bab ii landasan teorilibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2007-3-00472-ti bab 2.pdfharusnya...

28
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pernyataan Misi Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisa persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan tahap produksi, penjualan dan pengiriman produk. Proses pengembangan yang tersusun dengan baik membantu dalam menjamin kualitas produk, melakukan koordinasi diantara anggota tim, merencanakan proyek pengembangan dan secara kontinyu memperbaiki proses. Proses pengembangan produk yang umum terdiri dari enam tahap. Proses ini diawali dengan suatu fase perencanaan, yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan pengembangan teknologi dan penelitian tingkat lanjut. Perencanaan produk melibatkan lima langkah proses sebagai berikut : 1. Identifikasi peluang 2. Evaluasi dan penentuan prioritas proyek 3. Alokasi sumber daya dan perencanaan waktu 4. Penyelesaian perencanaan proyek pendahuluan 5. Refleksikan hasil dan proses Output fase perencanaan adalah pernyataan misi proyek, yang merupakan input yang dibutuhkan untuk memulai tahap pengembangan

Upload: doankhanh

Post on 30-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pernyataan Misi

Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada

pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang

dimulai dari analisa persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan

tahap produksi, penjualan dan pengiriman produk. Proses pengembangan

yang tersusun dengan baik membantu dalam menjamin kualitas produk,

melakukan koordinasi diantara anggota tim, merencanakan proyek

pengembangan dan secara kontinyu memperbaiki proses.

Proses pengembangan produk yang umum terdiri dari enam tahap.

Proses ini diawali dengan suatu fase perencanaan, yang berkaitan dengan

kegiatan-kegiatan pengembangan teknologi dan penelitian tingkat lanjut.

Perencanaan produk melibatkan lima langkah proses sebagai berikut :

1. Identifikasi peluang

2. Evaluasi dan penentuan prioritas proyek

3. Alokasi sumber daya dan perencanaan waktu

4. Penyelesaian perencanaan proyek pendahuluan

5. Refleksikan hasil dan proses

Output fase perencanaan adalah pernyataan misi proyek, yang

merupakan input yang dibutuhkan untuk memulai tahap pengembangan

7

konsep dan merupakan suatu petunjuk untuk tim pengembangan. Sasaran

yang telah terdefinisi dalam pernyataan visi produk mungkin sangatlah

umum. Didalamnya tidak tercakup teknologi baru yang spesifik yang

harusnya digunakan, atau apakah perlu untuk menyatakan sasaran dan

batasan-batasan fungsi seperti produksi dan operasional pelayanan. Dalam

rangka memberikan petunjuk yang jelas untuk organisasi pengembangan

produk, biasanya tim memformulasikan suatu definisi yang lebih detil dari

pasar target dan asumsi-asumsi yang mendasari operasional tim

pengembangan. Keputusan-keputusan mengenai hal ini akan terdapat pada

suatu pernyataan misi. Dalam melakukan pengembangan suatu produk kita

perlu memiliki Pernyataan Misi (Mission Statement). Pernyataan misi adalah

arah dari suatu pengembangan produk, dimana mencakup beberapa dari

keseluruhan informasi berikut :

• Uraian Produk Ringkas

Uraian ini mencakup manfaat produk utama untuk pelanggan namun

menghindari penggunaan konsep produk secara spesifik. Mungkin saja

berupa pernyataan visi produk.

• Sasaran Utama Bisnis

Sebagai tambahan sasaran proyek yang mendukung strategi

perusahaan, sasaran ini biasanya mencakup waktu, biaya, dan kualitas

(contoh penentuan waktu pengenalan produk, performasi finansial yang

diinginkan, target pangsa pasar).

8

• Pasar Target Untuk Produk

Terdapat beberapa pangsa pasar target untuk produk. Bagian ini

mengidentifikasi pasar utama dan pasar kedua yang perlu

dipertimbangkan dalam usaha pengembangan

• Asumsi – asumsi dan batasan – batasan untuk mengarahkan usaha

pengembangan

Asumsi – asumsi harus dibuat dengan hati – hati, meskipun mereka

membatasi kemungkinan jangkauan konsep produk, mereka membantu

untuk menjaga lingkup proyek yang terkelola, sehingga diperlukan

informasi – informasi untuk pencatatan keputusan mengenai asumsi

dan batasan.

• Stakeholder

Satu cara untuk menjamin bahwa banyak permasalahan pengembangan

ditujukan untuk mendaftar secara eksplisit seluruh stakeholder dari

produk, yaitu sekumpulan orang yang dipengaruhi oleh keberhasilan

dan kegagalan produk. Daftar stakeholder dimulai dari pengguna akhir

(pelanggan eksternal akhir) dan pelanggan eksternal yang membuat

keputusan tentang produk. Stakeholder juga mencakup pelanggan

produk yang mendampingi perusahaan, seperti tenaga penjual,

organisasi pelayanan, dan departemen produksi. Daftar Stakeholder

menyediakan suatu bayangan bagi tim untuk mempertimbangkan

kebutuhan setiap orang yang akan dipengaruhi oleh produk.

9

Dalam membuat pernyataan misi, tim mempertimbangkan strategi-

strategi dari beberapa area fungsi pada perusahaan. Dengan banyaknya

kemungkinan strategi fungsional yang harus dipertimbangkan, strategi

manufaktur, pelayanan dan lingkungan telah memiliki pengaruh yang besar

pada proyek. Seseorang dapat menanyakan mengapa strategi manufaktur,

pelayanan dan lingkungan (sebagai contoh) seharusnya menjadi bagian dari

pernyataan misi untuk suatu produk baru.

Oleh karena itu, pernyataan misi seharusnya mencerminkan sasaran

perusahaan dan batasnya. Dalam menyatakan asumsi-asumsi dan batasan-

batasan sebagai bagian dari pernyataan misi, beberapa permasalahan yang

perlu dipertimbangkan yaitu :

• Manufaktur

• Pelayanan

• Lingkungan

Karena pernyataan misi merupakan pegangan untuk tim pengembangan,

suatu “reality check” harus dilakukan sebelum melalui proses

pengembangan. Langkah awal ini adalah waktu untuk memperbaiki, paling

tidak mereka menjadi lebih hebat dan bernilai sesuai dengan kemajuan

proses pengembangan.

10

2.2 Kebutuhan Pelanggan

2.2.1 Pengertian Identifikasi Kebutuhan Pelanggan

Kegiatan untuk memahami kebutuhan pelanggan sehingga

dihasilkan sekumpulan pernyataan pelanggan yang tersusun secara hirarki

dengan bobot kepentingan, untuk dikomunikasikan kepada tim

pengembangan. Tujuan metode mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan

secara menyeluruh adalah :

• Meyakinkan bahwa produk telah difokuskan terhadap kebutuhan

pelanggan.

• Mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan yang tersembunyi dan tidak

terucapkan (Latent Needs) seperti halnya kebutuhan yang eksplisit.

• Menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk.

• Memudahkan pembuatan arsip dari aktivitas identifikasi kebutuhan

untuk proses pengembangan produk.

• Menjamin tidak ada kebutuhan pelanggan penting yang terlupakan.

• Menanamkan pemahan bersama mengenai kebutuhan pelanggan di

antara anggota tim pengembangan.

Aktivitas identifikasi kebutuhan pelanggan dalam hubungan dengan aktivitas

pengembangan konsep lain.

11

Gambar 2.1 Aktivitas Pengembangan Produk

2.2.2 Tahap – tahap Identifikasi Kebutuhan Pelanggan

Identifikasi kebutuhan pelanggan sendiri adalah sebuah proses yang

dibagi menjadi lima tahap. tahap tersebut adalah :

1. Mengumpulkandata pelanggan

2. Menginterprestasikan data mentah menjadi data pelanggan

3. mengorganisasikankebutuhan menjadi Hierarki

4. Menetapkan kepentingan relatif tiap kebutuhan

5. Merefleksikan hasil dan proses

2.2.2.1 Mengumpulkan Data Mentah dari Pelanggan

Konsisten dengan filosofi dasar, yaitu “ menciptakan jalur informasi

yang berkualitas dari pelanggan”, maka proses pengumpulan data yang

dipaparkan dibawah ini akan mencakup kontak dengan pelanggan dan

mengumpulkan pengalaman dari lingkungan pengguna produk. Tiga metode

yang biasa digunakan adalah :

1. Wawancara : Satu atau lebih anggota tim pengembang berdiskusi

mengenai kebutuhan dengan seorang pelanggan. Wawancara

12

biasanya dilakukan pada lingkungan pelanggan dan berlangsung

sekitar 1 sampai 2 jam.

2. Kelompok Fokus : Moderator memfasilitasi suatu diskusi kelompok

yang disebut kelompok focus selama 2 jam.

3. Observasi produk pada saat digunakan : Mengamati pelanggan

menggunakan produk atau melakukan pekerjaan yang sesuai dengan

tujuan produk tersebut diciptakan, dapat memberikan informasi yang

penting mengenai kebutuhan pelanggan.

2.2.2.2 Menginterpretasi Data Mentah Menjadi Kebutuhan Pelanggan

Kebutuhan pelanggan diekspresikan sebagai pernyataan tertulis dan

merupakan hasil interpretasi kebutuhan yang berupa data mentah yang

diperoleh dari pelanggan. Setiap pernyataan atau hasil observasi (seperti

tertulis pada kolom kedua pada template data) dapat diterjemahkan menjadi

nomor berapa pun sebagai kebutuhan pelanggan.

Griffin dan Hauser menemukan bahwa beberapa analis mungkin saja

menterjemahkan wawancara yang sama menjadi kebutuhan yang berbeda,

sehingga akan berguna memiliki lebih dari satu anggota tim untuk

melaksanakan proses penterjemahan. Dibawah ini diberikan 5 petunjuk

untuk menulis pernyataan kebutuhan pelanggan. Dua yang pertama adalah

penting dan mendasar untuk melakukan terjemahan yang efektif, tiga

13

lainnya adalah untuk meyakinkan konsistensi dari kosakata dan gaya

terjemahan diantara semua anggota tim.

• Ekspresikan Kebutuhan sebagai “Apa yang harus dilakukan produk”,

bukan “Bagaimana melakukannya” Pelanggan sering

mengekspresikan kesenangannya dengan menguraikan konsep

solusi, atau pendekatan untuk implementasi, akan tetapi pernyataan

kebutuhan haruslah diekspresikan secara independent dari solusi

teknologi tertentu.

• Ekspresikan kebutuhan sama spesifiknya seperti data mentah.

Kebutuhan dapat diekspresikan pada berbagai tingkatan spesifik.

Untuk menghindari kehilangan informasi, ekspresikan kebutuhan

pada tingkatan detail yang sama seperti data mentah.

• Gunakan pernyataan positif, bukan negative. Perubahan yang

berurutan dari kebutuhan menjadi spesifikasi produk lebih mudah

dilakukan jika kebutuhan diekspresikan sebagai pernyataan positif.

Ini bukan aturan yang kaku, karena kadang-kadang pernyataan

positif kurang tepat dipakai untuk situasi tertentu. Sebagai contoh,

salah satu pernyataan dari kebutuhan “Obeng tidak mengupas kepala

sekrup”. Kebutuhan tersebut lebih baik jika diekspresikan dalam

bentuk negatif.

• Ekspresikan kebutuhan sebagai atribut dari produk. Mengungkapkan

kebutuhan sebagai pernyataan tentang produk menjamin konsistensi

14

dan mendukung proses perubahan menjadi spesifikasi produk. Tidak

semua kebutuhan dapat dengan mulus diekspresikan sebagai atribut

dari produk, dan dalam kasus ini kebutuhan dapat diekspresikan

sebagai atribut dari pengguna produk (Contoh : Pengguna dapat

menerapkan tenaga putaran secara manual pada obeng untuk

memasang sekrup)

• Hindari kata-kata “harus” dan “mesti”. Kata-kata harus dan mesti

menyiratkan tingkat kepentingan dari kebutuhan. Tingkat

kepentingan setiap kebutuhan nantinya akan ditentukan dengan

menggunakan skala, dan akan dijelaskan pada langkah ke-4.

Daftar kebutuhan pelanggan merupakan susunan final dari semua

kebutuhan final yang diperoleh dari wawancara pelanggan yang dilakukan

terhadap target pasar. Beberapa kebutuhan secara teknologi mungkin tidak

dapat direalisasikan. Kendala kelayakan teknikal dan ekonomis akan

dirangkum dan dipertimbangkan pada proses menetapkan spesifikasi

produk. Pada beberapa kasus pelanggan akan mengekspresikan kebutuhan

yang saling bertentangan. Pada tahap ini tim tidak harus memecahkan

pertentangan yang terjadi, tetapi cukup mendokumentasikan kedua

kebutuhan. Memutuskan bagaimana menyelesaikan pertentangan antara

kebutuhan adalah tantangan yang akan diselesaikan pada tahap selanjutnya

dari aktivitas pengembangan konsep.

15

2.2.2.3 Mengorganisasikan Kebutuhan Menjadi Hierarki

Prosedur mengorganisasikan kebutuhan menjadi daftar hierarki

merupakan proses yang intuitif, dan banyak tim yang dapat menyelesaikan

tugas ini dengan baik tanpa adanya petunjuk yang detail. Secara

keseluruhan, dibawah ini disediakan tahap-tahap prosedur untuk

mengelompokan kebutuhan menjadi hierarki. Aktivitas ini sebaiknya

dilakukan bersama-sama oleh sekelompok kecil anggota tim pada meja kerja

yang cukup luas. Tahap-tahap tersebut adalah :

1. Tuliskan setiap pernyataan kebutuhan pada kartu-kartu atau secarik

kertas yang terpisah.

2. Kurangi pernyataan kebutuhan yang sama atau tidak dibutuhkan lagi.

3. Kelompokkan kartu-kartu berdasarkan kesamaan kebutuhan yang

diekspresikan.

4. Untuk setiap grup berikan nama / label.

5. Pertimbangkan untuk mengelompokan grup yang dihasilkan menjadi

super grup yang terdiri dari 2 sampai 5 grup.

Periksa dan edit kembali pernyataan kebutuhan yang telah disusun.

2.2.2.4 Menetapkan Kepentingan Relatif setiap Kebutuhan

Daftar hierarki saja tidak memberikan informasi mengenai tingkat

kepentingan relative yang dirasakan pelanggan terhadap kebutuhan yang

berbeda-beda. Sementara itu tim pengembang harus membuat prioritas

pilihan dan mengalokasikan sumber daya dalam mendesain produk. Tingkat

16

kepentingan relative bermacam-macam kebutuhan adalah penting untuk

membuat prioritas pilihan tidak salah. Derajat kepentingan yang dirasakan

konsumen terhadap kebutuhan berbeda-beda, maka kami membuat derajat

kepentingan berupa nilai untuk setiap kebutuhan sehingga konsumen tidak

salah dalam memilih suatu produk dan tanpa mempertimbangkan produk.

Derajat kepentingan setiap kebutuhan dapat dinyatakan dalam berbagai cara,

yaitu nilai rata-rata, standar deviasi, dan jumlah respon dari konsumen. Pada

tabel dibawah ini, derajat kepentingan kebutuhan didapat dari hasil respon

kebutuhan konsumen (kuesioner). Skala 1 sampai 5 digunakan sebagai nilai

kepentingan setiap kebutuhan.

2.2.2.5 Merefleksikan Hasil dan Proses

Langkah terakhir pada metoda indentifikasi kebutuhan pelanggan

adalah menggambarkan kembali hasil dan proses. Walaupun proses

indentifikasi kebutuhan pelanggan merupakan suatu metode yang

terstruktur, metode tersebut bukanlah ilmu pasti. Tim harus menguji

hasilnya untuk meyakinkan bahwa hasilnya tersebut konsisten dengan

pengetahuan dan intuisi yang telah dikembangkan melalui interaksi yang

cukup lama dengan pelanggan.

17

2.3 Konsep Awal dan Spesifikasi Akhir Produk

2.3.1 Konsep Produk

Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai

teknologi, prinsip kerja, dan bentuk produk. Konsep produk merupakan

gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan pelanggan.

Sebuah konsep biasanya diekspresikan sebagai sebuah sketsa atau sebagai

sebuah model 3 dimensi secara garis besar dan seringkali disertai sebuah

uraian gambar. Sebuah produk dapat memuaskan pelanggan dan dapat

sukses dipasaran bergantung pada nilai yang tinggi untuk ukuran kualitas

yang mendasari konsep. Proses penyusunan konsep dimulai dengan

serangkaian kebutuhan pelanggan dan spesifikasi target, dan diakhiri dengan

terciptanya beberapa konsep produk sebagai sebuah pilihan akhir.

Penyusunan konsep yang baik memberi keyakinan pada tim bahwa seluruh

kemungkinan telah digali. Dengan menggali banyak konsep alternatif pada

awal proses pengembangan, kemungkinan tim akan terlambat menemukan

sebuah konsep yang superior atau seorang pesaing akan mengenalkan

sebuah produk dengan penampilan yang lebih baik terlebih dahulu, akan

sangat berkurang.

18

2.3.2 Langkah-langkah Penyusunan Konsep Awal

Jika tahap-tahap sebelumnya telah dilaksanakan, maka tim

pengembangan selanjutnya melakukan penyusunan konsep dengan tahap-

tahap sebagai berikut :

1. Mendesain Konsep-konsep produk

Perancangan alternative-alternative konsep yang mungkin sesuai

dengan kebutuhan pelanggan, yang merupakan gabungan dari penelitian

eksternal, pemecahan kreatif oleh tim, dan penelitian sistematis. Setiap

konsep diwakili oleh sketsa dan teks uraian singkat. Secara garis besar

penyusunan konsep yang ada yang terdiri dari lima langkah yaitu :

• Memperjelas masalah

Mencakup pengembangan sebuah pengertian umum dan pemecahan

sebuah masalah menjadi submasalah

• Pencarian Eksternal

Bertujuan untuk menemukan pemecahan keseluruhan masalah dan

submasalah yang ditemukan selama langkah memperjelas masalah.

• Pencarian Internal

Pencarian internal merupakan penggunaan pengetahuan dan kreativitas

dari tim dan pribadi untuk menghasilkan konsep solusi.

• Menggali secara sistematis

Dapat menggunakan metode pohon klasifikasi ataupun tabel kombinasi

19

• Merefleksikan pada hasil dan proses

Memilih Konsep Produk

Merupakan kegiatan dimana setiap konsep dianalisis dan secara

berturut-turut dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang paling

menjanjikan.

2. Menguji Konsep Produk

Satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah kebutuhan

pelanggan telah terpenuhi, memperkirakan potensi pasar produk, dan

mengidentifikasi beberapa kelemahan yang harus diperbaiki selama

proses pengembangan. Konsep yang telah dipilih kemudian diuji untuk

dilanjutkan pada tahap selanjutnya yaitu arsitektur produk hingga pada

tahap pembuatan prototype. Ada 7 tahapan pengujian yaitu :

Mendefinisikan maksud pengujian konsep, memilih populasi survei,

memilih format survei, mengkomunikasikan konsep, mengukur respons

pelanggan, menginterpretasikan hasil, dan merefleksikan hasil dan

proses.

2.3.3 Spesifikasi Akhir Produk

Setelah kita mengetahui kebutuhan pelanggan, maka tahap

selanjutnya yaitu menetapkan spesifikasi produk dan target yang merupakan

harapan tim mengenai bagaimana produk tersebut bekerja, dengan

memberikan suatu metrik (besaran) serta nilai-nilai batas dan ideal untuk

tiap spesifikasi. Spesifikasi produk menjelaskan tentang hal – hal yang harus

20

dilakukan oleh sebuah produk. Spesifikasi ini terdiri dari metrik dan nilai

metrik. Nantinya spesifikasi ini diperbaharui untuk disesuaikan dengan

batasan-batasan pada konsep produk. Proses pembuatan target spesifikasi

terdiri dari 4 langkah :

• Menyiapkan gambar metrik, dan menggunakan matriks-metrik

kebutuhan, jika diperlukan.

Metrik yang baik adalah yang merefleksikan secara langsung nilai

produk yang memuaskan kebutuhan pelanggan. Matriks kebutuhan-

metrik (needs-metrics matrix) memperlihatkan hubungan antara

kebutuhan metrik.

• Mengumpulkan informasi tentang pesaing

• Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk

tiap metrik.

• Merefleksikan hasil dan proses.

Spesifikasi yang awalnya hanya berupa pernyataan target dalam selang

nilai tertentu, sekarang diperbaiki dan dibuat lebih tepat. Dalam

menentukan spesifikasi akhir terdapat lima langkah yaitu :

1. Mengembangkan model-model teknis suatu produk

2. Mengembangkan model biaya suatu produk

3. Memperbaiki spesifikasi, membuat trade-off jika diperlukan

4. Menentukan spesifikasi yang sesuai

5. Mencerminkan hasil dan proses

21

Menentukan spesifikasi akhir sangat sulit karena adanya trade-offs, yaitu

hubungan berlawanan antara dua spesifikasi yang sudah melekat pada

konsep produk yang terpilih. misalnya seperti trade-off antar biaya dan

bahan. Tahap paling sulit untuk memperbaiki spesifikasi adalah memilih

metode agar trade-off dapat terpecahkan.

2.4 Arsitektur Produk

2.4.1 Skema Produk

Arsitektur Produk merupakan skema elemen-elemen fungsional dari

produk yang disusun menjadi chunk yang bersifat fisikal dan menjelaskan

bagaimana setiap chunk tersebut berinteraksi. Oleh karena itu pembuatan

skema suatu produk merupakan salah satu langkah yang pertama kali harus

dilakukan sebagai bagian dari tahapan arsitektur produk. Skema itu sendiri

adalah diagram yang menggambarkan pengertian tim terhadap elemen-

elemen penyusun produk. Sebuah produk terdiri dari elemen fungsional dan

elemen fisik. Elemen-elemen fungsional dari produk terbagi lagi atas

operasi dan transformasi yang menyumbang terhadap kinerja keseluruhan

produk. Pada akhir fase pengembangan konsep, beberapa elemen yang

dituliskan pada skema berupa elemen-elemen fisik. Beberapa elemen

berhubungan dengan komponen-komponen kritis. Namun beberapa elemen

tetap diuraikan secara fungsional, yaitu elemen-elemen fungsional produk

yang belum diubah menjadi konsep fisik atau komponen. Elemen-elemen

22

yang belum diubah menjadi konsep fisik atau komponen tersebut umumnya

merupakan inti dari konsep dasar produk yang harus didesain dan diseleksi

oleh tim. Sementara elemen lain yang tetap tidak dispesifikasikan menjadi

konsep fisik biasanya merupakan fungsi tambahan sebuah produk.

Skema harus mencerminkan pemahaman tim yang terbaik mengenai

kondisi produk, Namun bukan berarti skema harus mengandung setiap detail

yang dipikirkan. Detail-detail ini maupun elemen fungsional yang lebih rinci

lainnya akan ditangguhkan sampai langkah selanjutnya. Aturan yang baik

adalah menempatkan kurang dari 30 elemen ke dalam skema untuk

pembuatan arsitektur produk. Jika produk merupakan sistem yang

kompleks, yang melibatkan ratusan elemen fungsional, akan hilangkan

beberapa elemen yang tidak penting dan kelompokan elemen lainnya

menjadi fungsi dengan tingkatan yang lebih tinggi untuk dikomposisikan.

Skema tidak dibuat secara spesifik. Pilihan spesifik yang dibuat pada

waktu membuat skema, seperti pilihan elemen fungsional maupun

penyusunannya, akan sedikit mempengaruhi arsitektur produk. Karena

umumnya terdapat ruang gerak yang luas pada skema, tim seharusnya

menghasilkan beberapa alternatif dan memilih pendekatan yang akan

mendukung upaya ini.

23

2.5 Disain Industri

2.5.1 Perkiraan Biaya untuk Desain Industri

Untuk menilai pentingnya desain industri suatu produk tertentu,

dimulai dengan mengulang beberapa statistik investasi. Lalu menentukkan

dimensi suatu produk yang mempunyai desain industri yang baik. Total

biaya desain ndustri dan persentase anggaran pengembangan produk yang

diinvestasikan untuk desain industri diperlihatkan pada para pemakai produk

dan industri yang menghasilkan berbagai produk. Statistik ini harus

memberikan tim desain mengenal ide kasar tentang berapa banyak investasi

desain industri yang diperlukan untuk sebuah produk baru.

Manajer sering ingin mengetahui, suatu produk secara spesifik atau

untuk operasional bisnis secara umum, berapa banyak usaha yang harus

diinvestasikan dalam desain industri. Ketika kita mengalami kesukaran

dalam menjawab pertanyaan ini, kita dapat menawarkan beberapa

pandangan dengan mempertimbangkan biaya dan keuntungan. Biaya-biaya

ID termasuk biaya langsung, biaya manufaktur, dan biaya waktu, dijelaskan

dibawah ini:

• Biaya langsung adalah biaya jasa ID. Kuantitas biaya ini ditentukan

oleh jumlah desainer yang digunakan, jangka waktu/ durasi proyek,

jumlah model yang diperlukan, dan ditambah pula biaya material

serta pengeluaran yang berhubungan dengan lainnya.

24

• Biaya manufaktur adalah biaya pengeluaran untuk menerapkan

detail produk yang diciptakan melalui ID. Sentuhan akhir

permukaan, bentuk gaya, kekayaan, warna, dan masih banyak lagi

detail desain dapat diterapkan secara praktis tanpa biaya, khususnya

jika detail ID dilibatkan cukup awal dalam proses. Kenyataannya,

beberapa ID sebenarnya dapat mengurangi biaya manufaktur

terutama ketika desainer industri bekerja dekat dengan ahli-ahli

manufaktur.

• Biaya waktu adalah hukuman dihubungkan dengan perpanjangan

waktu kerja. Ketika desainer industri berusaha untuk memperbaiki

ergonomic dan estetis suatu produk, pengulangan banyak desain dan/

atau prototype akan diperlukan. Ini mungkin menyebabkan adanya

penundaan dalam perkenalan produk, yang tentunya mempunyai

biaya ekonomi.

Untuk produk dengan interaksi pemakai relatif sedikit akan

memakan biaya yang sedikit pula. Dan sebaliknya produk yang sangat

terlihat dan interaktif memerlukan usaha desain industri yang sangat besar.

Biaya relatif untuk desain industri sebagai bagian dari seluruh anggaran

pengembangan juga memperlihatkan jangkauan yang luas. Untuk produk

yang secara teknis memerlukan keahlian, biaya desain industri menjadi tidak

berarti dibandingkan biaya teknik dan pengembangan lain. Hal ini tidak

disarankan, bukannya desain industri tidak penting untuk produk-produk

25

seperti itu hanya disarankan pengembangan fungsi yang lain jauh lebih

besar biayanya. Secara pasti kesuksesan desain baru sangat bergantung

kepada daya tarik estetis dan kualitas dari antar muka pengguna. Dua

dimensi ini banyak ditentukan oleh desain industri.

2.6 DFM (Design for Manufacturing)

2.6.1 Pelengkap Awal

2.6.1.1 Lokasi dan Kapasitas

Lokasi pabrik yang akan kami bangun terletak pada daerah sub

urban yaitu di daerah Cikarang, Tangerang. Alasan kami memilih daerah

suburaban karena lahan yang tersedia pada daerah suburban lebih luas yang

memungkinkan untuk dapat berdirinya suatu pabrik selain itu daerah

suburban terletak dipinggiran kota yang jauh dari keramaian kota,

memungkinkan suatu pabrik berada dilokasi strategis diantara daerah

pemasok dan daerah pemasaran. Aliran pendistribusian barang dari

produsen ke konsumen ataupun sebaliknya, dari pemasok kepada produsen

diharapkan dapat tercapai secara efektif. Berikut ini terdapat faktor-faktor

penting yang menjadi prioritas dan pertimbangan utama kami dalam

memilih lokasi pendirian yang tepat untuk pabrik kami, yaitu sebagai

berikut :

26

- Supplier bahan baku

Pemasok bahan baku lebih dekat dengan pabrik agar biaya

transportasi dapat diminimalis. Hal ini akan dapat memberikan

kemudahan dalam hal akses dan relasi dengan pihak pemasok

(supplier) terutama untuk bahan baku tertentu yang harus

didistribusikan dari luar daerah.

- Tenaga kerja

Salah satu faktor yang juga berpengaruh terhadap cost atau biaya

manufaktu yaitu penggunaan tenaga kerja. Berdasarkan

pertimbangan, tenaga kerja dari daerah sub-urban lebih murah

dibandingkan dengan daerah kota selain itu tenaga kerja lebih mudah

didapat dikarenakan jumlah ternaga kerja lebih banyak dan

membantu mengadakan lahan pekerjaan.

- Transportasi

Alasan kami memilih letak pabrik yang berada dipinggir kota karena

jarak yang tidak terlampau jauh dengan kota yang menjadi tujuan

pemasaran, dan juga tidak jauh dari perusahaan pemasok bahan

pelengkap selain itu transportasi untuk para pekerja masih dapat

terjangkau.

- Power supply

Biaya listrik di daerah sub-urban lebih murah hal ini tentunya juga

menjadi pertimbangan yang juga sangat penting untuk diperhatikan

27

karena sebuah pabrik dengan proses produksi yang kontinyu pasti

membutuhkan tenaga listrik yang cukup besar dengan demikian

harus diperhatikan factor biaya yang dikeluarkan untuk keperluan

penunjang ini. selain itu pemilihan pabrik didaerah pinggiran juga

dimaksudkan agar tidak mengganggu kesehatan lingkungan sekitar,

dikarenakan lahan lebih luas dan sedikit jauh dari pemukiman

penduduk.

- Infrastructure

Keperluan untuk infrastruktur juga perlu diperhatikan. Jalan, saluran

air, dan lainnya harus tersedia untuk menunjang kelancaran aktivitas

pabrik.

- Pajak

Pajak daerah sub-urban pada umumnya lebih murah dibandingkan di

daerah kota karena lokasi pabrik terletak didaerah pinggiran kota

dimana sistem tarif pajak masih dapat bersifat fleksibel.

- Perijinan dan hukum

Oleh karena lokasi suburban pada umumnya merupakan sentra

kegiatan perindustrian, dengan demikian tidak begitu sulit bagi

pendiri pabrik untuk mendapatkan perijinan yang sah dari

pemerintah untuk dapat mendirikan pabrik dengan syarat keamanan

lingkungan yang terjaga.

28

- Air dan Limbah Industri

Hal ini juga menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi

kelangsungan aktivitas perindustrian dimana air menjadi kebutuhan

utama yang tak terhindarkan, terlepas dari itu semua keberadaan

saluran pembuangan limbah yang memadai dan aman terhadap

lingkungan sekitar juga menjadi alasan yang penting dalam

pendirian pabrik, apalagi jika pabrik tersebut dapat mengolah limbah

industrinya menjadi limbah buangan yang aman terhadap lingkungan

sekitar.

- Kapasitas Industri

Kapasitas dalam hal ini dimaksudkan sebagai kapasitas lokasi tempat

pendirian pabrik untuk menjalankan aktivitas yang nantinya akan

menjadi jantung aktivitas untuk dapat memproduksi barang dengan

kapasitas produksi yang diharapkan.

2.7 Prototype

2.7.1 Pelengkap Awal

Prototipe dapat didefinisikan sebagai sebuah penaksiran produk

melalui satu atau lebih dimensi yang menjadi perhatian. Prototipe dapat

berguna diklasifikasikan di antara dua dimensi yaitu :

- Dimensi yang pertama

29

Adalah tingkat dimana sebuah prototipe merupakan bentuk fisik

sebagai lawan dari analitik. Prototipe fisik merupakan benda nyata

yang dibuat untuk memperkirakan produk. Contoh prototipe fisik

adalah model yang tampilannya seperti produk, bukti bahwa prototipe

konsep digunakan untuk menguji sebuah pemikiran secara cepat, dan

hardware percobaan digunakan untuk membenarkan fungsi dari

sebuah produk. Prototipe analitik menampilkan produk yang tidak

nyata, biasanya matematis, cara. Aspek yang menarik adalah produk

dianalisis daripada dibuat. Contoh prototipe analitik meliputi simulasi

komputer, sistem persamaan penulisan pada kertas komputer, dan

model komputer geometrik tiga dimensi.

- Dimensi yang kedua

Adalah tingkatan di mana sebuah prototipe merupakan prototipe

yang menyeluruh sebagai lawan dari terfokus. Prototipe yang

menyeluruh mengimplementasikan sebagian besar atau semua atribut

dari produk. Sebuah contoh prototipe menyeluruh adalah yang

diberikan kepada pelanggan untuk mengidentifikasikan kekurangan

dari desain sebelum memutuskan diproduksi. Prototipe terfokus

mengimplementasikan satu atau sedikit sekali atribut dari produk.

Contoh prototipe terfokus adalah model busa, untuk menggali bentuk

dari prototipe dan kabel melilit pada papan sirkuit untuk memeriksa

tampilan elektronik dari sebuah rancangan produk.

30

Prototipe terfokus merupakan prototipe fisik ataupun analitik. Namun untuk

produk fisik, prototipe menyeluruh biasanya merupakan prototipe fisik.

Prototipe digunakan untuk empat tujuan yaitu :

- Pembelajaran

Prototipe sering digunakan untuk menjawab dua tipe pertanyaan

“Akankah dapat bekerja ?” dan “Sejauh mana dapat memenuhi

kebutuhan pelanggan?”. Saat harus menjawab pertanyaan semacam

ini, prototipe diperlakukan sebagai alat pembelajaran.

- Komunikasi

Prototipe memperkaya komunikasi dengan manajemen puncak,

penjual, mitra, keseluruhan anggota tim, pelanggan, dan investor. Hal

ini benar karena sebuah gambaran, alat, tampilan tiga dimensi dari

produk lebih mudah dimengerti daripada sebuah penggambaran

verbal, bahkan sebuah sketsa produk sekalipun.

- Penggabungan

Prototipe digunakan untuk memastikan bahwa komponen-komponen

dan subsistem-subsistem dari produk bekerja bersamaan seperti yang

diharapkan. Prototipe fisik menyeluruh paling efektif sebagai alat

penggabungan dan keberhubungan fisik dari seluruh bagian dan

subassemblies yang membentuk sebuah produk. Jika kombinasi

beberapa komponen produk bercampur dengan keseluruhan fungsi

produk, masalah yang mungkin diketahui hanya melalui

31

penggabungan fisik pada prototipe menyeluruh. Nama yang umum

untuk prototipe fisik menyeluruh ini adalah prototipe percobaan,

prototipe alpha, beta dan prototipe praproduksi. Prototipe juga

membantu menggabungkan perspektif dari fungsi yang berbeda yang

ditampilkan pada tim pengembangan produk.

- Milestones

Prototipe digunakan untuk mendemonstrasikan bahwa produk telah

mencapai tingkat kegunaan yang diinginkan. Prototipe milestone

menyediakan hasil nyata, memperlihatkan kemajuan dan disiapkan

untuk menjalankan jadwal.

Prinsip pembuatan prototipe :

- Prototipe analitik umumnya lebih fleksibel dibandingkan prototipe fisik

- Prototipe fisik dibutuhkan untuk menemukan fenomena yang tidak dapat

diduga.

- Sebuah prototipe dapat mengurangi resiko iterasi yang merugikan.

- Sebuah prototipe dapat memperlancar langkah pengembangan lainnya

- Sebuah prototipe dapat menstrukturisasi ketergantungan tugas.

Ada metode dengan empat langkah yang digunakan untuk

merencanakan sebuah prototipe selama usaha pengembangan produk.

Langkah-langkah tersebut sebagai berikut :

1. Menetapkan tujuan prototipe.

2. Menetapkan tingkat perkiraan konsep.

32

3. Menggariskan rencana percobaan.

4. Membuat jadwal untuk perolehan, pembuatan dan pengujian.

Perencanaan milestone merupakan bagian integral dari menerapkan

rencana proyek pengembangan produk secara keseluruhan. Tim akan memilih

untuk membuat sedikit kemungkinan prototipe milestone karena merancang,

membuat dan menguji prototipe menghabiskan sejumlah besar waktu dan

uang. Tim harus mempertimbangkan menggunakan prototipe alpha, beta, dan

praproduksi sebagai milestone. Tim seharusnya kemudian mempertimbangkan

apakah milestone ini ada yang dapat dikurangi atau apakah pada kenyataannya

dibutuhkan prototipe tambahan.

Prototipe alpha khususnya digunakan untuk menilai apakah produk

bekerja seperti yang diharapkan. Bagian-bagian dalam prototipe alpha

biasanya sama dalam hal material dan bentuk geometrinya dengan bagian-

bagian yang akan digunakan pada versi produk hasil produksi. Namun

biasanya bagian-bagian itu dibuat dengan proses produksi prototipe.

Prototipe beta khususnya digunakan untuk menilai reliabilitas dan untuk

mengidentifikasi kesalahan dalam produk. Bagian-bagian dalam prototipe

beta biasanya dibuat dengan proses produksi yang sebenarnya atau disuplai

oleh pemasok bagian tersebut, tapi produk biasanya telah dirakit dengan

fasilitas perakitan akhir berikutnya.

Prototipe praproduksi merupakan produk pertama yang diproduksi

dengan proses produksi keseluruhan. Pada titik ini proses produksi belum

33

beroperasi pada kapasitas penuh, tapi membuat produk dengan jumlah

terbatas. Prototipe ini digunakan untuk memeriksa kapabilitas proses

produksi, digunakan untuk pengujian lebih lanjut, dan seringkali diberikan

kepada pelanggan pilihan.