bab ii landasan teori dan pengembangan hipotesiseprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/bab ii.pdf ·...

56
14 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1.Teknologi Informasi Menurut Haag dan Keen dalam Ghifari (2017), Teknologi informasi adalah seperangkat alat untuk membantu dalam memudahkan pelaksanaan tugas melalui proses informasi. Sedangkan menurut Alter dalam Amijaya (2010) teknologi informasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data. Bagitu pula menurut Almuntaha (2008), Teknologi Informasi didefinisikan sebagai suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Menurut O Brien (2005:76) dalam Amijaya (2010) Teknologi informasi memainkan peranan penting dalam perekayasaan ulang dalam proses bisnis. Kecepatan, kemampuan pemrosesan informasi dan konektivitas komputer serta teknologi internet dapat secara mendasar meningkatkan efisiensi para bisnis, seperti juga meningkatkan komunikasi dan kerjasama. Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini sangat besar.

Upload: others

Post on 31-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

14

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1.Teknologi Informasi

Menurut Haag dan Keen dalam Ghifari (2017), Teknologi informasi

adalah seperangkat alat untuk membantu dalam memudahkan pelaksanaan

tugas melalui proses informasi. Sedangkan menurut Alter dalam Amijaya

(2010) teknologi informasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak

untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti

menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau

menampilkan data. Bagitu pula menurut Almuntaha (2008), Teknologi

Informasi didefinisikan sebagai suatu teknologi yang digunakan untuk

mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,

memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang

berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang

digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan

informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.

Menurut O Brien (2005:76) dalam Amijaya (2010) Teknologi informasi

memainkan peranan penting dalam perekayasaan ulang dalam proses bisnis.

Kecepatan, kemampuan pemrosesan informasi dan konektivitas komputer

serta teknologi internet dapat secara mendasar meningkatkan efisiensi para

bisnis, seperti juga meningkatkan komunikasi dan kerjasama. Peranan

teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini sangat besar.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

15

Teknologi informasi telah menjadi fasilitator utama bagi kegiatan-kegiatan

bisnis, memberikan andil besar terhadap perubahan mendasar pada struktur,

operasi dan manajemen organisasi. Menurut Kadir (2003), peranan teknologi

informasi meliputi:

1. Teknologi informasi menggantikan peran manusia. Dalam tugas ini,

teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses.

2. Teknologi informasi memperkuat peran manusia, yakni dengan

menyajikan informasi terhadap suatu tugas atau proses.

3. Teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran

manusia. Dalam hal ini, teknologi berperan dalam melakukan perubahan-

perubahan terhadap sekumpulan tugas atau proses.

Peran teknologi sangat memberikan berbagai kemudahan yang dapat

dirasakan manusia. Pemanfaatan teknologi informasi yang maksimal dapat

digunakan untuk membentuk strategi menuju keunggulan yang kompetitif

O’Brien dalam Ghifari (2017) menyebutkan dengan cara:

1. Strategi Biaya

Meminimalisir biaya atau memberikan harga yang lebih murah

terhadap pelanggan, menurunkan biaya dari pemasok, dan meningkatkan

biaya pesaing untuk tetap bertahan di industri.

2. Strategi Diferensiasi

Mengembangkan cara-cara untuk membedakan produk/jasa yang

dihasilkan perusahaan terhadap pesaing, sehingga pelanggan

menggunakan produk/jasa karena adanya manfaat atau fitur yang unik.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

16

3. Strategi Inovasi

Memperkenalkan produk/jasa yang unik, atau membuat perubahan

dalam proses bisnis yang menyebabkan perubahan-perubahan yang

mendasar dalam pengelolaan bisnis.

4. Strategi Pertumbuhan

Mengembangkan kapasitas produksi secara signifikan, melakukan

ekspansi ke dalam pemasaran global, melakukan diversifikasi

produk/jasa baru, atau mengintegrasikan ke dalam produk/jasa yang

terkait.

5. Strategi Aliansi

Membentuk hubungan dan aliansi bisnis yang baru dengan

pelanggan, pemasok, pesaing, konsultan dan lain-lain.

2.2.Teknologi Informasi dalam Dunia Perbankan

Menurut Ghifari (2017), Teknologi informasi ikut mewarnai dunia

perbankan, kehadiran sistem online yang ditangani oleh teknologi komputer

dan teknologi komunikasi memungkinkan nasabah mengambil uang dari

kantor cabang bank yang berada dimana saja. Sistem ini dilengkapi dengan

mesin-mesin Anjungan Tunai Mandiri atau Automatic Teller Machine, yang

selanjutnya disebut ATM. Menurut Kadir (2003) ekspansi ATM juga

dilakukan dengan membuat ATM bersama yang memungkinkan nasabah

sebuah bank bisa mengambil uang dari ATM bank lain. Melalui ATM

memungkinkan nasabah mengambil uang tanpa harus tergantung oleh jam

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

17

kerja bank. Nasabah mulai dimanjakan dengan kemudahan untuk melakukan

transaksi oleh bank. Dengan semakin banyaknya orang yang mengakses

internet, pihak bank mulai mengembangkan layanan dengan menggunakan

media elektronik yang memperkenankan nasabah dalam melakukan transaksi,

seperti memeriksa saldo tabungan, melakukan transfer uang, membayar

tagihan kartu kredit, dan sebagainya dengan berinteraksi pada sistem yang

siap melayani setiap saat dan dimana saja selama 24 jam.

Jasa layanan yang diperkenalkan bank kepada nasabah dengan

memanfaankan kemajuan teknologi informasi dikenal dengan Electronic

Banking atau E-banking. Tujuan dari E-banking adalah sebagai sarana

penyedia multi chanel dan juga dapat menghemat biaya transaksi bank,

nasabah lebih bebas, mudah, cepat dan aman bertransaksi 24 jam dimanapun

nasabah berada (Sari dan Rahmawati, 2013). Masih banyak aplikasi lain

dalam dunia perbankan yang memanfaatkan teknologi informasi.

2.3.Bank

2.3.1.Pengertian Bank dan Perbankan

Pengertian bank sering diartikan sama dengan perbankan oleh

masyarakat luas. Bank dan perbankan memiliki pengertian yang

berbeda, disebutkan bahwa bank hanya mencakup aspek kelembagaan.

Taswan (2010:6) dalam bukunya Manajemen Perbankan, menyebutkan

beberapa pengertian atau definisi bank, yaitu:

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

18

1. Menurut Joseph Sinkey, bahwa yang dimaksud bank adalah

department store of finance yang menyediakan berbagai jasa

keuangan.

2. Menurut Dictionary of Banking and financial service by Jerry

Rosenberg, bahwa yang dimaksud bank adalah lembaga yang

menerima simpanan giro, deposito, dan membayar atas dasar

dokumen yang ditarik pada orang atau lembaga tertentu,

mendiskonto surat berharga, memberikan pinjaman dan

menanamkan dananya dalam surat berharga.

3. Menurut UU RI No. 10 Tahun 1998 (revisi UU RI No. 7 Tahun

1992), bahwa yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha

yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak.

Taswan (2010:6) menyebutkan, bahwa bank adalah sebuah

lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa

giro, deposito tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang

berkelebihan dana (surplus spending unit) kemudian menempatkannya

kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana (deficit spending

unit) melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat

meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak. Sedangkan perbankan

adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

19

melaksanakan kegiatan usahanya. Kegiatan usaha tersebut menyangkut

jasa keuangan, dan dalam perspektif ilmu keuangan, perbankan adalah

bagian dari ilmu keuangan.

2.3.2.Pentingnya Bank

Menurut Malayu (2004:3) dalam bukunya Dasar-Dasar

Perbankan, bank sangat penting dan berperan untuk mendorong

pertumbuhan dan perekonomian suatu bangsa, karena bank adalah:

1. Pengumpulan dana dari Surplus Spending Unit (SSU) dan

penyaluran kredit kepada Deficit Spending Unit (DSU).

2. Tempat menabung yang efektif dan produktif bagi masyarakat.

3. Pelaksana dan memperlancar lalu lintas lalu lintas pembayaran

dengan aman, praktis, dan ekonomis.

4. Penjamin penyelesaian perdagangan dengan menerbitkan L/C.

5. Penjamin penyelesaian proyek dengan menerbitkan bank garansi.

Drs. Mohammad Hatta mengemukakan, bahwa bank adalah sendi

kemajuan masyarakat dan sekiranya tidak ada bank, maka tidak akan

ada kemajuan seperti saat ini. Negara yang tidak mempunyai banyak

bank yang baik dan benar adalah Negara yang terbelakang. Perusahaan

saat ini diharuskan memanfaatkan jasa-jasa perbankan dalam kegiatan

usahanya jika ingin maju.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

20

2.3.3.Asas, Fungsi, dan Tujuan Perbankan Indonesia

Dalam pasal 2, 3, dan 4 UU RI No.7 Tahun 1992 sebagaimana

telah dirubah dengan UU RI No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan

dalam Malayu (2004:3), dinyatakan asas, fungsi, dan tujuan perbankan

Indonesia adalah:

1. Asas

Perbankan Indonesia dalam melaksanakan kegiatan usahanya

berdasarkan demokrasi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian.

2. Fungsi

Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai

penghimpun dan penyalur dana masyarakat.

3. Tujuan

Perbankan Indonesia bertujuan untuk menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,

pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kearah peningkatan

rakyat banyak.

Sesuai dengan isi UU RI No.7 Tahun 1992, pelaksanaan prinsip

kehati-hatian perbankan didasarkan pada fungsi utama perbankan

sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Sebagai lembaga

perantara, falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah

kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu, bank juga disebut sebagai

lembaga kepercayaan masyarakat yang ciri-ciri utamanya sebagai

berikut:

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

21

1. Dalam menerima simpana dari Surplus Spending Unit (SSU), bank

hanya memberikan pernyataan tertulis yang menjelaskan bahwa

bank telah menerima simpanan dalam jumlah dan untuk jangka

waktu tertentu.

2. Dalam menyalurkan dana kepada Deficit Spending Unit (DSU),

bank tidak selalu meminta agunan berupa barang sebagai jaminan

atas pemberian kredit yang diberikan kepada DSU yang memiliki

reputasi baik.

3. Dalam melakukan kegiatannya, bank lebih banyak menggunakan

dana masyarakat yang terkumpul dalam banknya, dibandingkan

dengan modal dari pemilik atau pemegang saham bank.

Sebagai lembaga kepercayaan, bank dituntut untuk selalu

memperhatikan kepentingan masyarakat disamping kepentingan dari

bank itu sendiri dalam mengembangkan usahanya. Bank juga harus

bermanfaat bagi pembangunan ekonomi nasional sesuai dengan

fungsinya sebagai agent of development dalam rangka mewujudkan

pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas. Menurut Ikatan

Bankir Indonesia (2013:11) dalam bukunya Modul Sertifikasi Tingkat 1

General Banking, menyebutkan fungsi khusus bank sebagai berikut:

1. Agent of Trust

Yaitu lembaga yang berlandaskan kepercayaan. Dasar utama

kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam

menghimpun dana maupun menyalurkan dana. Dalam fungsi ini

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

22

harus dibangun kepercayaan yang bergerak ke dua arah, yaitu dari

masyarakat dan ke masyarakat.

2. Agent of Development

Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan

ekonomi di suatu Negara. Kegiatan bank berupa menghimpun dan

menyalurkan dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan

perekonomian di sector rill. Kegiatan bank tersebut, antara lain

memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan

distribusi, dan kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat

kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi, tidak dapat dilepaskan

dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi,

distribusi, dan konsumsi, tidak lain adalah kegiatan pembangunan

perekonomian suatu masyarakat.

3. Agent of Service

Yaitu lembaga yang memberikan pelayanan jasa perbankan

dalam bentuk transaksi keuangan kepada masyarakat, seperti

pengiriman uang atau transfer, inkaso, penagihan surat berharga

atau collection, cek wisata, kartu debit, kartu kredit, transaksi tunai,

BI-RTGS, SKN-BI, ATM, E-banking, dan pelayanan lainnya. Jasa

yang ditawarkan bank ini erat terkait dengan kegiatan

perekonomian masyarakat secara umum.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

23

2.3.4.Jasa Perbankan

Jasa bank adalah semua aktivitas bank, baik secara langsung

maupun tidak langsung yang berkaitan dengan tugas dan fungsi bank

sebagai lembaga intermediasi, yaitu lembaga yang memperlancar

terjadinya transaksi perdagangan, memperlancar peredaran uang, dan

memberikan jaminan kepada nasabahnya. Beberapa hal yang termasuk

jasa perbankan menurut IBI (2013:50), sebagai berikut:

1. Transfer

Transfer adalah suatu kegiatan jasa bank untuk

memindahkan sejumlah dana tertentu sesuai dengan perintah si

pemberi amanat yang ditujukan untuk keuntungan seseorang yang

ditunjuk sebagai penerima transfer. Dalam arti lain, transfer adalah

kiriman uang yang diterima bank termasuk hasil inkaso yang

ditagih melalui bank tersebut yang akan diteruskan kepada kepada

bank lain untuk dibayarkan kepada nasabah (transfer). Baik transfer

uang keluar atau masuk yang akan mengakibatkan adanya

hubungan antar cabang yang bersifat timbal balik, artinya bila satu

cabang mendebet maka cabang lain akan mengkredit.

2. Inkaso

Inkaso adalah pemberian kuasa kepada bank oleh nasabah

(baik perusahaan maupun perorangan) untuk melakukan penagihan

terhadap surat-surat berharga (baik yang berdokumen maupun tidak

berdokumen) yang harus dibayar setelah pihak yang bersangkutan

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

24

(pembayar atau tertarik) berada di tempat lain (dalam atau luar

negeri) menyetujui pembayaran. Dalam arti lain, inkaso merupakan

kegiatan jasa bank untuk melakukan amanat dari pihak ketiga

berupa penagihan sejumlah uang kepada seseorang atau badan

tertentu di kota lain yang telah ditunjuk oleh pemberi amanat.

3. Kliring

Kliring adalah cara penyelesaian utang-piutang antarbank

peserta kliring dalam bentuk warkat atau surat-surat berharga di

suatu tempat tertentu, seperti cek, bilyet, nota debet, dan nota

kredit. Warkat harus dinyatakan dalam mata uang rupiah, bernilai

nominal penuh, dan telah jatuh tempo.

Bank yang termasuk peserta kliring adalah bank umum yang

berada dalam wilayah tertentu dan tidak dihentikan kepesertaannya

dalam kliring Bank Indonesia. Sebuah bank dapat dilarang untuk

mengikuti kliring karena berbagai alasan. Jika salah satu peserta

kliring karena suatu hal tidak dapat turut serta dalam kliring,

peserta tersebut wajib mengajukan permohonan pada

penyelenggara kliring sepuluh hari sebelumnya.

4. Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)

Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement

(selanjutnya disebut system BI-RTGS) adalah sistem transfer dana

elektronik antarpeserta dalam mata uang rupiah yang

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

25

penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara

individual.

a. Penyelenggara Sistem BI-RTGS (selanjutnya disebut

penyelenggara) adalah Bank Indonesia c.q. Direktorat

Akunting dan Sistem Pembayaran (DASP).

b. Peserta Sistem BI-RTGS (selanjutnya disebut peserta) adalah

bank dan pihak selain bank yang telah memenuhi persyaratan

yang ditetapkan oleh Penyelenggara dan Bank Indonesia.

c. Rekening Giro adalah rekening Peserta dalam mata uang

rupiah yang ditatausahakan di Bank Indonesia yang digunakan

untuk penyelesaian akhir transaksi.

d. Penyelesaian Akhir (settlement) selanjutnya disebut

Penyelesaian Akhir, adalah kegiatan pendebetan dan

pengkreditan rekening giro Peserta di Bank Indonesia.

Penyelesaian Akhir transaksi melalui Sistem BI-RTGS

dilakukan dengan menggunakan dana pada rekening giro

Peserta Bank Indonesia, yang dilakukan apabila dana yang

terdapat pada rekening giro Peserta Bank Indonesia memiliki

saldo yang cukup.

5. Bank Draft

Bank Draft adalah wesel yang dikeluarkan oleh bank kepada

para nasabahnya. Wesel ini dapat diperjualbelikan.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

26

6. Cek Wisata (Traveller’s Cheque)

Traveller’s Cheque adalah kertas berharga dalam mata uang

yang dikeluarkan oleh suatu bank, dimana bank tersebut akan

membayarkan sejumlah uang yang tertera didalamnya kepada

orang yang tanda tangannya tertera pada Traveller’s Cheque

tersebut. Mengingat Traveller’s Cheque sangat mudah dibawa

kemana-mana, dengan kata lain pemilik uang tidak perlu membawa

uang tunai dalam perjalanan. Untuk menguangkannya, pemilik

Traveller’s Cheque harus dapat menunjukan KTP, SIM, data/atau

paspornya. Dengan demikian keamanannya terjamin. Traveller’s

Cheque ini bisa dipergunakan oleh para pelancong.

7. Surat Kredit Berdokumen (Letter of Credit/LC)

Letter of Credit/LC atau dalam bahasa Indonesia disebut

Surat Kredit Berdokumen merupakan salah satu jasa yang

ditawarkan bank dalam rangka pembelian barang, berupa

penangguhan pembayaran pembelian oleh pembeli sejak LC dibuka

sampai dengan jangka waktu tertentu sesuai perjanjian.

Berdasarkan pengertian tersebut, tipe perjanjian yang dapat

difasilitasi LC terbatas hanya pada perjanjian jual-beli, sedangkan

fasilitas yang diberikan adalah berupa penangguhan pembayaran.

8. Bank Garansi

Bank Garansi adalah suatu fasilitas kredit non-cash loan

yang diberikan bank kepada debiturnya dan/atau pihak lainnya

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

27

yang disetujui oleh debitur dimana bank menyatakan sanggup

memenuhi kewajiban-kewajiban dari pihak yang dijamin kepada

pihak ketiga sebagai penerima Bank Garansi, apabila pada suatu

waktu tertentu yang telah ditetapkan pihak yang dijamin tersebut

tidak memenuhi kewajiban-kewajiban (wanprestasi/cedera janji).

9. Safe Deposit Box (SDB)

Layanan Safe Deposit Box (SDB) adalah jasa penyewaan

kotak penyimpanan harta atau surat-surat berharga yang dirancang

secara khusus dari bahan baja dan ditempatkan dalam ruang

khazanah yang kokoh dan tahan api untuk menjaga keamanan

barang yang disimpan dan memeberikan rasa aman bagi

penggunanya. Biasanya barang disimpan dalam SDB adalah barang

yang bernilai tinggi dimana pemiliknya merasa tidak aman untuk

menyimpan dirumah. Pada umumnya, biaya asuransi barang yang

disimpan di SDB bank relative murah. Selain itu, berikut adalah

keuntungan yang diperoleh nasabah yang memanfaatkan layanan

SDB di bank:

a. Aman, karena ruang penyimpanan yang kokoh dilengkapi

dengan sistem keamanan terus-menerus selama 24 jam. Untuk

membukanya, diperlukan kunci dari penyewa dan kunci dari

bank.

b. Fleksibel, karena tersedia dalam berbagai ukuran sesuai

dengan kebutuhan penyewa, baik perorangan maupun badan.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

28

c. Mudah, karena persyaratan sewa cukup dengan membuka

tabungan atau giro (ada bank yang tidak mensyaratkan hal

tersebut, namun mengenakan tarif yang berbeda).

10. Transaksi Jual Beli Valuta Asing

Bank juga dapat memberikan layanan transaksi jual beli mata

uang asing (valas) sesuai dengan kurs (nilai tukar mata uang

terhadap mata uang lainnya). Perlu untuk dipahami bahwa terdapat

berbagai jenis kurs yang telah dikenal luas, sebagaimana penjelasan

berikut:

a. Kurs Bank Notes (BN) adalah kurs yang digunakan untuk jual

atau beli Bank Notes secara tunai (fisik) kepada atau dari

pelaku transaksi.

b. Kurs Telegraphic Transfer (TT) adalah kurs yang digunakan

untuk beli atau jual mata uang asing yang dilakukan secara

pindah buku atau transfer.

c. Kurs Traveller’s Cheque adalah kurs yang digunakan untuk

jual atau beli Traveller Cheque.

d. Book Rate adalah kurs yang digunakan untuk transaksi dengan

mata uang yang sama.

e. Kurs Tengah BI adalah kurs yang digunakan untuk pembukuan

transaksi atau pelaporan.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

29

11. Electronic Banking (E-banking)

Bank menyediakan layanan Electronic Banking atau dikenal

luas sebagai (E-banking) untuk memenuhi kebutuhan melakukan

transaksi perbankan, selain yang tersedia di kantor cabang dan

ATM. Dengan menggunakan E-banking, nasabah bank tidak

diperlu lagi membuang waktu untuk antri di kantor-kantor bank

atau ATM. Mengingat saat ini banyak transaksi perbankan dapat

dilakukan dimana pun dan kapan pun, serta dengan mudah dan

praktis melalui jaringan elektronik, seperti internet dan telepon

genggam. Sebagai contoh, transfer dana antar rekening maupun

antar bank, pembayaran tagihan, pembelian pulsa isi ulang, ataupun

pengecekan mutasi dan saldo rekening sudah dapat dilakukan tanpa

harus bersusah payah menuju bank. Agar dapat menggunakan

fasilitas E-banking, maka nasabah harus memiliki rekening

tabungan atau giro, yang meliputi internet banking, mobile

banking, phone banking, dan SMS banking. Penjelasan dari

layanan E-banking, sebagai berikut:

a. Internet Banking

Nasabah dapat melakukan transaksi perbankan (financial

dan non-financial) melalui komputer yang terhubung dengan

jaringan internet bank. Jenis transaksi internet banking, antara

lain:

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

30

1. Transfer dana

2. Informasi saldo, mutasi rekening, informasi nilai tukar

3. Pembayaran tagihan, misalnya tagihan kartu kredit,

telepon, handphone, listrik.

4. Pembelian, misalnya pembelian pulsa isi ulang, tiket

pesawat, saham.

b. Phone Banking

Beberapa hal berikut yang perlu diperhatikan untuk

keamanan dalam melakukan transaksi melalu phone banking,

yaitu:

1. Wajib mengamankan PIN phone banking

2. Bebas untuk membuat PIN sendiri, jika merasa diketahui

orang lain segera lakukan penggantian PIN phone

banking.

Jenis transaksi phone banking, antara lain:

1. Transfer dana

2. Informasi saldo

3. Mutasi rekening

4. Pembayaran, misalnya pembayaran tagihan kartu kredit,

PLN, telepon, handphone, listrik, asuransi.

5. Pembelian, misalnya pembelian pulsa isi ulang.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

31

c. SMS Banking

SMS banking adalah layanan informasi perbankan yang

dapat diakses langsung melalui telepon seluler atau handphone

dengan menggunakan media SMS (short message service).

Jenis transaksi melalui SMS Banking, antara lain:

1. Transfer dana

2. Informasi saldo

3. Mutasi rekening

4. Pembayaran, misalnya pembayaran kartu kredit.

5. Pembelian, misalnya pembelian pulsa isi ulang.

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk keamanan

transaksi SMS Banking adalah sebagai berikut:

1. Jangan memberikan kode akses atau nomor pribadi SMS

banking kepada orang lain.

2. Jangan mencatat dan menyimpan kode akses atau nomor

pribadi SMS banking anda ditempat yang mudah diketahui

orang lain.

3. Setiap kali melakukan transaksi melalui SMS banking,

tunggulah beberapa saat hingga menerima respon balik

atas transaksi tersebut.

4. Untuk setiap transaksi, anda akan menerima pesan

notifikasi atas transaksi berupa SMS yang akan tersimpan

didalam inbox.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

32

d. Mobile Banking

Mobile Banking adalah layanan perbankan yang dapat

diakses langsung melalui seluler atau hanphone GSM (Global

for Mobile Communication) dengan menggunakan SMS (Short

Message Service). Beberapa jenis transaksi mobile banking,

antara lain:

1. Transfer dana

2. Informasi saldo

3. Mutasi rekenig

4. Informasi nilai tukar

5. Pembayaran, misalnya pembayaran kartu kredit, PLN,

telepon, hanphone, listrik, asuransi.

6. Pembelian, misalnya pembelian pulsa isi ulang, saham.

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk keamanan

transaksi mobile banking adalah sebagai berikut:

1. Wajib mengamankan PIN mobile banking.

2. Bebas membuat PIN sendiri, jika merasa diketahui oleh

orang lain segera melakukan penggantian PIN.

3. Bilamana SIM Card GSM hilang atau dicuri/dipindah

tangankan kepada pihak lain, segera beri tahukan bank

terdekat atau segera menelepon call center bank tersebut.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

33

Menurut Bank Indonesia (BI) pada Peraturan Bank Indonesia

Nomor 9/15/PBI/2007 pasal 1 angka 3 tentang Penerapan

Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh

Bank Umum, Layanan perbankan melalui media elektronik atau

selanjutnya disebut Electronic Banking adalah layanan yang

memungkinkan nasabah bank untuk memperoleh informasi,

melakukan komunikasi, dan melakukan transaksi perbankan

melalui media elektronik antara lain ATM, phone banking,

electronic fund transfer, internet banking, mobile phone. Pelayanan

perbankan melalui E-banking sudah dirancang sedemikan rupa

menyesuaikan gaya hidup nasabah masa kini yang lebih

mengutamakan kemudahan, ketepatan waktu, dan menghemat

waktu tanpa harus keluar rumah. Selama ini penggunaan dari

layanan E-banking yang digunakan oleh perusahaan bersifat

manual, yang tidak jarang menyebabkan kesalahan human error

baik dari pihak bank ataupun nasabah itu sendiri. Dengan adanya

layanan fasilitas berupa E-banking yang cepat dapat dinikmati oleh

nasabah maupun perusahaan sendiri maka segala layanan yang

diinginkan oleh para nasabah dapat segera ditindak lanjuti dengan

secepat mungkin, sehingga perusahaan tersebut akan mampu

memberikan pelayanan yang terbaik dan tercepat bagi para

nasabah, serta kontrol perusahaan terhadap masalah keuangan

semakin cepat dan akurat.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

34

2.4.Regulasi Penyelenggaraan Electronic Banking

Menurut Pahlefi (2015), Penggunaan layanan Electronic Banking

memang memberikan banyak kemudahan bagi nasabah bank penggunanya,

namun tidak menutup kemungkinan terjadi hal-hal yang merugikan bagi

nasabah sebagai konsumen. Selain bentuk proteksi terhadap layanan itu

sendiri, upaya pengamanan harus dilakukan dari segi regulasi. Dalam hal ini,

Bank Indonesia telah menciptakan beberapa regulasi yang mengatur

penyelenggaraan Electronic Banking oleh bank pada umumnya, diantaranya

sebagai berikut:

2.4.1.Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/15/PBI/2007 tentang Penerapan

Manajemen Risiko Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum,

yang pokok-pokok peraturannya antara lain:

Pasal 1

Dalam Peraturan Bank Indonesia ini dimaksud dengan:

1. Bank adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998,

termasuk kantor cabang bank asing.

2. Teknologi informasi adalah teknologi terkait sarana komputer,

telekomunikasi, dan sarana elektronik lainnya yang digunakan

dalam pengolahan data keuangan dan atau pelayanan jasa

perbankan.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

35

3. Pelayanan perbankan melalui media elektronik atau selanjutnya

disebut Electronic Banking adalah layanan yang memungkinkan

nasabah bank untuk memperoleh informasi, melakukan

komunikasi, dan melakukan transaksi perbankan melalui media

elektronik antara lain ATM, phone banking, electronic fund

transfer, internet banking, mobile phone.

4. Rencana Strategi Teknologi Informasi (Information Technology

Strategic Plan) adalah dokumen yang menggambarkan visi dan

misi teknologi informasi bank, strategi yang mendukung visi dan

misi tersebut dan prinsip-prinsip utama yang menjadi acuan dalam

penggunaan teknologi informasi untuk memenuhi kebutuhan bisnis

dan mendukung rencana strategi jangka panjang.

5. Pusat data (data center) adalah fasilitas utama pemrosesan data

bank yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk

mendukung kegiatan operasional bank secara berkesinambungan.

6. Database adalah sekumpulan data komprehensif dan disusun

secara sitematis, dapat diakses oleh pengguna sesuai wewenang

masing-masing, dan dikelola oleh database administrator.

7. Disaster Recovery Center (DRC) adalah fasilitas pengganti pada

saat pusat data (data center) mengalami gangguan atau tidak dapat

berfungsi antara lain karena adanya aliran listrik keruang komputer,

kebakaran, ledakan atau kerusakan pada komputer, yang digunakan

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

36

sementara waktu selama dilakukannya pemulihan pusat data bank

untuk menjaga kelangsungan usaha (business continuity).

8. Business Continuity Plan (BCP) adalah kebijakan dan prosedur

yang memuat rangkaian kegiatan yang terencana dan terkoordinir

mengenai langkah-langkah pengurangan risiko, penanganan

dampak gangguan/bencana, dan proses pemulihan agar kegiatan

operasional bank dan pelayanan kepada nasabah tetap dapat

berjalan.

9. Pemrosesan transaksi berbasis teknologi adalah kegiatan berupa

penambahan, perubahan, penghapusan, dan/atau otorisasi data yang

dilakukan pada sistem aplikasi yang digunakan untuk memproses

transaksi.

10. Komisaris:

a) Bagi bank berbentuk hukum perseroan terbatas adalah dewan

komisaris sebagaiman dimaksud dalam Pasal 1 angka 6

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas.

b) Bagi bank berbentuk hukum perusahaan daerah adalah

pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Undang-

Undang Nom.or 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah.

c) Bagi bank berbentuk hukum koperasi adalah pengawas

sebagaimana dalam Pasal 38 Undang-Undang Nomor 25

Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

37

d) Bagi kantor cabang bank asing adalah pejabat yang ditunjuk

kantor pusat bank asing untuk melakukan fungsi pengawasan.

11. Direksi:

a) Bagi bank berbentuk hukum perseroan terbatas adalah direksi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 5 Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

b) Bagi bank berbentuk hukum perusahaan daerah adalah direksi

sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah.

c) Bagi bank berbentuk hukum keperasi adalah pengurus

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

d) Bagi kantor cabang bank asing adalah pimpinan kantor cabang

bank asing.

2.4.2.Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/30/DPNP Tanggal 12 Desember

2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan

Teknologi Informasi oleh Bank Umum, yang pokok-pokok

peraturannya antara lain:

Sehubungan dengan telah dikeluarkannya Peraturan Bank

Indonesia Nomor 9/15/PBI/2007 tanggal 30 November 2007 tentang

Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi

oleh Bank Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

38

Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4785), maka perlu diatur ketentuan pelaksanaan dalam suatu Surat

Edaran Bank Indonesia dengan pokok-pokok ketentuan sebagai berikut:

1. Penggunaan teknologi informasi diperlukan bank dalam rangka

meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan operasional

bank. Selain itu, perkembangan teknologi informasi

memungkinkan bank untuk meningkatkan pelayanan kepada

nasabah melalui produk-produk Electronic Banking.

2. Dalam hal bank tidak dapat menyelenggarakan sendiri teknologi

informasi tersebut, bank dimungkinkan untuk menggunakan pihak

penyedia jasa teknologi informasi.

3. Mengingat penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan

risiko yang dihadapi bank, maka bank wajib menerapkan

manajemen risiko secara efektif.

2.5.Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok,

dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa,

ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka

(Kotler dan Keller, 2009) dalam Amanullah (2014). Perilaku konsumen

merupakan kegiatan-kegiatan individu yang langsung terlibat dalam jasa,

termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan. Terdapat dua elemen

penting dari arti perilaku konsumen, yaitu proses pengambilan keputusan, dan

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

39

kegiatan fisik yang melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan

menggunakan barang dan jasa ekonomis (Swastha, 2000) dalam Amanullah

(2014). Schiffman, Kanuk (2007) dalam Suryani (2008:6) Menjelaskan

bahwa perilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana

individu membuat keputusan membelanjakan sumberdaya yang tersedia dan

dimiliki (waktu, uang, dan usaha)untuk mendapatkan barang atau jasa yang

nantinya akan dikonsumsi. Dalam studi ini juga dikaji tentang apa yang

mereka beli, mengapa mereka membeli, dan bagaimana mereka membeli

(seberapa sering) dan menggunakannya. Umar (2000) dalam Pinontoan

(2013) menyebutkan beberapa hal yang harus diperhatikan pada perilaku

konsumen, yaitu Apa yang diinginkan (wants), Apa yang dibutuhkan (needs),

Persepsi Konsumen, dan aspek perubahan kecenderungan (preference).

Menurut Kotler dan Amstrong (1998:153) dalam Daryanto, dkk (2014:55),

terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, diantaranya

yaitu faktor psikologis. Adapun macam dari faktor psikologis ini antara lain,

yaitu:

1. Motivasi adalah suatu dorongan yang menekan seseorang sehingga

mengarahkan seseorang untuk bertindak.

2. Persepsi adalah suatu proses dimana seseorang memilih,

mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan

suatu gambaran yang berarti.

3. Pembelajaran adalah perubahan pada perilaku individu yang muncul dari

pengalaman.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

40

4. Kepercayaan dan sikap, kepercayaan ini akan membentuk citra produk

dan merek, serta orang akan bertindak berdasarkan citra tersebut.

Sedangkan sikap akan mengarahkan seseorang untuk berprilaku yang

relatif konsisten terhadap objek-objek yang sama.

Penelitian ini meneliti tentang perilaku nasabah bank dalam

penggunaan layanan Electronic banking dari aspek faktor psikologis nasabah,

yaitu tentang aspek persepsi, serta kepercayaan dan sikap nasabah atas

kualitas jasa Electronic banking. Dengan memilih, mengatur, dan

menginterpretasikan hal-hal terkait Electronic banking, nasabah akan dapat

merasakan bahwa mereka puas atau tidak puas terhadap Electronic banking

atau yang telah dikenal dengan E-banking tersebut. Jika mereka puas, maka

mereka akan memilih untuk menggunakan sistem E-banking ini di masa

depan, begitu juga sebaliknya.

2.6.Trust (Kepercayaan)

Menurut Sunyoto (2014:16) kepercayaan adalah suatu pikiran deskriftif

yang dianut seseorang mengenai sesuatu (Philip Kotler, 1993:242).

Kepercayaan ini merupakan citra produk dan merek. Orang bertindak atas

kepercayaan jika sebagaian dari kepercayaan ini salah dan menghambat

pembelian, maka produsen akan melakukan kampanye untuk membantah

kepercayaan ini. Menurut Ainur Rofiq (2007: 30) dalam Harlan (2014)

kepercayaan merupakan sebuah pondasi dari bisnis, karena transaksi bisnis

antara dua pihak atau lebih akan terjadi apabila masing-masing saling

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

41

mempercayai. Seiring maraknya kejahatan internet seperti pembobolan akun,

faktor kepercayaan menjadi hal yang sangat penting dalam penggunaan

internet banking dalam transaksi perbankan (Retnosari, 2015). Menurut

Suryani (2013: 93) kepercayaan dalam konteks ini adalah persepsi nasabah

bahwa teknologi internet banking aman untuk digunakan. Kepercayaan

menjadi lebih penting dalam bertransaksi melalui online dibandingkan

dengan offline. Hal ini disebabkan, karena transaksi dalam E-banking

mengandung informasi yang sensitif dan pihak nasabah yang terlibat dalam

transaksi keuangan mengkhawatirkan akses terhadap file penting dan

informasi yang dikirim melalui media elektronik.

Aini (2016) menyebutkan bahwa kepercayaan ditunjukkan dari

keyakinan nasabah untuk menerima kerentanan dalam memenuhi harapannya,

oleh karena itu membangun kepercayaan yang tinggi terhadap nasabah adalah

sangat diutamakan bagi terciptanya rasa kepercayaan nasabah terhadap bank.

Melalui tingkat kepercayaan yang terbangun antar pihak bank dan nasabah,

maka sangat memungkinkan bisnis perbankan yang dijalankan akan mudah

terbangun lebih intensif antara nasabah dengan pihak bank, mengingat pihak

bank wajib untuk membangun rasa kepercayaan yang tinggi terhadap

nasabahnya agar nasabah merasa yakin dan aman pada bank tersebut. Karena

apabila terjadi masalah pada saat menggunakan layanan E-banking, maka

nasabah akan mempertimbangkan kembali kepercayaan terhadap layanan E-

banking yang banyak mengandung unsur risiko. Oleh karena itu, tingkat

kepercayaan nasabah terhadap layanan E-banking sangat berperan penting

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

42

untuk meningkatkan kegunaan E-banking. Kepercayaan meliputi hubungan

yang stabil antara nasabah dengan pihak bank, kemampuan pihak bank untuk

membentuk rasa kepercayaan nasabah, dan Jaminan yang diberikan oleh

Bank terhadap rasa aman pada simpanan nasabah yang ada di Bank (Aini,

2016).

2.7.Manfaat

Menurut Jogiyanto (2007:14) yang dimaksud manfaat yang dirasakan

atau Perceived Usefulnses adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa

dengan menggunakan suatu teknologi tertentu akan meningkatkan kinerja

pekerjaannya. Persepsi Kebermanfaatan adalah suatu tingkatan dimana

seseorang percaya bahwa suatu penggunaan teknologi tertentu akan

meningkatkan prestasi kerja orang tersebut (Davis 1989: 320). Dari dua

definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu keadaan dimana seseorang

percaya terhadap teknologi atau sistem yang digunakan mampu

meningkatkan kinerja dan dapat merasakan hasilnya hingga menggunakannya

berulang-ulang.

Menurut Perkins dan Annan (2013:11) mendefinisikan kualitas adalah

mempertemukan kebutuhan dan harapan konsumen secara berkelanjutan atas

harga yang telah mereka bayarkan. Bank harus mampu mengidentifikasi jenis

fitur yang dapat bermanfaat bagi penggunannya atau yang diharapkan oleh

nasabah dalam melaksanakan tugas dan pekerjaanya, karena tingkat manfaat

E-banking mempengaruhi sikap nasabah terhadap suatu sistem. Dapat

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

43

disimpulkan konteks dari penelitian ini, bahwa manfaat dalam menggunakan

E-banking merupakan pandangan subyektif nasabah mengenai manfaat yang

diperoleh para nasabah dalam peningkatan kinerja nasabah. Ketika nasabah

menggunakan fasilitas layanan E-banking berkali-kali maka nasabah telah

merasakan manfaat dari layanan E-banking tersebut (Aini, 2016).

2.8.Kemudahaan Penggunaan

Persepsi Kemudahan Penggunaan merupakan tingkatan dimana

seseorang percaya bahwa teknologi mudah untuk dipahami (Davis, 1989:

320). Menurut Jogiyanto (2007:115), Persepsi kemudahan pengguna secara

kontras mengacu pada suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa

menggunakan sistem layanan tersebut tidak perlu bersusah payah. Persepsi

kemudahan juga didenifisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa

menggunakan teknologi tersebut akan bebas dari usaha. Berdasarkan

beberapa definisi tersebut, dapat dinyatakan bahwa kemudahan penggunaan

dapat mengurangi usaha seseorang baik waktu, tenaga, dan biaya yang

didukung dengan penggunaan teknologi atau sistem layanan yang mudah

dipahami. Intensitas penggunaan dan interaksi antara pengguna (user) dengan

sistem juga dapat menunjukkan kemudahan penggunaan. Sistem yang lebih

sering digunakan menunjukkan bahwa sistem tersebut lebih dikenal, lebih

mudah dioperasikan dan lebih mudah digunakan oleh penggunanya (Goodwin

dan Silver dalam Adam et al., 1992: 229). Venkatesh dan Davis (2000: 201)

membagi dimensi Persepsi Kemudahan Penggunaan menjadi berikut:

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

44

a. Interaksi individu dengan sistem jelas dan mudah dimengerti (clear and

understandable).

b. Tidak dibutuhkan banyak usaha untuk berinteraksi dengan sistem

tersebut (does not require a lot of mental effort).

c. Sistem mudah digunakan (easy to use).

d. Mudah mengoperasikan sistem sesuai dengan apa yang ingin individu

kerjakan (easy to get the system to do what he/she wants to do).

Menurut Dwi Suhartini dan Wiwik Handayani (2009:5) kemudahan E-

banking yaitu mudah dipelajari, jelas dan dapat dipahami, fleksibel dan

mudah untuk digunakan. Kemudahan penggunaan suatu teknologi dibentuk

melalui enam faktor utama, meliputi mudah untuk dipelajari, terkendali, jelas

dan mudah dimengerti, fleksibel, mudah untuk melakukan sesuatu, dan

mudah untuk digunakan Jogiyanto (2007:152). Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kemudahan penggunaan dalam menggunakan suatu teknlogi

tersebut beranggapan bahwa, mudah dan bisa menggunakan suatu teknologi,

memiliki keyakinan dalam penggunaan teknologi tidak mengalami kesulitan,

mengerti dan memahami dalam penggunaanya, menggunakan teknologi tidak

membutuhkan kegiatan yang cukup besar dan biaya yang mahal (Aini, 2016).

2.9.Risiko

Menurut Pavlou (2001: 10) Risiko Persepsian merupakan suatu persepsi

tentang ketidakpastian dan konsekuensi-konsekuensi tidak diinginkan dalam

melakukan suatu kegiatan tertentu. Risiko yang dipersepsikan (perceived risk)

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

45

didefinisikan sebagai ketidak pastian yang dihadapi konsumen ketika mereka

tidak mampu melihat kemungkinan yang akan terjadi dari keputusan

pembelian yang dilakukan (Suryani, 2008:114). Sebelum memilih suatu

produk atau layanan, konsumen tentu akan mempertimbangkan risiko dari

penggunaan produk atau layanan tersebut. Sama halnya dengan penggunaan

E-banking, nasabah tentunya memutuskan menggunakan layanan berbasis

transaksi online atau tidak, mengingat risiko yang mungkin dihadapi begitu

tinggi. Risiko penggunaan transaksi online dapat dikatakan tinggi, karena

nasabah tidak dapat melakukan transaksi secara tatap muka atau berinteraksi

secara langsug dengan yang bersangkutan. Disamping itu, nasabah juga tidak

dapat memastikan apakah transaksi yang telah dilakukan tersebut sudah

diproses secara tepat waktu dan tanpa adanya kesalahan. Selain itu, sebelum

melakukan layanan E-banking nasabah tentu sudah mempertimbangkan

berbagai kemungkinan risiko yang dapat terjadi, seperti bocornya PIN dan

data pribadi nasabah, kesalahan pengiriman atau transfer, risiko pembobolan

dari akun lain dan risiko lainnya.

Menurut Suryani (2008:114), terdapat banyak risiko yang

dipertimbangkan konsumen. Jocoby dan Kapalan (dikutip Mowen dan Minor,

2002), Sengupta et.al (1997) dan Aydin, S., et.al (2005), menjelaskan ada

enam jenis risiko dipersepsikan oleh konsumen, yaitu:

1. Risiko Keuangan

Risiko yang akibatnya berupa kerugian dari aspek keuangan yang

akan dialami oleh konsumen. Risiko keuangan akan menjadi

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

46

pertimbangan penting ketika daya beli konsumen rendah atau konsumen

mempunyai keterbatasan finansial.

2. Risiko Kinerja

Risiko, bahwa produk tidak akan memeberikan kinerja seperti yang

diharapkan. Persepsi tentang kinerja ini menjadi salah satu pertimbangan

penting sebelum konsumen memilih suatu produk tertentu.

3. Risiko Psikologi

Risiko psikologi dalam pembelian produk berupa ketidaknyamanan

psikologis, citra diri yang buruk, dan harga diri yang menjadi rendah.

4. Risiko Fisiologis

Risiko fisiologis atau risiko fisik merupakan risiko akibat

pembelian produk yang berupa terganggunya fisik pembeli.

5. Risiko Sosial

Risiko akibat pembelian produk yang berupa kurang diterimanya

konsumen dilingkungan masyarakat.

6. Risiko Waktu

Risiko yang diterima konsumen, berupa hilangnya waktu

konsumen akibat pembelian produk. Risiko ini juga mencakup akankah

waktu konsumen akan berkurang atau tersita hanya untuk produk

tersebut.

Semakin besar risiko yang mungkin akan ditanggung nasabah dalam

menggunakan layanan E-banking, maka semakin rendah penggunaan sistem

atau teknologi tersebut. Untuk mencegah risiko tersebut, dapat diminimalisir

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

47

oleh pihak nasabah maupun bank dengan memberikan pengamanan yang

berlapis-lapis. Persepsian konsumen terhadap risiko tingkatnya bervariasi

tergantung dari faktor individual konsumen, produk atau layanan, situasi dan

faktor budaya. Konsumen yang keinovasiannya tinggi dan mempunyai

keberanian dalam mengambil risiko, akan mempersepsikan risiko pembelian

produk atau penggunaan jasa tertentu lebih rendah dibandingkan konsumen

yang keberanian mengambil risikonya rendah dan kurang inovatif. Menurut

Schiffman dan Kanuk, terdapat perbedaan tingkat persepsian terhadap risiko

antar konsumen dari berbagai Negara. Tidak semua konsumen di dunia

mempunyai persepsi yang sama atas risiko terhadap suatu produk (Suryani,

2008:116).

2.10.Minat Bertransaksi Menggunakan Layanan E-banking

Menurut Jogiyanto (2007: 116), Minat perilaku (behavioral intention)

adalah keinginan (Minat) seseorang untuk melakukan suatu perilaku

tertentu. Witherington (1999) dalam Harlan (2014) menyatakan bahwa,

minat adalah kesadaran seseorang dalam sesuatu obyek, suatu soal atau

situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Slameto (1995) dalam

Harlan (2014) menyebutkan, minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap

untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan. Dari

beberapa definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa minat adalah

keinginan seseorang dalam memperhatikan dan mengenang suatu aktivitas

atau kegiatan dalam situasi yang berhubungan dengan dirinya, sehingga

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

48

mengundang seseorang tersebut untuk melakukan suatu prilaku tertentu.

Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas dan memperhatikan

aktivitas itu pasti dilandasi dengan rasa senang dan apabila timbul rasa

senang, maka seseorang akan secara konsisten menggunakannya di masa

yang akan datang (Harlan, 2014). Minat berhubungan dengan perilaku-

perikau atau tindakan-tindakan, akan tetapi minat dapat berubah menurut

waktu, semakin lebar interval waktu, semakin dimungkinkan terjadi

perubahan-perubahan minat seseorang (Ahmad dan Bambang, 2014). Dalam

menjalankan fungsinya, minat berhubungan erat dengan pikiran dan

perasaan. Seseorang memberi penilaian dan menentukan sesudah memilih

dan mengambil keputusan (Harlan, 2014). Menurut Jogiyanto (2007:31),

minat merupakan suatu fungsi dari dua penentu dasar, yaitu:

1. Penentu yang berhubungan dengan faktor pribadi

Penentu ini adalah sikap terhadap prilaku individual. Sikap ini

adalah evaluasi kepercayaan atau perasaan positif atau negatif dari

individual jika harus melakukan prilaku tertentu yang dikehendaki.

2. Penentu yang berhubungan dengan pengaruh sosial

Penentu ini adalah norma subyektif. Disebut dengan norma

subyektif karena berhubungan dengan perskripsi normatif persepsian,

yaitu persepsi atau pandangan seseorang terhadap tekanan sosial yang

akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan

perilaku yang sedang dipertimbangkan.

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

49

Dari dua penentu dasar tersebut, mengasumsikan bahwa kepentingan

relatif dari sikap terhadap prilaku (attitude towards behavior) dan norma

subyektif (subjective norma) tergantung dari sebagian minat yang

diinvestigasi. Menurut Sudarsono dalam Harlan (2014), faktor-faktor yang

menimbulkan minat, dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Faktor kebutuhan dari dalam

Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan

jasmani dan kejiwaan.

2. Faktor motif sosial

Timbulnya Minat dalam diri seseorang dapat didorong oleh motif

sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, penghargaan

dari lingkungan dimana ia berada.

3. Faktor emosional

Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh

perhatian terhadap sesuatu kegiatan atau objek tertentu.

Di dalam penelitian ini termasuk dalam golongan yang ketiga, yaitu

faktor emosional yang mengukur intensitas seseorang dalam menaruh

perhatian terhadap sesuatu kegiatan atau objek tertentu. Kegiatan yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah minat bertransaksi menggunanakan

layanan E-banking dan objek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

berfokus pada E-banking. Keinginan atau minat seseorang tumbuh karena

adanya suatu kebutuhan atau adanya dorongan dari kemajuan teknologi

yang mempengaruhi gaya hidup seseorang. Sebuah kemajuan teknologi atau

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

50

sistem, tidak dapat dikatakan berhasil apabila penggunanya dengan jumlah

yang sedikit dan tidak terus digunakan. Dalam hal ini, berhasil atau tidaknya

suatu teknologi sangat didukung oleh minat seseorang. Penyelenggaraan

layanan E-banking adalah penerapan atau aplikasi teknologi yang terus

berkembang dengan menyediakan layanan yang cepat, aman, nyaman,

mudah, murah, dan dapat diakses dimana saja setiap saat selama 24 jam.

Penerapan teknologi ini dimanfaatkan untuk menjawab keinginan nasabah

bank yang disesuaikan dengan gaya hidup nasabah masa kini. Dibalik

ketersediaan layanan yang E-banking tawarkan dengan segala kemudahan

dan manfaat tersimpan pula risiko yang memungkinkan dapat terjadi tanpa

disadari, sehingga diperlukan pengamanan yang baik dan berlapis-lapis baik

dari pihak bank maupun nasabah sendiri.

2.11.Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan pertama adalah penelitian

yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah dalam

penggunaan online banking oleh Hasnan Ghifari (2017) sebagai peneliti.

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Universitas Islam Indonesia yang

pernah menggunakan fasilitas online banking di yogyakarta sebagai sampel

dengan tujuan untuk menemukan bukti empiris mengenai apakah perceived

usefulness, perceived ease of use, computer self efficacy, security and

privacy, dan trust berpengaruh positif terhadap minat penggunaan online

banking. Penelitian ini menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

51

sebagai dasar penelitian. Sampel diambil secara non-probability yaitu

convience sampling dengan menggunakan kuesioner. Dari seluruh kuesioner

yang tersebar sejumlah 130 dapat kembali dan diolah sebanyak 110 sampel.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS, dengan teknik

analisis data yaitu analisis regresi linier berganda dengan uji validitas dan

reliabilitas data, dan analisis statistik deskriptif. Hasil dari penelitian ini

adalah semua variabel yang diuji berpengaruh positif terhadap minat

menggunakan online banking.

Penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan kedua adalah penelitian

yang dilakukan oleh Nur Aini (2016) dengan meneliti pengaruh

kepercayaan, manfaat dan kemudahan penggunaan terhadap keputusan

nasabah menggunakan internet banking pada bank Mandiri di Surabaya.

Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan 100 kuesioner pada

responden, yaitu semua nasabah yang menggunakan layanan internet

banking bank Mandiri. teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

adalah menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria, nasabah

yang berusia ≥ 19 tahun dan menggunakan layanan internet banking Bank

Mandiri di Surabaya minimal satu kali melakukan transaksi selama 6 bulan

terahir. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi linier berganda dengan tes validitas dan reliabilitas, analisis

deskriptif, dan analisis statistika. Hasil dari penelitian ini, yaitu variabel

manfaat dan kemudahaan penggunaan memberikan pengaruh yang

signifikan, sedangkan variabel kepercayaan tidak berpengaruh terhadap

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

52

keputusan nasabah menggunakan internet banking pada bank Mandiri di

Surabaya.

Penelitian terdahulu ketiga yang menjadi rujukan dalam penelitian ini

yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ahmad dan Bambang (2014) terkait

pengaruh persepsi manfaat, pesepsi kemudahan, keamanan, dan

ketersediaan fitur terhadap minat ulang nasabah bank dalam menggunakan

internet banking (studi pada program layanan internet banking BRI). Jenis

penelitian ini adalah kuantitatif, dengan populasi yaitu nasabah BRI yang

bertempat tinggal di Kota Bengkulu. Sampel dalam penelitian ini adalah

nasabah bank BRI yang mempunyai tabungan dan terdaftar pernah

menggunakan layanan internet banking BRI sebanyak 50 responden, dengan

pengambilan sampel secara purposive sampling dan menggunakan

kuesioner. Metode atau teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan

pengujian hipotesis secara parsial dengan uji-T dan dan secara simultan

dengan uji-F. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa

secara simultan menunjukan bahwa persepsi manfaat, keamanan, dan

ketersediaan fitur mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

minat ulang nasabah bank dalam menggunakan internet banking, sedangkan

pesepsi kemudahan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

minat ulang nasabah bank dalam menggunakan internet banking.

Penelitian yang dilakukan oleh Dara Saputri (2017), yaitu pengaruh

kemudahan, daya guna, kenyamanan, kepercayaan terhadap minat nasabah

pengguna mobile banking pada PT. Bank BRI Syariah Kantor Cabang

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

53

Tanjung Karang, menjadi rujukan penelitian keempat dalam penelitian ini.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dan data

yang digunakan oleh adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan

data dengan wawancara, observasi, kuesioner, dokumentasi, buku-buku

serta literatur lain. Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah bank BRI

Syariah KC Tanjung Karang yang menggunakan mobile banking.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidential

sampeling, sampel penelitian ini berjumlah 35 responden yang semuanya

adalah nasabah bank BRI Syari’ah KC Tanjung Karang. Metode atau teknik

analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier

berganda dengan bantuan program aplikasi statisti SPSS for widows. Hasil

penelitian ini, bahwa variabel kenyamanan memiliki pengaruh terhadap

minat nasabah pengguna mobile banking di bank BRI Syari’ah Kantor

Cabang Tanjung Karang, sedangkan variabel kemudahan, daya guna, dan

kepercayaan tidak berpengaruh terhadap minat nasabah pengguna mobile

banking di bank BRI Syari’ah Kantor Cabang Tanjung Karang.

Penelitian terdahulu kelima yang menjadi rujukan dalam penelitian ini

dilakukan oleh Sisca Retnosari (2015), yaitu analisis preceived usefulness,

preceived risk, dan trust terhadap pemanfaatan ATM bagi nasabah (studi

pada bank Sumsel Babel Syariah). Sampel diambil dengan teknik accidental

sampling yang melibatkan penyebarkan 100 kuesioner dan nasabah bank

sebagai respondennya. Teknik analisis data penelitian ini yaitu dengan

analisis regresi linier berganda, yang memperoleh hasil adanya pengaruh

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

54

positif antara variabel preceived usefulness, preceived risk, dan trust

terhadap pemanfaatan ATM bagi nasabah.

Penelitian terdahulu selanjutnya yang menjadi rujukan dalam

penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ikbar Wibiadila (2016)

terkait pengaruh kegunaan, kemudahan, risiko, dan kualitas layanan

terhadap minat nasabah dalam menggunakan mobile banking (survei pada

nasabah bank Mandiri Kantor Cabang Solo). Populasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah bank Mandiri di Solo. Data

yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner. Metode pengambilan

sampel dengan cara metode accidental dengan jumlah sampel yang

terkumpul sebanyak 60 nasabah. Teknik analisis data yang digunakan

adalah regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

seluruh variabel independen yaitu kegunaan, kemudahan, risiko, dan

kualitas layanan berpengaruh terhadap minat untuk menggunakan layanan

mobile banking.

Penelitian yang dilakukan oleh Dwimastia Harlan (2014), yaitu

pengaruh kemudahan penggunaan, kepercayaan dan risiko persepsian

terhadap minat bertransaksi menggunakan E-banking pada UMKM di Kota

Yogyakarta menjadi rujukan dalam penelitian ini. Jenis penelitian ini adalah

penelitian kuantitaif asosiatif, dengan populasi seluruh pengusaha UMKM

di Kota Yogyakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

rumus slovin sebanyak 100 pelaku UMKM di Kota Yogyakarta, dan teknik

pengambilan sampel non proportionate stratified random sampling. Teknik

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

55

pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara

langsung kepada pelaku UMKM, dengan teknik analisis menggunakan

analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa

variabel kemudahan penggunaan dan kepercayaan mempunyai pengaruh

positif signifikan terhadap minat bertransaksi menggunakan E-banking pada

UMKM di Kota Yogyakarta, sedangkan pada variabel Risiko mempunyai

pengaruh negatif signifikan terhadap minat bertransaksi menggunakan E-

banking pada UMKM di Kota Yogyakarta.

Penelitian terdahulu selanjutnya yang menjadi rujukan, dilakukan oleh

Evani Khoirunnisa (2017) terkait pengaruh penggunaan E-banking,

kepercayaan (trust), dan kualitas pelayanan terhadap loyalitas nasabah Bank

BNI Syariah kantor cabang Surakarta. Jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian kuantitatif, dengan sampel nasabah bank BNI Syariah

yang berjumlah 100 orang. Pengambilan sampel dengan teknik purposive

sampling yang menggunakan rumus perhitungan sampel menurut

Lameshow. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier

berganda dengan menggunakan alat bantu analisis SPSS versi 21. Hasil

penelitian menunjukan bahwa variabel penggunaan E-banking dan variabel

kepercayaan berpengaruh tidak signifikan terhadap loyalitas nasabah.

Sedangkan variabel kualitas pelayanan berpengaruh secara parsial terhadap

loyalitas nasabah. Namun, pada uji F-test menunjukan penggunaan E-

banking, kepercayaan, dan kualitas pelayanan secara bersama-sama

berpengaruh sebesar 18,3% terhadap loyalitas nasabah.

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

56

Penelitian yang dilakukan oleh Anik Susanti (2015), yaitu pengaruh

persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, persepsi risiko, dan persepsi

kepercayaan terhadap minat menggunakan mobile banking menjadi rujukan

selanjutnya dapalam penelitian ini. Objek dari penelitian ini adalah nasabah

Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Yogyakarta. Data yang digunakan

adalah data primer, dengan pengumpulan data menggunaka kuesioner.

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode snowball sampling,

dengan teknik analisis menggunakan analisis linier berganda. Hasil uji F

menunjukan bahwa persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, persepsi risiko,

dan persepsi kepercayaan berpengaruh secara simultan terhadap minat

menggunakan mobile banking sebesar 44%. Secara parsial, variabel persepsi

kepercayaan berpengaruh pada alpha 5% terhadap minat menggunakan

mobile banking. Sedangkan persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan

tidak berpengaruh terhadap minat menggunakan mobile banking.

Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan selanjutnya adalah

penelitian terkait tingkat keberhasilan transaksi, kemampuan sistem

teknologi, kepercayaan, mutu layanan E-banking, dan minat bertransaksi

ulang secara online oleh I Gusti Agung Anantha dan A.A.N. Oka

Suryadinatha Gorda (2017). Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah

pengguna lauanan mobile banking Bank BPD Bali dengan sampel sebanyak

132 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik

non probability sampling, dan teknik analisis data menggunakan structured

equation model (SEM). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

57

pengaruh positif dan signifikan tingkat keberhasilan transaksi, kemampuan

sistem teknologi, kepercayaan, dan mutu layanan E-banking terhadap minat

bertransaksi ulang secara online pada Bank BPD Bali.

Penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan Dewi Mas Yogi Pertiwi dan

Dodik Ariyanto (2017) terkait penerapan model UTAUT2 untuk

menjelaskan perilaku konsumen pengguna mobile banking di kota Depasar.

Penelitian ini dilakukan di kota Denpasar dengan populasi dalam penelitian

ini adalah nasabah bank yang menggunakan mobile banking. Pengambilan

sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non probability sampling

dengan metode sampling menggunakan teknik accidental sampling. Sampel

dalam penelitian ini adalah nasabah bank pengguna mobile banking di kota

Denpasar. Data penelitian diperoleh melalui metode survei dengan teknik

penyebaran kuesioner dengan 100 responden. Variabel yang digunakan

adalah ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, faktor sosial budaya, kondisi

yang memfasilitasi, motivasi hedonis, nilai harga, dan kebiasaan sebagai

variabel inependen. Minat menggunakan dan perilaku penggunaan mobile

banking sebagai variabel dependen. Metode analisis data dalam penelitian

ini menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan

ekspektasi kinerja berpengaruh positif pada minat penggunaan online

banking. Kebiasaan dan minat penggunaan berpengaruh positif pada

perilaku penggunaan mobile banking.

Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan selanjutnya dilakukan oleh

Mislah Hayati Nasution dan Sutisna (2015) terkait faktor-faktor yang

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

58

memepengaruhi minat nasabah terhadap internet banking. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan

menggunakan test statistik. Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah

bank BNI Syariah cabang Bogor, dengan sampel nasabah bank BNI Syariah

cabang Bogor yang pernah maupun belum pernah menggunakan internet

banking. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 orang dengan teknik

pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Data yang

digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari buku-buku, jurnal,

internet, literature yang berkaitan dan data primer yang diambil langsung

dari tempat penelitian dengan cara penyebaran kuesioner dan wawancara

yang merupakan sumber utama dalam penelitian ini. Teknik analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Dari

penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi minat nasabah dalam menggunakan layanan internet

banking adalah faktor kemudahan, keamanan, kenyamanan, efisien, dan

praktis. Dan faktor yang paling dominan mempengaruhi minat nasabah

dalam menggunaka internet banking adalah faktor kenyamanan. Sedangkan

chi kuadrat menunjukan terdapat pengaruh positif antara persepsi

kemudahan dan persepsi kemanfaatan terhadap minat nasabah dalam

menggunakan internet banking di PT. Bank BNI Syariah cabang Bogor.

Penelitian yang dilakukan oleh Gaby I.M. Walandouw, Peggy

A.Mekel, dan Agus S. Soegoto (2014) terkait kualitas pelayanan dan citra

merek pengaruhnya terhadap kepercayaan nasabah bertransaksi E-banking

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

59

melalui kartu debit taplus BNI menjadi rujukan penelitian terdahulu dalam

penelitian ini. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah BNI

cabang Manado yang menggunakan kartu Debit BNI periode tahun 2013,

dengan pengumpulan data menggunakan angket dan observasi. Metode

penelitian yang digunakan adalah asosiatif, dengan teknik analisis data

menggunakan analisis regresi linier berganda, korelasi berganda, dan

koefisien determinasi. Alat uji hipotesis yang digunakan yaitu uji F dan uji

T. Penelitian ini menggunakan 100 responden sebagai sampel. Hasil

penelitian menunjukan secara simultan dan parsial kualitas pelayanan dan

citra merek berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepercayaan

nasabah pengguna kartu taplus BNI vabang utama Manado.

Penelitian selanjutnya yang menjadi rujukan dalam penelitian ini

dilakukan oleh Ida Ayu Santi Permanasari dan Gede Sri Dharma (2013)

mengenai pengaruh penggunaan internet banking terhadap rasa aman, rasa

percaya, dan loyalitas nasabah dalam meningkatkan saldo bank. Populasi

dalam penelitian ini adalah nasabah BNI kantor cabang utama Renon.

Dalam penelitian ini dikembangkan suatu model teoritis mengajukan enam

hipotesis, yang akan diuji dengan menggunakan Structural Equation Model

(SEM). Sampel dalam penelitian ini adalah nasabah BNI yang

menggunakan fasilitas internet banking, dengan menggunakan kuesioner

yang berjumlah 143 responden. Hasil dari pengolahan data SEM

berdasarkan uji model penuh analisis goodness of fit, terdapat dua kriteria

yang memenuhi syarat yaitu relative chi-square= 1,895 dan RMSEA=

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

60

0,079. Berdasarkan analisis model persamaan struktural diperoleh bahwa

internet banking berpengaruh positif signifikan terhadap rasa aman. Internet

banking berpengaruh positif signifikan terhadap rasa percaya. Internet

banking berpengaruh positif tidak signifikan terhadap loyalitas nasabah.

Rasa aman berpengaruh positif signifikan terhadap loyalitas nasabah. rasa

percaya nasabah berpengaruh positif tidak signifikan terhadap loyalitas

nasabah. loyalitas nasabah berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

saldo nasabah. sehingga kesimpulannya bahwa penggunaan internet

banking terhadap rasa aman, rasa percaya, dan loyalitas nasabah terhadap

saldo bank teruji kebenarannya.

Dari beberapa penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam

penelitian ini, menunjukan berbagai perbedaan dalam variabel yang diteliti

serta hasil penelitian. Perbedaan tersebut menjadi alasan kuat dalam

penelitian ini untuk meneliti kembali variabel trust (kepercayaan), manfaat,

kemudahaan penggunaan, dan risiko, apakah mempunyai pengaruh atau

tidak terhadap minat bertransaksi menggunakan layan E-banking.

2.12.Pengembangan Hipotesis

2.12.1.Pengaruh Trust (kepercayaan) Terhadap Minat Bertransaksi

Menggunakan Layanan E-banking

Kepercayaan menjadi pondasi dari segala kegiatan yang

dilakukan antara dua belah pihak atau lebih khususnya kegiatan

transaksi dalam bisnis, karena transaksi bisnis tidak akan terjadi

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

61

apabila antara kedua belah pihak tidak saling mempercayai.

Kepercayaan menjadi lebih penting dalam bertransaksi melalui

online dibandingkan dengan offline. Hal ini disebabkan, karena

transaksi dalam E-banking mengandung informasi yang sensitif dan

pihak nasabah yang terlibat dalam transaksi keuangan

mengkhawatirkan akses terhadap file penting dan informasi yang

dikirim melalui media elektronik. Membangun kepercayaan yang

tinggi terhadap nasabah adalah sangat diutamakan bagi terciptanya

rasa kepercayaan nasabah terhadap bank.

Menurut Suryani (2013: 93) kepercayaan dalam konteks ini

adalah persepsi nasabah bahwa teknologi internet banking aman

untuk digunakan. Karena apabila terjadi masalah pada saat

menggunakan layanan E-banking, maka nasabah akan

mempertimbangkan kembali kepercayaannya terhadap layanan E-

banking yang banyak mengandung unsur risiko. Kepercayaan

meliputi hubungan yang stabil antara nasabah dengan pihak bank,

kemampuan pihak bank untuk membentuk rasa kepercayaan

nasabah, dan jaminan yang diberikan oleh bank terhadap rasa aman

pada simpanan nasabah yang ada di bank (Aini, 2016). Hasnan

Ghifari (2017) meneliti trust (kepercayaan) sebagai variabel

independen menyatakan bahwa trust (kepercayaan) berpengaruh

positif terhadap minat menggunakan online banking. Berbeda

dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Aini (2016), dalam

Page 49: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

62

penelitiannya menyatakan bahwa trust (kepercayaan) tidak

berpengaruh terhadap keputusan nasabah menggunakan internet

banking pada Bank Mandiri di Surabaya. Dari hasil penelitian

tersebut, menguatkan penelitian ini untuk kembali meneliti trust

(kepercayaan) sebagai variabel independen apakah memiliki

pengaruh atau tidak terhadap minat bertransaksi menggunakan

layanan E-banking. Apabila tingkat kepercayaan nasabah tinggi

terhadap bank, akan menimbulkan keputusan nasabah untuk

bertransaksi dengan menggunakan layanan E-banking. Dari

pemaparan diatas, dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini

sebagai berikut:

H 1: Trust berpengaruh terhadap minat bertransaksi menggunakan

layanan E-banking.

2.12.2.Pengaruh Manfaat Terhadap Minat Bertransaksi Menggunakan

Layanan E-banking

Manfaat dalam suatu teknologi atau sistem merupakan suatu

keadaan dimana seseorang percaya terhadap teknologi atau sistem

yang digunakan mampu meningkatkan kinerja dan dapat merasakan

hasilnya hingga menggunakannya berulang-ulang. Persepsi manfaat

mengacu pada persepsi nasabah bahwa menggunakan E-banking

akan meningkatkan kinerja nasabah yang efisien waktu dan tenaga.

Bank harus mampu mengidentifikasi jenis fitur yang dapat

Page 50: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

63

bermanfaat bagi penggunannya atau yang diharapkan oleh nasabah

dalam melaksanakan tugas dan pekerjaanya, karena tingkat manfaat

E-banking mempengaruhi sikap nasabah terhadap suatu sistem. Sisca

Retnosari (2015), dalam penelitiannya menyatakan bahwa variabel

preceived usefulness (manfaat) berpengaruh positif terhadap

pemanfaatan ATM bagi nasabah Bank Sumsel Babel Syari’ah. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa persepsi akan kemanfaatan ini

mempengaruhi sikap nasabah terhadap penggunaan layanan E-

banking, karena sebuah sistem yang dianggap bermanfaat biasanya

lebih mudah digunakan daripada sistem yang dianggap rumit oleh

pengguna. Dari uraian diatas, dapat dirumuskan hipotesis dalam

penelitian ini sebagai berikut:

H2: Manfaat berpengaruh terhadap minat bertransaksi menggunakan

layanan E-banking.

2.12.3.Pengaruh Kemudahan Penggunaan Terhadap Minat Bertransaksi

Menggunakan Layanan E-banking

Kemudahan penggunaan merupakan sejauh mana seseorang

percaya bahwa menggunakan teknologi dapat mengurangi usaha

seseorang baik waktu, tenaga, dan biaya yang didukung dengan

penggunaan teknologi atau sistem layanan yang mudah dipahami.

Menurut Dwi Suhartini dan Wiwik Handayani (2009:5) kemudahan

E-banking yaitu mudah dipelajari, jelas dan dapat dipahami,

Page 51: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

64

fleksibel dan mudah untuk digunakan. Dibuktikan oleh penelitian

yang dilakukan oleh Ikbar Wibiadila (2016) bahwa variabel

kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap minat untuk

menggunakan layanan mobile banking. Penelitian yang dilakukan

oleh Hasnan Ghifari (2017) juga membuktikan bahwa variabel

kemudahan berpengaruh positif terhadap minat menggunakan online

banking. Hal ini menujukan bahwa, intensitas penggunaan dan

interaksi antara pengguna (user) dengan sistem juga dapat

menunjukkan kemudahan penggunaan. Sistem yang lebih sering

digunakan menunjukkan bahwa sistem tersebut lebih dikenal, lebih

mudah dioperasikan dan lebih mudah digunakan oleh penggunanya,

sehingga kemudahaan penggunaan merupakan salah satu faktor

penentu keputusan nasabah untuk menggunakan layanan E-banking.

Dari pemaparan inilah, hipotesis dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

H3: Kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap minat

bertransaksi menggunakan layanan E-banking.

2.12.4.Pengaruh Risiko Terhadap Minat Bertransaksi Menggunakan

Layanan E-banking

Sebelum memilih suatu produk atau layanan, konsumen tentu

akan mempertimbangkan risiko dari penggunaan produk atau

layanan tersebut. Risiko penggunaan transaksi online dapat

Page 52: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

65

dikatakan tinggi, karena nasabah tidak dapat melakukan transaksi

secara tatap muka atau berinteraksi secara langsug dengan yang

bersangkutan. Disamping itu, nasabah juga tidak dapat memastikan

apakah transaksi yang telah dilakukan tersebut sudah diproses secara

tepat waktu dan tanpa adanya kesalahan. Konsumen yang

keinovasiannya tinggi dan mempunyai keberanian dalam mengambil

risiko, akan mempersepsikan risiko pembelian produk atau

penggunaan jasa tertentu lebih rendah dibandingkan konsumen yang

keberanian mengambil risikonya rendah dan kurang inovatif. Sisca

Retnosari (2015) melakukan penelitian dengan membuktikan bahwa

variabel risiko berpengaruh positif terhadap pemanfaatan ATM, dan

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ikbar Wibiadila

(2016) bahwa variabel risiko berpengaruh terhadap minat nasabah

menggunakan layanan M-banking. Semakin besar risiko yang

mungkin akan ditanggung nasabah dalam menggunakan layanan E-

banking, maka semakin rendah penggunaan sistem atau teknologi

tersebut. Dari uraian inilah, hipotesis dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

H4: Risiko berpengaruh terhadap minat bertransaksi menggunakan

layanan E-banking.

Page 53: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

66

2.12.5.Pengaruh Trust, Manfaat, Kemudahan Penggunaan, dan Risiko

Secara Bersama-sama Terhadap Minat Bertransaksi Menggunakan

Layanan E-banking

Ketika tingkat kepercayaan, layanan yang diberikan dan

kedekatan lokasi (cabang) sudah memuaskan nasabah, maka yang

dicari oleh nasabah adalah seberapa canggih dan banyak fasilitas

yang memberikan kemudahan bertransaksi (Sauca Pranidana, 2010).

Nasabah telah merasa nyaman dan terbiasa melakukan transaksi

perbankan secara konvensional sehingga belum mengetahui manfaat

dari layanan E-banking, yang menyebabkan nasabah mengurungkan

minatnya menggunakan E-banking. Mereka beranggapan bahwa E-

banking merupakan layanan transaksi yang membutuhkan biaya,

rumit, serta adanya anggapan risiko tertipu, kurangnya keakuratan

transaksi, penerimaan transferan yang terkadang lama serta risiko

lainnya.

Pada dasarnya, sebuah layanan yang mampu memberikan

manfaat pada nasabah pasti akan diterima dengan baik oleh

penggunanya. Semakin nasabah merasa E-banking bermanfaat, maka

E-banking akan semakin sering digunakan. Begitu juga sebaliknya,

apabila nasabah menggangap E-banking kurang bermanfaat, maka

nasabah cenderung tidak menggunakan layanan E-banking. Sebuah

sistem yang dianggap bermanfat biasanya tidak akan sering

digunakan apabila dianggap rumit dan berisiko oleh penggunanya.

Page 54: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

67

Suatu sistem yang sering digunakan menunjukkan bahwa sistem

tersebut bermanfaat dan lebih mudah untuk dioperasikan, selain itu

aspek kepercayaan juga berpengaruh penting dalam penggunaan

suatu sistem fasilitas layanan E-banking. Kepercayaan ditekankan

terhadap kendala pihak bank apakah dapat menjamin keamanan dan

kerahasiaan akan nasabah. Keamanan yang diberikan oleh pihak

bank tinggi, akan membuat nasabah merasa memiliki minat lebih

untuk melakukan transaksi menggunakan layanan E-banking.

Semakin tinggi kepercayaan nasabah terhadap produk E-banking,

maka nasabah akan berminat untuk menggunakan layanan E-banking

dalam melakukan transaksi. Namun, adanya risiko yang tinggi dalam

penggunaan layanan E-banking, maka minat menggunakan layanan

E-banking semakin rendah atau bahkan dihindari oleh nasabah.

begitu juga sebaliknya, apabila risiko-risiko yang didapat rendah

dalam bertransaksi menggunakan layanan E-banking, nasabah

cenderung tertarik untuk menggunakannya.

Menurut Aini (2016), menyatakan bahwa variabel

kepercayaan (X1), manfaat (X2), dan kemudahan penggunaan (X3),

secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap keputusan

nasabah menggunakan internet banking pada Bank Mandiri di

Surabaya. Didukung penelitian yang dilakukan oleh Anik Susanti

(2015), dengan hasil penelitian berdasarkan pengujian model (uji-F)

menunjukan bahwa persepsi kegunaan (X1), persepsi kemudahan

Page 55: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

68

(X2), persepsi risiko (X3), dan persepsi kepercayaan (X4) secara

bersama-sama berpengaruh terhadap minat menggunakan mobile

banking nasabag BRI Syariah kantor wilayah Yogyakarta. Selain itu,

menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwimastia Harlan

(2014) menunjukan bahwa kemudahan penggunaan (X1),

kepercayaan (X2), dan risiko persepsian (X3) secara bersama-sama

berpengaruh terhadap minat menggunakan E-banking pada UMKM

di kota Yogyakarta. Maka dengan demikian, trust (kepercayaan),

manfaat, kemudahaan penggunaan, dan risiko berpengaruh terhadap

minat bertransaksi menggunakan layanan E-banking, dengan

perumusan hipotesis secara simultan sebagai berikut:

H5: Trust, manfaat, kemudahaan penggunaan, dan risiko secara

bersama-sama berpengaruh terhadap minat bertransaksi

menggunakan layanan E-banking.

2.13.Kerangka Pemikiran Teoritis

Penelitian ini menggunakan empat variabel bebas atau independen

yaitu trust (kepercayaan) (X1), manfaat (X2), kemudahan penggunaan (X3),

dan risiko (X4). Sedangkan variabel terikat atau dependen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah minat bertransaksi menggunakan layanan E-

banking (Y). Sehingga dalam penelitian ini, disajikan kerangka pemikiran

teoritis sebagai berikut:

Page 56: BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4520/3/BAB II.pdf · teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi

69

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

Trust

(kepercayaan)

Manfaat

Kemudahan

Penggunaan

Risiko

Minat Bertransaksi

Menggunakan

Layanan E-banking