proses belajar internal dalam diri individu.
Sedangkan Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan sebutan yang
diberikan kepada salah satu subyek pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa
muslim dan menjelaskannya pada tingkat tertentu.3Menurut Ahmad Tafsir,
Pendidikan Agama Islam (PAI) berarti bidang studi Agama Islam.4
Pendidikan Agama Islam (PAI) juga berarti usaha yang lebih khusus
ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman subyek peserta didik
agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran
Islam. Selain itu PAI bukanlah sekedar proses usaha mentransfer ilmu
pengetahuan atau norma agama melainkan juga berusaha mewujudkan
perwujudan jasmani dan rohani dalam peserta didik agar kelak menjadi
generasi yang memiliki watak, budi pekerti, dan kepribadian yang luhur serta
kepribadian muslim yang utuh.5
Adapun pengertian Pendidikan Agama Islam Menurut
KMENDIKBUD adalah Pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama
Islam, berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya
setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan
mengamalkan ajaran-ajaran Agama Islam yang telah diyakini secara
3 H. M. Chabib Thoha, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999 ), hal. 4 4 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1995), hal.8 5 Muntholi’ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, (Semarang: Gunungjati dan Yayasan al-Qalam, 2002), cet.1, hal. 18.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
keseluruhannya, serta menjadi warga negara yang baik serta memenuhi
Undang-undang dan peraturan yang berlaku serta berusaha mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan bangsa.6
Sebagai salah satu mata pelajaran yang mengandung muatan ajaran Islam dan
tatanan nilai kehidupan Islami, pembelajaran PAI perlu diupayakan melalui
perencanaan yang baik agar dapat mempengaruhi pilihan, putusan dan
pengembangan kehidupan peserta didik. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran PAI yaitu7:
1. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan
bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara berencana
dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai
2. Peserta didik disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti dibimbing,
diajari atau dilatih dalam meningkatkan keyakinan, pemahaman,
penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam
3. Pendidik melakukan kegiatan bimbingan dan latihan secara sadar terhadap
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam.
4. Kegiatan (pembelajaran) PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan,
pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam peserta didik.
Adapun aspek-aspek dalam materi pembelajaran yang perlu diperhatikan
adalah sebsagai berikut:
6 Dikbud, Bahan Inti Peningkatan Wawasan Kependidikan Guru Agama Islam SLTP dan SLTA, Dirjen Pendikdasmen, Jakarta, 1992, Hal. 10 7 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: Rosdakarya, 2002), cet. II, hal. 76
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
1. Perinsip-Perinsip Pengembangan Materi Pembelajaran
Menurut Bruce Will (1980) sebagaimana yang dikutip oleh Wina Sanjaya,
ada tiga prinsip yang dijalankan dalam proses pembelajaran, yaitu8:
Pertama, proses pembelajaran adalah membentuk kreasi lingkungan yang
dapat membentuk atau mengubah struktur kognitif siswa. Tujuan
pengaturan lingkungan ini dimaksudkan untuk menyediakan pengelaman
belajar yang memberi latihan-latihan penggunaan fakta-fakta. Kedua,
berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari. Ada tiga
tipe pengetahuan masing-masing memerlukan situasi yang berbeda dalam
mempelajarinya. Pengetahuan tersebuat adalah pengetahuan fisis,
pengetahuan sosial dan pengetahuan logika.
Pengetahuan fisis adalah pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari
suatu objek atau kejadian, seperti bentuk besar, berat, serta bagaiman
objek itu berinteraksi satu dengan yang lainya. Pengetahuan fisis diperoleh
melalui pengalamn indra secara langsung. Misalkan anak memegang kain
sutera yang terasa halus, atau memegang logam yang bersifat keras, dan
lain sebagianya. Dari tindakan-tindakan langsung itulah anak membentuk
strukrur kognitif tentang sutra dan logam. Pengetahuan sosial berhubungan
dengan perilaku individu dalam suatu sistem sosial atau hubungan antara
manusia dalam interaksi sosial, dan pengetahuan logika adalah
pengetahuan yang mengunakan pola pikir sehingga anak didik akan
8 Dr. Wina sanjaya, M.Pd., Kurikulum Dan Pembelajaran, (jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009) cet.2 hal 218
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
berusaha memikirkan dan mengembangkan hal tersebut sesuai dengan apa
yang dia ketahui.
Prinsip-prinsip yang harus dijadikan dasar dalam mengembangkan
materi pembelajaran, menurut Ghafur adalah kesesuaian (relevansi),
keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).9
a. Prinsip Relevansi. Yaitu materi pembelajaran hendaknya sesuai dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan. Karena,
standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan bentuk
penyederhanaan dari tujuan pembelajaran. Jadi, ketika materi tersebut
sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, maka sama
artinya materi itu telah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
diharapkan
b. Perinsip Konsistensi. Yaitu keajegan hasil. Artinya, materi
pembelajaran yang diberikan pada waktu tertentu harus dapat
dibuktikan kebenarannya. Lebih pada pelaksanaan pembelajaran, materi
pembelajaran harus sebanding dengan banyaknya kompetensi dasar
yang ditetapkan.
c. Perinsip Adequacy. Yaitu kecukupan. Materi pembelajaran harus dapat
memenuhi kebutuhan para peserta didik, agar mereka terbekali untuk
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan.
Kemudian, untuk mempermudah mereka dalam menguasai materi,
9 Gafur, Abdul. 2005. Desain intruksional: langkah sitematis penyusunan pola dasar kegiatan belajar mengajar, (Solo : Tingah Serangkai, 1994) hal 17
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
maka kapasitasnya harus diperhatikan. Materi pembelajaran hendaknya
tidak terlalu banyak, dan tidak pula terlalu sedikit.
2. Karakteristik PAI
Setiap mata pelajaran memiliki ciri khas atau karakteristik tertentu
yang dapat membedakannya dengan mata pelajaran lainnya begitu juga
Pendidikan agama Islam (PAI) SMP mempunyai karakteristik tertentu
yang membedakan dengan mata pelajaran yang lain diantaranya10:
a. PAI adalah rumpun mata pelajaran yang dikembangkan dari
ajaranajaran pokok yang terdapat dalam agama Islam. Dari segi isinya,
PAI merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi salah satu
komponen, dan tidak dapat dipisahkan dari rumpun mata pelajaran yang
bertujuan mengembangkan moral dan kepribadian peserta didik.
b. PAI sebagai sebuah program pembelajaran, diarahkan pada (1) menjaga
aqidah dan ketaqwaan peserta didik, (2) menjadi landasan untuk rajin
mempelajari ilmu-ilmu lain yang diajarkan di sekolah, (3) mendorong
peserta didik untuk kritis, kreatif dan inovatif dan (4) menjadi landasan
dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. PAI bukan hanya
mengajarkan pengetahuan tentang agama Islam, tetapi juga untuk
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari (membangun etika sosial).
c. Pembelajaran PAI tidak hanya menekankan penguasaan kompetensi
kognitif saja, tetapi juga afektif dan psikomotoriknya.
10Nazarudin, Manajemen Pembelajaran: Implementasi Konsep,Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di SekolahUmum, (Yogyakarta: Teras,2007) hal 13
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
d. Materi PAI dikembangkan dari tiga kerangka dasar ajaran Islam, yaitu
Aqidah, syari’ah dan akhlak.
e. Output program pembelajaran PAI di sekolah adalah terbentuknya
peserta didik yang memiliki akhlak mulia (budi pekerti luhur) yang
merupakan misi utama dari diutusnya Nabi Muhammad Saw di dunia
ini. Pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan dalam Islam sehingga
pencapaian akhlak mulia (karimah) adalah tujuan sebenarnya dari
pendidikan.
Adapun karakteristik mata pelajaran PAI di SMP secara umum
adalah sebagai berikut:11
1) PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran
pokok (dasar) yang terdapat dalam agama Islam, sehingga PAI
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam.
2) Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata
pelajaran pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat
dipisahkan dengan mata pelajaran lain yang bertujuan untuk
pengembangan moral dan kepribadian peserta didik. Semua mata
pelajaran yang memiliki tujuan tersebut harus seiring dan sejalan
dengan tujuan yang ingin dicapai oleh mata pelajaran PAI.
11 Panduan Pengembangan SILABUS PEMBELAJARAN PAI. http://hamdipasisingi.blogspot.co.id/2011/06/karakteristik-mata-pelajaran-pendidikan.html, diunduh rabu 6 april 2016 pada jam 06 00.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
3) Diberikannya mata pelajaran PAI, khususnya di SMP, bertujuan untuk
terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Allah
Swt., berbudi pekerti yang luhur (berakhlak yang mulia), dan memiliki
pengetahuan yang cukup tentang Islam, terutama sumber ajaran dan
sendi-sendi Islam lainnya, sehingga dapat dijadikan bekal untuk
memelajari berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran tanpa harus
terbawa oleh pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan
oleh ilmu dan mata pelajaran tersebut.
4) PAI adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan peserta
didik dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi PAI lebih
menekankan bagaimana peserta didik mampu menguasai kajian
keislaman tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, PAI tidak
hanya menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang lebih penting
adalah pada aspek afektif dan psikomotornya.
5) Secara umum mata pelajaran PAI didasarkan pada ketentuan-ketentuan
yang ada pada dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-Quran dan al-
Sunnah/al-Hadits Nabi Muhammad Saw. (dalil naqli). Dengan melalui
metode Ijtihad (dalil aqli) para ulama mengembangkan prinsip-prinsip
PAI tersebut dengan lebih rinci dan mendetail dalam bentuk fiqih dan
hasil-hasil ijtihad lainnya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
6) Prinsip-prinsip dasar PAI tertuang dalam tiga kerangka dasar ajaran
Islam, yaitu aqidah, syariah, dan akhlak. Aqidah merupakan penjabaran
dari konsep iman; syariah merupakan penjabaran dari konsep islam,
syariah memiliki dua dimensi kajian pokok, yaitu ibadah dan
muamalah, dan akhlak merupakan penjabaran dari konsep ihsan. Dari
ketiga prinsip dasar itulah berkembang berbagai kajian keislaman
(ilmu-ilmu agama) seperti Ilmu Kalam (Theologi Islam, Ushuluddin,
Ilmu Tauhid) yang merupakan pengembangan dari aqidah, Ilmu Fiqih
yang merupakan pengembangan dari syariah, dan Ilmu Akhlak (Etika
Islam, Moralitas Islam) yang merupakan pengembangan dari akhlak,
termasuk kajian-kajian yang terkait dengan ilmu dan teknologi serta
seni dan budaya yang dapat dituangkan dalam berbagai mata pelajaran
di SMP.
7) Tujuan akhir dari mata pelajaran PAI di SMP adalah terbentuknya
peserta didik yang memiliki akhlak yang mulia (budi pekerti yang
luhur). Tujuan ini yang sebenarnya merupakan misi utama diutusnya
Nabi Muhammad Saw. di dunia. Dengan demikian, pendidikan akhlak
(budi pekerti) adalah jiwa Pendidikan Agama Islam (PAI). Mencapai
akhlak yang karimah (mulia) adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan.
Hal ini tidak berarti bahwa pendidikan Islam tidak memerhatikan
pendidikan jasmani, akal, ilmu, ataupun segi-segi praktis lainnya, tetapi
maksudnya adalah bahwa pendidikan Islam memerhatikan segi-segi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
pendidikan akhlak seperti juga segi-segi lainnya. Peserta didik
membutuhkan kekuatan dalam hal jasmani, akal, dan ilmu, tetapi
mereka juga membutuhkan pendidikan budi pekerti, perasaan,
kemauan, cita rasa, dan kepribadian. Sejalan dengan konsep ini maka
semua mata pelajaran atau bidang studi yang diajarkan kepada peserta
didik haruslah mengandung muatan pendidikan akhlak dan setiap guru
haruslah memerhatikan akhlak atau tingkah laku peserta didiknya.
8) PAI merupakan mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh setiap
peserta didik, terutama yang beragama Islam, atau bagi yang beragama
lain yang didasari dengan kesadaran yang tulus dalam mengikutinya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
BAB III
BUKU TEKS PAI DAN KURIKULUM 2013
A. Buku Teks PAI dan Budi Pekerti
1. Buku Teks
Buku teks berasal dari kata textbook yang berarti buku pelajaran,
berikut definisi buku teks dari beberapa ahli12:
a. Hall Quest buku teks adalah rekaman pikiran rasial yang disusun dan
dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu
b. Lange Buku teks adalah buku standar atau buku khusus cabang setudi
dan dapat terdiri dari dua tipe yaitu buku utama dan buku tambahan
c. Bacon Buku teks adalah buku yang dirancang untuk digunakan di kelas,
disusun dengan cermat, dan disiapkan oleh pakar ahli dalam bidangnya
dan dolengkapi dengan sarana pengajaran yang memada
d. Buckingham
Buku teks adalah sarana belajar yang biasa digunakan di sekolah-sekolah
dan di perguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran.
Buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang
merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu
untuk maksud-maksud dan tujuan instruksional, yang diperlengkapi
dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh
12 Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung : Angkasa, 1986), hlm 11
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
para pemakainya di sekolah sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat
menunjang sesuatu program pengajaran.13 Dalam pengertian lain buku
teks adalah buku yang berisi uraian tentang mata pe;ajaran atau bidang
studi tertentu, yang disusun secara sitematis dan telah diseleksi
berdasarkan orientasi pembelajaran, perkembangan siswa untuk
diasimilasikan. Buku ini dapat dipakai untuk sarana belajar dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah.14 Menurut direktorat pendidikan
menengah umum buku teks merupakan sekumpulan tulisan yang dibuat
secara sitematis dan berisi tentang suatu materi pembelajaran tertentu,
yang disampaikan oleh pengarangnya yang mengacu pada kurikulum
yang berlaku.15
Berdasar pendapat tersebut, buku teks digunakan untuk mata
pelajaran tertentu. Penggunaan buku teks tersebut didasarkan pada tujuan
pembelajaran yang mengacu pada kurikulum. Selain menggunakan buku
teks, pengajar dapat menggunakan sarana-sarana ataupun teknik yang
sesuai dengan tujuan yang sudah dibuat sebelumnya. Penggunaan yang
memadukan buku teks, teknik serta sarana lain ditujukan untuk
mempermudah pemakai buku teks terutama peserta didik dalam
memahami materi. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11
Tahun 2005 menjelaskan bahwa buku teks adalah buku acuan wajib
13 Ibid, hal. 13. 14 Mansur Muslich, Text Book writing (Dasar-Dasar Pemahaman Penulisan, dan Pemakaian Buku Teks), (Yogyakarta: Ar Rauza Media, 2010), hal 98 15 Ibid, hal 50
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam
rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan
kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
kepekaan dan kemampuan estetis, serta potensi fisik dan kesehatan yang
disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Selain itu, dalam
permendiknas nomor 2 tahun 2008 pasal 1, menjelaskan bahwa buku teks
adalah buku acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan dasar dan
menengah atau perguruan tingi yang memuat materi pembelajaran dalam
rangka peningkatan keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, dan
kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan
kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis
dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.16
Dari ulasan berbagai pendapat diatas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa buku teks adalah buku yang berisi tentang uraian materi pelajaran
tertentu, yang disusun secara sitematis berdasarkan kurikulum tertentu
dan telah melalui seleksi berdasarkan tujuan pembelajaran, orientasi
pembelajran, serta mengacu pada perkembangan peserta didik.
2. Pendidikan Agama Islam
Adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk
sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan
ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata
16 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Pasal 1(3) Tentang Buku Teks .
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
pelajaran pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.17 Sedangkan PAI
menurut Chabib Toha adalah sebutan yang diberikan pada suatu mata
pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa muslim dalam menyelesaikan
pendidikannya pada tingkatan tertentu.18
Dalam konteks ini buku teks PAI dan Budi Pekerti adalah buku yang berisi
tentang uraian materi PAI dan Budi Pekerti yang memberikan pengetahuan
serta membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam
mengamalkan ajaran agamanya, disiusun secara sitematis berdasarkan
kurikulum tertentu dan telah melalui seleksi berdasrkan tujuan pembelajaran,
orientasi pembelajaran, serta mengacu pada perkembangan peserta didik.
3. Karakteristik Buku Teks
Secara umum, buku teks adalah karya tulis ilmiah, oleh karena itu, isi,
sajian, dan format buku teks sama dengan karya tulis ilmiah pada umumnya.
Berikut ulasannya:19
a. Dari segi isi, buku teks berisi serangkaian pengetahuan atau informasi
yang bisa dipertangung jawabkan secara ilmuah. Pada dasarnya buku teks
tidak semua orang bisa membuat dikarenakan buku teks adalah buku yang
telah diseleksi secara mendalam kualitasnya.
17 PP No 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan. 18 Chabib Toha, dkk, Metodologi Pengajaran Agama, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 1999) hal 4 19 Masnur Muslich, text book Writing,,, hal 6o
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
b. Dari segi sajian, materi yang ada pada buku teks dilakukan dengan
mengunakan pola penalaran, sebagaimana pola penalaran dalam karya
ilmiah, yaitu penalaran induktif, detuktif, atau campuran.
c. Dari segi format, buku teks menganut konvensi buku ilmiah, baik dari pola
penulisan, pola pengutipan, pola pembagian, maupun pola
pembahasannya.
Selain ciri-ciri umum tersebut, buku teks mempunyai ciri khusus yang
berbeda dengan buku ilmiah yang lain, berikut ciri-cirinya:20
a. Buku teks disusun berdasarkan kurikulum pendidikan
Pesan kurikulum pendidikan bisa diarahkan kepada landasan dasar,
pendekatan, strategi, struktur program, dan langkah-langkah
b. Buku teks mefokuskan pada tujuan tertentu
Sajian bahan yang terdapat pada buku teks harus mengarah pada tujuan
tertentu. Dalam hal ini sajian buku PAI dan Budi Pekerti untuk
mengembangkan pengetahuan keagamaan peserta didik.
c. Buku teks menyajikan bidang pelajaran tertentu
Buku teks dikemas untuk pelajaran tertentu. Bahkan kemasan buku teks
diarahkan kepada kelas atau jenjang tertentu, hal ini menunjukkan tidak
akan ada buku teks yang cocok untuk dipakai di semua kelas atau semua
jenjang pendidikan.
d. Buku teks berorientasi kepada kegiatan belajar siswa
20 Ibid hal 61-62
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
30
Penyajian bahan dalam buku teks diarahkan kepda kegiatan belajar siswa.
Dengan membaca buku teks siswa dapat mengetahui dan melakukan
serangkaian kegiatan pembelajaran, baik pencapaian tujuan pembelajaran,
pemahaman, keterampilan, maupun sikap.
e. Buku teks dapat mengarahkan kegiatan mengajar guru di kelas
Sebagai sarana pembelajaran, buku teks dapat memperlancar kegiatan
pembelajaran dengan mengarahkan guru dalam penyampaian, penyajian
materi, dan melakukan tugas-tugas pengajaran dalam kelas.
f. Pola sajian buku teks disesuaikan dengan perkembanagan intelektual siswa
Pola penyajian buku dianggap sesuai dengan perkembangan intelektual
siswa apabila memenuhi kriteria sebagai berikut a) berpijak pada
pengetahuan dan pengalaman siswa, b) berpijak pada pola pikir siswa, c)
berpijak pada kebutuhan siswa, d) berpijak kepada daya respon siswa, e)
berpijak pada kemempuan bahasa siswa.
g. Gaya sajian buku teks dapat memunculkan kreativitas siswa dalam belajar
Agar gaya sajian buku teks dapat memunculkan kreativitas siswa dalam
belajar, gaya sajian buku teks PAI dan Budi Pekerti hendaknya, a) dapat
mendorong siswa untuk berpikir, b) dapat mendorong siswa untuk berbuat
dan mencoba, c) dapat mendorong siswa untuk menilai dan bersikap, d)
dapat membiasakan siswa untuk menciptakan sesuatu (produk).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
31
4. Penilaian kelayakan Buku Teks PAI dan Budi Pekerti
Buku pelajaran digunakan sebagai acuan wajib oleh guru dan siswa
dalam pembelajaran. Menurut Muslich buku teks yang berkualitas wajib
memenuhi empat unsur kelayakan yaitu kelayakan isi, kelayakan penyajian,
kelayakan kebahasaan, dan kelayakan kegrafikan.21
Dalam hal kelayakan isi ada tiga indikator yaitu 1) kesesuaian uraian
materi dengan standar kompetensi yang terdapat dalam kurikulum mata
pelajaran yang bersangkutan. 2) keakuratan materi. 3) materi pendukung
pembelajaran.22 Berdsarkan ulasan diatas analisis buku teks harus disesuaikan
antara materi dengan KI dan KD yang berkaitan dengan kelengkapan materi,
keluasan materi, dan kedalaman materi. Keakuratan materi berkaitan dengan
keakuratan konsep dan definisi. Materi pendukung pembelajaran berkaitan
dengan kesesuaian perkembangan ilmu dan teknologi serta memiliki
kemenarikan materi .
Dalam hal kelayakan penyajian, ada tiga indikator yang dinilai,
yaitu: 1) teknik penyajian. 2) penyajian pembelajaran. 3) kelengkapan
21 Masnur Muslich, text book Writing,, hal 292-313 22 Ibid, hal 292
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
32
penyajian.23 Dalam teknik penyajian harus dikaitkan dengan sitematika
penyajian, keruntutan penyajian, dan keseimbangan antar bab.
Dalam hal kelayakan kebahsaan ada tiga indikator yang dinilai, yaitu:
1) kesesuaian pemakaian bahasa dengan tingkat perkembangan siswa. 2)
pemakaian bahasa yang komunikatif. 3) pemakaian bahasa yang memenuhi
syarat keruntutan dan keterpaduan alur pikir.24
Ada tiga faktor dalam penilaian kegrafikan, yaitu : 1) ukuran buku. 2)
desain kulit buku. 3) desain isi buku.
Penilaian kelayakan isi buku PAI dan Budi Pekerti bedasarkan konsep
kurikulum 2013 sebagaiamana yang telah disampaikan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) mencakup berbagai dimensi sebagai berikut:25
1. Dimensi Sikap Spiritual (KI-1)
a) Ajakan untuk menghayati Agama yang dianutnya
b) Ajakan mengamalkan Agama yang dianutnya
2. Dimensi sikap Sosial (KI-2)
a) Kecakapan personal
b) Kecakapan sosial
3. Dimensi Pengetahuan (KI-3)
a) Cakupan materi
(1) Kelengkapan materi
23 Ibid hal 297 24 Ibid hal 303 25 Dikutip dari http//bsnp-indonesia.org/id/?p, Standar Isi, jam 05 00 WIB, tanggal 14/1/16
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
33
(2) Keluasan materi.
(3) Kedalaman materi
b) Kekuatan Materi
(1) Akurasi Konsep
(2) Akurasi teori
(3) Akurasi metode prosedur
c) Kemutakahiran dan Kontekstual
(1) Kesesuaian dengan perkembangan ilmu
(2) Menumbuhkan rasa ingin tahu dan memberi tantangan untuk belajar
lebih jauh
4. Dimensi Keterampilan (KI-4)
a) Cakupan keterampilan
b) Akuransi kegiatan
c) Aplikasi keterampilan
B. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang diterapkan oleh
pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam
masa percobaan di tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi
sekolah percobaan. Di tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di
Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
34
Kelas X dan XI. Diharapkan, pada tahun 2015 telah diterapkan di seluruh
jenjang pendidikan. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu
aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap serta perilaku.
Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi, sangat diperlukan
sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi manusia yang
berkualitas yang mampu menjawab tantangan zaman yang selalu berubah,
manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.26 Acuan dan prinsip penyusunan
kurikulum 2013 mengacu pada pasal 36 Undang-Undang No.20 tahun 2003,
yang menyatakan bahwa penyusunan kurikulum harus memperhatikan
peningkatan iman dan takwa, peningkatan akhlak mulia, peningkatan potensi,
kecerdasan, dan minat peserta didik.
Terdapat beberapa perubahan-perubahan mendasar dari kurikulum
sebelumnya ke kurikulum 2013, yaitu : Penataan Pola Pikir; Pendalaman dan
Perluasan Materi; Penguatan Proses; dan Penyesuaian Beban. Sedangkan
elemen yang berubah antara lain : Standar Kompetensi Lulusan; Standar Isi;
Standar Proses; dan Standar Penilaian. Kurikulum 2013 menekankan pada
dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan
pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam
pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi Mengamati, Menanya,
26 Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2015) hal 87
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
35
Menalar, Mencoba, dan Membentuk Jejaring. Proses pembelajaran
menyentuh tiga ranah, yaitu : Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan. Yang
mana telah tercangkup dalam Kompetnsi Inti (KI) yang terdiri dari a)
kompetensi inti sikap spiritual, b) kompetensi inti sikap sosial, c) kompetensi
inti pengetahuan, d) kompetensi inti keterampilan.27
Proses hasil belajar menggunakan penilaian autentik (Authentic
Assessment), yaitu pengukuran yang bermakna secara signifikan antara hasil
belajar peserta didik dengan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
1. Landasan Yuridis
Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap
kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda
bangsanya, secara pedagogis kurikulum adalah rancangan pendidikan yang
memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi
dirinyadalam suatu suasan belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan
kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat
dan bangasanya, secara yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sitem
Pendidikan Nasional , Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan
peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang
27 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 Pasal 3 Nomor 3, hal 4
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
36
Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
nomor 22 tahun 2006 tentang setandar isi.28
2. Landasan Filosofis
Menurut E. Mulyasa, pengembangan kurikulum 2013 secara filosofis
berlandaskan:29
a. Filosofis Pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam
pembangunan pendidikan.
b. Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai
akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat.
Pendidikan Nasioanal berfungsi mengembangkan dan membentuk
watak seta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa ( UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional). Untuk mengembangakan dan membentuk watak dan peradaban
bangsa yang bermartabat, pendidikan berfungsi mengembangkan segenap
potensi anak didik’’ menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung
28 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013; Rasional, Kerangka Dasar, Struktur, Implementasi, dan Evaluasi Kurikulum (Jakarta: Kemendikbud, 2013), hal 30. 29 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi kurikulum 2013, (Bandung: Rosydakarya, 2013). 64.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
37
jawab’’ (UU RI nomor 20 tahub 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional).30
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional amak
pengembangan kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan
bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang. Jika hal
tersebut dapat tertanam, maka kehidupan bangsa menjadi lebih baik dan
dapat bersaing dengan bangsalain dengan dasar karakter yang telah
dimilikinya.
Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan
mengunakan apa yang diperolehnya dari pendidikan kita, mereka telah
menyelesaikan pendidikan 12 tahun dan berpartisipasi penuh sebagai
warganegara. Atas dasar pikiran itu maka konten pendidikan yang
dikembangkan dari warisan budaya dan kehidupan masa kini perlu
diarahkan untuk memberi kemampuan bagi peserta didik mengunaknnya
bagi kehidupan mas depan terutama dimana dia telah menyelesaikan
pendidikan formalnya.
3. Landasan Teoritis
Perubahan kurikulum berdasarkan standar dan teori pendidikan berbasis
kompetensi. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagain standar Standar
Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan adalah kualitas minimal
lulusan dari prestasi bangsa di masa lalu, kehidupan bangsa masa kini, dan
30 Ibid hal 33
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
38
kehidupan bangsa di masa mendatang. Dalam rencana tertulis, konten
kurikulum tersebut dikemas dalam berbagai mata pelajaran sebagai unit
organisasi konten terkecil. Dalam setiap mata prlajaran terdapat konten
spesifik yaitu pengetahuan dan konten berbagai mata pelajaran lain yaitu
sikap dan keterampilan. Secara langsung mata pelajaran menjadi sumber yang
spesifik untuk dikembangkan dalm dimensi proses suatu kurikulum.
Kurikulum dalam dimensi proses adalah realisasi ide dan rancangan
kurikulum menjadi suatu proses pembelajaran. Guru adalah tenaga
kependidikan utama yang mengembangkan ide dan rancangan tersebut
menjadi proses pembelajaran. Pemahaman guru tentang kurikulum akan
menentukan rancangan guru (Rencana Program Pembelajaran/RPP) dan
diterjemahkan ke dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Peserta didik
berhubungan langsung dengan apa yang dilakukan guru dalam kegiatan
pembelajaran dan menjadi pengalaman langsung peserta didik. Apa yang
dialami peserta didik akan menjadi hasil belajar pada dirinya dan menjadi
hasil kurikulum. Oleh karena itu proses pembelajaran harus memberikan
kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya menjadi hasil belajar yang sama atau lebih tinggi dari yang dinyatakan
dalam Standar Kompetensi Lulusan.
Kurikulum berbasis kompetensi adalah ‘’outcomes based curriculum’’
oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian
kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
39
dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan
kurikulum diaratikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam
dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik. Karakteritik kurikulum
berbasis kompetensi adalah 1) isi atau konten adalah kompetensi yang
dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) untuk pelajaran dan dirinci
lebih lanjut ke dakam Kompetensi Dasar KD. 2) Kompetensi Inti (KI)
merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata
pelajaran. 3) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari
peserta didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu. 4) penekanan
kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan psikomotorik,
dan pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata pelajaran ditandai
oleh banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk tingkatan SD pengembangan
sikap menjadi kepedulian pertama dalam kurikulum. 5) kompetensi Inti
menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep, generalisasi , topik
atau sesuatu yang berasal dari jenis pendekatan. 6) KompetensiDasar
dikembangkan berdasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat, dan
memperkaya antar mata pelajaran, 7) proses pembelajaran didasarkan pada
upaya menguasai kompetensi pada tingkat yang memuaskan dengan
memperhataikan karaktristik konten kompetensi dimana pengetahuan adalah
konten yang bersifat tuntas. Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah
kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
40
adalah kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit dikembangkan dan
memerlukan proses pendidikan yang tidak langsung. 8) penilaian hasil belajar
mencakup sekuruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera
diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan
kompetensi pada tingkat memuaskan ( Kiteria Ketuntasan Minimal/KKM ).
4. Landasan Empiris
Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa,
potensi ekonomi, dan beragamnya kemajuan pembangunan dari satu daerah
ke daerah lain, sekecil apapun ancaman disintegrasi bangsa masih tetap ada.
Maka, kurikulum harus mampu membentuk manusia Indonesia yang mampu
menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk memajukan jati
diri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk berintegrasi
sebagai satu entitas bangsa Indonesia.31
Sementara itu, kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan
kekerasan dan kasus pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia.
Kecenderungan ini juga menimpa generasi muda, misalnya pada kasus-kasus
perkelahian massal. Walaupun belum ada kajian ilmiah bahwa kekerasan
tersebut berhulu dari kurikulum, namun beberapa ahli pendidikan dan tokoh
masyarakat menyatakan bahwa salah satu akar masalahnya adalah
implementasi kurikulum yang terlalu menekankan aspek kognitif dan
31Ibid hal 37
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
41
keterkungkungan peserta didik di ruang belajarnya dengan kegiatan yang
kurang menantang peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum perlu
direorientasi dan direorganisasi terhadap beban belajar dan kegiatan
pembelajaran yang dapat menjawab kebutuhan ini. Berbagai kasus yang
berkaitan dengan penyalahgunaan wewenang, manipulasi, termasuk masih
adanya kecurangan di dalam Ujian Nasional menunjukkan mendesaknya
upaya menumbuhkan budaya jujur dan antikorupsi melalui kegiatan
pembelajaran di dalam satuan pendidikan. Maka, kurikulum harus mampu
memandu upaya karakterisasi nilai-nilai kejujuran pada peserta didik.32
32 Ibid hal 38