bab ii landasan teori 2.1 2.1.1 pengertian...
TRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kewirausahaan
2.1.1 Pengertian Kewirausahaan
Peter F. Drucker (Kasmir, 2011:20). mengatakan bahwa kewirausahaan
adalah kemapuan dalam menciptakan sesuatu yang berbeda dan baru.
Menurut Kasmir kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal
menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya
kreatifitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang
berbeda dari yang sudah ada sebelumnya (Kasmir, 2011:21).
Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang baru dengan
menggunakan waktu dan kegiatan yang disertai dengan modal dan resiko serta
menerima balas jasa dan kepuasan atau kebebasan pribadi (Eman Suherman,
2009:16)
Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan maka pengertian
kewirusahaan dalam penelitian ini adalah suatu kemampuan kreatif dan
inovatif dalam menciptakan sesuatu yang baru disertai dengan modal dan
resiko dan mencari peluang agar dapat memperoleh pendapatan atau
keuntungan.
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kewirausahaan
Menurut Kasmir (2011:38) faktor-faktor yang mempengaruhi
kewirausahaan yaitu:
1. Faktor keluarga pengusaha
Pengusaha yang memulai usaha karena keluaraga cukup banyak
ditemui artinya, seseorang memulai usaha karena keluarga ereka
sudah memiliki usaha sebelumnya.
2. Sengaja terjun menjadi pengusaha
Seseorang dengan sengaja mendirikan usaha biasanya belajar dari
kesuksesan orang lain dan engikuti contoh dari pengusaha yang ada,
dengan mencari modal atau bermitra dengan orang lain.
3. Kerja sampingan
Usaha ini biasanya dilakukan oleh mereka yang mencoba menjual
atau memproduksi sesuatu dengan skala kecil untuk mengisi waktu
luang.
4. Coba-coba
Usaha ini dilakukan ketika belum memiliki pengalaman, mereka
kesulitan mencari pekerjaan dan terkena PHK. Naun tidak sedikit
usaha yang dilakukan dengan coba-coba meperoleh kesuksesan
5. Terpaksa
Faktor usaha karena terpaksa memang jarang terjadi, namun ada
beberapa wirausahawan yang berhasil karena keterpaksaan. Mereka
biasanya membuka usaha karena kehilangan pekerjaan atau
menganggur.
Menurut M. Hamdani (2010:29) tedapat faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam kewirausahaan, yaitu:
1. Situasi pasar (lokasi bisnis)
Lokasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam membuka
usaha. Lakukan analisis kebutuhan disuatu tempat atau area agar dapat
menetukan usaha apa yang ingin dibuka. Ada usaha yang cocok dibuka
di suatu tempat tetapi tidak cocok ditepat lainya.
2. Modal
Ini yang harus disiapkan dalam berwirausaha. Modal awal dapat
berasal dari gaji yang disisihkan, atau suber lain misalnya dari
keluarga, pinjaman bank dan sebagainya.
3. Strategi bisnis dan promosi
Jika modal telah disiapkan dan lokasi telah didapat, maka
selanjutnya pelajari strategi bisnisnya supaya bisnis tersebut dapat
berkembang dan maju.
2.1.3 Pengertian Wirausaha
Peter F. Drucker mengatakan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan
dalam menciptakan sesuatu yang berbeda dan baru (Kasmir, 2011:20).
Menurut Kasmir (2011:19) wirausaha adalah orang yang berjiwa berani
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagaikesempatan.
Menurut Zimmerer kewirausahaan adalah proses penerapan kreativitas
dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan (M. Hamdani, 2010:46).
Wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang yang
mengorganisasikan faktor-faktor produksi, sumber daya alam, tenaga, modal,
dan keahlian untuk tujuan memproduksi barang dan jasa (Suryana:2006)
Dalam berwirausaha terdapat tiga unsur yang harus dimiiki seorang
wirausaha sering juga disebut 3K yaitu:
1. Kemauan
2. Kesempatan
3. Kemampuan
Dalam peneitian ini pengertian wirausaha adalah orang yang berani
mengambil resiko, mampu meciptakan sesuatu yang baru dan bisa mencari
peluang dalam membuka dan mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk
meningkatkan kehidupannya.
2.1.4 Faktor-faktor dalam wirausaha
Menurut M. Hamdani (2010:29) tedapat faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dala berwirausaha yaitu:
1. Situasi pasar (lokasi bisnis)
Lokasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam membuka
usaha. Lakukan analisis kebutuhan disuatu tempat atau area agar dapat
menetukan usaha apa yang ingin dibuka. Ada usaha yang cocok dibuka
di suatu tempat tetapi tidak cocok ditepat lainya.
2. Modal
Ini yang harus disiapkan dalam berwirausaha. Modal awal dapat
berasal dari gaji yang disisihkan, atau suber lain misalnya dari
keluarga, pinjaman bank dan sebagainya.
3. Strategi bisnis dan promosi
Jika modal telah disiapkan dan lokasi telah didapat, maka
selanjutnya pelajari strategi bisnisnya supaya bisnis tersebut dapat
berkembang dan maju.
4. Keberanian mengabil resiko
Didalam dunia wirausaha, risiko kerugian dapat terjadi tetapi dapat
diatasi dengan kehati-hatian dalam mengambil keputusan, kejelian,
inovasi produk, dan kreativitas dala pemasaran.
5. Menjalin jaringan bisnis.
6. Matangkan sikap mental
Sikap mental merupakan prasyarat utaa untuk menadi pengusaha sukses.
Sikap mental yang dimaksud adalah tidak banyak berharap, enghilangkan
rasa takut dan mengubah pola pikir.
2.2 Motivasi Berwirausaha
2.2.1 Motivasi
Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan
berwirausaha. Motivasi berasal dari kata “motif”, yang diartikan sebagai daya
upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhannya. Motif dapat dikatakan sebagai daya
penggerak psikis dari dalam, dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Menurut Ngalim Purwanto (2002:73) motivasi adalah suatu usaha
yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku
seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga
mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan maka pengertian
motivasi dalam penelitian ini adalah dorongan dari dalam diri yang
mendorong tingkah laku seseorang untuk melakukan kegiatan berwirausaha
agar tercapai suatu tujuan yang akan dicapai.
2.2.2 Fungsi Motivasi
Tingkah laku atau kegiatan individu bukanlah kegiatan begitu saja
terjadi, tetapi ada faktor yang mendorong yang disebut motivasi.
Menurut Ngalim Purwanto ( 2007 : 70-71) fungsi motivasi meliputi :
1) Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak
2) Menentukan arah kegiatan
3) Menyeleksi perbuatan
Menurut Tatik Widiyanti (2005; 13) ada tiga fungsi motivasi, antara lain:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut
2.2.3 Ciri-Ciri Motivasi
Menurut Sadirman AM (2004 ,Enny Hartatik, 2008 : 21), motivasi
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tekun menghadapi tugas.
b. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin.
c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah.
d. Lebih senang bekerja mandiri.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin atau kurang kreatif.
2.2.4 Macam Motivasi
Menurut WS. Winkel (Enny Hartatik, 2008 : 21) terdapat dua macam
motivasi yaitu:
1. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul karena tidak perlu adanya
rangsangan dari luar.
2. Motivasi ekdtrinsik adalah motivasi yang muncul karena adanya dorongan
dari luar.
2.2.5 Teori Motivasi
Mc. Clallend mengemukakan teori tentang motivasi yaitu teori
kebutuhan berprestai bahwa ada 3 hal yang melatar belakangi motivasi
seseorang. (martinis Yamin, 2001:226)
1. The need for achievement
Yaitu kebutuhan seseorang untuk memiliki pencapaian signifikan,
menguasai berbagai keahlian atau memiliki standar tinggi. Orang yang
memiliki need for achievement tinggi biasanya selalu ingin menghadapi
tantangan baru untuk mencapai tingkat kebebasan tinggi. Imbalan yang
diperoleh berupa pengakuan dimasyarakat akan kesuksesan yang dicapai,
sehingga menimbulkan perasaan positifdari orang tersebut untuk selalu
berusaha menghadapi tantangan.
2. The need for authority and power
Yaitu kebutuhan akan kekuasaan dimana kebutuhan tersebut didasari
pada keinginan seseorang untuk mengatur dan memimpin orang lain.
Terdapat dua need for authority and power yaitu pertama kekuasaan
pribadi dan kedua kekuasaan sosial, kekuasaan social adalah kekuasaan
yang yang digunakan untuk hal yang berkaitan dengan kepentingan
sosial.
3. The need for affiliation
Yaitu kebutuhan yang didasari oleh keinginan yang didasari oleh
keinginan untuk mendapatkan atau menjalankan hubungan yang baik
dengan orang lain dan merasa ingin disukai dan diterima oleh sesamanya.
Mc. Clelland mengatakan bahwa kebutuhan yang kuat pada afiliasi akan
mempengaruhi obyektifitas seseorang. Sebab jika ia ingin merasa disukai,
maka akan melakukan apapun agar orang lain suka akan kebutuhannya.
2.3 Dukungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha
2.3.1 Keluarga
Menurut Alex Sobur (2003:248-249) Keluarga merupakan kelompok
sosial pertama-tama dalam kehidupan manusia tempat ia belajar dan
menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi dengan
kelompoknya. (http://www.pustakaskripsi.com/pengaruh-konsep-diri-
prestasi-belajar-mata-diklat-kewirausahaan-terhadap-minat-berwirausaha-
siswa-kelas-3-smk.html)
Menurut Slameto (2003:60-64) Lingkungan keluarga, merupakan salah
satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi minat seseorang untuk
berwirausaha. Adapun faktor-faktor yang terkandung dalam keluarga
menurut pendapat para ahli adalah sebagai berikut :
a. Cara orang tua mendidik
b. Relasi antar keluarga
c. Suasana rumah
d. Keadaan ekonomi keluarga
e. Pengertian keluarga
Dalam peneitian ini pengertian keluarga adalah kelompok sosial pertama
dalam kehidupan seseorang tempat dimana ia belajar dan mempengaruhi
minat seseorang untuk melakukan sesuatu.
2.3.2 Pengertian Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga didefinisikan oleh Gottlieb dalam Zaenuddin
(2002), yaitu informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata
atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan
subyek didalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal
yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada
tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh
dukungan sosial, secara emosional merasa lega karena diperhatikan,
Cabb dalam Zaenuddin (2002), mendefinisikan dukungan keluarga
sebagai adanya kenyamanan, perhatian, penghargaan atau menolong orang
dengan sikap menerima kondisinya, dukungan keluarga tersebut diperoleh
dari individu maupun kelompok.
Dalam penelitian ini mendenisikan bahwa dukungan keluarga
terhadap minat berwirausaha Dorongan berbentuk motivasi, pengarahan, dan
dukungan yang nyata berbentuk materi atau permodalan yang tinggi untuk
berwirausaha dari pihak keluarga merupakan modal awal untuk siswa
menjadi wirausaha.
2.3.3 Bentuk Dukungan Keluarga
Menurut Kuncoro (2002), bentuk dukungan keluarga terdiri dari
empat macam dukungan yaitu:
1. Dukungan penghargaan (Appraisal Support) Merupakan suatu dukungan
sosial yang berasal dari keluarga atau lembaga atau instansi terkait dimana
pernah berjasa atas kemampuannya dan keahliannya maka mendapatkan
suatu perhatian yang khusus.
2. Dukungan materi (Tangible Assistance) Adalah dapat berupa servis
(pelayanan), bantuan keuangan dan pemberian barang-barang. Pemberian
dukungan materi dapat dicontohkan dalam sebuah keluarga atau
persahabatan.
3. Dukungan informasi (Information Support) Merupakan dukungan yang
berupa pemberian informasi, saran dan umpan balik tentang bagaimana
seseorang untuk mengenal dan mengatasi masalahnya dengan lebih
mudah.
4. Dukungan emosional (Emosional Support) Keluarga sebagai tempat yang
aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu
penguasaan terhadap emosi.merupakan dukungan emosional yang
mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang
yang bersangkutan misalnya penegasan, reward, pujian, dan sebagainya.
2.4 Minat Berwirausaha
2.4.1 Pengertian Minat Berwirausaha
Menurut Crow & Crow dalam H.Djaali (2008:121), mengatakan
minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang
untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan,
pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
(http://eprints.uny.ac.id/8644/3/bab%202%20-%2007104244013.pdf)
Crow & Crow dalam Yuwono dkk (2008) menyebutkan ada tiga
aspek minat pada diri seseorang, yaitu:
a. Dorongan dari dalam untuk memenuhi kebutuhan diri sebagai
sumber penggerak untuk melakukan sesuatu.
b. Kebutuhan untuk berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang
akan menentukan posisi individu dalam lingkungannya.
c. Perasaan individu terhadap suatu pekerjaan yang dilakukannya.
Gurbuz dan Aykol mengemukakan bahwa minat berwirausaha adalah
kerelaan seseorang untuk melakukan kegiatan kewirausahaan, atau dengan kata
lain menjadi pekerja mandiri. Selanjutnya minat berwirausaha juga dapat
digambarkan sebagai penilaian seseorang mengenai kemungkinan untuk memiliki
bisnis sendiri (Christina:2011).
Dalam peneitian ini pengertian minat berwirausaha adalah dorongan atau
keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu dalam hal ini melakukan kegiatan
berwirausaha.
2.5 Sumber Daya Manusia
Menurut Nawawi (2001) Sumber daya manusia adalah manusia yang
bekerja dilingkungan suatu organisasi disebut juga personil,tenaga kerja, pekerja
atau
karyawan.(http://ridwaniskandar.files.wordpress.com/2009/05/1pengertiansdm.pd
f)
Dalam penelitian ini Sumber daya manusia adalah manusia yang memiliki
kemampuan untuk bekerja dalam suatu organisasi
2.6 Kerangka Dasar Penelitian
Dalam kerangka dasar penelitian akan diuraikan variabel-variabel yang
digunakan, definisi operasional, skala pengukuran dan model hipotetis. Penelitan
terdapat tiga variabel yang akan diteliti, yaitu dua variabel bebas dan satu variabel
terikat. Variabel bebas yang akan dikaji adalah motivasi siswa untuk berwirausaha
diberi notasi (X1), dan dukungan keluarga diberi notasi (X2). Variabel bebas atau
variabel independen yang diberi notasi (X) menurut Sugiyono (2008:61)
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan
perubahanya atau timbunya variabel dependen.
Variabel dependen atau variable terikat (Y) menurut Sugiyono (2008:61)
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat minat
berwirausaha siswa diberi notasi (Y) dalam penelitian ini variabel terikatnya
adalah minat berwirausaha..
2.6.1 Definisi operasional
Definisi operasional digunakan untuk menjelaskan variabel yang
diteliti agar dapat diamati. Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Motivasi Siswa berwirausaha (X1)
Motivasi siswa adalah dorongan dari dalam diri yang mendorong
tingkah laku siswa untuk melakukan kegiatan berwirausaha dapat
dikategorikan menjadi 3 yaitu:
Tinggi : Motivasi siswa berwirausaha tinggi bila dorongan
dari dalam diri siswa yang mendorong minat untuk
menjadi wirausaha tinggi dan diberi skor 3.
Sedang Motivasi siswa berwirausaha dikatakan sedang bila
dorongan dari dalam diri yang mendorong minat
siswa untuk menjadi wirausaha sedang dan diberi
skor 2.
Rendah : Motivasi siswa berwirausaha dikatakan rendah bila
tidak ada dorongan dari dalam diri siswa yang
mendorong minat siswa minat siswa untuk menjadi
seorang wirausaha dan diberi skor 1.
b. Dukungan keluarga (X2)
Dukungan keluarga adalah Dorongan berbentuk motivasi,
pengarahan, dan dukungan yang nyata berbentuk materi atau
permodalan yang tinggi untuk berwirausaha dari pihak keluarga
merupakan modal awal untuk siswa menjadi wirausaha. Dukungan
keluarga terhadap minat berwirausaha Siswa dapat dikategorikan
menjadi 3 yaitu:.
Tinggi : Bila orang tua selalu memberikan dukungan,
motivasi, pengarahan dan dukungan permodalan
yang tinggi kepada siswa untuk berwirausaha, dan
diberi skor 3.
Sedang : Bila orang tua kadang-kadang memberikan
dukungan, motivasi, pengarahan dan memberikan
dukungan permodalan yang cukup kepada siswa
untuk berwirausaha dan diberi skor 2.
Rendah : Bila orang tua tidak memberikan dukungan,
motivasi, pengarahan dan tidak memberikan
dukungan permodalan kepada siswa untuk
berwirausaha, dan diberi skor 1.
Skala pengukuran variabel-variabel motivasi siswa dan dukungan
keluarga terhadap minat berwirausaha menggunakan skala pengukuran
ordinal. Menurut Riduwan (2003:34) skala ordinal adalah skala yang
didasarkan pada ranking yang diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi
sampai jenjang terendah atau sebaliknya.
c. Minat berwirausaha (Y)
Minat berwirausaha adalah dorongan atau keinginan pada siswa
SMK Kristen Salatiga untuk melakukan kegiatan berwirausaha. dalam
penelitian ini minat berwirausaha pada siswa akan tinggi bila motivasi
dari siswa untuk berwirausaha dan dukungan dari keluarga tinggi, atau
sebaliknya minat berwirausaha pada siswa rendah terjadi bila motivasi
siswa untuk berwirausaha rendah atau siswa tidak ingin menjadi
wirausaha dan dukungan dari keluarga siswa juga rendah.
Minat berwirausaha pada siswa tidak akan tercipta tanpa adanya
motivasi dan dukungan dari faktor intern atau siswa itu sendiri dan
faktor ekstern yang paling utama adalah keluarga. Karena yang paling
utama dalam berwirausaha adalah adanya kemauan, kemauan itu hanya
dapat tercipta dari dalam diri siswa dan peran orang tua adalah
meberikan pengarahan dan dukungan kepada siswa agar siswa berminat
menjandi seorang wirausaha. Sehingga minat berwirausaha dapat
dikatakan tinggi, sedang atau rendah dengan menggunakan pengukuran
sebagai berikut:
Tinggi : Jika Motivasi Siswa Tinggi dan Dukungan Keluarga Tinggi,
dengan persentase sebesar 100%.
Sedang : Jika Motivasi Siswa Sedang dan Dukungan Keluarga Sedang,
dengan persentase sebesar 66,66%.
Rendah : Jika Motivasi Siswa Rendah dan Dukungan Keluarga Rendah,
dengan persentase sebesar 33,33%.
Dengan perhitungan sebagai berikut:
Tinggi :
Sedang :
Rendah :
Berdasarkan pemikiran tersebut faktor-faktor yang mempengaruhi
minat berwirausaha pada siswa dapat ditujukan dalam model hipotetis
sebagai berikut:
Gambar 1. Model kerangka penelitian hubungan motivasi siswa dan
dukungan
keluarga terhadap minat berwirausaha
Motivasi siswa (X1)
Minat Berwirausaha
(Y)
Dukungan keluarga (X2)
Keterangan :
X1 = Variabel Bebas, dalam penelitian ini adalah Motivasi Siswa.
X2 = Variabel Bebas, dalam penelitian ini adalah Dukungan Keluarga.
Y = Variabel Terikat, dalam penelitian ini adalah Minat Berwirausaha (Y)
= Hubungan asosiatif
Berdasarkan model hipotesis tersebut hubungan variabel independen
yang diberi notasi (X) dan variabel dependen yang diberi notasi (Y)
menggunakan model hubungan asosiatif atau kovariasional. Menurut
W.Gulö (2010:66) model ini terdapat diantara dua variabel yang sama-sama
ordinal, atau sama-sama interval, atau sama-sama ratio, atau salah satu adalah
ordinal dan interval. Hubungan asosiatif artinya berubah bersama, jika
variabel X berubah naik maka variabel Y juga naik. Hubungan asosiatif ini
bukanlah hubungan sebab akibat tetapi hanya menunjukan bahwa keduanya
sama-sama berubah.
Tabel 2.1 Tabel Skala pengukuran
No. Variabel Skala Pengukuran
Nominal Ordinal Interval Rasio
1. Motivasi siswa untuk
berwirausaha
2. Dukungan keluarga
3. Minat Berwirausah
2.7 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam kalimat pertanyaan
(Sugiyono, 2008: 96). Mengenai rumusan hipotesis tentang hubungan motivasi
siswa dan dukungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada siswa SMK
Kristen Salatiga, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis kerja 1
Minat berwirausaha siswa SMK Kristen Salatiga adalah sedang atau
sebesar 66,66%. Artinya motivasi berwirausaha dan dukungan dari
keluarga sedang, sehingga minat berwirausaha Siswa SMK Kristen
Salatiga juga sedang.
Hipotesis Statistik
H0 = 0,66
H1 0,66
Hipotesis kerja 2:
Terdapat hubungan positif antara motivasi siswa berwirausaha terhadap
minat berwirausaha pada Siswa SMK Kristen Salatiga, artinya makin
tinggi motivasi siswa berwirausaha maka minat berwirausaha siswa
semakin tinggi.
Hipotesis Statistik
H0 : ρx.1.y = 0
H1 : ρx.1.y > 0
Hipotesis 3 :
Terdapat hubungan positif antara dukungan keluarga terhadap minat
berwirausaha pada Siswa SMK Kristen Salatiga, artinya makin tingginya
dukungan keluarga maka minat siswa berwirausaha semakin tinggi.
Hipotesis Statistik
H0 : ρx.2.y = 0
H1 : ρx.2.y > 0
2.8 Hasil Penilitian yang Relevan
Penelitan yang relevan adalah penelitian untuk referensi bahwa hasil dari
penelitian tersebut dapat diketahui hasilnya dan hubungan positif yang dari
variabel bebas terhadap variabel terikat. Seperti halnya pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan Sumarni pada tahun 2006.
Judul : Pengaruh Konsep Diri, Prestasi Belajar dan Lingkungan Terhadap
Minat Berwirausaha pada Siswa SMK Negeri 2 Semarang.
Masalah :Terdapat siswa lulusan SMK yang bekerja tidak sesuai bidangnya,
namun tidak menjadi wirausaha padahal di SMK terdapat mata
pelajaran kewirausahaan
Hasil penelitian :Hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil diketahui
bahwa konsep diri dan lingkungan keluarga berpengaruh positif
terhadap minat berwirausaha, namun tidak prestasi belajar mata
diklat kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap minat
berwirausaha pada siswa kelas III SMK Negeri 2 Semarang.
Besarnya pengaruh konsep diri terhadap minat berwirausaha
sebesar 29,7%, sedangkan pengaruh lingkungan keluarga
sebesar 30,9%. Secara simultan ada pengaruh konsep diri,
prestasi belajar kewirausahaan dan lingkungan keluarga
terhadap minat berwirausaha yaitu sebesar 25,4%.
Kesimpulan : Menunjukan bahwa konsep diri dan lingkungan keluarga
berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha, namun tidak
prestasi belajar mata diklat kewirausahaan tidak berpengaruh
terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas III SMK Negeri 2
Semarang.