bab ii manajemen bimbingan dan …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15...

34
12 BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING A. Konsep Dasar Manajemen 1. Pengertian Secara etimologi management (di Indonesia diterjemahkan sebagai “manajemen”) berasal dari kata manus(tangan) dan agree(melakukan) yang setelah digabung menjadi kata “manage” (bahasa Inggris) berarti mengurus atau “managiere” (bahasa latin) bebarti melatih. Menurut Prof. Prajudi, sebagaimana di kutip oleh Inu Kencana Syafiie menyebutkan manajemen merupakan pengendalian dan pemanfaatan dari semua faktor serta sumber daya menurut suatu perencanaan, diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja tertentu, 1 Menurut Hougton sebagaimana di kutip oleh Muthowi (1996) manajemen diartikan : ﺍﻥ ﺍﻟﻘﻮﻯ ﻭﺩﻓﻊ ﻭﺍﻟﺮﻗﺎﺑﻪ ﺍﻟﺘﻮﺟﻴﻪ ﻋﻠﻰ ﻳﻄﻠﻖ ﺍﻟﺬﻯ ﺍﻻﺻﻄﻼﺡ ﻫﻲ ﺭﺓ ﺍﻟﻌﺎ ﻣﻠﺔ ﺍﳌﻨﺸﺎﺓ ﺍﻟﻌﻤﻞ2 Manajemen menurut istilah adalah suatu aktivitas yang melibatkan proses pengarahan, pengawasan dan pengarahan segenap kemampuan untuk melakukan suatu aktivitas dalam suatu organisasi. Sementara itu, Terry mengatakan tentang pengertian manajemen sebagai penyelenggaraan usaha penyusunan dan pencapaian hasil yang diinginkan, dengan menggunakan upaya kelompok, terdiri atas penggunaan bakat-bakat dan sumber daya manusia. 3 Jadi manajemen ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber- 1 Inu Kencana Syafiie, al-Quran dan Ilmu Administrasi, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm.59-60 2 Ibrahim Ishmad Muthowi, al-Ushul al-Idariyah li al-Tarbiyah, (Riyadh : dal al-Soriq, 1996), hlm. 13 3 Kartini Kartono, Manajemen Umum Sebuah Pengantar, (Yogyakarta: BPFE, 1994), hlm. 148.

Upload: tranque

Post on 07-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

12

BAB II

MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Konsep Dasar Manajemen

1. Pengertian

Secara etimologi management (di Indonesia diterjemahkan sebagai

“manajemen”) berasal dari kata “manus” (tangan) dan “agree”

(melakukan) yang setelah digabung menjadi kata “manage” (bahasa

Inggris) berarti mengurus atau “managiere” (bahasa latin) bebarti melatih.

Menurut Prof. Prajudi, sebagaimana di kutip oleh Inu Kencana

Syafiie menyebutkan manajemen merupakan pengendalian dan

pemanfaatan dari semua faktor serta sumber daya menurut suatu

perencanaan, diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta

atau tujuan kerja tertentu,1 Menurut Hougton sebagaimana di kutip oleh

Muthowi (1996) manajemen diartikan :

رة هي االصطالح الذى يطلق على التوجيه والرقابه ودفع القوى ادإلإان 2ىل العمل ىف املنشاةإملة العا

Manajemen menurut istilah adalah suatu aktivitas yang melibatkan proses pengarahan, pengawasan dan pengarahan segenap kemampuan untuk melakukan suatu aktivitas dalam suatu organisasi.

Sementara itu, Terry mengatakan tentang pengertian manajemen

sebagai penyelenggaraan usaha penyusunan dan pencapaian hasil yang

diinginkan, dengan menggunakan upaya kelompok, terdiri atas

penggunaan bakat-bakat dan sumber daya manusia.3 Jadi manajemen ilmu

dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-

1 Inu Kencana Syafiie, al-Quran dan Ilmu Administrasi, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000),

hlm.59-60 2Ibrahim Ishmad Muthowi, al-Ushul al-Idariyah li al-Tarbiyah, (Riyadh : dal al-Soriq,

1996), hlm. 13 3 Kartini Kartono, Manajemen Umum Sebuah Pengantar, (Yogyakarta: BPFE, 1994),

hlm. 148.

Page 2: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

13

sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.

Hal tersebut menjelaskan bahwa untuk mencapai tujuan tertentu, maka kita

tidak bergerak sendiri, tetapi membutuhkan orang lain untuk bekerja sama

dengan baik.4

Manajemen juga diartikan sebagai proses merencanakan,

mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha anggota-angota

organisasi serta pendayagunaan seluruh sumber daya organisasi dalam

rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada tiga hal penting yang

perlu diperhatikan dari definisi tersebut, yaitu proses, pendayagunaan

seluruh sumber organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.

a. Proses, adalah suatu cara yang sistematik dalam mengerjakan sesuatu

manajemen sebagai suatu proses, karena semua manajer sebagaimana

juga dengan ketangkasan dan keterampilan yang khusus,

mengusahakan berbagai kegiatan yang saling berkaitan tersebut dapat

didayagunakan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.

Kegiatan tersebut meliputi merencana, mengorganisasikan, memimpin,

dan mengendalikan

b. Sumber daya suatu sekolah, meliputi dana, perlengkapan, informasi,

maupun sumber daya manusia yang masing-masing berfungsi sebagai

pemikir, perencana, pelaku serta pendukung untuk mencapai tujuan

c. Mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.5

Pada dasarnya setiap aktifitas atau kegiatan selalu mempunai tujuan yang

ingin dicapai, tujuan individu adalah untuk dapat memenuhikebutuhan-

kebutuhannya berupa materi dan nonmateri dari hasil kerjanya. Tujuan

yang ingin dicapai selalu ditetapkan dalam suatu rencana (plan), karena itu

4 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar : Pengertian dan Masalah, (Jakarta : Gunung

Agung, 1995), hlm. 3 5Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 93-95.

Page 3: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

14

hendaknya tujuan ditetapkan "jelas, realistis dan cukup menantang" untuk

diperjuangkan berdasarkan padapotensi yang dimiliki.6

2. Fungsi-fungsi Manajemen

Dalam manajemen selain penekanan, dipusatkan kepada

pencapaian fungsi-fungsi manajemen, dan hasil yang dapat diukur.

Tujuan harus diformulasikan dengan suatu ukuran yang dapat dihitung

sehingga jelas perbandingannya antara perencanaan dengan hasil yang

dicapai atas dasar perencanaan. Dengan kata lain manajemen

membutuhkan kata standar sebagai alat ukur keberhasilan.

Fungsi manajemen pada hakekatnya merupakan tugas pokok yang

harus dijalankan pimpinan dalam organisasi apapun. Mengenai macamnya

fungsi manajemen itu sendiri, ada persamaan dan perberdaan pendapat,

namun sebetulnya pendapat-pendapat tersebut saling melengkapi.

• R.D Agarwal

The management process comprises the following six functions :

1) Planning

2) Organizing

3) Staffing

4) Directing

5) Coordinating, and

6) Controlling.

• Luther Gulick

1) Planning

2) Organizing

3) Staffing

4) Directing

5) Coordinating

6) Reporting, and

7) Budgeting.

6 Malayu S.P Hasibuan, op.cit, hlm.18

Page 4: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

15

Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi :

1) Perencanaan (planning)

2) Pengorganisasian (organizing)

3) Penyiapan tenaga (staffing)

4) Pengarahan (directing)

5) Koordinasi (coordinating)

6) Permintaan laporan (reporting)

7) Pengendalian (controlling)

8) Penyempurnaan / peningkatan (improvement). 7

Dalam kenyataannya fungsi-fungsi manajemen yang sering

digunakan adalah sebagai berkut :

a. Perencanaan (Planning)

Definisi mengenai perencanaan luar biasa banyaknya

disebabkan terletak pada kenyataan bahwa kegiatan merencanakan

ditemukan dalam semua ungkapan kehidupan sehari-hari, seseorang

yang selalu tidak merencanakan segala sesuatu yang akan diperbuatnya

dianggap dengan sistematis. Setiap orang yang menyusun rencana

berarti menetapkan sejumlah langkah ke depan dalam pemikirannya,

yang harus menuju ke arah satu hasil tertentu.

Perencanaan merupakan sebuah fungsi manajemen yang

fundamental serta primer. Perencanaan meupakan landasan untuk

pelaksanaan tugas seseorang manajer. Para manajer perlu

menyelenggarakan perencanaan secara cermat sebelum mereka dapat

melaksanakan fungsi-fungsi pengorganisasian, mengaktualisasikan,

dan mengawasi secara nasional. Pengorganisasian dan perencanaan

sumber daya secara efektif hanya dapat dilaksanakan sehubungan

dengan rencana-rencana yang tetap ditetapkan.8

Merencanakan mengandung arti bahwa manajer memikirkan

dengan matang terlebih dahulu sasaran dan tindakan mereka

7 Ibnu Syamsi S.U., Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen, (Jakarta : Rineka Cipta, 1994), hlm. 60-61.

8 Winardi, Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta: Rineka Cipta, 1987), hlm. 230.

Page 5: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

16

berdasarkan perasaan rencana mengarahkan tujuan organisasi dan

menetapkan prosedur terbaik untuk mencapainya, di samping itu

rencana merupakan pedoman untuk:

1) Organisasi memperoleh dan menggunakan sumber daya yang

diperlukan untuk mencapai tujuan

2) Anggota organisasi melaksanakan aktifitas yang konsisten dengan

tujuan dan prosedur yang sudah ditetapkan, dan

3) Memonitor dan mengukur kemajuan untuk mencapai tujuan,

sehingga tindakan korektif dapat diambil bila kemajuan tidak

memuaskan.9

George R. Terry dalam Principle of Management menyatakan

bahwa perencanaan tidak lain adalah pemilihan fakta lainnya.

Kemudian membuat perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan

perumusan tindakan untuk masa yang akan datang sekiranya

diperlukan untuk mencapai hasil yang dikehendaki.10

Adapun syarat-syarat perencanaan dan rencana adalah sebagai

berikut :

1) Merumuskan dahulu masalah yang akan direncanakan sejelas-

jelasnya

2) Perencanaan harus didasarkan pada informasi, data dan fakta

3) Menetapkan beberapa alternatif dalam premisnya

4) Putuskanlah suatu keputusan yang menjadi rencana

Jika perencanaan dilakukan dengan baik maka akan dihasilkan

suatu rencana yang baik.11

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian (organizing) berarti penyusunan tugas kerja

dan tanggung jawab. G.R. Terry mengartikan pengorganisasian

9 James A. F. Stoner, Manajemen, alih bahasa Alexander Sindoro, (Jakarta: Bhuana Ilmu

Populer, t.th.), hlm. 1. 10 Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan,

(Malang: Bumi Aksara, 1990), hlm. 187. 11 Malayu S.P. Hasibuan, op.cit., hlm. 113

Page 6: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

17

sebagai kegiatan mengalokasikan seluruh pekerjaan yang harus

dilaksanakan antara kelompok kerja dan menetapkan wewenang

tertentu serta tanggung jawab masing-masing yang bertanggung jawab

untuk setiap komponen kerja dan menyediakan lingkungan kerja yang

sesuai dan cepat.12

Pengorganisasian adalah proses penentuan, pengelompokan

dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk

mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini,

menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang dengan

secara relatif didelegasikan kepada individu yang akan melakukan

aktivitas tersebut.13

Pengorganisasian adalah : 1) Penentuan sumber daya-sumber

daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi,

2) Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok

kerja yang akan dapat "membawa" hal tersebut kearah tujuan, 3)

Penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian, 4) Pendelegasian

wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk

melaksanakan tugas-tugasnya. Fungsi ini menyertakan struktur formal

di mana pekerjaan ditetapkan, dibagi dan dikoordinasikan.14

Jadi mengorganiasikan adalah proses mengatur dan

mengalokasikan pekerjaan, wewenang, dan sumber daya diantara

anggota organisasi, sehingga mereka dapat mencapai sasaran

organisasi.15

c. Pengarahan

Pengarahan (directing) berarti memelihara, menjaga, dan

memajukan organisasi melalui setiap personal, baik secara structural

maupun fungsional agar setiap kegiatannya tidak terlepas dari usaha

12 Burhanuddin, op.cit., hlm. 195 13 Malayu S.P. Hasibuan, op.cit., hlm. 41 14 T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi II, (Yogyakarta : BPFE, 1999), hlm. 24 15 James. A.F. Stoner, op.cit., hlm. 1

Page 7: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

18

mencapai tujuan.16 Pengarahan disini berfungsi agar kegiatan yang

dilakukan bersama tetap melalui jalur yang telah ditetapkan dan tidak

terjadi penyimpangan.17

Pengarahan merupakan salah satu aspek penting dalam

keseluryhan kegiatan. Berikut ini dikemukakan beberapa konsep

pengarahan. Hatch dan Steffre (1961) mengemukakan pengarahan itu

sebagai berikut :

It is phase of administration concerned with the coordination control, and stimulation of others. It is sometimes thought of as a process and identified as that phase in which commands, are give, or in whiche others are just authorized to act or stimulated to act without command.

Pengarahan sebagai suatu fase administratif yang mencakup

koordinasi, kontrol, dan stimulasi terhadap yang lain. Di satu pihak,

hal itu adakalanya dipikirkan sebagai suatu proses dan merupakan

suatu fase pemberian komando, dan pada sisi lain merupakan

wewenang dalam bertindak atau stimulasi dalam bertindak tanpa

komando.18

Dalam arti luas pengarahan adalah sebagai kegiatan pimpinan

yang berupa pemberian petunjuk yang berupa pemberian bimbingan

dan mengusahakan agar terdapat kesatuan kepentingan sehingga tujuan

bersama dapat tercapai dengan efisien.

Sehingga prinsip-prinsip pengarahan ditujukan pada :

1) Keterpaduan antara tujuan perorangan dan tujuan organisasinya,

2) Keterpaduan antara tujuan kelompok dan tujuan organisasinya,

3) Kerjasama antara pimpinan,

4) Partisipasi dalam pembuatan keputusan,

5) Pelimpahan wewenang yang cukup memadai,

6) Terjalinnya komunikasi yang efektif, dan

16 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Gunung Agung, 1981), hlm. 36 17 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung : al-Fabeta, 2000),

hlm. 58 18 Ibid., hlm. 42

Page 8: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

19

7) Pengawasan yang efektif dan efisien.19

d. Supervisi

Supervisi berasal dari bahasa Inggris "Supervision" yang terdiri

dari dua kata "super" dan "vision". Super berarti lebih, sedangkan

vision berarti melihat atau meninjau dari atas atau menilik dan menilai

dari perwujudan kegiatan dan hasil kerja bawahan.20

Dengan supervisi diharapkan adanya jaminan bahwa semua

kegiatan yang dilakukan oleh organisasi dituntun kearah pencapaian

sasaran atau target yang direncanakan. Inti dari proses ini adalah untuk

menentukan apakah suatu kegiatan mencapai hasil-hasil yang

dikehendaki atau tidak.

Dalam dunia pendidikan supervisi merupakan bantuan dari

para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan

kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya didalam

mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Beberapa dorongan,bimbingan

dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru

seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan dalam

pendidikan dan pengajaran, pemilhan alat-alat pelajaran dan metode

mengajar yang baik, cara penilaian yang sistematis terhadap fase

seluruh proses pengajaran.21

Jadi dapat disimpulkan bahwa supervisi adalah suatu aktifitas

pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai

sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.

Karena supervisi yang baik adalah mengarahkan perhatiannya kepada

dasar-dasar pendidikan dan cara-cara belajar serta perkembangannya

dalam pencapaian tujuan umum pendidikan.

Adapun tujuan dilakukan supervisi adalah perbaikan dan

perkembangan proses balajar mengajar secara total, ini berarti bahwa

19 Ibnu Syamsi, S.U, op.cit., hlm. 124-125 20 Hadari Nawawi, op.cit , hlm.103 21 Ngalim Purwanto, M.P, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 1998), hlm.76

Page 9: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

20

tujuan supervisi tidak hanya memperbaiki mutu, tatapi juga membina

pertumbuhan profesi dalam arti luas.

B. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

1. Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan

Situasi global membuat kehidupan semakin kompetitif dan

membuka peluang bagi manusia untuk mencapai status dan tingkat

kehidupan yang lebih baik. Dampak positif dari kondisi global telah

mendorong manusia untuk berfikir dan meningkatkan kemampuan.

Adapun dampak negatif dari globalisasi adalah. (a) keresahan hidup

dikalangan masyarakat yang semakin meningkat karena banyaknya

konflik, stress, kecemasan dan frustasi, (b) adanya kecenderungan

pelanggaran disiplin, kolusi dan korupsi, makin sulit diterapkannya ukuran

baik, jahat dan benar, (c) adanya ambisi kelompok yang dapat

menimbulkan konflik, tidak saja konflik psikis tapi juga konflik fisik, dan

(d) pelarian dari masalah melalui jalan pintas, yang bersifat sementara dan

adiktif seperti penggunaan obat-obatan terlarang.

Untuk menangkal dan mengatasi masalah tersebut perlu

dipersiapkan sumber daya manusia yang sehat jasmani dan rohani,

bermoral, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi secara professional,

serta dinamis, dan kreatif. Hal ini sesuai dengan visi misi pendidikan

nasional.22

Pendidikan pada umumnya selalu berintikan bimbingan, sebab

pendidikan bertujuan agar anak didik menjadi kreatif, produktif, dan

mandiri. Artinya pendidikan berupaya untuk mengembangkan individu

anak. Segala aspek peserta didik harus dikembangkan seperti intelektual,

moral, sosial, kognitif, dan emosional. Bimbingan dan konseling adalah

22 Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nur Ihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling,

(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 1

Page 10: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

21

upaya untuk membantu perkembangan aspek-aspek tersebut menjadi

optimal, harmonis dan wajar.23

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah-sekolah

lebih banyak menangani kasus-kasus peserta didik bermasalah daripada

pengembangan potensi peserta didik. Disamping itu, konsep

perkembangan optimal harus dalam keseimbangan perkembangan otak

dan agama. Karena itu aspek penting yakni agama harus mendapatkan

tempat yang layak dalam bimbingan dan konseling.

Menurut konsep Islam manusia lahir kedunia dengan dibekali

fitrah beragama sebagaimana firman Allah dalam surat ar-Rum : 30

فأقم وجهك للدين حنيفا فطرة الله التي فطر الناس عليها لا تبديل لخلق الله ذلك ولكن مالقي ينونالدلماس لا يع30: الروم ( أكثر الن(

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah24 yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.(QS. ar-Rum: 30)25

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling dimana

pengembangan potensi peserta didik menjadi sasaran utamanya, tentunya

tidak akan mengesampingkan fitrahnya yaitu fitrah beragama, karena

menurut sifat hakiki manusia adalah makhluk beragama oleh karena itu

dalam pelaksanaannya bimbingan dan konseling senantiasa

menggabungkan unsur–unsur tersebut demi pencapaian pengembangan

diri yang optimal.26

Bimbingan dan konseling dalam Islam sangat diperlukan saat ini

mengingat akhir-akhir ini telah terjadi keterasingan pada genarasi muslim,

23 Sofyan. S. Willis, Konseling Individu Teori dan Praktek, (Bandung : Alfabeta, 2004), hlm. 5

24 Fitrah Allah maksudnya : adalah ciptaan Allah, manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada manusia yang tidak beragama tauhid maka hal itu tidaklah wajar,mereka beragama tauhid itu hanyalah lantaran pengaruh lingkungan.

25 Depag RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang : Toha Putra, 1989), hlm. 645 26 Syamsu Yusuf dan Juntika Nur Ihsan, op.cit., hlm. 135

Page 11: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

22

baik keterasingan secara individu, yang berhubungan dengan kegoncangan

kepribadian dan penyakit jiwa maupun keterasingan sebagai masyarakat

Islam dengan tatanan al-Quran dan al-Sunnah. Apalagi masyarakat Islam

modern telah berusaha mengupayakan dibidang pendidikan maupun

pengajaran agar generasi muda menjadi warga Negara yang baik, yang

berlandaskan al-Quran dan Sunnah.27 seperti dijelaskan dalam surat al-

Isra’, ayat 9 dan surat asy-Syura ayat : 52.

إن هذا القرآن يهدي للتي هي أقوم ويبشر المؤمنني الذين يعملون )9: سراء اال(الصالحات أن لهم أجرا كبريا

“Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (Al-Israa’ : 9).28

وكذلك أوحينا إليك روحا من أمرنا ما كنت تدري ما الكتاب والاإلميان لكن جعلناه نورا نهدي به من نشاء من عبادنا وإنك لتهدي إلى صراط و

)52: الشوراى (مستقيم

“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki diantara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (QS. Asy-Syuura : 52)29

Allah telah memberikan wahyu pada nabi-nabi terdahulu sebagai

petunjuk bagi kaum sebelumnya, begitu juga kepada Nabi Muhammad

yang dipilih sebagai penyampai risalah al-Quran untuk menyempurnakan

terhadap kitab-kitab sebelumnya, karena al-Quran berfungsi sebagai

27 Ustman Najati, al-Quran dan Ilmu Jiwa, terj. Ahmad Rofi Utsman, (Bandung :

Pustaka, 1997), hlm. 283 28 Depag RI, op.cit, hlm. 425 29 Ibid., hlm. 791

Page 12: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

23

pembimbing bagi penganutnya kepada jalan yang lurus, memberi kabar

gembira kepada orang-orang yang beriman yang melakukan amal saleh

dan juga pemberi peringatan kepada orang-orang yang tidak mempercayai

adanya akhirat.30

Hidayah al-Quran mencakup semua kaum dan generasi tanpa batas

waktu atau tempat, dan mencakup segala macam kebajikan yang diperoleh

manusia setiap tempat dan waktu, ia juga memberi petunjuk bagi yang

paling lurus dan sempurna dalam hal hubungan antara sesama perorangan,

pemerintah, masyarakat dan juga jenis manusia. 31

Disini berarti bahwa bimbingan konseling dalam pelayanannya

dapat memasukkan nilai-nilai keagamaan (nilai-nilai keislaman) yang

dianut oleh peserta didik agar dalam perilaku sehari-harinya sejalan

dengan fitrahnya sebagai hamba Allah, dengan demikian diharapkan

peserta didik dalam mengekspresikan dirinya dan berkembang optimal

sesuai dengan tuntutan yang terdapat dalam al-Quran dan al-Sunnah.

2. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Secara etimologi kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata

“guidance” berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti

“menunjukkan, membimbing, menuntun ataupun membantu”.32 Sesuai

dengan istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai

suatu bantuan atau tuntunan.

Definisi bimbingan yang pertama dikemukakan dalam Year’s Book

of Education 1955, yang menyatakan : “Guidance is a process of helping

individual through their own effort to discover and develop their

potentialities both for personal happiness and social use fullness.”33

30 Musthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, terj. Anshori Umar Sitanggal, (Semarang

Toha Putra, 1989), hlm. 26 31 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah : Pesan Kesan dan Keserasian al-Quran, (Jakarta

: Lentera Hati, 2002), hlm. 421 32 Hallen, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Ciputat Press,2002), hlm.3 33 Ibid, hlm. 17

Page 13: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

24

Artinya bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui

usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya

agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.

Dari beberapa pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa

bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang

yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak,

remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat

mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan

memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat

dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Secara etimologi istilah konseiling berasal dari bahasa latin yaitu

“conselion” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan

“menerima” atau “memahami”. Sedangkan dalam bahasa Anglo – Saxon,

istilah konseling berasal dari “sellan” yang bearti “menyerahkan”’ atau

“menyampaikan”.34

Counseling may be defined as a professional relationship between a counselor and client, in which the counselor helps the client to understand himself and his life space in order to make meaningful and informed choiches consonant with his essential nature in those areas where choices are available to him.35

Artinya konseling di definisikan sebagai hubungan profesional di

antara konselor dan klien di mana konselor membantu klien untuk

memahami dirinya dan mengatur kehidupannya serta menginformasikan

pilihan yang sesuai dengan norma, di mana pilihan itu adalah yang sesuai

untuknya.

Konseling juga diartikan sebagai upaya bantuan yang diberikan

seorang pembimbing yang terlatih dan berpengalaman, terhadap individu-

individu yang membutuhkannya, agar individu tersebut mampu mengatasi

34 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1999), hlm. 92 35 Richard C. Nielson, Guidance and Counseling in The Elementary School, (New York:

Halt and Winston, inc, 1972), p. 8

Page 14: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

25

masalahnya dan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang

selalu berubah.36

Dengan demikian konseling adalah proses pemberian bantuan oleh

konselor kepada konselee (klien) melalui wawancara konseling dengan

tujuan agar masalah yang dialami individu tersebut dapat teratasi.

3. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling

Prinsip berasal dari akar kata prinsipia dapat diartikan sebagai

permukaan yang dengan suatu cara tertentu melahirkan hal-hal lain, yang

keberadaannya tergantung dari pemula itu.37

Prinsip merupakan paduan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan

yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dirumuskan.38

Guru pembimbing yang telah memahami secara benar dan

mendasar prinsip-prinsip dasar bimbingan konseling ini dapat

menghindarkan diri dari kesalahan dan penyimpangan-penyimpangan

dalam praktek pemberian layanan bimbingan dan konseling.39

a. Prinsip yang berkenaan dengan sasaran pelayanan

Sasaran pelayanan bimbingan konseling adalah individu-

individu baik secara perorangan maupun kelompok. Bimbingan

konseling berangkat dari prinsip bahwa setiap individu berbeda dengan

yang lain.40 Oleh karena itu sangat wajar jika setiap siswa memiliki

sifat dan keinginan yang berbeda. Berkenaan dengan prinsip tersebut

bimbingan konseling berusaha membantu mengembangkan keunikan

yang ada pada setiap individu agar dapat mencapai hasil optimal sesuai

dengan tahap perkembangan dan tujuan yang hendak diraih.

36 Sofyan S. Willis, op. cit, hlm.18 37 Hallen, op.cit., hlm. 63 38 Prayitno, op.cit., hlm. 218 39 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling

Sekolah,(Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 22 40 Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Manajemen Sekolah Direktorat Jendral

Pendidikan Dasar Menengah, Direktorat Sekolah Lanjutan Pertama, Jakarta, 2000, hlm. 123

Page 15: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

26

b. Prinsip berkenaan dengan masalah individu

Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan dan

kehidupan individu tidaklah selalu positif. Faktor-faktor yang

pengaruhnya negatif akan menimbulkan hambatan terhadap

kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu yang akhirnya

menimbulkan masalah-masalah pada individu.41 Karena bimbingan

konseling bertolak dari prinsip membantu siswa agar mereka mampu

menolong dirinya sendiri. Oleh karena itu setiap layanan bimbingan

konseling diarahkan agar yang bersangkutan semakin mampu mandiri.

c. Prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan

Bimbingan konseling adalah kegiatan pelayanan, artinya

bimbingan konseling melayani siswa dan bukan menyuruh,

konsekuensinya layanan bimbingan konseling harus disesuaikan

dengan keperluan siswa dan bukan keinginan guru atau sekolah.42

Bimbingan konseling merupakan bagian integral dari proses

pendidikan dan pengembangan individu, oleh karena itu program

bimbingan konseling harus disusun dan dipadukan sejalan dengan

program pendidikan dan pengembangan secara menyeluruh yang

disesuaikan dengan kondisi sekolah, individu, dan masyarakat.

d. Prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan layanan.

Pelaksanaan pelayanan bimbingan konseling baik bersifat

insidental maupun terprogram dimulai dengan pemahaman tentang

tujuan layanan.43 Karena itu bimbingan konseling merupakan bagian

integral pendidikan di sekolah, maka dalam kegiatannya maupun

penanganannya disesuaikan dengan program-program sekolah lainnya

dimana kesesuaian ini mencakup penyusunan program maupun

pelaksanaannya.44

41 Ibid., hlm. 220 42 Ibid., hlm. 123 43 Prayitno, op.cit., hlm. 221 44 Departemen Pendidikan Nasional, loc.cit.,

Page 16: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

27

4. Asas-asas Bimbingan Konseling

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, seharusnya ada suatu asas

atau dasar yang melandasi dilakukannya kegiatan tersebut atau dengan

kata lain ada dasar yang dijadikan dasar pertimbangan kegiatan itu.45

Pelayanan bimbingan konseling adalah pekerjaan professional sesuai

dengan makna uraian tentang pemahaman, penanganan dan penyikapan

(yang meliputi unsur-unsur kognisi, afeksi dan perlakuan). Konselor

terhadap kasus, pekerjaan professional itu harus dilaksanakan dengan

mengikuti kaidah-kaidah yang menjamin efisiensi, dan efektifitas proses

dan lainnya.

Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan konseling kaidah-

kaidah tersebut dikenal dengan asas-asas bimbingan konseling. Yang

meliputi asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian,

kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian

kasus, alih tangan kasus, dan asas tut wuri handayani. 46

a. Asas kerahasiaan

Asas kerahasiaan yaitu menuntut dirahasiakannya segenap data

dan keterangan tentang klien (peserta didik) yang menjadi sasaran

layanan.47 Asas kerahasiaan ini merupakan asas kunci dalam usaha

bimbingan konseling karena dengan adanya asas kerahasiaan ini dapat

menimbulkan rasa aman dalam diri klien. 48

b. Asas Kesukarelaan

Dalam memahami pengertian bimbingan konseling telah

dikemukakan bahwa bimbingan merupakan proses membantu

individu, perkataan membantu disini mengandung arti bahwa

bimbingan bukan suatu paksaan, oleh karena itu dalam kegiatan

45 Hallen, op.cit., hlm. 65 46 Prayitno, op.cit., hlm. 114-115. 47 Syamsu Yusuf, op.cit., hlm. 22 48 Prayitno, loc.cit.

Page 17: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

28

bimbingan konseling diperlukan adanya kerjasama yang demokratis

antara konselor atau guru pembimbing dengan kliennya.49

c. Asas Keterbukaan

Asas keterbukaan yaitu menghendaki agar peserta didik (klien)

yang menjadi sasaran layanan kegiatan bersifat terbuka dan tidak

berpura-pura, baik didalam memberikan keterangan tentang dirinya

maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang

berguna bagi pengembangan dirinya. Agar peserta didik dapat terbuka,

guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak

berpura-pura.50

d. Asas kekinian

Asas ini menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan

konseling ialah permasalahan klien (peserta didik) dalam kondisinya

sekarang, layanan yang berkenaan dengan “masa depan atau

kondisinya masa lampau pun” dilihat dampak dan atau kaitannya

dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.51

Asas kekinian juga mengandung pengertian bahwa konselor

tidak boleh menunda-nunda pemberian bantuan, dia harus

mendahulukan kepentingan klien daripada yang lain. Jika ada alasan

yang kuat untuk tidak memberikan layanan saat ini, maka semata-mata

itu dilakukan untuk kepentingan klien.52

e. Asas Kemandirian

Asas ini menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan

konseling yakni peserta didik sebagai sasaran layanan bimbingan dan

konseling diharapkan menjadi individu yang mandiri dengan ciri-ciri

mengenal, menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu

mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri.

Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan

49 Hallen, op.cit., hlm. 65. 50 Syamsu Yusuf, loc.cit. 51 Ibid., hlm. 23 52 Prayitno, op.cit., hlm. 117

Page 18: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

29

bimbingan konseling yang diselenggarakannya bagi perkembangan

kemandirian peserta didik.

f. Asas Kegiatan

Asas kegiatan yaitu menghendaki agar peserta didik (klien)

yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif didalam

penyelenggaraan layanan atau kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru

pembimbing perlu mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap

layanan atau kegiatan yang diperuntukkan baginya.53

g. Asas kedinamisan

Usaha bimbingan konseling menghendaki terjadinya pada diri

klien, yaitu perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik. Perubahan

itu tidaklah sekedar mengulang hal lama, yang bersifat monoton,

melainkan perubahan yang selalu menuju kesatu pembaruan, sesuatu

yang lebih maju, dinamis, sesuai dengan arah perkembangan klien

yang dikehendaki.54

h. Asas Keterpaduan

Asas bimbingan konseling ini menghendaki agar berbagai

layanan dan kegiatan bimbingan konseling, baik yang dilakukan oleh

guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis,

dan terpadu. Untuk ini kerjasama antara guru pembimbing dan pihak-

pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan

konseling perlu terus dikembangkan.

i. Asas kenormatifan

Pelayanan bimbingan konseling yang dilakukan hendaknya

tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku didalam

masyarakat dan lingkungan, yaitu norma-norma agama, hukum dan

peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan kebiasaan yang berlaku.

53 Ibid., hlm. 22 54 Syamsu Yusuf, loc.cit.

Page 19: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

30

j. Asas keahlian kasus

Asas ini menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan

konseling di selenggarakan atas dasar kaidah-kaidah professional.

Dalam hal ini, para pelaksanan bimbingan konseling hendaklah tenaga

yang ahli dalam bidang bimbingan konseling. Keprofesionalan guru

pembimbing harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis

layanan kegiatan bimbingan konseling maupun dalam penegakan kode

etik bimbingan konseling.

k. Asas Alih tangan kasus

Asas ini menghendaki agar pihak yang tidak mampu

menyelengga-rakan layanan bimbingan konseling secara tepat dan

tuntas, atas suatu permasalahan peserta diri (klien) mengalihtangankan

permasalahan itu kepada pihak yang telah ahli.55

l. Asas Tutwuri handayani

Asas ini menuntut agar pelayanan bimbingan konseling tidak

hanya dirasakan pada waktu tertentu klien mengalami masalah dan

menghadap kepada konselor saja. Namun diluar hubungan proses

bantuan bimbingan konseling pun hendaknya dirasakan adanya dan

manfaat pelayanan bimbingan konseling itu.56

5. Sifat dan fungsi bimbingan dan konseling

a. Pelayanan bimbingan konseling mempunyai sifat sebagai berikut :

1) Pencegahan

Layanan bimbingan bersifat mencegah artinya merupakan usaha

pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam hal ini layanan

yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dari

berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya.57

2) Penyembuhan

Sifat bimbingan konseling ini berkaitan erat dengan upaya

pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah,

55 Syamsu Yusuf, op.cit., hlm. 23 56 Dewa Ketut Sukardi, op.cit., hlm. 26 57 Syamsu Yusuf, op.cit., hlm. 16

Page 20: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

31

baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.58

Sifat ini menghasilkan keterentaskannya atau teratasinya berbagai

masalah yang dialami peserta didik.

3) Perbaikan

Sifat bimbingan konseling ini untuk memperbaiki kondisi peserta

didik dari permasalahan yang dihadapinya sehingga dapat

berkembang secara optimal. Karena walaupun pencegahan dan

pemahaman telah dilakukan, namun mungkin saja siswa masih

menghadapi masalah-masalah tertentu

4) Pemeliharaan dan pengembangan

Ini berarti bahwa layanan bimbingan konseling yang diberikan

dapat membantu para siswa dalam memelihara dan

mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah

dan berkelanjutan.59 Dan untuk menjaga terpeliharanya kondisi

individu yang sifat baik agar tetap baik.

b. Pada dasarnya bimbingan konseling dilakukan dalam bentuk upaya

pemahaman, pencegahan, pemeliharaan dan penyembuhan. Setiap

bentuk upaya tersebut mengacu kepada empat fungsi bimbingan,

yaitu :

1) Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan konseling yang akan

menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak

tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik.

2) Fungsi penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih

jurusan sekolah, jenis sekolah dan lapangan pekerjaan yang sesuai

dengan minat, bakat dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Kegiatan

fungsi penyaluran ini meliputi ketentuan untuk memantapkan

kegiatan belajar di SMA. Dalam melaksanakan fungsi guru

pembimbing atau konselor perlu bekerja sama dengan pendidik

lainnya di SMA maupun di luar SMA.

58 Ahmad Juntika Nur Ihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA,(Jakarta : Grasindo, 2005), hlm. 14

59 Dewa Ketut Sukardi, op.cit., hlm. 27

Page 21: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

32

3) Fungsi adaptasi, yaitu membantu petugas sekolah khususnya guru

untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap minat,

kemampuan dan kebutuhan para peserta didik.

4) Fungsi penyesuaian, yaitu membantu peserta didik untuk

memperoleh penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dalam

perkembangannya secara optimal. Fungsi ini dilaksanakan dalam

rangka mengidentifikasi, memahami dan memecahkan masalah.

Sesuai dengan tujuan dan fungsinya, bimbingan konseling

diarahkan kepada terselenggaranya dan terpenuhinya keperluan akan

bantuan dalam hal pendataan, informasi dan orientasi, konsultasi, dan

komunikasi kepada peserta didik dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan. Dengan demikian akan tercipta kemudahan bagi

terselenggaranya proses dan tecapainya tujuan program pendidikan di

SMA yang bersangkutan dengan lancar dan berhasil seperti yang

diharapkan.60

6. Bidang Bimbingan dan Jenis Layanan Bimbingan Konseling

Secara umum tujuan penyelenggaraan bantuan pelayanan

bimbingan dan konseling adalah berupaya membantu siswa menemukan

pribadinya, dalam hal mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya, serta

menerima dirinya secara dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih

lanjut. Lebih khusus, untuk mencapai tujuan tersebut, bidang bimbingan

mencakup seluruh upaya bantuan yang meliputi bidang bimbingan pribadi,

bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir.61

a. Bidang bimbingan pribadi, layanan bimbingan konseling ditujukan

agar siswa memiliki pemahaman diri, rasa percaya diri, harga diri, rasa

tanggung jawab, dan mampu membuat keputusan secara bijak.

b. Bidang bimbingan sosial, layanan bimbingan konseling yang ditujukan

untuk membantu siswa mengembangkan hubungan antar pribadi,

60 Ahmad Juntika Nur Ihsan dan Akur Sudianto, op.cit., hlm. 15-16 61 Dewa Ketut Sukardi, op.cit., hlm. 38

Page 22: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

33

menghormati orang lain, dan rasa tanggung jawab sosial

kemasyarakatan.

c. Bimbingan belajar, layanan bimbingan konseling ditujukan untuk

membantu siswa agar menemukan cara belajar yang efektif dan dapat

mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuan dasarnya.

d. Bidang bimbingan karier, layanan bimbingan konseling ditujukan

untuk membantu siswa mengenal ciri-ciri berbagai pekerjaan dan

profesi yang ada, serta merencanakan karier berdasarkan minat dan

kemampuannya.62

Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud

penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran

layanan, yaitu peserta didik. Jenis layanan dan kegiatan tersebut perlu

diselenggarakan sesuai dengan keempat bidang bimbingan yang telah

diuraikan terdahulu. Layanan tersebut adalah :

a. Layanan orientasi, adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk

memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan

yang baru dimasukinya.63 Layanan ini ditujukan kepada siswa baru

atau siswa pindahan untuk memahami situasi sekolah dan lingkungan

b. Layanan informasi, dimaksudkan untuk membantu siswa mendapatkan

informasi yang diperlukan. Ada informasi yang diperlukan oleh

banyak siswa sehingga layanannya dilakukan secara kelompok,

misalnya tentang kesehatan, perkembangan remaja, serta perguruan

tinggi. Tetapi juga ada yang hanya diperlukan oleh siswa tertentu

sehingga layanan diberikan secara individu.

c. Layanan pembelajaran, ditujuan untuk membantu siswa

mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan ini

dapat diberikan secara individu, misalnya bagi siswa yang memiliki

kesulitan belajar tertentu atau dapat secara kelompok jika mengalami

kesulitan yang serupa.

62 Departemen Pendidikan Nasional, op.cit., hlm. 123-124 63 Prayitno, op,cit., hlm. 255

Page 23: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

34

d. Layanan penempatan dan penyaluran, ditujukan untuk membantu

siswa dalam memperoleh kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai, serta

merencanakan pilihan jurusan di perguruan tinggi atau, lapangan kerja

yang sesuai dengan minat dan bakat serta kepribadian siswa.

e. Layanan konseling, ditujukan untuk membantu siswa secara individu,

khususnya mereka yang mengalami masalah, misalnya problem

dengan orang tua atau teman. Layanan diarahkan untuk memecahkan

masalah dan tidak untuk menyalahkan siswa. Layanan dilakukan

secara individu agar kerahasiaan masalah yang dihadapi siswa terjaga.

f. Layanan konseling kelompok, ditujukan untuk pemecahan masalah

pribadi tetapi mengena pada beberapa orang siswa, misalnya untuk

siswa yang kesulitan membayar uang sekolah.

g. Layanan bimbingan kelompok, ditujukan untuk pemecahan masalah

umum (bukan masalah pribadi), misalnya masalah ketertiban, ujian

dan sebagainya. Karena masalah bersifat umum, maka bimbingan

dilakukan secara kelompok siswa mengalami masalah tersebut.64

C. Manajemen Bimbingan dan Konseling

Bimbingan adalah alat yang ampuh dari pendidikan artinya batapapun

baiknya sistem pendidikan tanpa dijalankan bimbingan dan konseling dengan

baik maka program yang baik itu tidak ada gunanya, artinya bahwa program

pendidikan yang baik adalah yang memiliki program bimbingan secara

berancana dan realistik di sekolah. Program yang berancana dan realistik

adalah yang didasarkan kepada kebutuhan-kebutuhan peserta didik di sekolah

itu bukan atas kebutuhan para guru atau atasan dipusat. Jadi, tidak mungkin

satu program bimbingan dan konseling berlaku untuk semua sekolah di

Indonesia, mungkin ada persamaan pada garis-garis besarnya, tetapi tidak

semua aspek akan disamakan.65

64 Departemen Pendidikan Nasional, op.cit., hlm. 124-125 65 Sofyan, S. Willis, op.cit., hlm. 9.

Page 24: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

35

Kegiatan bimbingan dan konseling dapat mencapai hasil yang efektif

bilamana dari adanya program yang disusun dengan baik.66 Program yang

baik tidak akan tercipta, terselenggara dan tercapai bila tidak memiliki suatu

sistem pengelolaan (manajemen) yang bermutu, dalam arti dilakukan secara

jelas, sistematis, dan terarah.67 Agar dalam pelaksanaan program bimbingan

dan konseling di sekolah berjalan efektif di perlukan proses manajemen

sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

Dalam hubungannya dengan perencanaan program layanan

bimbingan dan konseling di sekolah, maka ada beberapa aspek kegiatan

penting yang perlu dilakukan yaitu:

a. Analisis kebutuhan dan permasalahan peserta didik,

b. Penentuan tujuan program layanan bimbingan yang hendak dicapai,

c. Analisis situasi dan kondisi di sekolah,

d. Penentuan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan,

e. Penetapan metode dan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan,

f. Penetapan personel-personel yang akan melaksanakan kegiatan-

kegiatan yang telah ditetapkan,

g. Persiapan fasilitas dan biaya pelaksanaan kegiatan-kegiatan bimbingan

yang direncanakan, serta

h. Perkiraan tentang hambatan-hambatan yang akan ditemui dan usaha-

usaha-usaha apa yang akan dilakukan dalam mengatasi hambatan-

hambatan.68

Program layanan bimbingan di SMA hendaknya lebih lengkap dan

luas cakupannya dibandingkan dengan program layanan di jenjang

pendidikan di bawahnya. Pada jenjang SMA peserta didik berada dalam

masa remaja, usia mereka berada pada masa transisi, kehidupan kanak-

kanaknya sudah ditinggalkan. Namun, kehidupan sebagai orang dewasa

belum mapan. Dengan demikian, mereka berada di daerah marginal yaitu

66 Ibid, hlm. 21. 67 Ahmad Juntika Nurihsan, op.cit., hlm. 39. 68 Ibid., hlm. 40.

Page 25: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

36

daerah kabur. Akibatnya mereka kehilangan identitas, dan berusaha

mencari identitas kembali dengan berbagai cara dan gayanya, kadang-

kadang pola berpikir berperasaan, dan perilakunya menyimpang dari pola

kehidupan anak-anak ataupun orang dewasa.

Dengan demikian, program bimbingan dan konseling di SMA

hendaknya dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi

peserta didik sehingga mereka dapat mencapai tugas-tugas

perkembangannya. Oleh sebab itu, program bimbingan di SMA hendaknya

beorientasi kepada:

a. Hubungan muda-mudi/hubungan sosial,

b. Pemberian informasi pendidikan dan jabatan,

c. Bimbingan dan konseling.69

Yang juga harus diperhatikan dalam merencanakan program

bimbingan dan konseling adalah faktor waktu, dalam perencanaan

program bimbingan dan konseling, guru pembimbing harus dapat

mengatur waktu untuk menyusun, melaksanakan, menilai, menganaliasis,

dan menindaklanjuti program kegiatan bimbingan dan konseling dengan

memperhatikkan:

a. Semua jenis program bimbingan dan konseling (tahunan, semester,

bulanan, mingguan, dan harian),

b. Kontak langsung dengan siswa yang dilayani,

c. Kegiatan bimbingan dan konseling tidak merugikan waktu belajar di

sekolah,

d. Kegiatan bimbingan dan konseling di luar jam sekolah dapat sampai

50 %.

Di samping itu, guru pembimbing dalam merencanakan program

bimbingan dan konseling harus mampu membuat jadwal kegiatan

bimbingan dan konseling di dalam dan di luar jam belajar sekolah, dan

sekolah agar mengusahakan ada waktu tertentu di dalam jam pelajaran

69 Soetjipto dan Raflis Kosasi, op.cit., hlm. 99-100.

Page 26: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

37

sekolah untuk kegiatan bimbingan.70 Dengan adanya perencanaan yan

tersusun dengan baik di harapkan bahwa program yang akan di laksanakan

menjadi sistematis.

2. Pengorganisasian

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab

II pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulai, sehat, ilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratif serta bertanggung jawab.71

Mengingat luasnya tujuan bimbingan bagi para peserta didik, tidak

dapat dibantah bahwa kepala sekolah dan guru-guru memiliki peranan

yang amat besar dibidang bimbingan dan konseling, secara garis besarnya

peranan kepala sekolah adalah mengkoordinir keberhasilan bimbingan dan

konseling disamping kegiatan administrasi dan kurikulum. Sedangkan

guru-guru adalah berperan sebagai pembimbing, artinya dalam pendekatan

kepada siswa harus manusiawi, religius, bersahabat, ramah, mendorong

kreatif, jujur dan asli, memahami, tidak menilai, dan menghargai tanpa

syarat, bukan membuat siswa pasif.72

Personel dan tugas yang berkaitan dengan kegiatan layanan

bimbingan dan konseling di sekolah, adalah sebagai berikut:

a. Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai penanggung jawab kegiatan

pendidikan, yang meliputi kegiatan pelajaran, pelatihan dan bimbingan

di sekolah bertugas.

70 Ahmad Juntika Nurikhsan dan Akur Sudianto, Manajemen Bimbingan dan Konseling

di SMA, op.cit., hlm. 28-29. 71 UU RI. No. 20 Tahun 2003, Sisdiknas, (Bandung : Citra Umbara, 2003). hlm. 7 72 Sofyan S. Willis, op.cit., hlm. 29

Page 27: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

38

1) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan, yang meliputi

kegiatan pengajaran, pelatihan dan bimbingan.

2) Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang

diperlukan dalam kegiatan bimbingan dan konseling

3) Memberikan kemudahan bagi telaksanakannya program bimbingan

dan konseling

4) Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan

konseling

5) Menetapkan koorninasi guru pembimbing yang bertanggung jawab

atas koordinasi pelaksanaan bimbingan dan konseling berdasarkan

kesepakatan bersama guru pembimbing.

6) Mengadakan kerja sama dengan instansi lain yang terkait dalam

pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling

7) Melaksanakan bimbingan dan konseling minimal 40 siswa, bagi

kepala sekolah yang berlatar belakang bimbingan dan konseling.73

b. Koordinasi Guru Pembimbing

Tugas-tugas koordinasi guru pembimbing dapat dirinci sebagai

berikut :

1) Mengkoordinasikan para guru pembimbing dalam :

a) Memasyaratkan pelayanan bimbingan,

b) Menyusun program,

c) Melaksanakan program,

d) Mengadministrasi kegiatan bimbingan,

e) Menilai program

f) Mengadakan tindak lanjut;

2) Membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan

terpenuhinya tenaga, sarana dan prasarana;

3) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan

kepada kepala sekolah

73 Achmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, op.cit., hlm. 31-32

Page 28: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

39

c. Guru pembimbing

Adapun tugas guru pembimbing adalah :

1) Memasyaratkan kegiatan bimbingan,

2) Merencanakan program bimbingan,

3) Pelaksanaan persiapan kegiatan bimbingan,

4) Melaksanakan layanan bimbingan terhadap sejumlah siswa yang

menjadi tanggung jawabnya.

5) Melaksanakan kegiatan penunjang bimbingan,

6) Menilai proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan,

7) Menganalisis hasil penilaian,

8) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian,

9) Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling, dan

10) Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator

guru pembimbing.74

d. Guru mata pelajaran

Sebagai personel, guru mata pelajaran mempunyai tugas yang penting

dalam aktivitas bimbingan, yaitu :

1) Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan kepada siswa

2) Melakukan kerja sama dengan guru pembimbing dalam

mengidentifikasi siswa yang memerlukan bimbingan

3) Mengalihtangankan siswa yang memerlukan bimbingan kepada

guru pembimbing

4) Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan (program

perbaikan dan program pengayaan)

5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan

bimbingan dari guru pembimbing

6) Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam

rangka penilaian layanan bimbingan

7) Ikut serta dalam program layanan bimbingan75

74 Achmad Juntika Nurihsan, op.cit., hlm. 47-48 75 Achmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, op.cit., hlm. 33-34

Page 29: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

40

Terlepas dari peranan personel pendidikan lain di sekolah, guru

mempunyai peranan amat penting dalam pelaksanaan bimbingan di

sekolah. Hal ini disebabkan oleh posisi guru yang memungkinkannya

bergaul lebih banyak dengan siswa sehingga mempunyai kesempatan

tatap muka lebih banyak dibandingkan dengan personal sekolah

lainnya itu. Oleh karenanya, guru dapat memerankan bimbingan

kepada siswa baik didalam maupun diluar kelas.76

3. Pelaksanaan Program

SK Menpan No. 84/1993 Pasal 4 menegaskan bahwa tugas pokok

guru pembimbing adalah “menyusun program bimbingan, melaksanakan

program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil

pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan

terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. Unsur-unsur

utama yang terdapat di dalam tugas pokok guru pembimbing meliputi

bidang-bidang bimbingan. (b) jenis layanan bimbingan dan konseling. (c)

jenis-jenis kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, (d) tahapan

pelaksanaan program bimbingan dan konseling, (e) jumlah peserta didik

yang menjadi tanggung jawab guru pembimbing untuk memperoleh

pelayanan.77

Untuk melaksanakan program bimbingan dan konseling di sekolah,

konselor beserta personel lainnya perlu memperhatikan komponen

kegiatan sebagai berikut :

a. Komponen Pemrosesan Data

Kegiatan layanan bimbingan dan konseling meliputi beberapa

aspek, yaitu : (1) pengumpulan data, (2) pengklasifikasian, (3)

pendokumentasian, (4) penyimpanan, (5) penyediaan data yang

diperlukan, dan (6) penafsiran. Data yang yang perlu diproses adalah

data tentang keadaan siswa di sekolah, yang meliputi : kemampuan

skolastik (bakat khusus, hasil belajar, kepribadian, intelegensi, riwayat

76 Soetjito dan Raflis Kosasi, op.cit., hlm. 113 77 Achmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, op.cit., hlm. 34

Page 30: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

41

pendidikan), cita-cita, hubungan sosial, minat terhadap mata pelajaran,

kebiasaan belajar, kesehatan fisik, pekerjaan orang tua dan keadaan

keluarga.

b. Komponen kegiatan pemberian informasi

Komponen ini terdiri dari, pemberian orientasi kehidupan

sekolah kepada siswa baru, pemberian informasi tentang program studi

kepada siswa yang dipandang memerlukannya. Pemberian informasi

jabatan kepada siswa yang diperkirakan tidak dapat melanjutkan ke

jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan pemberian informasi

pendidikan lanjutan.

c. Komponen kegiatan konseling

Konseling dilakukan terhadap siswa yang mengalami masalah

yang sifatnya lebih pribadi. Jika ada masalah yang tidak dapat di atasi

oleh petugas yang bersangkutan, perlu dialihtangankan kepada pihak

lain yang lebih ahli.

d. Komponen pelaksana

Pelaksana jenis kegiatan tersebut adalah konselor sekolah,

konselor bersama guru bidang studi dan juga kepala sekolah sesuai

dengan fungsi dan peranannya masing-masing.

e. Komponen metode / alat

Alat yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan yang telah

direncanakan itu dapat berupa tes psikologis, tes hasil belajar,

dokumen, angket, kartu pribadi, dan lain sebagainya. f. Komponen waktu kegiatan

Jadwal kegiatan layanan dapat dilakukan pada awal tahun

ajaran, secara periodik, bilamana perlu (insidental), akhir masa

sekolah, awal semester atau waktu lain tergantung dari jenis atau

macam kegiatan.

Page 31: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

42

g. Komponen sumber data

Data yang diperlukan dapat diperoleh dari siswa yang

bersangkutan, guru, orang tua, teman-teman siswa, sekolah,

masyarakat maupun instansi.78

Program bimbingan yang telah direncanakan atau disusun

dilaksanakan melalui :

1) Persiapan pelaksanaan :

a) Persiapan fisik (tempat dan perabot), perangkat keras,

b) Persiapan bahan, perangkat lunak,

c) Persiapan personel,

d) Persiapan keterampilan menerapkan atau menggunakan

metode, teknik khusus, media dan alat.

e) Persiapan administrasi

2) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana

a) Penerapan metode, teknik khusus, media dan alat,

b) Penyampaian bahan, pemanfaatan sumber alam

c) Pengaktifan nara sumber

d) Efisiensi waktu

e) Administrasi pelaksana.79

4. Pengarahan, supervisi dan penilaian kegiatan bimbingan dan konseling.

Dalam pengalaman kegiatan bimbingan, koordinasi sebagai

pemimpin lembaga atau unit bimbingan hendaknya memiliki sifat-sifat

kepemimpinan yang baik yang dapat memungkinkan terciptanya suatu

komunikasi yang baik dengan seluruh staf yang ada.80

Kata “pemimpin” disini mempunyai arti : memberikan bimbingan,

menuntun, mengarahkan dan berjalan di depan (precede). Sedangkan

kepemimpinan adalah satu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan,

78 Soetjipto, op.cit., hlm. 105-107 79 Achmad Juntika Nurishsan dan Akur Sudiarto, op.cit., hlm. 35. 80 Ibid., hlm. 42

Page 32: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

43

oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci

untuk menjadi seorang manajer yang efektif.81

Dalam pengarahan kegiatan bimbingan, koordinator sebagai

pemimpin lembaga atau unit bimbingan hendaknya memiliki sifat-sifat

kepemimpinan yang baik yang dapat memungkinkan terciptanya suatu

komunitas yang baik dengan seluruh staf yang ada, personel-personel yang

terlibat di dalam program, hendaknya benar-benar memiliki tanggung

jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya maupun tanggung

jawab terhadap yang lain, serta memiliki moral yang stabil.

Adapun pentingnya pengarahan dalam program bimbingan

adalah :

1) Untuk menciptakan suatu koordinasi dan komunikasi dengan seluruh

staf bimbingan yang ada.

2) Untuk mendorong staf bimbingan dalam melaksanakan tugas-

tugasnya, dan

3) Memungkinkan kelancaran dan efektivitas pelaksanaan program yang

telah direncanakan.82

Supervisi merupakan salah satu tahap penting dalam manejemen

program bimbingan. Berkenaan dengan supervisi ini, Stephen Robbins

(1978) mengemukakan : “Supervision is traditionally use to refer to the

activity of immediately directing the activities of subordinates”.

Menurut Crow dan Crow (1962) berpendapat bahwa dalam

kegiatan supervisi bimbingan, supervisor hendaknya menerima saran-

saran para konselor dalam hubungannya dengan permasalahan-

permasalahan perubahan dan pengembangan kurikulum, penyesuaian

kurikulum bagi peserta didik, memasukkan kegiatan-kegiatan yang

bermanfaat bagi beberapa peserta didik atau semua peserta didik ke dalam

program sekolah.

81 Wahyu Sumidjo, op.cit., hlm. 104 82 Achmad Juntika Nurihsan, op.cit., hlm. 55

Page 33: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

44

Manfaat supervisi dalam program bimbingan yaitu :

1) Mengontrol kegiatan-kegiatan dan para personel bimbingan bagaimana

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mereka masing-masing.

2) Mengontrol adanya kemungkinan hambatan-hambatan yang ditemui

oleh para personel bimbingan dalam melaksanakan tugasnya masing-

masing.

3) Memungkinkan dicarinya jalan keluar terhadap hambatan-hambatan

dan permasalahan-permasalahan yang ditemui.

4) Memungkinkan terlaksananya program bimbingan secara lancar

kearah pencapaian tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan.83

Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program

bimbingan tanpa penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui dan

mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan yang telah

direncanakan. Penilaian kegiatan bimbingan di sekolah adalah segala

upaya, tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan

kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan di

sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu

sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.

Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan

pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah

mengacu pada terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan peserta didik,

penilaian diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan

layanan bimbingan yang telah dilaksanakan.84

Ada dua macam penilaian program kegiatan bimbingan, yaitu

penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses untuk mengetahui

sampai sejauh mana keefektifan layanan bimbingan dilihat dari prosesnya,

sedangkan penilaian hasil untuk memperoleh informasi keefektifan

layanan bimbingan dilihat dari hasilnya.

83 Achmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudianto, op.cit., hlm. 45 84 Achmad Juntika Nurihsan, op.cit., hlm. 57

Page 34: BAB II MANAJEMEN BIMBINGAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain...15 Dengan demikian, maka fungsi manajemen meliputi : 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian

45

Aspek yang dinilai baik proses maupun hasil antara lain :

1) Kesesuaian antara program dan pelaksanaan,

2) Keterlaksanaan program,

3) Hambatan-hambatan yang dijumpai,

4) Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar,

5) Respon siswa, personel sekolah, orang tua, dan masyarakat terhadap

layanan bimbingan

6) Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan

bimbingan, pencapaian tugas perkembangan, hasil belajar, dan

keberhasilan siswa setelah menamatkan sekolah, baik pada studi

lanjutan maupun pada kehidupannya di masyarakat.85

Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu,

kegiatan penilaian baik mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis

untuk kemudian dijadikan dasar dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan

pengembangan program layanan bimbingan dan konseling. Dengan

dilakukan penilaian secara komprehensif, jelas dan cermat maka diperoleh

data atau informasi, tentang proses dan hasil seluruh kegiatan bimbingan

dan konseling, data dan informasi ini dapat dijadikan bahan untuk

mempertanggungjawabkan akuntabilitas pelaksanaan program bimbingan

dan konseling di sekolah.

85 Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudianto, op.cit, hlm. 45