bab ii landasan teori peran orang tua...

30
13 BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA DALAM MENERAPKAN NILAI KEADILAN DI KELUARGA Dalam bab ini, penulis hendak menjabarkan beberapa pokok utama yang merupakan point pembahasan yakni: gereja, pendidikan agama Kristen, keluarga, sosialisasi dan keadilan, oleh sebab ke-lima pembahasan ini memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. 2. 1. Gereja Sebagai Persekutuan Tugas gereja yang senantiasa mengabarkan kabar sukacita melalui pemberitaan firman di mana melalui firman Tuhan tiap orang percaya dapat mengerti apa yang diajarkan oleh agama Kristen sebagai suatu hal yang tidak hanya dibaca, didengar dan direnungkan semata, melainkan juga bagaimana ajaran Kristiani harus diwujudnyatakan dalam sikap dan tindakan sebagai orang Kristen yang selalu berpedoman akan iman dalam Yesus Kristus.Gereja yang berasal dari bahasa Portugis Igreja, juga berasal dari bahasa Yunani Ekklesia atau berarti dipanggil keluar (ek= keluar; Klesia dari kata Kaleo= memanggil), sehingga memiliki arti kumpulan orang yang di panggil ke luar dunia. Gereja sebagai persekutuan orang-orang yang telah dipanggil dari kegelapan untuk masuk ke dalam kerajaan Yesus Kristus Kol 1:13, lebih dari itu gereja adalah orang- orang yang dipanggil untuk bersekutu satu sama lain dan bersekutu dengan Allah dalam Yesus Kristus. 1 L. O. Richards memandang bahwa, pada dasarnya gereja adalah tubuh Kristus di mana ada hubungan yang organis antara para anggota satu sama lain, selain itu ada saling 1 R.J Porter, Katekisasi Masa Kini, (Jakarta: Cempaka Putih, 1984), hal 148.

Upload: phamminh

Post on 27-Jun-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

13

BAB II

LANDASAN TEORI

PERAN ORANG TUA DALAM MENERAPKAN NILAI KEADILAN DI

KELUARGA

Dalam bab ini, penulis hendak menjabarkan beberapa pokok utama yang

merupakan point pembahasan yakni: gereja, pendidikan agama Kristen, keluarga,

sosialisasi dan keadilan, oleh sebab ke-lima pembahasan ini memiliki keterkaitan satu

dengan yang lainnya.

2. 1. Gereja Sebagai Persekutuan

Tugas gereja yang senantiasa mengabarkan kabar sukacita melalui pemberitaan

firman di mana melalui firman Tuhan tiap orang percaya dapat mengerti apa yang

diajarkan oleh agama Kristen sebagai suatu hal yang tidak hanya dibaca, didengar dan

direnungkan semata, melainkan juga bagaimana ajaran Kristiani harus diwujudnyatakan

dalam sikap dan tindakan sebagai orang Kristen yang selalu berpedoman akan iman

dalam Yesus Kristus.Gereja yang berasal dari bahasa Portugis Igreja, juga berasal dari

bahasa Yunani Ekklesia atau berarti dipanggil keluar (ek= keluar; Klesia dari kata Kaleo=

memanggil), sehingga memiliki arti kumpulan orang yang di panggil ke luar dunia.

Gereja sebagai persekutuan orang-orang yang telah dipanggil dari kegelapan untuk

masuk ke dalam kerajaan Yesus Kristus Kol 1:13, lebih dari itu gereja adalah orang-

orang yang dipanggil untuk bersekutu satu sama lain dan bersekutu dengan Allah dalam

Yesus Kristus.1

L. O. Richards memandang bahwa, pada dasarnya gereja adalah tubuh Kristus di

mana ada hubungan yang organis antara para anggota satu sama lain, selain itu ada saling

1R.J Porter, Katekisasi Masa Kini, (Jakarta: Cempaka Putih, 1984), hal 148.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

14

melayani, tergantung dan saling menguatkan diantara mereka. Gereja sebagai tubuh

Kristus adalah suatu persekutuan iman di mana ada unit yang terkecil mulai dari keluarga

Kristen dan kemudian jemaat lokal.Baik keluarga Kristen maupun jemaat lokal adalah

persekutuan iman dalam tubuh Kristus karenanya adalah pendidik utama.2

Sebagai persekutuan orang-orang percaya, pria-wanita, tua-muda disegala tempat

dan jaman.Gereja terpanggil untuk memberitakan injil kepada segala makhluk Mrk 16:15

yang menampakkan ke-esaan tubuh Kristus dengan rupa-rupa karunia tetapi satu roh 1

Kor 12:4 dan menjalankan pelayanan dalam kasih serta usaha menegakkan keadilan Mrk

10:45;Luk 4:18;Yoh 125:16. Secara Teologis, definisi gereja sebagai “persekutuan orang

percaya”, oleh karena yang telah mempersatukan mereka adalah kepercayaan atau

imannya kepada Allah yang menyatakan diri dalam Yesus Kristus, inilah yang kita sebut

dengan iman Kristen sebagai respons manusia terhadap Allah. Sebagai persekutuan

orang-orang yang telah diselamatkan berkat kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus,

yang telah dibenarkan kendati tetap merupakan manusia berdosa yang kesemuanya

diterima manusia melalui iman.3

Gereja sebagai persekutuan yang dikuduskan dalam kebenaran Yoh 17:17-19,

oleh karena Kristus yang adalah kepala gereja telah menguduskan gereja sebagai umat

kepunyaan-Nya yang diutus kedalam dunia Yoh 17:14-18. Allah yang menjadikan gereja

itu sebagai suatu persekutuan yang mengaku satu tubuh, satu roh dalam ikatan damai

sejahtera dengan memiliki satu harapan, satu Tuhan, satu iman Ef4:4-6. Dengan demikian

gereja itu Esa, kesaksian dihadapan dunia seperti yang terdapat dalam Yoh 17:211. Ke-

Esaan gereja sebagai Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus yang didasarkan pada

2Daniel Nuhamara, Pembimbing PAK, (Bandung: Jurnal Info Media, 2007), hal 125.

3Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994),

hal 65-66.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

15

persekutuan kasih oleh Kristus menghendaki ke-Esaan sebagai kesaksian kepada dunia

bahwa Yesus Kristus telah diutus oleh Allah dan gereja mendapat tugas untuk dapat

memberitakan pendamaian dan penyelamatan Allah bagi dunia.4Gereja yang

memilikitugas untuk memberitakan kedatangan Tuhan Yesus dengan menunjukan bentuk

kehidupan yang bermakna dan sesuai dengan maksud Allah yakni hidup dalam kasih,

oleh itu didalam Dia persekutuan jemaat bahkan kita semua menyaksikan bahwa, apa

yang diajarkan melalui kata-kata maupun tindakan-Nya adalah tentang kasih. Itulah

sebabnya Nuhamara mengutip Victor Frankl yang mengatakan bahwa pada hakikatnya

manusia adalah makhluk pencari makna will to meaning dan makna itu ditemukan dalam

kasih dengan mempraktikkannya.5Sebagai suatu persekutuan gereja tentu tidak dapat

dilepaskan dari pekerjaan Roh Kudus sebagai pemberian Allah. Pekerjaan Roh Kudus

dalam setiap pelayanan (ibadah, doa, pemberitaan firman, nyanyian,dll) dalam gereja

sebagai presupposisi dari pekerjaan-Nya dalam hidup diri anggota-anggota jemaat agar

mereka tetap dapat hidup dalam persekutuan jemaat dan memberikan sumbangan pada

persekutuan dan perkembangannya itu.6

Kata gereja yang menurut kata Yunani Kyriake Oikia, yang berarti “keluarga

Allah”, dapat dipahami bahwa gereja digambarkan sebagai keluarga Allah yang memiliki

segi umum dalam dimensi kesatuan, persekutuan, cinta kasih dan komunitas dalam

kehidupan keluarga.7Adapun ikatan antara gereja dan keluarga Kristen dengan

membentuk keluarga sebagai gereja rumah tangga. Dalam gereja rumah tangga,

hendaknya orangtua dengan perkataan maupun teladan menjadi pewarta iman pertama

4Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Dalam Kemantapan Kebersamaan Menapaki Dekade Penuh

Harapan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991), hal 89. 5Daniel Nuhamara, M.Th, Pendidikan Agama Kristen Dewasa, (Bandung: Jurnal Info Media, 2008), hal 62.

6J. L. Ch. Abineno, Roh Kudus dan Pekerjaan Nya, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982), hal 93.

7Maurice Eminyan, SJ, Teologi Keluarga, (Yogyakarta: Kanisius, 2001), hal 207.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

16

bagi anak-anaknya. Gereja rumah tangga adalah bagian dari gereja universal yang

dalamnya kehidupan dikembangkan, dipelihara dan dicintai. Yusak mengutip Bonhoeffer

yang mendefinisikan gereja sebagai persekutuan antar pribadi, yakni persekutuan yang

dibangun oleh kasih agape dengan menekankan wujud relasi aku-engkau bukan lagi

hubungan yang bersifat menuntut tetapi memberi.8 Keluarga di sini adalah sekolah cinta

kasih bagi seluruh anggota gereja. Keluarga adalah sumber cinta kasih dari kehidupan

pasangan suami-istri dan kehidupan baru yang mereka mulai dan pelihara. Tanpa gereja

rumah tangga tidak ada gereja, karena cinta kasih yang merupakan hakikat Allah di

dalam keluarga dijaga agar tetap hidup.9

2. 2. Pendidikan Agama Kristen Dalam Keluarga

Pendidikan agama Kristen merupakan proses yang tidak akanada habisnya dalam

kehidupan orang Kristen, di dalamnya terdapat suatu istilah yang terdiri dari tiga konsep

yaitu: Pendidikan, Agama dan Kristen. Pendidikan disini memiliki pengertian yang

beragam.Pendidikan merupakan pembentukan manusia ideal tertentu, pendidikan adalah

suatu kebebasan yang termasuk dalam hak asasi manusia.Manusia bukan suatu barang

jadi melainkan makhluk jadi.Justru karena manusia adalah makhluk maka ada

pendidikan10

. Nuhamara mengutip pendapat Cremin yang mendefinisikan pendidikan

sebagai usaha yang sadar dimana terdapat kesengajaan, sistematis dan berkesinambungan

untuk mewariskan, membangkitkan atau memperoleh baik pengetahuan, sikap, nilai,

keterampilan atau kepekaan, maupun hasil apapun dari usaha tersebut. Sedangkan

Whitehead mendefinisikan pendidikan sebagai bimbingan kepada individu menuju

8Yusak B. Setyawan, Hand-outs Eklesiologi Fakultas Teologi UKSW.

9Maurice Eminyan, SJ, Teologi Keluarga, (Yogyakarta: Kanisius, 2001), hal 242.

10Broto Semedi, “ Beberapa Catatan Kecil Dalam Memahami Pembaharuan Pendidikan Nasional”, Warta

Gereja, (no. 2 Tahun VI, Keb. 1980), hal 59.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

17

pemahaman dari seni kehidupan yakni, pencapaian paling lengkap dari berbagai aktifitas

yang menyatakan potensi dari makhluk hidup berhadapan dengan lingkungan

aktual.11

Apa yang menjadi tujuan dalam kata “pendidikan” itu juga merupakan dasar

dalam pelaksanaan pendidikan agama Kristen. Sedangkan kata “agama” dalam

pendidikan agama Kristen disini menunjuk pada kata sifat religious“keagamaan” yang

memiliki ke-khususannya, dan dengan kata benda education“pendidikan” ia menunjuk

pada ke-bersamaannya dengan semua pendidikan. Terdapat suatu ke-khususan dalam

pendidikan agama yang menyebabkan pendidikan agama tersebut memiliki fungsi yang

khusus dalam hubungannya dengan pendidikan umum.12

Sama halnya dengan kata

“Kristen” sebagai kata sifat dalam pendidikan agama. Jika pendidikan agama dilakukan

oleh persekutuan Kristen dan dari perspektif komunitas agama Kristen, maka istilah yang

tepat untuk menamai usaha pendidikan agama tersebut adalah “Pendidikan Agama

Kristen”Christian Religious Education”. Dengan demikian apa yang diinginkan dalam

pengajaran pendidikan agama Kristen pastinya tidakkeluar dari apa yang sudah Tuhan

kehendaki untuk diketahui terlebih dilakukan manusia dalam kehidupannya. Oleh sebab

itu, selain pendidikan ini diajarkan kepada seseorang mulai sejak usia dini, begitu juga

ketika disekolah maka dalam kehidupan gereja juga merupakan suatu hal yang penting.

Terdapat tiga pengertian dari tujuan Pendidikan Agama Kristen, yaitu:

- Aims, adalah tujuan yang diusahakan untuk dicapai pada akhirnya (secara mutlak)

atau juga disebut sebagai tujuan akhir ultimate aims.

- Goals, adalah tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu.

11

Daniel Nuhamara, Pembimbing PAK, (Bandung: Jurnal Info Media, 2007), hal 16. 12

Thomas H. Groome, Christian Religious Education, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), hal 31.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

18

- Objektif (s), adalah tujuan yang hendak dicapai dalam suatu proses belajar

mengajar dalam satu tatap muka.13

Dengan demikian maka tujuan akhir dari pendidikan secara umum maupun dalam

pendidikan agama Kristen yaitu berhubungan dengan Aims, yakni bagaimana usaha-

usaha yang dilakukan oleh pendidik dalam mencapai sebuah tujuan di masa yang akan

datang yang mempunyai hubungan dengan ke-imanan maupun kehidupan bersama Tuhan

Yesus Kristus. Groome dalam bukunya Christian Religious Education mengungkapkan

bahwa iman Kristen sebagai suatu pengalaman yang nyata mempunyai tiga dimensi yang

esensial, yakni: a. Suatu keyakinan atau kepercayaan (dimensi kognitif), b. Suatu

hubungan memercayakan diri (dimensi afektif), c. Suatu kehidupan yang dijalani dalam

kasih agape (dimensi psikomotorik). Jika tujuan dari pendidikan agama Kristen adalah

iman Kristen, maka ketiga dimensi ini haruslah sama-sama dikembangkan dalam tiga

aktifitas yakni, iman sebagai kepercayaan (Believing), iman sebagai keyakinan (Trusting)

dan iman sebagai tindakan (Doing).

Keluarga merupakan tempat utama dalam tugas mendidik.Sebagai pemberian

Tuhan yang tak ternilai harganya keluarga Kristenlah yang memegang peranan penting

dalam pendidikan agama Kristen.14

Peranan orang tua dalam mengasuh anak-anak

sangatlah penting, bukan hanya anak belajar dan mengalami pertumbuhan di dalam

keluarga, tetapi seluruh anggota keluarga dapat saling belajar dari yang lain melalui

interaksi satu sama lain. Ketika orang tua menjalankan peranan pendidikannya terhadap

anak, ia sendiri juga belajar untuk bertumbuh dalam iman didalam dimensi tindakan,

13

Daniel Nuhamara, Pembimbing PAK, (Bandung: Jurnal Info Media, 2007), hal 29. 14

I. H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1984), hal 144.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

19

sikap bahkan pengetahuan.15

Dalam pendidikan keluarga, ibu merupakan jiwanya.Dari

padanya bergantung pendidikan jasmani, budi pekerti, dan agama. Karenanya timbullah

rasa cinta terhadap ibu, yang kemudian ini akan meluas kepada ayah, dan kepada anggota

keluarga yang lain, kemudian kepada Tuhan sebagai Bapa seluruh umat dan akhirnya

kesesama hidup16

. Orang tua dalam sebuah keluarga haruslah memiliki keutamaan dalam

hak dan kewajiban untuk mendidik anak-anak.Arti kata mendidik adalah membantu

dengan sengaja dari pertumbuhan anak dalam mencapai kedewasaan17

.Kedewasaan disini

dapat dimengerti secara jasmani maupun rohani.Sedangkan arti mendidik dalam ajaran

dan nasehat Tuhan adalah melatih anak-anak dalam pendidikan Kristen berdasarkan

firman Tuhan.Seperti halnya yang terdapat dalam Amsal Salomo pada penekanan soal

tanggung jawab orang tua dalam mendidik “Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu,

dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu”18

.Hak dan kewajiban orang tua untuk

mendidik disini tentulah bersifat hakiki dan tidak dapat tergantikan untuk mengarahkan

anak-anak mereka pada tujuan yang dianggap baik, yakni tujuan yang pada akhirnya

berakar pada iman di dalam Tuhan Yesus Kristus melalui persekutuan keluarga Kristiani.

2. 3. Tugas Pendidikan Menurut Alkitab

2. 3. 1. Dalam Perjanjian Lama

Bila kita berbicara masalah pendidikan dalam Perjanjian Lama, maka ayat yang

merupakan pusat pembahasan adalah Ulangan 6:1-7 dan Ulangan 11:18-19. Kedua nats

ini memperlihatkan bahwa Perjanjian Lama, rumah dalam arti keluarga selalu dilihat

sebagai tempat utama untuk memberikan pengajaran. Allah memanggil umatnya untuk

15

Daniel Nuhamara, Pembimbing PAK, (Bandung: Jurnal Info Media, 2007), hal 57. 16

Agus Sujono, Aliran Baru Dalam Pendidikan, (Jakarta: NV Harapan Masa, 1958), hal 19. 17

R. I. Suharti C. Cara Mendidik Anak Dalam Keluarga Kristen, (Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1990),

hal 5. 18

Lihat Amsal 1:8.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

20

mengajarkan apa yang mereka imani kepada anak-anak mereka.19

Pengajaran tersebut

adalah Allah yang berpribadi, yang hidup, yang kekal, yang kudus, pengampun, pencipta,

maha sempurna dalam segala hal, tidak pernah berubah, pemurah adil dan benar.Semua

hal tersebut telah dialami oleh umat Israel dari perbudakan di tanah Mesir serta telah

membimbing mereka sampai tiba di tanah perjanjian. Dalam Ulangan 6: 5-7 dikutip:

“Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu

dan dengan segenap kekuatanmu.Apa yang kuperintahkan hari ini, haruslah

engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada

anak-anakmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring

dan apabila engkau bangun”.

Ayat tersebut mengungkapkan bahwa jawaban umat Israel terhadap kasih Allah

kepada mereka pertama-tama adalah mengasihi Allah.Selanjutnya kasih mereka kepada

Allah itu diwujudkan dalam bentuk kesediaan mereka untuk mengajarkannya berulang-

ulang, kapan saja, dan di mana saja.Jadi kewajiban mendidik itu tidak dilakukan secara

verbal, tetapi juga contoh hidup kapan saja mereka bersama dengan anak-anak

mereka.Kalau hal tersebut tidak dikerjakan, maka artinya mereka tidak mengasihi Allah,

dengan demikian seorang ayah selain mempunyai fungsi sebagai imam dalam

keluarganya, juga berfungsi sebagai guru.20

2. 3. 2. Dalam Perjanjian Baru

Dalam Perjanjian Baru, nats yang ditampilkan adalah Efesus 6:1-4. Bagian ini

berbicara mengenai rumah tangga atau keluarga sebagai tempat pendidikan iman anak

kepada Tuhan, serta cara hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Dengan mengingat

anak sebagai anugerah pemberian Allah, dapat dipahami bahwa anak harus taat kepada

orang tua di dalam Tuhan.Ungkapan rasul Paulus ini berdasarkan pada hukum Taurat,

19

Ricards, A Theology of Children Ministry, ( Grand Rapios, Michigan: Zondervan, 1983), hal 23-24. 20

James D. Smart, The Theaching Ministry of the Curch, (Philadelpia: The Westminster Press, 1954), hal

14.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

21

Taurat dalam Perjanjian Lama. Akibat dari taat kepada orang tua yang kemudian

melahirkan sikap menghormati orang tua, sikap seperti inilah yang akan mendatangkan

kebahagiaan dan panjang umur. Ketaatan pada orang tua bisa terjadi karena ada proses

pendidikan dari orang tua. Materi pendidikan yang diberikan kepada anak-anak adalah

ajaran Tuhan dan nasehat-nasehat-Nya.Memang konteks diatas diberikan dalam konteks

masyarakat yang belum mempunyai sekolah formal, dan gereja pun belum

mengembangkan agen pendidikan untuk anak-anak seperti sekolah Minggu

misalnya.Akan tetapi lembaga-lembaga seperti itu saat ini telah hadir dalam

masyarakat.Namun perintah itu tetap melekat dalam statusnya sebagai orang tua.Baik hak

maupun kewajiban orang tua untuk mendidik anak-anak ditarik secara logis dari

kepercayaan bahwa anak adalah karunia Tuhan, melalui orang tua dan ditangan orang

tua.Selain itu pemahaman mendidik disini berhubungan dengan kehidupan konkret

sehari-hari, yaitu dengan memberi teladan.Lembaga-lembaga sosial lain tentunya juga

harus dilihat sebagai tambahan hal pokok diatas, sejauh itu menyangkut iman. Keutamaan

hak juga perlu dikaitkan dengan hakikat politik dari pendidikan, yang dimaksud adalah

intervensi yang sengaja dari seseorang dengan menggunakan kuasa dalam kehidupan

orang lain tersebut kearah yang dikehendaki. Bagaimana pendidikan harus dilihat sebagai

aktifitas politik dalam arti tersebut, dan karenanya ia mempunyai hakikat politis.

Berdasarkan uraian pendek diatas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa agama

Kristen adalah suatu agama yang sangat mementingkan pendidikan agama.Agama disini

kita yakini dan dengan segenap penganutnya sekali-kali tidak boleh melupakan

perbuatan-perbuatan yang Mahabesar, yang telah dilakukan Allah bagi mereka melalui

Yesus Kristus.Tidak ada yang lebih berhak daripada orang tua dalam pendidikan anak-

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

22

anak mereka begitu juga dengan pendidikan agama Kristen yang terdapat dalam

kehidupan keluarga Kristen, dan anak pun tidak dapat menolak hal ini karena di tangan

orang tualah seorang anak dilahirkan dan dipelihara.

2. 4. Keluarga Kristen

Ada banyak pendapat tentang apa itu keluarga. Dalam pengertian sosiologis,

secara umum keluarga dapat didefinisikan sebagai kesatuan sosial yang terikat oleh

hubungan darah dan masing-masing anggotanya mempunyai peranan yang berlainan

sesuai dengan fungsinya.Dalam pengertian psikologis, keluarga adalah sekumpulan orang

yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota

merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling

memperhatikan dan saling menyerahkan diri.Sedangkan dalam pengertian pedagogis,

keluarga adalah satu persekutuan hidup yang dijalin oleh kasih sayang antara dua jenis

manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan untuk saling menyempurnakan diri dan

dalamnya terdapat perealisasian peran dan fungsi sebagai orang tua.Menurut S. Bogardus

keluarga adalah kelompok terkecil yang biasanya terdiri dari seorang ayah dengan

seorang ibu serta satu atau lebih anak-anak yang olehnya ada keseimbangan, keselarasan

kasih sayang dan tanggung jawab serta anak menjadi orang yang berkepribadian dan

berkecenderungan untuk bermasyarakat.21

Ada puladefinisi keluarga sebagai kelompok

sosial yang terdiri atas dua orang atau lebih yang memiliki ikatan darah, perkawinan atau

adopsi.22

Sedangkan Freudmendefinisikan keluarga itu terbentuk karena adanya

perkawinan pria dan wanita.Bahwa perkawinan itu berdasarkan pada libido seksualitas,

dan menurut Salvicion dan Celis didalam keluarga terdapat dua atau lebih pribadi yang

21

http://ichwanmuis.com/2010/07/definisi-bentukfungsi-serta-pendekatan-keluarga/diakses pada 11-07-

2012, 10.43. 22

Kristiana Tjandrarini, Bimbingan Konseling Keluarga, (Salatiga: Widya Sari Press, 2004), hal 7.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

23

tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dalam satu

rumah tangga yang berinteraksi satu sama lain dan dalam perannya masing-masing yang

menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.23

Keluarga adalah suatu ikatan

persekutuan hidup yang timbul akibat adanya perkawinan (suami-isteri), sehingga atas

dasar ikatan cinta kasih suami isteri itu muncul relasi antara orang tua dan anak-anaknya

yang merupakan ikatan darah.Ikatan perkawinan merupakan persekutuan yang indah oleh

karena itu Rasul Paulus memberikan makna teologis yang mendalam dengan

menggambarkan persekutuan antara Kristus dengan jemaat-Nya, seperti halnya relasi

antara mempelai laki-laki dan wanita, suatu rahasia besar.24

Dari Pengertian keluargayang telah dipaparkan diatas tentu memiliki perbedaan

sesuai dengan cara pandang masing-masing individu dalam melihat keluarga. Tetapi

penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa keluarga itu terjadi jika terdapat suatu ikatan

(pernikahan, kesepakatan), terdapat suatu hubungan (hubungan darah, adopsi), tinggal

seatap, terdapat interaksi berdasar peran masing-masing, terdapat kebudayaan yang

dipegang bersama, dan terdiri lebih dari dua orang.

2. 5. Fungsi dan Peranan Keluarga

Salah satu lembaga dasar dalam masyarakat adalah keluarga, keluarga yang terdiri

dari suami, isteri dan anak-anak yang masing masing memiliki tanggung jawab

sebagaimana peran yang sudah mereka terima dalam keluarga. Dapat dikatakan keluarga

merupakan lingkungan pertama yang dijumpai oleh seorang anak ketika ia lahir, dan

keluarga merupakan lingkungan pendidikan primer dimana anak-anak memperoleh dasar

23

http://id.wikipedia.org/wiki/keluarga, diakses pada 11-07-2012, 10.58. 24

Walter Trobisch, I Married You (terj. Hadiwinoto dan Susiloradeyo, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1973),

hal 156.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

24

keterampilan (sensomotorik), dasar-dasar kecerdasan (bahasa, alam pikiran), dan dasar

nilai hidup (agama, adat, tata kelakuan). Disinilah peran penting dari ayah dan ibu dalam

memberikan pendidikan yang layak sehingga anak-anak mampu melewati setiap tahap

perkembangannya. Anak sebagai buah cinta kasih suami isteri,25

kehadiran anak ditengah-

tengah keluarga membangkitkan kebahagiaan dan tanggung jawab yang baru. Menurut

Gunarso, perkembangan anak berlangsung dalam pengaruh yang ada dalam lingkungan

hidup seseorang.26

Melalui pendidikan hendaklah anak-anak dibina sedemikian rupa,

sehingga bila nanti mereka sudah dewasa mereka memenuhi tanggung jawab dalam

mengikuti panggilannya, juga panggilan religius, serta memilih status hidup

mereka.Tugas orang tua untuk mendidik anak-anaknya sungguhlah sangat penting untuk

diperhatikan dalam kehidupan keluarga, oleh karena ini merupakan sifat yang hakiki

berkaitan dengan penyaluran hidup manusia.27

Sebab itu beberapa ahli psikologi

berpendapat bahwa permulaan hidup seorang anak sangat tergantung kepada orang tua

yang mengasuhnya.28

Dalam kehidupan keluarga sering kita jumpai adanya pekerjaan-

pekerjaan yang harus dilakukan.Suatu pekerjaan atau tugas yang harus dikerjakan disebut

fungsi.Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus

dilakukan oleh keluarga itu.

Sebagai salah satu lembaga dasar dalam masyarakat, keluarga merupakan

lingkungan pertama yang dijumpai seorang anak yang selanjutnya anak memperoleh

dasar-dasar ketrampilan, kecerdasan dan nilai hidup. Keluarga yang berfungsi memenuhi

pelbagai kebutuhan manusiawi yang dimulai dari kebutuhan primer, kebutuhan rasa

25

Tondowijoyo, Tuhan Percaya Anda, Liberty (Tahun XXIX, no. 11440), hal 17. 26

Singgih Gunarso dan Ny. Singgih Gunarso, Psikologi perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 1986), hal 6. 27

Maurice Eminyan, SJ, Teologi Keluarga, (Yogyakarta: Kanisius, 2001), hal 157. 28

Alex Sobur, Pendidikan Anak Dalam Keluarga, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987), hal 5.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

25

aman, kebutuhan untuk mencintai serta dicintai, kebutuhan akan rasa harga diri sampai

dengan kebutuhan aktualisasi diri.29

Menurut Tjandrarinisedikitnya ada delapan fungsi

dari keluarga yang meliputi:30

1. Fungsi Pengaturan Seksual

Kebutuhan seks merupakan kebutuhan biologis semua manusia. Keluarga

merupakan wadah yang sah, baik ditinjau dari segi agama maupun masyarakat

dalam hal pengaturan dan pemuasan keinginan-keinginan seksual. Oleh karena itu

kepuasan seks dalam keluarga besar sekali pengaruhnya dalam membina keluarga

yang sehat, harmonis dan bahagia.

2. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk menghasilkan anggota baru, sebagai penerus bagi

kehidupan yang turun temurun. Bagi keluarga yang tidak mempunyai anak bukan

berarti keluarga memilih untuk bercerai tetapi dapat memilih jalan tengah melalui

adopsi.

3. Fungsi Perlindungan dan Pemeliharaan

Menurut Horton dan Hunt bahwa dalam semua masyarakat, keluarga memberikan

perlindungan fisik, ekonomi dan psikis terhadap anggota-anggotanya.

Perlindungan dan pemeliharaan ini menyangkut kebutuhan jasmani dan rohani.

Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan terhadap sandang, pangan dan papan,

sedangkan kebutuhan rohani nampak dalam hal kasih sayang, keamanan,

pendidikan dan lain sebagainya.

29

Anne Hommes, Perubahan Peran Pria dan Wanita dalam Gereja dan Masyarakat, (Yogyakarta: BPK

Gunung Mulia, Kanisius, 1992), hal 137. 30

Kristiana Tjandrarini, Bimbingan Konseling Keluarga, (Salatiga: Widya Sari Press, 2004), hal 7.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

26

4. Fungsi Pendidikan

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena anak

mengenal pendidikan pertama kali di dalam keluarga, bahkan anak belajar sejak

dalam kandungan ibunya. Dengan demikian pendidikan dalam keluarga adalah

pendidikan kodrati. Segala tingkah laku orang tua sangatlah berpengaruh terhadap

perkembangan anak karena ayah dan ibu merupakan pendidik dalam kehidupan

yang nyata.

5. Fungsi Sosialisasi

Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia, di mana

individu belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Keluarga

merupakan kelompok primer tempat pembentukan internalisasi norma, kerangka

berpikir, perasaan memiliki dan lain-lain. Menurut Horton dan Hunt masyarakat

pertama-tama mempercayakan kepada keluarga untuk sosialisasi anak sehingga

menjadi orang dewasa yang dapat berfungsi dan sukses dalam masyarakat.

6. Fungsi Afeksi dan Rekreasi

Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kebutuhan pokok akan kasih sayang.

Dengan adanya kasih sayang dalam keluarga maka akan tumbuh juga afek yang

baik dalam keluarga. Hubungan cinta kasih dan afeksi ini merupakan faktor

penting bagi perkembangan anak. Apabila kasih sayang dapat dirasakan oleh

semua anggota keluarga maka akan timbul perasaan puas dan tentram sehingga

timbul kenyamanan dalam keluarga sebagai tempat rekreasi masing-masing

anggotanya.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

27

7. Fungsi Ekonomis

Menurut Horton dan Hunt, anggota keluarga bekerja sama sebagai tim dan ikut

andil dalam menikmati hasilnya (ini di dalam kehidupan keluarga dahulu). Tetapi

dalam keluarga zaman sekarang, kebanyakan keluarga yang berfungsi sebagai

penghasil ekonomi adalah orang tua, sedangkan anak-anak sebagai konsumen.

8. Fungsi Status Sosial

Keluarga berfungsi sebagai suatu dasar yang menunjukan kedudukan bagi

anggota-anggotanya. Keluarga akan mewariskan kedudukan kepada anak-

anaknya, karena kelahiran anggota keluarga biasanya dihubungkan dengan sistem

status ini.

2. 6. Pendekatan Dalam Keluarga

Dengan melihat beberapa fungsi dari keluarga diatas, maka dapat dipahami bahwa

keluarga memiliki tugas dan tanggung jawab yang penting dalam melakukan berbagai

fungsi untuk menjadi keluarga yang utuh.Keluarga adalah sumber pendidikan utama yang

bertujuan bagi perkembangan anaknya secara biologis, psikologis dan sosial.31

Sebagai

tempat pembentukan utama, orangtua merupakan saluran kehidupan dalam mendampingi

pertumbuhan anak sampai kehidupan itu mencapai kedewasaan dan menghasilkan buah

atas proses pertumbuhan yang sudah dijalani. Adapun disini proses-proses pendekatan

yang dilakukan dalam memahami suatu keluarga:32

1. Pendekatan Fungsional Struktural

31

Singgih, Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1977), hal19. 32

T O, Ihromi, Bunga Rampai Sosiologi Keluarga, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999), hal 269-282.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

28

Pendekatan ini berasumsi bahwa para individu anggota keluarga bertindak sesuai

dengan seperangkat norma dan nilai yang telah disosialisasikan dalam cara yang

memenuhi kebutuhan-kebutuhan dari sistem yang bersangkutan;diyakini bahwa

tindakan-tindakan yang independen jarang terjadi dan sifatnya adalah asosial.

2. Pendekatan Interaksionis

Menurut pendekatan interaksionis, faktor yang menentukan dalam upaya untuk

memahami perilaku keluarga adalah kajian terhadap interaksi antara para anggota

keluarga dan interpretasi apa yang para individu bersangkutan berikan pada

interaksi tersebut.

3. Pendekatan Konflik

Dalam pendekatan ini konflik dianggap sebagai suatu akibat yang wajar dan

alamiah dari terjadinya interaksi manusia. Oleh sebab itu terdapat penekanan pada

manajemen konflik dan alokasi kekuasaan dan sumber daya dalam keluarga.

Pendekatan ini mengasumsikan bahwa manajemen konflik, penghindaran dan

penyelesaian konflik adalah proses yang normal dan berkelanjutan dalam sistem

keluarga. Konflik terjadi pada keluarga dalam rangka upaya para anggota

keluarga untuk memperebutkan sumber daya yang langka yaitu hal-hal yang

diberi nilai, seperti uang, perhatian, kekuasaan dan kewenangan untuk memainkan

peranan tertentu.

Setelah melihat beberapa pendekatan dalam keluarga yang sudah dipaparkan

diatas, penulis disini lebih menaruh perhatian pada pendekatan konflik sebagai suatu

pendekatan dalam memahami keluarga yang menekankan manajemen konflik, alokasi

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

29

kekuasaan dan sumber daya dalam keluarga. Dalam pendekatan ini diasumsikan bahwa

manajemen konflik, penghindaran dan penyelesaian konflik adalah proses yang normal

dan berkelanjutan dalam sistem keluarga, karena setiap anggota keluarga menyandang

atau menduduki kedudukan dan status yang berbeda, hal mana merupakan konsekuensi

dari jenis kelamin dan umur yang berbeda, maka keluarga itu mewujudkan suatu sistem

yang hirarkis. Ini menghasilkan suatu sistem yang tidak sama atau asimetri yang

permanen, ketidaksamaan yang melekat pada sistem keluarga inilah yang merupakan

dasar dari konflik. Konflik disini juga merupakan suatu hal yang dianggap dapat

membawa pengaruh positif maupun negatif oleh karena itukonflik merupakan suatu

akibat yang wajar dan alamiah dari terjadinya interaksi.

2. 7. Proses Sosialisasi Dalam Keluarga

Untuk menjadi anggota yang dapat diterima di lingkungan kelompoknya,

seseorang memerlukan suatu kemampuan untuk menilai secara objektif perilaku sendiri

dalam pandangan orang lain. Apabila sudah sampai pada tingkat tersebut, maka

seseorang dianggap sudah memiliki apa yang disebut sebagai self (diri). Self di sini

terbentuk dan berkembang melalui proses sosialisasi dengan cara berinteraksi dengan

orang lain. Salah satu tanda orang sudah memiliki self ialah mereka yang sudah bisa

bertindak sebagai subjek dan objek sekaligus. Dalam benak individu terjadi proses yang

ditandai oleh tiga tahap, yaitu:33

Persepsi, Interpretasi atau Definisi, dan Respon. Berdasar

tiga proses tahapan ini dapat dipahami bahwa, terjadinya proses sosialisasi pada seorang

anak dilakukan setelah dalam dirinya terbentuk self (diri) yang diawali dari cara orang tua

mengekspresikan dirinya, kemudian cara tersebut diidentifikasi dan diinternalisasikan

untuk menjadi peran dan sikapnya yang pada akhirnya akan merespon anak dalam

33

Sosiologi, Terj. Aminuddin Ram dan Tita Sobari, (Jakarta: Erlangga, 1996), hal 106-109.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

30

membentuk dirinya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak lepas dari

ketergantungan dengan orang lain. Hal ini merupakan salah satu perwujudan dari aktifitas

hidup baik aktifitas fisik maupun mental. Aktifitas manusia merupakan salah satu hasil

proses sosialisasi. Masing-masing individu dalam kehidupannya tentu akan mengalami

proses sosialisasi agar ia dapat hidup dan bertingkah laku sesuai dimana ia berada. Proses

sosialisasi sebagai alat untuk mengkomunikasikan kelakuan yang pantas kepada seorang

individu dalam suatu kelompok tertentu (keluarga, sekolah, gereja) dengan kata

lainsosialisasi adalah proses penyesuaian diri untuk dapat hidup dan bertingkah laku

sesuai dengan norma dan nilai pada kehidupan individu dalam masyarakat. Proses ini

juga berperan dan penting dilakukan dalam sebuah keluarga sebagai proses pembentukan

diri setiap anggota keluarga begitu juga dalam menerapkankeadilan sebagai nilai dasar

kehidupan keluarga Kristen. Ihromi mengutippendapat Zande, sosialisasi adalah proses

interaksi sosial melalui mana kita mengenal cara berpikir, berperasaan dan berperilaku

sehingga dapat berperan efektif dalam masyarakat, sedangkan menurut Gosalin

sosialisasi adalah proses belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan,

ketrampilan, nilai-nilai dan norma-norma agar ia dapat berpartisipasi pada anggota

kelompok dalam masyarakatnya.34

Pendapat lain dikemukakan oleh Buchler yang mengatakan bahwa sosialisasi

adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri,

bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi

dengan kelompoknya.35

Selaras dengan Buchler, Soekamto berpendapat bahwa sosialisasi

adalah proses anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai

34

T O, Ihromi, Bunga Rampai Sosiologi Keluarga, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999), hal 30. 35

Buchler, C & Soekamto, S. Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian. http://id.shvoong.com/social-

sciences/sociology/1943452-pengertian sosialisasi. diakses tanggal 27-07-2012, pukul 16.52.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

31

masyarakat dimana ia menjadi anggota dengan mengkhususkan pada aspek kontak sosial

dan komunikasi.36

Sedangkan Hurlock menyatakan bahwa proses sosialisasi adalah

proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan standar kebiasaan masyarakat atau adat

istiadat sehingga anak mampu bertingkah laku sesuai dengan harapan kelompoknya.37

Hetherington menambahkan bahwa sosialisasi adalah proses pembentukan ketrampilan,

motif, sikap dan perilaku standar pada seseorang supaya dia dapat menyesuaikan diri dan

melakukan peran sosial sesuai dengan tuntutan masyarakatnya.38

Sosialisasi yang dialami

oleh individu sebagai makhluk sosial sepanjang kehidupannya, dimana interaksi

merupakan kunci bagi berlangsungnya proses sosialisasi. Oleh sebab itu diperlukan agen

sosialisasi, yakni orang-orang disekitar individu tersebut yang mentransmisikan nilai-nilai

atau norma-norma tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam tahapannya sosialisasi dibedakan menjadi dua tahap, yakni sosialisasi

primer dan sosialisasi sekunder:

- Sosialisasi Primer, sebagai proses sosialisasi yang pertama dijalani individu

semasa kecil, melalui mana ia menjadi anggota masyarakat. Pada tahap ini proses

sosialisasi primer membentuk kepribadian anak ke dalam dunia umum, dan keluargalah

yang berperan sebagai agen sosialisasi tersebut.

- Sosialisasi Sekunder, ini merupakan proses kemudian yang memperkenalkan

individu yang telah disosialisasi ke dalam sektor baru dari dunia objektif masyarakatnya.

Pada tahap ini proses sosialisasi mengarah pada terwujudnya sikap profesionalisme dan

36

S. Soekamto, Teori Sosiologi tentang Pribadi dalam Masyarakat, (Jakarta: Graha Indonesia, 1987). 37

Hurlock, E, Perkembangan Anak Jilid 2, Edisi 6, (Jakarta: Erlangga, 1999). 38

Hetherington, Child Psychology, A Contempary Viewpoint 3rd edition, (New York: Mc. Graw Hill Book

Company, 1986).

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

32

yang menjadi agen dari sosialisasi adalah lembaga pendidikan, peer group, lembaga

pekerjaan dan lingkungan yang lebih luas dari keluarga.

Melalui pernyataan ini, maka dapat dimengerti sosialisasi sebagai suatu proses

perkembangan atau perubahan yang dialami oleh seorang individu sebagai hasil interaksi

sosial dan pembelajaran.39

Dan sosialisasi primer merupakan dasar dari sosialisasi

sekunder, dengan melihat peran yang dilakukan oleh keluarga untuk membentuk

kepribadian seseorang mulai sejak usia dini agar selanjutnya ia dapat beranjak ke dunia

yang lebih luas yakni dalam kehidupan masyarakat.

2. 8. Proses Sosialisasi Pendidikan Agama Kristen di Keluarga

Sosialisasi yang secara sederhana diartikan sebagai proses pendidikan yang

berlaku wajar dengan sendirinya, di mana orang tua, persekutuan, masyarakat

meneruskan pengetahuan, kebiasaan, nilai kepada anak-anak, anggota persekutuan, dan

warga masyarakat, pada pokoknya hendak menyimpulkan bahwa sosialisasi adalah

gejala kenyataan yang mendukung pemikiran bahwa manusia mampu menyesuaikan diri

dengan masyarakat dan hubungan didalamnya dimana ia hidup. Setiap orang tua

mempunyai kewajiban untuk mengajarkan kepada anak-anaknya tentang kehidupan ini,

kewajiban orang tua dalam proses sosialisasi terhadap anak-anak adalah untuk

membentuk kepribadian dari anak tersebut. Dalam persekutuan Kristen, seperti keluarga

Kristen sosialisasi mengambil tempat yang cukup penting.40

Baiklah di sini kita melihat

beberapa pendekatan sosialisasi terhadap pendidikan agama Kristen yang dipaparkan

Atmadja dengan mengutip pendapat para ahli.Bushnel dalam hal ini melihat keluarga

sebagai suatu kesatuan organik. Menurutnya, dalam keluarga anak menerima pendidikan

39

Marilyn M. Friedman, Keperawatan Dalam Keluarga “Teori dan Praktik”, (Jakarta: EGC, 1998), hal

370. 40

N. K. Atmadja Hadinoto, Dialog Dan Edukasi, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000), hal 185.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

33

agama Kristen pertama kali sehingga ia bertumbuh melalui proses induksi alamiah

(sosialisasi) dalam iman Kristen. Ada pula Coe yang beranggapan bahwa seluruh jaringan

sosial adalah pendidik dan interaksi sosial merupakan pusat dari pendidikan agama

Kristen. Sedangkan Nelson berpendapat bahwa sosialisasi terhadap iman Kristen dimulai

dari persekutuan Kristen. Westerhoff disini memberikan pendapatnya mengenai

sosialisasi terhadap pendidikan agama Kristen dengan memilih istilah Enculturation,

yakni untuk menunjukan interaksi antar anggota-anggota persekutuan dalam proses

sosialisasi. Berangkat dari pemahaman Westerhoff, Groome mengemukakan pendapatnya

bahwa sosialisasi Kristen sangatlah penting dalam membentuk identitas manusia Kristen,

hanya melalui identitas Kristen itulah iman Kristen dimungkinkan bertumbuh. Selain itu

Groome juga memandang hubungan dialektis persekutuan Kristen dengan konteks sosial,

dan hubungan dialektis persekutuan dengan anggota-anggotanya harus diberi perhatian

yang utama.41

Hubungan dialektis itu harus diusahakan secara sengaja dan tidak boleh

dibiarkan berlangsung sendiri, ini berarti dituntut kesadaran dan kegiatan kritis dari

persekutuan. Berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli diatas, penulis disini sependapat

dengan pendapat Groome yang mengemukakan bahwa sosialisasi sebagai proses dalam

membentuk identitas manusia yang dalamnya harus mendapatkan perhatian yang utama

dan proses ini harus terjadi secara sadar dan sengaja.

Proses sosialisasi dalam pendidikan agama Kristen khususnya yang terdapat

dalam persekutuan keluarga Kristenadalah sebagaisuatu proses pendidikan dalam

membentuk identitas Kristen yang dalamnya iman Kristen akan semakin bertumbuh dan

berkembang melalui interaksi dan proses pembelajaran antara anggota keluarga. Dengan

melihat tugas dan tanggung jawab dari orang tua dalam membimbing dan mendidik anak

41

N. K. Atmadja Hadinoto, Dialog Dan Edukasi, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000), hal 186-189.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

34

agar mereka dapat menyesuaikan diri terhadap nilai-nilai, kebiasaan, pengetahuan, adat

istiadat yang terdapat dalam kehidupan keluarga.

2. 9. Keadilan Sebagai Nilai Dasar Keluarga

Keadilan adalah konsep nilai moral yang lahir karena manusia hidup dalam

sebuah masyarakat, dan di dalam masyarakat itu manusia mempunyai konsep keadilan

yang lahir dari latar belakang suatu masyarakat yang berbeda-beda antara satu

masyarakat dan yang lain. Itu berarti karakteristik setiap konsep keadilan ditentukan oleh

karakter masyarakatnya.42

Dalam kehidupan yang ada pada zaman sekarang, salah satu

kesempatan untuk membina dan membangun kepribadian yang bertumbuh dalam iman

adalah lembaga keagamaan, dalamnya terdapat berbagai nilai yang diajarkan kepada

seseorang. Keadilan sebagai salah satu nilai Kerajaan Allah dalam agama Kristen juga

sebagai nilai dasar dalam kehidupan manusia tentu juga sangat diperlukan dalam konteks

kehidupan keluarga Kristen, yaitu keluarga yang mempercayai Tuhan Yesus Kristus

sebagai Tuhan dan Juruselamat.43

Keluarga yang demikian itu sudah seharusnya tidak

hanya menerima dan mempercayai keadilan yang berasal dari Allah sebagaimanaterdapat

dan sudah diajarkan dalam Alkitab, melainkan juga memahaminya dengan baik,

menghayati dan berusaha menerapkannya dalam seluruh kehidupan dan kegiatan.

Keadilan merupakan kata sifat secara umum yang dapat dimengerti sebagaisifat adil,

tidak berat sebelah dan sesuai dengan norma Tuhan, dengan demikian keadilan memiliki

makna etis. Hal ini disebabkan karena manusia dikaruniai oleh Tuhan dengan kesadaran

dan etika. Tanpa hukum dan etika tidak ada soal dengan keadilan. Apa yang benar

dihadapan Allah itulah yang adil, sesuai dengan porsi yang dilakukan.Dapat dikatakan

42

Thobias Arnolus Mesakh, Konsep Keadilan Dalam Pancasila, (Salatiga: Satya Wacana University Press-

Program Pascasarjana Program Studi Sosiologi Agama, 2007), hal 1. 43

Sutarno, Di Dalam Dunia Tetapi Tidak Dari Dunia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), hal 166.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

35

disini keadilan Allah itu hadir dalam kegiatan keluarga, baik sebagai anggota maupun

keseluruhan keluarga tersebut.44

Keadilan adalah sebuah konsep yang menunjuk pada

suatu relasi, relasi yang mencakup keseluruhan hidup antara Allah, manusia dan seluruh

ciptaan. Relasi bukan saja secara tehnis-mekanis, tetapi sebagai “nilai” makna yang

dihargai, dihormati dan diakui.45

Dari relasi inilah orang dapat mengetahui dan mengenal

bahwa ada nilai yang substansial dan patut dihargai karena memberi pemaknaan pada

kehidupan. Keadilan juga berhubungan erat dengan tingkah laku yang dapat diterima

dalam sebuah komunitas kecil (keluarga), yang menjamin rasa percaya satu sama lain dan

tidak dapat dinilai dengan materi tetapi dengan hati nurani manusia. Menjadi jelas bahwa

keadilan merupakansatu bentuk kehidupan bersama yang seimbang dalam kepelbagaian

antara satu dengan yang lain, tidak ada yang lebih ringan atau lebih berat, tidak melebihi

apa yang sepantasnya dan seharusnya ada, melainkan semuanya cukup dan tidak kurang

juga tidak lebih “seimbang”. Dengan kata lain, keadilan yang terdapat dalam kehidupan

keluarga disini adalah satu bentuk keadilan yang berasal dari Allah dan sedapat mungkin

diterapkan dalam kehidupan keluarga Kristen agar dalamnya keluarga mengerti dan

memahami bagaimana bertindak secara adil antar anggota keluarga (ayah, ibu, anak,

terlebih dalam mengajarkannya pada anak-anak) dengan tidak menimbulkan sikap iri

hati, cemburu atas setiap perlakuan yang dianggap tidak adil oleh pribadi anggota

keluarga.Keadilan sebagai suatu sikap yang meluap dari cinta kasih terhadap sesama

sangatlah perlu ditanamkan dalam diri seseorang mulai dari usia anak. Melihat

perpecahan dan konflik-konflik yang terjadi dalam masyarakat sekarang ini, lebih

disebabkan oleh adanya ketidakadilan dimana yang kuat akan semakin kuat, yang

44

Ibid, 166. 45

Al. Andang L. Binawan, Keadilan sosial Upaya Mencari Makna Kesejahteraan Bersama di Indonesia,

(Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2004), hal 237.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

36

berkuasa semakin berkuasa, dan yang miskin akan semakin miskin. Ini terjadi akibat

orang-orang yang mementingkan diri sendiri dan egois, dengan tidak melihat kehidupan

orang lain sehingga keadilan semakin menjadi pudar dan tidak dipedulikan. Oleh sebab

itu orang tua mulai dalam kehidupan keluarga dengan penuh cinta kasih perlu

menanamkan kesadaran diri pada anak akan rasa keadilan sejati, yakni nilai yang

membuahkan sikap hormat kepada setiap orang, dan solider dengan tidak melihat ataupun

membanding-bandingkan seseorang berdasar kehidupannya dan menghargai setiap hak

yang dimiliki seseorang. Pada nantinya seorang anak setelah bertumbuh dewasa akan

mewujudkan keadilan itu dalam tingkah lakunya oleh karena semua telah menjadi milik

dan bagian dari hidupnya.

2. 10. Keadilan Menurut Alkitab

2. 10. 1. Dalam Perjanjian Lama

Dalam Perjanjian Lama keadilan diterjemahkan Tsedaqa dalam Bahasa Ibrani.

Sebagaimana yang dinyatakan dalam nabi-nabi Perjanjian Lama, misalnya

Yesaya,46

Hosea47

dan pe-Mazmur48

, bahwa Tuhan yang mewujudkan keadilannya

melalui perbuatan belas kasihan dan tindakan penyelamatan terhadap mereka yang

miskin, lemah, tertindas dan menderita. Allah disini lebih berpihak pada orang-orang

miskin karena mereka miskin dan didiskriminasikan. Itulah sifat Allah, dan apa yang

menjadi perjanjian Allah itu merupakan perjanjian dengan orang-orang miskin agar

mereka dapat hidup sebagai saudara-saudari dalam masyarakat iman yang bersifat

egaliter.

46

Lihat Yesaya 49:14-16. 47

Lihat Hosea 11: 1-9. 48

Lihat Mazmur 9, 12, 22, 35, 69, 72, 82, 103, 107, 130.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

37

Allah tidak mengidealisasikan orang miskin dan Allah tidak menentang orang

kaya yang berkuasa. Allah disini lebih menentang struktur-struktur masyarakat yang

mempertentangkan orang kaya dan berkuasa melawan orang miskin yang terbuang.

Dalam pemaparan diatas dapat dipahami bahwa Allah dalam cinta dan belas kasihnya

yang menyelamatkan semua orang tanpa terkecuali melalui Tuhan Yesus Kristus. Inilah

makna khas dari keadilan dalam Perjanjian Lama yang melebihi arti umum keadilan

dalam pemahaman sehari-hari (memberi orang apa yang menjadi haknya, menghukum

orang setimpal dengan kesalahannya).

2. 10. 2. Dalam Perjanjian Baru

Dalam Perjanjian Baru Paulus menekankan makna keadilan itu sebagaimana

dipahami berdasarkan keadilan Allah dalam Perjanjian Lama.49

Yang menyatakan bahwa

“keadilan (Yunani: Dikaiosune)50

Allah” itu adalah “kuasa Allah yang menyelamatkan”.

berdasarkan hal ini, kebenaran Allah dapat dipahami sebagai keadilan yang

membenarkan semua orang berdosa.51

Terdapat tiga perumpamaan dalam Perjanjian Baru

yang dengan jelas menunjukan pemahaman tentang hubungan antara Allah dan manusia,

hubungan yang berdasar pada tatanan baru keadilan di dunia seperti yang dipikirkan

Yesus.

Dalam Matius 18:21-35, perumpamaan tentang raja yang penuh belas kasih, belas

kasih yang ditunjukan raja sangat luar biasa sebab ia tidak bertindak menurut patokan

manusia. Ia menunjukan belas kasihan kepada hambanya yang mohon belas kasihannya

dan ia menghapus semua utangnya. Dalam Matius 20:1-16, perumpamaan tentang tuan

yang berbelas kasih, tuan pemilik kebun anggur prihatin terhadap orang-orang yang

49

Lihat Roma 1:16,17. 50

LAI menerjemahkan Dikaiosuneitu dengan “kebenaran”. 51

Lihat Roma 3:21-31;4:5.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

38

menganggur. Dikisahkan kepada kita bahwa berkali-kali dalam satu hari ia pergi mencari

mereka, mengajak mereka bekerja dikebun anggurnya. Yang terutama dipikirkannya

bukan supaya pekerjaan selesai dikerjakan, melainkan supaya para pekerja memperoleh

upah yang cukup agar keluarga mereka masing-masing dapat hidup sepantasnya.

Keadilan Allah dalam hal ini adalah keadilan yang sesuai dengan kebutuhan orang. Lukas

15:11-32 menceritakan perumpamaan tentang ayah yang penuh pengertian. Sungguh-

sungguh luar biasa bagaimana ayah itu penuh pengertian terhadap anak laki-lakinya yang

masih muda yang hendak pergi berpetualang. Dalam menyetujui kemauan anaknya ini, ia

mengetahui resiko yang diambilnya sebagai ayah. Ketika akhirnya anak ini kembali

pulang kerumah, ayahnya sama sekali tidak meminta penjelasan, ia semata-mata

mencurahkan cinta dan belas kasih kepada anaknya. Ketika anak laki-laki yang lebih tua

marah terhadap sikap ayahnya atas adiknya, justru ayah ini menerangkan dengan lemah

lembut bahwa yang terpenting ialah adiknya telah kembali.Ketiga perumpamaan ini

mencerminkan konsep Kitab Suci Perjanjian Baru tentang keadilan sebagai “hubungan-

hubungan yang benar”: belas kasih, bela rasa, penuh pengertian, penuh pengampunan.52

Kehidupan keluarga Kristen yang sudah menerima dan mempercayai keadilan

Allah dalam alkitab, seperti halnya yang terdapat dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian

Baru, terlebih dalam usaha menerapkannya pada seluruh hidup dan kegiatannya. Dengan

kata lain keadilan yang berasal dari Allah disini juga hadir dalam kegiatan keluarga, baik

sebagai anggota maupun keseluruhan keluarga tersebut. Untuk itu keadilan sedapat

mungkin ditanamkan dan dihidupkan dalam keluarga, agar setiap keluarga Kristen benar-

benar memahami arti keadilan yang diterapkan atau dipraktikkan dalam kehidupan nyata

52

Komisi internasional, Buku Pegangan Bagi Promotor Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan

Ciptaan,(Yogyakarta: Kanisius, 2001), hal 93.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

39

sehari-hari.53

Rasul Paulus dalam surat-suratnya juga memberikan nasihat praktis

mengenai bagaimana sikap dan hubungan antara anggota dalam ikatan rumah tangga.54

Semuanya itu dilandaskan pada nasihatnya yang lebih komprehensif tentang bagaimana

seharusnya sikap para pengikut Kristus terhadap sesamanya seperti yang terdapat dalam

Kolose 3:12-15a. Keluarga Kristen yang mampu menghadirkan makna keadilan dalam

hubungan rumah tangga dapat dikatakan telah menjalankan fungsi sebagai garam dan

terang, sehingga setiap anggota keluarga maupun mereka yang disekitar keluarga akan

melihat perbuatan-perbuatan baik dan secara langsung maupun tidak langsung akan

memuliakan nama Bapa di sorga.55

Dengan memberlakukan keadilan Allah, ini memiliki

arti bahwa seseorang percaya dengan penuh syukur akan perlindungan, penyelamatan dan

berkat-berkat Allah dalam kehidupannya, terlebih berupaya dengan sungguh-sungguh

untuk dapat hidup menurut hukum-hukum Allah sebagai wujud ketaatan kepada-Nya dan

usaha untuk menyaksikan dan memberitakan keadilan kepada sesama dalam lingkup

anggota keluarga.

1. 11. Kesimpulan

Berdasarkan pada pemaparan yang sudah dibahas di atas penulis hendak

menyimpulkan:

1. Keluarga Kristen sebagai tempat pendidikan utama.

Sebagai tempat pendidikan yang paling utama, keluarga mempunyai tugas

dan peranan penting dalam membentuk identitas diri seseorang mulai sejak usia

anak-anak. Dengan melihat hak dan kewajiban serta peran yang dilakukan oleh

53

Sutarno, Di Dalam Dunia Tetapi Tidak Dari Dunia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), hal 166. 54

Lihat Efesus 6: 1-9; Titus 2:1-10. 55

Bnd. Matius 5:13-16.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

40

orang tua dalam mendidik anaknya agar dapat bertumbuh menjadi pribadi yang

bernilai dan berharga sebagaimana yang diharapkan.

2. Pendidikan Agama Kristen penting untuk diajarkan dalam kehidupan

keluarga.

Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu hal yang tidak akan pernah

lepas dalam kehidupan keluarga Kristiani oleh karena ini juga turut membawa

pengaruh dalam kehidupan keluarga. Keluarga di sini merupakan tempat utama

dalam pendidikan agama Kristen. Dalamnya persekutuan keluarga tumbuh

melalui interaksi, tindakan dan pengetahuan yang pada akhirnya mencapai tujuan

untuk hidup sepenuhnya dalam iman kepada Yesus Kristus. Seseorang yang telah

melakukan interaksi dengan berbagai pengaruhnya akan memberikan kesadaran

mengenai adanya nilai-nilai yang ada disekitarnya.

3. Gereja berperan dalam memperkenalkan nilai Kristiani dalam kehidupan

keluarga Kristen.

Sebagai lembaga yang dalamnya terdapat persekutuan antar pribadi anggota

jemaat, gereja tentunya juga memberi pengaruh bagi kehidupan keluarga maupun

pendidikan agama Kristen. Oleh sebab di dalam gereja berkumpul keluarga Allah

yang bersama-sama bersatu, bersekutu dalam ikatan cinta kasih Allah yang telah

menjadikan gereja itu Esa dengan mengaku satu Tubuh, satu Roh, satu Harapan,

satu Tuhan dan satu Iman yang dikuduskan dalam kebenaran Kristus sebagai

kepala gereja.

4. Keadilan sebagai nilai yang harus diterapkan dalam kehidupan keluarga

Kristiani.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

41

Keadilan sebagai suatu nilai dalam kehidupan manusia di sini juga

merupakan nilai dasar yang ada dalam kehidupan keluarga. Setiap keluarga, yang

dalam hal ini keluarga Kristen seharusnya mampu menerapakan keadilan dalam

hubungan antar anggota keluarga. Keadilan di sini merupakan suatu hal yang

berarti sikap adil yang diwujudkan dengan hubungan timbal balik antara anggota

keluarga agar setiap pribadi anggota keluarga menjumpai suatu keseimbangan

baik dalam sikap, perbuatan maupun tindakan dalam ikatan persekutuan rumah

tangga.

5. Sosialisasi sebagai proses dalam menerapkan nilai keadilan.

Sosialisasi sebagai proses penyesuaian diri dan proses belajar untuk dapat

hidup dan bertingkah laku sesuai dengan nilai dan norma pada kehidupan individu

di mana ia berada. Sejak seorang anak dilahirkan ia telah mempunyai sesuatu

sehingga untuk selanjutnya ia melakukan proses penyesuaian antara faktor-faktor

intern dengan pengaruh yang datang dari luar. Selain itu, ia juga dilengkapi

dengan kemampuan tertentu untuk berinteraksi dengan orang lain. Semakin anak

bertumbuh besar, pengendalian atau pengawasan dari orang tua perlu semakin

ditingkatkan. Dalam proses sosialisasi pada saat bertumbuh kembang ini peran

orang tua sangatlah penting. Peran yang pantas dalam proses sosialisasi ini ialah

sebagai agent of social control terhadap anak-anaknya. Peran itu dilakukan

melalui suatu pengendalian sosial, yakni melakukan cara dalam menerapkan

pengendalian sosial dan mewujudkan pengendalian sosial itu terhadap anaknya.

Melalui upaya pengendalian sosial, sosialisasi sebagai upaya menanamkan nilai

suatu kelompok keluarga mudah dicapai. Arti sesungguhnya pengendalian sosial

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI PERAN ORANG TUA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6846/2/T1_712008015_BAB II.pdfLANDASAN TEORI . PERAN ORANG TUA ... Kristus adalah suatu persekutuan

42

adalah jauh lebih luas yang meliputi segala proses, baik yang direncanakan atau

tidak, yang bersifat mendidik, mengajak, atau bahkan memaksa warga masyarakat

maupun individu yang terdapat dalam anggota keluarga agar mematuhi kaidah

dan nilai sosial yang berlaku.56

Sosialisasi yang dalamnya terdapat interaksi tentu memiliki peranan dalam

kehidupan keluarga Kristen saat ini, terlebih ketika keluarga itu menerapkan keadilan

sebagai nilai yang bersifat hakiki. Sosialisasi yang dilakukan di sini memiliki tujuan agar

setiap anggota keluarga terlebih khusus individu sejak usia dini mengerti dan memahami

apa itu keadilan dalam keluarga mereka, dan bagaimana keadilan itu diterapkan dan

dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Bilamana keadilan sudah diterapkan maka ini

akan berdampak ketika individu tersebut yang pada nantinya akan melangkah lebih luas

dalam kehidupan di masyarakat. Oleh sebab itu penulis mengungkapkan bahwa keadilan

yang memiliki makna luas di sini sedapat mungkin ditanamkan mulai dari lingkungan

keluarga (Kristen) dengan pemahaman bahwa keadilan hanya berasal dari Allah, ini

bertujuan agar setiap pribadi anggota keluarga mampu melakukannya dalam kehidupan

terhadap sesamanya terlebih dalam masyarakat juga dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara yang pada masa kini dalamnya nilai-nilai menjadi semakin kabur oleh karena

tidak mendapatkan perhatian yang khusus dan tingkat kesadaran individu yang masih

rendah.

56

Suhendy, Pengantar Studi Sosiologi Keluarga, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), hal 105.