bab ii landasan konsep a. energi fosil · radiasi dan memberikan kontribusi pada pemanasan global,...

34
16 BAB II LANDASAN KONSEP A. Energi Fosil Kebutuhan akan energi tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia baik dari zaman pra sejarah sampai pada masyrakat modern saat ini. Peningkatan jumlah penduduk dari tahun-ketahun turut memicu peningkatan kebutuhan energi. Sedangakan sekarang ini kebutuhan sebagian besar energi di cukupi dari konversi sumber energi fosil misalnya energi untuk pembangkit listrik, kebutuhan rumah tangga, industri dan alat-alat transportasi. Dalam Kehidupan manusia di era modern ini, kita tak bisa lepas dari energi fosil. Dari bangun tidur kita tak bisa lepas dari penggunaan energi fosil, mulai dari memasak sarapan, membuat teh atau kopi, lalu berangkat kerja kita menggunakan kendaraan baik pribadi maupun kendaraan umum, kita senantiasa bersinggungan dengan penggunaan energi fosil, sampai saat kita mau tidur ketika kita mematikan lampu kamar. Bahan bakar fosil adalah bahan bakar yang terbentuk dari jasad renik mahluk hidup yang mati pada jutaan tahun lalu. Bahan bakar fosil terbentuk dari proses alam seperti dekomposisi anaerobik dari sisa-sisa organisme termasuk fitoplankton dan zooplankton yang mengendap ke bagian bawah laut (atau danau) dalam jumlah besar, selama jutaan tahun. Sebagian besar bahan bakar fosil kita terbentuk dari jasad renik tumbuhan, binatang, dan alga yang hidup pada Periode Karbon (Carboniferous Period), sekitar 300 juta tahun tahun yang lalu (100 juta tahun lebih tua dari periode Dinosaurus). 300 juta tahun yang lalu itu adalah masa

Upload: others

Post on 19-Oct-2019

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

16

BAB II

LANDASAN KONSEP

A. Energi Fosil

Kebutuhan akan energi tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia baik

dari zaman pra sejarah sampai pada masyrakat modern saat ini. Peningkatan

jumlah penduduk dari tahun-ketahun turut memicu peningkatan kebutuhan energi.

Sedangakan sekarang ini kebutuhan sebagian besar energi di cukupi dari konversi

sumber energi fosil misalnya energi untuk pembangkit listrik, kebutuhan rumah

tangga, industri dan alat-alat transportasi. Dalam Kehidupan manusia di era

modern ini, kita tak bisa lepas dari energi fosil. Dari bangun tidur kita tak bisa

lepas dari penggunaan energi fosil, mulai dari memasak sarapan, membuat teh

atau kopi, lalu berangkat kerja kita menggunakan kendaraan baik pribadi maupun

kendaraan umum, kita senantiasa bersinggungan dengan penggunaan energi fosil,

sampai saat kita mau tidur ketika kita mematikan lampu kamar.

Bahan bakar fosil adalah bahan bakar yang terbentuk dari jasad renik mahluk

hidup yang mati pada jutaan tahun lalu. Bahan bakar fosil terbentuk dari proses

alam seperti dekomposisi anaerobik dari sisa-sisa organisme termasuk

fitoplankton dan zooplankton yang mengendap ke bagian bawah laut (atau danau)

dalam jumlah besar, selama jutaan tahun. Sebagian besar bahan bakar fosil kita

terbentuk dari jasad renik tumbuhan, binatang, dan alga yang hidup pada Periode

Karbon (Carboniferous Period), sekitar 300 juta tahun tahun yang lalu (100 juta

tahun lebih tua dari periode Dinosaurus). 300 juta tahun yang lalu itu adalah masa

17

ketika terdapat banyak rawa besar dan dangkal di permukaan bumi. Keberadaan

rawa amatlah penting karena memperbesar kemungkinan untuk mempertahankan

kondisi utuh organisme yang telah mati. Jasad renik tidak akan bisa jadi bahan

bakar fosil jika mati di atas tanah kering karena akan mudah terurai atau

membusuk. Tapi jika mati di dalam rawa dan tenggelam hingga ke dasarnya,

organisme Periode Karbon akan dengan cepat tertutup pasir dan tanah liat yang

membuatnya semakin terkubur ke dalam dengan potensi energi mereka yang

masih utuh. 1 Setelah ratusan juta tahun, semua organisme itu tergencet di bawah

panas dan tekanan yang hebat dan terkonversi menjadi sumber energi yang

berwujud padat, cair, atau gas, masing-masing adalah batu bara (padat), minyak

bumi (cair), dan gas alam (gas).2

Bahan bakar fosil sendiri merupakan sumber daya alam yang tidak dapat

diperbaharui, mengingat prosess terbentuknya yang memakan waktu yang cukup

lama, sehingga apabila digunakan terus menurus maka persediaanya akan cepat

habis. Padahal, semakin hari masyarakat kita saat ini masih bergantung pada

energi fosil, penggunaan bahan bakar fosil yang begitu massif mau tidak mau

akan terus menguras cadangan energi fosil yang tersimpan dalam perut bumi.

Meskipun saat ini masih saja ditemukan sumber-sumber energy fosil baru di perut

1 Anonim.Dampak Pemakainan Energy Fosil.http://www.intisolar.com/news/dampak-pemakaian-energi-fosil.html Diakses 10/10/2014 jam 23:25 WIB.

2Fanny, Rofalina. Energi Fosil Tambang dan Pemanasan Global Warming.https://www.zenius.net/blog/10363/energi-fosil-tambang-pemanasan-global-warming Diakses11/10/2014 jam 23:25 WIB.

18

bumi. Penggunaanya yang begitu besar tidak sebanding dengan cadangan yang

masih tersisa dalam perut bumi.

Diperkirakan oleh Energy Information Administration bahwa pada tahun 2007

sumber utama energi terdiri dari minyak bumi 36,0%, batu bara 27,4%, gas alam

23,0%, yang berarti 86,4% konsumsi energi primer di dunia adalah bahan bakar

fosil. Sedangkan sumber energi non-fosil seperti tenaga air, nuklir, dan lainnya (

panas bumi , surya , gelombang , angin , kayu , limbah ) hanya sebesar 13,6%.

Saat ini diduga cadangan minyak dunia hanya cukup untuk 34 tahun lagi (per

2011). Sementara gas alam tinggal 52 tahun dan batu bara masih cukup untuk 139

tahun ke depan. Padahal energi non-fosil ini jika dikelola dengan benar akan

memberikan kontribusi besar pada konsumsi energi dunia yang tumbuh sekitar

2,3% per tahun.3

Selain ketersediaanya yang masih menjadi masalah, penggunaan energy fosil

yang begitu massif mempunyai dampak yang buruk terhadap kesehatan

masyarakat dan lingkungan. Hal tersebut dikarenakan bahan bakar fosil seperti

batubara , minyak bumi , dan gas alam mengandung persentase karbon yang

tinggi. Gas karbon adalah gas tanpa warna yang merupakan senyawa karbon

dengan oksigen, tidak terbakar dan larut dalam air. Jika gas karbon tersebut

terlepas ke udara akan bersenyawa dengan oksigen dan membentuk gas karbon

dioksida. Karbon dioksida adalah salah satu gas rumah kaca yang meningkatkan

radiasi dan memberikan kontribusi pada pemanasan global, yang menyebabkan

3 Anonim. Bahan Bakar Fosil.http://www.faktailmiah.com/2011/06/30/bahan-bakar-fosil.html.Diakses 11/10/2014 jam 23:35 WIB.

19

rata-rata suhu permukaan bumi meningkat. Membakar bahan bakar fosil membuat

kadar CO2 di atmosfer naik. Dengan peningkatan CO2 di atmosfer, maka suhu

planet Bumi akan meningkat karena energi panas matahari tertahan di atmosfer.

Sementara itu, perubahan suhu sedikit saja ini cukup mendatangkan musibah bagi

peradaban manusia. 4

Di Indonesia sendiri ketersediaan BBM yang merupakan salah satu bentuk

konversi dari energi fosil semakin hari semakin menipis. Perkembanganan

masyarakat Indonesia dewasa ini juga turut memicu penggunaan energy fosil

yang lebih banyak. Penggunaan kendaraan pribadi yang semakin tidak terkendali

serta tumbuhnya gedung-gedung bertingkat dan penggunaan barang-barang

elektronik yang semakin gencar menjadi salah satu pemicu semakin

meningkatnya kebutuhan akan energi fosil. Sebuah survey yang dilakukan oleh

Urban Transportation Policy Integration Poject 2011, mencatat di Jabodetabek

jumlah penggunaan angkutan umum menyusut lebih tiga kali lipat dalam waktu

delapan tahun. Sebaliknya, jumlah pengguna kendaraan pribadi meningkat dua

kali lipat dalam kurun waktu yang sama. Survei ini juga mencatat jumlah

kendarran di Jabodetabek tahun 2011 mencapai 11,7 juta unit, Delapan juta

diantaranya adalah kendaraan roda dua dan sisanya kendaraan roda empat. 5(

buku hal 250) Keaadaan tersebut tidak hanya terjadi diperkotaan, buruknya

kebijakan transportasi membuat warga desa harus menggunakan kendaraan

4 ibid

5 Sirimorok, Nurhadi dan Hasriadi Ary. 2013. Desa Butuh Energi Alternatif Sekarang !.Yogyakarta: Insist Press, hal 25

20

pribadi untuk bepergian karena tidak dapat menikmati sarana transportasi umum.

Disaat–saat kebutuhan akan energi fosil meningkat seperti sekarang ini justru

produksi minyak bumi merosot. Produksi yang mencapai angka 1juta barel

perhari (bph) terus merosot sampai pada angka di bawah satu juta pada 2005.

Kecenderungan ini disebaabkan berkurangnya secara alami produksi minyak di

seluruh sumur minyak akibat eksploitasi dalam periode yang cukup lama. Sebab

lain yang tak kalah pentingnya adalah kurangnya investasi di industri minyak dan

gas.6

Keadaan yang demikian membuat Indonesia harus menjadi Negara net importir

sejak tahun 2004 karena jumlah konsumsi dalam negeri lebih besar dari jumlah

produksi yang dihasilkan dari sumur-sumur minyak yang ada di Indonesia. Mau

tak mau, untuk mencukupi kebutuhan tersebut pemerintah harus mengimpor

BBM untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, yang tentunya harga minyak

tersebut ditentukan oleh pasar, sehingga kita tidak berdaya apabila ada kenaikan

harga migas di pasar dunia. Melihat fakta tersebut, ternyata bahan bakar dari

energy fosil yang selama ini kita gunakan memiliki keterbatasan. Hingga pada

saatnya nanti kita akan melihat kelangkaan dan harga yang mahal dari sumber

energi fosil tersebut, bahkan akan habis karena terus menerus dieksploitasi secara

masif .

6 Sirimorok, Nurhadi dan Hasriadi Ary. 2013.O.Cit. hal. 4

21

B. Energi Alternatif

Energi alternatif adalah energi yang digunakan saat ini selain energi utama,

yaitu energi fosil. Energi ini bertujuan sebagai pengganti energi fosil. Energi fosil

terbentuk dari jasad hewan dan tumbuhan yang telah mati jutaan tahun yang lalu,

dalam pembentukanya energi ini membutuhkan waktu yang sangat lama sehingga

apabila kita tidak berhemat atau mengganti keberadaanya maka energi tersebut

akan habis. Energi alternatif juga digunakan sebagai upaya untuk mengurangi

efek negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan energi fosil yang selama ini

berdampak buruk untuk lingkungan. Dengan energi alternatif, diharapkan

lingkungan akan lebih aman dari pencemaran dan kerusakan alam, selain itu

energi alternatif juga menjadi salah satu solusi menghemat persediaan energi

fosil yang ada saat ini. Penggunaan energi alternatif dalam sejarahnya didasari

oleh beberapa antara lain: faktor ekonomi, faktor ketersediaan dan faktor

lingkungan. Penemuan sumber energi baru bertujuan untuk menggantikan sumber

energi lama yang semakin mahal, langka, sulit diakses lagi serta memberi

dampak yang buruk terhadap kelesarian lingkungan.

Batu bara sebagai alternatif kayu

Batu bara ditemukan saat bangsa Eropa mengalami bencana akibat deforestasi

karena mereka menghabiskan banyak kayu bakar sebagai pemanas ruangan dan

memasak, hutan yang lebat hampir saja gundul dan menimbulkan bencana baik

22

kelaparan maupun bencana alam karena hutan yang rusak parah, oleh karena itu

mereka mencari alternatif pengganti kayu bakar hingga ditemukan batu bara.7

Bahan bakar minyak sebagai aternatif minyak ikan Paus

Pada awal abad 19 masyarakat Amerika menggunakan minyak ikan Paus sebagai

bahan bakar yang dominan, namun keberadaan ikan Paus semakin hari-semakin

langka karena terus diburu untuk diambil minyaknya. hal ini menyebabkan pada

pertengahan abad ke 19, harga minyak ikan paus meningkat tajam, oleh karena itu

masyarakat beralih pada sumber bahan bakar minyak yang harganya lebih

terjangkau dari Pennsylvania yang baru saja dikembangkan pada tahun 1859.8

Alkohol sebagai alternatif bahan bakar fosil

Alexander Graham Bell adalah salah satu pelopor penemuan etanol yang berasal

dari tumbuhan sebagai penggganti bahan bakar fosil. Pada tahun 1917, ia

mengusulkan etanol dari jagung sebagai bahan bakar pengganti batu bara dan

minyak dan mengingatkan pada saatnya nanti kedua jenis energi fosil ini suatu

saat akan habis. 9

Etanol selulosit dapat diproduksi dari berbagai macam bahan pangan, dan

melibatkan penggunaan seluruh bagian hasil pertanian. Pendekatan baru ini

meningkatkan hasil etanol yang diproduksi dan mengurangi emisi karbon karena

7 Anonim. 2012. Pengertian Energi Alternatif, [Online]. Tersedia; http://www.indoenergi.com.Diakses 10/12/2014 jam 23:15.

8 ibid.

9 ibid.

23

jumlah energi pertanian yang digunakan sama untuk sejumlah etanol yang lebih

tinggi.10

Energi terbarukan sebagai alternatif energi tak terbarukan

Energi terbarukan adalah energi yang dihasilkan dari sumber alami, seperti

cahaya matahari, angin, hujan, arus pasang surut, dan panas bumi, yang terbarui

atau secara alami dapat muncul kembali setelah dipergunakan. Ketika

dibandingkan dengan proses produksi energinya, terdapat perbedaan mendasar

antara energi terbarukan dengan bahan bakar fosil. Proses produksi bahan bakar

fosil sulit dan membutuhkan proses dengan peralatan, proses fisik dan kimia yang

rumit. Di lain hal, energi alternatif dapat diproduksi dengan peralatan dasar dan

proses alam yang sangat mendasar.11

Dalam memilih sumber energi setidaknya terdapat empat parameter penting yang

patut diperhatikan, yakni: jumlah/cadangan energi, kerapatan energi (energy

density/energi per volume sumber energi), kemudahan penyimpanan energi

(energy storage), dan kemudahan perubahan/perpindahan energi. Bila kemudian

faktor lingkungan juga diperhitungkan, maka efek pencemaran lingkungan juga

menjadi parameter penting bagi sebuah sumber energi. 12

Energi alternatif mulai dikembangkan di berbagai negara sebagai salah satu fokus

permasalahn global yang melanda berebagai negara karena krisis energi fosil.

10Anonim. makalah-energi-alternatif.html.http://furotul29.blogspot.co.id/2014/04/ diakses10/12/2014 jam 22:35 WIB

11 Nathabradja, Ikhsan. 2013. Sumber Energi Alternatif Untuk Masa Depan, [Online]. Tersedia:http://teknologi.inilah.com. Diakses 10/10/2014 jam 23:45 WIB.

12 Yuli Setyo Indartono. 2005. Sumber Energi, http://www.beritaiptek.com/zkolom-beritaiptek-2005-11-25%2010:27:32-Sumber-Energi.shtml, diakses 19/12/ 2014 jam 23:10 WIB.

24

Pada perjalanannya penggunaan energi fosil yang semakin hari semakin tidak

terkendali hingga menyebabkan banyak masalah di muka bumi. Kerusakan

lingkungan serta perubahan iklim menjadi dampak yang paling menakutkan,

selain krisis keuangan yang disebabkan krisis energi. Potensi energi alternatif

yang masih melimpah di alam ini, harus secepatnya dimanfaatkan untuk

kemaslahatan umat manusia dan alam, penggunaann energi alternatif dapat

menyeimbangkan alam dan manusia. Selama ini kelestarian alam dilupakan

dengan penggunaan energi fosil, alam menjadi salah satu pihak yang dirugikan

dengan penggunaan energi fosil. Penggunan energi alternatif dapat mengurangi

berbagai benang kusut permasalahan yang ditimbulkan oleh penggunaan energi

fosil.

B.1 Pentingnya Energi Alternatif

Dalam menghadapi ancaman krisis energi pemerintah sebenarnya sudah

memiliki rencana untuk mengantisipasi, Upaya pemerintah untuk mencari solusi

tentang energi alternatif dapat dilihat dalam BUKU PUTIH: Penelitian,

Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bidang Sumber

Energi Baru dan Terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi

Tahun 2025 dan ROADMAP SEKTOR ENERGI yang dikeluarkan Pemerintah

tahun 2006.13 Sebenarnya sudah sangat jelas jenis energi baru apa saja yang akan

dikembangkan, bagaimana strategi untruk mencapai target per periode untuk

13(Uraian Lengkap tentang jenis, strategi, dan target energijjjj baru dan terbarukan yang harusdicapai oleh Pemerintah, lihat BUKU PUTIH: Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IlmuPengetahuan dan Teknologi Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan untuk MendukungKeamanan Ketersediaan Energi Tahun 2025, Kementerian Negara Riset dan Teknologi RepublikIndonesia, Jakarta Tahun 2006).

25

masing-masing jenis yang akan dikembangkan, Dalam Perpres No 5 Tahun 2006

tentang Kebijakan Energi Nasional pemerintah ingin memfokuskan kebijakan

pada pencapaian sasaran kebijakan energi nasional. Dalam kebijakan tersebut,

tiap-tiap sumber energi memiliki syarat-syarat yangt harus di capai, untuk minyak

bumi pemanfaatanya diharapkan menjadi kurang dari 20%, gas bumi dinaikkan

lebih dari 30%, batubara menjadi lebih dari 33%, Sementara bahan bakar nabati

(biofuel) menjadi lebih dari 5%, panas bumi menjadi lebih dari 5%. Serta, untuk

energi baru dan energi terbarukan lainnya, khususnya biomassa, nuklir, tenaga air,

tenaga surya, biogas dan tenaga angin menjadi lebih dari 5%, serta batubara yang

dicairkan (liquefied coal) menjadi lebih dari 2%.14

Melihat rencana yang akan dilakukan pemerintah sebenarnya kita patut

optimis karena dalam pemenuhan energi kita ke depan tidak lagi terpaku pada

energi fosil. Diversifikasi energi yang direncanakan seharusnya dapat menjawab

ancaman krisis energi yang akan kita hadapai nanti. Sementara itu, Pemerintah

melalui Kementerian Riset dan Teknologi dan beberapa lembaga pemerintah non

departemen di bawahnya salah satunya adalah Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi (BPPT) telah mencoba mengembangkan berbagai macam sumber

energi yang dapat menggantikan BBM. Sumber-sumber energi yang

dikembangkan antara lain penggunaan bahan bakar batu bara, gas, energi angin,

energi surya, panas bumi, biofuel termasuk di dalamnya biodiesel, bioetanol dan

14 (Uraian Lengkap tentang jenis, strategi, dan target energijjjj baru dan terbarukan yang harusdicapai oleh Pemerintah, lihat BUKU PUTIH: Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IlmuPengetahuan dan Teknologi Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan untuk MendukungKeamanan Ketersediaan Energi Tahun 2025, Kementerian Negara Riset dan Teknologi RepublikIndonesia, Jakarta Tahun 2006).

26

biooil.15 Tetapi tetap saja apa yang dilakukan tersebut akan sia-sia hanya jika

berhenti pada tahap percobaan. Seharusnya apa yang telah coba dikembangkan

tersebut, cepat disebarluaskan kepada masyarakat. Selama ini ujicoba hanya pada

sampai pada tahap keberhasilan di tingkat penelitian maupun percobaan padahal

kita harus bergerak cepat untuk mencari energi alternatif. Penyediaan energi

(Energy Supply) pada masa depan merupakan permasalahan yang senantiasa

menjadi perhatian semua bangsa karena kesejahteraan manusia dalam kehidupan

modern sangat terkait dengan jumlah dan mutu energi yang dimanfaatkan. Bagi

Indonesia yang merupakan salah satu negara sedang berkembang, penyediaan

energi merupakan faktor yang sangat penting dalam mendorong pembangunan.

Seiring dengan meningkatnya pembangunan diberbagai sektor, pertumbuhan

ekonomi dan pertumbuhan penduduk, kebutuhan akan energi akan terus

meningkat. 16 Bila melihat apa yang terjadi sekarang ini, Indonesia adalah salah

satu dari banyak negara yang masih memfokuskan pada penggunaan energi fosil

khususnya minyak bumi, padahal negara-negara lain sudah mulai melakukan

diversifikasi energi. Hal ini sungguh ironis padahal kita memiliki kekayaan

15 (Uraian Lengkap tentang jenis, strategi, dan target energijjjj baru dan terbarukan yang harusdicapai oleh Pemerintah, lihat BUKU PUTIH: Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IlmuPengetahuan dan Teknologi Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan untuk MendukungKeamanan Ketersediaan Energi Tahun 2025, Kementerian Negara Riset dan Teknologi RepublikIndonesia, Jakarta Tahun 2006).

16 Elinur, D.S. Priyarsono, Mangara Tambunan, dan Muhammad Firdaus,’’ PerkembanganKonsumsi Dan Penyediaan Energi Dalam Perekonomian Indonesia.” Indonesian Journal ofAgricultural Economics (IJAE) Volume 2, Nomor 1, Desember 2010 ISSN 2087 - 409X

27

sumber daya alam selain minyak bumi. Kita adalah negara kedua setelah Brasil

yang memiliki keanekaragaman hayati terlengkap.

Penggunaan energi alternatif di beberapa negara telah menunjukkan hasil

yang signifikan dalam mengurangi ketergantungan pada minyak bumi. Di Brasil,

energi alternatif berkembang menjadi salah satu pilihan untuk melindungi petani.

Petani Brasil mendirikan Coopercana ( Koperasi Petani Tebu Porto Xafier ) untuk

melawan model minyak nabati monokultur Brasil. Setiap anggota koperasi

menanam tebu bersama tanaman lain yang kemudian diolah lewat pabrik etanol

berskala komunal. Pabrik ini menghasilkan etanol untuk kebutuhan bahan bakar

mesin pertanian mereka.17

Sementara di Mali, Afrika Barat, mungkin menjadi salah satu contoh

terbaik program Jatropha atau Jarak Pagar yang dijalankan pemerintah. Program

jatropha di negara ini dimulai pada 1993 dengan bantuan teknis Jerman (GTZ).

Program ini tidak hanya bertujuan menggunakan minyak jarak pagar sebagai

bahan bakar tetapi juga menggunakan budidaya jarak pagar untuk membangun

ekonomi pedesaan. Kehidupan warga desa Simiji, misalnya, telah diubah oleh

produksi jatropha. Dengan menghancurkan biji jarak dan mengolahnya menjadi

minyak, penduduk desa memperoleh sumberdaya terbarukan yang tidak

menghambat produksi pangan lokal. Minyak dari jarak pagar yang dulu dianggap

tidak berguna, sekarang menjadi bahan bakar untuk generator kecil. Simiji kini

17 Moreno, Camila and Ortiz Lucia. 2008. Friends of The Earth Brazil, Building Energi and FoodSoverignty, www.natbrazilorg.br/docs/publicacoes/sovereignty2.pdf Diakses 24/12/2015 jam00:12 WIB

28

memiliki daya listrik yang cukup untuk menjalankan 40 lampu jalan dan

menyalakan 60 keluarga tiap malam.18

Penggunaan jarak di Simji bukanlah kasus keberhasilan khusus di Mali,

melainkan salah satu dari 700 desa yang telah menggunakan generator, dengan

bahan bakar minyak nabati. Ini merupakan bagian dari proyek nasional Mali

untuk menyediakan listrik bagi 12.000 desa-desa melalui sumber energi

terbarukan yang tidak membahayakan pasokan pangan lokal. Aboubacar Samake,

kepala program pengembangan Jatropha dari Pusat Tenaga Surya dan Energi

Terbarukan milik pemerintah, menyatakan sejumlah perusahaan asing telah

menunjukkan minat untuk mengembangakan industri Jatropha di Mali. Namun,

Samake mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen bahwa bahan bakar nabati

tidak akan diekspor sampai kebutuhan dalam negeri Mali terpenuhi. 19

Sementara itu Cina dan India telah memakai teknologi biogas untuk

masyarakat mereka di pedesaan. Reaktor biogas dalam skala kecil di daerah

pedesaan sudah merupakan teknologi yang umum digunakan khususnya daerah

pedesaan di China dan India. Di India, teknologi biogas sudah berkembang dan

banyak di bangun di daerah pedesaan untuk memenuhi kebutuhan penerangan di

pedesaan dan untuk menggerakkan pompa untuk irigasi. China telah memulai

program biogasnya di daerah pedesaan sejak tahun 1977. Contoh-contoh di atas

dapat dijadikan masukan kepada kita bagaimana mengelola sumber daya alam

untuk dijadikan energi ramah lingkungan yang bermanfaat bagi masyarakat

18 Sirimorok, Nurhadi dan Hasriadi Ary. 2013. Desa Butuh Energi Alternatif Sekarang !.Yogyakarta: Insist Press, hal 82

19Sirimorok, Nurhadi dan Hasriadi Ary. Op.Cit, hal 83

29

marginal, Karena selama ini masyarakat marginal terutama di daerah pedesaan

yang paling terpukul apabila terjadi kenaiakan harga BBM maupun gas LPG

mengingat tingginya ongkos distribusi barang dari desa ke kota yang selama ini

semua pabrik di kontrol dari kota ke desa, selain itu bila terjadi kelangkaan

barang, desalah yang lebih dulu merasakannya. Perlunya memanfaaatkan sumber

daya yang tersedia di lingkungan sekitar secara optimal, dan bisa mendorong

prakarsa, kreativitas serta inovasi dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan

hidup. Oleh karena itu, teknologi dalam penerapannya harus bisa

dipertanggungjawabkan secara teknis, dapat dimanfaatkan dan dikelola secara

ekonomis, dapat diterima warga dan masyarakat, serat serasi dengan sumber daya

lingkungan.20

B.2 Mengupayakan Energi Alternatif

Mencari energi alternatif sebenarnya tidaklah terlalu sulit jika pemerintah

benar-benar tulus dan serius mau mensejahterakan masyarakat, Kekayaan alam

Indonesia merupakan salah satu yang terkaya di dunia, kita pernah mendengarkan

pada tahun 2005 saat harga minyak dunia melonjak tinggi dan membuat

pemerintah mengurangi subsidi BBM fosil, saat itu pengembangan jarak pagar

mulai diminati, bahkan pada penghujung tahun 2005, berbagai instansi

pemerintah seperti kementrian, BUMN dan ormas melakukan deklarasi

penanggulangan kemiskinan dan krisis BBM. Dalam deklarasi tersebut mereka

bertekad mengatasi tiga masalah utama yaitu : kemiskinan dan pengangguran,

20 Sasse, Ludwig, Pengembangan Energi Alternatif Biogas dan Pertanian Terpadu di Boyolali-Jawa Tengah, Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) dengan Bremen OverseasResearch And Development Association (BORDA) Jerman, Solo, Oktober 1992, Prakata hal. Vi.

30

terutama di pedesaan, lahan kritis dan krisis energi, setelah deklarasi tersebut

lahirlah rencana Losari pada juli 2006 yang mentargetkan penanaman lebih dari

100 ribu ha pohon jarak, 190 ribu ha sawit serta mendirikan 100 pabrik biodiesel.

Untuk merealisasikan rencana tersebut pemerintah membentuk Timnas BBN

melalui Kepres No 1 tahun 2006. Tim ini ditugaskan menyusun cetak biru

program pegembangan bahan bakar nabati. Hasilnya, sampai januari 2007, tim ini

telah menandatangani 67 perjanjian investasi pengembangan minyak nabati,

dengan nilai mencapai USD 10 juta. Selain itu, pemerintah berkomitmen

menyiapkan anggaran USD 1,1 juta pada APBN 2007 untuk subsidi

pembangunan infrasriktur minyak nabati.21 Sayangnya pemerintah tidak konsisten

dengan targetnya sendiri, alih-alih mendukung pengembangan minyak jarak pagar

di Indonesia, pemerintah justru lebih tertarik pada bahan bakar air, yang mereka

sebut Blue Energi. Di samping itu ketika pemerintah terlihat mengembangkan

jarak pagar, itu pun lebih berorientasi ekspor. Jumlah ekspor biodiesel selama

2004-2009 cenderung meningkat, sementara konsumsi dalam negeri justru

menurun. Ketika tahun 2006 Indonesia mengekspor 46.000 ton, konsumsi dalam

negeri mencapai 24.000 ton. Dua tahun kemudian, ketika Indonesia sudah

mengekspor nyaris dua kali lipat (80.000 ton), konsumsi melorot lebih dua kali

lipat (10.000 ton).22 Rangkaian angka ini jelas berlawanan dengan target

pemerintah untuk menjadikan minyak nabati sebagai alternatif demi mengatasi

kelangkaan minyak bumi dalam negeri. Untuk menyembunyikan orientasi ekspor

21 Sirimorok, Nurhadi dan Hasriadi Ary Op. Cit,hal 68.

22 Sirimorok, Nurhadi dan Hasriadi Ary Op. Cit,hal 69.

31

yang dilakukan pemerintah, mereka membuat program baru yaitu Desa Mandiri

Energi, program ini di klaim nantinya dapat memenuhi kebutuhan energi di desa.

Dalam pelaksanaanya, kampanye pengembangan jarak pagar mengambil model

kemitraan antara petani, antara petani dan BUMN atau perusahaan swasta, di

mana petani di satu desa dapat menanam sekiat 50 hektar dari tanaman bahan

baku minyak nabati seperti jarak, kelapa sawit, kelapa, singkong atau tebu

bergantung kepada kondisi iklim serta situasi ekonomi sosial setempat, namun

pada kenyataanya para investorlah yang menentukan tanaman apa yang akan

ditanam selain itu mereka berjanji akan membangun instalasi pengolahan untuk

menghasilakan produk bahan bakar yang bisa dicampur dengan bahan bakar

minyak bumi dan digunakan secara lokal. Namun fakta di lapangan menunjukkan

hal yang berlawanan, Laporan Business Watch Indonesia (BWI) menunjukkan

bahwa petani hanya menghasilakan minyak jarak mentah (crude jatropha curcas

oil (CJCO), sementara minyak nabati siap pakai diproduksi perusahaan. Sehingga

petani hanya menjadi produsen bahan baku, atau sebagai pemasok CJCO, bukan

produsen minyak nabati dari jarak yang mereka produksi. Skema ini cenderung

memperlakuakn petani hanya sebagai pemasok komoditas dengan pasar dan nilai

jual tak pasti, hal ini menunjukkan lagi–lagi pemerintah tidak sungguh-sungguh

dalam mengembangkan energi alternatif.

Desa mandiri energi yang di kumandangkan adalah program untuk rakyat

miskin tidak menemui keberhasilan. Suhari, ketua kelompok petani jarak di

Kabupaten Grobogan , Jawa Tengah, lokasi resmi Desa Mandiri Energi oleh

prsiden SBY, bahkan terang-terangan menyebutnya sebagai “ program bohong-

32

bohongan “.23 Perusahaan bisa dengan mudah hengkang dari satu komoditas ke

komoditas lain yang lebih menguntungkan, meninggalkan petani sebagai mitra

dalam kerugian. Model kampanye penanaman jarak pagar seperti di atas telah

‘’menciptakan kekayaan bagi segelintir, dan melanggengkan kemiskinan bagi

mayoritas”. 24

Pada program-program pemerintah tentang pengembangan energi,

masyarakat hanya dijadikan objek oleh pemerintah. Mereka tidak diajak

berunding bagaimana mengembangkan energi alternatif yang akan mereka

gunakan nantinya. Selama ini masyarakat diajak untuk mengembangkan energi

alternatif hanya untuk mencukupi pasar ekspor bukan untuk mencukupi

kebutuhan energi mereka sendiri terlebih dahulu. Jadi orientasi awal yang

dibangun adalah bukan untuk mencukupi kebutuhannya sendiri tetapi untuk

kebutuhan ekspor.

Dalam konteks mengupayakan energi alternatif sebenarnya masyarakat

telah merintis penggunaan energi alternatif berdasarkan pada potensi yang mereka

miliki. Sebenarnya banyak daerah di Soloraya khususnya yang sudah merintis

untuk menggunakan energi alternatif, seperti Di daerah kaki Gunung Lawu,

tepatnya di desa Pendem kecamatan Mojogedang, kabupaten Karanganyar atau di

desa Tumang, kecamatan Cepogo, kabupaten Boyolali, di mana masyarakat telah

merintis penggunaan energi alternatif melalui biogas, Selain itu daerah Soloraya

yang meliputi Solo, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen dan Klaten kecuali

23Sirimorok, Nurhadi dan Hasriadi Ary , Op. Cit,hal 71.

24 McCarthy,J.F(2010)’’ Processes of inclusion and adverse incorporation: oil palm and agrarianchange in Sumatra, Indonesia, ” The Journal of Peasant Studies, vol.37(4),821-50.

33

Solo, sebagian besar adalah daerah pedesaan dimana masyarakatnya masih

memelihara ternak. Limbah dari kotoran ternak tersebut telah terbukti mampu

menghasilkan biogas yang dapat dijadikan energi alternatif.

B.3 Biogas Sebagai Energi Alternatif

Biogas merupakan energi terbarukan yang dapat dijadikan bahan bakar

alternatif untuk menggantikan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti minyak

tanah dan gas alam.25

Kebudayaan Mesir, China, dan Roma kuno diketahui telah memanfaatkan

gas alam ini yang dibakar untuk menghasilkan panas. Namun, orang pertama

yang mengaitkan gas bakar ini dengan proses pembusukan bahan sayuran adalah

Alessandro Volta (1776), sedangkan Willam Henry pada tahun 1806

mengidentifikasikan gas yang dapat terbakar tersebut sebagai methan. Becham

(1868), murid Louis Pasteur dan Tappeiner (1882), memperlihatkan asal

mikrobiologis dari pembentukan methan.

Kita membutuhkan energi pengganti yang ramah lingkungan, Biogas

menyediakan ini, biogas tidak terbatas tempat atau tidak membutuhkan teknologi

yang canggih untuk memproduksi energi, juga sangat simpel dan mudah.26 Pada

akhir abad ke-19 ada beberapa riset dalam bidang ini dilakukan. Jerman dan

Perancis melakukan riset pada masa antara dua Perang Dunia dan beberapa unit

pembangkit biogas dengan memanfaatkan limbah pertanian. Selama Perang

25 Houdkova L., J. Boran., J. Pecek and P. Sumpela. 2008. Biogas-A Renewable Source of Energy.Journal of Thermal Science 12(4) : 27 -33.

26 Sunil MP, Ashik Narayan, Vidyasagar Bhat, Vinay S (2013) ‘’Smart Biogas Plant,”International Journal of Innovative Technology and Exploring Engineering (IJITEE) ISSN: 2278-3075, Volume-3, Issue-3, August 2013

34

Dunia II banyak petani di Inggris dan benua Eropa yang membuat digester kecil

untuk menghasilkan biogas yang digunakan untuk menggerakkan traktor. Karena

harga BBM semakin murah dan mudah memperolehnya pada tahun 1950-an

pemakaian biogas di Eropa ditinggalkan. Namun, di negara-negara berkembang

kebutuhan akan sumber energi yang murah dan selalu tersedia selalu ada.

Kegiatan produksi biogas di India telah dilakukan semenjak abad ke-19. Alat

pencerna anaerobik pertama dibangun pada tahun 1900.27

Negara berkembang lainnya, seperti China, Filipina, Korea, Taiwan, dan

Papua Nugini, telah melakukan berbagai riset dan pengembangan alat pembangkit

gas bio dengan prinsip yang sama, yaitu menciptakan alat yang kedap udara

dengan bagian-bagian pokok terdiri atas pencerna (digester), lubang pemasukan

bahan baku dan pengeluaran lumpur sisa hasil pencernaan (slurry) dan pipa

penyaluran gas bio yang terbentuk.

Dengan teknologi tertentu, gas methan dapat dipergunakan untuk

menggerakkan turbin yang menghasilkan energi listrik, menjalankan kulkas,

mesin tetas, traktor, dan mobil. Secara sederhana, gas methan dapat digunakan

untuk keperluan memasak dan penerangan menggunakan kompor gas

sebagaimana halnya elpiji. Biogas dihasilkan oleh proses anaerobik (an=tanpa;

aerobik= udara). Yang berarti bahwa komponen bahan-bahan organik (jerami,

kotoran ternak) tersebut diuraikan oleh aktivitas mikroba tanpa kehadiran udara

(O2).

27 FAO,1981. The Development and Use of Biogas Technology in Rural Asia.

35

Menurut Haryati (2006), pembentukan biogas meliputi tiga tahap proses

yaitu:

Hidrolisis, pada tahap ini terjadi penguraian bahan-bahan organik

mudah larut dan pemecahan bahan organik yang komplek menjadi sederhana

dengan bantuan air (perubahan struktur bentuk polimer menjadi bentuk

monomer).

Pengasaman, pada tahap pengasaman komponen monomer (gula

sederhana) yang terbentuk pada tahap hidrolisis akan menjadi bahan makanan

bagi bakteri pembentuk asam. Produk akhir dari perombakan gula-gula sederhana

tadi yaitu asam asetat, propionat, format, laktat, alkohol, dan sedikit butirat, gas

karbondioksida, hidrogen dan ammonia.

Metanogenik, pada tahap metanogenik terjadi proses pembentukan gas

metan. Bakteri pereduksi sulfat juga terdapat dalam proses ini yang akan

mereduksi sulfat dan komponen sulfur lainnya menjadi hydrogen sulfida.28

Selama proses penguraian komponen organik, gas methan (CH4) yang

mudah terbakar dihasilkan oleh aktivitas mikroba. Ada dua jenis teknologi buatan

manusia untuk menghasilkan biogas:

1. Fermentasi dari limbah kotoran hewan dan manusia di dalam sebuah reaktor

(bisa disebut juga digester) yang telah didesain khusus.

2. Pengembangan dari teknologi pertama yang mana terdapat desain khusus

untuk mendapatkan gas methan.

28 Haryati, T. (2006). Biogas : Limbah Peternakan yang Menjadi Sumber Energi Alternatif. JurnalWartazoa 6(3) : 160 – 169.

36

Skala dari biogas reaktor bisa di desain mulai untuk skala ukuran rumah

tangga saja sampai untuk ukuran industri atau komersial yang muatan volumenya

sampai ribuan meter kubik. Jika dilihat analisa dampak lingkungan terhadap

lumpur keluaran (slurry) dari digester menunjukkan penurunan COD sebesar

90% dari kondisi bahan awal dan pebandingan BOD/COD sebesar 0,37 lebih

kecil dari kondisi normal limbah cair BOD/COD = 0,5. Sedangkan unsur utama N

(1,82%), P (0,73%) dan K (0,41%) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata

dibandingkan pupuk kompos (referensi: N (1,45%), P (1,10%) dan K (1,10%)

(Widodo dkk., 2006). Berdasarkan hasil penelitian, hasil samping pupuk ini

mengandung lebih sedikit bakteri patogen sehingga aman untuk pemupukan

sayuran/buah, terutama untuk konsumsi segar 29.

Pembangkit biogas juga cocok dibangun untuk peternakan sapi perah atau

peternakan ayam dengan mendesain pengaliran tinja ternak ke dalam digester.

Kompleks perumahan juga dapat dirancang untuk menyalurkan tinja ke tempat

pengolahan biogas bersama. Negara-negara maju banyak yang menerapkan sistem

ini sebagai bagian usaha untuk daur ulang dan mengurangi polusi dan biaya

pengelolaan limbah. Jadi dapat disimpulkan bahwa biogas mempunyai berbagai

manfaat, yaitu menghasilkan gas, ikut menjaga kelestarian lingkungan,

mengurangi polusi dan meningkatkan kebersihan dan kesehatan, serta penghasil

pupuk organik yang bermutu.

29 Widodo, T.W., A. Nurhasanah., A. Asari dan A. Unadi. 2006. Pemanfaatan Energi Biogasuntuk Mendukung Agribisnis di Pedesaan. http://www.mekanisasi.litbang.go.id diakses 10 /12/2014 jam 22:15 WIB.

37

B.4 Potensi Biogas Di Jawa Tengah

Menurut Data BPS Jateng dari hasil sensus pertanian 2013 menunjukkan

jumlah sapi dan kerbau pada 1 Mei 2013 sebanyak 1,67 juta ekor, terdiri atas 1,50

juta ekor sapi potong, 103.790 ekor sapi perah dan 62.030 ekor kerbau, dengan

populasi sapi terbanyak berada di Kabupaten Blora dengan jumlah 199.410 ekor

dan terendah berada di Kota Tegal (176 ekor). Tiga kabupaten yang memiliki sapi

potong paling banyak adalah Kabupaten Blora dengan jumlah populasi 197.870

ekor; kemudian Kabupaten Wonogiri 154.750 ekor; dan Kabupaten Grobogan

sebanyak 137.360 ekor. Sapi perah, paling banyak di Kabupaten Boyolali dengan

jumlah populasi sebanyak 61.890 ekor; disusul Kabupaten Semarang 22.310 ekor;

dan Kabupaten Klaten 4.110 ekor. Sementara kerbau paling banyak terdapat di

Kabupaten Brebes dengan jumlah 7.540 ekor; kemudian Kabupaten Pemalang

7.340 ribu ekor; dan Kabupaten Magelang 5.030 ekor.30 Secara keseluruhan kita

Sensus Pertanian Tahun 2013 kita menempati posisi ke dua untuk populasi sapi

potong setelah provinsi Jawa Timur. Melihat potensi akan ternak yang sangat

melimpah di Jawa tengah, sudah seharusnya kita memperhatikan manfaat apa

yang dapat kita peroleh dari kotoran ternak yang begitu melimpah yang belum

terkelola dengan baik. Seperti yang terjadi di beberapa pedesaan di Jawa Tengah,

di mana mereka menggunakan biogas yang berasal dari kotoran ternak, khususnya

sapi untuk kebutuhan memasak sehari-hari. Kotoran sapi yang dahulu tidak

termanfaatkan dengan baik dan cenderung mencemari lingkungan, Dengan biogas

30 www.Solopos.com 14/06/2014. Populasi-Ternak-di-Jateng-Menurun, diakses tanggal24/11/2014 jam 01.14 WIB.

38

kini kotoran tersebut bisa menjadi berkah. Melihat peluang akan biogas yang

dapat dijadikan alternatif energi, seharusnya kita mulai melirik sumber energi

baru ini karena melihat potensi yang kita miliki terutama di daerah-daerah

pedesaan yang masih banyak hewan ternak. Selama ini kotoran ternak yang ada di

pedesaan hampir tidak terkelola dengan baik, apabila telah diolah kotoran tersebut

hanya sebatas menjadikannya sebagai pupuk organik. Sering kita jumpai di

pedesaan di Jawa, kotoran dibiarkan menumpuk di kandang hingga menimbulkan

bau yang kurang sedap dan tentunya dapat menjadikan sarang penyakit baik bagi

ternak maupun bagi manusia di sekitarnya, apalagi kandang-kandang tersebut

biasanya berada di dekat rumah. Selain itu apabila sekitar kandang tidak mampu

menampung kotoran lagi, maka mereka membuangnya secara sembarangan

seperti dibuang ke selokan di sekitar kandang ataupun mengalirkannya ke selokan

saat hujan turun. Masyarakat selama ini belum menyadari potensi yang dimiliki

oleh kotoran ternak tersebut, padahal dari kotoran ternak mereka sehari-hari

mereka dapat menghasilkan sumber energi yang dapat digunakan untuk

kebutuhan rumah tangga mereka, Karena tidak sulit kita temui masyarakat desa

yang memelihara ternak di Jawa Tengah ini, selain itu hal ini telah terbukti efektif

mengurangi ketergantungan mereka akan BBM maupun gas LPG.

Di saat beban negara semakin berat karena membengkaknya beban anggaran

karena energi fosil, pemerintah tidak melakukan investasi untuk energi terbarukan

dan lebih mementingkan eksport dan mengurangi beragam subsidi. Masyarakat

kecil khususnya di desa akan berada pada garis terdepan untuk dikorbankan. Di

saat konsumsi energi fosil semakin merusak kondisi alam, warga desa berada di

39

daftar teratas penerima ancaman bencana. Dan ketika cadangan sumber energi

fosil kian menipis, mereka berada paling belakang dan harus membayar mahal

untuk mendapatkannya. Dengan adanya biogas sebagai salah satu energi

alternatif, kini kita mempunyai dua pilihan, melanjutkan kebijakan yang

berorientasi kepada pasar, yang akan semakin menyengsarakan rakyat miskin dan

memakmurkan mereka yang telah memiliki modal dan kuasa, atau

mengembangkan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan manusiawi.

C. Film Dokumenter Sebagai Bentuk Komunikasi

Film dokumenter adalah upaya menceritakan kembali sebuah kejadian

atau realitas, menggunakan fakta dan data31. Sampai saat ini film dokumenter

digunakan sebagai salah satu media untuk menyampaikan pesan kepada penonton

dari realitas kehidupan di masyarakat. Film dokumenter menjadi salah satu

pilihan untuk menyampaikan pesan karena media ini memungkinkan khalayak

untuk menerima pesan dengan cara melihat dan mendengar gagasan apa yang

ingin disampaikan sehingga lebih mudah diterima. Pemaparannya yang secara

gamblang dan tidak bertele-tele membuat film dokumenter mampu menjadi media

yang efektif dalam menyampaikan pesan.

Dalam film dokumenter, ide film yang berangkat dari fakta-fakta

maupun realitas sosial digambarkan ke dalam simbol audio visual. Sang pembuat

film disini berperan sebagai sumber atau source. Ide yang berasal dari fakta-fakta

atau realitas adalah pesan atau massage yang ingin disampaikan kepada penonton.

31 Nichols, Bill.Representing Reality. Bloomington:Indiana University Press,1991, hal 111

40

Sedangkan film dokumenter berupa produk audio visual yang dibuat tersebut

adalah sebuah saluran atau media dari seorang pembuat film untuk

menyampaikan pesan kepada penonton filmnya. Dari uraian tersebut film

dokumenter telah memenuhi komponen komunikasi.

Posisi film dokumenter dalam komunikasi dapat dijelaskan dengan

menggunakan model Lasswell. Komuniksai model Harold Lasswell sering

diterapkan dalam komunikasi massa, Model tersebut mengisyaratkan bahwa lebih

dari satu saluran dapat membawa pesan. Lasswell menggambarkan proses

komunikasi dan fungsi-fungsi yang diembannya dalam masyarakat. Harold

Lasswell menjabarkan proses komunikasi mempunyai unsur-unsur sebagai

berikut, 32

a. Sumber (Who) adalah yang memiliki pesan untuk disampaikan

b. Pesan (Says what) adalah seperangkat simbol verbal ataupun non-verbal

yang mewakili gagasan, nilai, atau maksud dari sumber

c. Saluran atau media (In Which Channel) adalah alat untuk menyampaikan

pesan kepada penerima

d. Penerima (To Whom) adalah penerima yang mendapatkan pesan dari

sumber.

e. Efek (With What Effect?) adalah akibat dari apa yang ditimbulkan pesan

komunikasi massa pada khalayak pembaca, pemirsa, atau pendengar.

Dalam film dokumenter, pembuat film dukumenter (who)

menyampaikan berbagai macam informasi, dalam penelitian ini adalah

32 Mulyana Deddy, M.A, Ph.D, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, hal 136-137

41

informasi tentang pemanfaatan sumber daya alam sebagai energi alternatif

(says what). Informasi ini kemudian disebarkan kepada khalayak melalui

sebuah media audio visual, yang dalam hal ini adalah media film dokumenter

(in which channel). Kemudian diterima oleh audience yang melihat film

dokumenter ini (to whom) dan akan ada akibat atau efek dari informasi yang

disampaikan (with what effect). Dengan kata lain, dalam model Lasswell ini,

seorang pembuat film dokumeter berfungsi sebagai sumber, sekaligus pemberi

pesan melalui saluran berupa film dokumenter.

D. Sekilas Tentang Film Dokumenter

Jika pengertian film dokumenter dimaknai sebagai upaya

mendokumentaskan realitas yang ada di hadapan kita, maka film dokumenter

memiliki usia yang sama dengan teknologi film itu sendiri. Hal ini dikarenakan

sejak awal manusia mememukan alat perekaman gambar hidup, mereka merekam

kejadian-kejadian yang ada di hadapan mereka. Seperti yang dilakukan Lumiere

bersaudara ( Perancis ) dengan pesaingnya Goerge Eastman (Amerika) di

penghujung abad 18 saat mewujudkan teknologi kamera film dan bioskop,

mereka merekam perjalanan kereta api, kapal laut bersandar di pelabuhan, bayi

yang belajar berjalan serta buruh pabrik yang pulang dari tempat kerja mereka.

Trend yang dipopulerkan oleh Lumiere bersaudara pada tahun 1895 ini

merupakan sebagian dari film non-fiksi pertama. Beberapa dari film itu adalah

Workers Leaving the Lumière Factory dan Arrivèe d’un train en gare à la Ciotat,

dan hanya merupakan contoh kejadian sehari-hari yang terekam oleh kamera

statis. Namun apakah itu yang disebut film dokumenter ?

42

Pada tahun 1920 seorang geolog bernama Robert Joseph Flaherty

mendokumentasikan kehidupan keluarga Nanook, sebuah kelurga di suku

Itivimuit di Eskimo, kumpulan dokumentasi tersebut kemudian diedit menjadi

sebuah film berjudul Nanook of the North (1922), Oleh para kritikus film, film ini

dianggap sebagai karya pertama film dokumenter.

Kata dokumenter yang merujuk pada karya film nonfiksi pertama kali

dicetuskan oleh John Grierson saat mengulas tentang film Moana (1962) karya

Robert Flaherty. Grierson berpendapat dokumenter merupakan cara kreatif

merepresentasikan realitas (creative treatment of actuality).33

Film dokumenter berbeda dengan film fiksi, menurut Ira Konigsberg

dokumenter ialah sebuah film yang berkaitan langsung dengan suatu fakta dan

non-fiksi yang berusaha untuk menyampaikan kenyataan dan bukan sebuah

kenyataan yang direkayasa. Film – film seperti ini peduli terhadap perilaku

masyarakat, suatu tempat atau suatu aktivitas.34

Film dokumenter, selain mengandung fakta, ia juga mengandung

subyektivitas pembuat. Subyektivitas dalam arti sikap atau opini terhadap

peristiwa. Jadi ketika faktor manusia berperanan, persepsi tentang kenyataan akan

sangat tergantung pada manusia pembuat film dokumenter itu.35

33 Heru Effendy, Mari Membuat Film, Panduan, Yogyakarta, 2002, hal. 11

34 Ira Konigsberg, The Complete Film Dictionary, Penguin (Non-Classics), 1998, Edisi Ke-2,halaman 103

35 Marselli Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta,1996, hal. 13

43

Seorang pembuat film dokumenter lain yaitu DA. Peransi mengatakan

bahwa film dokumenter yang baik adalah yang mencerdaskan penonton.

Sehingga kemudian film dokumenter menjadi wahana yang tepat untuk

mengungkap realitas, menstimulasi perubahan. Jadi yang terpenting adalah

menunjukkan realitas kepada masyarakat yang secara normal tidak terlihat

realitas itu.36 Dokumenter harusnya dibuat dengan hati dan bukan hanya dengan

pikiran kita saja. Film dokumenter ada untuk mengubah cara kita merasakan

sesuatu.

Film dokumenter dengan menggunakan fakta sebagai bahan utamanya,

berkembang menjadi sebuah bentuk menyampaian pesan yang tidak hanya secara

faktual dan naratif, tapi juga argumentatif.

Kelebihan dari video atau media rekam audio visual lainnya adalah

kemampuannya yang bukan hanya sekedar menceritakan (to tell), tetapi juga

menunjukkan (to show). Sama dengan film fiksi, film dokumenter sebisa

mungkin dibuat dengan tujuan untuk membawa audiensnya ke dalam pengalaman

sebagaimana terlihat jikalau mereka berada di posisi yang sama. Unsur dramatik

juga menjadi bagian penting dalam film dokumenter.

Dalam film dokumenter, gaya atau bentuk pendekatan dapat dibagi ke

dalam beberapa bagian. Beberapa bagian ini merupakan sebuah ringkasan dari

perkembangan film dokumenter dari masa ke masa. Bagian tersebut adalah

Expository Documentary, Cinema Verite/ Direct Cinema Documentary, Reflexive

Documentary dan Performative Documentary.

36 Ibid , hal 15

44

Gaya Expository menampilkan pesannya kepada penonton secara

langsung, baik melalui presenter ataupun dalam bentuk narasi. Kedua bentuk

tersebut tentunya akan berbicara sebagai orang ketiga kepada penonton secara

langsung (ada kesadaran bahwa mereka sedang menghadapi penonton/banyak

orang). Mereka juga cenderung terpisah dari cerita dalam film. Mereka cenderung

memberikan komentar terhadap apa yang sedang terjadi dalam adegan, ketimbang

menjadi bagian darinya. Itu sebabnya, pesan atau point of view dari expository

dielaborasi lebih pada sound track ketimbang visual. Jika pada film fiksi gambar

disusun berdasarkan kontinuitas waktu dan tempat yang berasaskan aturan tata

gambar, maka pada dokumenter yang berbentuk expository, gambar disusun

sebagai penunjang argumentasi yang disampaikan oleh narasi atau komentar

presenter. Itu sebabnya, gambar disusun berdasarkan narasi yang sudah dibuat

dengan prioritas tertentu.37

Produksi film dokumenter gaya Cinema Verite atau Direct Cinema ,

jelas, menuntut persiapan yang sangat sungguh – sungguh dan mantap. Analisis

dan perhitungan manajemen untuk lama waktu produksi dan biaya tidak boleh

meleset. Prinsipnya gaya ini, penyusunan skenario formal dianggap tidak penting,

mengingat yang diutamakan adalah peristiwa yang terjadi, bukannya kenapa atau

bagaimana jalannya cerita dari suatu peristiwa. Sepintas antara Cinema Verite dan

Direct Cinema terlihat adanya persamaan dan gaya. Yang membedakan di antara

37 Taylor, L & Barbasa I. 1997. Cross-Cultural Filmaking: A Handbook for MakaingDocumentary and EtnographicFilms and Videos, Berkeley: University of California Press, Hal 17

45

keduanya adalah: dalam membangun dramatika atau konflik, Cinema Varite

terlihat lebih agresif, sementara Direct Cinema memilih pasif.38

Dalam Reflexive Documentary, Pada 1922, Vertov menampilkan

manifestasinya dengan sebutan Kino-Pravda. Dalam terjemahan harafiah Bahasa

Inggris sama dengan film truth. Film kebenaran. Vertov menyatakan, “kamera

merupakan mata film, dan film dokumenter bukan menceritakan sesuatu realitas

objektif, mekainkan suatu realitas berdasark an apa yang terlihat dan terekam

dalam film. “Mata film disebutnya Kim-Eye, Kino Glaz.39

Yang terakhir adalah Performative Documentary, menekankan aspek

subjektif atau ekspresif dari keterlibatan pembuat film sendiri dengan subjek;

berusaha untuk menaikkan respon penonton untuk terlibat. Menolak gagasan

tentang objektivitas dalam mendukung kebangkitan dan mempengaruhi.40

“If you read popular reviews or watch television coverage ofentertainment, you will notice that reporters make frequent reference tofilm’s genres, because they know that most members of the public willeasily grasps what they are referring to.”41(Jika anda membaca majalahpopuler atau menonton televisi mengenai ulasan dunia hiburan, Andaakan menyadari bahwa wartawan berkali-kali membuat genre film,karena mereka menyadari bahwa anggota masyarakat akan lebih mudahmenangkap film yang mereka inginkan).

Dalam film dokumenter juga dibagi lagi menjadi beberapa genre sama

halnya dengan film fiksi . Genre berasal dari bahasa Perancis, yang memiliki arti

38 Gerzon Ron Ayawaila, M.Sn, S.Sn, Dokumenter Dari Ide Sampai Produksi, FFTV-IKJPRESS, Jakarta, 2008, hal 17

39 Ibid, hal 14

40 Bill Nichols, Introduction to Documentary, Indiana University Press, USA, 2010, hal 32

41 David Bordwell & Kristin Thompson, Film Art an Introduction, New York, McGraw – HillCompanies. Inc, 2004, hal 110

46

jenis atau ragam. Mencuplik dari buku yang berjudul Dokumenter : Dari Ide

Sampai Produksi, Gerzon R. Ayawaila membagi genre film dokumenter menjadi

dua belas jenis, yaitu

a. Laporan perjalanan

Jenis ini awalnya adalah dokumentasi antropologi dari para ahli etnolog atau

etnografi. Namun dalam perkembangannya bisa membahas banyak hal dari

yang paling penting hingga yang remeh-temeh, sesuai dengan pesan dan

gaya yang dibuat. Istilah lain yang sering digunakan untuk jenis

dokumenter ini adalah travelogue, travel film, travel documentary dan

adventures film.

b. Sejarah

Dalam film dokumenter, genre sejarah menjadi salah satu yang sangat

kental aspek referential meaning-nya (makna yang sangat bergantung pada

referensi peristiwanya) sebab keakuratan data sangat dijaga dan hampir

tidak boleh ada yang salah baik pemaparan datanya maupun penafsirannya.

c. Potret/biografi

Sesuai dengan namanya, jenis ini lebih berkaitan dengan sosok seseorang.

Mereka yang diangkat menjadi tema utama biasanya seseorang yang

dikenal luas – di dunia atau masyarakat tertentu – atau seseorang yang

biasa namun memiliki kehebatan, keunikan ataupun aspek lain yang

menarik.

d. Nostalgia

47

Film–film jenis ini sebenarnya dekat dengan jenis sejarah, namun

biasanya banyak mengetengahkan kilas balik atau napak tilas dari

kejadian–kejadian dari seseorang atau satu kelompok.

e. Rekonstruksi

Dokumenter jenis ini mencoba memberi gambaran ulang terhadap

peristiwa yang terjadi secara utuh. Biasanya ada kesulitan tersendiri dalam

mempresentasikannya kepada penonton sehingga harus dibantu

rekonstruksi peristiwanya

f. Investigasi

Jenis dokumenter ini memang kepanjangan dari investigasi jurnalistik.

Biasanya aspek visualnya yang tetap ditonjolkan. Peristiwa yang

diangkat merupakan peristiwa yang ingin diketahui lebih mendalam, baik

diketahui oleh publik ataupun tidak.

g. Perbandingan dan kontradiksi

Dokumenter ini mengetengahkan sebuah perbandingan, bisa dari

seseorang atau sesuatu.

h. Ilmu pengetahuan

Film dokumenter genre ini sesungguhnya yang paling dekat dengan

masyarakat Indonesia, jenis ini bisa terbagi menjadi sub-genre, yaitu

Film Dokumenter Sains, Film Instruksional.

i. Buku harian

Seperti halnya sebuah buku harian, maka film ber–genre ini juga

mengacu pada catatan perjalanan kehidupan seseorang yang diceritakan

48

kepada orang lain. Tentu saja sudut pandang dari tema–temanya menjadi

sangat subjektif sebab sangat berkaitan dengan apa yang dirasakan

subjek pada lingkungan tempat dia tinggal, peristiwa yang dialami atau

bahkan perlakuan kawan–kawannya terhadap dirinya. Dari segi

pendekatan film jenis memiliki beberapa ciri, yang pada akhirnya

banyak yang menganggap gayanya konvensional. Struktur ceritanya

cenderung linear serta kronologis, narasi menjadi unsur suara lebih

banyak digunakan serta seringkali mencantumkan ruang dan waktu

kejadian yang cukup detil.

j. Musik

Sesuai namanya genre ini meceritakan tentang sesuatu yang

berhubungan dengan musik. Genre musik memang tidak setua genre

yang lain, namun pada masa 1980 hingga sekarang, dokumenter jenis

ini sangat banyak diproduksi.

Jika dilihat secara umum film dokumenter memiliki fungsi sebagai

media untuk menyampaikan suatu gagasan melalui data dan fakta. Terlepas dari

pengertian dan definisi mengenai film dokumenter, film ini mencoba merangkai

fakta-fakta dari fenomena sosial yang ada di sekitar kita tanpa lupa menempatkan

unsur dramatiknya, agar apa yang dirangkai itu menimbulkan kesan dan pesan

yang mudah diterima oleh penonton.

Tema maupun gagasan dalam film dokumenter bisa berangkat darimana

saja tak terkecuali ilmu sosial. Fenomena sosial yang ada di sekitar kita sangat

menarik untuk diangkat ke dalam film dokumenter, mulai dari persoalan

49

lingkungan, krisis pangan, penyalahgunaan narkoba, terorisme, korupsi,

kemiskinan, krisis energi dan lainnya. Pada akhirnya sang pembuat filmlah yang

akan menentukan maksud dan tujuan film dokumenter dibuat. Apakah untuk

mendorong lahirnya kebijakan publik ?, untuk menginspirasi masyarakat ataupun

hanya sekedar sebagai hiburan.