bab 2 landasan teori dan kerangka pemikiran 2.1 pengertian ... · menilai, dan memberikan...
TRANSCRIPT
4
BAB 2
LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Pengertian sistem
Ada beberapa pengertian sistem dari beberapa ahli, diantaranya adalah :
Menurut O’Brien dan Marakas (p22, 2005), sistem adalah sekelompok
komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama dengan menerima input dan menghasilkan sebuah output dalam
proses perubahan yang teratur.
Menurut McLeod (p22, 2003), sistem adalah sebuah kelompok yang terdiri
dari elemen-elemen yang terintegrasi dengan mempunyai tujuan umum dalam
mencapai sebuah tujuan bersama.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan sekelompok
atau lebih elemen yang saling berkaitan satu sama lian dan terintegrasi serta bekerja
sama untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sama.
2.2 Pengertian Perancangan Sistem
Menurut McLeod (p130, 2003), perancangan sistem merupakan sebuah
penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem yang baru.
Sedangkan menurut Marakas (p23, 2005), perancangan sistem merupakan
sebuah penyusunan ulang dan penyempurnaan terhadap sistem yang ada dalam hal
5
pengidentifikasian suber masalah dan menentukan serta memenuhi fungsi-fungsi
sistem yang sesuai dengan hasil yang ingin dicapai pada tahap analisis.
2.3 Pengertian Data
Menurut O’Brien (p14, 2001), data adalah sumber bahan yang masih mentah
yang akan diproses menjadi produk informasi.
Sedangkan menurut McLeod (p12, 2003), data merupakan fakta-fakta atau
hasil observasi yang mempunyai kecenderungan tidak terlalu berarti.
2.4 Pengertian Informasi
Menurut McLeod (p15,2003), informasi adalah data-data yang telah di
proses atau data yang mempunyai arti.
Menurut O’Brien (p15, 2002), informasi merupakan data yang telah diubah
menjadi hasil yang berarti dan berguna bagi penggunaanya.
2.5 Pengertian Knowledge
Menurut Housel (p110, 2001) Knowledge adalah sesuatu yang
memungkinkan orang atau mesin untuk memecahkan masalah untuk beberapa tipe.
Menurut Turban (p17, 2006) Knowledge berisi informasi yang telah
diorganisasikan dan diproses untuk memberikan pengertian, pengalaman,
pembelajaran lebih lanjut, dan keahlian sebagaimana ini digunakan untuk masalah
atau proses bisnis tertentu. Sumber pengetahuan dapat berasal dari mana saja dan
6
memiliki banyak bentuk, contohnya : koran, majalah, mailing daftar, e-book, e-
artiketl, iklan dan manusia.
Menurut Pearlson dan Saunders (p276, 2005) Knowledge adalah sebuah
campuran dari informasi gabungan dari informasi kontekstual, pengalaman, aturan
dan nilai. Knowledge bermakna lebih kaya dan dalam, dan lebih bernilai karena
seseorang telah berpikir dalam, mengenai informasi tersebut dan menambahkan
keahlian dan kebijakannya secara unik.
2.6 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya manusia adalah proses memperoleh, melatih,
menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan
kerja mereka, kesehatan dan keamanan, serta masalah keadilan (Dessler, p2, 2004)
2.7 Pengertian Knowledge Management
Menurut Tiwana (p5,2002) Knowledge Management adalah organisasi untuk
menciptakan nilali-nilai bisnis dan menghasilkan sebuah keunggulan kompetitif dan
juga dapat dikatakan sebagai kemampuan dalam menciptakan dan mengumpulkan
nilai yang lebih besar dari kompetensi utama bisnis.
Menurut Laudon dan Laudon (p.373, 2002) Knowledge Management adalah
kumpulan proses yang dikembangkan di dalam organisasi, untuk menciptakan,
mengumpulkan, menyimpan, memelihara, menyebarkan pengetahuan suatu
perusahaan. Knowledge Management meningkatkan kemampuan dari sebuah
7
organisasi untuk belajar dari lingkungannya sendiri dan untuk mengikutsertakan
knowledge ke dalam bisnis prosesnya.
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Knowledge Management
adalah suatu teknik atau cara untuk menciptakan, mengumpulkan, menyimpan,
memelihara, dan menyebarkan pengetahuan yang ada pada organisasi yang
digunaka untuk memperlancar proses bisnis perusahaan dan meningkatkan kualitas
serta keunggulan kompetitif bagi organisasi tersebut di masa sekarang atau masa
yang akan datang.
Menurut Housell dan Bell (p47, 2001) Knowledge Management menawarkan
keuntungan bagi perusahaan untuk :
- Menangkap dan menganilisis informasi perusahaan kemudian menyimpan
informasi secara strategis dalam formasi Datawarehouse dan Data Mining,
Decesion Support System dan Executive Information System.
- Menciptakan proses akses yang luas mengenai informasi, memungkinkan
karyawan bekerja lebih cepat, leibh terinformasi, dan dapat menghasilkan
keputusan yang lebih baik melalui intranet,Groupware, dan Group Decision
Support System.
- Mendokumentasikan kumpulan knowledge dari pengalaman yang pernah terjadi
dalam perusahaan.
- Mengembangkan dan melengkapi proyek dengan meningkatkan kecepatan,
ketangkasan dan keamanan.
Menurut Loudon dan Laudon ( p373, 2002) Knowledge Management
membutuhkan sebuah infrastruktur teknologi informasi yang memfasilitasi kumpulan
8
dan pembagian knowledge sebaik software untuk mendistribusikan infrastruktur dan
membuatnya menjadi lebih berarti. Sistem informasi yang diilustrasikan disini
memberikan dukungan yang dekat pada pekerja informasi dalam segala level di
sebuah organisasi.
Share Knowledge Distribute Knowledge
Create KnowledgeCapture and Codify Knowledge
Group Collaboration System Office Systems* Groupware * Word Processing* Intranet * Desktop Publising
* Imaging and Web Publising* Electronic Calender* Desktop Database
Artificial Intelegence Systems Knowledge Work Systems* Expert System * CAD* Neural Nets * Virtual Reality* Fuzzy Logic * Investment Workstation* Genetic Algorithm* Intelegence Agents
Network Database Processor Software Internet Tools
Gambar 2.1 Information Technology Infrastructur Knowledge Management
Sumber : Laudon dan Laudon (p374, 2002)
9
2.8 Klasifikasi Knowledge
Knowledge apakah itu mengenai pelanggan, pasar dari perusahaan, produk
dan jasanya, kompetitornya, kemampuan dari pekerja, peraturannya, atau metode-
metodenya, dapat diklasifikasikan menurut empat dimensi kunci seperti gambar 2.2.
Empat dimensi tersebut adalah
1. Complexity, meliputi kategori dan tipe, dan menspesifikasikan konteks yang
diperlukan untuk memberi arti dan membuatnya berguna.
2. Life span
3. Dynamic
4. Focus : Operasional atau strategi
Gambar 2.2 Peta kunci dari segi-segi knowledge
Sumber : Tiwana (2002, p65)
10
2.9 Kategori Knowledge
Menurut Tiwana (p66, 2002), knowledge dibagi menjadi:
• Tacit knowledge merupakan knowledge yang personal dan sangat spesifik
mengenai isi yang sangat sulit untuk diformulasikan, direkam, atau
diartikulasikan, dimana knowledge ini disimpan dalam diri masing-masing
individu. Komponen dari tacit berasal dari pengembangan lebih lanjut dari prose
trial dan error yang terjadi selama latihan.
• Explicit knowledge merupakan komponen dari knowledge yang dapat dikodekan
dan ditransmisikan kedalam sebuah bahasa yang resmi dan sistematis seperti
dokumen, database, web, email, dan grafik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa knowledge berisi informasi yang dapat membantu
manusia dalam memecahkan berbagai jenis permasalahan. Knowledge dapat berasal
dari mana saja dan tersedia dalam berbagai macam bentuk.
Klasifikasi Knowledge Mudah dikomunikasikan? Terdokumentasi?
Tacit Tidak Tidak
Explicit Ya Ya
Implicit atau tersembunyi Ya Tidak
Premium Tidak Ya
Tabel 2.1 Tipe Klasifikasi Knowledge
11
2.10 Alasan Penggunaan Knowledge Management
Pada era Knowledge ini, kesuksesan tergantung pada apa yang kita tahu dan
apa yang kita lakukan dengan yang kita tahu. Perubahan saat ini begitu cepat.
Alasan mengapa perusahaan perlu mengimplementasi staregi Knowledge
Management dan memanage modal intelektual kolektif mereka untuk sukses pada
era knowledge yang menantang ini (anonymous), yaitu :
1. Mengelola perubahan kebutuhan bisnis yang terus-menerus dan cara bisnis
dijalankan.
2. Mengalokasikan point penting atau tantangan organisasi pada abad 21.
3. Menempatkan potensi yang ada pada tempat yang benar.
4. Mempercepat belajar, inovasi, dan eksekusi untuk memaksimalkan top line dan
bottom line.
5. Meningkatkan produktifitas dan profitabilitas sementara organisasi berada pada
tekanan kompetisi yang semakin kuat.
6. Mengalokasikan harapan terbesar dari pelanggan.
7. Memenuhi permintaan pasar pada lingkungan bisnis yang berubah terus
menerus.
8. Meningkatkan kebutuhan untuk membangun dan mengakses knowledge lebih
mudah dan cepat.
9. Mengelola kerumitan, pertukaran dan perkembangan knowledge.
12
2.11 Keuntungan Knowledge Management
Knowledge Management memaksimalkan produktifitas, kualitas dan
profitabilitas dengan meningkatkan pemikiran individu maupun kelompok, inovasi,
belajar dan eksekusi. Knowledge Management membantu memelihara dan
meningkatkan asset knowledge dari organisasi. Berikut ini merupakan keuntungan
utama dari Knowledge Management bagi organisasi:
1. Membantu mengerti pelanggan lebih baik, melayani pelanggan lebih efisien dan
memenuhi harapan terbesar mereka.
2. Meningkatkan kualitas, produktifitas dan profitabilitas.
3. Membantu perkembangan pegawai dan memaksimalkan mind power kolektif
mereka.
4. Membantu mengatur rantai nilai lebih efektif dan mengoptimalkan organisasi
cross-functional yang memaksimalkan bottom line.
5. Mendorong dan mendukung perkembangan penjualan, pemasaran, dan fungsi
bisnis lain agar lebih efektif dan berarti.
6. Membantu mendidik pelanggan pada lingkungan yang berubah terus-menerus
dan membuat mereka merasa nyaman.
2.12 Kekuatan Sumber Daya Manusia dan Teknologi
Dari rangkuman berbagai pendapat dan pendekatan oleh berbagai kalangan
yang menerapkannya, Knowledge Management juga membawa kesadaran
manajemen, yakni kesiapan sumber daya manusia merupakan syarat sebelum
13
sebuah teknologi digunakan dalam organisasi. Knowledge Management juga
memperjelas pengertian bahwa tekhnologi dan strategi organisasi memerlukan
pemahaman yang utuh dari keduanya.
Betapun canggihnya teknologi yang dimiliki oleh suatu organisasi,
kegunaannya sangat tergantung kepada sumber daya manusia yang berada di
belakang. Knowledge Management juga memperjelas pengertian bahwa teknologi
dan strategi strategis organisasi memerlukan pemahaman yang utuh dari keduanya.
2.13 Tujuh Langkah Menyelaraskan Knowledge Management dengan Tujuan
Perusahaan
Setelah bisnis inti teridentifikasi secara lengkap dengan visi dan misi yang
telah dimiliki oleh perusahaan, langkah stategis berikutnya yakni menyelaraskan
Knowledge Management dengan tujuan organisasi.
14
Gambar 2.3 Langkah Menyelaraskan Knowledge Management dengan Tujuan
Perusahaan
15
2.14 Knowledge sebagai Alat Manajer
Strategi yang diterapkan dengan knowledge dapat membantu perusahaan
menjadi apa yang disebut Drucker dengan purposefully opportunistic. Peter Drucker
menekankan bahwa aset yang paling berharga dari perusahaan pada abad ke-20
adalah knowledge dan knowledge worker. Pengenalan nilai dari produk yang
kompleks bukan hanya di dalam pabrik dan gedung yang digunakan dalam proses
produksi, tetapi di dalam pikiran orang-orang yang melakukan produksi tersebut.
Gambar 2.4 menunjukkan alat-alat manajer yang telah berevolusi sejak
tahun 1950-an sampai tahun 2000-an. Beberapa di antaranya sudah tidak dapat
digunakan, dan yang lainnya masih bertahan hingga kini. Dengan catatan, alat
tersebut secara konsisten memenuhi berbagai hal yang membangun knowledge,
meliputi pengalaman, aset intelektual, dan manajemen dari hal-hal tersebut. Dan
konsistensi ini telah mengarahkan bisnis pada hal yang dikenal dengan Knowledge
Management .
16
Gambar 2.4 Alat-alat manager dari dekade ke dekade: Knowledge Management
telah ada sejak 1950-an
Sumber : Amrit Tiwana (2002, p9)
17
2.15 Proses inti Knowledge Management
Menurut Probst et al (2001, p29) untuk mengatur dan mengelola
pengetahuan perusahaan atau organinsasi perlu dilakukan pengelompokan dan
pengkategorian masalah yang ditemukan di perusahaan tersebut. Ini dilakukan
untuk mengidentifkasi aktivitas yang dianggap sebagai proses inti Knowledge
Management dan terkati satu dengan lainnya. Dalam proses pengidentifikasian
tersebut diperlukan metode analisa yang disebut Core Process Knowledge
Management (Proses inti Knowledge Management)
Knowledge Management memiliki enam unsur proses inti yaitu :
• Knowledge Identification
Mengidentifikasi knowledge eksternal berarti menganalisa dan
mengambarkan lingkungan knowledge dalam perusahaan. Sejumlah besar
perusahaan menemui kesulitan untuk mengatur gambaran umum dari data
internal, eksternal, informasi dan ketrampilan-keterampilan. Hal ini berakibat
ketidakefisiensian, keputusan yang tidak diinformasikan dan duplikasi.
Knowledge Management yang efektif harus menjamin kejelasan transparansi
internal dan eksternal yang efektif, dan membantu setiap individu dalm
perusahaan untuk melokasikan apa yang mereka butuhkan.
18
Knowledge Identification
Knowledge retention
Knowledgeacquistion
Knowledgeutilization
KnowledgeDevelopment
Knowledgesharing/
distriobution
KnowledgeGoals
KnowledgeAssessmentFeedback
Gambar 2.5 Proses Inti Knowledge Management
Sumber : Probst et all (2001, p34)
• Knowledge Acquistion
Perusahaan mengimpor bagian-bagian substansial knowledge dari
sumber-sumber luar. Hubungan dengan pelanggan, pemasok, pesain, dan
partner dalam kerja sama telah menyediakan knowledge yang potensial, namun
jarang digunakan. Perusahaan juga dapat membeli knowledge yang tidak dapat
mereka bangun sendiri, yaitu dengan merekrut ahli-ahli atau membeli inovasi
khusus perusahaan lain.
19
• Knowledge Development
Knowledge development merupakan building block dari komplemen-
komplemen knowledge acquisition. Knowledge development ini difokuskan pada
pengaturan ketrampilan-ketrampilan baru, produk-produk baru, ide-ide yang
lebih baik dan proses yang lebih efisien. Knowledge development mencakup
seumua usaha-usaha manajemen dalam menghasilkan kemampuan baru yang
belum ada di dalam atau di luar organisasi.
Secara tradisional, knowledge development dikaitkan dengan penelitian
pasar dan bagian research and development, akan tetapi, bagaimana pun
knowledge yang penting dari semua bagian organisasi.
Dalam building block ini, dilakukan pemeriksaan pada cara-cara umum
perusahaan dalam menangani ide-ide baru dan penggunaan kreativits para
karyawannya.
• Knowledge sharing dan distribution
Pembagian dan distribusi knowledge dalam perusahaan merupakan
kebutuhan vital untuk mengubah informasi atau pengalaman-pengalaman yang
terisolasi ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh seluruh organisasi.
Tahap yang paling penting adalah untuk menganalisa transisi knowledge
dari individu ke dalam kelompok atau organisasi. Distribusi knowledge
merupakan proses dari pembagian dan penyebaran knowledge yang telah ada
dalam organisasi.
20
• Knowledge utilization
Keseluruhan poin dari Knowledge Management adalah menjamin bahwa
knowledge yang ada dalam suatu organisasi dapat diaplikasikan secara produktif
untuk keuntungan organisasi. Namun, sangat disayangkan, identifikasi dan
distribusi knowledge yang sukses tidaklah menjamin knowledge tersebut dapat
digunakan dalam kegiatan sehari-hari organisasi. Ada sejumlah batasan dalam
penggunasan knowledge yang berasal dari luar organisasi. Tahapan-tahapannya
harus dijalankan untuk menjamin penggunaan yang maksimal dari ketrampilan-
ketrampilang yang berharga dan aset-aset knowledge.
• Knowledge Retention
Kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan tidak secara otomatis tersedia
setiap saat. Pemeliharaan yang selektif dari informasi, dokumen dan
pengalaman-pengalaman membutuhkan manajemen. Organisasi biasanya
mengkomplain bahwa penyusunan organisasi kembali akan menghabiskan
sebagai ingatan organisasi. Proses-proses untuk memilih, mengurutkan dan
secara berkala mengupdate knowledge dari nilai potensi masa mendatang harus
diinstruksikan secara hari-hari. Knowledge retention bergantung pada
penggunaan yang efisien dari media penyimpanan global organisasi.
21
2.16 Tiga Level Knowledge Goals
Tabel 2.2 Knowledge Issues pada Level Goal yang Berbeda
Normative
Management
Company Charter
Legal Structures
Effect on KM
(Knowledge
Management )
(Secrecy Rules)
Company Policy
* Knowledge Vision &
Mission Statement
* Identification of
Critical areas of
Knowledge
Company Culture
* Knowledge Sharing
desirable
* Innovative Spirit
* Intense
Communication
Strategic
Management
Organiztion structure
* Conference,
reporting structure,
R&D Organization,
experience groups
Management System
-EIS, Lotus, Notes
Programes
* Co_Operation
* Building Core
Competencies
* Information
Provision
Appoach to problem
* Orientation to
knowledge goals
* Problem oriented
knowledge
identification
Operational
Management
Organizational
Processes
* Control of
Knowledge Flows
Development
Processes
* Knowledge
infrastructure
* Supply of
Knowledge
Tasks
* Knowledge Projects
* Build expect
databanks
* Introduce CBT
Performance and
Co_operation
* Knowledge Sharing
* Knowledge in action
Structures Activities Behavioral
Sumber : Probst et all (2001,p45)
22
Menurut Probst et all (2000, p45-58) Tabel 2.1 diatas menunjukkan
bagaimana tujuan dapat muncul pada level yang berbeda. Tujuan pengetahuan
normative menyingung kepada pandangan umum dari polis perusahaan dan semua
aspek dari budaya perusahaan. Tujuan pengetahuan strategik diatur dimaksudkan
untuk tujuan program jangka panjang, yang ditujukan pada pandangan yang bisa
dicapai. Pada akhirnya tujuan pengetahuan operasional pada pandangan yang bisa
dicapai. Pada akhirnya tujuan pengetahuan operasional membantu untuk
memastikan bahwa program-program strategis diimplementasikan dalam aktivitas
perusahaan sehari-hari. Idealnya tujuan-tujan pengetahuan pada semua tiga level
yang dideskripsikan diatas.
Tujuan pengetahuan normative :
• Menciptakan kondisi-kondisi untuk orientasi strategic dan Operational knowledge
goals.
• Dimaksudkan untuk menciptakan sebuah kesadaran pengetahuan akan budaya
perusahaan.
• Membutuhkan komitmen dan kepastian pada bagian manajemen tingkat atas.
Tujuan pengetahuan strategic :
• Mendefiniiskan macam-macam keahlian yang dibutuhkan untuk masa depan.
• Menunjukkan isi Core Knowledge perusahaan.
• Membantu menyelaraskan strategi dari struktur organisasi dan sistem
manajemen.
23
Tujuan pengetahuan operasional :
• Memastikan bahwa manajemen pengetahuan diimplementasikan pada tingkat
operasional.
• Menerjemahkan tujuan pengetahuan normative dan strategi menjadi objektif
yang konkrit dan nyata.
• Mengoptimalisasi infrastukstur dari manajemen pengetahuan.
• Menyakinkan bahwa interfensi adalah perlu pada tingkat dimana interfensi
tersebut dibuat.
24
2.17 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.6 : Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran diatas menjelaskan bagaimana penelitian ini dilakukan.
Kerangka pemikiran diatas menunjukkan keterkaitan antara satu komponen dengan
komponen lainnya. Komponen-komponen tersebut adalah:
1. Analisis kondisi perusahaan
Untuk menganalisis kondisi perusahaan akan digunakan Five Force Porter.
Dengan analisis ini akan diketahui posisi perusahaan diantara pesaing,
konsumen, pemasok dan sebagainya.
25
2. Analisis kebutuhan
Untuk menganalisa apakah karyawan membutuhkan atau tidak Knowledge
Management ini maka digunakan kuisioner.
3. Analisis Proses Internal
Penganalisian proses internal juga menggunakan kuisioner. Melalui kuisioner ini
dapat diketahui apakah internal dari perusahaan membutuhkan sebuah
Knowledge Management.
4. Perancangan Knowledge Management
Melalui kuisioner yang dibagikan ketika penganalisaan kebutuhan dan proses
internal maka akan diketahui apakah Knowledge Management dibutuhkan oleh
perusahaan atau tidak. Bila dibutuhkan maka akan dibuat rancangan tampilan
untuk Knowledge Management sesuai dengan yang diinginkan.
2.18 Analisis Porter
Dalam sebuah industri, umumnya perusahaan banyak menghadapi
persaingan ataupun ancaman dari para kompetitornya. Perusahaan dapat melakukan
beberapa analisis untuk mengetahui seberapa besar kekuatan para kompetitornya
dalam industri yang sama, contohnya dengan melalui bagan/diagram five forces
analysis dan Michael Porter.
Michael Porter mengidentifikasikan lima komponen yang dapat menentukan
daya pikat sebuah jenis industri atau segmen pasar apakah masih menarik atau tidak
untuk dimasuki beserta ancamannya dari masing-masing komponen tersebut.
26
Gambar 2.7 Five Force Porter Analysis
Sumber: Thompson,et.al., 2005, p51
Ancaman-ancaman tersebut datang dari:
1. Threat of intense segment rivalry
Apabila pemain atau kompetitornya sudah banyak, kuat, dan agresif maka
segmen pasar tersebut sudah tidak menarik lagi untuk dimasuki. Terlebih lagi
kalau kondisinya sudah dalam posisi stabil (stagnant) dan menurun.
a. Persaingan secara umum lebih kuat ketika (Thompson, et.al., 2005, p52):
- Para pesaing aktif dalam membuat gerakan-gerakan segar untuk
meningkatkan posisi mereka di dalam pasar dan performa bisnis.
- Permintaan pembeli bertumbuh perlahan.
27
- Permintaan pembeli menurun dan penjual kelebihan kapasitas dan
inventory (persediaan).
- Jumlah pesaing meningkat dan pesaing memiliki ukuran dan kemampuan
kompetitif yang sama.
- Produk pesaing yang berupa komoditi atau yang lain sulit dibedakan.
- Biaya yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mengganti merek adalah
rendah.
- Satu atau lebih pesaing tidak puas dengan posisi dan market share
mereka sekarang dan membuat gerakan agresif untuk menarik lebih
banyak konsumen.
- Pesaing memiliki strategi dan objektif yang berbeda dan berlokasi di
beberapa negara.
- Orang luar yang mengakuisisi pesaing yang lemah dan mencoba untuk
merubah mereka menjadi pesaing utama.
- Satu atau dua pesaing memiliki strategi yang kuat dan pesaing lainnya
berebut untuk tetap tinggal dalam permainan.
b. Persaingan secara umum lebih lemah ketika:
- Anggota industri bergerak hanya dalam waktu yang jarang atau dalam
cara yang tidak agresif untuk menggambarkan penjualan dan market
share yang menjauh dari pesaing.
- Permintaan pembeli bertumbuh dengan cepat.
- Produk pesaing sangat berbeda dan loyalitas konsumen sangat tinggi.
- Biaya yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mengganti merek adalah
tinggi.
28
- Hanya ada kurang dari lima penjual atau lainnya begitu banyak pesaing
sehingga tindakan dari satu perusahaan memiliki dampak langsung yang
kecil terhadap bisnis pesaingnya.
c. Senjata khas untuk melawan pesaing dan menarik pembeli, yaitu:
- Harga yang lebih rendah.
- Fitur yang lebih banyak atau berbeda.
- Performa produk yang lebih baik.
- Kualitas yang lebih tinggi.
- Gambaran merek dan pendekatan yang lebih kuat.
- Pemilihan model dan gaya yang lebih luas.
- Jaringan penyalur yang lebih besar/baik.
- Pembiayaan dengan tingkat bunga rendah.
- Iklan yang lebih tinggi tingkatannya.
- Kemampuan inovasi produk yang lebih kuat.
- Kemampuan pelayanan terhadap konsumen yang lebih baik.
- Kemampuan yang lebih kuat untuk menyediakan pembeli dengan
adanya produk custom-made.
2. Threat of new entrants
Daya pikat sebuah segmen bervariasi berdasarkan tinggi rendahnya
hambatan untuk masuk dan keluar (entry and exit barriers). Segmen yang paling
menarik yaitu dimana hambatan untuk masuk industri tersebut tinggi dan
hambatan untuk keluar terbilang rendah. Beberapa perusahaan dapat memasuki
industri tersebut dan perusahaan yang berperforma buruk dapat keluar dengan
29
mudah. Sebuah perusahaan hendaknya berhati-hati tidak hanya kepada pemain
lama dalam industri tersebut, tetapi juga kepada pemain baru yang potensial
untuk memasuki industri tersebut.
a. Ancaman pendatang baru lebih kuat ketika:
• Kumpulan kandidat pendatang baru berjumlah besar dan beberapa dari
kandidat tersebut memiliki sumber daya yang dapat membuat mereka
menjadi pesaing yang hebat di pasar.
• Hambatan untuk masuk rendah atau dapat segera dilompati oleh
kandidat pendatang baru tersebut.
• Ketika anggota industri yang sudah ada mencoba untuk memperluas
capaian pasar mereka dengan memasarkan segmen produk atau arean
geografis dimana sebelumnya mereka tidak memiliki keberadaan dalam
segmen atau area tersebut.
b. Ancaman pendatang baru lebih lemah ketika:
• Kumpulan kandidat pendatang baru berjumlah kecil.
• Hambatan untuk masuk tinggi.
• Kompetitior yang sudah ada berjuang untuk memperoleh
profits/keuntungan yang sehat.
• Pandangan tentang industri tersebut berisiko atau tidak pasti.
• Permintaan pembeli bertumbuh pelan atau dalam kondisi stagnant.
• Anggota industri akan segera kuat menguji usaha dari pendatang baru
untuk meraih kedudukan di dalam pasar.
30
3. Threat of subsitute products
Segmen pasar dapat dikatakan tidak menarik apabila dimana dalam
industri tersebut terdapat barang substitusi/pengganti yang potensial.
Contoh: nasi dengan roti/kentang, kopi dengan teh.
a. Tekanan kompetitif dari produk pengganti lebih kuat ketika:
- Produk pengganti sudah tersedia atau produk yang baru muncul.
- Produk pengganti memiliki harga yang menarik.
- Produk pengganti memiliki performa fitur yang sebanding atau bahkan
lebih baik.
- Pengguna akhir hanya memerlukan biaya rendah dalam menukar
dengan produk pengganti.
- Pengguna akhir lebih nyaman dengan menggunakan produk pengganti.
b. Tekanan kompetitif dari produk pengganti lebih lemah ketika:
- Produk pengganti belum tersedia atau belum ada.
- Produk pengganti memiliki harga yang lebih tinggi relatif dengan
performa diberikan.
Entry Barriers
Low
High
Exit Barriers
Low High
low, stable returns
low, risky returns
high, stable returns
high, risky returns
31
- Pengguna akhir memerlukan biaya tinggi dalam menukar dengan produk
pengganti.
c. Tanda bahwa kompetisi dari produk pengganti kuat, yaitu:
- Penjualan dari produk pengganti bertumbuh lebih cepat daripada
penjualan dari industri yang dianalisis (indikasi bahwa penjual produk
pengganti menggambarkan pertanyaan mengapa konsumen menjadi
jauh dari industri tersebut).
- Produsen produk pengganti bergerak untuk menambah kapasitas baru.
- Profit dari produsen pengganti meningkat.
4. Threat of buyers’ growing bargaining power
Apabila kekuatan buyer untuk membeli dan menawar produk tersebut
memiliki posisi yang lebih tinggi, maka segmen pasar tersebut dapat
dikatakan tidak menarik. Hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya pemain
(kompetitor) dalam industri tersebut sehingga buyer bebas memilih produk
yang ia inginkan sesuai dengan harapannya. Selain itu, pertimbangan
lainnya adalah harga yang ditawarkan oleh masing-masing produsen
umumnya bersiang dan umumnya buyer lebih memilih produk dengan harga
yang terjangkau.
a. Kekuatan pembeli dalam menawar lebih kuat ketika:
- Biaya pembeli dalam menukar dengan merek kompetitor atau produk
pengganti adalah rendah.
- Pembeli berjumlah banyak dan dapat meminta hadiah ketika membeli
dalam jumlah yang besar.
- Pembelian dalam volume besar sangat penting bagi penjual.
32
- Permintaan pembeli lemah dan dalam posisi menurun.
- Hanya ada beberapa pembeli sehingga setiap bisnis sangat penting
bagi penjual.
- Identitas pembeli menambah gengsi untuk daftar konsumen yang
dimiliki oleh penjual.
- Kuantitas dan kualitas informasi yang tersedia untuk pembeli
meningkat.
- Pembeli memiliki kemampuan untuk menunda pembelian kalau
mereka tidak suka dengan perjanjian kini yang ditawarkan oleh
penjual.
- Beberapa pembeli merupakan ancaman dan dapat menjadi
kompetitor penting.
b. Kekuatan pembeli dalam menawar lebih ketika:
- Pembeli melakukan transaksi sangat jarang atau dalam jumlah kecil.
- Biaya pembeli dalam menukar dengan merek kompetitor adalah
tinggi.
- Ada penggelombangan dalam permintaan pembeli yang menciptakan
pasar penjual.
- Reputasi merek penjual sangat penting bagi pembeli.
- Produk tertentu penjual memberikan kualitas atau performa yang
sangat penting bagi pembeli dan hal ini tidak didapat dari merek yang
lain.
- Kolaborasi pembeli atau mitra/kerjasama dengan penjual terpilih
menyediakan kesempatan win-win yang menarik.
33
5. Threat of suppliers’ growing bargaining power
Sama halnya dengan buyers’ bargaining power, sebuah industri atau segmen
pasar dikatakan tidak menarik apabila supplier (penyalur) perusahaan dapat
menaikkan harga ataupun mengurangi kuantitas bahan baku yang di supply.
Hal ini dapat dikarenakan oleh jumlah supplier yang sedikit untuk
menyediakan kebutuhan perusahaan sehingga para supplier bisa
menetapkan harga dengan bebas.
a. Kekuatan supplier dalam menawar lebih kuat ketika:
- Anggota industri harus mengeluarkan biaya tinggi dalam menukar
pembelian mereka dengan alternatif supplier yang lain.
- Pasokan sumber daya yang diperlukan sangat penting bagi
perusahaan (sehingga supplier dapat menentukan harga).
- Supplier memiliki pasokan sumber daya yang khas yang bisa
meningkatkan kualitas atau performa dari produk penjual atau bagian
yang kritis dan bernilai dari proses produksi penjual.
- Hanya ada beberapa jumlah supplier dari sumber daya tertentu.
- Beberapa supplier mengancam untuk masuk ke dalam bisnis dalam
kemungkinan akan menjadi pesaing yang kuat.
b. Kekuatan supplier dalam menawar lebih lemah ketika:
- Barang yang dipasok adalah barang komoditi yang sudah tersedia
dari banyak supplier pada harga pasar.
- Biaya penjual dalam menukar supplier dengan alternatif supplier yang
lain terbilang rendah.
34
- Barang pengganti untuk pasokan sumber daya sudah ada dan yang
baru muncul.
- Terjadi peningkatan dari persediaan yang dipasok (sehingga
melemahkan kekuatan supplier dalam menetapkan harga).
- Pembelian dari anggota industri terhitung berjumlah besar dari total
penjual supplier dan pembelian ulang dalam jumlah besar sangat
penting bagi kesejahteraan supplier.
- Anggota industri merupakan ancaman dan dapat melakukan
manufaktur sendiri kebutuhan mereka.
- Kolaborasi penjual atau mitra/kerjasama dengan supplier terpilih
menyediakan kesempatan saling menguntungkan yang menarik.
2.19 Metodologi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dengan berfokus pada pihak-pihak internal PD.
Muliti. Dimana pihak-pihak internal akan menjelaskan pendapat mereka tentang
pembagian pengetahuan di PD. Multi. Penelitian akan diawali dengan analisis kondisi
perusahaan, baik dari sisi internal maupun eksternal perusahaan dan bagaimana
apabila perusahaan dihadapkan dengan kondisi persaingan saat ini. Dan pada
akhirnya dengan disesuaikan dengan kebutuhan karyawan maka akan dibentuk
system Knowledge Management yang sesuai dengna kebutuhan perusahaan.
Desain dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
35
Tabel 2.3
Desain Penelitian
Desain Penelitian Tujuan
Penelitian Jenis Penelitian Unit analisis Time Horizon
T1 Deskriptif Kualitatif PD. Multi Cross Sectional
T2 Deskriptif Kualitatif PD. Multi Cross Sectional
Keterangan :
T1 : mengetahui apakah perusahaan membutuhkan Knowledge Management
System untuk membantu dalam pengembangan Sumber Daya Manusia.
T2 : mengetahui perencanaan yang sesuai dalam pengembangan Knowledge
Management di PD. Multi.
36
2.20 Teknik Pengumpulan Data
Gambar 2.8 : Tahapan Pengambilan Data
1. Studi Literatur
Data diperoleh dengan membaca, mengumpulkan, mencatat, mempelajari, dan
merumuskan secara umum fakta-fakta yang diperoleh dari buku-buku pustaka,
buku-buku pelengkap atau referensi, untuk medapatkan informasi yang diperlukan
dalam pembahasan skripsi ini.
2. Observasi
Observasi dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan, serta
memperhatikan aktivitas dan kegiatan perusahaan yang dipandang penting
sehubungan dengan tujuan dan masalah penelitian.
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data Internal
Pengumpulan Data Eksternal
Observasi
Kuisioner
Analisis Data
Studi Literatur
Menyeleksi Data
37
Melalui pengumpulan data-data internal perusahaan, seperti:
Laporan kegiatan SDM digunakan untuk mengetahui uraian tugas karyawan dan
mengukur kinerja dari Sumber Daya Manusia.
Laporan kegiatan operasional digunakan untuk meninjau produktivitas dari
kegiatan produksi perusahaan.
3. Kuisioner
Kuesioner disebarkan kepada para manajer untuk menentukan bobot dan rating dari
faktor eksternal dan internal.
2.21 Jenis dan Sumber Data Penelitian
• Data Primer
Didapat dari data-data internal PD. Multi dalam pelaksanaan kegiatan
operasional perusahaan.
• Data Sekunder
Penulis juga mengumpulkan data-data sekunder berupa hasil-hasil penelitian dari
internet.
2.22 Obyek, Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian hanya dilakukan di PD. Multi, dengan karyawan sebagai sumber
data melalui pembagian kuisioner. Waktu penelitian dibagi menjadi beberapa
tahapan, seperti pengumpulan data-data perusahaan, observasi pada perusahaan,
dan pembagian kuisioner pada karyawan.
38
2.23 Teknik Analisis
Metode Penelitian: Deskriptif Kualitatif
Berdasar pada permasalahan yang ada, maka penulis berpendapat bahwa
penelitian deskriptif kualitatif adalah metode yang lebih tepat untuk digunakan.
Dua hal yang mendasari pendapat ini adalah:
o Qualitative methods permit inquiry into selected issues in great depth with
careful attention to detail, context and nuance.
o Qualitative methods typically produce a wealth of detailed data about much
small number of people and cases. (Patton, 2002, p227)
Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah:
1. Analisis deskriptif dilakukan dengan menggambarkan hasil dari kuisioner dan
data perusahaan yang ditampilkan dalam bentuk grafik dan data. Sebahagian
data akan dituangkan dalam grafik berbentuk pie-charts dan bar charts.
2. Analisis Porter untuk menganalisis industri secara komprehensif dan
memperkirakan masa depannya, menganalisis pesaing dan posisinya, dan
menerjemahkan analisis tersebut menjadi strategi kompetitif untuk suatu bisnis
tertentu.
2.24 Uji Validitas
Validitas dibagi menjadi dua yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Uji
validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas internal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi validitas internal adalah sejumlam factor
pencemar yang masih ada yang bisa memberikan penjelasan saingan mengenai apa
yang menyebabkan variable terikat. Faktor pencemar yang mungkin ada ini
39
merupakan ancaman untuk validitas internal. Tujuh ancaman utama validitas internal
adalah :
1. Pengaruh Sejarah
Peristiwa atau factor tertentu yang berdampak pada hubungan variable bebas
dan variable terikat mungkin muncul tanpa diduga sementara eksperimen
dilakukan, dan sejarah peristiwa tersebut akan mengacaukan hubungan seba-
akibat antara kedua variable, sehingga mempengaruhi validitas internal.
2. Pengaruh Maturasi
Kesimpulan sebab-akibat juga dapat dicemari oleh pengaruh perjalanan waktu-
variabel lain yang tidak bisa dikontrol. Pencemarah tersebut disebut pengaruh
maturasi (maturation effect). Pengaruh maturasi merupakan sebuah fungsi dari
proses biologis dan psikologis yang berlaku dalam responden sebagai hasil dari
perjalanan waktu. Contoh proses maturasi bisa meliputi pertambahan usia,
kelelahan, rasa lapat dan kebosanan.
3. Pengaruh Pengujian
Sering kali, untuk menguji pengaruh sebuah perlakuan, subjek diberi apa yang
disebut prates (Pretest). Yaitu, pertama-tama dilakukan pengukuran variable
terikat, kemudian perlakukan diberikan, dan setelah itu tes kedua, disebut
pascates, diadakan. Perbedaan antara skor prates dan pascates kemudian
dihubungkan dengan perlakuan. Tetapi ketika responden diberi prates, hal
tersebut mungkin mempengaruhi respons mereka dalam pascates, yang akan
berdampak merugikan terhadap validitas internal.
40
4. Pengaruh Instrumentasi
Pengaruh instrumentasi bisa muncul karena perubahan dalam instrumentasi
pengukuran antara prates dan pascates, dan bukan karena perbedaan dampak
perlakuan pada akhirnya.
5. Pengaruh Bisa Seleksi
Ancaman pada validitas internal juga bisa berasal dari seleksi subjek yang tidak
tepat atau tidak cocok untuk kelompok eksperimen dan control.
6. Pengaruh Regresi Statistik
Pengaruh regresi statistic muncul jika anggota yang terpilih untuk kelompok
eksperimen mempunyai skor awal yang ekstrem pada variable terikat. Hal
tersebut karma kita tahu dari hokum probabilitas bahwa mereka dengan skor ya
ng sangat rendah pada suatu variable mempunyai probabilitas lebih besar unutk
menunjukkan peningkatan dan mencapi skor yang mendekati rata-rata pada
pascates setelah diberi perlakuan tetentu. Fenomena pemilik skor rendah yang
cenderung mencapai skor yang mendekati rata-rata hitung (mean) dikenal
sebagai “regresi menuju mean”.
7. Pengaruh Mortalitas
Faktor pengacau lain pada hubungan seba-akibat adalah mortalitas atau
pengurangan anggota dalam kelompok eksperimen, konrol, atau keduanya, saat
eksperimen berlangsung. Bila komposisi kelompok berubah sepanjang waktu di
tiap kelompok, perbandingan antara kelompok menjadi sulit, karena mereka
yang keluar dari eksperimen mungkin mengacaukan hasil.
Validitas menunjukkan ukuran yang mengukur apa yang akan diukur. Jadi dapat
dikatakan semakin tinggi validitas suatu alat tes, maka alat tes tersebut semakin
mengenai pada sasarannya, atau semakin menujukkan apa yang seharusnya diukur.
41
Suatu test dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila test tersebut
menjalakan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan
tujuan diadakannya test tersebut.
Salah satu cara untuk menghitung validitas suatu alat test yaitu dengan melihat
daya pembeda item (item discriminality). Daya pembeda item adalah metode yang
paling tepat digunakan untuk setiap test. Daya pembeda item dalam penelitian ini
dilakukan denga cara : “korelasi item-total”.
Korelasi item-total yaitu konsistensi antara skor iem dengan skor secara
keseluruhan yang dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi antara setiap item
dengan skor keseluruhan, yang dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi
Rank-Spearman dengan langkah perhitungan sebagai berikut :
( )16
1 2
−
Σ−=
nnd
r is
Dimana :
d : Selisih antara pasangan pengamatan
n : banyaknya pengamatan
Rumus diatas digunakan apabila tidak terdapat data kembar, atau terdapat data
kembar tapi sedikit. Apabila terdapat banyak data kembar digunakan rumus berikut :
( ) ( )
( ) ( )21
22
21
22
2
21
21
21
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
−Σ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
−Σ
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
−Σ=
nnyrnnxr
nnYRxRr
ii
ii
s
42
Dimana :
R(X) = Rangking nilai X
R(Y) = Rangking nilai Y
Bila koefisien korelasi untuk seluruh item telah dihitung, perlu ditentukan angka
terkecil yang dapat dianggap cukup “tinggi” sebagai indicator adanya konsistensi
antara skor item dan skor keseluruhan. Dalam hal ini tidak ada batasan yang tegas.
Prinsip utama pemilihan item dengan melihat koefisien korelasi adalah mencari harga
koefisien yang setinggi mungkin dan menyingkirkan setiap item yang mempunyai
korelsi negative (-) atau koefisien yang mendekati nol (0,00).
Dalam pengembangan dan penyusunan skala-skala psikologi, digunakan harga
koefisien korelasi yang minimal sama dengan 0,30. dengan demikian, semua item
yang memiliki korelasi kurang dari 0,30 dapat disishkan dan item-item yang akan
dimasukkan dalam alat test adalah item yang memiliki korelasi diatas 0,30 dengan
pengertian semakin tinggi korelasi itu mendekati angka satu (1,00) maka semakin
baik pula konsistensinya (validitasnya).
2.25 Uji Reliability
Reliability pengukuran dibuktikan dengan menguji konsistensi dan stabilitas.
Konsistensi menunjukkan seberapa baik item-item yang mengukur sebuah konsep
bersatu menjadi sebuah kumpulan. Alfa cronbach adalh koefisien keandalan yang
menunjukkan seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi
satu sama lain. Alfa Cronbach dihitung dalam hal rata-rata interkorelasi antar-item
yang mengukur konsep. Semakin dekat alfa cronbach dengn 1, semakin tinggi
keandalan konsistensi internal.
43
2.26 Hipotesis
Hipotesis nol (hipotesis nihil atau null hypotheses) adalah proposisi yang
menyatakan hubungan yang definitive dan tepat di antara dua variable. Yaitu
hipotesis ini menyatakan bahawa korelasi populasi antara dua variable adalah sama
dengan nol atau bahwa perbedaan dalam mean (rerata hitung) dua kelompok dalam
populasi adalah sama dengan nol (atau suatu angka tertentu). Secara umum,
pernyataan nol diungkapkan sebagai tidak hubungan (signifikan) antara dua variable
atau tidak perbedaan (signifikan) antara dua kelompok. Hipotesis alternative, yang
merupakan kebalikan dari hipotesis nol, adalah pernyataan yang mengungkapkan
hubungan antara dua variable atau menunjukkan perbedaan antara kelompok.
Setelah merumuskan hipotesis nol dan alternative, uji statistic yang tepat (uji
t) pun kemudian dapat diterapkan, yang akan menunjukkan apakah hipotesis
alternative diterima atau tidak – yaitu, bahwa ada perbedaan signifikan antar
kelompok atau bahwa terdapat hubungan signifikan diantara variable sebagaimana
dinyatakan dalam hipotesis.
Langkah-langkah yang harus diikuti dalam pengujian hipotesis adalah :
1. Menyatakan hipotesis nol dan alternative.
2. Memilih uji statistic yang tepat berdasarkan apakah data yang dikumpulkan
adalah parametric atau nonparametric.
3. Menentukan tingkat signifikansi yang diinginkan
4. Memastikan jika hasil dari analisis computer menunjukkan bahwa tingkat
sifnifikansi terpenuhi.
5. Jika nilai hitung (resultant value) lebih besar daripada nilai kritis (critical value),
hipotesis nol ditolak, dan alternative diterima. Jika nilai hitung lebih kecil
daripada nilai kritis, hipotesis nol diterima dan alternative ditolak.
44
2.27 Uji Korelasi Pearson
Koefisien korelasi Pearson adalah tepat untuk varibael berskala interval dan rasio,
dan koefisien Spearman Rank atau Kendall’s Tau sesuai jika variable diukur pada
skala ordinal. Korelasi bivariat apa pun dapat dihasilkan dengan mengklik menu yang
relevan, mengidentifikasi variable, dan mencari statistic parametric atau
nonparametric yang tepat.
Asumsi yang harus dipenuhi untuk uji korelasi Pearson ini adalah:
1. Data terdirin dari n pasangan sample acak hasil pengamatan dapat berupa data
numerik atau non numerik.
2. Setiap pasangan pengamatan menyatakan dua hasil pengukuran yang dilakukan
terhadap objek atau individu yang sama.
Langkah Kerja :
1. Susun data dari n pengamatan secara berpasangan berbentuk : (X1,Y1), (X2,Y2),
…, (Xn,Yn)
2. Kemudian hitung
( )[ ] ( )[ ]222211
iiii
ii
yynxxn
yxyxnrΣ−ΣΣ−Σ
Σ−Σ=
Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi tersebut maka langkah-langkah
yang harus diambil adalah :
1. Tetapkan hitotesis statistiknya
Misal :
Ho : Antara variabel X dan variabel Y saling bebas, tidak ada hubungan.
45
H1 : Antara varibel X dan variabel Y tidak saling bebas, terdapat hubungan.
2. Statistik uji
21
2
s
s
r
nrt−
−=
Dengan :
N = Jumlah responden
Rs = Korelasi rangk spearman’s
3. Kriteria Uji :
Tolak Hipotesis nol pada taraf alpha jika tabelhitung tt ≥ dengan derajat
bebas = n-2. Jika menggunakan SPSS maka kriteria ujinya adalah :
• Pada Corrrelations table, spearman’s rho, untuk uji dua sisi : tolak Ho
jika sig. (2-tailed) lebih kecil dari 2α .
Setelah melalui pengujian hipotesis dan hasilnya signifikan, (H0 ditolak),
maka untuk menentukan keeratan hubungan bisa digunakan Kriteria
Guilford (1956), yaitu :
1. Kurang dari 0,20: Hubungan yang sangat kecil dan dapat diabaikan.
2. 0,20 - < 0,40 : Hubungan yang kecil (tidak erat).
3. 0,40 - < 0,70 : Hubungan yang cukup erat
4. 0,70 - < 0,90 : Hubungan yang erat (reliabel)
5. 0,90 - < 1,00 : Hubungan yang sangat erat
6. 1,00 : Hubungan yang sempurna