bab ii landasan teori pengertian efektivitas · pdf filedengan keberhasilan penggunaan model...

22
15 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN EFEKTIVITAS Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Efektivitas berarti keberhasilan. Efektivitas itu sendiri berasal dari kata efektif yang dalam penelitian ini maksudnya adalah keberhasilan dalam penggunaan metode pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar siswa bila dibandingkan dengan penggunaan model pembelajaran konvensional. Jadi diharapkan dengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik. 2.2 PENGERTIAN BELAJAR Menurut Chaplin dalam Muhibbin Syah (2008:90) dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi : .... acquisition of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and experience. Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua berbunyi: Process of acquiring responses as a result of special practice, belajar ialah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus. Menurut Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Ciri-ciri perubahan tingkah laku tersebut antara lain : 1. Perubahan terjadi secara sadar Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.

Upload: nguyennguyet

Post on 25-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI PENGERTIAN EFEKTIVITAS · PDF filedengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran tutor sebaya ... Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam

15

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN EFEKTIVITAS

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Efektivitas berarti

keberhasilan. Efektivitas itu sendiri berasal dari kata efektif yang dalam

penelitian ini maksudnya adalah keberhasilan dalam penggunaan metode

pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar siswa bila dibandingkan

dengan penggunaan model pembelajaran konvensional. Jadi diharapkan

dengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran tutor sebaya dapat

meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik.

2.2 PENGERTIAN BELAJAR

Menurut Chaplin dalam Muhibbin Syah (2008:90) dalam Dictionary

of Psychology membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan

pertama berbunyi : .... acquisition of any relatively permanent change in

behavior as a result of practice and experience. Belajar adalah perolehan

perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan

pengalaman. Rumusan kedua berbunyi: Process of acquiring responses as a

result of special practice, belajar ialah proses memperoleh respons-respons

sebagai akibat adanya latihan khusus.

Menurut Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Ciri-ciri perubahan tingkah laku tersebut antara lain :

1. Perubahan terjadi secara sadar

Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya

perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya

suatu perubahan dalam dirinya.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI PENGERTIAN EFEKTIVITAS · PDF filedengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran tutor sebaya ... Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam

16

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang

berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Sau perubahan yang

terjadi akan menyebabkan perubahan beriktnya dan akan berguna bagi

kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah

dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.

Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak

dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif

artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan

karena usaha individu itu sendiri.

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau

permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan

bersifat menetap.

5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang

akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku

yang benar-benar disadari.

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar

meliputi perubahan keseluruhan tingah laku. Jika seseorang belajar

sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku

secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan

sebagainya.

2.3 JENIS-JENIS BELAJAR

Menurut Muhibbin Syah (2008:122) dalam proses belajar dikenal

adanya bemacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara

satu dengan lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI PENGERTIAN EFEKTIVITAS · PDF filedengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran tutor sebaya ... Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam

17

dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan.

Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan

dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-macam.

Jenis-jenis belajar tersebut ialah :

2.3.1 Belajar Abstrak

Ialah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuannya

adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-

masalah yang tidak nyata.

2.3.2 Belajar Keterampilan

Adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni

yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-

otot/neuromuscular. Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai

keterampilan jasmaniah tertentu.

2.3.3 Belajar Sosial

Adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk

memecahkan masalah tersebut. Tujuannya adalah untuk menguasai

pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah/masalah

sosial seperti masalah keluarga, persahabatan, kelompok dan masalah

lain yang bersifat kemasyarakatan.

2.3.4 Belajar Pemecahan Masalah

Adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir

secara sistematis, logis, teratur, dan teliti. Tujuannnya ialah untuk

memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif utnuk memecahkan

masalah secara rasional, lugas dan tuntas.

2.3.5 Belajar Rasional

Ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis

dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya adalah untuk

memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip

dan konsep-konsep.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI PENGERTIAN EFEKTIVITAS · PDF filedengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran tutor sebaya ... Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam

18

2.3.6 Belajar Kebiasaan

Adalah proses pembentukan keibiasan-kebiasaan baru atau perbaikan

kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Tujuannya agar siswa

memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan perbuatan baru yang lebih

tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan

waktu.

2.3.7 Belajar Apresiasi

Adalah belajar mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu objek.

Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan

kecakapan ranah rasa yang dalam hal kemampuan menghargai secara

tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra, apresiasi

musik dan sebagainya.

2.3.8 Belajar Pengetahuan

Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap

objek pengetahuan tertentu. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh

atau menambah infromasi dan pemahaman terhadap pengetahuan

tertentu yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam

mempelajarinya.

2.4 PRINSIP-PRINSIP BELAJAR

Slameto (2010:27) membagi prinsip-prinsip belajar menjadi empat

bagian yaitu :

2.4.1 Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,

meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan

instruksional.

b. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang

kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional

c. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat

mengemabangkan kemampuannya bereksperimen dan belajar

dengan efektif.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI PENGERTIAN EFEKTIVITAS · PDF filedengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran tutor sebaya ... Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam

19

d. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

2.4.2 Sesuai hakekat belajar

a. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut

perkembangannya

b. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan

discovery.

c. Belajar adalah proses kongtinguitas (hubungan antar pengertian

yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan

pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan

response yang diharapkan.

2.4.3 Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari

a. Belajar sifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,

penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap

pengertiannya.

b. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertntu sesuai

dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.

2.4.4 Syarat keberhasilan belajar

a. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat

belajar denan tenang.

b. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar

pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.

2.5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR

Menurut Muhibbin Syah (2008:132) secara global, faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :

2.5.1 Factor internal (factor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi

jasmani dan rohani siswa.

2.5.2 Factor eksternal (factor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di

sekitas siswa.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI PENGERTIAN EFEKTIVITAS · PDF filedengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran tutor sebaya ... Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam

20

2.5.3 Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

2.6 STRATEGI PEMBELAJARAN

Menurut Yusuphadi Miarso (2005:530) strategi pembelajaran adalah

pendekatan menyeluruh pembelajaran dalam suatu system pembelajaran,

yang berupa pedoan umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai taujuan

umum pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori

belajar tertentu.

Strategi pembelajaran sebagai suatu pendekatan menyeluruh oleh

Romiszowski (1981) dalam buku Yusuphadi Miarso dibedakan menjadi dua

strategi dasar yaitu :

2.6.1 Strategi ekspositari (penjelasan)

Strategi ini didasarkan pada teori pemrosesan informasi. Pada garis

besarnya teori pemrosesan informasi (information processing learning)

menjelaskan proses belajar sebagai berikut :

a. Pembelajar menerima informasi mengenai prinsip atau dalil yang

dijelaskan dengan memberikan contoh.

b. Terjadi pemahaman pada diri pembelajar atas prinsip atau dalil

yang diberikan.

c. Pembelajar menarik kesimpulan berdasarkan kepentingannya yang

khusus.

d. Terbentuknya tindakan pada diri pembelajar, yang merupakan hasil

pengolahan prinsip/dalil dalam situasi yang sebenarnya.

Penerapan strategi ekspositori ini berlangsung sebagai berikut :

a. Informasi disajikan kepada pembelajar.

b. Diberikan tes penguasan, serta penyajian ulang bilamana dipandang

perlu.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI PENGERTIAN EFEKTIVITAS · PDF filedengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran tutor sebaya ... Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam

21

c. Diberikan kesempatan penerapan dalam bentuk conth dan soal,

dengan jumlah dan tingkat kesulitan yang bertambah.

d. Diberikan kesempatan penerapan informasi baru dalam situasi dan

masalah yang sebenarnya.

2.6.2 Strategi diskoveri (penemuan)

Strategi ini didasarkan pada teori pemrosesan pengalaman, atau disebut

pula teori belajar berdasarkan pengalaman (experiential learning). Pada

garis besarnya proses belajar menurut teori ini berlangsung sebagai

berikut :

a. Pembelajar bertindak dalam suatu peristiwa

b. Timbul pemahaman pada diri pembelajar atas peristiwa khusus itu.

c. Pembelajar menggeneralisasikan peristiwa khusus itu menjadi

suatu prinsip umum.

d. Terbentuknya tindakan pembelajar yang sesuai dengan prinsip itu

dalam situasi atau peristiwa baru.

Penerapan strategi diskoveri ini berlangsung langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Diberikan kesempatan kepada pembelajar untuk berbuat dan

mengamati akibat suatu tindakan.

b. Diberikan tes pemahaman tentang adanya hubungan sebab-akibat

serta diberikan kesempatan ulang untuk berbuat, bilamana

dipandang perlu.

c. Diusahakan terbentuknya prinsip umum dengan latihan

pendalaman dan pengamatan tindakan lebih lanjut.

d. Diberikan kesempatan untuk penerapan informasi yang baru

dipelajar dalam situasi yang sebenarnya.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI PENGERTIAN EFEKTIVITAS · PDF filedengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran tutor sebaya ... Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam

22

Pemilihan strategi pembelajaran didasarkan pada pertimbangan berikut:

a. Tujuan belajar: jenis dan jenjangnya

b. Isi ajaran: sifat, kedalaman, dan banyaknya

c. Pembelajar: latar belakang, motivasi, serta kodisi fisik dan mental

d. Tenaga kependidikan: jumlah, kualifikasi dan kompetensinya

e. Waktu: lama dan jadwalnya

f. Sarana yang dapat dimanfaatkan

g. Biaya.

Unsur-unsur dalam strategi pembelajaran yaitu :

a. Tujuan umum pembelajaran yang ingin dicapai

b. Teknik: berbagai macam cara yang dapat dilakukan untuk

mencapai tujuan umum.

c. Pengorganisasian kegiatan belajar-mengajar

d. Peristiwa pembelajaran yaitu penahapan dalam melaksanakan

proses pembelajaran termasuk usaha yang perlu dilakukan dalam

tiap tahap, agar proses itu berhasil.

Secara garis besar meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

d.1 Persiapan

- Memikat perhatian

- Membangkitkan minat

- Memberitahukan tujuan

d.2 Penyajian

- Merangsang ingatan atas pelajaran sebelumnya

- Menyajikan rangsangan baru

- Membimbing pemahaman

- Melatih penguasaan

- Memberikan umpan balik

d.3 Pemantapan

- Menilai penguasaan

- Memberikan penguatan.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI PENGERTIAN EFEKTIVITAS · PDF filedengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran tutor sebaya ... Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam

23

e. Urutan belajar

Yaitu penahapan isi ajaran yang diberikan agar lebih mudah dipahami.

Kemungkinan urutan adalah sebagai berikut:

e.1 Dari yang mudah ke yang sukar

e.2 Dari yang sudah diketahui ke hal yang baru

e.3 Dari yang konkret ke yang abstrak

e.4 Dari yang sederhana ke yang rumit

e.5 Dari keseluruhan ke rincina

e.6 Dari permulaan sampai akhir

e.7 Dari yang lampau ke yang akan dating

e.8 Dari dalil ke contoh atau sebaliknya

e.9 Dari pengindraan ke pemikiran

f. Penilaian

Yaitu dasar dan alat (instrument) yang digunakan untuk mengukur

usaha atau hasil belajar.

g. Pengelolaan kegiatan belajar/kelas

Yaitu meliputi bagaimana pola pembelajaran dielenggarakan. Secara

konseptual dapat dibedakan beberapa bentuk pengelolaan dalam pola

berikut:

g.1 Pola klasikal guru – siswa saja

g.2 Pola klasikal media: guru – siswa dengan media pembelajaran

g.3 Pola interaksi perorangan

g.4 Pola mandiri

g.5 Pola saling ajar

g.6 Pola media interaktif

h. Tempat atau latar

Adalah lingkungan dimana proses belajar-mengajar berlangsung. Hal

ini meliputi keadaan dan kondisinya, pengaturan tempat duduk,

bentuk kursi, macam perlengkapan yang tersedia serta kaya atau

miskinnya rangsangan yang tersedia.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI PENGERTIAN EFEKTIVITAS · PDF filedengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran tutor sebaya ... Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam

24

i. Waktu

Ialah jumlah dan saat/jadwal berlangsung proses belajar-mengajar.

Dengan demikian belajar merupakan suatu proses yang ditandai

dengan adanya perubahan perilaku. Perubahan ini dapat ditunjukkan dalam

berbagai bentuk seperti berubahnya penalaran, sikap, kecakapan, kebiasaan,

dan sebagainya.

Peristiwa belajar disertai dengan proses pembelajaran akan lebih

terarah dan sistematik daripada belajar yang hanya semata-mata dari

pengalaman dalam kehidupan sosial di masyarakat. Belajar dengan proses

pembelajaran, di dalamnya terdapat peran guru, bahan belajar, dan

lingkungan kondusif yang sengaja diciptakan, sehingga diharapkan dapat

mencapai hasil belajar yang optimal.

2.7 MODEL PEMBELAJARAN

Menurut Mohamad Surya (2004:57) membagi model pembelajaran

kedalam empat kategori yaitu :

2.7.1 Lectures (ceramah)

Strategi pembelajaran dalam model ini dilakukan dengan

mengikuti ceramah dari pihak pengajar. Ciri utamanya ialah

mendengarkan penjelasan pengajar, kegiatan dan lingkungan di

kendalikan oleh pengajar, pengetahuan yang diperoleh tergantung

penangkapan pembicaraan pengajar, sedikit dukungan teknologi, dan

berlangsung dalam suasana otoriter. Model ini sering dipandang

sebagai model tradiosional dan kurang memberikan kesempatan

pemberdayaan secara positif terhadap pembelajar.

2.7.2 Self study (belajar sendiri)

Dalam model ini strategi pembelajaran dilakukan secara

mandiri oleh pelajar dalam keseluruhan aktivitasnya. Model ini

memiliki ciri-ciri berfokus pada pemikiran sendiri, prosesnya

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI PENGERTIAN EFEKTIVITAS · PDF filedengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran tutor sebaya ... Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam

25

diarahkan sendiri, isi pengetahuan ang berupa refleksi dan integrasi,

dengan menggunakan multimedia, di atas penghargaan diri secara

otonom.

2.7.3 Concurrent learning (pembelajaran berbarengan)

Dalam model ini, pada dasarnya pembelajaran dilakukan atas

dasdar tanggung jawav pembelajar secara mandiri, namun dalam

suasana berbarengan dengan yang lain dan saling berinteraksi baik

langsung maupun tidak langsung. Ciri utama model ini adalah

dilakukan secara partisipatif, dalam satu forum terbuka, dalam suasana

saling menghargai satu dengan lainnya, materi yang berada dalam

perspektif masing-masing, dan suasana demokratis dengan dukungan

teknologi.

2.7.4 Pembelajaran kolaboratif.

Dalam model ini, pembelajaran dilakukan dalam bentuk

kolaboratif, yaitu kerjasama yang saling membantu antar pembelajar

dalam bentuk tim. Karakteristik utama model ini ialah dilakukan

melalui satu bentuk kerjasama, untuk mendapatkan consensus, adanya

berbagai dan saling pemahaman nilai, adanya keputusan yang dibuat

bersama atas dasar nilai yang disepakati bersama.

Sehingga diharapkan dengan adanya model pembelajaran, materi yang

diberikan dapat diserap oleh siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Model pembelajaran dimaksudkan juga sebagai pola interaksi siswa

dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode,

dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar di kelas.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI PENGERTIAN EFEKTIVITAS · PDF filedengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran tutor sebaya ... Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam

26

2.8 MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan pendidikan. Ini berarti

bahwa berhasil atau gagalnya prncapaian tujuan pendidikan itu amat

bergantung pada proses belajar yang dialami siswa. Proses belajar yang baik,

inovatif yang diterapkan pendidik diharapkan dapat menunjang keberhasilan

suatu program pengajaran. Sehingga apa yang menjadi tujuan pendidikan

nasional dapat terlaksana dan tercapai. Untuk terlaksana dan tercapainya

tujuan tersebut diperlukan sumber-sumber daya yang dapat mempengaruhi

hasil dari proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar mengajar tersebut

tidak hanya disebabkan oleh satu macam sumber daya saja, tetapi dapat

disebabkan oleh berbagai sumber-sumber daya yang saling mendukung.

Jadi dapat disimpulkan sumber belajar tidak harus selalu dari guru.

Sumber belajar dapat berasal dari orang lain yang bukan guru, seperti teman

dari kelas yang lebih tinggi (kakak kelas), teman sekelas, atau keluarganya di

rumah.

Sumber belajar bukan guru dan berasal dari orang yang lebih pandai

disebut tutor.

Ada dua macam tutor yaitu:

1. tutor sebaya

adalah teman sebaya yang lebih pandai

2. Tutor kakak

adalah tutor dari kelas yang lebih tinggi.

Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk

dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Tutor tersebut diambil dari kelompok siswa yang memiliki prestasi yang lebih

tinggi daripada siswa-siswa lainnya.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI PENGERTIAN EFEKTIVITAS · PDF filedengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran tutor sebaya ... Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam

27

Menurut Ischak dan Warji dalam Suherman (2003:276) berpendapat

bahwa tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap

bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami

kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya.

Mengingat bahwa siswa adalah unsur pokok dalam pengajaran, maka

siswalah yang harus menerima dan mencapai berbagai informasi pengajaran

yang pada akhirnya dapat mengubah tingkah lakunya sesuai dengan yang

diharapkan. Untuk itu, maka siswa harus dijadikan sebagai sumber

pertimbangan di dalam pemilihan sumber pengajaran.

Pembelajaran teman / tutor sebaya adalah pembelajaran yang terpusat

pada siswa, dalam hal ini siswa belajar dari siswa lain yang memiliki status

umur, kematangan / harga diri yang tidak jauh berbeda dari dirinya sendiri.

Sehingga anak tidak merasa begitu terpaksa untuk menerima ide-ide dan

sikap dari “gurunya” yang tidak lain adalah teman sebayanya itu sendiri.

Dalam tutor sebaya, teman sebaya yang lebih pandai memberikan bantuan

belajar kepada teman-teman sekelasnya di sekolah.

Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan

kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan

teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya,

sehingga diharapkan siswa yang kurang paham tidak segan-segan untuk

mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya (Suherman, 2003:

277).

Tugas sebagai tutor merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman

dan sebenarnya merupakan kebutuhan anak itu sendiri, karena dalam model

pembelajaran tutor sebaya ini, mereka (para tutor) harus berusaha

mendapatkan hubungan dan pergaulan baru yang mantap dengan teman

sebaya, mencari perannya sendiri, mengembangkan kecakapan intelektual dan

sosial. Dengan demikian, beban yang diberikan kepada mereka akan memberi

kesempatan untuk mendapatkan perannya, bergaul dengan orang– orang lain,

dan bahkan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI PENGERTIAN EFEKTIVITAS · PDF filedengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran tutor sebaya ... Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam

28

Dengan model pembelajaran teman sebaya, maka tidak ada batasan

bagi tiap siswa untuk lebih terbuka dan saling berkomunikasi antara satu

dengan yang lainnya sehingga diharapkan dapat melatih kecakapan

komunikasi siswa. Komunikasi perlu menjadi fokus perhatian dalam setiap

pembelajaran, sebab melalui komunikasi, siswa dapat mengorganisasi dan

mengkonsolidasi cara berpikir, dan siswa dapat meng’explore’ ide-ide

kreatifnya..

Selain itu menurut Atkins dalam Asikin (2002:493) komuniksi secara

verbal (mathematical conversation) merupakan “a tool for measuring growth

in understanding, allow participapants to learn about the mathematical

constructions from others, and give participants opportunities to reflect on

their own mathematical understanding”, yang berarti bahwa komunikasi

secara verbal merupakan alat untuk meningkatkan pemahaman, dengan

membimbing siswa untuk belajar dari siswa lainnya, dan memberikan

kesempatan kepada siswa itu untuk merefleksikan pemahaman mereka.

Adanya model pembelajaran teman sebaya diharapkan dapat

meningkatkan keterampilan komunikasi siswa, karena dalam hal ini siswa

tidak akan merasa canggung, malu, dan lebih leluasa untuk bertanya dengan

temannya (tutor sebayanya) tentang kesulitan-kesulitan yang didapatinya

dalam suatu bahan pelajaran tertentu, sehingga diharapkan dengan

meningkatnya kecakapan komunikasi siswa maka dengan sendirinya siswa

dapat lebih mudah memahami pelajaran yang sedang dipelajarinya karena

selain lebih leluasa, bahasa antar sesama teman sebaya lebih mudah

dipahami, sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan demikian

hasil belajar mereka akan dapat meningkat pula.

Model pembelajaran tutor sebaya ini sangatlah cocok dengan kondisi

pendidikan bangsa kita. Kebanyakan sekolah, terutama di daerah-daerah

terpencil menghadapi kekurangan guru; kekurangan alat pelajaran; dan selain

itu siswa juga perlu mendapat kesempatan untuk bekerja dalam kelompok dan

memperoleh umpan balik padahal waktu guru terbatas. Untuk itu dengan

adanya model pembelajaran tutor sebaya ini diharapkan dapat membantu

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI PENGERTIAN EFEKTIVITAS · PDF filedengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran tutor sebaya ... Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam

29

menanggulangi masalah-masalah yang ada dalam dunia pendidikan di negara

kita ini.

Pelaksanaan model pembelajaran tutor sebaya yang diberikan kepada teman

sekelasnya di sekolah, dapat dilakukan sebagai berikut.

1. Beberapa siswa yang pandai disuruh mempelajari suatu topik.

2. Guru memberi penjelasan umum tentang topik yang akan dibahas.

3. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 8 – 10

orang siswa dan diusahakan kelompok yang dibentuk tersebut adalah

kelompok yang heterogen.

4. Siswa yang pandai (para tutor sebaya) disebar ke setiap kelompok untuk

memberikan bantuannya.

5. Guru membimbing siswa yang perlu mendapat bimbingan khusus.

6. Jika ada masalah siswa yang lebih paham memberi tahu siswa yang kurang

paham dan jika ada masalah yang tidak dapat terpecahkan, siswa meminta

bantuan kepada guru.

7. Guru mengadakan evaluasi

Dalam model pembelajaran tutor sebaya terdapat ciri-ciri yang

menjadi kekhasan dari model pembelajaran ini. Ciri-ciri itu antara lain

sebagai berikut.

1. Tujuan pengajaran dari model pembelajaran tutor sebaya ini adalah

memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mengembangkan

kemampuan memecahkan masalah secara rasional, mengembangkan

sikap sosial dan semangat gotong royong dalam kehidupan,

mendinamiskan kegiatan kelompok dalam belajar sehingga tiap anggota

merasa diri sebagai bagian kelompok yang bertanggung jawab,

mengembangkan kemampuan kepemimpinan ketrampilan pada tiap

anggota kelompok dalam pemecahan masalah kelompok.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI PENGERTIAN EFEKTIVITAS · PDF filedengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran tutor sebaya ... Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam

30

2. Siswa dalam pembelajaran ini memiliki ciri – ciri :

a. Tiap siswa merasa sadar diri sebagai anggota kelompok

b. Tiap siswa merasa sadar diri memiliki tujuan bersama berupa tujuan

kelompok

c. Memiliki rasa saling membutuhkan dan tergantung

d. Interaksi dan komunikasi antar anggota

e. Ada tindakan bersama sebagai perwujudan tanggung jawab

kelompok

3. Peranan guru terdiri dari pembentukan kelompok, perencanaan tugas

kelompok, pelaksanaan, dan tahap evaluasi hasil belajar kelompok.

Dalam tahap pembentukan kelompok dipertimbangkan antara lain

tujuan yang akan diperoleh siswa dalam kelompok (latihan bergotong-

royong, peningkatan kecepatan dan ketepatan kerja dan lain-lain), latar

belakang pengalaman siswa, minat / pusat perubahan siswa.

Dalam tahap perencanaan tugas kelompok, guru memperhatikan

jenis tugas yang diberikan apakah tugas paralel ataukah tugas

komplementer. Tugas paralel artinya semua kelompok mendapat tugas

yang sama, tugas komplementer artinya kelompok saling melengkapi

pemecahan masalah.

Dalam tahap pelaksanaan mengajar guru berperan antara lain

pemberi informasi umum tentang proses belajar kelompok, guru sebagai

fasilitator pembimbing dan pengendali ketertiban kelompok.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI PENGERTIAN EFEKTIVITAS · PDF filedengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran tutor sebaya ... Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam

31

2.9 KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU TENTANG TUTOR SEBAYA.

1. Menurut Sutamin (2007:9) inti dari metode pembelajaran tutor sebaya

adalah pembelajaran yang pelaksanaannya dengan membagi kelas dalam

kelompok-kelompok kecil, yang sumber belajarnya bukan hanya guru

melainkan juga teman sebaya yang pandai dan cepat dalam menguasai

suatu materi tertentu. Dalam pembelajaran ini, siswa yang menjadi tutor

hendaknya mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan

dengan teman lainnya, sehingga pada saat dia memberikan bimbingan ia

sudah dapat menguasai bahan yang akan disampaikan.

Penelitian yang digunakan Sutamin adalah penelitian tindakan kelas

dimana hasil dari penelitiannya adalah:

Pada siklus 1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajarnya 79,8,

siswa yang tuntas belajar sebesar 60% sebanyak 24 siswa dari jumlah

seluruhnya sebanyak 40 siswa dan aktivitas belajar siswa sebesar 77,5%.

Penelitian pada siklus pertama dikatakan belum berhasil karena :

1. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal belum mencapai 75%,

yaitu baru 60%.

2. Aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran belum

mencapai 90%, yaitu baru 77,5%.

siswa yang tuntas belajar sebesar 87,5% sebanyak 35 siswa dari jumlah

seluruhnya sebanyak 40 siswa dan aktivitas belajar siswa sebesar 92,5%.

Penelitian pada siklus kedua dikatakan sudah berhasil karena :

1. Nilai rata-rata hasil belajar siswa sudah mencapai > 65.

2. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal sudah mencapai > 75%.

3. Aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah

mencapai > 90%.

Dari hasil evaluasi akhir siklus 2 diperoleh rata-rata nilai sebesar 89,23

dan presentase siswa yang tuntas belajar sebesar 87,5% sebanyak 35

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI PENGERTIAN EFEKTIVITAS · PDF filedengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran tutor sebaya ... Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam

32

siswa. Hasil ini sudah memenuhi indikator yang ditetapkan yaitu 75%.

Secara umum pelaksanaan pembelajaran siklus 2 lebih baik dibandingkan

dengan siklus 1.

Dengan demikian hipotesis tindakan dan indicator keberhasilan

dapat dicapai sehingga tidak perlu dilakukan pelaksanaan siklus

berikutnya. Berdasarkan hasil tes akhir pada siklus 2 dengan ketuntasan

belajar secara klasikal sebesar 87,5% maka dapat disimpulkan dengan

melalui pembelajaran dengan tutor sebaya dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

2. Menurut Bambang Ribowo dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IIA SMP Negeri 2 Banjarharjo

Brebes dalam pokok bahasan segiempat melalui model pembelajaran

tutor sebaya dalam kelompok kecil tahun pelajaran 2005-2006”

menyimpulkan bahwa model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok

kecil sangat cocok digunakan dalam pembelajaran matematika dan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa sehingga siswa menjadi lebih aktif

dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dikelas dan siswa menjadi

terampil dan berani mengemukakan pendapatnya dalam proses

pembelajaran.

3. Menurut Riyono dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya

meningkatkan hasil belajar siswa kelas III G SMP Negeri Ketanggungan

Brebes pada pokok bahasan operasi pada bentuk aljabar melalui model

pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil” menyimpulkan bahwa

model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dimana semua siswa aktif, siswa sangat

antusias dalam melaksanakan tugas, semua perwakilan kelompok berani

mengerjakan tugas didepan kelas, siswa berani bertanya dan respon siswa

yang diajar sangat tinggi.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI PENGERTIAN EFEKTIVITAS · PDF filedengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran tutor sebaya ... Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam

33

4. Menurut Yulitta Radita Kusumasari dalam penelitiannya yang berjudul

“Meningkatkan hasil belajar matematika melalui metode tutor sebaya

dalam pengajaran remedial pada siswa kelas VIII semester II SMP

Negeri 25 Semarang Tahun Pelajaran 2006-2007” menyimpulkan

bahwa melalui pemanfaatan metode tutor sebaya dapat meningkatkan

hasil belajar siswa dalam pengajaran remedial Matematika, hal ini

tampak dari nilai rata-rata kelas yang meningkat dari siklus pertama ke

siklus kedua. Dengan metode tutor sebaya partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran, kekompakan dalam berkelompok dan keberanian siswa

bertanya dapat ditumbuh kembangkan.

5. Menurut Hidir Yakub dan Sunyono dalam penelitiannya yang berjudul

“Peningkatan kualitas pembelajaran mata kuliah ikatan kimia melalui

penerapan metode belajar mahasiswa aktif dan konsistensi pelaksanaan

evaluasi” menyimpulkan bahwa Penerapan metode belajar mahasiswa

aktif yang bervariasi dan pelaksanaan tutorial, serta adanya system

evaluasi yang konsisten cukup efektif digunakan dalam perkuliahan yang

ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas belajar dan prestasi belajar

mahasiswa. Pelaksanaan tutorial teman sebaya dapat membantu

mahasiswa dalam mengatasi kesulitan belajar terutama dalam

mengerjakan soal-soal latihan.

6. Menurut Johar Maknun dan Toto Hidajat Soehada dalam penelitiannya

yang berjudul “Efektivitas penerapan model pembelajaran tutor sebaya

dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran gambar

teknik dasar di SMKN 5 Bandung” menyimpulkan bahwa penerapan

model pembelajaran tutor sebaya telah terbukti efektif dalam

meningkatkan hasil belajar siswa yang terbukti signifikan dimana

peningkatan tersebut terlihat dalam setiap siklus belajar. Keunggulan

model pembelajaran tutor sebaya juga ditunjukkan oleh ketuntasan

belajar siswa yang mengalami peningkatan.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI PENGERTIAN EFEKTIVITAS · PDF filedengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran tutor sebaya ... Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam

34

7. Menurut Ika Marlita Sari dalam penelitiannya yang berjudul “Keefektifan

Model Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap hasil belajar matematika

pokok bahasan persamaan garis lurus siswa kelas VIII SMP Negeri 36

Semarang” menyimpulkan bahwa model pembelajaran tutor sebaya lebih

efektif dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan model

pembelajaran konvensional dalam hal meningkatkan hasil belajar siswa.

Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t dengan diperoleh thitung=2,034

>ttabel=1,66 yang berarti Ho ditolak. Rata-rata hasil belajar pada kelompok

eksperimen sebesar 72,8 dan pada kelompok control sebesar 68,7.

Adanya perbedaan hasil belajar ini disebabkan karena pada pembelajaran

tutor sebaya lebih menekankan kerjasama, diskusi, presentasi yang aktif

sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

8. Menurut Akrom dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Metode

Tutor Sebaya dan Penilaian oleh Teman Sebaya dalam upaya

mengoptimalkan pembelajaran mata pelajaran Ketrampilan Komputer

dan Pengelolaan Informasi pada siswa kelas SMK” menyimpulkan

bahwa Peer tutoring dan peer assessment merupakan solusi termudah

dan solusi dalam menghadapi kendala-kendala dalam pembelajaran

komputer terutama disekolah-sekolah yang belum memiliki sarana dan

prasarana memadai, tenaga pengajar yang kurang, jumlah siswa dikelas

yang sangat besar, dan dana yang terbatas. Pembelajaran dengan

memanfaatkan Peer tutoting dan peer assessment ternyata mampu

mengoptimalkan pembelajaran komputer, yang pada akhirnya mampu

meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan tuntutan kompetensi

sekarang ini.

9. Menurut Ikenandra Mirawati dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa

persentase rata-rata hasil belajar siswa meningkat tiap siklusnya.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI PENGERTIAN EFEKTIVITAS · PDF filedengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran tutor sebaya ... Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam

35

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dikelas pun menjadi lebih

baik, siswa menjadi lebih aktif berdiskusi dan bekerjasama

menyelesaikan lembar kerja siswa, siswa juga tidak malu untuk

mengeluarkan pendapatnya. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran

tutor sebaya menunjukkan respon yang positif dan siswa menyenangi

pembelajarn tutor sebaya.

10. Menurut Sitti Rahmawati dalam penelitiannya yang berjudul

“Peningkatan prestasi belajar siswa kelas XII IPA 7 Terhadap Redoks

dan Elektrokimia dengan menggunakan Sistem Tutor Sebaya”

menyimpulkan bahwa penggunaan system tutor sebaya dalam

pembelajaran kimia dapat meningkatkan daya serap dan ketuntasan

klasikal, yang berarti prestasi belajar siswa terbukti meningkatkan. Hal

ini dapat pula dilihat dan dibuktikan berdasarkan peningkatan hasil

belajar siswa.

Dari kajian penelitian terdahulu mengenai tutor sebaya penulis dapat

mengambil kesimpulan bahwa:

1. Tutor sebaya ternyata sangat efektif untuk meningkatkat hasil belajar siswa

2. Dengan tutor sebaya siswa menjadi lebih aktif, terampil dan berani

mengemukakan pendapat, berani mengerjakan tugas didepan kelas, berani

bertanya dan respon siswa yang diajar sangat tinggi.

3. Dengan tutor sebaya partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, kekompakan

dalam berkelompok dapat ditumbuh kembangkan.

4. Dengan tutor sebaya dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan

belajar terutama dalam mengerjakan soal-soal latihan.

5. Tutor sebaya merupakan solusi termudah dan solusi dalam menghadapi

kendala-kendala dalam pembelajaran computer terutama disekolah-sekolah

yang belum memiliki sarana prasarana memadai, tenaga pengajar yang

kurang dan dana yang terbatas.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI PENGERTIAN EFEKTIVITAS · PDF filedengan keberhasilan penggunaan model pembelajaran tutor sebaya ... Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam

36