bab ii landasan teori a. musik program dan free...

12
BAB II LANDASAN TEORI A. Musik Program dan Free Form 1. Pengertian Musik Program Istilah musik program mulai diperkenalkan pada periode romantis oleh Hector Berlioz. Hector Berlioz lahir pada tahun 1803 dan wafat pada tahun 1869. Hector merupakan komponis Perancis dari zaman Romantik dengan karyanya yang terkenal adalah Symphonie Fantastique dan pertama kali ditampilkan pada tahun 1830. Karya tersebut mengisahkan tentang seorang seniman yang berbakat yang meracuni dirinya sendiri karena cinta yang tidak berpengharapan. Itulah awal terbentuknya istilah musik program. Hakekat dari musik program adalah suatu peristiwa, cerita, situasi yang dilukiskan melalui sarana musik sehingga terciptalah asosiasi kepada peristiwa yang diangkat saat musik dibunyikan 1 . Artinya musik kini tidak lagi mengikuti aturan bentuk yang baku tetapi terikat pada urutan cerita yang sama. Frans List menjelaskan musik program sebagaiany preface in intelligible language added to a piece of instrumental music by mean of which the composer intend to guard the listener against a wrong poetical interpretation and to direct his attention to apoetical idea of the whole or to a particular part of it2 (seperti pembukaan yang ditambahkan pada suatu karya musik instrumental dengan tujuan agar pendengar tidak menciptakan interpretasi yang salah serta agar komponis itu sendiri dapat memusatkan perhatian ide-ide dari keseluruhan maupun bagian- bagian kecil dari musik tersebut). List tidak menggangap bahwa musik merupakan media yang dapat mendeskripsikan suatu obyek secara langsung, namun ia menganggap bahwa musik dapat menuntun pendengar untuk berada dalam suatu pemikiran yang sejalan dengan karakter obyek yang diangkat, artinya bahwa dengan memberikan gagasan tentang karakteristik emosional suatu hal, maka musik dapat mempresentasikan hal tersebut secara langsung. 1 Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik 2, (Jakarta: Gunung Mulia, 2000), hlm. 116 2 Leon Stein, structure & style, The study and Analyisis of Musical Form (USA: Summy-Bichard Musik, 1979), hlm.171

Upload: vuongminh

Post on 11-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Musik Program dan Free Form

1. Pengertian Musik Program

Istilah musik program mulai diperkenalkan pada periode romantis oleh Hector

Berlioz. Hector Berlioz lahir pada tahun 1803 dan wafat pada tahun 1869. Hector

merupakan komponis Perancis dari zaman Romantik dengan karyanya yang

terkenal adalah Symphonie Fantastique dan pertama kali ditampilkan pada tahun

1830. Karya tersebut mengisahkan tentang seorang seniman yang berbakat yang

meracuni dirinya sendiri karena cinta yang tidak berpengharapan. Itulah awal

terbentuknya istilah musik program. Hakekat dari musik program adalah suatu

peristiwa, cerita, situasi yang dilukiskan melalui sarana musik sehingga terciptalah

asosiasi kepada peristiwa yang diangkat saat musik dibunyikan1. Artinya musik

kini tidak lagi mengikuti aturan bentuk yang baku tetapi terikat pada urutan cerita

yang sama.

Frans List menjelaskan musik program sebagai“any preface in intelligible

language added to a piece of instrumental music by mean of which the composer

intend to guard the listener against a wrong poetical interpretation and to direct

his attention to apoetical idea of the whole or to a particular part of it”2(seperti

pembukaan yang ditambahkan pada suatu karya musik instrumental dengan tujuan

agar pendengar tidak menciptakan interpretasi yang salah serta agar komponis itu

sendiri dapat memusatkan perhatian ide-ide dari keseluruhan maupun bagian-

bagian kecil dari musik tersebut). List tidak menggangap bahwa musik merupakan

media yang dapat mendeskripsikan suatu obyek secara langsung, namun ia

menganggap bahwa musik dapat menuntun pendengar untuk berada dalam suatu

pemikiran yang sejalan dengan karakter obyek yang diangkat, artinya bahwa

dengan memberikan gagasan tentang karakteristik emosional suatu hal, maka musik

dapat mempresentasikan hal tersebut secara langsung.

1Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik 2, (Jakarta: Gunung Mulia, 2000), hlm. 116

2Leon Stein, structure & style, The study and Analyisis of Musical Form (USA: Summy-Bichard Musik,

1979), hlm.171

Musik program termasuk dalam kategori free form atau komposisi musik dalam

bentuk bebas. Tidak ada aturan atau teknik penulisan yang baku , karena bagian-

bagian dari keseluruhan komposisi berdasarkan cerita atau puisi. Motif-motif

melodi dalam musik programdiciptakan berdasarkan imajinasi komponis untuk

mewakili dan menggambarkan suatu tokoh tertentu, suasana ataupun karakter.

Musik program memiliki perbedaan dengan musik absolut, dapat dilihat dari cara

atau usaha dalam mengilustrasikan suatu objek. Musik absolut merupakan musik

murni yang tidak berhubungan dengan ide dari luar, seperti ide kesusastraan atau

sikap emosi yang subjektif dari komponis sendiri3.

2. Sejarah dan Konsep Musik program

Frans List menciptakan istilah musik program, ia sadar bahwa ia belum

menciptakan sesuatu yang sebenarnya ingin ia deskripsikan. Simfoni-simfoni dari

Berlioz pada dasarnya berkonsep naratif; begitu halnya dengan Concertstück untuk

piano dan orkestra dari Weber, sebuah karya deskriptif dalam satu bagian yang

berkelanjutan (terdiri dari beberapa seksi dengan tempo yang berbeda-beda) yang

merupakan salah satu contoh dari symphonic poem. Salah satu kendala dalam

penelusuran sejarah musik program adalah sulitnya mendefinisikan diskusi

mengenai: apakah semua jenis musik representasional dikategorikan sebagai musik

program; apakah „imitasi‟ terhitung sebagai salah satu jenis representasi; dan

apakah penciptaan karakter yang ekspresif sudah cukup untuk memenuhi kriteria

„program‟ sesuai dengan pemikiran List.

Terdapat banyak cara untuk menelusuri sejarah, tergantung dari bagaimana cara

menjawab pertanyaan yang mendasari filosofi terkait. Contohnya komponis French

Harpsichord pada abad ke-17 dan 18 biasa memberi judul pada karya-karya pendek

mereka. Menyikapi hal ini, menurut sebagian penulis keberadaan judul sudah

cukup untuk mengkategorikan musik-musik tersebut dibawah kategori „musik

program‟; akan tetapi menurut sebagian lainnya, cara tersebut akan berakibat pada

kebingungan karena melihat dari adanya judul, suatu karya yang mengungkapkan

perasaan tidak dibedakan dari karya lain yang memberi kesan pada subjek atau

karya yang benar-benar mendeskripsikan subjeknya. Seorang kritikus dari karya

3Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik 2 (Jakarta: Gunung Mulia, 2000), hlm.61

Couperin akan mengkomentari relasi antara karya organ-nya dengan „subjek‟

dalam realita sebagai suatu bentuk ekspresi dan bukan salah satu representasi. Garis

batas antara ekspresi dan representasi seringkali tidak jelas, dan seringkali tidak

dapat menjelaskan pada sisi manakah letak karya dari Rameau atau Couperin.

Selain itu, imitasi tidak dianggap sebagai salah satu kriteria dari musik

program, dapat disimpulkan bahwa sejarah dari genre ini memiliki durasi yang

singkat dari yang sebenarnya terlihat. Jika demikian maka sejarah musik program

tidak akan mencakup contoh-contoh karya pada abad pertengahan. Sebagai contoh,

Chanson Janequin yang terkenal La bataille or La guerre (dipublikasikan pada

tahun 1529 dan mengacu pada Perang Mariagnano pada tahun 1515) tidak

dianggap sebagai musik program yang sesungguhnya walaupun karya ini

mengimitasi suara-suara yang terdapat dalam sebuah perang, akan tetapi tidak

terdapat urutan narasi dalam suara-suara tersebut, dan tidak ada usaha untuk

menempatkan struktur musik dibawah perubahan tema dalam subjek non-musikal.

Terdapat sedikit kasus serupa dalam suita-suita dimana judul-judul dari setiap

karya membentuk urutan narasi. Sebagai contoh, The Battle dari Byrd, 15 suita

piano yang berjudul ‘The Marche to the Fight’, ‘The Retraite’ and ‘The Burying of

the Dead’, ini memiliki programa, akan tetapi programanya berfungsi sebagai

perekat dari bagian-bagian musik yang berbeda dan berfungsi untuk menjelaskan

karakter-karakternya yang ekspresif. Jika dilihat lebih lanjut, karya-karya tersebut

hanya sedikit mendeskripsikan adegan-adegan yang dimaksud.

Kasus rumit lainnya muncul saat seorang komponis mengatakan bahwa ia

terinspirasi oleh beberapa sumber literatur dan artistik. Terdapat contoh komponis

Renaissance dan Baroque yang menulis karya setelah terinspirasi oleh lukisan.

Sebagai contoh, Biber menulis 15 karya misteri untuk biola dan organ yang

terinspirasi dari ukiran timah dari tema dalam Alkitab. Penggabungan antara seni

representasional (seperti contohnya ukiran) dan musik, merupakan fitur yang

familiar dari musik-musik sesudahnya. Pictures at an Exhibition dari Musorgsky

merupakan contoh Romantic dari jenis musikal yang sama. Di sini terdapat polesan

terhadap representasi dari penghubung yang terdapat dari sebagian karya-karya.

Hal ini mengindikasikan hadirnya „narator‟ dalam musik, semacam pemantul dalam

pemikiran Henry James, yang merupakan subjek di sepanjang narasi.

Menggunakan alat tersebut, karya Musorgsky menjadi contoh yang hampir

mendekati arti sebenarnya dari musik program, seperti pada symphonic poem List.

Contoh yang lebih menakjubkan lagi dari penggabungan seni representasional dan

musik adalah kuartet dari Janáček yang ditulis setelah membaca novela Tolstoy

yang berjudul The Kreutzer Sonata, yang juga terinspirasi oleh sonata biola dari

Beethoven. Fakta bahwa kuartet Janáček sangat terinspirasi dari karya Tolstoy

tidak mengkategorikannya ke dalam narasi programatik dari urutan kejadian dalam

karya Tolstoy. Seperti halnya cerita dari Tolstoy yang menjadi suatu „representasi‟

dari sonata Beethoven. Inspirasi, bahkan ketika menjadi acuan secara sadar, tidak

dapat membuat sebuah musik menjadi musik program.

Perkembangan dari musik program dipengaruhi oleh ballet de cour dari

Perancis yang menyertakan gambar dalam penyajiannya yang serius dan dramatis.

Akan tetapi tidak diragukan lagi bahwa musik program pada pertengahan abad ke-

18 telah terpisah dari segala bentuk tarian. Satu contoh penting adalah karya

orkestra dari Ignazio Raimondi yang berjudul Les aventures de Télémaque dans

l'isle de Calypso yang dibuat berdasarkan puisi dari Fénélon. Karya yang

dipublikasikan pada tahun 1777 ini merupakan suatu usaha untuk membuat

perbedaan antara naratif dengan non naratif dengan cara merepresentasikan

beberapa karakter-karakter yang berbeda. Sebagai contoh, Calypso

direpresentasikan oleh permainan flutedan Telemachus oleh solo biola.

Di masa Beethoven, bahkan bentuk musik yang paling abstrak dan klasik

sekalipun telah memiliki kapasitas untuk makna programatik. The Pastoral

Symphony merupakan salah satu contoh karya yang berusaha untuk lepas dari

aturan-aturan yang tertera pada era Klasik terkait dengan ide representasi gambar.

Sonata Lebewohlop.81a adalah contoh lainnya. Kedua contoh tersebut memiliki

kesamaan dengan karya-karya sebelumnya pada abad ke-18 yang merupakan

penggambaran dari alam dan juga pada Capriccio Bach yang menceritakan tentang

perpisahannya dengan saudara lelakinya.

Karya Four Seasons dari Vivaldi dan simfoni-simfoni Dittersdorf yang

berdasarkan Metamorphoses dari Ovid, karya-karya tersebut mengombinasikan

penggambaran naratif dan musik yang cukup rapat. Karena hal ini, pendengar

Beethoven menduga bahwa paham struktur „musik murni‟ hanyalah ilusi belaka,

dan keagungan simfoni Beethoven khususnya dalam kesempurnaan strukturnya.

Karya-karya ini tidak hanya memiliki makna musikal akan tetapi lebih dari pada itu

terciptanya simfoni tersebut merupakan ungkapan suatu ide puitis. Paham ini dapat

lebih jelas terlihat dari sonata Beethoven op.31 no.2 yang dipengaruhi oleh The

Tempest karya Shakespeare. Schering (1936) berusaha menjelaskan karya

Beethoven sebagai suatu refleksi programatik dari tema-tema Shakespeare dan

Goethe.

Pemikiran-pemikiran yang telah dijabarkan di atas yang juga meliputi simfoni-

simfoni dari Haydn dan Mozart (Momigny, seorang pencetus teori dari Perancis

bahkan menciptakan teks verbal untuk kuartet Mozart sebagai bentuk interpretasi

dari karya tersebut) membuktikan bahwa langkah terbesar dalam musik program

yang sebenarnya dalam era Romantik bukanlah dicetuskan oleh Beethoven akan

tetapi oleh Berlioz. Ia merupakan komponis yang untuk pertama kalinya

memperkenalkan representasi musik, perbedaan yang penting dalam segala

penggambaran akan obyek-obyek di dunia dalam bentuk narasi, dan perbedaan

antara subjek dan obyek. Penggunaan viola dalam simfoninya yang berjudul

Harold en Italie dan eksplorasinya akan nada-nada memampukan Berlioz untuk

menciptakan perbedaan yang drastis antara pemeran protagonis –emosi,

penderitaan, dan kesukacitaan pemeran utamadari narasi– dan keadaan-keadaan di

sekelilingnya. Berlioz juga memperkenalkan suatu media yang disebut idee fixe,

Ide fixe digunakan dalam karya berkenaan dengan tema atau isi dari sebuah lagu.

Sebagai perpindahan dari sebuah lagu ke sebuah lagu lainya4.

Ini merupakan suatu langkah yang penting menuju paham leitmotif dari

Wagner, dimana leitmotif membantu representasi narasi dari musik untuk

mendapatkan pemahaman yang menyeluruh. Leitmotif merupakan sebuah tema

yang diasosiasikan dengan sebuah karakter, keadaan, atau ide, dan dimana tema

tersebut berkembang secara tidak disadari dengan tujuan untuk memperlihatkan

hasil dari ide narasi. Leitmotif pada akhirnya merupakan sebuah tema yang

mengijinkan adanya representasi dalam musik tanpa adanya imitasi. Dengan

menggunakan leimotif, komponis-komponis era berikutnya, khususnya List dan

Richard Strauss, dapat mengasosiasikan suatu tema yang spesifik dengan suatu

4Pono, Banoe, Kamus musik ( Yogyakarta: penerbit kanisius 2003), hlm 190

makna yang pasti. Media-media representasional tentu tetap ada, dan oleh Strauss,

media imitasi menjadi sesuatu yang baru yang belum pernah ditemui sebelumnya.

Akan tetapi dari semua yang telah dijabarkan, leitmotif memampukan musik untuk

menyamai kemampuan deskriptif dari sebuah bahasa. List juga mampu mencapai

idealismenya melalui penggunaan leitmotif, suatu idealisme bahwa musik tidak

dapat dipahami, bahkan sebagai musik itu sendiri, jika konsep tertulis yang ada

tidak ditanamkan dan muncul dalam benak pendengar.

3. Struktur dan Bentuk Musik Program

Musik program pada umumnya tidak terikat oleh aturan bentuk yang baku

seperti Sonata, Fuga, atau komposisi baku lainnya. Bentuk yang dihasilkan akan

menyesuikan alur cerita yang diangkat. Secara umum semua struktur dapat dibagi

menjadi dua kategori yaitu closed form dan open form5. Closed form adalah kateori

yang mengikuti pola yang sudah pasti atau baku sedangkan Open Form

kebalikannya. Karya yang dikategorikan sebagai open form dapat berisikan satu

atau lebih subdivisi yang menggunakan sebuah fixed pattern6.

B. Format Combo Band

Dalam istilah atau definisi tentang combo sangat terbatas, namun definisi

standar internasional dalam artian bahasa combo adalah penggalan dari kata

kombinasi (combine) yang mempunyai arti mencampur (mengkomposisikan)

beberapa jenis instrumen menjadi kesatuan yang harmonis (James Half, 1967:62).

Combo band termasuk satuan atau kelompok musik kecil yang lazim mengiringi

penampilan pentas secara improvisasi dan spontan (Banoe, 2003:42).7

Dari kedua pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa definisi combo band

pada zaman sekarang lebih kepada konsep sebuah band yang terdiri dari 4 sampai 8

pemain yang menggunakan kombinasi formasi alat musik seperti: gitar, bass, drum,

5http://dictionary.onmusic.org/terms/2418-open_form (diakses pada tanggal 8 agustus 2016 pukul 08.13

WIB). 6http://dictionary.onmusic.org/search?utf8=%E2%9C%93&term_search%5Bquery%5D=fixed+pattern&com

mit=Submit (diakses pada tangal 8 agustus 2015 pukul 8.17 WIB.)

7http://eprints.uny.ac.id/8120/3/BAB%202-06208241034.pdf (diakses pada tanggal 10 agustus 2016 pukul

09.00 WIB).

keyboard, dan vokal. Dilihat dari segi permainan, combo lebih bebas berekspresi

serta para pemain diberi kebebasan melakukan improvisasi.

C. Genre Musik

a. Swing

Swing merupakan salah satu aliran musik jazz yang mulai berkembang pada

awal 1920-an dan kemudian menjadi aliran tersendiri pada 1935. Pada awal

kemunculannya aliran musik ini mulai menghilangkan penggunaan alat musik

gesek yang biasa dimainkan pada aliran jazz dan menitikberatkan pada

pemakaian arangemen yang lebih sederhana dengan mengutamakan alat musik

tiup dan improvisasi pribadi8.

Secara umum, swing merujuk kepada band tarian yang beranggotakan

banyak pemain musik yang memainkan aransemen tertulis. Swing tidak selalu

“swing” namun melibatkan pemain jazz melakukan interpretasi jazz terhadap

balada yang indah. Suatu balada adalah lagu yang sederhana, biasanya bersifat

romantis, dan menggunakan melodi yang sama di tiap baitnya.9

Band-band swing terdiri dari empat seksi yaitu saksofon, terompet, dan

trombone. Sedangkan gitar, piano, bas, dan drum menjadi seksi pengiring.

Komposisi musik band swing biasanya disusun secara homofoni, dimana dua

atau lebih alat musik memainkan melodi yang mirip. Penggunaan sukat 4/4

kembali digunakan dan akor blok yaitu akor dengan banyak not yang bergerak

secara paralel. Salah satu aranjer yang diakui sebagai pembuat pola bagi

aransemen musik swing adalah Fletcher Henderson. Henderson merupakan

seorang pianis dan aranjer yang menulis sebagian besar dari aransemen yang

digunakan oleh kelompok orkestra Benny Goodman.

New York dan Kansas merupakan daerah geografis yang penting bagi

perkembangan yang mengarah kepada gaya jazz swing. Hal ini disebabkan

karena kondisi politik pada saat itu yang mendorong atmosfer klub malam.

Akibatnya, kesempatan kerja bagi musisi jazz meningkat.

8http://www.djarumcoklat.com/coklatnews/sejarah-musik-swing(diakses pada tanggal 8 agusus 2016 pukul

09.00 WIB) 9 Paul Tanner, David W. Megill, dan Maurice Gerow, Swing,

http://highered.mcgraw-hill.com/sites/0073401374/student_view0/chapter6/

Swing sempat kesulitan memperoleh penggemar karena swing dianggap

menciptakan terlalu banyak improvisasi, tempo yang cepat, melodi yang terlalu

sederhana, dan lirik yang terdengar asing. Namun dalam perkembangannya

swing menjadi musik paling populer hingga akhir 1940-an di Amerika Serikat.

Popularitas swing mulai menurun selama Perang Dunia II karena pada saat

itu para musisi swing mengikuti wajib militer sehingga tidak ada karya yang

dihasilkan, direkam, dan dipublikasikan. Big band swing hanya mampu

mendapatkan pekerjaan “one-night stand” dan akibatnya menderita kerugian

finansial. Era swing merepresentasikan puncak dari popularitas jazz. Beberapa

musisi swing terkenal antara lain Count Basie, Duke Ellington, Benny

Goodman, Ella Fitzgerald, Fletcher Henderson, Don Redman, Art Tatum, Frank

Sinatra, Billie Holiday, dan lain-lain.10

Di Indonesia sendiri jarang sekali musisi-musisi tanah air yang mengusung

aliran swing ini khususnya band. Hanya beberapa band yang membawakan

musik beraliran swing seperti White Shoes & The Couple Company dan

Mocca.

10

Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson 2012), hlm.91.

b. Pop

Musik pop atau Musik populer adalah nama bagi aliran-aliran musik yang

didengar luas oleh pendengarnya dan kebanyak bersifat komersial. Oleh sebab

itu dari masa ke masa aliran musik ini selalu banyak peminatnya.

Musik pop bermula Sejak Perang Dunia I berakhir (1918), di Amerika

Serikat. Aliran ini semakin digemari sekitar tahun 1920 setelah rekaman

pertama kali dibuat berdasarkan penemuan Thomas Edison.

Antara tahun 1930-1940, sejarah musik pop mulai menjadi salah sati musik

yang digemari seluruh dunia dengan berbagai irama seperti Rhumba, Samba,

Conga, Salsa, dan Mambo. Sejarah musik pop tidak pernah pudar karena

musiknya yang easy listening.11

Legenda sejarah pop dunia diawali oleh The Beatles yang menyimbolkan

suatu pemberontakan terhadap kemampuan musikal. The Beatles sukses

mencapai jajaran tingkat atas dunia, maka tak heran jika karya musik mereka

abadi. Hampir dari Generasi ke generasi The Beatles menjadi inspirasi. Di

tahun 1960-an, The Beatles dengan beberapa seniman pop seperti rankie

Avalon, Bob Dylan, Marvin Gaye, Sonny dan Cher, Aretha Franklin

menciptakan sejarah musik pop yang easy listening dengan mencampurkan

berbagai elemen.

Mulai pada tahun 1970-an, terlihat beberapa musisi menggabungkan pop

dengan aliran Disko dan Rock, termasuk di antaranya Earth Wind & Fire, The

Jackson Five, Donna Summer, Elton John, Rod Steward, dan Bill Joel12

. Pada

zaman itu musik pop masih bertumpang tindih dan bercampur dengan gaya

musik Rock n Roll.

Michael Jackson dan Madonna juga merupakan musisi yang turut

menorehkan sejarah musik pop dunia pada tahun 80-an. Bahkan sampai saat ini

keduanya diberi julukan King and Queen of Pop.

Musik pop di Indonesia diawali oleh sebuah grup yang cukup terkenal pada

tahun 1970-an. Nama grup ini adalah koes plus. Grup ini menjadi legendaris di

Indonesia karena puluhan lagu, bahkan ratusan lahir dari kelompok musik ini,

11

https://amy0511.wordpress.com/2013/02/19/sejarah-dan-perkembangan-musik-pop/ (Diakses 11 agustus

2016 pukul 10.00 WIB) 12

http://www.oxfordmusiconline.com/public/book/omo_gdam (Diakses 11 agustus 2016 Pukul 10.00 WIB).

dari yang versi pop, pop jawa, irama melayu, dangdut, pop anak-anak, lagu

berbahasa Inggris dan irama keroncong. Belum lama ini namanya diabadikan

sebagai kelompok musik dengan lagu terbanyak di Museum Rekor Indonesia

(MURI). Lagu mereka sungguh sederhana baik dalam syair, musik, maupun

melodi. Ciri khasnya adalah perpaduan suara antara vokalis mereka (Yon dan

Yok) yang khas. Lagu-lagu mereka masih tetap digemari sampai sekarang

Salah satu ciri musik pop adalah penggunaan ritme yang terasa bebas.

Komposisi melodinya juga mudah dicerna. Biasanya, para musisinya juga

menambahkan aksesori musik dan gaya yang beraneka ragam untuk menambah

daya tarik dan pemahaman bagi para penikmatnya.

Musik pop dibedakan menjadi dua, yaitu; musik pop anak-anak dan musik

pop dewasa. Musik pop anak umumnya memiliki bentuk yang lebih sederhana

dan memiliki syair yang lebih pendek. Selain itu, komposisi musiknya tidak

terlalu kompleks dengan rentan nada yang tidak terlalu tinggi maupun terlalu

rendah. Tema syair musik pop anak-anak biasanya berkisar pada hal-hal yang

mendidik, seperti mencintai orang tua, Tuhan, Sekolah, dan Tanah Air.

Sebaliknya, musik pop dewasa umumnya lebih kompleks dengan alunan

melodinya lebih bebas dengan improvisasinya lebih banyak, namun ringan.

Tema-tema syairnya pun lebih bervariasi, dari kehidupan remaja, percintaan,

sampai masalah kritik sosial. Beberapa musisi yang mengusung genre pop

adalah Ari Lasso, Titiek Puspa, Chrisye, Katon Bagaskara, dan Melly Goeslaw.

Untuk grup band ada Noah, Sheila on 7 dan Gigi.

c. Progressive Rock

Rock progresif (sering disingkat menjadi prog atau prog rock) adalah

bentuk musik rock yang berkembang pada akhir tahun 1960 dan awal 1970-an

sebagai bagian dari upaya sebagian besar musisi Inggris untuk mengangkat

musik rock ke tingkat yang baru. Musik rock progresif mengembangkan teknik

dan komposisi dari musik rock standar atau musik populer seperti struktur lagu

yang berbasis verse-chorus. Selain itu, aransemen yang dimasukkan seringkali

mengambil unsur-unsur dari klasik, jazz, dan world music. Lagu dalam rock

progresif menggunakan lirik yang konseptual, abstrak atau didasarkan pada

fantasi.

Rock progresif dikembangkan pada akhir 1960-an dari psychedelic rock,

sebagai bagian dari perkembangan musik rock pada era iniuntuk menarik

inspirasi dari pengaruh musik yang semakin beragam. Istilah ini diterapkan

pada musik dari beberapa band seperti King Crimson, Yes, Genesis, Pink

Floyd, Jethro Tull, Soft Machinedan Emerson, Lake dan Palmer. Sementara

rock progresif kemudian mencapai puncak popularitasnya di tahun 1970

danawal 1980-an, band neo-progresif terus berkembang untuk penonton setia

dalam dekade berikutnya.13

Bentuk lagu rock progresif kemudian menghindari struktur umum dari

musik populer yang biasanya terdiri atas verse-chorus-bridge, dengan cara

memperluas bagian dan memasukkan selingan musik serta bervariasi dengan

dinamika yang beragam untuk meningkatkan kontras antara bagian. Grup rock

progresif awal memperluas warna suara dari instrumentasi tradisional rock

yaitu gitar, organ, bass, dan drumset dengan menambahkan instrumen yang

lebih khas dari jazz atau musik rakyat, seperti flute, saksofon dan biola serta

lebih sering menggunakan keyboard, synthesizer, dan efek elektronik.

Musik rock progresif lebih cenderung mengeksplorasi tanda sukat selain

dari 4/4 dan perubahan tempo.Rock progresif umumnya lebih bebas dalam

berirama dibandingkan bentuk-bentuk lain dari musik rock. Pendekatan yang

dilakukan bervariasi, tergantung pada band, berkisar dari ketukan yang teratur

menjadi tidak teratur atau tanda sukat yang komplek.

Dalam rock progresif, beberapa band menggunakan harmoni atonal atau

disonan.Akord dan progresi akord dapat diaugmentasi dengan nada ke-6, ke-7

dan ke-9 serta perkembangan I-IV-V menjadi kurang umum. Adaptasi dan

imitasi dari tema klasik yang terkenal juga sangat sering digunakan.14

13

http://www.progarchives.com/Progressive-rock.asp#definition (27 Mei 2016) 14

http://www.progarchives.com/Progressive-rock.asp#definition ( 25Mei 2016)