bab ii kurikulum berbasis kompetensi (kbk)...

29
11 BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) DALAM PEMBELAJARAN FIQIH A. KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) 1. Arti Kurikulum Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang semula digunakan dalam bidang olahraga, yaitu currere yang berarti jarak tempuh dalam kegiatan berlari mulai dari start hingga finish. Pengertian ini kemudian diterapkan dalam pendidikan. Dalam bahasa Arab, istilah “kurikulum” diartikan dengan manhaj, yakni jalan terang atau jalan terang yang dilalui oleh manusia pada bidang kehidupannya. Dalam konteks pendidikan kurikulum berarti jalan terang yang dilalui oleh pendidik/ guru dengan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap serta nilai-nilai. Al-Khauly (1981) seperti dikutip oleh Muhaimin menjelaskan al- manhaj sebagai seperangkat rencana dan media untuk mengantarkan lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan. 1 Definisi kurikulum yang tertuang dalam UU Sisdiknas Nomor 20/2003 dikembangkan ke arah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dengan demikian ada tiga komponen yang termuat dalam kurikulum, yaitu tujuan, isi dan bahan pelajaran serta, cara pembelajaran, baik yang berupa strategi pembelajaran maupun evaluasi. 2 Macam-macam definisi yang diberikan tentang kurikulum, lazimnya kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk 1 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 1 2 Ibid, hal. 2

Upload: dangnga

Post on 22-May-2018

242 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

11

BAB II

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)

DALAM PEMBELAJARAN FIQIH

A. KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)

1. Arti Kurikulum

Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang semula digunakan

dalam bidang olahraga, yaitu currere yang berarti jarak tempuh dalam

kegiatan berlari mulai dari start hingga finish. Pengertian ini kemudian

diterapkan dalam pendidikan. Dalam bahasa Arab, istilah “kurikulum”

diartikan dengan manhaj, yakni jalan terang atau jalan terang yang dilalui

oleh manusia pada bidang kehidupannya. Dalam konteks pendidikan

kurikulum berarti jalan terang yang dilalui oleh pendidik/ guru dengan

peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap

serta nilai-nilai.

Al-Khauly (1981) seperti dikutip oleh Muhaimin menjelaskan al-

manhaj sebagai seperangkat rencana dan media untuk mengantarkan

lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang

diinginkan.1

Definisi kurikulum yang tertuang dalam UU Sisdiknas Nomor

20/2003 dikembangkan ke arah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan pendidikan tertentu. Dengan demikian ada tiga komponen yang

termuat dalam kurikulum, yaitu tujuan, isi dan bahan pelajaran serta, cara

pembelajaran, baik yang berupa strategi pembelajaran maupun evaluasi. 2

Macam-macam definisi yang diberikan tentang kurikulum,

lazimnya kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk

1 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 1

2 Ibid, hal. 2

Page 2: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

12

melancarkan proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggung

jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.

Ada sejumlah ahli teori kurikulum yang berpendapat bahwa

kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan

melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan

sekolah, jadi selain kegiatan kurikulum yang formal juga kegiatan yang

tak formal. Yang terakhir ini sering disebut kegiatan kokurikuler atau

ekstra–kurikuler (co-curriculum atau extra – curriculum).3

Kurikulum adalah semua kegiatan atau semua pengalaman

pelajaran yang didesain di bawah tanggung jawab sekolah dalam rangka

tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.4

2. Bentuk –Bentuk Kurikulum

a. Kurikulum Materi Terpisah

Pada kurikulum ini, setiap materi pelajaran terpisah sepenuhnya

dari seluruh pertimbangan materi pelajaran lain. Para penyusun

kurikulum ini tidak memperhatikan kaitan-kaitan dan hubungan

apapun antara suatu materi dengan materi lainnya. Kurikulum ini

bertentangan dengan integritas kepribadian anak didik karena hanya

berpegang pada teori psikologi turunan filsafat Yunani yang pada abad

pertengahan sempat menguasai Eropa. Teori tersebut berpegang pada

prinsip bahwa akal manusia merupakan bakat yang dapat

dikembangkan secara otonom dan terlepas dari bakat-bakat lain.

Bakat-bakat itu dapat berbentuk bakat mengingat dan menghafal, bakat

linguistik, bakat matematis, bakat imajinatif atau bakat kepemimpinan.

Teori ini pun mengatakan bahwa pemeliharaan bakat-bakat tersebut

dilakukan dengan cara melatih setiap bakat secara terpisah. Dengan

demikian, kurikulum materi pelajaran yang merupakan sarana

3 S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), hal. 5 4 Irpan Abd Gafar DM, Muhammad Jamil B, Re-Formulasi Rancangan Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam, Panduan dosen Guru dan Mahasiswa, (Jakarta: Nur Insani, 2003), hal. 97

Page 3: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

13

pengembangan bakat pun harus meliputi pertimbangan-pertimbangan

dan pengetahuan-pengetahuan yang antara satu materi pelajaran

terpisah dari materi lainnya.5

b. Kurikulum Materi–Integral

Bentuk kurikulum ini merupakan salah satu bentuk kurikulum

yang didasarkan pada teori psikologis yang muncul pada akhir abad

pertengahan atau pada permulaan era kebangkitan Eropa. Teori ini

disusun untuk menggantikan teori bakat. Teori ini disusun oleh kaum

integralis yang meyakini bahwa akal manusia hanya dapat dibentuk

melalui ikatan dan interaksi antara persepsi dan perasaannya yang

terjadi pada bentuk tertentu; dan persepsi baru itu harus memiliki

kaitan dengan pengalaman atau persepsi terdahulu. Kurikulum yang

disusun menurut bentuk ini menyajikan materi pelajaran seolah-olah

dia merupakan mata rantai yang saling terkait. Setiap mata rantai yang

sebelumnya. Karena, setiap materi pelajaran harus mengandung unsur

pengingatan kembali terhadap materi yang diberikan pada tahun-tahun

sebelumnya. Kadang-kadang, pada tahun ajaran yang sama, materi

pelajaran terkait dengan materi lainnya, misalnya bahasa dengan

agama, atau agama dengan sejarah, dan lain-lain. 6

c. Kurikulum Terpusat

Dalam kurikulum ini, bagian atau materi pelajaran sangat

berhubungan dan menyatu. Seluruh materi dan pengetahuan yang

hendak diberikan kepada siswa harus saling terkait dan menyatu pada

pusat atau topik bahasan yang diminati oleh para siswa. Pusat atau

topik itu disebut juga sentral pelatihan. Dengan demikian, pusat

perhatian dalam pelajaran IPA dan bahasa misalnya, merupakan

sentral dalam kaitannya dengan berbagai masalah yang mengitarinya,

sebagaimana disyaratkan Dr. Abdul Latif Fu’ad Ibrahim ini:

5 Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat

(Jakarta, Gema Insasi), 1995, hal. 194 6 Ibid. hal. 194

Page 4: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

14

“Secara linguistik, kata sentral merupakan pusat bagi suatu perkara

yang di sekelilingnya berputar perkara-perkara lain. Tatkala istilah

tersebut digunakan dalam terminologi kurikulum, kata itu menunjuk

pada pusat tertentu dalam kurikulum yang mengikat seluruh bagian

kurikulum dalam ikatan yang kuat serta menunjuk pada bagian pusat di

dalam kurikulum pelajaran yang dialami oleh seluruh siswa”

Agar kurikulum terpusat ini berhasil, pusat atau sentral perhatian

harus berupa topik yang diminati oleh para siswa dan menjadi

perhatian mereka, serta pada saat yang sama harus mampu menjadi

kutub bagi perealisasian topik pusat.7

d. Kurikulum Proyek

Agar kurikulum ini dapat dianggap sebagai sistem yang

diterapkan pada serangkaian aktivitas tertentu, serta widyawisata,

dialog, kuliah, proyek kegiatan tertentu, dan upaya-upaya sistematis

lain yang bersumber pada kehidupan persekolahan dan lingkungan

mereka. Aktivitas-aktivitas ini dilakukan untuk mengembangkan

pemahaman dan pengetahuan siswa serta mewujudkan tujuan bangsa,

tujuan pengajaran serta tujuan pendidikan mereka. Pada pelaksanaan

kurikulum tersebut, banyak kegiatan yang menyempurnakan

ketrampilan siswa dalam berkomunikasi melalui penggunaan bahasa

sehingga siswa pada dunia bahasa akan termotivasi untuk

mengembangkan bakat berbahasanya, baik itu melalui dialog

langsung, kegiatan jurnalistik, korespondensi, dan lain-lain. Selain itu,

melalui pembinaan keagamaan atau kegiatan memakmurkan masjid

yang membina rasa dan pikiran ketuhanan setiap siswa akan terdorong

untuk menaati Allah; atau dapat juga melalui kegiatan pengumpulan

zakat, praktek pembagian harta warisan, dan lain-lain.8

7 Ibid, hal. 195 8 Ibid, hal. 195-196

Page 5: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

15

3. Arti Kompetensi

Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan ketrampilan,

nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

Mc Ashan seperti yang dikutip oleh Mulyasa mengartikan kompetensi

sebagai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh

seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat

melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan

sebaik-baiknya.9

4. Jenis-jenis Kompetensi

Jenis-jenis kompetensi antara lain: Pertama: kompetensi tamatan,

yaitu kemampuan yang harus dicapai dan dikuasai siswa ketika siswa

tamat dari suatu jenjang pendidikan. Kompetensi ini meliputi kemampuan

intelektual, emosional, spiritual, maupun kinestesis ragawi atau

ketrampilan.

Kedua: kompetensi lintas kurikulum, yaitu kecakapan untuk belajar

sepanjang hayat, dan ketrampilan hidup yang diperlukan siswa untuk

mencapai seluruh potensinya dalam kehidupan dan dunia kerja.

Ketiga; kompetensi rumpun pelajaran; yaitu kinerja harus dicapai

ketika siswa menyelesaikan suatu rumpun pelajaran yang terdiri dari suatu

mata pelajaran atau lebih.

Keempat; kompetensi dasar yaitu ukuran minimal kemampuan

sesuai target yang ditetapkan oleh jenjang pendidikan yang diikutinya baik

dalam dimensi pengetahuan dan ketrampilan serta nilai-nilai yang

direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.10

Jadi, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan suatu

desain kurikulum yang dikembangkan berdasarkan seperangkat

kompetensi tertentu. Kurikulum Berbasis Kompetensi dapat diartikan

sebagai rancangan kurikulum yang dikembangkan berdasarkan atas

9 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan Implementasi,

(Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 37-38 10 Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hal.

128-129

Page 6: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

16

seperangkat kompetensi khusus, yang harus dipelajari dan atau

ditampilkan peserta didik. Seperangkat kompetensi tersebut, pada

akhirnya, akan menggambarkan sebagai profil kompetensi yang utuh,

terukur dan teramati.11

Kurikulum Berbasis Kompetensi juga dapat diartikan sebagai suatu

konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan

melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu,

sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan

terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk

mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan

minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk

kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.

Perbedaan KBK dengan Kurikulum 1994. 12

No Kurikulum 1994 Kurikulum Berbasis Kompetensi

1. Menggunakan pendekatan

penguasaan ilmu

pengetahuan, yang

menekankan pada isi atau

materi berupa pengetahuan,

pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan

evaluasi yang diambil dari

bidang-bidang ilmu

pengetahuan.

Menggunakan pendekatan kompetensi

yang menekankan pada pemahaman

atau kompetensi tertentu di sekolah

yang berkaitan dengan pekerjaan yang

ada di masyarakat.

2. Standar akademis yang

diterapkan secara seragam

bagi setiap peserta didik.

Standar kompetensi memperhatikan

perbedaan individu, baik kemampuan

kecepatan belajar maupun konteks

sosial budaya.

11 Kurikulum 2004, Pedoman Umum Pengembangan Silabus Madrasah Tsanawiyah,,

Jakarta: Depag RI Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam , 2004), hal. 2 12 E. Mulyasa, Op. Cit,. hal 166-167

Page 7: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

17

3. Berbasis konten, sehingga

peserta didik dianggap

sebagai kertas putih yang

perlu ditulisi dengan

sejumlah ilmu pengetahuan.

(Transfer Of Knowledge)

Berbasis kompetensi, sehingga peserta

didik berada pada proses

perkembangan yang berkelanjutan

dari seluruh aspek kepribadian,

sebagai pemekaran terhadap potensi-

potensi bawaan sesuai dengan

kesempatan belajar yang ada dan

diberikan oleh lingkungan

4. Pengembangan kurikulum

dilakukan secara

sentralisasi, sehingga

Depdiknas, me-monopoli

pengembangan ide dan

konsep kurikulum

Pengembangan kurikulum dilakukan

secara desentralisasi, sehingga

pemerintah dan masyarakat bersama-

sama menentukan standar pendidikan

yang tertuang dalam kurikulum

5. Materi yang dikembangkan

dan diajarkan di sekolah

seringkali tidak sesuai

dengan potensi sekolah,

kebutuhan dan kemampuan

peserta didik, serta

kebutuhan masyarakat

sekitar sekolah.

Sekolah diberi keleluasaan untuk

menyusun dan mengembangkan

silabus mata pelajaran sehingga dapat

mengakomodasi kebutuhan dan

kemampuan peserta didik, serta

kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.

6. Guru merupakan kurikulum

yang menentukan segala

sesuatu yang terjadi di

dalam kelas

Guru sebagai fasilitator yang bertugas

mengkondisikan lingkungan untuk

memberikan kemudahan belajar

peserta didik

7. Pengetahuan, ketrampilan

dan sikap dikembangkan

melalui latihan, seperti

latihan mengerjakan soal.

Pengetahuan, ketrampilan dan sikap

dikembangkan berdasarkan

pemahaman yang akan membentuk

kompetensi individual

Page 8: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

18

8. Pembelajaran cenderung

hanya dilakukan di dalam

kelas, atau dibatasi oleh

empat dinding kelas

Pembelajaran yang dilakukan

mendorong terjalinnya kerja sama

antara sekolah masyarakat dan dunia

kerja dalam membentuk kompetensi

peserta didik.

9. Evaluasi nasional yang tidak

menyentuh aspek–aspek

kepribadian peserta didik.

Evaluasi berbasis kelas yang

menekankan pada proses dan hasil

belajar.

5. Karakteristik KBK

Karakteristik KBK antara lain mencakup seleksi kompetensi yang

sesuai; spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan

kesuksesan pencapaian kompetensi; dan pengembangan system

pembelajaran. Disamping itu KBK memiliki sejumlah kompetensi yang

harus dikuasai oleh peserta didik, penilaian dilakukan berdasarkan standar

khusus sebagai hasil demonstrasi kompetensi yang ditujukan oleh peserta

didik, pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan individual personal

untuk menguasai kompetensi yang dipersyaratkan, peserta didik dapat

dinilai dari kompetensinya kapan saja bila mereka telah siap, dan dalam

pembelajaran peserta didik dapat maju sesuai dengan kecepatan dan

kemampuan masing.13

Depdiknas (2000) mengemukakan bahwa Kurikulum Berbasis

Kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara

individual maupun klasikal.

b. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.

c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan

metode yang bervariasi.

13 Ibid, hal. 42

Page 9: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

19

d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lainnya yang

memenuhi unsur edukatif.

e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya

penggunaan atau pencapaian kompetensi.

Lebih lanjut, dari berbagai sumber sedikitnya dapat

diidentifikasikan enam karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi,

yaitu:

1. Sistem Belajar dengan Modul.

Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan

bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional, dan

terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman

penggunaannya untuk para guru. Sebuah modul adalah pernyataan

satuan pembelajaran dengan tujuan-tujuan, pretes aktivitas belajar yang

memungkinkan peserta didik memperoleh kompetensi-kompetensi

yang belum dikuasai dari hasil pretes, dan mengevaluasi

kompetensinya untuk mengukur keberhasilan belajar.

Tujuan utama system modul adalah untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana,

fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal.

Pembelajaran dengan system modul memiliki karakteristik

sebagai berikut :

a. Setiap modul harus memberikan informasi dan memberikan

petunjuk pelaksanaan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan

oleh peserta didik, bagaimana melakukannya, dan sumber belajar

apa yang harus digunakan.

b. Modul merupakan pembelajaran individual, sehingga

mengupayakan untuk melibatkan sebanyak mungkin karakteristik

peserta didik. Dalam hals ini setiap modul harus : (1)

memungkinkan peserta didik mengalami kemajuan belajar sesuai

dengan kemampuannya; (2) memungkinkan peserta didik

mengukur kemajuan belajar yang telah diperoleh; dan (3)

Page 10: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

20

memfokuskan peserta didik pada tujuan pembelajaran yang spesifik

dan dapat diukur.

c. Pengalaman belajar dalam modul disediakan untuk membantu

peserta didik mencapai tujuan pembelajaran seefektif dan seefisien

mungkin, serta memungkinkan peserta didik untuk melakukan

pembelajaran secara aktif, tidak sekedar membaca dan mendengar,

tetapi lebih dari itu, modul memberikan kesempatan untuk bermain

peran (role playing), simulasi, dan berdiskusi.

d. Materi pembelajaran disajikan secara logis dan sistematis, sehingga

peserta didik dapat mengetahui kapan dia memulai dan kapan

mengakhiri suatu modul, dan tidak menimbulkan pertanyaan

mengenai apa yang harus dilakukan, atau dipelajari.

e. Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian

tujuan belajar peserta didik, terutama untuk memberikan umpan

balik bagi peserta didik dalam mencapai ketuntasan belajar.

Pengukuran ini juga merupakan suatu kriteria atau standard

kelengkapan modul.

Pada umumnya sebuah modul terdiri atas beberapa komponen

sebagai berikut :

1) Lembar kerja peserta didik

2) Lembar kerja

3) Kunci jawaban kerja

4) Lembar soal

5) Lembar jawaban; dan

6) Kunci jawaban.

2. Menggunakan Keseluruhan Sumber Belajar

Dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK) guru tidak lagi

berperan sebagai aktor/aktris utama dalam proses pembelajaran, karena

pembelajaran dapat dilakukan dengan mendayagunakan aneka ragam

sumber belajar.

Page 11: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

21

Secara sederhana sumber belajar dapat dirumuskan sebagai

segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta

didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan,

pengalaman, dan ketrampilan dalam proses belajar mengajar.

Dari berbagai sumber belajar yang ada dan mungkin

dikembangkan dalam pembelajaran pada garis besarnya dapat

dikelompokkan sebagai berikut :

a. Manusia, yaitu orang yang menyampaikan pesan secara langsung;

seperti guru, konselor, administrator, yang diniati secara khusus dan

disengaja untuk kepentingan belajar (by design).

b. Bahan, yaitu sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran; baik

yang diniati secara khusus seperti film pendidikan, peta, grafik,

buku paket, dan sebagainya yang biasanya disebut media

pengajaran (instructional media), maupun bahan yang bersifat

umum; seperti film keluarga berencana bisa dimanfaatkan untuk

kepentingan belajar.

c. Lingkungan, yaitu ruang dan tempat dimana sumber-sumber dapat

berinteraksi dengan para peserta didik. Ruang dan tempat yang

diniati secara sengaja untuk kepentingan belajar, misalnya

perpustakaan, ruang kelas, laboratorium, ruang mikro teaching, dan

sebagainya. Disamping itu, ada pula ruang yang tidak diniati untuk

kepentingan belajar, namun bisa dimanfaatkan; misalnya museum,

kebun binatang, kebun raya candi, dan tempat-tempat beribadat.

d. Alat dan peralatan, yaitu sumber belajar untuk produksi dan atau

memainkan sumber-sumber lain. Alat dan peralatan produksi

misalnya kamera untuk produksi foto, dan tape recorder untuk

rekaman. Sedang alat dan peralatan yang digunakan untuk

memainkan sumber lain, misalnya proyektor film, pesawat tv, dan

pesawat radio.

e. Aktivitas, yaitu sumber belajar yang biasanya merupakan

kombinasi antara suatu teknik dengan sumber lain untuk

Page 12: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

22

memudahkan belajar, misalnya pengajaran berprogram merupakan

kombinasi antara teknik penyajian bahan dengan buku, contoh

lainnya seperti simulasi dan karyawisata.

3. Pengalaman lapangan

Kurikulum berbasis kompetensi lebih menekankan pada

pengalaman lapangan untuk mengakrabkan hubungan antara guru

dengan peserta didik. Keterlibatan anggota tim guru dalam

pembelajaran di sekolah memudahkan mereka untuk mengikuti

perkembangan yang terjadi selama peserta didik mengikuti

pembelajaran, pemahaman, dan pengalaman dalam ruang lingkup yang

lebih luas untuk menunjang profesinya sebagai guru.

Pengalaman lapangan dapat secara sistematis melibatkan

masyarakat dalam pengembangan program, aktivitas dan evaluasi

pembelajaran. Keterlibatan ini penting karena masyarakat adalah

pemakai produk pendidikan dan dalam banyak kasus, sekaligus sebagai

penyandang dana untuk pembangunan dan pengoperasian program.

Pengalaman lapangan dapat melibatkan tim guru dari berbagai disiplin

dan antar disiplin, sehingga memungkinkan terkerahkannya kekuatan

dan minat peserta didik terhadap pelaksanaan pembelajaran, dan

terlindunginya guru terhadap rasa tidak senang peserta didik. Bekerja

secara tim dalam pembelajaran dimungkinkan penerapan pendekatan

pembelajaran terpadu yang dapat mengurangi kesenjangan. Dalam pada

itu, para guru yang merencanakan dan mengintegritasikan pembelajaran

bagi peserta didik dapat berbagi informasi dan saling bertukar

pengalaman. Kegiatan ini menguntungkan bagi peserta didik, terutama

bagi tumbuhnya sikap terbuka dan demokratis sebagai dampak dari

pandangan yang bervariasi terhadap kebutuhan mereka.

4. Strategi Belajar Individu Personal

KBK mengusahakan strategi belajar individu personal. Belajar

individual adalah belajar berdasarkan tempo belajar peserta didik,

Page 13: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

23

sedangkan belajar personal adalah interaksi educatif berdasarkan

keunikan peserta didik: bakat, minat, dan kemampuan (personalisasi).

KBK tidak akan berhasil secara optimal tanpa individualisasi

dan personalisasi. Individualisasi dan personalisasi dalam konteks ini

tidak hanya sekedar individualisasi dalam pembelajaran untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan kognitif peserta didik, tetapi

mencakup respons-respons terhadap perasaan pribadi dan kebutuhan

pertumbuhan psikososial peserta didik. Dalam rangka mengembangkan

strategi individual personal, pengembangan program KBK perlu

melibatkan berbagai ahli, terutama ahli psikologi, baik psikologi

perkembangan, maupun psikologi belajar (psikologi pendidikan).

5. Kemudahan Belajar

Kemudahan belajar dalam KBK diberikan melalui kombinasi

antara pembelajaran individual personal dengan pengalaman lapangan,

dan pembelajaran secara tim (team teaching). Hal tersebut dilakukan

melalui berbagai saluran komunikasi yang dirancang untuk itu, seperti

video, televisi, radio, bulletin, jurnal dan surat kabar. Berbagai media

komunikasi tersebut perlu didayagunakan secara optimal untuk

memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik dalam menguasai

dan memahami kompetensi tertentu.

Menurut konsep kurikulum berbasis kompetensi, belajar

merupakan perubahan dari tidak bisa menjadi bisa melakukan. Tujuan,

sasaran dan penilaian semuanya terfokus pada kompetensi yang

dimiliki peserta didik atau pekerjaan yang mampu dilakukannya setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran.

6. Belajar Tuntas

Belajar tuntas merupakan strategi pembelajaran yang dapat

dilaksanakan di dalam kelas, dengan asumsi bahwa di dalam kondisi

yang tepat semua peserta didik akan mampu belajar dengan baik dan

memperoleh hasil belajar secara maksimal terhadap seluruh bahan yang

dipelajari. Agar semua peserta didik memperoleh hasil belajar secara

Page 14: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

24

maksimal. Pembelajaran harus dilaksanakan dengan sistematis.

Kesistematisan akan tercermin dari strategi pembelajaran yang

dilaksanakan, terutama dalam mengorganisir tujuan dan bahan belajar,

melaksanakan evaluasi dan memberikan bimbingan terhadap peserta

didik yang gagal mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan

pembelajaran harus diorganisir secara spesifik untuk memudahkan

pengecekan hasil belajar, bahan perlu dijabarkan menjadi satuan-satuan

belajar tertentu, dan penguasaan bahan yang lengkap untuk semua

tujuan setiap satuan belajar dituntut dari para peserta didik sebelum

proses belajar melangkah pada tahap berikutnya. Evaluasi yang

dilaksanakan setelah para peserta didik menyelesaikan suatu kegiatan

belajar tertentu merupakan dasar untuk memperoleh balikan

(feedback). Tujuan utama evaluasi adalah memperoleh informasi

tentang pencapaian tujuan dan penguasaan bahan oleh peserta didik.

Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan dimana dan dalam hal apa

para peserta didik perlu memperoleh bimbingan dalam mencapai

tujuan, sehingga seluruh peserta didik dapat menguasai bahan belajar

secara maksimal (belajar tuntas).14

6. Prosedur KBK

Dalam pembelajaran KBK memiliki prosuder yang beragam

diantaranya :

a. Pengembangan program yang mencakup pengembangan program

tahunan, program semester, program modul (pokok bahasan), program

mingguan dan harian, program pengayaan dan remedial, serta program

bimbingan dan konseling.

1. program tahunan merupakan program umum yang dikembangkan

oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

2. program semesteran berisikan garis- garis besar mengenai hal- hal

yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut.

14 Ibid, hal 53.

Page 15: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

25

3. program modul pada umumnya dikembangkan dari setiap

kompetensi dan pokok bahasan yang akan disampaikan.

4. program mingguan dan harian merupakan penjabaran dari program

semester dan program modul.

5. program pengayaan dan remedial merupakan pelengkap dan

penjabaran dari program mingguan dan harian.

6. program bimbingan dan konseling. Selain guru pembimbing, guru

mata pelajaran yang memenuhi kriteria pelayanan bimbingan dan

kariei diperkenankan memfungsikan diri sebagai guru pembimbing.

b. Pelaksanaan pembelajaran (PBM) yang mencakup tiga hal; pre tes,

proses, dan post tes.

1. pre tes adalah tes awal yang memiliki banyak kegunaan dalam

menjajagi proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2. proses disini dimaksudkan sebagai kegiatan inti dari pelaksanaan

proses pembelajaran yakni bagaimana tujuan- tujuan belajar

direalisasikan melalui modul. Proses pembelajaran dikatakan efektif

apabila seluruh peserta didika terlibat secara aktif, baik mental, fisik

maupun sosialnya.

3. post tes berguna untuk melihat keberhasilan pembelajaran.

c. Evaluasi hasil belajar dilakukan dengan Penilaian kelas, tes kemampuan

dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, bench- marking,

dan penilaian program.

1. penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum,

dan ujian akhir.

2. tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan

membaca, menulis, dan berhitung yang diperlukan dalam rangka

mmeperbaiki program pembelajaran (program remedial) yang

dilakukan setiap tahun.

3. penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi diselenggarakan

guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai

Page 16: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

26

ketuntasan belajar peserta didik dalam waktu tertentu. Untuk

keperluan sertifikasi dicantumkan dalam surat tanda tamat belajar.

4. bench- marking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja

yang sedang berjalan, proses,dan hasil untuk mencapai suatu

keunggulan yang memuaskan.

5. penilaian program dilakukan oleh departemen pendidikan nasional

dan dinas pendidikan secara kontinu dan berkesinambungan .

d. Peningkatan kualitas pembelajaran dengan cara peningkatan aktivitas

dan kreatifitas peserta didik, peningkatan disiplin belajar,dan

pengingkatan motovasi belajar.15

B. PEMBELAJARAN FIQIH

1. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses perbuatan mengajarkan pengetahuan,

dalam bahasa Arab diistilahkan “Ta’lim” yakni mengajar, mendidik atau

melatih. Menurut Dengeng (1989) mengistilahkan pembelajaran sebagai

upaya membelajarkan pebelajar.16

2. Arti Fiqih

Definisi fiqih yang dikemukakan oleh ustadz Abdul Hamid Hakim,

dalam kitabnya Sulam, antara lain :

فقهت كالمك اى فهمت, الفقه لغة الفهم

“Fiqih menurut bahasa : Faham, maka tahu aku akan perkataan engkau, artinya faham aku”.

17.العلم با الحكام الشر عية اليت طريقها االجتهاد: واصطالحا

“Fiqih menurut istilah / ketepatan ialah mengetahui hukum-hukum agama Islam dengan cara atau jalannya ijtihad”.

15 Ibid, hal. 105 16 Irpan Abd. Gafar DM, Muhammad Jamil B, Op., Cit. hal. 22 17 Abdul Hamid Hakim, as- Sulam, Juz 2,( Sa’adiyah Putra, tt ), hal. 5.

Page 17: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

27

كالعلم بان النية يف الوضوء واجبة وحنو ذلك من املسائل االجتهادية لقوله

18.متفق عليه. إمنا االعمال بالنية: صلي اهللا عليه وسلم

“Seperti mengetahui bahwa sesungguhnya niat pada berwudhu adalah wajib dan seperti demikian itu sebagian ijtihad sebagaimana kata nabi Muhammad SAW: “Sesungguhnya pekerjaan-pekerjaan itu dimulai dengan niat”. (Muttafaqun alaihi).19

Definisi fiqh yang dikemukakan oleh pengikut–pengikut Imam

Syafi’i ialah :

تعلق بأفعال املكلفني املستنبط من أدلتها العلم الذي يبني االحكم الشرعية اليت ت

.التفصيلية

“Ilmu yang menerangkan segala hukum agama yang berhubungan dengan perbuatan para mukallaf yang dikeluarkan (diisthimbatkan) dari dalil-dalil yang jelas (Tafshily)”.20

Definisi Fiqih menurut Abi Yahya Zakariya, sebagai berikut :

21.العلم باالحكام الشرعية العمليه املكتسبة من ادلتها التفصيلية

“Ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara’ (ilmu yang menerangkan segala hukum syara’) yang berhubungan dengan amaliyah yang diusahakan memperolehnya dari dalil-dalil yang jelas (tafshily)”.

18 Imam Abi Abdillah Muhammad al-Bukhari, Shohih Bukhori, Juz I, ( Semarang, Toha

Putra, tt) , hal. 20. 19 Nazar Bakry, Fiqh dan Ushul Fiqh, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2003) , hal. 8 . 20 Ibid, hal. 12. 21 Abi Yahya Zakariya, Fathul Wahab, Juz I, (Surabaya, Dar al-Kutub al-Islam, tt), hal.3.

Page 18: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

28

Definisi Fiqih menurut Zainuddin Ibn Abdul Aziz al-Malibary,

sebagai berikut :

22.العلم باالحكام الشرعية العمليه املكتسبة من ادلتها التفصيلية

“Ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara’ (ilmu yang menerangkan segala hukum syara’) yang berhubungan dengan amaliyah yang diusahakan memperolehnya dari dalil-dalil yang jelas (tafshily)”.

Sedangkan dalam konteks kurikulum madrasah Pendidikah Fiqih

yaitu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang

diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati dan mengamalkan hukum Islam yang kemudian menjadi dasar

pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta

penggunaan pengalaman.23 3. Ruang Lingkup dan Karakteristik Fiqih KBK

a. Ruang Lingkup Fiqih KBK

Ruang lingkup fiqih KBK meliputi keserasian, keselarasan, dan

keseimbangan antara :

1. Hubungan manusia dengan Allah SWT

2. Hubungan manusia dengan sesama manusia, dan

3. Hubungan manusia dengan alam (selain manusia) dan lingkungan.

Adapun ruang lingkup mata pelajaran fiqih terfokus pada aspek :

1. Fiqih Ibadah

2. Fiqih Muamalah

3. Fiqih Jinayah

4. Fiqih Siyasah.24

22 Zainuddin Ibn Abdul Aziz al-Malibary, Fathul Mu’in, (Semarang, PT Thoha Putra, tt),

hal. 2. 23 Nasiruddin , Materi Kuliah Pendidikan Fiqih Program S.1 GPAI SLTP/ SLTA Fakultas

Tarbiyah IAIN WS, Semarang, 2005, hal. 3 24 Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyyah, Jakarta, Depag Direktorat Kelembagaan

Agama Islam, 2004, hal.47.

Page 19: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

29

b. Tujuan dan Fungsi Fiqih KBK

1) Tujuan

Fiqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali

peserta didik agar dapat :

a) Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara

terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli.

Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi

pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.

b) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam

dengan benar. Pengamalan tersebut diharapkan dapat

menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin

dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi

maupun sosialnya.

2) Fungsi

Mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah berfungsi

untuk:

a) Penanaman nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik

kepada Allah SWT. Sebagai pedoman mencapai kebahagiaan

hidup di dunia dan akhirat.

b) Penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam di kalangan

peserta didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan

peraturan yang berlaku di madrasah dan masyarakat.

c) Pembentukan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di

madrasah dan masyarakat.

d) Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT

serta akhlak mulia peserta didik secara optimal mungkin,

melanjutkan yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam

lingkungan keluarga.

e) Pembangunan mental peserta didik terhadap lingkungan fisik

dan sosial melalui ibadah muamalah.

Page 20: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

30

f) Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta

didik dalam keyakinan pelaksanaan ibadah dalam kehidupan

sehari-hari.

g) Pembekalan peserta didik untuk mendalami fiqih/ hukum Islam

pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.25

Kurikulum dan pembelajaran kontekstual perlu didasarkan atas

prinsip dan strategi pembelajaran yang mendorong terciptanya lima

bentuk pembelajaran “relating, experiencing, applying, cooperating,

and transferring”.

1. Keterkaitan, relevansi (Relating)

Proses pembelajaran hendaknya ada keterkaitan (relevance)

dengan bekal pengetahuan (Prerequisite knowledge) yang telah ada

pada diri siswa, dengan konteks pengalaman dalam kehidupan

dunia nyata.

2. Pengalaman Langsung (Experiencing)

Dalam proses pembelajaran siswa perlu mendapatkan pengalaman

langsung melalui kegiatan eksplorasi, penemuan (discovery),

investigasi, penelitian, dan lain-lain.

3. Aplikasi (Applying)

Menerapkan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang dipelajari

dalam situasi dan konteks yang lain merupakan pembelajaran

tingkat tinggi daripada sekedar hafal.

4. Kerja sama (Cooperating)

Kerja sama dalam konteks saling tukar pikiran, mengajukan dan

menjawab pertanyaan, komunikasi interaktif antar sesama siswa,

antar siswa dengan guru, antar siswa dengan nara sumber,

memecahkan masalah dan mengerjakan tugas bersama merupakan

strategi pembelajaran pokok dalam pembelajaran kontekstual.

5. Alih Pengetahuan (Transferring)

25 Ibid, hal. 46-47.

Page 21: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

31

Pembelajaran kontekstual menekankan pada kemampuan siswa

untuk mentransfer pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang telah

dimiliki pada situasi lain. Dengan kata lain pengetahuan dan

ketrampilan yang telah dimiliki oleh siswa bukan sekedar untuk

dihafal tetapi dapat digunakan atau dialihkan pada situasi dan

kondisi lain.26

c. Pendekatan Pembelajaran Fiqih

Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran fiqih antara

lain :

1. Keimanan, memberikan peluang kepada peserta didik untuk

mengembangkan pemahaman adanya Tuhan sebagai sumber

kehidupan makhluk sejagad ini.

2. Pengalaman, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mempraktekkan dan merasakan hasil-hasil pengamalan ibadah dan

akhlak dalam menghadapi tugas dan masalah-masalah dalam

kehidupan.

3. Pembiasaan, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

membiasakan sikap dan perilaku baik yang sesuai dengan ajaran

Islam dan budaya bangsa dalam menghadapi masalah kehidupan.

4. Rasional, usaha memberikan peranan dan rasio (akal) peserta didik

dalam memahami dan membedakan berbagai bahan ajar dalam

standar materi serta kaitannya dengan perilaku yang baik dan

perilaku yang buruk dalam kehidupan duniawi.

5. Emosional, upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik

dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan

budaya bangsa.

26 Dewi Salma Prawiradilaga, Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta,

Prenada Media, 2004), hal. 16-18.

Page 22: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

32

6. Fungsional, menyajikan bentuk semua standar materi dari segi

manfaatnya bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam

arti luas.

7. Keteladanan, menjadikan figur guru agama dan non-agama serta

petugas sekolah lainnya maupun orang tua peserta didik, sebagai

cermin manusia berkepribadian agama.27

Selain pendekatan di atas terdapat pendekatan yang

sekarang lagi digalakkan dalam pembelajaran KBK yaitu

pembelajaran kontekstual CTL (Contekxtual Teaching and

Learning) adalah konsep pembelajaran yang membantu guru

mengaitkan antara materi pelajaran yang diajarkan dengan situasi

dunia nyata yang dialami oleh siswa, serta mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.28

Selanjutnya ada enam kunci dasar dari pembelajaran

kontekstual, yaitu :

a) Pembelajaran bermakna: pemahaman, relevansi dan penilaian

pribadi sangat terkait dengan kepentingan siswa di dalam

mempelajari isi materi pelajaran.

b) Penerapan pengetahuan: kemampuan siswa untuk memahami

apa yang dipelajari dan diterapkan dalam tatanan kehidupan di

masa sekarang dan mendatang.

c) Berpikir tingkat tinggi: siswa diwajibkan untuk memanfaatkan

berpikir kritis dan berpikir kreatifnya dalam pengumpulan data,

pemahaman dan pemecahan masalah.

27 Abdul Madjid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep

dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung, PT. Bina Citra Pesona Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 86.

28 Jurnal Pendidikan Islam, Volume 12, Nomor 2, FT IAIN WS, (Semarang, 2003), hal.190

Page 23: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

33

d) Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar: isi

pembelajaran harus dikaitkan dengan standar local, propinsi,

nasional dan perkembangan iptek dan dunia kerja.

e) Responsif terhadap budaya: guru harus memahami dan

menghargai nilai, kepercayaan dan kebiasaan siswa.

f) Penilaian autentik: penggunaan berbagai strategi penilaian akan

merefleksikan hasil belajar yang sesungguhnya.29

d. Metodologi Pembelajaran Fiqih

Metodologi pembelajaran yang digunakan antara lain :

1. Metode Demonstrasi dan Eksperimen

Yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah: metode

mengajar dengan menggunakan alat peragaan (meragakan), untuk

memperjelas suatu pengertian, atau untuk memperlihatkan

bagaimana untuk melakukan dan jalannya suatu proses pembuatan

tertentu pada siswa. To Show atau memperkenalkan /

mempertontonkan.

Kalau demonstrasi titik tekannya terletak pada

memperagakan, bagaimana jalannya proses tertentu. Maka pada

eksperimen adalah melakukan percobaan / praktek langsung atau

dengan cara meneliti dan mengamati secara seksama. Dalam

pelaksanaan kedua metode ini dapat dipakai bersama-sama /

bergantian.

Metode demonstrasi dalam pelaksanaannya antara lain

dapat digunakan dalam menyampaikan bahan pelajaran fiqh,

misalnya bagaimana berwudlu yang benar, bagaimana cara

mengerjakan salat yang benar, baik itu shalat wajib lima waktu

sehari semalam maupun shalat sunat seperti shalat istikharah,

tahajjud, istisqa’, dan lain sebagainya. Sebab kata demonstrasi

29 Ibid, hal 191-192.

Page 24: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

34

terambil dari Demonstration = to show (memperagakan /

memperlihatkan) proses kelangsungan sesuatu.

Sedangkan pada metode eksperimen, dapat menjelaskan

misalnya, untuk menentukan / meneliti kadar tanah atau debu yang

dapat dijadikan “Tayamum” sebagai pengganti air, juga dapat

meneliti makanan atau minuman yang mungkin memiliki unsur

dan kadar minyak babi, tentunya hal ini dapat melihat / meneliti

lebih surking makanan seperti : roti kaleng, susu dan makanan-

makanan yang lain yang banyak mengandung protein nabati atau

hewani. Demikian juga halnya dengan minuman-minuman keras

yang mengandung alcohol, yang justru dapat membahayakan bagi

kesehatan dan kecerdasan otak manusia itu sendiri. Dan terlarang

menurut syari’at dan ajaran agama Islam.30

2. Metode Tanya Jawab

Dimaksudkan metode tanya jawab yaitu : suatu cara

menyajikan materi dengan jalan guru mengajukan suatu

pertanyaan- pertanyaan kepada siswa untuk dijawab, bisa pula

diatur pertanyaan-pertanyaan diajukan siswa lalu dijawab oleh

siswa lainnya.

Antara metode tanya jawab dengan metode diskusi

memiliki segi-segi perbedaan. Kalau pada metode tanya jawab,

guru pada umumnya menanyakan kepada siswa apakah mereka

telah mengerti dan memahami pelajaran yang telah diberikan dan

bagaimana proses pemikiran yang dipakai oleh siswa. Maka dalam

metode diskusi, pertanyaan guru lebih dititikberatkan untuk

merangsang siswa berpikir abstrak dan kompleks serta jawaban

atas pertanyaan tersebut diharapkan tidak bersifat tunggal atau

30 Tayar Yusuf, Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab,

(Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 49-50.

Page 25: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

35

mutlak adanya, akan tetapi dapat mengandung alternatif dan

penafsiran yang berbeda-beda.31

3. Metode Diskusi

Metode diskusi ialah suatu cara mempelajari materi

memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu

argumentasi secara rasional dan objektif. Cara ini menimbulkan

perhatian dan perubahan tingkah laku anak dalam belajar. Metode

diskusi juga dimaksudkan untuk dapat merangsang siswa dalam

belajar dan berpikir secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya

secara rasional dan objektif dalam pemecahan suatu masalah.

Prinsip-prinsip yang perlu dipegangi dalam melakukan

diskusi antara lain :

1. Melibatkan siswa secara aktif dalam diskusi yang diadakan;

2. Diperlukan keterlibatan dan keteraturan dalam mengemukakan

pendapat secara bergilir dipimpin seorang ketua atau

moderator;

3. Masalah yang didiskusikan disesuaikan dengan perkembangan

dan kemampuan anak;

4. Guru berusaha mendorong siswanya yang kurang aktif untuk

melakukan atau mengeluarkan pendapatnya;

5. Siswa dibiasakan menghargai pendapat orang lain dalam

menyetujui atau menentang pendapat;

6. Aturan dan jalannya diskusi hendaknya dijelaskan kepada

siswa yang masih belum mengenal tatacara berdiskusi agar

mereka dapat secara lancar mengikutinya.32

4. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Metode problem solving (metode pemecahan masalah)

terutama digunakan untuk merangsang pelajar berpikir. Karenanya,

metode ini akan banyak memanfaatkan metode-metode lain yang

31 Ibid, hal. 61. 32 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, ( Jakarta, Ciputat Press,

2002) , hal. 36.

Page 26: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

36

dimulai dari pencarian data sampai kepada penarikan kesimpulan.

Disamping itu, metode ini juga akan melibatkan banyak kegiatan

dengan bimbingan dari para pengajar.

Penggunaan metode ini akan menempuh langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi masalah secara jelas untuk dipecahkan.

Masalah ini harus tumbuh dari pelajar sesuai dengan taraf

kemampuannya.

b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk

memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan

membaca buku-buku, meneliti, bertanya, berdiskusi, dan lain-

lain.

c. Menetapkan jawaban sementara terhadap masalah tersebut,

yang didasarkan atas data yang telah diperoleh pada langkah

kedua di atas.

d. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam

langkah ini pelajar diusahakan untuk dapat memecahkan

masalah sehingga betul-betul yakin akan kebenaran jawaban

tersebut itu. Untuk menguji kebenaran ini diperlukan metode-

metode lain seperti demonstrasi, tugas, dan diskusi.

e. Menarik kesimpulan. Artinya, pelajar harus sampai kepada

kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah.33

5. Metode Latihan (drill)

Metode latihan digunakan untuk memperoleh suatu

ketangkasan atau ketrampilan dari apa yang telah dipelajari.

Latihan ini kurang mengembangkan bakat dan inisiatif pelajar

untuk berpikir. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, guru

hendaknya memperhatikan beberapa petunjuk di bawah ini :

a. Metode ini hendaknya digunakan untuk melatih : hal-hal yang

bersifat motorik, seperti menulis, permainan, dan pembuatan;

33 Ibid, hal. 181-182.

Page 27: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

37

kecakapan mental seperti perhitungan dan penggunaan rumus-

rumus; serta hubungan dan tanggapan seperti penggunaan

bahasa, grafik, symbol, dan peta.

b. Sebelum latihan dimulai, pelajar hendaknya diberi pengertian

yang mendalam tentang apa yang akan dilatihkan.

c. Latihan untuk pertama kali hendaknya bersifat diagnotis.

Kalau pada latihan pertama, pelajar tidak berhasil, maka guru

mengadakan perbaikan, lalu penyempurnaan.

d. Latihan tidak perlu lama asal sering dilaksanakan.

e. Latihan hendaknya disesuaikan dengan taraf kemampuan

pelajar.

f. Latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang esensial dan

berguna.

e. Karakteristik Pembelajaran Fiqih.

Karakteristik suatu mata pelajaran perlu diidentifikasikan dalam

rangka pengembangan silabus mata pelajaran tersebut. Struktur

keilmuan suatu mata pelajaran menyangkut dimensi standar

kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokok atau struktur

keilmuan mata pelajaran tersebut. Hasil identifikasi karakteristik mata

pelajaran tersebut bermanfaat sebagai acuan dalam mengembangkan

silabus dan rencana pembelajaran.

Sebagaimana lazimnya suatu bidang studi, materi keilmuan

mata pelajaran fiqih mencakup dimensi pengetahuan (knowledge),

ketrampilan (skill), dan nilai (values). Hal ini sesuai ide pokok mata

pelajaran fiqih, yaitu mengarahkan peserta didik untuk menjadi

muslim yang taat dan saleh dengan mengenal, memahami, menghayati

dan mengamalkan hukum Islam sehingga menjadi dasar pandangan

hidup (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan

serta pengalaman peserta didik sehingga menjadi muslim yang selalu

bertambah keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT.

Page 28: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

38

Dimensi- dimensi mata pelajaran fiqih secara garis besar

terdiri atas :

1. Dimensi pengetahuan fiqih (fiqih knowledge) yang mencakup

bidang ibadah, muamalah, jinayah dan siyasah. Secara lebih

terperinci, materi pengetahuan fiqih meliputi pengetahuan tentang

thaharah, shalat, sujud, dzikir, puasa, zakat, haji, umrah, makanan,

minuman, binatang halal / haram, qurban, aqiqah, macam-macam

muamalah, kewajiban terhadap orang sakit / jenasah, pergaulan

remaja, jinayat, hudud, mematuhi undang-undang negara (syari’at

Islam), kepemimpinan, memelihara lingkungan dan kesejahteraan

sosial.

2. Dimensi ketrampilan fiqih (fiqih skills) meliputi ketrampilan

melakukan thaharah, ketrampilan melakukan ibadah mahdhah,

memilih dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal,

melakukan kegiatan muamalah dengan sesama manusia

berdasarkan syari’at Islam, memimpin, memelihara lingkungan.

3. Dimensi nilai-nilai fiqih (fiqih values) mencakup antara lain

penghambaan kepada Allah SWT (ta’abbud), penguasaan atas nilai

religius, disiplin, percaya diri, komitmen, norma dan moral luhur,

nilai keadilan, demokratis, toleransi, kebebasan individual.

Secara garis besar karakteristik, mata pelajaran fiqih tercermin

pada struktur keilmuan mata pelajaran fiqih.

Adapun dimensi dan bidang kajian mata pelajaran fiqih dapat

dilihat pada tabel berikut :

No Dimensi Bidang Kajian

1 Fiqih Ibadah 1. Tata cara tahaharah / bersuci

2. Shalat Jum’at

3. Shalat Berjama’ah

4. Shalat Jama’ dan Qasar

5. Tata cara Shalat Darurat

6. Shalat Janazah

Page 29: BAB II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/26/jtptiain-gdl-s1... · Jenis-jenis kompetensi antara lain: ... Evaluasi berbasis kelas

39

7. Shalat Sunnah

8. Sujud di luar Shalat

9. Dzikir dan Do’a

10. Puasa

11. Zakat

12. Membelanjakan Harta

13. Ibadah Haji dan Umrah

2 Fiqih Muamalah 1. Bentuk-bentuk Muamalah

2. Muamalah di luar jual beli

3. Kewajiban terhadap orang sakit, jenasah

dan ziarah kubur.

4. Pergaulan remaja sesuai syari’at Islam.

3 Fiqih Jinayah 1. Memahami jinayat, hudud dan sangsinya

2. Tata cara pelaksanaan jinayat

3. Larangan minuman keras, mencuri dan

zina

4 Fiqih Siyasah 1. Mematuhi undang-undang negara dan

syari’at Islam

2. Memahami kepemimpinan dalam Islam

3. Kesejahteraan sosial.34

34 Kurikulum 2004, Pedoman Khusus Fiqih Madrasah Tsanawiyah, Depag RI Direktorat

Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 2004, hal. 2-4.