bab ii pengembangan materi pembelajaran a. materi ...digilib.uinsby.ac.id/14311/43/bab 2.pdf ·...

27
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB II PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN A. Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar, yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Sedangkan menurut Corey sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful Sagala Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisikondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subjek khusus dari pendidikan. 1 Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. 2 Definisi di atas dapat ditarik satu pemahaman bahwa, pembelajaran adalah proses yang disengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu. Dengan kata lain, pembelajaran 1 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung : Alfabeta, 2003), hal. 61 2 Dr.E.Mulyasa, M.Pd, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal 90. 15

Upload: vuongquynh

Post on 13-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

BAB II

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN

A. Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas

pendidikan maupun teori belajar, yang merupakan penentu utama

keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua

arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan

belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Sedangkan menurut Corey

sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful Sagala Pembelajaran adalah suatu

proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam

kondisikondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu,

pembelajaran merupakan subjek khusus dari pendidikan.1

Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut guru

dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan

rencana yang telah diprogramkan.2

Definisi di atas dapat ditarik satu pemahaman bahwa, pembelajaran

adalah proses yang disengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya

aktivitas belajar dalam diri individu. Dengan kata lain, pembelajaran

1 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung : Alfabeta, 2003), hal. 61 2 Dr.E.Mulyasa, M.Pd, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal 90.

15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

merupakan sesuatu hal yang bersifat eksternal dan sengaja dirancang

untukmendukung terjadinya proses belajar internal dalam diri individu.

Sedangkan Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan sebutan yang

diberikan kepada salah satu subyek pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa

muslim dan menjelaskannya pada tingkat tertentu.3Menurut Ahmad Tafsir,

Pendidikan Agama Islam (PAI) berarti bidang studi Agama Islam.4

Pendidikan Agama Islam (PAI) juga berarti usaha yang lebih khusus

ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman subyek peserta didik

agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran

Islam. Selain itu PAI bukanlah sekedar proses usaha mentransfer ilmu

pengetahuan atau norma agama melainkan juga berusaha mewujudkan

perwujudan jasmani dan rohani dalam peserta didik agar kelak menjadi

generasi yang memiliki watak, budi pekerti, dan kepribadian yang luhur serta

kepribadian muslim yang utuh.5

Adapun pengertian Pendidikan Agama Islam Menurut

KMENDIKBUD adalah Pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama

Islam, berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya

setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan

mengamalkan ajaran-ajaran Agama Islam yang telah diyakini secara

3 H. M. Chabib Thoha, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999 ), hal. 4 4 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1995), hal.8 5 Muntholi’ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, (Semarang: Gunungjati dan Yayasan al-Qalam, 2002), cet.1, hal. 18.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

keseluruhannya, serta menjadi warga negara yang baik serta memenuhi

Undang-undang dan peraturan yang berlaku serta berusaha mewujudkan

kesejahteraan masyarakat dan bangsa.6

Sebagai salah satu mata pelajaran yang mengandung muatan ajaran Islam dan

tatanan nilai kehidupan Islami, pembelajaran PAI perlu diupayakan melalui

perencanaan yang baik agar dapat mempengaruhi pilihan, putusan dan

pengembangan kehidupan peserta didik. Ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pembelajaran PAI yaitu7:

1. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan

bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara berencana

dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai

2. Peserta didik disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti dibimbing,

diajari atau dilatih dalam meningkatkan keyakinan, pemahaman,

penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam

3. Pendidik melakukan kegiatan bimbingan dan latihan secara sadar terhadap

peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam.

4. Kegiatan (pembelajaran) PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan,

pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam peserta didik.

Adapun aspek-aspek dalam materi pembelajaran yang perlu diperhatikan

adalah sebsagai berikut:

6 Dikbud, Bahan Inti Peningkatan Wawasan Kependidikan Guru Agama Islam SLTP dan SLTA, Dirjen Pendikdasmen, Jakarta, 1992, Hal. 10 7 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: Rosdakarya, 2002), cet. II, hal. 76

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

1. Perinsip-Perinsip Pengembangan Materi Pembelajaran

Menurut Bruce Will (1980) sebagaimana yang dikutip oleh Wina Sanjaya,

ada tiga prinsip yang dijalankan dalam proses pembelajaran, yaitu8:

Pertama, proses pembelajaran adalah membentuk kreasi lingkungan yang

dapat membentuk atau mengubah struktur kognitif siswa. Tujuan

pengaturan lingkungan ini dimaksudkan untuk menyediakan pengelaman

belajar yang memberi latihan-latihan penggunaan fakta-fakta. Kedua,

berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari. Ada tiga

tipe pengetahuan masing-masing memerlukan situasi yang berbeda dalam

mempelajarinya. Pengetahuan tersebuat adalah pengetahuan fisis,

pengetahuan sosial dan pengetahuan logika.

Pengetahuan fisis adalah pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari

suatu objek atau kejadian, seperti bentuk besar, berat, serta bagaiman

objek itu berinteraksi satu dengan yang lainya. Pengetahuan fisis diperoleh

melalui pengalamn indra secara langsung. Misalkan anak memegang kain

sutera yang terasa halus, atau memegang logam yang bersifat keras, dan

lain sebagianya. Dari tindakan-tindakan langsung itulah anak membentuk

strukrur kognitif tentang sutra dan logam. Pengetahuan sosial berhubungan

dengan perilaku individu dalam suatu sistem sosial atau hubungan antara

manusia dalam interaksi sosial, dan pengetahuan logika adalah

pengetahuan yang mengunakan pola pikir sehingga anak didik akan

8 Dr. Wina sanjaya, M.Pd., Kurikulum Dan Pembelajaran, (jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009) cet.2 hal 218

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

berusaha memikirkan dan mengembangkan hal tersebut sesuai dengan apa

yang dia ketahui.

Prinsip-prinsip yang harus dijadikan dasar dalam mengembangkan

materi pembelajaran, menurut Ghafur adalah kesesuaian (relevansi),

keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).9

a. Prinsip Relevansi. Yaitu materi pembelajaran hendaknya sesuai dengan

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan. Karena,

standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan bentuk

penyederhanaan dari tujuan pembelajaran. Jadi, ketika materi tersebut

sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, maka sama

artinya materi itu telah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

diharapkan

b. Perinsip Konsistensi. Yaitu keajegan hasil. Artinya, materi

pembelajaran yang diberikan pada waktu tertentu harus dapat

dibuktikan kebenarannya. Lebih pada pelaksanaan pembelajaran, materi

pembelajaran harus sebanding dengan banyaknya kompetensi dasar

yang ditetapkan.

c. Perinsip Adequacy. Yaitu kecukupan. Materi pembelajaran harus dapat

memenuhi kebutuhan para peserta didik, agar mereka terbekali untuk

mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan.

Kemudian, untuk mempermudah mereka dalam menguasai materi,

9 Gafur, Abdul. 2005. Desain intruksional: langkah sitematis penyusunan pola dasar kegiatan belajar mengajar, (Solo : Tingah Serangkai, 1994) hal 17

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

maka kapasitasnya harus diperhatikan. Materi pembelajaran hendaknya

tidak terlalu banyak, dan tidak pula terlalu sedikit.

2. Karakteristik PAI

Setiap mata pelajaran memiliki ciri khas atau karakteristik tertentu

yang dapat membedakannya dengan mata pelajaran lainnya begitu juga

Pendidikan agama Islam (PAI) SMP mempunyai karakteristik tertentu

yang membedakan dengan mata pelajaran yang lain diantaranya10:

a. PAI adalah rumpun mata pelajaran yang dikembangkan dari

ajaranajaran pokok yang terdapat dalam agama Islam. Dari segi isinya,

PAI merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi salah satu

komponen, dan tidak dapat dipisahkan dari rumpun mata pelajaran yang

bertujuan mengembangkan moral dan kepribadian peserta didik.

b. PAI sebagai sebuah program pembelajaran, diarahkan pada (1) menjaga

aqidah dan ketaqwaan peserta didik, (2) menjadi landasan untuk rajin

mempelajari ilmu-ilmu lain yang diajarkan di sekolah, (3) mendorong

peserta didik untuk kritis, kreatif dan inovatif dan (4) menjadi landasan

dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. PAI bukan hanya

mengajarkan pengetahuan tentang agama Islam, tetapi juga untuk

diamalkan dalam kehidupan sehari-hari (membangun etika sosial).

c. Pembelajaran PAI tidak hanya menekankan penguasaan kompetensi

kognitif saja, tetapi juga afektif dan psikomotoriknya.

10Nazarudin, Manajemen Pembelajaran: Implementasi Konsep,Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di SekolahUmum, (Yogyakarta: Teras,2007) hal 13

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

d. Materi PAI dikembangkan dari tiga kerangka dasar ajaran Islam, yaitu

Aqidah, syari’ah dan akhlak.

e. Output program pembelajaran PAI di sekolah adalah terbentuknya

peserta didik yang memiliki akhlak mulia (budi pekerti luhur) yang

merupakan misi utama dari diutusnya Nabi Muhammad Saw di dunia

ini. Pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan dalam Islam sehingga

pencapaian akhlak mulia (karimah) adalah tujuan sebenarnya dari

pendidikan.

Adapun karakteristik mata pelajaran PAI di SMP secara umum

adalah sebagai berikut:11

1) PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran

pokok (dasar) yang terdapat dalam agama Islam, sehingga PAI

merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam.

2) Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata

pelajaran pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat

dipisahkan dengan mata pelajaran lain yang bertujuan untuk

pengembangan moral dan kepribadian peserta didik. Semua mata

pelajaran yang memiliki tujuan tersebut harus seiring dan sejalan

dengan tujuan yang ingin dicapai oleh mata pelajaran PAI.

11 Panduan Pengembangan SILABUS PEMBELAJARAN PAI. http://hamdipasisingi.blogspot.co.id/2011/06/karakteristik-mata-pelajaran-pendidikan.html, diunduh rabu 6 april 2016 pada jam 06 00.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

3) Diberikannya mata pelajaran PAI, khususnya di SMP, bertujuan untuk

terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Allah

Swt., berbudi pekerti yang luhur (berakhlak yang mulia), dan memiliki

pengetahuan yang cukup tentang Islam, terutama sumber ajaran dan

sendi-sendi Islam lainnya, sehingga dapat dijadikan bekal untuk

memelajari berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran tanpa harus

terbawa oleh pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan

oleh ilmu dan mata pelajaran tersebut.

4) PAI adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan peserta

didik dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi PAI lebih

menekankan bagaimana peserta didik mampu menguasai kajian

keislaman tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan

sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, PAI tidak

hanya menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang lebih penting

adalah pada aspek afektif dan psikomotornya.

5) Secara umum mata pelajaran PAI didasarkan pada ketentuan-ketentuan

yang ada pada dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-Quran dan al-

Sunnah/al-Hadits Nabi Muhammad Saw. (dalil naqli). Dengan melalui

metode Ijtihad (dalil aqli) para ulama mengembangkan prinsip-prinsip

PAI tersebut dengan lebih rinci dan mendetail dalam bentuk fiqih dan

hasil-hasil ijtihad lainnya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

6) Prinsip-prinsip dasar PAI tertuang dalam tiga kerangka dasar ajaran

Islam, yaitu aqidah, syariah, dan akhlak. Aqidah merupakan penjabaran

dari konsep iman; syariah merupakan penjabaran dari konsep islam,

syariah memiliki dua dimensi kajian pokok, yaitu ibadah dan

muamalah, dan akhlak merupakan penjabaran dari konsep ihsan. Dari

ketiga prinsip dasar itulah berkembang berbagai kajian keislaman

(ilmu-ilmu agama) seperti Ilmu Kalam (Theologi Islam, Ushuluddin,

Ilmu Tauhid) yang merupakan pengembangan dari aqidah, Ilmu Fiqih

yang merupakan pengembangan dari syariah, dan Ilmu Akhlak (Etika

Islam, Moralitas Islam) yang merupakan pengembangan dari akhlak,

termasuk kajian-kajian yang terkait dengan ilmu dan teknologi serta

seni dan budaya yang dapat dituangkan dalam berbagai mata pelajaran

di SMP.

7) Tujuan akhir dari mata pelajaran PAI di SMP adalah terbentuknya

peserta didik yang memiliki akhlak yang mulia (budi pekerti yang

luhur). Tujuan ini yang sebenarnya merupakan misi utama diutusnya

Nabi Muhammad Saw. di dunia. Dengan demikian, pendidikan akhlak

(budi pekerti) adalah jiwa Pendidikan Agama Islam (PAI). Mencapai

akhlak yang karimah (mulia) adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan.

Hal ini tidak berarti bahwa pendidikan Islam tidak memerhatikan

pendidikan jasmani, akal, ilmu, ataupun segi-segi praktis lainnya, tetapi

maksudnya adalah bahwa pendidikan Islam memerhatikan segi-segi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

pendidikan akhlak seperti juga segi-segi lainnya. Peserta didik

membutuhkan kekuatan dalam hal jasmani, akal, dan ilmu, tetapi

mereka juga membutuhkan pendidikan budi pekerti, perasaan,

kemauan, cita rasa, dan kepribadian. Sejalan dengan konsep ini maka

semua mata pelajaran atau bidang studi yang diajarkan kepada peserta

didik haruslah mengandung muatan pendidikan akhlak dan setiap guru

haruslah memerhatikan akhlak atau tingkah laku peserta didiknya.

8) PAI merupakan mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh setiap

peserta didik, terutama yang beragama Islam, atau bagi yang beragama

lain yang didasari dengan kesadaran yang tulus dalam mengikutinya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

BAB III

BUKU TEKS PAI DAN KURIKULUM 2013

A. Buku Teks PAI dan Budi Pekerti

1. Buku Teks

Buku teks berasal dari kata textbook yang berarti buku pelajaran,

berikut definisi buku teks dari beberapa ahli12:

a. Hall Quest buku teks adalah rekaman pikiran rasial yang disusun dan

dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu

b. Lange Buku teks adalah buku standar atau buku khusus cabang setudi

dan dapat terdiri dari dua tipe yaitu buku utama dan buku tambahan

c. Bacon Buku teks adalah buku yang dirancang untuk digunakan di kelas,

disusun dengan cermat, dan disiapkan oleh pakar ahli dalam bidangnya

dan dolengkapi dengan sarana pengajaran yang memada

d. Buckingham

Buku teks adalah sarana belajar yang biasa digunakan di sekolah-sekolah

dan di perguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran.

Buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang

merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu

untuk maksud-maksud dan tujuan instruksional, yang diperlengkapi

dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh

12 Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung : Angkasa, 1986), hlm 11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

para pemakainya di sekolah sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat

menunjang sesuatu program pengajaran.13 Dalam pengertian lain buku

teks adalah buku yang berisi uraian tentang mata pe;ajaran atau bidang

studi tertentu, yang disusun secara sitematis dan telah diseleksi

berdasarkan orientasi pembelajaran, perkembangan siswa untuk

diasimilasikan. Buku ini dapat dipakai untuk sarana belajar dalam

kegiatan pembelajaran di sekolah.14 Menurut direktorat pendidikan

menengah umum buku teks merupakan sekumpulan tulisan yang dibuat

secara sitematis dan berisi tentang suatu materi pembelajaran tertentu,

yang disampaikan oleh pengarangnya yang mengacu pada kurikulum

yang berlaku.15

Berdasar pendapat tersebut, buku teks digunakan untuk mata

pelajaran tertentu. Penggunaan buku teks tersebut didasarkan pada tujuan

pembelajaran yang mengacu pada kurikulum. Selain menggunakan buku

teks, pengajar dapat menggunakan sarana-sarana ataupun teknik yang

sesuai dengan tujuan yang sudah dibuat sebelumnya. Penggunaan yang

memadukan buku teks, teknik serta sarana lain ditujukan untuk

mempermudah pemakai buku teks terutama peserta didik dalam

memahami materi. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11

Tahun 2005 menjelaskan bahwa buku teks adalah buku acuan wajib

13 Ibid, hal. 13. 14 Mansur Muslich, Text Book writing (Dasar-Dasar Pemahaman Penulisan, dan Pemakaian Buku Teks), (Yogyakarta: Ar Rauza Media, 2010), hal 98 15 Ibid, hal 50

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam

rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan

kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,

kepekaan dan kemampuan estetis, serta potensi fisik dan kesehatan yang

disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Selain itu, dalam

permendiknas nomor 2 tahun 2008 pasal 1, menjelaskan bahwa buku teks

adalah buku acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan dasar dan

menengah atau perguruan tingi yang memuat materi pembelajaran dalam

rangka peningkatan keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, dan

kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan

kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis

dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.16

Dari ulasan berbagai pendapat diatas maka dapat diambil kesimpulan

bahwa buku teks adalah buku yang berisi tentang uraian materi pelajaran

tertentu, yang disusun secara sitematis berdasarkan kurikulum tertentu

dan telah melalui seleksi berdasarkan tujuan pembelajaran, orientasi

pembelajran, serta mengacu pada perkembangan peserta didik.

2. Pendidikan Agama Islam

Adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk

sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan

ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata

16 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Pasal 1(3) Tentang Buku Teks .

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

pelajaran pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.17 Sedangkan PAI

menurut Chabib Toha adalah sebutan yang diberikan pada suatu mata

pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa muslim dalam menyelesaikan

pendidikannya pada tingkatan tertentu.18

Dalam konteks ini buku teks PAI dan Budi Pekerti adalah buku yang berisi

tentang uraian materi PAI dan Budi Pekerti yang memberikan pengetahuan

serta membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam

mengamalkan ajaran agamanya, disiusun secara sitematis berdasarkan

kurikulum tertentu dan telah melalui seleksi berdasrkan tujuan pembelajaran,

orientasi pembelajaran, serta mengacu pada perkembangan peserta didik.

3. Karakteristik Buku Teks

Secara umum, buku teks adalah karya tulis ilmiah, oleh karena itu, isi,

sajian, dan format buku teks sama dengan karya tulis ilmiah pada umumnya.

Berikut ulasannya:19

a. Dari segi isi, buku teks berisi serangkaian pengetahuan atau informasi

yang bisa dipertangung jawabkan secara ilmuah. Pada dasarnya buku teks

tidak semua orang bisa membuat dikarenakan buku teks adalah buku yang

telah diseleksi secara mendalam kualitasnya.

17 PP No 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan. 18 Chabib Toha, dkk, Metodologi Pengajaran Agama, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 1999) hal 4 19 Masnur Muslich, text book Writing,,, hal 6o

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

b. Dari segi sajian, materi yang ada pada buku teks dilakukan dengan

mengunakan pola penalaran, sebagaimana pola penalaran dalam karya

ilmiah, yaitu penalaran induktif, detuktif, atau campuran.

c. Dari segi format, buku teks menganut konvensi buku ilmiah, baik dari pola

penulisan, pola pengutipan, pola pembagian, maupun pola

pembahasannya.

Selain ciri-ciri umum tersebut, buku teks mempunyai ciri khusus yang

berbeda dengan buku ilmiah yang lain, berikut ciri-cirinya:20

a. Buku teks disusun berdasarkan kurikulum pendidikan

Pesan kurikulum pendidikan bisa diarahkan kepada landasan dasar,

pendekatan, strategi, struktur program, dan langkah-langkah

b. Buku teks mefokuskan pada tujuan tertentu

Sajian bahan yang terdapat pada buku teks harus mengarah pada tujuan

tertentu. Dalam hal ini sajian buku PAI dan Budi Pekerti untuk

mengembangkan pengetahuan keagamaan peserta didik.

c. Buku teks menyajikan bidang pelajaran tertentu

Buku teks dikemas untuk pelajaran tertentu. Bahkan kemasan buku teks

diarahkan kepada kelas atau jenjang tertentu, hal ini menunjukkan tidak

akan ada buku teks yang cocok untuk dipakai di semua kelas atau semua

jenjang pendidikan.

d. Buku teks berorientasi kepada kegiatan belajar siswa

20 Ibid hal 61-62

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

Penyajian bahan dalam buku teks diarahkan kepda kegiatan belajar siswa.

Dengan membaca buku teks siswa dapat mengetahui dan melakukan

serangkaian kegiatan pembelajaran, baik pencapaian tujuan pembelajaran,

pemahaman, keterampilan, maupun sikap.

e. Buku teks dapat mengarahkan kegiatan mengajar guru di kelas

Sebagai sarana pembelajaran, buku teks dapat memperlancar kegiatan

pembelajaran dengan mengarahkan guru dalam penyampaian, penyajian

materi, dan melakukan tugas-tugas pengajaran dalam kelas.

f. Pola sajian buku teks disesuaikan dengan perkembanagan intelektual siswa

Pola penyajian buku dianggap sesuai dengan perkembangan intelektual

siswa apabila memenuhi kriteria sebagai berikut a) berpijak pada

pengetahuan dan pengalaman siswa, b) berpijak pada pola pikir siswa, c)

berpijak pada kebutuhan siswa, d) berpijak kepada daya respon siswa, e)

berpijak pada kemempuan bahasa siswa.

g. Gaya sajian buku teks dapat memunculkan kreativitas siswa dalam belajar

Agar gaya sajian buku teks dapat memunculkan kreativitas siswa dalam

belajar, gaya sajian buku teks PAI dan Budi Pekerti hendaknya, a) dapat

mendorong siswa untuk berpikir, b) dapat mendorong siswa untuk berbuat

dan mencoba, c) dapat mendorong siswa untuk menilai dan bersikap, d)

dapat membiasakan siswa untuk menciptakan sesuatu (produk).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

4. Penilaian kelayakan Buku Teks PAI dan Budi Pekerti

Buku pelajaran digunakan sebagai acuan wajib oleh guru dan siswa

dalam pembelajaran. Menurut Muslich buku teks yang berkualitas wajib

memenuhi empat unsur kelayakan yaitu kelayakan isi, kelayakan penyajian,

kelayakan kebahasaan, dan kelayakan kegrafikan.21

Dalam hal kelayakan isi ada tiga indikator yaitu 1) kesesuaian uraian

materi dengan standar kompetensi yang terdapat dalam kurikulum mata

pelajaran yang bersangkutan. 2) keakuratan materi. 3) materi pendukung

pembelajaran.22 Berdsarkan ulasan diatas analisis buku teks harus disesuaikan

antara materi dengan KI dan KD yang berkaitan dengan kelengkapan materi,

keluasan materi, dan kedalaman materi. Keakuratan materi berkaitan dengan

keakuratan konsep dan definisi. Materi pendukung pembelajaran berkaitan

dengan kesesuaian perkembangan ilmu dan teknologi serta memiliki

kemenarikan materi .

Dalam hal kelayakan penyajian, ada tiga indikator yang dinilai,

yaitu: 1) teknik penyajian. 2) penyajian pembelajaran. 3) kelengkapan

21 Masnur Muslich, text book Writing,, hal 292-313 22 Ibid, hal 292

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32

penyajian.23 Dalam teknik penyajian harus dikaitkan dengan sitematika

penyajian, keruntutan penyajian, dan keseimbangan antar bab.

Dalam hal kelayakan kebahsaan ada tiga indikator yang dinilai, yaitu:

1) kesesuaian pemakaian bahasa dengan tingkat perkembangan siswa. 2)

pemakaian bahasa yang komunikatif. 3) pemakaian bahasa yang memenuhi

syarat keruntutan dan keterpaduan alur pikir.24

Ada tiga faktor dalam penilaian kegrafikan, yaitu : 1) ukuran buku. 2)

desain kulit buku. 3) desain isi buku.

Penilaian kelayakan isi buku PAI dan Budi Pekerti bedasarkan konsep

kurikulum 2013 sebagaiamana yang telah disampaikan oleh Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP) mencakup berbagai dimensi sebagai berikut:25

1. Dimensi Sikap Spiritual (KI-1)

a) Ajakan untuk menghayati Agama yang dianutnya

b) Ajakan mengamalkan Agama yang dianutnya

2. Dimensi sikap Sosial (KI-2)

a) Kecakapan personal

b) Kecakapan sosial

3. Dimensi Pengetahuan (KI-3)

a) Cakupan materi

(1) Kelengkapan materi

23 Ibid hal 297 24 Ibid hal 303 25 Dikutip dari http//bsnp-indonesia.org/id/?p, Standar Isi, jam 05 00 WIB, tanggal 14/1/16

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33

(2) Keluasan materi.

(3) Kedalaman materi

b) Kekuatan Materi

(1) Akurasi Konsep

(2) Akurasi teori

(3) Akurasi metode prosedur

c) Kemutakahiran dan Kontekstual

(1) Kesesuaian dengan perkembangan ilmu

(2) Menumbuhkan rasa ingin tahu dan memberi tantangan untuk belajar

lebih jauh

4. Dimensi Keterampilan (KI-4)

a) Cakupan keterampilan

b) Akuransi kegiatan

c) Aplikasi keterampilan

B. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang diterapkan oleh

pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang

telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam

masa percobaan di tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi

sekolah percobaan. Di tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di

Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

34

Kelas X dan XI. Diharapkan, pada tahun 2015 telah diterapkan di seluruh

jenjang pendidikan. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu

aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap serta perilaku.

Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi, sangat diperlukan

sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi manusia yang

berkualitas yang mampu menjawab tantangan zaman yang selalu berubah,

manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab.26 Acuan dan prinsip penyusunan

kurikulum 2013 mengacu pada pasal 36 Undang-Undang No.20 tahun 2003,

yang menyatakan bahwa penyusunan kurikulum harus memperhatikan

peningkatan iman dan takwa, peningkatan akhlak mulia, peningkatan potensi,

kecerdasan, dan minat peserta didik.

Terdapat beberapa perubahan-perubahan mendasar dari kurikulum

sebelumnya ke kurikulum 2013, yaitu : Penataan Pola Pikir; Pendalaman dan

Perluasan Materi; Penguatan Proses; dan Penyesuaian Beban. Sedangkan

elemen yang berubah antara lain : Standar Kompetensi Lulusan; Standar Isi;

Standar Proses; dan Standar Penilaian. Kurikulum 2013 menekankan pada

dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan

pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam

pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi Mengamati, Menanya,

26 Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2015) hal 87

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

35

Menalar, Mencoba, dan Membentuk Jejaring. Proses pembelajaran

menyentuh tiga ranah, yaitu : Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan. Yang

mana telah tercangkup dalam Kompetnsi Inti (KI) yang terdiri dari a)

kompetensi inti sikap spiritual, b) kompetensi inti sikap sosial, c) kompetensi

inti pengetahuan, d) kompetensi inti keterampilan.27

Proses hasil belajar menggunakan penilaian autentik (Authentic

Assessment), yaitu pengukuran yang bermakna secara signifikan antara hasil

belajar peserta didik dengan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

1. Landasan Yuridis

Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap

kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda

bangsanya, secara pedagogis kurikulum adalah rancangan pendidikan yang

memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi

dirinyadalam suatu suasan belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan

kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat

dan bangasanya, secara yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-

undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sitem

Pendidikan Nasional , Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan

peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang

27 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 Pasal 3 Nomor 3, hal 4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

36

Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

nomor 22 tahun 2006 tentang setandar isi.28

2. Landasan Filosofis

Menurut E. Mulyasa, pengembangan kurikulum 2013 secara filosofis

berlandaskan:29

a. Filosofis Pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam

pembangunan pendidikan.

b. Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai

akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat.

Pendidikan Nasioanal berfungsi mengembangkan dan membentuk

watak seta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa ( UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional). Untuk mengembangakan dan membentuk watak dan peradaban

bangsa yang bermartabat, pendidikan berfungsi mengembangkan segenap

potensi anak didik’’ menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung

28 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013; Rasional, Kerangka Dasar, Struktur, Implementasi, dan Evaluasi Kurikulum (Jakarta: Kemendikbud, 2013), hal 30. 29 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi kurikulum 2013, (Bandung: Rosydakarya, 2013). 64.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

37

jawab’’ (UU RI nomor 20 tahub 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional).30

Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional amak

pengembangan kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan

bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang. Jika hal

tersebut dapat tertanam, maka kehidupan bangsa menjadi lebih baik dan

dapat bersaing dengan bangsalain dengan dasar karakter yang telah

dimilikinya.

Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan

mengunakan apa yang diperolehnya dari pendidikan kita, mereka telah

menyelesaikan pendidikan 12 tahun dan berpartisipasi penuh sebagai

warganegara. Atas dasar pikiran itu maka konten pendidikan yang

dikembangkan dari warisan budaya dan kehidupan masa kini perlu

diarahkan untuk memberi kemampuan bagi peserta didik mengunaknnya

bagi kehidupan mas depan terutama dimana dia telah menyelesaikan

pendidikan formalnya.

3. Landasan Teoritis

Perubahan kurikulum berdasarkan standar dan teori pendidikan berbasis

kompetensi. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagain standar Standar

Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan adalah kualitas minimal

lulusan dari prestasi bangsa di masa lalu, kehidupan bangsa masa kini, dan

30 Ibid hal 33

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

38

kehidupan bangsa di masa mendatang. Dalam rencana tertulis, konten

kurikulum tersebut dikemas dalam berbagai mata pelajaran sebagai unit

organisasi konten terkecil. Dalam setiap mata prlajaran terdapat konten

spesifik yaitu pengetahuan dan konten berbagai mata pelajaran lain yaitu

sikap dan keterampilan. Secara langsung mata pelajaran menjadi sumber yang

spesifik untuk dikembangkan dalm dimensi proses suatu kurikulum.

Kurikulum dalam dimensi proses adalah realisasi ide dan rancangan

kurikulum menjadi suatu proses pembelajaran. Guru adalah tenaga

kependidikan utama yang mengembangkan ide dan rancangan tersebut

menjadi proses pembelajaran. Pemahaman guru tentang kurikulum akan

menentukan rancangan guru (Rencana Program Pembelajaran/RPP) dan

diterjemahkan ke dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Peserta didik

berhubungan langsung dengan apa yang dilakukan guru dalam kegiatan

pembelajaran dan menjadi pengalaman langsung peserta didik. Apa yang

dialami peserta didik akan menjadi hasil belajar pada dirinya dan menjadi

hasil kurikulum. Oleh karena itu proses pembelajaran harus memberikan

kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi

dirinya menjadi hasil belajar yang sama atau lebih tinggi dari yang dinyatakan

dalam Standar Kompetensi Lulusan.

Kurikulum berbasis kompetensi adalah ‘’outcomes based curriculum’’

oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian

kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

39

dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan

kurikulum diaratikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam

dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik. Karakteritik kurikulum

berbasis kompetensi adalah 1) isi atau konten adalah kompetensi yang

dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) untuk pelajaran dan dirinci

lebih lanjut ke dakam Kompetensi Dasar KD. 2) Kompetensi Inti (KI)

merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi yang harus

dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata

pelajaran. 3) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari

peserta didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu. 4) penekanan

kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan psikomotorik,

dan pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata pelajaran ditandai

oleh banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk tingkatan SD pengembangan

sikap menjadi kepedulian pertama dalam kurikulum. 5) kompetensi Inti

menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep, generalisasi , topik

atau sesuatu yang berasal dari jenis pendekatan. 6) KompetensiDasar

dikembangkan berdasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat, dan

memperkaya antar mata pelajaran, 7) proses pembelajaran didasarkan pada

upaya menguasai kompetensi pada tingkat yang memuaskan dengan

memperhataikan karaktristik konten kompetensi dimana pengetahuan adalah

konten yang bersifat tuntas. Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah

kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

40

adalah kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit dikembangkan dan

memerlukan proses pendidikan yang tidak langsung. 8) penilaian hasil belajar

mencakup sekuruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera

diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan

kompetensi pada tingkat memuaskan ( Kiteria Ketuntasan Minimal/KKM ).

4. Landasan Empiris

Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa,

potensi ekonomi, dan beragamnya kemajuan pembangunan dari satu daerah

ke daerah lain, sekecil apapun ancaman disintegrasi bangsa masih tetap ada.

Maka, kurikulum harus mampu membentuk manusia Indonesia yang mampu

menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk memajukan jati

diri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk berintegrasi

sebagai satu entitas bangsa Indonesia.31

Sementara itu, kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan

kekerasan dan kasus pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia.

Kecenderungan ini juga menimpa generasi muda, misalnya pada kasus-kasus

perkelahian massal. Walaupun belum ada kajian ilmiah bahwa kekerasan

tersebut berhulu dari kurikulum, namun beberapa ahli pendidikan dan tokoh

masyarakat menyatakan bahwa salah satu akar masalahnya adalah

implementasi kurikulum yang terlalu menekankan aspek kognitif dan

31Ibid hal 37

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

41

keterkungkungan peserta didik di ruang belajarnya dengan kegiatan yang

kurang menantang peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum perlu

direorientasi dan direorganisasi terhadap beban belajar dan kegiatan

pembelajaran yang dapat menjawab kebutuhan ini. Berbagai kasus yang

berkaitan dengan penyalahgunaan wewenang, manipulasi, termasuk masih

adanya kecurangan di dalam Ujian Nasional menunjukkan mendesaknya

upaya menumbuhkan budaya jujur dan antikorupsi melalui kegiatan

pembelajaran di dalam satuan pendidikan. Maka, kurikulum harus mampu

memandu upaya karakterisasi nilai-nilai kejujuran pada peserta didik.32

32 Ibid hal 38