bab ii landasan teori · 6 bab ii landasan teori 2.1. pengadaan 2.1.1. pengertian pengadaan...

10
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengadaan 2.1.1. Pengertian Pengadaan Pengadaan memiliki peran penting bagi perusahaan dalam melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan suatu perusahan. Agar suatu pengadaan barang dan jasa dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya maka kedua belah pihak yaitu pihak pengguna dan penyedia harus tunduk kepada etika dan norma pengadaan barang dan jasa yang berlaku. Menurut Siahaya (2013:1) mengemukakan bahwa “pengadaan adalah upaya mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan yang dilakukan berdasarkan pemikiran yang logis dan sistematis dan mengikuti norma dan etika yang berlaku sesuai metode dan proses pengadaan barang dan jasa yang berlaku”. Menurut Dimyati dan Kadar (2014:246) mengemukakan bahwa “pengadaan adalah kegiatan untuk mendapatkan barang atau jasa secara transparan,efektif, dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penggunanya”. Menurut Sutedi (2009:3) menyatakan bahwa “Pengadaan barang dan jasa adalah untuk mendapatkan atau mewujudkan barang dan jasa yang diinginkan atas dasar pemikiran yang logis dan sistematis (the system of thought), mengikuti norma dan etika yang berlaku, berdasarkan metode dan proses pengadaan yang baku”.

Upload: others

Post on 20-Nov-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI · 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengadaan 2.1.1. Pengertian Pengadaan Pengadaan memiliki peran penting bagi perusahaan dalam melakukan aktivitas untuk mencapai

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengadaan

2.1.1. Pengertian Pengadaan

Pengadaan memiliki peran penting bagi perusahaan dalam melakukan

aktivitas untuk mencapai tujuan suatu perusahan. Agar suatu pengadaan barang

dan jasa dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya maka kedua belah pihak yaitu

pihak pengguna dan penyedia harus tunduk kepada etika dan norma pengadaan

barang dan jasa yang berlaku.

Menurut Siahaya (2013:1) mengemukakan bahwa “pengadaan adalah

upaya mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan yang dilakukan berdasarkan

pemikiran yang logis dan sistematis dan mengikuti norma dan etika yang berlaku

sesuai metode dan proses pengadaan barang dan jasa yang berlaku”.

Menurut Dimyati dan Kadar (2014:246) mengemukakan bahwa

“pengadaan adalah kegiatan untuk mendapatkan barang atau jasa secara

transparan,efektif, dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

penggunanya”.

Menurut Sutedi (2009:3) menyatakan bahwa “Pengadaan barang dan jasa

adalah untuk mendapatkan atau mewujudkan barang dan jasa yang diinginkan atas

dasar pemikiran yang logis dan sistematis (the system of thought), mengikuti

norma dan etika yang berlaku, berdasarkan metode dan proses pengadaan yang

baku”.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI · 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengadaan 2.1.1. Pengertian Pengadaan Pengadaan memiliki peran penting bagi perusahaan dalam melakukan aktivitas untuk mencapai

7

Diluar dari penjelasan diatas mengenai definisi pengadaan barang maka

Assauri (2008:229) mengemukakan bahwa “walaupun proses pembelian dan

pengadaan tidak sama di setiap perusahaan, tetapi kebanyakan perusahaan-

perusahaan yang ada selalu mengikuti prosedur yang rutin”. Seperti contoh

apabila stock sudah mencapai titik beli atau hampir mencapai stock minimum

harus segera diadakan pemesanan. Prosedur pembelian meliputi:

1. Prosedur permintaan kebutuhan barang.

2. Prosedur permintaan pembelian barang.

3. Prosedur pelaksanaan pembelian barang.

4. Prosedur penerimaan barang.

Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengadaan barang

dan jasa atau procurement adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan barang dan

jasa yang diperlukan oleh perusahaan dilihat dari kebutuhan dan penggunaannya

dengan mengikuti norma dan etika yang berlaku.

2.1.2. Norma Pengadaan Barang/Jasa

Sebagaimana norma lain yang berlaku, norma pengadaan barang dan jasa

terdiri dari norma tidak tertulis dan tertulis. Hal ini dijelaskan oleh Sutedi

(2009:11) bahwa:

Norma tidak tertulis pada umumnya adalah norma yang bersifat ideal,

sedangkan norma tertulis pada umumnya adalah norma yang bersifat

operasional. Norma ideal pengadaan barang dan jasa antara lain tersirat

dalam pengertian tentang hakekat, filosofi, etika, profesionalisme dalam

bidang pengadaan barang/jasa. Sedangkan norma pengadaan barang dan

jasa bersifat operasional pada umumnya telah dirumuskan dan dituangkan

dalam peraturan perundang-undangan yaitu berupa undang-undang,

peraturan, pedoman, petunjuk, dan bentuk produk lainnya.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI · 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengadaan 2.1.1. Pengertian Pengadaan Pengadaan memiliki peran penting bagi perusahaan dalam melakukan aktivitas untuk mencapai

8

2.1.3. Kedudukan Pengadaan Barang/Jasa

Kedudukan pengadaan barang dan jasa tidak selalu sama tingkatannya,

tergantung dari jenis pengadaan barang dan jasa. Berikut ini posisi/kedudukan

pengadaan barang dan jasa dalam pelaksanaan pembangunan menurut Sutedi

(2014:5), meliputi:

1. Perencanaan (Planning)

2. Pemrograman (Programming)

3. Penganggaran (Budgeting)

4. Pengadaan (Procurement)

5. Pelaksanaan kontrak dan pembayaran (Contract Implementation and Payment)

6. Penyerahan pekerjaan selesai

7. Pemanfaatan dan Pemeliharaan (Operation and Maintenance)

2.1.4. Prinsip Pengadaan ( Procurement Principle)

Prinsip pengadaan barang/jasa seperti kode etik yang harus dipatuhi oleh

semua pihak, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga penyerahan pengadaan

barang/jasa.Pengadaan yang dilaksanakan harus menghasilkan barang/jasa yang

dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi administrasi, teknis maupun

keuangan.

Menurut Siahaya (2013:11) dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan sejak

perencanaan harus menerapkan prinsip pengadaan:

1. Efektif

Sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat

yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan perusahaan.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI · 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengadaan 2.1.1. Pengertian Pengadaan Pengadaan memiliki peran penting bagi perusahaan dalam melakukan aktivitas untuk mencapai

9

2. Efisien

Diusahakan dengan menggunakan dana, daya dan fasilitas yang sekecil-

kecilnya untuk mencapai sasaran dalam waktu singkat dan dapat dipertanggung

jawabkan serta memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya.

3. Kompetitif

Dilakukan melalui seleksi dan persaingan yang sehat diantara penyedia

barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan

ketentuan dan prosedur yang jelas serta transparan.

4. Transparan

Semua ketentuan dan informasi, baik teknis maupun administratif termasuk

tata cara evaluasi, hasil evaluasi dan penetapan pemenang harus bersifat

terbuka bagi penyedia barang dan jasa yang berminat.

5. Adil

Tidak diskriminatif dalam memberikan perlakuan bagi semua penyedia barang

dan jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu.

6. Bertanggung Jawab

Mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran

pelaksanaan usaha sesuai dengan prinsip-prinsip dan kebijakan serta ketentuan

yang berlaku dalam pengelolaan rantai suplai.

7. Berpihak kepada produk dalam negeri

Mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional untuk lebih

mampu bersaing ditingkat nasional, regional dan internasional.

8. Berwawasan lingkungan

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI · 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengadaan 2.1.1. Pengertian Pengadaan Pengadaan memiliki peran penting bagi perusahaan dalam melakukan aktivitas untuk mencapai

10

Mendukung dan mengembangkan kegiatan dengan memperhatikan

kemampuan dan dampak lingkungan.

2.1.5. Kebijakan Pengadaan (Procurement Policy)

Kebijakan pengadaan berhubungan dengan mengatur pengadaan barang

agar dapat menjamin kelancaran kegiatan perusahaan secara efektif dan

efisien.Dalam rangka pengaturan ini, perlu ditetapkan kebijakan-kebijakan yang

berkenaan dengan pengadaan.

Menurut Siahaya (2013:12) dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan selalu

harus menerapkan kebijakan pengadaan:

1. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa berdasarkan kebutuhan sesuai

peraturan yang berlaku secara efektif dan efisien.

2. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa berdasarkan prinsip QCD (Quality,

Cost, dan Delivery).

3. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa berbasis Procurement One (satu

regulasi, satu interpretasi dan satu implementasi).

4. Melaksanakan pengadan barang, dan jasa langsung ke produsen, dengan

mengutamakan produsen dalam negeri atau melalui distributor yang ditunjuk

oleh produsen dalam negeri.

5. Melaksanakan pengadaan sendiri barang dan jasa secara swakelola atau

melalui pemasok (penyedia barang dan jasa).

6. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa di dalam wilayah Negara Republik

Indonesia sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Negara RI.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI · 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengadaan 2.1.1. Pengertian Pengadaan Pengadaan memiliki peran penting bagi perusahaan dalam melakukan aktivitas untuk mencapai

11

7. Mengutamakan penggunaan produk dalam negeri dan peningkatan potensi

nasional.

8. Menjamin kepastian peraturan dan kepastian usaha serta member kesempatan

berusaha bagi produsen dan perusahaan dalam negeri, terutama usaha kecil.

9. Menciptakan iklim persaingan yang sehat, tertib dan terkendali, dengan cara

meningkatkan transparasi dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.

10. Mempercepat proses pelaksanaan dan memperpendek waktu proses dan

birokrasi pengadaan barang dan jasa.

11. Melaksanakan kegiatan pengadaan barang sesuai ketentuan kesehatan,

keselamatan kerja, dan lindungan lingungan.

12. Meningkatkan kinerja dan tanggung jawab para perencana, pelaksana, serta

pengawas pengadaaan barang dan jasa.

2.1.6. Fungsi dan Peranan Manajemen Pengadaan

Suatu perusahaan tidak akan bisa beroperasi dengan baik tanpa adanya

fungsi dari kegiatan pengadaan. Manajemen pengadaan ditunjukkan untuk

mendukung agar dapat menjamin penyelesaian pelaksanaan suatu kegiatan

perusahaan.

Menurut Siahaya (2013:9) manajemen pengadaan mempunyai berbagai

macam fungsi yang dapat dikelompokkan menjadi:

1. Pembelian (Purchasing), merupakan kegiatan lebih difokuskan kepada

pembelian barang (material) dan peralatan (equipment).

2. Penyewaan (Leasing), merupakan kegiatan sewa-menyewa baik secara sewa

murni atau sewa dengan opsi untuk membeli.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI · 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengadaan 2.1.1. Pengertian Pengadaan Pengadaan memiliki peran penting bagi perusahaan dalam melakukan aktivitas untuk mencapai

12

3. Konstruksi (Construction), merupakan kegiatan membangun wujud fisik.

4. Konsultasi (Consultation), merupakan kegiatan jasa keahlian professional.

5. Inspeksi (Inspection), merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian.

6. Swakelola (Self Management), merupakan kegiatan yang dilaksanakan sendiri

(internal)

7. Tukar Tambah (Trade-in), merupakan kegiatan tukar-menukar barang dengan

membayar selisih harga, untuk memperoleh barang yang sesuai dengan

kebutuhan operasi, untuk menghindari kerugian perusahaan.

8. Beli Kembali (Factory Buy-back), merupakan kegiatan pembelian kembali

oleh pabrik pembuat terhadap barang yang tidak terpakai untuk mengurangi

kerugian perusahaan.

9. Barter (Exchange), merupakan kegiatan tukar-menukar barang secara langsung

(tukar guling).

Menurut Siahaya (2013:10) manajemen pengadaan barang berperan

sebagai proses penentuan secara sitematik terhadap apa, (spesifikasi,kualitas),

kapan (jadwal, delivery time), bagaimana (sumber,sistem) dan berapa (kuantitas)

untuk mengadakan barang dan jasa dari sumber pengadaan sampai ke tempat

tujuan sesuai kualitas dan kuantitas, biaya yang optimal dan waktu suplai yang

wajar untuk memenuhi kebutuhan.

2.1.7. Etika Pengadaan

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia dalam Sutedi (2009:10)

menyatakan bahwa “Etika adalah asas-asas akhlak/moral. Asas-asas adalah dasar-

dasar atau pondasi suatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berfikir

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI · 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengadaan 2.1.1. Pengertian Pengadaan Pengadaan memiliki peran penting bagi perusahaan dalam melakukan aktivitas untuk mencapai

13

akhlak adalah watak, tabiat, budi pekerti sedangkan moral adalah perbuatan baik-

buruk”.

Menurut Siahaya (2013:14) mengemukakan bahwa “etika (kode etik)

pengadaan merupakan pedoman profesional individu pelaksana pengadaan yang

bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan kegiatan pengadaan barang

dan jasa”.

Menurut Siahaya (2013:14) mengemukakan bahwa “prinsip etika

pengadaan adalah untuk menegakkan integritas, kehormatan, martabat dan

meningkatkan kompetensi dan professional serta bersikap jujur dan adil setiap

pelaksanaan pengadaan”

Pedoman praktik etika pengadaan menurut Siahaya (2013:14) yaitu:

1. Menjunjung tinggi profesi pengadaan

2. Melaksanakan prinsip pengadaan secara konsekuen dalam pengambilan

keputusan secara terbuka, transparan, efisien, efektif, tidak diskriminatif,

persaingan sehat, akuntabel dan kredibel.

3. Melakukan kegiatan sesuai peraturan, kaidah, kompetensi dan kewenangan.

4. Melakukan tugas dan tanggung jawab secara professional, tertib, patuh, dan

taat asas.

5. Menegakkan kehormatan, integritas, kejujuran, dan martabat profesi

pengadaan.

6. Menghindari konflik kepentingan

7. Tidak melakukan dan tidak kompromi terhadap korupsi, kolusi, dan

nepotisme.

8. Loyal kepada perusahaan dan institusi pemberi kerja.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI · 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengadaan 2.1.1. Pengertian Pengadaan Pengadaan memiliki peran penting bagi perusahaan dalam melakukan aktivitas untuk mencapai

14

9. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang.

10. Memegang teguh rahasia jabatan.

11. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan (conflict of

interest).

12. Mencegah dan menghindari praktik persaingan tidak sehat.

13. Menerima dan bertanggungjawab atas segala keputusan yang telah

ditetapkan.

14. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan.

15. Menghargai hak para pihak.

16. Tidak menerima, tidak memberi, tidak meminta, tidak menawarkan atau tidak

menjanjikan untuk memberi imbalan atau menerima hadiah berupa apa saja

kepada dan dari siapapun yang diketahui dan patut diduga berkaitan dengan

pengadaan barang dan jasa.

17. Tidak memalsukan dokumen atau menggunakan dokumen yang tidak sah.

18. Menghindari loyalitas ganda.

19. Tidak melakukan insider trading (praktik kepentingan bisnis pribadi dalam

perusahaan).

20. Meningkatkan pengetahuan pribadi.

2.2 Barang

2.2.1 Pengertian Barang

Semua manusia memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.Kebutuhan

manusia itu berbentuk barang atau jasa.Karena pada dasarnya barang dan jasa

merupakan faktor yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI · 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengadaan 2.1.1. Pengertian Pengadaan Pengadaan memiliki peran penting bagi perusahaan dalam melakukan aktivitas untuk mencapai

15

Menurut Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah Pasal 1 Ayat 15 (2012:4) menyatakan bahwa “Barang

adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun

tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau

dimanfaatkan oleh Pengguna Barang”.

Menurut Siahaya (2013:5) mengemukakan bahwa “barang adalah benda

dalam berbagai bentuk dan uraian, yang meliputi bahan baku, barang setengah

jadi, barang jadi dan peralatan”.

Menurut Swastha dan Irawan (2008:165) menyatakan bahwa:

Barang diartikan sebagai kumpulan atribut dan sifat kimia secara fisik

dapat diraba dalam bentuk yang nyata.Dalam tinjauan yang lebih

mendalam, sebenarnya barang itu tidak hanya meliputi atribut fisik saja,

tetapi juga mencakup sifat-sifat non fisik seperti harga, nama penjual, dan

sebagainya”.

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa barang merupakan

benda yang berwujud maupun tidak berwujud yang memiliki kegunaan untuk

memenuhi kebutuhan manusia.

2.2.2. Jenis Barang

Ada dua jenis barang dalam pengadaan menurut Siahaya (2013:5) yaitu

barang operasi (konsumsi dan produksi) dan barang modal.

1. Barang konsumsi adalah barang hasil akhir produksi yang langsung digunakan

seperti makanan, minuman, obat-obatan dan suku cadang.

2. Barang produksi adalah barang yang diperlukan untuk proses produksi, seperti

bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi.

3. Barang modal adalah barang yang dapat dipakai beberapa kali dan mengalami

penyusutan, seperti peralatan, kendaraan, rumah.