bab ii kualitatif nitaya(1)

54
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Sebelum membahas lebih lanjut peneliti, terlebih dahulu peneliti akan menguraikan dahulu mengenai pengertian komunikasi secara umum, istilah komunikasi ( bahasa inggris : Communications ) mempunyai banyak arti, menurut asal kata ( etimologi), istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu “ communis” yang berate sama ( common ). Dari kata komunis berubah menjadi kata kerja kommunicare, yang berarti menyebarkan atau memeberitahuakn. Jadi menurut asal katanya komunikasi berarti menyebarkan atau memberitahukan, sehingga menurut asal katanya, komunikasi menyebarkan atau memberitahukan informasi kepada pihak lain guna mendapatkan pengertian yang sama. Wexley dan Yuki mengatakan, “ communication can be defined as the transmission of informations between two or more persons ” artinya komunikasi dapat didefinisikan sebagai pengiriman informasi antara dua orang atau lebih. Mc Farland mendefinisikan komunikasi dengan “ communication may bedefinedas the process of meaningful interactions among human being” komunikasi daapat di definisikan sebagai interaksi atau proses hubungan saling pengertian antara manusia. Elliot Jacques Proposal metode kualitatif

Upload: nitaya-samarbak

Post on 23-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

2

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 KomunikasiSebelum membahas lebih lanjut peneliti, terlebih dahulu peneliti akan menguraikan dahulu mengenai pengertian komunikasi secara umum, istilah komunikasi ( bahasa inggris : Communications ) mempunyai banyak arti, menurut asal kata ( etimologi), istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis yang berate sama ( common ). Dari kata komunis berubah menjadi kata kerja kommunicare, yang berarti menyebarkan atau memeberitahuakn. Jadi menurut asal katanya komunikasi berarti menyebarkan atau memberitahukan, sehingga menurut asal katanya, komunikasi menyebarkan atau memberitahukan informasi kepada pihak lain guna mendapatkan pengertian yang sama. Wexley dan Yuki mengatakan, communication can be defined as the transmission of informations between two or more persons artinya komunikasi dapat didefinisikan sebagai pengiriman informasi antara dua orang atau lebih.Mc Farland mendefinisikan komunikasi dengan communication may bedefinedas the process of meaningful interactions among human being komunikasi daapat di definisikan sebagai interaksi atau proses hubungan saling pengertian antara manusia. Elliot Jacques memberikan definisi sebagai berikut communication is the sumtotal of direcly consciously and unconcously transmitted felling, ettitudes, and wishes . Artinya kurang lebih sebagai berikut, komunikasi adalah penyampai berbagai macam perasaaan, sikap, dan kehendak, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik secara sadar maupun tidak sadar.

Menurut Barlund, komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan dan memperkuat egoMenurut weaver, komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lain.Menurut lasswell, komunikasi menunjukan bahwa adanya upaya yang disengaja serta memiliki tujuanDari beberapa definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa : komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lainnya untuk mendapatkan saling pengertian. Dari definisi tersebut terkandung dua pengertian yaitu prosses dan informasi. Proses komunikasi merupakan rangkaian dari langkah atau tahapan yang harus di lalui dalam pengiriman informasi.

Komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya.

Komunikasi dituntut adanya partisiapasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat kegiata komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topic pesan yang disampaikan.

Komunikasi bersifat transaksional, komunikasi pada dasarnya dituntut dua tindakan, yaitu member dan menerima. Dua tindakan itu tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau porsional

2.1.1 Tujuan KomunikasiTujuan komunikasi menurut R.Wayne Pace, Brenet D.peterson dan M.Dallas Burnet dalam Ononng Uchjana Effendi, menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri dari tiga tujuan umum, yaitu:a. To secure understandingb. To establish acceptance c. To motive actionsPertama adalah to secure understanding, memastikan bahwa komunikasi mengerti pesan yang di terimanya. Jika komunikan telah mengerti pesan yang di maksudkan maka penerimanya itu harus dibina ( to establish acceptance ) pada akhirnya kegiatan dimotivasiakn ( to motive actions ).Dalam bukunya yang bertajuk Dimensi dimensi komunikasi Onong Uchjana Effendi mengungkapkan beberapa tujuan komunikasi adalah sebagai berikut :1. Perubahan sosial dan partisipasi sosial.Memberikan berbagai informasi paada masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu disampaikan. Misalnya agar masyarakat ingin ikut serta dalam dalam pemillihan suara saat pemilu atau ikut serta dalam berprilaku sehat dan sebagainya.

2. Perubahan Sikap Kegiatan memberikan informasi kepada masyarakat agar masyarakat berubah sikapnya. Misalnya memberikan informasi tentang hidup sehat dengan tujuan agar masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan sikap masyarakat akan positif terhadap pola hidup sehat

3. Perubahan PendapatMemberikan berbagai informasipada masyarakat yang tujuan akhirnya agar masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan.

4. Perubahan PerilakuKegiatan membeerikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan agar masyarakat mampu berubah perilakunya misalnya kegiatan memberikan informasi tentang hidup sehat yang tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan akan mengikuti perilaku hidup sehat.2.1.2 Makna KomunikasiKomunikasi memiliki berbagai macam makna dalam kehidupan beriteraksi.1. Komunikasi sebagai proses sosialKomunikasi merupakan inti dari kehidupan sosial, ia merupakan komponen dasar dari hubungan antar manusia, dengan adanya komunikasi kita dapat mengetahui adanya masalah dan dapat menemukan solusi yang tepat ( identify dan find way out).

Selain itu komunikasi juga dapat menjadi sumber masalah. Intinya adlah komunikasi merupakan instrument dalam proses sosial. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseoarang atau sekelompok dapat di pahmi oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh seorang penerima pesan tersebut.

Paul F. Lazarsfeld mengungkapkan hubungan antara status sosial, ekonomi, mass media exposure dan pengaruh interpersonal atau efek pengetahuan, sikap, perubahan perilaku.

2. Komunikasi sebagai peristiwaKomunikasi mempunyai pengertian, bahwa komunikasi merupakan gejal yang dipahami dari sudut pandang bagaimana bentuk dan sifat terjadinya. Pristiwa komunikasi dapat diklasifikasikan berdasarkan criteria tertentu. Ada yang membedakan komunikasi massa dengan komunikasi tatap muka, komunikasi verbal dan nonverbal, komunikasi yang menggunakan media dan tanpa media.

3. Komunikasi sebagai ilmuStruktur ilmu pengetahuan meliputi aspek aksiologi, epistemology dan ontology. Antologi mempertanyakan dimensi utilitas ( faedah, peranan, kegunaan ). Epistemology menjelaskan norma-norma uang dipergunakan ilmu pengetahuan untuk membenarkan dirinya sendiri. Sedangkan ontology mengenai struktur material dari ilmu pengetahuan.

4. Komunikasi sebgai keterampilanKomunikasi dipandang sebgai skill yang oleh individu dipergunakan untuk melakukan profesi komunikasi. Perkembangan dunia komunikasi diIndonesia pada masa yang akan datang menunjukan prospek yang semakin cerah. Dengan demikian, masalah maslah yang berhubungan dengan profesi komunikasi tetap menjadi agenda penting.

Antara komunikasi dan bidang profesionalterdapat kaitan yang signifikan. Dalam menunjang suatu profesi atau karir yang menuntut kemampuan pemahaman pada sifat dasar komunikasi, berkomunikasi komunikasi interpersonalecara kompeten dan efektif diperlukan dalam bidang kemampuan berkomunikasi, komunikasi massa, komunikasi organisasi, komunikasi politik, public relations, periklanan, penyiaran, pemasaran dan pelayanan termasuk didalam pelayanan keperawatan.

2.2. Komunikasi interpersonalKomunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang dan lainnya ataubiasanya diantara dua orang yang apat langsung diketahui balikannya ( Muhammad, 2005 ).

Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua orang atau dalam kelompok kecil, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi oaring lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal terutama dalam keperawatan.

Komunikasi interpersonal yang sehat memungkinkan penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan, dan pertumbuhan personal.

Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi anatar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling effektif dalam upaya pengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahuitanggapan komunikator ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetauhi secara pasti apakah komunikasinya positif atau negative, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk seluas-luasnya (Sunarto, 2003)

Model jendela Johari memusatkan pada keseimbangan komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal termasuk pidato, komunikasi nonverbal, penyimpulan, paraphrase. Memiliki komunikasi interpersonal yang baik mendukung proses konseling dalam keperawatan.

Komunikasi interpersonal merupakan subjek dari beberapa disiplin dalam bidan psikologi, terutama analisa transaksional. Komunikasi ini dapat dihalangi oleh gangguan komunikasi atau oleh kesombongan, sifat malu dll.2.2.1 Klasifikasi Komunikasi Interpersonal

Redding yang dikutip Muhammad (2004,p.156-160) mengembangkan klasifikasi komunikasi interpersonal menjadi interaksi intim, percakapan sosial, interogasi atau pemeriksaan dan wawancara.

a. Interkasi intim termasuk komunikasi antara teman baik, anggota family, dan orang-orang yang sudah mempunyai ikatan emosional yang kuat.

b. Percakapan sosial/komunikasi public adalah interaksi uantuk menyenangkan seseorang sederhana. Tipe komunikasi tatao muka penting bagi pengembangan hubungan informal dalam organisasi. Misalnya dua orang atau lebih bersama-sama dan berbicara tentang perhatian, minat di luar organisasi seperti isu politik, teknologi, dan lain sebaginya.

c. Interogasi atau pemeriksaan adalah interaksi antara seseorang yang ada dalam control, yang meinta atau bahkan menuntut informasi dari yang lain. Misalnya seorang karyawan dituduh mengambil barang-barang organisasi maka atasannya akan menginterogasinya untuk mengetahui kebenaranya.

d. Wawancara adalah salah satu bentuk komunikasi interpersonal di mana dua orang terlibat dalam percakapan yang berupa Tanya jawab. Misalnya atasan yang mewawancarai bawahnnya untuk mencari informasi mengenai suatu pekerjaannya.

2.2.2 Tujuan Komunikasi InterpesonalKomunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan, diantaranya ;(Muhammad,2004,p.156-168) : menemukan Diri Sendirisalah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun oranglain.

Menemukan Dunia LuarHanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dengan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu sering kali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal.

Membentuk dan Menjaga Hubungan Yang Penuh ArtiSalah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.

Berubah Sikap dan Tingkah LakuBanyak waktu kita pergunakan untuk sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu benar atau salah. Kita banyak menggunakan waktu terlibat dalam posisi interpersonal. Untuk Bermain dan KesenanganBermain mencakup semua aktifitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktifitas kita pada waktu akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan menceritakan cerita lucu pada umunya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.

Untuk MembantuAhli-ahli kejiwaan, alhli psikologis klinis dan terapi menggunakan komunikasi interpersonal dalam kegiatan professional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil da lain sebagainya. Efektifitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang di pertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraam (equality).

2.3 Komunikasi Efektif

Keterampilan komunikasi menjadi bagian penting dalam kesuksesan seseorang dalam segala bidang kesuksesan tidak akan pernah diperoleh tanpa penguasaan keterampilan komunikasi yang efektif.

Thomas Leech mengatakan bahwa untuk membangun komunikasi yang efektif, kita harus menguasai empat keterampilan dasar dalam komunikasi, yaitu :1. Membaca

2. Menulis

3. Mendengar

4. BerbicaraStephen Covey, bahkan mengatakan bahwa komunikasi merupakan keterampilan yang penting dalm kehidupan kita. Ia juga menekannkan konsep saling ketergantungan (interdependency ) untuk menjelaskan hubungan antara manusia unsur paling penting dalam komunikasi bukan sekedar pada apa yang kita tulis atau kita katakan, tetapi lebih pada karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Covey mengusulkan lima pondasi membangun komunikasi efektif yaitu :1. Berusaha benar benar mengerti orang lain

2. Memenuhi komitmen atau janji

3. Menjelaskan harapan

4. Meminta maaf secara tulus ketika anda membuat keslahan

5. Memperlihatkan integritas pribadi

Setelah memiliki pondasi untuk membangun komunikasi yang efektif, kita juga perlu memperhatiakn apa yang oleh ahli komunikai disebut hukum komunikasi. Ada lima hukum komunikasi yang efektif yang terangkum dalam reach 1. Respect, rasa hormat dan saling menghargai2. Empati , kemampuan menempatkan didi pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang lain3. Audible, dapat didengarkan atau di mengerti dengan baik4. Clarity, pesannya yang mudah dipahami atau isis pesan mudah di mengerti5. Humble, unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai seseorang.Dengan komunikasi yang didasari dengan kelima hukum tersebut kita dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan orang lain yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan menguatkan. 2.3.1 Teknik komunikasi efektif Tidaklah mudah membuat komunikasi berjalan dengan menghasilkan kesepakatan secara utuh sesuai dengan tujuan. Karena didalam proses komunikasi selalu ada kesulitan pokok dalam mencapai tujuan. Sehingga kita harus memahami kesuliatan yang biasa muncul.Menurut Kriyoso ada empat keharusan bagi perawat dalam serangkaian komunikasi dengan klien, untuk terjalinnya komunikasi yang efektif dan mencegah adanya kesalahpahaman dalam komunikasi, yaitu :1. Pengetahuan, meskipun pasien tidak mengetahui dengan baik rencana asuhan keperawatan, namun apa bila perawat mendiskusikan dan mengajak kerja sama dengan klien tentang tahapan tahapan yang dilalui dalam proses perawatan akhirnya klien akan menaruh kepercayaan kepada perawatan yang bersangkutan karena telah meminta pendapatnya.2. Ketulusan, penampialn seorang perawat yang tulus tercermin dari sikapnya yang sederhana, mau mendengarkan keluhan klien tanpa bermasukd untuk melecehkan atau mencemoohnya

3. Semangat, semangat hidup yang tinggi dapat mempengaruhi semangat pasien, akan halnya penyakit yang diderita klien akan cepat sembuh jika nasihat atau anjuran dokter ditaati sepenuhnya.

4. Praktek, lebih luwe namun sigap serta tidak kaku dalam berbicara

2.4 komunikasi TeraupetikDalam praktik keperawatan, komunikasi merupakan sarana dalam membiana hubungan teraupetik dan komunikasi merupakan sarana untuk mempengaruhi orang lain dalam upaya mencapai kesuksesan hasil tindakan keperawatan. Komunikasi diklaim sebagai fondasi dari semua pelayanan keperawatan.

Komunikasi sangat penting karena dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pasien. Perawat sebagai salah satu profesi kesehatan yang mempunyai waktu paling lama berinteraksi dengan klien dituntut mempunyai keterampilan komunikasi yang bermakna teraupetik. Keteramplan berkomunikasi yang baik dan benar serta efektif yang berdampak teraupetik merupakan kemapuan paling penting yang harus dimiliki oleh semua tenaga pelayanan kesehatan, tertutama perawat.

Sebelum lebih dalam terlebih dahulu perlu memahami pengertian dasar komunikasi teraupetik, teraupetik adalah pengobatan.

1. Purwanto ( 1994 ), komunikasi teraupetik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan.

2. Stuart and Sundeeen ( 2002 ), teknik komunikasi teraupetik merupakan cara untuk membina hubungan ynag teraupetik dimana terjadi penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan pikiran dengan maksut untuk mempengaruhi orang lain.

3. Stuart ( 1998 ), komunikasi teraupetik merupakanhubungan interpersonal antara perawat dengan klien, dalam hal ini perawat dan klien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosiaonal klien.

4. Norhouse ( 1998 ), komunikasi teraupetik adalah kemampuan perawat untuk membantu klien beradaptasi terhadap strss, mengawaasi gangguan psikologis dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain.

5. Heri Purwanto, komunikasi teraupetik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar dan bertujuan dan kegiatannya difocuskan untuk kesembuhan pasien dan merupakan komunikasi professional yang mengarah pada tujuan untuk menyembuhkan klien

6. Mulyana ( 2000 ), komunikasi teraupetik merupakan komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi yaitu komunikasi antara orang orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesrtanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal dan nonverbal.

Dari beberapa ahli diatas dapat menympulakan bahwa, komunikasi teraupetik merupakan komunikasi yang dirancang dan direncanakan secara sadar oleh perawat dengan maksud membangun kepercayaan demi kesembuhan pasien. Melalui pengalaman bersama antara perawan dank lien bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien. Komunikasi teraupetik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk terapi. Seorang perawat ( helper ) dapat membantu klien mengatasi masalah yang dihadapi melalui komunikasi.Komunikasi teraupetik termasuk komunikasi interpersonaldengan titik tolak saling memberikan pengertian antara perawat dengan klien. Persoalan yang mendasar dari komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan antara perawat dank lien, sehingga dapat dikatagorikan ke dalam komunikasi pribadi diantara perawat dank lien, sehingga dapat dikatagorikan ke dalam komunikasi pribadi di antara perawat membantu dank lien menerima bantuan.Komunikasi teraupetik bukan pekerjaan yang bisa dikesampingkan, namun harus direncanakn, disengaja dan merupakan tindak professional. Akan tetapi, jangan sampai lupa bahwa pasien merupakan manusia dengan keberagaman latar awat dan klien belakang baik bagi klien maupun perawat yang didentifikasiakn dalam empat tindakan yang harus diambil perawat dank lien, yaitu : Tindakan diawali perawat

Respon dan reaksi dari klien

Interaksi di mana perawat dank lien mengkaji kebutuhan klien dan tujuan

Transaksi dimana hubungan timbale balik pada akhirnya dibangun untuk mencapai tujuan hubungan.Kalthner, dkk (1995 ) mengatakan bahwa komunikasi teraupetik terjadi dengan tujuan menolong pasien yang dilakukan oleh orang orang profesiaonal dengan menggunaka pendekatan personal berdasarkan perasaan dan emosi. Di dalam komunikasi teraupetik ini harus ada unsure kepercayaan. Persoalan mendasar dari komunikasi teraupetik adalah adanya saling kebutuhan antara perawat dengan klien/pasien, perawat membantu pasien menerima bantuan.2.4.1 Dasar Komunikasi Teraupetik Dalam konteks pelayanan kesehatan secara keseluruhan komunikasi teraupetikl adalah komunikasi yang terjalin dengan baik, komunikatif dan menyembuhkan atau paling tidak melegakan serta memuat pengguna merasa nyaman dan akhirnya puas.Dasar komunikasi teraupetik dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :1. Keterampilan komunikasi dasar :

MendengarKelihatan mendengar itu sesuatu yang mudah untuk di lakukan namun, mendengar dengan baik, terutama dalam konteks pelayanan kesehatan,tidaklah semudah yang dibayangankan. Beberapa kesalahan yang dilakukan orang ;

1. Mendengar hanya informasi penting dan mengabaikan informasi lainya.

2. Lebih memikirkan komentar atau pesan yang disampaikan nantinya disbanding dengan mendengarkan lawan bicara merasa sudah mendengarkan padahal pikiran ada di lain tempat.

3. Memberika respon yang berlebihan yang menunjukan bahwa seseorang atau penerima pesan berbuat baik atau seakan mendengarkan.Berikut adalah beberapa langkah agar mendengar dengan efektif:1. Aktif mendengarkan Berati berkonsentrasi ( dalam artian tidak memikirkan hal hal yang lain selain berkonsentrasi terhadap lawan bicara )

2. Mendengar dengan empatiEmpati disini bener- benar menempatkan diri dalam diri lawan bicara, baik secara pkiran ( kognitif ), perasaan ( afektif ), dan tindakan ( konatif )

3. Mendengarkan dengan terbukan Pada saat mendengarkan, hati, pikiran, perasaan dan tindakan betul betul siap untuk mendengarkan, jangan memberi pandangan atau kesimpulan terlebih dahulu

4. Mendengarkan dengan kesadaran Mendengarkan dengan kesadaran dapat dilakukan dengan konsentrasi sehingga kita mempunyai kesempatan untuk mengamati dan mendengar secara bersamaan serta bisa mendapatkan apakah yang kita dengar dan kita amati selaras.

Pembukaan pembukaan dari pengekspresiak diriPembukaan diri berarti menggali diri sendiri dan mencoba untuk mencoba untuk terbuka dengan orang lain. Adanya informas, pikiran, perasaan dan kebutuhan baik masa lalu maupun masa mendatang, serta komunikasi disini dan saat ini.

Dalam komunikasi ada empat hal yang dapat diekspresikan, yaitu : Ekspresi terhadap pengamatan Ekspresi terhadap pikiran Ekspresi terhadap pikiran Ekspresi terhadap kebutuhanDalam mengekspresikan salah satu diantara hal yang diatas ada tiga hal yang harus diperhatikan :1. kesadaran diri ( apakah yang akan anda ekspresikan, pada siapa dan apa tujuannya )

2. kesadaran akan orang lain ( bagaimana respon orang lain verbal atau nonverbal )

3. kesadaran akan tempat saat melakukan ekspresi

2. Keterampialn komunikasi lanjut Bahasa nonverbal, secara pemahaman terhadap kebudayaan dan gender2.4.2 Tujuan komunikasi teraupetikMembantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan yang efektif untuk pasien, membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri.Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat dipengaruhi oleh kualitas hubungan perawat-klien, bila perawat tidak memperhatikan hal ini, hubungan perawat dan klien tersebut bukanlah hubungan yang memberikan dampak terapeutik yang mempercepat kesembuhan klien, tetapi hubungan sosial biasa. Komunikasi terapeutik bertujuan untuk mengembangkan pribadi klien kearah yang lebih positif atau adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan klien ( suryani, 2005 ) yang meliputi:1. Realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan penghormatan diri.2. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial dan saling bergantung dengan orang lain.3. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan yang realistis.4. Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri.Sedangkan tujuan komunikasi teraupetik menurut Effendy ( 2002 ) sebagai berikut :1. Realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan kehormatan diri. Melalui komunikasi teraupetik diharapkan terjadi perubahan pada diri klien2.kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial dan saling bergantung dengan orang lain. Melalui komunikasi teraupetik, pasien diharapkan menerima dan diterima oleh orang lain3. peningkatan fungsi dan kemapuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan yang realistis. Terkadang klien menetapkan ideal diri atau tujuan yang terlalu tinggi tanpa mengukur kemampuannya4. rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri identitas personal disini termasuk status, peran, jenis kelamin5. membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan6. mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya7. mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiriTujuan komunikasi teraupetik adalah untuk membina hubungan interpersonal antara perawat dan klien, dalam membantu mengurangi beban perasaan pikiran yang diderita klien, demi kesembuhan klien itu sendiri.2.4.3 Prinsip Dasar Komunikasi TerapeutikKomunikasi terapeutik meningkatkan pemahaman dan membantu terbentuknya hubungan yang konstruktif diantara perawat dan klien. Tidak seperti komunikasi sosial, komunikasi terapeutik mempunyai tujuan untuk membantu klien mencapai suatu tujuan dalam asuhan keperawatan. Oleh karenanya sangat penting bagi perawat untuk memahami prinsip dasar komunikasi terapeutik berikut ini;1. Hubungan perawat dan klien adalah hubungan terapeutik yang saling menguntungkan, didasarkan pada prinsip humanity of nurses and clients. Hubungan ini tidak hanya sekedar hubungan seorang penolong (helper/perawat) dengan kliennya, tetapi hubungan antara manusia yang bermartabat (Dult-Battey,2004).

2. Perawat harus menghargai keunikan klien, menghargai perbedaan karakter, memahami perasaan dan perilaku klien dengan melihat perbedaan latar belakang keluarga, budaya, dan keunikan setiap individu.

3. Semua komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi maupun penerima pesan, dalam hal ini perawat harus mampu menjaga harga dirinya dan harga diri klien.

4. Komunikasi yang menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya (trust) harus dicapai terlebih dahulu sebelum menggali permasalahan dan memberikan alternatif pemecahan masalah (Stuart,1998). Hubungan saling percaya antara perawat dan klien adalah kunci dari komunikasi terapeutik.2.4.4 Hubungan Perawat dan Klien/Helping RelationshipSalah satu karakteristik dasar dari komunikasi yaitu ketika seseorang melakukan komunikasi terhadap orang lain maka akan tercipta suatu hubungan diantara keduanya, selain itu komunikasi bersifat resiprokal dan berkelanjutan. Hal inilah yang pada akhirnya membentuk suatu hubungan helping relationship. Helping relationship adalah hubungan yang terjadi diantara dua (atau lebih) individu maupun kelompok yang saling memberikan dan menerima bantuan atau dukungan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sepanjang kehidupan. Pada konteks keperawatan hubungan yang dimaksud adalah hubungan antara perawat dan klien. Ketika hubungan antara perawat dan klien terjadi, perawat sebagai penolong (helper) membantu klien sebagai orang yang membutuhkan pertolongan, untuk mencapai tujuan yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar manusia klien.Menurut Roger dalam Stuart G.W ( 2002 ), ada beberapa karakteristik seorang helper (perawat) yang dapat memfasilitasi tumbuhnya hubungan yang terapeutik, yaitu:

1. Kejujuran Kejujuran sangat penting, karena tanpa adanya kejujuran mustahil bisa terbina hubungan saling percaya. Seseorang akan menaruh rasa percaya pada lawan bicara yang terbuka dan mempunyai respons yang tidak dibuat-buat, sebaliknya ia akan berhati-hati pada lawan bicara yang terlalu halus sehingga sering menyembunyikan isi hatinya yang sebenarnya dengan kata-kata atau sikapnya yang tidak jujur (Rahmat, J.,1996 dalam Suryani,2005).

Sangat penting bagi perawat untuk menjaga kejujuran saat berkomunikasi dengan klien, karena apabila hal tersebut tidak dilakukan maka klien akan menarik diri, merasa dibohongi, membenci perawat atau bisa juga berpura-pura patuh terhadap perawat.

2. Tidak membingungkan dan cukup ekspresifDalam berkomunikasi dengan klien, perawat sebaiknya menggunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh klien dan tidak menggunakan kalimat yang berbelit-belit. Komunikasi nonverbal perawat harus cukup ekspresif dan sesuai dengan verbalnya karena ketidaksesuaian akan menimbulkan kebingungan bagi klien.

3. Bersikap positifBersikap positif terhadap apa saja yang dikatakan dan disampaikan lewat komunikasi nonverbal sangat penting baik dalam membina hubungan saling percaya maupun dalam membuat rencana tindakan bersama klien.

Bersikap positif ditunjukkan dengan bersikap hangat, penuh perhatian dan penghargaan terhadap klien. Untuk mencapai kehangatan dan ketulusan dalam hubungan yang terapeutik tidak memerlukan kedekatan yang kuat atau ikatan tertentu diantara perawat dan klien akan tetapi penciptaan suasana yang dapat membuat klien merasa aman dan diterima dalam mengungkapkan perasaan dan pikirannya (Burnard,P dan Morrison P,1991 dalam Suryani,2005).

4. Empati bukan simpatiSikap empati sangat diperlukan dalam asuhan keperawatan, karena dengan sikap ini perawat akan mampu merasakan dan memikirkan permasalahan klien seperti yang dirasakan dan dipikirkan klien (Brammer,1993 dalam Suryani,2005).

Dengan bersikap empati perawat dapat memberikan alternative pemecahan masalah karena perawat tidak hanya merasakan permasalahan klien tetapi juga tidak berlarut-larut dalam perasaaan tersebut dan turut berupaya mencari penyelesaian masalah secara objektif.

5. Mampu melihat permasalahan dari kacamata klienDalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berorientasi pada klien (Taylor, Lilis dan Le Mone, 1993), oleh karenaya perawat harus mampu untuk melihat permasalahan yang sedang dihadapi klien dari sudut pandang klien. Untuk mampu melakukan hal ini perawat harus memahami dan memiliki kemampuan mendengarkan dengan aktif dan penuh perhatian.

Mendengarkan dengan penuh perhatian berarti mengabsorpsi isi dari komunikasi (kata-kata dan perasaan) tanpa melakukan seleksi. Pendengar (perawat) tidak sekedar mendengarkan dan menyampaikan respon yang di inginkan oleh pembicara (klien), tetapi berfokus pada kebutuhan pembicara. Mendengarkan dengan penuh perhatian menunjukkan sikap caring sehingga memotivasi klien untuk berbicara atau menyampaikan perasaannya.

6. Menerima klien apa adanyaSeorang helper yang efektif memiliki kemampuan untuk menerima klien apa adanya. Jika seseorang merasa diterima maka dia akan merasa aman dalam menjalin hubungan interpersonal (Sullivan, 1971 dalam Antai Ontong, 1995 dalam Suryani, 2005). Nilai yang diyakini atau diterapkan oleh perawat terhadap dirinya tidak dapat diterapkan pada klien, apabila hal ini terjadi maka perawat tidak menunjukkan sikap menerima klien apa adanya.

7. Sensitif terhadap perasaan klienSeorang perawat harus mampu mengenali perasaan klien untuk dapat menciptakan hubungan terapeutik yang baik dan efektif dengan klien. Dengan bersikap sensitive terhadap perasaan klien perawat dapat terhindar dari berkata atau melakukan hal-hal yang menyinggung privasi ataupun perasaan klien.8. Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri perawat sendiriPerawat harus mampu memandang dan menghargai klien sebagai individu yang ada pada saat ini, bukan atas masa lalunya, demikian pula terhadap dirinya sendiri.2.4.5 Sikap Dalam Melakukan Komunikasi TerapeutikEgan (1998) dalam Kozier,et.al (2004), telah menggambarkan lima cara yang spesifik untuk menunjukkan kehadiran secara fisik ketika melaksanakan komunikasi terapeutik, yang ia definisikan sebagai sikap atas kehadiran atau keberadaan terhadap orang lain atau ketika sedang berada dengan orang lain. Berikut adalah tindakan atau sikap yang dilakukan ketika menunjukkan kehadiran secara fisik :1. Berhadapan dengan lawan bicara Dengan posisi ini perawat menyatakan kesiapannya (saya siap untuk anda).

2. Sikap tubuh terbuka; kaki dan tangan terbuka (tidak bersilangan)Sikap tubuh yang terbuka menunjukkan bahwa perawat bersedia untuk mendukung terciptanya komunikasi.

3. Menunduk/memposisikan tubuh kearah/lebih dekat dengan lawan bicaraHal ini menunjukkan bahwa perawat bersiap untuk merespon dalam komunikasi (berbicara-mendengar).

4. Pertahankan kontak mata, sejajar, dan naturalDengan posisi mata sejajar perawat menunjukkan kesediaannya untuk mempertahankan komunikasi.

5. Bersikap tenangAkan lebih terlihat bila tidak terburu-buru saat berbicara dan menggunakan gerakan/bahasa tubuh yang natural.Selain hal hal di atas sikap teraupetik juga dapat teridentifikasi melalui perilaku nonverbal. Struart dan Sundeen ( 2002 ), mengatakan ada lima katagori komunikasi nonverbal, yaitu :1. Isyarat vokal, yaitu isyarat paralinguistik termasuk semua kualitas bicara nonverbal misalnya tekanan suara, kualiatas suara, tertawa, irama dan kecepatan bicara

2. Isyarat tindakan, yaitu semua gerakan tubuh termasuk ekspresi wajah dan sikap tubuh

3. Isyarat objek, yaitu objek yang digunakan secara sengaja atau tidak sengaja oleh seseorang seprti pakaian dan benda pribadi lainnya.

4. Ruang memberikan isyarat tentang kedekatan hubungan antara dua orang. Hal ini didasarkan pada norma norma sosial budaya yang dimiliki

5. Sentuhan, yaitu fisik antara dua orang merupakan komunikasi nonverbal yang paling personal. Respon tindakan ini sangat dipengaruhi oleh tatanan dan latar belakang budaya, jenis hubungam, jenis kelamin, usia dan harapan.2.4.6 Teknik komunikasi teraupetikParadigma keperawatan mengenai klien adalah bahwa klien adalah individu yang unik, tiap klien tidak sama oleh karena itu diperlukan penerapan teknik komunikasi yang berbeda pula. Ada dua persyaratan dasar untuk untuk komunikasi efektif yang terupetik ( Stuart dan Sundeen, 2002 ) yaitu :1. Semua komunikasi harus ditunjukan untuk menjaga harga diri pemberi maupun penerima pesan

2. Komunikasi yang menciptakan saling pengertian harus dilakukan lebih dahulu sebelum memberi saran, informasi maupun masukanTeknikUraiansikapcontoh

Mendengarkan Menerima informasi secara aktif dan memperhatikan respon klien Selama klien berbicara perawat mengikuti apa yang dibicarakan dengan penuh perhatian kemudian apa yang akan terjadi?

Pertanyaan terbuka Suatu teknik untuk membuka pembicaraanMenanyakan hal yang ringanbagaimana perasaan anda saat ini

MengulangMengulang pokok pikiran klien yang diungkapkan dengan kata kataMengulang kata kata klien memberikan dan berharap komunikasi di lanjutkan kamu mengatakan bahwa kamu ditinggal ibumu saat usia 5 tahun?

Klarifikasi Menjelaskan kembaliide, pikiran klien yang tidak jelas atau meminta klien untuk menjelaskan maksudnyaDilakukan jika perawat ragu,tidak jela, tidak mendengar dapatkah anda menjelaskan kembali tentang....

Identifikasi temaPokok yang mendasari masalah / persoalan yang sering munculMngekspresikan kepedulian terhadap klienSaya lihat dari semua keterangan yang anda jelaskan anda telah disakiti. Apakah hal ini yang melatar belakangi masalahnya?

DiamBiasanya dilakukan setelah mengajukan pertanyaan dan bertujuan memberi kesempatan pada klien berfikir dan memotivasi klien untuk berbicaraMenunggu jawabanIni bukan komunikasi yang teraupetik

Refleksi Mengembalikan kepada klien segala ide klien, perasaan, pertanyaan, dan isinya agar klien menyadari dan dapat mengambil keputusanMenganjurkan klien untuk menerima dan mengungkapkan ide dan perasaannya bagaimana menurutmu?

Focus Membantu klien bicara sesuai dengan yang dipilih, sesuai tujuan spesifik, lebih jelas dan focus pada realitaMemberi kesempatan pada klien untuk membahas masalah inti hal ini nampaknya penting, nanti kita bicarakan lebih dalam lagi :

Membagi persepsi Menanyakan pada klien untuk menguji pengertian perawat tentang yang ia fikir dan rasakanKetika perawat merasakan perbedaan respon verbal dan non verbalAnda tersenyum, tetapi mata anda berkca kaca

Informing Memberi informasi dan fakta untuk pendidikan kesehatan Mengidentifikasi masalah inti yang terjadi agar dapat diselesaikan saya check terlebih dahulu kondisi anda

Sugesti Memberi alter natif ide untuk pemecahan masalah Memberi cara pandang klien berfikir dari sudut negatifnya kalau hal ini di diamkan berlarut larut akan lebih sulit di perbaikinya

Humor Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran , menyegarkan suasana, menurunkan agresiHarus dapat membaca suasana dan kondisi apa yang akan terjadi saya fikir orang yang mengantar mu kesini adalah pacarmu

Menyatakan hasil Perawat menguraikan kesan non verbalMenginformasikan hasil pemeriksaanAnda terlihat tegang

Meringkas Pengulangan ide utama yang telah dikomunikasiakna secara singkatMenginformasikan secara tenang saya ulang hasil pemeriksaan tadi yaa

Memberi penghargaan Keuntungan psikologis klien saat berhadapan dengan perawatDiungkapkan dengan verbal atau nonverbal Bapak nampak cocok menggunakan baju biru

Menganjurkan meneruskan pembicaraan Memberi kesempatan pada klien untuk mengarahkan hampir seluruh pembicaraanMenggunakan ekspresi yang perhatianLantjut.... kemudian..... lalu....

2.4.7 Dimensi komunikasi teraupetikMenurut Benerson dalam Stuart ( 2002 ) bahawa secara psikologis perawat hadir dalam dua dimensi penting yaitu, dimensi respos dan dimensi tindakan. Dimensi ini berjalan bersamaan dalam proses penyembuhan pasien. Dimensi responSikap perawat secara psikologis dalam melakukan aktivitas komunikasi dengan klien disebut dimensi respon. Prosen komunikasi antara klien dan perawat tentu menimbulkan respon yang bermacam - macam. Ketka perawat memberikan respon negatif kepada pasien maka dengan sendirinya klien akan memberikan respon negatif terhadap perawat. Maka sebaliknya jika perawat memberikan respon positif maka klien akan memberikan respon kepercayaan terhadap perawat.Oleh karena itu dimensi respon yang harus dimiliki oleh perawat adalah sebagai berikut;1. KesejatianPengiriman pesan pada orang lain tentang gambaran diri kita yang sebenarnya. Kesejatian di pengruhi oleh : Kepercayaan diri, kepercayaan diri yang tinggi akan menunjukan keadaan yang tidak nyaman saat kesejatiannya ditampilkan akan mengakibatkan resiko tertentu

Persepsi terhadap orang lain, Apabila orang lain memiliki kekuatan lebih besar untuk menguasai kita maka akam mempengaruhi bagaimana kita menampilkan diri kita yang sebenarnya

LingkunganTempat dan waktu yang terbatas akan sulit menunjukan siapa diri dia yang sebenaranya

2. Empati Kemampuan menempatkan diri kita pada diri orang lain, bahwa kita telah memahami bagaimana perasaan orang lain Beberapa aspek dari empati antara lain :

1. aspek mental

kemampuan melihat dunia orang lain, dengan menggunakan paradigma orang lain tersebut. Memahami orang tersebut secara emosiaonal dan intelektual.

2. verbal Kemampuan mengungkapkan secara verbal pemahaman terhadap perasan dan alasan reaksi emosiklien3. aspek nonverbalKemampuan menunjukan empati dengan kehangatan dan kesejatian, misalnya mimik muka, dahi yang rilex. Kontak mata yang natural.

3. Respek / hormat Mempunyai pengertian yang menunjukan kepedulian / perhatian, rasa suka dan menghargai klien . perawat menghargai klien seorang yang bernilai dan menerima klien tanpa syarat ( Stuart, 2002 ).4. KonkretPerawat menggunakan terminilogi yang konkret bukan abstrak pada saat mendiskusikan dengan klien mengenai perasaan, pengalaman, tingkah lakunya guna menjelaskan dengan akurat mengenai masalah klien. Dimensi tindakanDimensi tindahan beriringan dengan dimensi respon saat pelaksanaanya dengan baik saat psikologi klien dengan psikologi perawat menyatu. Rasa kepercayaan pasien sudah terbentuk dengan demikian tindakan perawat dalam melakukan pertolongan tidak mengalami hambatan yang signifikan.

Setidaknya ada lima hal yang penting dalam dimensi tindakan seperti yang diutarakan ( Struart, 2002 )diantaranya :

1. konfrontasi Proses interpersonal yang digunakan oleh perawat untuk memfasilitasi, memodifikasi dan perluasan dari gambaran diri orang lain. Tujuanya adalah agar orang lain sadar adanya ketidaksesuaian pada dirinya dalam hal perasaan tingkah laku dan kepercayaan

2. kesegaranKesegaran mempunyai konotasi sebagi sensitivitas perawat pada perasaan klien dan kesedihan untuk mengatasi perasaan diri pada mengacuhkannya.

3. membuka diri Membuat orang lain tau tentang pikiran, perasaan dan pengalaman pribadi kita. Engan cara mendengar, empati, mebuka diri dan mengecek

4. emosional katartisTerjadi pada saat kllien didorong untuk membicarakan hal hal yang sangat mengganggunya untuk mendapatkan efek teraupetik ( stuart, 2002 )

5. bermain peran Mencoba akan situasi baru dalam lingkungan yang aman.2.4.8 Perinsip komunikasi teraupetik Menurut Suryani, perinsip komunikasi teraupetik, sebagai berikut; 1. Tindakan untuk membangkitkan situasi tertentu untuk meningkatkan penghayatan klien ke dalam hubungan manusia dan memperdalam kemampuannya untuk melihat situasi dari sudut pandang lain an juga memperkenalkan klien untuk mencHubungan perawat dan klien saling menguntungkan2. Perawat harus menghargai keunikan klien3. Perawat harus mampu menjaga harga dirinya dan harga diri klien.4. Komunikasi yang menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya (trust)

Perinsip komunikasi menurut Pruwanto, sebagai berikut ;1. Klien harus merupakan fokus utama dari interaksi2. Tingkah laku professional3. Membuka diri4. Hubungan sosial dengan klien harus dihindari5. Kerahasiaan klien harus dijaga6. Kompetensi intelektual harus dikaji untuk menentukan pemahaman7. Implementasi intervensi berdasarkan teori8. Memelihara interaksi yang tidak menilai9. Beri petunjuk klien untuk menginterprestasikan kembali pengalamannya secara rasional2.4.9 Komunikasi verbal dan nonverbal Komunikasi verbal Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Kata kata adalah alat atau simbol yang dipaki untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional atau menguraikan objek, obeservasi dan ingatan ( Struart, 2002 ).Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata kata harus disusun dan dirangkaikan supaya memberi arti. Menurut Larry L.Barker, bahasa mempunyai tiga fungsi yaitu :1. Penamaan ( labelling ), merujuk pada usaha mengidentifikasikan objek, tindakan atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi

2. Fungsi interaksi, menekankan berbagai gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemrahan dan kebingungan

3. Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain, inilah yang disebut fungsi transmisi dari bahasaKeuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitumemungkinkan tiap individu untuk merespon secara langsung. Komunikasi verbal yang efektif harus meliputi :1. Kejelasan, komunikasi yang efekfit harus sederhana, pendek, dan langsung

2. Perbendaharaan kata, komunikasi tidak akan berhasil, jika pengiriman pesan tidak mampu menerjemahkan kata dan ucapan

3. Arti denotative dan konotatif, pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan pikiran atau perasan atau ide yang terdapat dalam satu kata

4. Selaan dan kecepatan bicara, kecepatan dan tempo bicara yang tepat turut menentukan keberhasilan komunikasi verbal

5. Waktu dan relevansi, waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap pesan

6. Humor, Dugan mengatakan, bahwa tertawa membantu mengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stres dan meningkatkan keberhasilan perawat dalam meberikan dukungan emosional terhadap klien.

Komunikasi nonverbalKomunikasi nonverbal adalah komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan katat kata. Contoh komunikasi nonverbal adalah menggunakan gerakan isyarat, bahas tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata. Penggunaan objek seperti pakaian, gaya potongan rambut, dan sebagainya. Simbol simbol serta cara berbicara, gaya emosi dan gaya berbicara. Jenis jenis komunikasi nonverbal1. MetakomunikasiAdalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan pengirima terhaadap pendengar. Contoh, tersenyum ketika sedang marah2. Komunikasi objek Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian.3. SentuhanBetuk komunikasi menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasan dari orang yang melakukan sentuhan, misalnya sentuhan di punggung, mengelus elus, pukulan dll.4. KronemikAdalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal5. Gerakan tubuhDigunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya.6. VokalikUnsur nonverbal dalam suatu ucapan yaitu, gaya bicara.2.4.10 Tahapan komunikasi teraupetik 1. tahapan persiapan Tahapan persiapan/prainteraksi adalah masa persiapan sebelum berhubungan dan berkomunikasi dengan klien, dalam hal ini pasien. Tujuan : mengurangi kecemasan yang dapat mengganggu interaksi dengan pasien.

Tugas perawat :1) Menggali perasaan2) Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya3) Mencari informasi tentang pasien4) Merancang strategi pertemuan dengan pasien2. Tahap perkenalan

Tujuan : Memvalidasi keakuratan data dan rencana yang telah dibuat dengan keadaan pasien saat ini serta mengevaluasi tindakan yang lalu.

Peran utama perawat : 1) Memberikan situasi lingkungan yang peka2) Menunjukkan penerimaan3) Membantu pasien mengekspresikan perasaan Tugas perawat :1) Membina rasa saling percaya, menerima dan terbuka2) Membuat kesepakatan dengan pasien3) Mengidentifikasi masalah pasien4) Merumuskan tujuan dan mengingatkan kesepakatan3. Tahap kerja Perawat melakukan active listening, mendorong pasien mengungkapkan perasaan dan pikiran, mampu menganalisis perubahan respon pasien (verbal dan nonverbal). Tugas Perawat :1) Mengklarifikasi dan mengidentifikasi masalah2) Menggali alternatif pemecahan masalah3) Memfasilitasi perubahan perilaku pasien4) Memfasilitasi pasien untuk bertindak4. Tahap terminasi

Terminasi sementaraAkhir dari tiap pertemuan perawat dengan pasien Terminasi akhirPerawat telah meyelesaikan proses keperawatan secara keseluruhan Tugas Perawat :1) Evaluasi objektif2) Evaluasi subjektf3) Menyepakati tindak lanjut4) Membuat janji untuk pertemuan berikutnya2.4.11 Komunikasi teraupetik sebagi tanggung jawab moral perawatPerawat harus memiliki tanggung jawab moral yang tinggi didasari atas sikap peduli dan penuh kasih sayang serta perasaan ingin membantu orang lain untuk tumbuh dan berkembang. Watson ( 1979 ) menyatakan bahwa huumanity care terdiri dari upaya untuk melindungi, meningkatkandan menjaga / mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan pengendalian diri. sesungguhnya setiap orang diajarkan oleh Allah untuk menolong sesama yang memerlukan bantuan. Perilaku menolong sesama ini perlu dilatih dan dibiasakan sehingga akhirnya menjadi bagian dari kepribadian. Budi pekerti dalam keperawatanPola komunikasi dalam keperawatan, hendaklah budi pekerti dan etika berkomunikasi dijadikan pendorong kekuatan dalam menjalankan tugas setiap hari. Kejujuran Untuk keberhasialn suatu pekerjaan tergantung pada manusia yang jujur dalam menjalankannya. Lebih lebih pekerjaan dirumah sakit yang hidup mati eseorang tergantung pada hal yang remeh saja.. orang yang jujur dapat menjamin kekekalan persahabatan, keberesan pekerjaan dan kehormatan.

Jujur dalam kelakuan dan tindakan serta pembicaraan adalah penting bagi klien dan lingkungannya.

Kejujuran dalam keperawatan dibagi menjadi tiga yaitu ;

1. jujur terhadap pekerjaan, misalnya mengenai pengobatan, laporan laporan yang berhubungan dengan keadaan pasien

2. jujur terhadap lingkungan, jujur untuk tidak menggunakan barang orang lain karena pekerjaan perawat berhubungan dengan orang banyak, kerana ini dapat menjadi tolak ukur penilaian terhadap rumah sakit itu sendiri

3. jujur dalam perkataan, tidak membohongi klien, melaporkan hal yang sebenarnya kepada atasan mengenai klien dengan benar. Tidak menceritakan kejelekan orang lain atau mengadu domba.2.4.12 Hambatan komunikasi teraupetikMenurut ( Hamid , 1998 )dalam hal kemajuan hubungan perawat dan klien terdiri dari tiga jenis utama :1. reistensUpaya klien untuk tetap tidak menyadari aspek penyabab ansietas ( cemas berlebihan ) yang dialaminya. Resisten merupakan keengganan alamiah atau penghindaran , resisten merupakan akibat dari ketidaksediaan klien untuk berubah ketika kebutuhan untuk berubah telah dirasakan. Perilaku ini dirasakan pada fase kerja karena di fase ini lah proses penyelesaian masalah.

2. transferens Respons tidak sadar dimana klien mengalami perasan dan sikap terhadap perawat yang pada dasranya yang terkait dengan tokoh di dalam kehidupan masa lalunya. Sifat yang paling menonjol adalah ketidaktepatan respon klien dalam intensitas dan penggunaan mekanisme pertahanan pengisaran yang meladaptif. Ada dua jenis utama reaksi, bermusuhan dan tergantung.

3. kontertransferensKebutuhan teraupetik yang dibuat oleh perawat bukan oleh klien. Hal ini merujuk pada respon emosional spesifik oleh perawat terhdap klien yang tidak tepat dalam isi maupun konteks hubungan teraupetik atau ketidak tepatan dalam intensitas emosi. Reaksi ini biasanya slah satu dari jenis reaksi, sangat mencintai, sangat bermusuhan atau membenci dan reaksi sangat cemas yang paling sering digunakan sebagai respon terhadap resisten klien. Untuk mengatasi hambatan teraupetik , perawat harus siap untuk mengungkapkan perasaan emosionalnya yang sangat kuat dalam konkeks hubungan perawat dan klien ( Hamid, 1998 )Awalnya perawat harus memiliki pengetahuan tentang hambatan komunikasi teraupetik dan mengenali perilaku yang emnunjukan adanya hambatan . latar belakang perilaku digali baik klien maupun perawat bertanggung jawab terhadap hambatan teraupetik dan dampak negatif pada proses teraupetik.

Proposal metode kualitatif