bab ii metode perancangan a. analisis permasalahan · tanaman yang ada disekitar lingkungan rumah,...
TRANSCRIPT
21
BAB II
METODE PERANCANGAN
A. Analisis Permasalahan
Berdasarkan fokus permasalahan, terdapat beberapa permasalahan yang
harus diselesaikan dalam proyek perancangan karya tekstil dengan eksplorasi eco
printing dan aplikasinya untuk fesyen wanita, antara lain terkait dengan material,
teknik, jenis pakaian dan bentuk pakaian.
Dari segi material yang meliputi bahan tekstil dan jenis tanaman. Bahan
tekstil merupakan hal yang sangat penting karena merupakan faktor utama dalam
membuat suatu pakaian. Permasalahannya yaitu memilih bahan tekstil yang dapat
memaksimalkan hasil eco printing dan memenuhi kriteria dari eco fashion yang
meliputi kain harus organik dan rendah bahan kimia dalam pembuatannya. Dari
jenis tanaman permasalahannya yaitu memilih jenis tanaman yang memiliki kadar
warna yang cukup untuk proses tesktil, tumbuh banyak di Indonesia dan dapat
dengan mudah untuk dibudidayakan agar menghindari kerusakan lingkungan.
Dari segi teknik yaitu eco printing, dalam perancangan ini dipilih eco
printing dengan teknik hammering atau dipukul langsung ke permukaan kain
dengan alat pemukul, permasalahan yang muncul adalah alat pukul apa yang
cocok digunakan tanpa merusak kain dan dapat memaksimalkan proses pemindah
warna dan bentuk tanaman pada kain.
Dari segi jenis dan bentuk pakaian, permasalahannya yaitu jenis dan
pakaian yang bagaimana yang dapat mendukung dan merepresentasikan tujuan
21
22
dari gerakan slow fashion karena dalam hal ini pakaian digunakan sebagai media
untuk menyampaikan pesan.
B. Strategi Penyelesaian Masalah
Strategi yang ditempuh untuk memecahkan masalah adalah dengan
melakukan pemilihan material bahan dan pemilihan jenis tanaman menjadi hal
yang sangat penting dan harus benar-benar dipahami, karena sangat
mempengaruhi hasil nantinya. Bahan tekstil yang digunakan haruslah memenuhi
kriteria dari eco fashion yaitu berasal dari serat organik, seperti katun dan sutera.
Dalam perancangan ini bahan tekstil yang digunakan yaitu tencel yang merupakan
bahan tekstil yang berasal dari serat Eucalyptus karena memiliki daya serat warna
yang tinggi lebih tinggi dari pada katun. Sedangkan dalam pemilihan jenis
tanaman pada perancangan ini, harus sangat diperhatikan karena tanaman yang
digunakan haruslah memenuhi persyaratan proses cetak tekstil yaitu mempunyai
pigmen warna, daya serap terhadap kain baik dan memiliki perekat untuk dapat
menempel pada kain dan tanaman yang mudah untuk dibudidayakan serta tersedia
melimpah di alam agar tetap menjaga populasi dan kelestarian tanaman.
Dari segi teknik, digunakan teknik hammering atau dipukul langsung
diatas permukaan kain untuk mentransfer bentuk dan warna tanaman, maka dari
itu dipilih alat pukul yang tidak merusak kain namun hasil yang didapatkan
maksimal yaitu dengan palu besi.
Dari sisi pemilihan jenis dan bentuk pakaian harus sangat diperhatikan
karena dalam hal ini pakaian dijadikan sebagai media penyampaian pesan. Untuk
mencapai hal tersebut, dalam hal ini dipilih pakaian yang simpel dan minimalis
23
untuk menciptakan kesan yang natural dan dapat memaksimalkan dalam
pengaplikasian motif nantinya karena media yang dieksplor dapat lebih luas.
Strategi lain yang ditempuh untuk memecahkan masalah adalah dengan
melakukan pengumpulan data dari berbagai macam sumber. Data yang
dikumpulkan adalah data yang berhunungan dengan proses dari eco printing dan
material tanaman yang akan digunakan. Untuk pemecahan masalah penulis
melakukan survey, studi pustaka, wawancara, studi visual, studi bahan, studi
teknik dan proses produksi yang berhubungan dengan teknik eco printing.
Konsep perancangan tekstil dengan eco printing ini mengambil inspirasi dari
kekayaan alam yang ada di Indonesia khusunya tanaman sebagai pengembangan
motifnya menjadi hal utama yang harus dipahami. Tanaman yang dipilih haruslah
tanaman yang cocok untuk dilakukan eco printing dan yang mempunyai warna
serta karakter yang kuat yang mencirikan kekayaan alam Indonesia. Perancangan
ini difungsikan sebagai pakaian untuk wanita dimana harus memperhatikan detail
motif dan warna.
Proses produksi merupakan proses penting yang paling menentukan dalam
mewujudkan sebuah karya. Diperlukan pemahaman untuk mempersempit
kemungkinan kegagalan pada saat melakukan proses produksi. Maka dari itu
untuk memperkuat proses produksi maka butuh ujicoba dan riset, selain itu juga
dilakukan pengamatan terhadap konsumen mengenai produk yang mereka
butuhkan. Untuk mewujudkan perancangan ini ada beberapa tahapan yang harus
dilalui antara lain: menentukan jenis tanaman, menetukan Zat pewarna alam untuk
24
warna dasar, menentukan bahan material kain, menentukan jenis dan bentuk
pakaian.
C. Pengumpulan Data
Tujuan pengumpulan data untuk mendapatkan data yang konkrit yang
mendukung dalam perancangan karya. Dalam proses perancangan tekstil ini,
untuk mendapatkan produk yang baik maka diperlukan data-data yang dapat
mendukungnya. Teknik pengumpulan data yang dilakukan meliputi observasi dan
wawancara. Pengumpulan data dapat diperoleh melalui :
1. Observasi
a. Oldtjikko
Observasi penulis lakukan di salah satu laboratorium tekstil di
Bandung yang fokus menaungi pada Ethical Fashion yang beralamatkan
di Jl. Cimanuk No. 6 Bandung, Jawa Barat pada tanggal 9 Agustus 2016.
Dalam observasi ini penulis melakukan pengamatan tentang produk-
produk yang telah dihasilkan oleh Oldtjikko khususnya tentang produk
eco printing. Hasil yang didapatkan dalam observasi ini adalah berupa
hasil uji coba eco printing yang dilakukan dengan berbagai macam jenis
tanaman.
25
Berikut adalah hasil dari observasi ke Oldtjikko :
Hasil Uji Coba Oldtjikko Keterangan
Hasil eco printing dengan
menggunakan daun tanaman pare.
Hasil eco printing dengan
menggunakan daun pohon nangka.
Hasil eco printing dengan
menggunakan daun tanaman bungan
bougenfil.
Tabel 1. Hasil Eksplorasi Oleh Oldtjikko
Sumber Foto : Vitasari, 2017
26
d. Medasa
Observasi penulis lakukan pada salah satu praktisi eco printing
yaitu Ella Trimurti dengan brand-nya yaitu Medasa yang beralamatkan di
Jl. Sukabirus No. 24 Deyeuhkolot, Citeureup, Bandung pada tanggal 11
Agustus 2016. Dalam observasi ini penulis melakukan pengamatan serta
praktik langsung dalam pembuatan eco printing.
Berikut adalah hasil dari observasi ke Medasa :
Hasil Praktek di Medasa Keterangan
Uji coba eco printing dengan
tanaman yang ada disekitar
lingkungan rumah, seperti
bougenfil dan tanaman paku.
Uji coba eco printing dengan
tanaman yang ada disekitar
lingkungan rumah, seperti
bougenfil dan tanaman paku.
27
Hasil dari ujicoba eco
printing dengan
menggunakan kain sutera,
katun dan paris jepang.
Contoh haril pakaian yang
menggunakan eco printing
yang berupa ponco.
Tabel 2. Hasil Eksplorasi Oleh Medasa
Sumber Foto : Vitasari, 2017
e. Toko Encit
Observasi penulis lakukan pada salah satu fabric maker di bandung
yang mengerjakan kain organik dari serat eucalyptus yang dinamai kain
tencel yang beralamatkan di Jl. Hegarmanah Tengah No. 87 Bandung,
Jawa Barat. Dalam observasi ini penulis melakukan pengamatan dan
pengambilan sampel tentang kain tencel terkait dengan permasalahan eco
fashion dimana harus menggunakan serat organik. Kain tencel dengan
jenis euca super dan euca voille dipilih untuk digunakan dalam
perancangan.
28
Berikut adalah hasil dari observasi ke Toko Encit :
Gambar 3. Toko Encit
Sumber : https://www.instagram.com/tokoencit/
Gambar 4. Foto Kain Tencel Jenis Euca Super
Sumber : Vitasari, 2017
29
2. Wawancara
a. Oldtjikko
Wawancara penulis lakukan di salah satu laboratorium tekstil di
Bandung yang fokus menaungi pada Ethical Fashion yang beralamatkan
di Jl. Cimanuk No. 6 Bandung, Jawa Barat pada tanggal 9 Agustus 2016
dengan Nidiya Kusmaya sebagai Co-Creative di Oldtjikko. Hasil
wawancara didapatkan bahwa di Indonesia masih sedikit pelaku fesyen
yang menggunakan eco printing, eco printing merupakan teknik yang
sangat menarik karena dapat menjadi usaha dan media untuk
menyuarakan tentang kepedulian lingkungan seperti proyek penelitian
yang sedang dilakukan di Oldtjikko yaitu menggunakan limbah tanaman
sisa dari pasar bunga yang ada di Bandung sebagai material dalam eco
printing, eco printing dapat menjadi peluang pengembangan untuk masa
depan karena masih banyak yang dapat dieksplor untuk dijadikan pakaian
dan aksesoris, daan dalam prosesnya, eco printing sangat mudah dan
sederhana dan dapat dilakukan oleh semua orang.
b. Medasa
Wawancara penulis lakukan pada salah satu praktisi eco printing
yaitu Ella Trimurti dengan brand-nya yaitu Medasa yang beralamatkan di
Jl. Sukabirus No. 24 Deyeuhkolot, Citeureup, Bandung pada tanggal 11
Agustus 2016. Wawancara yang dilakukan meliputi proses eco printing
dan aplikasinya dalam bentuk pakaian. Didapatkan hasil bahwa daun
30
yang digunakan haruslah kaya akan getah dan klorofil, tidak memiliki
lapisan lilin pada daunnya dan merupakan tanaman yang mudah untuk
dibudidayakan. Untuk penguncinya dapat digunakan air perasan jeruk
nipis, cuka dan garam.
c. Balai Besar Kerajinan dan Batik
Wawancara penulis lakukan pada Balai Besar Kerajinan dan Batik
yang beralamatkan di Jl. Kusumanegara No. 7 Yogyakarta. Observasi ini
penulis melakukan observasi dan wawancara kepada Bapak Agus tentang
dampak pewarna sintesis dan penggunaan pewarna alam pada tanggal 25
Agustus 2016. Berikut adalah hasil wawancara ke Balai Besar Kerajinan
dan Batik :
1. Bahwa pada Balai Besar Kerajinan dan Batik belum pernah dilakukan
penelitian tentang eco printing karena mereka lebih mengarah kepada
penelitian yang terkait dengan aplikasi Industri.
2. Saat ini pewarna alami hampir menyaingi pewarna sintetis, karena
masyarakat Indonesia mulai sadar akan dampak pewarna sintetis.
3. Di Indonesia market pewarna alami sudah mulai banyak.
4. Kelebihan dari pewarna alam yaitu dalam penggunaannya tidak ada
sisa zat pewarna alam yang dihasilkan karena dapat digunakan
berkali-kali.
31
5. Cara ekstraksi zat pewarna alam : 1 kg zat pewarna alam direbus
dengan air 5 – 10 liter dalam waktu 1 – 2 jam, dalam pencelupan
standar minimal pencelupan yaitu 3 kali.
6. Tawas, kapur dan tunjung termasuk bahan kimia alami.
32
D. Uji Coba
Uji coba dilakukan untuk mengetahui jenis tumbuhan yang cocok untuk
digunakan dalam eco printing, bahan material yang cocok dengan
membandingkan beberapa kain, jenis mordant yang baik dengan membandingkan
beberapa mordant. Uji coba yang dilakukan meliputi uji coba eco printing, uji
coba tanaman dan uji coba pewarnaan alam dengan tujuan untuk mengetahui
material tanaman dan pewarna alam yang cocok untuk mencapai tujuan dari
perancangan ini. Proses yang dilakukan dalam uji coba meliputi mencoba
berbagai jenis tanaman dengan bentuk morfologi yang berbeda-beda, melakukan
percobaan dengan menggunakan berbagai pewarna alam seperti secang, kunyit,
mahoni, pace, tingi untuk menentukan pewarna mana yang cocok untuk
diterapkan. Berikut adalah hasil eksperimen dan uji coba :
Hasil Uji Coba Keterangan
Hasil ekperimen dengan berbagai
jenis daun, seperti : daun pepaya,
daun kelor dan daun pakis.
33
Proses penguncian dengan air
jeruk.
Proses penguncian dengan air
jeruk.
Hasil Uji coba background
dengan kayu secang.
34
Hasil uji coba dengan
menggunakan kulit kayu tingi.
Hasil ujicoba dengan pencelupan
3 kali, 5 kali, dan 10 kali.
Hasil pencelupan berbagai
macam pewarna alam untuk
dijadikan sebagai acuan
pewarnaan.
35
Hasil uji coba berbagai tanaman
untuk menentukan jenis tanaman
yang paling cocok untuk
digunakan dalam perancangan.
Hasil uji coba pewarna alam
yang digunakan sebagai warna
dasar.
36
Hasil uji coba pewarna alam
yang digunakan sebagai warna
dasar.
Hasil uji coba pewarna alam
yang digunakan sebagai warna
dasar.
37
Hasil uji coba pewarna alam
yang digunakan sebagai warna
dasar.
Tabel 3. Hasil Uji Coba
Sumber Foto : Vitasari, 2017
38
E. Gagasan Awal Perancangan
Dalam perancangan Tugas Akhir ini perancang mengambil material
tumbuhan yang banyak tumbuh dan mudah untuk dibudidayakan di Indonesia
yaitu tanaman Pepaya untuk direalisasikan dengan menggunakan eco printing.
Penggunaan background dari berbagai jenis pewarna alam yang berbeda-beda
diharapkan dapat menambah nilai visual dan estetik dari produk fesyen yang
dihasilkan nanti, seperti menggunakan secang, kunyit, pace, mahoni dan lain-lain.