bab ii landasan teori · 3) efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu 4)...

22
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengertian Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” berarti mencegah atau melawan, sedangkan “konsepsi” adalah pembuatan atau pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan, kontasepsi dapat menggunakan berbagai cara, baik dengan menggunakan hormone, alat ataupun prosedur operasi. Tingkatan efektifitas dari kontrasepsi tergantung dari usia, frekuensi melakukan hubungan seksual dan yang terutama apakah menggunakan kontrasepsi tersebut secara benar. Banyak metode kontasepsi yang memberikan tingkat efektivitas hingga 99% jika digunakan secara tepat. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindar dan mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma tersebut. (kusumaningrum, 2009:18) 2.1.2. Jenis-Jenis Kontrasepsi Kontrasepsi yang baik harus memiliki syarat-syarat antara lain aman, dapat diandalkan, sederhana ( sebisa mungkin tidak perlu dikerjakan oleh dokter), murah dapat diterima oleh orang banyak dan dapat dipakai dalam jangka panjang. Sampai saat ini belum ada metode atau alat kontrasepsi yang benar-benar 100% ideal ( Tedjo, 2009:17-24) Menurut Tedjo, (2009:17-24) adapun beberapa jenis alat kontrasepsi, antara lain:

Upload: others

Post on 25-Dec-2019

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI · 3) Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu 4) Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa 5) Tidak dapat melindungi dari resiko

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” berarti mencegah atau melawan,

sedangkan “konsepsi” adalah pembuatan atau pertemuan antara sel telur (sel wanita)

yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan, kontasepsi

dapat menggunakan berbagai cara, baik dengan menggunakan hormone, alat ataupun

prosedur operasi. Tingkatan efektifitas dari kontrasepsi tergantung dari usia, frekuensi

melakukan hubungan seksual dan yang terutama apakah menggunakan kontrasepsi

tersebut secara benar. Banyak metode kontasepsi yang memberikan tingkat

efektivitas hingga 99% jika digunakan secara tepat. Maksud dari kontrasepsi adalah

menghindar dan mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel

telur yang matang dengan sperma tersebut. (kusumaningrum, 2009:18)

2.1.2. Jenis-Jenis Kontrasepsi

Kontrasepsi yang baik harus memiliki syarat-syarat antara lain aman, dapat

diandalkan, sederhana ( sebisa mungkin tidak perlu dikerjakan oleh dokter), murah

dapat diterima oleh orang banyak dan dapat dipakai dalam jangka panjang. Sampai

saat ini belum ada metode atau alat kontrasepsi yang benar-benar 100% ideal ( Tedjo,

2009:17-24)

Menurut Tedjo, (2009:17-24) adapun beberapa jenis alat kontrasepsi, antara lain:

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI · 3) Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu 4) Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa 5) Tidak dapat melindungi dari resiko

8

1. Metode sederhana

a. Tanpa alat

1) Pantang berkala

2) Metode kalender

3) Metode suhu badan basal

4) Metode lender serviks

5) Metode simpto-termal

6) Coitus interruptus

b. Dengan alat

a. Mekanis (barrier)

1) Kondom pria

2) Barrier intra vaginal antara lain: diafragma, kap serviks, spons dan kondom

wanita.

b. Kimiawi

1) Spermisid antara lain: vaginal cresm, vaginal foam, vaginal jelly, vaginal

suppositoria, vaginal tablet dan vaginal soluble film.

2. Motede modern

a. Kontasepsi hormonal

1) Pil KB

2) AKDR (alat kontrasepsi dalam Rahim)/ IUD (Intra Uterine Devices)

3) Suntikan KB

4) Susuk KB

b. Kontrasepsi mantap

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI · 3) Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu 4) Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa 5) Tidak dapat melindungi dari resiko

9

1) Medis Operatif pria (MOP)

2) Medis Operatif wanita (MOW)

Berdasarkan lama efektivitasnya, kontrasepsi dapat dibagi menjadi:

1. MKJP (Metode kontrasepsi jangka panjang),yang termasuk dalam kategori ini

adalah jenis susuk/implant,IUD,MOP,MOW.

2. Non MKJP (Non Metode kontrasepsi jangka panjang ),yang termasuk dalam

kategori ini adalah kondom,pil,suntik,dan metode-metode lain selain metode yang

termasuk dalam MKJP (fienalia,2011:15)

Berikut pembahasan singkat mengenai jenis-jenis kontrasepsi antara lain:

1. Pil KB

Pil kontrasepsi dapat berupa pil kombinasi (berisi hormone estrogen dan

progesterone). pil berkerja dengan cara mencegah terjadinya penebalan dingding

Rahim. Efektivitas metode ini secara teoris mencapai 99% atau 0,1-5 kehamilan

per 100 wanita, pada pemakaian ditahun pertama bila digunakan dengan

tepat.tetapindalam praktek ternyata angka kegagalan pil masih cukup tinggi yaitu

mencapai 0,7-7% keuntungan dan kerugian memakai pil KB antara lain:

a. keuntungan Pil KB

1) Efektivitasnya tinggi bila diminum secara rutin

2) Nyaman, mudah digunakan, dan tidak mengganggu senggama

3) Reversibilitas tinggi

4) Efek samping sedikit

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI · 3) Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu 4) Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa 5) Tidak dapat melindungi dari resiko

10

5) Mudah didapatkan, tidak selalu perlu resep dokter karena pil KB

dapat

6) diberikan oleh petugas non medis yang terlatih

7) Dapat menurunkan resiko penyakit-penyalit lain seperti kanker

8) ovarium, kehamilan ektokpik, dan lain-lain

9) Relatif murah

b. Kerugian pil KB :

1) Efektivitas tergantung motivasi akseptor untuk meminum secara rutin tiap

hari

2) Rasa mual, pusing, kencang pada payudara dapat terjadi

3) Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu

4) Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa

5) Tidak dapat melindungi dari resiko tertularnya Penyakit Menular Seksual

2. Suntik

Kontrasepsi suntik yang biasa tersedia adalah Depo-provera yang hanya

mengandung Progestindan diberikan tiap 3 bulan. Cara kerja kontrasepsi suntik

yaitu dengan mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks, dan menghambat

perkembangan siklis endometrium. Efektivitas dari kontrasepsi suntik sangat

tinggi mencapai 0,3 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama penggunaan.

Angka kegagalan metode ini <1 kehamilan per 100 wanita per tahun. Keuntungan

dan kerugian metode ini adalah :

a. Keuntungan kontrasepsi Suntik :

1) Sangat efektif

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI · 3) Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu 4) Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa 5) Tidak dapat melindungi dari resiko

11

2) Memberikan perlindungan jangka panjang selama 3 bulan

3) Bila digunakan bersama pil KB dapat mengurangi resiko yang ditimbulkan

karena lupa meminum pil KB

4) Tidak mengganggu senggama

5) Bisa diberikan oleh petugas non medis yang terlatih

6) Mengurangi efek samping yang ditimbulkan oleh Estrogen karena metode

ini tidak mengandung Estrogen

7) Relatif murah

b. Kerugian kontrasepsi suntik :

1) Berat badan naik

2) Siklus menstruasi kadang terganggu

3) Pemulihan kesuburan kadang-kadang terlambat

3. susuk atau Implant

Kontrasepsi susuk yang sering digunakan adalah Norplant. Susuk adalah

kontrasepsi sub dermal yang mengandung Levonorgestrel (LNG) sebagai bahan

aktifnya. Mekanisme kerja Norplant yang pasti belum dapat dipastikan tetapi

mungkin sama seperti metode lain yang hanya mengandung Progestin. Norplant

memiliki efek mencegah ovulasi, mengentalkan lender serviks, dan menghambat

perkembangan siklis endometrium. Efektivitas Norplant sangat tinggi mencapai

0,05 – 1 kehamilan per 100 wanita dalam tahun pertama pemakaian. Angka

kegagalan Norplant<1 kehamilan per 100 wanita per tahun dalam 5 tahun pertama

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI · 3) Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu 4) Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa 5) Tidak dapat melindungi dari resiko

12

pemakaian. Angka kegagalan ini lebih rendah bila dibandingkan dengan metode

barier, pil KB, dan IUD. Keuntungan dan kerugian Norplant tantara lain :

a. Keuntungan susuk :

1) Norplant merupakan metode kontrasepsi yang sangat efektif

2) Tidak merepotkan dan tidak mengganggu senggama

3) Resiko untuk lupa lebih kecil dibandingkan pil KB dan suntikan karena

Norplant dipasang tiap 5 tahun

4) Mudah diangkat dan segera setelah diangkat kesuburan akseptor akan kembali

5) Pemasangan dapat dilakukan oleh petugas non medis yang terlatih

6) Dapat mengurangi efek samping yang ditimbulkan oleh Estrogen karena

Norplant tidak mengandung Estrogen

7) Lebih efektif secara biaya karena walaupun harganya mahal tetapi masa

pemakaiannya mencapai 5 tahun.

b. Kerugian susuk:

1) Efektivitas dapat berkurang bila digunakan bersama obat-obatan tertentu

2) Merubah siklus haid dan meningkatkan berat badan

3) Tergantung pada petugas

4) Tidak melindungi dari resiko tertularnya PMS

4. AKDR (Alat KOntrasepsi Dalam Rahim) atau IUD (Intra Uterine Devices)

IUD (Intra Uterine Devices) merupakan alat kecil berbentuk huruf T yang lentur

dan diletakkan didalam Rahim untuk mencegah kehamilan, efek kontrasepsi satu

alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan didunia. Efektifitas IUD sangat

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI · 3) Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu 4) Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa 5) Tidak dapat melindungi dari resiko

13

tinggi sekitar 99.2%-99.9% tetapi IUD tidak memberikan perlindungan bagi

penularan penyakit menular seksual (PMS). Saat ini sudah ada modifikasi lain dari

IUD yang disebut IUS (Intra Uterine system). Bila IUD kontrasepsi berasal dari

lilitan tembaga dan bertahan selama 12 tahun maka pada IUS efek kontasepsi

melalui pelepasan hormon progeseteron dan efektif selama 5 tahun. Baik IUD

maupun IUS mempunyai benang plastic yang menempel pada bagian bawah alat,

benang tersebut dapat teraba oleh jari didalam vagina tapi tidak terlihat dari luar

vagina.

a. Jenis AKDR atau IUD

Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain:

1) Copper-7

Jenis IUD copper-7 berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan

pemasangan. Fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD

copper-T

2) Copper-T

Jenis IUD copper-T berbentuk T, tersebut dari bahan polyethelen dimana

pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga

halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik.

3) Multiload

Jenis IUD multi load terbuat dari plastic (polyethelen) dengan dua tangan

kiri dan kanan berbrntuk sayap yang fleksibel. Ada tga jenis ukuran

multiload yaitu: standar, kecil dan mini.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI · 3) Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu 4) Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa 5) Tidak dapat melindungi dari resiko

14

4) Lippes loop

Jenis IUD lippes loop terbentuk dari polyethelen berbentuk huruf spiral

atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan control, dipasang benang

pada ekornya. Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran

panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25mm (benang biru), tipe B

berukuran 27,5mm ( benang kuning) dan tipe C berukuran 30mm dan tebal

(benang putih). Keuntungan dan kerugian pemakaian IUD antara lain:

a. Keuntungan AKDR atau IUD:

(1) Efektivitas tinggi

(2) Dapat memberikan perlindungan jangka panjang sampai dengan 10

tahun

(3) Tidak mengganggu hubungan seksual

(4) Efek samping akibat Estrogen dapat dikurangi karena IUD hanya

mengandung Progestin

(5) Tidak ada kemungkinan gagal karena kesalahan akseptor KB

(6) Reversible

(7) Dapat disediakan oleh petugas non medis terlatih

(8) Akseptor hanya kembali ke klinik nila muncul keluhan

(9) murah

b. kerugian AKDR atau IUD

(1) perlunya pemeriksaan pelvis dan penapisan PMS sebulan

pemasangan

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI · 3) Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu 4) Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa 5) Tidak dapat melindungi dari resiko

15

(2) Butuh pemeriksaan benang setelah priode menstruasi jika terjadi

kram, bercak atau nyeri.

(3) Akseptor tidak dapat berhenti menggunakan kapanpun ia mau

5. kondom

Kondom jenis kontrasepsi penghalang mekanik. Kondom Mencegah kehamilan

dan infeksi penyakit kelamin dengan cara menghentikan sperma untuk masuk

kedalam vagina. Kondom pria terbuat dari bahan karet, plastik. Efektivitas

kondom sendiri tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 3-4 kehamilan per 100 wanita

selama tahun pertama.sedangkan kondom wanita terbuat dari plastic. Efektivitas

kondom pria antara 83-98% sedangkan efektifitas kondom wanita antara 79-93%.

Harap diperhatkan bahwa kondom pria dan wanita sebaiknya jangan dipakai

secara bersamaan. Pemakaian kondom memiliki ke untungan dan kerugian seperti:

a. keuntungan kondom:

1) Mencegah kehamilan

2) Memberi perlindungan terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS)

3) Dapat diandalkan

4) Sederhana, ringan, disposable, dan mudah digunakan

5) Tidak memerlukan pemeriksaan medis, supervisi, atau follow-up

6) Reversibel

7) Pria ikut aktif dalam kegiatan KB

8) Efektif segera setelah dipasang

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI · 3) Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu 4) Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa 5) Tidak dapat melindungi dari resiko

16

9) Tidak mempengaruhi kegiatan laktasi

10) Dapat digunakan sebagai pendukung metode kontrasepsi lain

11) Tidak mengganggu kesehatan

12) Tidak ada efek samping sistemik

13) Mudah didapatkan dan tidak perlu resep dokter

14) Murah karena digunakan dalam jangka pendek

b. Kerugian kondom :

1) Efektivitas dipengaruhi kesediaan akseptor mematuhi instruksi yang

diberikan dan motivasi akseptor

2) Efektivitas tidak terlalu tinggi

3) Perlu menghentikan aktivitas dan spontanitas hubungan seks guna

memasang kondom

4) Dapat mengurangi sensitifitas penis sehingga ereksi sukar

dipertahankan

2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Alat Kontrasepsi

Menurut Kusumaningrum (2009:33-34), Pelayanan kontrasepsi (PK) adalah

salah satu jenis pelayanan KB yang tersedia. Sebagian besar akseptor KB memilih

dan membayar sendiri berbagai macam metode kontrasepsi yang tersedia. Faktor-

faktor yang mempengaruhi akseptor dalam memilih metode kontrasepsi antara lain :

1. Faktor pasangan

a. Umur

b. Gaya hidup

c. Frekuensi senggama

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI · 3) Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu 4) Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa 5) Tidak dapat melindungi dari resiko

17

d. Jumlah keluarga yang diinginkan

e. Pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu

f. Sikap kewanitaan dan kepriaan

2. Faktor kesehatan

a. Status kesehatan

b. Riwayat haid

c. Riwayat keluarga

d. Pemeriksaan fisik

e. Pemeriksaan panggul

3. Faktor metode kontrasepsi

a. Efektivitas

b. Efek samping

c. Biaya

Alat kontrasepsi memang sangat berguna sekali dalam program KB namun

perlu diketahui bahwa tidak semua alat kontrasepsi cocok dengan kondisi setiap

orang. Untuk itu, setiap pribadi harus bias memilih alat kontrasepsi yang cocok untuk

dirinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk memilih alat kontrasepsi

yang digunakan antara lain:

1. Umur

2. Jumlah anak

3. Pengetahuan

4. Dukungan suami

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI · 3) Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu 4) Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa 5) Tidak dapat melindungi dari resiko

18

2.1.4. Pengertian Keluarga Berencana

Menurut World Health Organzation (WHO) Expert Commite Keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari

kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat

diinginkan, mengatur interval antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran

dalam hubungan dengan umur suami dan istri serta menentukan jumlah anak dalam

keluarga. (Maritalia,2012)

Pelayanan yang berkualitas juga perlu ditingkatkan dengan lebih

memperhatikan pandangan klien atau pengguna pelayanan (nugroho,2012). Intinya

keluarga berencana (KB) atau juga disebut family planning adalah suatu usaha untuk

menjarangkan atau merencanakn jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai alat

kontasepsi sehingga dapat mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera

(Maritalia,2012).

2.1.5. Tujuan Keluarga Berencana

Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS

(Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya

masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin

terkendalinya pertambahan penduduk.

A. Tujuan Khusus

1. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi

2. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI · 3) Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu 4) Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa 5) Tidak dapat melindungi dari resiko

19

3. Meningkatkan kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarakan kelahiran

2.1.6. Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sistem yang dapat

membantu seseorang dalam mengambil keputusan juga merupakan suatu

pendekatan untuk mendukung pengambilan keputusan pada sebuah masalah

tertentu. Pengambilan keputusan adalah sebuah pemilihan dari beberapa

alternatif pilihan dengan harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang baik.

Sistem pendukung keputusan menggunakan data, memberikan antarmuka

pengguna (user interface) yang mudah digunakan, dan dapat menggabungkan

pemikiran pengambil Keputusan (Ranius,2014:340). Sistem pendukung keputusan

(SPK) merupakan bagian dari sistem informasi berbasis computer termasuk sistem

berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan yang dipakai untuk mendukung

pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga

dikatakan sebagai sistem computer yang mengolah data menjadi informasi untuk

mengambil keputusan dari masalah semi struktur yang spesifik.

Macam-macam metode Sistem Pendukung Keputusan yaitu:

1. Metode Regresi Linier

2. Metode B/C Ration

3. Metode NPV

4. Metode AHP

5. Metode ANP

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI · 3) Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu 4) Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa 5) Tidak dapat melindungi dari resiko

20

Dengan pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung

keputusan bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan

sistem yang membantu pengambilan keputusan untuk melengkapi informasi dari data

yang telah diolah secara releven dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang

suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan

untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam proses pembuatan keputusan.

2.1.7. Analytical Hierarchy Process (AHP)

Model proses analitis berjenjang (Analytic Hierarchy Process)

diperkenalkan pertama kali oleh Thomas L. Saaty pada era 1970-an. Model yang

berada diwilayah probabilistik ini merupakan model pengambilan keputusan dan

perencanaan strategis. Ciri khas dari model ini adalah penentuan skala prioritas

atas alternatif pilihan berdasarkan suatu proses analitis secara berjenjang,

terstruktur atas variabel keputusan (Dermawan, 2009:9).

Metode AHP adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan

efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat

proses pengambilan keputusan dengan mengurai persoalan tersebut kedalam bagian-

bagiannya. Metode AHP membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan

menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan didasari

dari berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini

juga menggabungkan kriteria yang ditentukan dan logika sesuai aturan dari berbagai

persoalan, selanjutnya dengan menyeimbangkan dari berbagai pertimbangan yang

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI · 3) Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu 4) Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa 5) Tidak dapat melindungi dari resiko

21

beragam menjadi hasil yang cocok untuk diterapkan. Struktur AHP menurut Ranius

(2014:345) yaitu :

1. Dekomposisi

Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi bagian-

bagian secara hierarki. Tujuannya untuk mendifinisikan dari yang umum sampai

khusus. Bentuk yang paling sederhana struktur akan dibandingkan dengan tujuan,

kriteria dan level alternatif. Himpunan alternatif dapat dibagi dengan lebih banyak

menjadi tingkatan yang lebih detail, mencakup lebih banyak kriteria yang lain. Level

paling atas dari hirarki tersebut merupakan tujuan yang terdiri atas satu elemen. Level

berikutnya mungkin memiliki beberapa elemen, dari elemen-elemen tersebut bias

dibandingkan apakah memiliki kepentingan yang hamper sama dan tidak memiliki

perbedaan yang terlalu mencolok. Bila perbedaan tersebut terlalu besar harus

dibuatkan level yang baru.

Gambar II.1.

Model Struktur AHP

2. Perbandingan penilaian/pertimbangan(comparative judgments)

Menggunakan prinsip ini akan dibangun perbandingan berpasangan dari semua

elemen yang ada dengan tujuan menghasilkan skala kepentingan relatif dari elemen

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI · 3) Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu 4) Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa 5) Tidak dapat melindungi dari resiko

22

yang ada. Penilaian dapat menghasilkan skala penilaian yang berupa angka.

Perbandingan secara berpasangan dalam bentuk matriks bila dikombinasikan akan

menghasilkan prioritas.

Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan

menilai tingkat kepentingan satu elementerhadap elemen ainnya. Proses

perbandingan berpasangan dimulai dari level hirarki paling atas yang

ditujukan untuk memilih kriteria, misalnya A1, A2, dan A3. Maka

susunan elemen-elemen yang dibandingkan tersebut akan tampak seperti

pada gambar matriks menurut Sarifah dan nita merlina (2015:92) di bawah

ini

Tabel II.1.

Matriks Perbandingan

c A1 A2 A3 A4

A1 1 2 3 4

A2 1/2 1 ….. ….

A3 1/3 ….. 1 ….

A4 1/4 ….. …… 1

3. Sintesa Prioritas

Sintesa prioritas dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal dengan prioritas

dari kriteria yang bersangkutan di level atasnya dan menambahkan ke tiap elemen

dalam level yang dipengaruhi kriteria. Hasilnya berupa gabungan atau dikenal dengan

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI · 3) Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu 4) Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa 5) Tidak dapat melindungi dari resiko

23

prioritas global yang kemudian digunakan untuk memboboti prioritas lokal dari

elemen di level rendah sesuai dengan kriterianya.

Tabel II.2.

Skala Penilaian Perbandingan Pasangan

Tingkat

Kepentingan

Definisi

1 Kedua elemen sama pentingnya

3 Elemen yang satu sedikit penting dibandingkan elemen yang lain

5 Elemen yang satu sangat penting dibandingkan elemen yang lain

7 Satu elemen jelas lebih penting dari pada elemen lainnya

9 Satu elemen mutlak lebih penting dari pada elemen lainnya

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan pertimbangan yang

berdekat

AHP didasarkan atas 3 aksioma utama yaitu :

1. Aksioma Resiprokal

Aksioma ini menyatakan jika PC (EA,EB) adalah sebuah perbandingan

berpasangan antara elemen A dan elemen B, dengan memperhitungkan C sebagai

elemen parent, menunjukkan berapa kali lebih banyak properti yang dimilik

elemen A terhadap B, maka PC (EB,EA)=1/PC (EA,EB). Misalkan jika A 5 kali

lebih besa daripada B, maka B=1/5 A.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI · 3) Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu 4) Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa 5) Tidak dapat melindungi dari resiko

24

2. Aksioma Homogenitas

Aksioma ini menyatakan bahwa elemen yang dibandingkan tidak berbeda terlalu

jauh. Jika perbedaan terlalu besar, hasil yang didapatkan mengandung nilai

kesalahan yang tinggi. Ketika hirari dibangun, kita harus berusaha mengatur

elemen-elemen agar elemen tersebut tidak menghasilkan hasil dengan akurasi

rendah dan inkonsistensi tinggi.

3. Aksioma ketergantungan

Aksioma ini menyatakan bahwa prioritas elemen dalam hirarki tidak

bergantungpada elemen level dibawahnya. Aksioma ini membuat kita bisa

menerapkan prinsip komposisi hirarki.

AHP mempunyai prosedur dalam memecahkan suatu permasalahan yaitu :

1) Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun

hierarki dari permasalahan yang dihadapi.

2) Menentukan prioritas elemen antara lain:

a) Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat

perbandibgan pasangan, yait membandingkan elemen secara berpasangan

sesuai kriteria yang diberikan.

b) Matrik perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk

mempresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen

yang lainnya.

3) Sintesis

Hal-hal yang dilakukan dalam langkah sintesis ini adalah :

a) Memjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI · 3) Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu 4) Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa 5) Tidak dapat melindungi dari resiko

25

b) Membagi setiap nilai dari kolom dengan toal kolom yang bersangkutan

untuk memperoleh normalisasi matriks.

c) Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan

jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.

4) Mengukur Konsistensi

Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik

konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan betdasarkan

pertimbangan dengan langkah ini adalah sebagai berikut :

a) Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen

pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua

dan seterusnya.

b) Jumlahkan setiap baris.

c) Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang

bersangkutan.

d) Jumlahkan hasil bagi diatas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya

disebut λ maks.

5) Hitung Consistecy Index (CI) dengan rumus :

CI = (λ maks – n)/n

Dimana n = banyaknya elemen

6) Hitung Rasio Konsistensi/Consistency Ratio (CR) dengan rumus :

CR = CI/IR

Dimana CR = Consistency Ratio

CI = Consistecy Index

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI · 3) Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu 4) Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa 5) Tidak dapat melindungi dari resiko

26

IR = Indeks Rnadom Consistency

Tabel II.3.

Nilai Random Indeks (RI)

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49

N 11 12 13 14 15

RI 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59

7) Memeriksa Konsistensi Hierarki

Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki.

Namun jika Rasio Konsistensi (CI/CR) kuarang atau sama dengan 0,1, maka

hasil perhitungan bisa dinyatakan benar.

2.2. Penelitian Terkait

Dalam tinjauan jurnal ini penulis menggunakan dua referensi jurnal yang

derhubungan dengan proses untuk penulisan skripsi ini.

Menurut Ranius, (2014) mengemukakan bahwa: Sistem Pendukung

Keputusan (SPK) adalah sistem yang dapat membantu seseorang dalam

mengambil keputusan juga merupakan suatu pendekatan untuk mendukung

pengambilan keputusan pada sebuah masalah tertentu. Pengambilan

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI · 3) Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu 4) Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa 5) Tidak dapat melindungi dari resiko

27

keputusan adalah sebuah pemilihan dari beberapa alternatif pilihan dengan

harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang baik. Sistem pendukung

keputusan menggunakan data, memberikan antarmuka pengguna (user

interface) yang mudah digunakan, dan dapat menggabungkan pemikiran

pengambil Keputusan. Metode dalam sistem pendukung keputusan yaitu

metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan metode untuk

melakukan pengambilan keputusan secara ilmmiah dan rasional untuk

memberikan solusi terhadap masalah multi kriteria dan kompleks dengan

berbagai alternatif.

Menurut Yulidasari, dkk (2015) mengemukakakn bahwa: Indonesia merupakan

salah satu Negara berkembang yang memiliki beberapa issue kependudukan

antara lain pertumbuhan penduduk yang tinggi dan masalah kematian ibu. Salah

satu upaya pemerintah dalam rangka menekan jumlah kelahiran adalah

melalui program keluarga berencana. Program keluarga berencana di

Indonesia saat ini mengalami stagnan yang ditandai dengan tingkat partisipasi

masyarakat hanya mencapai 57,9%. Berdasarkan Riskesdas 2013 Program

keluarga berencana di Kalimantan Selatan baru mencapai angka 52,82%

untuk ibu yang menggunakan KB. Penelitian ini untuk menganalisa bahwa

ada hubungan antara pengetahuan ibu dan pekerjaan ibu dengan pemilihan

kontrasepsi suntik di Kota Paringin, Kalimantan Selatan. Penelitian ini

merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI · 3) Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu 4) Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa 5) Tidak dapat melindungi dari resiko

28

pendekatan crosssectional. Sample yang diambil sebanyak 50 orang yang

mewakili penelitian dengan cara yang digunakan kuesioner. Responden

yang diambil dengan teknik non-probability sampling dengan metode

purposive sampling. Analisis data utama penelitian menggunakan uji

statistik Berdasarkan hasil, tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu

dengan pemilihan kontrasepsi suntik (pvalue=0,180). Namun, terdapat

hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemilihan kontrasepsi suntik (p=0,031,

atau=4,455). Jika pengetahuan ibu tentang metode dari kontrasepsi semakin

baik, semakin rasional dalam menggunakan alat kontrasepsi. Status pekerjaan

akan mempengaruhi status ekonomi keluarga. Sebuah keluarga dengan status

ekonomi tinggi mendorong pertumbuhan sebuah keluarga yang besar. Oleh

karena itu, perlu terus dilakukannya sosialisasi untuk membantu

pengetahuan umum akan manfaat dan dampak pemillihan penggunaan

kontrasepsi suntik.