bab ii landasan teori 2.1 kinerja guru · 2017. 3. 13. · 10 bab ii landasan teori . 2.1 kinerja...

23
10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja guru 2.1.1 Pengertian kinerja Setiap individu dalam melakukan suatu pekerjaan diharapkan dapat menunjukan kinerja yang maksimal agar tercapainya tujuan perusahaan. Kinerja tiap individu memberikan pengaruh yang besar bagi perusahaan. Kinerja berasal dari bahasa inggris yang berarti performance. Performance merupakan kata benda. Salah satu entri dari performance yaitu think done ( sesuatu hasil yang dikerjakan). Sedangkan menurut Mangkunegara kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan 1 . Mendukung hal ini, Malayu S. P Hasibuan mengatakan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan, serta waktu 2 . Menurut Bernardin dan Russel, kinerja merupakan outcome yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama beberapa 1 Mangkunegara. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : PT. Rosdakarya. hal. 67. 2 Malayu Hasibuan. Loc.cit, hal. 34.

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 10

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Kinerja guru

    2.1.1 Pengertian kinerja

    Setiap individu dalam melakukan suatu pekerjaan diharapkan dapat

    menunjukan kinerja yang maksimal agar tercapainya tujuan perusahaan. Kinerja

    tiap individu memberikan pengaruh yang besar bagi perusahaan. Kinerja berasal

    dari bahasa inggris yang berarti performance. Performance merupakan kata

    benda. Salah satu entri dari performance yaitu think done ( sesuatu hasil yang

    dikerjakan).

    Sedangkan menurut Mangkunegara kinerja adalah “ hasil kerja secara

    kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan

    tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan1”. Mendukung hal ini,

    Malayu S. P Hasibuan mengatakan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang

    dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya

    yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan, serta waktu2.

    Menurut Bernardin dan Russel, kinerja merupakan outcome yang dihasilkan dari

    fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama beberapa

    1 Mangkunegara. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : PT.

    Rosdakarya. hal. 67. 2 Malayu Hasibuan. Loc.cit, hal. 34.

  • 11

    periode3. Sedangkan King mengemukakan bahwa kinerja adalah aktivitas

    seseorang dalam melaksanakan tugas pokok yang dibebankan padanya4.

    Menurut Bernardin & Russel performance is definied as the record of

    outcomes produced on a specified job function of aktivity durung specified time

    periode5. Kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-

    fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu. Hal

    lain dijelaskan oleh Spector bahwa performance is best appraised by measuring a

    person’s work against criterion or standart comparation6. Kinerja lebih baik

    dinilai dengan mengukur karya seseoarang terhadap standar kriteria perbandingan.

    Dengan memberikan suatu penghargaan pada individu yang mempunyai prestasi

    yang tinggi dalam kinerjanya, maka akan selalu mengapresiasi individu untuk

    selalu meningkatkan prestasi, tetapi jika tidak tepat dalam pemberian penghargaan

    maka akan berpengaruh pada kinerja tiap-tiap individu.

    Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja

    adalah hasil kerja, outcome, dan catatan secara kuantitas dan kualitas yang

    dibebankan kepadanya yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu

    didasarkan pada kecakapan, pengalaman, kesungguhan yang dicapai selama

    kurun waktu tertentu.

    3 Matheos Lalep. 2009. Hubungan Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi

    Kerja Guru dengan Kinerja Guru Sekolah Dasar Di Distrik Nabire Kab. Nabire. Salatiga : UKSW. hal. 8.

    4 Alpres Tjuana. 2008.Pengaruh Etos Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 1 dan SMA Kristen Tobelo. Kab. Halmahera Utara. Salatiga: UKSW. hal. 33.

    5 Novi Puspitasari. 2011. Hubungan antara motivasi dengan kinerja Guru di SMK 1 Magelang. Salatiga : UKSW. hal. 22.

    6 Ibid hal. 23.

  • 12

    2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

    Berdasarkan pada pengertian – pengertian tentang kinerja yang telah

    disebutkan diatas, maka dapat dipahami bahwa kinerja guru dapat dipengaruhi

    oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam dirinya maupun yang berasal dari

    luar. Menurut Syafri Mangkuprawira dan Aiada Vitayala dalam Yamin ada

    banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yaitu faktor individual,

    faktor kepemimpinan, faktor tim, dan faktor sistem7.

    1. Faktor Personal / individual, meliputi unsur pengetahuan, keterampilan

    (skill), kemampuan, kepecayaan diri, motivasi dan komitmen yang

    dimiliki oleh tiap individu guru.

    2. Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team leader

    dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan dukungan kerja pada

    guru.

    3. Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh

    rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesema anggota tim,

    kekompakan, dan keeratan anggota tim.

    4. Faktor system, meliputi system kerja, fasilitas kerja yang diberikan oleh

    pimpinan sekolah, proses organisasi dan kultur kerja dalam organisasi

    (sekolah).

    5. Faktor kontekstual (situasional), meliputi tekanan dan perubahan

    lingkungan eksternal dan internal

    7 Martinis Maisah dan Yamin. Loc.cit, hal. 129-130.

  • 13

    Pendapat lain dikemukakan oleh Mathis dan Robert L. Jackson banyak

    faktor yang mempengaruhi kinerja dari individu tenaga kerja, antara lain : 1)

    kemampuan, 2) motivasi, 3) dukungan yang diterima, 4) keberadaan pekerjaan

    yang mereka lakukan dan 5) hubungan mereka dengan organisasi. Sementara

    Lower dan Poter mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

    adalah : faktor motivasi, faktor kepuasan kerja, dan kondisi fisik pekerjaan serta

    faktor kemampuan kerja karyawan8.

    1. Faktor motivasi, motivasi adalah dorongan yang dilakukan oleh seseorang

    untuk melakukan pekerjaan, baik yang berasal dari dalam dirinya maupn

    berasal dari luar dirinya. Semakin tinggi motivasi seseorang, maka akan

    semakin tinggi pula kinerjanya.

    2. Faktor kepuasan kerja

    Kepuasan kerja adalah keadaan dimana kondisi emosional yang dimiliki

    oleh seseorang berada dalam tahap menyenangkan dan tidak

    menyenangkan. Ketika seseorang merasa puas akan apa yang dikerjakan,

    maka kinerja yang dihasilkan akan semakin tinggi pula.

    3. Faktor kondisi fisik pekerjaan

    Kondisi kerja yang kurang menarik dapat mempengaruhi kinerja sesorang.

    Lingkungan kerja merupakan bagian dari kondisi kerja. Lingkungan kerja

    yang tertata dengan baik akan membuat sesorang merasa nyaman berda di

    dalamnya, hal ini dikarenakan lingkungan kerja merupakan rumah kedua

    bagi sesorang baik itu karyawan.

    8 Nisun. 2008. Hubungan antara stres kerja dan motivasi kerja dengan kinerja guru SMK

    Negeri se- Kota Samarinda ( http://Guruvalah.20m.com). Hal. 20.

    http://guruvalah.20m.com/

  • 14

    4. Faktor kemampuan kerja karyawan

    Kemampuan seorang karyawan sangat perlu untuk diperhatikan. Dalam

    bekerja kemampuan karyawan hatus memiliki kemampuan yang cukup

    baik, karena dengan memiliki kemampuan yang baik maka kinerja

    karyawan akan semakin tinggi pula.

    Seorang karyawan yang memiliki motivasi yang tinggi dalam melakukan

    pekerjaan, maka pasti memiliki kinerja yang tinggi. Karena dengan memiliki

    motivasi yang tinggi, maka akan terus mendorongnya untuk bekerja lebih baik.

    Dengan motivasi yang tinggi, tetapi tidak diimbangi dengan pengetahuan dan

    keterampilan yang baik, maka dimungkinkan tidak dapat melakukan pekerjaan

    dengan baik.

    2.1.3 Kinerja guru

    Kinerja berasal dari kata performance, menurut Mangkunegara

    “ Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

    dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

    dengan tanggung jawab yang diberikan9.”

    Menurut King mengemukakan bahwa:

    “ Kinerja adalah aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas

    pokok yang dibebankan padanya. Sesuai dengan wewenang dan

    tanggung jawab guru dalam rangka melaksanakan tugas dan

    aktifitasnya yaitu mendidik agar tercapai harapan yang

    diinginkan10.”

    Kinerja didasarkan pada apa yang menjadi harapan dan permintaan

    kelompok atau organisasi dimana seseorang itu bekerja. Jadi kinerja guru adalah

    9 Matheos Lalep.Op.cit, hal. 8. 10 Alpres Tjuana. Op.cit, hal. 33.

  • 15

    kemampuan guru yang ditunjukan secara kualitas dan kuantitias untuk melakukan

    pekerjaan agar tercapai tujuan yang diharapkan.

    Menurut UU nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,

    “ Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

    mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

    menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia

    dini jalur pendidikan dasar, dan jalur pendidikan menengah.”

    Pekerjaan seorang guru tidak dapat dilakukan oleh semua orang yang tidak

    memiliki keahlian sebagai guru. Guru sebagai pendidik profesional dalam bidang

    pembelajaran harus memiliki tanggung jawab yang besar, karena tugas guru

    sebagai pencipta sumber daya manusia yang unggul.

    Sementara menurut Kunandar “guru adalah kondisi yang diposisikan

    sebagai garda terdepan dan posisi sentral didalam pelaksanaan proses

    pembelajaran11.” Guru sebagai pelaksana merupakan bagian terpenting dalam

    peningkatan kualitas pendidikan dengan adanya inovasi dalam metode-metode

    pembelajaran yang lebih baik.

    “ Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses

    belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha

    pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang

    pembangunan.” Guru sebagai tenaga pendidik memiliki peran

    dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas12.”

    Dengan sumber daya manusia yang berkualitas maka akan tercipta pembangunan

    yang maju pula.

    Berdasarkan pendapat diatas dapat didefinisikan bahwa guru adalah tenaga

    profesional yang diposisikan sebagai garda terdepan dengan tugas mendidik,

    11 Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

    Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jogjakarta : Rajawali Press. hal. 40. 12http://ariesilmiah.blogspot.com/2011/10/kedudukan-tugas-fungsi-dan-peranan-

    guru.html. hal. 1.

    http://ariesilmiah.blogspot.com/2011/10/kedudukan-tugas-fungsi-dan-peranan-guru.htmlhttp://ariesilmiah.blogspot.com/2011/10/kedudukan-tugas-fungsi-dan-peranan-guru.html

  • 16

    mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

    peserta didik agar tercipta pembentukan manusia yang potensial dibidang

    pembangunan. Jadi kinerja guru adalah suatu hasil kerja guru yang memiliki

    kuantitas dan kualitas dengan beban untuk mendidik, mengajar, membimbing,

    mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik dalam kurun

    waktu tertentu agar tercipta pembentukan manusia yang potensial.

    2.1.4 aspek-aspek kinerja guru

    Ada beberapa aspek kinerja guru yang diungkapkan oleh Umar yaitu:

    1. Mutu pekerjaan, mutu adalah jasa / pelayanan yang menyamai atau

    melebihi kebutuhan dan harapan peserta didik.

    2. Kejujuran adalah sesuianya ucapan lisan dengan kenyatan

    3. Inisiatif, cepat dalam mengambil keputusan dan tindakan atas masalah

    yang muncul, tidak menunggu, tidak menghibur diri dan tidak ingin

    melihat masalah itu menyelesaikan sendiri.

    4. Kehadiran adalah frekwensi kehadiran guru di sekolah

    5. Sikap adalah guru harus memiliki sikap yang patut untuk dijadikan teladan

    terlabih bagi para anak didiknya.

    6. Kerjasama adalah evaluasi perilaku aktif dengan segala kemampuan dan

    keahliannya untuk saling mendukung dalam tim kerja agar dapat

    memperoleh hasil kerja yang maksimal serta menerima dan menjalankan

    keputusan yang diambil secara sah.

    7. Keandalan merupakan evaluasi kemampuan dan daya tahan kerja

  • 17

    8. Tanggung jawab yaitu berani mempertanggungjawabkan tentang apa yang

    telah dikerjakan dan apabila dia gagal maka ia tidak akan menyalahkan

    orang lain.

    9. Pemanfaatan waktu adalah menggunakan waktu luang untuk

    mengembangkan dirinya.13

    Sedang menurut Silberman aspek-aspek kinerja guru diukur dengan lima

    sub konsep yaitu tanggung jawab guru dalam mencapai tujuan bersama, percaya

    diri yang menyangkut tumbuh dan berkembangnya motivasi internal dalam

    melaksanakan pekerjaan, kompetensi adalah kemampuan dalam melaksanakan

    tugasnya, kondisi yang menyangkut situasi dan kondisi disekolah yang

    memungkinkan guru dapat meningkatkan prestasi, dan komunikasi mengenai

    adanya hubungan yang harmonis antara sesama warga di sekolah14.

    Mitchell Terence dalam Tjuana merinci cakupan aspek-aspek kinerja

    dalam lima faktor dominan yaitu 1) kualitas kerja, 2) kecepatan kerja, 3) inisatif,

    4) kemampuan dan e) komunikasi15.

    Dari beberapa aspek diatas maka indikator yang akan digunakan untuk

    mengukur kinerja dalam penelitian ini menggunakan teori Mitchell yakni kualitas

    kerja, kecepatan kerja, ketepatan kerja, inisiatif, kemampuan kerja, dan

    komunikasi.

    13 Lili Gitasari M. 2010. Hubungan antara Motivasi kerja dengan kinerja mengajar guru

    wiyata bakti kelompok bermain se- kota Madya Salatiga. Salatiga : UKSW. hal. 11-12. 14 Matheos Lalep. Op.cit, hal. 10. 15 Alpres Tjuana.Op.cit, hal. 33.

  • 18

    2.2 Motivasi kerja

    2.2.1 Pengertian motivasi kerja

    Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang artinya dorongan

    atau penggerak16. Menurut Hasibuan (2003:95 ), motivasi berasal dari kata dasar

    motif, yang mempunyai arti suatu perangsang, keinginan dan daya penggerak

    kemauan bekerja seseorang17. Sedangkan menurut Uno motivasi berasal dari kata

    motif yang dapat diartikan sebagai kekuataan yang terdapat dalam individu18.

    Jadi motivasi adalah suatu penggerak yang terdapat dalam individu yang

    mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu agar tercapai tujuan yang

    diharapkan. Sedangkan menurut Robbins:

    “ Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya

    yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh

    kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan

    individual”19.

    Kebutuhan terjadi apabila tidak ada keseimbangan antara apa yang

    dimiliki dan apa yang diharapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang

    berorientasi pada pemenuhan harapan dan pencapaian tujuan. Dan tujuan adalah

    sasaran atau hal yang ingin dicapai oleh seseorang individu. Jadi motivasi adalah

    suatu daya penggerak untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk

    memenuhi kebutuhan individualnya.

    16 David Aleixo G. 2011. Hubungan Kesejahteraan dan Motivasi kerja dengan kinerja

    mengajar guru SMA di Sub Distrik DOM Aleixo Distrik dili di timor leste. Salatiga : UKSW. hal.

    12. 17 Malayu Hasibuan Sp. Loc.cit, hal. 95. 18 Hamzah B Uno. 2012. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara. hal. 3. 19 Stephen Robbins P. 2001. Perilaku Organisasi Jilid 1. Jogjakarta : Aditya Media. hal.

    166.

  • 19

    Kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan suatu

    pekerjaan20. Menurut Hezberg kerja adalah suatu dorongan untuk menetukan

    perilaku seseorang dalam melakukan pekerjaannya21. Jadi kerja adalah suatu

    dorongan untuk melakukan aktivitas fisik dan mental dalam melakukan

    pekerjaannya. Menurut Amirullah motivasi kerja adalah kondisi yang

    berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang

    berhubungan dengan lingkungan22. Sedangkan menurut Uno motivasi kerja

    adalah dorongan dari dalam diri dan luar diri seseorang, untuk melakukan

    sesuatu yang terlihat dari dimensi internal dan dimensi eksternal23.

    “ Motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada

    dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkan oleh

    sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar

    imbalan moneter, dan imbalan non moneter yang dapat

    mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara

    negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang

    dihadapi orang yang bersangkutan”.24

    Jadi motivasi kerja adalah suatu aktivitas yang mendorong seseorang

    meningkatkan upaya yang tinggi yang terlihat dari dimensi internal dan eksternal

    untuk melakukan kegiatan fisik dan mental agar tercapai tujuan yang diharapkan

    secara postif dan secara negatif.

    2.2.2 Teori motivasi kerja

    Tingkah laku manusia timbul karena adanya dorongan dari dalam dirinya.

    Ketika ingin melakukan sesuatu dan mendapatan sesuatu maka seseorang akan

    20 Malayu Hasibuan Sp. Op.cit, hal. 94. 21 David Aleixo G. Op.cit, hal. 14. 22 Hanafi Rindyah dan Amirullah. 2002. Pengantar Manajemen. Jogjakarta : Graha Ilmu.

    hal. 146. 23 Hamzah B Uno. Op.cit, hal. 71. 24 Winardi. 2002. Motivasi dan Permotivasian dalam Manajemen. Jakarta : PT. Raja

    Grafindo Persada. hal. 6.

  • 20

    termotivasi untuk melakukannya. Ada beberapa teori yang mempengaruhi

    motivasi seseorang.

    2.2.2.1 Teori dua faktor atau teori iklim sehat oleh Herzberg.

    Herzberg berpendapat bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi

    seseorang dalam bekerja yaitu faktor ekstrinsik dan faktor instrinsik. Faktor

    ekstrinsik (hygienes) adalah hubungan interpersonal antara atasan dengan

    bawahan, teknik supervisi, kebijakan administratif, kondisi kerja dan kehidupan

    pribadi. Sedangkan faktor instrinsik (motivator) adalah faktor yang kehadirannya

    dapat menimbulkan kepuasaan kerja dan meningkatkan prestasi atau hasil kerja

    individu.

    Dalam teori motivasi Herzberg, faktor-faktor motivasi meliputi: prestasi,

    pengakuan, tanggungjawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri dan kemungkinan

    berkembang.

    1. Prestasi (achievment) adalah kebutuhan untuk memperoleh prestasi di

    bidang pekerjaan yang ditangani. Seseorang yang memiliki keinginan

    berprestasi sebagai kebutuhan “need” dapat mendorongnya mencapai

    sasaran.

    2. Pengakuan (recoqnition) adalah kebutuhan untuk memperoleh pengakuan

    dari pimpinan atas hasil karya/hasil kerja yang telah dicapai.

    3. Tanggung jawab (responbility) adalah kebutuhan untuk memperoleh

    tanggungjawab dibidang pekerjaan yang ditangani.

    4. Kemajuan (advencement) adalah kebutuhan untuk memperoleh

    peningkatan karier (jabatan).

  • 21

    5. Pekerjaan itu sendiri (the work it self) adalah kebutuhan untuk dapat

    menangani pekerjaan secara aktif sesuai minat dan bakat.

    6. Kemungkinan berkembang (the possibility of growth) adalah kebutuhan

    untuk memperoleh peningkatan karier.

    Frederick Herzberg memilah herarki kebutuhan maslow menjadi

    kebutuhan tingkat rendah (fisiologis, rasa aman, dan sosial) dan kebutuhan tingkat

    tinggi (penghargaan dan aktualisasi diri). Herzberg mengemukakan bahwa “cara

    terbaik untuk memotivasi seseorang adalah dengan memenuhi kebutuhan tingkat

    tingginya25”, hal ini dikarenakan tidak hanya kebutuhan kebutuhan fisiologis, rasa

    aman, dan sosial yang dapat memenuhi kebutuhan seorang karyawan, tetapi

    dengan memenuhi kebutuhan tingkat tingginya seperti penghargaan yang layak

    atas kinerja yang dilakukan, maka akan selalu memotivasi karyawan untuk terus

    mengembangkan apa yang dimilikinya. Karyawan akan selalu merasa termotivasi

    jika apa yang menjadi kebutuhan yang diharapkan tercapai.

    2.2.2 Teori motivasi oleh David Mc. Clellaand

    Teori ini menyatakan bahwa karyawan mempunyai cadangan energi

    potensial. Bagaimana energi dilepaskan tergantung pada kekuatan dorongan

    motivasi seseorang. Berdasarkan teori ini, ada tiga hal yang memotivasi seseorang

    yaitu kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan afiliasi, kebutuhan akan

    kekuasaan.

    1. Kebutuhan akan prestasi, karyawan akan berusaha untuk bekerja sebaik

    mungkin dan mengembangkan kreatifitas yang dimikilinya, asal diberi

    25 Malayu Hasibuan Sp. Op.cit, hal. 115-116.

  • 22

    kesempatan. Dengan melakukan prestasi kerja yang tinggi,maka karyawan

    akan menyadari bahwa akan memperoleh pendapatan yang besar. Dengan

    memperoleh pendapatan yang besar maka dapat digunakan untuk memenuhi

    kebutuhan hidupnya.

    Ada beberapa ciri kebutuhan akan prestasi:

    - Kreatif, berusaha melakukan sesuatu dengan cara yang baru.

    Melakukan pekerjaan dengan cara kreatif dan inovatif.

    - Mereka ingin mengalami keberhasilan dan perlu menerima umpan

    balik dari orang lain.

    - Memutuskan untuk mengambil resiko yang sedang sehingga masih ada

    peluang untuk berprestasi lebih baik.

    - Mencapai tujuan atau tugas memberikan kepuasan pribadi yang lebih

    besar daripada menerima pujian atau pengakuan.

    - Bertanggung jawab yaitu berani mempertanggung jawabkan tentang

    apa yang telah dikerjakannya dan apabila dia gagal maka ia tidak akan

    menyalahkan orang lain.

    2. Kabutuhan akan afiliasi, kebutuhan ini merupakan daya penggerak yang akan

    memotivasi semangat kerja seseorang. Kebutuhan akan perasaan diterima

    olah orang lain dilingkungan ia tinggal dan bekerja, kebutuhan akan rasa

    dihormati, karena setiap manusia merasa dirinya penting. Kebutuhan afiliasi

    akan membuat sesorang untuk selalu mengembangkan dirinya serta

    memanfaatkan semua energi yang dimilikinya agar tercapainya kebutuhannya.

    Ciri-ciri kebutuhan akan afiliasi :

  • 23

    - Lebih efektif bila melakukan pekerjaannya bersama orang lain.

    - Mencari persetujuan atau kesepakatan dari orang lain

    - Lebih suka bekerja bersama orang lain.

    3. Kebutuhan akan kekuasaan, kebutuhan ini merupakan daya penggerak yang

    memotivasi semangat kerja karyawan serta mengarahkan semua potensi yang

    dimiliki untuk mencapai kekuasaan atau kedudukan yang tinggi. Sifat ego

    manusia dalam hal ini akan menimbulkan persaingan. Persaingan ini apabila

    ditumbuhkan secara sehat oleh pimpinan, maka semua karyawan akan

    termotivasi untuk bekerja dengan giat.

    Ciri-ciri dari kebutuhan untuk kekuasaan:

    - Berusaha menolong orang lain meski tidak diminta

    - Sangat aktif dalam menentukan arah kegiatan26

    Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk mencapai

    kinerja diperlukan adanya motivasi kerja guru. Motivasi kerja yang dimaksud

    adalah dorongan kebutuhan seperti yang diungkapkan Mc. Clelland. Ketiga

    kebutuhan ini paling relevan dalam pencapaian kinerja guru.

    2.3 Kompetensi pedagogik

    2.3.1 Pengertian kompetensi guru

    Menurut Echolos dan Shadily kompetensi berasal dari bahasa inggris

    Competency27. Competency sebagai kata benda yang berarti kecakapan,

    kompetensi dan kewenangan. Seiring dengan pendapat Suparno menjelaskan

    bahwa kompetensi diartikan sebagai kecakapan yang memadai untuk melakukan

    26 Lili Gitasari M. Op.cit, hal. 36. 27 Martinis Yamin dan Maisah. Op.cit, hal. 5.

  • 24

    suatu tugas atau sebagai kecakapan yang disyaratkan 28. Pendapat lain

    dikemukakan oleh Robert A. Roe

    “ Competecy is definied as the ability to adequately perfom a

    task, duty or role. Competence integrates knowledge, skills,

    personal values and attitudes. Competence builds on knowlwdge

    and skill and is acquired through work experience and learning

    by doing.”29

    Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan satu tugas, peran

    atau tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-

    keterampilan, sikap-sikap, dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan untuk

    membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada pengalaman

    dan pembelajaran yang dilakukan. Hal ini diperjelas oleh Ahsan ,

    “ Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan dan

    kemampuan yang dikuasai seseorang yang telah menjadi bagian

    dari dirinya sehingga ia dapat melakukan perilku-perilku

    kognitif, afektif, dan psikomotorik sebaik-baiknya30.”

    Jadi kompetensi adalah suatu kemampuan, pengetahuan, keterampilan

    untuk melaksanakan tugas, peran yang dikuasi seseorang melalui perilaku-

    perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik yang didasarkan pada pengalaman dan

    pembelajaran yang dilakukan.

    Menurut Broke and Stone mengemukakan bahwa kompetensi guru sebagai

    descriptive of qualititative nature of teacher behavior appears to be entirely

    meaningful.31 Kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat

    guru yang penuh arti. Pendapat lain dikemukakan oleh Wina Sanjaya kompetensi

    28 Ibid, hal. 5. 29 Eko Lesmono. 2011. Pengaruh keikutsertaan Diklat dan Supervisi terhadap kompetensi

    pedagogik dengan Motivasi Berprestasi sebagai Moderatingnya pada Guru SD di Kec. Bringin. Salatiga : UKSW. hal. 25.

    30 Martinis Yamin dan Maisah. Op.cit, hal. 52. 31 Mulyasa. Loc.cit, hal. 25.

  • 25

    adalah penampilan atau unjuk kerja yang dapat dipertanggung jawabkan (

    rasional ) dalam upaya mencapai tujuan32. Kunandar mengatakan bahwa

    “ Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan

    yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujutkan

    kinerjanya secara tepat dan efektif”.33

    Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kompetnsi guru

    adalah seperangkat kemampuan kualitatif yang harus ada pada guru agar

    kewajiban dan kinerjanya dapat dilakukan secara tepat, tepat dan bertanggung

    jawab.

    2.3.2 Komponen-komponen kompetensi guru

    Menurut Surya kompetensi guru tersebut meliputi; (1) kompetensi

    intelektual, yaitu berbagai perangkat pengetahuan yang ada dalam diri individu

    yang diperlukan untuk menunjang berbagai aspek kinerja sebagai guru, (2)

    kompetensi fisik, yaitu perangkat kemampuan fisik yang diperlukan untuk

    menunjang pelaksanaan tugas sebagai guru dalam berbagai situasi, (3) kompetensi

    pribadi, yaitu perangkat perilaku yang berkaitan dengan kemampuan individu

    dalam mewujudkan dirinya sebagai pribadi yang mandiri untuk melakukan

    transformasi diri, identitas diri, dan pemahaman diri, (4) kompetensi sosial, yaitu

    perangkat perilaku tertentu yang merupakan dasar dari pemahaman diri sebagai

    bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial serta tercapainya interaksi

    32 Wiwid Kemukus. 2010. Penguasaan Kompetensi Proffesional Mata Pelajaran Ilmu

    Pengetahuan Sosial ( IPS ) Terpadu oleh Guru di Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) Negeri di Kec. Boyolali Kab. Boyolai. Salatiga : UKSW. hal. 25.

    33 Kunandar. Op.cit, hal. 55.

  • 26

    sosial secara efektif, (5) kompetensi spiritual, yaitu pemahaman, penghayatan,

    serta pengamalan kaidah-kaidah keagamaan.34

    Sedangkan menurut Menurut Soedijartokompetensi guru meliputi: (1)

    merancang dan merencanakan program pembelajaran, (2) mengembangkan

    program pembelajaran, (3) mengelola pelaksanaan program pembelajaran, (4)

    menilai proses dan hasil pembelajaran, dan (5) mendiagnosis faktor yang

    mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran35. Sedangkan dalam UU No. 14

    tahun 2005, seorang guru harus memiliki empat kompetensi guru untuk dapat

    dikatakan sebagai guru yang profesional. Keempat kompetensi tersebut adalah : 1)

    Kompetensi kepribadian, 2) kompetensi profesioanal 3) kompetensi pedagogik, 4)

    kompetensi sosial.

    2.3.3 Kompetensi pedagogik

    Kompetensi pedagogik sering juga disebut kompetensi pengelolaan

    pembelajaran. Seorang guru harus mampu mengelola pembelajaran mulai dari

    merencakan program belajar mengajar sampai dengan menilai hasil pembelajaran

    dengan baik. Untuk memenuhi hal tersebut, maka guru dituntut mampu mengelola

    proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga

    siwa mau untuk belajar. Menurut Proyek Pembinaan Pendidikan Guru ( P3G)

    departemen Pendidikan Nasional kompetensi pedagogik guru meliputi :

    1. Mampu menguasai materi pembelajaran yang diajarkan

    2. Mampu mengelola program belajar mengajar

    3. Mampu mengelola kelas

    34 Ibid, hal. 55-56. 35 Ibid, hal. 57-58.

  • 27

    4. Mampu menggunakan media dan sumber belajar

    5. Mampu menggunakan landasan kependidikan

    6. Mampu mengelola interaksi belajar mengajar

    7. Mampu menilai prestasi peserta didik

    8. Mampu mengenali fungsi program bimbingan dan penyuluhan

    9. Mampu menyelenggarakan administrasi sekolah

    10. Mampu menguasai pronsip-pronsip penelitian36

    Menurut Yamin dan Maisah mengemukakan bahwa kompetensi pedagogik

    meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan

    pembelajaran, evaluasi hasil kerja, dan pengembangan peserta didik untuk

    mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci kompetensi

    pedagagik di jabarkan menjadi indikator essensil :

    1. Sub kompetensi memahami peserta didik, secara mendalam memiliki

    indikator essensial : memahamai peserta didik dengan memanfaatkan

    prinsip-prinsip pengembangan kognitif; memahami peserta didik

    dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan megidentifikasi

    bekal ajar awal peserta didik.

    2. Merancang pembelajaran termasuk memahami landasan pendidikan

    untuk kepentingan pembelajaran. Sub kompetensi ini memiliki

    indikator essensial : memahami landasan kependidikan; menerapkan

    teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran

    berdasarkan karakteristik pserta didik, kompetensi yang ingin dicapai,

    36 Eko Lesmono.Op.cit, hal. 15.

  • 28

    dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan

    strategi yang dipilih.

    3. Sub kompetensi melaksanakan pembelajaran memiliki indikator

    essensial: menata latar ( setting ) pembelajaran; melaksanakan

    pembelajaran yang kondusif.

    4. Sub kompetensi merancang dan melakukan evaluasi pembelajaran

    memiliki indikator essensial: merancang dan melaksanakan evaluasi (

    assesment ) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan

    berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi belajar untuk

    menentukan tingkat ketuntasan belajar ( mastery learning); dan

    memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas

    program pembelajaran secara umum.

    5. Sub kompotensi mengembangkan peserta didik untuk

    mengaktualisasikan berbagai potensinya, memiliki indikator essensial:

    memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi

    akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan

    berbagai potensi non akademik.37

    Secara ringkas kompetensi pedagogik guru digambarkan sebagai berikut :

    1. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

    2. Pemahaman kepada peserta didik

    3. Pengembangan kurikulum atau silabus

    4. Perancangan pembelajaran

    37 Martinis Yamin dan Maisah. Op.cit, hal. 9-10.

  • 29

    5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

    6. Evaluasi hasil belajar

    7. Pengembangan peserta didik untuk mengktualisasikan berbagai potensi

    yang dimilikinya.

    2.4 Kerangka berpikir

    Terdapat tiga variabel dalam penelitian ini. Berikut ini dikemukakan

    definisi operasional dari masing-masing varibel. 2.4.1 Kinerja guru ( Y )

    Kinerja guru adalah hasil kerja guru SMK Negeri se-Kota Salatiga dalam

    melaksanakan tugasnya dalam menjalankan perannya sebagai tenaga pendidik.

    Adapaun indikator kinerja guru adalah sebagai berikut :

    1. Kemampuan guru

    1.1 Penguasaan materi

    1.2 Penguasaan metode

    2. Inisiatif guru

    2.1 Guru berfikir positif yang lebih baik

    2.2 Guru mewujudkan kratifitas

    2.3 Pencapaian prestasi

    3. Ketepatan waktu

    3.1 Pemanfaatan waktu kedatangan

    3.2 Guru dapat memanfaatkan waktu luang

    4. Kualitas hasil kerja

    4.1 Kepuasaan siswa dalam menerima bahan pelajaran

    4.2 Pemahaman siswa dalam menerima materi

  • 30

    4.3 Hasil prestasi siswa

    5. Komunikasi guru

    5.1 Mutu penyampaian guru

    5.2 Penguasaan keadaan kelas.

    Variebel kinerja guru diukur dengan skala interval. Skala penilaian masing-

    masing indikator menggunakan skala 1 – 5. Adapun kinerja guru guru SMK

    Negeri se-Kota Salatiga rendah apabila rata-rata skor 3. Jadi kinerja guru SMK

    Negeri se-Kota Salatiga dikatakan rendah jika skornya kurang dari 3 dan

    dikatakan tinggi apabila skornya diatas 3.

    1.4.2 Kompetensi pedagogik ( X1 )

    Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru mengelola pembelajaran

    mulai dari merencanakan program belajar mengajar sampai dengan menilai hasil

    pembelajaran. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval.

    1.4.3 Motivasi kerja guru ( X2 )

    Motivasi kerja guru adalah aktivitas yang mendorong guru SMK Negeri

    se-Kota Salatiga untuk melakukan aktifitas fisik dan mental untuk mencapai

    tujuan yang diharapkan yaitu terselenggaranya pendidikan yang berkualitas. Skala

    pengukuran yang digunakan adalah skala interval.

    Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu hubungan kompetensi

    pedagogik dan motivasi kerja guru terhahap kinerja guru SMK Negeri se-kota

    Salatiga, maka dibuat kerangka berpikir sebagai berikut :

  • 31

    Gambar 2.4

    Kerangka Berpikir

    Dimana X1 : Kompetensi Pedagogik Guru

    X2 : Motivasi kerja guru

    Y : Kinerja Guru Smk Negeri di Kota Salatiga

    2.5 Hipotesis

    Dari pernyataan diatas hipotesis kerja pada penelitian ini adalah

    1. Kinerja guru SMK Negeri se-Kota Salatiga adalah rendah. Jika

    rata-rata skornya dibawah 60.

    H0 :µ = 3

    H1 :µ < 3

    2. Ada hubungan postif dan signifikan antara kompetensi pedagogik

    dengan kinerja guru di SMK Negeri se-Kota Salatiga. Semakin

    tinggi kompetensi pedagogik guru, maka kinerja guru akan

    semakin tinggi pula.

    H0 : ρxy =0

    H1 :ρxy >0

    X1

    Y

    X2

  • 32

    3. Ada hubungan postif dan signifikan antara motivasi kerja dengan

    kinerja guru di SMK Negeri se-Kota Salatiga, semakin tinggi

    motivasi kerja, maka kinerja guru juga akan semakin tinggi.

    H0 : ρxy =0

    H1 :ρxy >0

    4. Ada hubungan postif dan signifikan antara kompetensi pedagogik

    dan motivasi kerja guru secara bersama-sama dengan kinerja guru

    di SMK Negeri se-Kota Salatiga. Semakin tinggi kompetensi

    pedagogik guru dan motivasi kerja guru maka kinerja guru akan

    semakin tinggi pula.

    H0 : ρxy =0

    H1 :ρxy >0