bab ii landasan teori 2.1 kinerja karyawan

23
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan Kinerja berasal dari kata Job Performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau perstasi sesungguhnya yang dicapai oleh sesorang. Pengertian kinerja atau perstasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang di berikan kepadanya. Menurut Sedarmayanti (2005:51) pengertian Kinerja ( Performance) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing- masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara ilegal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. The Scribner Bamtam English Dictionary (1979) Kinerja (Performance) berasal dari kata “To Perform” yang mempunyai beberapa “Entities” berikut : a. To Do Or Carry Out Execute berarti melakukan, menjalankan. b. To Discharge berarti memenuhi kewajiban. c. To Portray As Character In a Play berarti menggambarkan karakter dalam permainan. d. To Execute Or Complete an Undertaking berarti melaksanakan. Menurut Hasibuan (2005:34) mengemukakan kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang di capai seseorang dalam melaksanakan tugas- tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu, tinggi rendahnya kinerja pekerja berkaitan erat dengan sistem pemberian penghargaan yang diterapkan oleh lembaga/organisasi tempat mereka bekerja. Pemberian penghargaan yang tidak tepat dapat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja seseorang.

Upload: others

Post on 23-Apr-2022

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kinerja Karyawan

Kinerja berasal dari kata Job Performance atau actual performance

yang berarti prestasi kerja atau perstasi sesungguhnya yang dicapai oleh

sesorang. Pengertian kinerja atau perstasi kerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan

fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang di berikan kepadanya.

Menurut Sedarmayanti (2005:51) pengertian Kinerja (Performance)

adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang

dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-

masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara

ilegal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. The

Scribner Bamtam English Dictionary (1979) Kinerja (Performance) berasal

dari kata “To Perform” yang mempunyai beberapa “Entities” berikut :

a. To Do Or Carry Out Execute berarti melakukan, menjalankan.

b. To Discharge berarti memenuhi kewajiban.

c. To Portray As Character In a Play berarti menggambarkan karakter dalam

permainan.

d. To Execute Or Complete an Undertaking berarti melaksanakan.

Menurut Hasibuan (2005:34) mengemukakan kinerja (prestasi kerja)

adalah suatu hasil kerja yang di capai seseorang dalam melaksanakan tugas-

tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,

pengalaman dan kesungguhan serta waktu, tinggi rendahnya kinerja pekerja

berkaitan erat dengan sistem pemberian penghargaan yang diterapkan oleh

lembaga/organisasi tempat mereka bekerja. Pemberian penghargaan yang

tidak tepat dapat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja seseorang.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

8

2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

a. Efektifitas dan Efisiensi

Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh

mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila

akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan menilai yang penting

dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan kepuasan

walaupun efektif dinamakan tidak efisien. Sebaliknya, bila

akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka kegiatan

tersebut efisien (Prawirosentono 1999:27).

b. Otoritas (Wewenang)

Otoritas adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam

suatu organisasi formal yang dimiliki seorang anggota

organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu

kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya. Perintah tersebut

mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh

dalam organisasi tersebut.

c. Disiplin

Disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku.

Jadi disiplin karyawan adalah kegiatan karyawan yang

bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan

organisasi dimana dia bekerja.

d. Inisiatif

Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam

membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan

dengan tujuan organisasi.

2.1.2 Karakteristik Kinerja Karyawan

Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah

sebagai berikut (Mngkunegara,2002:68) :

a. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.

b. Berani mengambil dan menanggung rasiko yang dihadapi.

c. Memiliki tujuan yang realistis.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

9

d. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk

merealisai tujuannya.

e. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam

seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya.

f. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah

diprogramkan.

2.1.3 Indikator Kinerja Karyawan

Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu

ada lima indikator, yaitu:

a. Kualitas.

Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas

pekerja yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap

keterampilan dan kemampuan karyawan.

b. Kuantitas.

Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah

seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

c. Ketepatan Waktu.

Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu

yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil

output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk

aktivitas lain.

d. Efektivitas.

Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi

(tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan

maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan

sumber daya.

e. Kemandirian.

Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan

dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen Kerja.

Merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

10

komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan

terhadap kantor.

2.2 Motivasi

Motovasi adalah suatu keterampilan dalam memadukan kepentingan

karyawan dan kepentingan organisasi, sehingga keinginan-keinginan

karyawan dipuaskan bersamaan dengan tercapainya sasaran-sasaran organisasi

(Flippo, 1992:117).

Motivasi terjadi pada saat anda melihat adanya insentif atau ganjaran

yang dapat memenuhi kebutuhan yang timbul. Keputusan terjadi apabila ada

hambatan diantara anda dengan insentif atau ganjaran (Dessler, 1992:329).

Motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan

orang tersebut bertindak. Orang biasanyabertindak karena satu alasan: untuk

mencapai tujuan. Jadi, motivasi adalah sebuah dorongan yang di atur oleh

tujuan dan jarang muncul dalam kekosongan. Kata-kata kebutuhan, keinginan

hasrat, dan dorongan semua serupa dengan motif, yang merupakan asal dari

kata motivasi. Memahami motivasi sangatlah penting karena kinerja, reaksi

terhadap kompensasi, dan persoalan Sumber Daya Manusia (SDM) yang lain

dipengaruhi dan memengaruhi motivasi (Mathis, 2004:114).

2.2.1 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Motivasi kerja dapat terjadi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :

a. Faktor Internal

Faktor dari dalam diri pekerja itu sendiri, karena semangat dan

niat kerja yang ihklas.

b. Faktor eksternal

Faktor diluar pekerja, dimana menciptakan dan mengelola

suasana lingkungan kerja yang menyenangkan.

2.2.2 Indikator Motivasi

Hamzah B. Uno (2006:23), mengklasifikasikan indikator motivasi

sebagai berikut:

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

11

c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

d. Adanya penghargaan.

e. Adanya kegiatan yang menarik.

f. Adanya lingkungan yang kondusif.

2.3 Fasilitas

Dalam suatu pencapaian tujuan perusahaan, diperlukan alat atau sarana

pendukung yang digunakan dalam aktifitas sehari-hari diprusahaan tersebut,

fasilitas yang digunakan bermacam-macam bentuk, jenis maupun manfaatnya,

disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan. Kata fasilitas

sendiri berasal dari bahasa belanda “faciliteit” yang artinya prasarana atau

wahana untuk melakukan atau mempermudah sesuatu. Fasilitas juga bisa

dianggap suatu alat.

Untuk mencapai tujuan perusahaan yang ada banyak faktor yang

mendukung, salah satu diantaranya adalah fasilitas kerja karyawan merupakan

faktor pendukung bagi kelancaran tugas yang mereka kerjakan, sehingga

pekerjaan dapat dikerjakan sesuai dengan yang diharapkan.

Fasilitas kerja terkait dengan lingkungan kerja, karena lingkungan

kerja merupakan fasilitas kerja, dengan adanya lingkungan kerja yang nyaman

maka karyawan dapat melaksanakan kerja dengan baik. Menurut Moekijat

(2001:155) secara sederhana yang dimaksud dengan Fasilitas adalah suatu

sarana fisik yang dapat memproses suatu masukan (input) menuju keluaran

(output) yang diinginkan. Selanjutnya menurut Buchari (2001:12) Fasilitas

adalah penyedia perlengkapan-perlengapan fisik untuk memberikan

kemudahan kepada penggunanya, sehingga kebutuhan-kebutuhan dari

pengguna fasilitas tersebut dapat terpenuhi. Ditambahkan oleh Bary (2002:67)

Fasilitas Kerja adalah sebagai sarana yang diberikan perusahaan untuk

mendukung jalannya nada perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan

oleh pemegang kendali. Menurut Sofyan (2001:22) jenis-jenis fasilitas kerja

terdiri dari :

a. Mesin dan peralatannya yang merupakan keseluruhan peralatan yang

digunakan untuk mendukung proses produksi yang ada diperusahaan.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

12

b. Prasarana, yaitu fasilitas pendukung yang digunakan untuk memperlancar

aktivitas perusahaan, diantaranya adalah jembatan, jalan, pagar dan

lainnya

c. Perlengkapan kantor, yaitu fasilitas yang mendukung aktivitas kegiatan

yang ada diperkantoran, seperti perabot kantor (meja, kursi, lemari dan

lainnya)peralatan laboraturium dan peralatan elektronik (computer, mesin

fotocopy, printer dan alat hitung lainnya.

d. Peralatan inventaris, yaitu peralatan yang dianggap sebagai alat-alat yang

digunakan dalam perusahaan seperti inventaris kendaraan. Inventaris

kantor, inventaris pabrik, inventaris laboraturium, inventaris gudang dan

lainnnya.

e. Bangunan, yaitu fasilitas yang mendukung aktivitas sentral kegiatan

perusahaan utama seperti perkantoran dan pergudangan.

f. Alat transportasi, yaitu semua jenis peralatan yang digunakan untuk

membantu terlaksananya aktivitas perusahaan.

2.4 Pelayanan

Pengertian Pelayanan menurut Kotler (2002:83) adalah setiap tindakan

atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang

pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisik

sehingga pelayanan merupakan prilaku produsen dalam rangka memenuhui

kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada

konsumen sendiri. Kotler pun mengatakan bahwa perilaku konsumen tersebut

dapat terjadi pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Selain itu

Kotler (1994) dalam (Paimin Napitupulu) menyebutkan sejumlah karakteristik

pelayanan yang terdiri dari :

a. Intangibility (tidak berwujud) yaitu yang tidak dapat dilihat, diraba, dirasa,

didengar, dan dicium sebelum ada transaksi. Artinya, pembeli tidak dapat

mengetahui secara pasti hasil sebuah pelayanan tersebut dikonsumsi.

b. Inseparability (tidak dapat dipisahkan), maksudnya dijual lalu diproduksi

dan dikonsumsi secara bersamaan karena tidak dapat dipisahkan. Oleh

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

13

karena itu, konsumen turut serta berpartisipasi menghasilkan jasa layanan

dengan adanya kehadiran konsumen, maka pemberi pelayanan akan lebih

berhati-hati terhadap interaksi yang terjadi antara penyedia dan pembeli.

c. Variability (berubah-ubah dan bervariasi). Jasa beragam selalu mengalami

perubahan sehingga tidak selalu sama kualitasnya, tetapi bergantung pada

siapa yang menyediakanya dan kapan serta dimana disediakan.

d. Perishability (cepat hilang, tidak tahan lama). Jasa tidak dapat disimpan

dan permintaannya berfluktuasi. Daya tahan suatu layanan bergantung

kepada situasi yang diciptakan oleh berbagai faktor.

Menurut Ivancevich, Lorenzi, Skinner, dan Crosby (2000:448)

mengatakan bahwa pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata

dalam artian tidak dapat dirabah yang melibatkan usaha-usaha manusia dan

menggunakan peralatan.

Menurut Gronroos (2001:27) mendefinisikan pelayanan sebagai suatu

aktivitas yang bersifat tidak kasat mata yang terjadi sebagai akibat adanya

interaksi antara konsumen dan karyawan atau hal-hal yang disediakan

organisasi pemberi pelayanan yang dimaksud untuk memecahkan

permasalahan maksyarakat yang dilayani.

Pada dasarnya kegiatan kunjungan kapal dipelabuhan adalah aman,

akan tetapi juga dilihat dari jenis pelabuhan yang akan disinggahi oleh kapal

tertentu maka akan terdapat perbedaan dalam pelayanan jasa pelabuhan, baik

bagi prosedurnya maupun penggunaan fasilitas yang terdapat dipelabuhan

tersebut.

Dalam sistem pelayanan jasa pelabuhan satu atap terdapat beberapa

unsur yang menunjang pelaksanaan sistem tersebut, yaitu :

a. Sistem dan Prosedur

Dala rangka menunjang arus barang yang masuk melalui pelabuhan,

termasuk didalamnya ialah bongkar muat barang telah dilaksanakan

berbagai usaha dibidang sistem dan prosedur untuk meningkatkan

pelayanan jasa pelabuhan seperti :

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

14

1. Pelayanan pelabuhan selama 24 jam, baik untuk keluar masuk kapal

maupun untuk bongkar muat barang.

2. Pelayanan satu atap dari semua unit kerja/instansi unsur Direktorat

Perhubungan Laut.

3. Penghapusan berbagai bentuk perijinan dan penyederhanaan prosedur

pelayanan jasa pelabuhan dengan memusatkan semua pelayanan jasa

untuk kapal pada pusat pelayanan jasa untuk kapal pada setiap cabang

perum pelabuhan.

4. Pelaksanaan sistem laporan yang dapat memonitor setiap posisi

penyandaran kapal dan kecepatan bongkar muat dipelabuhan beserta

hambatan-hambatan yang timbul.

b. Pusat Perencanaan dan Pengendalian Pelayanan Jasa Pelabuhan

Merupakan pelayanan satu atap dari semua unit kerja/instansi unsure

Derektorat Jendral Perhubungan Laut :

1. Sifat Pelayanan

Keputusan jasa untuk kapal oleh jajaran Derektorat Jendral

Perhubungan Laut dilakukan ditempat dan waktu yang sama serta

terbuka.

2. Tempat Pelayanan

Pelayanan administrasi dilakukan dikantor perum yaitu diruang pusat

perencanaan. Pelayanan dan pengendalian terpadu (P4T).

3. Penanggung Jawab

Penanggung jawab pusat perencanaan pelayanan dan pengendalian

terpadu adalah Administrator Pelabuhan yang di delegasikan kepada

koordinator pelaksanaan P4T yang ditetapkan melalui rapat.

4. Waktu Pelayanan

Keputusan/penetapan pemberian pelayanan jasa untuk kapal diberikan

setiap saat, kecuali bagi kapal yang ada permasalahan akan ditetapkan

secara musyawarah.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

15

5. Cara Pelayanan

Semua permintaan jasa pelabuhan yang akan dipergunakan untuk

kapal-kapal yang akan pindah/berangkat diputuskan secara fungsional

oleh jajaran Derektorat Jendral Perhuungan Laut didalamP4T, kecuali

apabila ada permasalahan yang akan diputuskan dalam rapat bersama

dengan perusahaan pelayaran yang bersangkutan.

2.5 Pengawasan

Menurut Manullang (2001:184) Pengawasa adalah merupakan proses

untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan

mengoreksinya bila perlu dengan maksud supaya pelaksanaan sesuai dengan

rencana semula. Agar proses pengawasan tersebut dapat berjalan dengan baik

maka harus melalui tahapan-tahapan. Hal ini tentu saja mempermudah demi

tercapainya apa yang telah direncanakan.

Menurut S.P Siagian (2004:125) bahwa pengawasan adalah proses

pengamatan dari pelaksana seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar

semua pekerjaan yang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan sebelumnya. Dari uraian tersebut maka dapat dikatakan bahwa

antara pengawasan dengan perencanaan mempunyai hubungan yang erat.

Menurut Henry Fayol Dalam Harahap (2004:12) mengatakan

pengawasan adalah ketetapan dalam menguji apapun suatu persetujuan, yang

disesuaikan dengan instruksi dan prinsip perencanaan, yang sudah tidak dapat

dipungkiri lagi. Pengawasan mencakup upaya memeriksa apakah semua

terjadi sesuai rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan dan prinsip

yang dianut juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan

agar dapat dihindari kejadiannya dikemudian hari.

Dalam kinerja syahbandar, syahbandar juga membandingkan antara

hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau dilaksanakan dengan standar kerja

yang telah dilakukan sebelumnya, proses perbandingan tersebutakan

dikoreksi, apabila kinerja syahbandar tidak sesuai dengan standar maka hasil

kerja syahbandar akan diproses kembali,dan dikoreksi kesalahan yang

terdapat pada tatacara kerja syahbandar. Dan dari hasil wawancara dengan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

16

berbagai informan, dari tugas syahbandarterhadap pengawasan keselamatan,

keamanan, dan ketertiban penumpang dipelabuhan, dan dari kesadaran

penumpang kapal dan dapat dilihat juga dari membandingkan kinerja denga

standar. Kemudian dalam pelaksanaannya dilapangan syahbandar adalah

pejabat pemerintah dipelabuhan yang diangkat oleh mentri dan mewakili

kewenangan tertinggi untuk menjalankan dan melakukan pengawasan

terhadap dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan untuk

menjamin keselamatan dan kenyamanan pelayaran.

Dalam melakukan tugas yang dipercayakan sebagai pemimpin tetinggi

dipelabuhan maka syahbandar memiliki fungsi, yaitu :

a. Melaksanakan koordinasi kegiatan pemerintahan dipelabuhan yang terkait

dengan pelaksanaan pengawasan dan penegakan hukum dibidang

keselamatan dan keamanan pelayaran.

b. Melaksanakan pengawasan dan pemenuhan kelaiklautan kapal, sertifikasi

keselamatan kapal, pencegahan pencemaran dari kapal dan penetapan

status hukum kapal.

c. Melaksanakan penyediaan, pengaturan, dan pengawasan lahan daratan dan

perairan pelabuhan, pemeliharaan penahanan gelombang, kolam

pelabuhan, alur pelayaran dan jaringan jalan serta sarana bantu navigasi

pelayaran.

d. Syahbandar membantu tugas pencarian dan penyelamatan dipelabuhan

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

2.6 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran

Ketentuan mengenai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan

dipelabuhan terdapat pada BAB VII tentang kepelabuhan, bagian kedua

paragraf kedua, Pasal 80 yang berbunyi :

(1) Kegiatan pemerintahan di pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

79 meliputi :

a. Pengaturan dan pembinaan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan

kepelabuhan;

b. Keselamatan dan keamanan pelayaran; dan/ atau

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

17

c. Kepabeanan;

d. Keimigrasian;

e. Kekarantinaan.

(2) Selain kegiatan pemerintahan di pelabuhan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) terdapat kegiatan pemerintahan lainnya yang keberadaannya

bersifat tidak tetap.

(3) Pengaturan dan pembinaan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan

kepelabuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan

oleh penyelenggara pelabuhan.

(4) Fungsi keselamatan dan keamanan pelayaran sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b dilaksanakan oleh syahbandar.

(5) Fungsi kepabeanan, keimigrasian, dan kekarantinaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf c, huruf d, dan huruf e dilaksanakan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Paragraf ketiga mengenai penyelenggara pelabuhan, pasal 81 berbunyi

sebagai berikut:

(1) Penyelenggara pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam pasal 80 ayat (3)

yaitu terdiri atas:

a. Otoritas pelabuhan; atau

b. Unit penyelenggara pelabuhan.

(2) Otoritas pelabuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dibentuk

pada pelabuhan yang diusahakan secara komersial.

(3) Unit penyelenggara pelabuhan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b

dibentuk pada pelabuhan yang belum diusahakan secara komersial.

(4) Unit penyelenggara pelabuhan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (3)

dapat merupakan unit penyelenggara pelabuhan pemerintah dan unit

penyelenggara pelabuhan pemerintah daerah.

Pasal 82 berbunyi:

(1) Otoritas pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam pasal 81 ayat (1) huruf a

dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Menteri.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

18

(2) Unit penyelenggara pelabuhan sebagaimana dimaksudkan dalampasal 81

ayat (1) huruf b dibentyk dan bertanggung jawab kepada:

a. Menteri untuk unit penyelenggara pelabuhan pemerintah; dan

b. Gubernur atau Bupati/ Walikota untuk unit penyelenggara pelabuhan

pemerintah daerah.

(3) Otoritas pelabuhan dan unit penyelenggara pelabuhan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 81 ayat (1) dibentuk untuk 1 (satu) atau beberapa

pelabuhan.

(4) Otoritas pelabuhan dan unit penyelenggara pelabuhan sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) berperan sebagai Wakil Pemerintah untuk

memberikan konsesi atau bentuk lainnya kepada Badan Usaha Pelabuhan

untuk melakukan kegiatan pengusahaan di pelabuhan yang dituangkan

dalam perjanjian.

(5) Hasil konsesi yang diperoleh otoritas pelabuhan sebagaimana dimaksud

pada ayat (4) merupakan pendapatan negara sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(6) Otoritas pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam pasal 81 ayat (1) huruf a

dalam pelaksanaannya harus berkoordinasi dengan pemerintah daerah.

Pasal 83 berbunyi:

(1) Untuk melaksanakan fungsi pengaturan dan pembinaan, pengendalian, dan

pengawasan kegiatan kepelabuhanan sebagaimana dimaksud dalam pasal

80 ayat (1) huruf a otoritas pelabuhan mempunyai tugas dan tanggung

jawab:

a. Menyediakan lahan daratan dan perairan pelabuhan;

b. Menyediakan dan memelihara penahan gelombang, kolam pelabuhan,

alur pelayaran, dan jaringan jalan;

c. Menyediakan dan memelihara Sarana Bantu Navigasi Pelayaran;

d. Menjamin keamanan dan ketertiban di pelabuhan;

e. Menjamin dan memelihara kelestarian lingkungan di pelabuhan;

f. Menyusun Rencana Induk Pelabuhan, serta Daerah Lingkungan Kerja

dan Daerah Lingkungan Kepentingan Kepelabuhan;

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

19

g. Mengusulkan tarif untuk ditetapkan Menteri, atas penggunaan perairan

dan/ atau daratan, dan fasilitas pelabuhan yang disediakan oleh

pemerintah serta jasa kepelabuhanan yang diselenggarakan oleh

otoritas pelabuhan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan; dan

h. Menjamin kelancaran arus barang.

(2) Selain tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

otoritas pelabuhan melaksanakan kegiatan penyediaan dan/ atau pelayanan

jasa kepelabuhanan yang diperlukan oleh pengguna jasa yang belum

disediakan oleh badan usaha pelabuhan.

Pasal 84 berbunyi:

Untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagaimana

dimaksud dalam pasal 83 otoritas pelabuhan mempunyai wewenang:

a. Mengatur dan mengawasi penggunaan lahan daratan dan perairan

pelabuhan;

b. Mengawasi penggunaan daerah lingkungan kerja dan daerah

lingkungan kepentingan pelabuhan;

c. Mengatur lalu lintas kapal ke luar masuk pelabuhan melalui

pemanduan kapal; dan

d. Menetapkan standar kinerja operasional pelayanan jasa

kepelabuhanan.

Pasal 89:

Ketentuan lebih lanjut mengenai otoritas pelabuhan dan unit

penyelenggara pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam pasal 85 sampai pasal

88 diatur dengan peraturan pemerintah.

Ketentuan mengenai Syahbandar terdapat pada Bab XI tentang

Syahbandar, bagian kesatu mengenai fungsi, tugas, dan kewenangan

Syahbandar, Pasal 207 yang berbunyi:

(1) Syahbandar melaksanakan fungsi keselamatan dan keamanan pelayaran

yang mencakup, pelaksanaan, pengawasan dan penegakan hukum di

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

20

bidang angkutan diperairan, kepelabuhanan, dan perlindungan lingkungan

maritim di pelabuhan.

(2) Selain melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Syahbandar membantu pelaksanaan pencarian dan penyelamatan (Search

and Rescue/SAR) di pelabuhan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(3) Syahbandar diangkat oleh Menteri setelah memenuhi persyaratan

kompetensi di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran serta

kesyahbandaran.

Pasal 208 berbunyi:

(1) Dalam melaksanakan fungsi keselamatan dan keamanan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 207 ayat (1) Syahbandar mempunyai tugas:

a. Mengawasi kelaiklautan kapal, keselamatan, keamanan dan ketertiban

di pelabuhan;

b. Mengawasi tertib lalu lintas kapal di perairan pelabuhan dan alur-

pelayaran;

c. Mengawasi kegiatan alih muat di perairan pelabuhan;

d. Mengawasi kegiatan salvage dan pekerjaan bawah air;

e. Mengawasi kegiatan penundaan kapal;

f. Mengawasi pemanduan;

g. Mengawasi bongkar muat barang berbahaya serta limbah bahan

berbahaya dan beracun;

h. Mengawasi pengisian bahan bakar;

i. Mengawasi ketertiban embarkasi dan debarkasi penumpang;

j. Mengawasi pengerukan dan reklamasi;

k. Mengawasi kegiatan pembangunan fasilitas pelabuhan;

l. Melaksanakan bantuan pencarian dan penyelamatan;

m. Memimpin penanggulangan pencemaran dan pemadaman kebakaran di

pelabuhan; dan

n. Mengawasi pelaksanaan perlindungan lingkungan maritim.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

21

(2) Dalam melaksanakan penegakan hukum di bidang keselamatan dan

keamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 207 ayat (1) Syahbandar

melaksanakan tugas sebagai Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 209 berbunyi:

Dalam melaksanakan fungsi dan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 207 dan Pasal 208 Syahbandar mempunyai kewenangan:

a. mengkoordinasikan seluruh kegiatan pemerintahan di pelabuhan;

b. memeriksa dan menyimpan surat, dokumen, dan warta kapal;

c. menerbitkan persetujuan kegiatan kapal di pelabuhan;

d. melakukan pemeriksaan kapal;

e. menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar;

f. melakukan pemeriksaan kecelakaan kapal;

g. menahan kapal atas perintah pengadilan; dan

h. melaksanakan sijil Awak Kapal.

Pasal 210 berbunyi:

(1) Untuk melaksanakan fungsi keselamatan dan keamanan pelayaran

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 207 ayat (1) dibentuk kelembagaan

Syahbandar.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan kelembagaan Syahbandar

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

2.7 Penelitian Terdahulu

Table 2.1

No Sumber Variabel/Indi

kator Alat Uji Keterangan

1. Ade Anugrah

Saputra, dkk.

2011.

Dengan judul :

Pengaruh

Variabel :

Motivasi

Indikator :

1. Memberi

perhatian

1.Analisa data

kulitatif

2.Analisa data

kuantitatif

1. Sacara umum motivasi yang

dimiliki karyawan sudah

tinggi hal ini

ditunjukkan dengan pada

kategorisasi yang

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

22

Motivasi Dan

Disiplin Kerja

Terhadap

Kinerja

Karyawan

Bagian

Kepanduan

Divisi Pandu

Bandar Utama

Pada PT. IPC

Pelabuhan

Indonesia II

(Cabang

Tanjung Priok)

2. Mengakui

andil

bawaan

3. Komunikasi

menunjukkan sebesar

61.8% motivasi karyawan

tinggi merupakan

persentase terbesar,

kemudian 23.5% motivasi

karyawan cukup tinggi, dan

juga terdapat 14.7%

motivasi karyawan sangat

tinggi.

2. Motivasi memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap

kinerja karyawan dengan

sumbangan persentase

sebesar 53.9%. Motivasi

juga memiliki pengaruh

yang positif terhadap

kinerja karyawan yaitu

dengan persamaan regresi

linier sederhana yaitu Y =

4.965 + 0.516X; yang

dibuktikan dengan besarnya

signifikansi yang kurang

dari 0.05 yaitu sebesar 0.00

dan juga besarnya nilai

thitung yang lebih besar

dari ttabel yaitu 6.114 >

2.035; sehingga hipotesa

adanya pengaruh yang

signifikan antara motivasi

terhadap kinerja karyawan

(Ha) diterima.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

23

2. Cut Ermiati,

dkk.

Dengan judul :

Pengaruh

Fasilitas Dan

Pengembangan

Sumber Daya

Manusia

Terhadap

Produktivitas

Kerja

Karyawan

Studi Kasus

PTPN II Kebun

Sampali Medan

Variabel :

Fasilitas

Indikator :

1. Perumahan

2. Kesehatan

3. penyediaan

kafetria

Asumsi klasik 1. Fasilitas (kantor) (X1) yang

secara langsung

mempengaruhi

produktivitas kerja

karyawan (Y) adalah

sebesar 34,9 % dan

berpengaruh tidak langsung

melalui pengembangan

sumber daya manusia

sebesar 14,9 %.

2. Pengembangan Sumber daya

manusia (X2) secara

langsung mempengaruhi

Produktivitas Kerja

Karyawan (Y) adalah

sebesar 14,4 % dan tidak

pengaruh tidak langsung

melalui fasilitas (kantor)

(X1) sebesar 14,9 %.

3. Berdasarkan hasil persamaan

koefesien jalur yang

diperoleh yaitu Y = 0,591X1

+ 0,379 X2 + 0,336 €, dapat

disimpulkan sebagai

berikut:

Variabel fasilitas (kantor)

memberikan pengaruh lebih

besar terhadap produktivitas

kerja karyawan PTPN II

Kebun Sampali dibandingkan

dengan variabel

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

24

pengembangan sumber daya

manusia.

Besarnya pengaruh yang

disebabkan oleh variabel

lainnya di luar variabel

fasilitas (kantor) dan

pengembangan sumber daya

manusia yang dinyatakan

P2Y1€ yaitu 0,5802 = 33,6%.

3. Alfian Zaki

Ghufroni

Dengan judul:

Analisis

Kinerja

Pelayanan Dan

Tanggapan

Penumpang

Terhadap

Peyanan

Pelabuhan

Penyeberangan

Jangkar Di

Kabupaten

Stubondo

Variabel:

Pelayanan

Indikator :

1.Penanganan

petugas

terhadap

jadwal.

2.Ketetapan

jadwal

pemberangkata

n kapal

3.Sikap

petugas dalam

pelayanan

penumpang.

Deskriptif

kuantitatif

dan angket

1. Secara umum kinerja

pelayanan pelabuhan cukup

baik, akan tetapi masih

memerlukan beberapa

pembenahan guna

memberikan pelayanan

yang maksimal kepada

seluruh pengguna jasa

pelabuhan jangkar.

2. mengenai tanggapan

penumpang terhadap

pelayanan pelabuhan,dari

Sembilan indikator

pelayanan hanya terdapat

dua iindikator yang masih

kurang memuaskan, artinya

secara umum pelayanan

pelabuhan jangkar sudah

cukup memuaskan para

pengguna jasa pelabuhan.

4. Julia Purnama Variabel : Deskriptif 1. Dari segi menetapkan

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

25

Sari.

2014

Dengan judul :

Pengawasan

Syahbandar

Dalam Upaya

Mewujudkan

Keselamatan,

Keamanan,

Dan Ketertiban

Penumpang Di

Pelabuhan

Tembilahan

Pengawasan

Indikator :

1.Menentukan

standar.

2.Melakukan

tindakan

penilaian.

3.mengadakan

tindakan

perbaikan.

kualitatif standar dalam program

kerja tahunan Kantor

Syahbandar Tembilahan

telah sesuai dengan

S.O.P,tetapi belum

maksimal,karena belum

sepenuhnya berjalan dengan

baik.

2. Dari segi mengukur kinerja

Kantor Pelabuhan

Syahbandar

Tembilahan,dalam

mengawasi kelaiklautan

kapal,keselamatan dan

keamanan,ketertiban

penumpang di pelabuhan

tembilahan belum

maksimal, karna masih

adanya penumpang yang

masih mengeluh dalam sisi

keselamatan,keamanan dan

ketertiban penumpang di

pelabuhan Tembilahan,yang

mana dari keamanan

berlayar masih ada

penumpang yang belum

tertib oleh peraturan yang

telah di tentukan oleh setiap

penumpang kapal,dalam

ketertiban penumpang

masih ada yang di jumpai

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

26

tidak mempunyai tiket,saat

berangkat, kurang

lengkapnya jacket

pelampung di dalam kapal.

hal seperti ini seharusnya

Syahbandar bertindak untuk

menangani masalah

tersebut.

3. Dari segi membandingkan

kinerja dan

standar,Syahbandar belum

maksimal dalam

melaksanakan

tugasnya,dapat di katakana

belum maksimal sesuai

S.O.P.

Sumber : dari jurnal yang dipublikasikan

Pada umumnya penelitian terdahulu menggunakan beberapa variabel

yang berbeda, yaitu motivasi, fasilitas, pelayanan, dan pengawasan yang

mempengaruhi kinerja karyawan. Disetiap penelitian masing-masing

penelitian terdahulu peneliti mengambil satu variabel dan dikembangkan pada

penelitian ini dengan tempat dan sasaran responden yang berbeda. Berharap

dengan pengembangan penelitian ini terdapat perbedaan hasil dimana

beberapa variabel yang digunakan dapat saling mempengaruhi dan

menghasilkan kesimpulan yang baik dan bermanfaat.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

27

2.8 Hipotesis

Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proporsi atau anggapan

yang mungkin benar dan sering sebagai dasar pembuatan keputusan atau

pemecahan persoalan atau untuk dasar penelitian lebih lanjut (J. Supranto,

2001).

Untuk memberikan angka pada penelitian yang dilakukan dan untuk

memberikan jawaban sementara atas masalah yang dikemukakan di atas,

maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :

a. Diduga motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Kantor

Sayhbandar dan Otoritas Tanjung Balai Karimun.

b. Diduga fasilitas berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Kantor

Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Balai Karimun.

c. Diduga pelayanan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Kantor

Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Balai Karimun.

d. Diduga pengawasan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Kantor

Syahbandar dan Otoritas pelabuhan Tanjung Balai Karimun.

e. Diduga motivasi, fasilitas, pelayanan, dan pengawasan secara simultan

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan pada Kantor Syahbandar

dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Balai Karimun.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

28

Gambar 2.1

Kerangka Pikir

H5

= Indikator = Pengukur

= Variabel = Pengaruh

Kinerja

karyawan (Y)

X1.1

X1.3

X1.2

X3.3

X3.2

X3.1

X2.3

X2.2

X2.1

Y.3

Y.2

Y.1

Motivasi (X1)

Fasilitas (X2)

Pelayanan (X3)

Pengawasan (X4)

X4.1

X4.3

X4.2

H4

H3

H2

H1

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Karyawan

29

Variabel dalam penelitian ini meliputi :

Motivasi (X1)

Indikator – indikator Motivasi antara lain :

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

b. Lingkungan kerja yang kondusif.

c. Pemberian penghargaan.

Fasilitas (X2)

Indikator – indikator Fasilitas Pelabuhan antara lain :

a. Perumahan.

b. Kesehatan.

c. Penyediaan cafeteria.

Pelayanan (X3)

Indikator - indikator Pelayanan antara lain :

a. Penenganan petugas terhadap jadwal.

b. Ketepatan jadwal pemberangkatan kapal.

c. Sikap petugas dalam melayani penumpang.

Pengawasan (X4)

Indikator – indikator Pengawasan Laut antara lain :

a. Menentukan standar.

b. Melakukan tindakan penilaian.

c. Mengadakan tindakan perbaikan.

Kinerja karyawan (Y)

Indikator – indikator kinerja karyawan antara lain:

a. Kualitas kerja.

b. Kuantitas.

c. Keterampilan/skill.