bab ii landasan teori 2.1. kemampuan perencanaan karier 2

23
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2.1.1. Definisi Kemampuan Perencanaan Karier Menurut Badudu & Sutan kemampuan memiliki arti kesanggupan, kekuatan. Sedangkan menurut Departemen Pendidikan Nasional (2008) kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan (dalam Ummah, 2012). Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001) mendefinisikan kemampuan sebagai suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari kemampuan adalah kecakapan atau kesanggupan seseorang dalam melakukan sesuatu. Setiap orang memiliki kemampuan dalam melakukan sesuatu, kemampuan tersebut merupakan dasar seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut bisa efektif atau berhasil. Perencanaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) didefinisikan sebagai proses, perbuatan, cara merencanakan (merancangkan). Menurut Simamora (2001) perencanaan adalah proses untuk memutuskan tujuan-tujuan apa yang akan dikejar selama periode waktu mendatang dan apa yang akan dilakukan agar mencapai tujuan-tujuan tersebut. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian perencanaan yaitu suatu proses untuk merencanakan tujuan-tujuan yang akan

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kemampuan Perencanaan Karier

2.1.1. Definisi Kemampuan Perencanaan Karier

Menurut Badudu & Sutan kemampuan memiliki arti kesanggupan,

kekuatan. Sedangkan menurut Departemen Pendidikan Nasional (2008)

kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan (dalam Ummah,

2012). Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001) mendefinisikan kemampuan

sebagai suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan

pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil. Berdasarkan

pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian

dari kemampuan adalah kecakapan atau kesanggupan seseorang dalam

melakukan sesuatu. Setiap orang memiliki kemampuan dalam melakukan

sesuatu, kemampuan tersebut merupakan dasar seseorang dalam melakukan

suatu pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut bisa efektif atau berhasil.

Perencanaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

didefinisikan sebagai proses, perbuatan, cara merencanakan (merancangkan).

Menurut Simamora (2001) perencanaan adalah proses untuk memutuskan

tujuan-tujuan apa yang akan dikejar selama periode waktu mendatang dan apa

yang akan dilakukan agar mencapai tujuan-tujuan tersebut. Berdasarkan

pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian

perencanaan yaitu suatu proses untuk merencanakan tujuan-tujuan yang akan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2

10

dicapai serta bagaimana cara untuk mencapainya. Ketika seseorang

menginginkan, menentukan atau memlilih sesuatu perlu direncanakan terlebih

dahulu supaya apa yang ingin didapatkan bisa tercapai dengan baik. Dengan

perencanaan yang matang, maka seseorang akan bisa menentukan langkah-

langkah maupun cara dan strategi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Menurut Hornby (dalam Walgito, 2010) menyatakan bahwa karier

adalah pekerjaan, profesi. Gibson dan Mitchell (2011) berpendapat bahwa

karier adalah jumlah total pengalaman kerja seseorang didalam kategori

pekerjaan umum seperti mengajar, akuntansi, pengobatan atau penjualan.

Menurut Bruce (dalam Sukardi, 1987) mengemukakan bahwa karier diartikan

suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan, yang

dipegang oleh seseorang seumur hidupnya. Dari pengertian tentang karier

tersebut dapat disimpulkan bahwa karier adalah suatu rangkaian dari seluruh

aktivitas pekerjaan, jabatan dan kedudukan seseorang yang berlangsung

sepanjang hidup seseorang.

Karier berbeda dengan pekerjaan, profesi dan jabatan. Pekerjaan

menekankan pada sekumpulan kedudukan (posisi) yang memiliki persamaan

kewajiban atau tugas-tugas pokok. Sedangkan profesi merupakan pekerjaan

yang menuntut pendidikan keahlian intelektual tingkat tinggi dan tanggung

jawab yang mandiri dalam prakteknya. Sedangkan jabatan adalah sekumpulan

pekerjaan yang berisi tugas-tugas yang sama atau berhubungan satu dengan

yang lain, dan dalam pelaksanaannya meminta kecakapan, pengetahuan,

keterampilan dan kemampuan yang juga sama meski tersebar diberbagai

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2

11

tempat. Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa karier berbeda dengan

pekerjaan, profesi dan jabatan. Karier merupakan rangkaian sikap dan

perilaku yang berkaitan dengan pengalaman serta aktivitas kerja selama

rentang waktu kehidupan seseorang dan rangkaian aktivitas kerja yang terus

berkelanjutan.

Simamora (2001), perencanaan karier merupakan proses untuk

menyadari diri sendiri terhadap peluang-peluang, kesempatan-kesempatan,

kendala-kendala, pilihan-pilihan dan konsekuensi-konsekuensi,

mengidentifikasi tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karier dan penyusunan

program kerja, pendidikan dan yang berhubungan dengan pengalaman-

pengalaman yang bersifat pengembangan guna menyediakan arah, waktu dan

urutan langkah-langkah yang diambil untuk meraih tujuan karier. Menurut

Ary dan Satiningsih (2012), perencanaan karier adalah pemikiran matang

tentang tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh jangka waktu pendek dan

tujuan-tujuan yang dicapai dalam jangka panjang. Dari berbagai pengertian

maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan karier adalah proses dimana

seseorang menentukan apa yang akan dilakukan atau dipilih dengan

menyadari hal-hal yang berkaitan dengan karier yang meliputi peluang,

kesempatan, hambatan-hambatan, pilihan dan konsekuensi sehingga bisa

menentukan langkah yang perlu diambil untuk mencapai tujuan karier.

Merencanakan karier merupakan kegiatan membuat rencana masa depan,

dimana setelah memutuskan pilihan pekerjaan atau karier perlu melaksanakan

suatu rencana yang diprogramkan agar tercapai cita-cita karier yang

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2

12

diinginkan. Dari pengertian kemampuan, perencanaan dan karier diatas, maka

dapat disimpulkan bahwa kemampuan perencanaan karier adalah kecakapan

atau kesanggupan seseorang dalam proses memahami potensi diri (bakat,

minat, keyakinan, nilai-nilai) terhadap peluang-peluang, kesempatan, kendala,

pilihan-pilihan dan konsekuensi serta mengidentifikasi tujuan yang berkaitan

dengan karier. Dengan memahami kekurangan dan kelebihan diri serta

lingkungan di sekitar yang mensyaratkan untuk memasuki dunia karier maka

bisa dijadikan dasar pertimbangan untuk memperoleh alternatif pilihan karier,

sehingga bisa merencanakan karier dengat tepat supaya nantinya bisa

mencapai tujuan karier yang sesuai.

2.1.2. Kemampuan Perencanaan Karier

Parsons dan Williamson (dalam Winkel & Hastuti, 2006) merumuskan

perencanaan karir sebagai proses yang dilalui sebelum melakukan pemilihan

karir. Teori Trait and Factor berasumsi bahwa orang memiliki pola

kemampuan dan minat yang dapat diketahui melalui testing, dapat juga

diselidiki kualitas-kualitas apa yang dituntut dalam berbagai bidang

pekerjaan. Testing merupakan aktivitas yang digunakan untuk dapat

melakukan evaluasi suatu atribut atau kemampuan dan menentukan apakah

telah memenuhi kebutuhan atau hasil yang diharapkan (Hetzel, 1983).

Seseorang dapat menemukan jabatan yang cocok baginya dengan cara

mengkorelasikan kemampuan, potensi dan wujud minat yang dimilikinya

dengan kualitas-kualitas yang secara obyektif dituntut bila akan memegang

jabatan tertentu. Maka, pandangan ini terutama menyoroti bagaimana

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2

13

seseorang akan membuat pilihan karier (vocational choice) yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Data tentang peserta didik sendiri (data psikologis) merupakan bahan

pertimbangan penting dalam merencanakan karier, asalkan data tersebut tidak

hanya dibatasi pada hasil testing psikologis. Demikian pula data tentang

kualifikasi-kualifikasi yang dibutuhkan dalam memegang suatu jabatan

merupakan sebagian dari data tentang lingkungan hidup (data sosial) yang

harus ikut dipertimbangkan. Disamping itu, pemikiran tentang pencocokan

antara data psikologis dan data sosial itu tidak diartikan sebagai usaha untuk

menemukan satu-satunya jabatan yang pasti cocok, melainkan sebagai usaha

untuk menemukan berbagai alternatif pilihan yang kemudian

dipertimbangkan pro dan kontranya.

Perencanaan yang matang menuntut pemikiran tentang segala tujuan

yang hendak dicapai dalam jangka waktu panjang (long-range goals) dan

semua tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu pendek (short-range

goals). Secara ideal, tujuan yang terakhir ini menjadi tujuan intermediar

(sisipan) yang semakin mendekatkan orang pada tujuan jangka waktu

panjang. Yang termasuk dalam jangka waktu panjang adalah, misalnya gaya

hidup (life style) yang ingin dicapai dan nilai-nilai kehidupan (values) yang

ingin direalisasikan dalam hidup. Yang termasuk dalam tujuan jangka waktu

pendek adalah, misalnya ijasah atau sertifikat yang ingin diperoleh dalam

rangka mempersiapkan diri memegang jabatan tertentu dikemudian hari.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2

14

Kegunaan dari perencanaan karier yang matang adalah meminimalkan

kemungkinan dibuat kesalahan yang berat dalam memilih diantara alternatif-

alternatif yang tersedia. Seandainya siswa hanya memikirkan tujuan jangka

pendek saja, tanpa jelas menghubungkan suatu tujuan jangka panjang

(kariernya dimasa depan) terdapat kemungkinan bahwa suatu tujuan jangka

pendek yang telah dicapai ternyata tidak selaras dengan tujuan jangka

panjang.

Hasil perencanaan karier adalah suatu keputusan yang dipilih secara

sadar, biasanya dari antara sejumlah alternatif yang dapat dipilih. Pilihan-

pilihan yang harus dibuat akan lain di sekolah tingkat pertama, lain juga di

sekolah lanjut atas dan lain pula dijenjang perguruan tinggi. Namun

kebanyakan pilihan itu menyangkut tujuan jangka pendek, yang merupakan

tujuan penunjang dari tujuan jangka panjang. Setelah membuat keputusan

siswa mendaftarkan diri untuk diterima dalam suatu program akademik,

suatu program pendidikan latihan prajabatan atau suatu program

ekstrakurikuler. Siswa tersebut diterima atau tidak diterima dalam program

yang dipilih, bukan keputusan siswa tersebut melainkan keputusan dari

instansi atau pejabat yang berwenang. Keputusan ini akan semakin

dimudahkan bila instansi tersebut yakin bahwa pilihan siswa telah dipikir

secara matang dan merupakan suatu hasil perencanaan, bukan sekedar

langkah yang mengawang-awang atau hanya mencoba-coba saja.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2

15

2.1.3. Aspek-aspek Perencanaan Karier

Menurut Parsons dan Williamson (dalam Anggraeni, 2012) aspek-

aspek perencanaan karier yaitu:

1. Aspek yang pertama yaitu pemahaman diri yang meliputi ideal (nilai-nilai

hidup), cita-cita dalam kehidupan, minat-minat, kemampuan otak, bakat

khusus dan sifat-sifat kepribadian.

2. Aspek yang kedua yaitu pengenalan lingkungan keluarga yang meliputi

kemampuan dibidang ekonomi, keadaan dibidang taraf pendidikan dan

harapan orang tua dan saudara.

3. Aspek yang ketiga yaitu informasi tentang kenyataan lingkungan

(program studi dan bidang pekerjaan), yang meliputi memiliki cita-cita

hidup, mengenal jenis sekolah lanjutan, mampu memilih sekolah lanjutan,

mengikuti pengembangan diri dengan bakat, mengetahui gambaran

tentang jenis pekerjaan, mengetahui tentang informasi kursus dan

keterampilan, mengetahui dalam hal melamar pekerjaan dan bidang

pekerjaan yang dibutuhkan didaerah tertentu.

2.1.4. Langkah-langkah Dalam Perencanaan Karier

Menurut Parsons (dalam Gibson dan Mitchell, 2011), ada tiga langkah

yang harus dilakukan dalam membuat suatu perencanaan karir, yaitu:

a. Pengetahuan dan pemahaman diri sendiri, yaitu pengetahuan dan

pemamahan akan bakat, minat, kepribadian, potensi, prestasi

akademik, keterbatasan-keterbatasan, dan kelebihan (sumber-sumber

yang dimiliki).

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2

16

b. Pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, yaitu pengetahuan akan

syarat-syarat dan kondisi-kondisi yang dibutuhkan untuk sukses

dalam suatu pekerjaan, keuntungan dan kerugian, kompensasi,

kesempatan, dan prospek kerja di berbagai bidang dalam dunia kerja.

c. Penalaran yang realistis akan hubungan pengetahuan dan

pemahaman diri sendiri dengan pengetahuan dan pemahaman dunia

kerja, yaitu kemampuan untuk membuat suatu penalaran realistis

dalam merencanakan atau memilih bidang kerja dan/atau pendidikan

lanjutan yang mempertimbangkan pengetahuan dan pemahaman diri

yang dimiliki dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja yang

tersedia.

Ketiga langkah tersebut sangatlah penting dalam merencanakan karier,

apabila salah satu diantara pengetahuan dan pemahaman diri sendiri maupun

tentang dunia kerja ada yang tidak terpenuhi maka perencanaan karier yang

dilakukan akan menghasilkan perencanaan yang kurang tepat atau tidak

sesuai dengan individu tersebut. Selain itu, meskipun seseorang telah

memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang diri sendiri dan dunia kerja

tetapi tidak mampu melakukan penalaran yang realistis hubungan antara

pengetahuan dan pemahaman tentang diri sendiri dengan dunia kerja maka

akan menghasilkan perencanaan yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan

individu tersebut. Apabila seseorang mampu memenuhi ketiga langkah

tersebut dalam merencanakan karier, maka seseorang tersebut akan bisa

mencapai tujuan karier yang diinginkan. Hasil perencanaan tersebut

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2

17

merupakan perencanaan yang matang, bukan perencanaan yang asal-asalan

yang dapat digunakan untuk jangka panjang, sehingga seseorang dapat

meraih masa depan yang diharapkannya.

2.1.5. Faktor-Faktor Yang Menentukan Perencanaan Karir

Inti dari perencanaan yang matang dan keputusan yang bijaksana

terletak dalam pengolahan informasi tentang diri sendiri dan tentang

lingkungan hidupnya. Dengan kata lain hanyalah orang itu sendiri yang

memiliki informasi yang relevan dan menafsirkan maknanya bagi dirinya

sendiri, sehingga dapat membuat pilihan-pilihan yang dapat

dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, konselor sekolah harus membantu

siswa memperoleh dan menafsirkan informasi yang relevan, baik melalui

kegiatan bimbingan karier baik dalam bentuk bimbingan kelompok atau

individual.

Berikut ini adalah faktor-faktor menurut Williamson yang diperlukan

dalam membuat perencanaan karier siswa (Winkel & Hastuti, 2006) :

a. Informasi tentang diri sendiri yaitu meliputi data tentang :

1. Kemampuan intelektual

2. Bakat khusus dibidang studi akademik

3. Minat-minat baik yang bersifat lebih luas maupun yang bersifat

lebih khusus

4. Sifat-sifat kepribadian yang mempunyai relevansi terhadap

partisipasi dalam suatu program studi akademik, suatu program

latihan prajabatan dan suatu bidang jabatan, seperti berani

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2

18

berbicara dan bertindak, koperatif, sopan, dapat dapat diandalkan,

bijaksana, rajin, berpotensi dalam bidang kepemimpinan, rapi,

tekun, toleran, tahan dalam situasi yang penuh ketegangan,

terbuka, jujur dan berwatak baik

5. Perangkat kemahiran kognitif, seperti kemampuan untuk

mengadakan analisis dan sintesis, kemampuan mengatur arus

pikiran sendiri dalam menghadapi suatu problem, kemampuan

menguraikan secara lisan dan tulisan, kemampuan mengatur

kegiatanya sendiri, kemampuan memahami dan berbicara bahasa

asing, dan kemampuan menangkap keadaan orang lain

6. Nilai-nilai kehidupan dan cita-cita masa depan

7. Bekal berupa keterampilan khusus yang dimiliki dalam bidang

administrasi/tata usaha, kesenian, olahraga, mekanik, serta

koordinasi motorik, yang semuanya dapat sangat relevan bagi

program persiapan prajabatan dan bidang jabatan tertentu,

8. Kesehatan fisik dan mental

9. Kematangan vokasional

b. Data tentang keluarga dekat juga dimasukan dalam lingkup informasi

tentang gambaran diri sendiri yang sebenarnya termasuk data sosial.

Namun, keadaan keluarga sebagai lingkungaan hidup yang paling

bermakna bagi individu yang sehari-hari bersama keluarga ikut

berpengaruh besar terhadap pembentukan gambaran diri. Keadaan

keluarga dekat ini meliputi tentang : posisi anak dalam keluarga,

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2

19

pandangan keluarga tentang peranan kewajiban anak laki-laki dan

perempuan, harapan keluarga untuk masa depan anak, taraf sosial ekonomi

kehidupan keluarga, gaya hidup dan suasana keluarga, taraf pendidikan

orang tua, sumber konflik orang tua dan anak, status perkawinan, orang

lain yang tinggal di rumah selain orang tua sendiri dan kakak adik.

c. Informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi perencanaan karier,

khususnya informasi pendidikan dan informasi jabatan, yang bersama-

sama dikenal dengan informasi karier. Pemberian informasi ini bertujuan

agar siswa mempunyai pemahaman tentang jenis-jenis pekerjaan yang ada

didalam masyarakat, mengenai informasi jenis pendidikan kelanjutan studi

dan mengenai prospek informasi pekerjaan yang dibutuhkan masyarakat

dimasa depan.

Berbagai macam faktor bisa mempengaruhi perencanaan karier, faktor

tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi dalam merencanakan karier.

Dengan adanya informasi tentang diri sendiri maka seseorang akan bisa

memahami akan dirinya yang meliputi kelemahan dan kelebihan yang

dimilikinya. Dengan mengetahui hal tersebut seseorang akan bisa

mengantisipasi dan menemukan cara mengatasi hal-hal yang akan menjadi

hambatan yang mungkin terjadi ketika meraih tujuannya. Selain informasi

diri sendiri, faktor keluarga juga mempengaruhi perencanaan karier seseorang

karena seorang individu hidup di dalam sebuah keluarga. Dimana keluarga ini

berpengaruh besar terhadap pembentukan gambaran diri. Informasi mengenai

lingkungan hidup juga merupakan faktor yang sangat penting dalam

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2

20

merencanakan karier. Informasi ini diperlukan bagi seseorang untuk

memperoleh pengetahuan mengenai karier misalnya informasi pendidikan

dan jabatan. Berbagai pengetahuan yang meliputi pengetahuan akan diri

sendiri dan tentang lingkungan hidup yang relevan bagi perencanaan karier

sangatlah bermakna bagi seseorang yang nantinya akan dijadikan sebagai

bahan pertimbangan untuk menentukan karier yang sesuai dengan dirinya.

2.2. Bidang Bimbingan Karier

2.2.1. Definisi Bimbingan Karir

Bimbingan karier merupakan salah satu aspek dari bimbingan dan

konseling, bimbingan ini diperlukan agar seseorang dapat memperoleh

kesesuaian antara tuntutan dari pekerjaan atau jabatan itu dengan apa yang

ada didalam diri individu yang bersangkutan supaya nantinya bisa bekerja

dengan baik, senang dan tekun. Menurut BP3K dalam Gani (2012),

bimbingan karier merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha

membantu individu dalam memecahkan masalah karier (pekerjaan) untuk

memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya dengan masa depanya.

Sedangkan menurut Gani (2012), bimbingan karier merupakan suatu proses

bantuan, layanan, dan pendekatan terhadap individu (siswa/remaja) agar

individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya dan

mengenal dunia kerja, merencanakan masa depannya untuk menentukan

pilihannya serta mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut

merupakan pilihan yang paling tepat, sesuai dengan keadaan dirinya

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2

21

dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tuntutan pekerjaan/karier

yang dipilihnya.

Konsep bimbingan kareier bukan hanya menunjuk pada bimbingan

jabatan, tetapi menunjuk pada peran bimbingan karier dalam situasi dimana

seseorang memasuki kehidupan, tata hidup dan kejadian di dalam kehidupan.

Di samping itu, bimbingan karier secara langsung mengandung arti

pengembangan program, yang berarti berperan dan menghasilkan orang yang

telah terdidik, terutama mengacu kepada masa peralihan sekolah ke dunia

kerja dalam mengalami berbagai kegiatan dan menelususri berbagai sumber.

Secara lebih khusus, program bimbingan karier terutama berperan membantu

individu dalam memahami dirinya, memahami lingkungan/dunia kerja dalam

tata hidup tertentu, dan mengembangkan rencana dan kemampuan untuk

membuat kebutusan bagi masa depannya (BP3K, 1984).

2.2.2. Tujuan Bimbingan Karier

Setiap perilaku mempunyai tujuan tertentu, perilaku dalam hal ini yaitu

layanan mengenai bimbingan karier. Bimbingan karier ini tidak bersifat

teacher center, melainkan sebaliknya yaitu bersifat pupil center. Yang berarti

bahwa para siswalah yang paling aktif mengenali dirinya, memahami dan

menemukan dirinya, memahami gambaran dunia kerja, dan para siswa itu

sendiri yang akan memilih dan memutuskan pilihanya. Adapun

guru/pembimbing hanya memberikan bantuan, pengarahan dan bimbingan.

Menurut Gani (2012), tujuan dari bimbingan karier yaitu agar siswa:

a. Dapat menilai dan memahami dirinya terutama mengenai potensi-

potensi dasar, minat, sikap dan kecakapan.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2

22

b. Mempelajari dan mengetahui tingkat kepuasaan yang mungkin

dapat dicapai dari suatu pekerjaan.

c. Mempelajari dan mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang

berhubungan dengan potensi dan minatnya.

d. Memiliki sikap yang positif dan sehat terhadap dunia kerja, artinya

siswa dapat memberikan ppenghargaan yang wajar terhadap jenis

pekerjaan.

e. Memperoleh pengarahan mengenai semua jenis pekerjaan yang ada

di lingkungan.

f. Mempelajari dan mengetahui jenis pendidikan atau latihan yang

diperlukan untuk suatu pekerjaan tertentu.

g. Dapat memberikan penilaian pekerjaan secara tepat.

h. Sadar akan memahami nilai-nilai yang ada pada dirinya dan pada

masyarakat.

i. Dapat menemukan hambatan-hambatan yang ada pada diri dan

lingkungannya, dan dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

j. Sadar tentang kebutuhan masyarakat dan negaranya yang

berkembang.

k. Dapat merencanakan masa depannya, sehingga dia dapat

menemukan karier dan kehidupannya yang serasi.

Sedangkan menurut Walgito (2010), tujuan dari bimbingan karier adalah

untuk membantu para siswa agar:

a. Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang

berkaitan dengan potensi yang ada dalam dirinya (kemampuan,

minat, bakat, sikap dan cita-cita).

b. Menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan

yang ada dalam masyarakat.

c. Mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan

potensi yang ada dalam dirinya, mengetahui jenis pendidikan dan

latihan yang diperlukan bagi suatu bidang tertentu, serta memahami

hubungan antara usaha dirinya yang sekarang dengan masa

depanya.

d. Menemukan hambatan yang mungkin muncul, yang disebabkan

oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan

untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

e. Dapat merencanakan masa depanya, serta menemukan karier yang

sesuai.

Berdasarkan uraian tersebut, tampak bahwa bimbingan karier

merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami diri, memahami apa yang

ada dalam diri sendiri dengan baik, serta untuk mengetahui dengan baik

pekerjaan apa saja yang ada dan persyaratan apa yang dituntut oleh suatu

pekerjaan atau karier dengan kemampuan atau potensi yang ada dalam

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2

23

dirinya. Selain itu, apabila ada hambatan-hambatan maka hambatan apa yang

sekiranya ada dan bagaimana cara untuk mengatasi hambatan tersebut.

Dengan mengatasi hambatan yang mungkin ada tersebut, maka salah satu

masalah telah dapat diatasinya.

2.2.3. Asas Pelaksanaan Bimbingan Karier

Asas pelaksanaan bimbingan karier menurut Gani (2012) yaitu:

a. Pelaksanaan bimbingan karier di sekolah harus didasarkan kepada hasil

penelusuran yang cermat terhadap kemampuan dan minat siswa serta pola

dan jenis karier dalam masyarakat.

b. Pemilihan dan penentuan jenis bidang karier didasarkan kepada keputusan

siswa sendiri melalui penelusuran kemampuan dan minat siswa serta pola

dan jenis karier dalam masyarakat.

c. Pelaksanaan bimbingan karier harus merupakan suatu proses yang berjalan

terus mengikuti pelaksanaan program pendidikan di sekolah dan sebaiknya

juga setelah lulus sekolah.

d. Pelaksanaan bimbingan karier harus merupakan perpaduan pendayagunaan

setinggi-tingginya potensi siswa dan potensi lingkungannya.

e. Pelaksanaan bimbingan karier jangan sampai menimbulkan tambahan

beban pembiayaan yang berlebihan.

f. Pelaksanaan bimbingan karier harus menjalin hubungan kerja sama antar

sekolah, dengan unsur-unsur di luar sekolah dan bersifat saling menunjang

fungsi masing-masing, serta mengarah kepada pencapaian tujuan

pembinaan generasi muda yang diharapkan.

2.3. Layanan Informasi Karier

2.3.1. Definisi Layanan Informasi Karier

Layanan informasi menurut Sukardi (2007) mendefinisikan “layanan

informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan

peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang

besar kepada peserta didik (terutama orang tua) menerima dan memahami

informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat

dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2

24

sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat. Menurut

Hariastuti (2008) layanan informasi yaitu layanan yang bertujuan untuk

membekali seseorang dengan berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri,

merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota

keluarga dan masyarakat (dalam Ummah, 2012).

Menurut Dessy dan Nursalim (2002) layanan informasi karier yaitu

pemberian informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan)

yang dapat digunakan sebagai bahan pemikiran sebaik-baiknya untuk

dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dan

pertimbangan lainya. Berdasarkan pengertian kareir dan layanan informasi

karier yang telah disebutkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa

layanan informasi karier merupakan layanan yang diberikan kepada siswa

untuk membantu siswa mendapat pengetahuan serta pemahaman tentang

dirinya dan mengenai karier yang meliputi informasi tentang Perguruan

Tinggi, dunia kerja serta syarat-syarat yang diperlukan sehingga siswa

mampu merencanakan dan menentukan keputusan yang tepat untuk

kariernya. Pemberian informasi kepada para siswa di sekolah hendaknya

mengacu kepada kebutuhan-kebutuhan individu siswa, sekolah dan dunia

kerja atau lapangan kerja yang tersedia, serta dikaitkan dengan kebutuhan-

kebutuhan lain yang berhubungan dengan perkembangan pribadi, pendidikan

dan sosial dari individu siswa.

Layanan informasi dapat dilaksanakan oleh konselor kepada seluruh

konseli yang berlangsung di dalam kelas melalui komunikasi secara langsung,

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2

25

yang bertujuan agar konseli dapat memperoleh pemahaman tentang diri yang

mencakup: minat, kemampuan, keterampilan, kepribadian, sikap dan nilai-

nilai serta kondisi dunia kerja yang mencakup: perkembangan dunia kerja,

iklim kehidupan dunia kerja dan cara melamar pekerjaan. Menurut Yeni dan

Nursalim (2013), layanan informasi karier memberikan berbagai keterangan,

data, fakta tentang dunia luar (khususnya dunia pendidikan dan dunia kerja)

kepada siswa dengan maksud agar siswa mempunyai pemahaman yang betul

tentang dirinya dan dunia sekitarnya sehingga bisa merencanakan kariernya

dengan matang.

2.3.2.Tujuan Layanan Informasi Karier

Prayitno dan Amti (2009), mengungkapkan ada tiga alasan utama

mengapa pemberian informasi perlu diselenggarakan, yaitu:

a. Membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan

yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan

dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun sosial

budaya. Dalam masyarakat yang serba majemuk dan semakin

kompleks, pengambilan keputusan yang dapat

dipertanggungjawabkan sebagian terletak di tangan individu itu

sendiri. Dalam hal ini, layanan informasi berusaha merangsang

individu untuk dapat secara kritis mempelajari berbagai informasi

berkaitan dengan hajat hidup perkembangannya.

b. Memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya ” kemana

dia ingin pergi ”. Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2

26

adalah apabila ia mengetahui apa (informasi) yang harus dilakukan

serta bagaimana bertindak secara kreatif dan dinamis berdasarkan atas

informasi yang diberikan itu. Individu diharapkan dapat membuat

rencana dan keputusan tentang masa depannya serta bertanggung

jawab atas rencana dan keputusan yang dibuatnya itu.

c. Setiap individu adalah unik. Keunikan itu akan membawakan pola-

pola pengambilan keputusan dan bertindak yang berbeda-beda

disesuaikan dengan aspek-aspek kepribadian masing-masing individu.

Pertemuan antara keunikan individu dan variasi kondisi yang ada di

lingkungan dan masyarakat yang lebih luas, diharapkan dapat

menciptakan berbagai kondisi baru baik bagi individu yang

bersangkutan maupun bagi masyarakat, yang semuanya itu sesuai

dengan keinginan individu dan masyarakat. Dengan demikian akan

terciptalah dinamika perkembangan individu dan masyarakat

berdasarkan potensi positif yang ada pada diri individu dan

masyarakat.

Siswa SMA memerlukan informasi tentang pendidikan lanjutan sesudah

lulus yaitu perguruan tinggi dan informasi jabatan. Norris, Hatch, Engelkes &

Winborn (dalam Prayitno dan Amti, 2009) menekankan bahwa informasi

pendidikan meliputi data dan keterangan yang sahih dan berguna tentang

kesempatan dan syarat-syarat berkenaan dengan berbagai jenis pendidikan

yang ada sekarang dan yang akan datang. Materi kurikuler dan ko-kurikuler

yang disajikan, syarat-syarat untuk memasuki pendidikan latihan, kondisi dan

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2

27

kemungkinan-kemungkinan masalah yang timbul, semuanya merupakan

butir-butir pokok informasi yang amat penting. Selanjutnya Norris, dkk.

mengemukakan bahwa informasi pendidikan dan latihan seperti itu perlu

disebarluaskan kepada individu siswa. Informasi pendidikan lanjutan

sesudah SMA lebih spesifik tentang jurusan atau program pendidikan/latihan

yang mengarah pada pekerjaan atau karier tertentu.

Menurut Hartono (dalam Yeni dan Nursalim, 2013), informasi karier

sangat berguna untuk memperoleh pemahaman karier, perencanaan karier,

menentukan alternatif pilihan karier, dan melakukan evaluasi terhadap

alternatif pilihan karier.

Pemahaman karier (occupational knowledge) adalah derajat penguasaan

siswa tentang dunia karier yang ditandai dengan pengenalan mendalam

mengenai berbagai informasi karier. Artinya tingkat pemahaman karier

seorang siswa ditunjukkan oleh tingkat penguasanya terhadap berbagai

informasi karier tersebut.

Perencanaan karier (carrier planing) adalah suatu proses untuk menyusun

dan melaksanakannya dalam upaya meraih suatu karier yang diinginkan.

Kegiatan tersebut pada umumnya berisi berbagai aktivitas akademik yang

sesuai dengan suatu karier.

Alternatif pilihan karier (my option) adalah suatu daftar kemungkinan

pilihan karier yang dibuat oleh siswa. Berdasarkan pemahaman diri dan

pemahaman karier, siswa diharapkan mampu membuat daftar pilihan

kariernya.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2

28

Evaluasi alternatif pilihan karier. Alternatif pilihan karier yang dibuat oleh

siswa perlu direvisi oleh siswa sendiri. Untuk melakukan evaluasi ini

diperlukan berbagai informasi baik mengenai dunia kerja maupun mengenai

nilai-nilai karier. Informasi ini diperlukan untuk membuat pertimbangan

dalam membatasi alternatif pilihan karier.

2.3.3. Metode Layanan Informasi karier

Untuk banyak memahami berbagai informasi yang akan dibutuhkan

siswa, konselor juga seyogyanya dapat menguasai berbagai teknik

penyampainnya secara variatif dan menyenangkan. Tanpa didukung kekayaan

informasi dikhawatirkan menjadi tidak memiliki daya tarik dihadapan siswa.

Menurut Prayitno dan Amti (2009), pemberian informasi kepada siswa dapat

dilakukan dengan berbagai cara, seperti metode ceramah, diskusi, karya

wisata, buku panduan dan konferensi karier.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penyampaian

informasi karier yaitu dengan menggunakan metode layanan informasi

ceramah dan diskusi.

a. Ceramah, merupakan metode pemberian informasi yang paling

sederhana, mudah dan murah, dalam arti bahwa metode ini dapat

dilakukan oleh hampir setiap petugas bimbingan di sekolah.

Disamping itu, teknis ini juga tidak memerlukan prosedur dan biaya

yang banyak. Penyajian informasi dapat dilakukan oleh kepala

sekolah, konselor, guru-guru, dan staf sekolah lainnya. Atau dapat

juga dengan mendatangkan narasumber, misalnya dari lembaga-

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2

29

lembaga pendidikan, Departemen Tenaga Kerja, badan-badan usaha,

dan lain-lain.

b. Diskusi, suatu pendekatan yang kegiatannya bercirikan ketertarikan

pada suatu pokok masalah atau pertanyaan. Dalam hal ini

perencanaan karier atau pekerjaan, dimana siswa sejujurnya

berusaha untuk memperoleh kesimpulan setelah mendengarkan,

mempelajari dan mempertimbangkan pendapat siswa yang lain

secara jujur.

2.4. Kerangka Berpikir

Kemampuan perencanaan karier adalah kecakapan atau kesanggupan

seseorang dalam proses memahami potensi diri (bakat, minat, keyakinan, nilai-

nilai) terhadap peluang-peluang, kesempatan, kendala, pilihan-pilihan dan

konsekuensi serta mengidentifikasi tujuan yang berkaitan dengan karier.

Perencanaan karier merupakan salah satu aspek yang penting dalam

perkembangan karier siswa. Menurut Walgito (2004), siswa kelas XI berada

dalam masa remaja yang merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

dewasa. Pada umumnya, siswa tersebut belum dapat mandiri sehingga masih

memerlukan bantuan dari orang lain untuk menuju kemandirian, termasuk dalam

kemampuan dalam merencanakan karier.

Sehubungan dengan hal tersebut, siswa memerlukan bimbingan dalam hal

karier untuk menyiapkan perencanaan karier yang matang. Bimbingan tersebut

diberikan dalam bentuk bimbingan karier, bimbingan karier dapat diberikan

dengan berbagai cara dan bentuk layanan salah satunya yaitu layanan informasi

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2

30

karier. Layanan informasi karier merupakan layanan yang diberikan kepada siswa

untuk membantu siswa mendapat pengetahuan serta pemahaman tentang dirinya

sendiri dan mengenai karier yang meliputi informasi tentang Perguruan Tinggi,

dunia kerja serta syarat-syarat yang diperlukan sehingga siswa mampu

merencanakan dan menentukan keputusan yang tepat untuk kariernya. Melalui

layanan informasi karier yang diberikan diharapkan siswa memperoleh berbagai

informasi tentang karier, supaya siswa lebih mampu merencanakan kariernya

sehingga perencanaan kariernya matang/mantap. Kerangka pemikiran tersebut

dapat digambarkan pada gambar 2.1. sebagai berikut.

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

Gambar 2.1. Alur Kerangka Berpikir

Dari gambar 2.1. di atas dapat dilihat bahwa siswa yang kurang mampu

merencanakan karier atau belum mantap dalam merencanakan kariernya akan

diberikan layanan informasi karier, layanan informasi karier diberikan untuk

membantu siswa agar lebih mantap dalam merencanakan kariernya. Peneliti

berharap layanan informasi karier ini dapat membantu siswa dalam meningkatkan

Siswa kurang mampu

merencanakan karier

(belum mantap

perencanaan kariernya)

Layanan

Informasi Karier

Siswa mampu

merencanakan karier

(mantap perencanaan

kariernya)

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2

31

kemampuan perencanaan karier, sehingga pada saatnya nanti para siswa akan

memilih karier yang sesuai dengan bakat, minat, kemampuan serta keadaan

dirinya serta sesuai dengan persyaratan yang diperlukan.

2.5. Penelitian yang terkait

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Ummah (2012) “Penerapan Layanan

Informasi Karier Untuk Meningkatkan Kemampuan Perencanaan Karier Siswa

Kelas XII SMAN 1 Krembung Sidoarjo’’. Dengan hasil penelitian yang dianalisis

dengan menggunakan t-tes pollad varians, dapat diketahui bahwa t hitung =

2,134> t-tabel= 1,695 dengan dk (derajat kebebasan) 38 , jika t-hitung lebih besar

dari t-tabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapapat perbedaan yang signifikan

pada skor kemampuan perencanaan karier siswa antara sebelum dan sesudah

diberikan angket kemampuan perencanaan karier. Artinya penerapan layanan

informasi karier dapat meningkatkan kemampuan perencanaan karier diswa kelas

XII SMAN I Krembung Sidoarjo. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Retno

(2012) “Efektivitas Layanan Informasi Karier Untuk Meningkatkan Kemampuan

Perencaan Karier Pada Siswa Kelas X SMA Negeri Wonogiri’’, dengan hasil

bahwa layanan informasi karier efektif untuk meningkatkan kemampuan

perencaan karier pada siswa kelas X SMA Negeri Wonogiri.

2.5.Hipotesis

Ada peningkatan yang signifikan kemampuan perencanaan karier siswa

kelas XI SMA Negeri 2 Cepu melalui layanan informasi karier.