bab ii landasan teori a. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/bab ii.pdf · suatu perusahaan tidak...

28
BAB II LANDASAN TEORI A. Istilah (Terminology) 1. Perancangan Kata perancangan menurut ejaan bahasa Indonesia berasal dari kata kerja merancang, yang mendapatkan awalan per- dan akhiran an, sehingga terbentuklah kata perancangan. Kata merancang dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti mengatur segala sesuatau terlebih dahulu, jadi dapat di simpulkan perancangan memiliki arti merancanakan segala sesuatu terlebih dahulu. Menurut ( KBBI.web.id), kata perancangan memiliki arti merancang, rencana, dan atau program. Rancangan yang mencakupi dua dimensi, misalnya ilustrasi, typografi, fotografi, dan metode melukis. Penulisan rencana yang disusun menurut tahapan tertentu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pelaksanaan penulisan. Typografi rancangan untuk memilih, menyusun, dan mengatur tata letak huruf dan jenis huruf untuk keperluan pencetakan ataupun reproduksi. Perancang untuk orang merancang grafis, orang yang pekerjaannya merancang ilustrasi, typografi, fotohrafi, dan metode melukis. 2. Media Media sesungguhnya berada ditengah realitas sosial yang sarat dengan berbagai kepentingan, konflik, dan fakta yang kompleks dan beragam. Louis Althusser (1971, dalam Al Zastrouw, 200) manulis bahwa media, dalam hubungan dengan kekuasaan, menempati posisi strategis, terutama karena anggapan akan kemampuannya sebagai sarana legitimasi. Akan tetapi, pandangan Althusser tentang media itu dinggap Antonio Gramsci (1971, dalam Al Zastrouw, 200) mengabaikan resitensi ideologis dan kelas tersubordinasi dalam ruang media. Bagi Gramsci, media merupakan arena pergualatan antar ideologi yang saling berkompetisi.

Upload: others

Post on 29-Oct-2019

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Istilah (Terminology)

1. Perancangan

Kata perancangan menurut ejaan bahasa Indonesia berasal dari kata kerja

merancang, yang mendapatkan awalan per- dan akhiran –an, sehingga terbentuklah

kata perancangan. Kata merancang dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti

mengatur segala sesuatau terlebih dahulu, jadi dapat di simpulkan perancangan

memiliki arti merancanakan segala sesuatu terlebih dahulu. Menurut ( KBBI.web.id),

kata perancangan memiliki arti merancang, rencana, dan atau program. Rancangan

yang mencakupi dua dimensi, misalnya ilustrasi, typografi, fotografi, dan metode

melukis. Penulisan rencana yang disusun menurut tahapan tertentu untuk mencapai

tujuan yang ditetapkan dalam pelaksanaan penulisan. Typografi rancangan untuk

memilih, menyusun, dan mengatur tata letak huruf dan jenis huruf untuk keperluan

pencetakan ataupun reproduksi. Perancang untuk orang merancang grafis, orang yang

pekerjaannya merancang ilustrasi, typografi, fotohrafi, dan metode melukis.

2. Media

Media sesungguhnya berada ditengah realitas sosial yang sarat dengan berbagai

kepentingan, konflik, dan fakta yang kompleks dan beragam. Louis Althusser (1971,

dalam Al Zastrouw, 200) manulis bahwa media, dalam hubungan dengan kekuasaan,

menempati posisi strategis, terutama karena anggapan akan kemampuannya sebagai

sarana legitimasi. Akan tetapi, pandangan Althusser tentang media itu dinggap

Antonio Gramsci (1971, dalam Al Zastrouw, 200) mengabaikan resitensi ideologis

dan kelas tersubordinasi dalam ruang media. Bagi Gramsci, media merupakan arena

pergualatan antar ideologi yang saling berkompetisi.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

Antonio Gramsci melihat media sebagai ruang dimana berbagai ideologi

dipresentasikan. Ini berarti disatu sisi media bisa menjadi sarana penyebaran ideologi

penguasa, alat legitimasi dan kontrol atas wacana publik. Namun, disisi lain, media

juga bisa menjadi alat resistensi terhadap kekuasaan. Media bisa menjadi alat untuk

membangun kultur dan ideologi dominan bagi kepentingan kelas dominan, sekaligus

juga bisa menjadi instrumen perjuangan bagi kaum tertindas untuk membangun

kultur dan ideologi tandingan.

Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan

informasi atau pesan. Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak

dari kata “medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti "perantara" atau

"pengantar", yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a

receiver). Jadi, dalam pengertian yang lain, media adalah alat atau sarana yang

dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak (Alex

Sobur,2012: 113).

a. Jenis Media

Jenis-jenis media dibagi menjadi:

- Media Visual: media visual adalah media yang bisa dilihat, dibaca dan diraba.

Media ini mengandalkan indra penglihatan dan peraba. Berbagai jenis media ini

sangat mudah untuk didapatkan. Contoh media yang sangat banyak dan mudah

untuk didapatkan maupun dibuat sendiri. Contoh: media foto, gambar, komik,

gambar tempel, poster, majalah, buku, miniatur, alat peraga dan sebagainya.

- Media Audio: media audio adalah media yang bisa didengar saja, menggunakan

indra telinga sebagai salurannya. Contohnya: suara, musik dan lagu, alat musik,

siaran radio dan kaset suara atau CD dan sebagainya.

- Media Audio Visual: media audio visual adalah media yang bisa didengar dan

dilihat secara bersamaan. Media ini menggerakkan indra pendengaran dan

penglihatan secara bersamaan. Contohnya: media drama, pementasan, film,

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

televisi dan media yang sekarang menjamur, yaitu VCD. Internet termasuk dalam

bentuk media audio visual, tetapi lebih lengkap dan menyatukan semua jenis

format media, disebut Multimedia karena berbagai format ada dalam internet.

3. Promosi

a. Pengertian Promosi

Tanpa pemasaran tertentu saja jualan kita tak terbeli dan pundi-pundi uang kita

pun tak berisi. Pengertian pemasaran menurut Kotler (2000):

“Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial ketika individu dan kelompok

mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,

menawarkan dan menukarkan produk dengan pihak lain. Dalam hal ini, pemasaran

merupan proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana masing-masing

pihak ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan atau inginkan melalui tahap

penciptaan, penawaran, dan pertukaran.”

Definisi di atas berdasarkan pada prinsip dasar dalam pemasran yang telah

jamak diketahui, yaitu needs (kebutuhan), product (produk, jasa, ide), demands

(permintaan), nilai, biaya, kepuasan, pertukaran, transaksi, hubungan, jaringan, pasar,

pemasar, dan prospek. Ketiga belas prinsip klasik dalam teori pemasaran diatas

menciptakan sebuah formula perencanaan promosi. Formula perencanaan promosi ini

menentukan porsi perhatian yang harus difokuskan pada masing-masing komponen.

Sebuah perencanaan promosi memiliki ruang lingkup yang cukup luas, diantaranya

pendapatan penjualan, peneriamaan pasar akan produk baru, menciptakan

keseimbangan brand, positioning, persaingan dengan kompetitor maupun

menciptakan citra perusahaan. Prinsip-prinsip pemasran diatas berfungsi sebagai alat

yang digunakan untuk mengenalkan produk kepada konsumen.

Promosi yang “apik” akan mempercepat proses pengenalan produk (brand) dan

menjaring target konsumen dalam waktu yang lebih singkat. Tentunya, setelah

direncanakan dengan baik. Promosi yang asal-asalan tanpa disertai pertimbangan

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

matang, sama saja dengan menggelontorkan uang ketempat sampah. Dalam

penggunaan biasa, “promosi” adalah semua yang dilakukan untuk membantu

penjualan suatu produk atau jasa disetiap tempat jaringan penjualan, mulai dari

bahan-bahan presentasi yang digunakan seorang tenaga penjualan ketika melakukan

penawaran hingga siaran niaga di televisi atau di iklan surat kabar yang mencoba

memikat pelanggan agar memperoleh kesan yang menyenangkan terhadap apa yang

diiklankan. Sebaliknya, secra teknis, “periklanan” bertanggung jawab pada ruang atau

cetaka yaitu iklan koran dan majalah, siaran niaga radio dan televisi, serta surat

penawaran langsung dan kegiatan “bersifat langsung” lain, ditambah dengan papan

reklame dan katalog.

b. Dua Katagori Promosi

1) Above the Line Promotion (ATL)

Above the Line Promotion (ATL) adalah kegiatan promosi yang menggunakan

media sebagai perantaranya, seperti media iklan, TV, radio, media massa, internet,

atau lewat media-media lainnya. Produsen/perusahaan yang beriklan menggunakan

agensi iklan untuk menempatkan promosi dan iklannya sesuai media yang dipesan.

a) Media Audio Visual

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Media Audio Visual adalah

sesuatu yang bersifat dapat didengar dan dapat dilihat dengan indra penglihatan

(mata), atau dengan kata lain memvisualkan suatu konsep agar dapat dilihat dengan

indra penglihatan. Sebagai contohnya: media drama, pementasan, film, televisi dan

media yang sekarang menjamur, yaitu VCD serta masih banyak media lainnya.

2) Below the Line Promotion (BTL)

Below the Line Promotion (BTL) segala bentuk kegiatan promosi yang

dilakukan produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumennya. Kegiatan BTL

tidak mengunakan media perantara sehingga konsumen yang menjadi sasaran tidak

menyadari bahwa kegiatan tersebut ada bagian dari promosi. Contohnya adalah trade

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

promotion (promosi kepemiliki toko untuk kepentingan ekspansi distribusi),

consumer promotion (promosi langsung ke konsumen, misalkan diskon khusus atau

hadiah menarik setiap pembelian produk kelipatan), events, sponsorship, penjualan

langsung (direct selling), testimonial, atau merchandising (souvenir).

a) Brosur. Lembaran kertas cetak yang dilipat menjadi dua halaman atau lebih (Adi

Kusrianto,2007: 330). Bila literature berjumlah kelipatan empat halaman, maka

literature penjualan tersebut bisa dijilid dengan semacam penjepit yang sederhana,

sementara halaman-halaman tunggal dapat dijilid dengan cara penjilidan seperti

biasa, dimana sisi kiri dilem dan kemudian diberi cover agar lebih kuat dan indah.

b) Spanduk. Media yang sering kita temui di sepanjang jalan. Biasanya terlihat

membentang di jalan-jalan yang strategis dan dilalui banyak orang. Selain di

jalan-jalan spanduk biasanya juga dijumpai di tempat khusus yang disediakan

untuk memasang spanduk. Kadang-kadang ada juga spanduk yang sama terletak

di beberapa tempat yang berlainan untuk menarik lebih banyak audiens karena

belum tentu audiens melewati lokasi-lokasi tertentu saja. (Yudha Ardhi, 2013:

44).

c) Catalog. Adalah media promosi yang khusus menyajikan produk-produk yang

ditawarkan dalam banyak secara bersamaan. Katalog berbentuk seperti buku atau

majalah, tetapi lebih sederhana. Biasanya dipakai di supermarket, toko pakaian,

kosmetik, elektronik, dan sebagainya. Elemen visual sangat mendominasi pada

media ini. Dalam media ini ditampilkan bagaimana produk dan layanan perusahan

secara mendetail. Dalam setiap gambar juga disertakan deskripsi yang

menjelaskan gambar tersebut disertai dengan karakteristik, seperti warna, ukuran,

dan spesifikasi lainnya (Yudha Ardhi, 2013: 33).

d) Kartu Nama. Kartu nama adalah media promosi yang praktis, mudah dibuat,

simple, mudah dibawa ke mna-mana, disimpan, bahkan dikoleksi. Bahasa dalam

kartu nama pun sederhana dan langsung pada tujuannya, yaitu kontak yang

mempunyai kartu nama, baik itu nama, email, nomor telepon yang bisa

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

dihubungi, dan alamat. Jika mewakili suatu perusahaan biasanya kartu nama

disertakan logo perusahaaan, nuansa perusahaan biasanya terlihat dari kartu nama

dan juga jabatan (Yudha Ardhi, 2013: 23).

e) Papan Nama. Peran papan ini terlihat sebagai media promosi ketika papan ini

mampu menunjukkan tempat yang diinformasikan dengan baik. Bayangkan jika

suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk

menemukan perusahaan tersebut. Selain itu media promosi ini akan semakin

diingat audiens ketika papan nama yang disajikan berbentuk unik, karena dengan

bentuk unik akan semakin efektif sebagai media promosi (Yudha Ardhi, 2013:

50).

f) X Banner. Banner adalah media promosi yang bisa diletakkan dimana saja dan

tidak memakan tempat. Banner ada beberapa, tapi secara umum dibagi dua, yaitu

x banner dan roll banner. X banner yang mempunyai tiang peyangga berbentuk

berbentuk X dibelakangnya. X banner tersedia dalam berbagai ukuran antara lain

60x160cm, 80x180cm, dan 80x200cm. selain itu ada juga yang berukuran

25x40cm yang dapat diletakkan diatas meja (Yudha Ardhi, 2013: 58).

g) Web Banner. Web Banner atau biasa disebut banner website adalah media

promosi yang berupa iklan yang dipakai di jaringan internet. Media ini biasanya

digunakan untuk menarik audiens untuk mengunjungi suatu website. Media ini

biasa terlihat di suatu website dan menjadi bagian darinya untuk mempromosikan

website lainnya. Media ini ada berbagai macam bentuk dan ukuran dari kecil,

melebar, memanjang, dan melingtang. Biasanya web banner menggunakan format

gambar JGP, GIF, PNG, skrip java, dan objek multimedia lainnya. Untuk

beberapa media bahkan disertai suara dan animasi agar menarik. Dari segi ukuran,

spanduk website ini juga relative lebih kecil sesuai dengan besarnya halaman

website. Dengan spanduk ini, audiens diharapkan langsung menuju website

tertentu yang dipromosikan melalui media ini (Yudha Ardhi,2013: 65).

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

h) Sign System. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Sign system

(system tanda) merupakan suatu perangkat yang secara teratur saling berkaitan

sehingga membentuk totalitas yang teratur dari pandangan, teori, asas, dan

sebagainya yang menjadi alamat atau menyatakan sesuatu dari kejauhan berupa

pengenal, lambang dan atau petunjuk. Oleh karena itu, Sign system harus mudah

dipahami, memiliki tingkat keterbacaan tinggi, tidak ambigu atau mengandung

makna ganda, penempatannya harus benar dan sesuai, serta memiliki jangka

panjang.

i) Poster. Poster merupakan media luar ruang yang sering digunakan dan mudah

dikenali dimana dan kapan saja. Kepopuleran poster sebagai media promosi

banyak dijumpai pada papan pengumuman, di pinggir-pinggir jalan, maupun

tempat-tempat umu lainnya. Poster ini memiliki karakteristik media yang

informative, tidak diatur untuk dipindah-pindahkan, dapat dibaca berulang-ulang,

mampu menjangkau audiens yang banyak, dan atraktif. Media ini informative

karena di dalam poster ini biasanya memuat informasi yang cukup lengkap dan

jelas baik siapa, kapan, dan dimana (Yudha Ardhi,2013: 39-41).

j) Merchandise. Media promosi Merchandise mempunyaiu bentuk dan ragam yang

banyak. Pada media ini biasanya tertera logo dan menggunakan warna-warna

yang mencerminkan suatu perusahaan atau produk. Media ini biasanya dibagikan

kepada audiens secara gratis, umur dari media ini juga relative panjang karena

dapat digunakan maupun disimpan dalam jangka waktu yang lama. Kelebihannya

terletak pada keunikan yang dimiliki, baik desain warna dan bentuk serta

ketahanannya dalam jangka waktu yang lama. Karena media ini membawa citra

perusahaan, tidak jarang media ini menggunakan bentuk-bentuk yang unik dan

lucu untuk menarik audiens. Sedangkan kekurangannya adalah proses

pembuatannya. Tidak banyak tempat untuk membuat merchandise, bahkan biaya

yang diperlukan untuk memproduksi media ini juga tidak murah, karena

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

pembuatan media ini sering kali harus dalam jumlah minimal tertentu (Yudha

Ardhi,2013: 74).

k) Logo. logo dibuat sebagai merek dagang atau symbol perusahaan, melainkan

harus mampu merepresentasikan koporasi dan mampu memberikan kepercayaan

(trust) dalam tempo sesingkat mungkin. Logo harus mudah diinngat,

mengesankan, berciri khas, dan tidak terlalu rumit. Istilah logo merupakan

sebutan secara umum. Jika dilihat lebih spesifik , logo bisa berupa huruf dan

gambar. Logo yang berupa huruf disebut logotype dan logo yang berwujud

gambar disebut logogram. Logo yang memuat rangkaian huruf dan gambar tidak

memiliki sebutan khusus. Secara lazim, ketiga jenis symbol tersebut disebut logo

(Yudha Ardhi,2013: 101).

Kegiatan ATL menjangkau kelompok sasar yang luas dan sebaliknya, kegiatan

BTL mempunyai ruang llingkup audience yang lebih terbatas. Pemilihan media yang

akan digunakan sebagai sarana promosi tentunya harus disesuaikan dengan badget

dan sasaran target pemasaran. Sebab, tiap-tiap media memiliki karakteristik berbeda

baik dalam hal kekuatan „menjual‟ maupun harga sebuah pemasaran.

a. Tujuan Periklanan

Penetapan tujuan iklan harus berdasarakan keputusan-keputusan sebenarnya

mengenai sasaran pasar, penentuan posisi pasar, dan bauran pemasaran. Setelah

sasaran pasar, strategi penentuan posisi, dan batuan pemasaran jelas, baru ditetapkan

tujuan periklanan. Tujuan periklanan dapat digolongkan menurut sasarannya, yakni

memberi informasi, persuasi, mengingatkan para pembeli, menambah nilai, dan

membantu aktivitas lain perusahaan.

1) Iklan Informatif, bertujuan membentuk permintaan pertama dengan

memberitahukan kepada pasar tentang produk baru, mengusulkan kegunaan

suatu produk baru, memberitahukan tentang perubahan harga, menjelaskan cara

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

kerja suatu produk, menjelaskan pelayanan yang tersedia, mengoreksi kesan

yang salah, mengurangi kecemasan pembeli, dan membangun citra perusahaan.

2) Iklan Persuasi, bertujuan membentuk permintaan selektif suatu merek tertentu.

Ini dilakukan pada tahap kompetitif dengan membentuk preferensi merek,

mendorong ahli merek, mengubah persepsi pembeli tentang atribut produk,

membujuk pembeli untuk membeli sekarang, dan membujuk pembeli menerima

kunjungan penjualan.

3) Iklan Pengingat, bertujuan mengingatkan konsumen pada produk yang sudah

mapan dengan menunjukkan bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan

kemudian, mengingat dimana produk dapat dibeli, membuat pembeli tetap ingat

produk itu walau tidak sedang musim, dan mempertahakan kesadaran puncak.

4) Iklan Penambah Nilai, bertujuan menambah nilai merek pada persepsi

konsumen dengan melakukan inovasi, perbaikan kualitas, dan penguatan

persepsi konsumen. Iklan yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih

elegan, lebih bergaya, lebih prestisius, dan mungkin super dalam persaingan.

5) Iklan Bantuan Aktivitas Lain, bertujuan membantu memfasilitasi usaha lain

perusahaan dalam proses komunikasipemasaran, misalnya iklan yang

membantu pelepasan promosi penjualan (kupon), membantu wiraniaga

(perkenalan produk), menyempurnakan hasil komunikasi pemasaran yang lain.

b. Gaya dalam Mengeksekusi Pesan

Dalam pelaksanaan penyampaian pesan, ada empat hal yang perlu diperhatikan

oleh tim kreatif, yaitu gaya, nada, kata, dan format.

1) Potongan kehidupan (slice of live), menunjukan satu atau beberapa orang yang

menggunakan produk tersebut dalam keadaan normal.

2) Gaya hidup (live style), menekankan bagaimana suatu produk sesuai dengan

sesuatu gaya hidup.

3) Fantasi (fantasy), menciptakan fantasi disekitar produk tersebut atau

penggunanya.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

4) Suasana atau citra (mood or image), membangkitakan suasana atau citra

disekitar produk tersebut, seperti kecantikan, cinta, atau ketenangan. Tidak ada

pengakuan atas produk tersebut kecuali sugesti.

5) Musik (musical), menggunakan latar belakang musik atau menunjukkan satu

atau beberapa orang atau tokoh kartun menyanyikan suatu lagu tentang produk

tersebut.

6) Simbol kepribadian (personality symbol), menciptakan suatu karakter yang

menjadi personifikasi produk tersebut. Karakter tersbut mungkin animasi.

7) Keahlian teknis (technical expertise), menunjukkan keahlian, pengalaman, dan

kebanggaan, perusahaan dalam membuat produk tersebut.

8) Bukti ilmiah (scientific evidence), menyajikan bukti survey atau ilmiah bahwa

merek tersebut lebih disukai atau mengungguli merek lain. Gaya ini umum

dalam kategori obat bebas.

9) Bukti kesaksian (testimonial evidence), menampilkan seorang sumber yang

sangat terpercaya atau ahki mendukung produk tersebut.

10) Menjual langsung (straight sell), tertuju langsung pada informasi produk.

11) Demonstrsi, dirancang untuk mengilustrasikan keunggulan kunci suatu produk.

12) Perbandingan, merupakan cara langsung yang menunjukkan keunggulan merek

terhadap pesaing atau posusi merek terkenal atau merek baru atau merek

pemimpin industri.

13) Animasi, merupakan teknik, cerita animasi yang digambarkan oleh artis.

Dramatisasi menekankan pada kisah sebuah cerita pendek dengan produk

sebagai bintangnya.

14) Humor, sering mudah dikenal dan mudah diingat ari suatu pesan iklan.

15) Kombinasi, benyak teknik eksekusi pesan dalam iklan yang merupakan

kombinasi dari teknik-teknik lain.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

4. Tinjauan Desain Komunikasi Visual

a. Pengertian Desain Komunikasi Visual

Menurut definisninya, Desain Komunikasi Visual adalah suatu disiplin ilmu

yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif

melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual

dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan

huruf, serta komposisi warna serta layout (tata letak atau perwajahan). Dengan

dimikian, gagasan bisa diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran

penerima (Adi Kusrianto,2009: 2).

Desain Komunikasi Visual merupakan salah satu cabang Seni Rupa dan Seni

Grafis. Namun, ada perbedaan yang cukup jelas antara Seni Rupa murni dengan

Desain Komunikasi Visual. Konsep umum Seni Rupa murni adalah satu ekspresi seni

dari seorang perupa (secara subjektif) yang ingin disalurkan kepada penikmat

karyanya melalui kesamaan pandang maupun cita rasa, sedangkan Desain

Komunikasi Visual adalah sebuah bidang studi yang mendasarkan pada tiga konsep

utama (main conceptual) yaitu:

- Konsep berkomunikasi

- Melalui ungkapan kreatif

- Melalui berbagai media

Tujuan akhir dari konsep utama itu adalah justru “berkomunikasi”. Kedua

konsep berikutnya merupakan pendukung terjadinya komunikasi atau

tersampaikannya pesan. Jadi, jelaslah jika Desain Komunikasi Visual justru berlaku

sebaliknya, tidak boleh bersifat subjektif.

b. Pengertian Komunikasi

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Komunikasi adalah

pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga

pesan yang dimaksut dapat dipahami, hubungan, kontak. Komunikasi adalah suatu

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan

masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan

lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau

verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak (Wikipedia Bahasa Indonesia).

1) Komponen Komunikasi

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa

berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:

- Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan

kepada pihak lain.

- Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak

kepada pihak lain.

- Saluran (channel) adalah media di mana pesan disampaikan kepada komunikan.

dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang

mengalirkan getaran nada/suara.

- Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari

pihak lain

- Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan

yang disampaikannya.

- Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi

itu akan dijalankan ("Protokol").

2) Macam-macam Komunikasi

a) Komunikasi Verbal atau Lisan

Pada jenis komunikasi ini dipergunakan pengucapan maupun bunyi-bunyi serta

telinga (pendengaran) sebagai sensasi dengar.

- Bahasa Lisan, contohnya: Bahasa Daerah, Bahasa Indonesia, Bahasa Prokem,

Bahasa Gaul, dsb. Penggunaan bahasa yang tepat sangat penting berkaitan

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

dengan dunia periklanan, misalnya iklan dengan sasaran kaum remaja yang

tentunya menggunakan ungkapan-ungkapan yang dpat diterima oleh mereka.

- Auditory/Voice, komunikasi menyangkut bunyi-bunyian atau suara dan

sebagainya, contoh: dalam musik kita mengenal musik dukacita yang

membawakan “pesan” suasana duka, musik pernikahan membawakan “pesa”

khitmatnya suatu uoacara pernikahan yang dianggap sakral,dll.

b) Komunikasi Non Verbal yang Merujuk Pada Tulisan

Contohnya: surat, majalah, koran, dst. Komunikaso non verbal merupakan

bagian dari komunikasi visual.

c. Pengertian Komunikasi Visual

Komunikasi ini mempergunakan mata sebagai alat penglihatan. Komunikasi visual

adalah komunikasi menggunakan bahasa visual, dimana unsur dasar bahasa visual

(yang menjadi kekuatan utama dalam penyampaian pesan) adalah segala sesuatu yang

doat dilihat dan dapat dipakai untuk menyampaikan arti, makna, atau pesan (Adi

Kusrianto, 2009: 10)

1) Unsur-unsur Visual

Untuk mewujudkan suatu tampilan visual, ada beberapa unsur diperlukan:

a. Titik, salah satu unsur visual yang wujudnya relatif kecil, dimana dimensi

memanjang dan melebarnya dianggap tidak berarti. Titik cenderung

ditampilkan dalam bentuk kelompok, dengan variasi jumlah, susunan, dan

kepadatan tertentu.

b. Garis, unsur visual yang banyak berpengaruh terhadap pembentukan suatu

objek sehingga garis, selain dikenal sebagai goresan atau coretan, juga menjadi

batas limit suatu bidang atau warna. Ciri khas garis adalah terdapatnya arah

serta dimensi memanjang.

c. Bidang, unsur visual yang berdimensi panjang dan lebar.ditinjau dari

bentuknya, bidang bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu bidang geometri atau

beraturan dan bidang non geometri alias tidak beraturan.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

d. Ruang, dapat dihadirkan dengan adanya bidang. Pembangian bidang atau jarak

antar objek berunsur titik, garis, bidang, dan warna. Ruang lebih mengarah pada

perwujudan tiga dimensi, sehingga ruang dapat dibagi menjadi dua, yaitu ruang

nyata dan semu. Keberadaan ruang sebagai salah satu unsur visual sebenarnya

tidak dapat diraba tetapi dapat dimengerti.

e. Warna, unsur visual yang berkaitan dengan bahan yang mendukung

keberadaannya ditentukan oleh jenis pigmennya. Kesan yang diterima oleh

mata lebih ditentukan oleh gelombang cahaya.

f. Tekstur, besar nilai raba dari suatu permukaan. Secara fisik tekstur dibagi

menjadi tekstur kasar dan halus, dengan kesan pantul mengkilat dan kusam.

2) Prinsip Komposisi

Komposisi adalah pengorganisasian unsur-unsur rupa yang disusun dalam karya

desain grafis secara harmonis antara bagian dengan bagian, maupun antara bagian

dengan keseluruhan. Komposisi yang harmonis dapat diperoleh dengan mengikuti

kaidah atau prinsip-prinsip komposisi yang meliputi kesatuan, keseimbangan, irama,

kontras, fokus, serta proporsi.

a. Kesatuan, salah satu prinsip yang menekankan pada keselarana dari unsur-

unsur yang disusun, baik dalam wujudnya maupun kaitannya dengan ide yang

melandasinya. Kesatuan diperlukan dalam suatu karya desain grafis yang

mungkin terjadi dari berbagai elemen di dalamnya. Dengn adanya kesatuan

itulah, elemen-elemen yang ada saling mendukung sehingga diperoleh fokus

yang dituju. Secara elementer, ada beberapa cara untuk mencapai kesatuan.

b. Keseimbangan, merupakan prinsip dari komposisi yang menghindari kesan

berat sebelah atas suatu bidang atau ruang yang diisi dengan unsur-unsur rupa.

c. Irama, penyusunan unsur-unsur dengan mengikuti suatu pola penataan tertentu

secara teratur agar didapatkan kesan yang menarik. Penataannya dapat

dilaksanakan dengan mengadakan pengulangan maupun pergantian secara

teratur.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

d. Kontras, suatu komposisi yang diperlukan sebagai vitalitas agar tidak terkesan

monoton. Tentu saja, kontras ditampilkan secukupnya saja karena terlalu

berlebihan, akan muncul ketidak teraturan dan kontradiksi yang jauh dari kesan

harmonis.

e. Fokus, pusat perhatian yang diperlukan dalam suatu komposisi untuk

menunjukkan bagian yang dianggap penting dan diharapkan menjadi perhatian

utama. Penjagaan keharmonisan dalam membuat suatu fokus dilakukan dengan

menjadikan segala sesuatu yang berada disekitar fokus mendukung fokus yang

telah ditentukan.

f. Proporsi, perbandingan ukuran antara bagian dengan bagian dan anatara bagian

dengan keseluruhan. Prinsip komposisi tersebut menekankan pada ukuran dari

suatu unsur yang akan disusun dan sejauh mana ukuran itu menunjang

keharmonisan tampilan suatu desain.

5. Teori Desain Komunikasi Visual

Keberadaan desain komunikasi visual sangat lekat dengan kehidupan kita

sehari-hari. Ia tak bisa lepas dari sejarah manusia. Karena ia merupakan salah satu

usaha manusia untuk meningkatkan kualitas hidup. Desain komunikasi visual sangat

akrab dengan kehidupan manusia. Sebagaimana disebukan diatas, ia merupakan

representasi social budaya masyarakat, dan salah satu manifestasi kebudayaan yang

berwujud produk dari nilai-nilai yang berlaku pada waktu tertentu. Ia merupakan

hasil budaya yang benar-benar dihayati, bukan kebudayaan dalam arti sekumpulan

sisa bentuk, warna, dan gerak masa lalu yang kini dikagumi sebagai benda asing yang

terlepas dari diri manusia yang mengamatinya.

Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi

dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam pelbagai media komunikasi

visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri atas gambar (ilustrasi),

huruf, dan tipografi, warna, komposisi, dan lay-out. Semua itu dilakukan guna

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

menyampaikan pesan secara visual, audio, dan/atau audio visual kepada target

sasaran yang dituju (Sumbo Tinarbuko, 2009).

B. Tinjauan Khusus

1) Tinjauan Keramik Secara Umum

Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu

bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran (Wikipedia,

Ensiklopedia Bebas). Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan

keramik sebagai suatu hasil seni dn teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah

liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini

tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi dari pengertian keramik terbaru

mencakup semua bahan logam dan anorganik yang berbentuk padat.

Di Indoneisa, keramik sudah dikenal sejak zaman Neolitikum, diperkirakan

rentang waktunya mulai dari 2500 SM sampai dengan 1000 SM. Peninggalan zaman

ini diperkirakan banyak dipengaruhi oleh para imigran dan Asia Tanggara berupa:

pengetahuan tentang kelautan, pertanian, dan peternakan. Alat-alat berupa gerabah

dan alat pembuata pakaian dari kulit kayu. Kebutuhan manusia dalam kehidupan

sehari-hari selalu mengalami perubahan sesuai perkembangan zaman. Awalnya

manusia membuat alat bantu untuk kebutuhan hidupnya, mulai dari membuat kapak

dari batu. Seperti yang ditemukan di Sumatra pecahan-pecahan periuk belanga di

Bukit Kulit Kerang.

Meskipun pecahan tembikan tersebut kecil dan berkeping-keping, namun

setelah terlihat adanya bukti nyata membuat wadah dari tanah liat. Teknik

pembuatannya dilakukan dengan menggunakan tangan, dan untuk memadatkan serta

menghaluskan digunakan benda keras seperti papan. Cara menghias dilakukan

dengan menekan sebuah kayu berukir, atau dengan menekan tali, anyaman bamboo,

duri ikan, dan sebagainya, pada permukaan keramik yang masih mentah setelah

selesai pembuatannya. Cara seperti ini paling banyak dilakukan oleh perajin

tradisional di berbagai daerah di pelosok tanah air.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

Di pantai selatan Jawa tepatnya di antara Yogyakarta dan Pacitan ditemukan

pecahan tembikar yang berhiaskan teraan anyaman atau tenunan seperti hasil tenun

yang dibuat di Sumba. Di daerah Melolo (P. Sumbo) ditemukan periuk belangan yang

berisikan tulang-tulang manusia. Peninggalan-peninggalan prasejarah ini juga

ditemukan di daerah Banyuwangi, Kepala Dua-Bogor, Kelumpang, serta Minanga di

Sulawesi, Gilimanuk di Bali dan juga penemuan pada waktu peninggalan arkeologis

di sekitar Candi Borobudur dan di Trowulan-Mojokerto. Termasuk juga peninggalan

zaman Kerajaan Majapahit (abad 16 M) banyak ditemukan bata-bata dan genteng dari

tanah liat yang dibakar sebagai bahan bangunan, namun juga benda-benda seperti

celengan. Pecahan-pecahan tembikar juga ditemukan di situs Batujaya, di Karawang

Jawa Barat. Ditemukan juga fragmen yang terbuat dari terracotta. Sesuai penandaan

maka tembikar-tembikar ini ada pada abad ke-3 atau 4 M. Gambar tembikar juga

terdapat pada relief hiasan bangunan, dan patung-patung. Ini memberikan indikasi

bahwa tradisi pembuatan keramik dengan teknologi sederhana telah lama

berlangsung.

Artefak lainnya digambarkan pada relief Candi Borobudur yang menunjukkan

motif wanita yang sedang mengambil air dari kolam dengan periuk bulat dan kendi

serta memasak dengan kuali. Sedangkan relief Candi Prambanan dan Candi Penataran

(Blitar) melukiskan jambangan bunga dengan hiasan suluran dan bunga-bungaan.

Peninggalan ini juga menggambarkan akan adanya kegiatan pembuatan keramik

rakyat di pedesaaan dan banayak hubungannya dengan penemuan kebutuhan akan

wadah. Keramik rakyat ini dari zaman ke zaman berkembang secara evolusioner.

Demikian pula dengan bentuk, teknik pengolahan maupun pembakarannya,

pembakaran dilakukan hanya dengan bentuk, teknik pengolahan maupun

pembakarannya, pembakaran dilakukan hanya dengan menggunakan daun-daun atau

ranting-ranting pohon yang telah kering.

Mereka lebih banyak memikirkan peralatan yang ada hubungannya dengan

rumah tangga. Untuk keperluan tersebut dibuatlah benda gerabah dari tanah liat untuk

kemudian dibentuk dan setelah kering dibakar dengan pembakaran sederhana.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

Penemuan keramik merangsang kreatifitas menusia untuk menciptakan berbagai

macam benda keramik yang di buat dari bahan tersebut. Pada perkembangan

selanjutnya berbagai faktor turut menentukan kemajuan keramik diberbagai daerah.

Faktor-faktor tersebut mempengaruhi kemajuan keramik, mulai dari faktor keperluan

hidup, persediaan bahan baku, sampai dengan kemajuan teknik pembakaran.

Dari faktor tersebut, faktor kebutuhan atau keperluan hidup merupakan

pengaruh yang dominan. Secara pasti sangatlah sulit untuk menentukan daerah mana

yang merupakan pusat perkembangan keramik di Indonesia mulanya. Dari segi teknik

pembuatannya, benda-benda keramik oleh ahli sejarah disebut Paddle and Anvil

Technique atau tahap batu, suatu teknik pembuatan keramik tradisional yang saat ini

masih dipergunakan di daerah-daerah Indonesia. Melihat hasil karya keramik dari

beberapa daerah di Indonesia sangat menarik karena terasa ada suatu karakteristik

yang sangat khas dan menjiwai benda keramik tersebut. Sementara masyarakat saat

itu tetap melakukan aktivitas membuat gerabah tradisional untuk memenuhi

kebutuhan hidup.

2) Tinjauan Keramik Mayong

Indonesia dikenal sebagai negara dengan seribu budaya, oleh karena itu muncul

bermacam-macam produk hasil kebudayaan tersebut. Salah satu adalah keramik yang

merupakan produk kebudayaan yang bisa dikatakan paling tua, terbukti

ditemukannya berbagai macam faktor para pelaku usaha untuk membuat berbagai

macam produk keramik di daerah mereka masing-masing sesuai dengan kekhasan

yang dimiliki. Pada mulanya diawali dengan industri rumahan seperti di Singkawang

(Kalimantan Barat), Plered (Jawa Barat), Dinoyo (Malang), Klampok (Bnjarnegara),

Bali, Tegowanuh (Temanggung), Mayong (Jepara, Jawa Tengan), Kayuangung

(Palembang), dan lain di daerah lainnya.

Daerah Jepara memiliki Keramik Mayong yang sangat tersohor akan

kekhasannya pada motif ukir yang diterapkan pada bidang keramik. Namun dulunya

masyarakat Mayong sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, dengan

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

ditunjang keahlian membuat benda-benda keramik dari tanah liat yang diperoleh

secara turun-temurun sebagai pengisi waktu luang disela-sela bertani. Seiring dengan

perkembangan zaman masyarakat ini dengan cepat menerima perubahan-perubahan

yang ada ada anggapan tidak mau tertinggal dengan para tetangga disekitarnya,

keahlian tersebut kemudian dimanfaatkan sebagian besar penduduk desa sebagai mata

pencaharian utama, terlebih setelah Mayong dijadikan sebagai sentra industri

kerajinan keramik di Kabupaten Jepara oleh Departemen Perindustrian.

Perkembangan industri kerajinan keramik Mayong terus mengalami kemajuan,

baik kualitas maupun kuantitasnya. Kehadiran industri kerajinan keramik ini berperan

dalam peningkatan kehidupan social ekonomi masyarakat Mayong khususnya Desa

Mayong Lor Dukuh Bendoangen. Adanya industri kerajinan keramik mampu

menyerap tenaga kerja yang berasal dari desa setempat maupun luar desa. Masyarakat

yang sebelumnya meyoritas bekerja sebagai petani, mulai beralih ke usaha kerajinan

baik itu sebagai pengusaha maupun pengrajin. Hal inilah yang menyebabkan

berubahnya pola perilaku masyarakat. Pola perilaku masyarakat di desa Mayong

mengikuti gaya hidup yang sedang berkembang seperti dikota-kota meskipun masih

dibayangi oleh nilai-nilai dan tatanan kehidupan lama. Hal ini dapat dilihat bahwa

dalam kehidupannya, masyarakat Mayong masih menjalankan ritual slametan untuk

peristiwa-peristiwa tertentu.

Gambar

1. Tugu

selamat

datang di

sentral

industri

genteng

dan keramik

Mayong

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

(Sumber: Google.com)

Semua itu disebabkan orang jawa mempunyai ritual untuk mempertahankan,

melanjutkan, atau memperbaiki tatanan kehidupan yaitu dengan mengadakan

slametan. Tujuan slametan ini menurut Koentjaningrat (Mulder, 1985:28) adalah

untuk mencapai keadaan slamet yaitu suatu keadaan dimana peristiwa-peristiwa akan

bergerak mengikuti jalan yang telah ditetapkan dengan lancar dan tidak akan terjadi

kemalangan-kemalangan kepada sembarang orang. Selain itu, dari industri kerajinan

ini juga membuka peluang kerja baru untuk orang atau lembaga yang bisa

bekerjasama sebagai penyedia bahan baku, penyedia bahan bakar, dan jasa

transportasi. Perkembangan dan kemajuan industri kerajinan keramik di Mayong

secara tidak langsung juga berperan terhadap peningkatan sarana transportasi dan

komunikasi di wilayah ini. Masyarakat Mayong tidak hanya memperoleh keuntungan

secara ekonomis dari industri kerajinan keramik, akan tetapi juga sebagai wujud

melestarikan seni dan mengembangkan budaya mereka.

Di sisi lain kelestarian alam perlu diperhatikan, mengingat dapat mengancam

ekosistem hidup bagi generasi penerus mereka, maksutnya disini karena memang

bahan baku dari pembuatan keramik adalah tanah liat yang dibeli dari agen tertentu

itu akan mengurangi jumlah kuantitas tanah yang ada dialam ini ketika diambil secara

terus menerus. Di samping itu debu yang dihasilkan bertambah dua kali lipat

dibandingkan dengan daerah yang bukan penghasil keramik. Rumah-rumah

masyarakat sering kotor meskipun sudah dibersihkan. Ditambah juga asap yang

dihasilkan dari proses pembakaran keramik tersebut sering mengganggu pernafasan.

Meskipun demikian, hal itu tak dapat dipungkiri oleh masyarakat Mayong bahwa

itulah dampak negatif dari adanya industri ini. Tetapi meskipun demikian rasanya

mata pencaharian ini tetap dipertahankan oleh masyarakat setempat.

3) Tinjauan Keramik Kasturi

Pada abad 14 Desa Mayong Lor yang berhubungan dengan cikal bakal Desa

Kanjeng Ibu Mas Semangkin “Nggulu Wentah” atau memberikan wejangan yang

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

berbentuk diantaranya pertanian, memberikan syi‟ar agama, bela diri, ketrampilan,

dan lain-lain. Diantara ketrampilan tersebut adalah memberikan wejangan

ketrampilan berupa Kerajinan Genteng, Kerajinan Gerabah, juga Kerajinan Gentong.

Bisa diperjelas lagi salah satu Kerajinan Gerabah pada saat itu yang diproduksi ialah

kendi, celengan, mainan anak-anak, dan sebagianya.

Seiring perjalanan waktu, tahun 1979 pemerintah terkait mengadakan sosialisasi

yang berbentuk pengembangan mutu juga kualitas dari produk yang dihasilkan dari

Kerajinan Gerabah tadi baik dari daerah hingga provinsi. Mulai saat itulah Desa

Mayong baru dikenal dengan penghasilan produk Kerajinan dengan mutu dan

kualitas tersebut. Sehingga Desa Mayong ada sedikit perkembangan untuk mencapai

nilai tambah dalam bidang perekonomian. Berjalannya waktu jua, pada tahun 1985,

pemerintah daerah mengajak kembali masyarakat Desa Mayong untuk

mengembangkan usaha dibidang pemasaran produk kerajinan lewat adanya event-

event atau pameran-pameran.

Gambar 2. Foto galeri keramik Kasturi (depan rumah)

(Sumber: Keramik Kasturi)

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

Ditahun 1988, muncullah inisiatif dari sebuah Perguruan Tinggi IKIP Semarang

yang pada saat itu Balai Besar Keramik Bandung, turut serta mengembangkan desain

dan kualitas produk kerajinan dari tanah liat ini, yang mana pada waktu itu setiap satu

desa diambil atau ditunjuk sekitar 30 peserta untyuk mengikuti pelatihan tersebut dan

salah satu pesertanya adalah Kasturi. Sepulang dari pelatihan itu, muncullah Keramik

Kasturi ini yang didirikan oleh Kasturi sendiri dari Desa Mayong Dukuh

Bendoangen. Dari kegiatan pelatihan tadi maka Kasturi sebagai pencetus pertama

Kerajinan Keramik oleh masyarakat Desa Mayong, sehingga dalam perjalanannya

dari waktu ke waktu, mutu juga kualitas desain semakin meningkat karena di Kota

Jepara merupakan ajang bisnis oleh Bule atau warga asing dibidang Kerajinan

Ukirnya. Maka dari situlah Desa Mayong terangkat kembali, dan pada tahun 1990

masyarakat Desa Mayong khususnya Keramik Kasturi mendapat kerjasama dengan

Rotterdam hingga tahun 1992.

Kemudian tahun 1992 sampai dengan tahun 1995 Holland datang untuk ikut

bergabung melakukan kerjasama dengan Keramik Kasturi, beriringan waktu yang

terus berjalan, ditahun 1995 hingga 1998 Keramik Kasturi beralih bekerjasama

dengan Austria. Disusul tahun 1998 sampai dengan tahun 2003 melakukan kerjasama

dengan Australia, karena pada dasarnya sebuah bisnis adalah naik turunnya pasar

ditambah dengan persaingan antar perusahaan membuat Keramik Kasturi harus

mampu menyeimbangkan usahannya dibidang Kerajinan Keramik, lalu diawal tahun

2003 hingga 2005 melakukan kerjasama dengan Korea, dan akhirnya Australia

datang kembali untuk melakukan kerjasama dengan Keramik Kasturi. Namun,

sesudah itu Korea pun data untuk menjalin sebuah kerjasama yang saling

mendongkrak peusahaan satu sama lain yang terjalin dari tahun 2007 sampai 2009.

Dengan perjalanan panjang itu, Keramik Kasturi membuat pengembangan-

pengembangan dengan masyarakat Desa Mayong melalui pesanan yang datang dari

berbagai kota untuk memproduksi sebuah Keramik atau Gerabah, pesanan-pesanan

tersebut diantanya tidak lepas dari Vas Bunga, Pot Bunga, Poci, Gentong,

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

Jambangan, serta berbagai macam ornamen untuk Hiasan Dinding. Dengan

penghasilan produk keramik itulah masyarakat Desa Mayong mampu bertahan

terhadap perekonomian yang krisi pada saatb itu terlebih dengan semakin naiknya

BBM, akan tetapi Keramik Kasturi masih mampu untuk bertahan dan mengajak

masyarakat Desa Mayong bertahan dalam keadaan tersebut hingga saat ini (Kasturi,

28 November 2016).

a) Keragaman Keramik Kasturi

Kerajinan keramik adalah karya kerajinan yang menggunakan bahan baku dari

tanah liat yang melalui proses sedemikian rupa (dipijit, butsir, pilin, pembakaran dan

glasir) sehingga menghasilkan barang atau benda pakai dan benda hias yang indah.

Contohnya: gerabah, vas bunga, guci, piring. Indonesia memiliki aneka ragam

kerajinan keramik dari berbagai daerah yang memiliki ciri khas pada keunikan

bentuk, teknik hingga ragam hias yang ditampilkan. Kekayaan hayati di Indonesia

telah menginspirasi keindahan dan keunikan bentuk kerajinan keramik menjadi

keramik Nusantara yang memiliki karakteristik tersendiri dan berbeda dengan

keramik Cina, Jepang, dan negara lainnya. Terlebih untuk Keramik Kasturi sendiri

memiliki banyak ragam kerajinan keramik, tidak hanya vas bunga, ataupun guci,

melainkan hingga pot bunga, poci, tempat pensil, hiasan dinding berupa patung

asmat, ornament untuk hiasan rumah, dan ada juga produk kerajinan keramik berupa

wuwungan yang sering digunakan sebagai kubah pada masjid ataupung mushola.

b) Kreatifitas Keramik Kasturi

Minat konsumen yang semakin kuat, mendorong krativitas Kasturi untuk lebih

berkembang dengan kepekaan terhadap keperluan konsumen. Perajin (Kasturi) mulai

membuat produk untuk hiasan rumah seperti ornamen, dan hiasan dinding seperti

patung asmat yang saat ini tengah digandrungi konsumen sebab memiliki nilai seni

keindahan yang sangat tinggi. Kreativitas muncul dari perajin sebagai killing time

setelah pekerjaan utama terpenuhi, karena untuk membuat produk kerajinan keramik

dengan inovatif baru tersebut membutuhkan kreativitas yang tak kadang

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

membutuhkan banyak waktu, dan percobaan. Maka, hal tersebut bisa dilakukan

setelah pekerjaan utama selesai, barulah melanjutkan kegiatan untuk berkreasi dengan

kreativtas yang nantinya akan memunculkan produk-produk dengan inovasi terbaru.

Hal tersebut selalu dilakukan oleh Kasturi untuk pengembangan produk keramiknya

sehingga selalu ada pembaharuan produk dan konsumen tidak merasa jenuh dengan

produk-produk yang disuguhkan.

c) Fungsi

Fungsi produk kerajinan keramik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi karya

kerajinan sebagai benda pakai, produk kerajinan keramik yang dipakai diantaranya

seperti Basi (tempat sayur), asbak, paso, dan lain sebagainya, dan fungsi karya

kerajinan sebagai benda hias, seperti patung asmat, sumbing gapura, ornamen unruk

hiasan rumah, serta masih banyak lagi yang diproduksi oleh Keramik Kasturi.

1) Produk Kerajinan Keramik sebagai Benda Pakai

Produk kerajinan kaeramik sebagai benda pakai meliputi segala bentuk

kerajinan yang digunakan sebagai alat, wadah, atau dikenakan sebagai pelengkap

busana. Sebagai benda pakai, produk kerajinan yang diciptakan mengutamakan

fungsinya, adapun unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung.

Gambar 3. Foto produk basi keramik Kasturi

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

(Sumber: Keramik Kasturi)

Gambar 4. Foto produk kendi keramik Kasturi

(Sumber: Keramik Kasturi)

2) Produk Kerajinan Keramik sebagai Benda Hias

Karya kerajinan keramik sebagai benda hias meliputi segala bentuk kerajinan

yang dibuat dengan tujuan untuk dipajang atau digunakan sebagai hiasan atau elemen

estetis. Jenis ini lebih menonjolkan aspek keindahan daripada aspek kegunaan.

Unsur Estetika sering dikenal dengan istilah keindahan. Keindahan adalah nilai-

nilai estetis yang menyertai sebuah karya seni. Keindahan juga diartikan sebagai

pengalaman estetis yang diperoleh ketika seseorang mencerap objek seni atau dapat

pula dipahami sebagai sebuah objek yang memiliki unsur keindahan. Nilai-nilai

keindahan (estetik) atau keunikan karya seni memiliki prinsip: kesatuan (unity),

keselarasan (harmoni), keseimbangan (balance), dan kontras (contrast) sehingga

menimbulkan perasaan haru, nyaman, nikmat, bahagia, agung, ataupun rasa senang.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

Gambar 5. Foto ornamen keramik Kasturi untuk hiasan dinding

(Sumber: Keramik Kasturi)

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

Gambar 6. Foto produk wuwungan keramik Kasturi untuk hiasan atap rumah

(Sumber: Keramik Kasturi)

d) Teknik Pembuatan Keramik

1) Teknik Pijit Tekan. Teknik pijit tekan (pinch) adalah teknik pembentukan

badan keramik secara manual. Caranya tanah liat dipijit tekan dari bentuk bola

menjadi bentuk yang diinginkan dengan menggunakan jari-jari tangan.

2) Teknik Pilin. Teknik pilin (coil) adalah teknik pembentukan badan keramik

secara manual caranya tanah liat digulung hingga terbentuk pilinan tanah.

3) Teknik slab (lempengan), cara pembentukan dengan tangan langsung seperti

coil, lempengan atau pijat jari merupakan teknik pembentukan keramik

tradisional yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan.

Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh seniman atau

para penggemar keramik. Teknik lempengan (slab) adalah teknik pembentukan

badan keramik secara manual dengan membentuk lempengan menggunakan rol.

Lempengan digunakan untuk membuat karya keramik yang berbentuk persegi

atau silinder.

4) Teknik putar, teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan

banyak bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. 1.eprints.unisnu.ac.id/1532/3/BAB II.pdf · suatu perusahaan tidak mempunyai papan nama, audiens akan kesulitan untuk menemukan perusahaan tersebut. Selain

dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para pengrajin di sentra-sentara

keramik. Pengrajin keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar

tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick wheel). Para pengrajin bekerja di

atas alat putar dan menghasilkan bentuk-bentuk yang sama seperti gentong,

guci dll.

5) Teknik cetak, teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang

dengan jumlah yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan

ukuran yang sama pula. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah berupa gips,

seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan

untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan

produksi massal, seperti alat alat rumah tangga piring, cangkir, mangkok gelas

dll.