bab ii landasan teori · 2018. 4. 4. · 8 bab ii landasan teori . 2.1 . konsep dasar hipertensi....
TRANSCRIPT
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Hipertensi
2.1.1 Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan salah satu penyakit gangguan
pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen
dan nutrisi yang dibawa oleh darah terlambat sampai ke
jaringan tubuh yang membutuhkannya. Hipertensi juga
sering disebut sebagai pembunuh gelap (silen killer) dan
mematikan. Penyakit hipertensi tidak disertai dengan gejala-
gejala pada penderitanya. Kalaupun muncul gejala tersebut
dianggap gangguan biasa sehingga penderita terlambat
menyadari adanya penyakit hipertensi (Lanny dkk, 2004).
Hipertensi dapat menyerang setiap individu, jika
tekanan darah kurang dari 135/85 mmHg dan lebih dari
140/90 mmHg, dikatakan normal tinggi untuk orang dewasa.
Di Indonesia, tekanan darah yang di anggap ideal adalah
sekitar 110-120/80-90 mmHg. Batasan ini berlaku bagi
orang dewasa di atas 18 tahun (Adib, 2009). Berikut ini
adalah karakterisitik tekanan darah orang dewasa umur 18
tahun atau lebih.
9
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Berumur 18 Tahun
Atau Lebih:
Kategori Sistolik
(mmHg)
Diastolik
(mmHg)
Optimal
Normal
Normal-tinggi
Hipertensi
Derajat 1
Derajat 2
Derajat 3
<120
<130
130-179
140-159
160-179
>180
<80
<85
85-89
90-99
100-109
>110
Sumber: Suyono, dkk (2001).
Peningkatan tekanan sistolik yang tanpa diikuti oleh
peninggian tekanan diastolik disebut hipertensi sistolik atau
hipertensi sistolik yang terisolasi (isolated systolic
hypertension). Hipertensi sistolik terisolasi ini umumnya
sering dijumpai pada usia lanjut. Ketika keadaan ini dijumpai
pada masa dewasa muda lebih banyak dihubungkan
dengan gangguan peredaran darah dan diramalkan
dikemudian hari tekanan diastolik juga akan meningkat
(Suyono, 2001).
10
2.1.2 Etiologi Hipertensi
Penyebab dari hipertensi terbagi menjadi dua
golongan, yaitu: (1). Hipertensi esensial/primer
penyebabnya tidak diketahui dan ada kemungkinan karena
faktor keturunan/genetik (90%). (2). Hipertensi sekunder,
yaitu akibat dari kelainan pembuluh darah dan kelainan
pembuluh ginjal dan gangguan kelenjar ginjal tiroid (10%).
Faktor penyebab hipertensi ini erat hubungannya dengan
gaya hidup yang kurang baik. Faktor keturunan mempunyai
peran dalam terjadinya hipertensi, baik secara langsung
maupun tidak langsung (Adib, 2009).
Faktor keturunan tidak dapat dihindari, oleh karena
itu, untuk mengurangi risiko hipertensi perlu mengontrol
faktor-faktor lain, faktor-faktor tersebut adalah stres,
kegemukan (obesitas), pola makan, merokok dan olahraga.
Pola hidup yang sering stress, berat badan diatas normal,
pola makan tinggi lemak dan serat, merokok serta kurang
berolahraga meningkatkan terjadinya risiko terkena
hipertensi. Selain itu, hipertensi juga terjadi karena
banyaknya konsumsi lemak dan garam-garam atau
penguat rasa dalam makanan. Banyaknya kadar garam
dapur serta penguat rasa seperti MSG atau Vetsin serta
kadar gula yang sudah tidak terkontrol sudah menjadi
11
bagian dari makanan siap saji atau makanan sampah (junk
food) (Adib, 2009).
2.1.3 Tanda dan Gejala
Secara umum, tekanan darah tinggi ringan tidak
terasa dan tidak mempunyai tanda-tanda. Tekanan darah
tinggi ringan pada penderita tanpa disadari. Penderita juga
bisa mengetahui dengan tiba-tiba, contohnya pada saat
penderita melakukan pemeriksaan kesehatan, atau pada
saat melakukan pemeriksaan untuk asuransi jiwa. Kadang-
kadang tanda-tanda tekanan darah tinggi disertai dengan
sakit kepala, pusing, gugup, dan palpitasi (Knight, 2006).
Pada sebagian orang, tanda pertama naiknya
tekanan darahnya ketika terjadi komplikasi. Tanda yang
umum yang di rasakan oleh penderita adalah sesak nafas
saat bekerja keras. Kejadian Ini menunjukkan bahwa otot
jantung telah terpengaruh sehingga tenaganya sudah
berkurang yang ditandai dengan sesak nafas. Pada
pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan
perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat
(kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada
kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus) dan
penglihatan kabur (Knight, 2006).
12
Hipertensi tidak memberikan tanda-tanda pada
tingkat awal. Kebanyakan orang mengira bahwa sakit
kepala terutama pada pagi hari, pusing, berdebar-debar,
dan berdengung ditelinga merupakan tanda-tanda
hipertensi. Tanda-tanda tersebut sesungguhnya dapat
terjadi pada tekanan darah normal, bahkan seringkali
tekanan darah yang relatif tinggi tidak memiliki tanda-tanda
tersebut. Cara yang tepat untuk meyakinkan seseorang
memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan mengukur
tekanannya. Hipertensi sudah mencapai taraf lanjut, yang
berarti telah berlangsung beberapa tahun, akan
menyebabkan sakit kepala, pusing, napas pendek,
pandangan mata kabur, dan mengganggu tidur (Soeharto,
2004).
2.2 Konsep Dasar Peran Keluarga
2.2.1 Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit yang terkecil dalam masyarakat.
Keluarga merupakan lembaga sosial yang banyak memiliki
efek-efek yang menonjol dalam anggotanya. Keluarga juga
memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan anggota
keluarga dan dapat menentukan berhasil atau tidaknya
kehidupan anggota keluarganya. Keluarga berfungsi
sebagai variabel intervensi kritis (agen penawaran antara
13
masyarakat dan individu). Tujuan utama keluarga adalah
sebagai perantara, keluarga menanggung semua harapan-
harapan dan kewajiban-kewajiban masyarakat, sehingga
keluarga dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan
setiap individu dalam keluarga (Friedman, 1998).
2.2.2 Struktur dan Fungsi Keluarga
Setiap dari anggota keluarga memiliki kebutuhan
dasar fisik, pribadi dan sosial. Keluarga harus berfungsi
menjadi perantara bagi tuntutan dan harapan dari semua
individu yang ada dalam unit tersebut. Keluarga juga
diharapkan mampu untuk bertanggung jawab untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan dari orangtua dan anak-
anak. Hal ini merupakan tugas yang sangat sulit, dimana
keluarga juga harus memprioritaskan kebutuhan individu
yang beraneka ragam. Jadi dapat disimpulkan bahwa tugas
sebuah keluarga adalah sebagai perantara dalam
kebutuhan dan tuntutan dalam sebuah keluarga (Friedman,
1998).
Friedman (1998), mendefinisikan bahwa keluarga
berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan angota
keluarganya. Fungsi keluarga tersebut:
1. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam setiap
individu anggota keluarga.
14
2. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat
3. Memenuhi kebututuhan vital.
4. Menstabilisasikan kehidupan pasangan, seperti:
kebutuhan kasih sayang, sosio-ekonomi dan
kebutuhan seksual.
5. Bagi anak-anak keluarga juga harus memberikan
perawatan fisik dan perhatian emosional serta
mengarahkan perkembangan pribadi anak.
2.2.3 Pengertian Peran
Peran merupakan salah satu seperangkat tingkah
laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang,
peran ini juga sesuai kedudukannya dalam suatu sistem.
Peran juga dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam
maupun dari luar dan bersifat stabil (Friedman, 1998).
2.2.4 Pengertian Peran Keluarga
Salah satu fungsi dasar keluarga adalah sebagai
perawatan kesehatan, dengan tujuan adalah untuk
memenuhi kebutuhan kesehatan keluarga. Keluarga
berperan penting dalam membantu anggota keluarganya
untuk hidup dalam kehidupan yang sehat. Kemampuan
keluarga dalam menyediakan perawatan kesehatan diri dan
bertindak sesuai dengan keinginan mereka yang terbaik
sangat diperlukan (Friedman, 1998).
15
Friedman (1998), mendefinisikan bahwa pentingnya
peran keluarga dalam perawatan diet pada penderita
hipertensi yaitu:
1. Keluarga merupakan salah satu tempat individu memulai
hubungan interpersonal dengan lingkungan sekitarnya.
2. Kalau sebuah keluarga dipandang sebagai suatu sistem,
maka gangguan yang terjadi pada anggota keluarga
dapat mempengaruhi seluruh sistem, sebaliknya
disfungsi keluarga juga merupakan salah satu penyebab
terjadinya gangguan pada anggota keluarga.
3. Berbagai pelayanan kesehatan ialah fasilitas yang dapat
membantu penderita serta anggota keluarga dalam
mengembangkan kemampuan mencegah terjadinya
masalah dalam keluarga, menanggulangi berbagai
masalah dan mempertahankan keadaan adaptif.
4. Salah satu faktor penyebab terjadinya pernyakit berulang
adalah keluarga tidak tahu cara menangani perilaku
penderita di rumah.
Dari hasil pernyataan di atas dapat disimpulkan
bahwa keluarga berperan penting dalam proses
pemulihan dan penyesuaian kembali untuk
mempertahankan kesehatan penderita hipertensi. Oleh
16
karena itu, peran serta keluarga dalam proses
pemeliharaan dan pencegahan terjadinya penyakit
hipertensi sangat diperlukan. Sangat diharapkan bahwa
keluarga dapat membantu pemulihan kesehatan pada
penderita hipertensi.
2.3 Konsep Dasar Pemberian Diet Hipertensi
2.3.1 Pengertian Diet Hipertensi
Selain adanya efek samping, obat penurun tekanan
darah juga dapat membuat penderita menjadi tergantung
pada obat yang diminum. Diet merupakan salah satu cara
untuk mengatasi hipertensi karena tanpa efek samping yang
serius, metode dalam pengendaliannya juga bersifat alami.
Tapi ada beberapa orang yang menganggap diet hipertensi
sesuatu yang merepotkan dan tidak menyenangkan, karena
ada banyak jenis makanan yang masuk dalam daftar
terlarang, salah satunya adalah garam penyedap, popcorn
asin, keju dan keripik kentang (Lanny dkk, 2014)
Tujuan dari diet hipertensi menurut Lanny dkk (2014)
yaitu:
1. Mengurangi Asupan Garam
Mengurangi garam harus diimbangi dengan asupan
lebih banyak kalium, magnesium dan kalium (bila diperlukan
untuk kasus lain). Puasa garam untuk kasus tertentu dapat
17
menurunkan tekanan darah. Pada umumnya kita sering
mengkonsumsi lebih banyak garam daripada yang
dibutuhkan oleh tubuh. Idealnya garam dapat digunakan
sekitar 1 sendok teh atau 5 gram sehari. Masakan bagi
penderita hipertensi yang kurang garam pastinya akan
hambar bagi orang biasa. Tetapi jika penderita hipertensi
menyadari akan perubahan pola makan maka masakan
yang di sediakan akan menjadi makanan yang nikmat.
2. Memperbanyak Serat
Memperbanyak makan sayur atau makanan rumahan
yang mengandung banyak serat untuk memperlancar buang
air besar dan menahan sebagian asupan natrium. Salah
satu jenis makanan rumahan yang mengandung tinggi serat
yaitu sayuran berdaun hijau seperti bayam, lobak hijau serta
buah-buahan seperti alpukat, papaya, tomat dan apel.
Penderita hipertensi sebaiknya menghindari makanan
kalengan atau makanan siap saji dari restoran, karena
dikuatirkan mengandung banyak pengawet dan kurang
serat.
3. Menghentikan Kebiasaan Buruk
Berhenti merokok, minum kopi dan alkohol dapat
mengurangi beban jantung, sehingga jantung dapat bekerja
dengan baik. Karena merokok dapat meningkatkan risiko
18
kerusakan pembuluh darah dengan mengendapkan
kolesterol pada pembuluh darah jantung coroner, sehingga
jantung bekerja lebih keras. Sedangkan minum alkohol
dapat memacu tekanan darah. Selain itu, minum kopi juga
dapat memacu detak jantung. Menghentikan minum kopi
berarti menyayangi jantung supaya tidak terbebani lebih
berat.
4. Pemenuhan Kebutuhan Magnesium
Kebutuhan magnesium menurut kecukupan
magnesium yang dianjurkan adalah sekitar 350 miligram.
Kekurangan asupan magnesium terjadi karena dengan
semakin banyaknya makanan olahan yang dikonsumsi.
Sumber makanan yang kaya magnesium adalah kacang
tanah, bayam, polong dan makanan laut. Tetapi dalam hal
ini harus hati-hati juga karena jika terlalu banyak suplemen
magnesium dapat menyebabkan diare.
5. Kebutuhan Kalium
Pemenuhan kebutuhan kalium masih diperdebatkan
karena ada atau tidaknya pengaruh kalium terhadap
penurunan tekanan darah, tetapi untuk menjaga risiko lain,
800 miligram kalsium per hari sudah lebih dari cukup.
Sumber lain yang kaya kalium adalah keju rendah lemak
dan ikan, seperti salmon.
19
6. Manfaat Sayuran dan Bumbu Dapur
Sayuran dan bumbu dapur yang bermanfaat untuk
mengontrol tekanan darah, adalah:
a. Buah tomat
b. Buah wortel
c. Daun seledri, sedikitnya 4 batang per hari dalam
sup atau masakan lain.
d. Bawang putih, sedikitnya satu suing per hari. Bias
juga menggunakan bawang merah dan bawang
bombai.
e. Kunyit
f. Bumbu lain: lada hitam, adas, kemangi dan
rempah lain.