modul-1 kuliah-1 pengertian & batasan kota.docx

20
PENGERTIAN DAN BATASAN KOTA DAN PERKOTAAN Menurut Undang-Undang Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 : RUANG adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. TATA RUANG adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. STRUKTUR RUANG adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. POLA RUANG adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. PENATAAN RUANG adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang TGPL/M1K1/2012 1/9

Upload: ryan-hardian

Post on 22-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL-1 KULIAH-1 PENGERTIAN & BATASAN KOTA.docx

PENGERTIAN DAN BATASANKOTA DAN PERKOTAAN

Menurut Undang-Undang Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 :

RUANG adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.

TATA RUANG adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

STRUKTUR RUANG adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.

POLA RUANG adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

PENATAAN RUANG adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang

TGPL/M1K1/2012 1/9

Page 2: MODUL-1 KULIAH-1 PENGERTIAN & BATASAN KOTA.docx

http://www.penataanruang.com/rencana-struktur-ruang.html

TGPL/M1K1/2012 2/9

Page 3: MODUL-1 KULIAH-1 PENGERTIAN & BATASAN KOTA.docx

TGPL/M1K1/2012 3/9

Page 4: MODUL-1 KULIAH-1 PENGERTIAN & BATASAN KOTA.docx

http://pamboedifiles.blogspot.com/2013/06/peta-rencana-struktur-ruang-kota.html

TGPL/M1K1/2012 4/9

Page 5: MODUL-1 KULIAH-1 PENGERTIAN & BATASAN KOTA.docx

http://kardady.files.wordpress.com/2010/04/06032010_rtrw_finaledited.jpg

TGPL/M1K1/2012 5/9

Page 6: MODUL-1 KULIAH-1 PENGERTIAN & BATASAN KOTA.docx

WILAYAH adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau fungsional

SISTEM WILAYAH adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan pada tingkat wilayah.

KAWASAN adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya.

KAWASAN LINDUNG adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.

KAWASAN BUDI DAYA adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan

PERUMAHAN adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.

PERMUKIMAN adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

TGPL/M1K1/2012 6/9

Page 7: MODUL-1 KULIAH-1 PENGERTIAN & BATASAN KOTA.docx

KOTA adalah pusat permukiman kegiatan penduduk yang mempunyai batasan administrasi yang diatur dalam peraturan perundangan serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan kekotaan.

TGPL/M1K1/2012 7/9

Page 8: MODUL-1 KULIAH-1 PENGERTIAN & BATASAN KOTA.docx

PERKOTAAN adalah satuan kumpulan pusat-pusat permukiman yang berperan di dalam satuan wilayah pengembangan dan atau wilayah nasional sebagai simpul jasa.

KAWASAN PERKOTAAN adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

TGPL/M1K1/2012 8/9

Page 9: MODUL-1 KULIAH-1 PENGERTIAN & BATASAN KOTA.docx

AWAL MULA KOTA(Lewis Mumford) :

1. Ada daya tarik (suplai produksi) yang lama kelamaan menyebabkan timbulnya perdagangan, atau karena adanya kebutuhan sosial, budaya, dan agama.

2. Keuntungan lokasi (locational advantage):

akses baik

dekat dengan tujuan

strategis

dikenal

CIRI KOTA(Robert Dickinson & Truman A. Hartshorn)

Spesialisasi dan pemisahan penggunaan lahan dengan tingkat intensitas yang tinggi.

Merupakan tempat terjadinya kehidupan dan aktivitas bagi penduduknya, dimana terdapat perbedaan strata sosial-budaya dan ekonomi yang variatif.

Memiliki fungsi pelayanan bagi wilayah sekitarnya.

Tempat terjadinya pemusatan pelayanan pada kelompok-kelompok permukiman.

TGPL/M1K1/2012 9/9

Page 10: MODUL-1 KULIAH-1 PENGERTIAN & BATASAN KOTA.docx

POLA LOKASI KOTA(Truman Asa Hartshorn, Interpreting The City, John Wiley &

Sons, New York, USA, 1980).

1. LINEAR PATTERN , yaitu kota-kota sepanjang rute transportasi (sungai, jaringan jalan KA, pelabuhan laut).

2. CLUSTER PATTERN , yaitu kota-kota yang relatif besar yang mengelompok bersama.

3. HIERARCHICAL PATTERN , yaitu beberapa kota dengan ukuran yang berbeda-beda tertata dalam suatu wilayah.

Linear Pattern Cluster Pattern

Hierarchy pattern

TGPL/M1K1/2012 10/9

Page 11: MODUL-1 KULIAH-1 PENGERTIAN & BATASAN KOTA.docx

PERAN DAN FUNGSI KOTARobert Dickinson (West European City)

Pusat institusi (pusat kelembagaan)

Pusat agama, budaya, hubungan sosial, politik, administrasi

Pusat produksi (non pertanian)

Pusat perdagangan dan transportasi

Pleasurable seat of residence (Tempat peristirahatan)

Tempat tinggal

KLASIFIKASI KOTA SESUAI FUNGSINYA(Aurosseau, 1921)

1. Administration. Berupa ibukota negara atau propinsi.

2. Defense. Kota pusat pertahanan (fortress town) atau pangkalan angkatan laut (naval base).

3. Culture. Bisa berupa pusat keagamaan, pusat universitas.

TGPL/M1K1/2012 11/9

Page 12: MODUL-1 KULIAH-1 PENGERTIAN & BATASAN KOTA.docx

4. Production. Pusat kerajinan atau manufaktur.

5. Communication. Bisa berupa pusat transportasi, atau kota pergudangan (entrepot cities).

6. Recreation. Berupa kota-kota dengan fungsi sebagai pusat kesehatan dan tempat peristirahatan.

KLASIFIKASI KOTA MENURUT Taylor (1945)

1. Infantile. Yaitu kota dengan penduduk 5.000, tidak ada 2. Juvenile. Yaitu kota dengan penduduk antara 5.000-20.000,

sudah terdapat diferensiasi penggunaan lahan.3. Adolescent. Yaitu kota dengan ekspansi pabrik-pabrik,

desentralisasi dari aktivitas.4. Early maturity. Telah terdapat pengelompokan lokasi

perumahan.5. Mature. Yaitu kota dengan penduduk lebih dari 50.000 atau

lebih, telah terdapat pengelompokan yang jelas dari kawasan perumahan, industri, dan komersial.

KRITERIA DESA RURAL-URBANBERDASARKAN KONSEP BPS (SENSUS PENDUDUK 1980)

1. Kepadatan penduduk, yaitu jumlah penduduk per kilometer persegi.

2. Jumlah rumahtangga tani, yaitu rumah tangga yang kehidupannya tergantung pada bidang pertanian.

3. Jumlah fasilitas desa, yaitu sekolah (SD/SMP/SMA), Puskesmas/ Puskesmas Pembantu, Listrik, Pasar, Kelompok Pertokoan, Gedung Bioskop, Bank, jalan yang dilalui angkutan umum.

Jumlah Rank (skala) JumlahKEPADATAN % RT TANI fasilitas 1 2 3 Rank

> 5.0004.000-4.9993.500-3.9993.000-3.4992.500-2.9992.000-2.4991.500-1.9991.000-1.499

< 2526 -3536 - 4546 - 5556 - 6566 - 7576 - 8586 - 90

> 87654321

109876543

109876543

109876543

302724211815129

TGPL/M1K1/2012 12/9

Page 13: MODUL-1 KULIAH-1 PENGERTIAN & BATASAN KOTA.docx

500-999< 500

91 - 95> 95

--

21

21

21

63

Desa urban adalah:1. Desa dengan skala > 21.2. Desa dengan skala 19 dan 20 serta memenuhi syarat-syarat:

Jarak dari desa ke daerah perkotaan terdekat kurang dari 5 km.

Keadaan desa menurut pengamatan mendekati karakteristik kota.

Prospek perkembangan desanya sedang/cepat.

KLASIFIKASI KOTA MENURUT JUMLAH PENDUDUK

BERDASARKAN STUDI SISTEM DAN STRUKTUR KOTA DI INDONESIA, 1985

KOTA BESAR : berpenduduk lebih besar dari 500.000 jiwa.

KOTA MENENGAH : berpenduduk antara 100.000 dan 500.000 jiwa.

KOTA KECIL A : berpenduduk antara 50.000 dan 100.000 jiwa.

KOTA KECIL B : berpenduduk antara 25.000 dan 50.000 jiwa.

KOTA DESA BESAR : berpenduduk antara 10.000 dan 25.000 jiwa.

KOTA DESA KECIL A : berpenduduk antara 5.000 dan 10.000 jiwa.

KOTA DESA KECIL B : berpenduduk antara 3.000 dan 5.000 jiwa.

Secara lebih kompak dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok utama, yakni :

1. KOTA BESAR , dengan penduduk lebih besar dari 500.000 jiwa.

2. KOTA MENENGAH , dengan penduduk antara 100.000 dan 500.000 jiwa.

TGPL/M1K1/2012 13/9

Page 14: MODUL-1 KULIAH-1 PENGERTIAN & BATASAN KOTA.docx

3. KOTA KECIL , merupakan gabungan dari kota kecil A dan kota kecil b dengan penduduk antara 25.000 jiwa sampai dengan 100.000 jiwa.

4. KOTA DESA , merupakan gabungan dari kota desa besar, desa kecil A dan desa kecil B, dengan penduduk antara 3.000 jiwa sampai dengan 25.000 jiwa.

TGPL/M1K1/2012 14/9

Page 15: MODUL-1 KULIAH-1 PENGERTIAN & BATASAN KOTA.docx

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 15 TAHUN 2010TENTANG

PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

Bagian Keempat Penyusunan dan Penetapan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Paragraf 1 Umum

Pasal 63Kawasan perkotaan merupakan kawasan strategis, yang dapat berupa kawasan strategis nasional, kawasan strategis provinsi, atau kawasan strategis kabupaten. Pasal 64(1) Kawasan perkotaan dapat berbentuk: a. kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari wilayah kabupaten; atau b. kawasan perkotaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten/kota pada satu atau lebih wilayah provinsi. (2) Jangka waktu penyusunan dan penetapan rencana tata ruang kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 24 (dua puluh empat) bulan terhitung sejak pelaksanaan penyusunan rencana tata ruang kawasan perkotaan.

Paragraf 2 Kriteria Kawasan Perkotaan

Pasal 65(1) Kawasan perkotaan menurut kriteria besarannya meliputi: TGPL/M1K1/2012 15/9

Page 16: MODUL-1 KULIAH-1 PENGERTIAN & BATASAN KOTA.docx

a. kawasan perkotaan kecil; b. kawasan perkotaan sedang; c. kawasan perkotaan besar; d. kawasan metropolitan; dan e. kawasan megapolitan.

(2) Kawasan perkotaan kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a memiliki kriteria paling sedikit: a. jumlah penduduk paling sedikit 50.000 (lima puluh ribu) jiwa dan paling banyak 100.000 (seratus ribu) jiwa; b. dominasi fungsi kegiatan ekonomi berupa kegiatan perdagangan dengan jangkauan pelayanan kecamatan dan/atau antardesa; dan c. ketersediaan prasarana dan sarana dasar perkotaan paling sedikit kantor kecamatan dan pasar harian.

(3) Kawasan perkotaan sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b memiliki kriteria paling sedikit: a. jumlah penduduk lebih dari 100.000 (seratus ribu) jiwa dan kurang dari 500.000 (lima ratus ribu) jiwa; b. dominasi fungsi kegiatan ekonomi berupa kegiatan jasa dan perdagangan dengan jangkauan pelayanan satu wilayah kabupaten dan/atau antarkabupaten; dan c. ketersediaan prasarana dan sarana dasar perkotaan paling sedikit kantor pemerintah Kabupaten/kota, fasilitas transportasi lokal, kantor cabang perbankan, dan pusat pertokoan. (4) Kawasan perkotaan besar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c memiliki kriteria paling sedikit: a. jumlah penduduk paling sedikit 500.000 (lima ratus ribu) jiwa; b. dominasi fungsi kegiatan ekonomi berupa kegiatan jasa, perdagangan, dan industri dengan jangkauan

TGPL/M1K1/2012 16/9

Page 17: MODUL-1 KULIAH-1 PENGERTIAN & BATASAN KOTA.docx

pelayanan satu wilayah provinsi dan/atau antarprovinsi; dan c. ketersediaan prasarana dan sarana dasar perkotaan paling sedikit kantor pemerintah Kabupaten/kota, terminal/pelabuhan, kantor cabang perbankan, dan kawasan pertokoan.

(5) Kawasan Metropolitan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d memiliki kriteria paling sedikit: a. merupakan kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional; b. jumlah penduduk secara keseluruhan paling sedikit 1.000.000 (satu juta) jiwa; c. dominasi fungsi kegiatan ekonomi berupa kegiatan jasa, perdagangan, industri, dengan jangkauan pelayanan antar provinsi dan/atau nasional; d. ketersediaan prasarana dan sarana dasar perkotaan paling sedikit kantor pemerintah kota/pemerintah provinsi, fasilitas transportasi regional, kantor perbankan, dan pusat perbelanjaan; e. memiliki sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi; dan f. memiliki kejelasan sistem struktur ruang yang ditunjukkan adanya pusat dan sub pusat yang terintegrasi dengan peran ekonomi pusat yang dapat lebih besar dari kota atau kawasan sekitar diukur dari jumlah aktivitas jasa dan industri dan jumlah uang beredar.

(6) Kawasan Megapolitan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e memiliki kriteria paling sedikit:

TGPL/M1K1/2012 17/9

Page 18: MODUL-1 KULIAH-1 PENGERTIAN & BATASAN KOTA.docx

a. merupakan gabungan 2 (dua) atau lebih kawasan metropolitan sehingga berpusat jamak dan memiliki keterkaitan fungsional; b. memiliki hubungan spasial masing-masing kota dengan sistem yang dipisahkan oleh kawasan perdesaan; c. memiliki jumlah penduduk yang dilayani paling sedikit 10.000.000 (sepuluh juta) jiwa; d. memiliki dominasi fungsi kegiatan ekonomi berupa kegiatan jasa, perdagangan, industri, dengan jangkauan pelayanan regional antarnegara; e. memiliki ketersediaan prasarana dan sarana dasar perkotaan paling sedikit fasilitas transportasi antar negara, sarana perbankan antarnegara, dan pusat perbelanjaan dengan skala pelayanan regional; dan f. menghubungkan antarpusat kegiatan dengan prasarana transportasi utama dan memiliki sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi.

Pasal 66Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria kawasan perkotaan diatur dengan peraturan Menteri.

TGPL/M1K1/2012 18/9