ii kajian teori 1.1 landasan teori 1.1.1 manajemen sumber...
TRANSCRIPT
II
KAJIAN TEORI
1.1 Landasan Teori
1.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan ilmu dan
seni dalam mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk encapai
tujuan tertentu, Hasibuan (2008). menurut penjelasan tersebut dijelasan
bahwa sumber daya manusia haruslah diberdayakan secara maksimal
demi kemajuan dan kelangsungan yang telah direncanakan.
Manajemen Sumber Daya Maanusia adalah suuatu kgiatan
pengelolaan yang melipui pendayagunaa, pengembangan, penilaian,
pemberian balas jasa bagi manusia sebagai individu anggota organisasi
atau perusahaan bisnis. (Samsudin, 2009:22)
Menurut Fathonis (2006:10) MSDM adalah Proses pengendalian
berdasarkan fungsi manajemen terhadap daya yang bersumber dari
manusia.
Manajemen adalah bekerjasama dengan beberapa orang dalam
organisasi dengan pelaksanaan Perencanaan (Planning),
Pengorganisasian (Organizing), penyusunan personalia atau
kepegawaian (Staffing), pengarahan dan kepemimpinan (Leading), dan
Pengawasan (Controlling), Samsudin (2010).
Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan Human Capital,
karena sumber daya manusia memberikan kontribusi terhadap
profitabilitas.Sering disebut juga sebagai modal intelektual (Intelectual
Capital), karena kemampuan dalam memberikan ide-ide cemerlang
dalam membangun organisasi.
Menurut Mathis, Jackson (2006, p3) Manajemen Sumber Daya
Manusia adalah sebuah rancangan system-sistem formal dalam sebuah
organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusi secara efektif dan
efisien guna mencapai tujua-tujuan organisasi.
Berikut beberapa pengertian dari beberapa ahli yang dikutip oleh
Kholifah U (2016):
Dessler (2003) menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia
adalah kebijakan dan cara-cara yang dipraktekkan dan berhubungan dengan
pemberdayaan manusia atau aspek-aspek sumber daya manusia dari sebuah
posisi manajemen termasuk perekrutan, seleksi, pelatihan, penghargaan dan
penilaian.
Bohlander (2010), Manajemen sumber daya manusia adalah proses
mengatur keahlian manusia untuk mencapai tujuan organisasi.
Mangkuprawira (2004), Manajemen sumber daya manusia
merupakan penerapan pendekatan sumber daya manusia dimana secara
bersama-sama terdapat tujuan yang ingin dicapai, yaitu :
1. Tujuan untuk perusahaan
2. Tujuan untuk pegawai
Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara produktivitas dengan
feddback yang didapatkan oleh para karyawan haruslah disetarakan.
Dari beberapa uraian pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa,
Manajemen sumber daya manusia adalah seni dan ilmu dalam mengatur dan
memngelola tenaga kerja dalam upaya membantu mewuujudkan tujuan
organiasi maupun perusahaan. Selain itu manajemen sumber daya manusia
juga bertujuan untuk mengelola pemberdayaan manusia yang terlibat dan
proses produksi dalam sebuah perusahaan.
1.1.2 Promosi
1.1.2.1 Pengertian Promosi Jabatan
Promosi jabatan adalah sebagai salah satu imbalan dari
perusahaan kepada para karyawan yang telah mencapai prestasi
kerja sesuai dengan batasan yang telah ditetapkan perusahaan.
Promosi kerja ini juga bisa dijadikan sebagai ajang kompetisi
bagi para karyawan agar saling menggesek satu sama lain.
Apabila karyawan melihat salah satu rekan kerjanya
mendapatkan promosi kerja dari pimpinan, maka keryawan yang
lain pun akan timbul rasa ingin mencapai dikarenakan imbalan
yang diberikan serta image serta penghormatan yang didapat
akan semakin tinggi pula.
Ada banyak pendapat dari para ahli mengenai definisi promosi
kerja ini, antara lain adalah sebagai berikut:
Hasibuan (2002), Promosi jabatan berarti perpindahan yang
memperbesar wewenang dan tanggung jawab ke jabatan yang
lebih tinggi di dalam suatu organisasi yang diikuti dengan
kewajiban, hak, status dan penghasilan yang lebih besar.
Manullung (2004), Promosi jabatan berarti kenaikan jabatan,
yakni menerima kekuasaan dan tanggung jawab lebih besar dari
kekuasaan dan tanggung jawab sebelumnya.
Nitisetimo (1996), Promosi adalah proses perpindahan
karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain yang lebih ting yang
selalu diikuti dengan tugas, tanggung jawab dan wewenang yang
lebih tinggi pula dari jabatan yang diikuti sebelumnya.
Dari beberapa pengertian yang di definisikan oleh para ahli
diatas dapat disimpulkan bahwa promosi kerja adalah salah satu
jenis perpindahan jabatan yang memiliki kelas lebih tinggi dan
sangat diharapkan oleh para karyawan. Promosi kerja ini hanya
dapat diberikan kepada para karyawan yang memenuhi
kualifikasi dan memiliki kualitas yang lebih dibandingkan
karyawan lainnya.
1.1.2.2 Tujuan Promosi
Pada dasarnya promosi jabatan adalah bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan serta kualitas karyawan demi
mencapai tujuan karir pribadi karyawan dan juga meningkatkan
produktivitas serta kualitas perusahaan. Namun ada beberapa
tujuan yang dikemukakan oleh Hasibuan (2002 : 113), antara
lain adalah sebagai berikut:
a. Untuk memberikan pengakuan, jabatan dan imbalan jasa yang
semakin besar kepada karyawan yang berprestasi kerja lebih
tinggi
b. Dapat menimbulkan kepuasan dan kebanggaan pribadi, status
sosial yang semakin tinggi, dan penghasilan yang semakin besar
c. Untuk memotivasi agar karyawan lebih semangat bekerja,
berdisiplin tinggi, dan memperbesar produktivitas kerja
d. Untuk menjamin stabilitas kepegawaian dengan direalisasikan
promosi kepada karyawan dengan dasar dan pada waktu yang
tepat serta penilaian yang jujur
e. Kesempatan promosi dapat menimbulkan keuntungan berantai
(multiplier effect) dalam perusahaan karena timbul lowongan
berantai
f. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk
mengembangkan kreatifitas dan inovasinya yang lebih baik
demi keuntungan optional perusahaan
g. Untuk menambah / memperluas pengetahuan serta pengalaman
kerja apara karyawan dan ini merupakan daya dorong bagi
karyawan lainnya
h. Untuk mengisi kekosongan jabatan karena pejabatnya berhenti.
Agar jabatan itu tidak lowong maka dipromosikan ke karyawan
yang lainnya
i. Karyawan yang dipromosikan kepada jabatan yang tepat,
semangat, kesenangan dan ketenanganya dalam bekerja semakin
meningkat sehingga produktivitas kerjanya semakin meningkat.
j. Untuk mempermudah enarikan pelamar, sebab dengan adanya
kesempatan promosi merupakan daya dorong bagi para pelamar
untuk memasukkan lamarannya
k. Promosi akan memperbaiki status karyawan dari karyawan
sementara menjadi karyawan tetap setelah lulus dari masa
percobaannya.
1.1.2.3 Dasar-Dasar Promosi
Kebijakan perusahaan dalam menetapkan peraturan bagi
promosi kerja yang terutama adalah Prestasi kerja, namun ada
hal lain yang lebih spesifik terhadap meningkatnya prestasi kerja
yang berujung pada kenaikan jabatan adalah sebagai berikut:
a. Pengalaman kerja
Pengalaman kerja sngat berpengaruh atas prestasi kerja
karyawan, hal ini dikarenakan pengalaman-pengalaman yang
telah dilewati oleh para karyawan setidaknya memberikan
banyak pembelajaran serta meningkatkan pengetahuan
karyawan tersebut pada bidangnya masing-masing, oleh karena
itu pengalaman kerja dijadikan sebagai dasar meningkatnya
karir seorang karyawan.
b. Kecakapan
Kecakapan serta ketepatan waktu dan pertanggungjawaban
karyawan yang tinggi dapat membuat pimpinan percaya atas
kerja yang dilakukan oleh karyawan, oleh karena itu perusahaan
berani untuk memberikan tanggung jawab yang lebih kepada
karyawan tersebut
1.1.3 Demosi
Demosi dijadikan factor yang mendorong karyawan untuk
selalu mempertahankan serta meningkatkan kinerja dalam
bekerja. Karena demosi ini seringkali diberikan kepada para
karyawan yang telah melampaui bata toleransi perusahaan.
Demosi juga dijadikan sebagai hukuman bagi para karyawan
agar kesalahn yang ia perbuat ataupun karyawan lain perbuat
tidak akan terulang lagi.
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memiliki
tingkat demosi yang rendah, karena karyawan yang berkualitas
juga ditmbulkan oleh kinerja manajemen perusahaan dalam
memilih, melatih serta memberdayakan karyawan yang
berkualitas. Apabila kualitas sumber daya manusia yang ada di
perusahaan memiliki kualitas yang rendah salah satunya adalah
ketidaksuksesan perusahaan dalam membina karyawan tersebut.
namun demosi ini juga dijadikan salah satu bentuk pembelajaran
bagi para karyawan untuk terus tetap meningkatkan kualitasnya
dalam bekerja.
Demosi juga adalah salah satu hal yang sangat dihindari oleh
para karyawan, karena demosi ini akan menimbulkan turunnya
status, image, jabatan serta intensif yang diberikan oleh
perusahaan.
Pemberdayaan karyawan pada setiap perusahaan adalah
sebagai pemicu semangat kerja para karyawan, untuk itu demosi
di adakan agar karyawan merasa takut akan penurunan gaji yang
akan ia dapatkan.
1.1.4 Rotasi
2.1.4.1 Definisi Rotasi
Rotasi jabatan adalah salah satu bagian dari penerapan fungsi
manajemen sumber daya manusia dalam mencapai tujuan
perusahaan ataupun bagi tujuan sumber daya manusia yang berperan
dalam perusahaan tersebut. Rotasi jabatan berfungsi sebagai salah
satu bagian dari proses pengembangan manusia yang ada dalam
sebuah perusahaan. Tak sedikit perusahaan menerapkan rotasi
jabatan ini guna mendayagunakan serta memaksimalkan
kemampuan para karyawannya.
Ada beberapa definisi rotasi jabatan yang disimpulkan oleh para
ahli, dianataranya adalah sebagai berikut:
a. sastrohadiwiryo dlaam skripsi Neni Kurniati
(2008:9) mengemukakan bahwa rotasi jabatan adalah
kegiatan ketenagakerjaan yang berhubungan dengan
proses pemindahan fungsi, tanggung jawab dan
status ketenagakerjaan tenaga kerja ke situasi tertentu
dengan tujuan agar tenaga kerja yang bersangkutan
memperoleh kepuasan kerja yang mendalam dan
dapat memberikan prestasi kerja yang semaksimal
ungkin kepada perusahaan.
b. Hariandja (2006 : 157), Rotasi jabatan adalah proses
perpindahan posisi dalam pekerjaan secara
horizontal dengan tujuan mengatasi kejenuhan dalam
bekerja dan meningkatkan pengetahuan serta
keahlian karyawan.
c. Mckenna & Beech (2000), Rotasi pekerjaan
berhubungan dengan pemindahan karyawan dengan
landasan yang sstematis untuk meperluas
pengalaman.
d. Robbins (2003) mendefinisikan rotasi sebagai
perubahan periodic pekerja dari satu tugas ke tugas
yang lainnya.
e. Hasibuan (2003 :104), Rotasi Jabatan adalah
perubahan tempat atau jabatan karyawan tetapi tetap
pada rangking yang sama di dalam sebuah
organisasi, istilah-istilah yang sama dengan rotasi
jabatan adala mutasi, pemindahan dan transfer.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat ditarik benang
merahnya yaitu rotasi jabatan merupakan perubahan atau
perpindahan jabatan dari suatu tempt ke tempat yang lain secara
horizontal atau pada rangking yang sama dengan tujuan
mengasah keahlian serta mengurangi kejenuhan karyawan
dalam bekerja.
2.1.4.2 Prinsip dan Tujuan Rotasi Jabatan
Menurut Hasibuan (2003), prinsip Rotasi jabatan adalah
merotasikan karyawan kepada posisi yang tepat dan pekerjaan
yang sesuai, agar semangat dan produktivitas kerjanya
meningkat. Dan kelanjutannya hasibuan juga berpendapat
(2003) bahwa tujuan dari rotasi jabatan adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan produktifitas kerja karyawan
b. menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan
komposisi pekerjaan atau jabatan
c. memperluas atau menambah pengetahuan karyawan
d. menghilangkan rasa jenuh atau bosan karyawan terhadap
pekerjaannya
e. memberikan perangsang agar karyawan mau berupaya
meningkatkan karier yang lebih tinggi
f. untuk melaksanakan sanksi atau hukuman atau pelanggaran-
pelanggaran yang dilakukan karyawan
g. untuk memberikan pengakuan atau imbalan terhadap prestasinya
h. sebagai alat pendorong agar spirit kerja meningkat melalui
persaingan terbuka.
Sedangkan tujuan khusus yang dikemukakan oleh Wahyudi (2002 :
167) dari pelaksanaan rotasi jabatan adalah sebagai berikut:
a. menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan jabatan yang
ada di dalam organisasi, sehingga dapat enjamin terjadinya kondisi
ketenagakerjaan yang stabil (personal stability).
b. membuka kesempatan untuk mengembangkan karir.
c. memperluas dan menambah pengetahuan
d. menghilangkan kejenuhan terhadap suatu jabatan
e. memberikan imbalan terhadap prestasi kerja
f. membuka keesempatan terjadinya persaingan dalam meningkatkan
prestasi kerja
g. sebagai pelaksanaan sanksi terhadap pelanggaran
dari beberapa pendapat para ahli diatas maka terdapat beberapa
kesamaan dan dapat ditarik kesimpulan bahwasannya tujuan utama
rotasi kerja adalah demi keseimbangan tenaga kerja dan
memberikan pembelajaran kepada seluruh karyawan agar tetap terus
meningkatkan kualitas dirinya demi karir yang ingin ia capai.
2.1.4.3 Dasar-Dasar Rotasi
Setiap perusahaan harusnya memiliki landasn-landasan serta
undang-undang yang mngatur adanya rotasi karyawannya. Hal
ini untuk dijadikan pedoman agar penempatan karyawan yang
akan di rotasi adalah sesuai (right man on the right place).
Untuk itu Hasibuan (2003 : 102) membagi dasar-dasar rotasi
jabatan menjadi tiga landasa pelaksanaan, antara lain sebagai
berikut:
a. Merrit System, yaitu perpindahan jabatan yang
didasarkan atas landasan yang bersifat ilmiah, objektif
dan hasil prestasi kerjanya. Sistem ini termasuk dasar
rotasi jabatan yang baik karena dapat meningkatkan
semangat dan disiplin karyawan sehingga
produktivitasnya meningkat.
b. Seniority System, yaitu perpindahan jabatan yang
didasarkan atas landasan masa kerja, usia dan
pengalaman kerja dari jabatan yang bersangkutan.
System ini masih kurang efektif karena semakin
seniornya seseorang dalam pekerjaan belum berarti ia
mahir ataupun dapat melakukan hal yang baru.
c. Spoil System, yaitu perpindahan jabatan yang didasarkan
atas landasan keluarga. Namun hal ini sangat tidak
efektif karena hanya didasarkan pada suka ataupun tidak
suka.
Namun ada juga pendapat Sastrohadiwiryo(2008) yang menjadi
dasar pelaksanaan Rotasi jabatan yaitu sebagai berikut:
a. Rotasi jabatan didasarkan atas kebijakan dan peraturan manajer.
b. Rotasi jabatan didasarkan atas prinsip The Right Man on The Right
Job
c. Rotasi jabatan sebagai tindakan untuk meningkatkan moral kerja
d. Rotasi jabatan sebagai media kompetisi yang rasional
e. Rotasi jabatan sebagai langkah untuk promosi jabatan bagi
karyawan
f. Rotasi jabatan dilakukan untuk mengurangi labour turnover
g. Pelaksanaan rotasi jabatan harus terkoordinasi
2.1.4.4 Cara-cara Rotasi Jabatan
Menurut Hasibuan (2003:103), terdapat dua cara
pelaksanaan rotasi jabatan yang dilakukan dalam
organisasi, antara lain:
a. Cara tidak ilmiah, yaitu dilakukan dengan :
1. Tidak didasarkan kepada norma atau standar
kriteria tertentu
2. Berorientasi semata-mata kepada masa kerja dan
ijazah bukan atas prestasi atau factor-faktor rill
3. Berorientasi kepada banyaknya anggaran yang
tersedia, bukan atas kebutuhan rill karyawan
4. Berdasarkan spoil system
b. Cara Ilmiah, yaitu dilakukan dengan :
a. Berdasarkan pada norma atau standar kriteria
tertentu, seperti analisis pekerjaan
b. Berorientasi pada kebutuhan yang rill atau nyata
c. Berorientasi pada formasi rill kepegawaian
d. Berorientasi kepada tujuan yang beraneka ragam
e. Berdasarkan objektivitas yang dapat
dipertanggungjawabkan
Dari berbagai pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
cara dalam melakukan rotasi terhadap pegawai ada dua cara yaitu dengan
cara obyektif ataupun subyektif. Namun hasil yang terbaik adalah apabila
pelaksanaan rotasi dilakukan dengn cara obyektif, tujuannya agar karyawan
terus terdorong dengan kompetisi yang ada di dalam perusahaan dan tidak
merasa ada diskriminasi di dalam perusahaannya.
2.1.4.5 Sebab dan Alasan Rotasi Jabatan
Setiap semua aktivitas di dalam sebuah perusahaan ada
sebab-sebab yang akan menimbulkan akibat, termasuk juga
terjadinya rotasi kerja dalam perusahaan. Adapun yang menjadi
sebab-sebab pelksanaan rotasi jabatan menurut Hasibuan
(2003:104) anatar lain sebagai berikut:
a. permintaan sendiri
Rotasi jabatan yang dilakukan atas permintaan sendiri oleh
aryawan ini pada umumnya dilakukan dengan alasan-alasan tertentu
dan demi kenyamanan karyawan dalam menjalankan tuganya.
Rotasi jabatan yang dilakukan atas permintaan sendiri ini haruslah
disetujui oleh atasan dan biasanya dilakukan terhadap pekerjaan atau
jabatan yang memiliki kelas , tanggung jawab serta wewenang yang
setara.
Yang menjadi alasan para karyawan yang melakukan rotasi
ini biasanya dengan alasan kesehatan, keluarga, kerjasama dan
alasan lainnya.
b. Alih Tugas Produktif (ATP)
Alih tugas produktif (ATP) adalah rotasi yang dilakukan
karena kehendak pimpinan perusahaan demi meningkatkan
produktivitas dengan menempatkan karyawan yang bersangkutan ke
jabatan ataupun pekerjaan yang sesuai dengan kecakapannya. ATP
ini didasarkan aas nilai dan prestasi kerja karyawan, apabila prestasi
kerja baik maka perusahaan akan mempromosikan karyawan
tersebut,sebaliknya apabila karyawan melanggar peraturan atau
bekerja tidak sesuai dengan prosedur perusahaan maka karyawan
tersebut akan di demosi. Namun ATP juga bisa dilakukan dengan
cara vertical atau dialih tugaskan ke jabatan yang sekelas atau yang
memiliki hak dan kewajiban yang setara.
2.1.4.6 Ruang Lingkup Rotasi Jabatan
Menurut wahyudi (2003:179), ruang lingkup Rotasi jabatan
adalah sebagai berikut:
a. Mutasi Tempat (Tour of Area), merupakan
perpindahan seorang tenaga kerja dari satu daerah ke
daerah kerja yang lain namun masih dalam jabatan
ataupun posisi pekerjaan yang setingkat.
b. Mutasi Jabatan (Tour of Duty), yaitu pemindahan
posisi karyawan dari satu jabatan ke jabatan yang
lain namun masih dalam level dan tiingkatan yang
sama serta lokasi atau unit yang sama pula.
c. Rehabilitas, yaitu pemindahan kembali posisi
karyawan pada posisinya terdahulu setelah
menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
2.1.4.7 Pengukur Rotasi Jabatan
Menurut Bambang Wahyudi (2002:109), Rotasi Jabatan
merupakan suatu mutasi personal yang dilakukan secara
horizontal tanpa menimbulkan perubahan dalam hal gaji
ataupun pangkat atau golongan dengan tujuan untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman serta untuk menghindaari
kejenuhan.
Dimensi yang dalam rotasi jabatan adalah sebagai berikut:
a. Pengalaman kerja
Hal ini dikarenakan lamanya seseorang bekerja di suatu
tempat dapat sedikit membuktikan bahwa karyawan
tersebut bisa bekerja dengan baik dalam bidangnya.
b. pengetahuan
Pengetahuan dijadikan tolak ukur perusahaan untuk
memindahkan seorang karyawan bertujuan agar
keahlian serta kemampuan karyawan tersebut akan
semakin meningkat di bidang yang belum terlalu ia
kuasai atau bahkan paling ia kuasai
c. Kebutuhan pegawai
Seringkali perusahaan memindahkan posisi jabatan
seorang karyawa pada posisi yang kosong, hal ini
bertujuan agar setiap struktur kepegawaian tidak terjadi
ketidak seimbangan. Dan segala jenis kegiatan
pergerakan perusahaan akan terasa semakin lancer
apabila semua struktur perusahaan lengkap dan
seimbang
d. tanggung jawab
Tanggung jawab pegawai juga sangat diperhatikan
ketika ingin melakukan rotasi, karena apabila seorang
pegawai tidak bertanggungjawab atas jabatan ia yang
lama maka pegawai tersebut akan diragukan terhadap
pekerjaan yang baru.
e. prestasi kerja
Prestasi kerja juga dapat menjadi tolak ukur perusahaan
dalam merotasi pegawainya. Karena apabila pegawai
tersebut lebih cocok dengan jabatan yang lebih tinggi
diukur dari prestasinya, maka perusahaan dapat
mempromosikan pegawai tersebut.
2.1.5 Mutasi
2.1.5.1 Pengerian Mutasi
Mutasi pada umumnya adalah perpindahan jabatan karyawan
dari unit satu ke unit yang lainnya, baik itu secara horizontal maupun
vertical. Namun seringkali ada beberapa karyawan yang menghindari
hal ini dengan alasan kenyamanan. Seorang karyawan yang telah
merasa nyaman dengan jabatan yang ia emban terutama lingkungan
kerja yang mendukung selama ia bekerja, maka akan terasa sedikit
berat bagi mereka untuk beradaptasi ulang dengan lingkungan yang
baru.
Ada banyak definisi dari para ahli yang mengemukakan
pendapatnya mengenai mutasi kerja ini. Adapun pendapat para ahli
mengenai mutasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menurut Nasution (1994 : 111), Mutasi adalah kegiatan
memindahkan pegawai dari unit / bagian yang kelebihan
tenaga ke unit / bagian yang kekurangan tenaga atau yang
memerlukan.
b. Hasibuan(2000:101) menyatakan bahwa mutasi adalah
perubahan posisi/ jabatan/ tempat/ pekerjaan baik secara
horizontal maupun vertical (promosi/demosi) dalam suatu
organisasi.
c. Manullung (2004 : 157) menjelaskan bahwa, perpindahan
pegawai dari satu jabatan ke jabatan yang lainnya, baik itu
sama tingkatan uang atau upahnya ataupun lebih rendah dari
uang semula.
d. Siswanto (2003 : 246), Mutasi adalah kegiatan
ketenagakerjaan yang berhubungan dengan proses
pemindahan fungsi, tanggung jawab dan status
ketanagakerjaan tenaga kerja yang bersangkutan
memperoleh kepuasan kerja yang mendalam dan dapat
memberikan prestasi kerja yang semaksimal mungkin pada
perusahaan.
2.1.5.2 Sebab-sebab Mutasi
Menurut Henry Simamora (2004 : 640) yang menjadi
penyebab dari Mutasi adalah sebagai berikut:
a. Karyawan dengan riwayat kinerja yang rendah atau perilaku
bermasalah yang tidak ingin lagi dipertahankan oleh kepala
departemennya.
b. Karena praktik penempatan karyawan yang tidak sempurna,
ketidakcocokan pekerjaan bisa saja terjadi
c. Seorang karyawan yang dapat menjadi tidak puas dengan sebuah
pekerjaan karena satu atau berbagai alasan
d. Beberapa organisasi kadang-kadang memulai transfer untuk
pngembangan karyawan yang lebih lajut
e. Perusahaan sering menjumpai perlunya reorganisasi
f. Membuat posisi-posisi tersedia dlam saluran promosi utama
g. Memuaskan hasrat pribadi karyawan
Yang dapat disimpulkan dari beberapa sebab yang tercantum
diatas adalah mutasi terjani bisa karena dua hal, yaitu berasal dari
dalam diri karyawan dan juga berasal dari kebutuhan serta keperluan
perusahaan. Berasal dari diri karyawan dalam artian kemampuan serta
keahlian dan juga ketidakcocokan karyawan atas jabatannya selama
ini dapat menghambat pekerjaan yang ia jalani atau bahkn sudah ia
lampaui. Dan yang dimaksud dari perusahaan yaitu kebijakan-
kebijakan serta kebutuhan perusahaan dalam melengkapi organisasi
tiap unit perusahaannya harus terpenuhi, selain itu reorganisasi
perusahaan pun juga dapat didukung melalui mutasi jabatan ini.
2.1.5.3 Manfaat dan Tujuan Mutasi
Mutasi jabatan dapat bermanfaat bagi efisiensi dan juga
efektivitas perusahaan karena mutasi dilakukan demi mengasah dan
menambah keahlian para karyawannya dalam bekerja. Karyawan yang
telah memiliki ilmu yang cukup tinggi diharapkan mampu membantu
perusahaan dalam mengatasi masalaah-masalah yang muncul dalam
pergerakan perusahaan serta berpartisipasi penuh dalam kemajuan
perusahaan.
Menurut Hasibuan (2007), tujuan dari Mutasi adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
b. Menciptakan keseimbangan antara kerja dengan komposisi
pekerjaan / jabatan
c. Untuk memperluas atau menambah pengetahuan karyawan
d. Untuk menghilangkan rasa bosan / jenuh karyawan terhadap
pekerjaannya
e. Untuk memberikan perangsang agar karyawan mau berupaya
meningkatkan karir yang lebih tinggi
f. Untuk pelaksanaan hukuman / sanksi atas pelanggaran yang
dilakukannya
g. Untuk memberikan pengakuan / imbalan terhadap prestasinya
h. Sebagai alat pendorong agar spirit kerja meningkat melalui
persaingan terbuka
i. Untuk tindakan pengamanan yang lebih baik
j. Untuk menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik karyawan
k. Untuk mengatasi perselisihan anatar sesama karyawan
Menurut Siagian (2001:172) melalui mutasi para karyawan dapat
memperoleh manfaat yang tidak seikit, antara lain sebaai berikut:
a. Pengalaman Baru
b. Cakrawala pandangan yang lebih luas
c. Tidak terjadi kebosanan atau kejenuhan
d. Perolehan pengetahuan dari keterampilan baru
e. Perolehn prospektif baru mengenai kehidupan organisasional
f. Persiapan untuk menghadapi tugas baru, misalnya karena promosi
g. Motivasi dan keputusan kerja yang lebih tinggi berkat tantangan dan
situasi baru yang dihadapi
2.1.6 Masa Jabatan
Lamanya karyawan bekerja di suatu perusahaan dapat mendongkrak
seberapa tinggi pengetahuannyaakan pekerjaan yang ia tekuni. Semakin
lama karyawan menjalani pekerjaannya dengan lingkungan kerja serta
tanggung jawab – tanggung jawb yang sudah menjadi kebiasaannya hingga
melekat dalam hidup karyawan tersebut maka tanpa sadar ilmu yang ia
dapatkan pun semakin banyak Karen pengalaman-pengalaman yang ia
dapatkan dalam bekerja akan menjadi pembelajaran baik itu kesalahan
ataupun prestasi.
Hasibuan (2009) menjelaskan didalam jurnal Ratmanita, dkk,
Semakin lama karyawan bekerja mereka cenderung lebih terpuaskan
dengan pekerjaan mereka, hal ini juga dapat mempengaruhi motivasi
seseorang untuk lebih mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
seorang karyawan.
2.2 Penelitian Sebelumnya
penelitan mengenai Promosi, Demosi, Mutasi dan juga Rotasi
terhadap kinerja karyawan telah banyak dilakukan oleh para peneliti-peneliti
terdahulu. Namun penelitian tersebut asih menghasilkan data yang masih memiliki
kesenjangan (gap research). Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian ini yaitu
untuk membuktikan kesenjangan yang terjadi.
Adapun penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini yaitu :
penelitian mengenai Rotasi, Mutasi dan Promosi karyawan di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Klaten yang dilakukan oleh Budi Santoso dan Agung Riyardi
menytaakan bahwa Rotasi, mutasi dan promosi sangat menentukan kinerja
karyawan karena variabel ini memiliki tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan
rasa ingin terus berprestasi dan menurnkan tingkat kejenuhan.dibuktikan dengan
hasil penelitian nya yaitu rotasi , mutasi dan promosi karyawan di kantor pelayanan
pajak pratama telah diterapkan dengan baik dan berpengaruh baik pada kinerja
karyawannya.
Hal itu juga dikuatkan dengan hasil penelitian Noor Aini P, dkk () yang
menyimpulkan bahwa penerapan Promosi dan Demosi secara serempak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan Master Kredit
Medan dan variabel Promosi berpengaruh paling dominan secara positif dan
signifikan pada prestasi kerja karyawan Master Kredit Cabang Medan.
2.3 Kerangka Pikir
Kerangka pikir adalah dugaan sementara yang digunakan untuk
menemukan permasalahan, membuat landasan teori dan menguji hipotesis-
hipotesis yang ada pada suatu penelitian.
Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini yaitu dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah konklusi sementara yang dilakukan oleh peeneliti
terhadap rumusan masalah yang ada. Berdasarkan kerangka
pemikiran diatas, maka peneliti akan mengembangkan dan menguji
penelitian ini dengan hipotesis assosiatif sebagai berikut:
2.4.5 Pengaruh Promosi, Demosi, Rotasi dan Mutasi terhadap kinerja
karyawan
promosi, demosi, rotasi dan mutasi adalah bagian dari
banyak hal yang dapat memicu kinerja karyawan. Promosi adalah
posisi dimana seorang karyawan diberikan sebuah penghargaan
atas prestasi kerja yang telah ia capai dengan berbagai hal yang
telah ia berikan pada perusahaan. Sebaliknya, demosi adalah
sebuah anksi yang diberikan perusahaan kepada karyawan yang
Promosi (X1)
Demosi (X2)
Rotasi (X3)
Mutasi (X4)
Kinerja Karyawan (Y)
Masa Jabatan (M)
tidak mengerjakan tanggungjawabnya secara benar dengan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Rotasi adalah perpindahan jabatan seorang karyawan secara
vertical yang dilakukan ditempat yang sama, namun mutasi
biasanya dilakukan pada unit yang berbeda.
keempat hal ini termasuk dalam bagian dari jenjang karir. hal ini
sama fungsinya yaitu untuk melatih dan mendorong semangat
kerja para karyawan agar tetap meningkatkan presetasi dalam
bekerja.
1. Ho : Diduga promosi, demosi, rotasi dan mutasi secara
parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja Tenaga kependidikan Universitas Mercu Buana
Yogyakarta.
Ha : Diduga promosi, demosi, rotasi dan mutasi secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
Tenaga kependidikan Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
2. Ho : Diduga promosi, demosi, rotasi dan mutasi secara
simultan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja Tenaga kependidikan Universitas Mercu Buana
Yogyakarta.
Ha : Diduga promosi, demosi, rotasi dan mutasi secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Tenaga
kependidikan Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
2.4.6 Peran Moderasi Masa Jabatan terhadap Kinerja Karyawan
1. Ho : Diduga Masa Jabatan tidak memperkuat hubungan
promosi terhadap kinerja Tenaga kependidikan Universitas
Mercu Buana Yogyakarta.
Ha : Diduga Masa Jabatan memperkuat hubungan promosi
terhadap kinerja Tenaga kependidikan Universitas Mercu
Buana Yogyakarta.
2. Ho : Diduga Masa jabatan tidak memperkuat hubungan
Demosi terhadap kinerja Tenaga kependidikan Universitas
Mercu Buana Yogyakarta.
Ha : Diduga Masa jabatan memperkuat hubungan Demosi
terhadap kinerja Tenaga kependidikan Universitas Mercu
Buana Yogyakarta.
3. Ho : Diduga Masa Jabatan tidak memperkuat hubungan
rotasi terhadap kinerja Tenaga kependidikan Universitas
Mercu Buana Yogyakarta.
Ha : Diduga Masa Jabatan memperkuat hubungan rotasi
terhadap kinerja Tenaga kependidikan Universitas Mercu
Buana Yogyakarta.
4. Ho : Diduga Masa Jabatan tidak memperkuat hubungan
Mutasi terhadap kinerja Tenaga kependidikan Universitas
Mercu Buana Yogyakarta.
Ha : Diduga Masa Jabatan tidak memperkuat hubungan
Mutasi terhadap kinerja Tenaga kependidikan Universitas
Mercu Buana Yogyakarta.