kenaikan muka air laut akibat efek dari pemanasan …sim.nilim.go.jp/ge/semi2/proceedings/makalah...

31
Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya halaman - 170

Upload: dangtuyen

Post on 08-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kenaikan muka air laut akibat efek dari pemanasan …sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/Makalah 11.doc · Web viewSurabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dimana eksploitasi

Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global

Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada

Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya

Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya halaman - 170

Page 2: Kenaikan muka air laut akibat efek dari pemanasan …sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/Makalah 11.doc · Web viewSurabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dimana eksploitasi

Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global

INDIKASI KENAIKAN MUKA AIR LAUT PADA KOTA PANTAI DI

KOTAMADYA SURABAYA

Oleh:Ir. Wahyu Wuryanti, MSc.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman

I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Kenaikan muka air laut efek dari pemanasan global (global warming) merupakan salah

satu tantangan terbesar yang harus dihadapi dalam masalah lingkungan hidup untuk jangka

panjang. Untuk membedakan kenaikan muka air laut akibat pasang atau pemanasan global,

beberapa ahli tetap memakai istilah sea level rise untuk menggambarkan akibat kedua. Beberapa

issue menyebutkan bahwa telah terjadi kenaikan yang cukup signifikan pada muka air laut.

Studi dampak kenaikan muka air laut (selanjutnya disebut dakmal) merupakan tema

penting untuk mengetahui sejauh mana dampak tersebut berpengaruh terutama di kota-kota yang

berbatasan langsung dengan laut atau kota lain yang tidak langsung berhubungan dengan laut,

seperti kawasan sepanjang sungai.

Seperti yang telah ditentukan dalam tim bahwa asumsi dasar yang digunakan sebagai

acuan penelitian adalah kenaikan muka air laut setinggi satu meter. Meskipun waktu kejadiannya

belum dapat diperkirakan dengan pasti, tapi sangat penting untuk mengetahui dampak apa yang

mungkin terjadi sepanjang umur rencana suatu proyek pembangunan. Perhitungan semua resiko

yang akan terjadi direfleksikan dengan memperhitungan semua fasilitas eksisting di kawasan

pesisir. Studi ini juga menjadi penting bagi pemerintah daerah bila menyadari semua kemungkinan

kerusakan yang akan ditimbulkan akan menata kawasan dan kegiatan perkotaannya menjadi lebih

“ramah” terhadap lingkungan.

Derajat kerusakan yang ditimbulkan pada setiap kota mungkin akan berlainan tergantung

pada daya dukung kawasan atau kapasitas dari ekosistem pesisir dan lautan. Perbedaan ini selain

disebabkan karena kondisi agroekologis antar pulau yang berbeda sehingga peluang pemanfatan

kawasan pesisir berlainan, juga karena kebijakan dan kosentrasi pelaksanaan pembangunan di

setiap kawasan sangat beragam.

Surabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dimana eksploitasi kawasan pesisir

dilakukan besar-besaran dapat menimbulkan tingkat kerusakan berganda. Pemikiran ini diambil

berdasarkan pertimbangan bahwa perusakan ekosistem pesisir akan memperburuk daya dukung

kawasan pesisir yang secara alami sudah sangat rentan terhadap kerusakan akibat perubahan

lingkungan dan bencana alam. Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya halaman - 171

Page 3: Kenaikan muka air laut akibat efek dari pemanasan …sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/Makalah 11.doc · Web viewSurabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dimana eksploitasi

Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global

1.2 Maksud dan TujuanMaksud dari studi dampak kenaikan muka air laut pada kota-kota pantai adalah untuk

melakukan investigasi lapangan untuk memperjelas adanya dampak yang telah terjadi dan

memperkirakan kemungkinan dampak di masa mendatang sebagai akibat meningkatnya muka air

laut pada kawasan perkotaan di pinggir pantai.

Tujuan dari studi ini dilakukan untuk membentuk pusat basis data yang berguna dalam

mengidentifikasi kerugian dan permasalahan aspek fisik dan sosial pada kawasan permukiman

perkotaan akibat kenaikan muka air laut.

1.3 Lingkup aktivitasSesuai dengan maksud dari studi ini maka aktivitas yang dilakukan adalah

(1) mengindentifikasi semua permasalahan yang akan terjadi pada aspek fisik dan sosial pada

kawasan studi apabila sea level rise terjadi

(2) identifikasi tipologi kawasan perkotaan yang meliputi peta penggunaan lahan

(3) identifikasi kondisi geomorfologi melalui pemetaan atau foto udara jika ada

(4) evaluasi aset dan kerusakan-kerusakan pada suatu bangunan dengan mengidentifikasi jenis

kerusakan-kerusakan yang pernah terjadi akibat terjadinya genangan air

(5) peta kontur untuk memetakan ketinggian lahan terhadp permukaan laut

1.4 Metodologi1.4.1 Metodologi teoritis

Metodologi pendekatan di dalam studi dakmal terhadap kawasan kota Surabaya secara

umum dan teoritis dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Studi Literatur

Studi ini dilakukan untuk memahami keterkaitan antara dakmal terhadap semua kegiatan

perkotaan di kawasan pesisir. Keterkaitan tersebut meliputi aspek pemahaman terhadap

kondisi eksisting kawasan pesisir, baik kondisi lingkungan, kondisi fisik seperti penggunaan

lahan, fasilitas sosial dan umum, fasilitas penunjang kehidupan (lifeline) seperti jaringan listrik,

jaringan jalan, jaringan telekomunikasi, dsb. Di samping itu studi literatur juga dilakukan untuk

mengkaji studi-studi yang telah dilakukan pad masa lalu yang materinya berkaitan dengan

kawasan pesisir. Beberapa studi maupun hasil perencanaan pembangunan yang perlu dikaji

antara lain;

(a) Perencanaan pengaruh kegiatan daratan terhadap kawasan pesisir dan lautan di

Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya

(b) Studi potensi kawasan pesisir di Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya

(c) Penyusunan Masterplan Drainage di Kota Surabaya

Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya halaman - 172

Page 4: Kenaikan muka air laut akibat efek dari pemanasan …sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/Makalah 11.doc · Web viewSurabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dimana eksploitasi

Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global

2) Investarisasi Data

Dalam proses investarisasi data, beberapa jenis data yang dikumpulkan ada yang terkait

dengan proses deskripsi/pemaparan kondisi kegiatan perkotaan yang ada di darat dan ada

pula yang terkait dengan proses analisis studi. Data-data tersebut antara lain adalah

(a) data lapangan

adaptasi fisik dan non fisik masyarakat setempat dalam menangani masalah naiknya

muka air laut

kualitas dan kuantitas semua fasilitas yang rentan terhadap dakmal

identifikasi tipologi bangunan

daftar jenis dan tingkat masalah maupun kerusakan akibat kenaikan muka air laut

korelasi antara peningkatan muka air laut terhadap kehilangan aset

(b) data instasional

penggunaan lahan (luas dan penyebaran)

kependudukan

geomorfologi

batas administrasi unit analisa

topografi

Selain itu dalam invetarisasi data juga dilakukan wawancara dengan tokoh utama masyarakat

ataupun yang mewakili untuk menggambarkan kondisi lingkungan yang terjadi di lapangan dengan

unit anilisa yang lebih kecil yaitu satu RT (Rukun Tetangga). Metoda ini dilakukan walaupun tidak

terkait langsung dengan Dakmal tetapi adapatasi masyarakat setempat terhadap suatu bencana

dan tingkat kerusakan yang pernah terjadi dapat menjadi gambaran dasar tentang adanya

fenomewa kenaikan muka air laut.

3) Analisa data

Proses analisa menggunakan metoda korelasi untuk memperkirakan bagaimana kenaikan

muka air laut berdampak terhadap kegiatan perkotaan di wilayah daratan. Beberapa variabel

yang digunakan untuk mengaplikasikan metoda korelasi antara lain:

(i) variabel penggunaan lahan

(ii) variabel kependudukan

(iii) variabel lingkungan dengan melihat kualitas air tanah maupun air permukaan dan kondisi

salinitasnya

(iv) variabel non-fisik seperti kondisi sosial ekonomi, kesehatan lingkungan dan adaptasi

masyarakat

Korelasi antara variabel-variabel di atas digunakan untuk menggambarkan kondisi eksisting

dari suatu unit analisa.

Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya halaman - 173

Page 5: Kenaikan muka air laut akibat efek dari pemanasan …sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/Makalah 11.doc · Web viewSurabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dimana eksploitasi

Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global

1.4.2 Metodologi Teknis- AplikatifMetodologi teknis-aplikatif lebih terkait dengan cara-cara dan prosedur yang lebih

terperinci dan detail dalam menggambarkan kondisi eksisting dari suatu kawasan unit analisa.

Adapun metodologi yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan data-data sekunder. Meskipun

analisa yang dilakukan kurang mewakili kondisi eksisting karena terkait langsung dengan

kelengkapan data dan studi-studi yang ada serta keterbatasan waktu survey, tetapi gambaran awal

mengenai semua dakmal akan menjadi jelas.

a. Pembuatan peta dari unit analisa. Pembuatan peta unit analisa dilakukan melalui proses

inventarisasi terhadap dokumen-dokumen dan peta yang ada, baik peta geologi, topografi dan

peta-peta dasar lainnya.

b. Penggambaran peta penggunaan lahan. Data dari berbagai sumber yang ada digambarkan

peta penggunaan lahan eksisting pda kawasan studi.

c. Pembatasan wilayah studi. Wilayah pengaruh dakmal dalam jangka panjang kemungkinan bisa

mencakup seluruh areal kota. Tetapi pembatasan wilayah dalam unit analisa perlu dilakukan

agar penjabaran masalah dakmal dapat teridentifikasi lebih detail.

2. GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI2.1 Gambaran umum Kota Surabaya

Kotamadaya Daerah Tingkat II Surabaya merupakan ibukota propinsi Jawa Timur yang

terletak di tepi pantai antara pulau Jawa, yang merupakan bagian dari daerah Otonom Tingkat I

Jawa Timur. Secara administratif batas wilayah Kotamdaya Daerah Tingkat II Surabaya adalah:

sebelah utara : Selat Madura dan Kabupaten Bangkalan

sebelah timur : Selat Madura

Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya halaman - 174

Sea level rise (kenaikan muka air laut)

Kondisi sosial ekonomi budaya

Kondisi lingkungan

Kependudukan

Jumlah

Laju pertumbuhanDensitas

Penggunaan lahan

Jenis

LuasAdaptasi masyarakat

Kesehatan lingkungan

Kualitas geohidrologi

Kondisi air permukaan

Page 6: Kenaikan muka air laut akibat efek dari pemanasan …sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/Makalah 11.doc · Web viewSurabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dimana eksploitasi

Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global

sebelah selatan : Kabupaten Sidoarjo

sebelah barat : Kabupaten Gresik

Daerah ini secara astronomis berada di Garis Lintang Selatan dan Bujur Timur antara 712’ s.d

721’ lintang Selatan dan 11236’ s.d 12754’ Bujur Timur.

Wilayah kotamadya Surabaya sebagian besar merupakan daerah dataran rendah dengan

ketinggian rata-rata 3-6 meter di atas permukaan laut. Adapun daerah perbukitan ada di bagian

barat daya kota yaitu di Bukit Lidah dan Bukit Gayungan dengan ketinggian 25 – 50 meter di atas

permukaan laut. Luas wilayah Kotamadya daerah Tingkat II Surabaya adalah 32.639 Ha yang

terbagi dalam lima wilayah pembatu walikota, 28 wilayah kecamatan dan 163 desa/kelurahan.

Dengan melihat kondisi topografis di Surabaya maka dakmal di kota Surabaya secara langsung

akan berpengaruh pada wilayah dataran rendah yang berada di kawasan pesisir. Oleh sebab itu

batasan wilayah yang akan diuraikan lebih lanjut lebih difokuskan pada daerah-daerah yang

terletak di kawasan pesisir. Batasan fisik kawasan pesisir sebagai unit analisa disesuai dengan

definisi kawasan pesisir yang digunakan dalam studi oleh Pemda Surabaya. Pengertian wilayah

pesisir diberikan batasan sebagai suatu daerah pertemuan antara darat dan laut, dengan batas ke

arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih mendapat

pengaruh sifat-sifat laut seperti angin laut, pasang surut, perembesan air laut ayng dicirikan oleh

vegetasinya yang khas.

Berdasarkan definisi tersebut batasan pesisir yang digunakan oleh Pemda Surabaya

terletak di antara batas barat Kotamadya Surabaya sampai batas kawasan Pelabuhan Tanjung

perak dan kawasan sebelah timur sampai dengan batas dengan Kabupaten Sidoarjo. Kawasan

pesisir ini meliputi 9 kecamatan dan 17 kelurahan.

Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya halaman - 175

Wilayah Kotamdaya SurabayaBatas administrasi dari 28 Kecamatan di Kotamadya Surabaya

Gambar 1: Batasan geografis dan adminitrasi Kotamdaya Surabaya

Page 7: Kenaikan muka air laut akibat efek dari pemanasan …sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/Makalah 11.doc · Web viewSurabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dimana eksploitasi

Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global

Kecamatan Kelurahan

Benowo Romo Kalisari dan Tambak Oso Wilangun

Asemrowo Tambak Langen, Greges dan Kalianget

Krembangan Morokrembangan dan Peak Barat

Semampir Ujung

Pabean Cantikan Perak Utara dan Perak Timur

Sukolilo Keputih

Mulyorejo Dukuh Sutorejo, Kalisari dan Kejawen Putih Tambak

Rungkut Medokan Ayu dan Wonorejo

Gunung Anyar Gunung Anyar Tambak

2.2 Penggunaan tanahDi Kotamdaya Surabaya belum semua penggunaan tanahnya bersifat urban. Masih

banyak dijumpai penggunaan tanah yang bersifat rural yaitu dengan jenis penggunaan tanah untuk

sawah, tegalan, tambak atau hutan pantai. Jenis penggunaan tanah ini banyak dijumpai di daerah

pinggiran kota Surabaya yaitu bagian barat, barat daya dan timur kota.

Ditinjau secara keseluruhan sebagain besar penggunaan tanah untuk perumahan yaitu seluas

12.474,42 Ha atau 38,89%, sedangkan peruntukkan laun yaitu 20,02% untuk sawah, 19,98% untuk

tambak dan sisanya diperuntukkan untuk kebutuhan lain seperti industr, gudang, tegalan dan

sebagainya.

Jika ditinjau dari wilayah pembantu Walikota untuk WIlayah Surabaya Timur sebagian

besar tanahnya masih diperuntukkan untuk sawah, tambak ataupun kawasan pantai (52,07%).

Sedangkan Wilayah Surabaya barat peruntukkan lahannya masih didominasi oleh tambak, tambak

garam tepatnya di daerah pantai Utara, khususnya kecamatan tandes dan Benowo yang mencapai

kurang lebih 50% dari luas lahannya.

Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya halaman - 176

Gambar 2:Batasan kawasan Pesisir Kota Surabaya dengan 9 Kecamatan

Page 8: Kenaikan muka air laut akibat efek dari pemanasan …sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/Makalah 11.doc · Web viewSurabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dimana eksploitasi

Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global

Prasarana perkotaan yang ada pada kawasan pesisir meliputi fasilitas pendidikan, fasilitas

kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas perdagangan dan jasa, fasilitas kebudayaan dan rekreasi,

serta ruang terbuka hijau.

2.3 Iklim dan Curah HujanSebagaimana kota di daerah tropis, Surabaya mempunyai dua musim yang berbeda yaitu

musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan biasanya jatuh pada bulan Nopember-April dan

musim kemarau pada bulan Juli – Oktober, sedangkan pad abulan Mei – Juni dan Oktober-

Nopember merupakan bulan peralihan.

Keadaan temparatur di Surabaya berkisar antara 22,7 – 33,7 C dengan kelembaban

udara maksimum mencapai 97% dan tekanan udara 1014,8 Mbs.

Arah angin di Surabaya selama periode 10 tahun mempunyai kecenderungan ke arah

Barat pada bulan Desember-Pebruari dan ke arah Timur pada bulan Mei-oktober, sedang pada

bulan lainnya berubah-ubah arah.

Dari hasil pembacaan curah hujan pada 10 stasiun penakar hujan yang dikelola oleh

Badan Metereologi dan Geofisika serta Dinas Pekerjaan Umum-Pengairan Brantas Surabaya

menujukkan bahwa curah hujan maksimum yang terjadi selama 1980-1990 adalah sbb:

Tahun 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990

Rata-rata

(mm)

105.3

7

97.47 101.6

1

107.9

0

109.8

0

97.74 90.70 89.30 101.3

8

79.40

Sumber: Dinas PU Pengairan Daerah brantas Surabaya

2.4 KependudukanSebagai ibukota Jawa Timur, Surabaya merupakan pusat kegiatan pemerintah, industri

dan berbagai kegiatan bisnis yang merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk

bertempat tinggal. Jumlah penduduk hasil registrasi tahun 1994 sekitar 2,3 juta. Seperti keaddan

kota pada umumnya, kepadatan penduduk terpusat pada pusat kota. Kecamatan yang ada di

kawasan pesisir mempunyai kepadatan cukup rendah, terendah adalah 8 jiwa/ha.

Pertumbuhan penduduk rata adalah 0,96% pertahun terhitung sejak tahun 1983.

Kecamatan-kecamatan pesisir mempunyai pertumbuhan cukup tinggi dibandi kecamatan di

wilayah lain. Pembangunan yang pesat di pusat kota membutuhkan lahan luas yang

mengakibatkan penduduk berpindah ke daerah penggir yang masih mempunyai lahan kosong.

Mata pencaharian masyarakat di kawasan pesisir mempunyai sumber nafkah utama di sektor

perikanan laut, yaitu sebagai nelayan laut, tambak ikan/udang, tambak garam dan persewaan

perahu. Faktor modal dan ketrampilan yang terbatas merupakan kendala dalam mengembangkan

usahanya. Selain itu lahan yang semkin sempit untuk usaha tambak juga mulai dikeluhkan

sebagian masyarakat.

Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya halaman - 177

Page 9: Kenaikan muka air laut akibat efek dari pemanasan …sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/Makalah 11.doc · Web viewSurabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dimana eksploitasi

Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global

Kelompok masyarakat ini diklasifikasikan sebagai masyakat berpenghasilan rendah

dimana pendapatan rata-rata setiap bulan sekitar Rp.150.000,- s.d Rp.450.000,- (Laporan Pemda

Surabaya, 1996) hanya cukup untuk kebutuhan pokok sandang, pangan, papan serta kebutuhan

pendidikan dan kesehatan keluarga.

3. GEOMORFOLOGI3.1 Topografi

Dengan luas lahan 32.639 Ha, wilayah dengan luas 25.919,04 Ha atau 80,72% dari luas

tanah total merupakan wilayah dataran rendah dengan ketingian antara –0,5 – 5 m SHVP atau 3 –

8 m LWS. Peningkatan titik kontrool vertikal diambil dari titik I BPP Tanjung Perak dengan tinggi

3,6073 m terhadap ARP (Air Rendah Perbani/Purnama). Pada Gambar 3 memperlihat garis kontur

dari kawasan pesisir.

3.2 MorfologiDaerah tingkat II Surabaya didominasi oleh dataran rendah, yaitu sekitar 80% dari luas

daerah. Sedangkan sisanya sekitar 20% merupakan daerah perbukitan dengan gelombang

rendah.

Wilayah dataran rendah meliputi wilayah-wilayah Surabaya Timur, Surabaya Utara, dan

sebagian dari wilayah Surabaya Selatan. Dataran rendah tersebut terletak pada ketinggian <10 m

dari permukaan laut dan mempunyai kemiringan permukaan sebesar <3%. Dataran rendah

terbentuk oleh endapan alluvial yang terdiri dari endapan sungai dan endapan pantai. Endapan

sungai merupakan endapan sungai Brantas serta cabang-cangan sungainya dan endapan sungai

Rowo. Endapan sungai umumnya berukuran pasir (0,075 mm s.d 2 mm) Bagian timur dan utara

sampai sepanjang Selat Madura dibentuk oleh endapan pantai yang masuk ke daratan sampai

lebih kurang 5 km. Endapan pantai tersebut terdiri dari lempung, lanau dan lempung kelanauan;

sisipan tipis atau lensa yang pada umunya mengandung banyak kepingan kerang di beberapa

tempat.

Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya halaman - 178

Gambar 3:Garis kontur satu meter di Kawasan Pesisir Surabaya

Page 10: Kenaikan muka air laut akibat efek dari pemanasan …sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/Makalah 11.doc · Web viewSurabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dimana eksploitasi

Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global

Wilayah penyebaran daerah perbukitan bergelombang rendah meliputi daerah Lakarsanti

dan Kematan Karangpilang. Ketinggian wilayah perbukitan bergelombang rendah mencapai

kurang lebih 30 meter dari permukaan laut dan kemiringan permukaan sebesar 5-15 %.

3.3 GeologiSecara geologis daerah Kotamadya Surabaya terbentuk atas 4 jenis batuan yang pada

dasarnya merupakan tanah liat atau pasir. Kondisi tanah di Kotamadya Surabaya sebagian besar

berupa tanah alluvial yang terjadi oleh endapan sungai atau endapan pantai yang umumnya

sangat subur dan cocok untuk daerah pertanian. Pada sisi barat kota, tepatnya di daerah

perbukitan tanah mengandung kadar kapur yang tinggi dan kurang baik untuk pertanian

Studi geologis yang dilakukan Direktorat Geologi Bandung tentang daya dukung tanah

mengemukankan bahwa:

(1) Susunan tanah di Surabaya tidak merata atau tidak sejenis dan mempunyai daya dukung

tanah yang berbeda-beda

(2) Di bagian kota lama, yaitu kecamatan-kecamatan Wonokromo, Sawahan, Genteng, Tegalsari,

Gubeng, Tambaksari, Simokerto, Semampir, Pabean Cantikan, Krembangan dan Bubutan,

tebal permukaan tanahnya adalah 10-18 meter dan terletak di atas dasar tanah liat. dan

pondasi bangunan tinggi harus mencapai kedalaman 25-30 meter.

(3) Di daerah perbukitan, yaitu sebelah barat kota kebanyakan merupakan tanah liat dan

kedalaman pondasi yang dibutuhkan adalah 4-10 meter.

Jenis tanah yang ditemui di daerah Kotamadya Surabaya adalah lempung, lempung berlanau,

lempung berlanau berpasir, pasir dan pasir berlempung berkerang

3.4 Kemampuan tanahDalam menganalisa kemampuan tanah untuk mendukung bangunan di atasnya perlu

dilihat dari unsur-unsur yang sangat berpengaruh yaitu;

Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya halaman - 179

Gambar 4:Jenis tanah di Kawasan pesisir Kotamadya Surabaya

Page 11: Kenaikan muka air laut akibat efek dari pemanasan …sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/Makalah 11.doc · Web viewSurabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dimana eksploitasi

Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global

Tekstur tanah yang ditentuukan berdasrkan fraksi-fraksi butiran tanah. Tektur tanah Wilayah

Kotamadya Surabaya tergolong pada daerah yang mempunyai tekstur halus

Kedalaman tanah efektif yaitu tebal lapisan tanah dari permukaan tanah sampai suatu lapisan

dimana akar tanaman tidak menembus. Berdasarkan kedalaman efektif tanah sekitar 98%

kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm sedangkan sisanya sekitar 13% mempunyai

kedalaman 60-90 cm.

Lereng dimana sudut yang dibentuk oleh permukaan tanah dengan bidang horisontal

diperlihatkan bahwa sekitar 87% mempunyai kemiringan lereng sebesar 0-2% sehingga

kecepatan aliran air permukaan rendah.

Erosi yang merupakan pengkikisan permukaan tanah oleh aliran air permukaan tidak ditemui di

Surabaya karena sebagian besar merupakan dataran rendah, kecuali di daerah perbukitan

Untuk kondisi drainase yang ditunjukkan dengan lama dan seringnya tanah jenuh terhadap

kandungan air dibagi menjadi tiga klasifikasi yaitu daerah yang tidak pernah tergenang,

tergenang periodik dan tergenang terus menerus.

3.5 Kondisi air tanahDilihat dari parameter fisik dan kimia, air tanah yang dianalisis dari kawasan pesisir

Katamadya Surabaya tiak memenuhi syarat sebagai air bersih yang digunakan sebagai air minum.

Menurut hasil studi Dinas Pertambangan daerah Surabaya, debit tanah di Surabaya dibedakan

menjadi 4 wilayah yang dibedakan berdarkan jenis tanah

Jenis tanah Debit tanahm3/hari m3/tahun

alluvial Hidromorf 1427,785 521.141,53alluvial kelabu 1824,46 885.927,9alluvial kelabu tua 6124,896 2.235.587,04grumusol kelabu tua 2408,04 678.934,6

Berdasarkan kondisi geohidrologi, kota Surabaya dibedakan dalam 4 zona yaitu

(1) Zona air tanah tawar. Daerah ini termasuk zona pengambilan air tanah intensif yang

dikembangkan terbatas untuk kebutuhan air minum, kegiatan jasa atau permukiman, serta tiak

disarankan untuk dikembangkan dengan kegiatan yang memerlukan air tanah cukup besar.

(2) Zona ait tanah tawar yang berpotensi rendah. Di daerah ini dapat dimanfaatkan untuk

kebutuhan air minum rumah tangga dan disesuaikan dengan kebuthan pengembangan

permukiman.

(3) Zona air tanah agak payau/ agak asin berpotensi potensi sedang. Pada derah dengan zona

demikian pengambilan air tanah perlu pengendalian, agar daerah ini tidak menjadi lebih payau.

(4) Zona air tanah agak payau/ agak asin berpotensi potensi rendah. Daerah ini pemanfaatan air

tanahnya sesuai untuk kebutuhan rumah tangga kecuali untuk air minum. Penggunaan air

tanah pad zona ini terbatas pada keperluan yang tidak memerlukan persyaratan.

(5) Zona air tanah payau/asin

Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya halaman - 180

Page 12: Kenaikan muka air laut akibat efek dari pemanasan …sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/Makalah 11.doc · Web viewSurabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dimana eksploitasi

Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global

3.6 Kondisi air permukaan dan intrusi air lautSebagian besar kondisi air tawar di Surabaya telah tercemar oleh intrusi air laut maupun

kadar garam tinggi hasil sedimentasi. Kadar garam tinggi tidak hanya tersebar di kawasan dekat

pantai saja, tetapi sudah tersebar pula sampai jauh ke arah pedalaman.

Dari hasil uji pada 83 titik sampel air tanah yang dilakukan oleh Dinas Pertambangan

daerah Surabaya tahun 1996 menunjukkan bahwa luas kawasan intrusi air laut wilayahnya justru

lebih besar dibanding kawasan yang belum terintrusi, sebagian besar barat laut, utara, timur dan

barat daya kota Surabaya sedah mengalami intrusi air laut. Selain itu sebagian kawasan tengah

dan selatan Surabaya kadar garamnya cukup tinggi juga. Hal ini kemungkinan disebabkan karena

hasil sedimentasi (connate water) atau intrusi air.

Luas wilayah yang kadar garamnya melampaui standar ir minum adalah 22.814 Ha atau

78,54%, sedangkan luas wilayah yang airnya masih tawar seluas 6.235 Ha atau 21,46%. Data

tersebut menunjukkan bahwa penataan ruang di kota Surabaya perlu diperhatikan mengingat

perkembangan kota Surabaya semakin pesat.

Proses intrusi air laut terjadi melalui tia cara yaitu:

a) pergeseran batas air laut dan air tawar (interface) di daerah pantai. Pergesaran ini terjadi

darena pengambilan air tanah berlebihan sehingga menurunkan muka air tanah.

b) pemompaan air tanah semi tertekan yang berlebihan di daratan. Akibat pemompaan yang

berlebihan air yang tersedot bukan bukan air tawar lagi tetapi air asin. Akibatnya air asin yang

tersedot akan menyebar dan mencemari air tanah bebas di sekitar pemompaan.

c) intrusi melalui muara sungai. Intrusi air laut pada air sungai menyebabkan air berkadar garam

tinggi ini bergerak dan mengisi air tanah disekitarnya. Akibatnya air tanah di sekitar sungai

berkadar garam tinggi juga.

d) Di beberapa daerah mempunyai kadar garam tinggi akibat dari hasil sedimentasi laut

Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya halaman - 181

Gambar 5:Sebaran zona air asin baik akibat intrusi air laut maupun sedimentasi

Page 13: Kenaikan muka air laut akibat efek dari pemanasan …sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/Makalah 11.doc · Web viewSurabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dimana eksploitasi

Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global

4. KAWASAN4.1 Gambaran Umum Kecamatan Krembangan

Untuk unit analisa studi yang lebih kecil yaitu satu kecamatan telah dipilih Kecamatan

Krembangan, dimana bagian dalam wilayah kecamatannya meliputi wilayah daratan dan wilayah

air. Secara adminitrasi di bawah Kec. Krembangan termasuk wilayah Surabaya Utara terdiri dari 5

kelurahan, 48 RW dan 393 RT. Lima kelurahan yang masuk dalam Kec. Krembangan adalah

Krembangan Selatan, Kemayoran, Perak Barat, Dupak dan Morokrembangan. Secara adminitrasi

Kec. Krembangan berbatasan dengan

Selat Madura di bagian utara

Kec. Asemrowo di bagian barat

Kec. Pabean Cantikan di sebelah timur

Kec. Bubutan di sebelah selatan

Seperti telah diulas di depan bahwa untuk Kec. Krembangan wilayah yang termasuk dalam

kawasan pesisir hanya seluas 806,80 Ha yang meliputi dua kelurahan yaitu Kel. Morokrembangan

Dan Kel. Perak Barat.

Topografi Kec. Krembangan berada di wilayah dataran rendah dengan elevasi <10 m

dengan kemiringan lereng 0-2%.

Morfologi Kec. Krembangan merupakan dataran rendah yang terbentuk oleh endapan

pantai yang masuk ke daratan sampai 5 km. Untuk kondisi tanah berupa tanah alluvial yang terjadi

oleh endapan sungai atau endapan pantai umumnya sangat subur sehingga sangat cocok untuk

daerah pertanian. Jenis tanah yang membentuk kawasan Kec. Krembangan meliputi tanah pasir

berkerang dan tanah pasir tupaan.

Dari hasil studi Direktorat Geologi Bandung tahun 1971, sifat-sifat tanah di Kec. Krembangan dalam mendukung keseimbangan tanah dan kedalaman pondasi yang diperlukan jika akan membangun suatu gedung adalah sebagai berikut

Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya halaman - 182

Kecamatan Krembangan Gambar 6:

Lokasi Kecamatan Krembangan di Wilayah Surabaya Utara

Page 14: Kenaikan muka air laut akibat efek dari pemanasan …sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/Makalah 11.doc · Web viewSurabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dimana eksploitasi

Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global

Kedalaman litologi di

bawah tanah

Endapan alluvial pondasi (Qap) 0 s.d 20 m

Endapan alluvial lembah (Qal) -----

lapisan tanah liat atas (La) - 20 m lebih

Lapisan pasir (Pt) -----

Lapisan tanah liat bawah (Lb) -----

Air tanah permukaan Muka air tanah -2 s.d –3 m

Debit 0,10 liter/det

Air tanah artesis -----

Kualitas air payau s.d asin

Sumber: Peta Geolgi Tata Kota (Soeharto W. 1986)

Dari data yang ada di kawasan pesisir kota Surabaya, untuk Kec. Krembangan mempunyai

kemampuan tanah sbb:

Kondisi kelerengan 0 – 2 %

Kondisi kedalaman efektif 90 cm

Kondisi tekstur tanah Halus

Kondisi drainase Tidak tergenang 703,35 Ha

Tergenang periodik 18,49 Ha

Selalu tergenang 84,96 Ha

Kondisi erodibilitas Tererosi

Kondisi salinitas Air tanah asin

Sumber: Data Pokok Kodya Surabaya tahun 1994

Dari hasil studi pembuatan peta geoteknik Kodya Surabaya mengenai kondisi air tanah untuk Kec.

Krembangan diperoleh dengan mengambil sampel 4 titik lokasi. Hasil penyelidikan menujukkan

bahwa kedalaman muka air tanah berada pada –0,5 s.d –1,30 m. Sedangkan dari pemetaan zone

geohidrologi sebagian besar di wilayah Kec. Krembangan merupakan zona air tanah payau /agak

asin berpotensi rendah dimana pemanfaatan air tanahnya sesuai untuk kebutuhan rumah tangga

kecuali untuk air minum.

Informasi mengenai kependuduk di Kec. krembangan, hasil regritasi perkembangan jumlah

penduduk adalah sebagai berikut:

Kecamatan KrembanganLuas wilayah 834,13 HaJumlah Penduduk(jiwa)

1990 1991 1992 1993 1994 1995115.602

115.529

116.402

117.215

117.906

118.871

Laju pertumbuhan penduduk 0,47 %Kepadatan penduduk 147 (tahun 1995)Sumber: Surabaya Dalam Angka Tahun 1994

Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya halaman - 183

Page 15: Kenaikan muka air laut akibat efek dari pemanasan …sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/Makalah 11.doc · Web viewSurabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dimana eksploitasi

Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global

Perbandingan penduduk wanita dan pria untuk tahun 1994 bahwa pria 58.612 jiwa dan wanita

59.294 jiwa.

5.2 Penggunaan lahanLuas dan sebaran dari masing-masing jenis penggunaan tanah untuk Kec. Krembangan

adalah sebagai berikut:

Jenis penggunaan tanah Luas lahanHa %

Perumahan, Emplasemen, Kuburan 596,40 73,92Perkantoran, Perdagangan, Jasa 5,76 0,71Perusahan, Industri, Gudang 21,60 2,68Tanah sudah diperuntukkan 57,60 7,14Sawah --- ---Tegalan --- ---Tambak, Penggaraman, Waduk 95,20 11,80Hutan, Rawa, Pantai 20,16 2,50Lain-lain (jalan, sungai, saluran air) 10,08 1,25

Jumlah 806,80 100 Sumber: Data Pokok Kodya Surabaya tahun 1994

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penggunaan lahan di wilayah Kec. Krembangan didominasi

untuk perumahan seluas 73,92% dan tambak seluas 11,80%.

4.3 Prasarana PerkotaanPrasarana perkotaan yang akan diuraikan meliputi fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan,

fasilitas peribadatan, fasilitas perdagangan, fasilitas rekreasi dan ruang terbuka.

Fasilitas pendidikan

Tingkat pendidikan JumlahTK 52SD Negeri 25

Swasta 27Madrasah Ibtidaiyah 6SMP Negeri 4

Swasta 18Madrasah Tsanawiyah 2SMU Negeri 0

Swasta 12Madrasah Aliyah 0

Jumlah 146Sumber: Surabaya dalam Angka tahun 1994

Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya halaman - 184

Page 16: Kenaikan muka air laut akibat efek dari pemanasan …sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/Makalah 11.doc · Web viewSurabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dimana eksploitasi

Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global

Fasilitas PeribadatanSarana peribadatan terdiri dari mesjid, mushola, gereja katolik, gereja kristen,

pura dan vihara. Jumlah sarana peribadatan yang ada sangat terkait dengan jumlah pemeluk agamanya.

Masjid 27

Mushola 65

Gereja katolik 1

Gereja kristen 11

Pura 1

Jumlah 105

Sumber: Surabaya dalam angka tahun 1994

Fasilitas KesehatanDari laporan yang tertera pada Surabaya Dalam Angka tahun 1994 menunjukkan bahwa

pelayanan fasilitas kesehatan secara umum merata di seluruh wilayah Surabaya termasuk di

kawasan pesisir. Khusus untuk wilayah Kec. Krembangan Puskesmas disebutkan bahwa ada 2

buah dengan dokter umum 3 orang, dokter gigi 3 orang, bidan 7orang, perawat 7 orang dan

lainnya 32 orang.

Fasilitas Perdagangan dan JasaPerdagangan adalah usaha melakukan penjualan kembali barang-barang baru maupun

bekas tanpa mengalami perubahan teknis. Usaha dagang dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a) Perdagangan besar yaitu usaha dagang dalam partai besar kepada pedagang eceran, industri,

kantor restoran dan sebagainya.

b) Perdagangan eceran merupakan usaha perdagangan dalam partai kecil yang umumnya

langsung kepda konsumen.

Perusahaan dagang pasar di kawasan Kec. Krembangan menurut data pada Surabaya Dalam

Angka tahun 1994 bahawa jumlah pasar ada 6 buah dengan kondisi baik 1 buah, sedang 2 buah

dan kondisi cukup 3 buah. Luas lahan total yang digunakan untuk pasar seluas 0,66 Ha dengan

jumlah pedagang 925.

Fasilitas Kebudayaan dan RekreasiJenis rekreasi yang ada di wilayah Surabaya dibedakan menjadi

Rekreasi alam; misalnya pantai

Rekreasi flora, fauna; misal kebun binatang, taman

Rekreasi seni budaya tradisonal; misal THR, musium

Rekreasi seni budaya modern; misal bioskop

Rekreasi relaksasi; misal diskotik, karaoke

Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya halaman - 185

Page 17: Kenaikan muka air laut akibat efek dari pemanasan …sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/Makalah 11.doc · Web viewSurabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dimana eksploitasi

Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global

Kehadiran plaza dan mall dapat diindikasikan sebagai fasilitas rekreasi yang murah dan nyaman.

Disamping itu beberapa lokasi dimana pernah terjadi peristiwa sejarah juga merupakan tempat

yang potensial sebagai tujuan rekreasi.

Data Surabaya Dalam Angka Tahun 1994 menyebutkan bahwa jumlah hotel ada 2 buah dengan

jumlah kamar 114 dan fasilitas olahraga ada 3 menempati areal seluas 29,393 m2.

Ruang Terbuka HijauKeberadaan ruang terbuka hijau sangat penting di kawasan perkotaan yang kegiatan lalulintas dan

permukimannya sangat padat. Data Surabaya Dalam Angka Tahun 1994 menyebutkan bahwa

untuk Kec. Krembangan taman/ jalur hijau berjumlah 5 dengan luas areal 90.919 m2 dan lapangan

olah raga berjumlah 3 meliputi areal seluas 29.393 m2, serta makam ada 1 tempat.

5. TIPOLOGI BANGUNANUntuk pembahasan tipologi bangunan dari dua Kelurahan yang berada di kawasan pesisir dalam

Kec. krembangan dipilih Kel. Morokrembangan yang terdiri dari 8 RW dan 88 RT yang menempati

areal seluas 317,10 Ha atau sekitar 38% dari total area Kec. Krembangan. Batas adminitrasi dari

Kel. Morokrembangan adalah:

Sebelah utara : Selat Madura

Sebelah selatan : Kel. Dupak dan Kel. Jepara

Sebelah Barat : Kel. Genteng Kec. Asemrowo

Sebelah timur : Kel. Kemayoran

Jumlah penduduk di Kel. Morokrembangan menurut Monografi tahun 2000 tercatat 31.548 jiwa

yang meliputi 50,8% laki-laki dan 49,2% wanita. Dari jumlah penduduk tersebut terdiri dari 5.863

Kepala Keluarga dengan kepadatan penduduk sekitar 99 jiwa/Ha.

Jumlah penduduk untuk setiap jenis mata pencahariannya adalah :

Mata Pencaharian Jumlah

Karyawan 3.240

Wiraswasta 2.480

Pertukangan 3.167

Pensiunan 741

Nelayan 186

Sumber: Monografi Kel.

Morokrembangan 2000

Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya halaman - 186

Page 18: Kenaikan muka air laut akibat efek dari pemanasan …sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/Makalah 11.doc · Web viewSurabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dimana eksploitasi

Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global

5.1 Pola Pengelompokkan BangunanDi wilayah Kel. Morokrembangan peruntukan lahannya didominasi untuk perumahan. Jenis

bangunan yang tercatat di Kel. Morokrembangan berfungsi sebagai rumah tinggal dengan jenis

konstruksi sebagai berikut:

Rumah permanen ada 6.631 buah atau 42%

Rumah semi permanen ada 5.014 buah atau 32%

Rumah non permanen ada 4.112 buah atau 26%

Lokasi perumahan terletak di darat dengan memanfaatkan lahan-lahan mulai dari daerah

sepanjang bantaran sungai atau sepanjang pesisir sampai yang lebih ke darat. Gambaran detail

yang diperoleh di lapangan untuk menjelaskan tipologi bangunan diambil di Rw 8 yang terletak di

bagian utara dari Kel. Morokrembangan, dimana mayoritas penduduknya bermatapencaharian

sebagai nelayan atau buruh pabrik.

Pada kawasan in pengelompokkan rumah cukup tertata rapi yang ditunjang baik oleh

sarana jalan penghubung maupun saluran drainase.

Kebutuhan air bersih sudah terlayani dengan jaringan air dari PDAM meskipun tidak semua rumah

mempunyai sambungan langsung.

Tipe bangunan rumah yang berada di RW 8 sebenarnya merupakan rumah tunggal yang

tidak bertingkat. Akan tetapi jarak antar rumah sangat berdekatan dan bahkan cenderung

berdempetan. Konstruksi bangunan adalah bangunan permanen dengan sistem struktur dari

beton, dinding dari pasangan bata, atap genteng dan lantai bervariasi dari lantai ubin atau lantai

keramik.

Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya halaman - 187

J a l a n G r e s i k

S a l u r a n d r a i n s e

Sung

ai K

alia

nak

RSG

MCK

Ruang Aktivitas para nelayan

L A U T

Sekolah

Tambak

Tambak Tamba

k

TambakTPS TPS

Tambak

Saluran menuju busem

U

Gambar 7:Pola pengelompokkan bangunan rumah

Page 19: Kenaikan muka air laut akibat efek dari pemanasan …sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/Makalah 11.doc · Web viewSurabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dimana eksploitasi

Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global

Untuk memperjelas gambaran unit rumah di RW 8 diambil satu responden:

Nama Ibnu AkbarAlamat RT3 RW 8, Kel. Morokrembangan, Kec. KrembanganJumlah penghuni

2 orang (suami dan istri)

Tahun penghunian

1921 sebagai rumah keluarga dan pada tahun 1958 dibagi warisdan disekat menjadi 4 bagian dan responden menempati bagian depan

Kondisi bangunan

rumah tunggal, bangunan permanen, dinding dari pasangan batu bata, atap genting, pondasi batu kali, lantai ubin

Harga rumah sekitar Rp. 10 juta

Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya halaman - 188

Tipe pengelompokkan rumah berderet dan jarak antar rumah sangat rapat

Gambar 9:Tipologi bangunan dan sarana jalan yang berada di kawasan RW 8 kel. Morokrembangan

Gambar 8:Denah rumah responden yang dihuni sejak 1928

Ruang tamu

DapurKamar tidur

Kamar mandi

400

500

Page 20: Kenaikan muka air laut akibat efek dari pemanasan …sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/Makalah 11.doc · Web viewSurabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dimana eksploitasi

Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global

Untuk kasus di Rw 8, prasana jalan yang adalah jalan lingkungan terbuat dari paving blok

dengan lebar 2m dan 1m. Saluran drainase menggunakan saluran terbuka dengan lebar saluran

sekitar 20cm. Saluran-saluran ini ditutup oleh para penghuni untuk menambah lebar jalan di depan

rumah mereka. Secara umum kondisi lingkungannya di kawasan RW 8 tidak bersih, terlebih lagi

pada saat setelah air pasang selalu membawa sampah-sampah yang kemudian oleh setiap

individu dibuang ke TPS yang jaraknya tidak jauh dari kawasan komplek perumahan tersebut.

Pengelolaan sampah dilakukan oleh petugas kebersihan dari RW 8. Untuk biaya kebersihan setiap

warga ditarik iuran sebesar Rp. 3000,- sebulan.

Sampah di RW 8 seperti umumnya yang terjadi di pemukiman nelayan, sampah yang

terkumpul adalah jenis sampah basah yang mudah mebusuk, sehingga menimbulkan bau busuk

dan sangat menggangu lingkungan. Penangan sampah dilakukan secara periodik oleh petugas

dari RW. Sampah dikumpul dan langsung dibakar di TPS sehingga jadwal pembuangan sampah

dari warga disesuaikan dengan jadwal pembakaran atau pada saat container pengangkut sampah

datang.

Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya halaman - 189

Gambar 11:Fasilitas umum yang ada di dalam kawasan RW8, mulai dari kiri ke kanan adalah Ruang Serba Guna, MCK dan tempat para nelayan melakukan aktivitas kegiatannya

Gambar 10:Kondisi tempat pembuangan sampah sementara (TPS) di RW 8

Page 21: Kenaikan muka air laut akibat efek dari pemanasan …sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/Makalah 11.doc · Web viewSurabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dimana eksploitasi

Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global

Prasana perkotaan lain yang berada di Kel. Morokrembangan terdiri dari fasilitas

pendidikan, fasilitas peribadatan dan fasilitas olah raga. Seperti rumah tinggal maupun fungsi

bangunan lain seperti kantor, sekolah, tempat ibadah, dan sebagainya mayoritas berupa bangunan

tunggal yang tidak bertingkat. Tipe-tipe rumah tinggal maupun fungsi bangunan lain seperti kantor,

sekolah, tempat ibadah, dan sebagainya mayoritas berupa bangunan tunggal yang tidak

bertingkat.

Fasilitas Pendidikan

Jumlah Tipe bangunan Fasilitas Peribadatan

Jumlah

TK 7 tidak bertingkat Masjid 16SD 10 tidak bertingkat Mushala 26SMTP 3 tidak bertingkat Gereja 3SMTA 3 tidak bertingkat Wihara 1Madrasah 1 tidak bertingkatSumber: Monografi Kel.Morokrembangan 2000

Prasarana perhubungan yang tersedia di Kel. Morokrembangan adalah: Jalan 5 kelas jelan,

jembatan 1 buah dan terminal 2 jenis pada 3 lokasi.

Untuk fasilitas ruang terbuka atau pertamanan meliputi areal seluas 0,50 Ha yang tersebar pada

40 lokasi.

5.2 Kondisi Dan Jenis KerusakanUntuk mendetailkan jenisi-jenis kerusakan bangunan yang dialami harus dilihat dari

bencana yang seringkali terjadi. Seperti yang terjadi di Rw 8 dan RW 7 bencana yang sering terjadi

adalah bencana banjir. Pada tahun 1992 Pemda setempat memberi bantuan dana pada RW 8

yang kemudian dimanfaatkan untuk meninggikan jalan-jalan di dalam kompleks. Akan tetapi

semenjak tahun 1998 kondisi di RW 8 mengalami banjir lagi. Hal ini disebabkan karena prasarana

pematusan di sekitar kawasan kondisinya buruk terlebih lagi pintu air yang mengantur debit air di

waduk yang lokasinya paling dekat dengan kawasan tidak berfungsi lagi, sehingga bencana banjir

merupakan kejadian rutin yang dialami bagi warga setempat. Gambar 12 memperlihatkan kondisi

sarana pematusan yang berada di sekitar RW 8.

Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya halaman - 190

Page 22: Kenaikan muka air laut akibat efek dari pemanasan …sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/Makalah 11.doc · Web viewSurabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dimana eksploitasi

Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global

Jenis kerusakan yang dialami adalah kerusakan yang umum terjadi di daerah yang terkena

genangan air, seperti dinding pasangan bata dan lantai ubin menjadi lembab yang apabila

dibiarkan dinding tersebut mengelupas, rangka-rangka kayu menjadi lapuk. Dengan kondisi

demikian genangan air juga merusak perabot-perabot dan perlengkapan yang ada di dalam rumah.

Disamping itu talud-talud di sepanjang sisi sungai dan saluran drainase sudah banyak

yang retak dan apabila kerusakan ini dibiarkan akan sangat merugikan masyarakat sekitarnya.

5.3 Adaptasi masyarakatSeperti yang telah diuraikan di depan bahwa kawasan di RW 8 secara rutin selalu

tergenang air 30 cm setiap bulannya karena air pasang. Kondisi ini bagi masyarakat dianggap

peristiwa yang rutin dan cara mengatasinya mereka menunggu genangan air tersebut surut

dengan sendirinya. Tindakan yang paling umum dilakukan pada rumah mereka adalah

meninggikan lantai bagi mereka yang mampu sehingga lantai rumah lebih tinggi dari jalan

lingkungan, atau mereka membuat tanggul kecil di depan rumah mereka atau dibagian depan dari

teras, seperti pada Gambar 13.

Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya halaman - 191

Kondisi sungai yang berbatasan langsung dengan RW 8

Busem atau Waduk di dekat RW 8

Kondisi saluran darainase di sebelah utara RW 8Gambar 12:

Sarana pematusan di sekitar RW 8 berpengaruh pada buruknya sistem drainase

Page 23: Kenaikan muka air laut akibat efek dari pemanasan …sim.nilim.go.jp/GE/SEMI2/Proceedings/Makalah 11.doc · Web viewSurabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dimana eksploitasi

Proceeding - Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global

6. ANALISA DATAMetodologi perolehan data di lapangan yang akan digunakan sebagai basis penelitian

dakmal direncanakan menggunakan studi literatur, investarisasi data dan metoda teknis-aplikatif

yang diharapkan dapat menunjukkan kondisi eksisting. Tidak semua data yang diharapkan dapat

diperoleh dengan lengkap mengingat keterbatasan waktu pelaksanaan survey dan kesiapan serta

kelengkapan dokumentasi pada instansi yang dituju.

Peta geologi dan rupabumi yang telah diperoleh sebelumnya digunakan sebagai acuan

dasar untuk pembatasan wilayah studi. Peta-peta ini selanjutnya lebih dimanfaatkan untuk

bahasan lingkup geomorfologi, karena untuk bahasan kawasan dan tipologi perlu dilakukan proses

overlay beberapa peta sehingga dapat diketahui luasan daerah pengaruh dari setiap variabel,

misalnya luasan penggunaan lahan, kepadatan penduduk, kualitas lingkungan, dan kondisi non-

fisik. Data-data tersebut diperoleh dengan memanfaatkan data sekunder yang diambil dari hasil

studi yang pernah dilakukan, khususnya Studi Potensi Kawasan Pesisir tahun 1996. Akan tetapi

analisa data yang didapat masih berdasarkan informasi pada kondisi tahun-tahun sebelumnya,

seperti terlihat pada uraian sebelumnya.

Untuk pengkajian unit analisa yang lebih kecil yaitu satu unit kecamatan atau yang lebih

kecil, dipilih berdasarkan informasi di lapangan yang dipadukan dengan kriteria-kriteria yang

disepakati oleh Tim seperti homogenitas bangunan. Kecamatan Krembangan dipilih sebagai unit

analisa karena pada kawasan tersebut akhir-akhir ini sering digenangi banjir, yang mana lokasinya

juga berada di kawasan pesisir dan mayoritas penggunaan lahannya adalah perumahan. Mekipun

banjir dapat digunakan sebagai indikasi awal terjadinya kenaikan muka air laut, tetapi banjir yang

terjadi di Kodya Surabaya atau khusunya di krembangan belum dpat disimpulkan demikian. Hal ini

terlihat dari sistem drainase yang ada kondisinya kurang terawat sehingga dampaknya menyebar

luas.

Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di Kotamadya Surabaya halaman - 192

Gambar 13:Lantai rumah ditinggikan atau dibuat tanggul kecil di depan teras untuk mencegah genangan air masuk ke dalam rumah