bab iii metodologi penelitian a. 1. tempat penelitian · latihan acceleration sprint a1) a 1 b 1 a...
TRANSCRIPT
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ngawi Jl.
Ronggowarsito No. 1 Kabupaten Ngawi, untuk pelaksanaan treatment
(perlakuan) terhadap latihan accelereation sprint dan sprint training
dilaksanakan di jogging track Alun-alun Ngawi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama delapan minggu dimulai bulan
September 2014 dengan frekwensi pertemuan 3 kali seminggu dengan waktu
90 menit setiap kali pertemuan. Alasannya adalah dengan latihan 3 kali
perminggu dapat memberikan kesempatan bagi tubuh untuk beradaptasi
terhadap beban latihan yang yang diterimanya.
Pertemuan dilakukan pada sore hari pukul 15.30 s/d 17.00 WIB.
Secara keseluruhan kegiatan perlakuan berlangsung selama 24 kali
pertemuan.
B. Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan peneltian eksperimen dengan
teknik desain faktorial. Menurut Sudjana (2002:148) eksperimen faktorial
adalah eksperimen yang hampir atau semua taraf sebuah faktor
dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap faktor lainnya yang
ada dalam eksperimen
52
2. Desain Penelitian
Penelitian ini didesain dengan rancangan factorial 2x3, yang
melibatkan dua buah faktor sebagai variabel independen, yaitu metode latihan
dan power otot tungkai, sebagai variabel dependent adalah prestasi lompat
jauh.
Adapun desain faktorialnya sebagai berikut:
Tabel 8: Rancangan Penelitian Faktorial 2 x 3
Variabel Atributif
Variabel Manipulatif
Power Otot Tungkai
Baik
( a1 )
Sedang
( a2 )
Kurang
( a3 )
Program
Latihan
Acceleration Sprint
( a1) a1 b1 a1 b2 a1 b3
Sprint Training
( a2) a2 b1 a2 b2 a2 b3
Keterangan:
a1b1 : Model program metode latihan acceleration sprint dengan power
otot tungkai baik.
a1b2 : Model program metode latihan acceleration sprint dengan power
oto tungkai sedang.
a1b3 : Model program metode latihan acceleration sprint dengan power
otot tungkai kurang baik.
a2b1 : Model program metode latihan sprint training dengan power otot
tungkai baik.
a2b2 : Model program metode latihan sprint training dengan power otot
tungkai sedang.
a2b3 : Model program metode latihan sprint training dengan power otot
tungkai kurang baik.
53
Untuk mendapatkan keyakinan bahwa rancangan penelitian yang
telah dipilih cukup memadai untuk pengujian hipotesis penelitian dan hasil
penelitian dapat digeneralisasikan ke populasi, maka dilakukan validasi
terhadap variabel dalam penelitian ini.
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas satu variabel independent
(bebas) dan satu variabel dependent (terikat). Variabel independent terdiri dari
variabel-variabel manipulatif berupa metode latihan sprint dan variabel atributif
berupa power otot tungkai, sedangkan variabel dependent, yaitu prestasi lompat
jauh.
1. Variabel bebas (independent)
Variabel independent terdiri dari:
a. Variabel independent manipulatif terdiri dari dua perlakuan yaitu:
1) Metode latihan acceleration sprint
2) Metode latihan sprint training
b. Variabel independent atributif adalah power otot tungkai yang dibedakan
menjadi tiga tingkatan yaitu :
1) Power otot tungkai baik
2) Power otot tungkai sedang
3) Power otot tungkai kurang baik
2. Variabel terikat (dependent)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah yaitu peningkatan prestasi lompat
jauh
54
D. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra peserta
ekstrakurikuler Atletik SMP Negeri 1 Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015
berjumlah 48 siswa yang sudah mendapatkan dan menguasai materi lompat
jauh gaya menggantung.
2. Sampel
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 42
siswa putra peserta ekstrakurikuler atletik SMP Negeri 1 Ngawi tahun 2014
Kabupaten Ngawi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive
random sampling, yaitu jumlah sampel yang digunakan harus memenuhi
kriteria-kriteria untuk memenuhi tujuan penelitian.
Dari jumlah 48 siswa tersebut, kemudian dilakukan tes dan
pengukuran power otot tungkai diperoleh dengan Vertical Power Jump Test
(VPJT). Data hasil tes power otot tungkai tersebut kemudian diranking, dari
hasil rangking tersebut dipakai untuk mengelompokkan yaitu sampel yang
memiliki power otot tungkai baik, sedang, dan power otot tungkai kurang
baik. Untuk memisahkan kelompok power otot tungkai baik dengan
kelompok sedang dan kelompok power otot tungkai sedang dan kelompok
power otot tungkai kurang baik maka 6 siswa di rangking tersebut tidak
diikutsertakan dalam penelitian sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini
berjumlah 42 siswa yang kemudian dikelompokkan menjadi 2 kelompok yang
terdiri dari 21 siswa mendapatkan metode latihan acceleration sprint dan 21
siswa mendapatkan metode latihan sprint training yang masing-masing
kelompok terdiri dari 7 siswa memiliki power otot tungkai baik, 7 siswa
memiliki power otot tungkai sedang dan 7 siswa memiliki power otot tungkai
kurang baik.
55
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variabel–
variabel dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi dari variabel–
variabel penelitian yang adalah sebagai berikut:
1. Metode Latihan Acceleration sprint
Metode latihan acceleration sprint adalah latihan lari dengan
intesitas yang berbeda dari lari lambat (jogging) ke langkah lebih cepat
(striding) kemudian lari cepat (sprinting) pada masing-masing bagian diikuti
berjalan (walking) sebagai rekaverinya. Karena obyek penelitian ini siswa
dengan usia 12-15 tahun maka jarak awalan lompat jauh yang digunakan 30
meter. Untuk memudahkan para siswa melakukan program metode latihan
acceleration sprint dengan mudah dengan intensitas berbeda, disetiap
perubahan intensitas diberi tanda cone dengan jarak masing-masing cone
adalah 10 meter dengan repetisi, set dan waktu istirahat yang telah ditentukan
(Lampiran 4: 92).
2. Metode latihan Sprint training
Latihan sprint training adalah pengembangan skill yang dilakukan dengan
kecepatan tinggi yang dilakukan dengan teratur dengan kecepatan maksimum
yaitu berlari dengan jarak-jarak pendek dengan sekuat tenaga. Metode latihan
sprint training yang dilaksankan dalam program latihan ini adalah latihan lari
cepat yang dilakukan dengan kecepatan maksimal dengan jarak
menyesuaikan jarak awalan lompat jauh yaitu 30 meter, dari sejak garis start
hingga garis akhir dengan repetisi, set dan waktu istirahat yang telah
ditentukan (Lampiran 6: 95).
3. Power Otot tungkai
Power otot tungkai adalah kemampuan otot atau sekelompok otot
tungkai untuk melakukan kerja melawan beban atau tahanan dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya. Untuk mengetahui tingkat power tungkai yang
dimiliki testi dilakukan tes power otot tungkai dengan Vertical Power Jump
Test. Setelah testi menimbang berat badan dengan ketelitian hingga 0,5 Kg,
56
testi melakukan tes power otot tungkai dengan berdiri jinjit tanpa alas kaki
menghadap ke samping dinding yang tertempel papan skala (The lewis
nomogram) dengan ketelitian hingga 0,1 Cm.
Tujuan Tes adalah untuk mengetahui power otot tungkai yang
hasilnya digunakan untuk mengelompokkan dalam tiga level yaitu: 1) power
otot tungkai baik, 2) power otot tungkai sedang, 3) power otot tungkai kurang
baik. (Lampiran 2: 88)
4. Peningkatan Prestasi lompat jauh
Peningkatan prestasi lompat jauh dapat diartikan sebagai
kemampuan / prestasi yang dicapai oleh sampel dengan melompat sejauh-
jauhnya, dengan serangkaian tes awal (pretest) lompat jauh untuk mengetahui
prestasi awal testi dalam lompat jauh kemudian dilakukan tes akhir (posttest)
setelah testi mendapatkan perlakukan untuk mengetahui (gain score)
peningkatan prestasi dengan membandingkan tes awal dan tes akhir.
Pengukuran hasil lompatan dimulai dari balok tolakan sampai titik hasil
lompatan terdekat dengan garis akhir balok tolakan. Satuan jarak yang
digunakan adalah centimeter. (Lampiran 8: 98)
C. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data power otot
tungkai dan data prestasi lompat jauh. Data power otot tungkai digunakan untuk
menentukan dan membagi kelompok eksperimen, sedangkan data prestasi lompat
jauh untuk mengetahui peningkatan prestasi lompat jauh sebagai akibat perlakuan
yang diberikan.
Seluruh data yang diperoleh dalam penelitian ini seperti tersebut diatas,
diperoleh melalui :
1. Data Power Otot Tungkai
Power otot tungkai diukur dengan vertical power jump test
(Johnson & Nelson, 1986: 210) yang dilakukan sebelum siswa mendapat
perlakuan. Data power otot tungkai digunakan untuk mengelompokkan 1)
57
sampel yang memiliki power otot tungkai baik, 2) sampel yang memiliki
power otot tungkai sedang, (3) sampel yang memiliki power otot tungkai
kurang baik.
2. Data Peningkatan Prestasi Lompat Jauh
Proses pengukuran peningkatan prestasi lompat jauh dilaksanakan
dua kali yaitu tes awal penelitian (pretest) yang dilakukan setelah
mendapatkan data tingkat power otot tungkai testi melalui tes power otot
tungkai dan tes akhir (postest) yang dilaksanakan sesudah testi selesai
mendapat rangkaian program latihan (Face Validity) =dengan mengambil
jarak lompatan lompat jauh terbaik dari 3 kali kesempatan yang dilakukan
testi. Tes dan pengukuran peningkatan prestasi lompat jauh dilakukan dengan
tes lompat jauh.
Sebelum data hasil penelitian dianalisis, terlebih dahulu data harus
dicari reliabilitanya. Untuk mengetahui keajegan dari tes yang bersangkutan.
Reliabilita tes yang diambil adalah tes Reliabilitas dengan ANAVA (Thomas
& Nelson, 2001:187), uji reliabilitas penelitian ini menggunakan korelasi
interklas dengan rumus sebagai berikut :
MSA – MSW
MSA
Keterangan :
R = Koefisien reliabilitas
MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok
MSW = Jumlah rata-rata antar kelompok
58
D. Teknik Analisis data
1. Uji Prasyarat
Sebelum dilanjutkan keuji hipotesis, maka harus dilakukan uji
prasyarat yaitu uji normalitas sampel (Uji Lilliefors dengan α = 0,05 % ),
dengan rumus:
s
xxz i
i
( x dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan
baku sampel), dan uji homogenitas varians (Uji Bartlett dengan α = 0,05),
dengan rumus:
(Sudjana, 1992:261-466)
a. Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Populasi (Metode Lilliefors)
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel
penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak.
Langkah-langkah :
1) Pengamatan X1,X2,X3,………….Xn dijadikan bilangan baku
Z1,Z2,Z3,………..Zn, dengan menggunakan rumus :
Zi = { Xi – X }/ SD, dengan X dan SD berturut-turut merupakan rata-
rata dan simpangan baku.
2) Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah
sampai skor tertinggi.
3) Untuk tiap bilangan baku ini dan dengan menggunakan daftar
distribusi normal baku kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z < Zi).
4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek I dengan subyek n
yaitu : S(Zi) = i/n.
5) Mencari selisih antara F(Zi) – S(Zi), dan ditentukan harga mutlaknya.
1
2
2
2
1
n
n
xx
S
59
6) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak diambil sebagai Lo.
Rumusnya : Lo = | F(Zi) – S(Zi) | maksimum.
Kriteria :
Lo <Ltab : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lo > Ltab : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi
normal.
b. Uji Homogenitas Varians Populasi (Metode Bartlet)
Uji Homogenitas dilakukan dengan Uji Bartlet. Langkah-
langkah pengujiannya sebagai berikut :
1) Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom – kolom
kelompok sampel : dk (n-1), 1/dk, Sdi2, dan (dk) log Sdi2.
2) Menghitung varians gabungan dari semua sampel.
Rumusnya :
1
1...............1 22
n
SdnSD i
12 nSdLogB i
3) Menghitung X2
Rumusnya : X2 = (Ln) B-(n-1) Log Sdi 1………(2)
Dengan (Ln 14) = 2,3026
Hasilnya ( X2 hitung ) kemudian dibandingkan dengan ( X2 tabel ),
pada taraf signifikansi = 0,05 dan dk (n-1).
4) Apabila X2 hitung < X2 tabel, maka Ho diterima.
Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabila X2
hitung > X2 tabel, maka Ho ditolak. Artinya varians sampel bersifat
tidak homogen.
60
c. Uji Rentang Newman – Keuls setelah ANAVA
Menurut Sudjana (1994:36) langkah-langkah untuk melakukan
uji Newman –Keuls adalah sebagai berikut :
1) Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya dari yang
terkecil sampai keoada yang terbesar.
2) Dari rangkaian ANAVA, diambil haarga RJK disertai dk-nya.
3) Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk setiap perlakuan dengan
rumus:
N
KekeliruanRJKS E
y RJK (Kekeliruan) juga didapat dari
hasil rangkuman ANAVA.
4) Tentukan taraf siknifikan , lalu gunakan daftar rentang student.
Untuk uji Newman – Keuls, diambil V = dk dari RJK (Kekeliruan)
dan P = 2,3…,k. Harga – harga yang didapat dari bagian daftar
sebanyak (k-1) untuk V dan P supaya dicatat.
5) Kalikan harga – harga yang didapat di titik…….. di atas masing –
masing yS dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan
rentang siknifikan terkecil (RST).
6) Bandingkan selisih rata – rata terkecil dengan RST untuk mencari P-k
selisih rata – rata terbesar dan rata – rata terkecil kedua dengan RST
untuk P = (k-1), dan seterusnya. Demikian halnya perbandingan
selisih rata – rata terbesar kedua rata – rata terkecil dengan RTS untuk
P = (k-1), selisih rata-rata terbesar kedua dan selisih rata-rata terkecil
kedua dengan RST untuk P = (k-2), dan seterusnya. Dengan jalan
begitu semua akan ada 12/1 kK pasangan yang harus dibandingkan.
Jika selisih – selisih yang didapat lebih besar dari pada RST-nya
masing – masing maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
siknifikan antara rata – rata perlakuan.
61
2. Uji Hipotesis
a. Analisis yang Digunakan
Data hasil tes akhir prestasi lompat jauhdianalisis dengan
statistika anava dua jalur dan pengujian hipotesis dengan perhitungan uji F
pada taraf signifikan 0,05 % yang pada tahap sebelumnya dilakukan uji
prasyarat yaitu uji normalitas sampel (Uji Lilliefors dengan α = 0,05 % ),
dan uji homogenitas varians (Uji Bartlett dengan α = 0,05). Menurut
Siswandari (2009:114) Prosedur Analisis.Variansi dua jalur secara rinci
sebagai berikut :
Tabel 9: Analisis Variansi Dua Jalur Ringkasan ANAVA untuk Eksperimen
factorial 2 x 3
Keterangan :
a = Taraf factorial a
b = Taraf factorial b
n = Jumlah sampel
Langkah-Langkah Perhitungan :
1) Sum of Square
(b) TotalSum of Square (SSr)
N
XXSSr
2
2
Sumber
Variasi Df JK RJK Fo
Rata – rata
Perlakuan
a
b
ab
1
a-1
b-1
(a-1) (b-1)
Ry
ay
by
aby
R
a
b
ab
a/e
b/e
ab/e
Kekeliruan ab(n-1) ey e
62
(c) Between group sum of square (SSB)
N
X
N
X
N
X
N
XSS
k
k
B
22
2
2
2
1
2
1
(d) Within group sum square (SSw)
SSw = SSr - SSB
(e) Sum of square for factor 1 (SS1)
N
X
columneachinN
columneachofSumSS
22
1
Sum of square for factor 2 (SS2)
N
X
roweachinN
roweachofSumSS
22
2
(f) Sum of square for factor 3 (SS3)
N
X
roweachinN
roweachofSumSS
22
3
(g) Sum of square for Interactions (SS1x2x3)
SS1x2x3 = SSB – SS1 – SS2 – SS3
2) Degrees of freedom
(a) Total Degrees of Freedom
dfr = N – 1
(b) Degrees of Freedom Within Groups
dfW = N – K
(c) Degrees of Freedom for Factor 1
63
df1 = one less than the number of levels for factor 1
(d) Degrees of Freedom for Factor 2
df2 = one less than the number of levels for factor 2
(e) Degrees of Freedom for Factor 3
df3 = one less than the number of levels for factor 3
(f) Degrees of Freedom for Interaction
df1x2x3 = df1 x df2 x df3
(g) Degrees of Freedom Between Groups
dfB = k – 1
3) Mean Square
(a) Mean Square Between Group (MSB)
B
BB
df
SSMS
(b) Mean Square within Group (MSW)
W
WW
df
SSMS
(c) Mean Square for factor 1 (MS1)
1
1
df
SSMSB
(d) Mean Square for factor 2 (MS2)
2
2
df
SSMSB
(e) Mean Square for factor 3 (MS3)
64
3
3
df
SSMSB
(f) Mean Square for interaction (MS1x2x3)
321
321
321
xx
xx
xxdf
SSMS
4) F rations and tests of significance
(a) Effect of Between group (FB)
W
B
MS
MSF
(b) Effect of factor 1 (F1)
WMS
MSF 1
(c) Effect of factor 2 (F2)
WMS
MSF 2
(d) Effect of factor 3 (F3)
WMS
MSF 3
(e) Effect of interaction (F1x2x3)
W
xx
MS
MSF 321
Penggunaan Anava harus memenuhi persyaratan : (1)
observasi untuk masing-masing kelompok independen, (2) setiap
kelompok perlakuan memiliki variansi yang sama (Homogen), (3)
populasi berdistribusi normal.
65
b. Kriteria Pengujian Hipotesis
Jika 211 VVFF , maka hipotesis nol ditolak.
Jika 211 VVFF , maka hipotesis nol di terima dengan :
dk pembilang 1iV dan dk penyebut knknV .............12 =
taraf signifikan untuk pengujian hipotesis.
Keterangan :
Y2 : Jumlah kuadrat data
Ry : Rata-rata peningkatan karena perlakuan
Ay : Jumlah peningkatan pada kelompok berdasarkan model program
latihan acceleraion sprint dan sprint training.
By : Jumlah peningkatan berdasarkan prestasi lompat jauh.
Aby : Selisih antara jumlah peningkatan data keseluruhan dan jumlah
peningkatan kelompok perlakuan dan prestasi lompat jauh.
Jab : Selisih jumlah kuadrat data dan rata-rata peningkatan perlakuan.
c. Pengujian Hipotesis
Untuk memudahkan dalam pengujian hipotesis, maka perlu
dirumuskan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1) sebagai
berikut:
1) H0 : μ A1 = μ A2
H1 : μ A1 ≠ μ A2
2) H0 : μ B1 = μ B2
H1 : μ B1 ≠ μ B2
3) H0 : μ A1A2 = μ B1B2
66
H1 : μ A1A2 ≠ μ B1B2
4) H0 : μ A1B2 = μ A2B1
H1 : μ A1B2 ≠ μ A2B2
5) Ho : μ A2B1 = μ A1B1
H1 : μ A2B1 ≠ μ A2B1
Keterangan:
A : Model Program Latihan
B : Power Otot Tungkai
μ A1 : Rata-rata kelompok dengan menggunakan program metode
latihan acceleration sprint
μ A2 : Rata-rata kelompok dengan menggunakan program latihan
sprint training
μ B1 : Rata-rata kelompok Power otot tungkai baik
μ B2 : Rata-rata kelompok power otot tungkai sedang
μ B3 : Rata-rata kelompok power otot tungkai kurang baik
μ A1B2 : Interaksi antara model program latihan dan prestasi lompat
jauh