bab ii landasan teori a. 1. sprint 100 meter · 2018-11-07 · perlunya latihan khusus tuntuk...

64
9 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Sprint 100 Meter a. Pengertian Sprint 100 Meter Lari cepat atau sprint atau istilah lainnya lari jarak pendek merupakan lari yang dilakukan dengan kecepatan penuh dari garis start sampai garis finish dengan waktu sesingkat mungkin. Seperti yang dikemukakan Soegito (1992: 8) bahwa, “ lari ialah gerak maju yang diusahakan agar dapat mencapai tujuan (finish) secepat mungkin atau dalam waktu singkat”. Pada dasarnya gerakan lari pada semua jenis lari adalah sama. Lari adalah gerakan berpindah dengan kaki dari satu tempat ke tempat lain untuk mencapai tujuan. Sedangkan lari jarak pendek atau sprint adalah suatu cara dimana seorang atlet harus menempuh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin. Selanjutnya yang dimaksud lari jarak pendek menurut Yusuf Adisasmita (1992 : 35) adalah “ Semua nomor lari yang dilakukan dengan kecepatan penuh (sprint) atau kecepatan maksimal, sepanjang jarak yang ditempuh”. Dalam sprint ada tiga nomor yang sering di ajarkan di sekolah dan sering diperlombakan diantaranya sprint jarak 100meter, 200meter, dan 400 meter bahkan dalam dunia perlombaan

Upload: trinhcong

Post on 11-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Sprint 100 Meter

a. Pengertian Sprint 100 Meter

Lari cepat atau sprint atau istilah lainnya lari jarak pendek merupakan lari

yang dilakukan dengan kecepatan penuh dari garis start sampai garis finish dengan

waktu sesingkat mungkin. Seperti yang dikemukakan Soegito (1992: 8) bahwa, “ lari

ialah gerak maju yang diusahakan agar dapat mencapai tujuan (finish) secepat

mungkin atau dalam waktu singkat”. Pada dasarnya gerakan lari pada semua jenis

lari adalah sama. Lari adalah gerakan berpindah dengan kaki dari satu tempat ke

tempat lain untuk mencapai tujuan. Sedangkan lari jarak pendek atau sprint adalah

suatu cara dimana seorang atlet harus menempuh jarak dengan kecepatan semaksimal

mungkin. Selanjutnya yang dimaksud lari jarak pendek menurut Yusuf Adisasmita

(1992 : 35) adalah “ Semua nomor lari yang dilakukan dengan kecepatan penuh

(sprint) atau kecepatan maksimal, sepanjang jarak yang ditempuh”. Dalam sprint ada

tiga nomor yang sering di ajarkan di sekolah dan sering diperlombakan diantaranya

sprint jarak 100meter, 200meter, dan 400 meter bahkan dalam dunia perlombaan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

10

atletik ketiga jarak atau nomor tersebut menjadi nomor utama atau sering disebut

nomor bergengsi dalam kejuaraan atletik.

Sprint 100 meter merupakan salah satu nomor lari jarak pendek. Sprint

100 meter merupakan lari yang dilakukan dengan kecepatan penuh dari garis start

sampai garis finish menempuh jarak 100 meter. Hal ini sesuai pendapat Aip

Syarifudin (1992: 41) bahwa “ Lari jarak pendek atau lari cepat (sprint) adalah cara

lari dimanaatlet harus menempuh seluruh jarak (100 meter) dengan kecepatan

semaksimal mungkin. Artinya harus melakukan lari yang secepat-cepatnya dengan

mengerahkan seluruh kekuatannya mulai awal (mulai dari start) sampai melewati

garis akhir (finish)”.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa,sprint 100 meter

merupakan suatu cara lari menempuh jarak 100 meter yang dilakukan dengan

kecepatan maksimal dari garis start sampai garis finish. Lari harus dilakukan dengan

secepat-cepatnya menempuh jarak 100 meter dengan waktu sesingkat mungkin.

Pada olahraga disabilitas cabang atletik juga dipertadingkan nomor track

layaknya seperti pada sprint di olahraga disabilitas ada sprint dengan menggunakan

kursi roda atau yang umum disebut wheelchair race yang peraturan hampir sama

dengan acara track pada pertandingan atlet normal. Hanya saja pada nomor track

wheelchair race ada peraturan tambahan berdasarkan kualifikasi kecacatan.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

11

2. Karakreistik Atlet Berkebutuhan khusus

a. Peserta Didik Tunanetra

Mata sebagai indra penglihatan dalam tubuh manusia dan menduduki

peringkat utama, sebab sepanjang waktu manusia tergaja mata akan membantu

manusia dalam melakukan aktivitas, disamping sensoris lainnya seperti pendengaran,

penciuman, perabaan dan perasa. Effendi (2006:26) menyatakan Begitu besar peran

mata sebagai salah satu dari pancaindra yang sangat penting, maka dengan

terganggunya indra penglihatan seseorang berarti ia akan kehilangan fungsi

kemampuan visualnya untuk merekam objek dan peristiwa fisik yang ada di

lingkungannya. Dalam hal ini seseorang yang memiliki hambatan atau gangguan

dalam penglihatan dikenal dengan nama tunanetra.

Sementara Sudjihati (2006; 65) juga pendapat bahwa tunanetra adalah individu

yang indra penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima

informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti halnya orang awas. Dan tambahan lain

menurut Sudjihati(2006;65) anak-anak dengan gangguan penglihatan ini dapat

diketahui dalam kondisi sebagai berikut: a) ketajaman penglihatannya kurang dari

ketajaman yang dimiliki orang awas, b) terjadi kekeruhan pada lensa mata atau

terdapat cairan tertentu, 3) terjadi kerusakan susunan syaraf otak yang berhubungan

denganpenglihatan.

Dari uraian diatas bahwa tunanerta harus diberikan layanan khusus karena

keterbatasannya dalam melihat. Pemberian layanan khusus atau latihan khusus sesuai

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

12

dengan klasifikasi ketunanetraannya. Karena tunanetra memiliki keterbatasan pada

indra penglihatannya maka proses latihan menekankan pada alat indra yang lain yakni

indra pendengaran dan indra peraba. Dari beberapa pendapat diatas maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa penyandang tunanetra adalah mereka yang memiliki

keterbatasan (difabel) pada indra penglihatan baik total maupun masih memiliki sisa

penglihatan. Maka dari itu diperlukan pendidikan khusus untuk penyandang tunanetra

dan media pembelajarannya juga harus dikelompokan menjadi kelopok buta total dan

kelompok low vision

b. Peserta Didik Tunarungu

Dalam susunan pancaindra manusia, telinga sebagai indra pendengaran yang

merupakan organ untuk melengkapi informasi yang diperoleh melalui penglihatan.

Oleh karena itu, kehilangan kemampuan untuk mendengar berarti kehilangan

kemampuan menyimak secara utuh peristiwa disekitarnya. Banyak istilah yang

digunakan untuk menyebut anak yang mengalami kelainan pendengaran yaitu tuli,

bisu, tunawicara, cacat dengar, kurang dengar ataupun tunarungu.

Didalam dunia pendidikan luar biasa atau di sekolah luar biasa anak yang

mengalami kelainan pendengaran dikenal dengan sebutan tunarungu. Yani dan Asep

(2013:11-12) mengartikan tunarunggu sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran

yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan terutama

melalui indra pendengaran dan karena memiliki hambatan dalam pendengaran

individu tunarungu juga memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka juga

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

13

disebut tunawicara. Selain itu Sudjihati (2006;65) menyatakan perkembangan bahasa

dan bicara anak tunarungu berkaitan dengan ketajaman pendengarannya. Akibat dari

keterbatasan pendengaran anak tunarungu tidak mampu mendengar dengan baik,

dengan demikian tidak terjadi proses peniruan suara setelah masa maraba, proses

peniruannya hanya terbatas pada penituan visual.

Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga

tunarungu dalam menggali potensidirinya, demikian pula dalam pendidikan jasmani.

Dengan pendidikan jasmani adaptif diharapkan anak tunarungu dapat membentuk

kepercayaan disinya, menjalani pergaulan sosial, dan kebugaran jasmani.

c. Peserta Didik Tunagrahita

Istilah anak berkelainan mental subnormal dalam beberapa referensi disebut

pula dengan keterbelakangan mental, lemah ingatan, flebleminded, mental subnormal,

dan tunagrahita. Yani dan Asep (2013;12) mengemukakan tunagrahita adalah

individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada dibawah tara-rata dan

disertai dengan ketidak mampuan dalam adaptasi prilaku yang muncul dalam masa

perkembangan. Selanjutnya Sutjihati (2006:103) menjelaskanketerbelakangan

kecerdasannya mengakibatkan dirinya sukar untuk mengikuti program pendidikan di

sekolah bisa secara klasikal. Sementara Delphie (2006:2) “ Anak dengan hendaya

perkembangan kemampuan (tunagrahita), memiliki problema belajar yang

disebabkan adanya hambatan perkembangan intelegensi, mental, emosi, sosial dan

fisik”.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

14

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tunagrahita atau keterbelakangan

mental merupakan kondisi dimana pengembangan kecerdasannya mengalami

hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang optimal.Untuk itu

diperlukan pendidikan khusus untuk menggali potensi dirinya, sehingga walau dalam

keadaan tunagrahita mereka memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan.

Tunagrahita atau keterbelakangan mental dapat diklasifikasikan menjadi tiga,

pengelompokan ini umumnya didasarkan pada taraf intelegensinya. Honsi (2003; 19-

20) mengemukakan klasifikasi anak tunagrahita yakni; a) Tunagrahiita ringan

biasanya memiliki IQ 70-55, b) tunagrahita ringan biasanya memiliki IQ 55-40, c)

tunagrahita berat biasanya memiliki IQ 40-25, dan d) tunagrahita sangat berat

memiliki IQ <25.

d. Peserta Didik Tunadaksa

Barangkali kita sependapat bahwa kaki dan tangan merupakan organ tubuh

yang sangat penting dalam mobilitas. Hal ini disebabkan kedua jenis organ ini

manfaatnya sangat besar bagi manusia dalam melengkapi dan merealisasikan segala

keinginan untuk bergerak, baik yang dilakukan secara parsial maupun integral

bersama dengan organ sensoris pendukung lainnya.

Tunadaksa menurut Dedy dan yani (2013:33) adalah individu yang memiliki

gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan strukur tulang

yang bersifat bawaan, akit akibat kecelakaan, celebral palsy (CP), amputasi, polio,

dan lumpuh. Dedy dan Yani (2013;34) juga menjelaskan bahwa tingkatan gangguan

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

15

pada tunadaksa adalah tunadaksa ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam

melakukan aktifitas fisik tetapi masih dapat ditingkatkan melalui terapi, untuk

tunadaksa sedang yaitu memiliki keterbatasan gerak dan gangguan koordinasi

sendorik, sedangkan tunadaksa berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerak

fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.

Selain itu Erianti (2009;24) mengartikan tunadaksa sebagai seseorang yang

fisik dan kesehatannya mengalami masalah, sehingga menghasilkan kelainan dalam

berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dan untuk meningkatkan fungsinya

diperlukan program dan layanan khusus. Sementara itu Yani dan Caryoto (2013;19)

mendefinisikan ketunadaksaan adalah seseorang yang mengalami kesulitan

mengoptimalkan fungsi anggota tubuh sebagai akibat dari luka, penyakit,

pertumbuhan yang salah bentuk, dan akibatnya kemampuan untuk melakukan

gerakan-gerakan tubuh tertentu mengalami penurunan.

Dari beberapa kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa tunadaksa adalah

suatu hambatan dimana terjadi kerusakan pada organ seperti tulang, otor, sendi

maupun pada syaraf. Dimana pada kondisi ini disebabkan oleh penyakit, kecelakaan,

atau juga pebawaan sejak lahir. Dengan berbagai keterbatan yang di miliki tunadaksa

untuk melakukan gerak tubuh menyebabkan ia membutuhkan layanan latihan, baik

terapi maupun bantuan medis guna memperbaiki atau mengobati kelainan pada

tubuhnya dengan pola tertentu, peralatan-peralatan yang sesuai, dan fasilitas

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

16

pendukung lainnya. untuk yang memiliki masalah pendidikan, maka pembelajaran

dapat yang bersifat khusus yang sesuai dengan kelainan anak yang bersangkutan.

3. wheelcair race

Gambar 2.1. wheelchair race

(Sumber: http://www.paralympic.org/athletics)

Balap kursi roda atau wheelcair race adalah balap kursi roda di trek atau

lintasan pada atletik dan jalan raya dengan peraturan yang hampir sama pada cabang

trek diatletik. Tujuan yang paling penting untuk kursi roda balap adalah untuk

mendapatkan dan mempertahankan kecepatan rata-rata lebih besar dari lawan. Erianti

(2009:7) menyatakan bahwa anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki

kelainan pada fisik, mental, tingkah laku (behavioral) atau indranya memiliki

kelainan yang sedimikian rupa sehingga didalam mengembangkan kemampuannya

(capacity) secara maksimum membutuhkan pendidikan luar biasa atau layanan yang

berhubungan dengan pendidikan luar biasa. Cacat atau Kemampuan berbeda

Seringkali istilah kontroversial, cacat didefinisikan oleh DePauw (1992)” as the

situation "when an impairment adversely affects one's performance" yang artinya

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

17

kurang lebi "ketika penurunan negatif mempengaruhi kinerja seseorang".

(https://www.twu.edu/inspire/history-and-background.asp). Kini istilah mencakup

definisi yang lebih luas untuk mencakup yang lebih umum di mana atlet baik dengan

dan tanpa cacat dapat berpartisipasi Dalam olahraga difabel, kemampuan fungsional

mengacu pada kapasitas bawaan yang tidak dapat diubah oleh pelatihan, praktek, atau

motivasi. Balap kursi roda terbuka untuk atlet dengan jenis kualifikasi difabel,

amputasi, cedera tulang belakang, cerebral palsy dan sebagian terlihat (bila

dikombinasikan dengan cacat lain). Atlet diklasifikasikan sesuai dengan sifat dan

tingkat keparahan kecacatan atau kombinasi dari kecacatan mereka. . Kemampuan

fungsional dalam hal ini, karena itu digunakan untuk klasifikasi tingkat persaingan

yang berbeda untuk mencoba untuk memastikan bahwa seorang atlet memiliki

potensi yang sama untuk menang melalui keberhasilan dan pelatihan terhadap

keterbatasan bawaan dan tak dapat diubah seperti yang terhadap siapa.

(https://www.twu.edu/inspire/history-and-background.asp). Kegiatan dan acara dan

pengaturan di mana individu dengan dan tanpa cacat, menciptakan atau bersaing

sekitar satu sama lain. Situasi berlawanan dengan olahraga utama di mana orang-

orang tanpa keterbatasan bersaing dalam olahraga yang dirancang khusus untuk para

penyandang difabel atau kemampuan yang berbeda . Contoh mungkin termasuk Goal

Ball, olahraga Paralimpik bagi individu yang buta, yang juga bisa dimainkan oleh

pemain mata tertutup. Seperti berjalan, hal itu dapat terjadi pada jalur atau sebagai

road race. Kompetisi utama berlangsung di musim panas Paralimpiade yang balap

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

18

kursi roda dan atletik telah menjadi bagian dari sejak 1960 Pesaing bersaing di kursi

roda khusus yang memungkinkan para atlet untuk mencapai kecepatan atau lebih. Ini

adalah salah satu sebagian besar bentuk menonjol dari atletik Paralimpiade .

b. sejarah wheelchair race

Perang dunia mempengaruhi pandangan dan pengobatan individu penyandang

cacat secara umum. Sebelum perang, individu penyandang cacat dianggap sebagai

beban pada masyarakat. Seperti banyak veteran perang kembali ke rumah dengan

gangguan fisik dan kebutuhan psikologis, program baru harus diletakkan di tempat

untuk membantu membuat transisi kembali ke masyarakat, seperti metode

tradisional. Pemerintah Inggris dikreditkan dengan menjadi yang pertama untuk

mengakui kebutuhan ini dengan membuka Cedera Spinal Centre di Stoke Mandeville

Hospital di Aylesbury, Inggris, pada 1944 Sir Ludwig Guttmann , direktur pusat ini,

memperkenalkan olahraga kompetitif sebagai bagian integral dari rehabilitasi veteran

cacat. Dengan bimbingan Guttmann ini, pertama Stoke Mandeville Game untuk

Lumpuh diadakan pada tahun 1948 Pada 1940-an, olahraga untuk menyebar

rehabilitasi di seluruh Eropa dan di seluruh Amerika Serikat. Selama ini kompetisi

dan acara olahraga untuk individu di kursi roda muncul di seluruh Eropa.(

http://en.wikipedia.org/wiki/Wheelchair_racing)

Pada tahun 1952 kompetisi internasional pertama untuk atlet di kursi roda

diselenggarakan antara Inggris dan Belanda. Sebanyak 130 atlet dengan cedera tulang

belakang berkompetisi di enam olahraga. Untuk menghormati nilai sosial dan

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

19

manusia berasal dari gerakan kursi roda olahraga, Komite Olimpiade Internasional

(IOC) mengakui karya Guttmann pada tahun 1956 dan dianugerahi Stoke Mandeville

Permainan Sir Thomas Cup Fearnley untuk pencapaian berjasa dalam pelayanan

kepada gerakan Olimpiade.

Sejak awal permainan di Stoke Mandeville kursi roda olahraga telah

berkembang dengan penambahan banyak cabang olahraga. Dimulai dengan kursi

roda panahan , rumput mangkuk ,tenis meja , menembak, tolak peluru , lembing ,

dan klub melemparkan ditambahkan ke daftar . Pada tahun 1960 basket kursi

roda , anggar , snooker dan angkat besi juga diperkenalkan. Pada tahun 1960 Stoke

Mandeville roda Federasi Olahraga Internasional (ISMWSF) dibentuk untuk

memungkinkan semua kompetisi internasional untuk individu dengan cedera tulang

belakang. Meskipun awalnya sanksi bagi mereka dengan cedera tulang belakang,

permainan ini diperluas pada tahun 1976 di Olimpiade untuk Penyandang Cacat di

Toronto, Kanada, untuk memasukkan gangguan fisik dan visual lainnya dan akan

berkembang dan akhirnya disebut sebagai Paralimpiade.

Pada tahun 1960 kompetisi olahraga internasional diperluas untuk mencakup

kelompok cacat lain yang tidak memenuhi syarat untuk World. Selain Organisasi

Olahraga Internasional untuk Penyandang Cacat (ISOD) secara resmi dibentuk di

Paris pada tahun 1964, untuk memberikan kesempatan olahraga internasional untuk

orang buta, diamputasi dan penyandang cacat loco motor lain.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

20

c. Klasifikasi kecacatan

Menurut Efendi (2006:4) Klasifikasi anak berkibutuhan khusus dikelompokan

ke dalam kelainan fisik, kelainan mental dan kelainan karakteristik sosial. Kelainan

fisik adalah kelainan yang terjadi pada satu atau lebih organ tubuh tertentu.Akaibat

dari kelainan tersebut timbul suatu keadaan dimana tidak dapat melakukan pekerjaan

atau tugas secara normal. Contoh dari kelainan fisik ini seperti; (a) alat fisik indra,

misalnya kelainan pada indra pengliharan (tunanetra), kelainan pada pendengaran dan

fungsi organ bicara (tunarungu), (b) alat gerak tubuh, misalnya kelainan otot dan

tulang (poliomyelitis), kelainan pada system saraf diotak yang berakibat gangguan

pada fungsi gerak (cerebal palsy), kelainan anggota badan akibat pertumbuhan yang

tidak sempurna, misalnya lahir tanpa tangan/kaki, amputasi (tunadaksa). Sistem

klasifikasi telah dimasukkan ke dalam peraturan pertandingan untuk memastikan

bahwa persaingan adalah wajar, memastikan bahwa semua peserta memiliki

kesempatan yang sama untuk menempatkan, dan mereka bisa karena bakat mereka,

bukan karena ketidakmampuan mereka kurang serta lebih parah daripada pesaing

lainnya(http://www.paralympic.org/athletics/classification). setiap olahraga memiliki

klasifikasi fungsional yang memperhitungkan kendala organisme masing-masing

orang, yaitu tingkat penurunan mereka. Ini adalah salah satu masalah yang paling

penting dalam olahraga kursi roda sebagai klasifikasi fungsional memungkinkan

pengelompokan pemain dengan tingkat yang sama kapasitas fungsional berdasarkan

pada kemampuan mereka untuk melakukan gerakan-gerakan. Klasiikasi ini bertujuan

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

21

untuk menghilangkan kesenjangan kompetitif karena beratnya yang lebih besar atau

lebih kecil dari kerugian atlet yang berbeda. dan memberikan orang-orang dengan

cedera tulang belakang atau cacat lainnya, seperti polio, cerebral palsy, atau amputasi,

kesempatan untuk bermain olahraga. Atlet dibagi ke dalam kategori tergantung pada

kecacatan mereka, Pedoman klasifikasi yang terus-menerus berubah untuk

memasukkan lebih banyak atlet.

IPC menjelaskan Dalam Atletik kelas sport terdiri dari awalan "T" untuk Jalur /

Melompat dan "F" untuk Field dan menunjukkan untuk acara yang kelas sport

berlaku.

1. Kelas T / F11-13: Gangguan penglihatan

Tiga kelas sport 11, 12 dan 13 yang dialokasikan untuk atlet dengan berbagai

tingkat gangguan penglihatan, dengan olahraga kelas 11 termasuk atlet dengan visi

terendah dan olahraga kelas 13 termasuk atlet dengan visi terbaik memenuhi kriteria

minimum. Semua atlet dalam olahraga kelas T11 dijalankan dengan pelari panduan

dan mata tertutup. Atlet di kelas sport T12 juga dapat memilih untuk menjalankan

dengan panduan.

2. Kelas T / F 20: gangguan Intelektual

Atlet di kelas ini didiagnosis dengan gangguan intelektual dan memenuhi

kriteria gangguan minimum olahraga-spesifik dalam 1.500 m, lompat jauh atau

ditembak put, masing-masing.

3. Kelas T32-38 dan F31-38

Kelas 30-an olahraga yang dialokasikan untuk atlet dengan athetosis, ataksia,

dan / atau hypertonia. The gangguan biasanya mempengaruhi kemampuan untuk

mengendalikan kaki, batang, lengan dan tangan. Semakin rendah angka tersebut,

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

22

semakin signifikan pembatasan aktivitas. Atlet di kelas sport 31-34 bersaing dalam

posisi duduk, misalnya di kursi roda balap atau menggunakan kursi melempar.

Sebaliknya, atlet di kelas 35-38 menunjukkan fungsi yang lebih baik di kaki mereka

dan kontrol batang yang lebih baik dan karena itu bersaing berdiri, misalnya dalam

menjalankan kegiatan, lompat jauh atau lempar.

4. Olahraga Kelas F40-41

Atlet dengan perawakan pendek bersaing di kelas sport F40 dan F41. Atlet di

F40 memiliki perawakan pendek dari F41.

5. Kelas Sport T42-47 dan F42-46

Kelas olahraga ini ditujukan untuk atlet dengan kekurangan anggota tubuh,

seperti amputasi. Di kelas sport 42-44 kaki dipengaruhi oleh penurunan nilai dan di

kelas sport 45-47 lengan yang terkena, misalnya dengan atas atau di bawah siku

amputasi. Misalnya, tembakan menempatkan atlet dengan amputasi di atas lutut

tunggal bersaing di kelas sport F42. Semua atlet di kelas 40-an bersaing berdiri dan

tidak menggunakan kursi roda.

6. Olahraga Kelas T51-54 dan F51-57:

Kelas 50-an olahraga hanya menyertakan atlet bersaing di kursi roda. Sekali

lagi, angka yang lebih rendah menunjukkan keterbatasan aktivitas yang lebih tinggi.

Atlet bersaing dalam acara balap kursi roda untuk T51-54 kelas olahraga berbeda

dalam hal lengan dan bahu fungsi mereka, yang bersangkutan untuk mendorong kursi

roda. Atlet di kelas T51-52 memiliki keterbatasan aktivitas di kedua tungkai bawah

dan atas, misalnya, karena tetraplegia. Tidak seperti atlet di kelas sport T51-53, atlet

bersaing di T54 memiliki bagasi parsial dan fungsi kaki.

Untuk event lapangan, atlet kursi roda bersaing di kelas yang lebih berbeda.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

23

Atlet di kelas olahraga F51-54 terbatas bahu, lengan dan tangan fungsi untuk derajat

yang berbeda dan tidak ada batang atau kaki fungsi. Atlet di F54 kelas memiliki

fungsi normal di lengan dan tangan mereka. Sepanjang olahraga kelas F55-57 batang

dan fungsi kaki meningkat, yang merupakan keuntungan dalam lempar. Sebagai

contoh, seorang atlet dengan amputasi pada satu kaki juga bisa bersaing di kelas F57

olahraga.

d. Peraturan wheelchair

Kursi roda adalah bagian penting dari peralatan untuk atlet bersaing dalam

balap kursi roda dan lintasan dan lapangan. Banyak kursi roda cenderung sangat

ringan, dengan ban pneumatik , dan dengan dimensi dan fitur di kursi roda dengan

jelas ditentukan dalam aturan IPC Athletics. Ada aturan untuk setiap acara mengenai

peralatan atlet. Aturan:

Aturan 159 Paragraf 1 kursi roda harus memiliki minimal dua roda besar dan

satu roda kecil.

Aturan 159 Para 2 Tidak ada bagian dari tubuh kursi dapat memperpanjang

ke depan di luar hub roda depan dan lebih lebar dari bagian dalam hub dari

dua roda belakang.Tinggi maksimum dari dasar tubuh utama kursi harus 50

cm.

Aturan 159 Para 3 Diameter maksimum roda besar termasuk ban meningkat

tidak lebih dari 70 cm. Diameter maksimum roda kecil termasuk ban

meningkat tidak lebih dari 50 cm.

Aturan 159 Para 4 Hanya satu polos, bulat, pelek tangan diperbolehkan

untuk setiap roda besar. Aturan ini bisa dicabut bagi orang-orang yang

membutuhkan kursi lengan drive tunggal, jika demikian dinyatakan pada

kartu medis dan Permainan mereka identitas.

Aturan 159 Para 5 Tidak ada gigi mekanis atau tuas diperkenankan, yang

dapat digunakan untuk menggerakkan kursi.

Aturan 159 Para 6 Hanya tangan dioperasikan, perangkat kemudi mekanik

akan diizinkan.

Aturan 159 Para 7 Dalam semua ras dari 800 meter atau lebih, atlet harus

mampu memutar roda depan (s) secara manual baik ke kiri dan kanan.

Aturan 159 Para 8 Penggunaan cermin tidak diizinkan di trek atau jalan ras.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

24

Aturan 159 Para 9 Tidak ada bagian dari kursi dapat menonjol di balik

bidang vertikal dari tepi belakang ban belakang.

Aturan 159 Para 10 Ini akan menjadi tanggung jawab peserta untuk

memastikan sesuai kursi roda untuk semua peraturan di atas, dan tidak ada

acara akan ditunda sementara pesaing membuat penyesuaian ke kursi atlet.

Aturan 159 Para 11 Kursi akan diukur di wilayah Menyusun, dan mungkin

tidak memberikan daerah itu sebelum dimulainya acara. Kursi yang telah

diperiksa mungkin akan bertanggung jawab untuk pemeriksaan ulang

sebelum atau setelah kejadian oleh petugas yang bertanggung jawab atas

acara tersebut.

Aturan 159 Para 12 Ini akan menjadi tanggung jawab, dalam contoh

pertama, dari pejabat yang melakukan aktivitas tersebut, untuk memerintah

pada keselamatan kursi.

Aturan 159 Para 13 Atlet harus memastikan bahwa tidak ada bagian dari

anggota tubuh mereka lebih rendah dapat jatuh ke tanah atau jalur selama

acara tersebut.

(http://en.wikipedia.org/wiki/Wheelchair_racing).

4. Komponen Anthropometri dan Kondisi Fisik

a. Variabel Anthropometri

Anthropometri berasal dari kata anthropos dan metry. Antropos artinya tubuh

dan metros artinya ukuran. Anthropometri dapat diartikan sebagai ukuran tubuh atau

ukuran eksternal bagian tubuh. Dalam kaitannya dengan pengukuran fisik,

anthropometri merupakan salah suatu satuan teknik standar untuk pengukuran yang

sistematis terhadap tubuh secara keseluruhan ataupun bagian-bagian tubuh (Malina,

Bouchard dan Bar-Or, 2004: 42).

Ukuran anthropometri mencangkup kuantitas dari dimensi-dimensi tubuh

termasuk di dalamnya berat badan, ukuran panjang dan luas penampang tubuh atau

bagian-bagian tubuh. Perbandingan dari masing-masing organ tubuh memberikan

tampilan yang berbeda-beda pada masing-masing individu. Ukuran athropometri

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

25

berkaitan dengan tipe atau bentuk tubuh, juga dapat dijadikan sebagai parameter

untuk menentukan status gizi seseorang (Djoko Pekik Irianto, 2007: 67).

Perkembangan ukuran anthropometri tubuh berkembang sesuai dengan

periode perkembangan individu. Perkembangan ukuran bagian-bagian tubuh ini

dipengaruhi faktor-faktor perkembangan seperti faktor genetis, lingkungan serta

aktivitas gerak fisik yang dilakukan. Perkembangan ukuran tubuh dan bagian-

bagiannya berlangsung terus selama masa pertumbuhan dengan tingkat

perkembangan yang berbeda-beda pada proporsi dan kecepatannya. Pertumbuhan

ukuran bayi berlangsung sangat cepat, kemudian secara proporsional mengalami

penurunan pada masa anak-anak dan kemudian mengalami ledakan pertumbuhan

pada masa adolesensi (Gallahue dan Ozmun, 1998: 189). Perbedaan kecepatan

pertumbuhan menyebabkan terjadinya variasi pada bentuk dan tipe tubuh seseorang.

Ukuran anthropometri merupakan salah satu faktor penting dalam aktivitas

olahraga. Masing-masing cabang olahraga memerlukan karakteristik anthropometri

yang berbeda-beda. Hal ini berkaitan dengan karakteristik gerak yang diperlukan

dalam masing-masing cabang olahraga tersebut. Perbedaan perbandingan dari bagian-

bagian tubuh serta perbedaan struktur tubuh memberikan kemungkinan efisien gerak

yang berbeda pula.

Anthropometri atau postur tubuh berpengaruh terhadap olahraga, terutama

untuk meraih prestasi yang tinggi (olahraga prestasi). Untuk mencapai prestasi yang

tinggi, diperlukan ciri-ciri fisik dan postur tubuh tertentu sesuai dengan tuntutan

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

26

cabang olahraga yang diikutinya. Antropometri melibatkan pengukuran bagian tubuh

luar. Terdapat dua tipe pengukuran antropometri yaitu dimensi tubuh dan yang

berhubungan dengan somatotropi.

1). Dimensi Tubuh

Dua pengukuran tubuh yang umum digunakan dalam pendidikan olahraga

menitik beratkan pada diameter dan keliling dari macam-macam ruas tubuh. Diameter

pengukuran tubuh ditentukan dengan menggunakan papan bilah antropometer seperti

terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.2. Macam peralatan pengukuran tubuh

(Sumber: Frank. M. Verducci (1980: 216)

Saat pengukuran sudah ditentukan, lapisan kulit diperas sehingga terjadi

kontak antara tulang dengan alat. Hal ini menghilangkan tingkat variabilitas dalam

pengukuran dan meningkatkan reliabilitas. Jari-jari dari kedua tangan digunakan

untuk menempatkan lanmark yang tipis. Sebagai contoh penggunaan peralatan untuk

mengukur diameter tubuh adalah sebagai berikut:

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

27

Penempatan secara anatomi untuk pengukuran diameter disajikan pada

gambar dibawah ini. Diambil ketika seorang didudukkan:

Gambar 2.3Pengukuran diameter

Gambar 2.4Pengukuran diameter lengan atas dan panjang tangan

(Sumber: Frank. M. Verducci (1980: 216)

Salah satu contoh diatas menunjukkan pengukuran pada diameter tubuh

bagian atas dan pengukuran diameter atas dan panjang tangan.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

28

Adapun banyak sekali pengukuran pada bagian anatomi tubuh lainnya.

Menurut Frank. M. Verducci (1932: 216) dimana pengukuran tersebut akan

dijelaskan sebagai berikut:

1) Ankel diukur pada saat berdiri dengan jarak diantara malleoll (antropometer

menunjukkan sudut 450 dari bawah)

2) Lengan diukur pada saat berdiri dengan punggung bersandar pada dinding rata,

kedua lengan atas melebar bersama-sama, diukur panjang jarak antara jangkauan

jari kiri dan kanan.

3) Diameter biocromial diukur dengan posisi siku berada disebelah badan, jaraknya

antara proyeksi tulang rusuk dari acromial.

4) Diameter bideltoid diukur dengan posisi siku berada di samping tubuh dan tangan

berada di atas paha, jarak antara bagian terluar pundak (antropometer hanya

sedikit menyentuh kulit)

5) Diameter bi-iliac pengukuran yang dilakukan antara proyeksi rusuk dari puncak

iliac.

6) Diameter bitrochanteric diukur pada posisi berdiri dengan jarak antara proyeksi

rusuk dari trochanters yang lebih besar.

7) Lebar dada diukur pada saat berdiri dengan lengan agak sedikit ditarik ke depan

dan belakang tubuh, dengan jarak antara tulang rusuk ke 5 sampai ke 6.

8) Siku dengan siku satunya ditarik dan posisi tangan menghadap ke depan dengan

jarak antara kondilus dari homerus.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

29

9) Panjang tangan diukur dengan jarak antara ujung ruas distal dan titik-titik pada

tulang carpal proximal.

10) Panjang kepala diukur dengan jarak anterior-posterior pada posisi alis dan

occipital protuberance.

11) Lebar kepala diukur dengan jarak pada titik terlebar dari tengkorak.

12) Lutut diukur dengan cara lutut direntangkan sampai sudut 900, dengan jarak

antara proyeksi terluar dari tibial condyles.

13) Panjang kaki diukur pada saat berdiri dengan jarak antara lantai sampai coccyx.

14) Tinggi badan diukur pada ujung tumit kaki menapak lantai, tubuh bersandar

pada dinding dengan kepala menghadap ke depan, diukur sampai ujung kepala.

Gambar 2.5.Cara Pengukuran AntropometriTubuh Manusia

(Sumber: Frank. M. Verducci (1980: 217- 218)

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

30

Alat pengukur berupa lingkaran kurang begitu diandalkan untuk mengukur

dimensi diameter. Saat menggunakan pengukur kain, tekanan dari jaringan yang

lembut memunculkan masalah dalam menggali hasil akhir yang konsisten. Gulick

tape meminimalkan masalah ini dengan memberikan data konsisten dalam seluruh

pengaturan melalui penggunaan spring-loaded handle. Selanjutnya tape harus

diposisikan secara konsisten pada posisi horisontal atau disebelah kanan sisi panjang

dari segmen “tape kain” harus dikalibrasikan secara periodik/berkala karena

cenderung merenggang karena digunakan.

Landmark menjelaskan bagaimana penggunaan alat pengukuran ini, dimana

saat seorang berdiri untuk diukur pada bagian pundak menjadi pengecualian.

Pengukuran dilakukan pada posisi:

1) Abdomen 1. Diukur secara lateral, jalan tengah antara porsi rusuk paling bawah

dari tulang rusuk dan puncak iliac, anterior, jalan tengah antara xyphoid process

dari sternum dan umbilicus.

2) Abdomen 2. Diukur secara lateral, pada tingkat puncak iliac dan anterior, pada

umbilicus .

3) Rata-rata abdominal. Adalah pengukuran 1 dan 2 engkel. Paling atas hingga

malleoli, lingkaran terkecil.

4) Bicep tambahan, diukur saat siku dikunci dalam penambahan maksimal,

berhubungan dengan bagian bawah, dengan otot terikat, lingkaran maksimal dari

lengan tengah.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

31

5) Bicep lebar, diukur pada posisi saat merentang pada sudut terbesar dengan otot

berkontraksi, keliling maksimal dari lengan tengah.

6) Betis, diukur dengan keliling maksimal.

7) Dada, pada pria puting susu berada pada pada volume midtidal, sedangkan pada

wanita tepat berada di atas jaringan payudara.

8) Deltoid, diukur dengan cara lengan membentuk sudut 900 dari sisi tubuh, maximal

circumference berada pada level axillae.

9) Lengan atas, diukur dengan cara siku dilebarkan secara bersamaan kebawah dan

posisi tangan terbuka ke depan, maximal circumference.

10) Kepala, diukur dengan cara sedikit ke atas hingga garis alis dan menunjuk pada

tengkuk.

11) Panggul belakang, diukur pada max. protrucion dari otot gluteal dan anterior,

pada level shymphysis pubis.

12) Lutut, diukur dengan cara posisi lutut sedikit dilipat dan beban tubuh ditumpu

pada kaki lainnya, level midpatellar.

13) Leher, diukur dengan posisi sedikit agak menunduk pada laring.

14) Pundak, diukur secara lateral pada max. protrucion dari otot deltoid, anterior,

pada articular dari strenom dan rusuk kedua.

15) Paha, diukur pada posisi sedikit ditekuk, maximal circumference.

16) Pinggul diukur dengan cara lengan dilebarkan bersamaan, sedikit distal pada

proses styloid dari radius dan ulna, minimumcircumference.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

32

2) Somatotype

Somatotropi adalah proses pengukuran dan pendiskripsian conformasi tubuh

secara morfologi. Berdasarkan metode yang digunakan oleh Sheldon tentang

somatotropi menjadi metode yang pertama kali yang mendasari munculnya metode-

metode modern lainnya. Secara umum dapat digambarkan 3 bentuk dan susunan

tubuh manusia: (1) endomorph, (2) mesomorph, dan (3) ectomorph. Setiap tubuh

manusia terbentuk dari macam-macam tingkat dari ketiganya. Klasifikasi yang

pertama (somatotype) ditentukan dengan jumlah dari masing-masing komponen

dalam satu fase.

1) Bentuk tubuh endomorph

2) Bentuk tubuh mesomorph

3) Bentuk tubuh ectomorph

Gambar 2.6. Macam Susunan Tubuh Manusia

(Sumber: Frank. M. Verducci (1980: 220)

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

33

Beberapa ukuran antrhropometri yang memiliki pengaruh cukup besar dalam

aktivitas olahraga diantaranya tinggi panjang lengan. Panjang lengan merupakan

faktor penting dalam cabang olahraga wheelchair race. Lengan yang panjang akan

menunjang dari olahraga wheelcair race. Serta panjang lengan memiliki peran yang

besar dalam berbagai cabang olahraga seperti cabang olahraga wheelcair race, lengan

merupakan bagian tubuh yang dominan dalam melakukan ayunan gesekan pada ring

wheelchair. Untuk memperoleh kualitas kayuhan yang baik, maka kemampuan serta

proporsi Lengan harus dimanfaatkan secara maksimal pada teknik yang benar.

Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil (I Dewa

Nyoman Supariasa dkk., (2002:56). Menurut Arjadino Tjokro (1084:9) yang dikutip

dalam skripsi Thomas Adiyanto (2010:22) berat badan berlebih bisa mengurangi

kelincahan. Berat tubuh adalah konsep yang diberikan pada ukuran dari jumlah massa

tubuh (misalnya, tulang, otot, lemak, jaringan, dll.) yang dibawa oleh kita

kemanapun. Semakin banyak jumlah massa dalam tubuh akan semakin berat. Dalam

istilah mekanika, berat tubuh seseorang mewakili daya tarik bumi (gravitasi) yang

menarik tubuh, dan sebaliknya, mewakili tarikan tubuh terhadap bumi. Apa yang kita

baca pada timbangan berupa angka tertentu mewakili seberapa banyak tarikan yang

terjadi antara tubuh dan bumi. Bumi menarik tubuh kita ke bawah, dan kebalikannya,

tubuh kita menarik bumi ke atas. Derajat besaran tarikan antara tubuh dan bumi

bergantung pada seberapa banyak massa bumi dan seberapa banyak massa tubuh

dimiliki. Lebih besar tarikan, semakin besar angka diperlihatkan pada timbangan.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

34

Dengan demikian, tubuh yang lebih berat (massa tubuhnya lebih banyak) akan

menekan bumi lebih besar dari pada tubuh yang lebih ringan. Berat badan yang

berlebih hanya akan menambah beban yang harus didorong oleh atlet lebih besar

sehingga akan memberi menghambat kelajuan wheelchair. Jadi, atlet yang berat

tubuhnya besar harus mengerahkan daya otot yang lebih besar pula untuk

menyebabkan massa tubuhnya bergerak. Sekali ia bergerak dalam arah tertentu, ia

pun harus mengerahkan tenaga yang besar pula untuk menghentikan atau mengubah

arah gerak tubuhnya. Ini berarti, bahwa atlet dengan massa tubuh ringan mempunyai

inertia yang lebih kecil dan memerlukan tenaga yang lebih kecil pula untuk bergerak

atau menghentikan gerakannya.

a. Komponen Kondisi Fisik

Kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam

usaha peningkatan prestasi seorang atlet bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan

yang tidak dapat ditunda-tunda atau ditawar-tawar lagi. Dengan demikian maka dapat

dinyatakan bahwa kondisi fisik merupakan kondisi yang paling mendasar dalam

upaya pemberdayaan aspek-aspek lainnya (Sajoto, 1988: 16).

Aspek kondisi fisik merupakan bagian terpenting dalam semua cabang

olahraga, terutama untuk mendukung aspek-aspek lainnya seperti teknik, taktik, dan

mental. Kondisi fisik sangat menentukan dalam mendukung tugas atlet dalam

pertandingan sehingga dapat tampil secara maksimal. (Harsono, 1988: 153)

menjelaskan bahwa: Kondisi fisik atlet memegang peranan yang sangat penting

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

35

dalam program latihannya. Program latihan kondisi fisik haruslah direncanakan

secara baik dan sistematis dan ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan

kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga dengan demikian memungkinkan

atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Atlet yang memiliki tingkat kesegaran

jasmani yang baik akan terhindar dari kemungkinan cedera yang biasanya terjadi jika

seseorang melakukan kerja fisik yang berat. Apabila seseorang mempuyai kondisi

fisik yang baik maka dia mampu melakukan tugas fisik tanpa mengalami kelelahan

yang berlebihan. Kondisi fisik sangat menunjang atlet dalam bertanding, sehingga

dalam pertandingan atlet tidak mengalami kelelahan yang berarti dan akan terhindar

dari cedera yang dapat mengganggu penampilannya. Oleh karena itu peranan kondisi

fisik sangatlah diperlukan dalam olahraga (Setiawan, 1991: 110).

Apabila kondisi baik maka: (1) Akan ada peningkatan dalam kemampuan

sistem sirkulasi dan kerja jantung. (2) Akan ada peningkatan dalam kekuatan,

kelentukan, stamina, kecepatan, dan lain-lain komponen kondisi fisik. (3) Akan ada

ekonomi gerak yang lebih pada waktu latihan. (4) Akan ada pemulihan yang cepat

dalam organ-organ tubuh setelah latihan. dan (5) Akan ada respons yang cepat dari

organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respons demikian diperlukan. Kalau

faktor-faktor tersebut kurang tercapai setelah suatu masa latihan kondisi fisik tertentu,

maka hal ini berarti bahwa perencanaan dan sistematika latihan kurang sempurna,

karena sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dalam

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

36

situasi stress fisik yang tinggi, maka semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang

peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi atlet (Harsono, 1988: 153).

wheelcair race merupakan olahraga yang dinamis dan menuntut kesiapan

fisik yang prima dengan dukungan teknik, taktik, dan mental yang memadai.

Koordinasi antara tubuh dengan wheelchair atau kursi balap haruslah harmonis

sehingga anggota gerak tubuh dapat mengontrol atau mengendalikan krsi balap itu

dengan efektif dan evisien. Kondisi ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama,

sehingga begitu menguras energi dan menyebabkan kelelahan. Dengan kondisi fisik

yang prima maka akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja

jantung, peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, dan lain-lain

komponen kondisi fisik, akan ada ekonomi gerak yang lebih pada waktu latihan, akan

ada pemulihan atau recovery yang cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan,

maka hal ini memperjelas bahwa kondisi fisik sangat berperan dalam kegiatan

olahraga terutama untuk dapat bermain wheelcair race dengan dinamis tanpa

mengalami kelelahan yang berarti.

Kondisi fisik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan atlet dalam

cabang olahraga tertentu. Atlet yang memiliki kualitas fisik yang baik maka kualitas

gerak atau keterampilan geraknya cenderung baik pula. Setiawan (1991: 110)

mengatakan, bahwa dalam hal lain kondisi fisik juga berperan untuk meningkatkan

kebugaran jasmani agar seseorang mencapai hasil kerja yang lebih produktif.

Pertimbangan kondisi fisik itu harus dikembangkan didasarkan pada karakteristik

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

37

cabang olahraga yang digelutinya, sebab pada suatu cabang olahraga tertentu

mungkin memerlukan komponen kondisi fisik secara keseluruhan, sedangkan pada

cabang lain mungkin hanya sebagian saja.

Dari teori di atas metode bagian atau parsial dapat diterapkan apabila struktur

gerak agak kompleks sehingga kemungkinan untuk memperoleh hasil yang maksimal

jika komponen fisik dilatih. Latihan power dan kekuatan, fleksibilitas, dan koordinasi

merupakan bagian penting dalam semua jenis olahraga termasuk untuk olahraga

wheelcair race.

5.Variabel Anthropometri dan Kemampuan Fisik yang Berpengaruh terhadap

Prestasi wheelcair race

Faktor adalah keadaan atau peristiwa dan sebagainya yang memengaruhi

terjadinya sesuatu. Sedangkan dominan adalah berpengaruh kuat (bersifat) sangat

penting dan menentukan karena pengaruh atau kekuasaan (Bakir dan Suryanto, 2009:

143).

Dengan melihat teknik serta kesulitan olagraga wheelcair race dan bentuk

keterampilan yang harus dikuasai oleh setiap atlet wheelcair race maka kondisi fisik

atlet dituntut selalu prima, agar mampu berlatih serta waktu pertandingan untuk

melakukan gerakan seefektif dan seevisien mungkin.

Dari penjelasan di atas diuraikan faktor anthropometri dan fisik dominan

penentu keterampilan olahraga wheelcair race tentunya melibatkan beberapa

komponen kondisi fisik agar dapat menghasilkan prestasi wheelcair raceyang baik.

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

38

Komponen kondisi fisik yang turut mempengaruhi prestasi yaitu, power otot lengan ,

fleksibilitas togok, dan kekuatan otot perut. Selain komponen kondisi fisik ada unsur

lain yang penting yaitu anthropometri diantaranya yaitu panjang lengan.

a. Panjang lengan

Sebagai sesuatu yang Nampak konkrit, tubuh manusia mempunyai bentuk

dan susunan tertentu.Susunan yang terdiri dari kerangka tulang dan otot yang

terbungkus kulit itulah yang dimaksud sebagai struktur tubuh. Sejalan dengan itu

Anwar pasau (1993:42) mengatakan bahwa:”struktur tubuh adalah unsur-unsur atau

bagian-bagian tubuh manusia”.Struktur tubuh memegang peranan penting dalam

melakukan aktivitas olahraga dan menunjang keterampilan gerak seseorang. Hal

tersebut sejalan pendapat Gallahue (1998:11) yang mengatakan bahwa :” the type of

individual’s structure is an essensial factor in his motor performance”. Kalimat ini

mengandung arti :bentuk struktur tubuh seseorang adalah suatu faktor yang sangat

mendasar bagi pelaksana geraknya.

Pengukuran mengenai struktur tubuh dikenal dengan istilah

antropometrik.Antropometrik merupakan bentuk pengukuran struktur tubuh yang

tertua di pergunakan, dari beberapa pengukuran-pengukuran tersebut yang menjadi

focus dalam penelitian ini adalah panjang lengan,dalam buku Anatomi Panjang

lengan adalah jarak dari titik acromial sampai titik styloid, sedangkan menurut

Johnsen (1983: 8) berpendapat bahwa “panjang lengan adalah jarak yang diukur dari

titik acromion pada humerus sampai titik styloid pada ulna”. Batasan panjang lengan

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

39

dalam penelitian ini adalah yang diukur dari kepala tulang lengan (Caput Os.

Ocramion) sampai ujung jari tengah. Secara anatomis panjang lengan terdiri dari

tulang Os Humerus, Os Radius, Os Ulnae, Os Methapalangea. 11 Tulan-tulang

tersebut berorigo dan insersio pada bagian atas dan bawah tulang. Selain itu juga

terdapat otot-otot pada lengan antara lain : 1) Otot Deltoid 2) Otot Trisep 3) Otot

Bisep Brakhii 4) Otot Brakhialis 5) Otot Brachioradialis 6) Otot Pronator Teres 7)

Otot Palmaris Longus 8) Otot Extensor Karpi Radialis Longus 9) Otot Extensor

Digitorum 10) Otot Extensor Karpi Ulnaris 11) Otot Extensor Retinakulum.

Gambar 2. 7. Otot Lengan (Sumber: Frank. M. Verducci (1980: 228)

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

40

Dengan demikian semakin panjang lengan keseluruhan seseorang akan

semakin jauh jangkauannya. Semakin jauh jangkauannya, bila diasumsikan kekuatan

dan kecepatannya sama, maka akan semakin pendek waktu

yangditempuh untuk jarak tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

panjang atau pendeknya lengan keseluruhan berpengaruh terhadap kecepatan

dorongan pada wheelcair race

b. Berat Badan

Berat Badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam

keadaan normal, di mana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi

dan kebutuhan zat gizi terjamin, berat badan berkembang mengikuti pertambahan

umur. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat dua kemungkinan

perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari

keadaan normal. Berat badan harus selalu dimonitor agar memberikan informasi yang

memungkinkan intervensi gizi yang preventif sedini mungkin guna mengatasi

kecenderungan penurunan atau penambahan berat badan yang tidak dikehendaki.

Berat badan harus selalu dievaluasi dalam konteks riwayat berat badan yang meliputi

gaya hidup maupun status berat badan yang terakhir. Penentuan berat badan

dilakukan dengan cara menimbang. Jadi, atlet yang berat tubuhnya besar harus

mengerahkan daya otot yang lebih besar pula untuk menyebabkan massa tubuhnya

bergerak. Sekali ia bergerak dalam arah tertentu, ia pun harus mengerahkan tenaga

yang besar pula untuk menghentikan atau mengubah arah gerak tubuhnya. Ini berarti,

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

41

bahwa atlet dengan massa tubuh ringan mempunyai inertia yang lebih kecil dan

memerlukan tenaga yang lebih kecil pula untuk bergerak atau menghentikan

gerakannya.

4. Kemampuan Fisik

a. Power Lengan

Power adalah komponen kondisi fisik tentang kemampuannya dalam

mempergunakan otot untuk menahan beban sewaktu bekerja (M. Sajoto, 1995 :8).

Kekuatan merupakan unsur yang sangat penting dalam aktivitas olahraga, karena

kekuatan merupakan daya penggerak dan pencegah cedera. Selain itu kekuatan

memainkan peranan penting dalam komponen-komponen kemampuan fisik yang lain

misalnya power, kelincahan, kecepatan. Dengan demikian kekuatan merupakan faktor

utama untuk menciptakan prestasi yang optimal. Kekuatan adalah tenaga kontraksi

otot yang dicapai dalam sekali usaha maksimal (Ismaryati, 2008: 111) menyatakan

bahwa kekuatan otot adalah kwalitas yang memungkinkan pengembangan

ketegangan otot dalam kontraksi yang maksimal. Kekuatan merupakan kemampuan

otot-otot atau kelompok otot untuk mengatasi suatu beban / tahanan dalam

menjalankan aktivitas (Sudjarwo, 1995: 25). Maksudnya kekuatan seorang untuk

mempergunakan kekuatan lengan yang dikerahkan secara maksimum dalam waktu

sependek - pendeknya. Power lengan ialah kemampuan sebuah otot atau sekelompok

otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan tinggi dalam satu

gerakan yang utuh (Suharno HP, 1986:36). Power adalah kemampuan otot atau

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

42

sekelompok otot seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimal yang di

kerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya atau sesingkat-singkatnya. Unjuk

kerja kekuatan maksimal yang dilakukan dalam waktu singkat ini tercermin seperti

dalam aktivitas memukul keras, tendangan tinggi, tolak peluru serta gerak lain yang

beserta gerak lain yang bersifat eksplosif. Power merupakan salah satu dari

komponen gerak yang sangat penting untuk melakukan aktifitas yang sangat berat

karena dapat menentukan seberapa kuat orang memukul, seberapa jauh seseorang

dapat melempar, seberapa cepat seseorang dapat berlari dan lainnya.

Berdasar pada beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat ditarik suatu

pengertian bahwa power lengan adalah suatu kemampuan otot lengan untuk

melakukan aktivitas secara cepat dan kuat untuk menghasilkan tenaga. Hubungan

Power Lengan dengan gerak Linear dalam hal kecepatan, percepatan dan jarak.

Didalam membahas kecepatan gerak, dikenal ada istilah „kecepatan rata-rata‟ dan

„percepatan‟. Yang dimaksud dengan kecepatan rata-rata adalah perbandingan antara

jarak yang ditempuh dan waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak yang

ditempuh dan waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Dengan kata

lain, kecepatan rata-rata sebuah obyek yang sedang bergerak ialah jarak yang dilalui

obyek itu tiap satuan tertentu.sedangkan yang disebut percepatan ialah perubahan

kecepatan tiap satuan waktu. Jika kecepatan untuk tiap-tiap saat selama bergerak

selalu berubah, maka gerak demikian disebut „gerak berubah‟. Pada gerak berubah

ini timbul percepatan yang bias positif (dipercepat) atau negatif (diperlambat). Jika

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

43

gerak ini lintasannya berupa garis lurus, maka gerekannya disebut gerak lurus

berubah. Karena banyaknya ragam gerakan yang dapat dilakukan manusia, maka

gerakan yang sering terjadi adalah gerak berubah, jadi bukan gerak beraturan.

Keberhasilan dorongan pada wheelchair race didukung oleh koordinasi gerak

seluruh tubuh yang berakhir dalam bentuk gerakan tarik yang kuat dan cepat pada

ring wheelcair yang didukung oleh power lengan. Penerapannya pada program

latihan, seorang atlet wheelchair perlu dilatih power lengan yang cukup banyak selain

latihan teknik yang lain. Karena pada olahraga wheelchair power lengan sangat

dibutuhkan dan dominan untuk mendorong roda dapat berputar cepat.

b. Kekuatan otot perut

Kekuatan (strength) adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang

kemampuannya dalam menggunakan otot dalam menerima beban sewaktu bekerja.

Menurut M. satojo(1995:8), berpendapat bahwa kekuatan adalah komponen kondisi

fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima

beban sewaktu bekerja. Dalam penelitian ini yang di maksud kekuatan otot perut

adalah gerakan-gerakan kontraksi otot perut saatmenarik ring dari

wheelchair.Kontraksi otot di bedakan atas dua macam kekuatan masing-masing

adalah kekuatan statis dan kekuatan dinamis. Kekuatan statis adalah kekuatan efektif

maksimal yang dilakukan oleh organ dalam dalam kegiatan terhadap benda yang

tidak bergerak. Dan kekuatan dinamis adalah kekuatan daya otot-otot untuk

memindahkan posisi suatu benda dari suatu tempat ke tempat yang lain.

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

44

Kebanyakan penampilan dalam olahraga melibatkan gerakan-gerakan yang di

sebabkan oleh kekuatan yang di hasilkan oleh kontraksi otot.Kontraksi otot di

gunakan untuk menghasilkan tenaga internal yang mengatur gerakan bahagian-

bahagian badan.

Perut atau abdominal adalah kelompok anggota tubuh bagian togok yang

didalamnya merupakan kelompok otot perut yang bersumbu pada persendian togok.

Kelompok otot perut (muscle abdominal group) meliputi: Otot perut bagian dalam

(transversus abdominis), Otot perut bagian samping (obliges abdominis), dan otot

perut bagian depan (rectus abdominis). Jika dilihat dari karakteristik tekhnik dari

wheelchair maka dominan otot yang lebih banyak berperan adalah otot perut bagian

depan (rectus abdominius).

c. fleksibilitas togok

Menurut Setiawan (1991:67) fleksibilitas adalah kemampuan seseorang dapat

melakukan gerak dengan ruang gerak seluas-luasnya dalam persendian. Fleksibilitas

yaitu kapasitas melakukan pergerakan dengan jangkauan yang seluas-luasnya

(Bompa:1994: 317).

Fleksibilitas mengandung pengertian, yaitu luas gerak satu persendian atau

beberapa persendian. Ada dua macam flesibilitas , yaitu (1) fleksibilitas statis, dan (2)

fleksibilitas dinamis. Pada fleksibilitas statis ditentukan oleh ukuran dari luas gerak

satu persendian atau beberapa persendian. Sebagi contoh untuk pengukur luas gerak

persendian tulang belakang dengan cara sit and reach. Sedangkan fleksibilitas

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

45

dinamis adalah kemampuan seseorang dalam bergerak dengan kecepatan yang tinggi

(Mulyono, 2010: 56).

Kelentukan yang baik pada umumnya dicapai bila semua sendi tubuh

menunjukkan kemampuan dapat bergerak dengan lancar sesuai dengan fungsinya.

Lentuk tidaknya seseorang ditentukan oleh luas sempitnya ruang gerak sendi-sendi

yang dapat dilakukan. Kelentukan yang dimiliki oleh seseorang tergantung pada

beberapa faktor. Faktor penentu kelentukan adalah: 1) elastisitas dari otot,

ligamentum, tendo, dan cupsul. 2) luas sempitnya ruang gerak sendi (ROM). 3) tonus

otot, tendo, ligamentum, dan cupsula. 4) tergantung dari derajat panas diluar

(temperatur). 5) unsur jemu, muram, takut, senang, semangat. 6) kualitas tulang-

tulang yang membentuk persendian. 7) faktor umur dan jenis kelamin (Suharno,

1993: 53).

Perkembangan kelentukan seseorang dipengaruhi oleh usia. Perkembangan

fleksibilitas pada tiap tingkatan usia berbeda. Pada umumnya anak kecil memiliki

otot yang lebih lentur (fleksibel), keadaan tersebut akan terus meningkat pada usia

belasan tahun (usia sekolah). Dan memasuki usia remaja fleksibilitas mereka

cenderung mencapai puncak perkembangannya, setelah fase itu secara perlahan-lahan

fleksibilitas mereka menurun (verducci, 1980: 253).

Perbaikan dalam fleksibilitas otot dapat mengurangi terjadinya cidera pada

otot-otot, membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi, kelincahan atau

agility, membantu memperkembangkan prestasi, menghemat pengeluaran tenaga

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

46

pada waktu melaksanakan gerakan dan memperbaiki sikap tubuh (Harsono, 1988:

163). Macam-macam latihan peregangan terdiri dari, 1) peregangan balistik, 2)

peregangan statis, 3) peregangan pasif, dan 4) peregangan kontraksi-relaksasi

Fleksibilitas tubuh menunjang sekali keterampilan dan prestasi kejuaraan

wheelchair race. Atlet dapat belajar teknik kayuhan wheelchair sehingga

menghasilkan prestasi yang memuaskan jika memiliki tubuh yang lentur dan tidak

kaku. Fleksibilitas juga bisa sangat menentukan apakah seseorang atlet wheelchair

racedapat memberikan dorongan yang lebih cepat pada kursi rodanya. Selalu

melakukan pemanasan kemudian melenturkan tubuh (streching) sebelum berlatih

wheelchair race. Kombinasi kelentukan dan kekuatan akan menjadi alur gerak

(fluidity) si Atlet, mudah dan mengesankan latihan khususnya untuk meningkatkan

kelenturan tubuh.Sedangkan menurut Harsono (1988:163), mengemukakan bahwa

kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi.

Kecuali oleh ruang gerakan sendi kelentukan juga ditentukan oleh elastis tidaknya

otot-otot, tendo, dan ligamen.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari pendapat di atas, maka orang yang

mempunyai kelentukan yang baik, khususnya kelentukan togok adalah orang yang

mempunyai ruang gerak yang luas dalam sendi-sendi togok dan mempunyai otot-otot

yang elastis pada togok. Atlet wheelchair race yang memiliki kelentukan togok yang

baik, akan dapat mengarahkan tenaga yang lebih besar pada saat melakukan dorongan

kedepan dalam keterampilan bermain wheelchair. Ini disebabkan, dengan fleksibilitas

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

47

togok yang baik, maka atlet wheelchair akan dapat melakukan gerakan secara elastis

dan luwes pada saat melakukan gerakan mendorong ring pada wheelchair . Dengan

demikian untuk mendapatkan keterampilan yang baik, maka atlet wheelchair race

harus memiliki fleksibilitas togok yang baik.

Kelentukan yang baik menurut Harsono, (1988:163), bahwa:

a. Mengurangi kemungkinan terjadinya cedera-cedera pada otot dan sendi.

b. Membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi, dan kelincahan.

c. Membantu perkembangan prestasi

d. Menghemat pengeluaran tenaga pada waktu melakukan gerakan-gerakan.

e. Membantu memperbaiki sikap tubuh.

Untuk mengembangkan fleksibilitas togok dapat dilakukan latihan peregangan

otot, seperti: peregangan dinamis dan peregangan statis. Memperbaiki kelentukan

daerah gerak suatu persendian, harus dilakukan beberapa bentuk peregangan yang

dinamis dan statis agar badan dapat menjadi normal kembali atau bahkan kondisi

lebih baik. Sehingga dengan fleksibilitas togok yang baik akan membuat gerakan

keterampilan bermain wheelchair yang luwes dan tidak kaku.

Pada olah raga wheelchair race flexibilitas togok sangat berperan sabagai

pendorong untuk kayuhan pada ring wheelchair, segingga didapatkan putaran roda

yang lebih kuat dan cepat.Flexibilitas togok pada penelitian ini adalah kemampuan

untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi terutama sendi-sendi dalam

vertebrae. Adapun tulang dan otot yang terdapat pada os vertebrae 8

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

48

segmencervicales12 segmen thoracales, 5 segmen lumbalis, 5 segmen sacrales dan 1

segmen coccygeus.

5. Latihan

a. Pengertian Latihan

Ada beberapa definisi menurut para ahli mengenai latihan. Menurut Harsono

(1988:101),” latihan adalah proses yang sistematis dari latihan tau bekerja, yang

dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah latihannya

atau pekerjaannya”. Menurut Suharno HP (1993:7) “Latihan adalah suatu proses

penyempurnaan atlet secara sadar untuk mencapai mutu prestasi maksimal dengan

diberi beban-beban fisik,teknik, tatik, dan mental secara teratur, terarah, meningkat,

bertahap dan berulang-ulang waktunnya”. Menurut Yusuf Adisasmita dan Aip

Syarifuddin (1996: 145) bahwa, “Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih

yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah

beban latihan serta intensitas latihannya”. Dari batasan yang dikemukakan di atas,

dapat dirumuskan bahwa latihan olahraga adalah aktifitas olahraga yang dilakukan

berulang-ulang, secara kontinyu dengan peningkatan beban latihan secara periodik

dan berkelanjutan serta dilakukan berdasar jadwal, pola dan sistem serta metodik

tertentu untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan prestasi olahraga.

Penambahan beban harus secara teratur dan terus menerus dikontro. Dengan

cara ini atlit tersebut mendapatkan informasi obyektif tentang kemajuannya. Dan

pelatih mempunyai umpan baliik tentang efisiensi langkah-langkah latihan.

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

49

Jossef Nossek (1982:3), mengemukakan pengaturan latihan dilaksanakan

dalam lima langkah yaitu :

1) Penentuan (diaknosis) teentang tingkat kondissi awal dan aktual dengan

menggunakan berbagai jenis tes.

2) Persiapan program latihan, yang mempertimbangkan titik-titik kelemahan,

kekurangan dan kelebihan.

3) Pelaksanan program latihan untuk periode tertentu yang telah direncanakan.

4) Pengecekan peningkatan kondisi fisik tersebut dengan menggunakan metode

observasi, penilaian dan tes-tes kondisi yangkhusus atau kompetitif.

5) Perbandingan standar kondisi awal dengan kondisi sekarang, evaluasi dan

penyimpulan.

b. Tujuan Latihan

Tujuan latihan dapat dicapai secara optimal jika berpedoman pada prinsip

latihan yang benar. Dari prinsip-prinsip latihan tersebut harus dipahami dan

dilaksanakan dengan baik dalam latihan. Latihan tanpa berpedoman pada prinsip-

prinsip latihan yang tidak benar , maka tujuan latihan tidak akan tercapai. Menurut

Fox, (1984: 51) “keberhasilan dalam penampilan olahraga tidak hanya ditentukan

oleh pencapaian pada domain fisik saja, melainkan jaga ditentukan oleh pencapaian

pada domain psikomotor, domain kognitif dan afektif”. Keempat domain tersebut

saling berkaitan satu dengan yang lain. Dalam pencapaian tujuan latihan harus

diperhatikan beberapa prinsip dasar latihan khusus.

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

50

c. Aspek- aspek latihan

Prestasi olahraga merupakan akumulasi dari kualitas fisik, teknik, taktik dan

kematangan mental atau psikis. Untuk mencapai prestasi yang tinggi diperlukan

persiapan perancanaan dengan sasaran yang tepat meliputi persiapan fisik, teknik,

taktik dan mental. Menurut Harsono, (1998: 100) “ Untuk mencapai tujuan latihan,

ada empat aspek yang perlu diperhatikan oleh pelatih, yaitu latihan fisik, latihan

teknik, latihan taktik dan latihan mental”.

Keempat latihan tersebut sangatlah penting untuk pencapaian hasil latihhan

yang maksimal, dikarenakan kempat aspek tersebut merupakan hal hal yang

mendasar atau pondasi bagi seorang atlit dalam pertandingan atau perlombaan untuk

mencapai prestasi yang maksimal. Keempat aspek latihan diuraikan sebagai berikut:

1) Latihan Fisik

Pengertian fisik dalam olahraga adalah kemampuan biomotor atau komponen

kebugaran atau fitnes yang diperlukan atlet sesuai dengan cabang olahraga dan

perannya. Pembinaan fisik merupakan pembinaan awal dan sebagai dasar pokok

dalam latihan olahraga untuk mencapai suatu prestasi. Oleh karena itu kondisi fisik

yang prima haruslah dimiliki oleh setiap atlit sesuai dengan cabang olaahraga yang

ditekuninya. Latihan fisik prinsipnya adalah memberikan latihan secara teratur,

sistematik, dan berkesinambungan sehingga meningkatkan kemampuan didalam

melakukan aktifitas fisik sesuai dengan cabang olahraga yang ditekuninya.

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

51

Pembinaan kondisi fisik dalam olahraga sangat penting sekali dan pertama

yang harus dilatih secara intensif, karena fisik merupakan fondasi dari bangunan

prestasi , sebab teknik, taktik dan psikis dapat dikembangkan dengan baik apabila

atlet memiliki bekal kualitas fisik yang baik. Beberapa komponen fisik yang perlu

dilatih dan dikembangkan adalah dayataha, kekuatan, kelentukan dan kecepatan.

2) Latihan Teknik

Pengertian teknik dalam olahraga adalah cara paling efisien dan sederhana

untuk memecahkan kuajiban fisik atau masalah yang dihadapi dalam pertandingan.

Latihan teknik juga dimaksudkan untuk membentuk dan mengembangkan kebiasaan-

kebiasaan motorik dan neuromuskuler menuju gerakan otomatis. Kesempurnaan

teknik dasar setiap cabang olahraga akan menentukan sempurnanya keseluruhan

gerakan. Oleh karena itu teknik diperlukan setiap cabang olahraga harus dikuasai dan

dilatih dengan baik mulai dari teknik dasar, menengah dan teknik tinggi sehingga

menjadi gerakan yang otomatisasi. Untuk mendukung tercapainya kecakapan teknik

antara lain adalah analisis gerakan, mekanika, kinesiologi, dan biomekanika.Pada

hakikatnya pengembangan teknik merupakan bagian dari usaha meningkatkan

keterampilan menuju gerakan yang cermat, efisien dan efektif. Hal ini sesuai

pendapat Suharno HP. (1993: 22) bahwa, “Untuk mengotomatisasikan penguasaan

unsur gerak fisik, teknik, taktik dan keterampilan yang benar atlet harus melakukan

latihan berulang-ulang dengan frekuensi sebanyak-banyaknya secara kontinyu”.

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

52

Mengulang-ulang gerakan merupakan salah satu cara untuk menguasai suatu

teknik cabang olahraga. Setiap pengulangan gerakan teknik hendaknya dimulai dari

gerakan yang mudah meningkat ke yang lebih sulit atau kompleks dan dapat dimulai

dari bagian menuju keseluruhan atau sebaliknya.

Berdasarkan jenisnya penguasaan teknik menurut Sudjarwo (1993: 43)

dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

1) Teknik dasar, ialah penguasaan teknik tingkat awal yang terdiri dari gerakan dasar

dari proses gerak, bersifat sederhana dan mudah dilakukan. Teknik ini biasanya

diberikan bagi mereka yang baru belajar keterampilan olahraga tingkat pemula.

2) Teknik menengah, ialah penguasaan teknik yang sudah menuntut kemampuan

fisik yang meningkat, misalnya kekuatan, kecepatan, kelincahan, koordinasi dan

sebagainya.

3) Teknik tinggi merupakan penguasaan tingkat akhir dari pengembangan tingkat

dasar dan tingkat menengah yang menuntut gerakan dengan tempo tinggi,

ketepatan dan kecermatan. Penguasaan teknik tinggi memerlukan kualitas

kemampuan fisik seperti kecepatan, koordinasi, keseimbangan dan daya ledak

(power) guna menunjang gerakan-gerakan yang sulit, simultan bahkan dalam

posisi dan kondisi yang sulit pula.

Penguasaan teknik yang baik sangat penting dalam usaha pencapaian prestasi

olahraga. Oleh karena itu, penguasaan teknik perlu dibina secara cermat dan teratur

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

53

dengan frekuensi pengulangan yang sebanyak mungkin, sehingga dapat dikuasai

dengan baik.

3) Latihan Taktik

Pengerttian latihan taktik dalam olahraga adalah siasat yang digunakan untuk

mencapai kemenangan secara sportif pada saat bertanding. Latihan taktik juga dapat

diartikan sebagai latihan untuk menumbuhkan perkembangan daya tafsir pada atlit,

pola-pola permainan, strategi, atau siasat untuk mencapai kemenangan. Menurut H.

M. Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 118) bahwa, “ taktik adalah

kecakapan rohaniah atau kecakapan berfikir dalam melakukan kegiatan olahraga

untuk mencapai kemenangan”. Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 119)

menyatakan faktor-faktor pendukung taktik yaitu:

1) Kemampuan fisik. Kemampuan fisik yang baik tidak akan menyebabkan

menurunnya tempo bertanding, sehingga tetap mampu melaksanakan taktik

dengan segala macam variasinya.

2) Kemampuan teknik. Kecakapan teknik sangat membantu lancarnya tugas-tugas

taktik. Dengan memiliki kemahiran teknik maka konsentrasi hanya tertuju kepada

taktik saja.

3) Team work. Kerjasama menentukan berhasilnya suatu team. Team work

menentukan pengertian-pengertian satu sama lain dalam melaksanakan taktik.

4) Distribusi energi. Pengaturan distribusi energi selama pertandingan harus sesuai

dan tepat. Hal ini untuk menghindari menurunya tempo karena kehabisan tenaga

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

54

sebelum atau selesai bertanding atau tempo bertanding rendah karena tidak

menggunakan tenega semestinya.

5) Penguasaan pola-pola pertandingan. Pola pertandingan sebaiknya jangan statis,

pola pertandingan hendaknya mempunyai variasi-variasi. Hal ini perlu agar tidak

dapat diterka lawan. Di samping itu, dengan adanya variasi dapat digunakan untuk

merubah taktik apabila usaha yang terdahulu gagal.

Taktik dalam bertanding akan sangat bermanfaat atau berjalan dengan lancar

jika didukung kemampuan fisik yang prima, penguasaan teknik yang baik, memiliki

kerjasama yang kompak, distribusi energi yang baik serta penguasaan pola-pola

pertandingan. Bagian-bagian tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya, oleh

karena itu harus dikuasai dan dimiliki oleh setiap atlet. Sasaran latihan taktik adalah

pengembangan pola pikir untuk mengkondisikan saat bertanding.

4) Latihan Mental

Pengertian psikis atau mental dalam olahraga adalah aspek abstrak berupa

daya penggerak dan pendorong untuk mewujudkan kemampuan fisik, teknik maupun

taktik. Perkembangan mental atlit tidak kalah penting dari perkembangan faktor fisik,

teknik dan taktik. Seperti apapun sempurnanya kemampuan kondisi fisik, taktik dan

mental seorang atlit, prestasi puncak tidak mungkin tercapai apabila mental atau

psikis atlit tersebut lemah. Sebab setiap pertandingan bukan hanya pertandingan atau

perlombaan fisik, namun juga pertandingan atauu perlombaan mental, bahkan 70%

adalah mental dan hanya 30% masalah yang lainya. Jadi ketika saat bertanding

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

55

mental yang mempuyai peran yang sangat penting dapat dikatakan sebagai faktor

pembeda dan penentu hasil suatu pertandingan. Andi Suhendro (1999: 63)

menyatakan, “Mental merupakan daya penggerak dan pendorong untuk

mengejawantahkan kemampuan fisik, teknik dan taktik atlet dalam penampilan

olahraga”.

Mental merupakan kondisi psikologis yang penting dalam kegiatan olaharga.

Mental berfungsi sebagai penggerak, pendorong dan pemantap bagi atlet untuk

mempraktekkan kemampuan fisik dan skill dalam mencapai pretasi yang tinggi. Alet

yang memiliki mental baik akan mampu mengatasi segala kesulitan seperti

kegagalan, gangguan emosi, putus asa dan lain sebagainya dengan penuh kesabaran,

pengertian dan latihan yang teratur. A. Hamidsyah Noer (1995: 357) menyatakan,

“Faktor-faktor penyebab yang dapat mempengaruhi kondisi mental, dapat

dikelompokkan dalam dua faktor yaitu: (1) faktor-faktor yang berasal dari dalam

atlet (faktor intern), (2) faktor-faktor yang berasal dari luar diri atlet (faktor ekstern)”.

d. Prinsip-Prinsip Latihan

Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratrur guna

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan latihan maka harus

berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang benar. Menurut Sudjarwo (1993: 21)

bahwa, “Prinsip-prinsip latihan digunakan agar pemberian dosis latihan dapat

dilaksanakan secara tepat dan tidak merusak atlet”.

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

56

Prinsip latihan merupakan garis pedoman yang hendaknya dipergunakan

dalam latihan yang terorganisir dengan baik. Agar tujuan latihan dapat dicapai secara

optimal, hendaknya diterapkan prinsip-prinsip latihan yang baik dan tepat. Menurut

Andi Suhendro (1999: 37) meliputi: “(1) Prinsip beban lebih, (2) Prinsip

perkembangan menyeluruh, (3) Prinsip spesialisasi, (4) Prinsip individual, (5) Prinsip

latihan bervariasi”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip latihan yang harus

diperhatikan meliputi lima aspek. Penerapan prinsip-prinsip latihan yang benar akan

lebih memperbesar kemungkinan dalam pencapaian tujuan yang diinginkan. Untuk

lebih jelasnya prinsip-prinsip latihan dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Prinsip Beban Lebih (Over Load Principle)

Prinsip beban lebih merupakan dasar dan harus dipahami seorang pelatih dan

atlet. Prinsip beban lebih merupakan prinsip latihan yang mendasar untuk

memperoleh peningkatan kemampuan kerja. Kemampuan seseorang dapat meningkat

jika mendapat rangsangan berupa beban latihan yang cukup berat, yaitu di atas dari

beban latihan yang biasa diterimanya. Andi Suhendro (1999: 37) menyatakan,

“Seorang atlet tidak akan meningkat prestasinya apabila dalam latihan mengabaikan

prinsip beban lebih”. Sedangkan Rusli Lutan dkk. (1992: 95) berpendapat:

Setiap bentuk latihan untuk keterampilan teknik, taktik, fisik dan mental

sekalipun harus berpedoman pada prinsip beban lebih. Kalau beban latihan terlalu

ringan, artinya di bawah kemampuannya, maka berapa lama pun atlet berlatih, betapa

Page 49: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

57

sering pun dia berlatih atau sampai bagaimana capek pun dia mengulang-ulang

latihan itu, prestasinya tidak akan meningkat.

Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, prinsip beban

lebih bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kemampuan tubuh. Pembebanan

latihan yang lebih berat dari sebelumnya akan merangsang tubuh untuk beradaptasi

dengan beban tersebut, sehingga kemampuan tubuh akan meningkat. Kemampuan

tubuh yang meningkat mempunyai peluang untuk mencapai prestasi yang lebih baik.

Salah satu hal yang harus tetap diperhatikan dalam peningkatan beban latihan

harus tetap berada di atas ambang rangsang latihan. Beban latihan yang terlalu berat

tidak akan meningkatkan kemampuan atlet, tetapi justru sebaliknya yaitu kemunduran

kemampuan kondisi fisik atau dapat mengakibatkan atlet menjadi sakit.

2) Prinsip Perkembangan Menyeluruh

Prinsipnya komponen kondisi fisik merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisah-pisahkan baik dalam peningkatan maupun dalam pemeliharaannya.

Perkembangan menyeluruh dari kemampuan kondisi fisik merupakan dasar dalam

pembentukan prestasi, meskipun pada akhirnya tujuan dalam latihan adalah

kemampuan yang bersifat khusus, namun kemampuan yang bersifat khusus tersebut

harus didasari oleh kemampuan kondisi fisik secara menyeluruh. Harsono (1988:

109) menyatakan, “Secara fungsional spesialisasi dan kesempurnaan penguasaan

suatu cabang olahraga didasarkan pada perkembangan multilateral”.

Page 50: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

58

Perkembangan menyeluruh merupakan dasar (pondasi) bagi pelaksanaan

program latihan setiap cabang olahraga. Prinsip perkembangan menyeluruh harus

diberikan kepada atlet-atlet muda sebelum memilih spesialisasi dalam cabang

olahraga tertentu dan mencapai prestasi puncak. Ketika perkembangan ini mencapai

tingkat yang memuasakan, khususnya perkembangan fisik, maka atlet memasuki

jenjang perkembangan kedua, yaitu spesialisasi pada olahraga tertentu. Jenjang ini

akan membimbing atlet menggeluti karier olahraga yang paling tinggi, yaitu

penampilan puncak yang merupakan prestasi atlet dalam bidang olahraga.

3) Prinsip Spesialisasi

Pengaruh yang ditimbulkan akibat latihan pada dasarnya bersifat khusus,

sesuai dengan karakteristik gerakan keterampilan, unsur kondisi fisik dan sistem

energi yang digunakan selama latihan. Latihan harus dikhususkan pada olahraga

yang dipilihnya serta memenuhi kebutuhan khusus dan strategi untuk olahraga yang

dipilih. Latihan itu harus khusus untuk meningkatkan kekuatan atau sistem energi

yang digunakan dalam cabang olahraga yang bersangkutan". Pendapat lain

dikemukakan Bompa dalam Andi Suhendro (1999:3.13) menyatakan:Spesialisasi

latihan olahraga dianjurkan sebagai aktivitas-aktivitas motorik khusus. Ada dua hal

yang perlu diperhatikan dalam spesialisasi yaitu (1) melakukan latihan-latihan khusus

sesuai dengan karakteristik cabang olahraga. Misalnya latihan-latihan fisik khusus

sesuai dengan cabang olahraga yang ditekuni.

Page 51: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

59

Berdasarkan prinsip spesialisasi latihan dapat disimpulkan bahwa, program

latihan yang dilaksanakan harus bersifat khusus, disesuaikan dengan tujuan yang akan

dicapai. Bentuk latihan yang dilakukan harus memiliki ciri-ciri tertentu sesuai dengan

cabang olahraga yang akan dikembangkan, baik pola gerak, jenis kontraksi otot

maupun kelompok otot yang dilatih harus disesuaikan dengan jenis olahraga yang

dikembangkan.

4) Prinsip Individual

Manfaat latihan akan lebih berarti, jika di dalam pelaksanaan latihan

didasarkan pada karakteristik atau kondisi atlet yang dilatih. Perbedaan antara atlet

yang satu dengan yang lainnya tentunya tingkat kemampuan dasar serta prestasinya

juga berbeda. Oleh karena perbedaan individu harus diperhatikan dalam pelaksanaan

latihan. Meskipun sejumlah atlet dapat diberi program pemantapan kondisi fisik yang

sama, tetapi kecepatan kemajuan dan perkembangannya tidak sama". Menurut Andi

Suhendro (1999: 3.15) bahwa, “Prinsip individual merupakan salah satu syarat dalam

melakukan olahraga kontemporer. Prinsip ini harus diterapkan kepada setiap atlet,

sekali atlet tersebut memiliki prestasi yang sama. Konsep latihan ini harus disusun

dengan kekhususan yang dimiliki setiap individu agar tujuan latihan dapat tercapai”.

Berdasarkan dua pendapat tentang prinsip individual dapat disimpulkan

bahwa, latihan yang diterapkan harus bersifat individu. Manfaat latihan akan lebih

berarti jika program latihan yang diterapkan direncanakan dan dilaksanakan

berdasarkan karakteristik dan kondisi setiap atlet. Seperti dikemukakan Patte Rotella

Page 52: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

60

Mc. Clenaghan (1993: 318) bahwa, "Faktor umur, seks (jenis kelamin), kematangan,

tingkat kebugaran saat itu, lama berlatih, ukuran tubuh, bentuk tubuh dan sifat-sifat

psikologis harus menjadi bahan pertimbangan bagi pelatih dalam merancang

peraturan latihan bagi tiap olahragawan".

5) Prinsip Latihan Bervariasi

Prestasi yang tinggi dalam olahraga dibutuhkan proses waktu latihan yang

cukup lama. Latihan yang memakan waktu cukup lama tentu akan menimbulkan rasa

jenuh atau bosan bagi atlet. Untuk itu seorang pelatih harus pandai untuk menghidari

rasa bosan atau jenuh dari atlet. Seorang pelatih harus mampu merangcang program

latihannya secara bervariasi, agar atlet tetap senang dalam berlatih, sehingga kondisi

fisik maupun mental atlet tetap terpelihara dengan baik. Konsep ini harus dipegang

teguh oleh seorang pelatih, agar atlet selama mengikuti latihan merasa senang dan

dapat berkonsentrasi mengikuti latihan.

e. Komponen-Komponen Latihan

Setiap kegiatan olahraga yang dilakukan seorang atlet, akan mengarah kepada

sejumlah perubahan yang bersifat anatomis, fisiologis, biokimia dan kejiwaan.

Efisiensi dari suatu kegiatan merupakan akibat dari waktu yang dipakai, jarak yang

ditempuh dan jumlah pengulangan (volume), beban dan kecepatannya intensitas, serta

frekuensi penampilan (densitas). Apabila seorang pelatih merencanakan suatu latihan

yang dinamis, maka harus mempertimbangkan semua aspek yang menjadi komponen

latihan tersebut di atas.

Page 53: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

61

Semua komponen dibuat sedemikian dalam berbagai model yang sesuai

dengan karakteristik fungsional dan ciri kejiwaan dari cabang olahraga yang

dipelajari. Sepanjang fase latihan, pelatih harus menentukan tujuan latihan secara

pasti, komponen mana yang menjadi tekanan latihan dalam mencapai tujuan

penampilannya yang telah direncanakan. Untuk lebih jelasnya komponen-komponen

latihan dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut :

1) Volume Latihan

Sebagai komponen utama, volume adalah prasyarat yang sangat penting untuk

mendapatkan teknik yang tinggi dan pencapaian fisik yang lebih baik. Menurut Andi

Suhendro (1999: 3.17) bahwa, “Volume latihan adalah ukuran yang menunjukkan

jumlah atau kuantitas derajat besarnya suatu rangsang yang dapat ditujukan dengan

jumlah repetisi, seri atau set dan panjang jarak yang ditempuh”.

Peningkatan volume latihan merupakan puncak latihan dari semua cabang

olahraga yang memiliki komponen aerobik dan juga pada cabang olahraga yang

menuntut kesempurnaan teknik atau keterampilan taktik. Hanya jumlah pengulangan

latihan yang tinggi yang dapat menjamin akumulasi jumlah keterampilan yang

diperlukan untuk perbaikan penampilan secara kuantitatif. Perbaikan penampilan

seorang atlet merupakan hasil dari adanya peningkatan jumlah satuan latihan serta

jumlah kerja yang diselesaikan setiap satuan latihan.

2) Intensitas Latihan

Page 54: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

62

Intensitas latihan merupakan salah satu komponen yang sangat penting untuk

dikaitkan dengan komponen kualitatif kerja yang dilakukan dalam kurun waktu yang

diberikan. Lebih banyak kerja yang dilakukan dalam satuan waktu akan lebih tinggi

pula intensitasnya.Intensitas adalah fungsi dari kekuatan rangsangan syaraf yang

dilakukan dalam latihan, dan kekuatan rangsangan tergantung dari beban kecepatan

geraknya, variasi interval atau istirahat diantara tiap ulangannya. Suharno HP. (1993:

31) menyatakan, “Intensitas adalah takaran yang menunjukkan kadar atau tingkatan

pengeluaran energi atlet dalam aktivitas jasmani baik dalam latihan maupun

pertandingan”.

Hasil latihan dapat dicapai secara optimal, maka intensitas latihan yang

diberikan tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah. Intensitas suatu latihan yang

tidak memadai atau terlalu rendah, maka pengaruh latihan yang ditimbulkan sangat

kecil bahkan tidak ada sama sekali. Sebaliknya bila intensitas latihan terlalu tinggi

dapat menimbulkan cidera.

3) Densitas Latihan

Menurut Andi Suhendro (1999: 3.24) bahwa, “Density merupakan ukuran

yang menunjukkan derajat kepadatan suatu latihan yang dilakukan”. Dengan

demikian densitas berkaitan dengan suatu hubungan yang dinyatakan dalam waktu

antara kerja dan pemulihan. Densitas yang mencukupi akan menjamin efisiensi

latihan, menghindarkan atlet dari kelelahan yang berlebihan. Densitas yang seimbang

Page 55: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

63

akan mengarah kepada pencapaian rasio optimal antara rangsangan latihan dan

pemulihan.

Istirahat interval yang direncanakan diantara dua rangsangan, bergantung

langsung pada intensitasnya dan lamanya setiap rangsangan yang diberikan.

Rangsangan di atas tingkat intensitas submaksimal menuntut interval istirahat yang

relatif lama, dengan maksud untuk memudahkan pemulihan seseorang dalam

menghadapi rangsangan berikutnya. Sebaliknya rangsangan pada intensitas rendah

membutuhkan sedikit waktu untuk pemulihan, karena tuntutan terhadap

organismenya pun juga rendah.

4) Kompleksitas Latihan

Kompleksitas dikaitkan pada kerumitan bentuk latihan yang dilaksanakan

dalam latihan. Kompleksitas dari suatu keterampilan membutuhkan koordinasi, dapat

menjadi penyebab penting dalam menambah intensitas latihan. Keterampilan teknik

yang rumit atau sulit, mungkin akan menimbulkan permasalahan dan akhirnya akan

menyebabkan tekanan tambahan terhadap otot, khususnya selama tahap dimana

koordinasi syaraf otot berada dalam keadaan lemah. Suatu gambaran kelompok

individual terhadap keterampilan yang kompleks, dapat membedakan dengan cepat

mana yang memiliki koordinasi yang baik dan yang jelek. Seperti dikemukakan

Astrand dan Rodahl dalam Bompa (1990: 28) “Semakin sulit bentuk gerakan latihan

semakin besar juga perbedaan individual serta efisiensi mekanismenya”. Misal pada

Page 56: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

64

olahraga lari 100 meter gerakan kompleks dimulai dari gerakan start sampai gerakan

lari.

6. Hubungan prestasi wheelcair race dalam setiap Variabel dan Peranannya

Dalam prestasi wheelcair race, variabel panjang lengan, power lengan, pewer

otot perut, fleksibilitas togok, sangat erat pengaruhnya terhadap prestasi wheelcair

race. Disini akan dijelaskan hubungan prestasi wheelcair race dalam setiap variabel

beserta peranannya untuk mencapai prestasi wheelcair race yang maksimal.

a. Variabel panjang lengan terhadap prestasi wheelcair race

Panjang lengan seseorang ditentukan oleh tulang dan otot. Orang yang

lengannya lebih panjang secara otomatis memiliki tulang yang panjang demikian pula

sebaliknya. Tulang sebagai alat pasif dan otot sebagai alat gerak aktif. Sehingga dapat

dikatakan bahwa semakin panjang tulang akan memberikan kemungkinan gaya yang

lebih besar sesuai dengan sistem tuas atau pengungkit.

Panjang lengan merupakan unsur antropometrik yang dilandasi oleh

pertumbuhan tulang dan disertai dengan serabut otot yang lebih panjang sehingga

akan menentukan dan pengaruh pada gaya, kekuatan dan power pada saat atlet

mendorong ring pada wheelcair. Seorang atlet disabilitas pada nomor whieelchair

sangat tergantung dari peran lengan. Dan lengan salah satu faktor yang banyak

berpengaruh dalam aktifitas olahraga guna mencapai prestasi adalah tinggi badan.

Page 57: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

65

Hal tersebut sejalan pendapat H.clarke (1997:11) yang mengatakan bahwa :”

the type of individual’s structure is an essensial factor in his motor performance”.

Kalimat ini mengandung arti :bentuk struktur tubuh seseorang adalah suatu faktor

yang sangat mendasar bagi pelaksana geraknya. Khusus untuk atlet wheelchair yang

digunakan untuk dapat bergerak pindah dari satu tempat ke tempat yang lain adalah

lengan.

Berbicara tentang lengan, tidak terlepas dari tulang dan otot manusia itu

sendiri. Secara anatomis panjang lengan terdiri dari tulang Os Humerus, Os Radius,

Os Ulnae, Os Methapalangea. 11 Tulan-tulang tersebut berorigo dan insersio pada

bagian atas dan bawah tulang. Selain itu juga terdapat otot-otot pada lengan antara

lain : 1) Otot Deltoid 2) Otot Trisep 3) Otot Bisep Brakhii 4) Otot Brakhialis 5) Otot

Brachioradialis 6) Otot Pronator Teres 7) Otot Palmaris Longus 8) Otot Extensor

Karpi Radialis Longus 9) Otot Extensor Digitorum 10) Otot Extensor Karpi Ulnaris

11) Otot Extensor Retinakulum

Dengan demikian semakin panjang lengan keseluruhan seseorang akan

semakin jauh jangkauannya. Semakin jauh jangkauannya, bila diasumsikan kekuatan

dan kecepatannya sama, maka akan semakin pendek waktu yang

ditempuh untuk jarak tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa panjang

atau pendeknya lengan keseluruhan berpengaruh terhadap kecepatan dorongan pada

wheelcair race

Page 58: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

66

b. Variabel berat badan terhadap prestasi wheelcair race

Berat Badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam

keadaan normal, di mana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi

dan kebutuhan zat gizi terjamin, berat badan berkembang mengikuti pertambahan

umur. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat dua kemungkinan

perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari

keadaan normal. Berat badan harus selalu dimonitor agar memberikan informasi yang

memungkinkan intervensi gizi yang preventif sedini mungkin guna mengatasi

kecenderungan penurunan atau penambahan berat badan yang tidak dikehendaki.

Berat badan harus selalu dievaluasi dalam konteks riwayat berat badan yang meliputi

gaya hidup maupun status berat badan yang terakhir. Penentuan berat badan

dilakukan dengan cara menimbang (Anggraeni, 2012). Jadi, atlet yang berat tubuhnya

besar harus mengerahkan daya otot yang lebih besar pula untuk menyebabkan massa

tubuhnya bergerak. Sekali ia bergerak dalam arah tertentu, ia pun harus mengerahkan

tenaga yang besar pula untuk menghentikan atau mengubah arah gerak tubuhnya. Ini

berarti, bahwa atlet dengan massa tubuh ringan mempunyai inertia yang lebih kecil

dan memerlukan tenaga yang lebih kecil pula untuk bergerak atau menghentikan

gerakannya.

c. Variabel power lengan terhadap prestasi wheelcair race

Menguasai teknik mengayuh ring roda wheelchair dengan baik dan benar

sangat penting agar dapat mendorong dengan cepat dan baik. Setiap aktivitas

Page 59: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

67

olahraga, otot merupakan komponen tubuh yang dominan dan tidak dapat dipisahkan.

Semua gerakan yang dilakukan oleh manusia karena adanya otot, tulang, persendian,

ligamen, serta tendon sehingga gerakan dapat terjadi melalui gerakan tarikan otot

serta jumlah serabut otot yang diaktifkan.

Power adalah gabungan dari komponen kekuatan dan kecepatan. Para ahli

dalam bidang olahraga dan memberikan definisi tentang power yang berbeda-beda,

akan tetapi pada umumnya memberikan pengertian yang sama, seperti yang

dikemukakan oleh M. Sajoto (1988: 67) bahwa: ”power adalah kemampuan

seseorang untuk melakukan kekuatan maksimal dengan usaha-usaha yang dikerahkan

dalam waktu yang sependek-pendeknya”. Harsono (1988: 199) mendefinisikan:

”power sebagai hasil dari force x velocity, di mana force sepadan (equifalent) dengan

strength dan velocity dengan speed”. Power adalah kemampuan otot atlet untuk

mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan maksimal dalam satu gerak

yang utuh.

Power merupakan kemampuan fisik yang tersusun dari beberapa komponen

diantaranya komponen yang menonjol adalah kekuatan dan kecepatan (Bompa, 1990:

264).

Dari definisi di atas, Keberhasilan dorongan pada wheelchair racedidukung

oleh koordinasi gerak seluruh tubuh yang berakhir dalam bentuk gerakan tarik yang

kuat dan cepat pada ring wheelcair yang didukung oleh power lengan. pada olahraga

Page 60: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

68

wheelchair power lengan sangat dibutuhkan dan dominan untuk mendorong roda

dapat berputar cepat.

d. Variabel Kekuatan otot perut terhadap prestasi wheelcair race

Menurut M. satojo(1995:8), berpendapat bahwa kekuatan adalah komponen

kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk

menerima beban sewaktu bekerja. Dalam penelitian ini yang di maksud kekuatan otot

perut adalah gerakan-gerakan kontraksi otot perut saat menarik ring dari

wheelchair.Kontraksi otot di bedakan atas dua macam kekuatan masing-masing

adalah kekuatan statis dan kekuatan dinamis. Kekuatan statis adalah kekuatan efektif

maksimal yang dilakukan oleh organ dalam dalam kegiatan terhadap benda yang

tidak bergerak. Dan kekuatan dinamis adalah kekuatan daya otot-otot untuk

memindahkan posisi suatu benda dari suatu tempat ke tempat yang lain..Kontraksi

otot di gunakan untuk menghasilkan tenaga internal yang mengatur gerakan

bahagian-bahagian badan.

Perut atau abdominal adalah kelompok anggota tubuh bagian togok yang

didalamnya merupakan kelompok otot perut yang bersumbu pada persendian togok.

Kelompok otot perut (muscle abdominal group) meliputi: Otot perut bagian dalam

(transversus abdominis), Otot perut bagian samping (obliges abdominis), dan otot

perut bagian depan (rectus abdominis). Jika dilihat dari karakteristik tekhnik dari

wheelchair maka dominan otot yang lebih banyak berperan adalah otot perut bagian

depan (rectus abdominius). Pada perut letak titik berat badan sehingga perlu dilatih

Page 61: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

69

untuk dapat menghasilkan gaya yang besar. Dari gaya yang besar maka menghasilkan

power sehingga dapat memberikan dorong yang lebih kuat pada wheelchair.

e. Variabel Fleksibilitas Togok terhadap prestasi wheelcair race

Menurut Setiawan (1991:67) fleksibilitas adalah kemampuan seseorang dapat

melakukan gerak dengan ruang gerak seluas-luasnya dalam persendian. Fleksibilitas

yaitu kapasitas melakukan pergerakan dengan jangkauan yang seluas-luasnya

(Bompa:1994: 317).

Fleksibilitas adalah spesifikasi dari tulang sendi. Perempuan cenderung lebih

fleksibel dibanding laki-laki dalam semua usia. Fleksibilitas akan menurun seiring

berkurangnya aktivitas (Gallahue dan Ozmun 1998: 286).

Pada saat melakukan keterampilan wheelcair selain kelentukan togok, juga

akan mempengaruhi kelentukan pada sendi. Dengan adanya kelentukan, maka

seorang atlet wheelchairdapat membungkukkan punggung guna memberi dorongan

lebih kuat dan dapat menambah kecepatan dalam sprint wheelcair race .

Latihan pengembangan kelentukan togok dapat berpengaruh terhadap

peregangan otot, tendo, dan ligamen, serta memperkuat gerakan untuk dapat bergerak

sarnpai batas maksimal dan dapat memperluas gerakan persendian. Latihan

kelentukan togok memulihkan jangkauan gerakan yang normal, memperbaiki

keluwesan dan kekenyalan otot, mengembangkan aliran darah yang lebih efisien

dalam jaringan kapiler, menyebabkan pengendoran otot, dan mengurangi

kemungkinan cedera dalam jaringan lemak.

Page 62: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

70

B. Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran yang akan dikemukakan dalam penelitian ini, berdasarkan

pada teori yang benar dan berkaitan dengan variabel yang menjadi obyek dalam penelitian

ini. Selain kerangka berpikir tersebut juga merupakan dasar pemikiran dari penelitian yang

akan dikembangkan dalam penelitian ini. Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan

dapat dirumuskan kerangka pemikiran sebagai berikut :

Ada dua faktor yang dapat pendukung prestasi, yaitu faktor eksternal dan faktor

internal. Faktor ekstenal yaitu fasilitas latihan dan kompetisi, dan situasi-kondisi latihan dan

kompetisi. Sedangkan faktor internalnya adalah anthropometri, kondisi fisik, psikologik,

taktik dan teknik. Yang diteliti dalam penelitian ini adalah anthropometri dan kondisi fisik.

Anthropometri dan kondisi fisik merupakan unsur yang penting dalam menunjang

penampilan atlet dalam suatu pertandingan. Setiap nomor pertandingan kelas wheelchair

race harus didukung dengan kondisi fisik yang prima. Penting nya kondisi fisik bagi atlet saat

betanding baik secara teoritis maupun secara empiris tidak dapat disangkal lagi. Hal ini

sebagaimana dijelaskan oleh Harsono (1988 : 153) bahwa, “Sukses dalam olahraga sering

menuntut keterampilan yang sempurna dari kondisi fisik dalam meningkatkan prestasi atlet”.

Unsur kondisi fisik yang berpengaruh pada olahraga wheelchair race antara lain kekuatan otot

perut, power otot lengan, fleksibilitas togok. Unsur anthropometri yang berpengaruh antara

lain, berat badan dan panjang lengan.

Page 63: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

71

Secara skematis faktor dominan antara lain panjang lengan, berat badan, kekuatan

otot perut, power otot lengan, fleksibilitas togok dengan olahraga dapat digambar sebagai

berikut:

Gambar 2.17. Faktor-faktor Penentu Prestasi

( Sumber: http//www.google.com/faktor-penentu-prestasi )

Page 64: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Sprint 100 Meter · 2018-11-07 · Perlunya latihan khusus tuntuk pengembangan diri pada penyandanga ... hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan

72

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori yang dibangun di atas, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut: variabel yang lebih dominan pada wheelchair

race adalah variabel power otot lengan dan variabel berat badan

Anthropometri

Kondisi fisik

1. Berat badan

2. Panjang lengan

1. Power lengan

2. Fleksibilitas Togok

3. Kekuatan otot perut

prestasi

wheelcair race

100m

Faktor-faktor

pendukung prestasi

wheelcair race 100m