bab ii landasan teori dan kerangka pemikiran 2.1...
TRANSCRIPT
6
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Manajemen Operasi
2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2006:4), produksi adalah proses
penciptaan barang dan jasa sedangkan Manajemen Operasi adalah serangkaian
aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan
mengubah input menjadi output. Kegiatan yang menghasilkan barang dan
jasa, berlangsung di semua organisasi. Dalam perusahaan manufaktur terlihat
aktivitas yang produksi yang menghasilkan barang sedangkan pada
perusahaan yang tidak menghasilkan barang secara fisik, fungsi produksi tidak
terlihat secara jelas. Contohnya adalah proses yang terjadi di bank, rumah
sakit, perusahaan penerbangan, atau akademi pendidikan.
Sementara itu Chase, Jacobs dan Aquilano (2004:6) mendefinisikan
manajemen operasi sebagai desain, operasi, dan perbaikan sistem yang
memproduksi dan memberikan produk utama perusahaan dan layanan jasa.
2.1.2 Pengertian Riset Operasi
Operations didefinisikan sebagai tindakan-tindakan yang diterapkan pada
beberapa masalah atau hipotesa. Sementara kata research adalah suatu proses
yang terorganisasi dalam mencari kebenaran akan masalah atau hipotesa tadi.
Operation Research yang selanjutnya akan disebut OP secara teoritis secara
7
teoritis merupakan ilmu pengetahuan yang berakar ke Scientific Management
yang dipelopori oleh Taylor pada abad XVII.
Dalam bukunya Siswanto (2007:3) menjelaskan, di Inggris OP dikenal
sebagai Operational Research dengan definisi riset operasi adalah penerapan
metode-metode ilmiah terhadap masalah-masalah rumit yang muncul dalam
pengarahan dan pengolahan dari suatu sistem besar manusia, mesin, bahan dan
uang dalam industri, bisnis, pemerintah dan pertahanan. Pendekatan khusus ini
bertujuan membentuk suatu model ilmiah dari sistem, menggabungkan
ukuran-ukuran faktor-faktor seperti kesempatan dan resiko, untuk meramalkan
dan membandingkan hasil-hasil dan beberapa keputusan, strategi atau
pengawasan. Tujuannya adalah membantu pengambil keputusan untuk
menentukan kebijaksanaan dan tindakannya secara ilmiah.
Dipicu oleh keberhasilan OP di dalam operasi-operasi militer Perang
Dunia II, berbagai bidang industri dan usaha secara bertahap menjadi tertarik
dengan bidang baru ini. Paling sedikit ada dua faktor yang mempengaruhi
perkembangan OP yang sangat pesat di bidang industri.
Pertama adalah kemajuan yang pesat di dalam perbaikan dan
perkembangan teknik-teknik OP. Setelah perang selesai, beberapa ahli yang
berpartisipasi di dalam tim OP termotivasi untuk melakukan penelitian lebih
lanjut. Faktor kedua adalah perkembangan teknologi komputer yang dramatik.
Komputer telah memungkinkan perhitungan yang rumit pada teknik OP
dilakukan dengan sangat mudah dan cepat. Namun demikian, kedua faktor ini
8
juga telah menjadi faktor pendorong yang luar biasa bagi perkembangan
teknik-teknik OP di bidang Industri.
Model-model dalam OP adalah teknik-teknik optimisasi, yaitu suatu
teknik penyelesaian terhadap permasalahan matematis yang akan
menghasilkan sebuah jawaban optimal. Istilah optimal bersifat teoritis, artinya
bisa dibuktikan secara matematis. Model adalah penggambaran atau tiruan
dari dunia nyata. Di dalam OP, abstraksi tersebut diwujudkan ke dalam
model-model matematis. Oleh karena itu, keputusan optimal dari sebuah
model mungkin merupakan keputusan terbaik, atau mungkin tidak. Hal itu
tergantung kepada kemampuan model untuk mewakili persoalan. Sebuah
penyelesaian optimal yang dihasilkan oleh sebuah model adalah sebuah
penyelesaian matematis sehingga hasil tersebut hendaknya ditafsirkan
sehingga dapat dibuat sebuah kebijaksanaan.
9
Dunia Nyata Dunia Simbol
Gambar 2.1 Model dan Penyelesaian Optimal
2.2 Manajamen Keuangan
2.2.1 Pengertian Manajemen Keuangan
Dalam bukunya I Made Sudana (2011:1) menjelaskan, manajemen
keuangan perusahaan adalah satu bidang manajemen fungsional perusahaan
yang berhubungan dengan pengambilan keputusan investasi jangka panjang,
keputusan pendanaan jangka panjang, dan pengelolaan modal kerja
perusahaan yang meliputi investasi dan pendanaan jangka pendek.
Dengan kata lain manajemen keuangan perusahaan merupakan bidang
keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalam suatu organisasi
Abstraksi Masalah ke Model
Masalah
Interpretasi Hasil Olahan Optimal
Penyelesaian Optimal
Analisis Pembuatan Keputusan
Model
Intuisi dan Pengalaman
10
perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan nilai melalui
pengambilan keputusan dan pengelolaan sumber daya yang tepat.
Manajemen keuangan merupakan salah satu bidang manajemen fungsional
dalam suatu perusahaan, yang mempelajari tentang penggunaan dana,
memperoleh dana dan pembagian hasil operasi perusahaan.
Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab
manajer keuangan. Meskipun tugas dan tanggung jawab berlainan di setiap
perusahaan, tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi: keputusan
tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian dividen suatu
perusahaan.
2.2.2 Analisis Biaya Produksi
Menurut Garrison, Nooren, Brewer (2006:51) kebanyakan perusahaan
manufaktur membagi biaya produksi ke dalam tiga kategori besar yaitu: bahan
baku langsung (direct material), tenaga kerja langsung (direct labor), dan
biaya overhead pabrik (manufacturing overhead).
Beberapa ahli mengungkapkan biaya produksi merupakan semua biaya
yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan
baku menjadi produk selesai, atau biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah
bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Berdasarkan defenisi
di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya produksi merupakan jumlah biaya
yang diperlukan untuk mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Dari uraian
di atas juga dapat di ketahui bahwa unsur-unsur biaya produksi terdiri dari:
a. Bahan baku langsung (direct material)
11
Bahan baku langsung (direct labor) adalah bahan baku yang menjadi
bagian tak terpisahkan dari produk jadi, dan dapat ditelusuri pada barang atau
jasa yang dihasilkan. Biaya dari bahan-bahan ini dapat langsung dikenakan
pada produk karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur
jumlah yang dikomsumsi untuk tiap produk. Bahan yang menjadi bagian dari
produk berwujud atau yang dapat digunakan dalam menyediakan jasa
biasanya diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung. Misalnya, baja pada
mobil, kayu pada perabotan, alkohol pada cologne, denim pada jeans, tirai
pelindung operasi dan anestesi untuk operasi, peti mati untuk jasa penguburan,
dan makanan untuk pesawat terbang semuanya merupakan bahan baku
langsung.
b. Tenaga kerja langsung (direct labor)
Tenaga kerja langsung (direct labor) adalah tenaga kerja yang dapat
ditelusuri pada barang atau pelayanan yang dihasilkan. Seperti pada bahan
baku langsung, pengamatan fisik dapat digunakan untuk menghasilkan jasa
atau pelayanan. Karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk atau
yang menyediakan jasa pelayanan pada pelanggan diklasifikasikan sebagai
tenaga kerja langsung. Sebagai contoh pekerja lini perakitan Chrysler, seorang
juru masak pada rumah makan, perawat dokter bedah yang mengikuti operasi
pembukaan hati, dan pilot untuk Delta Airlines.
c. Overhead pabrik (manufacturing overhead).
Overhead pabrik (manufacturing overhead) adalah semua biaya produksi
selain dari bahan langsung atau tenaga kerja langsung dikumpulkan menjadi
12
satu kategori disebut overhead. Pada perusahaan produksi, overhead juga
dikenal sebagai beban pabrik atau overhead produksi. Kategori biaya overhead
terdiri dari aneka ragam artikel. Banyak masukan selain tenaga kerja langsung
dan bahan baku langsung yang diperlukan untuk memproduksi produk.
Contohnya mencakup penyusutan bangunan dan peralatan, pemeliharaan,
pasokan, pengawasan, penanganan bahan baku, listrik, pajak properti,
pertanian, pertamanan halaman pabrik. Perlengkapan biasanya adalah bahan
baku yang diperlukan untuk menyediakan jasa. Detergen mesin cuci pada
rumah makan cepat saji dan oli pada peralatan produksi adalah contoh dari
perlengkapan.
Biaya nonproduksi umumnya dibagi menjadi dua yaitu biaya pemasaran
atau penjualan dan biaya administrasi. Biaya pemasaran atau penjualan
meliputi semua biaya yang diperlukan untuk menangani pesanan konsumen
dan memperoleh produk atau jasa untuk disampaikan kepada konsumen.
Biaya-biaya tersebut disebut pemerolehan pesanan dan pemenuhan pesanan.
Biaya pemasaran meliputi pengiklanan, pengiriman, perjalanan dalam rangka
penjualan, komisi penjualan, gaji untuk bagian penjualan, dan biaya
penyimpanan produk jadi.
Sedangkan biaya administrasi meliputi pengeluaran eksekutif,
organisasional, dan klerikal yang berkaitan dengan manajemen umum
organisasi. Contoh dari biaya administrasi ini adalah gaji eksekutif, akuntansi
umum, kesekretariatan, humas, dan biaya sejenis yang terkait dengan
administrasi umum organiasasi secara keseluruhan.
13
2.2.3 Penganggaran Biaya Produksi
Anggaran (budget) adalah rencana kuantitatif aktivitas usaha sebuah
organisasi (pemasaran, produksi dan keuangan); anggaran mengidentifikasi
sumber daya dan komitmen yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan
organisasi selama periode dianggarkan.
Menurut Garrison, Norren and Brewer (2006:38), anggaran adalah
perencanaan detail untuk masa mendatang yang biasanya dinyatakan dalam
bentuk kuantitatif.
Penganggaran diterapkan untuk menggambarkan proses perencanaan
secara umum. Penganggaran memainkan peran penting di dalam perencanaan,
pengendalian, dan pembuatan keputusan. Anggaran juga untuk meningkatkan
koordinasi dan komunikasi.
Beberapa ahli mengungkapkan biaya produksi merupakan semua biaya
yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan
baku menjadi produk selesai, atau biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah
bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Berdasakan defenisi
di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya produksi merupakan jumlah biaya
yang diperlukan untuk mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Dari uraian
di atas juga dapat di ketahui bahwa unsur-unsur biaya produksi terdiri dari:
a. Bahan baku langsung (direct material)
b. Tenaga kerja langsung (direct labor)
c. Overhead pabrik (manufacturing overhead).
14
Dengan memahami ketiga unsur biaya produksi tersebut, maka akan lebih
mudah untuk memahami pengertian anggaran biaya produksi. Hal ini
disebabkan karena unsur biaya produksi sejalan dengan unsur anggaran
produksi.
Menurut Dra. Narumondang Bulan Siregar MM dalam jurnalnya
mengenai anggaran adalah sebagai berikut:
Anggaran produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya
mengenai orang-orang, bahan-bahan, mesin-mesin, dan peralatan lain serta
modal yang diperlukan untuk memproduksi barang pada suatu periode tertentu
dimasa depan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau diramalkan.
Jika ditinjau dari bidang yang tercakup dalam anggaran, maka anggaran
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Anggaran biaya bahan baku
Adalah budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya
bahan mentah untuk produksi selama periode yang akan datang, meliputi
rencana kualitas, kuantitas, harga, waktu, bahan mentah dikaitkan dengan
jenis barang jadi yang membutuhkan bahan mentah tersebut.
Budget biaya bahan mentah berguna sebagai dasar penyusunan budget
harga pokok produksi, budget harga pokok penjualan yang tercantum dalam
master income statement budget bersama dengan budget upah tenaga kerja
langsung dan budget biaya pabrik tidak langsung.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan budget
biaya bahan mentah antara lain:
15
a. Budget unit kebutuhan bahan mentah
b. Budget pembelian bahan mentah
c. Metode Akuntansi (pembukuan bahan mentah) yang dipakai oleh
perusahaan, khususnya yang berhubungan dengan masalah penilaian
bahan mentah yang diolah dalam proses produksi. Adapun metode
pembukuan bahan mentah itu ialah:
1. Metode FIFO (First In First Out)
Dalam metode ini, nilai (harga) dan bahan mentah yang diolah lebih awal
didasarkan pada nilai (harga) bahan mentah yang dibeli lebih awal, begitu
juga sebaliknya.
2. Metode LIFO (Last In First out)
Nilai (harga) dan bahan mentah yang diolah lebih awal didasarkan pada
nilai (harga) bahan mentah yang dibeli lebih akhir, demikian juga
sebaliknya.
3. Moving Average
Yaitu metode yang menganggap nilai (harga) bahan mentah yang diolah
berdasarkan nilai (harga) rata-rata pembelian bahan mentah yang pernah
dilakukan oleh perusahaan sejak awal sampai dengan yang terakhir.
2. Anggaran biaya tenaga kerja langsung
Secara struktural, anggaran tenaga kerja harus sesuai dengan struktur
rencana tahunan, oleh karena itu anggaran ini harus menunjukkan biaya dan
jam kerja langsung menurut tanggung jawab, menurut waktu, dan menurut
produk.
16
Apabila waktu kerja standar dan tarif upah rata-rata dikembangkan dengan
cara yang sehat yang mungkin dapat diterapkan sehingga penyusunan budget
tenaga kerja dapat dengan mudah dilaksanakan.
Biaya kerja langsung sehari-hari terlepas dari pengawasan langsung.
Banyak perusahaan mengembangkan standar-standar kerja yang realistis
untuk banyak aktivitas. Standar ini dibandingkan dengan hasil sebenarnya dan
dilaporkan setiap hari.
Laporan ini pada dasarnya menunjukkan:
a. Jam yang dikerjakan sebenarnya
b. Jam standar untuk produksi sebenarnya
c. Selisih waktu
Disamping biaya kerja langsung sehari-hari, kadang laporan juga dibuat
bulanan. Di dalam laporan ini harus menyajikan informasi yang sebenarnya,
menurut tanggung jawab mengenai kerja langsung yang dibandingkan dengan
standart-standart yang telah ditetapkan. Laporan ini dimaksudkan manajemen
untuk menilai status pengendalian. Laporan ini menggugah manajemen untuk
melakukan efisiensi operasi yang lebih tinggi. Laporan pelaksanaan kerja
langsung dapat berupa:
a. Laporan-laporan tersendiri
b. Dimasukkan dalam laporan departemen
3. Anggaran Overhead
Anggaran biaya yang mempunyai kerurmitan tersendiri adalah anggaran
biaya overhead, yaitu anggaran biaya yang berisikan biaya-biaya selain dari
17
biaya bahan baku dan tenaga kerja, yang ada pada proses produksi di
perusahaan. Kerumitan tersebut disebabkan karena banyak jenisnya, terutama
dalam masalah pembebanan yang dilakukan oleh perusahaan dan dalam
pengendalian biayanya. Disamping itu kerumitan lain adalah bahwa biaya
overhead tersebut tidak dapat ditelurusi dengan gampang dari produknya
secara fisik. Karena kerumitan inilah, maka pihak manajemen harus dengan
bijaksana dan hati-hati membuat keputusan yang menyangkut masalah biaya
overhead ini, agar tidak terjadi suatu anggaran yang menyimpang terlalu
besar.
Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa anggaran biaya produksi adalah
anggaran atas biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi atau menciptakan
dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa.
2.3 Linear Programming
2.3.1 Sejarah Linear Programming
Menurut Siswanto (2007:23), Linear Programming yang selanjutnya akan
disebut LP adalah salah satu teknik OP yang paling banyak digunakan
perusahaan-perusahaan di Amerika menurut penelitian Turban, Russel,
Ledbetter, Cox dan lain- lain.
Model LP dikembangkan dalam tiga tahap, antara lain pada tahun 1939-
1947. Pertama kali dikembangkan oleh Leonid Vitaliyevich Kantorovich, ahli
matematika Rusia yang memperoleh Soviet government’s Lenin Prize pada
tahun 1965 dan the Order of Lenin pada tahun 1967; kedua, oleh Tjalling
18
Charles Koopmans, ahli ekonomi dari Belanda yang memulai karir
intelektualnya sebagai fisikawan yang melontarkan teori Kuantum Mekanik;
dan ke-3, George Bernard Dantzig yang mengembangkan Alogaritma
Simpleks.
Pada tahun 1930, Kantorovich dihadapkan pada kasus nyata optimisasi
sumber-sumber yang tersedia di pabrik. Dia mengembangkan sebuah analisis
baru yang nantinya akan dinamakan LP. Kemudian pada tahun 1939,
Kantorovich menulis buku “The Mathematical Method of Production
Planning and Organization”, di mana Kantorovich menunjukkan bahwa
seluruh masalah ekonomi dapat dilihat sebagai usaha untuk memaksimumkan
suatu fungsi terhadap kendala-kendala. Di sisi lain, Koopmans sejak awal
sudah bergelut dengan matematika ekonomi dan ekonometri. Dia
mengembangkan teknik Activity Analysis yang sekarang dikenal dengan LP.
Makalah-makalah yang dipublikasikan Koopmans selama tahun 1960-an
mengupas masalah tentang bagaimana membagi pendapatan nasional antara
konsumsi dan investasi secara opimal.
Kantorovich dan Koopmans telah memberi kontribusi pada teori
optimisasi alokasi sumber dan memperoleh hadiah Nobel di bidang ekonomi
pada tahun 1975. Namun demikian, juga ada nama-nama lain yang berperan di
dalam pengembangan model ini, yaitu J. von Neuman. Bahkan dia yang
mengembangkan “Activity Analysis of Production Set” sebelum dilanjutkan
oleh Koopmans. Pada saat itu, teknik yang mereka kembangkan dikenal
dengan istilah “Programming of Interdependent Activities in a Linear
19
Structure”. Istilah LP diusulkan oleh Koopmans ketika mengunjungi Dantzig
di RAND Corporation pada tahun 1948. Dan istilah ini menjadi populer dan
digunakan hingga sekarang.
2.3.2 Pengertian Linear Programming
Siswanto (2006:38) menyatakan bahwa LP adalah salah satu model OP
yang menggunakan teknik optimisasi matematika di mana seluruh fungsi
harus berupa fungsi matematika linear.
Sedangkan, menurut Jay Heizer dan Barry Render (2006:588) LP adalah
suatu teknik matematik yang didesain untuk membantu para manajer operasi
dalam merencanakan dan membuat keputusan yang diperlukan untuk
mengalokasikan sumber daya.
2.3.3 Persyaratan Sebuah Linear Programming
Semua persoalan LP mempunyai empat sifat umum:
1. Persoalan LP bertujuan untuk memaksimalkan atau meminimalkan
kuantitas (pada umumnya berupa laba atau biaya). Sifat umum ini disebut
fungsi tujuan dari suatu persoalan LP. Tujuan utama suatu perusahaan
pada umumnya untuk memaksimalkan laba jangka panjang. Dalam kasus
lain seperti sistem distribusi penerbangan atau angkutan, pada umumnya
bertujuan untuk meminimalkan biaya.
2. Adanya batasan atau kendala, yang membatasi tingkat sampai di mana
sasaran dapat dicapai. Sebagai contoh, keputusan untuk memproduksi
berapa banyak unit dari tiap produk dalam satu lini produk perusahaan,
dibatasi oleh tenaga kerja dan permesinan tersedia. Oleh karena itu, untuk
20
memaksimalkan atau meminimalkan suatu kuantitas (fungsi dan tujuan)
bergantung kepada sumber daya yang jumlahnya terbatas (batasan).
3. Harus ada beberapa alternatif tindakan yang dapat diambil. Sebagai
contoh, jika suatu perusahaan menghasilkan tiga produk berbeda,
manajeman dapat menggunakan LP untuk memutuskan bagaimana cara
mengalokasikan sumber dayanya yang terbatas (tenaga kerja, permesinan,
dan seterusnya). Jika tidak ada alternatif yang dapat diambil maka LP
tidak dibutuhkan.
4. Tujuan dan batasan dalam permasalahan LP harus dinyatakan dalam
hubungan dengan pertidaksamaan atau persamaan linear.
2.3.4 Linearitas dan Dalil Matematika
Istilah LP secara eksplisit telah menunjukkan karaktertistiknya. Seluruh
fungsi matematika model harus berupa fungsi matematika linear dan
penyelesaian optimal diturunkan melalui teknik optimisasi linear. Karena
penyelesaian model ini menggunakan teknik optimisasi linear maka sebagai
konsekuensinya seluruh asumsi dan dalil matematika yang berlaku bagi teknik
penyelesaian tersebut juga berlaku bagi model LP. Sebagai contoh, perhatikan
fungsi matematika linear berikut,
a1x1 + a1x2 + a1x3 = b1
Agar fungsi matematika tersebut tetap terpenuhi oleh perubahan
parameter-parameter yang terjadi, maka ruas kiri (a1, a2, a3) harus diimbangi
oleh perubahan parameter pada ruas kanan (b1). Bila seluruh parameter ruas
21
kiri dikalikan dengan dua, maka “b1” juga harus dikalikan dengan dua
sehingga fungsi matematika tersebut menjadi:
2a1x1 + 2a1x2 + 2a1x3 = 2b1
Peranan dalil semacam ini di dalam model menjadi sangat penting
mengingat fungsi matematika bisa mewakili aneka realitas. Sebagai contoh,
bila “b1” mewakili kapasitas mesin dalam satuan ton sedang Xi mewakili
produk yang harus diproduksi di mesin itu dan parameter “ai” menunjukkan
satuan waktu proses yang diperlukan oleh setiap unit Xi, maka kita tidak
mungkin menyetarakan kedua macam parameter yang berbeda satuan tersebut
dan merumuskannya ke dalam sebuah fungsi matematika. Bila “a1” dalam
satuan jam, maka “b1” harus dinyatakan dalam satuan yang setara, misal bisa
dalam hari, jam, menit atau bahkan detik. Yang terpenting adalah kesetaraan
itu harus tetap dijaga.
Dengan demikian, kini bisa disimpulkan dua hal. Pertama, seluruh dalil
matematika yang berhunbungan dengan fungsi matematika linear dan
penyelesaian optimisasi linear berlaku untuk model LP. Kedua, suatu kasus di
mana hubungan antara variabel-variabel yang terkait tidak berkarakteristik
linear tidak mungkin dimodelkan ke dalam LP.
2.3.5 Model LP
Model adalah suatu tiruan terhadap realitas. Langkah untuk membuat
peralihan dari realitas ke model kuantitatif, dinamakan perumusan model,
adalah sebuah langkah penting pertama pada penerapan Operation Research,
22
di dalam manajemen. Pemahaman terhadap unsur-unsur model akan sangat
membantu untuk mengatasi kesulitan ini.
Model LP memiliki tiga unsur utama yaitu:
1. variabel keputusan
2. fungsi tujuan
3. fungsi kendala
Menurut Siswanto (2007:25) variabel keputusan adalah variabel persoalan
yang akan mempengaruhi nilai tujuan yang hendak dicapai. Dalam proses
pemodelan, penemuan variabel keputusan tersebut harus dilakukan terlebih
dahulu sebelum merumuskan fungsi tujuan dan kendala-kendalanya.
Fungsi tujuan dalam LP, tujuan yang hendak dicapai harus diwujudkan ke
dalam sebuah fungsi matematika linear. Kemudian fungsi tersebut
dimaksimumkan atau diminimumkan terhadap kendala-kendala yang ada.
Kendala-kendala fungsional. Manajemen menghadapi berbagai kendala
untuk mewujudkan tujuan-tujuannya. Kenyataan tentang eksistensi kendala-
kendala tersebut selalu ada, misal:
1. Keputusan untuk meningkatkan volume produksi dibatasi oleh faktor-
faktor seperti kemampuan mesin, jumlah sumber daya manusia dan
teknologi yang tersedia.
2. Manajer produksi harus menjaga tingkat produksi agar permintaan pasar.
3. Agar kualitas produk yang dihasilkan memenuhi standar tertentu maka
unsur bahan baku yang digunakan harus memenuhi kualifikasi umum.
23
Dengan demikian kendala dapat diumpamakan sebagai suatu pembatas
terhadap kumpulan keputusan yang mungkin dibuat dan harus dituangkan ke
dalam fungsi matematika linear. Dalam hal ini, sesuai dengan dalil-dalil
matematika terdapat tiga macam kendala yaitu:
1. Kendala berupa pembatas
2. Kendala berupa syarat
3. Kendala berupa keharusan
Ketiga macam kendala akan ditemui pada setiap susunan kendala kasus
LP, baik salah satu maupun gabungan ketiganya. Dengan demikian dalam
bukunya Siswanto (2007:26) menyatakan LP adalah sebuah metode matematis
yang berkarakteristik linear untuk menemukan suatu penyelesaian optimal
dengan cara memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan terhadap
satu susunan kendala.
2.3.6 Model Matematis
Berbeda dengan bentuk-bentuk fungsi matematika pada model optimisasi
pada umumnya, model matematis pada LP memiliki struktur tertentu yang
bersifat baku agar realitas dijelaskan dengan baik oleh model atau agar realitas
itu bisa dibaca langsung melalui fungsi-fungsi matematika yang mewakili
model.
Struktur model matematis teknik LP diawali oleh fungsi tujuan yaitu
sebuah fungsi matematika yang mencerminkan tujuan model. Fungsi tujuan
itu harus diminimumkan atau dimaksimumkan terhadap suatu susunan kendala
24
sehingga di dalam fungsi tujuan harus muncul pernyataan mengenai arah
tersebut. Oleh karena itu, hanya ada dua kemungkinan fungsi tujuan yaitu:
1. Maksimumkan Z = f(x1,x2,…,xn)
2. Minimumkan Z = f(x1,x2,…,xn)
Dalam hal ini notasi Z digunakan untuk menandai nilai fungsi tujuan, di
mana nilai Z tergantung pada nilai x1,x2,…,xn yang berfungsi sebagai variabel
bebas.
Pemaksimuman atau peminimuman fungsi tujuan terhadap fungsi kendala
akan menghasilkan penyelesaian optimal, yaitu nilai variabel keputusan xj
yang memenuhi seluruh fungsi matematika kendala dan membuat nilai fungsi
tujuan menjadi ekstrem.
2.4 QM for Windows
Dalam bukunya Adinur Prasetyo dan Kurniawan Prasetyo (2009:1)
menjelaskan bahwa program QM for Windows disediakan oleh penerbit
Prentice Hall (http://www.prentice-hall.com), dan sebagian program
merupakan bawaan dari beberapa buku terbitan Prentice Hall.
Linear Programming (LP) adalah salah satu metode untuk menyelesaikan
masalah optimisasi. Masalah kombinasi produk (product mix) adalah salah
satu yang paling populer diselesaikan dengan LP. Dua atau lebih produk
dibuat dengan sumber daya yang terbatas, misalnya keterbatasan orang, mesin,
material, jam kerja dan sebagainya. Tujuan yang dicapai biasanya
memaksimumkan profit atau meminimumkan biaya produk yang dibuat.
25
Perusahaan ingin mencari kombinasi jumlah produksi setiap produk agar
profit total maksimum atau biaya minimum. Masalah perhitungan muncul
karena setiap produk membutuhkan sumber daya yang berbeda dan masing-
masing memberi kontribusi profit yang berbeda.
2.4.1 Contoh Soal
Perusahaan mebel “Musi Timber”, membuat meja dan kursi dari kayu.
Setiap meja membutuhkan pekerjaan tukang kayu rata-rata selama 4 jam dan
pengecatan rata-rata 2 jam; setiap kursi membutuhkan pekerjaan tukang kayu
rata-rata 3 jam dan pengecatan rata-rata 1 jam. Dalam satu minggu tersedia
240 jam kerja untuk tukang kayu dan 100 jam kerja untuk pengecatan. Jika
dijual, setiap meja menghasilkan keuntungan rata-rata $7 dan setiap kursi $5.
Ringkasan data mengenai meja dan kursi bisa dilihat pada tabel 2.1.
Pertanyaan:
Berapa seharusnya produksinya meja dan kursi dalam satu minggu kerja agar
profit total perusahaan “Musi Timber” maksimal?
Tabel 2.1 Data perusahaan Musi Timber
Pekerjaan Jam yang dibutuhkan Jam kerja yang
tersedia per minggu Meja Kursi
Tukang Kayu 4 3 240
Pengecatan 2 1 100
Profit per unit $7 $5
26
2.4.2 Penyelesaian Soal
Untuk menyelesaikan linear programming seperti pada soal di atas, kita
dapat menggunakan program QM for Windows dengan langkah-langkah
berikut:
3. Jalankan program QM for Windows, dan pilih Module > Linear
Programming.
4. Pilih menu File > New
5. Pada bagian Title: ketikkan “Kapasitas Produksi Mebel” untuk judul
penyelesaian soal ini.
6. Isikan jumlah kendala dengan 2, dengan cara mengklik tanda pada kotak
Number of Constraints.
7. Isikan jumlah variabel dengan 2, dengan cara mengklik tanda pada kotak
Numbers of Variables.
8. Pada tab Row names, pilih Other, dan isi dengan “Jam Kerja”.
9. Pada tab Column names, pilih X1, X2, X3,…
10. Pada bagian Objective, tetap pada pilihan Maximize.
11. Selanjutnya klik tombol OK hingga muncul tampilan seperti pada Gambar
2.2.
12. Isikan angka yang sesuai pada kotak yang bersesuaian antara jam kerja
dan variabel (X1 = meja; X2 = kursi), seperti diperlihatkan Gambar 2.3.
13. Selesaikan contoh soal ini dengan mengklik tombol pada toolbar atau dari
menu File > Solve, atau tekan tombol F9 pada keyboard.
27
14. Jika ada yang perlu diperbaiki, klik tombol pada toolbar atau dari menu
File > Edit.
15. Untuk menyimpan data ini, pilih menu File > Save (atau tekan tombol
Ctrl+S).
Gambar 2.2 Tampilan yang Belum Berisi Data
Gambar 2.3 Tampilan yang Telah Berisi Data
2.4.3 Hasil Perhitungan
Untuk melihat output yang dihasilkan, Anda bisa melakukannya dari menu
Windows dengan memilih Window > Tile, untuk menampilkan output secara
28
bersamaan, atau pilih Window > Cascade untuk menampilkan output secara
bertumpuk.
Tersedia 6 output yang bisa dihasilakan dari soal ini, yaitu;
- Output Linear Programming Results menunjukkan hasil perhitungan.
Solution X1=30; X2=40; RHS=410, menunjukkan jumlah produksi
optimal Meja=30 unit, kursi= 40 unit dan keuntungan yang diperoleh dari
jumlah produksi itu adalah $410.
Gambar 2.4 Output Linear Programming Results
- Output Ranging, khususnya pada kolom Lower Bond dan Upper Bond,
menunjukkan batas maksimal (minimum dan maksimum) pada koefisien
variabel dan pada nilai kendala, di mana rentang nilai antara Lower Bond
dan Upper Bond. Penambahan atau pengurangan nilai solusi yang optimal
adalah sebanding (linear) dengan penambahan atau pengurangan koefisien
variabel atau nilai kendala.
29
Gambar 2.5 Output Ranging
- Tampilan Iterations, menunjukkan langkah-langkah dalam metode
Simplex, untuk menyelesaikan persoalan LP. Tampilan Iterations ini hanya
muncul jika persoalan yang dipecahkan tidak rumit.
Gambar 2.6 Output Iterations
30
- Tampilan Graph, menunjukkan secara grafik hasil perhitungan LP.
Tampilan ini hanya akan muncul jika yang diselesaikan persoalan 2
dimensi (bisa digambarkan dengan grafik dengan sumbu x dan y).
Gambar 2.7 Output Graph
2.5 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.8 Kerangka Pemikiran
Minimalisasi Biaya
Produksi Poliester
Anggaran bahan baku
Anggaran tenaga kerja
Anggaran overhead
31
Penelitian menunjukkan bahwa biaya produksi yang minimum akan
meningkatkan laba perusahaan. Dalam penelitian ini menggunakan tiga
variabel yang diduga mempengaruhi biaya produksi poliester di PT Polychem
Indonesia Tbk, yaitu bahan baku, tenaga kerja dan kapasitas mesin yang
digunakan dalam proses produksi poliester.