bab ii landasan teori · 7 bab ii landasan teori 2.1. konsep dasar sistem pada dasarnya sistem...
TRANSCRIPT
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem
Pada dasarnya sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, yang disusun sesuai dengan skema yang menyeluruh untuk
melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan yang dihasilkan oleh
suatu proses tertentu yang bertujuan untuk menyediakan informasi untuk mengambil
keputusan manajemen operasi perusahaan dari hari ke hari serta menyediakan
informasi yang layak untuk pihak diluar perusahaan.
2.1.1. Pengertian Sistem
Menurut (Tyono,Jaluanto sunu punjul, 2016) “ Sistem adalah suatu kumpulan
dari komponen-komponen yang membentuk suatu kesatuan.
Menurut (Romney & Steinbart, 2015) “Sistem adalah serangkaian dua atau
lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan.
Menurut (Susanto, 2017) “Sistem adalah kumpulan/group dari sub
sistem/bagian/komponen apapun baik phisik ataupun non phisik yang saling
berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu
tujuan tertentu”.
Penulis mengambil kesimpulan mengenai sistem diatas maka dapat
disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok unsur atau elemen-elemen yang erat
hubungannya antara satu dengan yang lainnya dan saling berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
8
Sistem ada beberpa ciri yang menunjukan beberpa karkteristik menurut
(Fauzi, 2017) Supaya sistem itu dikatakan sistem yang baik memiliki Karakkteristik
yaitu:
a. Komponen sistem
Suatu sistem terjadi karena adanya sejumlah komponen yang melakukan
interaksi. Suatu sistem yang sekecil apapun akan selalu mengandung
komponen-komponen.
b. Batasan sistem
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi anatara suatu sistem
dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya.
c. Lingkungan luar sistem
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah daerah diluar batas dari suatu
sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
d. Penghubung sistem
Penghung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem
dengan subsiste lainnya
e. Masukan sistem
Masukan adalah energi yang dimasukan kedalam sistem.
f. Keluran sistem
Keluaran sistem adalah hasil energy yang diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
g. Pengolah sistem
Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan
menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi
9
bahan jadi, sistem akutansi akan mengolah data menjadi laporan – laporan
keuangan.
h. Sasaran sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective).
Sasaran dari sistem sangan menentukan input yang dibutuhkan sistem dan
keluaran yang akan dihasilkan sistem.
2.1.2. Pengertian Informasi
Menurut (Romney & Steinbart, 2015) “ Informasi adalah data yang telah
dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki pengambilan
keputusan”.
Menurut Barry E Custing dalam (Fauzi, 2017) “ Informasi adalah
menunjukkan hasil dari pengolahan data yang diorganisasikan dan berguna kepada
orang yang menerimannya”.
Menurut (Susanto, 2017) “Informasi adalah hasil pengolahan data yang
memberikan arti dan manfaat.
Penulis mengambil beberapa kesimpulan bahwa “Informasi adalah data yang
sudah diolah sehingga mempunyai arti untuk dapat digunakan membuat keputusan”.
Menurut Mc Leod dalam (Susanto, 2017) mengatakan suatu informasi yang
berkualitas harus memiliki ciri-ciri :
1. Kualitas informasi
a. Relevansi
Informasi disediakan atau disajikan untuk digunakan. Oleh karena
itu,informasi yang bernilai tinggi adalah yang relevan dengan
kebutuhan,yaitu untuk apa informasi itu digunakan.
b. Kelengkapan dan Keluasan
10
Informasi akan bernilai semakin tinggi,jika tersaji secara lengkap dalam
cakupan yang luas. Informasi yang sepotong –potong,apalagi tidak tersusun
sistematis,tentu tidak akan banyak.
c. Kebeneran
Kebeneran informasi ditemukan oleh validitas dapatnya dibuktikan
informasi berasal dari data-data.
d. Terukur
Infomasi berasal dari data atau hasil pengukuran dan pencatatan terhadap
fakta. Jadi informasi yang bernilai tinggi adalah informasi yang datanya
dapat diukur sesuai dengan faktanya.
e. Keakuratan
Informasi berasal dari data atau hasil pengukuran data pencatatan terhadap
fakta. Oleh karena itu kecermatan dalam mengukur data mencatat fakta akan
menentukan keakuratan data dan nilai dari informasi yang dihasilkan.
f. Kejelasan
Informasi dapat di sajikan dalam berbagai bentuk teks,tabel,grafik,dan lain-
lain. Namun,apapun yang diplih yan penting adalah menjadikan pemakai
mudah memahami maknanya.
g. Keluwesan
Informasi yang baik adalah mudah diubah-ubah bentuk penyajiannya sesuai
dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi.
h. Ketepatan waktu
Informasi yang baik adalah informasi yang disajikan tepat pada saat
dibutuhkan. Informasi yang terlambat dtang menjadi informasi yang tidak
ada nilainya.
11
2.1.3. Pengertian Sistem Informasi
Menurut (Susnto, 2017)” Sistem Informasi adalah kumpulan sub sistem baik
phisik maupun non phisik yang saling berhubungan satu sama dan bekerja sama
secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi
yang berguna.
Menurut McKeown dalam (Susanto, 2017) ”Sistem Informasi adalah
gabungan dari komputer dan user yang mengelola perubahan data menjadi informasi
serta menyimpan data dan informasi tersebut.
Penulis menyimpulkan bahwa sistem informasi adalah sebuah sistem yang
terdiri dari pengumpulan, pemasukan, pemprosesan data, penyimpanan pengolahan
informasi yang mendukung pengambilan keputusan untuk mencapai sasaran dan
tujuan.
2.1.4. Pengertian Sistem Informasi Akutansi
Menurut (Romney & Steinbart, 2015) “ Sistem Informasi Akutansi Informasi
adalah suatu sistem yang mengumpulkan,mencatat,menyimpan dan mengolah data
untuk menghasilkan informasi bagi pengambilan keputusan”.
Menurut Barry E Custing (Fauzi, 2017) “ Sistem Informasi Akutansi adalah
kumpulan dari manusia dan sumber-sumber daya modal dalam suatu organisasi yang
bertanggung jawab untuk menyediakan informasi keuangan dan juga informasi yang
didapat dari pengumpulan dan pengolahan data transaksi”.
Menurut (Susanto, 2017)”Sistem informasi akutansi adalah sebagai kumpulan
(integrasi) dari sub-sub sistem/komponen baik fisik maupun non fisik yang saling
berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara harmonis untuk mengolah data
transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan.
12
Penulis menyimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan proses
transaksi keuangan dan transaksi non keuangan yang mempengaruhi pemrosesan
transaksi keuangan dan terdapat pemrosesan data di dalam nya. Yaitu berupa sistem
yang di gunakan untuk mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan informasi terkait
dengan aspek keuangan akan kegiatan bisnis.
2.1.5. Pengertian Penjualan Kredit
Menurut Yunus dalam (Maharani dkk, 2016) “Penjualan kredit adalah
penjualan yang dilakukan dengan perjanjian bahwa pembayaran dilakukan secara
bertahap, yaitu pada saat barang pesanan telah dikirimkan ke pembeli, penjual
menerima pembayaran pertama sebagian dari harga total penjualan dan sisanya akan
dibayar sesuai dengan kesepakatan bersama.
Menurut Puspitawati dan Anggadini dalam (Ningsih dkk, 2017) “Penjualan
kredit adalah penjualan yang menimbulkan tagihan, klaim atau piutang kepada
pembeli (customer) sehingga penjualan tidak menerima uang tunai pada saat barang
diserahkan”.
Menurut (Sujarweni, 2015) Penjualan kredit adalah sistem penjualan dimana
pembayarannya dilakukan setelah barang diterima pembeli,jumlah dan jatuh tempo
pembayarannya disepakati oleh kedua pihak.
Penulis mengambil beberapa kesimpulan bahwa penjualan secara kredit,
maka dapat disimpulkan bahwa penjualan penjualan kredit adalah suatu transaksi
dengan cara mengirimkan barang kepada pembeli dan memberi batas wkatu
pembayaran dalam tanggal tempo yang telah disepakati kedua belah pihak yaitu
penjual dan pembeli.
13
1. Fungsi – fungsi Penjualan Kredit
Menurut (Mulyadi, 2016) fungsi yang terkait dalam penjualan kredit, yaitu
:
1. Fungsi penjualan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pembeli,
mengedit orderdari pelanggan untuk menambahkan informasi yang belum ada
pada surat order tersebut, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal
pengiriman dan dari gudang mana barang akan dikirim,dan mengisi surat
order pengiriman. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk mebuat “back
order” pada saat diketahui tidak tersedianya persediaan untuk memenuhi
oerder dari pelanggan.
2. Fungsi kredit
Fungsi ini berada dibawah fungsi keuanagan yang dalam transaksi penjualan
kredit, bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan
memeberi otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.
3. Fungsi gudang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan
barang yang dipesan oleh pelanggan serta menyerahkan barang ke fungsi
pengiriman.
4. Fungsi Penagihan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur
penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan
peralatan transaksi penjualan oleh fungsi akutansi.
5. Fungsi Akutansi
14
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatatan piutang yang timbul dari
transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang
kepada para debitur, serta membuat laporan penjualan. Disamping ini, fungsi
ini juga bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan yang
dijual kedalam kartu persediaan.
2. Sistem pencatatan akutansi penjualan kredit
Menurut (Mulyadi, 2016), dokumen yang terkait dalam penjualan kredit,
yaitu:
1. Jurnal Penjualan
Unruk mencatat transaksi penjualan baik secara tunai maupun kredit. Jika
perusahaan menjual beberapa macam produk dan manajemen memerlukan
informasi penjual menurut jenis produk, dalam jurnal penjual dapat
disediakan kolom-kolom untuk mencatat penjual menurut jenis produk
tersebut.
2. Kartu Piutang
Merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi piutang perusahaan
kepada setiap debitnya.
3. Kartu Persediaan
Merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap jenis
persediaan.
4. Kartu Gudang
Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatatan mutasi dan
persediaan fisik barang yang disimpan digudang.
5. Jurnal Umum
15
Untuk mencatat harga pokok produk yang terjual selama periode akutansi
tertentu.
2.1.6. Pengertian Akutansi Dasar
Menurut (Daud Ga, 2017) “Akutansi aadalah seni pencatatan,
penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran
monoter, transaksi serta kejadian –kejadian yang umumnya bersifat keuangan
termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.”.
Menurut (Bahri, 2016) “Akutansi adalah seni pencatatan,penggolongan,
pengihktisaran, dan pelaporan atas suatu transaksi dengan cara sedemikian rupa
sistematis dari segi isi dan berdasrkan standar yang diakui umum.
Penulis mengambil beberapa kesimpulan pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa akutansi adalah proses sistematis untuk mengidentifikasi,
melakukan pencatatan, dan mengkomunikasikan kegiatan ekonomi yang
bermanfaat internal dan eksternal.
2.1.7. Pengertian Jurnal
Menurut (Bahri, 2016) menyebutkan bahwa “Jurnal adalah pencatatan
yang sistematis dan kronologis atas transaksi keuangan yang terjadi pada suatu
perusahaan”. Sedangkan menurut Menurut (Daud Ga, 2017) “Jurnal adalah alat
untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis
(berdasarkan urutan waktu terjadinya suatu transaksi) dengan menunjukan
rekening yang harus didebit dan dikredit beserta jumlah rupiahnya masing-
masing”.
Penulis mengambil beberapa kesimpulan bahwa jurnal adalah jurnal yang
dipergunakan untuk melakukan pencatatan bagi segala jenis bukti transaksi
16
keuangan yang muncul akibat terjadinya sebagai transaksi keuangan perusahaan
dalam satu periode
Contoh Jurnal penjualan
Tabel II.1
Contoh Jurnal Penjualan
Tanggal Nota kredit Keterangan Piutang
(Debit)
Return Penjualan
(Kredit)
Sumber : (Bahri, 2016)
2.1.8. Pengertiam Siklus Akutansi
Menurut (Putra, 2017) menyebutkan bahwa “ Siklus Akutansi merupakan
satu periode dari sebuah pencatatan pembukuan keuangan yang dimulai dari
jurnal dan berakhir pada laporan keuangan”.
Menurut (Bahri, 2016)”Siklus Akutansi adalah tahapan-tahapan mulai
dari terjadinya transaksi sampai dengan penyusunan laporan keuangan sehingga
siap untuk pencatatan berikutanya”.
Penulis mengambil beberapa kesimpulan bahwa siklus akutansi adalah
pencatatan atau langkah-langkah proses akutansi dari mulai pencatatan sampai
pembukuan.
Siklus akutansi dapat digambarkan sebagai beriku
17
Sumber : (Putra, 2017)
Gambar II.1.
Siklus Akuntansi
1. Data transaksi (Dokumen)
Transaksi dapat didefinisikan sebagai aktivitas perusahaan yang berkaitan
dengan masalah ekonomi/keuangan. Aktivitas perusahaan yang berkaitan
dengan masalah keuangan harus dicatatkan dalam pembukuan perusahaan
yang nantinya digunakan untuk membuat laporan keuangan perusahaan.
Untuk mencatatkan transaksi tersebut perusahaan harus menggunakan bukti
fisik yang isinya menjelaskan bahwa pada tanggal tersebut terjadi aktivitas
ekonomi beserta rincian uang yang diterima/dikeluarkan. Bukti transaksi
dapat diperoleh di dalam maupun luar perusahaan. Bukti tansaksi biasa
berupa faktur/invoice,kwitansi,nota kredit/debit, dan masih banyak yang
lainnya.
Transaksi
Jurnal Pembalik
Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Jurnal Penutup
Laporan Keuangan
Neraca Saldo Setelah
Penyesuaian
Jurnal
Posting Ke Buku Besar
Neraca Saldo
Jurnal Penyesuaian
18
2. Jurnal (pousting)
Jurnal umum adalah buku pencastatan untuk menginput data transaksi
keuangan/bisnis yang telah terjadi dalam suatu perusahaan. Bentuk jurnal
umum yang sering dipergunakan adalah jurnal umum dalam bentuk 2 kolom.
3. Buku Besar (Ledger)
Buku besar merupakan tempat yang digunakan untuk mengelompokan
transaksi-transaksi keuangan. Buku besar dapat didefinisikan pada dengan
kumpulan dari berbagai perkiraan yang sejenis/sekelompok.
Bentu besar ada dua yaitu :
a. Bentuk Secontro
b. Bentuk Stapel
4. Neraca Saldo (Trial Balance)
Neraca saldo (Trial Balance) adalah kumpulan dari saldo-saldo dari perkiraan
yang ada dibuku besar. Mencari saldo dapat dilakukan dengan cara :
a. Angka-angka didebet dijumlah
b. Angka-angka dikredit dijumlah
c. Cari saldonya, apakah saldo debet aau saldo kredit.
5. Penyesuaian (adjusment)
Jurnal penyesuaian merupakan jurnal yang diperunakan untuk menyesuaikan
saldo perkiraan-perkiraan dibuku besar pada akhir periode pembukuan
rekaning-rekening perkiraan buku besar yang biasanya disesuaikan adalah :
a. Persediaan barang dagang (perusahaan dagang) bahan baku, bahan dalam
proses , bahan jadi (industry).
b. Piutang dagang
c. Perlengkapan
19
d. Biaya –biaya dibayar dimuka (asuransi, sewa, iklan)
e. Pendapatan diterima dimuka
f. Utang yang masih harus dibayar
g. Pendapatan yang masih harus diterima
h. Aktiva tetap.
6. Kertas Kerja (Worksheet)
Kertas kerja lajur (worksheet) erupakan form / kertas/ catatan yang digunakan
untuk membuat ringkas mengenai pembukuan perusahaan yang terdiri dari
kolom neraca saldo setelah penyesuaian , kolom laporan laba rugi dan kolom
neraca.
7. Laporan keuangan (Financial Statement)
Setelah transaksi diringkas dan digolongkan, laporan keuangan harus disusun
berdasarkan data-data transaksi tersebut. Laporan dari perhitungan akutansi
menyediakan beberapa informasi yang dinamakan laporan keuangan
(Financial Statement). Laporan keuangan dari dalam sebuah perusahaan
terdiri dari laporan laba rugi (income Statement). Lapoaran laba ditahan
(Retained earning statement), laporan arus kas (Statement cash flow) dan
neraca (balance sheets)
2.2. Peralatan Pendukung (Tool System)
Peralatan pendukung(tool system) merupakan alat yang digunakan untuk
menggambarakan bentuk logika model dari suatu sistem dengan menggunakan
simbol-simbol lambang dari diagram. Adapun peralatan pendukung untuk
merancang model sistem,terdiri dari :
20
2.2.1. Unit Modeling Language (UML)
Menurut (Sukamto dan Shalahudin, 2016) UML merupakan bahasa visual
untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan
diagram dan teks-teks pendukung.
Menurut Windu Gata, Grace dalam (Hendini, 2016), “Unified Modeling
Language (UML) adalah bahasa spesifikasi standar yang dipergunakan untuk
mendokumentasikan, menspesifikasikan dan membangun perangkat lunak”.
Menurut Yasin dalam (Destiana & Fandy Fajrin, 2014) “Unified Modeling
Language (UML) adalah sebuah Bahasa yang telah menjadi standar dalam industri
untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak”.
Penulis mendefinisikan beberapa kesimpulan bahwa UML (Unified Modeling
Language) adalah perkembangan Bahasa pemodelan di bidang rekayasa perangkat
lunak yang dimaksudkan untuk menyediakan cara standar untuk memvisualisasikan
desain sistem yang akan dibuat.
Berikut ini penjelasan singkat dari pembagian kategori tersebut.
a. Structure diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk
menggambarkan suatu struktur statis dari sistem yang dimodelkan.
Structure diagram terdiri dari class diagram, object diagram, component
diagram,composite structure diagram,package diagram dan deployment
diagram.
b. Behavior diagram yaitu kumpulan diagram yang untuk menggambarkan
kelakuan sistem atau rangkaian perubahan yang terjadi pada sebuah
sistem. Behavior diagram terdiri dari Use case diagram, activity diagram,
state Machine sytem.
21
c. Interaction diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk
menggambarkan interaksi sistem dengan sistem laian maupun interaksi
antar subsistem pada suatu sistem. Interaction diagram, terdiri dari
Sequence Diagram, Communication Diagram, Timing Diagram,
Interaction Overview Diagram.
Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing diagram yang
dikemukakan oleh Sukamto dan Shalahudin :
22
1. Activity diagaram
(Sukamto dan Shalahudin, 2016) “Diagram aktivitas atau activity diagram
menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau
proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak”. Yang perlu diperhatikan
disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas. Sistem bukan
apa yang dilakukan aktor,jadi aktivitas dapat dilakukan oleh sistem.
Sumber : (Trimahardika & Entin Sutinah, 2017)
Gambar II.2.
Contoh Activity Diagram
23
2. Use case Diagram
(Sukamto dan Shalahudin , 2016)”Use case merupakan pemodelan untuk
melakukan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat”. Usecase
mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem
informasi yang akan dibuat. Secara kasar, usecase digunakan untuk mengetahui
fungsi apa saja yang ada didalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang
berhak menggunakan fungsi-fungsi itu.
Sumber : (Destiana & Fajrin, 2014)
Gambar II.3.
Contoh Use Case Diagram
24
3. Sequence Diagram
(Sukamto dan Shalahudin, 2016) “Diagram Skuen menggambarkan kelakuan
objek pada usecase dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dengan message
yang dikirimkan dan diterima oleh objek”.
Berikut adalah diagram sekuen dari sistem informasi manajemen perusahaan:
petugas perpustakaan m : Main an : Antarmuka v : Validasi k: KoneksiBasisData p: Petugas
1 : main()
2 : formLogin()
3 : username dan password4 : Login 5 <<include>>
6 <<create>>
7 : open()
8 : queryCekLogin()
9 : execute()
10 : getResult()
11 : username dan password petugas
12 : close()
13 <<destroy>>
14 <<destroy>>
Sumber : Sukamto dan Shalahudin, 2016)
Gambar II.4.
Contoh Sequence Diagram
25
4. Deployment Diagram
(Sukamto dan Shalahudin, 2016)”Diagaram deployment Diagram atau
deployment diagram menunjukan konfigurasi komponen dalam proses esksekusi
aplikasi”.
Berikut adalah contoh diagram deployment dari sistem informasi manajemen
perpustakaan.
Sumber : (Sukamto dan Shalahuddin, 2016)
Gambar II.5.
Contoh Deployment Diagram
26
2.2.2. Entity Relationship Diagram (ERD) / Logical Record Structure (LRS)
Menurut (Sukamto dan Shalahudin, 2016) “ERD (Enty Relation
Diagram) adalah pemodelan awal basis data yang paling banyak digunakan”.
Dalam pemebntukan ERD terdapat 3 komponen yang akan dibentuk yaitu:
1. Entitas
Yaitu suatu objek yang dapat dibedakan dan lainnya yang dapat diwujudkan
dalam basis data
2. Hubungan (relasi/relationship)
Adalah hubungan anatara dua jenis entitas dan fi representasikan sebagai garis
haeus yang menghubungan dua entitas.
3. Atribut
Atribut memberikan informasi lebih rinci tentang jenisentitas, atribut memiliki
struktur internal berupa tipe data. Jenis-jenis atribut :
Derajat relasi atau kardinalitas rasio
Menjelaskan jumlah maksimum hubungan antara suatu entitas dengan
entitas lainnya.
a. One to one (1.1)
Setiap anggota A hanya boleh berhubungan dengan satu anggota entitas B
begitu pula sebaliknya.
b. One to many (1 M/ many)
Setiap anggota entitas A berhubungan dengan lebih dari satu anggota entitas
B tetapi tidak sebaliknya.
c. Many to Many (M.M)
27
Setiap entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas himpunan entitas
B dan demikian pula sebaliknya.
ERD biasanya memiliki hubungan binary (satu relasi menghubungkan dua
buah entitas). Beberapa metode perangcangan ERD menoleransi hubungan relasi
ternary (satu relasi menghubungkan tiga buah relasi) atau N-ary (satu relasi
menghubungkan banyak entitas), tapi banyak metode perangcangan ERD yang tidak
mengizinkan hubungan ternary atau N-ary.
Berikut adalah contoh bentuk hubungan relasi dan ERD ;
Tabel II.2
Hubungan Relasi Entity Relationship Diagram (ERD)
Nama Gambar
Binary
R1E1 E2
Ternary
R1E1 E2
E3
N-ary
R1E1 E3
E2
E4
Sumber : (Sukamto dan Salahudin, 2016)
Berikut adalah gamabar diagram ERD untuk studi kasus Sistem Informasi
Manajemen Perpustakaan.
28
pengarang
judul
jenis
penerbit
tahun
id
pustaka
dipinjam
id
nama
alamat
teleponanggota
melakukan
peminjaman
tgl_pinjam tgl_kembali
no_petugas
nama
password
username
hak_akses
petugas
NN
Sumber : (Sukamto dan Salahuddin, 2016)
Gambar II.6.
Contoh Entity Relationship Diagram (ERD)
29
2.2.3. LRS (Logical Record Structure)
Menurut Simarmata dan Paryudi dalam (Fridayanthie & Tias Mahdiati, 2016)
“LRS (Logical Record Structure) adalah representasi dari struktur record-record pada
tabel-tabel yang terbentuk dari hasil relasi antara himpunan entitas”.
Sumber : (Septiani dkk, 2017)
Gambar II.7
Contoh Logical Record Structure (LRS)
2.2.4. Spesifikasi Dokumen/file
Menurut (Setiadi dkk, 2019) “Bentuk spesifikasi file yang terdapat pada
sistem memerlukan beberapa file database yang berfungsi untuk menampung data ke
dalam bentuk yang lebih teratur dan aman dari kerusakan file yang ada”.
30
2.2.5. Database
Menurut (Susanto, 2017) “Database adalah kumpulan data data yang
tersimpan didalam media penyimpanan disuatu perusahaan (artiluas) atau dalam
komputer (arti sempit).
Menurut (Sukamto dan Shalahuddin, 2016) “Sistem basis data adalah sistem
terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara data yang sudah diolah
atau informasi dan membuat informasi tersedia saat dibutuhkan”.
Penulis menyimpulkan bahwa database merupakan tempat atau gabungan file
yang dapat diungkapkan dengan catatan yang bersifat indefendent.
2.2.6. Pengertian MySQL
Menurut (Sukamto dan Salahudin, 2016). “SQL (Structured Query Language)
adalah bahasa yang digunakan untuk mengelola data pada RDBMS yang
dikembangkan berdasarkan teori aljabar relasional dan kalkulus”.
Menurut Arief (Fridayanthie & Tias Mahdiati, 2016) “MySQL (My Structure
Query Languange) adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal dan
banyak digunakan untuk membangun aplikasi web yangmengguakan database
sebagai sumber dan pengolahan datanya”
2.2.7. Pemograman
Menurut Raharjo dalam (Yulia, Eka Rini, 2017) program adalah ”perangkat
lunak (software) yang sebenarnya merupakan tuntunan instruksi yang ditulis dalam
bentuk kode–kode menggunakan bahasa pemrograman tertentu dan telah dikompilasi
dengan menggunakan compiler yang sesuai”.
31
2.2.8. Pengertian Java
Menurut (Sukamto dan Shalahuddin, 2016) mendeskripsikan bahwa, “Java
merupakan bahasa pemrograman yang paling konsisten dalam mengimplementasikan
paradigma pemrograman berorientasi objek”.
Menurut (Nofriadi, 2018)“ Java adalah bahasa pemograman yang paling
populer digunakan, dan secara luas dimanfaatkan dalam pengembangan berbagai
jenis perngkat lunak aplikasi.
Penulis mengambil beberapa kesimpulan bahwa java adalah bahasa
pemograman yang dapat digunakan untuk pengembangan perangkat lunak aplikasi
atau pun aplikasi berbasis web.
2.2.9. Xampp
Menurut Wicaksono (Fridayanthie & Tias Mahdiati, 2016)” Xampp adalah
sebuh software yang berfungsi untuk menjalankan website berbasis PHP dan
menggunakan pengolah data MYSQL di komputer lokal.
2.2.10. Pengertian Neatbeans
Menurut (Nofriadi, 2018) “Netbeans merupakan sebuah aplikasi Integrated
Development Environment (IDE) yang berbasiskan java dari Sun Microsystems
yang berjalan diatas swing dan banyak digunakan sekarang sebagai editor untuk
berbagai bahasa pemrograman”.
2.2.11. SDLC(Software/Sysistem Development Life Cycle)
Menurut Sommerville dalam (Fridayanthie & Tias Mahdiati, 2016 )”System
Development Life Cycle adalah dengan model waterfall atau lebih dikenal dengan
32
model linear sequential, yang merupakan model klasik bersifat sistematis, yang
digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan suatu proyek yang inovatif dan
kompleks”.
2.2.12. BlackBox Testing
Menurut (Sukamto dan Salahuddin, 2016) menyebutkan bahwa “Blackbox
Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa
menguji desain dan kode program”. Pengujian ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah fungsi-fungsi, masukan, dan keluaran dari perangkat
lunak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
Pengujian kotak hitam dilakukan dengan membuat kasus uji yang bersifat
mencoba semua fungsi dengan memakai perangkat lunak apakah sesuai dengan
spesifikasi yang dibutuhkan. Kasus uji yang dibuat untuk melakukan pengujian kotak
hitam harus dibuat dengan kasus besar dan kasus salah, misalkan untuk kasus proses
login maka kasus uji yang dibuat adalah :
1. Jika user memasukan nama pemakai (username) dan kata sandi (password) yang
benar.
2. Jika user memasukkan nama pemakai (username) dan kata sandi (password)
yang salah, misalnya nama pemakai yang benar tapi kata sandi sgalah atau
sebaliknya, atau keduanya salah.