bab ii landasan teori• dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba...

34
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran Saat ini konsumen dikelilingi oleh dunia pemasaran, seperti di rumah, si tempat kerja, di jalan, di toko, dan lain – lainnya hampir semua aktivitas harian dikelilingi oleh pemasaran. Saat ini istilah pemasaran sudah berada dimana - mana. Secara formal maupun informal, manusia dan organisasi berbaur dalam sejumlah aktifitas yang dapat kita sebut dengan nama pemasaran (marketing). Pemasaran yang baik telah menjadi komponen vital untuk memperoleh bisnis yang sukses. Pemasaran yang baik bukan terjadi karena kebetulan, akan tetapi merupakan hasil dari perencanaan dan pelaksanaan yang hati - hati. Philip Kotler adalah salah satu pelopor yang telah berkontribusi dalam memperluas bidang pemasaran. Beliau memiliki peran penting dalam membentuk ilmu pemasaran yang di pelajari oleh para pelajar dan digunakan oleh para manager. Menurut Philip Kotler dalam buku “Marketing Management 13 th Edition, 2009” pemasaran adalah mengenai identifikasi dan pemenuhan kebutuhan manusia dan sosial, digambarkan pula pemasaran sebagai fungsi organisasi dan kumpulan dari proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai kepada konsumen dan mengelola relasi konsumen dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pihak – pihak yang berkepentingan (stakeholders). Pemasaran dapat

Upload: truongdieu

Post on 04-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pemasaran

Saat ini konsumen dikelilingi oleh dunia pemasaran, seperti di rumah, si

tempat kerja, di jalan, di toko, dan lain – lainnya hampir semua aktivitas harian

dikelilingi oleh pemasaran. Saat ini istilah pemasaran sudah berada dimana - mana.

Secara formal maupun informal, manusia dan organisasi berbaur dalam sejumlah

aktifitas yang dapat kita sebut dengan nama pemasaran (marketing). Pemasaran yang

baik telah menjadi komponen vital untuk memperoleh bisnis yang sukses. Pemasaran

yang baik bukan terjadi karena kebetulan, akan tetapi merupakan hasil dari

perencanaan dan pelaksanaan yang hati - hati.

Philip Kotler adalah salah satu pelopor yang telah berkontribusi dalam

memperluas bidang pemasaran. Beliau memiliki peran penting dalam membentuk

ilmu pemasaran yang di pelajari oleh para pelajar dan digunakan oleh para manager.

Menurut Philip Kotler dalam buku “Marketing Management 13th Edition,

2009” pemasaran adalah mengenai identifikasi dan pemenuhan kebutuhan manusia

dan sosial, digambarkan pula pemasaran sebagai fungsi organisasi dan kumpulan dari

proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai kepada

konsumen dan mengelola relasi konsumen dengan cara yang menguntungkan

organisasi dan pihak – pihak yang berkepentingan (stakeholders). Pemasaran dapat

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

9

dilihat dari dua sisi, yaitu sosial dan manajerial. Dari sisi sosial pemasaran adalah

proses sosialisasi dari individu dan kelompok untuk memperoleh apa yang diinginkan

dan dibutuhkan dengan cara membuat, menawarkan dan menukarkan nilai barang dan

jasa kepada orang lain. Sedangkan dari sisi manajerial pemasaran adalah seni dalam

menjual produk (Philip Kotler, 2009, p.45). Namun sebenarnya penjualan bukanlah

hal yang paling penting dalam pemasaran, melainkan penjualan adalah bagian dari

pemasaran itu sendiri.

2.2 Manajemen Pemasaran

Pengertian dari manajemen pemasaran adalah seni dan pengetahuan dalam

memimilih target pasar dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan konsumen

melalui cara membuat, menyampaikan dan mengkomunikasikan nilai lebih kepada

konsumen (Kotler, 2009, p.45).

2.3 Konsep Utama Pemasaran

Untuk mengerti fungsi pemasaran, diperlukan pengertian beberapa konsep

utama (Kotler, 2009, p.52), yaitu kebutuhan, keinginan, dan permintaan (Needs,

Wants, and Demands). Kebutuhan (needs) adalah hal mendasar yang dibutuhkan oleh

manusia. Manusia butuh udara, makanan, air, pakaian dan tempat untuk berlindung.

Manusia juga memiliki kebutuhan yang kuat seperti reksreasi, pendidikan dan

hiburan. Kebutuhan ini kemudian menjadi keinginan (wants) ketika diarahkan pada

obyek yang spesifik yang mungkin dapat memuaskan kebutuhan. Seorang konsumen

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

10

membutuhkan makanan, tetapi menginginkan hamburger, softdrink dan banyak

contoh lainnya. Permintaan (demands) adalah keinginan terhadap produk yang

spesifik yang dilatar belakangi dengan kemampuan untuk membayar. Banyak orang

yang menginginkan mobil mewah seperti Mercedes, namun hanya beberapa orang

yang ingin dan mampu untuk membelinya. Begitu juga dengan perusahaan perlu

untuk mengukur bukan hanya berapa banyak orang yang menginginkan produk

tersebut, namun perlu juga mengetahui berapa banyak yang menginginkan dan

mampu untuk membeli produk tersebut.

2.4 Perpasaran Swasta

Perpasaran Swasta adalah kegiatan penyelenggaraan usaha dan penyediaan

sarana / tempat usaha yang dilakukan oleh pihak swasta. Untuk meningkatkan

pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap perpasaran swasta diperlukan

keseimbangan antara usaha besar, usaha menengah, dan usaha kecil. Selain itu perlu

pula untuk mencegah terjadinya praktek usaha yang tidak sehat, maka dari itu

perlunya peraturan yang mendukung, yaitu Perda DKI Jakarta No. 2/2002 tentang

Perpasaran Swasta. Jenis usaha perpasaran swasta terdiri dari:

• Mini Swalayan

• Pasar Swalayan

• Pasar Serba Ada

• Toko Serba Ada

• Toko

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

11

• Pusat Pertokoan

• Mall/ Supermall/ Plaza

• Pusat Perdagangan

• Waralaba

2.4.1 Persyaratan Perpasaran Swasta

Berdasar Perda DKI Jakarta No. 2/2002 tentang Perpasaran Swasta,

persyaratan yang harus dilengkapi adalah komoditi / barang-barang yang dijual

diutamakan barang-barang produksi dalam negeri dan kualitas barang dagangan harus

dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan standar mutu. Selain itu perlu juga

untuk memenuhi beberapa ketentuan berdasar Perda tersebut, diantaranya:

Usaha Mini Swalayan (Minimarket) :

• Komoditi/ barang dagangan yang dijual merupakan barang-barang kebutuhan

rumah tangga sehari-hari diutamakan produk makanan/ minuman dalam

kemasan yang siap saji;

• Kegiatan penjualan dilakukan secara eceran dan cara pelayanannya dilakukan

secara sendiri oleh konsumen dengan menggunakan keranjang jinjing atau

peralatan lain (kereta dorong yang telah disediakan);

• Harga jual barang-barang sejenis yang dijual tidak boleh jauh lebih rendah

dengan yang ada di warung dan toko sekitarnya;

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

12

• Harga barang dagangan yang dijual harus dicantumkan secara jelas dan pasti

pada kemasan barang pada suatu tempat tertentu yang mudah terlihat

konsumen;

• Luas lantai usahanya paling besar (maksimal) 200 m2.

Usaha Pasar Swalayan (Supermarket)

• Komoditi/ barang dagangan yang dijual merupakan barang-barang kebutuhan

rumah tangga sehari-hari termasuk kebutuhan sembilan bahan pokok;

• Kegiatan penjualan dilakukan secara eceran dan cara pelayanannya dilakukan

dengan pelayanan sendiri oleh konsumen (swalayan);

• Pengadaan/ penyediaan kebutuhan barang sembilan bahan pokok dan bahan

pangan segar lainnya diperoleh dari pengusaha kecil/ lemah dengan

mengutamakan pedagang pasar atau koperasi dengan menjalin atau melalui

pola kemitraan;

• Harga barang dagangan yang dijual harus dicantumkan secara jelas dan pasti

pada kemasan barang pada suatu tempat tertentu yang mudah terlihat

konsumen;

• Harga jual barang-barang sejenis yang dijual tidak boleh jauh lebih rendah

dengan yang ada diwarung dan toko disekitarnya;

• Luas lantai usahanya paling besar (maksimal) 4.000m2.

Usaha Pasar Serba Ada (Hypermarket)

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

13

• Komoditi/ barang dagangan yang dijual merupakan barang-barang kebutuhan

rumah tangga sehari-hari dan kebutuhan sandang termasuk kebutuhan

sandang termasuk kebutuhan sembilan bahan pokok;

• Penyediaan/ pengadaan sembilan bahan pokok dan bahan pangan segar

lainnya seperti sayur mayur, buah-buahan, daging dan ikan diperoleh dari para

pegusaha golongan kecil/ lemah dan koperasi dengan melalui pola kemitraan;

• Kegiatan penjualan dilakukan secara eceran dan cara pelayanannya dilakukan

dengan pelayanan sendiri oleh konsumen (swalayan);

• Harga barang dagangan yang dijual harus dicantumkan secara jelas dan pasti

pada kemasan barang pada suatu tempat tertentu yang mudah terlihat

konsumen;

• Luas lantai usahanya lebih dari 4.000 m2 dan paling besar (maksimal) 8.000

m2.

Usaha Toko Serba Ada (Department Store) :

• Komoditi/ barang dagangan yang dijual merupakan kebutuhan sandang dan

kebutuhan rumah tangga sehari-hari dan tidak diperkenankan menjual barang

kebutuhan sembilan bahan pokok;

• Penyediaan / pengadaan barang-barang dapat diperoleh dari para pengusaha

golongan kecil/ lemah dan koperasi melalui pola kemitraan;

• Kegiatan penjualannya dilakukan secara eceran dengan memakai cara

pelayanannya yang tidak dilakukan secara swalayan melainkan harus dibantu

oleh pramuniaga;

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

14

• Harga barang dagangan yang dijual harus dicantumkan secara jelas dan pasti

pada kemasan barang pada suatu tempat tertentu yang mudah terlihat

konsumen;

• Luas lantai usahanya lebih dari 200m2

dan paling besar (maksimal) 8. 000m2 .

Toko

• Komoditi/ barang dagangan yang dijual merupakan kebutuhan sandang,

kebutuhan rumah tangga sehari-hari, dan kebutuhan barang-barang lainnya.

• Kegiatan penjualannya dapat dilakukan baik secara eceran maupun sub grosir

langsung kepada konsumen.

• Harga barang dagangan yang dijual dapat dicantumkan secaras jelas dan pasti,

dan dapat dilakukan dengan cara tawar menawar.

Pusat pertokoan

• Komoditi/ barang dagangan yang dijual merupakan barang dagangan dan jasa.

• Kegiatan penjualannya dapat dilakukan secara langsung oleh pemilik/

penyewa pertokoan kepada konsumen.

• Harga barang dagangan yang dijual dapat dicantumkan secara jelas dan pasti,

dan dapat dilakukan dengan cara tawar menawar.

Mall/ Supermall/ Plaza

• Komoditi/ barang dagangan yang dijual merupakan kebutuhan barang dan

jasa.

• Kegiatan penjualan barang dilakukan secara eceran oleh para pemilik/

penyewa sarana tempat usaha.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

15

• Harga barang dagangan yang dijual harus dicantumkan secara jelas dan pasti

pada kemasan barang pada suatu tempat tertentu yang mudah terlihat

konsumen.

Pusat perdagangan

• Komoditi/ barang dagangan yang dijual merupakan barang kebutuhan

sandang, papan, kebutuhan sehari-hari, kebutuhan rumah tangga, alat

kesehatan dan lain-lain.

• Kegiatan penjualan barang dagangan dilakukan secara grosiran dan eceran.

• Harga barang dagangan yang dijual harus dicantumkan secara jelas dan pasti

pada kemasan barang pada suatu tempat tertentu yang mudah terlihat

konsumen.

Usaha Perkulakan

• Komoditi/ barang-barang yang dijual merupakan kombinasi dari kebutuhan

rumah tangga sehari-hari atau komoditi lain yang diperlukan oleh umum;

• Kegiatan penjualan dilakukan dalam ukuran partai besar atau dalam jumlah

tertentu seperti dalam bentuk lusinan, kodian, grosiran, dan takaran/

timbangan yang tidak dilakukan secara langsung kepada konsumen akhir

tetapi dalam bentuk keanggtoaan (member);

• Harga barang dagangan yang dijual harus dicantumkan secara jelas dan pasti

pada kemasan barang pada suatu tempat tertentu yang mudah terlihat

konsumen.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

16

• Harus menjalin kemitraan dengan pengusaha golongan ekonomi lemah/

pedagang kecil atau koperasi yang dilakukan diantaranya melalui keterkaitan

usaha atau bentuk sub kontrak.

Usaha Waralaba

• Komoditi/ barang dagangan yang dijual merupakan barang-barang kebutuhan

rumah tangga sehari-hari diutamakan produk makanan/ minuman yang siap

saji;

• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba

menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan

barang dagangan serta penggunaan dari dagangan, merk dan manajemen

penjualannya;

• Prinsip kerjasama yang dilakukan antara Penerima Waralaba (franchise)

dengan Pemberi Waralaba (franchisor) adalah saling melengkapi dan saling

menguntungkan ;

• Kegiatan penjualannya dilakukan secara eceran;

• Antara Penerima Waralaba (franchise) dan Pemberi Waralaba (franchisor)

harus dalam bentuk badan hukum atau usaha perorangan.

2.4.2 Luas dan Jarak Tempat Penyelenggaraan Swasta

Dalam menyelenggarakan usaha perpasaran swasta, jarak sarana/ tempat

usaha harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

17

• Usaha perpasaran swasta yang luas lantainya 100 m2 sampai dengan 200 m2

harus berjarak radius 0,5 km dari pasar lingkungan dan terletak disisi jalan

Lingkungan / Kolektor / Arteri;

• Usaha perpasaran swasta yang luas lantainya di atas 200 m2 sampai dengan

1.000 m2 harus berjarak radius 1,0 km dari pasar lingkungan dan terletak

disisi jalan Kolektor / Arteri;

• Usaha perpasaran swasta yang luas lantainya di atas 1.000 m2 sampai dengan

2.000 m2 harus berjarak radius 1,5 km dari pasar lingkungan dan terletak

disisi jalan Kolektor / Arteri;

• Usaha perpasaran swasta yang luas lantainya di atas 2.000 m2 sampai dengan

4.000 m2 harus berjarak radius 2 km dari pasar lingkungan dan terletak disis

jalan Kolektor / Arteri;

• Usaha perpasaran swasta yang luas lantainya di atas 4.000 m2 harus berjarak

radius 2,5 km dari pasar lingkungan dan harus terletak di sisi jalan Kolektor /

Arteri.

2.5 Joint Venture

Joint venture adalah perjanjian kontrak bersama dua atau lebih pihak untuk

tujuan menjalankan suatu usaha bisnis tertentu. Semua pihak sepakat untuk berbagi

dalam keuntungan dan kerugian dari perusahaan (http://www.investorwords.com).

Keuntungan dengan cara kerjasama ini diantaranya:

• Membangun kekuatan perusahaan

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

18

• Menyebarkan biaya dan risiko

• Menambah akses ke sumber daya keuangan

• Ekonomi skala dan keuntungan kekuatan

• Akses ke teknologi dan pelanggan baru

• Akses ke praktek manajer inovatif

2.6 Analisa Porter Five Forces

Gambar 2.1 Five Competitive Forces

Michael Porter telah mengidentifikasi lima kekuatan yang menentukan daya

tarik jangka panjang intrinsik dari sebuah pasar atau segmen pasar, yaitu persaingan

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

19

industri, pemain baru, pengganti, pembeli dan pemasok (Kotler, Keller, 2009, p.334).

Pada tahun 1979 Michael Porter mengatakan Five Competitive Forces ini memiliki

kekuatan yang dapat menentukan suatu potensi keuntungan yang didapat dari sebuah

industri (Irene Siaw, Alec Yu, 2004, p. 514).

Five Forces memberikan kontribusi yang besar terhadap tingkat persaingan

dalam industri. Analisa Five Competitive Forces terdiri dari 5 cara pandang, yaitu:

1. Ancaman kekuatan pembeli (threat of buyers bargaining power)

Bagaimana kekuatan yang dimiliki oleh pelanggan. Hal ini antara lain

dipengaruhi oleh jumlah pembeli, konsentrasi pembeli, switching cost

pembeli, ketersediaan barang, besarnya permintaan pembeli, sensitivitas

harga, tingkat diferensiasi dan sebagainya.

2. Kekuatan penyedia barang / jasa (threat of suppliers bargaining power)

Pemasok merupakan tempat dimana dapat membeli input yang digunakan

untuk bahan produksi. Hal ini ditentukan oleh beberapa faktor penting

diantaranya: switching cost ke pemasok lain, jumlah pemasok, konsentrasi

pemasok, ketersediaan barang pengganti, tingkat diferensiasi input, hingga

tingkat hubungan dengan pemasok.

3. Ancaman produk pengganti (threat of substitute product)

Analisa ini hanya memfokuskan pada satu bisnis atau strategi bisnis tertentu.

Bagaimana substitusi terhadap barang / jasa? Apakah konsumen dapat

memperoleh barang substitusinya dengan mudah? Semakin banyak dan dekat

barang substitusi, maka pelanggan juga bisa beralih dengan mudah. Hal ini

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

20

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya switching cost, kecendrungan

untuk substitusi, diferensiasi produk dan lainnya.

4. Ancaman yang masuk (threat of new entrance)

Bagaimana tingkat kesulitan / kemudahan bagi para pesaing baru untuk masuk

ke dalam suatu industri. Hal ini antara lain dipengaruhi oleh brand equity,

hambatan masuk seperti hak paten, distribusi, kemampuan atau core

competence, economies of scope, cost advantage, dan sebagainya.

5. Kompetitor persaingan dalam industri (threat of intense segment rivalry)

Bagaimana intensitas persaingan dalam industri. Semakin banyak jumlah

pesaing, dengan produk yang berkualitas dan harga bersaing, maka semakin

tinggi tingkat persaingan. Hal ini ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya:

jumlah pesaing, perbedaan kualitas, loyalitas pelanggan, diferensiasi produk,

perbedaan harga, exit barriers, dan sebagainya.

2.7 Analisa SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities,

Threats)

Analisa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT) digunakan

banyak orang dalam membuat keputusan dan sebagai alat perencana. Merupakan

motode yang efektif dalam identifikasi dan menganalisa kekuatan dan kelemahan dan

menganalisa peluang dan ancaman di dalam beberapa situasi. Kekuatan dan

kelemahan dari sebuah sistem ditentukan oleh elemen internal ketika kekuatan

eksternal memiliki peluang dan ancaman. Kelebihan dari analisa SWOT adalah

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

21

mengandung kemudahan dalam pemahaman, mudah digunakan dan efisien. Jika

analisa ini digunakan dengan benar, maka SWOT merupakan teknik yang tepat untuk

identifikasi sebuah rekomendasi bagi sebuah organisasi. Analisa SWOT digunakan

untuk menganalisa celah yang ada dan untuk mempersiapkan rencana pengelolaan

yang komprehensif (Suresh Jain, Pallavi Pant, 2010, p. 236).

Keseluruhan evaluasi dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari

suatu perusahaan disebut dengan analisa SWOT (Kotler, 2009, p.89). Analisa ini

merupakan cara untuk mengamati lingkungan pemasaran luar dan dalam suatu

perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan

(strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Berikut merupakan

uraian dari elemen – elemen SWOT, yaitu:

1. Kekuatan (strengths), merupakan suatu kegiatan perusahaan yang berjalan

baik atau sumber daya / keterampilan dan keunggulan – keunggulan lain yang

dikendalikan.

2. Kelemahan (weakness), merupakan suatu kegiatan organisasi yang tidak

berjalan dengan baik atau keterbatasan sumber daya, keterampilan dan

kapabilitas yang dibutuhkan oleh perusahaan.

3. Peluang (opportunities), merupakan faktor – faktor luar lingkungan positif

atau menguntungkan perusahaan.

4. Ancaman (threat), merupakan faktor – faktor negatif di luar lingkungan atau

situasi yang tidak menguntungkan perusahaan.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

22

Tabel 2.1 Tabel Analisa SWOT

Bermanfaat Merugikan

Faktor Internal

STRENGTHS

WEAKNESS

Faktor Eksternal

OPPORTUNITIES

THREATS

2.8 Analisa TOWS

Bagian dari prinsip strategi manajemen, analisa situasi organisasi, perusahaan,

industri telah menerima cakupan yang luas dalam literature dan telah digunakan oleh

praktisi dan konsultan, bukan hanya dalam bisnis, tetapi juga dalam perumusan

kebijakan publik dan pengetahuan politik. Alat yang kuat dalam analisa situasi, yaitu

matriks TOWS (Threat, Opportunities, Weakness, Strength), telah digunakan dalam

banyak industri dan juga dalam strategi manajemen karir (Luis Murillo, 2000, p.157).

Analisa matriks TOWS merupakan alat lanjutan yang digunakan untuk

mengembangkan 4 pilihan strategi, yaitu SO, WO, ST dan WT. Matriks TOWS

digunakan untuk mempertemukan faktor kunci internal dan eksternal untuk membuat

suatu strategi dalam perusahaan. Analisa harus didasarkan pada kondisi yang sedang

terjadi dengan persaingan yang sedang berjalan.

Adapun tujuan dari analisa matriks TOWS adalah untuk menggambarkan

berbagai alternatif yang dapat dijalankan berdasarkan pada faktor kunci internal dan

eksternal. Dalam hal ini analisa TOWS bukanlah untuk menentukan strategi yang

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

23

terbaik, tetapi dapat ditentukan berdasarkan pada pertimbangan – pertimbangan lain

dan tidak semua strategi yang dihasilkan dapat dijalankan. Penjelasan Matriks TOWS

adalah sebagai berikut:

1. Strategi SO adalah strategi yang dibuat dengan menggunakan kekuatan faktor

internal perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari kesempatan faktor

eksternal.

2. Strategi WO adalah strategi yang dibuat untuk memperbaiki kelemahan faktor

internal dengan menggunakan kesempatan faktor eksternal. Selain itu, WO

juga digunakan untuk menunjukkan kesempatan yang ada dalam jangkauan

yang dapat diraih oleh perusahaan jika memperbaiki kelemahan faktor

internal.

3. Strategi ST adalah strategi yang dibuat untuk mengantisipasi ancaman faktor

eksternal dengan menggunakan kekuatan faktor internal yang ada.

4. Strategi WT adalah strategi yang terjadi jika perusahaan menghadapi faktor –

faktor kelemahan dan ancaman yang tidak dapat ditangani lagi dengan

menggunakan kekuatan dan peluang yang ada. Bentuk – bentuk dari

pelaksanaan WT adalah restrukturisasi, likuiditas, merger dan lainnya.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

24

2.9 Ansoff Matriks

Gambar 2.2 Ansoff Matriks

Analisa Ansoff matriks adalah sebuah instrument yang membantu para pelaku

pemasaran untuk menentukan langkah strategis apa yang akan di implementasikan

pada saat pertumbuhan. Terjadi tidak hanya pada pasar tapi juga pada produk.

Ansoff matriks menunjukkan bahwa kumpulan langkah strategis menjadi tergantung

pada apakah pasar baru atau yang sudah ada atau produk baru yang ada di pasar.

(http://catatan-malam3.blogspot.com/2009/07/ansoff-matriks-sebagai-

analisa_10.html)

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

25

2.9.1 Penetrasi Pasar / Market Penetration

Penetrasi pasar adalah nama yang diberikan kepada suatu strategi

pertumbuhan di mana perusahaan berfokus pada penjualan produk-produk yang ada

di pasar-pasar yang telah ada sebelumnya.

Penetrasi pasar berusaha untuk mencapai empat tujuan utama:

• Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar produk ini, hal ini dapat

dicapai oleh kombinasi dari strategi harga yang kompetitif, iklan, promosi

penjualan dan mungkin lebih banyak sumber daya pribadi yang didedikasikan

untuk menjual.

• Aman dari dominasi pertumbuhan pasar.

• Restrukturisasi pasar yang matang oleh maneuver dari competitor, ini akan

memerlukan agresifitas kampanye promosi yang gencar, didukung oleh

sebuah strategi harga yang dirancang untuk membuat pasar “ kurang menarik

“ bagi competitor.

• Meningkatkan penggunaan oleh pelanggan yang ada, contohnya:

memperkenalkan program loyalitas konsumen Implementasi penetrasi pasar

sebagai strategi pemasaran di kondisikan sebagai "bisnis seperti biasa".

Penetrasi pasar haruslah di eksekusi pada bisnis yang berfokus hanya pada

pasar dan produk yang sangat di pahami oleh marketer tersebut. diperlukan

juga intelegent pemasaran untuk mendapatkan informasi tentang kompetitor

dan kebutuhan pelanggan. Karena itu, strategi ini akan memerlukan banyak

investasi baru dalam penerapannya sebab harus didahului oleh riset pasar.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

26

2.9.2 Pengembangan pasar / Market Development

Pengembangan pasar adalah nama yang diberikan kepada suatu strategi

pertumbuhan, di mana unit bisnis berusaha untuk menjual produk-produk yang telah

ada di pasar-pasar yang baru.

• Ada banyak cara untuk mengaplikasikan strategi ini, termasuk:

Baru geografis pasar; misalnya produk ekspor ke negara yang baru

• Baru dimensi atau kemasan produknya

• Baru saluran distribusinya

• Menerapkan kebijakan harga yang berbeda untuk menarik pelanggan baru

atau membuat segmen pasar yang baru.

2.9.3 Pengembangan produk / Produk Development

Pengembangan produk adalah nama yang diberikan kepada suatu strategi

pertumbuhan di mana sebuah unit bisnis memperkenalkan produk baru ke pasar-pasar

yang telah ada. Hal ini mungkin memerlukan strategi pengembangan kompetensi baru

dan memerlukan program pemasaran yang baru pula untuk mengembangkan produk

yang dapat diubah / dikembangkan ke pasar yang telah ada.

2.9.4 Diversifikasi / Diversification

Diversifikasi adalah nama yang diberikan kepada strategi pertumbuhan di

mana sebuah bisnis, produk-produknya baru dan di pasar-pasar yang baru pula.

Ini merupakan langkah pemasaran yang lebih berisiko karena, strategi bisnis yang

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

27

bergerak dalam pasar yang baru memiliki sedikit atau mungkin tidak ada pengalaman

atas produk produk baru tersebut.

Bila sebuah unit bisnis akan mengaplikasikan strategi diversifikasi, maka

harus memiliki visi yang jelas tentang apa yang akan di dapatkan dari strategi yang

jujur dan penilaian atas resiko bilamana dalam faktanya menemui kegagalan.

2.10 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Gambar 2.3 Marketing Mix

Menurut Nasir dan Altinbasak, diperlukan sebuah pola pikir komprehensif

yang memenuhi semua faktor yang harus diambil sebagai pertimbangan bagi

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

28

perusahaan internasional dalam menentukan standar atau untuk beradaptasi dalam

semua elemen bauran pemasaran. Perusahaan internasional harus konsentrasi dalam

membangun hubungan yang kuat dengan konsumen mereka (Anca Atanase, 2009,

p.150).

Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat akivitas pemasaran

yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam sasaran

yang sudah dibidik (Kotler, Keller, 2009).

Definisi ini menjukkan bahwa bauran pemasaran adalah alat / aktivitas yang

digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran. Alat – alat pemasaran

tersebut terdiri dari 4 variabel yang disebut dengan 4P dari pemasaran, yang terdiri

dari produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan tempat (place).

2.9.1 Produk

Banyak orang mengira bahwa produk adalah sesuatu tawaran yang nyata,

namun sesungguhnya dapat lebih dari itu. Produk (product) adalah apapun yang dapat

ditawarkan ke pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan, termasuk barang

fisik, layanan, pengalaman, peristiwa, seseorang, tempat, properti, organisasi,

informasi dan ide (Kotler, 2009, p.358).

Saat ini konsumen semakin selektif dalam memilih produk. Hal ini

dikarenakan terdapat beragam produk yang tersedia di pasaran. Oleh karena itu,

produk yang memiliki keunggulan yang kompetitif dapat memenangkan persaingan

dengan produk sejenis lainnya.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

29

2.9.2 Harga

Harga adalah satu – satunya elemen dari bauran pemasaran yang

menghasilkan pendapatan, sedangkan elemen yang lain menghasilkan pengeluaran.

Harga bukan hanya angka pada suatu label. Harga memiliki banyak bentuk dan dapat

berfungsi dalam banyak hal (Kotler, 2009, p.416). Harga merupakan sesuatu yang

harus dibayar demi mendapatkan sesuatu yang berupa barang atau jasa.

2.9.3 Tempat

Tempat adalah salah satu elemen dari bauran pemasaran yang membuat

barang atau jasa dapat dibeli, mudah terjangkau dan digunakan dalam jumlah pada

lokasi yang tepat pada saat konsumen menginginkannya (Kotler, 2009). Oleh sebab

itu, perusahaan selalu membuat produknya selalu tersedia dan mudah didapat.

2.9.4 Promosi

Promosi merupakan satu variabel yang penting dalam bauran pemasaran yang

merupakan suatu proses yang berlanjut. Promosi dapat membantu untuk memperbaiki

hubungan antara pemasar dan konsumen. Kesediaan konsumen untuk membeli

produk dan jasa atas dasar kepuasannya yang merupakan hasil umpan balik dari

kegiatan promosi perusahaan, sehingga perusahaan mengetahui bahwa informasi

yang mereka dapat diterima konsumen dengan positif (Kotler, 2009).

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

30

2.10 Profil PT. Modern International Tbk

Modern Internasional didirikan pada tanggal 13 mei 1971 dengan nama PT

Modern Photo Film Company. Setelah mengalami beberapa kali perubahan anggaran

dasar, dengan Akta Notaris Budiarti Karnadi, S.H. No.48 tanggal 26 Mei 1997,

mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan, termasuk perubahan nama

Perseroan, maka nama perusahaan berganti menjadi PT Modern Photo Tbk. Dan pada

Juni 2007, dengan perubahan bisnis global yang terjadi, PT Modern Photo Tbk.

mengganti namanya menjadi PT. Modern Internasional Tbk. dan sejak tahun 1971,

Perseroan telah menjadi distributor tunggal untuk seluruh produk FUJI FILM Jepang

di Indonesia.

Perseroan bergerak dalam bidang usaha perdagangan produk dan peralatan

fotografi konvensional dan digital, produk peka cahaya lainnya, peralatan percetakan,

peralatan rumah sakit, elektronik, telekomunikasi, produk isi ulang telepon seluler,

mesin fotokopi dan penyertaan modal pada berbagai usaha di bidang industri, jasa,

perdagangan eceran produk fotografi, perdagangan eceran makanan dan minuman

siap saji juga convenience item lainnya. Sesuai dengan visi Keep Fighting & Win dan

melalui strategi 6R yang dilakukan oleh Perseroan yaitu Repositioning Business,

Reinvent Business, Reengineering Business Process, Right Sizing dan Resource

Allocation, Perseroan merubah fokus bisnis utamanya ke Industrial Imaging dan

Ritel.

Melihat kinerja yang dicapai di tahun 2009 dengan fokus strategi dan bisnis

yang baru, Perseroan dan Anak Perusahaan akan melanjutkan dan mengembangkan

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

31

fokus Perseroan pada Industrial Imaging dan Ritel. Di tahun 2009 Perseroan

melakukan beberapa aktivitas untuk mendukung dan mengembangkan fokus tersebut

sebagai berikut:

• Di bidang Graphic Arts, Perseroan fokus pada visi total solution provider

dengan menyajikan solusi dari pre-press CTP, press offset, digital printing

press, dan solusi post press DUPLO.

• Di bidang Medical, dengan visi menjadi total solution digital radiology

provider dengan dukungan produk equipment yang dimiliki yaitu Fuji film

Computed Radiography serta X-Ray unit Shimadzu.

• Di bidang Office Imaging, fokus pada penyediaan solusi manajemen dokumen

yang berbasis Teknologi Informasi, Networking dan Security.

• Di bidang Voucher Isi Ulang Selular Telekomunikasi, dengan

mengembangkan penjualan produk E-Reload via jaringan bank melalui

kerjasama dengan beragam operator terkemuka seperti Telkmosel, Indosat,

XL, Bakrie Telecom, dan operator – operator telekomunikasi lain di

Indonesia.

• Di bidang Ritel Convenience Store 7-Eleven, dengan mengembangkan konsep

ritel yang fokus pada layanan makanan dan minuman siap saji di samping

convenience item lainnya melalui pengelolaan oleh salah satu anak

perusahaan.

• Di bidang Photo Digital Imaging, Perseroan akan tetap mempertahankan

bisnis unit ini selama mungkin dan se-profitable mungkin dengan fokus pada

solusi cetak digital dan solusi kreatif seperti MPrisa dan Photobook.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

32

Sampai saat ini produk dan layanan Perseroan diberikan kepada seluruh mitra

bisnis dan konsumen melalui 16 cabang di seluruh Indonesia. Perseroan menyajikan

layanan lengkap berupa tenaga sales, teknisi dan layanan purna jual untuk para mitra

bisnis dan konsumen di setiap kantor cabang. Selain itu jaringan ritel foto yang

dimiliki Perseroan dan dikelola Anak perusahaan masih tersebar di 16 Cabang di

seluruh Indonesia sehingga produk dan layanan yang dibutuhkan dapat dinikmati oleh

seluruh konsumen akhir di seluruh Indonesia.

PT Modern Internasional Tbk sampai dengan tahun 2009 memiliki total

karyawan sebanyak 1.577 orang. 593 karyawan berada di dalam naungan PT Modern

Internasional Tbk. Sedangkan Anak perusahaan Perseroan yang masih aktif sampai

tahun 2009 adalah PT. Modern Putra Indonesia yang melakukan bisnis ritel eceran

produk – produk fotografi dan telekomunikasi yang beroperasi sejak tahun 1988,

juga bisnis ritel 7-Eleven dengan jumlah karyawan mencapai 906 orang. Anak

perusahaan lainnya yang masih aktif adalah PT. Modern Photo Industry yang menjadi

produsen film dan kertas foto dengan jumlah karyawan 78 orang.

Sementara itu untuk lebih memperkuat Perseroan dalam menjalankan

bisnisnya di Indonesia, saham Perseroan dimiliki oleh beberapa pihak yaitu Asialink

Electronics PTe. Ltd Singapore sebanyak 58,305%, PT Inti Putra Modern sebanyak

17,147%, PT Inti Lindasihaja sebanyak 2,423%.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

33

2.11 Sejarah Convenience store

Konsep Convenience Store lahir di Sunbelt, suatu bagian di Amerika Serikat,

pada tahun 1920. Saat itu kebutuhan yang paling mendasar dan sangat dibutuhkan

adalah es batu. Pelanggan harus mengemudi ke Ice Houses/Docks untuk

menyediakan kebutuhan es mereka, untuk disimpan dalam ice boxes, dimana waktu

itu kulkas belum ditemukan.

Pelanggan mulai meminta Ice Docks menyediakan juga beberapa barang

keperluan sehari-hari seperti susu, telur dan roti. Dengan demikian es yang telah

mereka beli dan diletakkan pada running board/fender, tidak mencair lebih banyak

karena harus bepergian ke beberapa tempat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Pada tahun 1927, Johnny Jefferson Green mulai meyediakan roti, susu dan

telur di tokonya, The Southland Ice Dock di Dallas, Texas. Toko ini dibuka 16 jam

sehari, 7 hari dalam seminggu dan Green yakin Customer sering membutuhkan

barang-barang ini dan lainnya pada saat toko-toko yang lain tutup. Ciri toko seperti

ini, dan dan yang hampir mirip seperti ini berkembang dalam jumlah yang banyak

dalam beberapa tahun. Mereka menjadi lebih sukses pada musim panas karena

letaknya. Kebutuhan barang-barang dasar mulai meningkat pesat menjadi barang-

barang dan pelayanan yang lebih bervariasi. Convenience Store yang pertama

menyediakan pelayanan “pinggir jalan” dimana karyawan toko mendatangi mobil

pelanggan untuk memenuhi pesanan mereka dan membawa barang-barang mereka ke

tempat parkir. Industri mulai berkembang ke daerah lain pada akhir tahun 40an dan

awal 50an.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

34

Konsep convenience store sekarang ini adalah industri yang mendunia dengan

unit-unit di setiap benua di dunia. Saat ini ada beratus-ratus perusahaan convenience

store di Amerika Serikat yang menjadikannya salah satu dari industri yang bersaing

di bidang perdagangan.

Persaingan ini mengharuskan masing-masing dan setiap unit convenience store harus

berjuang untuk keunggulan dalam pelayanan pelanggan dan kondisi toko. Hal itu

merupakan tanggung jawab kita sebagai bagian dari perusahaan untuk memberikan

dan mendukung kemajuan toko kita dalam mencapai keunggulan dengan pelanggan-

pelanggan kita.

2.12 Industri Ritel

Pada tahun 2006 Industri ritel di Indonesia dinyatakan oleh Aprindo (asosiasi

perusahaan ritel Indonesia) sebagai sektor kedua penyerap tenaga kerja terbesar

Indonesia, dengan kemampuan sebesar 18,9 juta orang, di bawah sektor pertanian

yang mencapai 41,8 juta orang. Kehadiran pelaku usaha ritel modern telah memberi

warna dalam perkembangan ritel Indonesia. Dalam jangka waktu yang singkat

beberapa pelaku usaha ritel dengan kemampuan kapital yang besar melakukan

aktivitasnya dalam bentuk minimarket, supermarket bahkan hypermarket yang kini

bertebaran di setiap kota besar Indonesia.

Industri ritel berkembang seiring dengan perubahan pada masyarakat dan

dalam beberapa tahun terakhir telah berkembang pesat di berbagai belahan dunia.

Tingkat pendapatan masyarakat yang terus berkembang menyebabkan terciptanya

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

35

segmen konsumen yang menginginkan adanya perubahan pengelolaan industri ritel.

Produsen pun kini menganggap ritel sebagai tempat strategis pemasaran barang

secara tepat waktu, lokasi dan konsumen (ITB Business Review).

Tabel 2.2 Tabel Lapangan Pekerjaan Utama 2004 - 2009 (Sumber: BPS)

No Lapangan Pekerjaan Utama

2004 2005 (Feb) 2006 (Feb) 2007 (Feb) 2008 (Feb) 2009 (Feb)

1 Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan

40. 608.019 41.814.197 42. 323. 190 42.608.760 42.689.635 43.029.493

2 Pertambangan dan Penggalian

1.034.716 808.842 947.097 1.020.807 1.062.309 1.139.495

3 Industri Pengolahan

11.070.498 11.652.406 11.578.141 13.094.067 13.440.141 13.615.440

4 Listrik, Gas, dan Air

228.297 186.801 207.102 247.059 207.909 209.441

5 Bangunan 4.540.102 4.417.087 4.373.950 4.397.132 4.733.679 4.610.695 6 Perdagangan

Besar, Eceran, Rumah Makan, dan Hotel

19.119.156 18.896.902 18.555.057 19.425.270 20.684.041 21.836.768

7 Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi

5.480.527 5.552.525 5.467.308 5.575.499 6.013.947 5.947.673

8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah, dan Jasa Perusahaan

1.135.056 1.042.786 1.153.292 1.252.195 1.440.042 1.484.598

9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan

10.515.665 10.576.572 10.571.965 10.962.352 13.778.154 13.611.841

Total 93.722.036 94.948.118 95.177.102 97.583.141 102.049.857 104.485.444

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

36

Tabel 2.3 Persentase Dua Jumlah Lapangan Pekerjaan Terbesar Tahun 2004 -

2009

No.

Lapangan Pekerjaan Utama

2004 2005 2006 2007 2008 2009

1

Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan

43,3%

44%

44,4%

43,6%

41,8%

41,1%

2

Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan, dan Hotel

20%

19,9%

19,5%

19,9%

20,2%

20,9%

Dari Tabel lapangan pekerjaan diatas dapat terlihat dari jumlahnya yang

menunjukkan bahwa sektor eceran (ritel) memiliki jumlah yang besar dalam lapangan

pekerjaan. Dari tahun 2004 sampai tahun 2009 sektor ritel memiliki jumlah kedua

terbesar lapangan pekerjaan setelah sektor pertanian. Meskipun tahun 2005 dan 2006

mengalami penurunan, sektor eceran tetap menjadi nomor dua terbesar setelah sektor

pertanian. Besarnya lapangan pekerjaan ini menunjukkan tingkat ekonomi yang baik

di bisnis ritel. Dengan begitu banyaknya lapangan pekerjaan yang tersedia, maka

masyarakat Indonesia dapat bekerja dan memenuhi kebutuhan mereka masing –

masing serta meningkatkan ekonomi Indonesia.

Tabel 2.4 Persentase Kenaikan dan Penurunan Pada Tahun 2004 – 2005,

Tahun 2005 – 2006, Tahun 2006 – 2007, Tahun 2007 – 2008, dan Tahun 2008 – 2009

Lapangan Pekerjaan Utama 2004 - 2005 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009

Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan, dan Hotel

0,23%

0,36%

0,91%

1,2%

1,1%

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

37

0,00%

0,20%

0,40%

0,60%

0,80%

1,00%

1,20%

2004 -2005

2005 -2006

2006 -2007

2007 -2008

2008 -2009

Persentase Naik danTurun

Grafik 2.1 Persentase Kenaikan dan Penurunan Pada Tahun 2004 – 2005, Tahun 2005

– 2006, Tahun 2006 – 2007, Tahun 2007 – 2008, dan Tahun 2008 – 2009

Dengan menganalisa Tabel Lapangan Pekerjaan Utama 2004, 2005, 2006,

2007, 2008, maka didapatkan persentase jumlah peningkatan dan penurunan dari

tahun 2004 hingga 2009 untuk sektor industri ritel. Pada sektor eceran / ritel memiliki

peningkatan yang cukup stabil, bahkan meningkat tinggi pada era 2006. Namun

penurunan pada tahun 2008 ke 2009 yang terjadi tidak telalu signifikan karena masih

tergolong kecil, yaitu dari 1,2% menjadi 1,1%. Data pada tabel di sektor ritel ini

menunjukkan perkembangan yang baik dan stabil. Data pada tabel juga menunjukkan

bahwa bisnis ritel makin ramai tiap tahunnya, sehingga mengakibatkan situasi bisnis

yang semakin penuh persaingan seperti saat ini.

2.13 Pemain Bisnis Ritel

Di Indonesia pada sektor industri ritel telah mengalami perkembangan yang

cukup baik, sehingga memunculkan banyak pebisnis yang saling bersaing. Pemain di

insustri ritel yang setingkat dengan 7-Eleven, beberapa diantaranya:

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

38

• Circle K

Gambar 2.4 Circle K

Circle K adalah sebuah convenience store yang beroperasi 24 jam penuh.

Circle K juga dikenal di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia

dimana konsepnya yang masih jarang. Saat ini Circle K dikenal di kalangan

remaja kota besar di Indonesia. Di mata remaja, Circle K dicitrakan sebagai

minimarket zaman sekarang, mereka menyediakan berbagai minuman alkohol

dan rokok yang cukup lengkap dan beroperasi 24 jam. Pembeli dari gerainya

juga diijinkan untuk duduk di depan gerainya sambil menikmati belanjaannya

sehingga secara tidak langsung Circle K menjadi kawasan berkumpulnya

remaja di kala malam hari.

Tabel 2.5 Kelebihan dan Kekurangan Circle K

Kelebihan Kekurangan

• Buka 24 jam

• Tersedianya kursi dan meja / cafe

• Produk yang terbatas

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

39

• Indomaret

Gambar 2.5 Indomaret

Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan kebutuhan

pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari 200 m2.

Dikelola oleh PT Indomarco Prismatama, cikal bakal pembukaan Indomaret

di Kalimantan dan toko pertama dibuka di Ancol, Jakarta Utara. Tahun 1997

perusahaan mengembangkan bisnis gerai waralaba pertama di Indonesia,

setelah Indomaret teruji dengan lebih dari 230 gerai. Pada Mei 2003

Indomaret meraih penghargaan “Perusahaan Waralaba 2003″ dari Presiden

Megawati Soekarnoputri. Hingga Mei 2010 Indomaret mencapai 4261 gerai.

Dari total itu 2.444 gerai adalah milik sendiri dan sisanya 1.817 gerai

waralaba milik masyarakat, yang tersebar di kota-kota di Jabotabek, Jawa

Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogjakarta, Bali, Lampung dan Medan. Di

DKI Jakarta terdapat sekitar 488 gerai. Indomaret mudah ditemukan di daerah

perumahan, gedung perkantoran dan fasilitas umum karena penempatan lokasi

gerai didasarkan pada motto “mudah dan hemat”. Lebih dari 3.500 jenis

produk makanan dan non-makanan tersedia dengan harga bersaing, memenuhi

kebutuhan konsumen sehari-hari.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

40

Tabel 2.6 Kelebihan dan Kekurangan Indomaret

Kelebihan Kekurangan

• Produk kebutuhan sehari – hari

yang cukup lengkap

• Memiliki banyak gerai

• Tidak memiliki cafe

• Alfamart

Gambar 2.6 Alfamart

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk ialah suatu perusahaan yang bergerak

pada bisnis waralaba swalayan yang menjual barang-barang keperluan

sehari-hari. Dengan trandmark Alfa. yang kini sahamnya dimiliki oleh PT.

Sigmantara Alfindo. Untuk menembus pasar di perkampungan, Alfa

meluncurkan Alfamart yang mempunyai saingan utama, yaitu Indomaret.

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI• Dalam pelaksanaan operasional usahanya, pemilik usaha waralaba waralaba menjalin kemitraan dengan produsen atau supllier dalam hal penyediaan barang dagangan

41

Tabel 2.7 Kelebihan dan Kekurangan Alfamart

Kelebihan Kekurangan

• Produk kebutuhan sehari – hari

yang cukup lengkap

• Memiliki banyak gerai

• Tidak memiliki cafe